2. PENGERTIAN BIOREMEDIASI
Bioremediasi adalah salah satu konsep pengendalian
lingkungan dengan menggunakan agen hayati maupun
hasil metabolism kehidupannya untuk memperbaiki
kualitas yang buruk sehingga dapat digunakan secara
optimal dan ditingkatkan produktivitasnya.
3. JURNAL BIOREMEDIASI DALAM BUDIDAYA
PERIKANAN
Judul : PENGGUNAAN SISTEM BIOREMEDIASI PADA MEDIA
BUDIDAYA IKAN SIDAT (Anguilla sp)
Penulis : Nawawi
Latar belakang penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh komponen
(bakteri) probiotik terhadap laju pertumbuhan ikan sidat (Anguilla sp)
pada stadium glass eels. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli
2011 di Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Kecamatan Mandalle,
Kabupaten Pangkep. Jenis bakteri yang digunakan sebagai komponen
probiotik uji adalah Azotobacter 25 x 106 -105 , Bacillus sp3,5 x 107 -104
cfu/ml; Pseudomonas sp 7,0 x 105 - 104 cfu/ml; Azospirillum 3,0 x 107 -
105 cfu/ml; Cythophaga sp 1,5 x 104 -103 cfu/ml (Biobost).
4. Metode penelitian probiotik tersebut ditambahkan ke dalam air media
pemeliharaan. Percobaan dilakukan dalam wadah akuarium berukuran 30
x 40 x 40 cm3 dengan ketinggian air 30 cm pada setiap wadah dan
tempatkan secara acak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap dengan 4 (empat) perlakuan yang masing-masing 3 (tiga) kali
ulangan
Setelah dipelihara selama 45 hari, kelangsungan hidup ikan sidat uji
tertinggi diperoleh pada perlakuan D (48,3%) diikuti oleh perlakuan C
(42,3%) dan perlakuan B (32,0%) dan terendah pada perlakuan tanpa
penambahan komponen probiotik (A) yaitu 9,1% (Tabel 1.) dan Gambar
1. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan D merupakan
perlakuan dengan nilai kelangsungan hidup ikan sidat uji yang tertinggi,
namun tidak berbeda nyata pada perlakuan C. Perlakuan B berbeda
nyata dengan perlakuan C, dan perlakuan D, sedangkan perlakuan A
berbeda nyata dengan semua perlakuan (Tabel 1).
5. Setelah dipelihara selama 45 hari, kelangsungan hidup ikan sidat uji tertinggi
diperoleh pada perlakuan D (48,3%) diikuti oleh perlakuan C (42,3%) dan
perlakuan B (32,0%) dan terendah pada perlakuan tanpa penambahan komponen
probiotik (A) yaitu 9,1% (Tabel 1.) dan Gambar 1. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa perlakuan D merupakan perlakuan dengan nilai
kelangsungan hidup ikan sidat uji yang tertinggi, namun tidak berbeda nyata pada
perlakuan C. Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan C, dan perlakuan D,
sedangkan perlakuan A berbeda nyata dengan semua perlakuan (Tabel 1).
6. Kesimpulan : Pengunaan komponen probiotik (Biobost) sebagai
komponen bioremediasi pada media budidaya ikan sidat uji pada taraf
berbeda berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan sidat (Anguilla
sp).
Komponen probiotik pada taraf 15 ml/L memperlihatkan tingkat
kelangsungan hidup ikan sidat uji tertinggi (48,3%) kemudian diikuti
perlakuan 10 ml/L (42,3%), perlakuan 5 ml/L (32,0%) dan yang paling
rendah adalah tanpa pemberian komponen probiotik (9,1 %)
Komponen probiotik Biobost berfungsi sebagai komponen bioremediasi
sehingga dapat mereduksi gas - gas beracun dalam air media
pemeliharaan ikan sidat uji.
7. JURNAL 2
Judul : PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM BIOREMEDIASI DENGAN
PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP
PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)
Penulis : Yuda Saniswan, Hastiadi Hasan, Tuti Puji Lestari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi probiotik pada perlakuan
budidaya ikan mas, serta mendapatkan dan mengetahui nilai perlakuan dosis
probiotik yang terbaik terhadap pengaruh laju pertumbuhan benih ikan mas
Rancangan penelitian terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan yaitu:
tanpa probiotik, probiotik 0,5 ml/ 5liter air; probiotik 1 ml/ 5liter air dan
probiotik 1,5 liter/ 5liter air. Variable penelitian terdiri dari laju pertumbuhan
spesifik, efisiensi pakan dan kelangsungan hidup ikan.
8. Selama pemeliharaan, pemberian pakan ikan mas dilakukan dengan
frekuensi tiga kali yaitu pada pukul 08.00 pagi, 12.00 siang dan 16.00 sore.
Pakan yang diberikan sejumlah 5% dari berat tubuh ikan, mengacu pada
Purnomo (2012). Pemberian probiotik diberikan langsung ke dalam perairan
tanpa dicampur dengan pakan. Pemberian jenis probiotik diberikan langsung
dengan dosis sesuai pada perlakuan. Pemeliharaan ikan mas dilakukan
selama 45 hari. Pengamatan dilakukan setiap hari. Pengambilan sampel air
untuk pengukuran amoniak dan nitrit dilakukan pada awal setelah benih
ditebar, selanjutnya setiap tujuh hari sekali untuk mengetahui fluktuasi
ammonia dan nitrit dalam media pemeliharaan. Untuk pengukuran suhu dan
DO (Disolved Oxygen) dilakukan setiap pagi dan sore hari selama
pemeliharaan.
9. Hasil :
A. Laju pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate) benih ikan mas selama
penelitian
Pertumbuhan spesifik pada perlakuan D dengan penambahan dosis probiotik
1,5 ml/L dengan nilai rata-rata 5,74% lebih tinggi dari beberapa perlakuan;
perlakuan C dengan penambahan dosis 1ml/L dengan nilai rata-rata 5,03%
dan perlakuan B penambahan dosis 0,5ml/L dengan dengan nilai rata-rata
4,89% dan A Kontrol dengan dengan nilai rata-rata 4,51%. Sedangkan rata-
rata laju pertumbuhan spesifik yang paling rendah yaitu perlakuan A Kontrol
sebesar 4,51%. Dosis yang terbaik untuk pertumbuhan benih ikan mas
berdasarkan rata-rata laju pertumbuhan berat spesifik yaitu perlakuan D
dengan penambahan dosis probiotik 1,5 ml/L.
10. B. Efisiensi pakan benih ikan mas selama penelitian
Dari data rata-rata nilai efisiensi pakan benih ikan mas selama pemeliharaan
kemudian diuji normalitasnya. Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan
lilifort diperoleh nilai L hitung maksimum 0,22. Nilai L hitung maksimum (0,22)
lebih kecil atau sama dengan dibandingkan dengan nilai L tabel 5% (0,22)
maupun nilai L tabel 1% (0,26). L hitung < L tabel dinyatakan data
berdistribusi normal.
11. C. Kelangsungan hidup benih ikan mas selama penelitian
Pada table tabel 4 menunjukkan tingkat kelangsungan hidup (SR) yang
rendah pada perlakuan A sebesar 50,0%. Sedangkan tingkat kelangsungan
hidup (SR) yang tinggi pada perlakuan D sebesar 80,5%. Untuk perlakuan A
sebesar 50,0% dan B sebesar 58,3% mempunyai tingkat persentase
kelangsungan hidup di bawah perlakuan C yaitu 75,0%, persentase
kelangsungan hidup yang terendah terdapat pada perlakuan A dan B yang
berbanding dengan persentase tertinggi pada perlakuan C yang berbeda
nyata dengan perlakuan A,B dan D.
12. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh analisa pertumbuhan spesifik
benih ikan mas yang terbaik yaitu pada dosis 1,5ml/5L dengan nilai rata-
rata 5,74%, dengan nilai rata-rata efisiensi pakan adalah 63,24% dan
diduga bahwa manfaat probiotik pada ikan memiliki fungsi protektif yaitu
kemampuan bakteri untuk menghambat bakteri patogen dalam saluran
pencernaan, dapat meningkatkan sistim imun ikan sebagai fungsi dari
probiotik sehingga mempengaruhi kelangsungan hidup ikan yaitu dengan
nilai rata-rata 80,5%.