SlideShare a Scribd company logo
1 of 169
Matematika Ekonomi 1
MATERI MATRIKULISI
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNJA
Oleh
R. SIHOTANG
Matematika Ekonomi 3
Ruang Lingkup:
Himpunan, Hubungan, Fungsi, Kalkulus,
dan Matriks.
Sasaran:
Mahasiswa Program Studi Agribisnis yang
diterima pada Program Pascasarjana
Fakultas pertanian Univ. Jambi
•Tujuan :
Mahasiswa diharapkan mampu memahami
konsep-kosep Matematika dalam penerap-
annya pada persoalan ekonomi.
Matematika Ekonomi 4
• Kompetensi:
• Mampu menyelesaikan persoalan
Ekonomi dan Bisnis dengan alat analisis
Matematika.
• Literatur
• Chiang A.C, 1984. Fundamental Methods
of Mathematical Economics. Third Edition,
Mc Graw-Hill Book Inc. New York
• Johannes, H dan Handoko, BS. 1994.
Pengantar Matematika untuk Ekonomi.
Edisi ke empat belas. LP3ES. Jakarta
Matematika Ekonomi 5
• Materi:
• Pegertian Matematika
• Himpunan
• Sistem Bilangan
• Fungsi
• Fungsi Linear
• Fungsi non Linear
• Diferensial Fungsi Sederhana
• Diferensial Fungsi Majemuk
• Aljabar Matriks
ASAL KATA
Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau
belajar. Dengan mempelajari mate-
matika, seseorang akan terbiasa
mengatur jalan pemikirannya dgn
sistematis.
Berpikir matematis:
Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 mil akan
MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika
waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga.
MATEMATIKA
Matematika Ekonomi 7
Berpikir matematis:
Untuk dapat mengenderai mobil, harus
belajar menyupir. Untuk dapat supir mobil
yang baik, dia perlu pengetahuan
matematika.
Matematika, merupakan sarana = pendekatan
untuk suatu analisa.
Dengan mempelajari matematika, membawa
sese-orang kepada kesimpulan dalam waktu
yang singkat.
Matematika Ekonomi 8
Ekonomi dan Matematika Ekonomi
Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan
pendekatan matematis dibanding dengan tanpa
pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya:
a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau
pokok bahasan menjadi sederhana.
b. Dengan pendekatan matematis, berarti mengaktif-
kan logika dengan asumsi-asumsinya.
c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam meng-
gambarkan sesuatu (hubungan antar variabel)
Mis Qd = f(Pr, Inc, Pi, … ), Pr = harga komoditi ybs
Inc = pendapatan, Pi = harga kom. substitusi
Matematika Ekonomi 9
Kelemahannya pendekatan matematis:
a. Bahasa matematis tidak selalu mudah
dimengerti oleh ahli ekonomi sehingga sering
menimbulkan kesukaran.
Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi bagaimana
mengartikan persamaan matematis tersebut,
mis dalam: permintaan, produksi, pendapatan
nas, dll. sehingga ahli ekonomi sulit memetik
keuntungan dari matematika.
b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki pengetahuan
dasar matematika, ada kecenderungan:
(1) membatasi diri dengan hanya memecahkan
persoalan secara matematis
Matematika Ekonomi 10
(2) membuat beberapa asumsi yang kurang tepat
demi memudahkan pendekatan matematis
atau statistis. Artinya, lebih banyak berbicara
matematika dan statistika dari pada prinsip/
teori ekonomi.
Kesimpulan dari bahasa adalah:
1. Matematika merupakan pendekatan bagi ilmu
ekonomi.
2. Pendekatan matematis merupakan “ mode of
transportation” yaitu membawa pemikiran
kepada kesimpulan dengan singkat (model)
Matematika Ekonomi 11
Matematika Ekonomi dan Ekonometrika
Ekonometrika adalah pengetahuan yang berkaitan
dengan penerapan statistika untuk menganalisa data
ekonomi.
Data
Ekonomi
- Deduksi
- Model
- Induksi
- Mengolah data
- Mengambil
kesimpulan
Ekonometrika
Matematika
Matematika Ekonomi 12
Teori Ekonomi
Model atau
Hipotesis
Fakta
Data Ekonomi
Metode
Ekonometrika
Teori Statistika
Satu Persamaan
Simultan
Teori
Diterima
Teori
Ditolak
Teori
Disempurnakan
deduktif
induktif
Matematika Ekonomi 13
Bidang Matematika Ekonomi yang dibahas:
Menurut “Social Science Research Council, seorang
ahli ekonomi harus mengerti matematika : Himpunan
(gugus), hubungan dan fungsi, teori matriks, kalkulus
(limit fungsi, diferensial, persamaan diferensi, partial
differentiation, integrasi multipel).
Matematika Ekonomi 14
HIMPUNAN = GUGUS
Silabus:
• Definisi, pencatatan dan himpunan khas
• Himpunan Bagian
• Pengolahan (operasi) himpunan
• Hubungan
Matematika Ekonomi 15
1. Definisi, pencatatan dan himpunan khas
Himpunan adalah kumpulan dari obyek-
obyek yg memiliki sifat tertentu. Sifat ini
menjadi penciri yg membuat obyek/unsur
itu termasuk dalam himpunan yang sedang
dibicarakan.
Himpunan dilambangkan : A, B, X, …, Z
(kapital)
Obyek atau unsur atau elemen dilambang-
kan a,b,c, … atau 1, 2, 3, …
Perhatikan (… tiga titik) dibaca dan sete-
rusnya.
Matematika Ekonomi 16
Dua cara pencatatan suatu himpunan
a. Cara pendaftaran: P = { 2, 3, 4 }
P = nama himpunan/gugus
tanda kurawal buka dan kurawal tutup
“ dan “ menyatakan himpunan
2, 3, 4 = obyek/unsur/elemen
Artinya, himpunan P beranggotakan
bilangan bulat positip: 2, 3, dan 4.
b. Pendefinisian sifat: X = { x / x bil. genap}
X = nama himpunan
x = obyek/unsur/elemen
tanda “/” dibaca dengan syarat
x bil genap = sifat atau ciri
Matematika Ekonomi 17
Cara pendefinisian sifat yang lain:
J = { x / 2 < x < 5 }
x merupakan unsur
Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan
semua bilangan nyata lebih besar dari 2 dan lebih
kecil dari 5
Himpunan khas:
a. Himpunan Semesta (S) atau Universum (U)
Merupakan himpunan keseluruhan obyek yang
sedang dibicarakan
S = { x / x bilangan ganjil }, berarti semua bil ganjil
b. Himpunan kosong (emty set)
E = { } himpunan kosong atau dicatat dengan
“ø”
Matematika Ekonomi 18
Perhatikan: P = { 2, 3, 4 }
Untuk menyetakan keanggotaan dicatat dengan “€”
Jadi: 2 € P
3 € P
4 € P.
Tanda € baca “unsur” atau “elemen” atau “didalam”
Sebaliknya, 5, 6 tidak termasuk unsur P
dicatat
5 € P
6 € P
Tanda € dibaca “bukan unsur” atau “bukan elemen”
atau “diluar”.
Matematika Ekonomi 19
2. Himpunan bagian
Suatu himpunan A merupakan himpunan bagian
dari himpunan B, jika dan hanya jika setiap
unsur A juga merupakan unsur himpunan B.
A = { 2, 4, 6 };
B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
Dicatat : A B,
baca A himp. bagian B atau A anak gugus dari B
Sebaliknya dicatat: B A, baca
B mencakup A Tanda dibaca bukan
himpunan bagian dan tanda dibaca
tidak/bukan mencakup
Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari
suatu himp dibentuk himp lain dengan memilih
unsur himp itu sebagai unsurnya.
Matematika Ekonomi 20
Contoh: X = { 1, 2, 3, 4 }
Himpunan bagiannya:
a.Memilih semua unsur: X4 = { 1, 2, 3, 4 }
b.Memilih tiga unsur X31 = { 1, 2, 3 }
X32 = { 1, 2, 4 }
X33 = { 1, 3, 4 }
X34 = { 2, 3, 4 }
c. Memilih dua unsur X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 }
X23 = { 1, 4 }; X24 = { 2, 3 }
X25 = { 2, 4 }; X26 = { 3, 4 }
Matematika Ekonomi 21
d. Memilih 1 unsur: X11 = { 1 }; X12 = { 2 }
X13 = { 3 }; X14 = { 4 }
e. Tanpa memilih X0 = { }
Jumlah himpunan bagian dari 1 himp. = 2n
1 elemen: 1  2 himp bag
2 elemen: 1 2 1  4 himp bag
3 elemen: 1 3 3 1  8 himp
bag 4 elemen: 1 4 6 4 1  16
himp bag 5 elemen: 1 5 10 10 5 1  32
himp bag
Disebut segitiga Pascal = bilanga Binom Newton
Matematika Ekonomi 22
• Latihan:
Matematika Ekonomi 23
3. Pengolahan (operasi) Himpunan
Operasi matematis: penjumlahan, penggandaan,
pembagian. Operasi himpunan: gabungan
(union), potongan (irisan) dan komplemen.
Operasi Gabungan ( U )
A U B = { x / x ε A atau x ε B }
A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B.
Jika A = { 3, 5, 7 ); B = { 2, 3, 4, 8 }
A U B = { 3, 5, 7, 2, 4, 8 } atau { 2, 3, 4, 5, 7, 8 }
Matematika Ekonomi 24
Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir
A B
S
Sifat-sifat gabungan
a.A U B = B U A  Hukum komutasi
b. A (A U B) dan B (A U B)
Matematika Ekonomi 25
Operasi potongan (irisan) = ∩
A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B }
A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B
Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 }
A ∩ B = { 5, 15 }
Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir:
A B
s
Matematika Ekonomi 26
Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi)
b. (A ∩ B) A dan (A ∩ B) B
Operasi selisih
Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B
A – B = { x / x € A, tetapi x € B }
Diagram Venn A – B sebagai berikut:
A B
S
Matematika Ekonomi 27
Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g }
A – B = { a, c } serta B – A = { f, g }
A – B sering dibaca “A bukan B”.
Sifat: a (A – B) A; (B – A) B
b (A – B); dan (B – A) adalah saling asing
atau terputus
Matematika Ekonomi 28
Komplemen
A’ = { x / x € S, tetapi x € A }
A’ baca “komplemen A” atau “bukan A”
Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat
positip
A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil
A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap
Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir)
S
A
A’
A
Matematika Ekonomi 29
Sifat: a. A U A’ = S
b. A ∩ A’ = ø
c. (A’)’ = A
Latihan 1
Gambarkan sebuah diagram venn untuk
menunjukkan himpunan universal S dan himpunan-
himpunan bagian A serta B jika:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = {2, 3, 5, 7 }
B = {1, 3, 4, 7, 8 }
Kemudian selesaikan :
a). A – B b). B – A c) A ∩ B
d). A U B e) A ∩ B’ f) B ∩ A’
g). (A U B)’ h) (A ∩ B)’
Matematika Ekonomi 30
Latihan 2
Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan
himpunan: € atau €
A B A∩B AUB (A∩B)’ (AUB)’
€ €
€ €
€ €
€ €
Matematika Ekonomi 31
Hubungan
Himpunan Hasil kali Cartesius
Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing
x ε X dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut
dapat disusun himpunan yang beranggotakan
pasangan urut atau pasangan tersusun (x, y).
Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika
diberi dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan
rumah diberi angka 1 hingga 3.
Jadi : X = {1, 2, 3, 4} sedangkan
Y = {1, 2, 3}
Himpunan hasil kali Cartesius adalah:
X x Y = {(x, y)/ x ε X, y ε Y}
Matematika Ekonomi 32
Cara mendapatkan himpunan X x Y tsb:
X 1 2 3
1 (1, 1) (1, 2) (1, 3)
2 (2, 1) (2, 2) (2, 3)
3 (3, 1) (3, 2) (3, 3)
4 (4, 1) (4, 2) (4, 3)
X x Y = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1),
(3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)}
Y
Matematika Ekonomi 33
Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan
dalam sistem koordinat cartesius berikut:
Y
3 • • • •
2 • • • •
1 • • • •
0 1 2 3 4 X
Gbr: Hubungan nilai ujian
dan nilai pekerjaan rumah
H1
H2 H3
H4
PR = {1, 2} malas
PR = {3, 4} rajin
U = {1, 2} kurang mengerti
U = {3} pintar
Terdapat 4 himp bag
H1 = {malas ttp pintar}
H2 = {malas dan krg
mengerti}
H3 = {rajin ttp krg
ngerti}
H4 = {rajin dan pintar}
Matematika Ekonomi 34
Daerah dan Wilayah (Range) hubungan
• Perhatikan kembali Himpunan hasil kali
Cartesius:
H = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3),
(3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)}
Himpunan unsur-unsur pertama pasangan
urut, disebut dengan Daerah hubungan
• Dh = {1, 2, 3, 4}
Himpunan unsur-unsur kedua pasangan
urut, disebut dengan Wilayah hubungan:
• Wh = {1, 2, 3}
Matematika Ekonomi 35
Kesimpulan:
• Himpunan hasil kali Cartesius adalah
himpunan pasangan urut atau tersusun
dari (x, y) dimana setiap unsur x € X
dipasangkan dengan setiap unsur y € Y.
• X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y }
• Daerah hubungan
Dh = { x / x € X}
• Daerah hubungan:
Wh = { y / y € Y}
Matematika Ekonomi 36
SISTEM BILANGAN
Nyata
+ dan -
Khayal
Rasional Irrasional
Bulat Pecahan
Bilangan
2; -2;
1,1; -1,1
Akar negatip
√(-4) = ± 2
Hasil bagi dua bil
bulat, pecahan
desimal atau
desimal berulang
0,1492525
Hasil bagi dua bil bulat,
pecahan desimal tak
berulang
0,14925253993999… π, ℮
1; 4; 8;
termasuk
0
½; 2/7 dsb
1. Pembagian bilangan
Matematika Ekonomi 37
2. Tanda pertidaksamaan
• Tanda < melambangkan “lebih kecil dari”
• Tanda > melambangkan “lebih besar dari”
• Tanda ≤ “lebih kecil dari atau sama dengan”
• Tanda ≥ “lebih besar dari atau sama dengan”
3. Sifat
• Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b
• Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b
• Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b
• Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b+ d
Matematika Ekonomi 38
Fungsi
Silabus:
a. Pengertian
b. Macam-macam fungsi
c. Fungsi Linear
d. Fungsi non Linear
Matematika Ekonomi 39
Dengan denah Venn sbb:
◦
◦
◦
•
•
•
X Y
Hubungan 1 - 1
Hubungan dengan kasus diatas, bahwa untuk setiap
nilai x dihubungkan (hanya terdapat satu) nilai y
yang sesuai, disebut dengan bentuk hubungan atau
fungsi. Jelasnya fungsi LINEAR
Pengertian
Himpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn
hubungan. Tetapi ada hubungan dimana satu unsur
X dihubungkan dengan satu unsur Y. (tidak setiap
unsur X dihubungkan dengan setiap unsut Y)
Matematika Ekonomi 40
Perhatikan juga contoh berikut:
0 x1
x2
X
Y
y1 • •
y = f(x)
•x1
•x2
•xn
•y1
•yn
X Y
Gambar di atas, nilai x1 dan x2 dalam X, dihubung-
kan dengan nilai y1 dalam Y, dengan bentuk y = f(x)
Fungsi disebut juga TRANSFORMASI, jadi x di
transformasikan di dalam himpunan y.
Matematika Ekonomi 41
Transformasi mengandung pengertian yang luas:
a. x menentukan besarnya nilai y
b. x mempengaruhi nilai y
c. Dll.
Pernyataan y = f(x)
dibaca: y merupakan fungsi dari x
atau
dicatat : f : x  y
simbol “f” diartikan sebagai “aturan” transformasi
unsur himp. X kedalam himpunan Y
Lebih spesifik: Fungsi: suatu bentuk hubungan
matematis yang menyatakan hubungan ketergan-
tungan (hub fungsional antara satu variabel
dengan variabel lain
aturan ditransformasi
Matematika Ekonomi 42
Perhatikan: y = f(x)
x merupakan sebab (variabel bebas)
y akibat dari fungsi (variabel terikat)
Himpunan semua nilai-nilai x, disebut sebagai
Domain atau Daerah fungsi (Df) dan nilai y disebut
dengan Range atau Wilayah fungsi (Rf = Wf).
Df = { x / x ε X }
Wf = { y / y ε Y }
Misal: Biaya total C dari suatu perusahaan setiap hari
merupakan fungsi dari output Q tiap hari:
C = 150 + 7Q. Perusahaan memiliki kapasitas
limit sebesar 100 unit per hari.Berapa Daerah
dan Range dari fungsi biaya?
Jawaban:
Df = { Q / 0 ≤ Q ≤ 100 }
Rf = { C / 150 ≤ C ≤ 850 }  Dapat Anda jelaskan ?
Matematika Ekonomi 43
Macam-macam fungsi
a. Fungsi
Polinomial
x
y
Konstan, jika n = 0
y = a
a0
Slope = a1
Bentuk umumnya :
y = a + bx + cx2
+ . . . + pxn
x
y
Linear, jika n = 1
y = a + bx
a0
Kuadratik, jika n = 2
Y = c + bx + ax2
case c < 0
Matematika Ekonomi 44
•
•
x
y
Titik belok
Titik maksimum
Fungsi kubik
y = d + cx + bx2
+ ax3
Titik
maksimum
Titik minimum
x
y
Fungsi polinom derajad 4
y = e + dx + cx2
+ bx3
+ ax4
Matematika Ekonomi 45
b. Fungsi Rasional
Fungsi ini, dengan y dinyatakan sebagai rasio dua
polinomial dengan variabel x atau juga berupa fungsi
hiperbola.
Hiperbola:
y = (a/x), a > 0
x
y
0
c. Fungsi eksponensial dan logaritma
y
x
0
Eksponensial
y = bx
, b>1
y
x
0
Logaritma
y = logbx
Matematika Ekonomi 46
Fungsi linear
• Fungsi linear merupakan bentuk yang paling
dasar dan sering digunakan dalam analisa
ekonomi
• Fungsi linear merupakan hubungan sebab-
akibat dalam analisa ekonomi – misalnya:
- antara permintaan dan harga
- invests dan tingkat bunga
- konsumsi dan pendapatan nasional, dll
• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 1
atau fungsi polinom derajad-1.
Matematika Ekonomi 47
• Bentuk umum
• Diturunkan dari fungsi polinom:
y = a0 + a1x + a2x2
+ . . . + anxn
• Disebut fungsi linear jika n = 1 yaitu
y = a + bx  bentuk umum
Contoh:
y = 4 + 2x  a = 4
b = 2
Pengertian: a = 4 = penggal garis pada
sumbu vertikal y
b = 2, adalah koefisien arah atau
lereng atau slope garis.
Matematika Ekonomi 48
x
y
b
a0 = penggal garis
y = ax + b,
pada sumbu y
yaitu nilai y
saat x = 0
0
a = lereng garis atau ∆y/Δx
pada x = 0, ∆y/∆x = a; pada x = 1, ∆y/∆x = a
∆x
∆y = a
a
a
a
a
1 2 3 4 5
y = a + bx
Matematika Ekonomi 49
• Perhatikan bahwa lereng fungsi linear selalu
konstan.
• Latihan-1 y = 4 + 2x
Penggan garis pada sumbu y = ……………
Lereng garis :
x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a
0 - - -
1
2
3
4
Mendapatkan
penggal garis
pada sumbu y
ketika x = 0
Matematika Ekonomi 50
Lengkapi tabel berikut dari garis: y = 4 + 2x
x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Mendapatkan
penggal garis
pada sumbu x
ketika y = 0
Matematika Ekonomi 51
Kurva (grafik) fungsi
• Fungsi Linear, kurvanya garis lurus karena
lerengnya sama.
• Misalkan y = 36 – 4x
maka a= -4  (∆y/∆x)
b = 36
• Menggambarkan kurvanya cukup mencari titik
potong (penggal) dengan:
sumbu x dan penggal dengan sumbu y
• Hubungkan kedua titik penggal tersebut
• Titik penggal pada sb x,  y = .., x = … atau titik
(…, …)
Titik penggal pada sb y,  x = .., y = … atau titik
(…, …)
Matematika Ekonomi 52
Grafik:
y
x
36
•
•
9
0
18 y = 36 – 4x
(0,36)
(9,0)
Grafik dengan lereng negatip
Matematika Ekonomi 53
• Gambarkan grafik fungsi:
• y = 2 + 4x
• Titik penggal dg sb x  y = 0, x = -1/2, (-1/2, 0)
Titik penggal dg sb y  x = 0, y = 2, (0,2)
• Gambarkan :
y
x
0
Grafik dengan lereng positip
y = 2 + 4x
Matematika Ekonomi 54
Fungsi non linear (kuadratik)
• Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang
sering digunakan dalam analisa ekonomi
• Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear
juga merupakan hubungan sebab-akibat
• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2
atau fungsi polinom derajad-2.
• Bentuk umum
• Diturunkan dari fungsi polinom:
y = a0 + a1x + a2x2
+ . . . + anxn
• Disebut fungsi kuadratik jika n = 2 dan a2 ±
0, yaitu y = a0 + a1x + a2x2
atau sering ditulis: y = ax2
+ bx + c
Matematika Ekonomi 55
• Contoh - 1:
• y = 8 – 2x – x2
a
= -1 (a < 0)
b = -2
c = 8 
• Contoh - 2:
• y = 2x2
+ 4x + 6 a
= 2  a > 0)
b = 4
c = 2
Menggambar kurva non linear kuadratik
a. Cari titik penggal dengan sb x, pada nilai y = 0
0 = 8 – 2x – x2
atau 8 – 2x – x2
= 0
Menyelesaikan persamaan ini dapat melalui dua
cara: 1.
Faktorisasi
Maksudnya, menguraikan ruas utama fungsi
tersebut menjadi bentuk perkalian ruas-
ruasnya atau disebut bentuk perkalian dua
fungsi yang lebih kecil
Matematika Ekonomi 56
Faktorisasi persamaan di atas menghasilkan:
(2 - x)(4 + x) f(x) = g(x).h(x)
(2 - x)(4 + x) = 0
(2 - x) = 0, berarti x = 2, di titik (2, 0)
(4 + x)= 0, berarti x = -4, dititik (-4, 0)
2. Memakai rumus kuadrat (bujur sangkar)
-b ± √ b2
– 4ac
x = --------------------
2c
- (-2) ± √ (-2)2
– 4(-1)(8)
x = -------------------------------
2(-1)
Matematika Ekonomi 57
2 ± √ 4 + 32 2 ± 6
x = ---------------- = ---------
-2 -2
x1 = (2 + 6)/(-2) = -4,  titik (-4, 0)
x2 = (2 – 6)/(-2) = 2,  titik (2, 0)
Hasilnya sama dengan cara faktorisasi.
b. Cari titik penggal dengan sb y, pada nilai x = 0
y = 8 – 2x – x2
, untuk x = 0, y = 8, titik (0,8)
c. Karena ciri fungsi kuadrat memiliki titik maksi-
m atau minimum (lihat gambar terdahulu) maka
titik ini harus dicari.
Matematika Ekonomi 58
• Mencari titik maks atau min
• Sifat fungsi kuadratik
a. Memiliki titik maks atau min yang disebut titik
ekstrim.
Titik maks jika a < 0 dan min jika a > 0
b. Titik maks atau min pada titik (x, y) dengan:
-b b2
– 4ac
x = ----, dan y = -----------
2a -4a
c. Kurvanya simetri pada titik xmaks/min
y = 8 – 2x – x2
, a < 0  berarti maks
xmaks = -(-2)/(2)(-1) = -1
ymaks = [(-2)2
– 4(-1)(8)]/(-4)(-1) = 36/4
= 9.  titik maks (-1, 9).
Matematika Ekonomi 59
• Gambarkan kurvanya:
0 x
y
Matematika Ekonomi 60
• Latihan:
Dengan cara yang sama selesaikan Contoh - 2:
y = 2x2
+ 4x + 6
Matematika Ekonomi 61
Lanjutan:
Matematika Ekonomi 62
• Hubungan dua garis
Dua buah garis dengan fungsi linier dapat:
a. berimpit
y1
= a1
x + b1
y2
= a2
x + b2
Berimpit: Jika dan hanya jika
a1 = a2
b1= b2
b. Sejajar
y1
= a1
x + b1
y2
= a2
x + b2
Sejajar: Jika dan hanya jika
a1 = a2
b1 ± b2
Matematika Ekonomi 63
c. Berpotongan
y2 = a
2 x + b
2
y1
= a1
x + b1
Berpotongan: jika dan
hanya jika
a1 ± a2
b1 ± b2
Dua garis fungsi linear dan fungsi non linear hanya
dapat berpotongan.
y1
= a1
x + b1
y2 = ax2
+ bx + c
y
x
y
x
a<0
a>0
•
Ttk pot
•
•
Ttk pot
Ttk pot
Matematika Ekonomi 64
• Mencari titik potong dua
garis/persamaan
• Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x
dan y sama pada perpotongan tersebut
• Caranya:
(1) Bentuk fungsi harus y = f(x)
(2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik
potong
• Cari titik potong fungsi x = 15 – 2y dan 3y = x +3
x = 15 – 2y  y = -(1/2)x + 15/2
3y = x +3  y = (1/3)x + 1
-(1/2)x + 15/2 = (1/3)x + 1
-(1/2)x – (1/3)x = 1 – 15/2
x = 78/10
Matematika Ekonomi 65
• Untuk mendapatkan y, substitusi x = 78/10 pada
salah satu fungsi:
y = (1/3)x + 1,
untuk x = 78/10; y = (1/3)(78/10) + 1
y = 26/10
Titik potong fungsi (x, y) = (78/10, 26/10)
Matematika Ekonomi 66
• Mencari titik potong dua garis/persamaan
(1) 2x + 3y = 21 dan (2) x + 4y = 23
Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x
dan y sama pada saat perpotongan tersebut.
• Ubah persamaan di atas menjadi bentuk y = f(x)
(1) 2x + 3y = 21  3y = 21 – 2x
atau y = 7 – (2/3)x
(2) x + 4y = 23  4y = 23 – x
atau y = (23/4) – (1/4)x
Titik potong kedua garis:
7 – (2/3)x = (23/4) – (1/4)x
7 – (23/4) = (2/3)x – (1/4)x
5 = (5/12)x
x = 12.  y = 11/4  (12, 11/4)
Matematika Ekonomi 67
Latihan
Penggunaan Fungsi dalam ekonomi
Analisa keseimbangan pasar
Keseimbangan pasar – Model linear
Asumsi-1: Keseimbangan pasar terjadi jika “ekses
demand” = 0 atau (Qd – Qs = 0)
Asumsi-2: Qd = jumlah permintaan adalah fungsi
linear P (harga). Jika harga naik, maka Qd
turun.
Asumsi-3: Qs = jumlah penawaran adalah fungsi
linear P. Jika harga naik, maka Qs juga
naik, dengan syarat tidak ada jlh yang
ditawarkan sebelum harga lebih tinggi
dari nol.
Persoalan,bagaimana menentukan nilai
Matematika Ekonomi 69
Dalam pernyataan matematis, keseimbangan terjadi
pada saat:
Qd = Qs
Qd = a - bP, slope (-) (1)
Qs = -c + dP, slope (+) (2)
Gambarnya sbb:
Qd, Qs
P
-c
P1
a
Qd = a -bP
Qs = -c + dP
P0
Q0
0
keseimbangan
Matematika Ekonomi 70
Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb:
Qs = 4 – p2
dan Qd = 4P – 1
Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam
ekonomi, maka titik potong pada (1, 3), dan (-5, -21)
tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah
positip) maka keseimbangan pada (1, 3)}
0
-1
1,3
2
4
3
1
QS = 4p - 1
QD = 4 - p2
keseimbangan
Matematika Ekonomi 71
• Latihan
• Temukan keseimbangan dari Qd dan Qs
tersebut
Matematika Ekonomi 72
Matematika Ekonomi 73
Matematika Ekonomi 74
Keseimbangan pasar (lanjutan)
Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an
permintaan dan penawaran dari suatu komoditi
tertentu jika:
Qd = 16 – P2
, (Permintaan)
QS = 2p2
– 4p (penawaran)
Gambarkan grafiknya
Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5
Matematika Ekonomi 75
Penjelasan
Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs
16 – p2
= 2p2
– 4p
3p2
– 4p – 16 = 0
Ingat fungsi polinom derajad 2 atau n = 2
dengan bentuk umum: ax2
+ bx + c
Koefisien a = 3, b = -4, dan c = -16
p = (-b) ± (b2
– 4ac)1/2
= 4 ± (16 + 192)1/2
= 3.1 (+)
Qd = 16 – p2
= 16 - (3.1)2
= 6.4
Jadi keseimbangan tercapai pada Jlh komoditas
6.4 dan harga 3.1. Atau (Q, p) = (6.4 , 3.1)
2a 6
Matematika Ekonomi 76
Grafik:
Fungsi Permintaan: Qd = 16 – p2
a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 16, (16,0)
b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 16 – p2
= 0
(p – 4)(p + 4). p – 4 = 0, p = 4, ttk (0, 4)
p + 4 = 0, p = -4, ttk (0, -4)
c.Titik maks/min: (Q,p)
Q = (-b/2a) = 0/-2 = 0
p = (b2
– 4ac)/(-4a) = 0 – 4(-1)(16)/(-4)(-1)) = 16
atau pada titik (0, 16)
Matematika Ekonomi 77
Grafik:
Fungsi penawaran
Qs = 2p2
– 4p
a.Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 0, (0,0)
b.Titik potong dengan sb p  Q = 0; 2p2
– 4p = 0
Atau 2p(p – 2) = 0; 2p = 0; p = 0; ttk pot (0, 0)
(p – 2) = 0; p = 2; ttk pot ( 0, 2)
c. Titik maks/min: (Q,p)
Q = (-b/2a) = 4/4 = 1
p = (b2
– 4ac)/(-4a) = (-4)2
– 4(2)(0)/(-4)(2) = 2
atau pada titik (1, 2)
Matematika Ekonomi 78
Grafik:
Q
p
Qd
6.4
3.1
4
160
2
Qs
Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5
Untuk p = 3.5, terjadi ekses supply dan p = 2.5,
terjadi ekses demand
Matematika Ekonomi 79
Penjelasan ekses suplai dan ekses demand
Qs
Qd
Ekses demand mendorong harga naik, dan ekses
supply mendorong harga turun.
Matematika Ekonomi 80
DERIFATIF
1.1. Pengantar Kalkulus
Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang
a. Fungsi
b. Derivatif atau fungsi turunan
c. Derivatif parsial dan
d. Integral
sangat luas penggunaannya dalam ilmu
ekonomi.Khusus tentang derivatif (kalkulus dife-
rensial) dapat diinventarisir aplikasinya dalam ilmu
ekonomi diantaranya:
1). Elastisitas, khususnya elastisitas permintaan
Matematika Ekonomi 81
2) Elastisitas produksi
3) Biaya total, rata-rata dan marginal
4) Revenue dan marginal revenue
5) Maksimisasi penerimaan dan profit.
6) dll.
Pendekatan matematis yang sangat pesat
dewasa ini membuat seorang ahli ekonomi
termasuk Agric. Economist, atau
agribussines manager perlu mendalami
pengetahuan kalkulus diferensial dan inte-
gral.
Untuk kesempatan ini, kalkulus
diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi
lebih diutamakan.
Matematika Ekonomi 82
1.2. Limit fungsi
Pandanglah fungsi h yang diberikan dengan
persamaan:
h(x) = -------------
2x2
+ x - 3
x - 1
Persamaan ini harus disederhanakan sedemikian
rupa, supaya jika disubstitusikan nilai x = 1, (per-
hatikan pembagi/penyebut) maka nilainya ± 0/0
(bentuk tak tentu)
Matematika Ekonomi 83
h(x) = ------------- = ------------- = 2x + 3
2x2
+ x - 3
x - 1
(x-1)(2x +3)
x - 1
Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas fak-
tornya, sehingga:
Demikian juga jika g(x) = ---------, nilainya akan tak
x2
- 4
x - 2
tentu, untuk x = 2
Karena itu g(x) disederhanakan menjadi:
g(x) = ------------------- = x + 2.
(x – 2)(x + 2)
x - 2
Matematika Ekonomi 84
Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai
berikut:
1
2
3
0
4
5 ◦
1 x
y
y = h(x)
Fungsi h tdk terdefi-
nisi di titik x = 1. Un-
tuk x ± 1, maka h(x)
= 2x + 3. Sehingga
untuk x mendekati
1, h(x) akan mende-
kati 5. Dikatakan
limit fungsi h dititik x
= 1 adalah 5.
Matematika Ekonomi 85
Keadaan di atas, dicatat sebagai:
lim h(x) = lim ------------- = 5
x1 x1
2x2
+ x - 3
x - 1
Baca: limit fungsi h(x) untuk x menuju 1
Demikian juga dengan g(x) di atas
lim g(x) = lim --------- = 4.
x2
- 4
x - 2x  2 x  2
1.3. Pengertian Derivatif
Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x)
mempunyai nilai (terdefinisi) pada x = x0 dan
y = f(x) kontinu di titik tersebut, maka:
lim f(x) = f(x0)
x -> x0
Y = f(x)
x
Y
•
x0
Y = f(x) kontinu
pada x = x0
•
◦
Y=f(x)
x0
y0 y0
y1
Y = f(x) diskontinu
pada x = x0
Matematika Ekonomi 87
Sehingga f(x) – f(x0)
------------------
x – x0
0
0
---=
Maka lim f(x) – f(x0) disebut dengan derivatif
-------------
x – x0 fungsi f dititik x = x0.x->x0
Dengan mensubstitusi Δx = x – x0, atau x =
x0 + Δx, untuk x-> x0 berarti Δx ->0 atau:
lim
f(x0 + Δx) – f(x0)
-------------------
Δx
Δx-> 0
merupakan derivatif
atau turunan fungsi.
Matematika Ekonomi 88
Simbol derivatif fungsi dilambangkan dg:
f’(x) atau dy/dx atau
y’ atau Dxy.
Atau dengan penjelasan lain:
Ump. y = f(x) dengan kurva sbb:
y = f(x)
y + Δy = f(x + Δx)
Besarnya pertambahan adalah:
Δy = f(x + Δx) – f(x).
Dibagi dg Δx: Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)
Y = f(x)
◦
x x1
Δx
y
y1
Δy
-------------------------------
Δx
Matematika Ekonomi 89
lim Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)
adalah turunan fungsi tsb yaitu: y’ = f’(x) = dy/dx
Contoh. Cari turunan y = f(x); y = x2
+ 1,
dititik x = 5.
Jika x ditambah sebesar Δx, maka y akan
bertambah sebesar Δy.
y + Δy = (x + Δx)2
+ 1
y = x2
+ 1 (-)
-----------------------------
ΔxΔx->0
Matematika Ekonomi 90
Dengan pengurangan:
Δy = (x + Δx)2
+ 1 – x2
– 1
= x2
+ 2xΔx + (Δx)2
+ 1 – x2
– 1
= 2xΔx + (Δx)2
Δy/Δx = 2x Δx + (Δx)2
Δx
= 2x + Δx
lim Δy/Δx = lim 2x + lim Δx
dy/dx = 2x + 0 = 2x dititik x = 5,
berarti dy/dx untuk x = 5 adalah 10.
Δx ->0 Δx ->0 Δx ->0
Matematika Ekonomi 91
1.4 Rules of differentiation
Rule 1: Derivative of a power function.
Fungsi pangkat (power function) y = xn
y + Δy = (x + Δx)n
Δy = (x + Δx)n
– y
Δy = (x + Δx)n
– xn
Ingat kembali bil. Binom Newton
(a + b)2
= a2
+ 2ab + b2
(a + b)4
= a4
+ 4a3
b + 6a2
b2
+ 4ab3
+ b4
= C(0, 4)a4
+ C(1, 4)a3
b +
C(2, 4)a2
b2
+ C(3, 4)ab3
+C(4,4)b3
Matematika Ekonomi 92
C(i, n)  baca kombinasi tingkat i dari n
unsur.
C(i, n)  adalah teori kombinasi yang
menyatakan memilih sebanyak i unsur dari
suatu himpunan untuk menjadi anggota
himpunan bagiannya.
C(0, 4)  berarti kombinasi tingkat 0 dari 4
unsur.
C(i, n) = ------------
n !
i ! – (n – i)!
Matematika Ekonomi 93
n! = n(n-1)(n-2)(n-3) …
4! = 4. 3. 2. 1 = 24
0! = 1
Sekarang: Δy = (x + Δx)n
– xn
= C(0, n)xn
+ C(1, n)xn-1
Δx +
C(2, n)xn-2
Δx2
+
C(3, n)xn-3
Δx3
+
C(4, n)xn-4
Δx4
+
………… +
C(n-1, n)xΔxn-1
- xn
Matematika Ekonomi 94
C(0, n) = --------- = ---------------------- = 1
C(1, n) = ---------- = ---------------------- = n
C(2, n) = ---------- = ---------------------- = -----
n!
0!(n-0)!
n.n-1.n-2.n-3. …
1.n.n-1.n-2.n-3 …
n!
1!(n-1)!
n.n-1.n-2.n-3. …
1.n-1.n-2.n-3. …
n!
2!(n-2)!
n.n-1.n-2.n-3. …
2.1.n-2.n-3. …
n.n-1
2
Matematika Ekonomi 95
Δy = (x + Δx)n
– xn
= xn
+ nxn-1
Δx + n(n-1)xn-2
Δx2
+
C(3, n)xn-3
Δx3
+
C(4, n)xn-4
Δx4
+
…… +
C(n-1, n)xΔxn-1
- xn
= nxn-1
Δx + n(n-1)xn-2
Δx2
+
C(3, n)xn-3
Δx3
+
C(4, n)xn-4
Δx4
+
…… +
C(n-1, n)xΔxn-1
2
Matematika Ekonomi 96
Δy = nxn-1
+ n(n-1)xn-2
Δx +
C(3, n)xn-3
Δx2
+
C(4, n)xn-4
Δx3
+
…… +
C(n-1, n)xΔxn-2
Lim ---- = lim nxn-1
atau dy/dx = nxn-1
Contoh: y = x5
dy/dx = 5x4.
Mis C = total cost, q = output C = q3
derivatif C thdp q = 3q2
.
Δx 2
Δy
ΔxΔx->0 Δx->0
Matematika Ekonomi 97
Rule 2: Multiplication by a constant.
y = f(x)= cx2
, c adalah konstanta, dy/dx?
y + Δy = c(x + Δx)2
Δy = cx2
+ c2xΔx + c(Δx)2
– cx2
= c2xΔx + c(Δx)2
---- = c2x + c(Δx)
lim ---- = lim c2x , Jadi dy/dx = c2x
Δy
Δx
Δy
ΔxΔx->0 Δx->0
Matematika Ekonomi 98
Contoh: y =f(x) = 5x2
f’(x) = 5(2)x2-1
= 10x
Rule 3: Derivative of a sum
f(x) = g(x) + h(x)
Dengan pembuktian yang sama spt
rule (1) dan (2) diperoleh:
f’(x) = g’(x) + h’(x)
Demikian juga untuk:
f(x) = g(x) + h(x) + k(x)
f’(x) = g’(x) + h’(x) + k’(x)
Matematika Ekonomi 99
Derivatif penjumlahan dua fungsi atau lebih
sama dengan pengurangan atau selisih.
f(x) = g(x) – h(x);
f’(x) = g’(x) – h’(x).
Contoh:
Cari derivatif f(x) = 7x4
+ 2x3
– 3x + 37
g(x) = 7x4
; g’(x) = 28x3
h(x) = 2x3
; h’(x) = 6x2
k(x) = -3x; k’(x) = -3
l(x) = 37; l’(x) = 0
jadi f’(x) = 28x3
+ 6x2
– 3.
Matematika Ekonomi 100
Rule 4: derivative of a product
Fungsi hasil kali berbentuk
y = f(x) = g(x).h(x)
f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x)
Contoh: y = f(x) = (2x + 3)(3x2
)
g(x) = (2x + 3); g’(x) = 2
h(x) = 3x2
; h’(x) = 6x
Jadi:
f’(x) = (2x + 3)(6x) + (3x2
)(2)
= 12x2
+ 18x + 6x2
= 18x2
+ 18x.
Matematika Ekonomi 101
Rule 5: derivatif of a quotient
Bentuk umum hasil bagi dua fungsi:
y = f(x) = g(x)/h(x).
f’(x) = g’(x)h(x) – g(x)h’(x)
[h(x)]2
Matematika Ekonomi 102
Contoh: f(x) = (2x – 3)/(X + 1).
g(x) = 2x – 3; g’(x) = 2
h(x) = x + 1; h’(x) = 1
f’(x) = (2)(x + 1) – (1)(2x – 3)
= 2x + 2 – 2x + 3 = 5
(x + 1)2
(x + 1)2 (x + 1)2
Matematika Ekonomi 103
Rule 6: Chain rule
Fungsi berantai bentuknya sbb:
y = f(u)
u = g(x) y = f(z)
z = g(u)
u = h(x)Dicari derivatif y ter-
hadap x atau dy/dx.
Dari u = g(x) didpt
du/dx.
Dari y = f(u) didpt
dy/du, Maka
dy
dx
= dy .
du
du
dx
Dengan cara yang sama
dy
=
dy du dz
dx du dz dx
Matematika Ekonomi 104
Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat
menghasilkan y unit gandum dan z adalah roti yg
terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit
lahan (x) dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga:
y = 2x
Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15
unit roti (z), yang digambarkan sebagai:
z = 15y
Apabila ada perubahan sejumlah kecil lahan (x),
maka berapa besar perubahan roti (z) akan terjadi
dari perubahan tersebut? Hal ini merupakan masa-
lah hukum berantai dari turunan fungsi (derivatif).
Matematika Ekonomi 105
dy/dx merupakan perubahan y apabila sejumlah
kecil perubahan x yaitu
dy/dx = 2
Perubahan z apabila ada perubahan y
dz/dy = 15
Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubah-
an x menjadi:
dz/dx = dz/dy. dy/dx = 15(2) = 30 unit.
Matematika Ekonomi 106
Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3
dan s = 1 – x.
v = t2
dan t = 1 + x2
u = s3
,  du/ds = 3s2
s = 1 – x  ds/dx = -1
v = t2
,  dv/dt = 2t
t = 1 + x2
 dt/dx = 2x
y = uv, adalah bentuk hasil kali berarti
dy/dx = u.dv/dx + v.du/dx
= u(dv/dt)(dt/dx) + v(du/ds)(ds/dx)
= s3
(2t)(2x) + t2
(3s2
)(-1)
= 4s3
tx -3t2
s2
= s2
t(4sx – 3t)
Substitusi, dy/dx = (1-x)2
(1+x2
)[4(1-x)(x) – 3(1+x2
)]
Matematika Ekonomi 107
Contoh: Jika y = (1 + x2
)3
, dapatkan dy/dx.
Dengan memakai derivatif fungsi berantai:
Mis u = 1 + x2
, dan oleh karena itu y = u3
dy/dx = (dy/du)(du/dx) = (3u2
)(2x) = 6x(1 + x2
)2
.
Matematika Ekonomi 108
1.5. Derivatif of higher order
Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat
sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif kedua
dilambangkan dengan:
d2
y/dx2
atau f”(x) atau y”
Demikian seterusnya untuk derivatif yang
lebih tinggi. Semua hukum-hukum yang
sudah dibahas, berlaku untuk mencari
derivatif orde yang lebih tinggi.
Contoh: Hitung derivatif y = f(x) = x3
– 3x2
+ 4,
dan hitung nilainya untuk x = 2.
Matematika Ekonomi 109
f(x) = x3
– 3x2
+ 4, f(2) = 8 – 12 + 4 = 0
f’(x) = 3x2
– 6x, f’(2) = 12 – 12 = 0
f”(x) = 6x – 6 f”(2) = 6
f”’(x) = 6 f”’(2) = 6.
Matematika Ekonomi 110
1.5 Derivatif parsial
Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari
satu variabel. z = f(x, y) atau z = f( u, v, x) dst
Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel.
Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,)
dimana h = harga komoditi itu sendiri
hkl = harga komoditi lain
sK = selera konsumen
i = income
Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi:
z = f(x , y), bila y dianggap tetap,
maka z hanya merupakan fungsi x dan derivatif z
ke x dapat dihitung.
Matematika Ekonomi 111
Derivatifnya disebut derivatif parsial atau turunan
parsial dari z ke x dan dilambangkan dengan:
∂z/∂x atau ∂f/∂x atau fx
Demikian juga jika x dianggap tetap, maka derivatif
parsial ke y dapat dihitung, dan dilambangkan dg:
∂z/∂y atau ∂f/∂y atau fy
Derivatif parsial z ke x didefinisikan sebagai:
∂z/∂x = lim Δz/Δx = lim f(x + Δx, y) – f(x, y)
Δx
Δx->0 Δx->0
Derivatif parsial z ke y didefinisikan sebagai:
∂z/∂y = lim Δz/Δy = lim f(x,y + Δy) – f(x, y)
ΔyΔy->0 Δy->0
Matematika Ekonomi 112
Contoh: Jika z = 3x2
+ 2xy – 5y2
,maka:
∂z/∂x = 6x + 2y
∂z/∂y = 2x – 10y
Derivatif parsial kedua juga dapat dicari sbb:
Contoh: z = (x2
+ y2
)3
∂z/∂x = fX = 3(x2 + y2
)2
(2x) = 6x(x2
+ y2
)2
∂z/∂y = fy = 3(x2
+ y2
)2
(2y) = 6y(x2
+ y2
)2
∂2
z/∂x2
= fXX = 12x(x2
+ y2
)(2x) = 24x2
(x2
+ y2
)
∂2
z/∂y2
= fyy = 12y(x2
+ y2
)(2y) = 24y2
(x2
+ y2
)
∂2
z/ ∂y∂x = fyx = 12x(x2
+ y2
)(2y) = derivatif ∂z/∂x
thd y
24xy(x2
+ y2
).
∂2
z/∂x∂y = fxy = 12y(x2
+ y2
)(2x) = 24xy(x2
+ y2
)
Matematika Ekonomi 113
Simbol derivatif parsial ∂z/∂x
juga dilambangkan ∂f/∂x atau fx.
Fungsi turunan kedua dilambangkan:
∂2
z/∂x2
atau ∂2
f atau fxx
Fungsi turunan fx terhadap y dilambangkan fyx
Fungsi turunan fy terhadap x dilambangkan fxy
fyx = fxy
Matematika Ekonomi 114
Maksimum dan minimum
y = f(x)
akan maksimum pada saat:
dy/dx = 0
dan d2
y/dx2
< 0
akan minimum pada saat:
dy/dx = 0
dan d2
y/dx2
> 0
akan mempunyai titik belok (inflection point) pada:
dy/dx = 0
dan d2
y/dx2
= 0
Matematika Ekonomi 115
Apabila fungsinya lebih dari dua variabel:
z = f(x, y) atau f(x1, x2),
Maksimum jika
fx = 0, fy = 0
fxx < 0, fyy < 0
fxxfyy – (fxy)2
> 0
Minimum jika
fx = 0, fy = 0
fxx > 0, fyy > 0
fxxfyy – (fxy)2
> 0
Matematika Ekonomi 116
Contoh: Periksa apakah fungsi berikut ini mempu-
nyai titik maksimum, minimum atau titik belok
dan hitung nilai f(x) pada titik tersebut.
y = f(x) = -x2
+ 4x + 7
dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2
d2
y/dx2
= -2 < 0; berarti mempunyai titik maks.
pada x = 2.
nilai ymaks atau f(x)maks = -(2)2
+ 4(2) + 7 = 11
Matematika Ekonomi 117
Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari:
z = x2
+ xy + y2
– 3x + 2
Langkah-langkah:
a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3
fy = x + 2y
b. fx = 0 dan fy = 0
2x + y – 3 = 0
x + 2y = 0
Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x.
Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0
didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0
atau 3x = 6  x = 2.
Matematika Ekonomi 118
Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1.
Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min
c. Uji dengan derivatif kedua:
fxx = 2; fyy = 2; fxy = fyx = 1
fxxfyy – (fxy)2
= 2.2 – 12
= 3 > 0
artinya fungsi z mempunyai titik minimum pada
titik (2, -1).
d. Nilai zmin = (2)2
+ (2)(-1) + (-1)2
– 3(2) + 2
= 4 – 2 + 1 – 6 + 2 = -1.
Matematika Ekonomi 119
1.5 Aplikasi dalam ekonomi
1) Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaan adalah persentase
per-ubahan jumlah komoditi diminta
apabila terdapat perubahan harga.
Jika q = komoditi yg diminta,
Δq = perubahannya
p = harga komoditi;
Δp = perubahannya
Matematika Ekonomi 120
Ed = ------ = lim ------- = lim ---- -- = ---- --
Δq/q
Δp/p Δp->0
Δq/q
Δp/p Δp
Δq p
qΔp->0
dq
dp
p
q
Contoh: Umpamakan fungsi permintaan q = 18 -2p2
hitung elastisitas permintaan jika harga berku-
rang 5% (bukan mendekati nol) dari p = 2, q =
10. Bandingkan hasil kedua pendekatan: defi-
nisi dan derivatif.
Pendekatan definisi: p = 2; Δp = 0.05 berarti
p1 = 2 – 2(0.05) = 1.9
Untuk p1 = 1.9, q = 18-2p2
= 18 – 2(1.9)2
= 10.78
untuk p = 2, q = 18-2p2
= 18 – 2(2)2
= 10.
berarti Δq = 10.78 – 10 = 0.78
Matematika Ekonomi 121
Jadi menurut pendekatan definisi
Ed = 7.8%/-0.05% = - 1.56
Dengan pendekatan derivatif:
Ed = (dq/dp)(p/q) = (-4p)(p/q) = - 4p2
/q
pada harga p = 2, dan q = 10
Ed = -4(2)2
/10 = - 1.60.
Perhatikan dengan derivatif, Δp mendekati nol,
sementara menurut definisi, Δp = 0.05%, jadi
hasilnya sedikit berbeda.
Matematika Ekonomi 122
2) Total Cost, Average cost and marginal cost
TC = f(q),
merupakan fungsi biaya dimana TC = total cost,
dan q = produk yang dihasilkan.
TC/q = f(q)/q
merupakan fungsi biaya rata-rata.
MC = dTC/dq
merupakan derivatif dari TC, sebagai biaya mar-
ginal. Biaya marginal adalah tambahan biaya yg
dibutuhkan per satuan tambahan produk.
Matematika Ekonomi 123
AC
Hubungan TC, AC dan MC, seperti kurva dibawah
ini.
MC
VC
TC
q
Rp
Matematika Ekonomi 124
Contoh dengan data diskrit
q FC VC TC AC MC
1 100 10 110 110.00 -
2 100 16 116 58.00 6.0
3 100 21 121 40.33 5.0
4 100 26 126 31.50 5.0
5 100 30 130 26.00 4.0
6 100 36 136 22.67 6.0
7 100 45.5 145.5 20.78 9.5
8 100 56 156 19.50 10.5
9 100 72 172 19.10 16
Matematika Ekonomi 125
Contoh dengan fungsi biaya:
TC = q3
– 4q2
+ 10q + 75.
FC = Fixed Cost = 75
VC = Variable cost = q3
– 4q2
+ 10q
MC = dTC/dq = 3q2
– 8q + 10
AC = TC/q = q2
– 4q + 10 + 75/q
3) Revenue and Marginal revenue
Apabila fungsi permintaan diketahui, maka
Total Revenue (TR) adalah jumlah produk
yang diminta dikali harga.
Matematika Ekonomi 126
Jadi jika q = kuantitas diminta dan p = harga
dengan q = f(p) maka:
TR = qp = f(p).p
Marginal Revenue (MR) = dTR/dq.
Contoh:
Fungsi Permintaan;
3q + 2p = 9;
2p = 9 – 3q atau
p = 9/2 – (3/2)q
TR = p.q atau
TR = (9/2)q – (3/2)q2
MR = dTR/dq
= 9/2 – 3q
MR
p
q
TR, MR, p
0 3
4
Matematika Ekonomi 127
4). Fungsi produksi
Seorang produsen dalam teori ekonomi paling
tidak harus mengambil dua keputusan apabila
dilandasi oleh suatu asumsi produsen berusa-ha
memperoleh profit maksimum, adalah:
a. Jumlah produk yang yang akan diproduksi
b. Menentukan kombinasi input-input yang
digunakan dan jumlah tiap input tsb.
Landasan teknis dari produsen dalam teori
ekonomi disebut dengan FUNGSI PRODUKSI.
Fungsi produksi = persamaan yang menunjukkan
hubungan antara tingkat penggunaan input-input
dengan tingkat output.
Matematika Ekonomi 128
Fungsi produksi, secara umum dicatat:
Q = f(x1, x2, x3, … , xn)
Q = output
xi = input-input yang digunakan, i = 1, 2, 3, … , n
Apabila dalam proses produksi:
Q = f(x1/x2, x3, … , xn)
input xI ditambah terus menerus, sedangkan input
lain tetap, maka fungsi produksi itu tunduk pada
hukum : The law of diminishing returns
“bila satu macam input, terus ditambah
penggunaannya sedang penggunaan input lain
tidak berubah, maka tam-bahan output yg
dihasilkan dari setiap tambahan input, mulai-mula
meningkat, kemudian menurun, dan akhirnya
negatip”.
Matematika Ekonomi 129
Tambahan output yg didapat karena adanya tam-
bahan satu unit input dinamakan Produk Fisik
Marginal (Produk Marginal = PM).
PM = ∂Q/∂xi, i = 1, 2, 3, … , n
Selain produk marginal, fungsi lain yang dapat di-
turunkan dari fungsi produksi adalah fungsi
Produk Rata-rata (PR).
PR = Q/x = f(x)/x
Jadi ada hubungan antara Q atau produk total
(PT) dengan PM dan PR.Hubungan tersebut di-
tunjukkan oleh kurva berikut ini.
Matematika Ekonomi 130
Q = PT
Q
x
x
PR
PM
X1 Q PM PR
1 10 - 10
2 24 14 12
3 39 15 13
4 52 13 13
5 61 9 12.2
6 66 5 11
7 66 0 9.4
8 64 -2 8
Matematika Ekonomi 131
Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb:
a. Pada saat PT maks, maka PM = 0
b. Pada saat PR maks, maka PM = PR
c. PR maks pada saat grs lurus dari titik nol
(origin) menyinggung kurva PT.
Kurva produksi yang dijelaskan di atas, hanya
jika input variabel terdiri atas satu input. Untuk
Q = f(x1, x2)/x3, … , xN)
atau dua input variabel, maka kurvanya dalam
ruang spt berikut:
Matematika Ekonomi 132
z
x1
x2
MATRIKS
Matriks artinya sesuatu yang membungkus, yang
dibungkus adalah data kuantitatif yang disusun
dalam bentuk “baris” dan “lajur”.
Contoh: Harga gula pasir di 3 kota selama 3 bulan
(rata-rata)
Kota A B C
J 4000 4500 4200
F 4200 4600 4500
M 4200 4700 4500
Bulan
Matematika Ekonomi 134
Dengan catatan matriks ditulis:
A = 4000 4500 4200
4200 4600 4500
4200 4700 450
B = 1 0 1 4
3 2 6 7
9 8 4 1
Bentuk umum sbb:
A = a11 a12 … a1n
a21 a22 … a2n
: : :
am1 am2 … amn
m x n
Untuk menyederhanakan
dicatat:
A = (aij)mxn
m = jlh baris; n = jlh lajur
m x n
Notasi matriks
Matematika Ekonomi 135
Vektor.
Kumpulan data/angka yang terdiri atas satu baris
disebut: VEKTOR BARIS, jika satu lajur disebur
dengan VEKTOR LAJUR. Dengan demikian, dpt
disebut bahwa matriks terdiri atas beberapa vektor
baris dan beberapa vektor lajur.
Vektor baris:
a’ = (4, 1, 3, 2)
x’ = (x1, x2, … xn)
Vektor lajur
b = 1 u = u1
2 u2
8 :
un
Matematika Ekonomi 136
Beberapa macam bentuk matriks
a.Matriks segi: A = (aij)m.n dengan m = n
A = 2 0 2 4
4 1 7 7
1 2 3 4
5 1 4 1
b. Matriks setangkup: B = (bij)n.n, bij = bji
4 x 4
B = 1 0 7 7
0 5 4 3
7 4 2 5
7 3 5 1
4 X 4
Matematika Ekonomi 137
c. Matriks diagonal
D = (dij)n.n, dij = 0 utk i±j
D = 3 0 0
0 5 0
0 0 7
d. Matriks identitas
I4 = 1 0 0 0 I2 = 1 0
0 1 0 0 0 1
0 0 1 0
0 0 0 1
e. Matriks segitiga atas,
jika semua unsur
di-bawah diagonal
uta-ma bernilai nol.
G = 9 9 3
0 1 3
0 0 2
Diagonal utama
Jika semua unsur di-
atas diagonal utama
bernilai 0 = matriks
segitiga bawah.
Matematika Ekonomi 138
Penggandaan matriks
Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q
jika dan hanya jika lajur matriks A = baris matriks B
atau n = p
Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur
dimana setiap baris A digandakan dengan setiap
lajur B seperti contoh berikut ini.
1 1 0 8 -1
2 4 5 1 1
6 7 8 1 2
Matematika Ekonomi 139
1 1 0 8 -1
2 4 5 1 1
6 7 8 1 2
= (1 1 0) 8 , (1 1 0) -1
1 1
1 2
(2 4 5) 8 , ( 2 4 5) -1
1 1
1 2
(6 7 8) 8 , (6 7 8) -1
1 1
1 1
=
Matematika Ekonomi 140
(1)(8) + (1)(1) + (0)(1), (1)(-1) + (1)(1) + (0)(2)
(2)(8) + (4)(1) + (5)(1), (2)(-1) + (4)(1) + (5)(2)
(6)(8) + (7)(1) + (8)(1), (6)(-1) + (7)(1) + (8)(2)
9 0 Contoh-2: 3 6 0 x =
25 12 4 2 -7 y
63 17 z
3x + 6y
4x + 2y – 7z
Matematika Ekonomi 141
Putaran matriks
Matriks A = (aij)m.n, putarannya adalah A’ = (a’ij)n.m,
sedangkan (a’ij) = (aji).
Contoh: A = 3 8 -9  A’ = 3 1
1 0 4 8 0
-9 4
D = 1 0 4  D’ = 1 0 4
0 3 7 0 3 7
4 7 2 4 7 2
Matematika Ekonomi 142
Matematika Ekonomi 143
Determinan matriks segi
Determinan suatu matriks segi adalah hasil per-
kalian unsur-unsur yang tidak sebaris dan tidak
selajur, dengan tanda tertentu. Determinan
matriks A dicatat det (A) atau |A|
Contoh: Hitung determinan matiks A = 2 7
4 9
det A = (2)(9) – (4)(7) = - 10. - +
Matematika Ekonomi 144
Contoh: Cari determinan matriks
C = 1 4 7 Cara Sarrus, yaitu dengan
8 2 5 menambahkan lajur 1 sebagai
6 9 3 lajur 4 dan lajur 2 sebagai
lajur 5 kemudian mengganda-
kan angka yang tidak sebaris
dan tidak selajur.
det C = 1 4 7 1 4
8 2 5 8 2
6 9 3 6 9
+ + +
- - -
= (1)(2)(3) + (4)(5)(6) + (7)(8)(9)
-(7)(2)(6) - (1)(5)(9) – (4)(8)(3) = 405
Matematika Ekonomi 145
Untuk matriks dengan dimensi/ukuran 4 x 4, cara
Sarrus tidak dapat digunakan melainkan dicari per-
kalian unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur.
Pangkat suatu matriks
Suatu matriks segi dengan determinan ± 0, maka
matriks itu disebut berpangkat penuh atau matriks tak
singular. Sebaliknya, disebut matriks berpangkat tak
penuh atau dinamakan matriks singular.
Jika suatu matriks B berukuran nxn, maka pangkat
matriks itu dicatat p(B) = n, jika matriknya berpangkat
penuh.
Matematika Ekonomi 146
Tetapi jika determinannya = 0, maka pangkat matriks
B, lebih kecil dari n, yaitu dimensi salah satu anak
matriksnya yang memiliki det ± 0.
Contoh A = 1 1 0 , karena det A = 0, maka
2 -1 1 p(A) ± 3, dan kemungkinan
4 1 1 p(A) = 2.
Untuk memeriksa, ambil salah satu anak matiksnya:
A11 = 1 1 , det A11 = - 3 ± 0. Berarti p(A) = 2
2 -1
3 x 3
Matematika Ekonomi 147
Dalam sistem persamaan linear, yang mencari nilai-
nilai x dari sistem persamaan tersebut, maka matriks
penyusun persamaan linear dimaksud harus ± 0 atau
tak singular atau berpangkat penuh.
Misal: 7x1 - 3x2 – 3x3 = 7
2x1 + 4x2 + x3 = 0
- 2x2 - x3 = 2
Setelah diubah dg
perkalian matiks
diperoleh
7 -3 -3 x1 = 7
2 4 1 x2 0
0 -2 -1 x3 2
Matematika Ekonomi 148
Det. Matriks: 7 -3 -3 = -8 ± 0, berarti nilai-nilai x
2 4 1 dari persamaan li-
0 -2 -1 near itu dpt dicari.
Matematika Ekonomi 149
Persamaan linear dan jawabannya.
Persamaan linear adalah himpunan dari persamaan
linear dengan beberapa nilai yang hendak dicari.
Contoh: 5x1 + 3x2 = 30 7x1 – x2 – x3 = 0
6x1 – 2x2 = 8 10x1 – 2x2 + x3 = 8
6x1 + 3x2 – 2x3 = 7
Dari persamaan tersebut akan dihitung x1 dan x2
Matematika Ekonomi 150
Dengan aturan Cramer, menggunakan cara determi-
nan, sistem persamaan linear di atas dapat
diselesai-kan dg cara sbb:
a. Buat persamaan linear menjadi dalam bentuk
perkalian matriks.
5 3 x1 = 30
6 -2 x2 8
b. Cari nilai det (A); det A = -28
c. Dapatkan matiks A1 yaitu matriks A dengan
mengganti lajur ke-1 dengan vektor d.
A x d
Matematika Ekonomi 151
A1 = 30 3
8 -2
d. Dapatkan matriks A2 yaitu matriks A dengan
mengganti lajur ke-2 dengan vektor d.
A2 = 5 30
6 8
e. Cari det A1 dan det A2; det A1 = -84; det A2 = -140
f. Nilai x1 = det A1/det A, dan x2 = det A2/A.
x1 = -84/-28 = 3; x2 = -140/-28 = 5.
Matematika Ekonomi 152
Contoh 2 7 -1 -1 x1 = 0
10 -2 1 x2 8
6 3 -2 x3 7
A x d
a.Det A = -61
b.Det A1 = 0 -1 -1 = -61; det A2 = 7 0 -1 = -183
8 -2 1 10 8 1
7 3 -2 6 7 -2
det A3 = 7 -1 0 = -244
10 -2 8
6 3 7
Matematika Ekonomi 153
MATRIKS KEBALIKAN
Jika A = (aij)n.n maka matriks kebalikannya dicatat
sebagai A-1
.
Cara mencari matriks kebalikan:
a.Dengan matriks adjoint
b.Dengan transformasi penyapuan
c. Dengan metode Doolittle
Matematika Ekonomi 154
Mencari matriks kebalikan dengan matiks adjoint
Umpamakan dibicarakan matiks A = a11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33
Untuk mencari matriks kebalikannya ditempuh lang-
kah-langkah sbb:
a.Mencari minor setiap unsur apq atau Mpq, dimana
p=q = 1, 2, 3. (baris = p, lajur = q = 1, 2, 3)
Definisi: Minor unsur apq adalah determinan anak
matriks dengan menghapus baris p dan
lajur q.
Jadi M11 dihitung dengan cara berikiut:
Matematika Ekonomi 155
a11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33
Minor unsur a11 = M11 = a22 a23 = a22a33 – a23a32
a32 a33
Minor unsur a12 = M12 = a21 a23 = a21a33 – a23a31
a31 a33
Minor unsur a13 = M13 = a21 a22
a31 a32 = a21a32 – a22a31
Matematika Ekonomi 156
Minor unsur a21 = M21 = a12 a13 = a12a33 – a13a32
a32 a33
Minor unsur a22 = M22 = a11 a13 = a11a33 – a13a31
a31 a33
Minor unsur a23 = M23 = a11 a12
a31 a32 = a11a32 – a12a31
Matematika Ekonomi 157
Minor unsur a31 = M31 = a12 a13 = a12a23 – a13a22
a21 a23
Minor unsur a32 = M32 = a11 a13 = a11a23 – a13a21
a21 a23
Minor unsur a33 = M33 = a11 a12
a21 a22 = a11a22 – a12a21
Matematika Ekonomi 158
b. Kofaktor.
Kofaktor unsur apq ialah αpq = (-1)p+q
Mpq.
Kofaktor unsur a11 = α11 = (-1)1+1
M11
Kofaktor unsur a12 = α12 = (-1)1+2
M12
Kofaktor unsur a13 = α13 = (-1)1+3
M13
Kofaktor unsur a21 = α21 = (-1)2+1
M21
Kofaktor unsur a22 = α22 = (-1)2+2
M22
Kofaktor unsur a23 = α23 = (-1)2+3
M23
Kofaktor unsur a31 = α31 = (-1)3+1
M31
Kofaktor unsur a32 = α32 = (-1)3+2
M32
Kofaktor unsur a33 = α33 = (-1)3+3
M33
Matematika Ekonomi 159
Setelah dapat kofaktor dari setiap unsur, susunlah
matriks kofaktor K:
K = α11 α12 α13
α21 α22 α23
α31 α32 α33
Matriks kebalikan dari A = A-1
= (1/det A)(K’)
Perhatikan, kofaktor unsur sebenarnya hanya soal
tanda dari minor sauté unsur. Jika indeksnya genap,
tandanya + dan jika indeksnya ganjil, tandanya
negatip.
Matematika Ekonomi 160
Contoh: Cari matriks kebalikan dari B = 4 1 -1
0 3 2
3 0 7
Matriks kofaktor K= 3 2 0 2 0 3 = 21 6 -9
0 7 3 7 3 0 -7 31 3
1 -1 4 -1 4 1 5 -8 12
0 7 3 7 3 0
1 -1 4 -1 4 1
3 2 0 2 0 3
-
--
-
Matematika Ekonomi 161
Matriks putaran K = K’ = 21 -7 5
6 31 -8
-9 3 12
Matriks kebalikan = B-1
adalah: (1/det B)K’.
det (B) = (4)(3)(7) +
(1)(2)(3) +
(0)(0)(-1)
-(-1)(3)(3)
-(2)(0)(4)
-(1)(0)(7) = 99
B-1
= (1/99) 21 -7 5
6 31 -8
-9 3 12
Matematika Ekonomi 162
Untuk menguji, maka: BB-1
= I
4 1 -1 21/99 -7/99 5/99 = 1 0 0
0 3 2 6/99 31/99 -8/99 0 1 0
3 0 7 -9/99 3/99 12/99 0 0 1
B B-1
I
Matematika Ekonomi 163
PENGGUNAAN MATRIKS KEBALIKAN DALAM
EKONOMI (INPUT – OUTPUT Analysis)
Dalam analisis ekonomi dikenal keterkaitan antar in-
dustri (atau sektor industri). Artinya output suatu
sektor dipakai untuk memenuhi sektor lain, dan me-
menuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah,
pembentukan modal maupun ekspor. Sementara
Input suatu sektor dibeli dari sektor lain.
Matematika Ekonomi 164
Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu
sektor dgn sektor lain dinyatakan dengan himpunan
persamaan linear. Contoh analisis input-output
Leontief.
Dengan notasi matriks model I-O sbb:
AX + F = X atau
X - AX = F atau
(I – A)X = F pers matriks Leontief
X = F/(I - A) = (I – A)-1
. F.
Matriks kebalikan
Leontief
Matematika Ekonomi 165
0.2 0.3 0.2 , x1 , 10
0.4 0.1 0.2 x2 5
0.1 0.3 0.2 x3 6
A x F
1 0 0
0 1 0
0 0 1
-
A
I
0.2 0.3 0.2 = 0.8 -0.3 -0.2
0.4 0.1 0.2 -0.4 0.9 -0.2
0.1 0.3 0.2 -0.1 -0.3 0.8
0.8 -0.3 -0.2
-0.4 0.9 -0.2
-0.1 -0.3 0.8
x1 = 10
x2 5
x3 6
I - A x
F
Mis. Sektor
perekonomian
terdiri dari 3
sekt. Pert, Ind,
dan Jasa.
Matematika Ekonomi 166
Matriks Kofaktor dari (I – A) adalah
M11 -M12 M13 = 0.66 0.34 0.21 , K’ = 0.66 0.30 0.24
-M21 M22 -M23 0.30 0.62 0.27 0.34 0.62 0.24
M31 -M32 M33 0.24 0.24 0.60 0.21 0.27 0.60
(I – A)-1
= 1/(det (I-A)K’ = 11 0.66 0.30 0.240.66 0.30 0.24
0.34 0.62 0.24
0.21 0.27 0.60
= 1.72 0.78 0.63 = R
0.90 1.61 0.63
0.55 0.70 1.56
0.384
Matematika Ekonomi 167
Arti dari matriks kebalikan Leontief:
Mis r12 = 0.78, artinya untuk menopang setiap per-
mintaan akhir akan produk Industri, harus
diproduksi sebanyak 0.78 satuan produk pertanian.
R23 = 0.68, artinya untuk menopang setiap permin-
taan akhir akan produk Jasa, maka harus diproduk-
si sebanyak 0.68 satuan produk Industri.
Matematika Ekonomi 168
X = x1 = 1/0.384 [0.66(10) + 0.30(5) + 0.24(6)] = 24.84
x2 1/0.384 [0.34(10) + 0.62(5) + 0.24(6)] = 20.68
x3 1/0.384 [0.21(10) + 0.27(5) + 0.60(6)] = 18.36
Artinya: Berdasarkan permintaan akhir yang ada, maka dira-
malkan output sektor pertanian, industri dan jasa masing-
masing akan menjadi 24.84 satuan, 20.68 satuan dan 18.36
satuan.
Dengan analogi yang sama, jika permintaan akhir mau di-
naikkan, maka ramalan output tiap sektor dapat diketahui.
Vektor x adalah vektor permintaan akhir yaitu:
(I – A)-1
F
Matematika Ekonomi 169
Penutup: TUHAN Maha Tahu
tetapi tidak pernah memberi tahu !
Mengapa ?
Manusia sudah diberi pikiran
dan manusia adalah makhluk
yang berpikir.
Matematika merupakan sarana berpikir

More Related Content

What's hot

Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Ryan Arifiana Sungkar
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiMayawi Karim
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat33335
 
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomiHaidar Bashofi
 
Catatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomiCatatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomiichzan ghafiora
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01KuliahKita
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4rabib
 

What's hot (16)

Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologi
 
2.himpunan
2.himpunan  2.himpunan
2.himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat
 
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
1 pendahuluan-matematika-bisnis-ekonomi
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
 
Catatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomiCatatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomi
 
3.himpunan
3.himpunan3.himpunan
3.himpunan
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 01
 
Himpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskritHimpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskrit
 
Bab 1 himpunan
Bab 1 himpunanBab 1 himpunan
Bab 1 himpunan
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
3.himpunan 3
3.himpunan 33.himpunan 3
3.himpunan 3
 
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4
 

Similar to MATRIKS EKONOMI (20)

Pertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomiPertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomi
 
Pertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomiPertemuan 1 matematika ekonomi
Pertemuan 1 matematika ekonomi
 
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdfMATERI PERTEMUAN 1.pdf
MATERI PERTEMUAN 1.pdf
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
Pertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunanPertemuan ii himpunan
Pertemuan ii himpunan
 
02 himpunan
02 himpunan02 himpunan
02 himpunan
 
Bab 1 himpunan
Bab 1 himpunanBab 1 himpunan
Bab 1 himpunan
 
Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...
Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...
Sistem Bilangan dan Himpunan. Bilangan,adalah suatu konsep dalam ilmu matemat...
 
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdfPPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
PPT Matematika Ekonomi [TM1].pdf
 
Teknik Counting 2
Teknik Counting 2Teknik Counting 2
Teknik Counting 2
 
Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02
 
Matematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.pptMatematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.ppt
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
himpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppthimpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppt
 
himpunan
himpunanhimpunan
himpunan
 
Ek107 002003-565-6
Ek107 002003-565-6Ek107 002003-565-6
Ek107 002003-565-6
 
Teori probabilitas
Teori probabilitasTeori probabilitas
Teori probabilitas
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
18656771 matematika-dasar-s1-pg-paud
 

More from shiningbright77

More from shiningbright77 (15)

Matematika dasar bag1
Matematika dasar bag1Matematika dasar bag1
Matematika dasar bag1
 
Presentation3
Presentation3Presentation3
Presentation3
 
Pert 1-online-pengantar-sistem-teknologi-informasi
Pert 1-online-pengantar-sistem-teknologi-informasiPert 1-online-pengantar-sistem-teknologi-informasi
Pert 1-online-pengantar-sistem-teknologi-informasi
 
Pendiikan agama
Pendiikan agamaPendiikan agama
Pendiikan agama
 
Matematika[1]
Matematika[1]Matematika[1]
Matematika[1]
 
Pengantar pendidikan-kewarganegaraan[1]
Pengantar pendidikan-kewarganegaraan[1]Pengantar pendidikan-kewarganegaraan[1]
Pengantar pendidikan-kewarganegaraan[1]
 
Materi 1-pengantar-pendidikan-pancasila[1]
Materi 1-pengantar-pendidikan-pancasila[1]Materi 1-pengantar-pendidikan-pancasila[1]
Materi 1-pengantar-pendidikan-pancasila[1]
 
Bahasa[1]
Bahasa[1]Bahasa[1]
Bahasa[1]
 
Pendiikan agama
Pendiikan agamaPendiikan agama
Pendiikan agama
 
Pengantar pendidikan-kewarganegaraan
Pengantar pendidikan-kewarganegaraanPengantar pendidikan-kewarganegaraan
Pengantar pendidikan-kewarganegaraan
 
Materi 1-pengantar-pendidikan-pancasila
Materi 1-pengantar-pendidikan-pancasilaMateri 1-pengantar-pendidikan-pancasila
Materi 1-pengantar-pendidikan-pancasila
 
Presentation3
Presentation3Presentation3
Presentation3
 
Hardware
HardwareHardware
Hardware
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
1. pengenalan-sistem-operasi
1. pengenalan-sistem-operasi1. pengenalan-sistem-operasi
1. pengenalan-sistem-operasi
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

MATRIKS EKONOMI

  • 2. MATERI MATRIKULISI PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNJA Oleh R. SIHOTANG
  • 3. Matematika Ekonomi 3 Ruang Lingkup: Himpunan, Hubungan, Fungsi, Kalkulus, dan Matriks. Sasaran: Mahasiswa Program Studi Agribisnis yang diterima pada Program Pascasarjana Fakultas pertanian Univ. Jambi •Tujuan : Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-kosep Matematika dalam penerap- annya pada persoalan ekonomi.
  • 4. Matematika Ekonomi 4 • Kompetensi: • Mampu menyelesaikan persoalan Ekonomi dan Bisnis dengan alat analisis Matematika. • Literatur • Chiang A.C, 1984. Fundamental Methods of Mathematical Economics. Third Edition, Mc Graw-Hill Book Inc. New York • Johannes, H dan Handoko, BS. 1994. Pengantar Matematika untuk Ekonomi. Edisi ke empat belas. LP3ES. Jakarta
  • 5. Matematika Ekonomi 5 • Materi: • Pegertian Matematika • Himpunan • Sistem Bilangan • Fungsi • Fungsi Linear • Fungsi non Linear • Diferensial Fungsi Sederhana • Diferensial Fungsi Majemuk • Aljabar Matriks
  • 6. ASAL KATA Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau belajar. Dengan mempelajari mate- matika, seseorang akan terbiasa mengatur jalan pemikirannya dgn sistematis. Berpikir matematis: Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 mil akan MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga. MATEMATIKA
  • 7. Matematika Ekonomi 7 Berpikir matematis: Untuk dapat mengenderai mobil, harus belajar menyupir. Untuk dapat supir mobil yang baik, dia perlu pengetahuan matematika. Matematika, merupakan sarana = pendekatan untuk suatu analisa. Dengan mempelajari matematika, membawa sese-orang kepada kesimpulan dalam waktu yang singkat.
  • 8. Matematika Ekonomi 8 Ekonomi dan Matematika Ekonomi Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan pendekatan matematis dibanding dengan tanpa pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya: a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau pokok bahasan menjadi sederhana. b. Dengan pendekatan matematis, berarti mengaktif- kan logika dengan asumsi-asumsinya. c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam meng- gambarkan sesuatu (hubungan antar variabel) Mis Qd = f(Pr, Inc, Pi, … ), Pr = harga komoditi ybs Inc = pendapatan, Pi = harga kom. substitusi
  • 9. Matematika Ekonomi 9 Kelemahannya pendekatan matematis: a. Bahasa matematis tidak selalu mudah dimengerti oleh ahli ekonomi sehingga sering menimbulkan kesukaran. Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi bagaimana mengartikan persamaan matematis tersebut, mis dalam: permintaan, produksi, pendapatan nas, dll. sehingga ahli ekonomi sulit memetik keuntungan dari matematika. b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki pengetahuan dasar matematika, ada kecenderungan: (1) membatasi diri dengan hanya memecahkan persoalan secara matematis
  • 10. Matematika Ekonomi 10 (2) membuat beberapa asumsi yang kurang tepat demi memudahkan pendekatan matematis atau statistis. Artinya, lebih banyak berbicara matematika dan statistika dari pada prinsip/ teori ekonomi. Kesimpulan dari bahasa adalah: 1. Matematika merupakan pendekatan bagi ilmu ekonomi. 2. Pendekatan matematis merupakan “ mode of transportation” yaitu membawa pemikiran kepada kesimpulan dengan singkat (model)
  • 11. Matematika Ekonomi 11 Matematika Ekonomi dan Ekonometrika Ekonometrika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan statistika untuk menganalisa data ekonomi. Data Ekonomi - Deduksi - Model - Induksi - Mengolah data - Mengambil kesimpulan Ekonometrika Matematika
  • 12. Matematika Ekonomi 12 Teori Ekonomi Model atau Hipotesis Fakta Data Ekonomi Metode Ekonometrika Teori Statistika Satu Persamaan Simultan Teori Diterima Teori Ditolak Teori Disempurnakan deduktif induktif
  • 13. Matematika Ekonomi 13 Bidang Matematika Ekonomi yang dibahas: Menurut “Social Science Research Council, seorang ahli ekonomi harus mengerti matematika : Himpunan (gugus), hubungan dan fungsi, teori matriks, kalkulus (limit fungsi, diferensial, persamaan diferensi, partial differentiation, integrasi multipel).
  • 14. Matematika Ekonomi 14 HIMPUNAN = GUGUS Silabus: • Definisi, pencatatan dan himpunan khas • Himpunan Bagian • Pengolahan (operasi) himpunan • Hubungan
  • 15. Matematika Ekonomi 15 1. Definisi, pencatatan dan himpunan khas Himpunan adalah kumpulan dari obyek- obyek yg memiliki sifat tertentu. Sifat ini menjadi penciri yg membuat obyek/unsur itu termasuk dalam himpunan yang sedang dibicarakan. Himpunan dilambangkan : A, B, X, …, Z (kapital) Obyek atau unsur atau elemen dilambang- kan a,b,c, … atau 1, 2, 3, … Perhatikan (… tiga titik) dibaca dan sete- rusnya.
  • 16. Matematika Ekonomi 16 Dua cara pencatatan suatu himpunan a. Cara pendaftaran: P = { 2, 3, 4 } P = nama himpunan/gugus tanda kurawal buka dan kurawal tutup “ dan “ menyatakan himpunan 2, 3, 4 = obyek/unsur/elemen Artinya, himpunan P beranggotakan bilangan bulat positip: 2, 3, dan 4. b. Pendefinisian sifat: X = { x / x bil. genap} X = nama himpunan x = obyek/unsur/elemen tanda “/” dibaca dengan syarat x bil genap = sifat atau ciri
  • 17. Matematika Ekonomi 17 Cara pendefinisian sifat yang lain: J = { x / 2 < x < 5 } x merupakan unsur Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan semua bilangan nyata lebih besar dari 2 dan lebih kecil dari 5 Himpunan khas: a. Himpunan Semesta (S) atau Universum (U) Merupakan himpunan keseluruhan obyek yang sedang dibicarakan S = { x / x bilangan ganjil }, berarti semua bil ganjil b. Himpunan kosong (emty set) E = { } himpunan kosong atau dicatat dengan “ø”
  • 18. Matematika Ekonomi 18 Perhatikan: P = { 2, 3, 4 } Untuk menyetakan keanggotaan dicatat dengan “€” Jadi: 2 € P 3 € P 4 € P. Tanda € baca “unsur” atau “elemen” atau “didalam” Sebaliknya, 5, 6 tidak termasuk unsur P dicatat 5 € P 6 € P Tanda € dibaca “bukan unsur” atau “bukan elemen” atau “diluar”.
  • 19. Matematika Ekonomi 19 2. Himpunan bagian Suatu himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B, jika dan hanya jika setiap unsur A juga merupakan unsur himpunan B. A = { 2, 4, 6 }; B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 } Dicatat : A B, baca A himp. bagian B atau A anak gugus dari B Sebaliknya dicatat: B A, baca B mencakup A Tanda dibaca bukan himpunan bagian dan tanda dibaca tidak/bukan mencakup Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari suatu himp dibentuk himp lain dengan memilih unsur himp itu sebagai unsurnya.
  • 20. Matematika Ekonomi 20 Contoh: X = { 1, 2, 3, 4 } Himpunan bagiannya: a.Memilih semua unsur: X4 = { 1, 2, 3, 4 } b.Memilih tiga unsur X31 = { 1, 2, 3 } X32 = { 1, 2, 4 } X33 = { 1, 3, 4 } X34 = { 2, 3, 4 } c. Memilih dua unsur X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 } X23 = { 1, 4 }; X24 = { 2, 3 } X25 = { 2, 4 }; X26 = { 3, 4 }
  • 21. Matematika Ekonomi 21 d. Memilih 1 unsur: X11 = { 1 }; X12 = { 2 } X13 = { 3 }; X14 = { 4 } e. Tanpa memilih X0 = { } Jumlah himpunan bagian dari 1 himp. = 2n 1 elemen: 1  2 himp bag 2 elemen: 1 2 1  4 himp bag 3 elemen: 1 3 3 1  8 himp bag 4 elemen: 1 4 6 4 1  16 himp bag 5 elemen: 1 5 10 10 5 1  32 himp bag Disebut segitiga Pascal = bilanga Binom Newton
  • 23. Matematika Ekonomi 23 3. Pengolahan (operasi) Himpunan Operasi matematis: penjumlahan, penggandaan, pembagian. Operasi himpunan: gabungan (union), potongan (irisan) dan komplemen. Operasi Gabungan ( U ) A U B = { x / x ε A atau x ε B } A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B. Jika A = { 3, 5, 7 ); B = { 2, 3, 4, 8 } A U B = { 3, 5, 7, 2, 4, 8 } atau { 2, 3, 4, 5, 7, 8 }
  • 24. Matematika Ekonomi 24 Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir A B S Sifat-sifat gabungan a.A U B = B U A  Hukum komutasi b. A (A U B) dan B (A U B)
  • 25. Matematika Ekonomi 25 Operasi potongan (irisan) = ∩ A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B } A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 } A ∩ B = { 5, 15 } Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir: A B s
  • 26. Matematika Ekonomi 26 Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi) b. (A ∩ B) A dan (A ∩ B) B Operasi selisih Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B A – B = { x / x € A, tetapi x € B } Diagram Venn A – B sebagai berikut: A B S
  • 27. Matematika Ekonomi 27 Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g } A – B = { a, c } serta B – A = { f, g } A – B sering dibaca “A bukan B”. Sifat: a (A – B) A; (B – A) B b (A – B); dan (B – A) adalah saling asing atau terputus
  • 28. Matematika Ekonomi 28 Komplemen A’ = { x / x € S, tetapi x € A } A’ baca “komplemen A” atau “bukan A” Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat positip A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir) S A A’ A
  • 29. Matematika Ekonomi 29 Sifat: a. A U A’ = S b. A ∩ A’ = ø c. (A’)’ = A Latihan 1 Gambarkan sebuah diagram venn untuk menunjukkan himpunan universal S dan himpunan- himpunan bagian A serta B jika: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 } A = {2, 3, 5, 7 } B = {1, 3, 4, 7, 8 } Kemudian selesaikan : a). A – B b). B – A c) A ∩ B d). A U B e) A ∩ B’ f) B ∩ A’ g). (A U B)’ h) (A ∩ B)’
  • 30. Matematika Ekonomi 30 Latihan 2 Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan himpunan: € atau € A B A∩B AUB (A∩B)’ (AUB)’ € € € € € € € €
  • 31. Matematika Ekonomi 31 Hubungan Himpunan Hasil kali Cartesius Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing x ε X dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut dapat disusun himpunan yang beranggotakan pasangan urut atau pasangan tersusun (x, y). Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika diberi dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan rumah diberi angka 1 hingga 3. Jadi : X = {1, 2, 3, 4} sedangkan Y = {1, 2, 3} Himpunan hasil kali Cartesius adalah: X x Y = {(x, y)/ x ε X, y ε Y}
  • 32. Matematika Ekonomi 32 Cara mendapatkan himpunan X x Y tsb: X 1 2 3 1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) 2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) 3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) 4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) X x Y = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Y
  • 33. Matematika Ekonomi 33 Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan dalam sistem koordinat cartesius berikut: Y 3 • • • • 2 • • • • 1 • • • • 0 1 2 3 4 X Gbr: Hubungan nilai ujian dan nilai pekerjaan rumah H1 H2 H3 H4 PR = {1, 2} malas PR = {3, 4} rajin U = {1, 2} kurang mengerti U = {3} pintar Terdapat 4 himp bag H1 = {malas ttp pintar} H2 = {malas dan krg mengerti} H3 = {rajin ttp krg ngerti} H4 = {rajin dan pintar}
  • 34. Matematika Ekonomi 34 Daerah dan Wilayah (Range) hubungan • Perhatikan kembali Himpunan hasil kali Cartesius: H = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Himpunan unsur-unsur pertama pasangan urut, disebut dengan Daerah hubungan • Dh = {1, 2, 3, 4} Himpunan unsur-unsur kedua pasangan urut, disebut dengan Wilayah hubungan: • Wh = {1, 2, 3}
  • 35. Matematika Ekonomi 35 Kesimpulan: • Himpunan hasil kali Cartesius adalah himpunan pasangan urut atau tersusun dari (x, y) dimana setiap unsur x € X dipasangkan dengan setiap unsur y € Y. • X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y } • Daerah hubungan Dh = { x / x € X} • Daerah hubungan: Wh = { y / y € Y}
  • 36. Matematika Ekonomi 36 SISTEM BILANGAN Nyata + dan - Khayal Rasional Irrasional Bulat Pecahan Bilangan 2; -2; 1,1; -1,1 Akar negatip √(-4) = ± 2 Hasil bagi dua bil bulat, pecahan desimal atau desimal berulang 0,1492525 Hasil bagi dua bil bulat, pecahan desimal tak berulang 0,14925253993999… π, ℮ 1; 4; 8; termasuk 0 ½; 2/7 dsb 1. Pembagian bilangan
  • 37. Matematika Ekonomi 37 2. Tanda pertidaksamaan • Tanda < melambangkan “lebih kecil dari” • Tanda > melambangkan “lebih besar dari” • Tanda ≤ “lebih kecil dari atau sama dengan” • Tanda ≥ “lebih besar dari atau sama dengan” 3. Sifat • Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b • Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b • Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b • Jika a ≤ b dan c ≤ d, maka a + c ≤ b+ d
  • 38. Matematika Ekonomi 38 Fungsi Silabus: a. Pengertian b. Macam-macam fungsi c. Fungsi Linear d. Fungsi non Linear
  • 39. Matematika Ekonomi 39 Dengan denah Venn sbb: ◦ ◦ ◦ • • • X Y Hubungan 1 - 1 Hubungan dengan kasus diatas, bahwa untuk setiap nilai x dihubungkan (hanya terdapat satu) nilai y yang sesuai, disebut dengan bentuk hubungan atau fungsi. Jelasnya fungsi LINEAR Pengertian Himpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn hubungan. Tetapi ada hubungan dimana satu unsur X dihubungkan dengan satu unsur Y. (tidak setiap unsur X dihubungkan dengan setiap unsut Y)
  • 40. Matematika Ekonomi 40 Perhatikan juga contoh berikut: 0 x1 x2 X Y y1 • • y = f(x) •x1 •x2 •xn •y1 •yn X Y Gambar di atas, nilai x1 dan x2 dalam X, dihubung- kan dengan nilai y1 dalam Y, dengan bentuk y = f(x) Fungsi disebut juga TRANSFORMASI, jadi x di transformasikan di dalam himpunan y.
  • 41. Matematika Ekonomi 41 Transformasi mengandung pengertian yang luas: a. x menentukan besarnya nilai y b. x mempengaruhi nilai y c. Dll. Pernyataan y = f(x) dibaca: y merupakan fungsi dari x atau dicatat : f : x  y simbol “f” diartikan sebagai “aturan” transformasi unsur himp. X kedalam himpunan Y Lebih spesifik: Fungsi: suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan ketergan- tungan (hub fungsional antara satu variabel dengan variabel lain aturan ditransformasi
  • 42. Matematika Ekonomi 42 Perhatikan: y = f(x) x merupakan sebab (variabel bebas) y akibat dari fungsi (variabel terikat) Himpunan semua nilai-nilai x, disebut sebagai Domain atau Daerah fungsi (Df) dan nilai y disebut dengan Range atau Wilayah fungsi (Rf = Wf). Df = { x / x ε X } Wf = { y / y ε Y } Misal: Biaya total C dari suatu perusahaan setiap hari merupakan fungsi dari output Q tiap hari: C = 150 + 7Q. Perusahaan memiliki kapasitas limit sebesar 100 unit per hari.Berapa Daerah dan Range dari fungsi biaya? Jawaban: Df = { Q / 0 ≤ Q ≤ 100 } Rf = { C / 150 ≤ C ≤ 850 }  Dapat Anda jelaskan ?
  • 43. Matematika Ekonomi 43 Macam-macam fungsi a. Fungsi Polinomial x y Konstan, jika n = 0 y = a a0 Slope = a1 Bentuk umumnya : y = a + bx + cx2 + . . . + pxn x y Linear, jika n = 1 y = a + bx a0 Kuadratik, jika n = 2 Y = c + bx + ax2 case c < 0
  • 44. Matematika Ekonomi 44 • • x y Titik belok Titik maksimum Fungsi kubik y = d + cx + bx2 + ax3 Titik maksimum Titik minimum x y Fungsi polinom derajad 4 y = e + dx + cx2 + bx3 + ax4
  • 45. Matematika Ekonomi 45 b. Fungsi Rasional Fungsi ini, dengan y dinyatakan sebagai rasio dua polinomial dengan variabel x atau juga berupa fungsi hiperbola. Hiperbola: y = (a/x), a > 0 x y 0 c. Fungsi eksponensial dan logaritma y x 0 Eksponensial y = bx , b>1 y x 0 Logaritma y = logbx
  • 46. Matematika Ekonomi 46 Fungsi linear • Fungsi linear merupakan bentuk yang paling dasar dan sering digunakan dalam analisa ekonomi • Fungsi linear merupakan hubungan sebab- akibat dalam analisa ekonomi – misalnya: - antara permintaan dan harga - invests dan tingkat bunga - konsumsi dan pendapatan nasional, dll • Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 1 atau fungsi polinom derajad-1.
  • 47. Matematika Ekonomi 47 • Bentuk umum • Diturunkan dari fungsi polinom: y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn • Disebut fungsi linear jika n = 1 yaitu y = a + bx  bentuk umum Contoh: y = 4 + 2x  a = 4 b = 2 Pengertian: a = 4 = penggal garis pada sumbu vertikal y b = 2, adalah koefisien arah atau lereng atau slope garis.
  • 48. Matematika Ekonomi 48 x y b a0 = penggal garis y = ax + b, pada sumbu y yaitu nilai y saat x = 0 0 a = lereng garis atau ∆y/Δx pada x = 0, ∆y/∆x = a; pada x = 1, ∆y/∆x = a ∆x ∆y = a a a a a 1 2 3 4 5 y = a + bx
  • 49. Matematika Ekonomi 49 • Perhatikan bahwa lereng fungsi linear selalu konstan. • Latihan-1 y = 4 + 2x Penggan garis pada sumbu y = …………… Lereng garis : x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a 0 - - - 1 2 3 4 Mendapatkan penggal garis pada sumbu y ketika x = 0
  • 50. Matematika Ekonomi 50 Lengkapi tabel berikut dari garis: y = 4 + 2x x y ∆x ∆y ∆y/∆x = a -3 -2 -1 0 1 2 3 4 Mendapatkan penggal garis pada sumbu x ketika y = 0
  • 51. Matematika Ekonomi 51 Kurva (grafik) fungsi • Fungsi Linear, kurvanya garis lurus karena lerengnya sama. • Misalkan y = 36 – 4x maka a= -4  (∆y/∆x) b = 36 • Menggambarkan kurvanya cukup mencari titik potong (penggal) dengan: sumbu x dan penggal dengan sumbu y • Hubungkan kedua titik penggal tersebut • Titik penggal pada sb x,  y = .., x = … atau titik (…, …) Titik penggal pada sb y,  x = .., y = … atau titik (…, …)
  • 52. Matematika Ekonomi 52 Grafik: y x 36 • • 9 0 18 y = 36 – 4x (0,36) (9,0) Grafik dengan lereng negatip
  • 53. Matematika Ekonomi 53 • Gambarkan grafik fungsi: • y = 2 + 4x • Titik penggal dg sb x  y = 0, x = -1/2, (-1/2, 0) Titik penggal dg sb y  x = 0, y = 2, (0,2) • Gambarkan : y x 0 Grafik dengan lereng positip y = 2 + 4x
  • 54. Matematika Ekonomi 54 Fungsi non linear (kuadratik) • Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang sering digunakan dalam analisa ekonomi • Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear juga merupakan hubungan sebab-akibat • Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2 atau fungsi polinom derajad-2. • Bentuk umum • Diturunkan dari fungsi polinom: y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn • Disebut fungsi kuadratik jika n = 2 dan a2 ± 0, yaitu y = a0 + a1x + a2x2 atau sering ditulis: y = ax2 + bx + c
  • 55. Matematika Ekonomi 55 • Contoh - 1: • y = 8 – 2x – x2 a = -1 (a < 0) b = -2 c = 8  • Contoh - 2: • y = 2x2 + 4x + 6 a = 2  a > 0) b = 4 c = 2 Menggambar kurva non linear kuadratik a. Cari titik penggal dengan sb x, pada nilai y = 0 0 = 8 – 2x – x2 atau 8 – 2x – x2 = 0 Menyelesaikan persamaan ini dapat melalui dua cara: 1. Faktorisasi Maksudnya, menguraikan ruas utama fungsi tersebut menjadi bentuk perkalian ruas- ruasnya atau disebut bentuk perkalian dua fungsi yang lebih kecil
  • 56. Matematika Ekonomi 56 Faktorisasi persamaan di atas menghasilkan: (2 - x)(4 + x) f(x) = g(x).h(x) (2 - x)(4 + x) = 0 (2 - x) = 0, berarti x = 2, di titik (2, 0) (4 + x)= 0, berarti x = -4, dititik (-4, 0) 2. Memakai rumus kuadrat (bujur sangkar) -b ± √ b2 – 4ac x = -------------------- 2c - (-2) ± √ (-2)2 – 4(-1)(8) x = ------------------------------- 2(-1)
  • 57. Matematika Ekonomi 57 2 ± √ 4 + 32 2 ± 6 x = ---------------- = --------- -2 -2 x1 = (2 + 6)/(-2) = -4,  titik (-4, 0) x2 = (2 – 6)/(-2) = 2,  titik (2, 0) Hasilnya sama dengan cara faktorisasi. b. Cari titik penggal dengan sb y, pada nilai x = 0 y = 8 – 2x – x2 , untuk x = 0, y = 8, titik (0,8) c. Karena ciri fungsi kuadrat memiliki titik maksi- m atau minimum (lihat gambar terdahulu) maka titik ini harus dicari.
  • 58. Matematika Ekonomi 58 • Mencari titik maks atau min • Sifat fungsi kuadratik a. Memiliki titik maks atau min yang disebut titik ekstrim. Titik maks jika a < 0 dan min jika a > 0 b. Titik maks atau min pada titik (x, y) dengan: -b b2 – 4ac x = ----, dan y = ----------- 2a -4a c. Kurvanya simetri pada titik xmaks/min y = 8 – 2x – x2 , a < 0  berarti maks xmaks = -(-2)/(2)(-1) = -1 ymaks = [(-2)2 – 4(-1)(8)]/(-4)(-1) = 36/4 = 9.  titik maks (-1, 9).
  • 59. Matematika Ekonomi 59 • Gambarkan kurvanya: 0 x y
  • 60. Matematika Ekonomi 60 • Latihan: Dengan cara yang sama selesaikan Contoh - 2: y = 2x2 + 4x + 6
  • 62. Matematika Ekonomi 62 • Hubungan dua garis Dua buah garis dengan fungsi linier dapat: a. berimpit y1 = a1 x + b1 y2 = a2 x + b2 Berimpit: Jika dan hanya jika a1 = a2 b1= b2 b. Sejajar y1 = a1 x + b1 y2 = a2 x + b2 Sejajar: Jika dan hanya jika a1 = a2 b1 ± b2
  • 63. Matematika Ekonomi 63 c. Berpotongan y2 = a 2 x + b 2 y1 = a1 x + b1 Berpotongan: jika dan hanya jika a1 ± a2 b1 ± b2 Dua garis fungsi linear dan fungsi non linear hanya dapat berpotongan. y1 = a1 x + b1 y2 = ax2 + bx + c y x y x a<0 a>0 • Ttk pot • • Ttk pot Ttk pot
  • 64. Matematika Ekonomi 64 • Mencari titik potong dua garis/persamaan • Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada perpotongan tersebut • Caranya: (1) Bentuk fungsi harus y = f(x) (2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik potong • Cari titik potong fungsi x = 15 – 2y dan 3y = x +3 x = 15 – 2y  y = -(1/2)x + 15/2 3y = x +3  y = (1/3)x + 1 -(1/2)x + 15/2 = (1/3)x + 1 -(1/2)x – (1/3)x = 1 – 15/2 x = 78/10
  • 65. Matematika Ekonomi 65 • Untuk mendapatkan y, substitusi x = 78/10 pada salah satu fungsi: y = (1/3)x + 1, untuk x = 78/10; y = (1/3)(78/10) + 1 y = 26/10 Titik potong fungsi (x, y) = (78/10, 26/10)
  • 66. Matematika Ekonomi 66 • Mencari titik potong dua garis/persamaan (1) 2x + 3y = 21 dan (2) x + 4y = 23 Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada saat perpotongan tersebut. • Ubah persamaan di atas menjadi bentuk y = f(x) (1) 2x + 3y = 21  3y = 21 – 2x atau y = 7 – (2/3)x (2) x + 4y = 23  4y = 23 – x atau y = (23/4) – (1/4)x Titik potong kedua garis: 7 – (2/3)x = (23/4) – (1/4)x 7 – (23/4) = (2/3)x – (1/4)x 5 = (5/12)x x = 12.  y = 11/4  (12, 11/4)
  • 68. Penggunaan Fungsi dalam ekonomi Analisa keseimbangan pasar Keseimbangan pasar – Model linear Asumsi-1: Keseimbangan pasar terjadi jika “ekses demand” = 0 atau (Qd – Qs = 0) Asumsi-2: Qd = jumlah permintaan adalah fungsi linear P (harga). Jika harga naik, maka Qd turun. Asumsi-3: Qs = jumlah penawaran adalah fungsi linear P. Jika harga naik, maka Qs juga naik, dengan syarat tidak ada jlh yang ditawarkan sebelum harga lebih tinggi dari nol. Persoalan,bagaimana menentukan nilai
  • 69. Matematika Ekonomi 69 Dalam pernyataan matematis, keseimbangan terjadi pada saat: Qd = Qs Qd = a - bP, slope (-) (1) Qs = -c + dP, slope (+) (2) Gambarnya sbb: Qd, Qs P -c P1 a Qd = a -bP Qs = -c + dP P0 Q0 0 keseimbangan
  • 70. Matematika Ekonomi 70 Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb: Qs = 4 – p2 dan Qd = 4P – 1 Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam ekonomi, maka titik potong pada (1, 3), dan (-5, -21) tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah positip) maka keseimbangan pada (1, 3)} 0 -1 1,3 2 4 3 1 QS = 4p - 1 QD = 4 - p2 keseimbangan
  • 71. Matematika Ekonomi 71 • Latihan • Temukan keseimbangan dari Qd dan Qs tersebut
  • 74. Matematika Ekonomi 74 Keseimbangan pasar (lanjutan) Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an permintaan dan penawaran dari suatu komoditi tertentu jika: Qd = 16 – P2 , (Permintaan) QS = 2p2 – 4p (penawaran) Gambarkan grafiknya Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5
  • 75. Matematika Ekonomi 75 Penjelasan Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs 16 – p2 = 2p2 – 4p 3p2 – 4p – 16 = 0 Ingat fungsi polinom derajad 2 atau n = 2 dengan bentuk umum: ax2 + bx + c Koefisien a = 3, b = -4, dan c = -16 p = (-b) ± (b2 – 4ac)1/2 = 4 ± (16 + 192)1/2 = 3.1 (+) Qd = 16 – p2 = 16 - (3.1)2 = 6.4 Jadi keseimbangan tercapai pada Jlh komoditas 6.4 dan harga 3.1. Atau (Q, p) = (6.4 , 3.1) 2a 6
  • 76. Matematika Ekonomi 76 Grafik: Fungsi Permintaan: Qd = 16 – p2 a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 16, (16,0) b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 16 – p2 = 0 (p – 4)(p + 4). p – 4 = 0, p = 4, ttk (0, 4) p + 4 = 0, p = -4, ttk (0, -4) c.Titik maks/min: (Q,p) Q = (-b/2a) = 0/-2 = 0 p = (b2 – 4ac)/(-4a) = 0 – 4(-1)(16)/(-4)(-1)) = 16 atau pada titik (0, 16)
  • 77. Matematika Ekonomi 77 Grafik: Fungsi penawaran Qs = 2p2 – 4p a.Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 0, (0,0) b.Titik potong dengan sb p  Q = 0; 2p2 – 4p = 0 Atau 2p(p – 2) = 0; 2p = 0; p = 0; ttk pot (0, 0) (p – 2) = 0; p = 2; ttk pot ( 0, 2) c. Titik maks/min: (Q,p) Q = (-b/2a) = 4/4 = 1 p = (b2 – 4ac)/(-4a) = (-4)2 – 4(2)(0)/(-4)(2) = 2 atau pada titik (1, 2)
  • 78. Matematika Ekonomi 78 Grafik: Q p Qd 6.4 3.1 4 160 2 Qs Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5 Untuk p = 3.5, terjadi ekses supply dan p = 2.5, terjadi ekses demand
  • 79. Matematika Ekonomi 79 Penjelasan ekses suplai dan ekses demand Qs Qd Ekses demand mendorong harga naik, dan ekses supply mendorong harga turun.
  • 80. Matematika Ekonomi 80 DERIFATIF 1.1. Pengantar Kalkulus Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang a. Fungsi b. Derivatif atau fungsi turunan c. Derivatif parsial dan d. Integral sangat luas penggunaannya dalam ilmu ekonomi.Khusus tentang derivatif (kalkulus dife- rensial) dapat diinventarisir aplikasinya dalam ilmu ekonomi diantaranya: 1). Elastisitas, khususnya elastisitas permintaan
  • 81. Matematika Ekonomi 81 2) Elastisitas produksi 3) Biaya total, rata-rata dan marginal 4) Revenue dan marginal revenue 5) Maksimisasi penerimaan dan profit. 6) dll. Pendekatan matematis yang sangat pesat dewasa ini membuat seorang ahli ekonomi termasuk Agric. Economist, atau agribussines manager perlu mendalami pengetahuan kalkulus diferensial dan inte- gral. Untuk kesempatan ini, kalkulus diferensial dan aplikasinya dalam ekonomi lebih diutamakan.
  • 82. Matematika Ekonomi 82 1.2. Limit fungsi Pandanglah fungsi h yang diberikan dengan persamaan: h(x) = ------------- 2x2 + x - 3 x - 1 Persamaan ini harus disederhanakan sedemikian rupa, supaya jika disubstitusikan nilai x = 1, (per- hatikan pembagi/penyebut) maka nilainya ± 0/0 (bentuk tak tentu)
  • 83. Matematika Ekonomi 83 h(x) = ------------- = ------------- = 2x + 3 2x2 + x - 3 x - 1 (x-1)(2x +3) x - 1 Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas fak- tornya, sehingga: Demikian juga jika g(x) = ---------, nilainya akan tak x2 - 4 x - 2 tentu, untuk x = 2 Karena itu g(x) disederhanakan menjadi: g(x) = ------------------- = x + 2. (x – 2)(x + 2) x - 2
  • 84. Matematika Ekonomi 84 Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai berikut: 1 2 3 0 4 5 ◦ 1 x y y = h(x) Fungsi h tdk terdefi- nisi di titik x = 1. Un- tuk x ± 1, maka h(x) = 2x + 3. Sehingga untuk x mendekati 1, h(x) akan mende- kati 5. Dikatakan limit fungsi h dititik x = 1 adalah 5.
  • 85. Matematika Ekonomi 85 Keadaan di atas, dicatat sebagai: lim h(x) = lim ------------- = 5 x1 x1 2x2 + x - 3 x - 1 Baca: limit fungsi h(x) untuk x menuju 1 Demikian juga dengan g(x) di atas lim g(x) = lim --------- = 4. x2 - 4 x - 2x  2 x  2
  • 86. 1.3. Pengertian Derivatif Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x) mempunyai nilai (terdefinisi) pada x = x0 dan y = f(x) kontinu di titik tersebut, maka: lim f(x) = f(x0) x -> x0 Y = f(x) x Y • x0 Y = f(x) kontinu pada x = x0 • ◦ Y=f(x) x0 y0 y0 y1 Y = f(x) diskontinu pada x = x0
  • 87. Matematika Ekonomi 87 Sehingga f(x) – f(x0) ------------------ x – x0 0 0 ---= Maka lim f(x) – f(x0) disebut dengan derivatif ------------- x – x0 fungsi f dititik x = x0.x->x0 Dengan mensubstitusi Δx = x – x0, atau x = x0 + Δx, untuk x-> x0 berarti Δx ->0 atau: lim f(x0 + Δx) – f(x0) ------------------- Δx Δx-> 0 merupakan derivatif atau turunan fungsi.
  • 88. Matematika Ekonomi 88 Simbol derivatif fungsi dilambangkan dg: f’(x) atau dy/dx atau y’ atau Dxy. Atau dengan penjelasan lain: Ump. y = f(x) dengan kurva sbb: y = f(x) y + Δy = f(x + Δx) Besarnya pertambahan adalah: Δy = f(x + Δx) – f(x). Dibagi dg Δx: Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x) Y = f(x) ◦ x x1 Δx y y1 Δy ------------------------------- Δx
  • 89. Matematika Ekonomi 89 lim Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x) adalah turunan fungsi tsb yaitu: y’ = f’(x) = dy/dx Contoh. Cari turunan y = f(x); y = x2 + 1, dititik x = 5. Jika x ditambah sebesar Δx, maka y akan bertambah sebesar Δy. y + Δy = (x + Δx)2 + 1 y = x2 + 1 (-) ----------------------------- ΔxΔx->0
  • 90. Matematika Ekonomi 90 Dengan pengurangan: Δy = (x + Δx)2 + 1 – x2 – 1 = x2 + 2xΔx + (Δx)2 + 1 – x2 – 1 = 2xΔx + (Δx)2 Δy/Δx = 2x Δx + (Δx)2 Δx = 2x + Δx lim Δy/Δx = lim 2x + lim Δx dy/dx = 2x + 0 = 2x dititik x = 5, berarti dy/dx untuk x = 5 adalah 10. Δx ->0 Δx ->0 Δx ->0
  • 91. Matematika Ekonomi 91 1.4 Rules of differentiation Rule 1: Derivative of a power function. Fungsi pangkat (power function) y = xn y + Δy = (x + Δx)n Δy = (x + Δx)n – y Δy = (x + Δx)n – xn Ingat kembali bil. Binom Newton (a + b)2 = a2 + 2ab + b2 (a + b)4 = a4 + 4a3 b + 6a2 b2 + 4ab3 + b4 = C(0, 4)a4 + C(1, 4)a3 b + C(2, 4)a2 b2 + C(3, 4)ab3 +C(4,4)b3
  • 92. Matematika Ekonomi 92 C(i, n)  baca kombinasi tingkat i dari n unsur. C(i, n)  adalah teori kombinasi yang menyatakan memilih sebanyak i unsur dari suatu himpunan untuk menjadi anggota himpunan bagiannya. C(0, 4)  berarti kombinasi tingkat 0 dari 4 unsur. C(i, n) = ------------ n ! i ! – (n – i)!
  • 93. Matematika Ekonomi 93 n! = n(n-1)(n-2)(n-3) … 4! = 4. 3. 2. 1 = 24 0! = 1 Sekarang: Δy = (x + Δx)n – xn = C(0, n)xn + C(1, n)xn-1 Δx + C(2, n)xn-2 Δx2 + C(3, n)xn-3 Δx3 + C(4, n)xn-4 Δx4 + ………… + C(n-1, n)xΔxn-1 - xn
  • 94. Matematika Ekonomi 94 C(0, n) = --------- = ---------------------- = 1 C(1, n) = ---------- = ---------------------- = n C(2, n) = ---------- = ---------------------- = ----- n! 0!(n-0)! n.n-1.n-2.n-3. … 1.n.n-1.n-2.n-3 … n! 1!(n-1)! n.n-1.n-2.n-3. … 1.n-1.n-2.n-3. … n! 2!(n-2)! n.n-1.n-2.n-3. … 2.1.n-2.n-3. … n.n-1 2
  • 95. Matematika Ekonomi 95 Δy = (x + Δx)n – xn = xn + nxn-1 Δx + n(n-1)xn-2 Δx2 + C(3, n)xn-3 Δx3 + C(4, n)xn-4 Δx4 + …… + C(n-1, n)xΔxn-1 - xn = nxn-1 Δx + n(n-1)xn-2 Δx2 + C(3, n)xn-3 Δx3 + C(4, n)xn-4 Δx4 + …… + C(n-1, n)xΔxn-1 2
  • 96. Matematika Ekonomi 96 Δy = nxn-1 + n(n-1)xn-2 Δx + C(3, n)xn-3 Δx2 + C(4, n)xn-4 Δx3 + …… + C(n-1, n)xΔxn-2 Lim ---- = lim nxn-1 atau dy/dx = nxn-1 Contoh: y = x5 dy/dx = 5x4. Mis C = total cost, q = output C = q3 derivatif C thdp q = 3q2 . Δx 2 Δy ΔxΔx->0 Δx->0
  • 97. Matematika Ekonomi 97 Rule 2: Multiplication by a constant. y = f(x)= cx2 , c adalah konstanta, dy/dx? y + Δy = c(x + Δx)2 Δy = cx2 + c2xΔx + c(Δx)2 – cx2 = c2xΔx + c(Δx)2 ---- = c2x + c(Δx) lim ---- = lim c2x , Jadi dy/dx = c2x Δy Δx Δy ΔxΔx->0 Δx->0
  • 98. Matematika Ekonomi 98 Contoh: y =f(x) = 5x2 f’(x) = 5(2)x2-1 = 10x Rule 3: Derivative of a sum f(x) = g(x) + h(x) Dengan pembuktian yang sama spt rule (1) dan (2) diperoleh: f’(x) = g’(x) + h’(x) Demikian juga untuk: f(x) = g(x) + h(x) + k(x) f’(x) = g’(x) + h’(x) + k’(x)
  • 99. Matematika Ekonomi 99 Derivatif penjumlahan dua fungsi atau lebih sama dengan pengurangan atau selisih. f(x) = g(x) – h(x); f’(x) = g’(x) – h’(x). Contoh: Cari derivatif f(x) = 7x4 + 2x3 – 3x + 37 g(x) = 7x4 ; g’(x) = 28x3 h(x) = 2x3 ; h’(x) = 6x2 k(x) = -3x; k’(x) = -3 l(x) = 37; l’(x) = 0 jadi f’(x) = 28x3 + 6x2 – 3.
  • 100. Matematika Ekonomi 100 Rule 4: derivative of a product Fungsi hasil kali berbentuk y = f(x) = g(x).h(x) f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x) Contoh: y = f(x) = (2x + 3)(3x2 ) g(x) = (2x + 3); g’(x) = 2 h(x) = 3x2 ; h’(x) = 6x Jadi: f’(x) = (2x + 3)(6x) + (3x2 )(2) = 12x2 + 18x + 6x2 = 18x2 + 18x.
  • 101. Matematika Ekonomi 101 Rule 5: derivatif of a quotient Bentuk umum hasil bagi dua fungsi: y = f(x) = g(x)/h(x). f’(x) = g’(x)h(x) – g(x)h’(x) [h(x)]2
  • 102. Matematika Ekonomi 102 Contoh: f(x) = (2x – 3)/(X + 1). g(x) = 2x – 3; g’(x) = 2 h(x) = x + 1; h’(x) = 1 f’(x) = (2)(x + 1) – (1)(2x – 3) = 2x + 2 – 2x + 3 = 5 (x + 1)2 (x + 1)2 (x + 1)2
  • 103. Matematika Ekonomi 103 Rule 6: Chain rule Fungsi berantai bentuknya sbb: y = f(u) u = g(x) y = f(z) z = g(u) u = h(x)Dicari derivatif y ter- hadap x atau dy/dx. Dari u = g(x) didpt du/dx. Dari y = f(u) didpt dy/du, Maka dy dx = dy . du du dx Dengan cara yang sama dy = dy du dz dx du dz dx
  • 104. Matematika Ekonomi 104 Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat menghasilkan y unit gandum dan z adalah roti yg terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit lahan (x) dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga: y = 2x Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15 unit roti (z), yang digambarkan sebagai: z = 15y Apabila ada perubahan sejumlah kecil lahan (x), maka berapa besar perubahan roti (z) akan terjadi dari perubahan tersebut? Hal ini merupakan masa- lah hukum berantai dari turunan fungsi (derivatif).
  • 105. Matematika Ekonomi 105 dy/dx merupakan perubahan y apabila sejumlah kecil perubahan x yaitu dy/dx = 2 Perubahan z apabila ada perubahan y dz/dy = 15 Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubah- an x menjadi: dz/dx = dz/dy. dy/dx = 15(2) = 30 unit.
  • 106. Matematika Ekonomi 106 Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3 dan s = 1 – x. v = t2 dan t = 1 + x2 u = s3 ,  du/ds = 3s2 s = 1 – x  ds/dx = -1 v = t2 ,  dv/dt = 2t t = 1 + x2  dt/dx = 2x y = uv, adalah bentuk hasil kali berarti dy/dx = u.dv/dx + v.du/dx = u(dv/dt)(dt/dx) + v(du/ds)(ds/dx) = s3 (2t)(2x) + t2 (3s2 )(-1) = 4s3 tx -3t2 s2 = s2 t(4sx – 3t) Substitusi, dy/dx = (1-x)2 (1+x2 )[4(1-x)(x) – 3(1+x2 )]
  • 107. Matematika Ekonomi 107 Contoh: Jika y = (1 + x2 )3 , dapatkan dy/dx. Dengan memakai derivatif fungsi berantai: Mis u = 1 + x2 , dan oleh karena itu y = u3 dy/dx = (dy/du)(du/dx) = (3u2 )(2x) = 6x(1 + x2 )2 .
  • 108. Matematika Ekonomi 108 1.5. Derivatif of higher order Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif kedua dilambangkan dengan: d2 y/dx2 atau f”(x) atau y” Demikian seterusnya untuk derivatif yang lebih tinggi. Semua hukum-hukum yang sudah dibahas, berlaku untuk mencari derivatif orde yang lebih tinggi. Contoh: Hitung derivatif y = f(x) = x3 – 3x2 + 4, dan hitung nilainya untuk x = 2.
  • 109. Matematika Ekonomi 109 f(x) = x3 – 3x2 + 4, f(2) = 8 – 12 + 4 = 0 f’(x) = 3x2 – 6x, f’(2) = 12 – 12 = 0 f”(x) = 6x – 6 f”(2) = 6 f”’(x) = 6 f”’(2) = 6.
  • 110. Matematika Ekonomi 110 1.5 Derivatif parsial Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari satu variabel. z = f(x, y) atau z = f( u, v, x) dst Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel. Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,) dimana h = harga komoditi itu sendiri hkl = harga komoditi lain sK = selera konsumen i = income Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi: z = f(x , y), bila y dianggap tetap, maka z hanya merupakan fungsi x dan derivatif z ke x dapat dihitung.
  • 111. Matematika Ekonomi 111 Derivatifnya disebut derivatif parsial atau turunan parsial dari z ke x dan dilambangkan dengan: ∂z/∂x atau ∂f/∂x atau fx Demikian juga jika x dianggap tetap, maka derivatif parsial ke y dapat dihitung, dan dilambangkan dg: ∂z/∂y atau ∂f/∂y atau fy Derivatif parsial z ke x didefinisikan sebagai: ∂z/∂x = lim Δz/Δx = lim f(x + Δx, y) – f(x, y) Δx Δx->0 Δx->0 Derivatif parsial z ke y didefinisikan sebagai: ∂z/∂y = lim Δz/Δy = lim f(x,y + Δy) – f(x, y) ΔyΔy->0 Δy->0
  • 112. Matematika Ekonomi 112 Contoh: Jika z = 3x2 + 2xy – 5y2 ,maka: ∂z/∂x = 6x + 2y ∂z/∂y = 2x – 10y Derivatif parsial kedua juga dapat dicari sbb: Contoh: z = (x2 + y2 )3 ∂z/∂x = fX = 3(x2 + y2 )2 (2x) = 6x(x2 + y2 )2 ∂z/∂y = fy = 3(x2 + y2 )2 (2y) = 6y(x2 + y2 )2 ∂2 z/∂x2 = fXX = 12x(x2 + y2 )(2x) = 24x2 (x2 + y2 ) ∂2 z/∂y2 = fyy = 12y(x2 + y2 )(2y) = 24y2 (x2 + y2 ) ∂2 z/ ∂y∂x = fyx = 12x(x2 + y2 )(2y) = derivatif ∂z/∂x thd y 24xy(x2 + y2 ). ∂2 z/∂x∂y = fxy = 12y(x2 + y2 )(2x) = 24xy(x2 + y2 )
  • 113. Matematika Ekonomi 113 Simbol derivatif parsial ∂z/∂x juga dilambangkan ∂f/∂x atau fx. Fungsi turunan kedua dilambangkan: ∂2 z/∂x2 atau ∂2 f atau fxx Fungsi turunan fx terhadap y dilambangkan fyx Fungsi turunan fy terhadap x dilambangkan fxy fyx = fxy
  • 114. Matematika Ekonomi 114 Maksimum dan minimum y = f(x) akan maksimum pada saat: dy/dx = 0 dan d2 y/dx2 < 0 akan minimum pada saat: dy/dx = 0 dan d2 y/dx2 > 0 akan mempunyai titik belok (inflection point) pada: dy/dx = 0 dan d2 y/dx2 = 0
  • 115. Matematika Ekonomi 115 Apabila fungsinya lebih dari dua variabel: z = f(x, y) atau f(x1, x2), Maksimum jika fx = 0, fy = 0 fxx < 0, fyy < 0 fxxfyy – (fxy)2 > 0 Minimum jika fx = 0, fy = 0 fxx > 0, fyy > 0 fxxfyy – (fxy)2 > 0
  • 116. Matematika Ekonomi 116 Contoh: Periksa apakah fungsi berikut ini mempu- nyai titik maksimum, minimum atau titik belok dan hitung nilai f(x) pada titik tersebut. y = f(x) = -x2 + 4x + 7 dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2 d2 y/dx2 = -2 < 0; berarti mempunyai titik maks. pada x = 2. nilai ymaks atau f(x)maks = -(2)2 + 4(2) + 7 = 11
  • 117. Matematika Ekonomi 117 Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari: z = x2 + xy + y2 – 3x + 2 Langkah-langkah: a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3 fy = x + 2y b. fx = 0 dan fy = 0 2x + y – 3 = 0 x + 2y = 0 Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x. Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0 didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0 atau 3x = 6  x = 2.
  • 118. Matematika Ekonomi 118 Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1. Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min c. Uji dengan derivatif kedua: fxx = 2; fyy = 2; fxy = fyx = 1 fxxfyy – (fxy)2 = 2.2 – 12 = 3 > 0 artinya fungsi z mempunyai titik minimum pada titik (2, -1). d. Nilai zmin = (2)2 + (2)(-1) + (-1)2 – 3(2) + 2 = 4 – 2 + 1 – 6 + 2 = -1.
  • 119. Matematika Ekonomi 119 1.5 Aplikasi dalam ekonomi 1) Elastisitas permintaan Elastisitas permintaan adalah persentase per-ubahan jumlah komoditi diminta apabila terdapat perubahan harga. Jika q = komoditi yg diminta, Δq = perubahannya p = harga komoditi; Δp = perubahannya
  • 120. Matematika Ekonomi 120 Ed = ------ = lim ------- = lim ---- -- = ---- -- Δq/q Δp/p Δp->0 Δq/q Δp/p Δp Δq p qΔp->0 dq dp p q Contoh: Umpamakan fungsi permintaan q = 18 -2p2 hitung elastisitas permintaan jika harga berku- rang 5% (bukan mendekati nol) dari p = 2, q = 10. Bandingkan hasil kedua pendekatan: defi- nisi dan derivatif. Pendekatan definisi: p = 2; Δp = 0.05 berarti p1 = 2 – 2(0.05) = 1.9 Untuk p1 = 1.9, q = 18-2p2 = 18 – 2(1.9)2 = 10.78 untuk p = 2, q = 18-2p2 = 18 – 2(2)2 = 10. berarti Δq = 10.78 – 10 = 0.78
  • 121. Matematika Ekonomi 121 Jadi menurut pendekatan definisi Ed = 7.8%/-0.05% = - 1.56 Dengan pendekatan derivatif: Ed = (dq/dp)(p/q) = (-4p)(p/q) = - 4p2 /q pada harga p = 2, dan q = 10 Ed = -4(2)2 /10 = - 1.60. Perhatikan dengan derivatif, Δp mendekati nol, sementara menurut definisi, Δp = 0.05%, jadi hasilnya sedikit berbeda.
  • 122. Matematika Ekonomi 122 2) Total Cost, Average cost and marginal cost TC = f(q), merupakan fungsi biaya dimana TC = total cost, dan q = produk yang dihasilkan. TC/q = f(q)/q merupakan fungsi biaya rata-rata. MC = dTC/dq merupakan derivatif dari TC, sebagai biaya mar- ginal. Biaya marginal adalah tambahan biaya yg dibutuhkan per satuan tambahan produk.
  • 123. Matematika Ekonomi 123 AC Hubungan TC, AC dan MC, seperti kurva dibawah ini. MC VC TC q Rp
  • 124. Matematika Ekonomi 124 Contoh dengan data diskrit q FC VC TC AC MC 1 100 10 110 110.00 - 2 100 16 116 58.00 6.0 3 100 21 121 40.33 5.0 4 100 26 126 31.50 5.0 5 100 30 130 26.00 4.0 6 100 36 136 22.67 6.0 7 100 45.5 145.5 20.78 9.5 8 100 56 156 19.50 10.5 9 100 72 172 19.10 16
  • 125. Matematika Ekonomi 125 Contoh dengan fungsi biaya: TC = q3 – 4q2 + 10q + 75. FC = Fixed Cost = 75 VC = Variable cost = q3 – 4q2 + 10q MC = dTC/dq = 3q2 – 8q + 10 AC = TC/q = q2 – 4q + 10 + 75/q 3) Revenue and Marginal revenue Apabila fungsi permintaan diketahui, maka Total Revenue (TR) adalah jumlah produk yang diminta dikali harga.
  • 126. Matematika Ekonomi 126 Jadi jika q = kuantitas diminta dan p = harga dengan q = f(p) maka: TR = qp = f(p).p Marginal Revenue (MR) = dTR/dq. Contoh: Fungsi Permintaan; 3q + 2p = 9; 2p = 9 – 3q atau p = 9/2 – (3/2)q TR = p.q atau TR = (9/2)q – (3/2)q2 MR = dTR/dq = 9/2 – 3q MR p q TR, MR, p 0 3 4
  • 127. Matematika Ekonomi 127 4). Fungsi produksi Seorang produsen dalam teori ekonomi paling tidak harus mengambil dua keputusan apabila dilandasi oleh suatu asumsi produsen berusa-ha memperoleh profit maksimum, adalah: a. Jumlah produk yang yang akan diproduksi b. Menentukan kombinasi input-input yang digunakan dan jumlah tiap input tsb. Landasan teknis dari produsen dalam teori ekonomi disebut dengan FUNGSI PRODUKSI. Fungsi produksi = persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat penggunaan input-input dengan tingkat output.
  • 128. Matematika Ekonomi 128 Fungsi produksi, secara umum dicatat: Q = f(x1, x2, x3, … , xn) Q = output xi = input-input yang digunakan, i = 1, 2, 3, … , n Apabila dalam proses produksi: Q = f(x1/x2, x3, … , xn) input xI ditambah terus menerus, sedangkan input lain tetap, maka fungsi produksi itu tunduk pada hukum : The law of diminishing returns “bila satu macam input, terus ditambah penggunaannya sedang penggunaan input lain tidak berubah, maka tam-bahan output yg dihasilkan dari setiap tambahan input, mulai-mula meningkat, kemudian menurun, dan akhirnya negatip”.
  • 129. Matematika Ekonomi 129 Tambahan output yg didapat karena adanya tam- bahan satu unit input dinamakan Produk Fisik Marginal (Produk Marginal = PM). PM = ∂Q/∂xi, i = 1, 2, 3, … , n Selain produk marginal, fungsi lain yang dapat di- turunkan dari fungsi produksi adalah fungsi Produk Rata-rata (PR). PR = Q/x = f(x)/x Jadi ada hubungan antara Q atau produk total (PT) dengan PM dan PR.Hubungan tersebut di- tunjukkan oleh kurva berikut ini.
  • 130. Matematika Ekonomi 130 Q = PT Q x x PR PM X1 Q PM PR 1 10 - 10 2 24 14 12 3 39 15 13 4 52 13 13 5 61 9 12.2 6 66 5 11 7 66 0 9.4 8 64 -2 8
  • 131. Matematika Ekonomi 131 Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb: a. Pada saat PT maks, maka PM = 0 b. Pada saat PR maks, maka PM = PR c. PR maks pada saat grs lurus dari titik nol (origin) menyinggung kurva PT. Kurva produksi yang dijelaskan di atas, hanya jika input variabel terdiri atas satu input. Untuk Q = f(x1, x2)/x3, … , xN) atau dua input variabel, maka kurvanya dalam ruang spt berikut:
  • 133. MATRIKS Matriks artinya sesuatu yang membungkus, yang dibungkus adalah data kuantitatif yang disusun dalam bentuk “baris” dan “lajur”. Contoh: Harga gula pasir di 3 kota selama 3 bulan (rata-rata) Kota A B C J 4000 4500 4200 F 4200 4600 4500 M 4200 4700 4500 Bulan
  • 134. Matematika Ekonomi 134 Dengan catatan matriks ditulis: A = 4000 4500 4200 4200 4600 4500 4200 4700 450 B = 1 0 1 4 3 2 6 7 9 8 4 1 Bentuk umum sbb: A = a11 a12 … a1n a21 a22 … a2n : : : am1 am2 … amn m x n Untuk menyederhanakan dicatat: A = (aij)mxn m = jlh baris; n = jlh lajur m x n Notasi matriks
  • 135. Matematika Ekonomi 135 Vektor. Kumpulan data/angka yang terdiri atas satu baris disebut: VEKTOR BARIS, jika satu lajur disebur dengan VEKTOR LAJUR. Dengan demikian, dpt disebut bahwa matriks terdiri atas beberapa vektor baris dan beberapa vektor lajur. Vektor baris: a’ = (4, 1, 3, 2) x’ = (x1, x2, … xn) Vektor lajur b = 1 u = u1 2 u2 8 : un
  • 136. Matematika Ekonomi 136 Beberapa macam bentuk matriks a.Matriks segi: A = (aij)m.n dengan m = n A = 2 0 2 4 4 1 7 7 1 2 3 4 5 1 4 1 b. Matriks setangkup: B = (bij)n.n, bij = bji 4 x 4 B = 1 0 7 7 0 5 4 3 7 4 2 5 7 3 5 1 4 X 4
  • 137. Matematika Ekonomi 137 c. Matriks diagonal D = (dij)n.n, dij = 0 utk i±j D = 3 0 0 0 5 0 0 0 7 d. Matriks identitas I4 = 1 0 0 0 I2 = 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 e. Matriks segitiga atas, jika semua unsur di-bawah diagonal uta-ma bernilai nol. G = 9 9 3 0 1 3 0 0 2 Diagonal utama Jika semua unsur di- atas diagonal utama bernilai 0 = matriks segitiga bawah.
  • 138. Matematika Ekonomi 138 Penggandaan matriks Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q jika dan hanya jika lajur matriks A = baris matriks B atau n = p Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur dimana setiap baris A digandakan dengan setiap lajur B seperti contoh berikut ini. 1 1 0 8 -1 2 4 5 1 1 6 7 8 1 2
  • 139. Matematika Ekonomi 139 1 1 0 8 -1 2 4 5 1 1 6 7 8 1 2 = (1 1 0) 8 , (1 1 0) -1 1 1 1 2 (2 4 5) 8 , ( 2 4 5) -1 1 1 1 2 (6 7 8) 8 , (6 7 8) -1 1 1 1 1 =
  • 140. Matematika Ekonomi 140 (1)(8) + (1)(1) + (0)(1), (1)(-1) + (1)(1) + (0)(2) (2)(8) + (4)(1) + (5)(1), (2)(-1) + (4)(1) + (5)(2) (6)(8) + (7)(1) + (8)(1), (6)(-1) + (7)(1) + (8)(2) 9 0 Contoh-2: 3 6 0 x = 25 12 4 2 -7 y 63 17 z 3x + 6y 4x + 2y – 7z
  • 141. Matematika Ekonomi 141 Putaran matriks Matriks A = (aij)m.n, putarannya adalah A’ = (a’ij)n.m, sedangkan (a’ij) = (aji). Contoh: A = 3 8 -9  A’ = 3 1 1 0 4 8 0 -9 4 D = 1 0 4  D’ = 1 0 4 0 3 7 0 3 7 4 7 2 4 7 2
  • 143. Matematika Ekonomi 143 Determinan matriks segi Determinan suatu matriks segi adalah hasil per- kalian unsur-unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur, dengan tanda tertentu. Determinan matriks A dicatat det (A) atau |A| Contoh: Hitung determinan matiks A = 2 7 4 9 det A = (2)(9) – (4)(7) = - 10. - +
  • 144. Matematika Ekonomi 144 Contoh: Cari determinan matriks C = 1 4 7 Cara Sarrus, yaitu dengan 8 2 5 menambahkan lajur 1 sebagai 6 9 3 lajur 4 dan lajur 2 sebagai lajur 5 kemudian mengganda- kan angka yang tidak sebaris dan tidak selajur. det C = 1 4 7 1 4 8 2 5 8 2 6 9 3 6 9 + + + - - - = (1)(2)(3) + (4)(5)(6) + (7)(8)(9) -(7)(2)(6) - (1)(5)(9) – (4)(8)(3) = 405
  • 145. Matematika Ekonomi 145 Untuk matriks dengan dimensi/ukuran 4 x 4, cara Sarrus tidak dapat digunakan melainkan dicari per- kalian unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur. Pangkat suatu matriks Suatu matriks segi dengan determinan ± 0, maka matriks itu disebut berpangkat penuh atau matriks tak singular. Sebaliknya, disebut matriks berpangkat tak penuh atau dinamakan matriks singular. Jika suatu matriks B berukuran nxn, maka pangkat matriks itu dicatat p(B) = n, jika matriknya berpangkat penuh.
  • 146. Matematika Ekonomi 146 Tetapi jika determinannya = 0, maka pangkat matriks B, lebih kecil dari n, yaitu dimensi salah satu anak matriksnya yang memiliki det ± 0. Contoh A = 1 1 0 , karena det A = 0, maka 2 -1 1 p(A) ± 3, dan kemungkinan 4 1 1 p(A) = 2. Untuk memeriksa, ambil salah satu anak matiksnya: A11 = 1 1 , det A11 = - 3 ± 0. Berarti p(A) = 2 2 -1 3 x 3
  • 147. Matematika Ekonomi 147 Dalam sistem persamaan linear, yang mencari nilai- nilai x dari sistem persamaan tersebut, maka matriks penyusun persamaan linear dimaksud harus ± 0 atau tak singular atau berpangkat penuh. Misal: 7x1 - 3x2 – 3x3 = 7 2x1 + 4x2 + x3 = 0 - 2x2 - x3 = 2 Setelah diubah dg perkalian matiks diperoleh 7 -3 -3 x1 = 7 2 4 1 x2 0 0 -2 -1 x3 2
  • 148. Matematika Ekonomi 148 Det. Matriks: 7 -3 -3 = -8 ± 0, berarti nilai-nilai x 2 4 1 dari persamaan li- 0 -2 -1 near itu dpt dicari.
  • 149. Matematika Ekonomi 149 Persamaan linear dan jawabannya. Persamaan linear adalah himpunan dari persamaan linear dengan beberapa nilai yang hendak dicari. Contoh: 5x1 + 3x2 = 30 7x1 – x2 – x3 = 0 6x1 – 2x2 = 8 10x1 – 2x2 + x3 = 8 6x1 + 3x2 – 2x3 = 7 Dari persamaan tersebut akan dihitung x1 dan x2
  • 150. Matematika Ekonomi 150 Dengan aturan Cramer, menggunakan cara determi- nan, sistem persamaan linear di atas dapat diselesai-kan dg cara sbb: a. Buat persamaan linear menjadi dalam bentuk perkalian matriks. 5 3 x1 = 30 6 -2 x2 8 b. Cari nilai det (A); det A = -28 c. Dapatkan matiks A1 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-1 dengan vektor d. A x d
  • 151. Matematika Ekonomi 151 A1 = 30 3 8 -2 d. Dapatkan matriks A2 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-2 dengan vektor d. A2 = 5 30 6 8 e. Cari det A1 dan det A2; det A1 = -84; det A2 = -140 f. Nilai x1 = det A1/det A, dan x2 = det A2/A. x1 = -84/-28 = 3; x2 = -140/-28 = 5.
  • 152. Matematika Ekonomi 152 Contoh 2 7 -1 -1 x1 = 0 10 -2 1 x2 8 6 3 -2 x3 7 A x d a.Det A = -61 b.Det A1 = 0 -1 -1 = -61; det A2 = 7 0 -1 = -183 8 -2 1 10 8 1 7 3 -2 6 7 -2 det A3 = 7 -1 0 = -244 10 -2 8 6 3 7
  • 153. Matematika Ekonomi 153 MATRIKS KEBALIKAN Jika A = (aij)n.n maka matriks kebalikannya dicatat sebagai A-1 . Cara mencari matriks kebalikan: a.Dengan matriks adjoint b.Dengan transformasi penyapuan c. Dengan metode Doolittle
  • 154. Matematika Ekonomi 154 Mencari matriks kebalikan dengan matiks adjoint Umpamakan dibicarakan matiks A = a11 a12 a13 a21 a22 a23 a31 a32 a33 Untuk mencari matriks kebalikannya ditempuh lang- kah-langkah sbb: a.Mencari minor setiap unsur apq atau Mpq, dimana p=q = 1, 2, 3. (baris = p, lajur = q = 1, 2, 3) Definisi: Minor unsur apq adalah determinan anak matriks dengan menghapus baris p dan lajur q. Jadi M11 dihitung dengan cara berikiut:
  • 155. Matematika Ekonomi 155 a11 a12 a13 a21 a22 a23 a31 a32 a33 Minor unsur a11 = M11 = a22 a23 = a22a33 – a23a32 a32 a33 Minor unsur a12 = M12 = a21 a23 = a21a33 – a23a31 a31 a33 Minor unsur a13 = M13 = a21 a22 a31 a32 = a21a32 – a22a31
  • 156. Matematika Ekonomi 156 Minor unsur a21 = M21 = a12 a13 = a12a33 – a13a32 a32 a33 Minor unsur a22 = M22 = a11 a13 = a11a33 – a13a31 a31 a33 Minor unsur a23 = M23 = a11 a12 a31 a32 = a11a32 – a12a31
  • 157. Matematika Ekonomi 157 Minor unsur a31 = M31 = a12 a13 = a12a23 – a13a22 a21 a23 Minor unsur a32 = M32 = a11 a13 = a11a23 – a13a21 a21 a23 Minor unsur a33 = M33 = a11 a12 a21 a22 = a11a22 – a12a21
  • 158. Matematika Ekonomi 158 b. Kofaktor. Kofaktor unsur apq ialah αpq = (-1)p+q Mpq. Kofaktor unsur a11 = α11 = (-1)1+1 M11 Kofaktor unsur a12 = α12 = (-1)1+2 M12 Kofaktor unsur a13 = α13 = (-1)1+3 M13 Kofaktor unsur a21 = α21 = (-1)2+1 M21 Kofaktor unsur a22 = α22 = (-1)2+2 M22 Kofaktor unsur a23 = α23 = (-1)2+3 M23 Kofaktor unsur a31 = α31 = (-1)3+1 M31 Kofaktor unsur a32 = α32 = (-1)3+2 M32 Kofaktor unsur a33 = α33 = (-1)3+3 M33
  • 159. Matematika Ekonomi 159 Setelah dapat kofaktor dari setiap unsur, susunlah matriks kofaktor K: K = α11 α12 α13 α21 α22 α23 α31 α32 α33 Matriks kebalikan dari A = A-1 = (1/det A)(K’) Perhatikan, kofaktor unsur sebenarnya hanya soal tanda dari minor sauté unsur. Jika indeksnya genap, tandanya + dan jika indeksnya ganjil, tandanya negatip.
  • 160. Matematika Ekonomi 160 Contoh: Cari matriks kebalikan dari B = 4 1 -1 0 3 2 3 0 7 Matriks kofaktor K= 3 2 0 2 0 3 = 21 6 -9 0 7 3 7 3 0 -7 31 3 1 -1 4 -1 4 1 5 -8 12 0 7 3 7 3 0 1 -1 4 -1 4 1 3 2 0 2 0 3 - -- -
  • 161. Matematika Ekonomi 161 Matriks putaran K = K’ = 21 -7 5 6 31 -8 -9 3 12 Matriks kebalikan = B-1 adalah: (1/det B)K’. det (B) = (4)(3)(7) + (1)(2)(3) + (0)(0)(-1) -(-1)(3)(3) -(2)(0)(4) -(1)(0)(7) = 99 B-1 = (1/99) 21 -7 5 6 31 -8 -9 3 12
  • 162. Matematika Ekonomi 162 Untuk menguji, maka: BB-1 = I 4 1 -1 21/99 -7/99 5/99 = 1 0 0 0 3 2 6/99 31/99 -8/99 0 1 0 3 0 7 -9/99 3/99 12/99 0 0 1 B B-1 I
  • 163. Matematika Ekonomi 163 PENGGUNAAN MATRIKS KEBALIKAN DALAM EKONOMI (INPUT – OUTPUT Analysis) Dalam analisis ekonomi dikenal keterkaitan antar in- dustri (atau sektor industri). Artinya output suatu sektor dipakai untuk memenuhi sektor lain, dan me- menuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal maupun ekspor. Sementara Input suatu sektor dibeli dari sektor lain.
  • 164. Matematika Ekonomi 164 Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu sektor dgn sektor lain dinyatakan dengan himpunan persamaan linear. Contoh analisis input-output Leontief. Dengan notasi matriks model I-O sbb: AX + F = X atau X - AX = F atau (I – A)X = F pers matriks Leontief X = F/(I - A) = (I – A)-1 . F. Matriks kebalikan Leontief
  • 165. Matematika Ekonomi 165 0.2 0.3 0.2 , x1 , 10 0.4 0.1 0.2 x2 5 0.1 0.3 0.2 x3 6 A x F 1 0 0 0 1 0 0 0 1 - A I 0.2 0.3 0.2 = 0.8 -0.3 -0.2 0.4 0.1 0.2 -0.4 0.9 -0.2 0.1 0.3 0.2 -0.1 -0.3 0.8 0.8 -0.3 -0.2 -0.4 0.9 -0.2 -0.1 -0.3 0.8 x1 = 10 x2 5 x3 6 I - A x F Mis. Sektor perekonomian terdiri dari 3 sekt. Pert, Ind, dan Jasa.
  • 166. Matematika Ekonomi 166 Matriks Kofaktor dari (I – A) adalah M11 -M12 M13 = 0.66 0.34 0.21 , K’ = 0.66 0.30 0.24 -M21 M22 -M23 0.30 0.62 0.27 0.34 0.62 0.24 M31 -M32 M33 0.24 0.24 0.60 0.21 0.27 0.60 (I – A)-1 = 1/(det (I-A)K’ = 11 0.66 0.30 0.240.66 0.30 0.24 0.34 0.62 0.24 0.21 0.27 0.60 = 1.72 0.78 0.63 = R 0.90 1.61 0.63 0.55 0.70 1.56 0.384
  • 167. Matematika Ekonomi 167 Arti dari matriks kebalikan Leontief: Mis r12 = 0.78, artinya untuk menopang setiap per- mintaan akhir akan produk Industri, harus diproduksi sebanyak 0.78 satuan produk pertanian. R23 = 0.68, artinya untuk menopang setiap permin- taan akhir akan produk Jasa, maka harus diproduk- si sebanyak 0.68 satuan produk Industri.
  • 168. Matematika Ekonomi 168 X = x1 = 1/0.384 [0.66(10) + 0.30(5) + 0.24(6)] = 24.84 x2 1/0.384 [0.34(10) + 0.62(5) + 0.24(6)] = 20.68 x3 1/0.384 [0.21(10) + 0.27(5) + 0.60(6)] = 18.36 Artinya: Berdasarkan permintaan akhir yang ada, maka dira- malkan output sektor pertanian, industri dan jasa masing- masing akan menjadi 24.84 satuan, 20.68 satuan dan 18.36 satuan. Dengan analogi yang sama, jika permintaan akhir mau di- naikkan, maka ramalan output tiap sektor dapat diketahui. Vektor x adalah vektor permintaan akhir yaitu: (I – A)-1 F
  • 169. Matematika Ekonomi 169 Penutup: TUHAN Maha Tahu tetapi tidak pernah memberi tahu ! Mengapa ? Manusia sudah diberi pikiran dan manusia adalah makhluk yang berpikir. Matematika merupakan sarana berpikir