SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
z
[Pick the date]
Herdiansyah ashar Mubarak
Nim:17010101118
2
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT., atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Baginda Rasulullah, Muhammad Saw. atas
bimbingannya kepada kita semua untuk senantiasa berada pada
jalan kebajikan, jalan islam yang mulia. Dalam kesempatan ini,
Penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen
Mata Kuliah, teman-teman karena dengan bantuan dan
arahannya Penulis termotivasi dan mendapatkan gambaran yang
inspiratif dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.Teman-
teman kelas juga memberikan kontribusi tersendiri dalam
penyelesaian makalah ini, untuk itu Penulis pun hendaknya
mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya.
Dalam penulisan makalah ini, Penulis mencoba
menguraikan berbagai hal yang berkaitan dengan system belajar
jarak jauh dalam dunia pendidikan yang mencakup pada
pengertian system belajar jarak jauh dan apa itu Contextual
Teaching and Learning (CTL). Penulis sangat menyadari
akanterterbatasan dan kekurangan wawasan dan ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena demikian, Penulis
sangat mengharapkan kontribusi kritik dan saran dari rekan-
3
rekan pembaca yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan
makalah ini bahkan penyempurnaan makalah-makalah yang akan
disusun selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua demi menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kita semua.Amin.
Kendari , November
Penulis
.
4
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................
A. Latar Belakang................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.........................................................8
C. Tujuan.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................
A. Pengertian Sistem Belajar Jarak Jauh.......................... 7
B. Hakekat Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh.............. 7
C. Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh................. 7
D. Perkembangan Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh... 9
E. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh...11
F. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning
(CTL)... 12
G. Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching Learning
(CTL).....................13
5
H. Kelebihan & Kekurangan Contextual Teaching And
Learning........................ 13
BAB III
PENUTUP.....................................................................................
......
A. Kesimpulan
.................................................................................................. 19
B.
Saran..............................................................................................
............... 20
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................
..... 21
BAB I
PENDAHULUAN
6
A. Latar Belakang
Persoalan pendidikan bukanlah lagi masalah yang harus
diselesaikan oleh satu pihak saja namun harus menjadi pola pikir
banyak pihak, tetapi bukan berarti semua pihak juga ikut
memutuskan masalah pendidikan ini.Karena jika semua ikut
memutuskan maka “centangprenanglah” dunia pendidikan
Indonesia. Banyak hal yang harus diselesaikan dalam tubuh
pendidikan itu sendiri, terutama tuntutan atas peran strategis
pendidikan sebagai suatu pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk mewujudkan pencerdasan kehidupan bangsa,
telah mendorong tumbuhnya berbagai inovasi dalam sistem
pendidikan.
Usaha pembangunan pendidikan dengan cara-cara yang
konvensional seperti membangun gedung-gedung sekolah dan
mengangkat guru baru, hal ini tidak lagi dapat dipandang sebagai
langkah yang mampu memecahkan masalah
pendidikan.Pembaharuan pendidikan tidak mungkin lagi dapat
dilakukan dengan cara-cara yang lama dengan menggunakan
metode yang lama. Seiring dengan perkembangan di banyak
bidang yang cenderung tidak menentu, tuntutan akan
peningkatan kualitas sumber daya manusia semakin muncul
kepermukaan.
7
Kedudukan strategis, baik disektor umum maupun
swasta, menuntut sumber daya manusia yang memiliki latar
belakang pendidikan yang lebih tinggi.Sehingga wajar jika
motivasi publik untuk terus menambah pengetahuannya melalui
institusi pendidikan tinggi semakin meningkat.Namun karena
intensitas pekerjaan semakin bertambah, banyak kelompok
masyarakat yang ingin menempuh pendidikan sambil tetap
bekerja. Untuk itu kita harus bisa mengembangkan sistem
pendidikan yang lebih terbuka, lebih luwes, dan dapat diakses
oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang usia, jender,
lokasi, kondisi sosial ekonomi, maupun pengalaman pendidikan
sebelumnya. sistem tersebut juga mampu meningkatkan mutu
pendidikan secara merata. Sistem pendidikan tersebut adalah
sistem pendidikan terbuka atau sistem belajar jarak jauh, yang
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.Sistem belajar
jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang tidak terikat
oleh segala peraturan yang mengikat seperti pada pendidikan
konvensional. Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari
istilah Contextual Teaching Learning (CTL).Kata contextual
berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks,
suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextualdiartikan
”yang berhubungan dengan suasana (konteks). Sehingga
8
Contextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi
suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil
penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa
akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan
apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa
yang terjadi disekelilingnya. Pengajaran kontekstual sendiri
pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat yang diawali
dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual
oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun
1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek
besar yang bertujuan untuk mengembangkan, menguji, serta
melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika
secara kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan
tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang guru
dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan
pembekalan sebelumnya.
Penyelenggaraan program ini berhasil dengan sangat
baik untuk level perguruan tinggi sehingga hasilnya
direkomendasikan untuk segera disebarluaskan pelaksanaannya.
Untuk tingkat sekolah, pelaksanaan dari program ini
memperlihatkan suatu hasil yang signifikan, yakni meningkatkan
9
ketertarikan siswa untuk belajar, dan meningkatkan partisipasi
aktif siswa secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, diperoleh
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian sisitempembelajran jarak
jauh, prinsip-prinsip sistem pembelajran jarak
jauh dan bagaimanakah pengembangan
pembelajaran jarak jauh.
2. .2 Apakah defenisi Contextual Teaching and
Learning (CTL), apa komponen-komponennya
dan karakteristiknya, cara penerapannya,
kelemahan dan kelebihannya?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan akan tercapai, setelah
membaca dan memahami makalah ini, yakni sebagai
berikut
1. Mengetahui pengertian pengertian apa itu
pembelajaran jarak jauh
2. Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan sistem
pembelajaran jarak jauh jarak jauh.
10
3. Mengetahui bagaimanakah penyelenggaraan
pendidikan sistem pembelajaran jarak jauh .
4. Dapat mengetahui dan memahami arti dan hakekat
pembelajarn Contextual Teaching and Learnig (CTL)
5. Mampu mencari solusi ketika mengalami kesulitan
dalam menerapkan salah satu teori belajar dalam
pembelajaran jarak jauh dan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
6. Dapat mengkombinasikan beberapa teori belajar
dalam pembelajaran jarak jauh dan Contextual
Teaching and Learning (CTL)
7. Dapat menggunakan teori belajar yang tepat dalam
pembelajaran jarak jauh dan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Belajar Jarak Jauh
11
Belajar jarak jauh bukanlah suatu hal yang baru dalam
dunia pendidikan mengingat cara belajar ini sudah
dikembangkan sejak tahun 1970-an. Bila dianalisis secara
gamblang saja maka dapat dikatakan belajar jarak jauh
merupakan suatu bentuk system pembelajaran yang proses
pembelajarannya jauh dari pusat penyelenggaraan
pendidikan dan bersifat mandiri. Pendidikan jarak jauh
adalah suatu model pembelajaran yang membebaskan
pebelajar untuk dapat belajar tanpa terikat oleh ruang dan
waktu dengan sedikit mungkin bantuan dari orang lain.
Komunikasi yang berlangsung pada system pembelajaran ini
bersifat komunikasi tidak langsung, artinya proses
pembelajaran dilakukan dengan perantaraan dalam bentuk
media cetak maupun multimedia yang dirancang khusus.
Kalaupun ada kontak langsung, bukanlah suatu proses
proses pembelajaran, namun suatu kegiatan tutorial untuk
menyakinkan bahwa materi pembelajaran yang disampaikan
kepada pebelajar melalui media benar-benar mencapai
tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah dirumuskan.
Menurut HarinaYuhettu (2002) ada beberapa manfaat yang
dapat diperoleh dari pendidikan jarak jauh antara lain:
1. Dapat dipercepatnya usaha memenuhi kebutuhan
masyarakat dan pasaran kerja.
12
2. Dapat menarik minat calon peserta yang banyak.
3. Tidak tergangggunya kegiatan kehidupan sehari-hari
karena pola jadwal pembelajaran yang luwes.
4. Harapan akan meningkatnya kerjasama dan dukungan
pengguna lulusan atau keluaran.
B. Hakekat Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh
Hakekat pendidikan merupakan suatu proses
pembentukan kepribadian dan peningkatan kemampuan
melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pembelajaran.
Adapun hakekat pendidikan sistem belajar jarak jauh ini
adalah:
1. Pendidikan sepanjang hayat Salah satu bentuk hak azasi
manusia adalah bahwa setiap manusia mulai dari
kandungan hingga lianglahat berhak untuk memperoleh
yang diperlukannya untuk pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sesuai dengan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat.
2. Pemberdayaan Pebelajar/ Warga Belajar Sistem
pendidikan ini juga memperhatikan kepentingan
pebelajarnya, kondisi, dan karakteristik mereka. Dengan
cara menyelenggarakan berbagai pola pilihan
pembelajaran, sumber belajar dan strategi dan
13
pengelolaannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari
kebutuhan pendidikan formal, hanya saja peserta diberi
kebebasan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya,
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar. Kondisi dan karakterisik peserta didik adalah
keadaan pribadi dan lingkungan yang menunjukkan
kemampuan, hambatan, dan peluang yang berbeda-
beda.Kondisi seperti ini tidak seharusnya dijadikan alasan
untuk tidak memberikan kesempatan belajar bagi
pebelajar.
3. Pemberdayaan Lembaga Pendidikan Pelaksanaan proses
pembelajaran, sistem pendidikan ini perlu
diselanggarakan oleh lembaga pendidikan yang khusus
dirancang untuk keperluan itu. Bentuk-bentuk lembaga
pendidikan yang dikhususkan saat ini sudah terdapat
Universitas Terbuka, Sekolah Dasar PAMONG, dan
SLTP terbuka.Tujuan dari adanya lembaga pendidikan ini
adalah untuk memusatkan kegiatan yang bersangkut paut
dengan pelaksanaan pendidikan ini.Hal ini dinamakan
pelayanan operasional yang dilakukan secara memusat,
mencakup registrasi, penyediaan bahan pelajaran,
bantuan belajar (tutorial), dan ujian yang paling
sederhana yang dilakukan melalui komunikasi pos.
14
C. Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh
Untuk pembuatan program ini dititikberatkan pada prinsip-
prinsip pendidikan jarak jauh, diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Prinsip Kemandirian
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum
yang memungkinkan dapat dipelajari secara independent
learning, pebelajar dihadapkan pada pilihan yang terbaik
bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok
belajar, program pendidikan yang digunakan, pola
belajar yang disukai, mengunakan sumber belajar yang
tepat sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian program
yang ditentukan sendiri oleh pebelajar.Bahan-bahan
pelajaran yang disediakan berupa paket-paket yang dapat
dipilih oleh pebelajar, yang didukung oleh pembimbing
atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan
pendekatan belajar tuntas.Pebelajar belajar dengan
mandiri dengan sesedikit mungkin melakukan pertemuan
dengan tutor yang bersangkutan.
2. Prinsip Keluwesan
Prinsip ini diwujudkan dengan dimungkinkannya
peserta didik untuk memulai, mencari sumber belajar,
mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian
15
dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu
dan tahun ajaran.Dikatakan luwes, pebelajar
dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan formal
ke pendidikan non-formal atau sebaliknya dari
pendidikan non-formal ke pendidikan formal.
3. Prinsip Keterkinian
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya
program pembelajaran yang pada saat ini diperlukan
(just-in-time).Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan
dan pelatihan konvensional yang program atau
kurikulumnya termasuk buku-buku yang tersedia,
dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa
mendatang (just-in-case).Kecepatan untuk memperoleh
informasi yang baru merupakan suatu peluang untuk
dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan bebas
4.Prinsip Kesesuaia.
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber
belajar yang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi
maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan
masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus
setara dengan kompetensi yang diperlukan, tetapi
disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat
dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.
16
Prinsip ini disesuaikan dengan kebutuhan dan latar
belakang pebelajar.
5. Prinsip Mobilitas
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya
kesempatan bagi pebelajar untuk berpindah lokasi, jenis,
jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah
memenuhi kompetensi yang diperlukan.
6. Prinsip Efisiensi
Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan
berbagai macam sumber daya dan teknologi yang tersedia
seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber
disekeliling pebelajarakan membantu pebelajar untuk
dapat menggunakan sumber tersebut sebanyak mungkin,
sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan mengenai
sumber belajarnya.
D. Perkembangan Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh
Sistem pendidikan jarak jauh ini awalnya ikut
berkembang ke dalam masyarakat Indonesia yang
dimaksudkan sebagai salah satu pemecahan terhadap
menjulangnya anak putus sekolah dan anak yang belum
sempat merasakan kehidupan pendidikan.Penyelenggaraan
pendidikan jarak jauh di Indonesia sebenarnya telah
17
berlangsung sejak lama.Menurut HARTilaar,
penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebenarnya sudah
lama diterapkan di Indonesia, yaitu sejak masuknya kolonial
ke Indonesia.Namun perkembangannya terhenti tanpa
diketahui sebabnya.
Pada tahun 50-an muncul kembali pendidikan jarak
jauh dalam bentuk penataran guru tertulis. Tujuan dari
penataran ini adalah meningkatkan kualifikasi guru yang
mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.Bahan belajar pada penataran ini terbatas hanya
pada media cetak, yaitu modul.Untuk umpan balik terhadap
peserta, bahan ajar dikirim melalui jasa pos.
Pada awal tahun 70-an muncul prakarsa baru dalam
penyelenggaraan pendidikan jarak jauh yaitu munculnya
penataran guru dengan berbasis siaran radio. Media utama
dalam penataran ini adalah siaran radio yang dilengkapi
dengan bahan penyerta cetak yang dikirim kepada peserta.
Perkembangan selanjutnya dalam rangka memajukan
pendidikan jarak jauh ini maka dibentuklah pendidikan yang
dinamai PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat
Orang Tua dan Guru). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
dengan prinsip; belajar mandiri dengan menggunakan
modul, belajar dengan kelompok sebaya, kompetisi untuk
18
berprestasi, fungsi guru sebagai pengelola kegiatan belajar
yang membantu pebelajar dalam memecahkan masalah yang
tidak dapat dipecahkannya, menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar, dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dengan melibatkan masyarakat sebagai
narasumber.
Dengan dibukanya SLTP Terbuka semakin menambah
semaraknya perkembangan pendidikan jarak jauh ini pada
tahun 1979.Pada tahun 1984, lembaga pendidikan tinggi
mulai membuka diri untuk melayani kebutuhan terhadap
pendidikan dengan dibukanya Universitas Terbuka. Agak
berbeda dengan pendidikan terbuka lainnya, pada SLTP
Terbuka dan Universitas Terbuka media pembelajarannya
yang digunakan lebih beragam.Mulai dari modul, siaran
radio, kaset audio video dan siaran televisi. Mulai saat itu
berbagai inisiatif dilakukan untuk menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan jarak jauh yang diselenggarakan
berbagai lembaga pendidikan.lembaga-lembaga tersebut
memanfaatkan sistem belajar jarak jauh untuk meningkatkan
sumber daya manusia yang berada dilingkungan mereka
masing-masing. Namun karena sumber-sumber yang
diperlukan untuk pengembangan program belajar jarak jauh
yang baik amat terbatas dan itu pun berserakan diberbagai
19
tempat, inisiatif itu tidak tumbuh dengan sehat.
Namun demikian, sejak berlakunya ujian akhir
nasional yang standar pencapaiannya menjulang tinggi,
timbul kembali fenomena baru dalam dunia pendidikan.
Bagi anak-anak yang dinyatakan tidak lulus dalam UAS
ataupun UAN maka mereka dapat mengikuti ujian
penyetaraan melaui sekolah teruka. Mirisnya sekolah
terbuka atau kejar paket ini dijadikan seolah-olah
pelarian.Tentunya ini mempengaruhi pamor sekolah terbuka,
yang menambah beban seolah-olah ini adalah sekolah
pelarian? Namun yang lebih mirisnya lagi masih ada juga
perguruan tinggi yang “ragu-ragu” menerima surat tanda
tamat belajar dari sekolah terbuka, seolah-olah tidak percaya
pada kelegalan surat tersebut.
Namun perkembangan pendidikan yang beragam, seperi
adanya “homeschooling” menambah maraknya ragam
system belajar jarak jauh yaitu dengan melibatkan internet.
Seandainya sekolah system belajar jarak jauh dapat
dimaksimalkan fungsinya dan adanya “sharing” pada
lembaga-lembaga yang ada, maka dapatlah dibalikkan judul
dalam artikel ini bahwa system belajar jarak jauh tetap
menjadi pilihan!
20
E. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh
Jika Kita lihat prinsip-prinsip di atas, penggunaan PJJ
(Pembelajaran Jarak Jauh) dapat sangat efektif, khususnya bagi
para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk
mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan
proses belajar secara mandiri. Tetapi, kesuksesan Pembelajaran
Jarak Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada
proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu
pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik.
Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan.
Berikut kelebihan pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) :
a. . Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan
peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui
fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, waktu.
b. . Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran
setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan.
c. . Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang
berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat
melakukan akses di internet secara mudah.
d. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan
diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah
peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas.
21
e.. Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan
belajar-mengajar karena ia senantiasa mengacu kepada
pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi.
(OemarHamalik, 1994:52) Walaupun demikian, pembelajaran
jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan
kekurangan, antara lain (Rusman. 2011:352) :
1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik
atau bahkan antarsesama peserta didik itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya
values dalam proses pembelajaran. b.Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek
bisnis/komersial.
2. Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari
puast pengelolaan pembelajaran jarak jauh kepada para
peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya
dapat menghambat kegiatan pembelajaran.
(OemarHamalik, 1994:53)
3. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar
yang tinggi cenderung gagal.
4. Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak
jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta didik
yang mungkin sangat banyak.
22
f Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah
Contextual Teaching Learning (CTL).Kata contextual berasal
dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau
keada demikian contextualdiartikan ”yang berhubungan dengan
suasana (konteks). Sehingga Contextual Teaching Learning
(CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang
berhubungan dengan suasana tertentu. Pembelajaran kontekstual
didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang
menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa
yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan
dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya.
Pengajaran kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di
Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington
State Consortum for Contextual oleh Departemen Pendidikan
Amerika Serikat. Antara tahun 1997 sampai tahun 2001 sudah
diselenggarakan tujuh proyek besar yang bertujuan untuk
mengembangkan, menguji, serta melihat efektifitas
penyelenggaraan pengajaran matematika secara kontekstual.
Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah
dengan mengikutsertakan 85 orang guru dan profesor serta 75
orang guru yang sudah diberikan pembekalan sebelumnya.
23
Penyelenggaraan program ini berhasil dengan sangat baik untuk
level perguruan tinggi sehingga hasilnya direkomendasikan
untuk segera disebarluaskan pelaksanaannya. Untuk tingkat
sekolah, pelaksanaan dari program ini memperlihatkan suatu
hasil yang signifikan, yakni meningkatkan ketertarikan siswa
untuk belajar, dan meningkatkan partisipasi aktif siswa secara
keseluruhan. Pembelajaran kontekstual berbeda dengan
pembelajaran konvensional, Departemen Pendidikan Nasional
(2002:5) mengemukakan perbedaan antara pembelajaran
Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pembelajaran
konvensional sebagai berikut: CTL Konvensional Pemilihan
informasi kebutuhan individu siswa;
Pemilihan informasi ditentukan oleh guru; Cenderung
mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin); Cenderung
terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu; Selalu mengkaitkan
informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa;
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada
saatnya diperlukan; Menerapkan penilaian autentik melalui
melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah; Penilaian
hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa
ujian/ulang
G. Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching Learning
(CTL)
24
Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama
dari pembelajaran produktif yaitu :konstruktivisme
(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry),
masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan
(Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya
(Authentic Assessment) (Depdiknas, 2003:5).
1. Konstruktivisme
(Constructivism) Setiap individu dapat membuat struktur
kognitif atau mental berdasarkan pengalaman mereka maka
setiap individu dapat membentuk konsep atau ide baru, ini
dikatakan sebagai konstruktivisme (Ateec, 2000).Fungsi guru
disini membantu membentuk konsep tersebut melalui metode
penemuan (self-discovery), inquiri dan lain sebagainya, siswa
berpartisipasi secara aktif dalam membentuk ide baru. Menurut
Piaget pendekatan konstruktivisme mengandung empat kegiatan
inti, yaitu :
a. Mengandung pengalaman nyata (Experience);
b. Adanya interaksi sosial (Social interaction);
c. Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (Sense
making);
d. Lebih memperhatikan pengetahuan awal (Prior
Knowledge).
25
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)
pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-
fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat.Manusia
harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata. Berdasarkan pada pernyataan
tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses
“mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan (Depdiknas,
2003:6). Sejalan dengan pemikiran Piaget mengenai kontruksi
pengetahuan dalam otak.Manusia memiliki struktur pengetahuan
dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi
informasi bermakna yang berbeda-beda. Setiap kotak itu akan
diisi oleh pengalaman yang dimaknai berbeda-beda oleh setiap
individu. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan
kotak yang sudah berisi pengalaman lama sehingga dapat
dikembangkan. Struktur pengetahuan dalam otak manusia
dikembangkan melalui dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.
2. Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran
kontekstual.Kegiatan bertanya digunakan oleh guru untuk
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir
siswa sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian
26
penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis
inquiry. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan
bertanya berguna untuk :
a. Menggali informasi, baik administratif maupun
akademis;
b. Mengecek pengetahuan awal siswa dan pemahaman
siswa;
c. Membangkitkan respon kepada siswa;
d. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;
e. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang
dikehendaki guru;
f. Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;
g. Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
3. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis
CTL.Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari
menemukan sendiri (Depdiknas, 2003). Menemukan atau inkuiri
dapat diartikan juga sebagai proses pembelajaran didasarkan
pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui
beberapa langkah, yaitu :
a. Merumuskan masalah ;
27
b. Mengajukan hipotesis;
c. Mengumpulkan data;
d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan;
e. Membuat kesimpulan. Melalui proses berpikir yang
sistematis, diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional, dan
logis untuk pembentukan kreativitas siswa.
4. Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep Learning Community menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kejasama dengan orang lain.
Hasil belajar itu diperoleh dari sharing antarsiswa,
antarkelompok, dan antar yang sudah tahu dengan yang
belum tahu tentang suatu materi.Setiap elemen masyarakat
dapat juga berperan disini dengan berbagi pengalaman
(Depdiknas, 2003).
5.Pemodelan(Modeling)
Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual
merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan tertentu
dan menggunakan model yang bisa ditiru. Model itu bisa
berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi
contoh cara mengerjakan sesuau. Dalam arti guru memberi
model tentang “bagaimana cara belajar”. Dalam
28
pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya
model.Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru
dikuasai atau dipelajari mula-mula dengan mengamati dan
meniru suatu model. Model yang dapat diamati atau ditiru
siswa digolongkan menjadi : Kehidupan yang nyata (real
life), misalnya orang tua, guru, atau orang lain.; Simbolik
(symbolic), model yang dipresentasikan secara lisan, tertulis
atau dalam bentuk gambar ; Representasi (representation),
model yang dipresentasikan dengan menggunakan alat-alat
audiovisual, misalnya televisi dan radio.
6.Refleksi(Reflection)
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang
baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang
sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa
yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang
baru. Struktur pengetahun yang baru ini merupakan
pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.Refleksi
merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau
pengetahun yang baru diterima (Depdiknas, 2003). Pada
kegiatan pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru
pada akhir pembelajaran. Guru menyisakan waktu sejenak
agar siswa dapat melakukan refleksi yang realisasinya dapat
29
berupa : Pernyataan langsung tentang apa-apa yang
diperoleh pada pembelajaran yang baru saja dilakukan.;
Catatan atau jurnal di buku siswa; Kesan dan saran
mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
7.Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa agar guru dapat memastikan
apakah siswa telah mengalami proses belajar yang benar.
Penilaian autentik menekankan pada proses pembelajaran
sehingga data yang dikumpulkan harus diperoleh dari
kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan
proses pembelajaran. Karakteristik authentic assessment
menurut Depdiknas (2003) di antaranya: dilaksanakan
selama dan sesudah proses belajar berlangsung, bisa
digunakan untuk formatif maupun sumatif, yang diukur
keterampilan dan sikap dalam belajar bukan mengingat
fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan
sebagai feedback. Authentic assessment biasanya berupa
kegiatan yang dilaporkan, PR, kuis, karya siswa, prestasi
atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil
tes tulis dan karya tulis. Menurut Depdiknas untuk
penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki
30
tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme
(constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya
(Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community),
pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian
yang sebenarnya (Authentic). Adapaun penjelasannya
sebagai berikut:
a.Konstruktivisme (constructivism).
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang
menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal,
mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses
belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental
mebangunpengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur
pengetahuanyang dimilikinya.
b. Menemukan (Inquiry).
Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual Karen pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry)
merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi
(observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan
31
(hiphotesis), pengumpulan data (data gathering),
penyimpulan (conclusion).
c. Bertanya (Questioning).
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari
bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan
berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk :
1) menggali informasi,
2) menggali pemahaman siswa,
3) membangkitkan respon kepada siswa,
4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa,
5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa,
6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang
dikehendaki guru,
7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari
siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan
siswa.
d. Masyarakat Belajar (Learning Community).
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil
pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain.
Hasil belajar diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar
kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau.
Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah,
32
dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi
pembelajaran saling belajar.
e. Pemodelan (Modeling).
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang
dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan
siswanya untuk belajar dan malakukanapa yang guru
inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran
kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat
dirancang dengan ,elibatkan siswa dan juga mendatangkan
dari luar.
f. Refleksi (Reflection).
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa
yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa
yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam
pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa
melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung
tentang apa yang diperoleh hari itu.
g. Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment).
Penialaian adalah proses pengumpulan berbagai data
yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan
belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang
33
benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang
relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap
proses maupun hasil. H. Kelebihan & Kekurangan
Contextual Teaching And Learning Kelebihan
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya
siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal
ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja
bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan
tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam
memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa karena metode
pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana
seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya
sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa
diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan
”menghafal”. Kelemahan
c. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam
metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat
informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
34
pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa
dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.
Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya.
Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur
atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru
adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai
dengan tahap perkembangannya.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak
siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar
menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar.
Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan
perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar
tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan
semula.
35
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Seperti pada pembahasan di atas menerangkan bahwa
pembelajaran jarak jauh merupakan pembelajaran yang berciri
khas kemandirian.Pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu
alternatif untuk mengatasi suatu masalah dalam
pembelajaran.Misalnya, memberikan kemudahan bagi siswa
yang mengalami kesulitan untuk mengakses pembelajaran karena
jarak yang yang jauh. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran
jarak jauh ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, misalnya
interaksi, pengalaman,dll.selain itu juga dalam pembelajaran
jarak jauh terdapat 9 prinsip dan unsur-unsur yang perlu
diperhatikan.
Pada pembahasan di atas juga menjabarkan teori belajar mana
yang ada dan sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaranjarak
jauh, yakni teori behavioristik, kognitif, dan psikomotor.Teori
behaviorisme menjadi rujukan dalam mengembangkan desain
pembelajaran khususnya dalam bentuk pemberian umpan balik
dalam latihan soal dan petunjuk praktis dalam tugas.
36
Teori kognitivisme menjadi acuan dalam
mengembangkan dan mengorganisasi materi serta aktivitas
pembelajaran.Dan Teori konstruktivisme menjadi inspirasi dalam
mengemb angkan bahan ajar, tugas dan diskusi agar
mengandung muatan-muatan yang bersifat kontekstual dan
memberikan pengalaman belajar peserta didik.
Sistem belajar jarak jauh merupakan suatu alternatif
untuk memperoleh kesempatan belajar bagi pebelajar atau warga
belajar yang karena berbagai alasan tidak dapat mengikuti
pendidikan pada sistem pendidikan formal atau konvensional.
Pendidikan jarak jauh ini merupakan sistem pendidikan yang
bebas untuk diikuti oleh siapa saja tanpa terikat pada batasan
tempat, jarak, waktu, usia, jender dan batasan non akademik
lainnya. Sistem ini memberikan kebebasan kepada pebelajar atau
warga belajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara
bebas dan mandiri.Keberhasilan dari program pendidikan jarak
jauh ini sangat tergantung pada pihak-pihak yang saling
membantu, baik itu dari pebelajarsendiri, lembaga pendidikan
yang menyelenggara, anggota masyarakat. Selain itu kita juga
harus lebih perduli terhadap perkembangan Sistem belajar jarak
jauh ini meski telah merupakan kegiatan yang sudah sejak lama
sudah dilakukan oleh dinas pendidikan.
37
Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah
Contextual Teaching Learning (CTL).Kata contextual berasal
dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau
keadaan”. Dengan demikian contextualdiartikan ”yang
berhubungan dengan suasana (konteks). Sehingga Contextual
Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu
pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil
penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa
akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan
apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa
yang terjadi disekelilingnya. Pengajaran kontekstual sendiri
pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat yang diawali
dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual
oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun
1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek
besar yang bertujuan untuk mengembangkan, menguji, serta
melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika
secara kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan
tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang guru
dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan
pembekalan sebelumnya. Penyelenggaraan program ini berhasil
dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga
38
hasilnya direkomendasikan untuk segera disebarluaskan
pelaksanaannya.
B.Saran
Mudah-mudaham makalah kami ini menjadi bahan masukan
dan menjadi referensi bagi teman-teman sekalian khususnya
dalam materi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan Contextual
Teaching.
39
DAFTAR PUSTAKA
BuletinSLTP Terbuka. (2000). Padang,Proyek Perluasan dan
Peningkatan Mutu SLTP Propinsi Sumatera Bara. edisi 3 tahun
2000
HamalikOemar. 1994. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan
pembinaan Ketenagaan. Bandung: Trigenda Karya.
HamzahB.Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
http://portalkuliah.blogspot.com/2009/01/sistem-pembelajaran-
jarak-jauh-berbasis.html. Diakses Pada Hari Senin 27 Mei 2013.
http://blog.tp.ac.id/penerapan-pembelajaran-jarak-jauh-dalam-
pembelajaran. Diakses Pada Hari Senin 27 Mei 2013. Make
Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub
di September 13, 2018

More Related Content

What's hot

Model dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomModel dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomhimabioummy
 
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...Linda Rosita
 
Modul media pembelajaran jarak jauh
Modul media pembelajaran jarak jauhModul media pembelajaran jarak jauh
Modul media pembelajaran jarak jauhFIANAPAI
 
Tugas belajar n pembelajaran
Tugas belajar n pembelajaranTugas belajar n pembelajaran
Tugas belajar n pembelajaranDewi_Sejarah
 
Desain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINER
Desain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINERDesain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINER
Desain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINERVina Serevina
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Syaiful Anwar Chusein
 
Pembelajaran Tradisional VS Pembelajaran Atas Talian
Pembelajaran Tradisional VS Pembelajaran Atas TalianPembelajaran Tradisional VS Pembelajaran Atas Talian
Pembelajaran Tradisional VS Pembelajaran Atas TalianWan Mohamad Farhan
 
Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Hendri Saputra
 
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisionalKaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisionalHaslin Bahkiar
 
138 article text-228-1-10-20191229
138 article text-228-1-10-20191229138 article text-228-1-10-20191229
138 article text-228-1-10-20191229Jurnal As-Salam
 
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docxnurul hakimin
 
kritik jurnal higher education
kritik jurnal higher educationkritik jurnal higher education
kritik jurnal higher educationumiefatiya
 

What's hot (20)

Model dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomModel dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroom
 
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
Peran kepemimpinan guru dalam berkomunikasi efektif untuk mengatasi masalah b...
 
Modul media pembelajaran jarak jauh
Modul media pembelajaran jarak jauhModul media pembelajaran jarak jauh
Modul media pembelajaran jarak jauh
 
Tugas belajar n pembelajaran
Tugas belajar n pembelajaranTugas belajar n pembelajaran
Tugas belajar n pembelajaran
 
Desain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINER
Desain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINERDesain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINER
Desain pembelajaran fisika: KURIKULUM INTERDISIPLINER
 
Desain judul ptk
Desain judul ptkDesain judul ptk
Desain judul ptk
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
 
Pembelajaran Tradisional VS Pembelajaran Atas Talian
Pembelajaran Tradisional VS Pembelajaran Atas TalianPembelajaran Tradisional VS Pembelajaran Atas Talian
Pembelajaran Tradisional VS Pembelajaran Atas Talian
 
Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1Pembelajaran inovatif 1
Pembelajaran inovatif 1
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisionalKaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
Kaedah pengajaran dan pembelajaran tradisional
 
138 article text-228-1-10-20191229
138 article text-228-1-10-20191229138 article text-228-1-10-20191229
138 article text-228-1-10-20191229
 
1
11
1
 
Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)
Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)
Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)
 
Bagian ii
Bagian ii Bagian ii
Bagian ii
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
 
kritik jurnal higher education
kritik jurnal higher educationkritik jurnal higher education
kritik jurnal higher education
 

Similar to Abang herdy

Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualRomi Afrizal
 
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeMakalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeRAFITA AL QORNY
 
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2NurMisda
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Tugas metodologi pembelajaran A
Tugas  metodologi pembelajaran ATugas  metodologi pembelajaran A
Tugas metodologi pembelajaran Ajatmiko1234
 
Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikelike ikram
 
12 makalah ctl
12   makalah ctl12   makalah ctl
12 makalah ctlFafa Pie
 
Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaranpidiani
 
Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaranpidiani
 
Buku Mini Komunitas Guru Belajar
Buku Mini Komunitas Guru BelajarBuku Mini Komunitas Guru Belajar
Buku Mini Komunitas Guru BelajarKampus Cikal
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualputri-uki
 
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docxKonsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docxZukét Printing
 
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).pdf
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).pdfKonsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).pdf
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).pdfZukét Printing
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdfZULPANSSi
 
Model pengajaran presentasi dan explaining
Model pengajaran presentasi dan explainingModel pengajaran presentasi dan explaining
Model pengajaran presentasi dan explainingSarlina163
 

Similar to Abang herdy (20)

Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeMakalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
 
Pembelajaran jarak jauh
Pembelajaran jarak jauhPembelajaran jarak jauh
Pembelajaran jarak jauh
 
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
 
Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3
 
Ptk ips kelas ii
Ptk ips kelas iiPtk ips kelas ii
Ptk ips kelas ii
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
 
Tugas metodologi pembelajaran A
Tugas  metodologi pembelajaran ATugas  metodologi pembelajaran A
Tugas metodologi pembelajaran A
 
Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikel
 
Proposal nonny
Proposal nonnyProposal nonny
Proposal nonny
 
12 makalah ctl
12   makalah ctl12   makalah ctl
12 makalah ctl
 
Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaran
 
Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaran
 
Buku Mini Komunitas Guru Belajar
Buku Mini Komunitas Guru BelajarBuku Mini Komunitas Guru Belajar
Buku Mini Komunitas Guru Belajar
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docxKonsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).docx
 
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).pdf
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).pdfKonsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).pdf
Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).pdf
 
Teori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikanTeori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikan
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
 
Model pengajaran presentasi dan explaining
Model pengajaran presentasi dan explainingModel pengajaran presentasi dan explaining
Model pengajaran presentasi dan explaining
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Abang herdy

  • 1. z [Pick the date] Herdiansyah ashar Mubarak Nim:17010101118
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT., atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah, Muhammad Saw. atas bimbingannya kepada kita semua untuk senantiasa berada pada jalan kebajikan, jalan islam yang mulia. Dalam kesempatan ini, Penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Mata Kuliah, teman-teman karena dengan bantuan dan arahannya Penulis termotivasi dan mendapatkan gambaran yang inspiratif dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.Teman- teman kelas juga memberikan kontribusi tersendiri dalam penyelesaian makalah ini, untuk itu Penulis pun hendaknya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya. Dalam penulisan makalah ini, Penulis mencoba menguraikan berbagai hal yang berkaitan dengan system belajar jarak jauh dalam dunia pendidikan yang mencakup pada pengertian system belajar jarak jauh dan apa itu Contextual Teaching and Learning (CTL). Penulis sangat menyadari akanterterbatasan dan kekurangan wawasan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena demikian, Penulis sangat mengharapkan kontribusi kritik dan saran dari rekan-
  • 3. 3 rekan pembaca yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ini bahkan penyempurnaan makalah-makalah yang akan disusun selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua demi menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua.Amin. Kendari , November Penulis .
  • 4. 4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................... 1 DAFTAR ISI........................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN............................................................. A. Latar Belakang................................................................... 4 B. Rumusan Masalah.........................................................8 C. Tujuan.................................................................................. 5 BAB II PEMBAHASAN.......................................................... A. Pengertian Sistem Belajar Jarak Jauh.......................... 7 B. Hakekat Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh.............. 7 C. Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh................. 7 D. Perkembangan Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh... 9 E. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh...11 F. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)... 12 G. Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL).....................13
  • 5. 5 H. Kelebihan & Kekurangan Contextual Teaching And Learning........................ 13 BAB III PENUTUP..................................................................................... ...... A. Kesimpulan .................................................................................................. 19 B. Saran.............................................................................................. ............... 20 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... ..... 21 BAB I PENDAHULUAN
  • 6. 6 A. Latar Belakang Persoalan pendidikan bukanlah lagi masalah yang harus diselesaikan oleh satu pihak saja namun harus menjadi pola pikir banyak pihak, tetapi bukan berarti semua pihak juga ikut memutuskan masalah pendidikan ini.Karena jika semua ikut memutuskan maka “centangprenanglah” dunia pendidikan Indonesia. Banyak hal yang harus diselesaikan dalam tubuh pendidikan itu sendiri, terutama tuntutan atas peran strategis pendidikan sebagai suatu pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk mewujudkan pencerdasan kehidupan bangsa, telah mendorong tumbuhnya berbagai inovasi dalam sistem pendidikan. Usaha pembangunan pendidikan dengan cara-cara yang konvensional seperti membangun gedung-gedung sekolah dan mengangkat guru baru, hal ini tidak lagi dapat dipandang sebagai langkah yang mampu memecahkan masalah pendidikan.Pembaharuan pendidikan tidak mungkin lagi dapat dilakukan dengan cara-cara yang lama dengan menggunakan metode yang lama. Seiring dengan perkembangan di banyak bidang yang cenderung tidak menentu, tuntutan akan peningkatan kualitas sumber daya manusia semakin muncul kepermukaan.
  • 7. 7 Kedudukan strategis, baik disektor umum maupun swasta, menuntut sumber daya manusia yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih tinggi.Sehingga wajar jika motivasi publik untuk terus menambah pengetahuannya melalui institusi pendidikan tinggi semakin meningkat.Namun karena intensitas pekerjaan semakin bertambah, banyak kelompok masyarakat yang ingin menempuh pendidikan sambil tetap bekerja. Untuk itu kita harus bisa mengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka, lebih luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang usia, jender, lokasi, kondisi sosial ekonomi, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. sistem tersebut juga mampu meningkatkan mutu pendidikan secara merata. Sistem pendidikan tersebut adalah sistem pendidikan terbuka atau sistem belajar jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.Sistem belajar jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang tidak terikat oleh segala peraturan yang mengikat seperti pada pendidikan konvensional. Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contextual Teaching Learning (CTL).Kata contextual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextualdiartikan ”yang berhubungan dengan suasana (konteks). Sehingga
  • 8. 8 Contextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu. Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya. Pengajaran kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun 1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek besar yang bertujuan untuk mengembangkan, menguji, serta melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika secara kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang guru dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan pembekalan sebelumnya. Penyelenggaraan program ini berhasil dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga hasilnya direkomendasikan untuk segera disebarluaskan pelaksanaannya. Untuk tingkat sekolah, pelaksanaan dari program ini memperlihatkan suatu hasil yang signifikan, yakni meningkatkan
  • 9. 9 ketertarikan siswa untuk belajar, dan meningkatkan partisipasi aktif siswa secara keseluruhan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pengertian sisitempembelajran jarak jauh, prinsip-prinsip sistem pembelajran jarak jauh dan bagaimanakah pengembangan pembelajaran jarak jauh. 2. .2 Apakah defenisi Contextual Teaching and Learning (CTL), apa komponen-komponennya dan karakteristiknya, cara penerapannya, kelemahan dan kelebihannya? C. Tujuan Adapun tujuan yang diharapkan akan tercapai, setelah membaca dan memahami makalah ini, yakni sebagai berikut 1. Mengetahui pengertian pengertian apa itu pembelajaran jarak jauh 2. Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan sistem pembelajaran jarak jauh jarak jauh.
  • 10. 10 3. Mengetahui bagaimanakah penyelenggaraan pendidikan sistem pembelajaran jarak jauh . 4. Dapat mengetahui dan memahami arti dan hakekat pembelajarn Contextual Teaching and Learnig (CTL) 5. Mampu mencari solusi ketika mengalami kesulitan dalam menerapkan salah satu teori belajar dalam pembelajaran jarak jauh dan Contextual Teaching and Learning (CTL) 6. Dapat mengkombinasikan beberapa teori belajar dalam pembelajaran jarak jauh dan Contextual Teaching and Learning (CTL) 7. Dapat menggunakan teori belajar yang tepat dalam pembelajaran jarak jauh dan Contextual Teaching and Learning (CTL) BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sistem Belajar Jarak Jauh
  • 11. 11 Belajar jarak jauh bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan mengingat cara belajar ini sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Bila dianalisis secara gamblang saja maka dapat dikatakan belajar jarak jauh merupakan suatu bentuk system pembelajaran yang proses pembelajarannya jauh dari pusat penyelenggaraan pendidikan dan bersifat mandiri. Pendidikan jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang membebaskan pebelajar untuk dapat belajar tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan sedikit mungkin bantuan dari orang lain. Komunikasi yang berlangsung pada system pembelajaran ini bersifat komunikasi tidak langsung, artinya proses pembelajaran dilakukan dengan perantaraan dalam bentuk media cetak maupun multimedia yang dirancang khusus. Kalaupun ada kontak langsung, bukanlah suatu proses proses pembelajaran, namun suatu kegiatan tutorial untuk menyakinkan bahwa materi pembelajaran yang disampaikan kepada pebelajar melalui media benar-benar mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah dirumuskan. Menurut HarinaYuhettu (2002) ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pendidikan jarak jauh antara lain: 1. Dapat dipercepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran kerja.
  • 12. 12 2. Dapat menarik minat calon peserta yang banyak. 3. Tidak tergangggunya kegiatan kehidupan sehari-hari karena pola jadwal pembelajaran yang luwes. 4. Harapan akan meningkatnya kerjasama dan dukungan pengguna lulusan atau keluaran. B. Hakekat Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh Hakekat pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan peningkatan kemampuan melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pembelajaran. Adapun hakekat pendidikan sistem belajar jarak jauh ini adalah: 1. Pendidikan sepanjang hayat Salah satu bentuk hak azasi manusia adalah bahwa setiap manusia mulai dari kandungan hingga lianglahat berhak untuk memperoleh yang diperlukannya untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. 2. Pemberdayaan Pebelajar/ Warga Belajar Sistem pendidikan ini juga memperhatikan kepentingan pebelajarnya, kondisi, dan karakteristik mereka. Dengan cara menyelenggarakan berbagai pola pilihan pembelajaran, sumber belajar dan strategi dan
  • 13. 13 pengelolaannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari kebutuhan pendidikan formal, hanya saja peserta diberi kebebasan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Kondisi dan karakterisik peserta didik adalah keadaan pribadi dan lingkungan yang menunjukkan kemampuan, hambatan, dan peluang yang berbeda- beda.Kondisi seperti ini tidak seharusnya dijadikan alasan untuk tidak memberikan kesempatan belajar bagi pebelajar. 3. Pemberdayaan Lembaga Pendidikan Pelaksanaan proses pembelajaran, sistem pendidikan ini perlu diselanggarakan oleh lembaga pendidikan yang khusus dirancang untuk keperluan itu. Bentuk-bentuk lembaga pendidikan yang dikhususkan saat ini sudah terdapat Universitas Terbuka, Sekolah Dasar PAMONG, dan SLTP terbuka.Tujuan dari adanya lembaga pendidikan ini adalah untuk memusatkan kegiatan yang bersangkut paut dengan pelaksanaan pendidikan ini.Hal ini dinamakan pelayanan operasional yang dilakukan secara memusat, mencakup registrasi, penyediaan bahan pelajaran, bantuan belajar (tutorial), dan ujian yang paling sederhana yang dilakukan melalui komunikasi pos.
  • 14. 14 C. Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh Untuk pembuatan program ini dititikberatkan pada prinsip- prinsip pendidikan jarak jauh, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Prinsip Kemandirian Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat dipelajari secara independent learning, pebelajar dihadapkan pada pilihan yang terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok belajar, program pendidikan yang digunakan, pola belajar yang disukai, mengunakan sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian program yang ditentukan sendiri oleh pebelajar.Bahan-bahan pelajaran yang disediakan berupa paket-paket yang dapat dipilih oleh pebelajar, yang didukung oleh pembimbing atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan pendekatan belajar tuntas.Pebelajar belajar dengan mandiri dengan sesedikit mungkin melakukan pertemuan dengan tutor yang bersangkutan. 2. Prinsip Keluwesan Prinsip ini diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik untuk memulai, mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian
  • 15. 15 dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan tahun ajaran.Dikatakan luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan formal ke pendidikan non-formal atau sebaliknya dari pendidikan non-formal ke pendidikan formal. 3. Prinsip Keterkinian Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada saat ini diperlukan (just-in-time).Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan dan pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya termasuk buku-buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa mendatang (just-in-case).Kecepatan untuk memperoleh informasi yang baru merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan bebas 4.Prinsip Kesesuaia. Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan kompetensi yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.
  • 16. 16 Prinsip ini disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang pebelajar. 5. Prinsip Mobilitas Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pebelajar untuk berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah memenuhi kompetensi yang diperlukan. 6. Prinsip Efisiensi Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber disekeliling pebelajarakan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan sumber tersebut sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan mengenai sumber belajarnya. D. Perkembangan Pendidikan Sistem Belajar Jarak Jauh Sistem pendidikan jarak jauh ini awalnya ikut berkembang ke dalam masyarakat Indonesia yang dimaksudkan sebagai salah satu pemecahan terhadap menjulangnya anak putus sekolah dan anak yang belum sempat merasakan kehidupan pendidikan.Penyelenggaraan pendidikan jarak jauh di Indonesia sebenarnya telah
  • 17. 17 berlangsung sejak lama.Menurut HARTilaar, penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebenarnya sudah lama diterapkan di Indonesia, yaitu sejak masuknya kolonial ke Indonesia.Namun perkembangannya terhenti tanpa diketahui sebabnya. Pada tahun 50-an muncul kembali pendidikan jarak jauh dalam bentuk penataran guru tertulis. Tujuan dari penataran ini adalah meningkatkan kualifikasi guru yang mengajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.Bahan belajar pada penataran ini terbatas hanya pada media cetak, yaitu modul.Untuk umpan balik terhadap peserta, bahan ajar dikirim melalui jasa pos. Pada awal tahun 70-an muncul prakarsa baru dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh yaitu munculnya penataran guru dengan berbasis siaran radio. Media utama dalam penataran ini adalah siaran radio yang dilengkapi dengan bahan penyerta cetak yang dikirim kepada peserta. Perkembangan selanjutnya dalam rangka memajukan pendidikan jarak jauh ini maka dibentuklah pendidikan yang dinamai PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat Orang Tua dan Guru). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan prinsip; belajar mandiri dengan menggunakan modul, belajar dengan kelompok sebaya, kompetisi untuk
  • 18. 18 berprestasi, fungsi guru sebagai pengelola kegiatan belajar yang membantu pebelajar dalam memecahkan masalah yang tidak dapat dipecahkannya, menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dengan melibatkan masyarakat sebagai narasumber. Dengan dibukanya SLTP Terbuka semakin menambah semaraknya perkembangan pendidikan jarak jauh ini pada tahun 1979.Pada tahun 1984, lembaga pendidikan tinggi mulai membuka diri untuk melayani kebutuhan terhadap pendidikan dengan dibukanya Universitas Terbuka. Agak berbeda dengan pendidikan terbuka lainnya, pada SLTP Terbuka dan Universitas Terbuka media pembelajarannya yang digunakan lebih beragam.Mulai dari modul, siaran radio, kaset audio video dan siaran televisi. Mulai saat itu berbagai inisiatif dilakukan untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan jarak jauh yang diselenggarakan berbagai lembaga pendidikan.lembaga-lembaga tersebut memanfaatkan sistem belajar jarak jauh untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berada dilingkungan mereka masing-masing. Namun karena sumber-sumber yang diperlukan untuk pengembangan program belajar jarak jauh yang baik amat terbatas dan itu pun berserakan diberbagai
  • 19. 19 tempat, inisiatif itu tidak tumbuh dengan sehat. Namun demikian, sejak berlakunya ujian akhir nasional yang standar pencapaiannya menjulang tinggi, timbul kembali fenomena baru dalam dunia pendidikan. Bagi anak-anak yang dinyatakan tidak lulus dalam UAS ataupun UAN maka mereka dapat mengikuti ujian penyetaraan melaui sekolah teruka. Mirisnya sekolah terbuka atau kejar paket ini dijadikan seolah-olah pelarian.Tentunya ini mempengaruhi pamor sekolah terbuka, yang menambah beban seolah-olah ini adalah sekolah pelarian? Namun yang lebih mirisnya lagi masih ada juga perguruan tinggi yang “ragu-ragu” menerima surat tanda tamat belajar dari sekolah terbuka, seolah-olah tidak percaya pada kelegalan surat tersebut. Namun perkembangan pendidikan yang beragam, seperi adanya “homeschooling” menambah maraknya ragam system belajar jarak jauh yaitu dengan melibatkan internet. Seandainya sekolah system belajar jarak jauh dapat dimaksimalkan fungsinya dan adanya “sharing” pada lembaga-lembaga yang ada, maka dapatlah dibalikkan judul dalam artikel ini bahwa system belajar jarak jauh tetap menjadi pilihan!
  • 20. 20 E. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh Jika Kita lihat prinsip-prinsip di atas, penggunaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan proses belajar secara mandiri. Tetapi, kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan. Berikut kelebihan pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) : a. . Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, waktu. b. . Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan. c. . Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah. d. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
  • 21. 21 e.. Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi. (OemarHamalik, 1994:52) Walaupun demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kekurangan, antara lain (Rusman. 2011:352) : 1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran. b.Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. 2. Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran. (OemarHamalik, 1994:53) 3. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. 4. Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
  • 22. 22 f Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contextual Teaching Learning (CTL).Kata contextual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keada demikian contextualdiartikan ”yang berhubungan dengan suasana (konteks). Sehingga Contextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu. Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya. Pengajaran kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun 1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek besar yang bertujuan untuk mengembangkan, menguji, serta melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika secara kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang guru dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan pembekalan sebelumnya.
  • 23. 23 Penyelenggaraan program ini berhasil dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga hasilnya direkomendasikan untuk segera disebarluaskan pelaksanaannya. Untuk tingkat sekolah, pelaksanaan dari program ini memperlihatkan suatu hasil yang signifikan, yakni meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar, dan meningkatkan partisipasi aktif siswa secara keseluruhan. Pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional, Departemen Pendidikan Nasional (2002:5) mengemukakan perbedaan antara pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional sebagai berikut: CTL Konvensional Pemilihan informasi kebutuhan individu siswa; Pemilihan informasi ditentukan oleh guru; Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (disiplin); Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu; Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa; Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan; Menerapkan penilaian autentik melalui melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah; Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian/ulang G. Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
  • 24. 24 Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama dari pembelajaran produktif yaitu :konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) (Depdiknas, 2003:5). 1. Konstruktivisme (Constructivism) Setiap individu dapat membuat struktur kognitif atau mental berdasarkan pengalaman mereka maka setiap individu dapat membentuk konsep atau ide baru, ini dikatakan sebagai konstruktivisme (Ateec, 2000).Fungsi guru disini membantu membentuk konsep tersebut melalui metode penemuan (self-discovery), inquiri dan lain sebagainya, siswa berpartisipasi secara aktif dalam membentuk ide baru. Menurut Piaget pendekatan konstruktivisme mengandung empat kegiatan inti, yaitu : a. Mengandung pengalaman nyata (Experience); b. Adanya interaksi sosial (Social interaction); c. Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (Sense making); d. Lebih memperhatikan pengetahuan awal (Prior Knowledge).
  • 25. 25 Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta- fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat.Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan (Depdiknas, 2003:6). Sejalan dengan pemikiran Piaget mengenai kontruksi pengetahuan dalam otak.Manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-beda. Setiap kotak itu akan diisi oleh pengalaman yang dimaknai berbeda-beda oleh setiap individu. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak yang sudah berisi pengalaman lama sehingga dapat dikembangkan. Struktur pengetahuan dalam otak manusia dikembangkan melalui dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. 2. Bertanya (Questioning) Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran kontekstual.Kegiatan bertanya digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian
  • 26. 26 penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk : a. Menggali informasi, baik administratif maupun akademis; b. Mengecek pengetahuan awal siswa dan pemahaman siswa; c. Membangkitkan respon kepada siswa; d. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa; e. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru; f. Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; g. Menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 3. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis CTL.Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri (Depdiknas, 2003). Menemukan atau inkuiri dapat diartikan juga sebagai proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu : a. Merumuskan masalah ;
  • 27. 27 b. Mengajukan hipotesis; c. Mengumpulkan data; d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan; e. Membuat kesimpulan. Melalui proses berpikir yang sistematis, diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis untuk pembentukan kreativitas siswa. 4. Masyarakat belajar (Learning Community) Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kejasama dengan orang lain. Hasil belajar itu diperoleh dari sharing antarsiswa, antarkelompok, dan antar yang sudah tahu dengan yang belum tahu tentang suatu materi.Setiap elemen masyarakat dapat juga berperan disini dengan berbagi pengalaman (Depdiknas, 2003). 5.Pemodelan(Modeling) Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuau. Dalam arti guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”. Dalam
  • 28. 28 pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model.Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru dikuasai atau dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model. Model yang dapat diamati atau ditiru siswa digolongkan menjadi : Kehidupan yang nyata (real life), misalnya orang tua, guru, atau orang lain.; Simbolik (symbolic), model yang dipresentasikan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar ; Representasi (representation), model yang dipresentasikan dengan menggunakan alat-alat audiovisual, misalnya televisi dan radio. 6.Refleksi(Reflection) Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru. Struktur pengetahun yang baru ini merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahun yang baru diterima (Depdiknas, 2003). Pada kegiatan pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru pada akhir pembelajaran. Guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi yang realisasinya dapat
  • 29. 29 berupa : Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh pada pembelajaran yang baru saja dilakukan.; Catatan atau jurnal di buku siswa; Kesan dan saran mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. 7.Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar guru dapat memastikan apakah siswa telah mengalami proses belajar yang benar. Penilaian autentik menekankan pada proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Karakteristik authentic assessment menurut Depdiknas (2003) di antaranya: dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar berlangsung, bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, yang diukur keterampilan dan sikap dalam belajar bukan mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback. Authentic assessment biasanya berupa kegiatan yang dilaporkan, PR, kuis, karya siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis. Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki
  • 30. 30 tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic). Adapaun penjelasannya sebagai berikut: a.Konstruktivisme (constructivism). Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental mebangunpengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuanyang dimilikinya. b. Menemukan (Inquiry). Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual Karen pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan
  • 31. 31 (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion). c. Bertanya (Questioning). Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk : 1) menggali informasi, 2) menggali pemahaman siswa, 3) membangkitkan respon kepada siswa, 4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, 6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, 7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa. d. Masyarakat Belajar (Learning Community). Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah,
  • 32. 32 dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. e. Pemodelan (Modeling). Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan malakukanapa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan ,elibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar. f. Refleksi (Reflection). Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu. g. Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment). Penialaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang
  • 33. 33 benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil. H. Kelebihan & Kekurangan Contextual Teaching And Learning Kelebihan a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan. b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. Kelemahan c. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
  • 34. 34 pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
  • 35. 35 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Seperti pada pembahasan di atas menerangkan bahwa pembelajaran jarak jauh merupakan pembelajaran yang berciri khas kemandirian.Pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi suatu masalah dalam pembelajaran.Misalnya, memberikan kemudahan bagi siswa yang mengalami kesulitan untuk mengakses pembelajaran karena jarak yang yang jauh. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran jarak jauh ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, misalnya interaksi, pengalaman,dll.selain itu juga dalam pembelajaran jarak jauh terdapat 9 prinsip dan unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Pada pembahasan di atas juga menjabarkan teori belajar mana yang ada dan sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaranjarak jauh, yakni teori behavioristik, kognitif, dan psikomotor.Teori behaviorisme menjadi rujukan dalam mengembangkan desain pembelajaran khususnya dalam bentuk pemberian umpan balik dalam latihan soal dan petunjuk praktis dalam tugas.
  • 36. 36 Teori kognitivisme menjadi acuan dalam mengembangkan dan mengorganisasi materi serta aktivitas pembelajaran.Dan Teori konstruktivisme menjadi inspirasi dalam mengemb angkan bahan ajar, tugas dan diskusi agar mengandung muatan-muatan yang bersifat kontekstual dan memberikan pengalaman belajar peserta didik. Sistem belajar jarak jauh merupakan suatu alternatif untuk memperoleh kesempatan belajar bagi pebelajar atau warga belajar yang karena berbagai alasan tidak dapat mengikuti pendidikan pada sistem pendidikan formal atau konvensional. Pendidikan jarak jauh ini merupakan sistem pendidikan yang bebas untuk diikuti oleh siapa saja tanpa terikat pada batasan tempat, jarak, waktu, usia, jender dan batasan non akademik lainnya. Sistem ini memberikan kebebasan kepada pebelajar atau warga belajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara bebas dan mandiri.Keberhasilan dari program pendidikan jarak jauh ini sangat tergantung pada pihak-pihak yang saling membantu, baik itu dari pebelajarsendiri, lembaga pendidikan yang menyelenggara, anggota masyarakat. Selain itu kita juga harus lebih perduli terhadap perkembangan Sistem belajar jarak jauh ini meski telah merupakan kegiatan yang sudah sejak lama sudah dilakukan oleh dinas pendidikan.
  • 37. 37 Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contextual Teaching Learning (CTL).Kata contextual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextualdiartikan ”yang berhubungan dengan suasana (konteks). Sehingga Contextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu. Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya. Pengajaran kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun 1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek besar yang bertujuan untuk mengembangkan, menguji, serta melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika secara kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang guru dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan pembekalan sebelumnya. Penyelenggaraan program ini berhasil dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga
  • 38. 38 hasilnya direkomendasikan untuk segera disebarluaskan pelaksanaannya. B.Saran Mudah-mudaham makalah kami ini menjadi bahan masukan dan menjadi referensi bagi teman-teman sekalian khususnya dalam materi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan Contextual Teaching.
  • 39. 39 DAFTAR PUSTAKA BuletinSLTP Terbuka. (2000). Padang,Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP Propinsi Sumatera Bara. edisi 3 tahun 2000 HamalikOemar. 1994. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan pembinaan Ketenagaan. Bandung: Trigenda Karya. HamzahB.Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. http://portalkuliah.blogspot.com/2009/01/sistem-pembelajaran- jarak-jauh-berbasis.html. Diakses Pada Hari Senin 27 Mei 2013. http://blog.tp.ac.id/penerapan-pembelajaran-jarak-jauh-dalam- pembelajaran. Diakses Pada Hari Senin 27 Mei 2013. Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub di September 13, 2018