2. TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SD
1. Penggunaan metode baca Alquran beragam (target belum tercapai
maximal), ada kesenjangan antar unit sekolah.
2. Tadarus pagi belum mencapai target kelas. Kendala kompetensi guru
pembimbing dan komitmen/rutinitas kegiatan.
3. Kurikulum Alqur’an belum bisa memaximalkan kemampuan membaca
sesuai target kelas.
4. Program tahfidz berjalan baik, focus peningkatan target pada kelas 6
sebagai syarat kelulusan 2017/2018. Kendala program muroja’ah kurang
sehingga hafalan sebelumnya kurang kuat.
3. Lanjutan…
5. Program terjemah belum berjalan maximal. Strategi penerapan masuk jam
pelajaran belum efektif. Metode pembelajaran tidak diterapkan utuh pada
pelatihan pertama.
6. Manajemen pelaksanaan sholat dhuha belum efektif cenderung mengurangi
jadual pelajaran.
7. Komitmen guru dalam pengawasan wudhu murid belum menyeluruh
dilaksanakan oleh semua guru masih banyak mengandalkan guru
agama/alquran.
8. Belum adanya keseragaman dalam penanganan murid menjelang
pelaksanaan sholat dhuhur (bacaan, dzikir, hafalan,…..?)
9. Ketertiban murid dalam sholat jum’at dengan jama’ah umum.
4. Masukan peningkatan program:
Program Tahsin alquran bagi guru
Penguatan progam terjemah Alquran (tamyiz 1 dan 2/ lanjutan)
Pembinaan keagamaan/Islamic study
Membangun komitmen bersama antara pimpinan, guru, dan karyawan
Pemetaan murid kemampuan baca
Sistem mentoring pada program tahfidz
Kajian metode membaca yang sesuai dengan sekolah
(Iqro’/Tilawati/Qiroati/Umi, Musyrif)
5. TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA
1. Perlu adanya kurikulum development. Melalui proses pemahaman kurikulum,
penyusunan kurikulum yang komprehensif, dan evaluasi kurikulum secara
berkala.
2. Kurikulum PAI kita 90 % dari Diknas. Pada kurikulum PAI kelas 7 cetakan baru ada
pengurangan materi surat Anisa yang seharusnya tdk dikurangi sebagai suplemen
dari Al Azhar.
3. Konten keagamaan bisa dibuatkan materinya dalam bentuk aplikasi digital.
Seperti di Palembang memiliki aplikasi ibadah.
4. Agar ditetapkan untuk kurikulum keagamaan mana yang wajib dan mana yang
sunah. Seperti dalam pelaksanaan sholat dhuha apakah tiap hari? Apakah harus
ada kelas tahfidz?dsb.
5. Di sekolah program tahfidz dan tahsin masih banyak kendala, sehingga harus
menghadirkan guru dari luar oleh yayasan setempat.
6. TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA
6. Program tahfidz juz 29 di SMP sangat berat, karena untuk juz 30 saja masih
belum kuat. Hal tersebut juga karena sebagaian murid bukan dari dalam Al
Azhar.
7. Program tahsin menjadi lebih diutamakan daripada tahfidz. Kendala
kemampuan SDM di lapangan kurang mendukung kompetensinya untuk
pembinaan terhadap anak.
8. Sebagian sekolah berharap antara program tahsin dan tahfidz jangan saling
dilemahkan. Karena dua-duanya menjadi tuntutan kurikulum yang harus
diajarkan.
9. Pendidikan karakter mudah diucapkan tapi implementasi di sekolah sulit,
masa ada kendala komitmen dan paradigm SDM yang belum mendukung.
10. Program keagamaan yang sudah baik masuk dalam PKT, hendaknya didukung
dengan pendanaan yang cukup jadi program tersebut dapat dilaksanakan.
7. TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA
11. Target hafalan anak SMA juz 29, tetapi yang dilombakan dalam UKA juz 30,
mengapa demikian.
12. Program tahfidz yang berjalan baik, bisa karena dukungan yayasan yang
maximal terhadap program tersebut spt di Kemandoran. Progress per Januari
100% anak sudah hafal juz 30.
13. Orientasi sekolah di SMA cenderung focus pada UN, sehingga masalah
keagamaan dan akhlaq kurang menjadi perhatian.
14. Orientasi anak terbawa pada sekedar nilai yang harus diperoleh dalam bidang
keagamaan, tetapi tidak membekas pada implementasi akhlaq.
15. Kerawanan pelaksanaan sholat ketika jam ekskul, seperti waktu sholat ashar
yang bersamaan masih berlangsung ekskul.
8. 16. Pada sekolah tertentu yang membuka program kelas bervariasi, spt: kelas IT,
bilingual, dan tahfidz, maka untuk peminat kelas tahfidz berkurang dan anak
yang masuk cenderung karena tidak diterima di kelas IT.
17. Ada juga sekolah membuka program kelas tahifdz hanya sekedar jalan dan
kurang persiapan. Baik pada guru maupun system seleksi muridnya.
18. Perlu adanya pedoman standar program pelaksanaan kelas tahfidz.
19. Masih ada beberapa sekolah dalam praktek ibadah terkendala karena belum
memiliki masjid. Spt mengajarkan sholat tahiyyatul masjid bukan di masjid.
Ada juga jadual sholat dhuhur dilaksankan jam 2 karena bergantian.
20. Pembinaan anak dalam berpakaian perlu ditingkatkan, terutama pada
seragam ekskul basket, atau olahraga yang lain.
TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA
9. 21. Kegiatan sekolah spt pentas mengundang bintang tamu kafir yang tidak sesuai
karakter islam. Dan juga masih ada kegiatan-kegiatan murid yang kontra
produktif dengan pembinaan akhlaq di sekolah, spt: kegiatan pro night, dll.
22. Hendaknya kegiatan keagamaan “ menjadi panglima di sekolah” bukan
dinomor sekian, karena sebagai pembentukan akhlaqul karimah murid.
23. Belum semua sekolah memanfaatkan kegiatan kemuridan sebagai pembinaan
karakter/akhlaq spt: program KPI di sekolah kurang hidup.
24. Ghirah kegiatan keagamaan di sekolah (beberapa sekolah) belum masiv
berjalan karena ada masalah kurang perhatianya dari pimpinan maupun guru
senior.
25. Di salah satu sekolah pembinaan akhlaq masih memprihatinkan karena masih
ada banyak tindikan bullying dan kasus anak pacaran di sekolah.
TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA