SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
Pemasangan
Iklan & Customer Service:
021 5821303
No Bebas Pulsa:
08001990990
e-mail:
cs@mediaindonesia.com
Rp2.900/eks
(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)
Rp67.000/bulan
(di luar P.Jawa + ongkos kirim)
Halaman
28
23 MARET 2014 | NO.12025 | TAHUN XLV
Harian Umum
Media Indonesia
@ MIdotcom
Minggu
El Clasico di Momen yang Pas
Kontras dengan sebelum-sebelumnya, Barcelona
kini diposisikan sebagai underdog dalam El Clasico
di Santiago Bernabeu, dini hari nanti.
El Clasico, Hlm 8
SELA
InpresAntikorupsiDiobral,PelaksanaanTetapMajal
KENDATI hingga kini belum terlihat jelas
efektivitas dari inpres ataupun perpres
pemberantasan korupsi yang sudah
diterbitkan, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono kembali mengeluarkan in-
struksi serupa. Instruksi Presiden Nomor
2 Tahun 2014 yang ditandatangani pada
Jumat (21/3) itu berisi Penyusunan Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
(PPK) Tahun 2014.
Inpres tersebut sebagai tindak lan-
jut dari Peraturan Presiden Nomor 55
Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Jangka Panjang (2012-2015) dan Jangka
Menengah (2012-2014). Dengan terbitnya
inpres tersebut, sejak memerintah pada
2004, Yudhoyono telah menerbitkan tu-
juh inpres pemberantasan korupsi (lihat
grafik).
Inpres tersebut ditujukan kepada para
menteri, Sekretaris Kabinet, Jaksa Agung,
Kapolri, Kepala Unit Kerja Presiden
Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan, para kepala lembaga
pemerintah nonkementerian, para se-
kretaris jenderal pada lembaga tinggi
negara, para gubernur, dan para bupati/
wali kota.
Direktur Advokasi Pukat UGM Oce
Madril menilai keluarnya inpres anti-
korupsi tersebut patut diapresiasi.
“Pertanyaannya, bagaimana efektivitas-
nya? Pengalaman telah membuktikan
ada banyak inpres yang diabaikan oleh
bawahannya,” kata Oce saat dihubungi,
kemarin.
Ia menilai absennya sanksi merupakan
faktor utama yang menyebabkan inpres
tidak efektif dan hanya menjadi macan
kertas. Selain itu, ada inkonsistensi peme-
rintah dalam kebijakan antikorupsi.
Di satu sisi, inpres antikorupsi diobral,
tetapi di sisi lain pelemahan terhadap
KPK dan pemberantasan korupsi jalan
terus. “Misalnya yang terjadi pada RUU
KUHAP dan KUHP, pemerintah tetap
ngotot melanjutkan pembahasan,” tan-
das dia.
Juru bicara KPK Johan Budi menyam-
but baik terbitnya inpres dengan se-
mangat memberantas korupsi. Namun,
menurut dia, yang perlu disoroti ialah
apakah pelaksanaan inpres selama ini
efektif atau tidak.
“Parameter efektif itu seperti apa?
Sebenarnya bagus-bagus saja, tetapi se-
belum menjawab itu, perlu diketahui
pelaksanaannya di lapangan seperti apa.
Makanya perlu ada evaluasi. Selama ini
pernah diukur atau tidak?” tanya Johan
saat dihubungi, kemarin.
Bagi KPK, inpres yang telah dikelu-
arkan pemerintah cukup membantu
lembaga antirasywah tersebut dalam
bekerja. Johan mencontohkan Inpres
17/2011 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.
“Sedikit banyak membantu KPK. Mung-
kin dampak inpres itu lebih dirasakan
oleh kejaksaan dan kepolisian, sedangkan
KPK kan di luar karena kita mengguna-
kan UU KPK.” (Mad/Nov/X-2)
MASALAH kurang tidur perlu
mendapatkan perhatian serius
karena bisa merusak sel-sel otak
permanen. Demikian hasil studi yang dipublikasi-
kan The Journal of Neuroscience, baru-baru ini.
Tim peneliti dari University of Pennsylvania
School of Medicine, AS, mempelajari keterkaitan
antara pola tidur yang tidak teratur dan kerugian
pada sel otak, dengan menggunakan sampel tikus.
Hasilnya ditemukan kehilangan 25% sel otak, juga
sebagian dari batang otak, pada sampel tikus yang
kurang tidur dalam waktu panjang. “Ini mungkin
pada hewan sederhana, tetapi bukti itu menun-
jukkan kita harus sangat hati-hati,” ujar Prof
Sigrid Veasey pimpinan tim. (BBC/Hym/X-8)
Kurang Tidur
Rusak Sel Otak
MENANG
TELAK 6-0:
Gelandang
Chelsea Andre
Schuerrle dipeluk
rekan setimnya
saat merayakan
gol dalam duel
melawan Arsenal
di Stamford
Bridge, kemarin.
Kemenangan
6-0 membuat the
Blues tetap kukuh
di posisi puncak
klasemen dengan
69 poin dari hasil
31 laga.
RUDY POLICARPUS
S
ORE belum turun sempurna ke-
tika dengan wajah semringah
Epid melambaikan lima lembar
uang pecahan sepuluh ribu rupi-
ah. “Cari uang di zaman sekarang susah.
Lumayan dapat Rp50 ribu. Sering-sering
atuh ada kampanye,” ujarnya sembari
menyalakan mesin motor tua berwarna
merah yang dia gunakan untuk arak-
arakan.
Epid tinggal di Cimahi, Jawa Barat. Di
kampungnya, banyak lelaki yang mene-
rima order menjadi anggota pasukan
nasi bungkus. Di mana pun kampanye
digelar, di situ mereka ada. Soal warna
bendera tidak menjadi masalah, yang
penting perut kenyang, ada bayaran,
syukur-syukur dapat rokok.
Wajah gembira juga ditunjukkan
Kirno dan Dirman yang sehari-hari be-
kerja sebagai tukang parkir dan satpam
perumahan di Yogyakarta. Keduanya
bersemangat ikut kampanye dengan
bayaran sekitar Rp50 ribu sampai Rp70
ribu, tergantung partai dan caleg yang
mensponsori.
“Selain uang, lumayan dapat makan
dan kaus. Kita ini pasukan sorak, kerja-
nya cuma keliling, teriak-teriak, 2 sampai
3 jam. Kampanye partai mana pun pasti
kita ikuti. Kalau perlu, bolos kerja, asal
jangan dipaksa nyoblos partai tertentu
saja,” tukas Kirno.
Pengumpul massa
Jika ada massa bayaran, tentu ada pe-
ngumpul massa. Sebut saja Yanto yang di
masa kampanye kali ini merasa gelisah
karena beberapa order ditawarkan de-
ngan harga di bawah standar.
“Nama saya disamarkan ya, nanti eng-
gak ada yang mau pesan. Padahal sih,
semua orang juga tahu bahwa semua
partai pasti bayar orang kalau lagi kam-
panye,” ujar ayah dua anak itu.
Uang ialah magnet utama bagi Yanto.
Soal visi dan misi parpol, ia tidak mau
ambil pusing. “Pada 2009, total keun-
tungan saya Rp40 juta. Tahun ini agak
sepi. Partai maunya mengumpulkan
massa sebanyak-banyaknya, tapi modal
terbatas. Padahal, sekarang jarang yang
mau dibayar Rp50 ribu. Minimal mereka
minta Rp75 ribu,” papar Yanto.
Politik uang
Kondisi membayar dan dibayar dalam
kampanye politik, menurut Nia Elvina,
sosiolog yang mengajar di Universitas
Indonesia, menunjukkan masyarakat
Indonesia tengah sakit.
“Masyarakat dan elite politik sama-
sama kehilangan pegangan nilai. Politik
uang dianggap normal-normal saja.
Kondisi bangsa kita memang mempriha-
tinkan,” tukas Nia.
Pendidikan politik di Indonesia, menu-
rut Nia, tidak berjalan baik. Akibatnya,
politik jadi berbiaya tinggi dan terbentuk
nilai transaksional dalam masyarakat.
Kampanye yang seharusnya menjadi
ajang sosialisasi berubah menjadi arena
hiburan. “Elite politik pun bukan lagi
mengejar perwujudan nilai, melainkan
untuk kepentingan pribadi dan mem-
pertahankan atau mencapai kekuasaan.”
(M-7)
rudy@mediaindonesia.com
Mereka disebut massa bayaran, pasukan nasi bungkus,
pasukan sorak, dan masih banyak istilah lainnya. Masa
kampanye, bagi mereka, merupakan waktu untuk
mengais rezeki di tengah obral janji.
Kais Rezeki di Tengah Janji
AP/KIRSTY WIGGLESWORTH
SEJUMLAH kalangan mengkritik sikap pemerintah
yang berkeras mencairkan dana bantuan sosial
(bansos) menjelang pemilihan umum. Koordinator
Indonesia Corruption Watch Ade Irawan menilai
sikap itu dilatari oleh kepentingan politik.
Bansos, ujar Ade, selalu mudah dicairkan peme-
rintah menjelang pemilu atau pemilu kada karena
pemegang kebijakan di kementerian terkait meru-
pakan politisi yang ikut dalam konstestasi. ‘’Dana
bansos biasa digunakan oleh incumbent, baik di
eksekutif maupun legislatif, dengan dua tujuan.
Pertama, bansos bisa diklaim sebagai bantuan
mereka, bukan bantuan pemerintah,’’ jelasnya di
Jakarta, kemarin.
Tujuan kedua, imbuh Ade, bansos bisa disele-
wengkan untuk modal politik mereka. “Inilah
yang berbahaya karena sangat berpotensi di-
salahgunakan untuk kepentingan politik tertentu
oleh para menteri dari parpol. Karena beberapa
kementerian dipegang orang parpol, pencairannya
tidak akan sulit.’’
Ade tak heran jika pemerintah ngotot mengucur-
kan bansos meski sangat rawan diselewengkan.
Pencairan dana itu menjelang penyelenggaraan
pemilu dan pemilu kada juga bukan hal baru.
“Semestinya pemerintah melakukan moratorium,
bukan malah berkeras mencairkan.’’
Direktur Advokasi dan Investigasi Forum Indo-
nesia untuk Transparansi Anggaran Uchok Sky
Khadaffi mengatakan semestinya Badan Penga-
was Pemilu bersama KPK membuat surat edaran
ke kementerian agar menghentikan sementara
pencairan dana bansos. “Sebetulnya KPK dan Ke-
mendagri telah melakukannya, tapi itu untuk
pemerintahan daerah,’’ tandasnya.
Dalam Rapat Paripurna DPR ditetapkan dana
bansos Rp55,9 triliun, tetapi dalam APBN digaris-
kan Rp73,2 triliun. Angka itu naik lagi jadi Rp91,8
triliun dalam realisasi bujet Februari 2014.
Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hasan
Bisri menegaskan pihaknya akan mengaudit peng-
gunaan dana bansos apakah sesuai rancangan
yang disepakati. “Semuanya harus bisa dipertang-
gungjawabkan. Tidak bisa fiktif.” (AI/Bow/X-8)
BansosGampang
CairJelangPemilu
Jeda Hlm 7
Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini me-
lalui e-mail:
interupsi@mediaindonesia.com
Facebook:
Harian Umum Media Indonesia
Twitter: @MIdotcom
Tanggapan Anda bisa diakses di
metrotvnews.com
“Pendidikan politik tidak
berjalan baik. Akibatnya,
politik jadi berbiaya tinggi dan
terbentuk nilai transaksional
dalam masyarakat.”
Nia Elvina
Sosiolog Universitas Indonesia
EBET
Berita hlm 9
2 MINGGU, 23 MARET 2014SELEKTA
JUMLAH tersangka pembakar hutan
di Provinsi Riau terus bertambah.
Kepolisian Daerah (Polda) Riau telah
menetapkan 83 orang dan satu peru-
sahaan sebagai tersangka pembakaran
hutan dan lahan di Riau.
“Total ada 83 tersangka. Satu dari
perusahaan, PT NSP,” kata Kepala
Bidang Hubungan Masyarakat Polda
Riau Ajun Komisaris Besar Guntur
Aryo Tejo di Pekanbaru, Riau, ke-
marin. Perusahaan tersebut ialah
PT Nasional Sagu Prima (NSP), anak
usaha Sampoerna Group.
Menurutnya, para tersangka telah
ditahan di tiap polres kabupaten/kota.
Adapun tersangka anggota TNI Serka
Sudigdo telah ditahan polisi militer di
Medan, Sumatra Utara.
Pengusutan kasus para tersangka
pembakaran hutan dan lahan dilaku-
kan Satuan Reserse Kriminal Khusus
(Satreskrimsus) Polda Riau. Dari 83
tersangka itu, polisi menyusun 49 la-
poran dengan 21 berkas yang sudah
dilimpahkan ke kejaksaan.
“Untuk berkas yang dinyatakan
lengkap oleh kejaksaan (P21) dua
perkara untuk 14 tersangka,” jelas
Guntur.
Meski kabut asap yang disebabkan
pembakaran hutan dan lahan di Riau
sudah berkurang, tim satgas pene-
gakan hukum terus memburu pelaku
pembakar hutan. Ribuan personel tim
gabungan TNI, Polri, dan instansi ter-
kait akan bertugas hingga batas tang-
gap darurat pada 26 Maret 2014.
Namun, menurut Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) Syamsul Maarif, total tersang-
ka pembakaran hutan telah mencapai
85 orang dan satu perusahaan.
“Tidak mudah memproses dan
menuntut para tersangka dan peru-
sahaan itu karena harus prosedural
dan memerlukan bukti yang lengkap,”
ujarnya dalam siaran pers, kemarin.
Meski hujan deras mengguyur se-
jumlah wilayah Riau sepanjang Jumat
(21/3) malam, satelit National Oce-
anic Atmospheric and Administration
(NOAA) 18 masih menemukan 11 titik
panas. Citra satelit itu juga menunjuk-
kan hingga pukul 08.22 WIB kemarin,
terdapat 28 titik api kebakaran hutan
di Sumatra.
Sebelumnya, pada Jumat (21/3), ter-
pantau sedikitnya 261 titik api. Bara
titik panas berada di gambut dengan
kedalaman 5-10 meter.
“Perlu hujan deras atau penggenang-
an untuk memadamkan bara itu,” kata
Komandan Satuan Tugas Nasional Ope-
rasi Terpadu Penanggulangan Bencana
Asap itu. Saat ini, imbuhnya, cuaca di
Riau cukup cerah dengan jarak pan-
dang 8-16 km serta kualitas udara
cukup baik. “Penerbangan di Bandara
Sutan Syarif Kasim II normal.”
Upaya pemadaman melibatkan
satgas udara yang mengintensifkan
pengeboman air. Pada Jumat (21/3)
dilakukan 207 kali water bombing.
Sebanyak 94 kali pengeboman dilaku-
kan di Dumai dan Rokan Hilir dengan
helikopter Sikorksy. Helikopter Kamov
melakukan 70 kali pengeboman di
Rengat dan Bengkalis. Modifikasi
cuaca juga dilakukan dengan mena-
burkan 6 ton NaCl (garam). Sejumlah
4 ton disebar di angkasa Dumai, Beng-
kalis, dan Siak, serta 2 ton di Indra Giri
Hulu dan Pelalawan. (RK/E-5)
M
ANTAN Ketua Umum Partai
Demokrat Anas Urbaning-
rum tengah memikirkan
opsi untuk menjadi peng-
ungkap kejahatan (justice collaborator)
dalam kasus dugaan suap di proyek
Hambalang.
Menurut kuasa hukum Anas, Firman
Wijaya, jika Anas tidak menjadi justice col-
laborator, pengungkapan suap di proyek
Hambalang hanya akan berhenti pada
aktor-aktor lapangan, bukan aktor intelek-
tualnya.
“Bangunan kasus Hambalang bakal run-
tuh bila berhenti hanya pada mantan Ketua
Umum Demokrat itu. Apalagi kaitan perkara
itu dengan Kongres Demokrat di Bandung
pada 2010 makin jelas terlihat dari arah
pertanyaan yang diajukan penyidik Komisi
Pemberantasan Korupsi
dalam pemeriksaan,” kata
Firman dalam perbincang-
an kemarin.
Ia memastikan pihaknya
memiliki bukti-bukti yang
menegaskan Susilo Bam-
bang Yudhoyono tak bisa
lepas tangan dari kasus
tersebut.
“Kasus sebenarnya da-
lam hal ini ialah Kongres
Partai Demokrat. Yang je-
las, soal pembuktian itu
ada,” tegas Firman.
Adapun saat ditanya soal pemberian uang
muka mobil Harrier dari SBY untuk Anas,
Firman mengaku pihaknya tidak mengan-
tongi bukti aliran dananya.
“Hubungan Anas dan Pak SBY itu tertutup,
tapi ada yang mengetahui,” ungkapnya se-
raya menolak untuk menyebut saksi yang
dimaksud.
Pihaknya, sambung dia, saat ini tengah
mencari tahu mekanisme perlindungan
yang akan diterima Anas jika kelak men-
jadi justice collaborator. Hal itu sebagai
konsekuensi dari tingginya risiko buat Anas
jika membongkar kejahatan sesungguhnya
di proyek Hambalang.
“Kita tahu persis sedang berhadapan de-
ngan siapa. Karena itu, kita harus tahu per-
lindungan apa saja yang diberikan kepada
seorang justice collaborator,” ujarnya.
Kasus Century
Dalam kasus terpisah, pada pemerik-
saan di KPK Jumat (21/3) lalu, Anas kem-
bali menyebut dugaan keterlibatan Susilo
Bambang Yudhoyono dalam kasus dugaan
korupsi dalam pencairan dana talangan
Bank Century.
Seusai menjalani pemeriksaan yang ketu-
juh kali di KPK itu, Anas menyatakan ada-
nya indikasi biaya kampanye Susilo Bam-
bang Yudhoyono-Boediono saat mengikuti
Pemilihan Presiden 2009 juga dialiri dana
talangan Bank Century. Kecurigaannya itu
muncul lantaran banyak nama fiktif yang
tercantum dalam laporan audit akuntan
independen dana kampanye SBY.
Tak cuma itu, Anas juga mengaku kerap
menerima tugas khusus dari SBY saat ia
duduk sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat
di DPR.
“SayadimintamencegahagarPanitiaKhu-
susCenturytidakmengarah
ke SBY dan Demokrat, baik
secara hukum maupun
politik,” ujarnya saat itu.
Dalam menyikapi tuding-
an itu, juru bicara Partai
Demokrat Ruhut Sitom-
pul menyebut keterangan
Anas Urbaningrum tak
masuk akal. Ia mengata-
kan Anas tengah berupaya
meminta perlindungan
dari Demokrat dalam ka-
sus hukum yang sedang
dijalaninya dengan menye-
ret-nyeret nama Demokrat dalam skandal
Century.
Pasalnya, sebagai sesama anggota Pansus
Century dari Partai Demokrat di 2010 silam,
Ruhut mengaku tak pernah mendengar ada-
nya penugasan khusus itu.
“Saya yang anggota Pansus Century saja
tidak diminta, lebih masuk akal lagi karena
saya orang hukum,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Mar-
zuki Alie yang pada 2009 lalu menjadi sek-
retaris tim kampanye pemilihan presiden
untuk SBY-Boediono.
Kepada Media Indonesia dia mengatakan,
“Anas kan tidak pernah berurusan dengan
dana kampanye, baik sumber dana maupun
pelaporannya.” (P-1)
hera_khaerani@mediaindonesia.com
Sebelum kasus Hambalang mencuat, hubungan
Anas Urbaningrum dengan Susilo Bambang Yudhoyono
disebut teramat dekat.
IsuAirLebihFundamentalketimbangEnergi
MalaysiaBerharappadaTemuanSatelitChina
Menteri Pertahanan (Menhan)
Malaysia Hishammuddin Hus-
sein mengungkapkan bahwa
satelit China telah menangkap
objek baru yang mengambang
di Samudra Hindia. Benda itu
diduga bagian dari serpihan
pesawat Malaysia Airlines
bernomor MH 370 yang hilang
sejak dua pekan lalu.
Dalam keterangan persnya,
kemarin, Hishammuddin me-
ngatakan objek itu berukuran
dengan panjang 22,5 meter
dan lebar 13 meter. Lokasi
benda yang dicurigai serpihan
pesawat MH 370 berada wila-
yah perairan yang jaraknya
120 kilometer dari dua objek
yang pertama kali ditemukan
atau ditangkap satelit milik
Australia.
“Kabar yang baru saja saya
terima ialah Duta Besar China
(Huang Huikang) melaporkan
menerima citra satelit tentang
benda yang mengambang di
koridor selatan dan mereka
(China) akan mengirim kapal
untuk memverifikasi (objek
itu),” ungkap Hishammuddin
yang juga menjabat pelaksana
tugas Menteri Transportasi
Malaysia.
“Beijing diperkirakan akan
membuat pengumuman da-
lam beberapa jam (ke depan),”
timpal Hishammuddin pada
jumpa pers di Kuala Lumpur,
Malaysia, kemarin, yang di-
hadiri sejumlah wartawan
lokal dan asing.
Di luar masalah temuan
baru itu, Hishammuddin me-
negaskan sejumlah pesawat
dan kapal telah dikerahkan
ke Samudra Hindia untuk
mengidentifikasi dan mencari
objek yang terpantau dari
citra satelit dan berada sekitar
2.500 km dari Perth, Australia.
Proses pencarian tersebut akan
dipimpin Otoritas Keselamatan
Maritim Australia (AMSA).
Hishammuddin melaporkan
ada enam pesawat yang te-
lah dikirim ke area tersebut
kemarin untuk menyisir area
yang luasnya setara dengan
luas wilayah negara Denmark
itu. Tim pencarian juga men-
dapat bantuan tambahan ka-
pal dari China, Jepang, dan
Inggris.
“Pesawat pertama telah kem-
bali tanpa berhasil menemu-
kan puing-puing (apa pun),”
tegas Hishammuddin. Namun
sebelumnya, dia menegaskan
telah berbagai cara dilakukan
untuk menyisir perairan laut
yang diduga sebagai lokasi
jatuhnya serpihan pesawat MH
370 dan luasnya sekitar 10.500
mil persegi.
Namun, dia mengakui kon-
disi lokasi pencarian dan seki-
tarnya saat ini tidak mudah
ditembus. Pasalnya, badai
tropis dilaporkan menerjang
wilayah perairan tersebut se-
hingga mengganggu proses
pencarian.
Saat menanggapi adanya dua
transkrip pesan komunikasi
yang aneh antara kopilot MH
370 dan menara kontrol, se-
perti yang dilaporkan surat
kabar Telegraph, dia mengata-
kan tidak ada yang misterius
dari transkrip tersebut. (BBC/
Reuters/Hym/I-3)
DUNIA selama ini disibukkan
oleh isu energi dan kurang
serius menanggapi krisis air.
Masalah air dikhawatirkan
menimbulkan konflik sosial
dan horizontal di masa men-
datang.
“Isu krisis air lebih funda-
mental daripada energi.
Pasalnya, energi punya ba-
nyak alternatif (energi ter-
barukan), sedangkan air jika
terjadi kelangkaan, tidak ada
alternatifnya,” kata pengamat
lingkungan Sonny Keraf, saat
dihubungi terkait dengan per-
ingatan Hari Air Sedunia, ke-
marin.
Menurut mantan Menteri
Lingkungan Hidup itu, ada
empat persoalan pokok air,
yakni masalah kelangkaan
air, pencemaran, banjir, dan
kekeringan. Upaya masyarakat
dan pemerintah yang sinergis
dinilai amat krusial lantaran
isu air dewasa ini sudah fun-
damental.
Saat ini, memang ada
teknologi inseminasi air laut
agar bisa dikonsumsi, tetapi itu
sangat mahal. “Nantinya cuma
kalangan tertentu yang bisa
mengakses air bersih.”
Sony melihat, saat ini sudah
mulai terjadi konflik di an-
tara daerah yang berbatasan
air sungai, seperti pemerin-
tah DKI Jakarta, Bogor, dan
Tangerang yang saling tarik-
menarik perihal Kali Ciliwung
dan Cisadane.
Saat dihubungi secara
terpisah, Direktur Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi) Abetnego Tarigan me-
ngatakan, peran pemerintah
memberi andil besar terhadap
perusakan alam yang mengaki-
batkan krisis air. Keterlibatan
pemerintah itu, lanjutnya, ter-
lihat pada reklamasi daerah
pesisir untuk kawasan wisata,
seperti di Bali, dan deforestasi
akibat alih fungsi lahan gam-
but untuk perkebunan kelapa
sawit dan penebangan liar.
“Suplai air rumah tangga
di wilayah perkotaan saat ini
umumnya berasal dari air ta-
nah. Itu sangat berbahaya bagi
ekosistem air tanah. Untuk
itu, pemerintah diharapkan
menyuplai air bersih yang
memadai sebagai salah satu
upaya memerangi krisis air,”
jelas Abetnego.
Ia juga menyoroti sengketa
lahan antara masyarakat dan
perusahaan air minum ke-
masan di Batu, Malang, yang
mencuat baru-baru ini.
Di sisi lain, sejumlah pe-
cinta lingkungan dari Savilla
Production membagi-bagikan
flyer dan setangkai mawar
putih kepada pengguna jalan
yang melintasi Bundaran Hotel
Indonesia, di Jalan Thamrin,
Jakarta Pusat, kemarin pagi.
Aksi damai dalam memper-
ingati Hari Air Sedunia itu ber-
tujuan membangun kesadaran
masyarakat untuk menghargai
dan menghormati air dan men-
jaga kelestarian hutan.
“Filosofinya, kita mau da-
pat air bersih, putih, bukan
air keruh, makanya diberikan
mawar putih,” papar Awang
Darmawan, kordinator aksi di
lapangan.
Menurut Awang, Savilla
Production juga akan melun-
curkan film berjudul Danum
Baputi pada Juni menda-
tang. Film itu mengisahkan
perjuangan suku di Kaliman-
tan dalam menyelamatkan air
di desanya. (Fat/X-7)
AnasMerasa
JadiTumbal
DIMAKAMKAN: CEO Media Group Surya Paloh menyiramkan air mawar di makam kakaknya,
Rohana Jusuf Gading binti Daud Paloh, saat pemakaman di Cisarua, Bogor, Jawa Barat,
kemarin. Rohana berpulang di usianya yang ke-75 di RS Premier Jatinegara, pada Jumat
(21/3).
MI/PANCA SYURKANI
PEDULI AIR: Seorang aktivis yang tergabung dalam komunitas peduli hutan dan air menggelar aksi memperingati Hari Air Sedunia di Bundaran Hotel
Indonesia, Jakarta, kemarin. Mereka mengajak masyarakat untuk lebih peduli akan pentingnya air dan hutan sebagai sumber kehidupan manusia.
ANTARA/ZABUR KARURU
MINAT BACA: Anak-anak menyimak dongeng yang dibawakan oleh
Awam Prakoso dalam acara A Day for Book di Museum Nasional,
Jakarta, kemarin. Kegiatan itu digelar untuk menumbuhkan minat
baca anak sejak dini.
MI/ATET DWI PRAMADIA
Kita tahu persis sedang
berhadapan dengan siapa.
Karena itu, kita harus tahu
perlindungan apa saja yang
diberikan kepada seorang
justice collaborator.
Firman Wijaya
Kuasa Hukum
HERA KHAERANI
TersangkaPembakarHutanRiauTerusBertambah
4 MINGGU, 23 MARET 2014UMUM
LelangKaryaSeni
untukPenderitaKanker
PANGKALAN MILITER: Dua prajurit Ukraina berjaga di
depan pangkalan militer di Krimea, kemarin. Tentara Rusia
mengultimatum paramiliter Ukraina agar segera meninggalkan
pangkalan militer di Kota Krimea.
ART FOR CANCER: Instalasi seni dipamerkan dalam Art for Cancer di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta, kemarin. Pameran
dan berbagai kegiatan amal diadakan oleh Yayasan Kanker Indonesia Provinsi DKI Jakarta guna mengumpulkan dana untuk membantu
korban kanker.
MI/ATET DWI PRAMADIA
Derita Aisyah, Bukti
Matinya Solidaritas
YENNIZAR LUBIS
D
ERITA Siti Aisyah,
bocah berusia 8 ta-
hun yang terpaksa
putus sekolah demi
merawatayahnya,Muhammad
Nawawi Pulungan, 54, dengan
hidup menggelandang di atas
becak, merupakan cerminan
dari matinya rasa solidaritas
warga terhadap sesamanya.
“Kasus Aisyah yang harus
menggelandang sembari mem-
bawa ayahnya yang dibaring-
kan di atas becak selama 3
tahun sebetulnya tidak perlu
terjadi jika rasa gotong royong
masih ada,” sebut sosiolog
Emilia Hambali saat dihubu-
ngi, kemarin.
A i s y a h d a n ay a h ny a ,
Nawawi, yang terkulai lemas
di atas becak, terpaksa tinggal
di pinggiran toko di Kota Me-
dan. Itu disebabkan Nawawi
kehabisan uang untuk meng-
obati penyakit komplikasi
yang dideritanya dan tidak
mampu membayar kontrakan
rumah. Mereka tinggal dan
beraktivitas di atas becak itu.
Malam hari mereka memarkir-
kan becaknya di depan teras
rumah warga di seputar Jalan
Sisingamangaraja. Jika pagi
tiba, mereka pindah di sekitar
Masjid Raya. Aisyah-lah yang
mendayung becak itu.
Secara logika, lanjut Emilia,
mustahilwargayangberlalu-la-
lang di seputar jalan dan Masjid
Raya tidak melihat penderitaan
kedua insan papa tersebut.
Intinya, mereka melihat, tetapi
hanya berpangku tangan.
Fenomena seperti ini, sam-
bung dia, terjadi di banyak
tempat. Berangkat dari hal
itu, Emilia berani menggaransi
bahwa budaya luhur pening-
galan nenek moyang, yakni
rasa gotong royong, rupanya
sudah luntur di tengah masya-
rakat kita dan berganti dengan
sikap individualisme.
“Kalau masyarakat masih
guyub, pasti ada Pak RT atau
Pak RW yang akan membantu.
Tetapi itulah kehidupan perko-
taan,” ujar Emilia.
Halsenadajugadiungkapkan
Ketua Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) Asrorun
Ni’amSholeh.MenurutAsrorun,
rasaempatiharuslahditumbuh-
kan agar setiap orang yang
melihat kejadian seperti yang
dialami seperti Aisyah dapat
segera menolong atau minimal
melapor ke pihak terkait.
Ditinggal ibu
Saat disambangi di Rumah
Sakit (RS) Pirngadi, Medan,
sembari terbaring, Nawawi
mengisahkan, semenjak ber-
usia 1 tahun Aisyah sudah
ditinggal ibunya. “Sebelum
saya meninggal, saya berharap
Aisyah bisa bertemu dengan
ibunya,” pesan Nawawi.
Saat meninggalkan Aisyah,
sang ibu membawa anak le-
lakinya. “Kata ayah, ibu bawa
abang pergi ketika mening-
galkan kami. Sampai sekarang
kami tidak tahu di mana ibu
berada,” ujar Aisyah yang setia
mendampingi sang ayah.
Kisah penderitaan Aisyah
yang hidup miskin dan setia
merawat ayahnya yang men-
derita penyakit komplikasi
paru-paru mendapat perha-
tian banyak pihak. Terlebih se-
jak balita Aisyah telah terpisah
dari ibu kandungnya.
Teman-teman seusianya dari
SD Bhayangkari Medan pun
tersentuh untuk meringankan
beban Aisyah. Para siswa SD
itu menyisihkan uang jajan un-
tuk diberikan kepada Aisyah.
“Kami telah menyisihkan uang
jajan untuk membantu Aisyah.
Nanti kami akan serahkan ke-
pada Aisyah,” ujar Vira, siswi
SD Bhayangkari Medan. (Fat/
Ant/S-4)
yennizar
@mediandonesia.com
Rasa empati haruslah ditumbuhkan agar
setiap orang yang melihat kejadian seperti
yang dialami Aisyah segera menolong atau
minimal melapor ke pihak terkait.
YAYASAN Kanker Indonesia
(YKI) Provinsi DKI Jakarta
menggelar lelang busana be-
berapa desainer dan lukisan
perupa lintas generasi di
Museum Seni Rupa dan Kera-
mik, Jakarta Barat, Sabtu
(22/3). Hasil lelang yang akan
berlangsung hingga Minggu
(23/3) itu akan disumbangkan
kepada sejumlah rumah sakit
untuk membantu penderita
kanker.
“Kalau lari pagi atau sepeda
santai kan sudah biasa, ini ke-
betulan pihak penyelenggara
ada yang mengajukan untuk
melakukan lelang,” ujar Ketua
YKI DKI Jakarta, Veronika
Basuki, kemarin.
Veronica melanjutkan se-
bagian hasil lelang akan
diberikan untuk pemba-
ngunan Palliative Care
Training Center atau Pusat
Perawatan dan Pelatihan
Paliatif yang tengah dirintis
YKI DKI Jakarta.
Saat ini pelatihan dan pe-
rawatan paliatif oleh YKI
DKI Jakarta sudah dimulai
di Graha YKI DKI Jakarta di
Sunter, Jakarta Utara, dan
akan dikembangkan di enam
wilayah lainnya. “Ini program
kerja utama kami dalam wak-
tu lima tahun mendatang,”
sebutnya.
Para desainer yang ikut
serta menyumbangkan karya
dalam lelang tersebut ialah
Carmanita, Ivan Gunawan,
dan desainer dari Asosiasi
Perancang Pengusaha Mode
Indonesia (APPMI) seperti
Lenny Agustin dan Jeny
Tjahyawati. Selain itu, ada
juga desainer dari Dekra-
nasda seperti Novita Yunus,
Emma Damayanti, dan Felga
Weninda.
Sementara itu, pameran
seni rupa akan menampilkan
karya lima seniman Indone-
sia, yaitu Albert Jonathan,
Entang Wiharso, Eko, Sria
Astari, dan Tita.
Lelang busana karya de-
sainer dan karya seni ini me-
rupakan bagian dari rangkai-
an acara pameran seni rupa
‘Art for Cancer’ yang digelar
YKI DKI Jakarta mulai 16
hingga 30 Maret mendatang,
yang dibuka oleh Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo dan
Wakil Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama.
(Fat/S-5)
RusiaSiapBalas
SetimpalSanksiEropa
KEMENTERIAN Luar Negeri
(Kemenlu) Rusia menegas-
kan bahwa Moskow berhak
membalas secara setimpal
sanksi kedua yang diterap-
kan Uni Eropa (UE). Sanksi
itu terkait dengan keputusan
Rusia yang menetapkan Se-
menanjung Krimea sebagai
bagian wilayahnya pascarefe-
rendum.
UE menerapkan sanksi baru
pada Jumat (21/3) dengan me-
nambah 12 nama dari Rusia
dan Ukraina yang dima-
sukkan daftar orang-orang
dengan aset dibekukan dan
dilarang melakukan perjalan-
an ke luar negeri. Kini daftar
itu terdiri atas 33 orang dari
kedua negara tersebut.
Selain Putin, ada sederet
nama yang masuk target sank-
si, yaitu penasihat senior un-
tuk Putin, Sergei Glazyev, dan
Vladislav Surkov. Dua ketua
majelis parlemen Rusia, Va-
lentina Matviyenko dan Sergei
Naryshkin, juga termasuk
nama yang mendapat sanksi.
“Sangatdisayangkanbahwa
Dewan Eropa membuat ke-
putusan yang terpisah dari
kenyataan,” kata Alexan-
der Lukashevich, juru bi-
cara Kemenlu Rusia, dalam
pernyataan yang dipubli-
kasikan melalui situs resmi
Kemenlu Rusia, kemarin.
“Kami percaya ini saatnya
kembali ke ranah kerja sama
yang pragmatis yang mencer-
minkan kepentingan negara
kami. Bagaimanapun pasti
pihak Rusia akan memberi
respons seimbang terhadap
tindakan yang diambil (UE),”
paparnya.
Sebelumnya pada Jumat
(21/3), Presiden Rusia Vladi-
mir Putin menandatangani
undang-undang yang secara
resmi dan sah menetapkan
Semenanjung Krimea yang
sebelumnya bagian wilayah
Ukraina menjadi wilayah
Federasi Rusia.
Di sisi lain, Menlu Jerman
Frank-Walter Steinmeier me-
ngatakan masyarakat inter-
nasional tidak akan membi-
arkan krisis Ukraina-Rusia
menimbulkan perpecahan
baru di Eropa.
Setelah bertemu dengan
Perdana Menteri Ukraina
Arseny Yatseniuk, Steinmeier
mengatakan pemantau dari
OSCE (Organisasi Keamanan
dan Kerja Sama Eropa) akan
datang ke Ukraina untuk
mendukung berbagai upaya
deeskalasi dalam beberapa
hari mendatang.
Yatseniuk mengatakan
Ukraina sangat membutuh-
kan dukungan dari Eropa
dalam mengatasi masalah
energi dengan dihentikannya
pasokan gas dari Rusia. Dia
meminta bantuan militer Jer-
man. (AP/Reuters/Hym/I-3)
REUTERS/VASILY FEDOSENKO
BENCANA yang terjadi di
berbagai tempat di Indonesia,
seperti Gunung Kelud, Gu-
nung Sinabung, dan Gunung
Merapi,mendorongkaryawan
The Sunan Hotel Solo untuk
membangun kepedulian.
Seluruh keluarga besar kar-
yawan The Sunan Hotel Solo
berinisiatif untuk mengum-
pulkan dana sebagai wujud
kepedulian terhadap korban
yang sedang tertimpa musibah. Dari aksi solidaritas yang dilakukan itu terkumpul dana
sebanyak Rp10.875.000. Dana bantuan itu diserahkan melalui Palang Merah Indonesia
(PMI) Cabang Solo pada 13 Maret lalu untuk disalurkan kepada korban bencana yang
membutuhkan. “Penyerahan bantuan ini merupakan wujud serta bentuk solidaritas dan
kepedulian kepada saudara-saudara se-Tanah Air demi meringankan beban mereka,”
tutur Human Resources Manager The Sunan Hotel Solo, Kristriyanto.
The Sunan Hotel Solo Bantu Korban Bencana
SEBAGAI maskapai berbiaya
murah, Citilink di sepanjang
tahun ini sedang menjalankan
proses rebranding dengan
tagline baru ‘Simple–On
Time–Convinient’. “Kami
merealisasikannya dengan
strategi branding secara
menyeluruh, mulai dari livery
baru, logo baru, interior baru
pesawat, kantor pemasaran,
seragam baru pramugari,
sistem pada website, dan lay out baru untuk menjangkau masyarakat secara luas,” ujar
Agus Dewanta, selaku VP Sales and Distribution, beberapa waktu lalu. Saat ini, Citilink
mengoperasikan 29 pesawat, terdiri dari 22 buah Airbus A320 dengan kapasitas 180
kursi, 6 Boeing 737-300 dengan kapasitas 148 kursi, dan 1 Boeing 737-400 dengan
kapasitas 170 kursi. Citilink mulai terbang dari Bandung menuju Denpasar dan Medan
setiap hari sejak 26 Januari lalu dan berharap menjadi pemain andal di kawasan Asia.
PRANAYA Suites Hotel telah
diresmikan pada 6 Okto-
ber 2013 sebagai salah
satu hotel bintang tiga di
kawasan CBD BSD City
Tangerang, Banten. Nama
Pranaya diambil dari bahasa
Sansekerta yang berarti
pemimpin dengan harapan
menjadi hotel nomor satu di
kawasan BSD City. Meski
memiliki banyak kompetitor,
Pranaya Suites Hotel yakin mampu bersaing karena memiliki segmen pasar yang
berbeda dengan mayoritas pesaing di kawasan BSD dan sekitarnya. Tidak hanya
strategi pemasaran, namun manajemen sangat menitikberatkan dan menjamin akan
standar prosedur pelayanan bertaraf international. Pranaya Suites Hotel pun menyadari
pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) dalam menunjang lingkungan di
sekitar hotel dengan mengundang anak yatim piatu, pada 10 Maret lalu.
Dari Bandung, Citilink ke Denpasar dan MedanCSR Perdana Pranaya Suites Hotel BSD City
BERTEMPAT di Hotel Oria
Jakarta, Rumah Sakit (RS)
Awal Bros Group mengelar
pertemuan antarperusa-
haan pada 3 Maret lalu.
Pertemuan itu dihadiri per-
wakilan dari RS Awal Bros
Group yang tersebar di Ja-
bodetabek. Dalam kesem-
patan itu, Direktur Corporate
Awal Bros Group dr Ferdy D
Tiwow menyampaikan kem-
bali visi dan misi dari RS Awal Bros Group sekaligus memberikan informasi terbaru
mengenai program–program RS Awal Bros Broup. Termasuk jika ada keluhan dari
para pimpinan. Acara company gathering itu semakin tampak meriah dengan adanya
edukasi tentang penanganan osteo artritis Genu oleh dr Deasy Erika SpRM. Di sela
acara, panitia juga menggelar tanya jawab antara dokter dan para peserta. Acara
company gathering tersebut ditutup dengan pembagian doorprize.
Company Gathering RS Awal Bros Group
PENYAKIT batu saluran
kemih atau lebih dikenal
dengan kencing batu bisa
menyerang pria dan perem-
puan. Penyakit itu ditandai
dengan pengeluaran air seni
yang tidak normal. Tampak
pula batu-batu yang ber-
ukuran kecil ketika buang air
kecil seperti pasir kasar. Un-
tuk mengedukasi masyarakat
tentang bahayanya penyakit
itu dan solusi untuk mengatasinya, Rumah Sakit (RS) Medistra Jakarta menggelar semi-
nar bertemakan ‘Waspadai Penyakit Batu Saluran Kemih’. Kegiatan itu dilangsungkan
di Auditorium RS Medistra, Gedung A Lantai 6, pada 8 Maret silam. Hadir sebagai
pembicara dr Rochani SpB, SpUK, yang membahas seputar pengelolaan batu ginjal
dan saluran kemih masa kini. Sedangkan pembicara lainnya dr Ginova Nainggolan,
SpPD, KGH, mengupas penyebab dan pencegahaan penyakit batu ginjal.
Seminar tentang Kencing Batu di RS Medistra
GURU dan siswa kelas XI
SMASantuPetrusPontianak,
Kalimantan Barat, melakukan
study tour ke Jakarta dan
Bandung pada 9-13 Maret
lalu. Selain menggunjungi
tempat wisata, mereka juga
mengunjungi beberapa per-
guruan tinggi, salah satunya
Sekolah Tinggi Pariwisata
(STP) Trisakti. Saat mengun-
jungi STP Trisakti, mereka
mendapatkan materi berupa sharing profesi bidang pariwisata, kemudian melihat
demo memasak dan pastry yang dilakukan oleh para alumni SMA Santu Petrus yang
kuliah di STP Trisakti. Mereka pun sangat menikmati produk pastry dan kuliner yang
dibuat oleh mahasiswa. “Penyambutannya mewah, acaranya juga seru. Alumni sudah
membuktikan bahwa STP Trisakti berkualitas,” ujar Stepanie Silvia, salah satu siswi
SMA Santu Petrus, menanggapi study tour ke kampus tersebut.
Study Tour SMA Santu Petrus ke STP Trisakti
LENSABISNIS HUBUNGI KAMI BAGIAN IKLAN: 021 580 1480
Teman-teman seusianya
dari SD Bhayangkari
Medan pun tersentuh untuk
meringankan beban Aisyah.
MINGGU, 23 MARET 2014 5INDONESIA MEMILIH
NasDem Didesain
untuk Menang
KekerasandiAcehMenggila
SURYA SRIYANTI
S
EKRETARIS Jenderal
Partai NasDem Pa-
trice Rio Capella me-
nyatakan partainya
didesain untuk memenangi
Pemilu 2014, bukan sekadar
meramaikan pesta demo-
krasi rakyat.
“Partai NasDem didirikan
tidak hanya ikut Pemilu tetapi
didesain untuk memenangi
Pemilu 2014,” kata Rio dalam
kampanye nasional Partai
NasDem di Palangkaraya, Ka-
limantan Tengah, kemarin.
Di hadapan ribuan kader
Partai NasDem yang mema-
dati lapangan sepak bola di
Desa Banturung, Kecamataan
BukitBatu,KotaPalangkaraya,
Patrice mengatakan partainya
telah menyiapkan sepuluh
program rencana kerja seba-
gai bukti keseriusan Partai
NasDem ingin memenangi
pemilu.
Ia mengungkapkan bebera-
pa program Partai NasDem
jika nanti memenangi pemilu
antara lain memberikan bea-
siswa pelajar ke luar negeri,
membebaskan biaya seko-
lah dasar hingga perguruan
tinggi, memberikan bantuan
Rp1 juta bagi setiap keluarga
miskin selama lima tahun,
menaikkan gaji anggota Polri/
TNI, dan menciptakan 10 juta
lapangan kerja selama lima
tahun.
“Perubahan itu akan diba-
wa Partai NasDem jika me-
nang pada 9 April mendatang.
Untuk itu, kami berharap agar
simpatisan dapat memenang-
kan Partai NasDem di tem-
pat pemungutan suara kita
masing-masing dan jangan
sampai suara NasDem hilang,
dicuri, atau dikerjai partai
lain,” kata Patrice.
Ketua Umum Partai Nas-
Dem Surya Paloh sedianya
hadir dan memberi orasi poli-
tik dalam kampanye akbar itu.
Namun, karena kakak kan-
dung Surya bernama Rohana
Jusuf Gading binti Daud Paloh
meninggal dunia pada Jumat
(21/3) lalu, Surya urung me-
nyampaikan orasi politiknya.
Politik uang
Di Malang, Jawa Timur,
kemarin, Panitia Pengawas
Pemilihan Umum (Panwaslu)
setempat menemukan pelang-
garan politik uang di areal
kampanye terbuka Partai
Demokrat yang dihadiri Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai
juru kampanye.
Pada kampanye yang dige-
lar di Stadion Kanjuruhan,
Malang, tersebut, Ketua Divisi
Penanganan dan Penindakan
Panwaslu Malang George Da
Silva menangkap tangan sa-
lah seorang tim sukses calon
anggota legislatif (caleg) yang
tengah membagi-bagi uang
pecahan Rp10.000 kepada
kader Partai Demokrat yang
hadir dalam kampanye itu.
Petugas yang menangkap
langsung memintai kete-
rangan penerima uang dan
anggota tim sukses itu.
“Pelanggaran kampanye ini
jelas pidana. Besok kita pang-
gil semua,” tegas George.
Ia mengungkapkan sudah
mendata para penerima uang,
di antaranya Chofiyah, warga
RT 12/RW 2 Kedungpendaring-
an, Kecamatan Kepanjen,
Kabupaten Malang. Chofiyah
menerima uang dua lembar
sepuluh ribuan.
Panwaslu juga memintai
keterangan Inung, penyebar
uang itu. Warga RT 12/RW 2,
Kedungpendaringan, Keca-
matan Kepanjen, Malang, itu
mengaku telah membagi-bagi-
kan uang kepada peserta kam-
panye atas suruhan seorang
calon legislatif DPRD Kabupa-
ten Malang. (BN/Yah/P-1)
sriyanti
@mediaindonesia.com
Dengan program
unggulan, Partai
NasDem barharap
masyarakat ikut
menjadi bagian dari
agen perubahan.
JELANG pemungutan suara 9
April 2014, eskalasi kekerasan
kian meningkat di Aceh. Jumat
(21/3) malam, dalam kurun
waktu yang berdekatan, dua
aksi kekerasan menimpa sim-
patisan Partai Aceh dan Partai
Nasional Aceh.
Ahmad Suib, 25, simpatisan
Partai Aceh, ditembak orang
saat perjalanan pulang dari
lokasi kampanye Partai Aceh
di Kecamatan Sawang, Aceh
Utara. Ahmad menderita luka
tembak di bawah ketiak se-
telah kendaraan hias yang
ditumpanginya ditembaki. Pe-
nembakan itu terjadi di Jalan
Medan Banda Aceh, Desa Ulee
Pulo Kecamatan Dewantara,
sekitar pukul 19.40 WIB.
Saat ini korban masih dira-
wat dan akan menjalani ope-
rasi untuk mengeluarkan pe-
luru di tubuhnya.
“Korban tertembak di bagian
rusuk sebelah kiri. Diduga
ditembak mengunakan pistol
jenis FN. Pelaku penembakan
belum diketahui,” sebut Kapol-
res Kota Lhokseumawe AKB
Joko Surachmanto.
Ia menambahkan penga-
manan terhadap kampanye
Partai Aceh di Aceh Utara
sudah maksimal dilakukan.
Namun, polisi tak menduga
saat perjalanan pulang, konvoi
kendaraan massa pendukung
partai itu ditembak.
Situasi kian buruk saat mas-
sa Partai Aceh marah karena
ditembaki. Mereka merusak
sebuah posko milik partai lain
karena menduga penembak-
an itu dilakukan oleh salah
seorang simpatisan partai dari
posko tersebut.
Perusakan posko tersebut
tidak berlangsung lama setelah
polisi membubarkan massa de-
ngan tembakan peringatan.
Hanya berselang beberapa
jam, tepatnya Sabtu dini hari,
dua anggota Satuan Tugas
(Satgas) Partai Nasional Aceh,
Armia dan Tauhid, harus dira-
wat dalam kondisi kritis seusai
dikeroyok massa simpatisan
partai lainnya, di Simpang Uni-
mal, Dewantara, Aceh Utara.
Pengoroyokan itu masih ter-
kait dengan peristiwa penem-
bakan terhadap Ahmad Suib.
Tak lama setelah penem-
bakan tersebut, sekelompok
massa menyisir lokasi penem-
bakan untuk mencari pelaku.
Karena pelaku tak ditemukan,
mereka melampiaskan ke-
marahan dengan mengeroyok
dua Satgas Partai Nasional
Aceh (PNA) yang sedang ber-
ada di sebuah warung kopi.
(HP/MI/P-1)
KADER PARTAI DITEMBAK: Sejumlah warga melihat kendaraan tank
hias yang ditembak orang tidak dikenal di Desa Ulee Pulo, Aceh
Utara, kemarin. Akibat peristiwa itu seorang kader Partai Aceh yang
berada di dalam mobil hias tertembak.
ANTARA/RAHMAD
S
IAPKAH Anda
mengendarai
mobil urban
dengan fitur-fitur
terkini? Dengan berbagai
modal yang dimiliki di
bagian eksterior dan
interiornya, New Mazda2
siap memukau siapa pun
yang melihatnya.
Dari berbagai sisi,
mobil ringkas yang satu
itu memang eksepsional,
bahkan dari sisi
pencahayaannya. New
Mazda2, yang diluncurkan
pada penghujung 2013,
mengusung lampu depan
tipe light emitting diode
(LED) reflector yang
pertama di kelasnya. LED
reflector itu merupakan
fitur standar di varian R
serta RZ.
New Mazda2 juga
teramat trendi dengan
bekal alloy wheel yang lebih
berkilau pada tipe R dan
RZ dengan desain bemper
depan sporty, side spoilers,
roof spoilers, dan lampu
sen pada eksterior kaca
spion sebagai fitur standar
di seluruh rangkaian New
Mazda2.
Keunggulan yang
ditawarkan bukan cuma
dari ‘sampulnya’. New
Mazda2 memberikan
rasa aman berkat fitur-
fitur yang disematkan. Di
samping lampu depan LED
reflector yang memberikan
daya pandang lebih baik,
terdapat pula speed sensitive
auto door lock system,
anti-lock brake system
(ABS), electronic brake force
distribution (EBD), dan plus
emergency brake assist
(EBA).
Belum cukup? Tenang
saja. Masih ada Dual
SRS air bags, Triple-H
safety construction dan
Mazda advanced impact
distribution, hingga
struktur bodi berteknologi
absorption system (Maida’s).
“Mazda2 telah
mendapatkan sambutan
yang hangat dari pasar
Indonesia semenjak
pertama kali mobil ini
meluncur di jalanan Ibu
Kota pada November 2009.
Sejak itu, Mazda2 sukses
mendapatkan gelar sebagai
city car terfavorit Indonesia
dan upgrade terbaru ini
membuat Mazda2 semakin
menarik.
“Style dan keamanan
selalu menjadi ciri khas
line-up dari Mazda, namun
dengan adanya nilai
tambah dari kendaraan ini,
bertambah pula alasan bagi
para pembeli mobil baru
untuk mempertimbangkan
menjadi pemilik kendaraan
luar biasa ini,” ujar Presiden
Direktur PT Mazda Motor
Indonesia Keizo Okue.
Efisiensi energi
LED reflector tersebut,
seperti diaku pihak PT
Mazda Motor Indonesia
(MMI), menyebabkan
konsumsi listrik yang lebih
rendah untuk lampu depan,
waktu pakai lebih panjang,
plus semakin baiknya
pencahayaan New Mazda2.
Berdasarkan data MMI,
jenis lampu depan anyar
ini ‘hanya’ mengonsumsi
16 watt, sedangkan lampu
dari jenis bohlam halogen
menyedot 55-60 watt dan
lampu bohlam xenon HID
‘memakan’ 35-60 watt.
Adapun daya hidup LED
reflector mencapai 10 ribu
jam pemakaian, jauh dari
bohlam halogen (1.500-
2.500 jam) serta bohlam
xenon HID (2.500-3.500
jam).
LED reflector ini juga
disebut-sebut MMI
menciptakan visibilitas
lebih baik di malam
hari. Objek-objek yang
disinarinya dapat terlihat
lebih jelas dan natural
berkat temperatur warna
yang serupa sinar matahari.
Siapkah Anda memiliki
New Mazda2? (Xan/S-25)
Mobil Urban nan Memukau
Style dan keamanan selalu
menjadi ciri khas line-up
dari Mazda, namun dengan
adanya nilai tambah dari
kendaraan ini, bertambah
pula alasan bagi para
pembeli mobil baru untuk
mempertimbangkan
menjadi pemilik kendaraan
luar biasa ini.
6 MINGGU, 23 MARET 2014JENDELA BUKU
MASTODON DAN BURUNG KONDOR
IWAN KURNIAWAN
S
EBAGAI tokoh yang terke-
nal dengan pemimpin kaum
‘urakan’, WS Rendra bukanlah
sastrawan atau dramawan
yang suci. Dia bukan pula seorang
nabi ataupun malaikat. Namun, da-
lam karya-karya Rendra tersuarakan
sifat-sifat kenabian dan kesucian yang
masih terasa dekat untuk dibaca,
ditelaah, dan direnungkan secara
mendalam.
Kini, sudah hampir setengah dekade
Rendra berpulang ke pangkuan Sang
Khalik. Kuburannya masih kerap dikun-
jungi orang-orang di kompleks Kampus
Bengkel Teater Rendra Cipayung, Depok,
Jawa Barat. Ada sebuah magnet sehingga
harum namanya terus dikenang hingga
hari ini.
Pada beberapa pementasan pemba-
caan puisi di Kota Bandung di era 2000
awal, misalnya, Rendra yang kala itu
masih terlihat sehat dan bugar begitu
tegas menyuarakan kegelisahan rakyat.
Pembacaan puisi terkadang datar dan
terkadang lantang. Itu menunjukkan
ada sebuah semangat yang hendak
dia sampaikan lewat puisi-
puisinya.
Tak hanya itu, sahabat
dekatnya, rohaniwan
sekaligus bu-
dayawan
Mudji Sutrisno punya kenangan manis
saat melihat Mas Willy, sapaan akrap
Rendra, tampil membacakan puisi di
University of Melbourn, Australia, pada
28 September 2005 silam.
Tentu saja, kehadiran Willy dalam du-
nia kebudayaan tak bisa disepelekan. Ja-
sadnya sudah dikebumikan, tetapi karya-
karyanya tetap hidup. Itulah mengapa
nama Willy tak akan habis-habisnya
dibicarakan, dibedah, dan ‘dipanggang
hingga membara’.
Dalam dunia teater, karya-karya Willy
cukup menyita perhatian publik. Terlahir
dengan nama Willibrordus Surendra
Broto pada 7 November 1935 di Solo, Jawa
Tengah, Willy tumbuh dalam keluarga
Katolik yang taat.
Namun, setelah memeluk Islam pada
1970, namanya pun diganti menjadi
Wahyu Sulaiman Rendra.
D i m a t a
Mudji, agama Rendra, menurutnya,
ialah ‘kehidupan’. Bagaimana Rendra
seperti tidak habis-habisnya menga-
lirkan kehidupan itu. Pasalnya, tiap
kali hadir, dia menggugat, mengkritik,
menyapa lembut sampai membuat mata
berlinang pedih atau bernada keras lan-
tang penuh protes. Dalam puisi Pamflet
Pembangunan, misalnya.
Memang, Willy tidak masuk dalam
suatu angkatan sastra--penahbisan Paus
Sastra HB Jassin--tertentu. Namun, dia
punya keberanian dan kekuatan ber-
beda yang jarang dipunyai penyair
atau dramawan sezamannya.
Itu bisa kita lihat lewat karya
Sajak Burung Kondor yang kontro-
versial--ditulis pada 1973--sehingga
diperbincangkan hingga sekarang.
Konon, sajak itu disita dan dilarang
untuk diterbitkan pada zamannya.
Secuplik puisi itu berbunyi; Angin
gunung turun merembes ke hutan/ lalu
bertiup di atas permukaan kali yang luas/
dan akhirnya berumah di daun-daun
tembakau/ kemudian hatinya pilu/ meli-
hat jejak-jejak sedih para petani-buruh
yang terpacak di atas tanah gembur/
namun tidak memberi kemakmuran lagi
penduduknya....// Berjuta-juta burung
kondor mencakar batu-batu/ mematuki
batu-batu, mematuki udara/ dan
di kotaorang-orang bersiap me-
nembaknya//.
15 sajak
Tak mengherankan jika
karena Sajak Burung Kon-
dor yang kemudian diracik
menjadi naskah drama
Mastodon dan Burung Kon-
dor itulah, Willy diperiksa
oleh Laksusda Jaya
pada 1978 sehingga
dia meminta salin-
an fotokopi sa-
jak-sajaknya
k e H B
Jassin
(alm). Dalam
surat (doku-
men) aslinya,
W i l l y m e -
minta salinan
15 sajak.
Ke-15 sajak itu
ialah Sajak Mata,
Aku Tulis Pamflet Ini,
Pertemuan Mahasiswa,
Seonggok Jagung di Kamar, Sajak Sebotol
Bir, Sajak Tangan, dan Sajak Burung
Kondor. Lalu, Renungan, Nota Bene: Aku
Kangen, Sajak Ibunda, Pamflet Cinta, Sajak
Orang-orang Miskin, Sajak Peperangan
Abimanyu, Sajak Seorang Tua di Bawah
Pohon, serta Sajak Sebatang Lisong.
Membaca sajak-sajak Willy membuat
kita mudah menyelisik perjalanan yang
sangat memiriskan. Dia ingin menyuara-
kan hak rakyat, tetapi di lain sisi pihak
keamanan menentangnya. “Ada perspek-
tif sosial-politik yang Rendra tuangkan se-
cara kritis lewat naskah teaternya,” nilai
Max Lane, pemerhati sastra Indonesia
asal Ausralia di Jakarta, belum lama ini.
Sejarah mencatat bahwa pada Agustus
1970, Willy ditahan oleh mereka yang
bertanggung jawab terhadap ketertiban
dan keamanan. Di lain sisi, saat itu ma-
hasiswa gencar melakukan demontrasi.
Mereka menentang Orde Lama karena
Soekarno ikut dalam penandatanganan
Manifesto Kebudayaan yang legendaris
itu.
Willy seakan berdiri di antara mana
lawan dan mana musuh. Sebagai penyair,
dia pun punya cara tersendiri yang apik.
Dia memasukkan kejadian pada Agustus
1970 lewat pentas teaternya.
Tepatnya, pada 6 Oktober 1973, Willy
mementaskan lakon Mastodon dan
Burung Kondor pertama kali di kampus
Institut Teknologi Bandung (ITB). Mung-
kin itu merupakan puncak kegelisahan
Willy sehingga aksi pada Agustus 1970
dicerminkan lewat teater.
Tak hanya itu, lakon itu pun dipen-
taskan kembali pada 11-12 Oktober
1973 di Universitas Gadjah Mada (UGM),
Yogyakarta, dan pada 24 November 1973
di Sporthall Kridosono (Yogyakarta).
Puncaknya, lakon Mastodon dan Burung
Kondor dipentaskan di Senayan, Jakarta,
pada 15 Desember 1973.
Dosen sekaligus penulis Bakdi Soe-
manto yang pernah menulis proses krea-
tif Rendra pun mengatakan, “Drama ini
dengan sangat persis melukiskan peris-
tiwa yang terjadi di Jalan Thamrin pada
Agustus 1970.”
Dalam lakon Mastodon dan Burung
Kondor, ada unsur-unsur yang begitu
kuat. Ada kekuasaan yang dilaksanakan
oleh tentara, ada kaum revolusioner (ma-
hasiswa), dan seorang penyair.
Pada Agustus 1970 penyair yang tampil
ialah Willy, sedangkan dalam peristiwa
Mastodon dan Burung Kondor penyair
yang tampil ialah Jose Karosta.
Naskah Mastodon dan Burung Kondor
tidak sempat dibukukan sebagaimana
buku-buku kumpulan puisi Willy lain-
nya. Namun, naskah itu bisa ditemukan
lewat Antologi Drama Indonesia: Jilid 4
1969-2000 (Lontar, Jakarta, Edisi 2009),
misalnya, atau naskah asli di Pusat Doku-
mentasi Sastra HB Jassin bertahun 1978.
Buah pemikiran kebudayaan Willy
seakan menjadi penerapan secara simb-
olis atas antropologi jiwa-badan (matter-
mind anthropology). Jiwa (roh) dan tubuh
yang dia kemas lewat puisi dan teater.
Si Burung Merak sudah selesai bersaksi
menyatukan persoalan sosial dan puisi
yang autentik.(M-2)
miweekend@mediaindonesia.com
TOKOH WS Rendra (1935-2009) tak akan
terlepas dari kesusastraan. Karya-kary-
anya selalu menjadi salah satu rujukan
mahasiswa yang hendak mengupas ten-
tang masa-masa perkembangan dunia
kepenyairan di Indonesia.
Banyak karya-karya menawan Rendra
yang terlahir. Salah satu karya puisi,
yaitu Burung Kondor (terkadang ditulis:
Burung-burung Kondor) yang sangat
bergeming. Puisi itu kemudian dikem-
bangkan Rendra lewat pentas teater
dengan lakon Mastodon dan Burung
Kondor untuk pertama kalinya pada
1973. Hal itu menjadi satu titik sejarah
Rendra dalam menunjukkan reaksi dan
aksi atas ketimpangan dan ketidakadilan
di negeri ini.
Pascareformasi, istri mendiang Rendra,
Ken Zuraida, telah mementaskan kembali
Mastodon dan Burung Kondor di Taman
Ismail Marzuki, Jakarta, pada 10-14 Agus-
tus 2011 lalu.
Dalam naskah drama Mastodon dan
Burung Kondor, Rendra menghadirkan
tokoh-tokoh dengan nama Amerika Latin
dan Spanyol. Sebut saja, ada Emmanuel
Valdes, Pedro Aros, Gloria Del Bianco,
Don Carvallo, Kolonel Max Carlos, dan
Fabiola Andrez.
Mas Willy, sapaan Rendra, tak asing
dengan nama-nama itu. Apalagi, sebelum
mementaskan lakon itu, selama tiga tahun
(1964-1967) belajar di American Academy of
Dramatic Arts di Amerika Serikat.
Tokoh utama dalam naskah itu adalah
Jose. Ucapan-ucapannya selalu bernada
puitis dan filosofis. Jelas sekali tokoh Jose
merupakan prototipe Willy sendiri. Gagasan
dan ide selalu dikumandangkan Jose secara
sendu, tegas, dan kritis.
Naskah itu memiliki pesan untuk menca-
pai sebuah perubahan. Terlihat dari kaum
revolusioner--mahasiswa---yang tak genting
melawan penguasa.
Terlepas dari persoalan itu, Willy menun-
jukkan diri sebagai seorang penyair yang
juga seorang pejuang demokrasi. Itu bisa
terlihat pada naskah drama lainnya, seperti
Orang-orang di Tikungan Jalanan (1956) dan
Penembahan Reso (1988). Lalu, kumpulan
sajak seperti Balada Orang-orang Tercinta
(1957), Empat Kumpulan Sajak (1961), dan
Blues untuk Bonnie (1971).
Willy meninggalkan sederet karya
berkualitas. Perjalanan hidup seseorang di
bumi memang singkat, tetapi sebuah karya
memiliki masa yang abadi (eeuwigdurend).
Dia telah selesai bersaksi lewat Mastodon
dan Burung Kondor. Ada pesan mendalam
untuk menyuarakan kebenaran (waarheid)
lewat panggung. (Iwa/M-2)
SuaraRendra
Suara Kaum Urakan
Pergerakan batin membawa ‘si Burung Merak’ itu
menelurkan naskah drama realis Mastodon dan Burung
Kondor pada 1973. Ada perspektif sosial-politik yang dia
tuangkan secara kritis.
OBROLAN Pembaca Media Indone-
sia (OPMI) memilih buku berjudul
Kokoronotomo karya Monica Tedja &
Anggabegood yang diterbitkan oleh
Penerbit Andi untuk dibedah. Buku
ini menceritakan persahabatan antara
Tomo yang berasal dari Indonesia dan
Kokoro dari Jepang yang berawal dari
fan page penyanyi idola mereka.
Berbagai keseruan karena perbe-
daan budaya dan bahasa mewarnai
buku ini. Selain itu, pem-
baca diajak untuk meli-
hat kebiasaan-kebiasaan
warga Jepang yang disa-
jikan dengan cara yang
santai.
Bagi pembaca yang
berkeinginan ikut me-
ngupas buku tersebut
lewat OPMI, silakan me-
ngirimkan data diri ke
miweekend@mediain-
donesia.com, paling
lambat 28 Maret 2014,
dengan subjek OPMI
April. Kami akan me-
ngirimkan buku un-
tuk Anda baca sebe-
lum mendiskusikannya.
Terima kasih atas perha-
tiannya.
Salam.
Kokoronotomo :
I Heart Tokyo
Monica Tedja & Anggabegood
OPMI APRIL
m
d
l
d
A
n
tu
lu
Te
tia
S
ProteslewatPanggung
PENGANTAR
Dalam rangka memperingati 44
tahun Media Indonesia, redaksi
akan mengupas 44 buku yang
membawa perubahan dan meng-
ubah Indonesia. Buku Mastodon
dan Burung Kondor karya WS
Rendra menjadi buku ke-10
yang dibahas secara mendalam.
Nama Buku:
Mastodon dan
Burung Kondor
Penulis:
WS Rendra
Penerbit:
Burung Merak Press
2011
pp
k,k,
tata
nn--
eett
mm
usus
NaNamama BBukuku:u:
MM tt dd dd
BisnisPengerahanMassa
di Jakarta Utara
MINGGU, 23 MARET 2014 7JEDA
RUDY POLICARPUS
D
I Kampung Beting, Koja, Jakarta
Utara, berkibar deretan bendera
dari beragam partai politik (parpol).
Ukurannya bisa mencapai 1 meter.
Tidak ketinggalan poster-poster caleg DPR/
DPRD. Hampir di setiap rumah penduduk
dipenuhi berbagai atribut partai. Bahkan,
tidak jarang satu rumah ‘dikotori’ beragam
bendera partai.
Juleha mengaku tidak keberatan apabila
bendera dan tempelan brosur parpol mera-
maikan rumahnya. Semakin banyak bendera
parpol dikibarkan, katanya, semakin banyak
rezeki yang didapat. “Satu tiang bendera tarif-
nya bisa sampai cepek (seratus ribu rupiah).
Ya, lumayanlah buat beli susu anak,” kata
Juleha sembari menggendong anaknya yang
berusia 1,5 tahun.
Perempuan yang sehari-hari menjaga
warung kecil di depan rumahnya itu meng-
aku tidak tertarik menjadi massa kampanye
bayaran. “Di sini massa bayaran itu peker-
jaan laki-laki. Jarang ibu-ibu yang ikut. Kan
kampanye enggak boleh bawa anak kecil,”
papar Juleha yang segera diamini Yenny, te-
tangganya.
Andi yang kebetulan datang ke warung
ikut aktif dalam percakapan. Dia mengaku
sejak 2009 tertarik menjadi massa bayaran.
“Penghasilannya lumayan. Kalau Rp75 ribu
sekali kampanye sih ada. Itu minimal. Kalau
panitianya sedang baik, kadang dikasih rokok
juga,” ujar pemuda yang sehari-hari bekerja
sebagai tukang ojek.
Pada 2009, Andi mengaku bisa ikut 12 kam-
panye dengan total penghasilan Rp500 ribu.
Untuk 2014, dia baru ikut dua kampanye de-
ngan penghasilan Rp175.000. “Lumayan kan?,”
katanya sembari tertawa.
Menanti order
Di sebuah warung berbeda, di Tanah Merah,
Jakarta Utara, seorang lelaki tampak gelisah
menanti panggilan order lewat telepon.
Berkali-kali ia mengembuskan gumpalan
asap rokok.
Ketika dering telepon yang ditunggu datang,
dia langsung menyahut. “Iya bos, bagaimana
jadinya?,” ujar Yanto sembari berjalan men-
jauh. Selang 20 menit kemudian, ia kembali
sembari memesan kopi ketiganya. Raut wa-
jahnya jauh dari riang.
“Payah, kasih order Rp25 juta, tapi minta
massa 300. Mana orang mau, mana ada sisa
buat saya? Pasti rugi, mending pikir-pikir
dulu,” gerutu seorang lelaki, sebut saja Yanto.
Dia sudah sejak lama dikenal sebagai pengum-
pul atau makelar massa bayaran.
Berdasarkan kalkulasi yang sudah dia buat,
setiap orang saat ini minimal mematok harga
Rp75 ribu. Total untuk 300 orang dibutuhkan
minimal Rp22,5 juta. Jumlah tersebut, terang
Yanto, belum termasuk biaya sewa bus dan
uang rokok sopir. Singkat kata, Rp25 juta
dianggap terlalu minim. “Tapi ini belum deal.
Saya minta ditambah Rp2,5 juta lagi.”
Selama sepekan terakhir, Yanto mengaku su-
dah empat kali adu urat dengan klien. “Hitung-
hitungannya masih belum masuk, belum lagi
uang bensin dan pulsa untuk menghubungi
orang-orang. Kampanye kali ini agak seret,”
ujarnya.
Mekanisme pembayaran
Ketika ditanya tentang sistem pembayaran,
Yanto menjelaskan, sehari sebelum kampanye
tim sukses sudah harus menggelontorkan sege-
pok duit sesuai kesepakatan. Minimal Yanto
meminta 50% dari harga yang sudah disetujui.
Sisa pembayaran harus dilakukan beberapa
saat sebelum kampanye dimulai.
“Saya enggak mau kalau belum lunas. Nanti
saya yang gempor kalau ternyata bodong. Bisa
dibakar orang saya,” tukas lelaki yang meng-
aku tidak pernah mendekati tim sukses. Sekali
sukses menjadi makelar massa, order datang
sendiri. Klien mendapat informasi dan nomor
teleponnya dari mulut ke mulut. (M-7)
rudy@mediaindonesia.com
Beberapa kampung
di Jakarta Utara
dikenal sebagai
kantong massa
bayaran. Mereka
juga ‘menyewakan’
halaman rumah
untuk dipasangi
bendera dan atribut
partai lainnya.
23 Tahun
Menjadi
Pengumpul
SUDAH 23 tahun Fitri menjalani profesi sebagai pe-
ngumpul massa. Awalnya hanya sekadar iseng, lama-
lama menjadi hobi dan terus berlanjut sampai seka-
rang. Usia tidak menjadi penghalang. Fitri yang sudah
pensiun dan kini berusia 58 tahun, tetap energik. Dia
memiliki pengikut setia, ikut ke mana pun ketika Fitri
pindah partai.
Pindah partai
Pada pemilu lima tahun lalu, Fitri ‘disewa’ salah
satu partai baru. Pada pemilu kali ini, dia kembali
menjadi pengumpul massa untuk caleg dari partai
yang pernah lama berkuasa.
Bagi ibu yang tinggal di Kawasan Pasar Rebo,
Jakarta Timur, uang bukan segalanya. Sebelum
memutuskan masuk ke tim sukses dan memprak-
tikkan keahliannya sebagai pengumpul massa, dia
terlebih dahulu menilai plus-minus caleg yang
akan dia ‘jual’.
Itu juga yang dia lakukan ketika
tahun ini diminta untuk mencari
massa oleh salah satu caleg. Repu-
tasi Fitri agaknya sudah banyak
dikenal. Pada 2009 dia berhasil
membantu caleg dari salah satu
partai baru. Fitri menghimpun
600 massa dari 10 RW di sekitar ru-
mahnya. Pemilu kali ini, dia ditargetkan
menggalang 1.500 orang. “Alhamdulillah,
sudah terkumpul 1.400 orang,” katanya.
Metode pengumpulan
Untuk mengumpulkan massa, Fitri
terlebih dahulu mendekati tokoh masya-
rakat, forum RW, ibu PKK, karang taruna,
dan lain-lain. Kemudian ia melakukan
berbagai kegiatan, mulai pengajian,
membentuk kelompok kasidah, paduan
suara, dan kegiatan lain. Intinya adalah
memberdayakan masyarakat.
Cara itu ternyata ampuh. Pada pemilu
2014, Fitri yang menjabat sebagai sekre-
taris tim sukses diberi tugas mengumpul-
kan 1.500 pemilik suara. Pengumpulan
itu disertai dengan data fotokopi kartu
keluarga (KK) dan kartu tanda pendu-
duk (KTP).
Hingga tulisan ini diturunkan, ia telah
mengantongi 500 KK dan sekitar 1.400
suara. “Mereka ikut kampanye mendapat
sembako dan program lain,” tukasnya.
Apa imbalan yang didapat jika target
tercapai? Jika 1.500 suara bisa dikumpulkan,
caleg yang dijagokan berjanji akan memberi-
kan mobil ambulans untuk warga di tempat
Fitri bernaung.
Terstruktur
Fitri bersama teman-temannya serius menjalani
tugas mengumpulkan suara. Itu sebabnya, struktur
organisasi dibentuk, mulai pembina, ketua, sekretaris,
bendahara, dan sebagainya.
Panitia inti, terang Fitri, mendapat gaji sebesar Rp250
ribu/bulan terhitung sejak Februari hingga April 2014.
Selain itu, dana operasional sebesar Rp3 juta juga
diberikan. Begitulah kisah Fitri yang setia mengumpul-
kan massa sejak 23 tahun lalu. (Sis/M-7)
SENO
8 MINGGU, 23 MARET 2014EL CLASICO
ASNI HARISMI
D
UEL dua raksasa
Spanyol antara Real
Madrid dan Barce-
lona memang men-
jadi salah satu laga yang paling
ditunggu para penggila bola
seantero jagat. Apalagi da-
lam El Clasico episode ke-227
yang akan digelar di Stadion
Santiago Bernabeu, dini hari
nanti, berpotensi menentukan
nasib mereka musim ini.
Tidak seperti musim-musim
sebelumnya, bukan hanya Ma-
drid atau Barca yang akan ter-
pengaruh dengan hasil malam
nanti. Runner-up sementara
Atletico Madrid yang hanya
akan menjajal juru kunci Real
Betis di pekan yang sama juga
bisa diuntungkan seandainya
El Clasico berakhir imbang
atau Los Blancos kalah.
Kini, Madrid masih memim-
pin klasemen dengan nilai 70,
sedangkan Atletico menguntit
dengan 67 poin. Barcelona
yang tercecer di posisi tiga
dengan 66 angka bisa kembali
merekatkan diri dengan dua
tim di atasnya jika mampu
mencuri poin penuh.
Arsitek Los Merengues Carlo
Ancelotti pun antusias dengan
pertemuan kontra Barca kali
ini. Ia menyebut waktunya
amat pas, baik dari atmosfer
persaingan di tabel maupun
kondisi timnya yang saat ini
berada di puncak motivasi.
“Momen ini sangat pas,
kami akan melawan tim besar
di waktu yang penting dan
kami yakin bisa menampilkan
permainan 100%,” tandas
Ancelotti.
Pernyataan Don Carlo me-
mang tidak berlebihan. Me-
reka sukses lolos ke perempat
final Liga Champions dengan
kemenangan agregat 9-2 atas
Schalke 04. Anak-anak ibu
kota pun hanya kalah sekali
dari Atletico 0-1, tetapi itu
terjadi September lalu dan
setelahnya mereka tak pernah
lagi tumbang di Bernabeu, ter-
masuk di ajang Copa del Rey
dan Liga Champions.
Kali ini, Cristiano Ronaldo
tetap akan diandalkan untuk
mendobrak jala Blaugrana.
Ia kembali bisa bekerja sama
dengan Karim Benzema yang
sempat menepi akibat cedera
El Clasico di Momen yang Pas
Kontras dengan sebelum-sebelumnya,
Barcelona kini hanya diposisikan sebagai
underdog dalam El Clasico di Santiago
Bernabeu, dini hari nanti.
ANDALAN: Pemain Barcelona Lionel Messi (kanan) berebut bola dengan pemain Real Madrid Cristiano Ronaldo dalam pertandingan di Nou
Camp pada 26 Oktober tahun lalu. Dini hari nanti, kedua pemain itu akan kembali menjadi andalan tim masing-masing dalam duel El Clasico
di Stadion Santiago Bernabeu.
di dua laga, yaitu leg II kontra
Schalke dan kontra Malaga,
akhir pekan lalu.
Tidak diunggulkan
Meski digdaya belakangan
ini, Madrid sejatinya punya
catatan buruk di mata Barca.
Mereka kalah 1-2 di Nou Camp
lewat gol si anak baru Neymar
dan Alexis Sanchez serta ha-
nya bisa menyamakan lewat
Jesse Rodriguez jelang peluit
akhir berbunyi.
Namun, jika setelah itu pe-
nampilan pasukan Tata Mar-
tino turun-naik, Madrid justru
melesat cepat. Mereka bahkan
belum pernah kalah di semua
kompetisi sejak awal tahun.
Sebaliknya dengan Barca.
Hingga pekan ke-28 Los Cules-
bahkan sudah mengantongi
empat kekalahan.
Satu dari tiga kekalahan itu
bahkan terjadi di kandang
sendiri. Tidak mengherankan
jika tim ‘Biru-Merah’ itu kini
hanya diposisikan sebagai
underdog dalam laga nanti.
Bek Jordi Alba sadar betul
laga kali ini akan menjadi
vital bagi timnya jika masih
ingin bersaing di jalur juara.
Apalagi anak-anak Catalan
itu menjadi tim terendah di
antara dua pesaingnya.
“Sangat vital untuk bisa me-
nang di Madrid karena itulah
satu-satunya cara bagi kami
untuk tetap berkompetisi di
jalur juara,” tandas Alba.
Untungnya, Barca baru saja
mengirim sinyal kebangkitan
dengan membantai Osasuna
7-0, akhir pekan lalu. Lionel
Messi dkk pun meraih hasil
positif di 16 besar Liga Cham-
pions dengan selalu menang
dalam dua laga kontra Man-
chester City dan mengumpul-
kan agregat 4-1.
Barisan belakang Barca
juga sudah kembali diperkuat
bek Gerard Pique.
“Saya pikir itu akan menjadi
laga yang buat kami. Kami
benar-benar harus tampil
sempurna jika ingin menga-
lahkan Madrid di Bernabeu,”
tukas gelandang Andres Ini-
esta. (Rtr/AP/R-4)
asni@mediaindonesia.com
OPENS
TODAY
BLITZ NEWS
VISIT OURWEBSITE MORE INFO : www.blitzmegaplex.com
Advertise your product on the big screen with us.
Contact: marketing@blitzmegaplex.com
@blitzmegaplex 021-293.64.800
Available at blitz Grand Indonesia
& Mall Of Indonesia
D
KOREAN / ACTIOND
D ENGLISH / ACTION
INDONESIAN / DRAMARENGLISH / DRAMAINDONESIAN / HORROR
R
D
ENGLISH / ACTIOND
SCHEDULE SUBJECTTO CHANGE AT ANYTIME
REMAJA[R] DEWASA[D] SEMUA UMUR[SU]
Buy 1 get 1 Free tickets Reguler Class and
3D only.
* BRI Prioritas, Gold & Platinum Debit
Card Holder
Sunday only.
Buy 1 Get 1 Free ticket Regular Class
(non 3D & Hindi Movie)
* CIMB Credit Card
(Platinum, World Card & Visa Infinite
Card)
Saturday - Sunday.
50% Velvet Class :
* CIMB Niaga Credit Card (World
Card),
Saturday - Sunday.
Buy 1 Get 1 Free Regular class with Mandiri
Power Point Redemption
* Mandiri Silver, Gold & Platinum
credit card.
All days.
INFO & INSIGHT
DD
KOREAN / COMEDY
50%
O
FF
ENGLISH / ACTIONHIINDI / DRAMAD
300: RISE OF
AN EMPIRE
THE MONUMENTS
CPVELVET: 15:15 20:45
PPVELVET: 12:00 14:30 17:00 19:30 22:00
MOIVELVET: 11:30 16:35 19:05
CPVELVET: 12:30 18:00
PPVELVET: 12:25 15:00 17:35 20:10
MOIVELVET: 14:00
CPVELVET: 13:15 16:00 18:45 21:30
NEED FOR SPEED
QUEEN MOIVELVET: 21:35
NEED FOR SPEED
GI 4DX: 10:30 13:05 19:25 22:00
MOI 4DX: 10:30 13:05 15:40 18:15 20:50
REUTERS/GUSTAU NACARINO
MINGGU, 23 MARET 2014 9OLAHRAGA
Petaka di Laga
ke-1.000
Arsene Wenger
ASNI HARISMI
I
MPIAN Arsene Wenger
untuk melewati laga ke-
1.000-nya bersama Ar-
senal dengan gemilang
di Stamford Bridge pupus su-
dah. Alih-alih menutup laga
dengan pesta kemenangan,
malah rasa malu yang harus
dia tuai.
Jose Mourinho-lah yang la-
gi-lagi menjadi momok bagi
Wenger. Juru taktik asal Por-
tugal itu bukan saja merusak
pesta yang sudah dipersiap-
kan Wenger. Lebih dari itu,
the Happy One juga menjegal
ambisi Arsenal untuk ikut ber-
saing dalam perburuan gelar
musim ini.
Dalam duel di Stamford
Bridge itu, the Gunners bahkan
boleh dibilang menjadi bulan-
bulanan Chelsea. Betapa tidak?
Mereka dipaksa takluk 6-0.
Kedigdayaan the Blues bah-
kan sudah terlihat sejak awal
laga. Mereka langsung me-
mimpin 2-0 di 10 menit per-
tama pertandingan lewat gol
Samuel Eto’o (5’) dan Andre
Schürrle (7’).
Setelah itu, keran gol the
Blues seperti tak terbendung.
Dua gol lainnya dicetak Eden
Hazard (17’) melalui tendang-
an penalti dan Oscar (42’).
Di babak kedua, the Blues
belum puas mencetak gol.
Mereka berhasil menambah
dua gol lewat Oscar (66’) dan
Mohamed Salah (71’). Skor pun
berubah menjadi 6-0 untuk ke-
unggulan pasukan Mourinho.
Dengan hasil itu, Chelsea
tetap kukuh di posisi puncak
klasemen dengan 69 poin dari
hasil 31 laga. Sebaliknya, Ar-
senal yang ada di posisi ketiga
dengan 62 poin dari 30 laga
amat mungkin akan digeser
Menchester City yang hingga
berita ini diturunkan masih
menghadapi Fulham.
Seedorf diultimatum
Pada bagian lain, meski
belum genap tiga bulan me-
nangani AC Milan, Clarence
Seedorf sudah menerima ulti-
matum pemecatan dari CEO
Adriano Galliani. Jika dalam
dua pertandingan Seri A beri-
kutnya tidak mampu meng-
hadirkan kemenangan, Seedorf
bakal dipecat dari jabatannya
sebagai arsitek Rossoneri.
Dengan kata lain, pelatih
yang pernah satu dekade
berseragam Milan itu harus
menang kala bertandang ke
kandang Lazio, dini hari nanti.
Masa depan pria berusia 37 ta-
hun itu pun bakal ditentukan
kala mempimpin laga di Arte-
mio Franchi kontra Fiorentina,
pekan depan.
Ancaman tersebut menge-
muka setelah pesepak bola
yang pensiun di Botafogo akhir
musim lalu itu dinilai gagal
mengangkat performa Mario
Balotelli dkk. Tim ‘Merah-Hi-
tam’ kini masih terdampar di
peringkat 11 Seri A dan tersisih
dari Coppa Italia ataupun Liga
Champions.
Belakangan, penampilan
Milan amat buruk dengan se-
lalu kalah dalam empat laga
beruntun, tiga di antaranya
di Seri A. Pekan ini, Lazio pun
bukan tim yang bakal mudah
dikalahkan, apalagi mereka te-
ngah berada di peringkat tujuh
dan mengincar tiket Eropa.
Apalagi, tim tamu akan
tampil tanpa kiper Cristian
Abbiati yang diganjar kartu
merah saat Milan dihempas-
kan Parma 2-4 di San Siro,
akhir pekan lalu. Kondisi itu
membuat mantan pungga-
wa Rossoneri Kevin-Prince
Boateng merasa miris.
“Sangat menyakitkan meli-
hat Milan terpuruk seperti saat
ini. Saya rasa Clarence Seedorf
lebih hebat ketika menjadi
pemain. Ia mungkin masih bu-
tuh lebih banyak waktu untuk
menjadi pelatih hebat,” kata
pemain Schalke 04 itu.
Selain Milan dan Lazio, Na-
poli dan Fiorentina juga akan
saling sikut untuk meraih poin
penuh pekan ini. (AP/Ash/R-4)
asni@mediaindonesia.com
DIKAWAL KETAT: Meski dikawal ketat dua pemain lawan, forward Oklahoma City Thunder Kevin Durant (kanan) tetap mampu
memasukkan bola ke keranjang lawan. Dalam duel lanjutan kompetisi bola basket NBA di Air Canada Centre, kemarin, Thunder
menundukkan tuan rumah Toronto Raptors 119-118.
REUTERS/TOM SZCZERBOWSKI
Kebersamaan Seedorf di Milan sepertinya tinggal menghitung hari.
Masa depan dia bakal ditentukan kala berlaga di Artemio Franchi,
pekan depan.
JudoBisatidakDikirimkeAsianGames
PELUANG cabang olahraga
judo untuk dikirim ke multi-
ajang Asian Games 2014 di
Incheon, Korea Selatan, meni-
pis. Pasalnya, peluang cabang
olahraga bela diri itu untuk
merebut medali di pesta o-
lahraga negara-negara Asia
dinilai sangat kecil.
Padahal, Kemenpora dan
KONI semufakat bahwa hanya
cabang-cabang yang berpelu-
ang merebut medali saja yang
akan dikirim ke Asian Games.
“Judo yang diturunkan tiga
orang, dan dari tiga itu di-
targetkan satu medali emas.
Tapi kalau merasa berat untuk
mendapatkan itu, saya saran-
kan tidak usah ikut,” tegas
Ketua Satlak Prima Sarwono
seusai acara pembukaan Ke-
jurnas Judo Kartika Cup 2014
di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, dengan tidak
dikirim ke Asian Games, ca-
bang judo sebenarnya lebih
fokus ke SEA Games Singa-
pura 2015. Namun, ia masih
memberi kesempatan PB PJSI
untuk menunjukkan progres
para pejudo mereka sampai
akhir Mei mendatang.
“Terus terang peluang judo
ke Asian Games berat. Tapi de-
ngan waktu yang tersisa kita
akan lihat nanti.”
Saat menanggapi ancaman
Satlak Prima tersebut, manajer
tim judo untuk Asian Games
Brigjen Zaidun menegaskan ti-
dakakanmenyerahbegitusaja.
Ia mengaku akan berusaha
meningkatkan fisik para atlet
binaannyasehinggapantasun-
tuk mengikuti Asian Games.
“Saya harus punya target.
Target saya itu target fisik
dan teknik tentunya akan kita
evaluasi,” ungkap Zaidun.
Namun, jika dalam usaha-
nya tidak mencapai target,
Zaidun akan berbesar hati
merelakan judo tidak ikut ke
Korea Selatan. “Jika memang
target itu tidak tercapai. Saya
akan laporkan jika judo tidak
usah diberangkatkan.”
Hingga seleksi kedua, ca-
bang Judo sudah memilih
tiga atlet yang akan dikirim
ke Asian Games. Mereka ialah
Ikhan Apriadi, Adesta Putu,
dan Horas Manurung.
Sayangnya, dalam tes selek-
si kedua, ketiga pejudo itu
memiliki rapor yang kurang
baik dalam kondisi fisik dan
stamina. Fakta tersebut tidak
disanggah Zaidun. “Setelah
SEA Games, kita memasuki
masa konsolidasi.” (Sat/R-4)
MurraybelumBisaMoveOndariLendl
PETENIS peringkat enam du-
nia Andy Murray mengaku
masih patah hati sejak diting-
gal pelatihnya, Ivan Lendl. Ia
benar-benar belum menerima
kenyataan bahwa mantan
petenis nomor satu dunia itu
sudah tidak lagi melatihnya.
Alhasil, kondisi itu meme-
ngaruhi penampilannya. Mes-
ki melaju ke putaran ketiga
turnamen Sony Open, petenis
asal Skotlandia itu memang
harus bekerja keras.
Murray bahkan harus ber-
main tiga set untuk bisa me-
naklukkan petenis nonung-
gulan asal Australia Matthew
Ebden, 3-6, 6-0, 6-1. “Sangat
sulit mencari pelatih sekelas
Ivan. Sering para mantan
pemain tidak berminat pada
sesuatu untuk jangka waktu
lama, sebab mereka punya
keluarga,” ujar Murray.
“Mungkin setelah perempat
final Piala Davis saya akan
duduk sejenak untuk me-
mikirkan pengganti dia. Saya
tidak tahu apakah dia mantan
petenis hebat lainnya atau
bukan. Yang pasti saya ingin
yang berbeda dan berharap
sebelum Prancis Open, saya
sudah mendapat pengganti-
nya,” lanjut Murray.
Soal penampilan di turna-
men ini, aku Murray, itu bu-
kan penampilan terbaiknya.
Ia hanya berusaha menang
tanpa memikirkan yang lain.
“Anda melakukan apa yang
harus Anda lakukan untuk
memenangi pertandingan,”
cetus Murray. “Tidak selalu
bagaimana Anda bermain
atau seberapa tenang Anda
di lapangan, ini soal keme-
nangan di lapangan.”
“Saya bisa memenangi
enam laga selanjutnya dalam
kondisi itu atau mungkin tidak
sama sekali. Jadi saya hanya
berusaha memenangi laga,”
tandasnya.
Kontras dengan Murray, dua
petenis papan atas lainnya,
Novak Djokovic dan Roger
Federer, belum menemui ke-
sulitan berarti. Djokovic me-
ngalahkan Jeremy Chardy, 6-4,
6-3,sedangkanFederermelibas
petenis Kroasia Ivo Karlovic
6-4, 7-6(4). (AP/Rtr/Mln/X-8)
ONO SARWONO
N
ILAI apa yang bisa dipetik
dari keputusan Megawati
Soekarnoputri, Ketua Umum
DPP Partai Demokrasi Indo-
nesia Perjuangan (PDIP), mengeluarkan
perintah Joko Widodo (Jokowi) sebagai
calon presiden? Setidaknya, itu meru-
pakan cermin kebesaran hatinya, yang
lebih mementingkan rakyat daripada
nafsu kekuasaan pribadi.
Langkah politiknya itu juga
membuktikan bahwa PDIP bukan partai
milik keluarga walau kita bisa merasakan
denyut Megawati mengelola partai bercita
rasa keluarga. Yakni, kepemimpinan yang
penuh kasih sayang tak ubahnya seorang
ibu nggulawentah anak-anaknya.
Sebagai kepala keluarga (pemimpin)
sekaligus ibu PDIP, Megawati telah
menunjukkan perannya sebagai orangtua
tunggal (single parent) yang sukses. Ia
berhasil mendidik dan membesarkan
anak-anaknya (kader) hingga menjadi
generasi penerus yang sehat, cerdas, dan
berkarakter.
Sebutlah nama Pramono Anung, Jokowi,
Ganjar Pranowo, Arif Budimanta, Eva
Kusuma Sundari, Rieke Diah Pitaloka,
Maruarar Sirait, Effendi MS Simbolon,
Budiman Sudjatmiko, Hasto Kristianto,
dan lainnya.
Memang kita tidak bisa menutup mata
ada sebagian anaknya yang lain yang
nakal. Megawati bukan hanya mampu
melahirkan kaum muda andal, ia juga
mulus membimbing anak-anaknya
untuk selalu rukun, jauh dari cekcok
secara terbuka yang dilatarbelakangi
kepentingan individu. Mereka tampak
sebagai keluarga utuh dan kompak.
Jadi, poin penting dari peran Megawati
dalam keluarga PDIP ialah cerita tentang
kesuksesan seorang kepala keluarga
sekaligus ibu dalam ngopeni anak-
anaknya. Ia contoh orangtua tunggal yang
tekun, sabar, ulet, berdedikasi, dan tegas
mengelola rumah tangganya (PDIP) hingga
menjadi keluarga terkemuka dan disegani
di negeri ini.
Terimpit penderitaan
Kalau kita menilik dunia pakeliran,
salah satu potret kepala keluarga
sekaligus ibu (single parent) yang
sukses mengantarkan anak-anaknya
menjadi kesatria-kesatria pinunjul
ialah Kunti Talibrata. Dalam
keteduhan belaiannya, kelima
anaknya, dua di antaranya anak tiri,
menjadi insan-insan berbudi luhur
nan pilih tandhing.
Padahal, mereka hidup dalam
keterbatasan dan ancaman. Hampir
lebih dari separuh usia mereka, Kunti dan
anak-anaknya (Pandawa) menapaki
hidup dalam kesengsaraan.
Namun, inilah kuncinya,
Kunti piawai mengolah
alam kepahitan tersebut
menjadi gelanggang
mesu budi sekaligus
pendadaran jiwa anak-
anaknya.
Kalau umumnya
titah akan gampang
mengumpat dan
ngundat-ngundat kodrat (mengeluh)
karena nasib yang dirasakan sulit, Kunti
bersikap sebaliknya. Ia tawakal dan sabar.
Situasi dan kondisi yang mengimpitnya
justru ia jadikan jalan terbaik guna
menggayuh kemuliaan hidup sejati. Dalam
khazanah budaya kita, sikap itu disebut
manjing dadi laku.
Praktis sejak ditinggal mati suaminya,
Raja Astina Pandudewanata, Kunti dan
kelima anaknya terlunta-lunta. Kunti
harus
menghidupi, mendidik, dan membesarkan
anak-anaknya itu. Jadi, statusnya bukan
hanya sebagai ibu, melainkan juga kepala
keluarga. Kunti memilih mengurus
sendirian buah hatinya meski banyak
pinangan dari banyak jejaka kesatria dan
raja binathara.
Drama penderitaan mereka bukan
disebabkan perilaku satru (musuh). Akan
tetapi, itu akibat pokal gawe (tindakan)
keluarga Kurawa, yang diotaki Tri
Gantalpati alias Sengkuni. Mereka semata-
mata ingin menguasai takhta Astina
sepeninggal Pandu. Padahal, mereka--
Pandawa dan Kurawa--sama-sama trah
Begawan Abiyasa.
Sadar akan perilaku asor para
keponakannya, Kunti memilih mengalah.
Ia tidak ingin mencak-mencak kepada para
Kurawa yang merupakan anak-anak kakak
iparnya sendiri, Destarastra-Gendari.
Kunti menyingkir, keluar dari istana
Astina bersama anak-anaknya, menjadi
‘oposisi’. Padahal, berdasarkan konstitusi
negara, keluarga Pandawa itulah sejatinya
ahli waris kekuasaan Astina.
Dalam kamus Kurawa, jika Pandawa
masih ada, kekuasaannya atas Astina
tidak akan langgeng. Karenanya,
satu-satunya jalan harus
membinasakan keluarga
keturunan Pandu tersebut.
Untuk itu, Kurawa
menerapkan politik
bumi hangus terhadap
Pandawa. Itu mulai dari
lakon Bale Sigala-gala,
Babad Alas Wanamarta,
hingga menghukum
Pandawa hidup di belantara selama 12
tahun dan satu tahun menyamar.
Pada masa-masa sulit itu sesekali
Bratasena, anak nomor dua, geram dan
berontak ingin menggasak Kurawa.
Namun, setiap kali amarahnya membakar,
Kunti memadamkan dengan kelembutan.
Dibisikinya Bratasena, kridhaning ati
ora bisa mbedhah kuthaning pesthi, budi
dayane manungsa tan kuwawa ngungkuli
garising kang Kuwasa (gejolak jiwa dan
upaya maksimal manusia tidak bisa
mengubah takdir).
Singkat cerita, Kunti lulus mendidik
anaknya menjadi para kesatria yang
paling bersinar di jagat dan menjadi
titah kekasih dewa. Pada akhirnya pula,
Kunti dan anak-anaknya mendapatkan
kembali hak mereka atas tahta Astina
serta Indraprastha yang sempat dirampas
Kurawa.
Tulus dan lempeng
Dari sikap dan perilakunya, Kunti
layak disebut sebagai seorang ibu yang
berhati kumala (indah berkemilau). Tiada
pikiran, hati, ucapan, dan tindakan yang
melenceng dari kaidah keluhuran budi
meski terdera penderitaan. Apa pun
yang terjadi, Kunti tulus dan lempeng
mendarmakan jiwa raganya untuk
peradaban mulia.
Kunti sangat memahami tidak selamanya
perbuatan baik itu linier terkonversikan
dengan kenikmatan duniawi. Baginya, itu
tidak menjadi masalah karena ia yakin
kenikmatan di dunia lamis dan fana.
Keyakinannya, ada kehidupan hakiki yang
mesti diesti (dituju). (M-3)
YUDHISTIRA ANM MASSARDI
S
ATU demi satu temanku jatuh
sakit. Ada yang sakit berkepan-
jangan, sakit sebentar, lalu
menemui ajal. Ada yang harus
dioperasi, sembuh, lalu meninggal
juga. Ada yang sekarat, namun tetap
bersemangat untuk terus eksis sebagai
manusia, sebagai profesional.
Aku sendiri, memasuki usia 60, tak
terlalu ingin ini-itu. Hanya ingin hidupku
punya sedikit arti, dan di hari-hari menuju
akhir ini bisa bernapas dengan lancar
dan benar. Seumur hidup, baru sekarang
aku diberi kesadaran, betapa pentingnya
bisa bernapas. Sebelum ini, aku bernapas
seolah-olah itu kegiatan rutin yang
membosankan dan terpaksa harus
dilakukan, karena aku diberi umur untuk
hidup? Itu bukan tanggung jawabku, tapi
tanggung jawab Sang Pemberi Hidup.
Tanggung jawab jantung dan paru-paruku,
gen, dan kromosomku.
Aku sekadar mengikuti. Tak ubahnya
sebuah mesin eksistensial, hanya
menjalaninya sesuai sistem yang sudah
tersedia untukku, tanpa boleh memilih
atau mengoreksinya. Semuanya sudah
terprogram sedemikian canggihnya.
Ketika tiba-tiba, pada suatu malam, aku
merasa sulit bernapas, dan sepanjang
malam hingga pagi dibuat tak bisa tidur,
aku sungguh-sungguh tak habis pikir:
bagaimana mungkin itu bisa terjadi pada
diriku, hidupku, napasku, jantung dan
paru-paruku? Aku terhenyak. Aku merasa
dizalimi. Tanpa izinku, tiba-tiba aku
dibikin sesak napas. Berkeringat. Gelisah.
Tak bisa tidur. Mimpi buruk!
Apalagi hal itu terus berlanjut hingga
esok hari. Berulang lagi malam harinya.
Hidupku amat tersiksa. Kamar dan tempat
tidurku yang empuk dan sejuk pun seolah-
olah berubah menjadi sarang hantu yang
dipenuhi tangan-tangan setan pencekik.
Aku takut! Untuk pertama kalinya, aku
dibikin begitu takut menghadapi malam!
Aku takut menghadapi waktu tidur!
Maka, aku lebih memilih tidur pagi
dan siang hari, supaya kalau malam bisa
melotot dan melewatinya tanpa ketakutan.
Aku bawa laptopku ke tempat tidur. Juga
buku-bukuku. Kubeli lampu baca supaya
lebih nyaman membaca sambil berbaring.
Televisi, mesin pemutar cakram video,
koleksi film, kubawa semua ke lantai atas,
ke kamar tidurku. Semuanya disiagakan
agar aku bisa selamat melewati malam
tanpa harus terperangkap mimpi buruk.
Gagang tombol kanal televisi selalu
ditempatkan di sebelah bantalku. Dan
baru sebulan ini aku menjadi penggila
siaran sepak bola. Aku jadi penggila Lionel
Messi dari Barcelona, sekaligus penggila
Cristiano Ronaldo dan Real Madrid. Aku
berharap setiap dini hari ada siaran
langsung pertandingan bola, berharap
laga-laga Piala Dunia segera dimainkan!
Aku segera konsultasi ke dokter spesialis
jantung karena pertama-tama gejala yang
kurasakan adalah jantungku berdetak
tak beraturan. Aku mendapatkan obat
pengatur detak jantung dan pelega
pernapasan. Tapi, itu tidak terlalu
menolong. Maka, aku pun pergi ke dokter
spesialis paru. Aku dirontgen. Hasilnya,
paruku mengalami infeksi dengan banyak
bercak lendir. Jantungku membengkak
karena harus bekerja terlalu keras
memompa darah ke dalam paru yang
kembang-kempis dengan berat akibat
saluran oksigen yang menyempit.
Dokter paru itu memberiku obat pelega
pernapasan yang manjur. Menenggak
beberapa obatnya sekali saja, aku bisa
bernapas lebih baik dan jatuh tertidur.
Bahkan, kata istriku, aku sudah bisa
mengorok lagi. Satu hal yang sebenarnya
tak ingin kuungkapkan di sini adalah fakta
ini: aku sudah menjadi perokok berat sejak
remaja. Bahkan, aku menjadi pecandu
beberapa jenis dan merek rokok sekaligus:
rokok keretek ringan, rokok keretek berat,
dan rokok putih. Setiap hari aku mengisap
tiga jenis rokok secara bergantian,
tergantung suasana mulut dan suasana
hati, hingga datangnya hari-hari aku
tercekik setan pernapasan. Oleh karena
itu, aku lalu dipaksa berhenti merokok!
Pekan lalu itu, ketika sedang antre
menunggu di depan pintu kamar praktik
dokter jantung, dokter Ma’mun, di rumah
sakit, aku dan istriku sempat bertemu
dokter anak-anak kami yang sudah begitu
karib, dokter Heru. Melihat dia berjalan
ke arah kami, kelihatannya dia baru saja
selesai dinas, aku menyapanya. Melihat
kami dengan riang dan hangat seperti
biasanya, dia langsung bertanya:
“Lo, ngapain di sini, Mas? Siapa yang
sakit?”
“Aku sesak napas, Dok. Mau periksa
jantung,” kataku.
Dokter Heru langsung duduk dan
bertanya penuh perhatian. Kami jelaskan
duduk soalnya. Dia tertawa. “Kalau
enggak mau mati konyol, ya berhentilah
merokok!” katanya. “Selain itu, jangan
lupa, setiap siang usahakan bisa tidur
sekitar satu atau dua jam. Olahraga
lakukan secara teratur. Aku saja tiap hari
olahraga boxing,” katanya lagi.
***
“Ya, ada bocor kecil di jantung,” kata
dokter Ma’mun setelah dengan teliti
memeriksaku dengan bantuan alat rekam
detak jantung. “Tapi, tenang saja. Itu tidak
akan bikin mati!” katanya.
Kami tertawa.
“Dia merokoknya harus berhenti
kan ya, Dok?!” kata istriku yang begitu
benci melihatku tak kunjung berhenti
merokok. Padahal, lebih dari lima tahun
lalu kami berjanji berhenti merokok.
Istriku berhasil berhenti merokok, tapi
aku terus berlanjut. Istriku berhenti
merokok setelah mengalami sesak napas
dan bertemu dokter Ma’mun yang juga
menemukan kebocoran pada jantungnya.
“Memangnya harus ya merokok?” tanya
dokter Ma’mun.
“Ya, enggak harus sih, Dok,” sahutku
sambil menyeringai.
“Lah, kalau enggak harus, kenapa
merokok?”
Aku cuma bisa tertawa bodoh.
Ya, ya, ya aku tahu dan aku sadar,
sebagai perokok, aku memang bodoh.
Merokok memang bukan suatu keharusan.
Hanya orang-orang bodoh yang sepenuh
kesadaran terus merokok dan sengaja
tidak mau berhenti! Padahal, sekarang
peringatan di setiap bungkus rokok sudah
lebih langsung memvonis: ‘Merokok
Membunuhmu!’
Tapi, begitu banyak lelucon yang
membela para perokok: Tak pernah ada
orang mati sambil merokok. Banyak
orang mati yang seumur hidupnya tidak
merokok. Banyak orang yang berhenti
merokok dan malah mati. Banyak nenek-
nenek dan kakek-kakek yang masih hidup
karena terus merokok. Banyak bayi yang
baru lahir mati, padahal mereka belum
sempat merokok. Yang membunuhmu
bukan rokok, tapi tsunami, banjir, longsor,
bus malam, kereta api, pesawat terbang,
sepeda motor, demam berdarah, HIV, gula,
duren, satai kambing!
Tapi, setelah bertemu dokter Heru dan
dokter Ma’mun, dan aku berhasil tidak
merokok selama seminggu–itu membuatku
merasa jauh lebih bodoh!--aku heran juga.
Ternyata begitu mudah berhenti merokok.
Aku berhasil tidak merokok! Aku kagum
juga pada diriku. Kagum campur tolol. Aku
tertawa.
(Jadi, serius nih, tidak mau merokok
lagi?)
Diam-diam, tanpa setahu istri dan ketiga
anak kami–yang semuanya sudah menjadi
komplotan petugas antirokok yang galak
di rumah–aku coba merokok lagi. Malam
itu aku sukses menghabiskan tiga batang
rokok dalam isapan cepat-cepat. Setiap kali
berhasil menghabiskan satu batang, segera
aku semprotkan pengharum ruangan.
Sebelum naik ke tempat tidur, aku sikat
gigi, cuci muka dengan sabun wangi dan
berganti baju tidur. Malam itu, aku dengan
bahagia menyongsong tidurku.
Dan, benar! Malam itu dadaku serasa
terbakar! Dadaku terasa mengeras dan
memberat. Aku tercekik lagi. Napasku
sesak lagi. Tidurku jadi mimpi buruk lagi!
Sepanjang malam itu, aku berjuang
sendirian. Sebab, untuk meminta tolong
kepada istriku, aku malu.
Aku memasuki pagi dengan wajah pucat
pasi, napas tersengal-sengal, berkeringat
dingin, mata berkunang-kunang, pusing.
Karena tak tahan menderita lebih lama,
aku segera membuat pengakuan dosa dan
memohon bantuan istriku untuk segera
membawaku ke dokter spesialis paru,
di rumah sakit baru, yang lebih dekat
dengan rumah kami. Maka, bertemulah
aku dengan dokter Etty, dokter paru yang
merontgen dan memberiku obat pelega
pernapasan yang sangat manjur itu.
Seminggu kemudian, aku memilih
menjadi manusia bodoh lagi. Aku uji nyali
dan uji paru lagi. Kali ini di pagi hari.
Aku coba kebiasaan lama, setiap hendak
nongkrong di kamar mandi, aku bawa
sebatang rokok. Aku menyalakannya
sambil berjongkok. Hfffhhh... ternyata
memang....
Sekali lagi, seperti yang kalian duga,
tujuh jam kemudian aku terbangun dari
tidur siangku dengan basah keringat.
Jantungku berdegup tak beraturan lagi.
“Kamu kenapa, sesak lagi?” istriku
bertanya tanpa curiga. Penuh cinta.
“Sesak sih, enggak. Cuma detak
jantungnya kacau lagi,” kataku. Aku segera
ambil alat deteksi tekanan darah digital.
Hasilnya: tensi tinggi dan denyut nadi
melebihi normal.
“Aku juga dulu begitu,” katanya
menghibur. “Tidak apa-apa. Yang penting
jangan cemas. Kondisi seperti itu akan
berulang lagi.”
“Oke. Terima kasih, darling,” kataku.
Aku diam-diam menggunakan
penyemprot pelega pernapasan melalui
mulut agar mendapatkan pemulihan
segera.
Beberapa waktu kemudian, begitu
istriku masuk lagi ke kamar, dan
berdandan di depan cermin, aku
memeluknya dari belakang sambil
berbisik, “Kita jadi makan malam di luar,
sayangku?”
“Enggak usah, deh. Papa istirahat saja
dulu,” katanya. ”Mama takut nanti ada
apa-apa.”
“Yo wis... Besok aja ya,” kataku.
“Sekalian malam mingguan. Makan di
restoran Korea, ya.” Aku lega dan selamat
dari bencana.
Malam itu aku naik ke tempat tidur lebih
awal. Aku membawa biografi Einstein,
fisikawan perokok yang bisa hidup hingga
76 tahun. Ia menolak dioperasi akibat sakit
menahun di perutnya. “Tak ada gunanya
memperpanjang hidup dalam kepalsuan,”
katanya. “Aku sudah menyelesaikan
bagianku. Sekarang saatnya untuk pergi.
Aku akan melakukannya dengan elegan.”
Tapi, sungguh, aku cemas napasku
tersengal lagi!
Bekasi, 2014
Yudhistira ANM Massardi adalah
sastrawan yang telah berkarya sejak 1977.
Kini ia mengelola sekolah gratis untuk
kaum duafa.
Berhati Kumala
EKSIS
10 MINGGU, 23 MARET 2014CERPEN
PIGURA
Redaksi menerima kiriman naskah cerpen,
ketik sebanyak 9.000 karakter,
karya orisinal dan belum pernah diterbitkan
di media massa lain.
Kirim e-mail ke cerpenmi@mediaindonesia.com
dan cerpenmi@yahoo.co.id
@Cerpen_Mi
LIMA jalur membujur dan melengkung mem-
bawa sebuah imajinasi liar yang Sudita Nashar,
52, hadirkan. Dia tak sekadar menyiratkan
sebuah tapsiran atas simbol jalan tol (bebas
hambatan), tetapi kehadiran garis putus-putus
seperti yang ada di lintasan jalan menunjukkan
ada sebuah titik yang ingin ia sampaikan.
Di bawah jalan itu, seakan ada jalur rel keret
melintas. Ada aliran sungai menghiasi peman-
dangan sehingga membuat dekorasi begitu
kuat Sudita hadirkan lewat suguhan karya
terbarunya.
Nuansa itu terlihat jelas pada karya Keluar
Garis (140x140 cm, 2014) pada pameran tung-
galnya di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki
(PKJ), Jakarta, 20-28 Maret. Pameran tersebut
menghadirkan 22 karya yang dia buat dalam
tiga tahun terakhir.
Memperhatikan karya Sudita yang sehari-
hari berprofesi sebagai pengojek motor di
kawasan Jakarta Pusat itu, ada sebuah benang
merah yang begitu kuat. Unsur gitar yang lebih
kepada deformasi begitu kuat. Tak ayal, karya-
karyanya tampak dekoratif.
Tengok saja karya lainnya berjudul Menem-
bus Batas (140x140 cm) yang begitu kuat dengan
deformasi itu. Perubahan bentuk yang ada,
yaitu dua gitar yang Sudita hadirkan tampak
melengkung tungkainya. Tidak terlihat gitar
secara utuh, tetapi itulah Sudita yang mencoba
untuk nakal lewat karya-karyanya.
Aliran sungai yang sering membanjir di kala
hujan deras dia simbolkan lewat bentuk dan
ruang meliuk-liuk. Namun, sesungguhnya itu
hanya sekadar pemanis yang menjadi ciri khas
Sudita.
Sudita Nashar, 52, sendiri merupakan putra
dari pelukis legendaris dari Jakarta, almarhum
Nashar (1928-1995).
Sudita belajar melukis sejak 1980, sering
mengadakan pameran bersama sejak tahun
1982 - di antaranya TIM, Pasar Seni Jaya Ancol,
dan Museum Keramik.
Kehadiran Sudita itu memang memiliki corak
dekoratif tersendiri. Tak mengherankan, ba-
nyak pandangan tentang dirinya yang meru-
pakan epigon sang ayah. Nashar merupakan
pendiri Pusat Kesenian Jakarta TIM, bersama
Osman Effendy, Umat Khayam, dan Ayip Ro-
sidi.
Dia melukis dengan rasa dan perenungan atas
kota yang menjadi tempat tinggalnya sehingga
berbeda bentuk dengan ayahnya. “Saya me-
mang belajar dari ayah. Namun, saya pastikan
lukisan saya berbeda dengan ayah,” tuturnya
Sudita di sela-sela pameran.
Memang pada beberapa karya, kita bisa me-
nemukan karya Sudira yang tampak abstrak
dengan corak karya sang ayahnya. Namun lagi-
lagi dia enggan mau disebut sebagai peniru.
Dia punya rasa tersendiri sehingga bisa mem-
bedakan karyanya dengan karya sang ayah.
Karya Pemberontakan dalam Diam (140x140
cm), begitu kuat dengan bidang mengisi bidang.
Perubahan bentuk itulah yang membuat kriti-
kus seni rupa Merwan Yusuf sebagai sebuah
pemaksaan bidang. Begitu pula dengan Tertidur
(145x145 cm) dan Matahari Tenggelam (140x140
cm). “Objek yang dihadirkan menunjukkan ada
perubahan bentuk. Ini saya lihat sebagai karya
dekoratif,” nilainya.
Sebagai pelukis dan juga pengojek, Sudira
menunjukkan diri sebagai sosok pekerja keras.
Dia berkarya karena dara seni begitu kuat
mengalir di dalam darahnya. Bukan sebagai
pengaruh kuat sang ayah, tetapi ada tanggung
jawab dan kerja keras yang ingin ia buktikan.
Pekerja ngojek sebagai mata pencarian dan
melukis sebagai panggilan nurani. (Iwan
Kurniawan/M-2)
MINGGU, 23 MARET 2014 11TIFA
IWAN KURNIAWAN
P
ERJALANAN sebuah bangsa tak akan
lepas dari peranan para pemikir,
ilmuwan, sastrawan, hingga seniman.
Mereka memiliki ide masing-masing
untuk menyuarakan kegundahan dan kritik
sosial atas kondisi bangsa.
Pembelajaran lewat sastra, misalnya, ma-
sih menjadi persoalan yang tak bisa dimung-
kiri. Keberadaan sastra tanpa disadari telah
memacu perguruan tinggi, terutama untuk
menghasilkan alumnus yang kompeten seka-
ligus memberikan ruang bagi pecinta sastra
mengembangkan profesionalismenya.
Lewat Tur Diskusi Kebudayaan yang me-
ngupas dunia kesusastraan di Learning Media
Center Media Group, Kedoya, Jakarta Barat,
awal pekan ini, ada sebuah kecemasan terha-
dap sastrawan-sastrawan tertentu yang masih
dilabeli sebagai ‘dewa’ sastra Indonesia.
“Pengetahuan mendasar tentang sastra sangat
penting. Produktivitas penyair Indonesia sangat
luar biasa, termasuk yang plagiasi-plagiasi. Un-
tuk memahami puisi secara hakikat dan peta
puisi, butuh pengetahuan lebih,” ujar pengajar
sastra dari Universitas Indonesia Ibnu Wahyudi
di sela-sela acara yang diinisiasi Forum Diskusi
Jurnalis Kebudayaan (FDJK) itu.
Hadir sebagai pembicara lainnya dalam dis-
kusi tersebut, yaitu sastrawan Yudhistira ANM
Massardi, ilustrator cerpen Ruddy Pata Areadi,
dan dimoderatori Damhuri Muhammad. Acara
selama tiga jam itu dibuka oleh Direktur Pem-
beritaan Media Indonesia Usman Kansong.
Menurut Ibnu, banyak penyair dan prosais
yang terlahir dari bakat alam. Namun, terka-
dang mereka tak mendapatkan tempat bersas-
tra dan berkarya di daerah-daerah tertentu.
Tak ayal, bakat itu sering kali tak diimbangi
dengan ilmu pengetahuan sehingga terkesan
‘mati sebelum berkembang’.
“Mendekatkan sastra kepada penikmat bu-
kan saja melalui teori-teori. Namun, langsung
bersentuhan dengan karya. Bergaul dengan ba-
nyak karya sastra sangat penting. Seberapa pun
sumbangan karya sastra melalui media massa,
sumbangannya sangat penting bagi dunia pen-
didikan,” papar Ibnu.
Ibnu mengatakan media se-
harusnya bisa memberi ruang
untuk sastra dan budaya di
dalam rubriknya.
Menurutnya, hal ini kelak
akan menjadi sumbangan be-
sar di dunia pendidikan, khu-
susnya bagi mahasiswa sastra.
“Selama ini mahasiswa ter-
batas pada karya sastra yang
itu-itu saja. Penyebabnya,
minimnya media yang menyediakan rubrik
cerpen atau puisi di halamannya. Jadi ketika
mahasiswa disuruh membuat tugas puisi
atau cerpen yang diambil dari media, me-
reka hanya terbatas pada media yang itu-itu,”
terangnya.
Selain itu, pentingnya ruang kebudayaan di
sebuah media, ditambahkan Ibnu akan mampu
memberi peluang bagi para penyair dan cer-
penis, yang akan merawat iklim sastra dan
melahirkan penulis-penulis baru
Pengalaman
Tak dapat dimungkiri, keberadaan sastra di
tengah masyarakat masih dirasakan hambar.
Sebagai negara ketiga alias negara berkem-
bang, karya sastra Indonesia terkadang belum
bisa menandingi karya sastra
di negara-negara maju, semisal
Inggris, Rusia, Jerman, China,
dan Jepang.
Kendati demikian, bukan
berarti sastra Indonesia kehi-
langan taji dalam kedudukan-
nya. Bahasa Indonesia pun
telah dipelajari sebagai sebuah
kajian khusus di beberapa ne-
gara seperti Belanda, Australia,
dan Selandia Baru.
Terbukti, beberapa sastrawan pernah me-
netap dan mengajar hingga meninggal di negeri
seberang. Salah satunya, sebut saja sastrawan
Achdiat Karta Mihardja yang selama pelarian
di ‘Negeri Kanguru’ dilabeli subversif.
Sastra sebagai bagian dari pengalaman batin
seseorang tak bisa dilepaskan dalam kehidupan
ini. Bahkan, karya sastra, berupa puisi kerap
disebut sebagai ‘doa’.
Begitu pula dengan prosa yang terkadang
disebut sebagai ‘sabda’. Semuanya menyimpan
pesan atas kebenaran sejati sesungguhnya.
“Keberagaman dalam sastra sangat penting
sehingga sastra kita akan terasa kuat. Muncul-
nya konco(isme) harus disikapi dengan arif
sehingga dapat memberikan (pendewasaan),”
jelas Yudhistira.
Keberadaan sastra memang masih menjadi
sebuah momok bagi segelintir orang. Namun,
sastra juga menjadi sebuah nilai positif bagi
sebagian lainnya. Tak mengherankan, puisi dan
cerpen tak bisa berdiri sendiri tanpa adanya
ilustrasi sebagai jembatan.
“Ilustrasi itu sebagai inti untuk menghubung-
kan pembaca awam. Ini yang membuat saya
harus membaca baik-baik suatu karya sebelum
divisualkan lewat gambar,” timpal Ruddy.
Meski sastra telah mengalami kemajuan. Na-
mun dalam literasi dunia, belum ada sastrawan
Indonesia yang meraih Penghargaan Nobel Ke-
susastraan. Di Asia, ada nama-nama seperti Mo
Yan (China, 2012), Kawabata Yasunari (Jepang,
1968), dan Rabindranath Tagore (India, 1913).
Sudah bukan waktunya kita menabur benih di
semak belukar. (M-2)
miweekend@mediaindonesia.com
Ruang,
Sabda,
dan
RohSastra
Karya sastra sejatinya menjadi
bagian perubahan dalam perjalanan
bangsa. Ada imajinasi mendalam atas
pengalaman yang selalu disuarakan
dari masa ke masa.
PengojekdanDekoratifnya
Keberadaan sastra
tanpa disadari telah
memacu perguruan
tinggi, terutama untuk
menghasilkan alumnus
yang kompeten.
DISKUSI KEBUDAYAAN: Penyair Hanna Fransisca membuka Diskusi Kebudayaan dengan puisi berjudul Air Mata Tanah Air di Gedung MI Kebon Jeruk, Jakarta,
Selasa (18/3). Diskusi yang digagas Forum Diskusi Jurnalis Kebudayaan membahas tema Sastra dan Dunianya.
MI/ADAM DWI
LUKISAN ABSTRAK: Pengunjung mengamati lukisan tunggal karya Sudita Nashar di Galeri Cipta III, Taman
Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat, (21/3). Pameran ini menampilkan karya abstrak dan semi abstrak .
MI/ATET DWI PRAMADIA
Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm)
Direktur Utama: Lestari Moerdijat
Direktur Pemberitaan/Penanggung Jawab: Usman Kan-
song
Dewan Redaksi Media Group: Saur M. Hutabarat (Ketua),
Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Lau-
rens Tato, Lestari Moerdijat, Rahni Lowhur Schad, Suryoprato-
mo, Toeti P. Adhitama, Usman Kansong
Redaktur Senior: Elman Saragih, Gaudensius Suhardi, Lau-
rens Tato
Kepala Divisi Pemberitaan: Abdul Kohar
Kepala Divisi Content Enrichment: Teguh Nirwahyudi
Kepala Divisi Artistik & Foto: Hariyanto
Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Ade Alawi, Haryo Prase-
tyo, Jaka Budisantosa, Ono Sarwono, Rosmery C. Sihombing,
Tjahyo Utomo
Kepala Sekretariat Redaksi: Sadyo Kristiarto
Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Sudirman: 035-
306-5014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa Purnama,
Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi:
Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088
(Hunting), Fax: (021) 5812105 (Redaksi) e-mail: redaksi@
mediaindonesia.com, Percetakan: Media Indonesia, Jakarta,
ISSN: 0215-4935, Website: www.mediaindonesia.com,
DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WAR-
TAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS
DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU ME-
MINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN
Redaktur: Agus Mulyawan, Ahmad Punto, Anton Kustedja, Aries
Wijaksena, Cri Qanon Ria Dewi, Denny Parsaulian Sinaga, Eko Rah-
mawanto, Eko Suprihatno, Hapsoro Poetro, Ida Farida, Iis Zatnika,
Irana Shalindra, Jerome E. Wirawan, M. Soleh, Mathias S. Brahmana,
Mirza Andreas, Patna Budi Utami, Santhy M. Sibarani, Soelistijono,
Sitria Hamid, Wendy Mehari Utami, Widhoroso, Windy Dyah Indri-
antari
Staf Redaksi: Adam Dwi Putra, Agung Wibowo, Ahmad Maulana,
Akhmad Mustain, Anata Syah Fitri, Anshar Dwi Wibowo, Arief Hul-
wan Muzayyin, Asep Toha, Asni Harismi, Bintang Krisanti, Corne-
lius Eko, Daniel Wesly Rudolf, Deri Dahuri, Dian Palupi, Dika Dania
Kardi, Dinny Mutiah, Dwi Tupani Gunarwati, Emir Chairullah, Eni
Kartinah, Fardiansah Noor, Gayatri Suroyo, Ghani Nurcahyadi, Gino
F. Hadi, Hafizd Mukti Ahmad, Heni Rahayu, Heryadi, Hillarius U.
Gani, Iwan Kurniawan, Jajang Sumantri, Jonggi Pangihutan M, Mo-
hamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nurulia Juwita, Panca Syurkani, Per-
mana Pandega Jaya, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Rommy Pujianto,
Rudy Polycarpus, Sabam Sinaga, Selamat Saragih, Sidik Pramono,
Siswantini Suryandari, Siska Nurifah, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman
Basri, Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Thalatie Yani, Us-
man Iskandar, Zubaedah Hanum
Biro Redaksi: Dede Susianti (Bogor) Eriez M. Rizal (Bandung);
Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Sumantri
Handoyo (Tangerang); Yusuf Riaman (NTB); Baharman (Palem-
bang); Parulian Manulang (Padang); Haryanto (Semarang); Wi-
djajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya)
METROTVNEWS.COM
News: Khudori
Redaksi: Agus Triwibowo, Asnawi Khaddaf, Basuki Eka P, Deni
Fauzan, Henri Salomo, Irvan Sihombing, Laila B, Rizky Yanuardi,
Sjaichul, Wily Haryono, Wisnu AS, Retno Hemawati, Nurtjahyadi,
Afwan A, Andrie, Donny Andhika, Fario Untung, Prita Daneswari,
Rita Ayuningtyas, Torie Natallova
DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING)
Kepala Divisi: Budiana Indrastuti
Asisten Kepala Divisi: Mochamad Anwar Surahman, Victor JP
Nababan
Redaktur: Agus Wahyu Kristianto, Lintang Rowe, Sri Purwandhari
CONTENT ENRICHMENT
Periset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S, Gurit Adi Suryo
Bahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Aam Firdaus, Adang
Iskandar, Henry Bachtiar, Ni Nyoman Dwi Astarini, Riko Alfonso,
Suprianto
ARTISTIK
Asisten Kepala Divisi: Rio Okto Waas
Redaktur: Annette Natalia, Donatus Ola Pereda, Gatot Purnomo,
Marjuki, Prayogi, Ruddy Pata Areadi
Staf Redaksi: Ali Firdaus, Ami Luhur, Ananto Prabowo, Andi
Nursandi, Bayu Aditya Ramadhani, Bayu Wicaksono, Briyan Bodo
Hendro, Budi Setyo Widodo, Catherine Siahaan, Dedy, Dharma
Soleh, Endang Mawardi, Fredy Wijaya, Gugun Permana, Hari Syahri-
ar, Haris Imron Armani, Haryadi, Marionsandez G, M. Rusli, Muhamad
Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Novi Hernando, Nurkania
Ismono, Putra Adji, Rugadi Tjahjono, Seno Aditya, Tutik Sunarsih,
Warta Santosi
Olah Foto: Saut Budiman Marpaung, Sutarman
PENGEMBANGAN BISNIS
Kepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful Bachri
Kepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard R
Asisten Kepala Divisi Iklan: Wendy Rizanto
Perwakilan Bandung: Aji Sukaryo (022) 4210500; Surabaya:
Tri Febrianto (031) 5667359; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274)
523167.
Telepon/Fax Layanan Pembaca: (021) 5821303, Telepon/
Fax Iklan: (021) 5812107, 5812113, Telepon Sirkulasi: (021)
5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Per-
cetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp67.000 per bu-
lan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Rekening
Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab. Taman
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014
Media Indonesia 23 Maret 2014

More Related Content

Viewers also liked

Pikiran Rakyat 2 April 2014
Pikiran Rakyat 2 April 2014Pikiran Rakyat 2 April 2014
Pikiran Rakyat 2 April 2014
hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 3 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 3 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 3 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 3 Maret 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 7 April 2014
Pikiran Rakyat 7 April 2014Pikiran Rakyat 7 April 2014
Pikiran Rakyat 7 April 2014
hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 7 April 2014
Kedaulatan Rakyat 7 April 2014Kedaulatan Rakyat 7 April 2014
Kedaulatan Rakyat 7 April 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 3 Maret 2014
Pikiran Rakyat 3 Maret 2014Pikiran Rakyat 3 Maret 2014
Pikiran Rakyat 3 Maret 2014
hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 8 Maret 2014
Pikiran Rakyat 8 Maret 2014Pikiran Rakyat 8 Maret 2014
Pikiran Rakyat 8 Maret 2014
hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 6 April 2014
Kedaulatan Rakyat 6 April 2014Kedaulatan Rakyat 6 April 2014
Kedaulatan Rakyat 6 April 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 6 April 2014
Pikiran Rakyat 6 April 2014Pikiran Rakyat 6 April 2014
Pikiran Rakyat 6 April 2014
hastapurnama
 
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Industri di KPU Kota Semarang
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Industri di KPU Kota SemarangLaporan Kegiatan Praktik Kerja Industri di KPU Kota Semarang
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Industri di KPU Kota Semarang
Anisa Khoirul Amin
 

Viewers also liked (10)

Pikiran Rakyat 2 April 2014
Pikiran Rakyat 2 April 2014Pikiran Rakyat 2 April 2014
Pikiran Rakyat 2 April 2014
 
Kedaulatan Rakyat 3 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 3 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 3 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 3 Maret 2014
 
Pikiran Rakyat 7 April 2014
Pikiran Rakyat 7 April 2014Pikiran Rakyat 7 April 2014
Pikiran Rakyat 7 April 2014
 
Kedaulatan Rakyat 7 April 2014
Kedaulatan Rakyat 7 April 2014Kedaulatan Rakyat 7 April 2014
Kedaulatan Rakyat 7 April 2014
 
Pikiran Rakyat 3 Maret 2014
Pikiran Rakyat 3 Maret 2014Pikiran Rakyat 3 Maret 2014
Pikiran Rakyat 3 Maret 2014
 
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 8 Maret 2014
 
Pikiran Rakyat 8 Maret 2014
Pikiran Rakyat 8 Maret 2014Pikiran Rakyat 8 Maret 2014
Pikiran Rakyat 8 Maret 2014
 
Kedaulatan Rakyat 6 April 2014
Kedaulatan Rakyat 6 April 2014Kedaulatan Rakyat 6 April 2014
Kedaulatan Rakyat 6 April 2014
 
Pikiran Rakyat 6 April 2014
Pikiran Rakyat 6 April 2014Pikiran Rakyat 6 April 2014
Pikiran Rakyat 6 April 2014
 
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Industri di KPU Kota Semarang
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Industri di KPU Kota SemarangLaporan Kegiatan Praktik Kerja Industri di KPU Kota Semarang
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Industri di KPU Kota Semarang
 

Similar to Media Indonesia 23 Maret 2014

Slide Presentasi Bab 5 Kelompok 5 Pengantar Sektor Publik "Penganggaran Sekto...
Slide Presentasi Bab 5 Kelompok 5 Pengantar Sektor Publik "Penganggaran Sekto...Slide Presentasi Bab 5 Kelompok 5 Pengantar Sektor Publik "Penganggaran Sekto...
Slide Presentasi Bab 5 Kelompok 5 Pengantar Sektor Publik "Penganggaran Sekto...
Indra Andhika Putra
 
Musni Umar: Mengurai Masalah Kronis di DKI Jakarta
Musni Umar: Mengurai Masalah Kronis di DKI JakartaMusni Umar: Mengurai Masalah Kronis di DKI Jakarta
Musni Umar: Mengurai Masalah Kronis di DKI Jakarta
musniumar
 
Merencanakan keluarga tanpa keluarga berencana
Merencanakan keluarga tanpa keluarga berencanaMerencanakan keluarga tanpa keluarga berencana
Merencanakan keluarga tanpa keluarga berencana
Rizky Faisal
 
Perkembangan penduduk di indonesia
Perkembangan penduduk di indonesiaPerkembangan penduduk di indonesia
Perkembangan penduduk di indonesia
andrians07
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Andy Susanto
 
Mahalnya biaya capres
Mahalnya biaya capresMahalnya biaya capres
Mahalnya biaya capres
Rizky Faisal
 
Harm reduction brief
Harm reduction briefHarm reduction brief
Harm reduction brief
jselv
 

Similar to Media Indonesia 23 Maret 2014 (20)

Warta Satu Tabloid
Warta Satu TabloidWarta Satu Tabloid
Warta Satu Tabloid
 
Slide Presentasi Bab 5 Kelompok 5 Pengantar Sektor Publik "Penganggaran Sekto...
Slide Presentasi Bab 5 Kelompok 5 Pengantar Sektor Publik "Penganggaran Sekto...Slide Presentasi Bab 5 Kelompok 5 Pengantar Sektor Publik "Penganggaran Sekto...
Slide Presentasi Bab 5 Kelompok 5 Pengantar Sektor Publik "Penganggaran Sekto...
 
DASAR2 ILMU POLITIK.pptx
DASAR2 ILMU POLITIK.pptxDASAR2 ILMU POLITIK.pptx
DASAR2 ILMU POLITIK.pptx
 
Musni Umar: Mengurai Masalah Kronis di DKI Jakarta
Musni Umar: Mengurai Masalah Kronis di DKI JakartaMusni Umar: Mengurai Masalah Kronis di DKI Jakarta
Musni Umar: Mengurai Masalah Kronis di DKI Jakarta
 
2013 11 11 hal 01
2013 11 11 hal 012013 11 11 hal 01
2013 11 11 hal 01
 
Merencanakan keluarga tanpa keluarga berencana
Merencanakan keluarga tanpa keluarga berencanaMerencanakan keluarga tanpa keluarga berencana
Merencanakan keluarga tanpa keluarga berencana
 
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
 
PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013
 
Perkembangan penduduk di indonesia
Perkembangan penduduk di indonesiaPerkembangan penduduk di indonesia
Perkembangan penduduk di indonesia
 
Makalah Discussion
Makalah Discussion Makalah Discussion
Makalah Discussion
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
 
Dimana Peran BUMN ?
Dimana Peran BUMN ?Dimana Peran BUMN ?
Dimana Peran BUMN ?
 
Jurnal Borneo Administrator, Vol. 8 No. 2 Tahun 2012
Jurnal Borneo Administrator, Vol. 8 No. 2 Tahun 2012Jurnal Borneo Administrator, Vol. 8 No. 2 Tahun 2012
Jurnal Borneo Administrator, Vol. 8 No. 2 Tahun 2012
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdf804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdf
 
Mahalnya biaya capres
Mahalnya biaya capresMahalnya biaya capres
Mahalnya biaya capres
 
Harm reduction brief
Harm reduction briefHarm reduction brief
Harm reduction brief
 
Ekonomi Mikro & Makro
Ekonomi Mikro & MakroEkonomi Mikro & Makro
Ekonomi Mikro & Makro
 
(Sindonews.com) Opini ekonomi 5 desember 2015-17 Januari 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 5 desember 2015-17 Januari 2016(Sindonews.com) Opini ekonomi 5 desember 2015-17 Januari 2016
(Sindonews.com) Opini ekonomi 5 desember 2015-17 Januari 2016
 

More from hastapurnama

Republika 2 April 2014
Republika 2 April 2014Republika 2 April 2014
Republika 2 April 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 1 April 2014
Pikiran Rakyat 1 April 2014Pikiran Rakyat 1 April 2014
Pikiran Rakyat 1 April 2014
hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 1 April 2014
Kedaulatan Rakyat 1 April 2014Kedaulatan Rakyat 1 April 2014
Kedaulatan Rakyat 1 April 2014
hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 30 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 30 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 30 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 30 Maret 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 30 Maret 2014
Pikiran Rakyat 30 Maret 2014Pikiran Rakyat 30 Maret 2014
Pikiran Rakyat 30 Maret 2014
hastapurnama
 
Republika 30 Maret 2014
Republika 30 Maret 2014Republika 30 Maret 2014
Republika 30 Maret 2014
hastapurnama
 
Media Indonesia 30 Maret 2014
Media Indonesia 30 Maret 2014Media Indonesia 30 Maret 2014
Media Indonesia 30 Maret 2014
hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 29 Maret 2014
Pikiran Rakyat 29 Maret 2014Pikiran Rakyat 29 Maret 2014
Pikiran Rakyat 29 Maret 2014
hastapurnama
 
Republika 29 Maret 2014
Republika 29 Maret 2014Republika 29 Maret 2014
Republika 29 Maret 2014
hastapurnama
 
Media Indonesia 29 Maret 2014
Media Indonesia 29 Maret 2014Media Indonesia 29 Maret 2014
Media Indonesia 29 Maret 2014
hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 28 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 28 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 28 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 28 Maret 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 28 Maret 2014
Pikiran Rakyat 28 Maret 2014Pikiran Rakyat 28 Maret 2014
Pikiran Rakyat 28 Maret 2014
hastapurnama
 
Republika 28 Maret 2014
Republika 28 Maret 2014Republika 28 Maret 2014
Republika 28 Maret 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 27 Maret 2014
Pikiran Rakyat 27 Maret 2014Pikiran Rakyat 27 Maret 2014
Pikiran Rakyat 27 Maret 2014
hastapurnama
 
Media Indonesia 28 Maret 2014
Media Indonesia 28 Maret 2014Media Indonesia 28 Maret 2014
Media Indonesia 28 Maret 2014
hastapurnama
 
Kedaulatan Rakyat 27 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 27 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 27 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 27 Maret 2014
hastapurnama
 
Republika 27 Maret 2014
Republika 27 Maret 2014Republika 27 Maret 2014
Republika 27 Maret 2014
hastapurnama
 
Media Indonesia 27 Maret 2014
Media Indonesia 27 Maret 2014Media Indonesia 27 Maret 2014
Media Indonesia 27 Maret 2014
hastapurnama
 
Pikiran Rakyat 26 Maret 2014
Pikiran Rakyat 26 Maret 2014Pikiran Rakyat 26 Maret 2014
Pikiran Rakyat 26 Maret 2014
hastapurnama
 

More from hastapurnama (20)

Republika 2 April 2014
Republika 2 April 2014Republika 2 April 2014
Republika 2 April 2014
 
Pikiran Rakyat 1 April 2014
Pikiran Rakyat 1 April 2014Pikiran Rakyat 1 April 2014
Pikiran Rakyat 1 April 2014
 
Kedaulatan Rakyat 1 April 2014
Kedaulatan Rakyat 1 April 2014Kedaulatan Rakyat 1 April 2014
Kedaulatan Rakyat 1 April 2014
 
Kedaulatan Rakyat 30 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 30 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 30 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 30 Maret 2014
 
Pikiran Rakyat 30 Maret 2014
Pikiran Rakyat 30 Maret 2014Pikiran Rakyat 30 Maret 2014
Pikiran Rakyat 30 Maret 2014
 
Republika 30 Maret 2014
Republika 30 Maret 2014Republika 30 Maret 2014
Republika 30 Maret 2014
 
Media Indonesia 30 Maret 2014
Media Indonesia 30 Maret 2014Media Indonesia 30 Maret 2014
Media Indonesia 30 Maret 2014
 
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 29 Maret 2014
 
Pikiran Rakyat 29 Maret 2014
Pikiran Rakyat 29 Maret 2014Pikiran Rakyat 29 Maret 2014
Pikiran Rakyat 29 Maret 2014
 
Republika 29 Maret 2014
Republika 29 Maret 2014Republika 29 Maret 2014
Republika 29 Maret 2014
 
Media Indonesia 29 Maret 2014
Media Indonesia 29 Maret 2014Media Indonesia 29 Maret 2014
Media Indonesia 29 Maret 2014
 
Kedaulatan Rakyat 28 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 28 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 28 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 28 Maret 2014
 
Pikiran Rakyat 28 Maret 2014
Pikiran Rakyat 28 Maret 2014Pikiran Rakyat 28 Maret 2014
Pikiran Rakyat 28 Maret 2014
 
Republika 28 Maret 2014
Republika 28 Maret 2014Republika 28 Maret 2014
Republika 28 Maret 2014
 
Pikiran Rakyat 27 Maret 2014
Pikiran Rakyat 27 Maret 2014Pikiran Rakyat 27 Maret 2014
Pikiran Rakyat 27 Maret 2014
 
Media Indonesia 28 Maret 2014
Media Indonesia 28 Maret 2014Media Indonesia 28 Maret 2014
Media Indonesia 28 Maret 2014
 
Kedaulatan Rakyat 27 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 27 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 27 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 27 Maret 2014
 
Republika 27 Maret 2014
Republika 27 Maret 2014Republika 27 Maret 2014
Republika 27 Maret 2014
 
Media Indonesia 27 Maret 2014
Media Indonesia 27 Maret 2014Media Indonesia 27 Maret 2014
Media Indonesia 27 Maret 2014
 
Pikiran Rakyat 26 Maret 2014
Pikiran Rakyat 26 Maret 2014Pikiran Rakyat 26 Maret 2014
Pikiran Rakyat 26 Maret 2014
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 

Media Indonesia 23 Maret 2014

  • 1. Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Halaman 28 23 MARET 2014 | NO.12025 | TAHUN XLV Harian Umum Media Indonesia @ MIdotcom Minggu El Clasico di Momen yang Pas Kontras dengan sebelum-sebelumnya, Barcelona kini diposisikan sebagai underdog dalam El Clasico di Santiago Bernabeu, dini hari nanti. El Clasico, Hlm 8 SELA InpresAntikorupsiDiobral,PelaksanaanTetapMajal KENDATI hingga kini belum terlihat jelas efektivitas dari inpres ataupun perpres pemberantasan korupsi yang sudah diterbitkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengeluarkan in- struksi serupa. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 yang ditandatangani pada Jumat (21/3) itu berisi Penyusunan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) Tahun 2014. Inpres tersebut sebagai tindak lan- jut dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang (2012-2015) dan Jangka Menengah (2012-2014). Dengan terbitnya inpres tersebut, sejak memerintah pada 2004, Yudhoyono telah menerbitkan tu- juh inpres pemberantasan korupsi (lihat grafik). Inpres tersebut ditujukan kepada para menteri, Sekretaris Kabinet, Jaksa Agung, Kapolri, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, para kepala lembaga pemerintah nonkementerian, para se- kretaris jenderal pada lembaga tinggi negara, para gubernur, dan para bupati/ wali kota. Direktur Advokasi Pukat UGM Oce Madril menilai keluarnya inpres anti- korupsi tersebut patut diapresiasi. “Pertanyaannya, bagaimana efektivitas- nya? Pengalaman telah membuktikan ada banyak inpres yang diabaikan oleh bawahannya,” kata Oce saat dihubungi, kemarin. Ia menilai absennya sanksi merupakan faktor utama yang menyebabkan inpres tidak efektif dan hanya menjadi macan kertas. Selain itu, ada inkonsistensi peme- rintah dalam kebijakan antikorupsi. Di satu sisi, inpres antikorupsi diobral, tetapi di sisi lain pelemahan terhadap KPK dan pemberantasan korupsi jalan terus. “Misalnya yang terjadi pada RUU KUHAP dan KUHP, pemerintah tetap ngotot melanjutkan pembahasan,” tan- das dia. Juru bicara KPK Johan Budi menyam- but baik terbitnya inpres dengan se- mangat memberantas korupsi. Namun, menurut dia, yang perlu disoroti ialah apakah pelaksanaan inpres selama ini efektif atau tidak. “Parameter efektif itu seperti apa? Sebenarnya bagus-bagus saja, tetapi se- belum menjawab itu, perlu diketahui pelaksanaannya di lapangan seperti apa. Makanya perlu ada evaluasi. Selama ini pernah diukur atau tidak?” tanya Johan saat dihubungi, kemarin. Bagi KPK, inpres yang telah dikelu- arkan pemerintah cukup membantu lembaga antirasywah tersebut dalam bekerja. Johan mencontohkan Inpres 17/2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012. “Sedikit banyak membantu KPK. Mung- kin dampak inpres itu lebih dirasakan oleh kejaksaan dan kepolisian, sedangkan KPK kan di luar karena kita mengguna- kan UU KPK.” (Mad/Nov/X-2) MASALAH kurang tidur perlu mendapatkan perhatian serius karena bisa merusak sel-sel otak permanen. Demikian hasil studi yang dipublikasi- kan The Journal of Neuroscience, baru-baru ini. Tim peneliti dari University of Pennsylvania School of Medicine, AS, mempelajari keterkaitan antara pola tidur yang tidak teratur dan kerugian pada sel otak, dengan menggunakan sampel tikus. Hasilnya ditemukan kehilangan 25% sel otak, juga sebagian dari batang otak, pada sampel tikus yang kurang tidur dalam waktu panjang. “Ini mungkin pada hewan sederhana, tetapi bukti itu menun- jukkan kita harus sangat hati-hati,” ujar Prof Sigrid Veasey pimpinan tim. (BBC/Hym/X-8) Kurang Tidur Rusak Sel Otak MENANG TELAK 6-0: Gelandang Chelsea Andre Schuerrle dipeluk rekan setimnya saat merayakan gol dalam duel melawan Arsenal di Stamford Bridge, kemarin. Kemenangan 6-0 membuat the Blues tetap kukuh di posisi puncak klasemen dengan 69 poin dari hasil 31 laga. RUDY POLICARPUS S ORE belum turun sempurna ke- tika dengan wajah semringah Epid melambaikan lima lembar uang pecahan sepuluh ribu rupi- ah. “Cari uang di zaman sekarang susah. Lumayan dapat Rp50 ribu. Sering-sering atuh ada kampanye,” ujarnya sembari menyalakan mesin motor tua berwarna merah yang dia gunakan untuk arak- arakan. Epid tinggal di Cimahi, Jawa Barat. Di kampungnya, banyak lelaki yang mene- rima order menjadi anggota pasukan nasi bungkus. Di mana pun kampanye digelar, di situ mereka ada. Soal warna bendera tidak menjadi masalah, yang penting perut kenyang, ada bayaran, syukur-syukur dapat rokok. Wajah gembira juga ditunjukkan Kirno dan Dirman yang sehari-hari be- kerja sebagai tukang parkir dan satpam perumahan di Yogyakarta. Keduanya bersemangat ikut kampanye dengan bayaran sekitar Rp50 ribu sampai Rp70 ribu, tergantung partai dan caleg yang mensponsori. “Selain uang, lumayan dapat makan dan kaus. Kita ini pasukan sorak, kerja- nya cuma keliling, teriak-teriak, 2 sampai 3 jam. Kampanye partai mana pun pasti kita ikuti. Kalau perlu, bolos kerja, asal jangan dipaksa nyoblos partai tertentu saja,” tukas Kirno. Pengumpul massa Jika ada massa bayaran, tentu ada pe- ngumpul massa. Sebut saja Yanto yang di masa kampanye kali ini merasa gelisah karena beberapa order ditawarkan de- ngan harga di bawah standar. “Nama saya disamarkan ya, nanti eng- gak ada yang mau pesan. Padahal sih, semua orang juga tahu bahwa semua partai pasti bayar orang kalau lagi kam- panye,” ujar ayah dua anak itu. Uang ialah magnet utama bagi Yanto. Soal visi dan misi parpol, ia tidak mau ambil pusing. “Pada 2009, total keun- tungan saya Rp40 juta. Tahun ini agak sepi. Partai maunya mengumpulkan massa sebanyak-banyaknya, tapi modal terbatas. Padahal, sekarang jarang yang mau dibayar Rp50 ribu. Minimal mereka minta Rp75 ribu,” papar Yanto. Politik uang Kondisi membayar dan dibayar dalam kampanye politik, menurut Nia Elvina, sosiolog yang mengajar di Universitas Indonesia, menunjukkan masyarakat Indonesia tengah sakit. “Masyarakat dan elite politik sama- sama kehilangan pegangan nilai. Politik uang dianggap normal-normal saja. Kondisi bangsa kita memang mempriha- tinkan,” tukas Nia. Pendidikan politik di Indonesia, menu- rut Nia, tidak berjalan baik. Akibatnya, politik jadi berbiaya tinggi dan terbentuk nilai transaksional dalam masyarakat. Kampanye yang seharusnya menjadi ajang sosialisasi berubah menjadi arena hiburan. “Elite politik pun bukan lagi mengejar perwujudan nilai, melainkan untuk kepentingan pribadi dan mem- pertahankan atau mencapai kekuasaan.” (M-7) rudy@mediaindonesia.com Mereka disebut massa bayaran, pasukan nasi bungkus, pasukan sorak, dan masih banyak istilah lainnya. Masa kampanye, bagi mereka, merupakan waktu untuk mengais rezeki di tengah obral janji. Kais Rezeki di Tengah Janji AP/KIRSTY WIGGLESWORTH SEJUMLAH kalangan mengkritik sikap pemerintah yang berkeras mencairkan dana bantuan sosial (bansos) menjelang pemilihan umum. Koordinator Indonesia Corruption Watch Ade Irawan menilai sikap itu dilatari oleh kepentingan politik. Bansos, ujar Ade, selalu mudah dicairkan peme- rintah menjelang pemilu atau pemilu kada karena pemegang kebijakan di kementerian terkait meru- pakan politisi yang ikut dalam konstestasi. ‘’Dana bansos biasa digunakan oleh incumbent, baik di eksekutif maupun legislatif, dengan dua tujuan. Pertama, bansos bisa diklaim sebagai bantuan mereka, bukan bantuan pemerintah,’’ jelasnya di Jakarta, kemarin. Tujuan kedua, imbuh Ade, bansos bisa disele- wengkan untuk modal politik mereka. “Inilah yang berbahaya karena sangat berpotensi di- salahgunakan untuk kepentingan politik tertentu oleh para menteri dari parpol. Karena beberapa kementerian dipegang orang parpol, pencairannya tidak akan sulit.’’ Ade tak heran jika pemerintah ngotot mengucur- kan bansos meski sangat rawan diselewengkan. Pencairan dana itu menjelang penyelenggaraan pemilu dan pemilu kada juga bukan hal baru. “Semestinya pemerintah melakukan moratorium, bukan malah berkeras mencairkan.’’ Direktur Advokasi dan Investigasi Forum Indo- nesia untuk Transparansi Anggaran Uchok Sky Khadaffi mengatakan semestinya Badan Penga- was Pemilu bersama KPK membuat surat edaran ke kementerian agar menghentikan sementara pencairan dana bansos. “Sebetulnya KPK dan Ke- mendagri telah melakukannya, tapi itu untuk pemerintahan daerah,’’ tandasnya. Dalam Rapat Paripurna DPR ditetapkan dana bansos Rp55,9 triliun, tetapi dalam APBN digaris- kan Rp73,2 triliun. Angka itu naik lagi jadi Rp91,8 triliun dalam realisasi bujet Februari 2014. Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hasan Bisri menegaskan pihaknya akan mengaudit peng- gunaan dana bansos apakah sesuai rancangan yang disepakati. “Semuanya harus bisa dipertang- gungjawabkan. Tidak bisa fiktif.” (AI/Bow/X-8) BansosGampang CairJelangPemilu Jeda Hlm 7 Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini me- lalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Tanggapan Anda bisa diakses di metrotvnews.com “Pendidikan politik tidak berjalan baik. Akibatnya, politik jadi berbiaya tinggi dan terbentuk nilai transaksional dalam masyarakat.” Nia Elvina Sosiolog Universitas Indonesia EBET Berita hlm 9
  • 2. 2 MINGGU, 23 MARET 2014SELEKTA JUMLAH tersangka pembakar hutan di Provinsi Riau terus bertambah. Kepolisian Daerah (Polda) Riau telah menetapkan 83 orang dan satu peru- sahaan sebagai tersangka pembakaran hutan dan lahan di Riau. “Total ada 83 tersangka. Satu dari perusahaan, PT NSP,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru, Riau, ke- marin. Perusahaan tersebut ialah PT Nasional Sagu Prima (NSP), anak usaha Sampoerna Group. Menurutnya, para tersangka telah ditahan di tiap polres kabupaten/kota. Adapun tersangka anggota TNI Serka Sudigdo telah ditahan polisi militer di Medan, Sumatra Utara. Pengusutan kasus para tersangka pembakaran hutan dan lahan dilaku- kan Satuan Reserse Kriminal Khusus (Satreskrimsus) Polda Riau. Dari 83 tersangka itu, polisi menyusun 49 la- poran dengan 21 berkas yang sudah dilimpahkan ke kejaksaan. “Untuk berkas yang dinyatakan lengkap oleh kejaksaan (P21) dua perkara untuk 14 tersangka,” jelas Guntur. Meski kabut asap yang disebabkan pembakaran hutan dan lahan di Riau sudah berkurang, tim satgas pene- gakan hukum terus memburu pelaku pembakar hutan. Ribuan personel tim gabungan TNI, Polri, dan instansi ter- kait akan bertugas hingga batas tang- gap darurat pada 26 Maret 2014. Namun, menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, total tersang- ka pembakaran hutan telah mencapai 85 orang dan satu perusahaan. “Tidak mudah memproses dan menuntut para tersangka dan peru- sahaan itu karena harus prosedural dan memerlukan bukti yang lengkap,” ujarnya dalam siaran pers, kemarin. Meski hujan deras mengguyur se- jumlah wilayah Riau sepanjang Jumat (21/3) malam, satelit National Oce- anic Atmospheric and Administration (NOAA) 18 masih menemukan 11 titik panas. Citra satelit itu juga menunjuk- kan hingga pukul 08.22 WIB kemarin, terdapat 28 titik api kebakaran hutan di Sumatra. Sebelumnya, pada Jumat (21/3), ter- pantau sedikitnya 261 titik api. Bara titik panas berada di gambut dengan kedalaman 5-10 meter. “Perlu hujan deras atau penggenang- an untuk memadamkan bara itu,” kata Komandan Satuan Tugas Nasional Ope- rasi Terpadu Penanggulangan Bencana Asap itu. Saat ini, imbuhnya, cuaca di Riau cukup cerah dengan jarak pan- dang 8-16 km serta kualitas udara cukup baik. “Penerbangan di Bandara Sutan Syarif Kasim II normal.” Upaya pemadaman melibatkan satgas udara yang mengintensifkan pengeboman air. Pada Jumat (21/3) dilakukan 207 kali water bombing. Sebanyak 94 kali pengeboman dilaku- kan di Dumai dan Rokan Hilir dengan helikopter Sikorksy. Helikopter Kamov melakukan 70 kali pengeboman di Rengat dan Bengkalis. Modifikasi cuaca juga dilakukan dengan mena- burkan 6 ton NaCl (garam). Sejumlah 4 ton disebar di angkasa Dumai, Beng- kalis, dan Siak, serta 2 ton di Indra Giri Hulu dan Pelalawan. (RK/E-5) M ANTAN Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaning- rum tengah memikirkan opsi untuk menjadi peng- ungkap kejahatan (justice collaborator) dalam kasus dugaan suap di proyek Hambalang. Menurut kuasa hukum Anas, Firman Wijaya, jika Anas tidak menjadi justice col- laborator, pengungkapan suap di proyek Hambalang hanya akan berhenti pada aktor-aktor lapangan, bukan aktor intelek- tualnya. “Bangunan kasus Hambalang bakal run- tuh bila berhenti hanya pada mantan Ketua Umum Demokrat itu. Apalagi kaitan perkara itu dengan Kongres Demokrat di Bandung pada 2010 makin jelas terlihat dari arah pertanyaan yang diajukan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi dalam pemeriksaan,” kata Firman dalam perbincang- an kemarin. Ia memastikan pihaknya memiliki bukti-bukti yang menegaskan Susilo Bam- bang Yudhoyono tak bisa lepas tangan dari kasus tersebut. “Kasus sebenarnya da- lam hal ini ialah Kongres Partai Demokrat. Yang je- las, soal pembuktian itu ada,” tegas Firman. Adapun saat ditanya soal pemberian uang muka mobil Harrier dari SBY untuk Anas, Firman mengaku pihaknya tidak mengan- tongi bukti aliran dananya. “Hubungan Anas dan Pak SBY itu tertutup, tapi ada yang mengetahui,” ungkapnya se- raya menolak untuk menyebut saksi yang dimaksud. Pihaknya, sambung dia, saat ini tengah mencari tahu mekanisme perlindungan yang akan diterima Anas jika kelak men- jadi justice collaborator. Hal itu sebagai konsekuensi dari tingginya risiko buat Anas jika membongkar kejahatan sesungguhnya di proyek Hambalang. “Kita tahu persis sedang berhadapan de- ngan siapa. Karena itu, kita harus tahu per- lindungan apa saja yang diberikan kepada seorang justice collaborator,” ujarnya. Kasus Century Dalam kasus terpisah, pada pemerik- saan di KPK Jumat (21/3) lalu, Anas kem- bali menyebut dugaan keterlibatan Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus dugaan korupsi dalam pencairan dana talangan Bank Century. Seusai menjalani pemeriksaan yang ketu- juh kali di KPK itu, Anas menyatakan ada- nya indikasi biaya kampanye Susilo Bam- bang Yudhoyono-Boediono saat mengikuti Pemilihan Presiden 2009 juga dialiri dana talangan Bank Century. Kecurigaannya itu muncul lantaran banyak nama fiktif yang tercantum dalam laporan audit akuntan independen dana kampanye SBY. Tak cuma itu, Anas juga mengaku kerap menerima tugas khusus dari SBY saat ia duduk sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR. “SayadimintamencegahagarPanitiaKhu- susCenturytidakmengarah ke SBY dan Demokrat, baik secara hukum maupun politik,” ujarnya saat itu. Dalam menyikapi tuding- an itu, juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitom- pul menyebut keterangan Anas Urbaningrum tak masuk akal. Ia mengata- kan Anas tengah berupaya meminta perlindungan dari Demokrat dalam ka- sus hukum yang sedang dijalaninya dengan menye- ret-nyeret nama Demokrat dalam skandal Century. Pasalnya, sebagai sesama anggota Pansus Century dari Partai Demokrat di 2010 silam, Ruhut mengaku tak pernah mendengar ada- nya penugasan khusus itu. “Saya yang anggota Pansus Century saja tidak diminta, lebih masuk akal lagi karena saya orang hukum,” katanya. Hal senada juga disampaikan oleh Mar- zuki Alie yang pada 2009 lalu menjadi sek- retaris tim kampanye pemilihan presiden untuk SBY-Boediono. Kepada Media Indonesia dia mengatakan, “Anas kan tidak pernah berurusan dengan dana kampanye, baik sumber dana maupun pelaporannya.” (P-1) hera_khaerani@mediaindonesia.com Sebelum kasus Hambalang mencuat, hubungan Anas Urbaningrum dengan Susilo Bambang Yudhoyono disebut teramat dekat. IsuAirLebihFundamentalketimbangEnergi MalaysiaBerharappadaTemuanSatelitChina Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia Hishammuddin Hus- sein mengungkapkan bahwa satelit China telah menangkap objek baru yang mengambang di Samudra Hindia. Benda itu diduga bagian dari serpihan pesawat Malaysia Airlines bernomor MH 370 yang hilang sejak dua pekan lalu. Dalam keterangan persnya, kemarin, Hishammuddin me- ngatakan objek itu berukuran dengan panjang 22,5 meter dan lebar 13 meter. Lokasi benda yang dicurigai serpihan pesawat MH 370 berada wila- yah perairan yang jaraknya 120 kilometer dari dua objek yang pertama kali ditemukan atau ditangkap satelit milik Australia. “Kabar yang baru saja saya terima ialah Duta Besar China (Huang Huikang) melaporkan menerima citra satelit tentang benda yang mengambang di koridor selatan dan mereka (China) akan mengirim kapal untuk memverifikasi (objek itu),” ungkap Hishammuddin yang juga menjabat pelaksana tugas Menteri Transportasi Malaysia. “Beijing diperkirakan akan membuat pengumuman da- lam beberapa jam (ke depan),” timpal Hishammuddin pada jumpa pers di Kuala Lumpur, Malaysia, kemarin, yang di- hadiri sejumlah wartawan lokal dan asing. Di luar masalah temuan baru itu, Hishammuddin me- negaskan sejumlah pesawat dan kapal telah dikerahkan ke Samudra Hindia untuk mengidentifikasi dan mencari objek yang terpantau dari citra satelit dan berada sekitar 2.500 km dari Perth, Australia. Proses pencarian tersebut akan dipimpin Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA). Hishammuddin melaporkan ada enam pesawat yang te- lah dikirim ke area tersebut kemarin untuk menyisir area yang luasnya setara dengan luas wilayah negara Denmark itu. Tim pencarian juga men- dapat bantuan tambahan ka- pal dari China, Jepang, dan Inggris. “Pesawat pertama telah kem- bali tanpa berhasil menemu- kan puing-puing (apa pun),” tegas Hishammuddin. Namun sebelumnya, dia menegaskan telah berbagai cara dilakukan untuk menyisir perairan laut yang diduga sebagai lokasi jatuhnya serpihan pesawat MH 370 dan luasnya sekitar 10.500 mil persegi. Namun, dia mengakui kon- disi lokasi pencarian dan seki- tarnya saat ini tidak mudah ditembus. Pasalnya, badai tropis dilaporkan menerjang wilayah perairan tersebut se- hingga mengganggu proses pencarian. Saat menanggapi adanya dua transkrip pesan komunikasi yang aneh antara kopilot MH 370 dan menara kontrol, se- perti yang dilaporkan surat kabar Telegraph, dia mengata- kan tidak ada yang misterius dari transkrip tersebut. (BBC/ Reuters/Hym/I-3) DUNIA selama ini disibukkan oleh isu energi dan kurang serius menanggapi krisis air. Masalah air dikhawatirkan menimbulkan konflik sosial dan horizontal di masa men- datang. “Isu krisis air lebih funda- mental daripada energi. Pasalnya, energi punya ba- nyak alternatif (energi ter- barukan), sedangkan air jika terjadi kelangkaan, tidak ada alternatifnya,” kata pengamat lingkungan Sonny Keraf, saat dihubungi terkait dengan per- ingatan Hari Air Sedunia, ke- marin. Menurut mantan Menteri Lingkungan Hidup itu, ada empat persoalan pokok air, yakni masalah kelangkaan air, pencemaran, banjir, dan kekeringan. Upaya masyarakat dan pemerintah yang sinergis dinilai amat krusial lantaran isu air dewasa ini sudah fun- damental. Saat ini, memang ada teknologi inseminasi air laut agar bisa dikonsumsi, tetapi itu sangat mahal. “Nantinya cuma kalangan tertentu yang bisa mengakses air bersih.” Sony melihat, saat ini sudah mulai terjadi konflik di an- tara daerah yang berbatasan air sungai, seperti pemerin- tah DKI Jakarta, Bogor, dan Tangerang yang saling tarik- menarik perihal Kali Ciliwung dan Cisadane. Saat dihubungi secara terpisah, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Abetnego Tarigan me- ngatakan, peran pemerintah memberi andil besar terhadap perusakan alam yang mengaki- batkan krisis air. Keterlibatan pemerintah itu, lanjutnya, ter- lihat pada reklamasi daerah pesisir untuk kawasan wisata, seperti di Bali, dan deforestasi akibat alih fungsi lahan gam- but untuk perkebunan kelapa sawit dan penebangan liar. “Suplai air rumah tangga di wilayah perkotaan saat ini umumnya berasal dari air ta- nah. Itu sangat berbahaya bagi ekosistem air tanah. Untuk itu, pemerintah diharapkan menyuplai air bersih yang memadai sebagai salah satu upaya memerangi krisis air,” jelas Abetnego. Ia juga menyoroti sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan air minum ke- masan di Batu, Malang, yang mencuat baru-baru ini. Di sisi lain, sejumlah pe- cinta lingkungan dari Savilla Production membagi-bagikan flyer dan setangkai mawar putih kepada pengguna jalan yang melintasi Bundaran Hotel Indonesia, di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin pagi. Aksi damai dalam memper- ingati Hari Air Sedunia itu ber- tujuan membangun kesadaran masyarakat untuk menghargai dan menghormati air dan men- jaga kelestarian hutan. “Filosofinya, kita mau da- pat air bersih, putih, bukan air keruh, makanya diberikan mawar putih,” papar Awang Darmawan, kordinator aksi di lapangan. Menurut Awang, Savilla Production juga akan melun- curkan film berjudul Danum Baputi pada Juni menda- tang. Film itu mengisahkan perjuangan suku di Kaliman- tan dalam menyelamatkan air di desanya. (Fat/X-7) AnasMerasa JadiTumbal DIMAKAMKAN: CEO Media Group Surya Paloh menyiramkan air mawar di makam kakaknya, Rohana Jusuf Gading binti Daud Paloh, saat pemakaman di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, kemarin. Rohana berpulang di usianya yang ke-75 di RS Premier Jatinegara, pada Jumat (21/3). MI/PANCA SYURKANI PEDULI AIR: Seorang aktivis yang tergabung dalam komunitas peduli hutan dan air menggelar aksi memperingati Hari Air Sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, kemarin. Mereka mengajak masyarakat untuk lebih peduli akan pentingnya air dan hutan sebagai sumber kehidupan manusia. ANTARA/ZABUR KARURU MINAT BACA: Anak-anak menyimak dongeng yang dibawakan oleh Awam Prakoso dalam acara A Day for Book di Museum Nasional, Jakarta, kemarin. Kegiatan itu digelar untuk menumbuhkan minat baca anak sejak dini. MI/ATET DWI PRAMADIA Kita tahu persis sedang berhadapan dengan siapa. Karena itu, kita harus tahu perlindungan apa saja yang diberikan kepada seorang justice collaborator. Firman Wijaya Kuasa Hukum HERA KHAERANI TersangkaPembakarHutanRiauTerusBertambah
  • 3.
  • 4. 4 MINGGU, 23 MARET 2014UMUM LelangKaryaSeni untukPenderitaKanker PANGKALAN MILITER: Dua prajurit Ukraina berjaga di depan pangkalan militer di Krimea, kemarin. Tentara Rusia mengultimatum paramiliter Ukraina agar segera meninggalkan pangkalan militer di Kota Krimea. ART FOR CANCER: Instalasi seni dipamerkan dalam Art for Cancer di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta, kemarin. Pameran dan berbagai kegiatan amal diadakan oleh Yayasan Kanker Indonesia Provinsi DKI Jakarta guna mengumpulkan dana untuk membantu korban kanker. MI/ATET DWI PRAMADIA Derita Aisyah, Bukti Matinya Solidaritas YENNIZAR LUBIS D ERITA Siti Aisyah, bocah berusia 8 ta- hun yang terpaksa putus sekolah demi merawatayahnya,Muhammad Nawawi Pulungan, 54, dengan hidup menggelandang di atas becak, merupakan cerminan dari matinya rasa solidaritas warga terhadap sesamanya. “Kasus Aisyah yang harus menggelandang sembari mem- bawa ayahnya yang dibaring- kan di atas becak selama 3 tahun sebetulnya tidak perlu terjadi jika rasa gotong royong masih ada,” sebut sosiolog Emilia Hambali saat dihubu- ngi, kemarin. A i s y a h d a n ay a h ny a , Nawawi, yang terkulai lemas di atas becak, terpaksa tinggal di pinggiran toko di Kota Me- dan. Itu disebabkan Nawawi kehabisan uang untuk meng- obati penyakit komplikasi yang dideritanya dan tidak mampu membayar kontrakan rumah. Mereka tinggal dan beraktivitas di atas becak itu. Malam hari mereka memarkir- kan becaknya di depan teras rumah warga di seputar Jalan Sisingamangaraja. Jika pagi tiba, mereka pindah di sekitar Masjid Raya. Aisyah-lah yang mendayung becak itu. Secara logika, lanjut Emilia, mustahilwargayangberlalu-la- lang di seputar jalan dan Masjid Raya tidak melihat penderitaan kedua insan papa tersebut. Intinya, mereka melihat, tetapi hanya berpangku tangan. Fenomena seperti ini, sam- bung dia, terjadi di banyak tempat. Berangkat dari hal itu, Emilia berani menggaransi bahwa budaya luhur pening- galan nenek moyang, yakni rasa gotong royong, rupanya sudah luntur di tengah masya- rakat kita dan berganti dengan sikap individualisme. “Kalau masyarakat masih guyub, pasti ada Pak RT atau Pak RW yang akan membantu. Tetapi itulah kehidupan perko- taan,” ujar Emilia. Halsenadajugadiungkapkan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni’amSholeh.MenurutAsrorun, rasaempatiharuslahditumbuh- kan agar setiap orang yang melihat kejadian seperti yang dialami seperti Aisyah dapat segera menolong atau minimal melapor ke pihak terkait. Ditinggal ibu Saat disambangi di Rumah Sakit (RS) Pirngadi, Medan, sembari terbaring, Nawawi mengisahkan, semenjak ber- usia 1 tahun Aisyah sudah ditinggal ibunya. “Sebelum saya meninggal, saya berharap Aisyah bisa bertemu dengan ibunya,” pesan Nawawi. Saat meninggalkan Aisyah, sang ibu membawa anak le- lakinya. “Kata ayah, ibu bawa abang pergi ketika mening- galkan kami. Sampai sekarang kami tidak tahu di mana ibu berada,” ujar Aisyah yang setia mendampingi sang ayah. Kisah penderitaan Aisyah yang hidup miskin dan setia merawat ayahnya yang men- derita penyakit komplikasi paru-paru mendapat perha- tian banyak pihak. Terlebih se- jak balita Aisyah telah terpisah dari ibu kandungnya. Teman-teman seusianya dari SD Bhayangkari Medan pun tersentuh untuk meringankan beban Aisyah. Para siswa SD itu menyisihkan uang jajan un- tuk diberikan kepada Aisyah. “Kami telah menyisihkan uang jajan untuk membantu Aisyah. Nanti kami akan serahkan ke- pada Aisyah,” ujar Vira, siswi SD Bhayangkari Medan. (Fat/ Ant/S-4) yennizar @mediandonesia.com Rasa empati haruslah ditumbuhkan agar setiap orang yang melihat kejadian seperti yang dialami Aisyah segera menolong atau minimal melapor ke pihak terkait. YAYASAN Kanker Indonesia (YKI) Provinsi DKI Jakarta menggelar lelang busana be- berapa desainer dan lukisan perupa lintas generasi di Museum Seni Rupa dan Kera- mik, Jakarta Barat, Sabtu (22/3). Hasil lelang yang akan berlangsung hingga Minggu (23/3) itu akan disumbangkan kepada sejumlah rumah sakit untuk membantu penderita kanker. “Kalau lari pagi atau sepeda santai kan sudah biasa, ini ke- betulan pihak penyelenggara ada yang mengajukan untuk melakukan lelang,” ujar Ketua YKI DKI Jakarta, Veronika Basuki, kemarin. Veronica melanjutkan se- bagian hasil lelang akan diberikan untuk pemba- ngunan Palliative Care Training Center atau Pusat Perawatan dan Pelatihan Paliatif yang tengah dirintis YKI DKI Jakarta. Saat ini pelatihan dan pe- rawatan paliatif oleh YKI DKI Jakarta sudah dimulai di Graha YKI DKI Jakarta di Sunter, Jakarta Utara, dan akan dikembangkan di enam wilayah lainnya. “Ini program kerja utama kami dalam wak- tu lima tahun mendatang,” sebutnya. Para desainer yang ikut serta menyumbangkan karya dalam lelang tersebut ialah Carmanita, Ivan Gunawan, dan desainer dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) seperti Lenny Agustin dan Jeny Tjahyawati. Selain itu, ada juga desainer dari Dekra- nasda seperti Novita Yunus, Emma Damayanti, dan Felga Weninda. Sementara itu, pameran seni rupa akan menampilkan karya lima seniman Indone- sia, yaitu Albert Jonathan, Entang Wiharso, Eko, Sria Astari, dan Tita. Lelang busana karya de- sainer dan karya seni ini me- rupakan bagian dari rangkai- an acara pameran seni rupa ‘Art for Cancer’ yang digelar YKI DKI Jakarta mulai 16 hingga 30 Maret mendatang, yang dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. (Fat/S-5) RusiaSiapBalas SetimpalSanksiEropa KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Rusia menegas- kan bahwa Moskow berhak membalas secara setimpal sanksi kedua yang diterap- kan Uni Eropa (UE). Sanksi itu terkait dengan keputusan Rusia yang menetapkan Se- menanjung Krimea sebagai bagian wilayahnya pascarefe- rendum. UE menerapkan sanksi baru pada Jumat (21/3) dengan me- nambah 12 nama dari Rusia dan Ukraina yang dima- sukkan daftar orang-orang dengan aset dibekukan dan dilarang melakukan perjalan- an ke luar negeri. Kini daftar itu terdiri atas 33 orang dari kedua negara tersebut. Selain Putin, ada sederet nama yang masuk target sank- si, yaitu penasihat senior un- tuk Putin, Sergei Glazyev, dan Vladislav Surkov. Dua ketua majelis parlemen Rusia, Va- lentina Matviyenko dan Sergei Naryshkin, juga termasuk nama yang mendapat sanksi. “Sangatdisayangkanbahwa Dewan Eropa membuat ke- putusan yang terpisah dari kenyataan,” kata Alexan- der Lukashevich, juru bi- cara Kemenlu Rusia, dalam pernyataan yang dipubli- kasikan melalui situs resmi Kemenlu Rusia, kemarin. “Kami percaya ini saatnya kembali ke ranah kerja sama yang pragmatis yang mencer- minkan kepentingan negara kami. Bagaimanapun pasti pihak Rusia akan memberi respons seimbang terhadap tindakan yang diambil (UE),” paparnya. Sebelumnya pada Jumat (21/3), Presiden Rusia Vladi- mir Putin menandatangani undang-undang yang secara resmi dan sah menetapkan Semenanjung Krimea yang sebelumnya bagian wilayah Ukraina menjadi wilayah Federasi Rusia. Di sisi lain, Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier me- ngatakan masyarakat inter- nasional tidak akan membi- arkan krisis Ukraina-Rusia menimbulkan perpecahan baru di Eropa. Setelah bertemu dengan Perdana Menteri Ukraina Arseny Yatseniuk, Steinmeier mengatakan pemantau dari OSCE (Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa) akan datang ke Ukraina untuk mendukung berbagai upaya deeskalasi dalam beberapa hari mendatang. Yatseniuk mengatakan Ukraina sangat membutuh- kan dukungan dari Eropa dalam mengatasi masalah energi dengan dihentikannya pasokan gas dari Rusia. Dia meminta bantuan militer Jer- man. (AP/Reuters/Hym/I-3) REUTERS/VASILY FEDOSENKO BENCANA yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia, seperti Gunung Kelud, Gu- nung Sinabung, dan Gunung Merapi,mendorongkaryawan The Sunan Hotel Solo untuk membangun kepedulian. Seluruh keluarga besar kar- yawan The Sunan Hotel Solo berinisiatif untuk mengum- pulkan dana sebagai wujud kepedulian terhadap korban yang sedang tertimpa musibah. Dari aksi solidaritas yang dilakukan itu terkumpul dana sebanyak Rp10.875.000. Dana bantuan itu diserahkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Solo pada 13 Maret lalu untuk disalurkan kepada korban bencana yang membutuhkan. “Penyerahan bantuan ini merupakan wujud serta bentuk solidaritas dan kepedulian kepada saudara-saudara se-Tanah Air demi meringankan beban mereka,” tutur Human Resources Manager The Sunan Hotel Solo, Kristriyanto. The Sunan Hotel Solo Bantu Korban Bencana SEBAGAI maskapai berbiaya murah, Citilink di sepanjang tahun ini sedang menjalankan proses rebranding dengan tagline baru ‘Simple–On Time–Convinient’. “Kami merealisasikannya dengan strategi branding secara menyeluruh, mulai dari livery baru, logo baru, interior baru pesawat, kantor pemasaran, seragam baru pramugari, sistem pada website, dan lay out baru untuk menjangkau masyarakat secara luas,” ujar Agus Dewanta, selaku VP Sales and Distribution, beberapa waktu lalu. Saat ini, Citilink mengoperasikan 29 pesawat, terdiri dari 22 buah Airbus A320 dengan kapasitas 180 kursi, 6 Boeing 737-300 dengan kapasitas 148 kursi, dan 1 Boeing 737-400 dengan kapasitas 170 kursi. Citilink mulai terbang dari Bandung menuju Denpasar dan Medan setiap hari sejak 26 Januari lalu dan berharap menjadi pemain andal di kawasan Asia. PRANAYA Suites Hotel telah diresmikan pada 6 Okto- ber 2013 sebagai salah satu hotel bintang tiga di kawasan CBD BSD City Tangerang, Banten. Nama Pranaya diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti pemimpin dengan harapan menjadi hotel nomor satu di kawasan BSD City. Meski memiliki banyak kompetitor, Pranaya Suites Hotel yakin mampu bersaing karena memiliki segmen pasar yang berbeda dengan mayoritas pesaing di kawasan BSD dan sekitarnya. Tidak hanya strategi pemasaran, namun manajemen sangat menitikberatkan dan menjamin akan standar prosedur pelayanan bertaraf international. Pranaya Suites Hotel pun menyadari pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) dalam menunjang lingkungan di sekitar hotel dengan mengundang anak yatim piatu, pada 10 Maret lalu. Dari Bandung, Citilink ke Denpasar dan MedanCSR Perdana Pranaya Suites Hotel BSD City BERTEMPAT di Hotel Oria Jakarta, Rumah Sakit (RS) Awal Bros Group mengelar pertemuan antarperusa- haan pada 3 Maret lalu. Pertemuan itu dihadiri per- wakilan dari RS Awal Bros Group yang tersebar di Ja- bodetabek. Dalam kesem- patan itu, Direktur Corporate Awal Bros Group dr Ferdy D Tiwow menyampaikan kem- bali visi dan misi dari RS Awal Bros Group sekaligus memberikan informasi terbaru mengenai program–program RS Awal Bros Broup. Termasuk jika ada keluhan dari para pimpinan. Acara company gathering itu semakin tampak meriah dengan adanya edukasi tentang penanganan osteo artritis Genu oleh dr Deasy Erika SpRM. Di sela acara, panitia juga menggelar tanya jawab antara dokter dan para peserta. Acara company gathering tersebut ditutup dengan pembagian doorprize. Company Gathering RS Awal Bros Group PENYAKIT batu saluran kemih atau lebih dikenal dengan kencing batu bisa menyerang pria dan perem- puan. Penyakit itu ditandai dengan pengeluaran air seni yang tidak normal. Tampak pula batu-batu yang ber- ukuran kecil ketika buang air kecil seperti pasir kasar. Un- tuk mengedukasi masyarakat tentang bahayanya penyakit itu dan solusi untuk mengatasinya, Rumah Sakit (RS) Medistra Jakarta menggelar semi- nar bertemakan ‘Waspadai Penyakit Batu Saluran Kemih’. Kegiatan itu dilangsungkan di Auditorium RS Medistra, Gedung A Lantai 6, pada 8 Maret silam. Hadir sebagai pembicara dr Rochani SpB, SpUK, yang membahas seputar pengelolaan batu ginjal dan saluran kemih masa kini. Sedangkan pembicara lainnya dr Ginova Nainggolan, SpPD, KGH, mengupas penyebab dan pencegahaan penyakit batu ginjal. Seminar tentang Kencing Batu di RS Medistra GURU dan siswa kelas XI SMASantuPetrusPontianak, Kalimantan Barat, melakukan study tour ke Jakarta dan Bandung pada 9-13 Maret lalu. Selain menggunjungi tempat wisata, mereka juga mengunjungi beberapa per- guruan tinggi, salah satunya Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti. Saat mengun- jungi STP Trisakti, mereka mendapatkan materi berupa sharing profesi bidang pariwisata, kemudian melihat demo memasak dan pastry yang dilakukan oleh para alumni SMA Santu Petrus yang kuliah di STP Trisakti. Mereka pun sangat menikmati produk pastry dan kuliner yang dibuat oleh mahasiswa. “Penyambutannya mewah, acaranya juga seru. Alumni sudah membuktikan bahwa STP Trisakti berkualitas,” ujar Stepanie Silvia, salah satu siswi SMA Santu Petrus, menanggapi study tour ke kampus tersebut. Study Tour SMA Santu Petrus ke STP Trisakti LENSABISNIS HUBUNGI KAMI BAGIAN IKLAN: 021 580 1480 Teman-teman seusianya dari SD Bhayangkari Medan pun tersentuh untuk meringankan beban Aisyah.
  • 5. MINGGU, 23 MARET 2014 5INDONESIA MEMILIH NasDem Didesain untuk Menang KekerasandiAcehMenggila SURYA SRIYANTI S EKRETARIS Jenderal Partai NasDem Pa- trice Rio Capella me- nyatakan partainya didesain untuk memenangi Pemilu 2014, bukan sekadar meramaikan pesta demo- krasi rakyat. “Partai NasDem didirikan tidak hanya ikut Pemilu tetapi didesain untuk memenangi Pemilu 2014,” kata Rio dalam kampanye nasional Partai NasDem di Palangkaraya, Ka- limantan Tengah, kemarin. Di hadapan ribuan kader Partai NasDem yang mema- dati lapangan sepak bola di Desa Banturung, Kecamataan BukitBatu,KotaPalangkaraya, Patrice mengatakan partainya telah menyiapkan sepuluh program rencana kerja seba- gai bukti keseriusan Partai NasDem ingin memenangi pemilu. Ia mengungkapkan bebera- pa program Partai NasDem jika nanti memenangi pemilu antara lain memberikan bea- siswa pelajar ke luar negeri, membebaskan biaya seko- lah dasar hingga perguruan tinggi, memberikan bantuan Rp1 juta bagi setiap keluarga miskin selama lima tahun, menaikkan gaji anggota Polri/ TNI, dan menciptakan 10 juta lapangan kerja selama lima tahun. “Perubahan itu akan diba- wa Partai NasDem jika me- nang pada 9 April mendatang. Untuk itu, kami berharap agar simpatisan dapat memenang- kan Partai NasDem di tem- pat pemungutan suara kita masing-masing dan jangan sampai suara NasDem hilang, dicuri, atau dikerjai partai lain,” kata Patrice. Ketua Umum Partai Nas- Dem Surya Paloh sedianya hadir dan memberi orasi poli- tik dalam kampanye akbar itu. Namun, karena kakak kan- dung Surya bernama Rohana Jusuf Gading binti Daud Paloh meninggal dunia pada Jumat (21/3) lalu, Surya urung me- nyampaikan orasi politiknya. Politik uang Di Malang, Jawa Timur, kemarin, Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) setempat menemukan pelang- garan politik uang di areal kampanye terbuka Partai Demokrat yang dihadiri Susilo Bambang Yudhoyono sebagai juru kampanye. Pada kampanye yang dige- lar di Stadion Kanjuruhan, Malang, tersebut, Ketua Divisi Penanganan dan Penindakan Panwaslu Malang George Da Silva menangkap tangan sa- lah seorang tim sukses calon anggota legislatif (caleg) yang tengah membagi-bagi uang pecahan Rp10.000 kepada kader Partai Demokrat yang hadir dalam kampanye itu. Petugas yang menangkap langsung memintai kete- rangan penerima uang dan anggota tim sukses itu. “Pelanggaran kampanye ini jelas pidana. Besok kita pang- gil semua,” tegas George. Ia mengungkapkan sudah mendata para penerima uang, di antaranya Chofiyah, warga RT 12/RW 2 Kedungpendaring- an, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Chofiyah menerima uang dua lembar sepuluh ribuan. Panwaslu juga memintai keterangan Inung, penyebar uang itu. Warga RT 12/RW 2, Kedungpendaringan, Keca- matan Kepanjen, Malang, itu mengaku telah membagi-bagi- kan uang kepada peserta kam- panye atas suruhan seorang calon legislatif DPRD Kabupa- ten Malang. (BN/Yah/P-1) sriyanti @mediaindonesia.com Dengan program unggulan, Partai NasDem barharap masyarakat ikut menjadi bagian dari agen perubahan. JELANG pemungutan suara 9 April 2014, eskalasi kekerasan kian meningkat di Aceh. Jumat (21/3) malam, dalam kurun waktu yang berdekatan, dua aksi kekerasan menimpa sim- patisan Partai Aceh dan Partai Nasional Aceh. Ahmad Suib, 25, simpatisan Partai Aceh, ditembak orang saat perjalanan pulang dari lokasi kampanye Partai Aceh di Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Ahmad menderita luka tembak di bawah ketiak se- telah kendaraan hias yang ditumpanginya ditembaki. Pe- nembakan itu terjadi di Jalan Medan Banda Aceh, Desa Ulee Pulo Kecamatan Dewantara, sekitar pukul 19.40 WIB. Saat ini korban masih dira- wat dan akan menjalani ope- rasi untuk mengeluarkan pe- luru di tubuhnya. “Korban tertembak di bagian rusuk sebelah kiri. Diduga ditembak mengunakan pistol jenis FN. Pelaku penembakan belum diketahui,” sebut Kapol- res Kota Lhokseumawe AKB Joko Surachmanto. Ia menambahkan penga- manan terhadap kampanye Partai Aceh di Aceh Utara sudah maksimal dilakukan. Namun, polisi tak menduga saat perjalanan pulang, konvoi kendaraan massa pendukung partai itu ditembak. Situasi kian buruk saat mas- sa Partai Aceh marah karena ditembaki. Mereka merusak sebuah posko milik partai lain karena menduga penembak- an itu dilakukan oleh salah seorang simpatisan partai dari posko tersebut. Perusakan posko tersebut tidak berlangsung lama setelah polisi membubarkan massa de- ngan tembakan peringatan. Hanya berselang beberapa jam, tepatnya Sabtu dini hari, dua anggota Satuan Tugas (Satgas) Partai Nasional Aceh, Armia dan Tauhid, harus dira- wat dalam kondisi kritis seusai dikeroyok massa simpatisan partai lainnya, di Simpang Uni- mal, Dewantara, Aceh Utara. Pengoroyokan itu masih ter- kait dengan peristiwa penem- bakan terhadap Ahmad Suib. Tak lama setelah penem- bakan tersebut, sekelompok massa menyisir lokasi penem- bakan untuk mencari pelaku. Karena pelaku tak ditemukan, mereka melampiaskan ke- marahan dengan mengeroyok dua Satgas Partai Nasional Aceh (PNA) yang sedang ber- ada di sebuah warung kopi. (HP/MI/P-1) KADER PARTAI DITEMBAK: Sejumlah warga melihat kendaraan tank hias yang ditembak orang tidak dikenal di Desa Ulee Pulo, Aceh Utara, kemarin. Akibat peristiwa itu seorang kader Partai Aceh yang berada di dalam mobil hias tertembak. ANTARA/RAHMAD S IAPKAH Anda mengendarai mobil urban dengan fitur-fitur terkini? Dengan berbagai modal yang dimiliki di bagian eksterior dan interiornya, New Mazda2 siap memukau siapa pun yang melihatnya. Dari berbagai sisi, mobil ringkas yang satu itu memang eksepsional, bahkan dari sisi pencahayaannya. New Mazda2, yang diluncurkan pada penghujung 2013, mengusung lampu depan tipe light emitting diode (LED) reflector yang pertama di kelasnya. LED reflector itu merupakan fitur standar di varian R serta RZ. New Mazda2 juga teramat trendi dengan bekal alloy wheel yang lebih berkilau pada tipe R dan RZ dengan desain bemper depan sporty, side spoilers, roof spoilers, dan lampu sen pada eksterior kaca spion sebagai fitur standar di seluruh rangkaian New Mazda2. Keunggulan yang ditawarkan bukan cuma dari ‘sampulnya’. New Mazda2 memberikan rasa aman berkat fitur- fitur yang disematkan. Di samping lampu depan LED reflector yang memberikan daya pandang lebih baik, terdapat pula speed sensitive auto door lock system, anti-lock brake system (ABS), electronic brake force distribution (EBD), dan plus emergency brake assist (EBA). Belum cukup? Tenang saja. Masih ada Dual SRS air bags, Triple-H safety construction dan Mazda advanced impact distribution, hingga struktur bodi berteknologi absorption system (Maida’s). “Mazda2 telah mendapatkan sambutan yang hangat dari pasar Indonesia semenjak pertama kali mobil ini meluncur di jalanan Ibu Kota pada November 2009. Sejak itu, Mazda2 sukses mendapatkan gelar sebagai city car terfavorit Indonesia dan upgrade terbaru ini membuat Mazda2 semakin menarik. “Style dan keamanan selalu menjadi ciri khas line-up dari Mazda, namun dengan adanya nilai tambah dari kendaraan ini, bertambah pula alasan bagi para pembeli mobil baru untuk mempertimbangkan menjadi pemilik kendaraan luar biasa ini,” ujar Presiden Direktur PT Mazda Motor Indonesia Keizo Okue. Efisiensi energi LED reflector tersebut, seperti diaku pihak PT Mazda Motor Indonesia (MMI), menyebabkan konsumsi listrik yang lebih rendah untuk lampu depan, waktu pakai lebih panjang, plus semakin baiknya pencahayaan New Mazda2. Berdasarkan data MMI, jenis lampu depan anyar ini ‘hanya’ mengonsumsi 16 watt, sedangkan lampu dari jenis bohlam halogen menyedot 55-60 watt dan lampu bohlam xenon HID ‘memakan’ 35-60 watt. Adapun daya hidup LED reflector mencapai 10 ribu jam pemakaian, jauh dari bohlam halogen (1.500- 2.500 jam) serta bohlam xenon HID (2.500-3.500 jam). LED reflector ini juga disebut-sebut MMI menciptakan visibilitas lebih baik di malam hari. Objek-objek yang disinarinya dapat terlihat lebih jelas dan natural berkat temperatur warna yang serupa sinar matahari. Siapkah Anda memiliki New Mazda2? (Xan/S-25) Mobil Urban nan Memukau Style dan keamanan selalu menjadi ciri khas line-up dari Mazda, namun dengan adanya nilai tambah dari kendaraan ini, bertambah pula alasan bagi para pembeli mobil baru untuk mempertimbangkan menjadi pemilik kendaraan luar biasa ini.
  • 6. 6 MINGGU, 23 MARET 2014JENDELA BUKU MASTODON DAN BURUNG KONDOR IWAN KURNIAWAN S EBAGAI tokoh yang terke- nal dengan pemimpin kaum ‘urakan’, WS Rendra bukanlah sastrawan atau dramawan yang suci. Dia bukan pula seorang nabi ataupun malaikat. Namun, da- lam karya-karya Rendra tersuarakan sifat-sifat kenabian dan kesucian yang masih terasa dekat untuk dibaca, ditelaah, dan direnungkan secara mendalam. Kini, sudah hampir setengah dekade Rendra berpulang ke pangkuan Sang Khalik. Kuburannya masih kerap dikun- jungi orang-orang di kompleks Kampus Bengkel Teater Rendra Cipayung, Depok, Jawa Barat. Ada sebuah magnet sehingga harum namanya terus dikenang hingga hari ini. Pada beberapa pementasan pemba- caan puisi di Kota Bandung di era 2000 awal, misalnya, Rendra yang kala itu masih terlihat sehat dan bugar begitu tegas menyuarakan kegelisahan rakyat. Pembacaan puisi terkadang datar dan terkadang lantang. Itu menunjukkan ada sebuah semangat yang hendak dia sampaikan lewat puisi- puisinya. Tak hanya itu, sahabat dekatnya, rohaniwan sekaligus bu- dayawan Mudji Sutrisno punya kenangan manis saat melihat Mas Willy, sapaan akrap Rendra, tampil membacakan puisi di University of Melbourn, Australia, pada 28 September 2005 silam. Tentu saja, kehadiran Willy dalam du- nia kebudayaan tak bisa disepelekan. Ja- sadnya sudah dikebumikan, tetapi karya- karyanya tetap hidup. Itulah mengapa nama Willy tak akan habis-habisnya dibicarakan, dibedah, dan ‘dipanggang hingga membara’. Dalam dunia teater, karya-karya Willy cukup menyita perhatian publik. Terlahir dengan nama Willibrordus Surendra Broto pada 7 November 1935 di Solo, Jawa Tengah, Willy tumbuh dalam keluarga Katolik yang taat. Namun, setelah memeluk Islam pada 1970, namanya pun diganti menjadi Wahyu Sulaiman Rendra. D i m a t a Mudji, agama Rendra, menurutnya, ialah ‘kehidupan’. Bagaimana Rendra seperti tidak habis-habisnya menga- lirkan kehidupan itu. Pasalnya, tiap kali hadir, dia menggugat, mengkritik, menyapa lembut sampai membuat mata berlinang pedih atau bernada keras lan- tang penuh protes. Dalam puisi Pamflet Pembangunan, misalnya. Memang, Willy tidak masuk dalam suatu angkatan sastra--penahbisan Paus Sastra HB Jassin--tertentu. Namun, dia punya keberanian dan kekuatan ber- beda yang jarang dipunyai penyair atau dramawan sezamannya. Itu bisa kita lihat lewat karya Sajak Burung Kondor yang kontro- versial--ditulis pada 1973--sehingga diperbincangkan hingga sekarang. Konon, sajak itu disita dan dilarang untuk diterbitkan pada zamannya. Secuplik puisi itu berbunyi; Angin gunung turun merembes ke hutan/ lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas/ dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau/ kemudian hatinya pilu/ meli- hat jejak-jejak sedih para petani-buruh yang terpacak di atas tanah gembur/ namun tidak memberi kemakmuran lagi penduduknya....// Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu/ mematuki batu-batu, mematuki udara/ dan di kotaorang-orang bersiap me- nembaknya//. 15 sajak Tak mengherankan jika karena Sajak Burung Kon- dor yang kemudian diracik menjadi naskah drama Mastodon dan Burung Kon- dor itulah, Willy diperiksa oleh Laksusda Jaya pada 1978 sehingga dia meminta salin- an fotokopi sa- jak-sajaknya k e H B Jassin (alm). Dalam surat (doku- men) aslinya, W i l l y m e - minta salinan 15 sajak. Ke-15 sajak itu ialah Sajak Mata, Aku Tulis Pamflet Ini, Pertemuan Mahasiswa, Seonggok Jagung di Kamar, Sajak Sebotol Bir, Sajak Tangan, dan Sajak Burung Kondor. Lalu, Renungan, Nota Bene: Aku Kangen, Sajak Ibunda, Pamflet Cinta, Sajak Orang-orang Miskin, Sajak Peperangan Abimanyu, Sajak Seorang Tua di Bawah Pohon, serta Sajak Sebatang Lisong. Membaca sajak-sajak Willy membuat kita mudah menyelisik perjalanan yang sangat memiriskan. Dia ingin menyuara- kan hak rakyat, tetapi di lain sisi pihak keamanan menentangnya. “Ada perspek- tif sosial-politik yang Rendra tuangkan se- cara kritis lewat naskah teaternya,” nilai Max Lane, pemerhati sastra Indonesia asal Ausralia di Jakarta, belum lama ini. Sejarah mencatat bahwa pada Agustus 1970, Willy ditahan oleh mereka yang bertanggung jawab terhadap ketertiban dan keamanan. Di lain sisi, saat itu ma- hasiswa gencar melakukan demontrasi. Mereka menentang Orde Lama karena Soekarno ikut dalam penandatanganan Manifesto Kebudayaan yang legendaris itu. Willy seakan berdiri di antara mana lawan dan mana musuh. Sebagai penyair, dia pun punya cara tersendiri yang apik. Dia memasukkan kejadian pada Agustus 1970 lewat pentas teaternya. Tepatnya, pada 6 Oktober 1973, Willy mementaskan lakon Mastodon dan Burung Kondor pertama kali di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Mung- kin itu merupakan puncak kegelisahan Willy sehingga aksi pada Agustus 1970 dicerminkan lewat teater. Tak hanya itu, lakon itu pun dipen- taskan kembali pada 11-12 Oktober 1973 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan pada 24 November 1973 di Sporthall Kridosono (Yogyakarta). Puncaknya, lakon Mastodon dan Burung Kondor dipentaskan di Senayan, Jakarta, pada 15 Desember 1973. Dosen sekaligus penulis Bakdi Soe- manto yang pernah menulis proses krea- tif Rendra pun mengatakan, “Drama ini dengan sangat persis melukiskan peris- tiwa yang terjadi di Jalan Thamrin pada Agustus 1970.” Dalam lakon Mastodon dan Burung Kondor, ada unsur-unsur yang begitu kuat. Ada kekuasaan yang dilaksanakan oleh tentara, ada kaum revolusioner (ma- hasiswa), dan seorang penyair. Pada Agustus 1970 penyair yang tampil ialah Willy, sedangkan dalam peristiwa Mastodon dan Burung Kondor penyair yang tampil ialah Jose Karosta. Naskah Mastodon dan Burung Kondor tidak sempat dibukukan sebagaimana buku-buku kumpulan puisi Willy lain- nya. Namun, naskah itu bisa ditemukan lewat Antologi Drama Indonesia: Jilid 4 1969-2000 (Lontar, Jakarta, Edisi 2009), misalnya, atau naskah asli di Pusat Doku- mentasi Sastra HB Jassin bertahun 1978. Buah pemikiran kebudayaan Willy seakan menjadi penerapan secara simb- olis atas antropologi jiwa-badan (matter- mind anthropology). Jiwa (roh) dan tubuh yang dia kemas lewat puisi dan teater. Si Burung Merak sudah selesai bersaksi menyatukan persoalan sosial dan puisi yang autentik.(M-2) miweekend@mediaindonesia.com TOKOH WS Rendra (1935-2009) tak akan terlepas dari kesusastraan. Karya-kary- anya selalu menjadi salah satu rujukan mahasiswa yang hendak mengupas ten- tang masa-masa perkembangan dunia kepenyairan di Indonesia. Banyak karya-karya menawan Rendra yang terlahir. Salah satu karya puisi, yaitu Burung Kondor (terkadang ditulis: Burung-burung Kondor) yang sangat bergeming. Puisi itu kemudian dikem- bangkan Rendra lewat pentas teater dengan lakon Mastodon dan Burung Kondor untuk pertama kalinya pada 1973. Hal itu menjadi satu titik sejarah Rendra dalam menunjukkan reaksi dan aksi atas ketimpangan dan ketidakadilan di negeri ini. Pascareformasi, istri mendiang Rendra, Ken Zuraida, telah mementaskan kembali Mastodon dan Burung Kondor di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 10-14 Agus- tus 2011 lalu. Dalam naskah drama Mastodon dan Burung Kondor, Rendra menghadirkan tokoh-tokoh dengan nama Amerika Latin dan Spanyol. Sebut saja, ada Emmanuel Valdes, Pedro Aros, Gloria Del Bianco, Don Carvallo, Kolonel Max Carlos, dan Fabiola Andrez. Mas Willy, sapaan Rendra, tak asing dengan nama-nama itu. Apalagi, sebelum mementaskan lakon itu, selama tiga tahun (1964-1967) belajar di American Academy of Dramatic Arts di Amerika Serikat. Tokoh utama dalam naskah itu adalah Jose. Ucapan-ucapannya selalu bernada puitis dan filosofis. Jelas sekali tokoh Jose merupakan prototipe Willy sendiri. Gagasan dan ide selalu dikumandangkan Jose secara sendu, tegas, dan kritis. Naskah itu memiliki pesan untuk menca- pai sebuah perubahan. Terlihat dari kaum revolusioner--mahasiswa---yang tak genting melawan penguasa. Terlepas dari persoalan itu, Willy menun- jukkan diri sebagai seorang penyair yang juga seorang pejuang demokrasi. Itu bisa terlihat pada naskah drama lainnya, seperti Orang-orang di Tikungan Jalanan (1956) dan Penembahan Reso (1988). Lalu, kumpulan sajak seperti Balada Orang-orang Tercinta (1957), Empat Kumpulan Sajak (1961), dan Blues untuk Bonnie (1971). Willy meninggalkan sederet karya berkualitas. Perjalanan hidup seseorang di bumi memang singkat, tetapi sebuah karya memiliki masa yang abadi (eeuwigdurend). Dia telah selesai bersaksi lewat Mastodon dan Burung Kondor. Ada pesan mendalam untuk menyuarakan kebenaran (waarheid) lewat panggung. (Iwa/M-2) SuaraRendra Suara Kaum Urakan Pergerakan batin membawa ‘si Burung Merak’ itu menelurkan naskah drama realis Mastodon dan Burung Kondor pada 1973. Ada perspektif sosial-politik yang dia tuangkan secara kritis. OBROLAN Pembaca Media Indone- sia (OPMI) memilih buku berjudul Kokoronotomo karya Monica Tedja & Anggabegood yang diterbitkan oleh Penerbit Andi untuk dibedah. Buku ini menceritakan persahabatan antara Tomo yang berasal dari Indonesia dan Kokoro dari Jepang yang berawal dari fan page penyanyi idola mereka. Berbagai keseruan karena perbe- daan budaya dan bahasa mewarnai buku ini. Selain itu, pem- baca diajak untuk meli- hat kebiasaan-kebiasaan warga Jepang yang disa- jikan dengan cara yang santai. Bagi pembaca yang berkeinginan ikut me- ngupas buku tersebut lewat OPMI, silakan me- ngirimkan data diri ke miweekend@mediain- donesia.com, paling lambat 28 Maret 2014, dengan subjek OPMI April. Kami akan me- ngirimkan buku un- tuk Anda baca sebe- lum mendiskusikannya. Terima kasih atas perha- tiannya. Salam. Kokoronotomo : I Heart Tokyo Monica Tedja & Anggabegood OPMI APRIL m d l d A n tu lu Te tia S ProteslewatPanggung PENGANTAR Dalam rangka memperingati 44 tahun Media Indonesia, redaksi akan mengupas 44 buku yang membawa perubahan dan meng- ubah Indonesia. Buku Mastodon dan Burung Kondor karya WS Rendra menjadi buku ke-10 yang dibahas secara mendalam. Nama Buku: Mastodon dan Burung Kondor Penulis: WS Rendra Penerbit: Burung Merak Press 2011 pp k,k, tata nn-- eett mm usus NaNamama BBukuku:u: MM tt dd dd
  • 7. BisnisPengerahanMassa di Jakarta Utara MINGGU, 23 MARET 2014 7JEDA RUDY POLICARPUS D I Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara, berkibar deretan bendera dari beragam partai politik (parpol). Ukurannya bisa mencapai 1 meter. Tidak ketinggalan poster-poster caleg DPR/ DPRD. Hampir di setiap rumah penduduk dipenuhi berbagai atribut partai. Bahkan, tidak jarang satu rumah ‘dikotori’ beragam bendera partai. Juleha mengaku tidak keberatan apabila bendera dan tempelan brosur parpol mera- maikan rumahnya. Semakin banyak bendera parpol dikibarkan, katanya, semakin banyak rezeki yang didapat. “Satu tiang bendera tarif- nya bisa sampai cepek (seratus ribu rupiah). Ya, lumayanlah buat beli susu anak,” kata Juleha sembari menggendong anaknya yang berusia 1,5 tahun. Perempuan yang sehari-hari menjaga warung kecil di depan rumahnya itu meng- aku tidak tertarik menjadi massa kampanye bayaran. “Di sini massa bayaran itu peker- jaan laki-laki. Jarang ibu-ibu yang ikut. Kan kampanye enggak boleh bawa anak kecil,” papar Juleha yang segera diamini Yenny, te- tangganya. Andi yang kebetulan datang ke warung ikut aktif dalam percakapan. Dia mengaku sejak 2009 tertarik menjadi massa bayaran. “Penghasilannya lumayan. Kalau Rp75 ribu sekali kampanye sih ada. Itu minimal. Kalau panitianya sedang baik, kadang dikasih rokok juga,” ujar pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek. Pada 2009, Andi mengaku bisa ikut 12 kam- panye dengan total penghasilan Rp500 ribu. Untuk 2014, dia baru ikut dua kampanye de- ngan penghasilan Rp175.000. “Lumayan kan?,” katanya sembari tertawa. Menanti order Di sebuah warung berbeda, di Tanah Merah, Jakarta Utara, seorang lelaki tampak gelisah menanti panggilan order lewat telepon. Berkali-kali ia mengembuskan gumpalan asap rokok. Ketika dering telepon yang ditunggu datang, dia langsung menyahut. “Iya bos, bagaimana jadinya?,” ujar Yanto sembari berjalan men- jauh. Selang 20 menit kemudian, ia kembali sembari memesan kopi ketiganya. Raut wa- jahnya jauh dari riang. “Payah, kasih order Rp25 juta, tapi minta massa 300. Mana orang mau, mana ada sisa buat saya? Pasti rugi, mending pikir-pikir dulu,” gerutu seorang lelaki, sebut saja Yanto. Dia sudah sejak lama dikenal sebagai pengum- pul atau makelar massa bayaran. Berdasarkan kalkulasi yang sudah dia buat, setiap orang saat ini minimal mematok harga Rp75 ribu. Total untuk 300 orang dibutuhkan minimal Rp22,5 juta. Jumlah tersebut, terang Yanto, belum termasuk biaya sewa bus dan uang rokok sopir. Singkat kata, Rp25 juta dianggap terlalu minim. “Tapi ini belum deal. Saya minta ditambah Rp2,5 juta lagi.” Selama sepekan terakhir, Yanto mengaku su- dah empat kali adu urat dengan klien. “Hitung- hitungannya masih belum masuk, belum lagi uang bensin dan pulsa untuk menghubungi orang-orang. Kampanye kali ini agak seret,” ujarnya. Mekanisme pembayaran Ketika ditanya tentang sistem pembayaran, Yanto menjelaskan, sehari sebelum kampanye tim sukses sudah harus menggelontorkan sege- pok duit sesuai kesepakatan. Minimal Yanto meminta 50% dari harga yang sudah disetujui. Sisa pembayaran harus dilakukan beberapa saat sebelum kampanye dimulai. “Saya enggak mau kalau belum lunas. Nanti saya yang gempor kalau ternyata bodong. Bisa dibakar orang saya,” tukas lelaki yang meng- aku tidak pernah mendekati tim sukses. Sekali sukses menjadi makelar massa, order datang sendiri. Klien mendapat informasi dan nomor teleponnya dari mulut ke mulut. (M-7) rudy@mediaindonesia.com Beberapa kampung di Jakarta Utara dikenal sebagai kantong massa bayaran. Mereka juga ‘menyewakan’ halaman rumah untuk dipasangi bendera dan atribut partai lainnya. 23 Tahun Menjadi Pengumpul SUDAH 23 tahun Fitri menjalani profesi sebagai pe- ngumpul massa. Awalnya hanya sekadar iseng, lama- lama menjadi hobi dan terus berlanjut sampai seka- rang. Usia tidak menjadi penghalang. Fitri yang sudah pensiun dan kini berusia 58 tahun, tetap energik. Dia memiliki pengikut setia, ikut ke mana pun ketika Fitri pindah partai. Pindah partai Pada pemilu lima tahun lalu, Fitri ‘disewa’ salah satu partai baru. Pada pemilu kali ini, dia kembali menjadi pengumpul massa untuk caleg dari partai yang pernah lama berkuasa. Bagi ibu yang tinggal di Kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, uang bukan segalanya. Sebelum memutuskan masuk ke tim sukses dan memprak- tikkan keahliannya sebagai pengumpul massa, dia terlebih dahulu menilai plus-minus caleg yang akan dia ‘jual’. Itu juga yang dia lakukan ketika tahun ini diminta untuk mencari massa oleh salah satu caleg. Repu- tasi Fitri agaknya sudah banyak dikenal. Pada 2009 dia berhasil membantu caleg dari salah satu partai baru. Fitri menghimpun 600 massa dari 10 RW di sekitar ru- mahnya. Pemilu kali ini, dia ditargetkan menggalang 1.500 orang. “Alhamdulillah, sudah terkumpul 1.400 orang,” katanya. Metode pengumpulan Untuk mengumpulkan massa, Fitri terlebih dahulu mendekati tokoh masya- rakat, forum RW, ibu PKK, karang taruna, dan lain-lain. Kemudian ia melakukan berbagai kegiatan, mulai pengajian, membentuk kelompok kasidah, paduan suara, dan kegiatan lain. Intinya adalah memberdayakan masyarakat. Cara itu ternyata ampuh. Pada pemilu 2014, Fitri yang menjabat sebagai sekre- taris tim sukses diberi tugas mengumpul- kan 1.500 pemilik suara. Pengumpulan itu disertai dengan data fotokopi kartu keluarga (KK) dan kartu tanda pendu- duk (KTP). Hingga tulisan ini diturunkan, ia telah mengantongi 500 KK dan sekitar 1.400 suara. “Mereka ikut kampanye mendapat sembako dan program lain,” tukasnya. Apa imbalan yang didapat jika target tercapai? Jika 1.500 suara bisa dikumpulkan, caleg yang dijagokan berjanji akan memberi- kan mobil ambulans untuk warga di tempat Fitri bernaung. Terstruktur Fitri bersama teman-temannya serius menjalani tugas mengumpulkan suara. Itu sebabnya, struktur organisasi dibentuk, mulai pembina, ketua, sekretaris, bendahara, dan sebagainya. Panitia inti, terang Fitri, mendapat gaji sebesar Rp250 ribu/bulan terhitung sejak Februari hingga April 2014. Selain itu, dana operasional sebesar Rp3 juta juga diberikan. Begitulah kisah Fitri yang setia mengumpul- kan massa sejak 23 tahun lalu. (Sis/M-7) SENO
  • 8. 8 MINGGU, 23 MARET 2014EL CLASICO ASNI HARISMI D UEL dua raksasa Spanyol antara Real Madrid dan Barce- lona memang men- jadi salah satu laga yang paling ditunggu para penggila bola seantero jagat. Apalagi da- lam El Clasico episode ke-227 yang akan digelar di Stadion Santiago Bernabeu, dini hari nanti, berpotensi menentukan nasib mereka musim ini. Tidak seperti musim-musim sebelumnya, bukan hanya Ma- drid atau Barca yang akan ter- pengaruh dengan hasil malam nanti. Runner-up sementara Atletico Madrid yang hanya akan menjajal juru kunci Real Betis di pekan yang sama juga bisa diuntungkan seandainya El Clasico berakhir imbang atau Los Blancos kalah. Kini, Madrid masih memim- pin klasemen dengan nilai 70, sedangkan Atletico menguntit dengan 67 poin. Barcelona yang tercecer di posisi tiga dengan 66 angka bisa kembali merekatkan diri dengan dua tim di atasnya jika mampu mencuri poin penuh. Arsitek Los Merengues Carlo Ancelotti pun antusias dengan pertemuan kontra Barca kali ini. Ia menyebut waktunya amat pas, baik dari atmosfer persaingan di tabel maupun kondisi timnya yang saat ini berada di puncak motivasi. “Momen ini sangat pas, kami akan melawan tim besar di waktu yang penting dan kami yakin bisa menampilkan permainan 100%,” tandas Ancelotti. Pernyataan Don Carlo me- mang tidak berlebihan. Me- reka sukses lolos ke perempat final Liga Champions dengan kemenangan agregat 9-2 atas Schalke 04. Anak-anak ibu kota pun hanya kalah sekali dari Atletico 0-1, tetapi itu terjadi September lalu dan setelahnya mereka tak pernah lagi tumbang di Bernabeu, ter- masuk di ajang Copa del Rey dan Liga Champions. Kali ini, Cristiano Ronaldo tetap akan diandalkan untuk mendobrak jala Blaugrana. Ia kembali bisa bekerja sama dengan Karim Benzema yang sempat menepi akibat cedera El Clasico di Momen yang Pas Kontras dengan sebelum-sebelumnya, Barcelona kini hanya diposisikan sebagai underdog dalam El Clasico di Santiago Bernabeu, dini hari nanti. ANDALAN: Pemain Barcelona Lionel Messi (kanan) berebut bola dengan pemain Real Madrid Cristiano Ronaldo dalam pertandingan di Nou Camp pada 26 Oktober tahun lalu. Dini hari nanti, kedua pemain itu akan kembali menjadi andalan tim masing-masing dalam duel El Clasico di Stadion Santiago Bernabeu. di dua laga, yaitu leg II kontra Schalke dan kontra Malaga, akhir pekan lalu. Tidak diunggulkan Meski digdaya belakangan ini, Madrid sejatinya punya catatan buruk di mata Barca. Mereka kalah 1-2 di Nou Camp lewat gol si anak baru Neymar dan Alexis Sanchez serta ha- nya bisa menyamakan lewat Jesse Rodriguez jelang peluit akhir berbunyi. Namun, jika setelah itu pe- nampilan pasukan Tata Mar- tino turun-naik, Madrid justru melesat cepat. Mereka bahkan belum pernah kalah di semua kompetisi sejak awal tahun. Sebaliknya dengan Barca. Hingga pekan ke-28 Los Cules- bahkan sudah mengantongi empat kekalahan. Satu dari tiga kekalahan itu bahkan terjadi di kandang sendiri. Tidak mengherankan jika tim ‘Biru-Merah’ itu kini hanya diposisikan sebagai underdog dalam laga nanti. Bek Jordi Alba sadar betul laga kali ini akan menjadi vital bagi timnya jika masih ingin bersaing di jalur juara. Apalagi anak-anak Catalan itu menjadi tim terendah di antara dua pesaingnya. “Sangat vital untuk bisa me- nang di Madrid karena itulah satu-satunya cara bagi kami untuk tetap berkompetisi di jalur juara,” tandas Alba. Untungnya, Barca baru saja mengirim sinyal kebangkitan dengan membantai Osasuna 7-0, akhir pekan lalu. Lionel Messi dkk pun meraih hasil positif di 16 besar Liga Cham- pions dengan selalu menang dalam dua laga kontra Man- chester City dan mengumpul- kan agregat 4-1. Barisan belakang Barca juga sudah kembali diperkuat bek Gerard Pique. “Saya pikir itu akan menjadi laga yang buat kami. Kami benar-benar harus tampil sempurna jika ingin menga- lahkan Madrid di Bernabeu,” tukas gelandang Andres Ini- esta. (Rtr/AP/R-4) asni@mediaindonesia.com OPENS TODAY BLITZ NEWS VISIT OURWEBSITE MORE INFO : www.blitzmegaplex.com Advertise your product on the big screen with us. Contact: marketing@blitzmegaplex.com @blitzmegaplex 021-293.64.800 Available at blitz Grand Indonesia & Mall Of Indonesia D KOREAN / ACTIOND D ENGLISH / ACTION INDONESIAN / DRAMARENGLISH / DRAMAINDONESIAN / HORROR R D ENGLISH / ACTIOND SCHEDULE SUBJECTTO CHANGE AT ANYTIME REMAJA[R] DEWASA[D] SEMUA UMUR[SU] Buy 1 get 1 Free tickets Reguler Class and 3D only. * BRI Prioritas, Gold & Platinum Debit Card Holder Sunday only. Buy 1 Get 1 Free ticket Regular Class (non 3D & Hindi Movie) * CIMB Credit Card (Platinum, World Card & Visa Infinite Card) Saturday - Sunday. 50% Velvet Class : * CIMB Niaga Credit Card (World Card), Saturday - Sunday. Buy 1 Get 1 Free Regular class with Mandiri Power Point Redemption * Mandiri Silver, Gold & Platinum credit card. All days. INFO & INSIGHT DD KOREAN / COMEDY 50% O FF ENGLISH / ACTIONHIINDI / DRAMAD 300: RISE OF AN EMPIRE THE MONUMENTS CPVELVET: 15:15 20:45 PPVELVET: 12:00 14:30 17:00 19:30 22:00 MOIVELVET: 11:30 16:35 19:05 CPVELVET: 12:30 18:00 PPVELVET: 12:25 15:00 17:35 20:10 MOIVELVET: 14:00 CPVELVET: 13:15 16:00 18:45 21:30 NEED FOR SPEED QUEEN MOIVELVET: 21:35 NEED FOR SPEED GI 4DX: 10:30 13:05 19:25 22:00 MOI 4DX: 10:30 13:05 15:40 18:15 20:50 REUTERS/GUSTAU NACARINO
  • 9. MINGGU, 23 MARET 2014 9OLAHRAGA Petaka di Laga ke-1.000 Arsene Wenger ASNI HARISMI I MPIAN Arsene Wenger untuk melewati laga ke- 1.000-nya bersama Ar- senal dengan gemilang di Stamford Bridge pupus su- dah. Alih-alih menutup laga dengan pesta kemenangan, malah rasa malu yang harus dia tuai. Jose Mourinho-lah yang la- gi-lagi menjadi momok bagi Wenger. Juru taktik asal Por- tugal itu bukan saja merusak pesta yang sudah dipersiap- kan Wenger. Lebih dari itu, the Happy One juga menjegal ambisi Arsenal untuk ikut ber- saing dalam perburuan gelar musim ini. Dalam duel di Stamford Bridge itu, the Gunners bahkan boleh dibilang menjadi bulan- bulanan Chelsea. Betapa tidak? Mereka dipaksa takluk 6-0. Kedigdayaan the Blues bah- kan sudah terlihat sejak awal laga. Mereka langsung me- mimpin 2-0 di 10 menit per- tama pertandingan lewat gol Samuel Eto’o (5’) dan Andre Schürrle (7’). Setelah itu, keran gol the Blues seperti tak terbendung. Dua gol lainnya dicetak Eden Hazard (17’) melalui tendang- an penalti dan Oscar (42’). Di babak kedua, the Blues belum puas mencetak gol. Mereka berhasil menambah dua gol lewat Oscar (66’) dan Mohamed Salah (71’). Skor pun berubah menjadi 6-0 untuk ke- unggulan pasukan Mourinho. Dengan hasil itu, Chelsea tetap kukuh di posisi puncak klasemen dengan 69 poin dari hasil 31 laga. Sebaliknya, Ar- senal yang ada di posisi ketiga dengan 62 poin dari 30 laga amat mungkin akan digeser Menchester City yang hingga berita ini diturunkan masih menghadapi Fulham. Seedorf diultimatum Pada bagian lain, meski belum genap tiga bulan me- nangani AC Milan, Clarence Seedorf sudah menerima ulti- matum pemecatan dari CEO Adriano Galliani. Jika dalam dua pertandingan Seri A beri- kutnya tidak mampu meng- hadirkan kemenangan, Seedorf bakal dipecat dari jabatannya sebagai arsitek Rossoneri. Dengan kata lain, pelatih yang pernah satu dekade berseragam Milan itu harus menang kala bertandang ke kandang Lazio, dini hari nanti. Masa depan pria berusia 37 ta- hun itu pun bakal ditentukan kala mempimpin laga di Arte- mio Franchi kontra Fiorentina, pekan depan. Ancaman tersebut menge- muka setelah pesepak bola yang pensiun di Botafogo akhir musim lalu itu dinilai gagal mengangkat performa Mario Balotelli dkk. Tim ‘Merah-Hi- tam’ kini masih terdampar di peringkat 11 Seri A dan tersisih dari Coppa Italia ataupun Liga Champions. Belakangan, penampilan Milan amat buruk dengan se- lalu kalah dalam empat laga beruntun, tiga di antaranya di Seri A. Pekan ini, Lazio pun bukan tim yang bakal mudah dikalahkan, apalagi mereka te- ngah berada di peringkat tujuh dan mengincar tiket Eropa. Apalagi, tim tamu akan tampil tanpa kiper Cristian Abbiati yang diganjar kartu merah saat Milan dihempas- kan Parma 2-4 di San Siro, akhir pekan lalu. Kondisi itu membuat mantan pungga- wa Rossoneri Kevin-Prince Boateng merasa miris. “Sangat menyakitkan meli- hat Milan terpuruk seperti saat ini. Saya rasa Clarence Seedorf lebih hebat ketika menjadi pemain. Ia mungkin masih bu- tuh lebih banyak waktu untuk menjadi pelatih hebat,” kata pemain Schalke 04 itu. Selain Milan dan Lazio, Na- poli dan Fiorentina juga akan saling sikut untuk meraih poin penuh pekan ini. (AP/Ash/R-4) asni@mediaindonesia.com DIKAWAL KETAT: Meski dikawal ketat dua pemain lawan, forward Oklahoma City Thunder Kevin Durant (kanan) tetap mampu memasukkan bola ke keranjang lawan. Dalam duel lanjutan kompetisi bola basket NBA di Air Canada Centre, kemarin, Thunder menundukkan tuan rumah Toronto Raptors 119-118. REUTERS/TOM SZCZERBOWSKI Kebersamaan Seedorf di Milan sepertinya tinggal menghitung hari. Masa depan dia bakal ditentukan kala berlaga di Artemio Franchi, pekan depan. JudoBisatidakDikirimkeAsianGames PELUANG cabang olahraga judo untuk dikirim ke multi- ajang Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, meni- pis. Pasalnya, peluang cabang olahraga bela diri itu untuk merebut medali di pesta o- lahraga negara-negara Asia dinilai sangat kecil. Padahal, Kemenpora dan KONI semufakat bahwa hanya cabang-cabang yang berpelu- ang merebut medali saja yang akan dikirim ke Asian Games. “Judo yang diturunkan tiga orang, dan dari tiga itu di- targetkan satu medali emas. Tapi kalau merasa berat untuk mendapatkan itu, saya saran- kan tidak usah ikut,” tegas Ketua Satlak Prima Sarwono seusai acara pembukaan Ke- jurnas Judo Kartika Cup 2014 di Jakarta, kemarin. Menurut dia, dengan tidak dikirim ke Asian Games, ca- bang judo sebenarnya lebih fokus ke SEA Games Singa- pura 2015. Namun, ia masih memberi kesempatan PB PJSI untuk menunjukkan progres para pejudo mereka sampai akhir Mei mendatang. “Terus terang peluang judo ke Asian Games berat. Tapi de- ngan waktu yang tersisa kita akan lihat nanti.” Saat menanggapi ancaman Satlak Prima tersebut, manajer tim judo untuk Asian Games Brigjen Zaidun menegaskan ti- dakakanmenyerahbegitusaja. Ia mengaku akan berusaha meningkatkan fisik para atlet binaannyasehinggapantasun- tuk mengikuti Asian Games. “Saya harus punya target. Target saya itu target fisik dan teknik tentunya akan kita evaluasi,” ungkap Zaidun. Namun, jika dalam usaha- nya tidak mencapai target, Zaidun akan berbesar hati merelakan judo tidak ikut ke Korea Selatan. “Jika memang target itu tidak tercapai. Saya akan laporkan jika judo tidak usah diberangkatkan.” Hingga seleksi kedua, ca- bang Judo sudah memilih tiga atlet yang akan dikirim ke Asian Games. Mereka ialah Ikhan Apriadi, Adesta Putu, dan Horas Manurung. Sayangnya, dalam tes selek- si kedua, ketiga pejudo itu memiliki rapor yang kurang baik dalam kondisi fisik dan stamina. Fakta tersebut tidak disanggah Zaidun. “Setelah SEA Games, kita memasuki masa konsolidasi.” (Sat/R-4) MurraybelumBisaMoveOndariLendl PETENIS peringkat enam du- nia Andy Murray mengaku masih patah hati sejak diting- gal pelatihnya, Ivan Lendl. Ia benar-benar belum menerima kenyataan bahwa mantan petenis nomor satu dunia itu sudah tidak lagi melatihnya. Alhasil, kondisi itu meme- ngaruhi penampilannya. Mes- ki melaju ke putaran ketiga turnamen Sony Open, petenis asal Skotlandia itu memang harus bekerja keras. Murray bahkan harus ber- main tiga set untuk bisa me- naklukkan petenis nonung- gulan asal Australia Matthew Ebden, 3-6, 6-0, 6-1. “Sangat sulit mencari pelatih sekelas Ivan. Sering para mantan pemain tidak berminat pada sesuatu untuk jangka waktu lama, sebab mereka punya keluarga,” ujar Murray. “Mungkin setelah perempat final Piala Davis saya akan duduk sejenak untuk me- mikirkan pengganti dia. Saya tidak tahu apakah dia mantan petenis hebat lainnya atau bukan. Yang pasti saya ingin yang berbeda dan berharap sebelum Prancis Open, saya sudah mendapat pengganti- nya,” lanjut Murray. Soal penampilan di turna- men ini, aku Murray, itu bu- kan penampilan terbaiknya. Ia hanya berusaha menang tanpa memikirkan yang lain. “Anda melakukan apa yang harus Anda lakukan untuk memenangi pertandingan,” cetus Murray. “Tidak selalu bagaimana Anda bermain atau seberapa tenang Anda di lapangan, ini soal keme- nangan di lapangan.” “Saya bisa memenangi enam laga selanjutnya dalam kondisi itu atau mungkin tidak sama sekali. Jadi saya hanya berusaha memenangi laga,” tandasnya. Kontras dengan Murray, dua petenis papan atas lainnya, Novak Djokovic dan Roger Federer, belum menemui ke- sulitan berarti. Djokovic me- ngalahkan Jeremy Chardy, 6-4, 6-3,sedangkanFederermelibas petenis Kroasia Ivo Karlovic 6-4, 7-6(4). (AP/Rtr/Mln/X-8)
  • 10. ONO SARWONO N ILAI apa yang bisa dipetik dari keputusan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indo- nesia Perjuangan (PDIP), mengeluarkan perintah Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden? Setidaknya, itu meru- pakan cermin kebesaran hatinya, yang lebih mementingkan rakyat daripada nafsu kekuasaan pribadi. Langkah politiknya itu juga membuktikan bahwa PDIP bukan partai milik keluarga walau kita bisa merasakan denyut Megawati mengelola partai bercita rasa keluarga. Yakni, kepemimpinan yang penuh kasih sayang tak ubahnya seorang ibu nggulawentah anak-anaknya. Sebagai kepala keluarga (pemimpin) sekaligus ibu PDIP, Megawati telah menunjukkan perannya sebagai orangtua tunggal (single parent) yang sukses. Ia berhasil mendidik dan membesarkan anak-anaknya (kader) hingga menjadi generasi penerus yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Sebutlah nama Pramono Anung, Jokowi, Ganjar Pranowo, Arif Budimanta, Eva Kusuma Sundari, Rieke Diah Pitaloka, Maruarar Sirait, Effendi MS Simbolon, Budiman Sudjatmiko, Hasto Kristianto, dan lainnya. Memang kita tidak bisa menutup mata ada sebagian anaknya yang lain yang nakal. Megawati bukan hanya mampu melahirkan kaum muda andal, ia juga mulus membimbing anak-anaknya untuk selalu rukun, jauh dari cekcok secara terbuka yang dilatarbelakangi kepentingan individu. Mereka tampak sebagai keluarga utuh dan kompak. Jadi, poin penting dari peran Megawati dalam keluarga PDIP ialah cerita tentang kesuksesan seorang kepala keluarga sekaligus ibu dalam ngopeni anak- anaknya. Ia contoh orangtua tunggal yang tekun, sabar, ulet, berdedikasi, dan tegas mengelola rumah tangganya (PDIP) hingga menjadi keluarga terkemuka dan disegani di negeri ini. Terimpit penderitaan Kalau kita menilik dunia pakeliran, salah satu potret kepala keluarga sekaligus ibu (single parent) yang sukses mengantarkan anak-anaknya menjadi kesatria-kesatria pinunjul ialah Kunti Talibrata. Dalam keteduhan belaiannya, kelima anaknya, dua di antaranya anak tiri, menjadi insan-insan berbudi luhur nan pilih tandhing. Padahal, mereka hidup dalam keterbatasan dan ancaman. Hampir lebih dari separuh usia mereka, Kunti dan anak-anaknya (Pandawa) menapaki hidup dalam kesengsaraan. Namun, inilah kuncinya, Kunti piawai mengolah alam kepahitan tersebut menjadi gelanggang mesu budi sekaligus pendadaran jiwa anak- anaknya. Kalau umumnya titah akan gampang mengumpat dan ngundat-ngundat kodrat (mengeluh) karena nasib yang dirasakan sulit, Kunti bersikap sebaliknya. Ia tawakal dan sabar. Situasi dan kondisi yang mengimpitnya justru ia jadikan jalan terbaik guna menggayuh kemuliaan hidup sejati. Dalam khazanah budaya kita, sikap itu disebut manjing dadi laku. Praktis sejak ditinggal mati suaminya, Raja Astina Pandudewanata, Kunti dan kelima anaknya terlunta-lunta. Kunti harus menghidupi, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya itu. Jadi, statusnya bukan hanya sebagai ibu, melainkan juga kepala keluarga. Kunti memilih mengurus sendirian buah hatinya meski banyak pinangan dari banyak jejaka kesatria dan raja binathara. Drama penderitaan mereka bukan disebabkan perilaku satru (musuh). Akan tetapi, itu akibat pokal gawe (tindakan) keluarga Kurawa, yang diotaki Tri Gantalpati alias Sengkuni. Mereka semata- mata ingin menguasai takhta Astina sepeninggal Pandu. Padahal, mereka-- Pandawa dan Kurawa--sama-sama trah Begawan Abiyasa. Sadar akan perilaku asor para keponakannya, Kunti memilih mengalah. Ia tidak ingin mencak-mencak kepada para Kurawa yang merupakan anak-anak kakak iparnya sendiri, Destarastra-Gendari. Kunti menyingkir, keluar dari istana Astina bersama anak-anaknya, menjadi ‘oposisi’. Padahal, berdasarkan konstitusi negara, keluarga Pandawa itulah sejatinya ahli waris kekuasaan Astina. Dalam kamus Kurawa, jika Pandawa masih ada, kekuasaannya atas Astina tidak akan langgeng. Karenanya, satu-satunya jalan harus membinasakan keluarga keturunan Pandu tersebut. Untuk itu, Kurawa menerapkan politik bumi hangus terhadap Pandawa. Itu mulai dari lakon Bale Sigala-gala, Babad Alas Wanamarta, hingga menghukum Pandawa hidup di belantara selama 12 tahun dan satu tahun menyamar. Pada masa-masa sulit itu sesekali Bratasena, anak nomor dua, geram dan berontak ingin menggasak Kurawa. Namun, setiap kali amarahnya membakar, Kunti memadamkan dengan kelembutan. Dibisikinya Bratasena, kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pesthi, budi dayane manungsa tan kuwawa ngungkuli garising kang Kuwasa (gejolak jiwa dan upaya maksimal manusia tidak bisa mengubah takdir). Singkat cerita, Kunti lulus mendidik anaknya menjadi para kesatria yang paling bersinar di jagat dan menjadi titah kekasih dewa. Pada akhirnya pula, Kunti dan anak-anaknya mendapatkan kembali hak mereka atas tahta Astina serta Indraprastha yang sempat dirampas Kurawa. Tulus dan lempeng Dari sikap dan perilakunya, Kunti layak disebut sebagai seorang ibu yang berhati kumala (indah berkemilau). Tiada pikiran, hati, ucapan, dan tindakan yang melenceng dari kaidah keluhuran budi meski terdera penderitaan. Apa pun yang terjadi, Kunti tulus dan lempeng mendarmakan jiwa raganya untuk peradaban mulia. Kunti sangat memahami tidak selamanya perbuatan baik itu linier terkonversikan dengan kenikmatan duniawi. Baginya, itu tidak menjadi masalah karena ia yakin kenikmatan di dunia lamis dan fana. Keyakinannya, ada kehidupan hakiki yang mesti diesti (dituju). (M-3) YUDHISTIRA ANM MASSARDI S ATU demi satu temanku jatuh sakit. Ada yang sakit berkepan- jangan, sakit sebentar, lalu menemui ajal. Ada yang harus dioperasi, sembuh, lalu meninggal juga. Ada yang sekarat, namun tetap bersemangat untuk terus eksis sebagai manusia, sebagai profesional. Aku sendiri, memasuki usia 60, tak terlalu ingin ini-itu. Hanya ingin hidupku punya sedikit arti, dan di hari-hari menuju akhir ini bisa bernapas dengan lancar dan benar. Seumur hidup, baru sekarang aku diberi kesadaran, betapa pentingnya bisa bernapas. Sebelum ini, aku bernapas seolah-olah itu kegiatan rutin yang membosankan dan terpaksa harus dilakukan, karena aku diberi umur untuk hidup? Itu bukan tanggung jawabku, tapi tanggung jawab Sang Pemberi Hidup. Tanggung jawab jantung dan paru-paruku, gen, dan kromosomku. Aku sekadar mengikuti. Tak ubahnya sebuah mesin eksistensial, hanya menjalaninya sesuai sistem yang sudah tersedia untukku, tanpa boleh memilih atau mengoreksinya. Semuanya sudah terprogram sedemikian canggihnya. Ketika tiba-tiba, pada suatu malam, aku merasa sulit bernapas, dan sepanjang malam hingga pagi dibuat tak bisa tidur, aku sungguh-sungguh tak habis pikir: bagaimana mungkin itu bisa terjadi pada diriku, hidupku, napasku, jantung dan paru-paruku? Aku terhenyak. Aku merasa dizalimi. Tanpa izinku, tiba-tiba aku dibikin sesak napas. Berkeringat. Gelisah. Tak bisa tidur. Mimpi buruk! Apalagi hal itu terus berlanjut hingga esok hari. Berulang lagi malam harinya. Hidupku amat tersiksa. Kamar dan tempat tidurku yang empuk dan sejuk pun seolah- olah berubah menjadi sarang hantu yang dipenuhi tangan-tangan setan pencekik. Aku takut! Untuk pertama kalinya, aku dibikin begitu takut menghadapi malam! Aku takut menghadapi waktu tidur! Maka, aku lebih memilih tidur pagi dan siang hari, supaya kalau malam bisa melotot dan melewatinya tanpa ketakutan. Aku bawa laptopku ke tempat tidur. Juga buku-bukuku. Kubeli lampu baca supaya lebih nyaman membaca sambil berbaring. Televisi, mesin pemutar cakram video, koleksi film, kubawa semua ke lantai atas, ke kamar tidurku. Semuanya disiagakan agar aku bisa selamat melewati malam tanpa harus terperangkap mimpi buruk. Gagang tombol kanal televisi selalu ditempatkan di sebelah bantalku. Dan baru sebulan ini aku menjadi penggila siaran sepak bola. Aku jadi penggila Lionel Messi dari Barcelona, sekaligus penggila Cristiano Ronaldo dan Real Madrid. Aku berharap setiap dini hari ada siaran langsung pertandingan bola, berharap laga-laga Piala Dunia segera dimainkan! Aku segera konsultasi ke dokter spesialis jantung karena pertama-tama gejala yang kurasakan adalah jantungku berdetak tak beraturan. Aku mendapatkan obat pengatur detak jantung dan pelega pernapasan. Tapi, itu tidak terlalu menolong. Maka, aku pun pergi ke dokter spesialis paru. Aku dirontgen. Hasilnya, paruku mengalami infeksi dengan banyak bercak lendir. Jantungku membengkak karena harus bekerja terlalu keras memompa darah ke dalam paru yang kembang-kempis dengan berat akibat saluran oksigen yang menyempit. Dokter paru itu memberiku obat pelega pernapasan yang manjur. Menenggak beberapa obatnya sekali saja, aku bisa bernapas lebih baik dan jatuh tertidur. Bahkan, kata istriku, aku sudah bisa mengorok lagi. Satu hal yang sebenarnya tak ingin kuungkapkan di sini adalah fakta ini: aku sudah menjadi perokok berat sejak remaja. Bahkan, aku menjadi pecandu beberapa jenis dan merek rokok sekaligus: rokok keretek ringan, rokok keretek berat, dan rokok putih. Setiap hari aku mengisap tiga jenis rokok secara bergantian, tergantung suasana mulut dan suasana hati, hingga datangnya hari-hari aku tercekik setan pernapasan. Oleh karena itu, aku lalu dipaksa berhenti merokok! Pekan lalu itu, ketika sedang antre menunggu di depan pintu kamar praktik dokter jantung, dokter Ma’mun, di rumah sakit, aku dan istriku sempat bertemu dokter anak-anak kami yang sudah begitu karib, dokter Heru. Melihat dia berjalan ke arah kami, kelihatannya dia baru saja selesai dinas, aku menyapanya. Melihat kami dengan riang dan hangat seperti biasanya, dia langsung bertanya: “Lo, ngapain di sini, Mas? Siapa yang sakit?” “Aku sesak napas, Dok. Mau periksa jantung,” kataku. Dokter Heru langsung duduk dan bertanya penuh perhatian. Kami jelaskan duduk soalnya. Dia tertawa. “Kalau enggak mau mati konyol, ya berhentilah merokok!” katanya. “Selain itu, jangan lupa, setiap siang usahakan bisa tidur sekitar satu atau dua jam. Olahraga lakukan secara teratur. Aku saja tiap hari olahraga boxing,” katanya lagi. *** “Ya, ada bocor kecil di jantung,” kata dokter Ma’mun setelah dengan teliti memeriksaku dengan bantuan alat rekam detak jantung. “Tapi, tenang saja. Itu tidak akan bikin mati!” katanya. Kami tertawa. “Dia merokoknya harus berhenti kan ya, Dok?!” kata istriku yang begitu benci melihatku tak kunjung berhenti merokok. Padahal, lebih dari lima tahun lalu kami berjanji berhenti merokok. Istriku berhasil berhenti merokok, tapi aku terus berlanjut. Istriku berhenti merokok setelah mengalami sesak napas dan bertemu dokter Ma’mun yang juga menemukan kebocoran pada jantungnya. “Memangnya harus ya merokok?” tanya dokter Ma’mun. “Ya, enggak harus sih, Dok,” sahutku sambil menyeringai. “Lah, kalau enggak harus, kenapa merokok?” Aku cuma bisa tertawa bodoh. Ya, ya, ya aku tahu dan aku sadar, sebagai perokok, aku memang bodoh. Merokok memang bukan suatu keharusan. Hanya orang-orang bodoh yang sepenuh kesadaran terus merokok dan sengaja tidak mau berhenti! Padahal, sekarang peringatan di setiap bungkus rokok sudah lebih langsung memvonis: ‘Merokok Membunuhmu!’ Tapi, begitu banyak lelucon yang membela para perokok: Tak pernah ada orang mati sambil merokok. Banyak orang mati yang seumur hidupnya tidak merokok. Banyak orang yang berhenti merokok dan malah mati. Banyak nenek- nenek dan kakek-kakek yang masih hidup karena terus merokok. Banyak bayi yang baru lahir mati, padahal mereka belum sempat merokok. Yang membunuhmu bukan rokok, tapi tsunami, banjir, longsor, bus malam, kereta api, pesawat terbang, sepeda motor, demam berdarah, HIV, gula, duren, satai kambing! Tapi, setelah bertemu dokter Heru dan dokter Ma’mun, dan aku berhasil tidak merokok selama seminggu–itu membuatku merasa jauh lebih bodoh!--aku heran juga. Ternyata begitu mudah berhenti merokok. Aku berhasil tidak merokok! Aku kagum juga pada diriku. Kagum campur tolol. Aku tertawa. (Jadi, serius nih, tidak mau merokok lagi?) Diam-diam, tanpa setahu istri dan ketiga anak kami–yang semuanya sudah menjadi komplotan petugas antirokok yang galak di rumah–aku coba merokok lagi. Malam itu aku sukses menghabiskan tiga batang rokok dalam isapan cepat-cepat. Setiap kali berhasil menghabiskan satu batang, segera aku semprotkan pengharum ruangan. Sebelum naik ke tempat tidur, aku sikat gigi, cuci muka dengan sabun wangi dan berganti baju tidur. Malam itu, aku dengan bahagia menyongsong tidurku. Dan, benar! Malam itu dadaku serasa terbakar! Dadaku terasa mengeras dan memberat. Aku tercekik lagi. Napasku sesak lagi. Tidurku jadi mimpi buruk lagi! Sepanjang malam itu, aku berjuang sendirian. Sebab, untuk meminta tolong kepada istriku, aku malu. Aku memasuki pagi dengan wajah pucat pasi, napas tersengal-sengal, berkeringat dingin, mata berkunang-kunang, pusing. Karena tak tahan menderita lebih lama, aku segera membuat pengakuan dosa dan memohon bantuan istriku untuk segera membawaku ke dokter spesialis paru, di rumah sakit baru, yang lebih dekat dengan rumah kami. Maka, bertemulah aku dengan dokter Etty, dokter paru yang merontgen dan memberiku obat pelega pernapasan yang sangat manjur itu. Seminggu kemudian, aku memilih menjadi manusia bodoh lagi. Aku uji nyali dan uji paru lagi. Kali ini di pagi hari. Aku coba kebiasaan lama, setiap hendak nongkrong di kamar mandi, aku bawa sebatang rokok. Aku menyalakannya sambil berjongkok. Hfffhhh... ternyata memang.... Sekali lagi, seperti yang kalian duga, tujuh jam kemudian aku terbangun dari tidur siangku dengan basah keringat. Jantungku berdegup tak beraturan lagi. “Kamu kenapa, sesak lagi?” istriku bertanya tanpa curiga. Penuh cinta. “Sesak sih, enggak. Cuma detak jantungnya kacau lagi,” kataku. Aku segera ambil alat deteksi tekanan darah digital. Hasilnya: tensi tinggi dan denyut nadi melebihi normal. “Aku juga dulu begitu,” katanya menghibur. “Tidak apa-apa. Yang penting jangan cemas. Kondisi seperti itu akan berulang lagi.” “Oke. Terima kasih, darling,” kataku. Aku diam-diam menggunakan penyemprot pelega pernapasan melalui mulut agar mendapatkan pemulihan segera. Beberapa waktu kemudian, begitu istriku masuk lagi ke kamar, dan berdandan di depan cermin, aku memeluknya dari belakang sambil berbisik, “Kita jadi makan malam di luar, sayangku?” “Enggak usah, deh. Papa istirahat saja dulu,” katanya. ”Mama takut nanti ada apa-apa.” “Yo wis... Besok aja ya,” kataku. “Sekalian malam mingguan. Makan di restoran Korea, ya.” Aku lega dan selamat dari bencana. Malam itu aku naik ke tempat tidur lebih awal. Aku membawa biografi Einstein, fisikawan perokok yang bisa hidup hingga 76 tahun. Ia menolak dioperasi akibat sakit menahun di perutnya. “Tak ada gunanya memperpanjang hidup dalam kepalsuan,” katanya. “Aku sudah menyelesaikan bagianku. Sekarang saatnya untuk pergi. Aku akan melakukannya dengan elegan.” Tapi, sungguh, aku cemas napasku tersengal lagi! Bekasi, 2014 Yudhistira ANM Massardi adalah sastrawan yang telah berkarya sejak 1977. Kini ia mengelola sekolah gratis untuk kaum duafa. Berhati Kumala EKSIS 10 MINGGU, 23 MARET 2014CERPEN PIGURA Redaksi menerima kiriman naskah cerpen, ketik sebanyak 9.000 karakter, karya orisinal dan belum pernah diterbitkan di media massa lain. Kirim e-mail ke cerpenmi@mediaindonesia.com dan cerpenmi@yahoo.co.id @Cerpen_Mi
  • 11. LIMA jalur membujur dan melengkung mem- bawa sebuah imajinasi liar yang Sudita Nashar, 52, hadirkan. Dia tak sekadar menyiratkan sebuah tapsiran atas simbol jalan tol (bebas hambatan), tetapi kehadiran garis putus-putus seperti yang ada di lintasan jalan menunjukkan ada sebuah titik yang ingin ia sampaikan. Di bawah jalan itu, seakan ada jalur rel keret melintas. Ada aliran sungai menghiasi peman- dangan sehingga membuat dekorasi begitu kuat Sudita hadirkan lewat suguhan karya terbarunya. Nuansa itu terlihat jelas pada karya Keluar Garis (140x140 cm, 2014) pada pameran tung- galnya di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki (PKJ), Jakarta, 20-28 Maret. Pameran tersebut menghadirkan 22 karya yang dia buat dalam tiga tahun terakhir. Memperhatikan karya Sudita yang sehari- hari berprofesi sebagai pengojek motor di kawasan Jakarta Pusat itu, ada sebuah benang merah yang begitu kuat. Unsur gitar yang lebih kepada deformasi begitu kuat. Tak ayal, karya- karyanya tampak dekoratif. Tengok saja karya lainnya berjudul Menem- bus Batas (140x140 cm) yang begitu kuat dengan deformasi itu. Perubahan bentuk yang ada, yaitu dua gitar yang Sudita hadirkan tampak melengkung tungkainya. Tidak terlihat gitar secara utuh, tetapi itulah Sudita yang mencoba untuk nakal lewat karya-karyanya. Aliran sungai yang sering membanjir di kala hujan deras dia simbolkan lewat bentuk dan ruang meliuk-liuk. Namun, sesungguhnya itu hanya sekadar pemanis yang menjadi ciri khas Sudita. Sudita Nashar, 52, sendiri merupakan putra dari pelukis legendaris dari Jakarta, almarhum Nashar (1928-1995). Sudita belajar melukis sejak 1980, sering mengadakan pameran bersama sejak tahun 1982 - di antaranya TIM, Pasar Seni Jaya Ancol, dan Museum Keramik. Kehadiran Sudita itu memang memiliki corak dekoratif tersendiri. Tak mengherankan, ba- nyak pandangan tentang dirinya yang meru- pakan epigon sang ayah. Nashar merupakan pendiri Pusat Kesenian Jakarta TIM, bersama Osman Effendy, Umat Khayam, dan Ayip Ro- sidi. Dia melukis dengan rasa dan perenungan atas kota yang menjadi tempat tinggalnya sehingga berbeda bentuk dengan ayahnya. “Saya me- mang belajar dari ayah. Namun, saya pastikan lukisan saya berbeda dengan ayah,” tuturnya Sudita di sela-sela pameran. Memang pada beberapa karya, kita bisa me- nemukan karya Sudira yang tampak abstrak dengan corak karya sang ayahnya. Namun lagi- lagi dia enggan mau disebut sebagai peniru. Dia punya rasa tersendiri sehingga bisa mem- bedakan karyanya dengan karya sang ayah. Karya Pemberontakan dalam Diam (140x140 cm), begitu kuat dengan bidang mengisi bidang. Perubahan bentuk itulah yang membuat kriti- kus seni rupa Merwan Yusuf sebagai sebuah pemaksaan bidang. Begitu pula dengan Tertidur (145x145 cm) dan Matahari Tenggelam (140x140 cm). “Objek yang dihadirkan menunjukkan ada perubahan bentuk. Ini saya lihat sebagai karya dekoratif,” nilainya. Sebagai pelukis dan juga pengojek, Sudira menunjukkan diri sebagai sosok pekerja keras. Dia berkarya karena dara seni begitu kuat mengalir di dalam darahnya. Bukan sebagai pengaruh kuat sang ayah, tetapi ada tanggung jawab dan kerja keras yang ingin ia buktikan. Pekerja ngojek sebagai mata pencarian dan melukis sebagai panggilan nurani. (Iwan Kurniawan/M-2) MINGGU, 23 MARET 2014 11TIFA IWAN KURNIAWAN P ERJALANAN sebuah bangsa tak akan lepas dari peranan para pemikir, ilmuwan, sastrawan, hingga seniman. Mereka memiliki ide masing-masing untuk menyuarakan kegundahan dan kritik sosial atas kondisi bangsa. Pembelajaran lewat sastra, misalnya, ma- sih menjadi persoalan yang tak bisa dimung- kiri. Keberadaan sastra tanpa disadari telah memacu perguruan tinggi, terutama untuk menghasilkan alumnus yang kompeten seka- ligus memberikan ruang bagi pecinta sastra mengembangkan profesionalismenya. Lewat Tur Diskusi Kebudayaan yang me- ngupas dunia kesusastraan di Learning Media Center Media Group, Kedoya, Jakarta Barat, awal pekan ini, ada sebuah kecemasan terha- dap sastrawan-sastrawan tertentu yang masih dilabeli sebagai ‘dewa’ sastra Indonesia. “Pengetahuan mendasar tentang sastra sangat penting. Produktivitas penyair Indonesia sangat luar biasa, termasuk yang plagiasi-plagiasi. Un- tuk memahami puisi secara hakikat dan peta puisi, butuh pengetahuan lebih,” ujar pengajar sastra dari Universitas Indonesia Ibnu Wahyudi di sela-sela acara yang diinisiasi Forum Diskusi Jurnalis Kebudayaan (FDJK) itu. Hadir sebagai pembicara lainnya dalam dis- kusi tersebut, yaitu sastrawan Yudhistira ANM Massardi, ilustrator cerpen Ruddy Pata Areadi, dan dimoderatori Damhuri Muhammad. Acara selama tiga jam itu dibuka oleh Direktur Pem- beritaan Media Indonesia Usman Kansong. Menurut Ibnu, banyak penyair dan prosais yang terlahir dari bakat alam. Namun, terka- dang mereka tak mendapatkan tempat bersas- tra dan berkarya di daerah-daerah tertentu. Tak ayal, bakat itu sering kali tak diimbangi dengan ilmu pengetahuan sehingga terkesan ‘mati sebelum berkembang’. “Mendekatkan sastra kepada penikmat bu- kan saja melalui teori-teori. Namun, langsung bersentuhan dengan karya. Bergaul dengan ba- nyak karya sastra sangat penting. Seberapa pun sumbangan karya sastra melalui media massa, sumbangannya sangat penting bagi dunia pen- didikan,” papar Ibnu. Ibnu mengatakan media se- harusnya bisa memberi ruang untuk sastra dan budaya di dalam rubriknya. Menurutnya, hal ini kelak akan menjadi sumbangan be- sar di dunia pendidikan, khu- susnya bagi mahasiswa sastra. “Selama ini mahasiswa ter- batas pada karya sastra yang itu-itu saja. Penyebabnya, minimnya media yang menyediakan rubrik cerpen atau puisi di halamannya. Jadi ketika mahasiswa disuruh membuat tugas puisi atau cerpen yang diambil dari media, me- reka hanya terbatas pada media yang itu-itu,” terangnya. Selain itu, pentingnya ruang kebudayaan di sebuah media, ditambahkan Ibnu akan mampu memberi peluang bagi para penyair dan cer- penis, yang akan merawat iklim sastra dan melahirkan penulis-penulis baru Pengalaman Tak dapat dimungkiri, keberadaan sastra di tengah masyarakat masih dirasakan hambar. Sebagai negara ketiga alias negara berkem- bang, karya sastra Indonesia terkadang belum bisa menandingi karya sastra di negara-negara maju, semisal Inggris, Rusia, Jerman, China, dan Jepang. Kendati demikian, bukan berarti sastra Indonesia kehi- langan taji dalam kedudukan- nya. Bahasa Indonesia pun telah dipelajari sebagai sebuah kajian khusus di beberapa ne- gara seperti Belanda, Australia, dan Selandia Baru. Terbukti, beberapa sastrawan pernah me- netap dan mengajar hingga meninggal di negeri seberang. Salah satunya, sebut saja sastrawan Achdiat Karta Mihardja yang selama pelarian di ‘Negeri Kanguru’ dilabeli subversif. Sastra sebagai bagian dari pengalaman batin seseorang tak bisa dilepaskan dalam kehidupan ini. Bahkan, karya sastra, berupa puisi kerap disebut sebagai ‘doa’. Begitu pula dengan prosa yang terkadang disebut sebagai ‘sabda’. Semuanya menyimpan pesan atas kebenaran sejati sesungguhnya. “Keberagaman dalam sastra sangat penting sehingga sastra kita akan terasa kuat. Muncul- nya konco(isme) harus disikapi dengan arif sehingga dapat memberikan (pendewasaan),” jelas Yudhistira. Keberadaan sastra memang masih menjadi sebuah momok bagi segelintir orang. Namun, sastra juga menjadi sebuah nilai positif bagi sebagian lainnya. Tak mengherankan, puisi dan cerpen tak bisa berdiri sendiri tanpa adanya ilustrasi sebagai jembatan. “Ilustrasi itu sebagai inti untuk menghubung- kan pembaca awam. Ini yang membuat saya harus membaca baik-baik suatu karya sebelum divisualkan lewat gambar,” timpal Ruddy. Meski sastra telah mengalami kemajuan. Na- mun dalam literasi dunia, belum ada sastrawan Indonesia yang meraih Penghargaan Nobel Ke- susastraan. Di Asia, ada nama-nama seperti Mo Yan (China, 2012), Kawabata Yasunari (Jepang, 1968), dan Rabindranath Tagore (India, 1913). Sudah bukan waktunya kita menabur benih di semak belukar. (M-2) miweekend@mediaindonesia.com Ruang, Sabda, dan RohSastra Karya sastra sejatinya menjadi bagian perubahan dalam perjalanan bangsa. Ada imajinasi mendalam atas pengalaman yang selalu disuarakan dari masa ke masa. PengojekdanDekoratifnya Keberadaan sastra tanpa disadari telah memacu perguruan tinggi, terutama untuk menghasilkan alumnus yang kompeten. DISKUSI KEBUDAYAAN: Penyair Hanna Fransisca membuka Diskusi Kebudayaan dengan puisi berjudul Air Mata Tanah Air di Gedung MI Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (18/3). Diskusi yang digagas Forum Diskusi Jurnalis Kebudayaan membahas tema Sastra dan Dunianya. MI/ADAM DWI LUKISAN ABSTRAK: Pengunjung mengamati lukisan tunggal karya Sudita Nashar di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat, (21/3). Pameran ini menampilkan karya abstrak dan semi abstrak . MI/ATET DWI PRAMADIA Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm) Direktur Utama: Lestari Moerdijat Direktur Pemberitaan/Penanggung Jawab: Usman Kan- song Dewan Redaksi Media Group: Saur M. Hutabarat (Ketua), Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Lau- rens Tato, Lestari Moerdijat, Rahni Lowhur Schad, Suryoprato- mo, Toeti P. Adhitama, Usman Kansong Redaktur Senior: Elman Saragih, Gaudensius Suhardi, Lau- rens Tato Kepala Divisi Pemberitaan: Abdul Kohar Kepala Divisi Content Enrichment: Teguh Nirwahyudi Kepala Divisi Artistik & Foto: Hariyanto Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Ade Alawi, Haryo Prase- tyo, Jaka Budisantosa, Ono Sarwono, Rosmery C. Sihombing, Tjahyo Utomo Kepala Sekretariat Redaksi: Sadyo Kristiarto Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Sudirman: 035- 306-5014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa Purnama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812105 (Redaksi) e-mail: redaksi@ mediaindonesia.com, Percetakan: Media Indonesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www.mediaindonesia.com, DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WAR- TAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU ME- MINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN Redaktur: Agus Mulyawan, Ahmad Punto, Anton Kustedja, Aries Wijaksena, Cri Qanon Ria Dewi, Denny Parsaulian Sinaga, Eko Rah- mawanto, Eko Suprihatno, Hapsoro Poetro, Ida Farida, Iis Zatnika, Irana Shalindra, Jerome E. Wirawan, M. Soleh, Mathias S. Brahmana, Mirza Andreas, Patna Budi Utami, Santhy M. Sibarani, Soelistijono, Sitria Hamid, Wendy Mehari Utami, Widhoroso, Windy Dyah Indri- antari Staf Redaksi: Adam Dwi Putra, Agung Wibowo, Ahmad Maulana, Akhmad Mustain, Anata Syah Fitri, Anshar Dwi Wibowo, Arief Hul- wan Muzayyin, Asep Toha, Asni Harismi, Bintang Krisanti, Corne- lius Eko, Daniel Wesly Rudolf, Deri Dahuri, Dian Palupi, Dika Dania Kardi, Dinny Mutiah, Dwi Tupani Gunarwati, Emir Chairullah, Eni Kartinah, Fardiansah Noor, Gayatri Suroyo, Ghani Nurcahyadi, Gino F. Hadi, Hafizd Mukti Ahmad, Heni Rahayu, Heryadi, Hillarius U. Gani, Iwan Kurniawan, Jajang Sumantri, Jonggi Pangihutan M, Mo- hamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nurulia Juwita, Panca Syurkani, Per- mana Pandega Jaya, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Rommy Pujianto, Rudy Polycarpus, Sabam Sinaga, Selamat Saragih, Sidik Pramono, Siswantini Suryandari, Siska Nurifah, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman Basri, Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Thalatie Yani, Us- man Iskandar, Zubaedah Hanum Biro Redaksi: Dede Susianti (Bogor) Eriez M. Rizal (Bandung); Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Sumantri Handoyo (Tangerang); Yusuf Riaman (NTB); Baharman (Palem- bang); Parulian Manulang (Padang); Haryanto (Semarang); Wi- djajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya) METROTVNEWS.COM News: Khudori Redaksi: Agus Triwibowo, Asnawi Khaddaf, Basuki Eka P, Deni Fauzan, Henri Salomo, Irvan Sihombing, Laila B, Rizky Yanuardi, Sjaichul, Wily Haryono, Wisnu AS, Retno Hemawati, Nurtjahyadi, Afwan A, Andrie, Donny Andhika, Fario Untung, Prita Daneswari, Rita Ayuningtyas, Torie Natallova DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING) Kepala Divisi: Budiana Indrastuti Asisten Kepala Divisi: Mochamad Anwar Surahman, Victor JP Nababan Redaktur: Agus Wahyu Kristianto, Lintang Rowe, Sri Purwandhari CONTENT ENRICHMENT Periset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S, Gurit Adi Suryo Bahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Aam Firdaus, Adang Iskandar, Henry Bachtiar, Ni Nyoman Dwi Astarini, Riko Alfonso, Suprianto ARTISTIK Asisten Kepala Divisi: Rio Okto Waas Redaktur: Annette Natalia, Donatus Ola Pereda, Gatot Purnomo, Marjuki, Prayogi, Ruddy Pata Areadi Staf Redaksi: Ali Firdaus, Ami Luhur, Ananto Prabowo, Andi Nursandi, Bayu Aditya Ramadhani, Bayu Wicaksono, Briyan Bodo Hendro, Budi Setyo Widodo, Catherine Siahaan, Dedy, Dharma Soleh, Endang Mawardi, Fredy Wijaya, Gugun Permana, Hari Syahri- ar, Haris Imron Armani, Haryadi, Marionsandez G, M. Rusli, Muhamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Novi Hernando, Nurkania Ismono, Putra Adji, Rugadi Tjahjono, Seno Aditya, Tutik Sunarsih, Warta Santosi Olah Foto: Saut Budiman Marpaung, Sutarman PENGEMBANGAN BISNIS Kepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful Bachri Kepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard R Asisten Kepala Divisi Iklan: Wendy Rizanto Perwakilan Bandung: Aji Sukaryo (022) 4210500; Surabaya: Tri Febrianto (031) 5667359; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274) 523167. Telepon/Fax Layanan Pembaca: (021) 5821303, Telepon/ Fax Iklan: (021) 5812107, 5812113, Telepon Sirkulasi: (021) 5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Per- cetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp67.000 per bu- lan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Rekening Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab. Taman