1. Oleh : Nur Ainy Fardana, M.Si, Psikolog
Fak.Psikologi Univ .Airlangga
2. Orang tua dan pendidik seringkali
mengeluhkan tindakan anak yang menyakiti,
menyerang atau melawan orang lain. Hal ini
dipandang sebagai bentuk agresivitas dan
kenakalan anak. Sedangkan apa yang
mendorong anak berbuat demikian seringkali
tidak dipahami. Sehingga anak hanya
mendapat hukuman untuk menghentikan
perilakunya.
Padahal perilaku ini lazim muncul karena
dipicu oleh kondisi tertentu dan tidak perlu
menggunakan hukuman untuk menanganinya.
3. Agresivitas
Adalah perasaan marah,
permusuhan atau tindakan
melukai orang lain atau obyek
tertentu baik dengan tindakan
kekerasan secara fisik, verbal
maupun menggunakan ekspresi
wajah dan gerakan tubuh yang
mengancam atau merendahkan
4. Sasaran : Teman, orang tua, pendidik,
sasaran fisik (bangunan atau sarana fisik
disekitar anak)
Hhhh..!!!!
Grrr..!!!!
5. Pemicu Agresivitas
Kemampuan bicara belum lancar
Peniruan
Merasa terluka
Mencari perhatian
Harga diri yang rendah
6. Penanganan
Ajari anak bagaimana seharusnya
mengeskpresikan kebutuhan, keinginan
dan perasaannya dengan kata-kata
Iya, sayang.
ini
handuknya
Ibu, aku
perlu
handuk
7. Tumbuhkan tradisi di mana anak terbiasa
dan bisa berdialog atau berkomunikasi
dua arah sejak dini.
Bolehkah aku
meminjam
bukumu?
Tentu saja,
namun setelah
aku selesai.
8. Bekali pula dengan cara-cara bernegosiasi
dan ciptakan kondisi yang memungkinkannya
bisa mengajukan protes, menyampaikan
ketidak sesuaiannya dengan orang tua
Ayo nak..
Bagaimana jika
kamu bersiap
untuk mandi ?
Iya bu, Tapi
bolehkah
setelah
tayangan ini ?
9. Orang tua atau pendidik harus belajar
mengerem diri, terlebih bila kemarahan
seolah tak terbendung lagi. Jangan sampai
berperilaku agresif terhadap anak.
Hhhh..Kamu
memang
ceroboh !!!
10. Jangan biarkan anak asyik menonton TV
tanyangan apa saja dan kapanpun ia
menginginkannya tanpa didampingi orang
tua.
11. Seleksi tanyangan yang layak ditonton
anak. Alihkan minat dan perhatiannya
pada hal-hal yang lebih bermakna.
12. Gunakan metode mendongeng, role play
atau sosio drama yang menggunakan
boneka untuk mengajari tentang
pemecahan masalah tanpa kekerasan fisik
dan emosional