SlideShare a Scribd company logo
1 of 166
Matematika Ekonomi   1
MATERI MATRIKULISI
 PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNJA




          Oleh
    FAUZIA DWI UTARI
Ruang Lingkup:
Himpunan, Hubungan, Fungsi, Kalkulus, dan Matriks.

Sasaran:
 Mahasiswa Program Studi Agribisnis yang diterima
 pada       Program Pascasarjana Fakultas pertanian
 Univ. Jambi

Tujuan :
Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-
kosep Matematika dalam penerap-annya pada
persoalan ekonomi.




             Matematika Ekonomi                       3
Kompetensi:
Mampu menyelesaikan persoalan Ekonomi dan Bisnis
 dengan alat analisis Matematika.

Literatur
Chiang A.C, 1984. Fundamental Methods of
 Mathematical Economics. Third Edition, Mc Graw-
 Hill Book Inc. New York
Johannes, H dan Handoko, BS. 1994. Pengantar
 Matematika untuk Ekonomi. Edisi ke empat belas.
 LP3ES. Jakarta




               Matematika Ekonomi                   4
Materi:
Pegertian Matematika
Himpunan
Sistem Bilangan
Fungsi
Fungsi Linear
Fungsi non Linear
Diferensial Fungsi Sederhana
Diferensial Fungsi Majemuk
Aljabar Matriks




             Matematika Ekonomi   5
MATEMATIKA
ASAL KATA
Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau
            belajar. Dengan mempelajari mate-
            matika, seseorang akan terbiasa
            mengatur jalan pemikirannya dgn
            sistematis.

 Berpikir matematis:
 Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 mil akan
 MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika
 waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga.
Berpikir matematis:
Untuk dapat mengenderai mobil, harus
belajar menyupir. Untuk dapat supir mobil
yang baik, dia perlu pengetahuan
matematika.


Matematika, merupakan sarana = pendekatan
untuk suatu analisa.

Dengan mempelajari matematika, membawa
sese-orang kepada kesimpulan dalam waktu
yang singkat.


            Matematika Ekonomi              7
Ekonomi dan Matematika Ekonomi
Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan
  pendekatan matematis dibanding dengan tanpa
  pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya:
a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau
   pokok bahasan menjadi sederhana.
b. Dengan pendekatan matematis, berarti mengaktif-
   kan logika dengan asumsi-asumsinya.
c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam meng-
   gambarkan sesuatu (hubungan antar variabel)
  Mis Qd = f(Pr, Inc, Pi, … ), Pr = harga komoditi ybs
  Inc = pendapatan, Pi = harga kom. substitusi



              Matematika Ekonomi                     8
Kelemahannya pendekatan matematis:
a.      Bahasa matematis tidak selalu mudah
        dimengerti oleh ahli ekonomi sehingga sering
        menimbulkan kesukaran.
     Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi bagaimana
        mengartikan persamaan matematis tersebut,
        mis dalam: permintaan, produksi, pendapatan
        nas, dll. sehingga ahli ekonomi sulit memetik
        keuntungan dari matematika.
b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki pengetahuan
      dasar matematika, ada kecenderungan:
     (1) membatasi diri dengan hanya memecahkan
         persoalan secara matematis


                 Matematika Ekonomi                     9
(2) membuat beberapa asumsi yang kurang tepat
    demi memudahkan pendekatan matematis
    atau statistis. Artinya, lebih banyak berbicara
    matematika dan statistika dari pada prinsip/
    teori ekonomi.
Kesimpulan dari bahasa adalah:
1. Matematika merupakan pendekatan bagi ilmu
   ekonomi.
2. Pendekatan matematis merupakan “ mode of
    transportation” yaitu membawa pemikiran
    kepada kesimpulan dengan singkat (model)




           Matematika Ekonomi                    10
Matematika Ekonomi dan Ekonometrika
Ekonometrika adalah pengetahuan yang berkaitan
dengan penerapan statistika untuk menganalisa data
ekonomi.


                             Data      Ekonometrika
     Matematika
                            Ekonomi


   - Deduksi                          - Induksi
   - Model                            - Mengolah data
                                      - Mengambil
                                        kesimpulan


               Matematika Ekonomi                       11
Teori Ekonomi                            Fakta
                                                  deduktif
 Model atau
 Hipotesis                                Data Ekonomi


                                            Satu Persamaan

Teori Statistika              Metode
                           Ekonometrika
                                            Simultan


                                                  induktif


    Teori                   Teori             Teori
   Diterima                 Ditolak       Disempurnakan

                   Matematika Ekonomi                        12
Bidang Matematika Ekonomi yang dibahas:
Menurut “Social Science Research Council, seorang
ahli ekonomi harus mengerti matematika : Himpunan
(gugus), hubungan dan fungsi, teori matriks, kalkulus
(limit fungsi, diferensial, persamaan diferensi, partial
differentiation, integrasi multipel).




               Matematika Ekonomi                      13
HIMPUNAN = GUGUS
Silabus:
• Definisi, pencatatan dan himpunan khas
• Himpunan Bagian
• Pengolahan (operasi) himpunan
• Hubungan




             Matematika Ekonomi            14
1. Definisi, pencatatan dan himpunan khas
 Himpunan adalah kumpulan dari obyek-
 obyek yg memiliki sifat tertentu. Sifat ini
 menjadi penciri yg membuat obyek/unsur
 itu termasuk dalam himpunan yang sedang
 dibicarakan.
 Himpunan dilambangkan : A, B, X, …, Z
 (kapital)
 Obyek atau unsur atau elemen dilambang-
 kan a,b,c, … atau 1, 2, 3, …
 Perhatikan (… tiga titik) dibaca dan sete-
 rusnya.
           Matematika Ekonomi                 15
Dua cara pencatatan suatu himpunan
a. Cara pendaftaran: P = { 2, 3, 4 }
   P = nama himpunan/gugus
   tanda kurawal buka dan kurawal tutup “ dan “
     menyatakan himpunan
   2, 3, 4 = obyek/unsur/elemen
   Artinya, himpunan P beranggotakan bilangan bulat
     positip: 2, 3, dan 4.
b. Pendefinisian sifat: X = { x / x bil. genap} X = nama
     himpunan
     x = obyek/unsur/elemen
   tanda “/” dibaca dengan syarat
     x bil genap = sifat atau ciri




               Matematika Ekonomi                          16
Cara pendefinisian sifat yang lain:
J={x/2 <x<5}
  x merupakan unsur
  Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan
  semua bilangan nyata lebih besar dari 2 dan lebih
  kecil dari 5
Himpunan khas:
a. Himpunan Semesta (S) atau Universum (U)
   Merupakan himpunan keseluruhan obyek yang
   sedang dibicarakan
   S = { x / x bilangan ganjil }, berarti semua bil ganjil
b. Himpunan kosong (emty set)
   E = { } himpunan kosong atau dicatat dengan
   “ø”

               Matematika Ekonomi                       17
Perhatikan: P = { 2, 3, 4 }
Untuk menyetakan keanggotaan dicatat dengan “€”
  Jadi: 2 € P
      3€P
      4 € P.
Tanda € baca “unsur” atau “elemen” atau “didalam”
Sebaliknya, 5, 6 tidak termasuk unsur P
dicatat
      5€P
      6€P
Tanda € dibaca “bukan unsur” atau “bukan elemen”
atau “diluar”.



                Matematika Ekonomi                  18
2. Himpunan bagian
 Suatu himpunan A merupakan himpunan bagian
 dari himpunan B, jika dan hanya jika setiap
 unsur A juga merupakan unsur himpunan B.
                     A = { 2, 4, 6 };
                    B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
 Dicatat : A B,
 baca A himp. bagian B atau A anak gugus dari B
                Sebaliknya dicatat: B  A, baca
 B mencakup A Tanda        dibaca bukan
 himpunan bagian dan tanda      dibaca
 tidak/bukan mencakup
 Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari
 suatu himp dibentuk himp lain dengan memilih
 unsur himp itu sebagai unsurnya.
           Matematika Ekonomi                    19
Contoh:                               X = { 1, 2, 3, 4 }
Himpunan bagiannya:
a.Memilih semua unsur:                X4 = { 1, 2, 3, 4 }
b.Memilih tiga unsur                  X31 = { 1, 2, 3 }
                                      X32 = { 1, 2, 4 }
                                      X33 = { 1, 3, 4 }
                                      X34 = { 2, 3, 4 }
  c. Memilih dua unsur             X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 }
                                   X23 = { 1, 4 }; X24 = { 2, 3 }
                                   X25 = { 2, 4 }; X26 = { 3, 4 }

              Matematika Ekonomi                                    20
d. Memilih 1 unsur:                      X11 = { 1 }; X12 = { 2 }
                                   X13 = { 3 }; X14 = { 4 }
e. Tanpa memilih                         X0 = {   }
Jumlah himpunan bagian dari 1 himp. = 2 n
1 elemen:            1        2 himp bag
 2 elemen:         1 2 1       4 himp bag
  3 elemen:    1     3 3 1      8 himp
bag 4 elemen: 1       4  6 4    1  16
himp bag 5 elemen: 1 5  10 10 5 1  32
himp bag
Disebut segitiga Pascal = bilanga Binom Newton




              Matematika Ekonomi                                    21
Latihan:




            Matematika Ekonomi   22
3. Pengolahan (operasi) Himpunan
 Operasi matematis: penjumlahan, penggandaan,
 pembagian. Operasi himpunan: gabungan
 (union), potongan (irisan) dan komplemen.
 Operasi Gabungan ( U )
 A U B = { x / x ε A atau x ε B }
 A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B.
 Jika A = { 3, 5, 7 );             B = { 2, 3, 4, 8 }
 A U B = { 3, 5, 7, 2, 4, 8 } atau { 2, 3, 4, 5, 7, 8 }




              Matematika Ekonomi                          23
Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir


                                            S

                      A              B




Sifat-sifat gabungan
a. A U B = B U A  Hukum komutasi
b. A   (A U B) dan B              (A U B)


             Matematika Ekonomi                   24
Operasi potongan (irisan) = ∩
A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B }
A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B
Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 }
       A ∩ B = { 5, 15 }
Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir:



                                       s

              A                 B




                  Matematika Ekonomi                      25
Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A                (hukum komutasi)
       b. (A ∩ B)      A dan (A ∩ B)            B


Operasi selisih
Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B
A – B = { x / x € A, tetapi x € B }
Diagram Venn A – B sebagai berikut:



                                           S

              A                     B



               Matematika Ekonomi                          26
Misal: A = { a, b, c, d };           B = { f, b d, g }
       A – B = { a, c } serta B – A = { f, g }
       A – B sering dibaca “A bukan B”.
Sifat: a (A – B)     A; (B – A)              B
      b (A – B); dan (B – A) adalah saling asing
         atau terputus




                Matematika Ekonomi                       27
Komplemen
A’ = { x / x € S, tetapi x € A }
A’ baca “komplemen A” atau “bukan A”
Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat
                                           positip
A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil
A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap
Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir)

                                      S

                         A

                                     A’
                           A

                Matematika Ekonomi                          28
Sifat: a. A U A’ = S
       b. A ∩ A’ = ø
       c. (A’)’ = A
Latihan 1
Gambarkan sebuah diagram venn untuk
menunjukkan himpunan universal S dan himpunan-
himpunan bagian A serta B jika:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = {2, 3, 5, 7 }
B = {1, 3, 4, 7, 8 }

Kemudian selesaikan :
a). A – B    b). B – A              c) A ∩ B
d). A U B    e) A ∩ B’               f) B ∩ A’
g). (A U B)’ h) (A ∩ B)’


               Matematika Ekonomi                29
Latihan 2
Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan
himpunan: € atau €


A   B    A∩B AUB (A∩B)’ (AUB)’
€   €
€   €
€   €
€   €




            Matematika Ekonomi                     30
Hubungan
Himpunan Hasil kali Cartesius
Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing
x ε X dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut
dapat disusun himpunan yang beranggotakan
pasangan urut atau pasangan tersusun (x, y).
Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika
diberi dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan
rumah diberi angka 1 hingga 3.

Jadi : X = {1, 2, 3, 4} sedangkan
       Y = {1, 2, 3}

Himpunan hasil kali Cartesius adalah:
X x Y = {(x, y)/ x ε X, y ε Y}

              Matematika Ekonomi                31
Cara mendapatkan himpunan X x Y tsb:
                               Y
 X          1                  2          3

     1    (1, 1)          (1, 2)        (1, 3)
     2    (2, 1)          (2, 2)        (2, 3)
     3    (3, 1)          (3, 2)        (3, 3)
     4    (4, 1)          (4, 2)        (4, 3)

X x Y = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1),
         (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)}




                   Matematika Ekonomi                       32
Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan
      dalam sistem koordinat cartesius berikut:

 Y
                                           PR = {1, 2} malas
                                           PR = {3, 4} rajin

 3       • H1 •            • H4 •          U = {1, 2} kurang mengerti
                                           U = {3} pintar
 2       •        •        •        •
             H2                H3               Terdapat 4 himp bag
 1       •        •        •        •
                                                H1 = {malas ttp pintar}
 0      1         2       3        4       X    H2 = {malas dan krg
     Gbr: Hubungan nilai ujian                        mengerti}
     dan nilai pekerjaan rumah                  H3 = {rajin ttp krg
                                                      ngerti}
                                                H4 = {rajin dan pintar}
                      Matematika Ekonomi                            33
Daerah dan Wilayah (Range) hubungan
Perhatikan kembali Himpunan hasil kali Cartesius:
                             H = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1),
 (2,2), (2,3),     (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)}
 Himpunan unsur-unsur pertama pasangan urut,
 disebut dengan Daerah hubungan
Dh = {1, 2, 3, 4}
 Himpunan unsur-unsur kedua pasangan urut, disebut
 dengan Wilayah hubungan:
Wh = {1, 2, 3}




                Matematika Ekonomi                              34
Kesimpulan:
Himpunan hasil kali Cartesius adalah himpunan
 pasangan urut atau tersusun dari (x, y) dimana setiap
 unsur x € X dipasangkan dengan setiap unsur y € Y.
X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y }
Daerah hubungan
 Dh = { x / x € X}
Daerah hubungan:
 Wh = { y / y € Y}




               Matematika Ekonomi                        35
SISTEM BILANGAN
  1. Pembagian bilangan
                                             Bilangan

   2; -2;            Nyata
  1,1; -1,1                                                  Khayal
                     + dan -
                                                             Akar negatip

              Rasional                       Irrasional      √(-4) = ± 2
Hasil bagi dua bil                                  Hasil bagi dua bil bulat,
bulat, pecahan                                      pecahan desimal tak
desimal atau                                        berulang
desimal berulang                                    0,14925253993999… π, ℮
0,1492525
                             1; 4; 8;
              Bulat         termasuk            Pecahan        ½; 2/7 dsb
                             0

                        Matematika Ekonomi                                  36
2. Tanda pertidaksamaan
Tanda < melambangkan “lebih kecil dari”
Tanda > melambangkan “lebih besar dari”
Tanda ≤ “lebih kecil dari atau sama dengan”
Tanda ≥ “lebih besar dari atau sama dengan”


3. Sifat
Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b
Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b
Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b
Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b+ d




              Matematika Ekonomi               37
Fungsi
Silabus:
a. Pengertian
b. Macam-macam fungsi
c. Fungsi Linear
d. Fungsi non Linear




          Matematika Ekonomi    38
Pengertian
Himpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn
hubungan. Tetapi ada hubungan dimana satu unsur
X dihubungkan dengan satu unsur Y. (tidak setiap
unsur X dihubungkan dengan setiap unsut Y)

Dengan denah Venn sbb:

        X                         Y
         ◦                        •
         ◦                        •   Hubungan 1 - 1
         ◦                        •




Hubungan dengan kasus diatas, bahwa untuk setiap
nilai x dihubungkan (hanya terdapat satu) nilai y
yang sesuai, disebut dengan bentuk hubungan atau
fungsi. Jelasnya fungsi LINEAR
             Matematika Ekonomi                        39
Perhatikan juga contoh berikut:
           Y

                    y = f(x)
                                             •x1
                                                   •y1
  y1           •                     •
                                             •x2
                                                   •yn
                                             •xn


                                         X
       0       x1                  x2              Y
                                             X

Gambar di atas, nilai x1 dan x2 dalam X, dihubung-
kan dengan nilai y1 dalam Y, dengan bentuk y = f(x)
Fungsi disebut juga TRANSFORMASI, jadi x di
transformasikan di dalam himpunan y.
                    Matematika Ekonomi                   40
Transformasi mengandung pengertian yang luas:
 a. x menentukan besarnya nilai y
   b. x mempengaruhi nilai y
    c. Dll.
Pernyataan y = f(x)
dibaca: y merupakan fungsi dari x
atau
dicatat : f : x  y
       aturan                 ditransformasi

simbol “f” diartikan sebagai “aturan” transformasi
unsur himp. X kedalam himpunan Y
Lebih spesifik: Fungsi: suatu bentuk hubungan
matematis yang menyatakan hubungan ketergan-
tungan (hub fungsional antara satu variabel
dengan variabel lain
                Matematika Ekonomi                   41
Perhatikan: y = f(x)
            x merupakan sebab (variabel bebas)
            y akibat dari fungsi (variabel terikat)
Himpunan semua nilai-nilai x, disebut sebagai
Domain atau Daerah fungsi (Df) dan nilai y disebut
dengan Range atau Wilayah fungsi (Rf = Wf).
Df = { x / x ε X }
Wf = { y / y ε Y }
Misal: Biaya total C dari suatu perusahaan setiap hari
        merupakan fungsi dari output Q tiap hari:
        C = 150 + 7Q. Perusahaan memiliki kapasitas
        limit sebesar 100 unit per hari.Berapa Daerah
        dan Range dari fungsi biaya?
Jawaban:
Df = { Q / 0 ≤ Q ≤ 100 }
Rf = { C / 150 ≤ C ≤ 850 }  Dapat Anda jelaskan ?
               Matematika Ekonomi                     42
Macam-macam fungsi
a. Fungsi
                      Bentuk umumnya :
   Polinomial
                      y = a + bx + cx2 + . . . + pxn



                                  y
y

                                   Slope = a1
                                                             case c < 0

                                       a0               a0
              x                                 x

Konstan, jika n = 0       Linear, jika n = 1        Kuadratik, jika n = 2
y=a                       y = a + bx                Y = c + bx + ax2



                  Matematika Ekonomi                                      43
y                        •
                                          Titik maksimum


                                      Titik belok
            •                       Fungsi kubik
                                    y = d + cx + bx2 + ax3

                                      x
y

          Titik
          maksimum               Fungsi polinom derajad 4
                                 y = e + dx + cx2 + bx3 + ax4
                                   Titik minimum

                                          x



        Matematika Ekonomi                                      44
b. Fungsi Rasional
Fungsi ini, dengan y dinyatakan sebagai rasio dua
polinomial dengan variabel x atau juga berupa fungsi
hiperbola.
          y
                            Hiperbola:
                            y = (a/x), a > 0



                                      x
          0

c. Fungsi eksponensial dan logaritma
 y                                        y
                                               Logaritma
              Eksponensial                     y = logbx
              y = bx , b>1



                                                           x
                 MatematikaxEkonomi       0                45
     0
Fungsi linear
• Fungsi linear merupakan bentuk yang paling
  dasar dan sering digunakan dalam analisa
  ekonomi
• Fungsi linear merupakan hubungan sebab-akibat
  dalam analisa ekonomi – misalnya:
  - antara permintaan dan harga
  - invests dan tingkat bunga
  - konsumsi dan pendapatan nasional, dll
• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 1
  atau fungsi polinom derajad-1.




                Matematika Ekonomi                    46
Bentuk umum
Diturunkan dari fungsi polinom:
 y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn
Disebut fungsi linear jika n = 1 yaitu
               y = a + bx  bentuk umum
 Contoh:
 y = 4 + 2x  a = 4
             b=2
 Pengertian: a = 4 = penggal garis pada
             sumbu vertikal y
              b = 2, adalah koefisien arah atau
              lereng atau slope garis.




              Matematika Ekonomi                  47
y
                                     x             a   a0 = penggal garis
                               a   +b
                          y=             a                   y = ax + b,
                                   a
                                                       pada sumbu y
                      a
                                                       yaitu nilai y
             ∆y = a
        ∆x                                             saat x = 0
b

                                                        x
             1    2            3         4     5
    0

        a = lereng garis atau ∆y/Δx
        pada x = 0, ∆y/∆x = a; pada x = 1, ∆y/∆x = a


                          Matematika Ekonomi                            48
Perhatikan bahwa lereng fungsi linear selalu
 konstan.
Latihan-1         y = 4 + 2x
 Penggan garis pada sumbu y = ……………
 Lereng garis :


    x   y   ∆x     ∆y        ∆y/∆x = a    Mendapatkan
   0         -        -               -   penggal garis
                                          pada sumbu y
   1                                      ketika x = 0

   2
   3
   4


                 Matematika Ekonomi                       49
Lengkapi tabel berikut dari garis: y = 4 + 2x

x    y     ∆x        ∆y              ∆y/∆x = a
-3
                                                 Mendapatkan
-2
                                                 penggal garis
-1                                               pada sumbu x
                                                 ketika y = 0
0
1
2
3
4


                Matematika Ekonomi                           50
Kurva (grafik) fungsi
Fungsi Linear, kurvanya garis lurus karena
 lerengnya sama.
Misalkan y = 36 – 4x                         maka
    a = -4  (∆y/∆x)
              b = 36
Menggambarkan kurvanya cukup mencari titik
 potong (penggal) dengan:                    sumbu x
 dan penggal dengan sumbu y
Hubungkan kedua titik penggal tersebut
Titik penggal pada sb x,  y = .., x = … atau titik
 (…, …)                                         Titik
 penggal pada sb y,  x = .., y = … atau titik (…, …)



              Matematika Ekonomi                        51
Grafik:
 y
 36
         •          (0,36)



 18                        y = 36 – 4x


                          (9,0)
                •                        x
     0
                9

             Grafik dengan lereng negatip




                    Matematika Ekonomi       52
Gambarkan grafik fungsi:
y = 2 + 4x
Titik penggal dg sb x  y = 0, x = -1/2, (-1/2, 0)
 Titik penggal dg sb y  x = 0, y = 2, (0,2)
Gambarkan :


         y

                                   y = 2 + 4x




                                                x
         0
              Grafik dengan lereng positip

              Matematika Ekonomi                      53
Fungsi non linear (kuadratik)
Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang
  sering digunakan dalam analisa ekonomi
• Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear juga
  merupakan hubungan sebab-akibat
• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2
  atau fungsi polinom derajad-2.

Bentuk umum
Diturunkan dari fungsi polinom:
 y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn
Disebut fungsi kuadratik jika n = 2 dan a2 ± 0, yaitu
     y = a0 + a1x + a2x2
 atau sering ditulis: y = ax2 + bx + c



               Matematika Ekonomi                        54
Contoh - 1:                        • Contoh - 2:
y = 8 – 2x – x2     a=             • y = 2x2 + 4x + 6 a
 -1 (a < 0)                           = 2  a > 0)
  b = -2                c                   b=4
 =8                                       c=2

Menggambar kurva non linear kuadratik
a. Cari titik penggal dengan sb x, pada nilai y = 0
   0 = 8 – 2x – x2 atau 8 – 2x – x2 = 0
Menyelesaikan persamaan ini dapat melalui dua
cara:                                    1.
Faktorisasi
  Maksudnya, menguraikan ruas utama fungsi
      tersebut menjadi bentuk perkalian ruas-
      ruasnya atau disebut bentuk perkalian dua
      fungsi yang lebih kecil
               Matematika Ekonomi                          55
Faktorisasi persamaan di atas menghasilkan: (2 -
x)(4 + x) f(x) = g(x).h(x)                    (2 -
x)(4 + x) = 0                                  (2 -
x) = 0, berarti x = 2, di titik (2, 0)         (4 +
x)= 0, berarti x = -4, dititik (-4, 0)
2. Memakai rumus kuadrat (bujur sangkar)
           -b ± √ b2 – 4ac
       x = --------------------
                          2c


            - (-2) ± √ (-2)2 – 4(-1)(8)
        x = -------------------------------
                         2(-1)


             Matematika Ekonomi                       56
2 ± √ 4 + 32        2±6
         x = ---------------- = ---------
            -2             -2
 x1 = (2 + 6)/(-2) = -4,  titik (-4, 0)              x2
 = (2 – 6)/(-2) = 2,  titik (2, 0)
 Hasilnya sama dengan cara faktorisasi.
b. Cari titik penggal dengan sb y, pada nilai x = 0
 y = 8 – 2x – x2, untuk x = 0, y = 8, titik (0,8)
c. Karena ciri fungsi kuadrat memiliki titik maksi-
   m atau minimum (lihat gambar terdahulu) maka
  titik ini harus dicari.




              Matematika Ekonomi                           57
Mencari titik maks atau min
Sifat fungsi kuadratik
 a. Memiliki titik maks atau min yang disebut titik
     ekstrim.
     Titik maks jika a < 0 dan min jika a > 0
 b. Titik maks atau min pada titik (x, y) dengan:
         -b               b2 – 4ac
     x = ----, dan y = -----------
          2a              -4a
 c. Kurvanya simetri pada titik xmaks/min
    y = 8 – 2x – x2, a < 0  berarti maks        xmaks =
 -(-2)/(2)(-1) = -1
    ymaks = [(-2)2 – 4(-1)(8)]/(-4)(-1) = 36/4   = 9.
  titik maks (-1, 9).


                Matematika Ekonomi                      58
Gambarkan kurvanya:
                                     y




                                 0       x


            Matematika Ekonomi               59
 Latihan:
 Dengan cara yang sama selesaikan Contoh - 2:
 y = 2x2 + 4x + 6




             Matematika Ekonomi                 60
Lanjutan:




            Matematika Ekonomi   61
Hubungan dua garis
 Dua buah garis dengan fungsi linier dapat:
 a. berimpit

               + b1                  Berimpit: Jika dan hanya jika
           a 1x + b 2
     y 1 = a 2x                      a1 = a2
         y2 =
                                     b1= b2


 b. Sejajar

                   x + b1
         y1 = a1                      Sejajar: Jika dan hanya jika
                                      a1 = a2
                         + b2
                = a 2x
           y2                         b1 ± b2


                Matematika Ekonomi                               62
c. Berpotongan
                                                  Berpotongan: jika dan
     y                                            hanya jika
                    Ttk pot
                                     x + b1
                        y1 = a1                   a1 ± a2
               •
               y2
                    =a                            b1 ± b2
                        2   x+
                                 b
                                 2
                                              x


Dua garis fungsi linear dan fungsi non linear hanya
dapat berpotongan.
 y             Ttk pot b 1
                         +                                  Ttk pot
                    a 1x
     a<0   •   y1 =
                                                    • a>0
                y2 = ax2 + bx + c

                                 x

                     Matematika Ekonomi                                   63
Mencari titik potong dua garis/persamaan
Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x
 dan y sama pada perpotongan tersebut
Caranya:                                    (1)
 Bentuk fungsi harus y = f(x)
 (2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik
      potong
Cari titik potong fungsi x = 15 – 2y dan 3y = x +3
 x = 15 – 2y  y = -(1/2)x + 15/2
 3y = x +3  y = (1/3)x + 1
 -(1/2)x + 15/2 = (1/3)x + 1
 -(1/2)x – (1/3)x = 1 – 15/2
               x = 78/10



              Matematika Ekonomi                      64
Untuk mendapatkan y, substitusi x = 78/10 pada
 salah satu fungsi:
 y = (1/3)x + 1,
 untuk x = 78/10; y = (1/3)(78/10) + 1
                          y = 26/10
 Titik potong fungsi (x, y) = (78/10, 26/10)




             Matematika Ekonomi                   65
Mencari titik potong dua garis/persamaan
 (1) 2x + 3y = 21 dan (2) x + 4y = 23
 Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x
 dan y sama pada saat perpotongan tersebut.
Ubah persamaan di atas menjadi bentuk y = f(x)
 (1) 2x + 3y = 21  3y = 21 – 2x
 atau y = 7 – (2/3)x
 (2) x + 4y = 23  4y = 23 – x
        atau y = (23/4) – (1/4)x
 Titik potong kedua garis:
  7 – (2/3)x = (23/4) – (1/4)x
  7 – (23/4) = (2/3)x – (1/4)x
          5 = (5/12)x
          x = 12.  y = 11/4  (12, 11/4)

             Matematika Ekonomi                   66
Penggunaan Fungsi dalam ekonomi
Analisa keseimbangan pasar
Keseimbangan pasar – Model linear
Asumsi-1: Keseimbangan pasar terjadi jika “ekses
          demand” = 0 atau (Qd – Qs = 0)
Asumsi-2: Qd = jumlah permintaan adalah fungsi
          linear P (harga). Jika harga naik, maka Qd
          turun.
Asumsi-3: Qs = jumlah penawaran adalah fungsi
          linear P. Jika harga naik, maka Qs juga
          naik, dengan syarat tidak ada jlh yang
          ditawarkan sebelum harga lebih tinggi
          dari nol.
Persoalan,bagaimana menentukan nilai
Dalam pernyataan matematis, keseimbangan terjadi
pada saat:
                                     Qd = Qs
Qd = a - bP,                  slope (-)          (1)
Qs = -c + dP,              slope (+)             (2)
Gambarnya sbb:
           Qd, Q s
      a                                   Qs = -c + dP
                Qd = a -bP


                                                     keseimbangan
      Q0



      0                                          P
               P1        P0
      -c


                     Matematika Ekonomi                             68
Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb:
Qs = 4 – p2 dan Qd = 4P – 1
Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam
ekonomi, maka titik potong pada (1, 3), dan (-5, -21)
tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah
positip) maka keseimbangan pada (1, 3)}


                     4               QS = 4p - 1

                     3              1,3                 keseimbangan




                                          QD = 4 - p2

                     0         1          2

                    -1
               Matematika Ekonomi                                      69
Latihan
Temukan keseimbangan dari Qd dan Qs tersebut




             Matematika Ekonomi                 70
Keseimbangan pasar (lanjutan)
Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an
permintaan dan penawaran dari suatu komoditi
tertentu jika:
       Qd = 16 – P2 , (Permintaan)
       QS = 2p2 – 4p              (penawaran)
       Gambarkan grafiknya
       Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5




             Matematika Ekonomi                    71
Penjelasan
Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs
             16 – p2 = 2p2 – 4p
             3p2 – 4p – 16 = 0
Ingat fungsi polinom derajad 2 atau n = 2
dengan bentuk umum: ax2 + bx + c
Koefisien a = 3, b = -4, dan c = -16

p = (-b) ± (b2 – 4ac)1/2 = 4 ± (16 + 192)1/2 = 3.1 (+)
           2a                      6
         Qd = 16 – p2 = 16 - (3.1)2 = 6.4
 Jadi keseimbangan tercapai pada Jlh komoditas
 6.4 dan harga 3.1. Atau (Q, p) = (6.4 , 3.1)

              Matematika Ekonomi                     72
Grafik:
Fungsi Permintaan: Qd = 16 – p2
a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 16, (16,0)
b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 16 – p2 = 0
   (p – 4)(p + 4). p – 4 = 0, p = 4,        ttk (0, 4)
                         p + 4 = 0, p = -4, ttk (0, -4)
c.Titik maks/min: (Q,p)
 Q = (-b/2a) = 0/-2 = 0
 p = (b2 – 4ac)/(-4a) = 0 – 4(-1)(16)/(-4)(-1)) = 16
 atau pada titik (0, 16)



               Matematika Ekonomi                         73
Grafik:
Fungsi penawaran
Qs = 2p2 – 4p
a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 0, (0,0)
b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 2p2 – 4p = 0
  Atau 2p(p – 2) = 0; 2p = 0; p = 0; ttk pot (0, 0)
                    (p – 2) = 0; p = 2; ttk pot ( 0, 2)
c. Titik maks/min: (Q,p)
  Q = (-b/2a) = 4/4 = 1
  p = (b2 – 4ac)/(-4a) = (-4)2 – 4(2)(0)/(-4)(2) = 2
  atau pada titik (1, 2)



                Matematika Ekonomi                        74
Grafik:



                p                         Qs




           4
          3.1
                                                    Qd
           2


                                                    Q
               0                    6.4        16

 Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5
 Untuk p = 3.5, terjadi ekses supply dan p = 2.5,
 terjadi ekses demand
                    Matematika Ekonomi                   75
Penjelasan ekses suplai dan ekses demand




                                  Qs




                                  Qd



 Ekses demand mendorong harga naik, dan ekses
 supply mendorong harga turun.


             Matematika Ekonomi                 76
DERIFATIF
1.1. Pengantar Kalkulus
Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang
a. Fungsi
b. Derivatif atau fungsi turunan
c. Derivatif parsial dan
d. Integral
sangat luas penggunaannya dalam ilmu
ekonomi.Khusus tentang derivatif (kalkulus dife-
rensial) dapat diinventarisir aplikasinya dalam ilmu
ekonomi diantaranya:
1). Elastisitas, khususnya elastisitas permintaan



             Matematika Ekonomi                        77
2) Elastisitas produksi
3) Biaya total, rata-rata dan marginal
4) Revenue dan marginal revenue
5) Maksimisasi penerimaan dan profit.
6) dll.
Pendekatan matematis yang sangat pesat dewasa ini
membuat seorang ahli ekonomi termasuk Agric.
Economist, atau agribussines manager perlu mendalami
pengetahuan kalkulus diferensial dan inte-gral.
        Untuk kesempatan ini, kalkulus diferensial dan
aplikasinya dalam ekonomi lebih diutamakan.




              Matematika Ekonomi                     78
1.2. Limit fungsi
  Pandanglah fungsi h yang diberikan dengan
  persamaan:

                   2x2 + x - 3
            h(x) = -------------
                      x-1
 Persamaan ini harus disederhanakan sedemikian
 rupa, supaya jika disubstitusikan nilai x = 1, (per-
 hatikan pembagi/penyebut) maka nilainya ± 0/0
 (bentuk tak tentu)




             Matematika Ekonomi                     79
Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas fak-
tornya, sehingga:


             2x2 + x - =3            (x-1)(2x +3)
   h(x) = -------------             ------------- = 2x + 3
                x-1                      x-1

                            x2 - 4
 Demikian juga jika g(x) = ---------, nilainya akan tak
                             x-2
                                      tentu, untuk x = 2


 Karena itu g(x) disederhanakan menjadi:

         (x – 2)(x + 2)
 g(x) = ------------------- = x + 2.
               x-2

               Matematika Ekonomi                            80
Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai
berikut:


                                         Fungsi h tdk terdefi-
                                         nisi di titik x = 1. Un-
                                         tuk x ± 1, maka h(x)
        y                                = 2x + 3. Sehingga
                                         untuk x mendekati
        5    ◦                           1, h(x) akan mende-
        4                 y = h(x)
                                         kati 5. Dikatakan
        3                                limit fungsi h dititik x
        2                                = 1 adalah 5.
        1

         0   1                       x


             Matematika Ekonomi                                 81
Keadaan di atas, dicatat sebagai:


                           2x2 + x - 3
    lim h(x) = lim ------------- = 5
    x1          x1               x-1

    Baca: limit fungsi h(x) untuk x menuju 1


Demikian juga dengan g(x) di atas

                 x2 - 4
lim g(x) = lim --------- = 4.
x2       x2
                 x-2




              Matematika Ekonomi               82
1.3. Pengertian Derivatif
Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x) mempunyai nilai
(terdefinisi) pada x = x0 dan y = f(x) kontinu di titik
tersebut, maka:
                                               lim f(x) = f(x0)




     Y                   x -> x0
                                                Y = f(x) diskontinu
                                                pada x = x0
            Y = f(x)

                                                              Y=f(x)

                                           y1            ◦
y0                                         y0
             • Y = f(x) kontinu                          •
                 pada x = x0

                                  x                     x0
            x0
Sehingga f(x) – f(x0)                  0
               ------------------   = ---
                  x – x0               0


Maka lim f(x) – f(x0) disebut dengan derivatif
            -------------
       x->x0 x – x0 fungsi f dititik x = x0.


 Dengan mensubstitusi Δx = x – x0, atau x =
 x0 + Δx, untuk x-> x0 berarti Δx ->0 atau:


              f(x0 + Δx) – f(x0)
      lim      -------------------           merupakan derivatif
                      Δx                    atau turunan fungsi.
     Δx-> 0

               Matematika Ekonomi                              84
Simbol derivatif fungsi dilambangkan dg:
                  f’(x) atau dy/dx atau
                y’ atau Dxy.
Atau dengan penjelasan lain:
Ump. y = f(x) dengan kurva sbb:
                  y       = f(x)
                  y + Δy = f(x + Δx)
                  Y = f(x)
y1
 y           Δy
      ◦ Δx

Besarnya pertambahan adalah:
       x x1
Δy = f(x + Δx) – f(x).
Dibagi dg Δx: Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)
                                       -------------------------------
                                                Δx

                  Matematika Ekonomi                                     85
lim Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)
                                  -----------------------------
         Δx->0                 Δx
adalah turunan fungsi tsb yaitu: y’ = f’(x) = dy/dx
Contoh. Cari turunan y = f(x); y = x2 + 1,
          dititik x = 5.
Jika x ditambah sebesar Δx, maka y akan bertambah
sebesar Δy.
        y + Δy = (x + Δx)2 + 1
        y      = x2      + 1 (-)




             Matematika Ekonomi                                   86
Dengan pengurangan:
     Δy = (x + Δx)2 + 1 – x2 – 1
           = x2 + 2xΔx + (Δx)2 + 1 – x2 – 1
           = 2xΔx + (Δx)2
     Δy/Δx = 2x Δx + (Δx)2
                   Δx
           = 2x + Δx
  lim Δy/Δx = lim 2x + lim Δx

      dy/dx = 2x + 0 = 2x dititik x = 5,
                  Δx ->0                      berarti
   Δx ->0                      Δx ->0
  dy/dx untuk x = 5 adalah 10.




                Matematika Ekonomi                      87
1.4 Rules of differentiation
Rule 1: Derivative of a power function.
Fungsi pangkat (power function) y = xn
       y + Δy = (x + Δx)n
            Δy = (x + Δx)n – y
          Δy = (x + Δx)n – xn
 Ingat kembali bil. Binom Newton
 (a + b)2 = a2 + 2ab + b2
 (a + b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4
          = C(0, 4)a4 + C(1, 4)a3b +
            C(2, 4)a2b2 + C(3, 4)ab3+C(4,4)b3




                Matematika Ekonomi              88
C(i, n)  baca kombinasi tingkat i dari n
 unsur.
C(i, n)  adalah teori kombinasi yang menyatakan
 memilih sebanyak i unsur dari suatu himpunan untuk
 menjadi anggota himpunan bagiannya.
C(0, 4)  berarti kombinasi tingkat 0 dari 4
       unsur.

C(i, n) = ------------


                   n!
             i ! – (n – i)!




              Matematika Ekonomi                  89
n! = n(n-1)(n-2)(n-3) …
    4! = 4. 3. 2. 1 = 24
    0! = 1
Sekarang: Δy = (x + Δx)n – xn
               = C(0, n)xn + C(1, n)xn-1Δx +
                               C(2, n)xn-2Δx2 +
                              C(3, n)xn-3Δx3 +
                               C(4, n)xn-4Δx4 +
                            …………          +
                           C(n-1, n)xΔxn-1 - xn




              Matematika Ekonomi                  90
n!         n.n-1.n-2.n-3.
C(0, n) = --------- = ---------------------- = 1      …
              0!(n-0)!               1.n.n-1.n-2.n-3 …


C(1, n) = ---------- = ---------------------- = n
                 n!                  n.n-1.n-2.n-3. …
              1!(n-1)!               1.n-1.n-2.n-3. …
C(2, n) = ---------- = ---------------------- = -----
               n!                    n.n-1.n-2.n-3. …     n.n-1
             2!(n-2)!                2.1.n-2.n-3. …        2




                Matematika Ekonomi                             91
Δy = (x + Δx)n – xn
   = xn + nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +
                         2      C(3, n)xn-3Δx3 +
                                C(4, n)xn-4Δx4 +
                              ……            +
                            C(n-1, n)xΔxn-1 - xn
  = nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +
                                C(3, n)xn-3Δx3 +
                                 C(4, n)xn-4Δx4 +
                              ……              +
                              C(n-1, n)xΔxn-1




              Matematika Ekonomi                    92
Δy = nxn-1+ n(n-1)xn-2Δx +
 Δx            2           C(3, n)xn-3Δx2 +
                           C(4, n)xn-4Δx3 +
                           ……              +
                           C(n-1, n)xΔxn-2

      Δy
Lim ---- = lim nxn-1 atau         dy/dx = nxn-1
Δx->0 Δx    Δx->0



Contoh: y = x5
        dy/dx = 5x4.
        Mis C = total cost, q = output C = q3
       derivatif C thdp q = 3q2.


             Matematika Ekonomi                   93
Rule 2: Multiplication by a constant.
    y = f(x)= cx2, c adalah konstanta, dy/dx?
    y + Δy = c(x + Δx)2
        Δy = cx2 + c2xΔx + c(Δx)2 – cx2
           = c2xΔx + c(Δx)2

        ---- =          c2x           + c(Δx)
          Δy
      lim Δx = lim c2x , Jadi dy/dx = c2x
          ----
                  Δy
        Δx->0 Δx            Δx->0




                 Matematika Ekonomi             94
Contoh: y =f(x) = 5x2
            f’(x) = 5(2)x2-1 = 10x

Rule 3: Derivative of a sum
        f(x) = g(x) + h(x)
        Dengan pembuktian yang sama spt
 rule (1) dan (2) diperoleh:
           f’(x) = g’(x) + h’(x)
        Demikian juga untuk:
        f(x) = g(x) + h(x) + k(x)
        f’(x) = g’(x) + h’(x) + k’(x)




                Matematika Ekonomi        95
Derivatif penjumlahan dua fungsi atau lebih sama
dengan pengurangan atau selisih.
f(x) = g(x) – h(x);
f’(x) = g’(x) – h’(x).

Contoh:
Cari derivatif f(x) = 7x4 + 2x3 – 3x + 37
             g(x) = 7x4; g’(x) = 28x3
             h(x) = 2x3; h’(x) = 6x2
             k(x) = -3x; k’(x) = -3
             l(x) = 37; l’(x) = 0
        jadi f’(x) = 28x3 + 6x2 – 3.




                Matematika Ekonomi                 96
Rule 4: derivative of a product
Fungsi hasil kali berbentuk
                y = f(x) = g(x).h(x)
               f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x)

Contoh: y = f(x) = (2x + 3)(3x2)
          g(x) = (2x + 3); g’(x) = 2
          h(x) = 3x2;        h’(x) = 6x
Jadi:
          f’(x) = (2x + 3)(6x) + (3x2)(2)
               = 12x2 + 18x + 6x2
               = 18x2 + 18x.




                Matematika Ekonomi               97
Rule 5: derivatif of a quotient
        Bentuk umum hasil bagi dua fungsi:

       y = f(x) = g(x)/h(x).

          f’(x) = g’(x)h(x) – g(x)h’(x)
                         [h(x)]2




               Matematika Ekonomi            98
Contoh: f(x) = (2x – 3)/(X + 1).
      g(x) = 2x – 3; g’(x) = 2
      h(x) = x + 1; h’(x) = 1

        f’(x) = (2)(x + 1) – (1)(2x – 3)

            = 2x + 2 – 2x + 3 (x
                               =     + 1)2
                                       5


                              (x + 1)   2    (x + 1)2




                Matematika Ekonomi                      99
Rule 6: Chain rule
Fungsi berantai bentuknya sbb:


y = f(u)
u = g(x)                             y = f(z)
                                     z = g(u)
Dicari derivatif y ter-              u = h(x)
hadap x atau dy/dx.
Dari u = g(x) didpt
                                    Dengan cara yang sama
du/dx.
Dari y = f(u) didpt                 dy   dy du dz
                                       = du
dy/du, Maka                         dx      dz dx


dy
   = dy . du
dx   du dx
               Matematika Ekonomi                      100
Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat
menghasilkan y unit gandum dan z adalah roti yg
terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit lahan
(x) dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga:
                          y = 2x
Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15
unit roti (z), yang digambarkan sebagai:
                   z = 15y
Apabila ada perubahan sejumlah kecil lahan (x),
maka berapa besar perubahan roti (z) akan terjadi
dari perubahan tersebut? Hal ini merupakan masa-
lah hukum berantai dari turunan fungsi (derivatif).




             Matematika Ekonomi                   101
dy/dx merupakan perubahan y apabila sejumlah
kecil perubahan x yaitu
                    dy/dx = 2
Perubahan z apabila ada perubahan y
                  dz/dy = 15
Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubah-
an x menjadi:
         dz/dx = dz/dy. dy/dx = 15(2) = 30 unit.




             Matematika Ekonomi                    102
Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3 dan s = 1 – x.
                          v = t2 dan t = 1 + x2

u = s3,  du/ds = 3s2                v = t2,  dv/dt = 2t
s = 1 – x  ds/dx = -1               t = 1 + x2  dt/dx = 2x

 y = uv, adalah bentuk hasil kali berarti
          dy/dx = u.dv/dx + v.du/dx
                  = u(dv/dt)(dt/dx) + v(du/ds)(ds/dx)
                  = s3(2t)(2x) + t2(3s2)(-1)
                  = 4s3tx -3t2s2 = s2t(4sx – 3t)
 Substitusi, dy/dx = (1-x)2(1+x2)[4(1-x)(x) – 3(1+x2)]


                Matematika Ekonomi                             103
Contoh: Jika y = (1 + x2)3, dapatkan dy/dx.
Dengan memakai derivatif fungsi berantai:
Mis u = 1 + x2, dan oleh karena itu y = u3
dy/dx = (dy/du)(du/dx) = (3u2)(2x) = 6x(1 + x2)2.




              Matematika Ekonomi                    104
1.5. Derivatif of higher order
     Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat
      sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif kedua
      dilambangkan dengan:
               d2y/dx2 atau f”(x) atau y”
      Demikian seterusnya untuk derivatif yang
      lebih tinggi. Semua hukum-hukum yang sudah
      dibahas, berlaku untuk mencari derivatif orde
      yang lebih tinggi.
     Contoh: Hitung derivatif y = f(x) = x3 – 3x2 + 4,
      dan hitung nilainya untuk x = 2.




              Matematika Ekonomi                     105
f(x) = x3 – 3x2 + 4,           f(2) = 8 – 12 + 4 = 0
f’(x) = 3x2 – 6x,              f’(2) = 12 – 12 = 0
f”(x) = 6x – 6                         f”(2) = 6
f”’(x) = 6                             f”’(2) = 6.




                    Matematika Ekonomi                 106
1.5 Derivatif parsial
  Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari
  satu variabel. z = f(x, y) atau z = f( u, v, x) dst
  Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel.
  Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,)
  dimana h = harga komoditi itu sendiri
          hkl = harga komoditi lain
          sK = selera konsumen
          i = income
  Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi:
                  z = f(x , y), bila y dianggap tetap,
  maka z hanya merupakan fungsi x dan derivatif z ke
  x dapat dihitung.




               Matematika Ekonomi                    107
Derivatifnya disebut derivatif parsial atau turunan
parsial dari z ke x dan dilambangkan dengan:
                ∂z/∂x atau ∂f/∂x atau fx
Demikian juga jika x dianggap tetap, maka derivatif
parsial ke y dapat dihitung, dan dilambangkan dg:
               ∂z/∂y atau ∂f/∂y atau fy


Derivatif parsial z ke x didefinisikan sebagai:
∂z/∂x = lim Δz/Δx = lim f(x + Δx, y) – f(x, y)
        Δx->0        Δx->0
                                   Δx

Derivatif parsial z ke y didefinisikan sebagai:
∂z/∂y = lim Δz/Δy = lim f(x,y + Δy) – f(x, y)
          Δy->0      Δy->0         Δy


              Matematika Ekonomi                      108
Contoh: Jika z = 3x2 + 2xy – 5y2 ,maka:
       ∂z/∂x = 6x + 2y
       ∂z/∂y = 2x – 10y

Derivatif parsial kedua juga dapat dicari sbb:
Contoh: z = (x2 + y2)3
∂z/∂x = fX = 3(x2 + y2)2(2x) = 6x(x2 + y2)2
∂z/∂y = fy = 3(x2 + y2)2(2y) = 6y(x2 + y2)2
∂2z/∂x2 = fXX = 12x(x2 + y2)(2x) = 24x2(x2 + y2)
∂2z/∂y2 = fyy = 12y(x2 + y2)(2y) = 24y2(x2 + y2)
∂2z/ ∂y∂x = fyx = 12x(x2 + y2)(2y) = derivatif ∂z/∂x
thd y
               24xy(x2 + y2).
∂2z/∂x∂y = fxy = 12y(x2 + y2)(2x) = 24xy(x2 + y2)


              Matematika Ekonomi                       109
Simbol derivatif parsial ∂z/∂x
        juga dilambangkan ∂f/∂x atau fx.
Fungsi turunan kedua dilambangkan:
          ∂2z/∂x2 atau ∂2f atau fxx
Fungsi turunan fx terhadap y dilambangkan fyx
Fungsi turunan fy terhadap x dilambangkan fxy
                  fyx = fxy




            Matematika Ekonomi                  110
Maksimum dan minimum
                     y = f(x)
akan maksimum pada saat:
                   dy/dx = 0
dan              d2y/dx2 < 0
akan minimum pada saat:
                   dy/dx = 0
dan              d2y/dx2 > 0
akan mempunyai titik belok (inflection point) pada:
                   dy/dx = 0
dan              d2y/dx2 = 0




             Matematika Ekonomi                   111
Apabila fungsinya lebih dari dua variabel:
               z = f(x, y) atau f(x1, x2),


  Maksimum jika                      Minimum jika
  fx = 0, fy = 0                     fx = 0, fy = 0
  fxx < 0, fyy < 0                   fxx > 0, fyy > 0
  fxxfyy – (fxy)2 > 0                fxxfyy – (fxy)2 > 0




                Matematika Ekonomi                         112
Contoh: Periksa apakah fungsi berikut ini mempu-
 nyai titik maksimum, minimum atau titik belok
 dan hitung nilai f(x) pada titik tersebut.
                    y = f(x) = -x2 + 4x + 7
  dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2
  d2y/dx2 = -2 < 0; berarti mempunyai titik maks.
                        pada x = 2.
  nilai ymaks atau f(x)maks = -(2)2 + 4(2) + 7 = 11




             Matematika Ekonomi                       113
Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari:
           z = x2 + xy + y2 – 3x + 2
Langkah-langkah:
a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3
                              fy = x + 2y
b. fx = 0 dan fy = 0
   2x + y – 3 = 0
    x + 2y = 0
   Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x.
   Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0
   didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0
   atau 3x = 6  x = 2.



              Matematika Ekonomi                   114
Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1.
 Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min

c. Uji dengan derivatif kedua:
   fxx = 2;   fyy = 2;    fxy = fyx = 1
  fxxfyy – (fxy)2 = 2.2 – 12 = 3 > 0
   artinya fungsi z mempunyai titik minimum pada
  titik (2, -1).
d. Nilai zmin = (2)2 + (2)(-1) + (-1)2 – 3(2) + 2
             = 4 – 2 + 1 – 6 + 2 = -1.




                 Matematika Ekonomi                 115
1.5 Aplikasi dalam ekonomi
1) Elastisitas permintaan
  Elastisitas permintaan adalah persentase per-ubahan
   jumlah komoditi diminta apabila terdapat perubahan
   harga.
  Jika q = komoditi yg diminta,
  Δq = perubahannya
    p = harga komoditi;
  Δp = perubahannya




              Matematika Ekonomi                    116
Δq/q         Δq/q         Δq p       dq p
Ed = ------ = lim ------- = lim ---- -- = ---- --
      Δp/p Δp->0 Δp/p Δp->0 Δp q           dp q


Contoh: Umpamakan fungsi permintaan q = 18 -2p 2
     hitung elastisitas permintaan jika harga berku-
     rang 5% (bukan mendekati nol) dari p = 2, q =
     10. Bandingkan hasil kedua pendekatan: defi-
     nisi dan derivatif.
Pendekatan definisi: p = 2; Δp = 0.05 berarti
                    p1 = 2 – 2(0.05) = 1.9
Untuk p1 = 1.9,       q = 18-2p2 = 18 – 2(1.9)2 = 10.78
untuk p = 2,          q = 18-2p2 = 18 – 2(2)2 = 10.
berarti               Δq = 10.78 – 10 = 0.78

              Matematika Ekonomi                     117
Jadi menurut pendekatan definisi
       Ed = 7.8%/-0.05% = - 1.56


Dengan pendekatan derivatif:
     Ed = (dq/dp)(p/q) = (-4p)(p/q) = - 4p2/q
       pada harga p = 2, dan q = 10
       Ed = -4(2)2/10 = - 1.60.
Perhatikan dengan derivatif, Δp mendekati nol,
sementara menurut definisi, Δp = 0.05%, jadi
hasilnya sedikit berbeda.




            Matematika Ekonomi                   118
2) Total Cost, Average cost and marginal cost
                      TC = f(q),
   merupakan fungsi biaya dimana TC = total cost,
  dan q = produk yang dihasilkan.
                     TC/q = f(q)/q
   merupakan fungsi biaya rata-rata.
                     MC = dTC/dq
   merupakan derivatif dari TC, sebagai biaya mar-
  ginal. Biaya marginal adalah tambahan biaya yg
  dibutuhkan per satuan tambahan produk.




             Matematika Ekonomi                      119
Hubungan TC, AC dan MC, seperti kurva dibawah
ini.                      TC
      Rp

                                      AC
                                 MC




                                           VC




                                           q


            Matematika Ekonomi                  120
Contoh dengan data diskrit

    q    FC       VC               TC    AC        MC
1       100   10              110       110.00 -
2       100   16              116       58.00   6.0
3       100   21              121       40.33   5.0
4       100   26              126       31.50   5.0
5       100   30              130       26.00   4.0
6       100   36              136       22.67   6.0
7       100   45.5            145.5 20.78       9.5
8       100   56              156       19.50   10.5
9       100   72              172       19.10   16

              Matematika Ekonomi                        121
Contoh dengan fungsi biaya:
TC = q3 – 4q2 + 10q + 75.
FC = Fixed Cost = 75
VC = Variable cost = q3 – 4q2 + 10q

 MC = dTC/dq = 3q2 – 8q + 10
 AC = TC/q = q2 – 4q + 10 + 75/q

3) Revenue and Marginal revenue
   Apabila fungsi permintaan diketahui, maka
   Total Revenue (TR) adalah jumlah produk yang
   diminta dikali harga.




             Matematika Ekonomi               122
Jadi jika q = kuantitas diminta dan p = harga
 dengan q = f(p) maka:
                        TR = qp = f(p).p
 Marginal Revenue (MR) = dTR/dq.


 Contoh:                              MR = dTR/dq
 Fungsi Permintaan;                      = 9/2 – 3q
 3q + 2p = 9;
                                 TR, MR, p
 2p = 9 – 3q atau
                                                          MR
  p = 9/2 – (3/2)q                4

 TR = p.q atau
                                                          p
 TR = (9/2)q – (3/2)q2

                                  0                   3
                                                              q
            Matematika Ekonomi                                    123
4). Fungsi produksi
Seorang produsen dalam teori ekonomi paling tidak
harus mengambil dua keputusan apabila dilandasi
oleh suatu asumsi produsen berusa-ha memperoleh
profit maksimum, adalah:
a.   Jumlah produk yang yang akan diproduksi
b.    Menentukan kombinasi input-input yang
digunakan dan jumlah tiap input tsb.

Landasan teknis dari produsen dalam teori ekonomi
disebut dengan FUNGSI PRODUKSI.
Fungsi produksi = persamaan yang menunjukkan
hubungan antara tingkat penggunaan input-input
dengan tingkat output.


            Matematika Ekonomi                  124
Fungsi produksi, secara umum dicatat:
                 Q = f(x1, x2, x3, … , xn)
Q = output
xi = input-input yang digunakan, i = 1, 2, 3, … , n
Apabila dalam proses produksi:
              Q = f(x1/x2, x3, … , xn)
input xI ditambah terus menerus, sedangkan input
lain tetap, maka fungsi produksi itu tunduk pada
hukum : The law of diminishing returns

“bila satu macam input, terus ditambah
penggunaannya sedang penggunaan input lain tidak
berubah, maka tam-bahan output yg dihasilkan dari
setiap tambahan input, mulai-mula meningkat,
kemudian menurun, dan akhirnya negatip”.

              Matematika Ekonomi                      125
Tambahan output yg didapat karena adanya tam-
bahan satu unit input dinamakan Produk Fisik
Marginal (Produk Marginal = PM).
          PM = ∂Q/∂xi, i = 1, 2, 3, … , n
Selain produk marginal, fungsi lain yang dapat di-
 turunkan dari fungsi produksi adalah fungsi
 Produk Rata-rata (PR).
           PR = Q/x = f(x)/x
Jadi ada hubungan antara Q atau produk total (PT)
 dengan PM dan PR.Hubungan tersebut di-
 tunjukkan oleh kurva berikut ini.




             Matematika Ekonomi                      126
Q
                                       X1 Q     PM   PR
                         Q = PT
                                       1   10    -   10

                                       2   24   14 12
                                       3   39   15 13

                                       4   52   13 13

                                       5   61   9    12.2

                                   x6      66   5    11

                                       7   66   0    9.4

                                       8   64   -2   8
                            PM



                                  PR
                                       x
    Matematika Ekonomi                                   127
Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb:
a. Pada saat PT maks, maka PM = 0
b. Pada saat PR maks, maka PM = PR
c. PR maks pada saat grs lurus dari titik nol
     (origin) menyinggung kurva PT.

Kurva produksi yang dijelaskan di atas, hanya
jika input variabel terdiri atas satu input. Untuk
                Q = f(x1, x2)/x3, … , xN)
atau dua input variabel, maka kurvanya dalam
 ruang spt berikut:




            Matematika Ekonomi                       128
z




x1

                              x2




         Matematika Ekonomi        129
MATRIKS
Matriks artinya sesuatu yang membungkus, yang
dibungkus adalah data kuantitatif yang disusun
dalam bentuk “baris” dan “lajur”.
Contoh: Harga gula pasir di 3 kota selama 3 bulan
(rata-rata)
       Kota    A         B         C
  Bulan
      J      4000      4500     4200

      F      4200      4600     4500

      M      4200      4700     4500
Dengan catatan matriks ditulis:
A = 4000 4500 4200                 B= 1 0 1 4
      4200 4600 4500                     3 2 6 7
      4200 4700 450                      9 8 4 1


Bentuk umum sbb:                    Notasi matriks
A = a11 a12 … a1n
mxn
                                   Untuk menyederhanakan
      a21 a22 … a2n
                                   dicatat:
      :   :          :              A = (aij)mxn
                                   mxn

      am1 am2 … amn                m = jlh baris; n = jlh lajur


              Matematika Ekonomi                            131
Vektor.
Kumpulan data/angka yang terdiri atas satu baris
disebut: VEKTOR BARIS, jika satu lajur disebur
dengan VEKTOR LAJUR. Dengan demikian, dpt
disebut bahwa matriks terdiri atas beberapa vektor
baris dan beberapa vektor lajur.



Vektor baris:                        Vektor lajur
a’ = (4, 1, 3, 2)                    b= 1           u = u1
x’ = (x1, x2, … xn)                      2             u2
                                         8              :
                                                       un
                Matematika Ekonomi                           132
Beberapa macam bentuk matriks
a. Matriks segi: A = (aij)m.n dengan m = n
                  A= 2 0 2 4
                 4x4
                            4 1 7 7
                            1 2 3 4
                            5 1 4 1
b. Matriks setangkup: B = (bij)n.n, bij = bji

                                       B=1 0 7 7
                                      4X4
                                            0 5 4 3
                                            7 4 2 5
                                            7 3 5 1

                 Matematika Ekonomi                   133
c. Matriks diagonal                   e. Matriks segitiga atas,
  D = (dij)n.n, dij = 0 utk i±j              jika semua unsur
                                         di-bawah diagonal
  D= 3      0     0                      uta-ma bernilai nol.
        0    5    0                     G= 9 9 3
        0    0    7                          0 1 3
                                             0 0 2

d. Matriks identitas
I4 = 1 0 0 0        I2 = 1 0                 Diagonal utama
                                       Jika semua unsur di-
     0 1 0 0                 0 1       atas diagonal utama
     0 0 1 0                           bernilai 0 = matriks
                                       segitiga bawah.
     0 0 0 1
                 Matematika Ekonomi                           134
Penggandaan matriks
 Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q
jika dan hanya jika lajur matriks A = baris matriks B
atau n = p
 Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur
dimana setiap baris A digandakan dengan setiap
lajur B seperti contoh berikut ini.
  1 1 0     8 -1
  2 4 5    1 1
  6 7 8    1 2




                Matematika Ekonomi                        135
1 1 0   8 -1 = (1 1 0) 8 , (1 1 0) -1              =
2 4 5   1 1                    1            1
                               1            2
6 7 8   1 2
                      (2 4 5) 8 , ( 2 4 5) -1
                               1            1
                               1            2
                      (6 7 8) 8 , (6 7 8)   -1
                               1            1
                               1            1




          Matematika Ekonomi                     136
(1)(8) + (1)(1) + (0)(1), (1)(-1) + (1)(1) + (0)(2)
(2)(8) + (4)(1) + (5)(1), (2)(-1) + (4)(1) + (5)(2)
(6)(8) + (7)(1) + (8)(1), (6)(-1) + (7)(1) + (8)(2)


   9      0         Contoh-2: 3 6 0           x    =
  25     12                         4 2 -7    y
  63     17                                   z
                                    3x + 6y
                                    4x + 2y – 7z




               Matematika Ekonomi                      137
Putaran matriks
Matriks A = (aij)m.n, putarannya adalah A’ = (a’ij)n.m,
sedangkan (a’ij) = (aji).
Contoh: A = 3 8 -9                      A’ = 3 1
               1 0 4                         8 0
                                            -9 4
          D= 1 0 4                      D’ = 1 0 4
               0 3 7                         0 3 7
               4 7 2                         4 7 2




                Matematika Ekonomi                        138
Matematika Ekonomi   139
Determinan matriks segi
Determinan suatu matriks segi adalah hasil per-
kalian unsur-unsur yang tidak sebaris dan tidak
selajur, dengan tanda tertentu. Determinan
matriks A dicatat det (A) atau |A|


Contoh: Hitung determinan matiks A =      2 7
                                          4 9
        det A = (2)(9) – (4)(7) = - 10.   -   +




               Matematika Ekonomi                 140
Contoh: Cari determinan matriks

     C= 1 4 7             Cara Sarrus, yaitu dengan
        8 2 5             menambahkan lajur 1 sebagai
        6 9 3             lajur 4 dan lajur 2 sebagai
                           lajur 5 kemudian mengganda-
                            kan angka yang tidak sebaris
                            dan tidak selajur.
                          -    -       -
     det C = 1 4 7 1 4
             8 2 5 8 2
             6 9 3 6 9

                          +        +   +
     = (1)(2)(3) + (4)(5)(6) + (7)(8)(9)
      -(7)(2)(6) - (1)(5)(9) – (4)(8)(3) = 405
              Matematika Ekonomi                       141
Untuk matriks dengan dimensi/ukuran 4 x 4, cara
Sarrus tidak dapat digunakan melainkan dicari per-
kalian unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur.


Pangkat suatu matriks
Suatu matriks segi dengan determinan ± 0, maka
matriks itu disebut berpangkat penuh atau matriks tak
singular. Sebaliknya, disebut matriks berpangkat tak
penuh atau dinamakan matriks singular.
Jika suatu matriks B berukuran nxn, maka pangkat
matriks itu dicatat p(B) = n, jika matriknya berpangkat
penuh.



               Matematika Ekonomi                    142
Tetapi jika determinannya = 0, maka pangkat matriks
B, lebih kecil dari n, yaitu dimensi salah satu anak
matriksnya yang memiliki det ± 0.
Contoh A = 1 1 0 , karena det A = 0, maka
      3x3
            2 -1 1            p(A) ± 3, dan kemungkinan
            4 1 1             p(A) = 2.
Untuk memeriksa, ambil salah satu anak matiksnya:
      A11 = 1 1 , det A11 = - 3 ± 0. Berarti p(A) = 2
            2 -1




              Matematika Ekonomi                          143
Dalam sistem persamaan linear, yang mencari nilai-
nilai x dari sistem persamaan tersebut, maka matriks
penyusun persamaan linear dimaksud harus ± 0 atau
tak singular atau berpangkat penuh.
Misal: 7x1 - 3x2 – 3x3 = 7
       2x1 + 4x2 + x3 = 0
           - 2x2 - x3 = 2



Setelah diubah dg
                                7 -3   -3   x1 =   7
perkalian matiks
diperoleh                       2 4    1    x2     0
                                0 -2   -1   x3     2

               Matematika Ekonomi                      144
Det. Matriks: 7 -3 -3 = -8 ± 0, berarti nilai-nilai x
              2       4       1     dari persamaan li-
              0      -2 -1          near itu dpt dicari.




               Matematika Ekonomi                    145
Persamaan linear dan jawabannya.
Persamaan linear adalah himpunan dari persamaan
linear dengan beberapa nilai yang hendak dicari.
Contoh: 5x1 + 3x2 = 30              7x1 – x2 – x3 = 0
         6x1 – 2x2 = 8             10x1 – 2x2 + x3 = 8
                                    6x1 + 3x2 – 2x3 = 7
Dari persamaan tersebut akan dihitung x1 dan x2




              Matematika Ekonomi                          146
Dengan aturan Cramer, menggunakan cara determi-
  nan, sistem persamaan linear di atas dapat
  diselesai-kan dg cara sbb:
a. Buat persamaan linear menjadi dalam bentuk
   perkalian matriks.
  5       3    x1 = 30
  6       -2   x2       8
      A        x        d

b. Cari nilai det (A);           det A = -28
c. Dapatkan matiks A1 yaitu matriks A dengan
   mengganti lajur ke-1 dengan vektor d.



                    Matematika Ekonomi          147
A1 = 30 3
         8 -2
d. Dapatkan matriks A2 yaitu matriks A dengan
   mengganti lajur ke-2 dengan vektor d.
  A2 = 5 30
        6    8
e. Cari det A1 dan det A2; det A1 = -84; det A2 = -140
f. Nilai x1 = det A1/det A, dan x2 = det A2/A.
   x1 = -84/-28 = 3;            x2 = -140/-28 = 5.




                 Matematika Ekonomi                  148
Contoh 2         7 -1 -1               x1   = 0
                 10 -2 1               x2     8
                 6 3 -2                x3     7
                        A              x      d

a. Det A = -61
b. Det A1 = 0 -1 -1             = -61; det A2 = 7 0 -1 = -183
            8 -2 1                                10 8 1
            7 3 -2                                6   7 -2
 det A3 = 7 -1 0 = -244
           10 -2 8
           6 3 7

                  Matematika Ekonomi                         149
MATRIKS KEBALIKAN
Jika A = (aij)n.n maka matriks kebalikannya dicatat
  sebagai A-1.
Cara mencari matriks kebalikan:
a. Dengan matriks adjoint
b. Dengan transformasi penyapuan
c. Dengan metode Doolittle




              Matematika Ekonomi                      150
Mencari matriks kebalikan dengan matiks adjoint
Umpamakan dibicarakan matiks A = a11 a12 a13
                                      a21 a22 a23
                                      a31 a32 a33
Untuk mencari matriks kebalikannya ditempuh lang-
 kah-langkah sbb:
a. Mencari minor setiap unsur apq atau Mpq, dimana
   p=q = 1, 2, 3. (baris = p, lajur = q = 1, 2, 3)
  Definisi: Minor unsur apq adalah determinan anak
      matriks dengan menghapus baris p dan
            lajur q.
  Jadi M11 dihitung dengan cara berikiut:

              Matematika Ekonomi                     151
a11 a12 a13
            a21 a22 a23
                    a31 a32 a33


Minor unsur a11 = M11 = a22 a23 = a22a33 – a23a32
                                   a32 a33
Minor unsur a12 = M12 = a21 a23 = a21a33 – a23a31
                                   a31 a33
Minor unsur a13 = M13 = a21 a22
                            a31 a32 = a21a32 – a22a31



              Matematika Ekonomi                        152
Minor unsur a21 = M21 = a12 a13 = a12a33 – a13a32
                                   a32 a33
Minor unsur a22 = M22 = a11 a13 = a11a33 – a13a31
                                   a31 a33
Minor unsur a23 = M23 = a11 a12
                              a31 a32 = a11a32 – a12a31




              Matematika Ekonomi                          153
Minor unsur a31 = M31 = a12 a13 = a12a23 – a13a22
                                   a21 a23
Minor unsur a32 = M32 = a11 a13 = a11a23 – a13a21
                                   a21 a23
Minor unsur a33 = M33 = a11 a12
                              a21 a22 = a11a22 – a12a21




              Matematika Ekonomi                          154
b. Kofaktor.
  Kofaktor unsur apq ialah αpq = (-1)p+qMpq.
  Kofaktor unsur a11 = α11 = (-1)1+1M11

  Kofaktor unsur a12 = α12 = (-1)1+2M12
  Kofaktor unsur a13 = α13 = (-1)1+3M13

  Kofaktor unsur a21 = α21 = (-1)2+1M21
  Kofaktor unsur a22 = α22 = (-1)2+2M22
  Kofaktor unsur a23 = α23 = (-1)2+3M23

  Kofaktor unsur a31 = α31 = (-1)3+1M31
  Kofaktor unsur a32 = α32 = (-1)3+2M32
  Kofaktor unsur a33 = α33 = (-1)3+3M33

               Matematika Ekonomi              155
Setelah dapat kofaktor dari setiap unsur, susunlah
matriks kofaktor K:
                    K = α11 α12 α13
                               α21 α22 α23
                               α31 α32 α33


Matriks kebalikan dari A = A-1 = (1/det A)(K’)
Perhatikan, kofaktor unsur sebenarnya hanya soal
tanda dari minor sauté unsur. Jika indeksnya genap,
tandanya + dan jika indeksnya ganjil, tandanya
negatip.



              Matematika Ekonomi                     156
Contoh: Cari matriks kebalikan dari B = 4 1 -1
                                                        0 3 2
                                                        3 0 7
Matriks kofaktor K= 3 2                0 2        0 3    = 21 6 -9
                                   -
                           0 7         3 7        3 0     -7 31 3

                           1 -1        4 -1       4 1     5 -8 12
                       -                      -
                           0 7         3 7        3 0


                           1 -1        4 -1       4 1
                                   -
                           3 2         0 2        0 3


              Matematika Ekonomi                                157
Matriks putaran K = K’ =           21 -7   5
                                   6 31 -8
                                   -9   3 12


Matriks kebalikan = B-1
adalah: (1/det B)K’.
det (B) = (4)(3)(7) +
          (1)(2)(3) +
          (0)(0)(-1)               B-1 = (1/99) 21 -7 5
         -(-1)(3)(3)
         -(2)(0)(4)                            6 31 -8
         -(1)(0)(7) = 99
                                               -9 3 12



              Matematika Ekonomi                          158
Untuk menguji, maka: BB-1 = I
      4 1 -1        21/99 -7/99 5/99    = 1 0 0
      0 3 2          6/99 31/99 -8/99     0 1 0
      3 0 7         -9/99 3/99 12/99      0 0 1


        B                       B-1        I




               Matematika Ekonomi                 159
PENGGUNAAN MATRIKS KEBALIKAN DALAM
     EKONOMI (INPUT – OUTPUT Analysis)

Dalam analisis ekonomi dikenal keterkaitan antar in-
dustri (atau sektor industri). Artinya output suatu
sektor dipakai untuk memenuhi sektor lain, dan me-
menuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah,
pembentukan modal maupun ekspor. Sementara
Input suatu sektor dibeli dari sektor lain.




              Matematika Ekonomi                  160
Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu
sektor dgn sektor lain dinyatakan dengan himpunan
persamaan linear. Contoh analisis input-output
Leontief.
Dengan notasi matriks model I-O sbb:
    AX + F = X atau
    X - AX = F atau
    (I – A)X   = F                  pers matriks Leontief
    X = F/(I - A) = (I – A)-1. F.

                      Matriks kebalikan
                      Leontief



               Matematika Ekonomi                      161
0.2       0.3   0.2 ,                 x1 ,   10      Mis. Sektor
                                                     perekonomian
0.4       0.1   0.2                   x2      5      terdiri dari 3
                                                     sekt. Pert, Ind,
0.1       0.3   0.2                   x3       6     dan Jasa.

           A                          x        F


1 0 0 - 0.2              0.3          0.2    = 0.8 -0.3 -0.2
0 1 0           0.4      0.1          0.2     -0.4 0.9 -0.2
0 0 1           0.1      0.3          0.2     -0.1 -0.3   0.8
      I
                                A

           0.8 -0.3 -0.2               x1 = 10
          -0.4 0.9 -0.2                x2     5
          -0.1 -0.3      0.8           x3      6
                I-A                            F
                                      x
                 Matematika Ekonomi                                162
Matriks Kofaktor dari (I – A) adalah
 M11 -M12 M13 = 0.66 0.34 0.21 , K’ = 0.66 0.30 0.24
-M21 M22 -M23           0.30 0.62 0.27              0.34 0.62 0.24
 M31 -M32 M33           0.24 0.24 0.60               0.21 0.27 0.60


(I – A)-1 = 1/(det (I-A)K’       0.384 0.66 0.30 0.24
                                = 1
                                        0.34 0.62 0.24
                                            0.21 0.27 0.60


                                   = 1.72 0.78 0.63 = R
                                         0.90 1.61 0.63
                                         0.55 0.70 1.56


                   Matematika Ekonomi                                 163
Arti dari matriks kebalikan Leontief:
Mis r12 = 0.78, artinya untuk menopang setiap per-
mintaan akhir akan produk Industri, harus
diproduksi sebanyak 0.78 satuan produk pertanian.
R23 = 0.68, artinya untuk menopang setiap permin-
taan akhir akan produk Jasa, maka harus diproduk-
si sebanyak 0.68 satuan produk Industri.




              Matematika Ekonomi                 164
Vektor x adalah vektor permintaan akhir yaitu:
                     (I – A)-1F

 X = x1 = 1/0.384 [0.66(10) + 0.30(5) + 0.24(6)] = 24.84
     x2   1/0.384 [0.34(10) + 0.62(5) + 0.24(6)] = 20.68
     x3   1/0.384 [0.21(10) + 0.27(5) + 0.60(6)] = 18.36


 Artinya: Berdasarkan permintaan akhir yang ada, maka dira-
 malkan output sektor pertanian, industri dan jasa masing-
 masing akan menjadi 24.84 satuan, 20.68 satuan dan 18.36
 satuan.
 Dengan analogi yang sama, jika permintaan akhir mau di-
 naikkan, maka ramalan output tiap sektor dapat diketahui.



                 Matematika Ekonomi                          165
Penutup: TUHAN Maha Tahu
              tetapi tidak pernah memberi tahu !
        Mengapa ?
              Manusia sudah diberi pikiran
        dan manusia adalah makhluk
                               yang berpikir.
        Matematika merupakan sarana berpikir




          Matematika Ekonomi                       166

More Related Content

What's hot

Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiMayawi Karim
 
2. model – model ekonomi
2. model – model ekonomi2. model – model ekonomi
2. model – model ekonomithohaboice
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat33335
 
MTE3023 -SIFAT OPERASI NOMBOR
MTE3023 -SIFAT OPERASI NOMBORMTE3023 -SIFAT OPERASI NOMBOR
MTE3023 -SIFAT OPERASI NOMBORBarathi Ragenra
 
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraanIna MeLino
 
Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswaLembar kerja siswa
Lembar kerja siswaReni Dian
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01KuliahKita
 
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4rabib
 
himpunan dalam matematika
 himpunan dalam matematika himpunan dalam matematika
himpunan dalam matematikaFarichah Riha
 

What's hot (16)

Kuliah15baru
Kuliah15baruKuliah15baru
Kuliah15baru
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologi
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
2.himpunan
2.himpunan  2.himpunan
2.himpunan
 
2. model – model ekonomi
2. model – model ekonomi2. model – model ekonomi
2. model – model ekonomi
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat
 
MTE3023 -SIFAT OPERASI NOMBOR
MTE3023 -SIFAT OPERASI NOMBORMTE3023 -SIFAT OPERASI NOMBOR
MTE3023 -SIFAT OPERASI NOMBOR
 
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan
09 tajuk-2-operasi-dan-pengiraan
 
Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswaLembar kerja siswa
Lembar kerja siswa
 
3.himpunan
3.himpunan3.himpunan
3.himpunan
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Bab 1 himpunan
Bab 1 himpunanBab 1 himpunan
Bab 1 himpunan
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
 
Himpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskritHimpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskrit
 
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4
 
himpunan dalam matematika
 himpunan dalam matematika himpunan dalam matematika
himpunan dalam matematika
 

Viewers also liked

Brian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksiBrian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksiBrian Raafiu
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Yunus Thariq
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomiAchmad Pradana
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenHarya Wirawan
 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranHaidar Bashofi
 

Viewers also liked (9)

Brian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksiBrian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksi
 
Bab 3 mtk
Bab 3 mtkBab 3 mtk
Bab 3 mtk
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
Permintaan, penawaran, elastisitas, dan harga
Permintaan, penawaran, elastisitas, dan hargaPermintaan, penawaran, elastisitas, dan harga
Permintaan, penawaran, elastisitas, dan harga
 
FUNGSI/1/EKOMA/1
FUNGSI/1/EKOMA/1FUNGSI/1/EKOMA/1
FUNGSI/1/EKOMA/1
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaran
 

Similar to Matematika

Similar to Matematika (20)

Matematika[1]
Matematika[1]Matematika[1]
Matematika[1]
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomiPertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomi
 
Pertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomiPertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomi
 
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi.ppt
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi.ppt1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi.ppt
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi.ppt
 
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi_2.ppt
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi_2.ppt1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi_2.ppt
1-pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi_2.ppt
 
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdfMATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
 
Teori probabilitas
Teori probabilitasTeori probabilitas
Teori probabilitas
 
Teknik Counting 2
Teknik Counting 2Teknik Counting 2
Teknik Counting 2
 
Ek107 002003-565-6
Ek107 002003-565-6Ek107 002003-565-6
Ek107 002003-565-6
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
Bab 1 himpunan
Bab 1 himpunanBab 1 himpunan
Bab 1 himpunan
 
02 himpunan
02 himpunan02 himpunan
02 himpunan
 
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdfPPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
 
Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...
Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...
Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...
 
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMPKisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
Kisi-kisi UN Matematika kelas 9 SMP
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

Matematika

  • 2. MATERI MATRIKULISI PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNJA Oleh FAUZIA DWI UTARI
  • 3. Ruang Lingkup: Himpunan, Hubungan, Fungsi, Kalkulus, dan Matriks. Sasaran: Mahasiswa Program Studi Agribisnis yang diterima pada Program Pascasarjana Fakultas pertanian Univ. Jambi Tujuan : Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep- kosep Matematika dalam penerap-annya pada persoalan ekonomi. Matematika Ekonomi 3
  • 4. Kompetensi: Mampu menyelesaikan persoalan Ekonomi dan Bisnis dengan alat analisis Matematika. Literatur Chiang A.C, 1984. Fundamental Methods of Mathematical Economics. Third Edition, Mc Graw- Hill Book Inc. New York Johannes, H dan Handoko, BS. 1994. Pengantar Matematika untuk Ekonomi. Edisi ke empat belas. LP3ES. Jakarta Matematika Ekonomi 4
  • 5. Materi: Pegertian Matematika Himpunan Sistem Bilangan Fungsi Fungsi Linear Fungsi non Linear Diferensial Fungsi Sederhana Diferensial Fungsi Majemuk Aljabar Matriks Matematika Ekonomi 5
  • 6. MATEMATIKA ASAL KATA Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau belajar. Dengan mempelajari mate- matika, seseorang akan terbiasa mengatur jalan pemikirannya dgn sistematis. Berpikir matematis: Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 mil akan MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga.
  • 7. Berpikir matematis: Untuk dapat mengenderai mobil, harus belajar menyupir. Untuk dapat supir mobil yang baik, dia perlu pengetahuan matematika. Matematika, merupakan sarana = pendekatan untuk suatu analisa. Dengan mempelajari matematika, membawa sese-orang kepada kesimpulan dalam waktu yang singkat. Matematika Ekonomi 7
  • 8. Ekonomi dan Matematika Ekonomi Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan pendekatan matematis dibanding dengan tanpa pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya: a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau pokok bahasan menjadi sederhana. b. Dengan pendekatan matematis, berarti mengaktif- kan logika dengan asumsi-asumsinya. c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam meng- gambarkan sesuatu (hubungan antar variabel) Mis Qd = f(Pr, Inc, Pi, … ), Pr = harga komoditi ybs Inc = pendapatan, Pi = harga kom. substitusi Matematika Ekonomi 8
  • 9. Kelemahannya pendekatan matematis: a. Bahasa matematis tidak selalu mudah dimengerti oleh ahli ekonomi sehingga sering menimbulkan kesukaran. Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi bagaimana mengartikan persamaan matematis tersebut, mis dalam: permintaan, produksi, pendapatan nas, dll. sehingga ahli ekonomi sulit memetik keuntungan dari matematika. b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki pengetahuan dasar matematika, ada kecenderungan: (1) membatasi diri dengan hanya memecahkan persoalan secara matematis Matematika Ekonomi 9
  • 10. (2) membuat beberapa asumsi yang kurang tepat demi memudahkan pendekatan matematis atau statistis. Artinya, lebih banyak berbicara matematika dan statistika dari pada prinsip/ teori ekonomi. Kesimpulan dari bahasa adalah: 1. Matematika merupakan pendekatan bagi ilmu ekonomi. 2. Pendekatan matematis merupakan “ mode of transportation” yaitu membawa pemikiran kepada kesimpulan dengan singkat (model) Matematika Ekonomi 10
  • 11. Matematika Ekonomi dan Ekonometrika Ekonometrika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan statistika untuk menganalisa data ekonomi. Data Ekonometrika Matematika Ekonomi - Deduksi - Induksi - Model - Mengolah data - Mengambil kesimpulan Matematika Ekonomi 11
  • 12. Teori Ekonomi Fakta deduktif Model atau Hipotesis Data Ekonomi Satu Persamaan Teori Statistika Metode Ekonometrika Simultan induktif Teori Teori Teori Diterima Ditolak Disempurnakan Matematika Ekonomi 12
  • 13. Bidang Matematika Ekonomi yang dibahas: Menurut “Social Science Research Council, seorang ahli ekonomi harus mengerti matematika : Himpunan (gugus), hubungan dan fungsi, teori matriks, kalkulus (limit fungsi, diferensial, persamaan diferensi, partial differentiation, integrasi multipel). Matematika Ekonomi 13
  • 14. HIMPUNAN = GUGUS Silabus: • Definisi, pencatatan dan himpunan khas • Himpunan Bagian • Pengolahan (operasi) himpunan • Hubungan Matematika Ekonomi 14
  • 15. 1. Definisi, pencatatan dan himpunan khas Himpunan adalah kumpulan dari obyek- obyek yg memiliki sifat tertentu. Sifat ini menjadi penciri yg membuat obyek/unsur itu termasuk dalam himpunan yang sedang dibicarakan. Himpunan dilambangkan : A, B, X, …, Z (kapital) Obyek atau unsur atau elemen dilambang- kan a,b,c, … atau 1, 2, 3, … Perhatikan (… tiga titik) dibaca dan sete- rusnya. Matematika Ekonomi 15
  • 16. Dua cara pencatatan suatu himpunan a. Cara pendaftaran: P = { 2, 3, 4 } P = nama himpunan/gugus tanda kurawal buka dan kurawal tutup “ dan “ menyatakan himpunan 2, 3, 4 = obyek/unsur/elemen Artinya, himpunan P beranggotakan bilangan bulat positip: 2, 3, dan 4. b. Pendefinisian sifat: X = { x / x bil. genap} X = nama himpunan x = obyek/unsur/elemen tanda “/” dibaca dengan syarat x bil genap = sifat atau ciri Matematika Ekonomi 16
  • 17. Cara pendefinisian sifat yang lain: J={x/2 <x<5} x merupakan unsur Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan semua bilangan nyata lebih besar dari 2 dan lebih kecil dari 5 Himpunan khas: a. Himpunan Semesta (S) atau Universum (U) Merupakan himpunan keseluruhan obyek yang sedang dibicarakan S = { x / x bilangan ganjil }, berarti semua bil ganjil b. Himpunan kosong (emty set) E = { } himpunan kosong atau dicatat dengan “ø” Matematika Ekonomi 17
  • 18. Perhatikan: P = { 2, 3, 4 } Untuk menyetakan keanggotaan dicatat dengan “€” Jadi: 2 € P 3€P 4 € P. Tanda € baca “unsur” atau “elemen” atau “didalam” Sebaliknya, 5, 6 tidak termasuk unsur P dicatat 5€P 6€P Tanda € dibaca “bukan unsur” atau “bukan elemen” atau “diluar”. Matematika Ekonomi 18
  • 19. 2. Himpunan bagian Suatu himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B, jika dan hanya jika setiap unsur A juga merupakan unsur himpunan B. A = { 2, 4, 6 }; B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 } Dicatat : A B, baca A himp. bagian B atau A anak gugus dari B Sebaliknya dicatat: B A, baca B mencakup A Tanda dibaca bukan himpunan bagian dan tanda dibaca tidak/bukan mencakup Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari suatu himp dibentuk himp lain dengan memilih unsur himp itu sebagai unsurnya. Matematika Ekonomi 19
  • 20. Contoh: X = { 1, 2, 3, 4 } Himpunan bagiannya: a.Memilih semua unsur: X4 = { 1, 2, 3, 4 } b.Memilih tiga unsur X31 = { 1, 2, 3 } X32 = { 1, 2, 4 } X33 = { 1, 3, 4 } X34 = { 2, 3, 4 } c. Memilih dua unsur X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 } X23 = { 1, 4 }; X24 = { 2, 3 } X25 = { 2, 4 }; X26 = { 3, 4 } Matematika Ekonomi 20
  • 21. d. Memilih 1 unsur: X11 = { 1 }; X12 = { 2 } X13 = { 3 }; X14 = { 4 } e. Tanpa memilih X0 = { } Jumlah himpunan bagian dari 1 himp. = 2 n 1 elemen: 1  2 himp bag 2 elemen: 1 2 1  4 himp bag 3 elemen: 1 3 3 1  8 himp bag 4 elemen: 1 4 6 4 1  16 himp bag 5 elemen: 1 5 10 10 5 1  32 himp bag Disebut segitiga Pascal = bilanga Binom Newton Matematika Ekonomi 21
  • 22. Latihan: Matematika Ekonomi 22
  • 23. 3. Pengolahan (operasi) Himpunan Operasi matematis: penjumlahan, penggandaan, pembagian. Operasi himpunan: gabungan (union), potongan (irisan) dan komplemen. Operasi Gabungan ( U ) A U B = { x / x ε A atau x ε B } A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B. Jika A = { 3, 5, 7 ); B = { 2, 3, 4, 8 } A U B = { 3, 5, 7, 2, 4, 8 } atau { 2, 3, 4, 5, 7, 8 } Matematika Ekonomi 23
  • 24. Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir S A B Sifat-sifat gabungan a. A U B = B U A  Hukum komutasi b. A (A U B) dan B (A U B) Matematika Ekonomi 24
  • 25. Operasi potongan (irisan) = ∩ A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B } A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 } A ∩ B = { 5, 15 } Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir: s A B Matematika Ekonomi 25
  • 26. Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi) b. (A ∩ B) A dan (A ∩ B) B Operasi selisih Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B A – B = { x / x € A, tetapi x € B } Diagram Venn A – B sebagai berikut: S A B Matematika Ekonomi 26
  • 27. Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g } A – B = { a, c } serta B – A = { f, g } A – B sering dibaca “A bukan B”. Sifat: a (A – B) A; (B – A) B b (A – B); dan (B – A) adalah saling asing atau terputus Matematika Ekonomi 27
  • 28. Komplemen A’ = { x / x € S, tetapi x € A } A’ baca “komplemen A” atau “bukan A” Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat positip A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir) S A A’ A Matematika Ekonomi 28
  • 29. Sifat: a. A U A’ = S b. A ∩ A’ = ø c. (A’)’ = A Latihan 1 Gambarkan sebuah diagram venn untuk menunjukkan himpunan universal S dan himpunan- himpunan bagian A serta B jika: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 } A = {2, 3, 5, 7 } B = {1, 3, 4, 7, 8 } Kemudian selesaikan : a). A – B b). B – A c) A ∩ B d). A U B e) A ∩ B’ f) B ∩ A’ g). (A U B)’ h) (A ∩ B)’ Matematika Ekonomi 29
  • 30. Latihan 2 Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan himpunan: € atau € A B A∩B AUB (A∩B)’ (AUB)’ € € € € € € € € Matematika Ekonomi 30
  • 31. Hubungan Himpunan Hasil kali Cartesius Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing x ε X dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut dapat disusun himpunan yang beranggotakan pasangan urut atau pasangan tersusun (x, y). Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika diberi dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan rumah diberi angka 1 hingga 3. Jadi : X = {1, 2, 3, 4} sedangkan Y = {1, 2, 3} Himpunan hasil kali Cartesius adalah: X x Y = {(x, y)/ x ε X, y ε Y} Matematika Ekonomi 31
  • 32. Cara mendapatkan himpunan X x Y tsb: Y X 1 2 3 1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) 2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) 3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) 4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) X x Y = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Matematika Ekonomi 32
  • 33. Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan dalam sistem koordinat cartesius berikut: Y PR = {1, 2} malas PR = {3, 4} rajin 3 • H1 • • H4 • U = {1, 2} kurang mengerti U = {3} pintar 2 • • • • H2 H3 Terdapat 4 himp bag 1 • • • • H1 = {malas ttp pintar} 0 1 2 3 4 X H2 = {malas dan krg Gbr: Hubungan nilai ujian mengerti} dan nilai pekerjaan rumah H3 = {rajin ttp krg ngerti} H4 = {rajin dan pintar} Matematika Ekonomi 33
  • 34. Daerah dan Wilayah (Range) hubungan Perhatikan kembali Himpunan hasil kali Cartesius: H = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Himpunan unsur-unsur pertama pasangan urut, disebut dengan Daerah hubungan Dh = {1, 2, 3, 4} Himpunan unsur-unsur kedua pasangan urut, disebut dengan Wilayah hubungan: Wh = {1, 2, 3} Matematika Ekonomi 34
  • 35. Kesimpulan: Himpunan hasil kali Cartesius adalah himpunan pasangan urut atau tersusun dari (x, y) dimana setiap unsur x € X dipasangkan dengan setiap unsur y € Y. X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y } Daerah hubungan Dh = { x / x € X} Daerah hubungan: Wh = { y / y € Y} Matematika Ekonomi 35
  • 36. SISTEM BILANGAN 1. Pembagian bilangan Bilangan 2; -2; Nyata 1,1; -1,1 Khayal + dan - Akar negatip Rasional Irrasional √(-4) = ± 2 Hasil bagi dua bil Hasil bagi dua bil bulat, bulat, pecahan pecahan desimal tak desimal atau berulang desimal berulang 0,14925253993999… π, ℮ 0,1492525 1; 4; 8; Bulat termasuk Pecahan ½; 2/7 dsb 0 Matematika Ekonomi 36
  • 37. 2. Tanda pertidaksamaan Tanda < melambangkan “lebih kecil dari” Tanda > melambangkan “lebih besar dari” Tanda ≤ “lebih kecil dari atau sama dengan” Tanda ≥ “lebih besar dari atau sama dengan” 3. Sifat Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b+ d Matematika Ekonomi 37
  • 38. Fungsi Silabus: a. Pengertian b. Macam-macam fungsi c. Fungsi Linear d. Fungsi non Linear Matematika Ekonomi 38
  • 39. Pengertian Himpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn hubungan. Tetapi ada hubungan dimana satu unsur X dihubungkan dengan satu unsur Y. (tidak setiap unsur X dihubungkan dengan setiap unsut Y) Dengan denah Venn sbb: X Y ◦ • ◦ • Hubungan 1 - 1 ◦ • Hubungan dengan kasus diatas, bahwa untuk setiap nilai x dihubungkan (hanya terdapat satu) nilai y yang sesuai, disebut dengan bentuk hubungan atau fungsi. Jelasnya fungsi LINEAR Matematika Ekonomi 39
  • 40. Perhatikan juga contoh berikut: Y y = f(x) •x1 •y1 y1 • • •x2 •yn •xn X 0 x1 x2 Y X Gambar di atas, nilai x1 dan x2 dalam X, dihubung- kan dengan nilai y1 dalam Y, dengan bentuk y = f(x) Fungsi disebut juga TRANSFORMASI, jadi x di transformasikan di dalam himpunan y. Matematika Ekonomi 40
  • 41. Transformasi mengandung pengertian yang luas: a. x menentukan besarnya nilai y b. x mempengaruhi nilai y c. Dll. Pernyataan y = f(x) dibaca: y merupakan fungsi dari x atau dicatat : f : x  y aturan ditransformasi simbol “f” diartikan sebagai “aturan” transformasi unsur himp. X kedalam himpunan Y Lebih spesifik: Fungsi: suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan ketergan- tungan (hub fungsional antara satu variabel dengan variabel lain Matematika Ekonomi 41
  • 42. Perhatikan: y = f(x) x merupakan sebab (variabel bebas) y akibat dari fungsi (variabel terikat) Himpunan semua nilai-nilai x, disebut sebagai Domain atau Daerah fungsi (Df) dan nilai y disebut dengan Range atau Wilayah fungsi (Rf = Wf). Df = { x / x ε X } Wf = { y / y ε Y } Misal: Biaya total C dari suatu perusahaan setiap hari merupakan fungsi dari output Q tiap hari: C = 150 + 7Q. Perusahaan memiliki kapasitas limit sebesar 100 unit per hari.Berapa Daerah dan Range dari fungsi biaya? Jawaban: Df = { Q / 0 ≤ Q ≤ 100 } Rf = { C / 150 ≤ C ≤ 850 }  Dapat Anda jelaskan ? Matematika Ekonomi 42
  • 43. Macam-macam fungsi a. Fungsi Bentuk umumnya : Polinomial y = a + bx + cx2 + . . . + pxn y y Slope = a1 case c < 0 a0 a0 x x Konstan, jika n = 0 Linear, jika n = 1 Kuadratik, jika n = 2 y=a y = a + bx Y = c + bx + ax2 Matematika Ekonomi 43
  • 44. y • Titik maksimum Titik belok • Fungsi kubik y = d + cx + bx2 + ax3 x y Titik maksimum Fungsi polinom derajad 4 y = e + dx + cx2 + bx3 + ax4 Titik minimum x Matematika Ekonomi 44
  • 45. b. Fungsi Rasional Fungsi ini, dengan y dinyatakan sebagai rasio dua polinomial dengan variabel x atau juga berupa fungsi hiperbola. y Hiperbola: y = (a/x), a > 0 x 0 c. Fungsi eksponensial dan logaritma y y Logaritma Eksponensial y = logbx y = bx , b>1 x MatematikaxEkonomi 0 45 0
  • 46. Fungsi linear • Fungsi linear merupakan bentuk yang paling dasar dan sering digunakan dalam analisa ekonomi • Fungsi linear merupakan hubungan sebab-akibat dalam analisa ekonomi – misalnya: - antara permintaan dan harga - invests dan tingkat bunga - konsumsi dan pendapatan nasional, dll • Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 1 atau fungsi polinom derajad-1. Matematika Ekonomi 46
  • 47. Bentuk umum Diturunkan dari fungsi polinom: y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn Disebut fungsi linear jika n = 1 yaitu y = a + bx  bentuk umum Contoh: y = 4 + 2x  a = 4 b=2 Pengertian: a = 4 = penggal garis pada sumbu vertikal y b = 2, adalah koefisien arah atau lereng atau slope garis. Matematika Ekonomi 47
  • 48. y x a a0 = penggal garis a +b y= a y = ax + b, a pada sumbu y a yaitu nilai y ∆y = a ∆x saat x = 0 b x 1 2 3 4 5 0 a = lereng garis atau ∆y/Δx pada x = 0, ∆y/∆x = a; pada x = 1, ∆y/∆x = a Matematika Ekonomi 48
  • 49. Perhatikan bahwa lereng fungsi linear selalu konstan. Latihan-1 y = 4 + 2x Penggan garis pada sumbu y = …………… Lereng garis : x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a Mendapatkan 0 - - - penggal garis pada sumbu y 1 ketika x = 0 2 3 4 Matematika Ekonomi 49
  • 50. Lengkapi tabel berikut dari garis: y = 4 + 2x x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a -3 Mendapatkan -2 penggal garis -1 pada sumbu x ketika y = 0 0 1 2 3 4 Matematika Ekonomi 50
  • 51. Kurva (grafik) fungsi Fungsi Linear, kurvanya garis lurus karena lerengnya sama. Misalkan y = 36 – 4x maka a = -4  (∆y/∆x) b = 36 Menggambarkan kurvanya cukup mencari titik potong (penggal) dengan: sumbu x dan penggal dengan sumbu y Hubungkan kedua titik penggal tersebut Titik penggal pada sb x,  y = .., x = … atau titik (…, …) Titik penggal pada sb y,  x = .., y = … atau titik (…, …) Matematika Ekonomi 51
  • 52. Grafik: y 36 • (0,36) 18 y = 36 – 4x (9,0) • x 0 9 Grafik dengan lereng negatip Matematika Ekonomi 52
  • 53. Gambarkan grafik fungsi: y = 2 + 4x Titik penggal dg sb x  y = 0, x = -1/2, (-1/2, 0) Titik penggal dg sb y  x = 0, y = 2, (0,2) Gambarkan : y y = 2 + 4x x 0 Grafik dengan lereng positip Matematika Ekonomi 53
  • 54. Fungsi non linear (kuadratik) Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang sering digunakan dalam analisa ekonomi • Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear juga merupakan hubungan sebab-akibat • Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2 atau fungsi polinom derajad-2. Bentuk umum Diturunkan dari fungsi polinom: y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn Disebut fungsi kuadratik jika n = 2 dan a2 ± 0, yaitu y = a0 + a1x + a2x2 atau sering ditulis: y = ax2 + bx + c Matematika Ekonomi 54
  • 55. Contoh - 1: • Contoh - 2: y = 8 – 2x – x2 a= • y = 2x2 + 4x + 6 a -1 (a < 0) = 2  a > 0) b = -2 c b=4 =8 c=2 Menggambar kurva non linear kuadratik a. Cari titik penggal dengan sb x, pada nilai y = 0 0 = 8 – 2x – x2 atau 8 – 2x – x2 = 0 Menyelesaikan persamaan ini dapat melalui dua cara: 1. Faktorisasi Maksudnya, menguraikan ruas utama fungsi tersebut menjadi bentuk perkalian ruas- ruasnya atau disebut bentuk perkalian dua fungsi yang lebih kecil Matematika Ekonomi 55
  • 56. Faktorisasi persamaan di atas menghasilkan: (2 - x)(4 + x) f(x) = g(x).h(x) (2 - x)(4 + x) = 0 (2 - x) = 0, berarti x = 2, di titik (2, 0) (4 + x)= 0, berarti x = -4, dititik (-4, 0) 2. Memakai rumus kuadrat (bujur sangkar) -b ± √ b2 – 4ac x = -------------------- 2c - (-2) ± √ (-2)2 – 4(-1)(8) x = ------------------------------- 2(-1) Matematika Ekonomi 56
  • 57. 2 ± √ 4 + 32 2±6 x = ---------------- = --------- -2 -2 x1 = (2 + 6)/(-2) = -4,  titik (-4, 0) x2 = (2 – 6)/(-2) = 2,  titik (2, 0) Hasilnya sama dengan cara faktorisasi. b. Cari titik penggal dengan sb y, pada nilai x = 0 y = 8 – 2x – x2, untuk x = 0, y = 8, titik (0,8) c. Karena ciri fungsi kuadrat memiliki titik maksi- m atau minimum (lihat gambar terdahulu) maka titik ini harus dicari. Matematika Ekonomi 57
  • 58. Mencari titik maks atau min Sifat fungsi kuadratik a. Memiliki titik maks atau min yang disebut titik ekstrim. Titik maks jika a < 0 dan min jika a > 0 b. Titik maks atau min pada titik (x, y) dengan: -b b2 – 4ac x = ----, dan y = ----------- 2a -4a c. Kurvanya simetri pada titik xmaks/min y = 8 – 2x – x2, a < 0  berarti maks xmaks = -(-2)/(2)(-1) = -1 ymaks = [(-2)2 – 4(-1)(8)]/(-4)(-1) = 36/4 = 9.  titik maks (-1, 9). Matematika Ekonomi 58
  • 59. Gambarkan kurvanya: y 0 x Matematika Ekonomi 59
  • 60.  Latihan: Dengan cara yang sama selesaikan Contoh - 2: y = 2x2 + 4x + 6 Matematika Ekonomi 60
  • 61. Lanjutan: Matematika Ekonomi 61
  • 62. Hubungan dua garis Dua buah garis dengan fungsi linier dapat: a. berimpit + b1 Berimpit: Jika dan hanya jika a 1x + b 2 y 1 = a 2x a1 = a2 y2 = b1= b2 b. Sejajar x + b1 y1 = a1 Sejajar: Jika dan hanya jika a1 = a2 + b2 = a 2x y2 b1 ± b2 Matematika Ekonomi 62
  • 63. c. Berpotongan Berpotongan: jika dan y hanya jika Ttk pot x + b1 y1 = a1 a1 ± a2 • y2 =a b1 ± b2 2 x+ b 2 x Dua garis fungsi linear dan fungsi non linear hanya dapat berpotongan. y Ttk pot b 1 + Ttk pot a 1x a<0 • y1 = • a>0 y2 = ax2 + bx + c x Matematika Ekonomi 63
  • 64. Mencari titik potong dua garis/persamaan Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada perpotongan tersebut Caranya: (1) Bentuk fungsi harus y = f(x) (2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik potong Cari titik potong fungsi x = 15 – 2y dan 3y = x +3 x = 15 – 2y  y = -(1/2)x + 15/2 3y = x +3  y = (1/3)x + 1 -(1/2)x + 15/2 = (1/3)x + 1 -(1/2)x – (1/3)x = 1 – 15/2 x = 78/10 Matematika Ekonomi 64
  • 65. Untuk mendapatkan y, substitusi x = 78/10 pada salah satu fungsi: y = (1/3)x + 1, untuk x = 78/10; y = (1/3)(78/10) + 1 y = 26/10 Titik potong fungsi (x, y) = (78/10, 26/10) Matematika Ekonomi 65
  • 66. Mencari titik potong dua garis/persamaan (1) 2x + 3y = 21 dan (2) x + 4y = 23 Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada saat perpotongan tersebut. Ubah persamaan di atas menjadi bentuk y = f(x) (1) 2x + 3y = 21  3y = 21 – 2x atau y = 7 – (2/3)x (2) x + 4y = 23  4y = 23 – x atau y = (23/4) – (1/4)x Titik potong kedua garis: 7 – (2/3)x = (23/4) – (1/4)x 7 – (23/4) = (2/3)x – (1/4)x 5 = (5/12)x x = 12.  y = 11/4  (12, 11/4) Matematika Ekonomi 66
  • 67. Penggunaan Fungsi dalam ekonomi Analisa keseimbangan pasar Keseimbangan pasar – Model linear Asumsi-1: Keseimbangan pasar terjadi jika “ekses demand” = 0 atau (Qd – Qs = 0) Asumsi-2: Qd = jumlah permintaan adalah fungsi linear P (harga). Jika harga naik, maka Qd turun. Asumsi-3: Qs = jumlah penawaran adalah fungsi linear P. Jika harga naik, maka Qs juga naik, dengan syarat tidak ada jlh yang ditawarkan sebelum harga lebih tinggi dari nol. Persoalan,bagaimana menentukan nilai
  • 68. Dalam pernyataan matematis, keseimbangan terjadi pada saat: Qd = Qs Qd = a - bP, slope (-) (1) Qs = -c + dP, slope (+) (2) Gambarnya sbb: Qd, Q s a Qs = -c + dP Qd = a -bP keseimbangan Q0 0 P P1 P0 -c Matematika Ekonomi 68
  • 69. Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb: Qs = 4 – p2 dan Qd = 4P – 1 Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam ekonomi, maka titik potong pada (1, 3), dan (-5, -21) tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah positip) maka keseimbangan pada (1, 3)} 4 QS = 4p - 1 3 1,3 keseimbangan QD = 4 - p2 0 1 2 -1 Matematika Ekonomi 69
  • 70. Latihan Temukan keseimbangan dari Qd dan Qs tersebut Matematika Ekonomi 70
  • 71. Keseimbangan pasar (lanjutan) Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an permintaan dan penawaran dari suatu komoditi tertentu jika: Qd = 16 – P2 , (Permintaan) QS = 2p2 – 4p (penawaran) Gambarkan grafiknya Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5 Matematika Ekonomi 71
  • 72. Penjelasan Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs 16 – p2 = 2p2 – 4p 3p2 – 4p – 16 = 0 Ingat fungsi polinom derajad 2 atau n = 2 dengan bentuk umum: ax2 + bx + c Koefisien a = 3, b = -4, dan c = -16 p = (-b) ± (b2 – 4ac)1/2 = 4 ± (16 + 192)1/2 = 3.1 (+) 2a 6 Qd = 16 – p2 = 16 - (3.1)2 = 6.4 Jadi keseimbangan tercapai pada Jlh komoditas 6.4 dan harga 3.1. Atau (Q, p) = (6.4 , 3.1) Matematika Ekonomi 72
  • 73. Grafik: Fungsi Permintaan: Qd = 16 – p2 a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 16, (16,0) b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 16 – p2 = 0 (p – 4)(p + 4). p – 4 = 0, p = 4, ttk (0, 4) p + 4 = 0, p = -4, ttk (0, -4) c.Titik maks/min: (Q,p) Q = (-b/2a) = 0/-2 = 0 p = (b2 – 4ac)/(-4a) = 0 – 4(-1)(16)/(-4)(-1)) = 16 atau pada titik (0, 16) Matematika Ekonomi 73
  • 74. Grafik: Fungsi penawaran Qs = 2p2 – 4p a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 0, (0,0) b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 2p2 – 4p = 0 Atau 2p(p – 2) = 0; 2p = 0; p = 0; ttk pot (0, 0) (p – 2) = 0; p = 2; ttk pot ( 0, 2) c. Titik maks/min: (Q,p) Q = (-b/2a) = 4/4 = 1 p = (b2 – 4ac)/(-4a) = (-4)2 – 4(2)(0)/(-4)(2) = 2 atau pada titik (1, 2) Matematika Ekonomi 74
  • 75. Grafik: p Qs 4 3.1 Qd 2 Q 0 6.4 16 Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5 Untuk p = 3.5, terjadi ekses supply dan p = 2.5, terjadi ekses demand Matematika Ekonomi 75
  • 76. Penjelasan ekses suplai dan ekses demand Qs Qd Ekses demand mendorong harga naik, dan ekses supply mendorong harga turun. Matematika Ekonomi 76
  • 77. DERIFATIF 1.1. Pengantar Kalkulus Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang a. Fungsi b. Derivatif atau fungsi turunan c. Derivatif parsial dan d. Integral sangat luas penggunaannya dalam ilmu ekonomi.Khusus tentang derivatif (kalkulus dife- rensial) dapat diinventarisir aplikasinya dalam ilmu ekonomi diantaranya: 1). Elastisitas, khususnya elastisitas permintaan Matematika Ekonomi 77
  • 78. 2) Elastisitas produksi 3) Biaya total, rata-rata dan marginal 4) Revenue dan marginal revenue 5) Maksimisasi penerimaan dan profit. 6) dll. Pendekatan matematis yang sangat pesat dewasa ini membuat seorang ahli ekonomi termasuk Agric. Economist, atau agribussines manager perlu mendalami pengetahuan kalkulus diferensial dan inte-gral. Untuk kesempatan ini, kalkulus diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi lebih diutamakan. Matematika Ekonomi 78
  • 79. 1.2. Limit fungsi Pandanglah fungsi h yang diberikan dengan persamaan: 2x2 + x - 3 h(x) = ------------- x-1 Persamaan ini harus disederhanakan sedemikian rupa, supaya jika disubstitusikan nilai x = 1, (per- hatikan pembagi/penyebut) maka nilainya ± 0/0 (bentuk tak tentu) Matematika Ekonomi 79
  • 80. Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas fak- tornya, sehingga: 2x2 + x - =3 (x-1)(2x +3) h(x) = ------------- ------------- = 2x + 3 x-1 x-1 x2 - 4 Demikian juga jika g(x) = ---------, nilainya akan tak x-2 tentu, untuk x = 2 Karena itu g(x) disederhanakan menjadi: (x – 2)(x + 2) g(x) = ------------------- = x + 2. x-2 Matematika Ekonomi 80
  • 81. Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai berikut: Fungsi h tdk terdefi- nisi di titik x = 1. Un- tuk x ± 1, maka h(x) y = 2x + 3. Sehingga untuk x mendekati 5 ◦ 1, h(x) akan mende- 4 y = h(x) kati 5. Dikatakan 3 limit fungsi h dititik x 2 = 1 adalah 5. 1 0 1 x Matematika Ekonomi 81
  • 82. Keadaan di atas, dicatat sebagai: 2x2 + x - 3 lim h(x) = lim ------------- = 5 x1 x1 x-1 Baca: limit fungsi h(x) untuk x menuju 1 Demikian juga dengan g(x) di atas x2 - 4 lim g(x) = lim --------- = 4. x2 x2 x-2 Matematika Ekonomi 82
  • 83. 1.3. Pengertian Derivatif Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x) mempunyai nilai (terdefinisi) pada x = x0 dan y = f(x) kontinu di titik tersebut, maka: lim f(x) = f(x0) Y x -> x0 Y = f(x) diskontinu pada x = x0 Y = f(x) Y=f(x) y1 ◦ y0 y0 • Y = f(x) kontinu • pada x = x0 x x0 x0
  • 84. Sehingga f(x) – f(x0) 0 ------------------ = --- x – x0 0 Maka lim f(x) – f(x0) disebut dengan derivatif ------------- x->x0 x – x0 fungsi f dititik x = x0. Dengan mensubstitusi Δx = x – x0, atau x = x0 + Δx, untuk x-> x0 berarti Δx ->0 atau: f(x0 + Δx) – f(x0) lim ------------------- merupakan derivatif Δx atau turunan fungsi. Δx-> 0 Matematika Ekonomi 84
  • 85. Simbol derivatif fungsi dilambangkan dg: f’(x) atau dy/dx atau y’ atau Dxy. Atau dengan penjelasan lain: Ump. y = f(x) dengan kurva sbb: y = f(x) y + Δy = f(x + Δx) Y = f(x) y1 y Δy ◦ Δx Besarnya pertambahan adalah: x x1 Δy = f(x + Δx) – f(x). Dibagi dg Δx: Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x) ------------------------------- Δx Matematika Ekonomi 85
  • 86. lim Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x) ----------------------------- Δx->0 Δx adalah turunan fungsi tsb yaitu: y’ = f’(x) = dy/dx Contoh. Cari turunan y = f(x); y = x2 + 1, dititik x = 5. Jika x ditambah sebesar Δx, maka y akan bertambah sebesar Δy. y + Δy = (x + Δx)2 + 1 y = x2 + 1 (-) Matematika Ekonomi 86
  • 87. Dengan pengurangan: Δy = (x + Δx)2 + 1 – x2 – 1 = x2 + 2xΔx + (Δx)2 + 1 – x2 – 1 = 2xΔx + (Δx)2 Δy/Δx = 2x Δx + (Δx)2 Δx = 2x + Δx lim Δy/Δx = lim 2x + lim Δx dy/dx = 2x + 0 = 2x dititik x = 5, Δx ->0 berarti Δx ->0 Δx ->0 dy/dx untuk x = 5 adalah 10. Matematika Ekonomi 87
  • 88. 1.4 Rules of differentiation Rule 1: Derivative of a power function. Fungsi pangkat (power function) y = xn y + Δy = (x + Δx)n Δy = (x + Δx)n – y Δy = (x + Δx)n – xn Ingat kembali bil. Binom Newton (a + b)2 = a2 + 2ab + b2 (a + b)4 = a4 + 4a3b + 6a2b2 + 4ab3 + b4 = C(0, 4)a4 + C(1, 4)a3b + C(2, 4)a2b2 + C(3, 4)ab3+C(4,4)b3 Matematika Ekonomi 88
  • 89. C(i, n)  baca kombinasi tingkat i dari n unsur. C(i, n)  adalah teori kombinasi yang menyatakan memilih sebanyak i unsur dari suatu himpunan untuk menjadi anggota himpunan bagiannya. C(0, 4)  berarti kombinasi tingkat 0 dari 4 unsur. C(i, n) = ------------ n! i ! – (n – i)! Matematika Ekonomi 89
  • 90. n! = n(n-1)(n-2)(n-3) … 4! = 4. 3. 2. 1 = 24 0! = 1 Sekarang: Δy = (x + Δx)n – xn = C(0, n)xn + C(1, n)xn-1Δx + C(2, n)xn-2Δx2 + C(3, n)xn-3Δx3 + C(4, n)xn-4Δx4 + ………… + C(n-1, n)xΔxn-1 - xn Matematika Ekonomi 90
  • 91. n! n.n-1.n-2.n-3. C(0, n) = --------- = ---------------------- = 1 … 0!(n-0)! 1.n.n-1.n-2.n-3 … C(1, n) = ---------- = ---------------------- = n n! n.n-1.n-2.n-3. … 1!(n-1)! 1.n-1.n-2.n-3. … C(2, n) = ---------- = ---------------------- = ----- n! n.n-1.n-2.n-3. … n.n-1 2!(n-2)! 2.1.n-2.n-3. … 2 Matematika Ekonomi 91
  • 92. Δy = (x + Δx)n – xn = xn + nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 + 2 C(3, n)xn-3Δx3 + C(4, n)xn-4Δx4 + …… + C(n-1, n)xΔxn-1 - xn = nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 + C(3, n)xn-3Δx3 + C(4, n)xn-4Δx4 + …… + C(n-1, n)xΔxn-1 Matematika Ekonomi 92
  • 93. Δy = nxn-1+ n(n-1)xn-2Δx + Δx 2 C(3, n)xn-3Δx2 + C(4, n)xn-4Δx3 + …… + C(n-1, n)xΔxn-2 Δy Lim ---- = lim nxn-1 atau dy/dx = nxn-1 Δx->0 Δx Δx->0 Contoh: y = x5 dy/dx = 5x4. Mis C = total cost, q = output C = q3 derivatif C thdp q = 3q2. Matematika Ekonomi 93
  • 94. Rule 2: Multiplication by a constant. y = f(x)= cx2, c adalah konstanta, dy/dx? y + Δy = c(x + Δx)2 Δy = cx2 + c2xΔx + c(Δx)2 – cx2 = c2xΔx + c(Δx)2 ---- = c2x + c(Δx) Δy lim Δx = lim c2x , Jadi dy/dx = c2x ---- Δy Δx->0 Δx Δx->0 Matematika Ekonomi 94
  • 95. Contoh: y =f(x) = 5x2 f’(x) = 5(2)x2-1 = 10x Rule 3: Derivative of a sum f(x) = g(x) + h(x) Dengan pembuktian yang sama spt rule (1) dan (2) diperoleh: f’(x) = g’(x) + h’(x) Demikian juga untuk: f(x) = g(x) + h(x) + k(x) f’(x) = g’(x) + h’(x) + k’(x) Matematika Ekonomi 95
  • 96. Derivatif penjumlahan dua fungsi atau lebih sama dengan pengurangan atau selisih. f(x) = g(x) – h(x); f’(x) = g’(x) – h’(x). Contoh: Cari derivatif f(x) = 7x4 + 2x3 – 3x + 37 g(x) = 7x4; g’(x) = 28x3 h(x) = 2x3; h’(x) = 6x2 k(x) = -3x; k’(x) = -3 l(x) = 37; l’(x) = 0 jadi f’(x) = 28x3 + 6x2 – 3. Matematika Ekonomi 96
  • 97. Rule 4: derivative of a product Fungsi hasil kali berbentuk y = f(x) = g(x).h(x) f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x) Contoh: y = f(x) = (2x + 3)(3x2) g(x) = (2x + 3); g’(x) = 2 h(x) = 3x2; h’(x) = 6x Jadi: f’(x) = (2x + 3)(6x) + (3x2)(2) = 12x2 + 18x + 6x2 = 18x2 + 18x. Matematika Ekonomi 97
  • 98. Rule 5: derivatif of a quotient Bentuk umum hasil bagi dua fungsi: y = f(x) = g(x)/h(x). f’(x) = g’(x)h(x) – g(x)h’(x) [h(x)]2 Matematika Ekonomi 98
  • 99. Contoh: f(x) = (2x – 3)/(X + 1). g(x) = 2x – 3; g’(x) = 2 h(x) = x + 1; h’(x) = 1 f’(x) = (2)(x + 1) – (1)(2x – 3) = 2x + 2 – 2x + 3 (x = + 1)2 5 (x + 1) 2 (x + 1)2 Matematika Ekonomi 99
  • 100. Rule 6: Chain rule Fungsi berantai bentuknya sbb: y = f(u) u = g(x) y = f(z) z = g(u) Dicari derivatif y ter- u = h(x) hadap x atau dy/dx. Dari u = g(x) didpt Dengan cara yang sama du/dx. Dari y = f(u) didpt dy dy du dz = du dy/du, Maka dx dz dx dy = dy . du dx du dx Matematika Ekonomi 100
  • 101. Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat menghasilkan y unit gandum dan z adalah roti yg terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit lahan (x) dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga: y = 2x Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15 unit roti (z), yang digambarkan sebagai: z = 15y Apabila ada perubahan sejumlah kecil lahan (x), maka berapa besar perubahan roti (z) akan terjadi dari perubahan tersebut? Hal ini merupakan masa- lah hukum berantai dari turunan fungsi (derivatif). Matematika Ekonomi 101
  • 102. dy/dx merupakan perubahan y apabila sejumlah kecil perubahan x yaitu dy/dx = 2 Perubahan z apabila ada perubahan y dz/dy = 15 Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubah- an x menjadi: dz/dx = dz/dy. dy/dx = 15(2) = 30 unit. Matematika Ekonomi 102
  • 103. Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3 dan s = 1 – x. v = t2 dan t = 1 + x2 u = s3,  du/ds = 3s2 v = t2,  dv/dt = 2t s = 1 – x  ds/dx = -1 t = 1 + x2  dt/dx = 2x y = uv, adalah bentuk hasil kali berarti dy/dx = u.dv/dx + v.du/dx = u(dv/dt)(dt/dx) + v(du/ds)(ds/dx) = s3(2t)(2x) + t2(3s2)(-1) = 4s3tx -3t2s2 = s2t(4sx – 3t) Substitusi, dy/dx = (1-x)2(1+x2)[4(1-x)(x) – 3(1+x2)] Matematika Ekonomi 103
  • 104. Contoh: Jika y = (1 + x2)3, dapatkan dy/dx. Dengan memakai derivatif fungsi berantai: Mis u = 1 + x2, dan oleh karena itu y = u3 dy/dx = (dy/du)(du/dx) = (3u2)(2x) = 6x(1 + x2)2. Matematika Ekonomi 104
  • 105. 1.5. Derivatif of higher order Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif kedua dilambangkan dengan: d2y/dx2 atau f”(x) atau y” Demikian seterusnya untuk derivatif yang lebih tinggi. Semua hukum-hukum yang sudah dibahas, berlaku untuk mencari derivatif orde yang lebih tinggi. Contoh: Hitung derivatif y = f(x) = x3 – 3x2 + 4, dan hitung nilainya untuk x = 2. Matematika Ekonomi 105
  • 106. f(x) = x3 – 3x2 + 4, f(2) = 8 – 12 + 4 = 0 f’(x) = 3x2 – 6x, f’(2) = 12 – 12 = 0 f”(x) = 6x – 6 f”(2) = 6 f”’(x) = 6 f”’(2) = 6. Matematika Ekonomi 106
  • 107. 1.5 Derivatif parsial Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari satu variabel. z = f(x, y) atau z = f( u, v, x) dst Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel. Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,) dimana h = harga komoditi itu sendiri hkl = harga komoditi lain sK = selera konsumen i = income Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi: z = f(x , y), bila y dianggap tetap, maka z hanya merupakan fungsi x dan derivatif z ke x dapat dihitung. Matematika Ekonomi 107
  • 108. Derivatifnya disebut derivatif parsial atau turunan parsial dari z ke x dan dilambangkan dengan: ∂z/∂x atau ∂f/∂x atau fx Demikian juga jika x dianggap tetap, maka derivatif parsial ke y dapat dihitung, dan dilambangkan dg: ∂z/∂y atau ∂f/∂y atau fy Derivatif parsial z ke x didefinisikan sebagai: ∂z/∂x = lim Δz/Δx = lim f(x + Δx, y) – f(x, y) Δx->0 Δx->0 Δx Derivatif parsial z ke y didefinisikan sebagai: ∂z/∂y = lim Δz/Δy = lim f(x,y + Δy) – f(x, y) Δy->0 Δy->0 Δy Matematika Ekonomi 108
  • 109. Contoh: Jika z = 3x2 + 2xy – 5y2 ,maka: ∂z/∂x = 6x + 2y ∂z/∂y = 2x – 10y Derivatif parsial kedua juga dapat dicari sbb: Contoh: z = (x2 + y2)3 ∂z/∂x = fX = 3(x2 + y2)2(2x) = 6x(x2 + y2)2 ∂z/∂y = fy = 3(x2 + y2)2(2y) = 6y(x2 + y2)2 ∂2z/∂x2 = fXX = 12x(x2 + y2)(2x) = 24x2(x2 + y2) ∂2z/∂y2 = fyy = 12y(x2 + y2)(2y) = 24y2(x2 + y2) ∂2z/ ∂y∂x = fyx = 12x(x2 + y2)(2y) = derivatif ∂z/∂x thd y 24xy(x2 + y2). ∂2z/∂x∂y = fxy = 12y(x2 + y2)(2x) = 24xy(x2 + y2) Matematika Ekonomi 109
  • 110. Simbol derivatif parsial ∂z/∂x juga dilambangkan ∂f/∂x atau fx. Fungsi turunan kedua dilambangkan: ∂2z/∂x2 atau ∂2f atau fxx Fungsi turunan fx terhadap y dilambangkan fyx Fungsi turunan fy terhadap x dilambangkan fxy fyx = fxy Matematika Ekonomi 110
  • 111. Maksimum dan minimum y = f(x) akan maksimum pada saat: dy/dx = 0 dan d2y/dx2 < 0 akan minimum pada saat: dy/dx = 0 dan d2y/dx2 > 0 akan mempunyai titik belok (inflection point) pada: dy/dx = 0 dan d2y/dx2 = 0 Matematika Ekonomi 111
  • 112. Apabila fungsinya lebih dari dua variabel: z = f(x, y) atau f(x1, x2), Maksimum jika Minimum jika fx = 0, fy = 0 fx = 0, fy = 0 fxx < 0, fyy < 0 fxx > 0, fyy > 0 fxxfyy – (fxy)2 > 0 fxxfyy – (fxy)2 > 0 Matematika Ekonomi 112
  • 113. Contoh: Periksa apakah fungsi berikut ini mempu- nyai titik maksimum, minimum atau titik belok dan hitung nilai f(x) pada titik tersebut. y = f(x) = -x2 + 4x + 7 dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2 d2y/dx2 = -2 < 0; berarti mempunyai titik maks. pada x = 2. nilai ymaks atau f(x)maks = -(2)2 + 4(2) + 7 = 11 Matematika Ekonomi 113
  • 114. Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari: z = x2 + xy + y2 – 3x + 2 Langkah-langkah: a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3 fy = x + 2y b. fx = 0 dan fy = 0 2x + y – 3 = 0 x + 2y = 0 Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x. Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0 didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0 atau 3x = 6  x = 2. Matematika Ekonomi 114
  • 115. Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1. Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min c. Uji dengan derivatif kedua: fxx = 2; fyy = 2; fxy = fyx = 1 fxxfyy – (fxy)2 = 2.2 – 12 = 3 > 0 artinya fungsi z mempunyai titik minimum pada titik (2, -1). d. Nilai zmin = (2)2 + (2)(-1) + (-1)2 – 3(2) + 2 = 4 – 2 + 1 – 6 + 2 = -1. Matematika Ekonomi 115
  • 116. 1.5 Aplikasi dalam ekonomi 1) Elastisitas permintaan Elastisitas permintaan adalah persentase per-ubahan jumlah komoditi diminta apabila terdapat perubahan harga. Jika q = komoditi yg diminta, Δq = perubahannya p = harga komoditi; Δp = perubahannya Matematika Ekonomi 116
  • 117. Δq/q Δq/q Δq p dq p Ed = ------ = lim ------- = lim ---- -- = ---- -- Δp/p Δp->0 Δp/p Δp->0 Δp q dp q Contoh: Umpamakan fungsi permintaan q = 18 -2p 2 hitung elastisitas permintaan jika harga berku- rang 5% (bukan mendekati nol) dari p = 2, q = 10. Bandingkan hasil kedua pendekatan: defi- nisi dan derivatif. Pendekatan definisi: p = 2; Δp = 0.05 berarti p1 = 2 – 2(0.05) = 1.9 Untuk p1 = 1.9, q = 18-2p2 = 18 – 2(1.9)2 = 10.78 untuk p = 2, q = 18-2p2 = 18 – 2(2)2 = 10. berarti Δq = 10.78 – 10 = 0.78 Matematika Ekonomi 117
  • 118. Jadi menurut pendekatan definisi Ed = 7.8%/-0.05% = - 1.56 Dengan pendekatan derivatif: Ed = (dq/dp)(p/q) = (-4p)(p/q) = - 4p2/q pada harga p = 2, dan q = 10 Ed = -4(2)2/10 = - 1.60. Perhatikan dengan derivatif, Δp mendekati nol, sementara menurut definisi, Δp = 0.05%, jadi hasilnya sedikit berbeda. Matematika Ekonomi 118
  • 119. 2) Total Cost, Average cost and marginal cost TC = f(q), merupakan fungsi biaya dimana TC = total cost, dan q = produk yang dihasilkan. TC/q = f(q)/q merupakan fungsi biaya rata-rata. MC = dTC/dq merupakan derivatif dari TC, sebagai biaya mar- ginal. Biaya marginal adalah tambahan biaya yg dibutuhkan per satuan tambahan produk. Matematika Ekonomi 119
  • 120. Hubungan TC, AC dan MC, seperti kurva dibawah ini. TC Rp AC MC VC q Matematika Ekonomi 120
  • 121. Contoh dengan data diskrit q FC VC TC AC MC 1 100 10 110 110.00 - 2 100 16 116 58.00 6.0 3 100 21 121 40.33 5.0 4 100 26 126 31.50 5.0 5 100 30 130 26.00 4.0 6 100 36 136 22.67 6.0 7 100 45.5 145.5 20.78 9.5 8 100 56 156 19.50 10.5 9 100 72 172 19.10 16 Matematika Ekonomi 121
  • 122. Contoh dengan fungsi biaya: TC = q3 – 4q2 + 10q + 75. FC = Fixed Cost = 75 VC = Variable cost = q3 – 4q2 + 10q MC = dTC/dq = 3q2 – 8q + 10 AC = TC/q = q2 – 4q + 10 + 75/q 3) Revenue and Marginal revenue Apabila fungsi permintaan diketahui, maka Total Revenue (TR) adalah jumlah produk yang diminta dikali harga. Matematika Ekonomi 122
  • 123. Jadi jika q = kuantitas diminta dan p = harga dengan q = f(p) maka: TR = qp = f(p).p Marginal Revenue (MR) = dTR/dq. Contoh: MR = dTR/dq Fungsi Permintaan; = 9/2 – 3q 3q + 2p = 9; TR, MR, p 2p = 9 – 3q atau MR p = 9/2 – (3/2)q 4 TR = p.q atau p TR = (9/2)q – (3/2)q2 0 3 q Matematika Ekonomi 123
  • 124. 4). Fungsi produksi Seorang produsen dalam teori ekonomi paling tidak harus mengambil dua keputusan apabila dilandasi oleh suatu asumsi produsen berusa-ha memperoleh profit maksimum, adalah: a. Jumlah produk yang yang akan diproduksi b. Menentukan kombinasi input-input yang digunakan dan jumlah tiap input tsb. Landasan teknis dari produsen dalam teori ekonomi disebut dengan FUNGSI PRODUKSI. Fungsi produksi = persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat penggunaan input-input dengan tingkat output. Matematika Ekonomi 124
  • 125. Fungsi produksi, secara umum dicatat: Q = f(x1, x2, x3, … , xn) Q = output xi = input-input yang digunakan, i = 1, 2, 3, … , n Apabila dalam proses produksi: Q = f(x1/x2, x3, … , xn) input xI ditambah terus menerus, sedangkan input lain tetap, maka fungsi produksi itu tunduk pada hukum : The law of diminishing returns “bila satu macam input, terus ditambah penggunaannya sedang penggunaan input lain tidak berubah, maka tam-bahan output yg dihasilkan dari setiap tambahan input, mulai-mula meningkat, kemudian menurun, dan akhirnya negatip”. Matematika Ekonomi 125
  • 126. Tambahan output yg didapat karena adanya tam- bahan satu unit input dinamakan Produk Fisik Marginal (Produk Marginal = PM). PM = ∂Q/∂xi, i = 1, 2, 3, … , n Selain produk marginal, fungsi lain yang dapat di- turunkan dari fungsi produksi adalah fungsi Produk Rata-rata (PR). PR = Q/x = f(x)/x Jadi ada hubungan antara Q atau produk total (PT) dengan PM dan PR.Hubungan tersebut di- tunjukkan oleh kurva berikut ini. Matematika Ekonomi 126
  • 127. Q X1 Q PM PR Q = PT 1 10 - 10 2 24 14 12 3 39 15 13 4 52 13 13 5 61 9 12.2 x6 66 5 11 7 66 0 9.4 8 64 -2 8 PM PR x Matematika Ekonomi 127
  • 128. Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb: a. Pada saat PT maks, maka PM = 0 b. Pada saat PR maks, maka PM = PR c. PR maks pada saat grs lurus dari titik nol (origin) menyinggung kurva PT. Kurva produksi yang dijelaskan di atas, hanya jika input variabel terdiri atas satu input. Untuk Q = f(x1, x2)/x3, … , xN) atau dua input variabel, maka kurvanya dalam ruang spt berikut: Matematika Ekonomi 128
  • 129. z x1 x2 Matematika Ekonomi 129
  • 130. MATRIKS Matriks artinya sesuatu yang membungkus, yang dibungkus adalah data kuantitatif yang disusun dalam bentuk “baris” dan “lajur”. Contoh: Harga gula pasir di 3 kota selama 3 bulan (rata-rata) Kota A B C Bulan J 4000 4500 4200 F 4200 4600 4500 M 4200 4700 4500
  • 131. Dengan catatan matriks ditulis: A = 4000 4500 4200 B= 1 0 1 4 4200 4600 4500 3 2 6 7 4200 4700 450 9 8 4 1 Bentuk umum sbb: Notasi matriks A = a11 a12 … a1n mxn Untuk menyederhanakan a21 a22 … a2n dicatat: : : : A = (aij)mxn mxn am1 am2 … amn m = jlh baris; n = jlh lajur Matematika Ekonomi 131
  • 132. Vektor. Kumpulan data/angka yang terdiri atas satu baris disebut: VEKTOR BARIS, jika satu lajur disebur dengan VEKTOR LAJUR. Dengan demikian, dpt disebut bahwa matriks terdiri atas beberapa vektor baris dan beberapa vektor lajur. Vektor baris: Vektor lajur a’ = (4, 1, 3, 2) b= 1 u = u1 x’ = (x1, x2, … xn) 2 u2 8 : un Matematika Ekonomi 132
  • 133. Beberapa macam bentuk matriks a. Matriks segi: A = (aij)m.n dengan m = n A= 2 0 2 4 4x4 4 1 7 7 1 2 3 4 5 1 4 1 b. Matriks setangkup: B = (bij)n.n, bij = bji B=1 0 7 7 4X4 0 5 4 3 7 4 2 5 7 3 5 1 Matematika Ekonomi 133
  • 134. c. Matriks diagonal e. Matriks segitiga atas, D = (dij)n.n, dij = 0 utk i±j jika semua unsur di-bawah diagonal D= 3 0 0 uta-ma bernilai nol. 0 5 0 G= 9 9 3 0 0 7 0 1 3 0 0 2 d. Matriks identitas I4 = 1 0 0 0 I2 = 1 0 Diagonal utama Jika semua unsur di- 0 1 0 0 0 1 atas diagonal utama 0 0 1 0 bernilai 0 = matriks segitiga bawah. 0 0 0 1 Matematika Ekonomi 134
  • 135. Penggandaan matriks Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q jika dan hanya jika lajur matriks A = baris matriks B atau n = p Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur dimana setiap baris A digandakan dengan setiap lajur B seperti contoh berikut ini. 1 1 0 8 -1 2 4 5 1 1 6 7 8 1 2 Matematika Ekonomi 135
  • 136. 1 1 0 8 -1 = (1 1 0) 8 , (1 1 0) -1 = 2 4 5 1 1 1 1 1 2 6 7 8 1 2 (2 4 5) 8 , ( 2 4 5) -1 1 1 1 2 (6 7 8) 8 , (6 7 8) -1 1 1 1 1 Matematika Ekonomi 136
  • 137. (1)(8) + (1)(1) + (0)(1), (1)(-1) + (1)(1) + (0)(2) (2)(8) + (4)(1) + (5)(1), (2)(-1) + (4)(1) + (5)(2) (6)(8) + (7)(1) + (8)(1), (6)(-1) + (7)(1) + (8)(2) 9 0 Contoh-2: 3 6 0 x = 25 12 4 2 -7 y 63 17 z 3x + 6y 4x + 2y – 7z Matematika Ekonomi 137
  • 138. Putaran matriks Matriks A = (aij)m.n, putarannya adalah A’ = (a’ij)n.m, sedangkan (a’ij) = (aji). Contoh: A = 3 8 -9  A’ = 3 1 1 0 4 8 0 -9 4 D= 1 0 4  D’ = 1 0 4 0 3 7 0 3 7 4 7 2 4 7 2 Matematika Ekonomi 138
  • 140. Determinan matriks segi Determinan suatu matriks segi adalah hasil per- kalian unsur-unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur, dengan tanda tertentu. Determinan matriks A dicatat det (A) atau |A| Contoh: Hitung determinan matiks A = 2 7 4 9 det A = (2)(9) – (4)(7) = - 10. - + Matematika Ekonomi 140
  • 141. Contoh: Cari determinan matriks C= 1 4 7 Cara Sarrus, yaitu dengan 8 2 5 menambahkan lajur 1 sebagai 6 9 3 lajur 4 dan lajur 2 sebagai lajur 5 kemudian mengganda- kan angka yang tidak sebaris dan tidak selajur. - - - det C = 1 4 7 1 4 8 2 5 8 2 6 9 3 6 9 + + + = (1)(2)(3) + (4)(5)(6) + (7)(8)(9) -(7)(2)(6) - (1)(5)(9) – (4)(8)(3) = 405 Matematika Ekonomi 141
  • 142. Untuk matriks dengan dimensi/ukuran 4 x 4, cara Sarrus tidak dapat digunakan melainkan dicari per- kalian unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur. Pangkat suatu matriks Suatu matriks segi dengan determinan ± 0, maka matriks itu disebut berpangkat penuh atau matriks tak singular. Sebaliknya, disebut matriks berpangkat tak penuh atau dinamakan matriks singular. Jika suatu matriks B berukuran nxn, maka pangkat matriks itu dicatat p(B) = n, jika matriknya berpangkat penuh. Matematika Ekonomi 142
  • 143. Tetapi jika determinannya = 0, maka pangkat matriks B, lebih kecil dari n, yaitu dimensi salah satu anak matriksnya yang memiliki det ± 0. Contoh A = 1 1 0 , karena det A = 0, maka 3x3 2 -1 1 p(A) ± 3, dan kemungkinan 4 1 1 p(A) = 2. Untuk memeriksa, ambil salah satu anak matiksnya: A11 = 1 1 , det A11 = - 3 ± 0. Berarti p(A) = 2 2 -1 Matematika Ekonomi 143
  • 144. Dalam sistem persamaan linear, yang mencari nilai- nilai x dari sistem persamaan tersebut, maka matriks penyusun persamaan linear dimaksud harus ± 0 atau tak singular atau berpangkat penuh. Misal: 7x1 - 3x2 – 3x3 = 7 2x1 + 4x2 + x3 = 0 - 2x2 - x3 = 2 Setelah diubah dg 7 -3 -3 x1 = 7 perkalian matiks diperoleh 2 4 1 x2 0 0 -2 -1 x3 2 Matematika Ekonomi 144
  • 145. Det. Matriks: 7 -3 -3 = -8 ± 0, berarti nilai-nilai x 2 4 1 dari persamaan li- 0 -2 -1 near itu dpt dicari. Matematika Ekonomi 145
  • 146. Persamaan linear dan jawabannya. Persamaan linear adalah himpunan dari persamaan linear dengan beberapa nilai yang hendak dicari. Contoh: 5x1 + 3x2 = 30 7x1 – x2 – x3 = 0 6x1 – 2x2 = 8 10x1 – 2x2 + x3 = 8 6x1 + 3x2 – 2x3 = 7 Dari persamaan tersebut akan dihitung x1 dan x2 Matematika Ekonomi 146
  • 147. Dengan aturan Cramer, menggunakan cara determi- nan, sistem persamaan linear di atas dapat diselesai-kan dg cara sbb: a. Buat persamaan linear menjadi dalam bentuk perkalian matriks. 5 3 x1 = 30 6 -2 x2 8 A x d b. Cari nilai det (A); det A = -28 c. Dapatkan matiks A1 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-1 dengan vektor d. Matematika Ekonomi 147
  • 148. A1 = 30 3 8 -2 d. Dapatkan matriks A2 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-2 dengan vektor d. A2 = 5 30 6 8 e. Cari det A1 dan det A2; det A1 = -84; det A2 = -140 f. Nilai x1 = det A1/det A, dan x2 = det A2/A. x1 = -84/-28 = 3; x2 = -140/-28 = 5. Matematika Ekonomi 148
  • 149. Contoh 2 7 -1 -1 x1 = 0 10 -2 1 x2 8 6 3 -2 x3 7 A x d a. Det A = -61 b. Det A1 = 0 -1 -1 = -61; det A2 = 7 0 -1 = -183 8 -2 1 10 8 1 7 3 -2 6 7 -2 det A3 = 7 -1 0 = -244 10 -2 8 6 3 7 Matematika Ekonomi 149
  • 150. MATRIKS KEBALIKAN Jika A = (aij)n.n maka matriks kebalikannya dicatat sebagai A-1. Cara mencari matriks kebalikan: a. Dengan matriks adjoint b. Dengan transformasi penyapuan c. Dengan metode Doolittle Matematika Ekonomi 150
  • 151. Mencari matriks kebalikan dengan matiks adjoint Umpamakan dibicarakan matiks A = a11 a12 a13 a21 a22 a23 a31 a32 a33 Untuk mencari matriks kebalikannya ditempuh lang- kah-langkah sbb: a. Mencari minor setiap unsur apq atau Mpq, dimana p=q = 1, 2, 3. (baris = p, lajur = q = 1, 2, 3) Definisi: Minor unsur apq adalah determinan anak matriks dengan menghapus baris p dan lajur q. Jadi M11 dihitung dengan cara berikiut: Matematika Ekonomi 151
  • 152. a11 a12 a13 a21 a22 a23 a31 a32 a33 Minor unsur a11 = M11 = a22 a23 = a22a33 – a23a32 a32 a33 Minor unsur a12 = M12 = a21 a23 = a21a33 – a23a31 a31 a33 Minor unsur a13 = M13 = a21 a22 a31 a32 = a21a32 – a22a31 Matematika Ekonomi 152
  • 153. Minor unsur a21 = M21 = a12 a13 = a12a33 – a13a32 a32 a33 Minor unsur a22 = M22 = a11 a13 = a11a33 – a13a31 a31 a33 Minor unsur a23 = M23 = a11 a12 a31 a32 = a11a32 – a12a31 Matematika Ekonomi 153
  • 154. Minor unsur a31 = M31 = a12 a13 = a12a23 – a13a22 a21 a23 Minor unsur a32 = M32 = a11 a13 = a11a23 – a13a21 a21 a23 Minor unsur a33 = M33 = a11 a12 a21 a22 = a11a22 – a12a21 Matematika Ekonomi 154
  • 155. b. Kofaktor. Kofaktor unsur apq ialah αpq = (-1)p+qMpq. Kofaktor unsur a11 = α11 = (-1)1+1M11 Kofaktor unsur a12 = α12 = (-1)1+2M12 Kofaktor unsur a13 = α13 = (-1)1+3M13 Kofaktor unsur a21 = α21 = (-1)2+1M21 Kofaktor unsur a22 = α22 = (-1)2+2M22 Kofaktor unsur a23 = α23 = (-1)2+3M23 Kofaktor unsur a31 = α31 = (-1)3+1M31 Kofaktor unsur a32 = α32 = (-1)3+2M32 Kofaktor unsur a33 = α33 = (-1)3+3M33 Matematika Ekonomi 155
  • 156. Setelah dapat kofaktor dari setiap unsur, susunlah matriks kofaktor K: K = α11 α12 α13 α21 α22 α23 α31 α32 α33 Matriks kebalikan dari A = A-1 = (1/det A)(K’) Perhatikan, kofaktor unsur sebenarnya hanya soal tanda dari minor sauté unsur. Jika indeksnya genap, tandanya + dan jika indeksnya ganjil, tandanya negatip. Matematika Ekonomi 156
  • 157. Contoh: Cari matriks kebalikan dari B = 4 1 -1 0 3 2 3 0 7 Matriks kofaktor K= 3 2 0 2 0 3 = 21 6 -9 - 0 7 3 7 3 0 -7 31 3 1 -1 4 -1 4 1 5 -8 12 - - 0 7 3 7 3 0 1 -1 4 -1 4 1 - 3 2 0 2 0 3 Matematika Ekonomi 157
  • 158. Matriks putaran K = K’ = 21 -7 5 6 31 -8 -9 3 12 Matriks kebalikan = B-1 adalah: (1/det B)K’. det (B) = (4)(3)(7) + (1)(2)(3) + (0)(0)(-1) B-1 = (1/99) 21 -7 5 -(-1)(3)(3) -(2)(0)(4) 6 31 -8 -(1)(0)(7) = 99 -9 3 12 Matematika Ekonomi 158
  • 159. Untuk menguji, maka: BB-1 = I 4 1 -1 21/99 -7/99 5/99 = 1 0 0 0 3 2 6/99 31/99 -8/99 0 1 0 3 0 7 -9/99 3/99 12/99 0 0 1 B B-1 I Matematika Ekonomi 159
  • 160. PENGGUNAAN MATRIKS KEBALIKAN DALAM EKONOMI (INPUT – OUTPUT Analysis) Dalam analisis ekonomi dikenal keterkaitan antar in- dustri (atau sektor industri). Artinya output suatu sektor dipakai untuk memenuhi sektor lain, dan me- menuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal maupun ekspor. Sementara Input suatu sektor dibeli dari sektor lain. Matematika Ekonomi 160
  • 161. Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu sektor dgn sektor lain dinyatakan dengan himpunan persamaan linear. Contoh analisis input-output Leontief. Dengan notasi matriks model I-O sbb: AX + F = X atau X - AX = F atau (I – A)X = F pers matriks Leontief X = F/(I - A) = (I – A)-1. F. Matriks kebalikan Leontief Matematika Ekonomi 161
  • 162. 0.2 0.3 0.2 , x1 , 10 Mis. Sektor perekonomian 0.4 0.1 0.2 x2 5 terdiri dari 3 sekt. Pert, Ind, 0.1 0.3 0.2 x3 6 dan Jasa. A x F 1 0 0 - 0.2 0.3 0.2 = 0.8 -0.3 -0.2 0 1 0 0.4 0.1 0.2 -0.4 0.9 -0.2 0 0 1 0.1 0.3 0.2 -0.1 -0.3 0.8 I A 0.8 -0.3 -0.2 x1 = 10 -0.4 0.9 -0.2 x2 5 -0.1 -0.3 0.8 x3 6 I-A F x Matematika Ekonomi 162
  • 163. Matriks Kofaktor dari (I – A) adalah M11 -M12 M13 = 0.66 0.34 0.21 , K’ = 0.66 0.30 0.24 -M21 M22 -M23 0.30 0.62 0.27 0.34 0.62 0.24 M31 -M32 M33 0.24 0.24 0.60 0.21 0.27 0.60 (I – A)-1 = 1/(det (I-A)K’ 0.384 0.66 0.30 0.24 = 1 0.34 0.62 0.24 0.21 0.27 0.60 = 1.72 0.78 0.63 = R 0.90 1.61 0.63 0.55 0.70 1.56 Matematika Ekonomi 163
  • 164. Arti dari matriks kebalikan Leontief: Mis r12 = 0.78, artinya untuk menopang setiap per- mintaan akhir akan produk Industri, harus diproduksi sebanyak 0.78 satuan produk pertanian. R23 = 0.68, artinya untuk menopang setiap permin- taan akhir akan produk Jasa, maka harus diproduk- si sebanyak 0.68 satuan produk Industri. Matematika Ekonomi 164
  • 165. Vektor x adalah vektor permintaan akhir yaitu: (I – A)-1F X = x1 = 1/0.384 [0.66(10) + 0.30(5) + 0.24(6)] = 24.84 x2 1/0.384 [0.34(10) + 0.62(5) + 0.24(6)] = 20.68 x3 1/0.384 [0.21(10) + 0.27(5) + 0.60(6)] = 18.36 Artinya: Berdasarkan permintaan akhir yang ada, maka dira- malkan output sektor pertanian, industri dan jasa masing- masing akan menjadi 24.84 satuan, 20.68 satuan dan 18.36 satuan. Dengan analogi yang sama, jika permintaan akhir mau di- naikkan, maka ramalan output tiap sektor dapat diketahui. Matematika Ekonomi 165
  • 166. Penutup: TUHAN Maha Tahu tetapi tidak pernah memberi tahu ! Mengapa ? Manusia sudah diberi pikiran dan manusia adalah makhluk yang berpikir. Matematika merupakan sarana berpikir Matematika Ekonomi 166