SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 BANGIL
Jl. Bader No. 3 Bangil Pasuruan
Telp. (0343)741873 Fax. (0343) 747219
Website: www.sman1bangil.sch.id E-mail: info@sman1bangil.sch.id
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMAN 1 Bangil
Mata Pelajaran : Sejarah
Topik : Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin
ke Pemerintahan Orde Baru
Kelas/Semester : XII/Gasal
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti(KI)
KI. 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI. 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI. 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan Metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1
1.2 Mengamalkan hikmah kemerdekaan sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME,
dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.1 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah
2.2 Menunjukan sikap peduli dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para pelaku
sejarah dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara Indonesia Menyajikan
hasil analisis Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke
Pemerintahan Orde Baru
C. Indikator pencapaian
1. Indikator pada KI 1
1.1. Bersyukur dapat memahami Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi
Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru
2. Indikator pada KI 2
2.1 Belaku jujur dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah materi Masa
Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru.
2.2 Menunjukkan sikap peduli dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para
pelaku sejarah di Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke
Pemerintahan Orde Baru dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara
Indonesia
3. Indikator pada KD 3
3.1 Mengevaluasi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia
pada Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan
Orde Baru.
4. Indikator pada KD 4
2
4.1 Melakukan Penelitian Sejarah tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke
Pemerintahan Orde Baru dan menyajikannya dalam bentuk laporan tulisan.
D. Tujuan Pembelajaran
1) Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2) Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
3) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4) Melalui kegiatan pembelajaran hari ini, diharapkan peserta didik mampu:
a. Menjelaskan aksi Tritura
b. Menganalisis proses terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret dan pengaruhnya terhadap
kepemimpinan nasional
c. Menganalisis adanya dualisme kepemimpinan nasional pada masa transisi dari
pemerintahan masa Demokrasi Terpimpin ke pemerintahan Orde Baru
3
E. Materi Pelajaran
Masa Transisi dari Orde Lama menuju Orde Baru
1. Pengertian Orde Baru
Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Dengan kata lain, Orde Baru adalah suatu orde yang mempunyai sikap dan tekad untuk
mengabdi pada kepentingan rakyat dan nasional dengan dilandasi oleh semangat dan jiwa
Pancasila serta UUD 1945. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah
11 Maret 1966. Dengan demikian Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) sebagai tonggak
lahirnya Orde Baru.
Pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1966, presiden mengucapkan pidato di
depan rakyat dari halaman Istana Merdeka yang dikenal dengan nama “Jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah”, disingkat “Jasmerah”. Pidato yang kemudian menjadi pidato 17 Agustus
Presiden Soekarno yang terakhir tersebut mendapat reaksi dari berbagai kalangan dan menjadi
bahan pertentangan politik, yang di beberapa tempat menyebabkan timbulnya bentrokan-
bentrokan fisik.
2. Lahirnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR)
Pada tanggal 11 Maret 1966 di Istana Negara diadakan Sidang Kabinet Dwikora yang
telah disempurnakan yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno dengan tujuan untuk
mencari jalan keluar terbaik agar dapat menyelesaikan krisis yang memuncak secara bijak.
4
Ketika sidang tengah berlangsung, ajudan presiden melaporkan bahwa di sekitar istana terdapat
pasukan yang tidak dikenal.
Untuk menghindari segala sesuatu yang tidak diinginkan, maka Presiden Soekarno
menyerahkan pimpinan sidang kepada Waperdam II (Wakil Perdana Menteri II) Dr J. Laimena.
Dengan helikopter, Presiden Soekarno didampingi Waperdam I, Dr Subandrio, dan Waperdam II
Chaerul Saleh menuju Istana Bogor. Seusai sidang kabinet, Dr J. Laimena pun menyusul ke
Bogor.
Tiga orang perwira tinggi yaitu Mayor Jenderal Basuki Rakhmat, Brigadir Jenderal M.
Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud menghadap Letnan Jenderal Soeharto selaku
Menteri Panglima Angkatan Darat dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan
Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk minta izin akan menghadap presiden. Pada hari itu juga, tiga
orang perwira tinggi sepakat untuk menghadap Presiden Soekarno di Istana Bogor dengan tujuan
untuk meyakinkan kepada Presiden Soekarno bahwa ABRI khususnya AD tetap siap siaga
mengatasi keadaan.
Di Istana Bogor Presiden Soekarno didampingi Dr Subandrio, Dr J. Laimena, dan
Chaerul Saleh serta ketiga perwira tinggi tersebut melaporkan situasi di ibukota Jakarta. Mereka
juga memohon agar Presiden Soekarno mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan.
Kemudian presiden mengeluarkan surat perintah yang ditujukan kepada Letnan Jenderal
Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan menjamin
keamanan, ketenangan, dan kestabilan jalannya pemerintahan demi keutuhan bangsa dan negara
Republik Indonesia.
Adapun yang merumuskan surat perintah tersebut adalah ketiga perwira tinggi, yaitu
Mayor Jenderal Basuki Rakhmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir
Machmud bersama Brigadir Jenderal Subur, Komandan Pasukan Pengawal Presiden
Cakrabirawa. Surat itulah yang kemudian dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret 1966 atau
Supersemar.
3. Tindak Lanjut Supersemar
Sebagai tindak lanjut keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Letnan Jenderal Soeharto
sebagai pengemban Supersemar segera mengambil tindakan untuk menata kembali kehidupan
5
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, yaitu sebagai
berikut:
a. Tanggal 12 Maret 1966, dikeluarkanlah surat keputusan yang berisi pembubaran dan
larangan PKI beserta ormas-ormasnya yang bernaung dan berlindung atau senada
dengannya, beraktivitas dan hidup di seluruh wilayah Indonesia. Keputusan tersebut
diperkuat dengan Keputusan Presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS No.1/3/1966 tangal
12 Maret 1966. Keputusan pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya mendapat sambutan
dan dukungan dari seluruh rakyat karena merupakan salah satu realisasi dari Tritura.
b. Tanggal 18 Maret 1966 pengemban Supersemar mengamankan 15 orang menteri yang
dinilai tersangkut dalam G 30 S/PKI dan diragukan etika baiknya yang dituangkan dalam
Keputusan Presiden No. 5 Tanggal 18 Maret 1966.
c. Tanggal 27 Maret pengemban Supersemar membentuk Kabinet Dwikora yang
disempurnakan untuk menjalankan pemerintahan. Tokoh-tokoh yang duduk di dalam
kabinet ini adalah mereka yang jelas tidak terlibat dalam G 30 S/PKI.
d. Membersihkan lembaga legislatif dimulai dari tokoh-tokoh pimpinan MPRS dan DPRGR
yang diduga terlibat G 30 S/PKI. Sebagai tindak lanjut kemudian dibentuk pimpinan
DPRGR dan MPRS yang baru. Pimpinan DPRGR baru memberhentikan 62 orang anggota
DPRGR yang mewakili PKI dan ormas-ormasnya.
e. Memisahkan jabatan pimpinan DPRGR dengan jabatan eksekutif sehingga pimpinan
DPRGR tidak lagi diberi kedudukan sebagai menteri. MPRS dibersihkan dari unsur-unsur G
30 S/PKI. Seperti halnya dengan DPRGR, keanggotaan PKI dalam MPRS dinyatakan gugur.
Sesuai dengan UUD 1945, MPRS mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada
lembaga kepresidenan.
Sumber: http://www.materisma.com/2014/08/pemerintahan-zaman-orde-baru.html
2. Pengayaan
Pada tanggal 20 Juni hingga 5 Juli 1955, diadakanlah Sidang Umum IV MPRS dengan hasil
sebagai berikut:
6
• Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan Supersemar.
• Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 mengatur Kedudukan Lembaga-Lembaga Negara
Tingkat Pusat dan Daerah
• Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI
Bebas Aktif.
• Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera.
• Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali Tap. MPRS yang
Bertentangan dengan UUD 1945.
• Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata
Urutan Perundang-undangan di Indonesia.
• Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia
dan Pernyataan Partai Komunis Indonesia dan Ormas-Ormasnya sebagai Organisasi
Terlarang di Indonesia.
Hasil dari Sidang Umum IV MPRS ini menjadi landasan awal tegaknya Orde Baru dan
dinilai berhasil memenuhi dua dari tiga tuntutan rakyat (tritura), yaitu pembubaran Partai
Komunis Indonesia dan pembersihan kabinet dari unsur-unsur Partai Komunis Indonesia.
Selain dibubarkan dan dibersihkan, kader-kader Partai Komunis Indonesia juga dibantai
khususnya di wilayah pedesaan-pedesaan di pulau Jawa. Pembantaian ini tidak hanya dilakukan
oleh angkatan bersenjata, namun juga oleh rakyat biasa yang dipersenjatai. Selain kader, ribuan
pegawai negeri, ilmuwan, dan seniman yang dianggap terlibat juga ditangkap dan
dikelompokkan berdasarkan tingkat keterlibatannya dengan Partai Komunis Indonesia. Sebagian
diasingkan ke Pulau Buru, sebuah pulau kecil di wilayah Maluku. Pada tanggal 30 September
setiap tahunnya, pemerintah menayangkan film yang menggambarkan Partai Komunis Indonesia
sebagai organisasi yang keji.
3. Remedial
Dualisme Kepemimpinan Nasional
7
Dalam Sidang MPRS yang digelar sejak akhir bulan Juni sampai awal Juli 1966
memutuskan menjadikan Supersemar sebagai Ketetapan (Tap) MPRS. Dengan dijadikannya
Supersemar sebagai Tap MPRS secara hukum Supersemar tidak lagi bisa dicabut sewaktu-waktu
oleh Presiden Soekarno. Bahkan sebaliknya secara hukum Soeharto mempunyai kedudukan yang
sama dengan Soekarno, yaitu Mandataris MPRS.
Dalam Sidang MPRS itu juga, majelis mulai membatasi hak prerogatif Soekarno selaku
Presiden. Secara eksplisit dinyatakan bahwa gelar “Pemimpin Besar Revolusi” tidak lagi
mengandung kekuatan hukum. Presiden sendiri masih diizinkan untuk membacakan pidato
pertanggungjawabannya yang diberi judul “Nawaksara”.
Pada tanggal 22 Juni 1966, presiden Soekarno menyampaikan pidato “Nawaksara” dalam
persidangan MPRS. “Nawa” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti sembilan, dan “Aksara”
berarti huruf atau istilah. Pidato itu memang berisi sembilan pokok persoalan yang dianggap
penting oleh presiden Soekarno selaku mandataris MPR. Isi pidato tersebut hanya sedikit
menyinggung sebab-sebab meletusnya peristiwa berdarah yang terjadi pada tanggal 30
September 1965.
Pengabaian peristiwa yang mengakibatkan gugurnya sejumlah jenderal angkatan darat itu
tidak memuaskan anggota MPRS. Melalui Keputusan Nomor 5/MPRS/1966, MPRS
memutuskan untuk minta kepada presiden agar melengkapi laporan pertanggung jawabannya,
khususnya mengenai sebab-sebab terjadinya peristiwa Gerakan 30 September beserta epilognya
dan masalah kemunduran ekonomi serta akhlak.
Pada tanggal 10 Januari 1967 Presiden menyampaikan surat kepada pimpinan MPRS
yang berisi Pelengkap Nawaksara. Dalam Pelengkap Nawaksara itu presiden mengemukakan
bahwa mandataris MPRS hanya mempertanggungjawabkan pelaksanaan Garis-garis Besar
Haluan Negara dan bukan hal-hal yang lain. Nawaksara baginya hanya sebagai progress report
yang ia sampaikan secara sukarela. Ia juga menolak untuk seorang diri
mempertanggungjawabkan terjadinya peristiwa Gerakan 30 September, kemerosotan ekonomi,
dan akhlak.
Sementara itu, sebuah kabinet baru telah terbentuk dan diberi nama Kabinet Ampera
(Amanat Penderitaan Rakyat). Kabinet tersebut diresmikan pada 28 Juli 1966. Kabinet ini
8
mempunyai tugas pokok untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi. Program kabinet
tersebut antara lain adalah memperbaiki kehidupan rakyat, terutama di bidang sandang dan
pangan, dan melaksanakan pemilihan umum sesuai dengan Ketetapan MPR RI No.
XI/MPRS/1966.
Sesuai dengan UUD 1945, Presiden Soekarno adalah pemimpin Kabinet. Akan tetapi
pelaksanaan pimpinan pemerintahan dan tugas harian dilakukan oleh Presidium Kabinet yang
diketuai oleh Letnan Jenderal Soeharto. Sehubungan dengan permasalahan yang ditimbulkan
oleh “Pelengkap Nawaksara” dan bertambah gawatnya keadaan politik pada 9 Februari 1967
DPRGR mengajukan resolusi dan memorandum kepada MPRS agar mengadakan Sidang
Istimewa.
Sementara itu usaha-usaha untuk menenangkan keadaan berjalan terus. Untuk itu
pimpinan ABRI mengadakan pendekatan pribadi kepada Presiden Soekarno agar ia menyerahkan
kekuasaan kepada pengemban ketetapan MPRS RI No. IX/MPRS/1966, yaitu Jenderal Soeharto
sebelum Sidang Umum MPRS. Hal ini untuk mencegah perpecahan di kalangan rakyat dan
untuk menyelamatkan lembaga kepresidenan dan pribadi Presiden Soekarno.
Salah seorang sahabat Soekarno, Mr. Hardi, menemui Presiden Soekarno dan memohon
agar Presiden Soekarno membuka prakarsa untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan negara,
karena dualisme kepemimpinan inilah yang menjadi sumber konflik politik yang tidak kunjung
berhenti. Mr. Hardi menyarankan agar Soekarno sebagai mandataris MPRS, menyatakan non
aktif di depan sidang Badan Pekerja MPRS dan menyetujui pembubaran PKI.
Presiden Soekarno menyetujui saran Mr. Hardi. Untuk itu disusunlah “Surat Penugasan
mengenai Pimpinan Pemerintahan Sehari-hari kepada Pemegang Surat Perintah 11 Maret 1966.
Kemudian, Presiden menulis nota pribadi kepada Jenderal Soeharto. Pada 7 Februari 1967, Mr.
Hardi menemui Jenderal Soeharto dan menyerahkan konsep tersebut. Pada 8 Februari 1967,
Soeharto membahas surat Presiden bersama keempat Panglima Angkatan.
Para panglima berkesimpulan bahwa draft surat tersebut tidak dapat diterima karena
bentuk surat penugasan tersebut tidak membantu menyelesaikan situasi konflik. Kesimpulan itu
disampaikan Soeharto kepada Presiden Soekarno pada 10 Februari 1967. Presiden menanyakan
9
kemungkinan mana yang terbaik. Soeharto mengajukan draft berisi pernyataan bahwa Presiden
berhalangan, atau menyerahkan kekuasaan kepada Pengemban Surat Perintah 11 Maret 1966.
Pada awalnya Presiden Soekarno tidak berkenan dengan usulan draft tersebut, namun
kemudian sikap Presiden Soekarno melunak, ia memerintahkan agar Soeharto beserta Panglima
Angkatan berkumpul di Bogor pada hari Minggu tanggal 19 Februari 1967, Presiden menyetujui
draft yang dibuat, dan pada tanggal 20 Februari draft surat itu telah ditandatangani oleh
Presiden.
Ia meminta agar diumumkan pada hari Rabu tanggal 22 Februari 1967. Tepat pada pukul
19.30, Presiden Soekarno membacakan pengumuman resmi pengunduran dirinya. Pada tanggal
12 Maret 1967 Jenderal Soeharto dilantik menjadi pejabat Presiden Republik Indonesia oleh
Ketua MPRS Jenderal Abdul Haris Nasution.
Setelah setahun menjadi pejabat presiden, Soeharto dilantik menjadi Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 27 Maret 1968 dalam Sidang Umum V MPRS. Melalui Tap No.
XLIV/MPRS/1968, Jenderal Soeharto dikukuhkan sebagai Presiden Republik Indonesia hingga
terpilih presiden oleh MPR hasil pemilu. Pengukuhan tersebut menandai berakhirnya dualisme
kepemimpinan nasional dan dimulainya pemerintahan Orde Baru.
F. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan Diskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan
memimpin doa
2. Guru mengabsen kehadiran siswa
3. Guru melakukan apersepsi terkait
dengan materi yang akan disampaikan
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
10 menit
Kegiatan inti
Langkah Mengamati:
a. Siswa mengamati Gambar yang
70 menit
10
ditampilkan oleh guru
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru
mengenai teknis pembelajaran hari ini
2. Langkah Menanya:
a. Setiap kelompok secara bergiliran
menyampaikan hasil diskusinya
b. siswa diberikan kesempatan
memberikan komentar dan tanggapan
c. sebelum menjawab siswa lain diberikan
kesempatan untuk menanggapi
3. Langkah Mengeksplorasi:
Siswa diminta mengumpulkan informasi
terkait materi Masa Transisi dari
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke
Pemerintahan Orde Baru
4. Langkah Mengasosiasikan /
Mengolah informasi:
Menganalisis hasil informasi yang didapat
dari sumber tertulis dan atau internet
untuk mendapatkan kesimpulan tentang
materi Masa Transisi dari Pemerintahan
Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan
Orde Baru
5. Langkah Kolaborasi:
Siswa membuat hasil kajian dalam bentuk
menyusun gambar-gambar yang sudah
disiapkan oleh guru menjadi suatu
11
rangkaian peristiwa kronologi mengenai
Masa Transisi dari Pemerintahan
Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan
Orde Baru
Masing-masing siswa menuliskan
pendapatnya mengenai gambar tersebut
kedalam kertas yang sudah disiapkan
sebelumnya
Penutup 1) Siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan materi tentang “Masa
Transisi dari Pemerintahan Demokrasi
Terpimpin ke Pemerintahan Orde
Baru”
2) Siswa melakukan refleksi tentang
pelaksanaan pembelajaran dan
pelajaran apa yang diperoleh setelah
belajar tentang topik “Masa Transisi
dari Pemerintahan Demokrasi
Terpimpin ke Pemerintahan Orde
Baru”
3) Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran.
- Doa penutup
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Power Point ;
2. Model : Picture and Picture
3. LCD, White Board, Spidol, dsb
12
4. Sumber :
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2015. Sejarah Indonesia SMA XII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
b. http://www.materisma.com/2014/08/pemerintahan-zaman-orde-baru.html
13
G. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Tehnik penilaian
Tes dan non tes
2. Insrumen Penilaian (tes)
Soal dan Kunci Jawaban
NAMA TIM : 1. TANGGAL :
: 2.
KELAS :
MASA TRANSISI MENUJU ORDE BARU
Susunlah Gambar sesuai dengan Urutan Peristiwa dan Analisislah Gambar tersebut sehingga
menjadi suatu cerita yang utuh!
1. ..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
2. ..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
14
Gambar 1
Gambar 1
3. ..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
4. ..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
5. ..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
6. ..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
15
Gambar 1
Gambar 1
Gambar 1
Gambar 1
7. ..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
1) Pedoman Penskoran
No Nama Kelengkapan Jawaban Jumlah Nilai
Nilai = ∑ Skor Perolehan x 100
Skor max
Kriteria Nilai : A = 80 – 100 Baik Sekali
B = 70 – 79 Baik
C = 60 – 69 Cukup
D = < 60 Kurang
b. Non Tes :
Lembar Pengamatan Kerja Tim
No Nama Aspek Pengamatan Jumlah Skor Nilai
16
Gambar 1
Kerja sama Pendapat Toleransi Keaktifan
Nilai = ∑ Skor Perolehan x 100
Skor max
Kriteria Nilai : A = 80 – 100 Baik Sekali
B = 70 – 79 Baik
C = 60 – 69 Cukup
D = < 60 Kurang
Kunci Jawaban Soal:
MASA TRANSISI MENUJU ORDE BARU
Susunlah Gambar sesuai dengan Urutan Peristiwa dan Analisislah Gambar tersebut sehingga
menjadi suatu cerita yang utuh!
1. Aksi Mahasiswa menuntut Tritura
Peristiwa G 30 S, Serta keadaan politik
dan ekonomi yang kacau menimbulkan kemarahan
rakyat. Rakyat menuntut untuk pembubaran PKI,
pembersihan Kabinet dari anggota PKI, serta
rakyat menuntut untuk penurunan harga barang.
2.
Pelantikan Kabinet 100 Menteri
Untuk meredakan Emosi rakyat, Soekarno membentuk
17
Gambar 1
Kabinet 100 Menteri namun, rakyat tetap tidak mau
Menerima karena didalamnya masih ada anggota PKI
3. Surat SUPERSEMAR
Karena Rakyat masih terus bergejolak, akhirnya
Di Istana Bogor ketiga perwira tinggi diberikan
Perintah untuk memberikan mandat berupa surat
SUPERSEMAR untuk diberikan kepada Soeharto.
Nantinya Supersemar akan dijadikan TAP MPRS
4. Dualisme Kepemimpinan
Setelah SUPERSEMAR dilaksanakan timbul dua
Sosok pemimpin Indonesia. Soekarno masih tetap
Sebagai Presiden, namun yang Menjalankan tugas
Pemerintahan adalah Soeharto. Sehingga Muncul
Pendukung Soekarno Dan Pendukung
Soeharto
5. Kesaksian Tiga Jenderal
Tiga perwira Tinggi TNI AD
Brigjen Amir mahmud, Brigjen M Yusuf, dan
Brigjen Amir Mahmud
Mereka yang membawa perintah SUPERSEMAR
Kepada Soeharto
6. Pidato Pertanggungjawaban Presiden Soekarno
 Berisi sembilan hal yang dianggap penting oleh
18Gambar 1
Soekarno, namun kurang memuaskan karena hanya
Menyinggung sedikit hal tentang Peristiwa G 30 S.
Presiden hanya diminta untuk melengkapi kembali
Oleh MPR
7. Pelantikan Soeharto menjadi Presiden RI
Untuk menghindari konflik yang berkepanjangan
Yang membahayakan kedaulatan RI, akhirnya
Soekarno bersedia mengundurkan diri dan
Dan dilantiklah Soeharto menjadi Pejabat Presiden.
Pasuruan, 20 November 2015
Kepala Sekolah Guru mata Pelajaran
SMAN 1 Bangil
Dwi Cahyosetiono S.Pd M.Si Nuri Izzatillah S.Pd
NIP 19640001 198702 1 004 NIP. -
19

More Related Content

What's hot

Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 12 kurikulum 2013
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 12 kurikulum 2013Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 12 kurikulum 2013
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 12 kurikulum 2013H4llud4l
 
Zaman penjajahan
Zaman penjajahanZaman penjajahan
Zaman penjajahanFitri117
 
Partai nasional indonesia
Partai nasional indonesiaPartai nasional indonesia
Partai nasional indonesiaNisa Ghaisani
 
Awal masuk islam di kerajaan gowa - tallo [ppt]
Awal masuk islam di kerajaan gowa - tallo [ppt]Awal masuk islam di kerajaan gowa - tallo [ppt]
Awal masuk islam di kerajaan gowa - tallo [ppt]Lallaa Lalllaaa
 
Rpp sejarah-kelas-xi-peminatan
Rpp sejarah-kelas-xi-peminatanRpp sejarah-kelas-xi-peminatan
Rpp sejarah-kelas-xi-peminatanDzulfadhli SPd
 
Ppt konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologi
Ppt  konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologiPpt  konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologi
Ppt konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologiUniversity Of Tarbiyah
 
Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bagian 1
Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bagian 1Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bagian 1
Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bagian 1Rani Insani
 
Ppt Peristiwa Proklamasi NKRI
Ppt Peristiwa Proklamasi NKRIPpt Peristiwa Proklamasi NKRI
Ppt Peristiwa Proklamasi NKRIPutri Luthfiana
 
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme di IndonesiaKolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesiaaepsudianto
 
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3Kinanti Jati Kinasih
 
ANALISA KI/KD SEJARAH INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAP
ANALISA KI/KD SEJARAH INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAPANALISA KI/KD SEJARAH INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAP
ANALISA KI/KD SEJARAH INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAPKusmiati
 
Peristiwa rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklokPeristiwa rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklokrida rahmah
 
3. PERAN AKTIF BANGSA INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN.pptx
3. PERAN AKTIF BANGSA  INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN.pptx3. PERAN AKTIF BANGSA  INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN.pptx
3. PERAN AKTIF BANGSA INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN.pptxRafaGibraltar1
 
Peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan bangsa
Peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan bangsaPeristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan bangsa
Peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan bangsaWaidatin Azizah
 
SEJARAH KELAS 11 - BUDI UTOMO (ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL)
SEJARAH KELAS 11 - BUDI UTOMO (ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL)SEJARAH KELAS 11 - BUDI UTOMO (ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL)
SEJARAH KELAS 11 - BUDI UTOMO (ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL)maghfiraputeri
 

What's hot (20)

Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 12 kurikulum 2013
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 12 kurikulum 2013Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 12 kurikulum 2013
Buku pegangan guru bahasa inggris sma kelas 12 kurikulum 2013
 
Zaman penjajahan
Zaman penjajahanZaman penjajahan
Zaman penjajahan
 
Partai nasional indonesia
Partai nasional indonesiaPartai nasional indonesia
Partai nasional indonesia
 
Awal masuk islam di kerajaan gowa - tallo [ppt]
Awal masuk islam di kerajaan gowa - tallo [ppt]Awal masuk islam di kerajaan gowa - tallo [ppt]
Awal masuk islam di kerajaan gowa - tallo [ppt]
 
Rpp sejarah-kelas-xi-peminatan
Rpp sejarah-kelas-xi-peminatanRpp sejarah-kelas-xi-peminatan
Rpp sejarah-kelas-xi-peminatan
 
Sejarah VOC
Sejarah VOCSejarah VOC
Sejarah VOC
 
Ppt konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologi
Ppt  konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologiPpt  konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologi
Ppt konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologi
 
Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bagian 1
Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bagian 1Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bagian 1
Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme bagian 1
 
Ppt Peristiwa Proklamasi NKRI
Ppt Peristiwa Proklamasi NKRIPpt Peristiwa Proklamasi NKRI
Ppt Peristiwa Proklamasi NKRI
 
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme di IndonesiaKolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
 
BUDI UTOMO
BUDI UTOMOBUDI UTOMO
BUDI UTOMO
 
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
 
Gerakan non blok
Gerakan non blok Gerakan non blok
Gerakan non blok
 
ANALISA KI/KD SEJARAH INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAP
ANALISA KI/KD SEJARAH INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAPANALISA KI/KD SEJARAH INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAP
ANALISA KI/KD SEJARAH INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAP
 
Peristiwa rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklokPeristiwa rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklok
 
Berpikir sejarah1
Berpikir sejarah1Berpikir sejarah1
Berpikir sejarah1
 
Trikora
TrikoraTrikora
Trikora
 
3. PERAN AKTIF BANGSA INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN.pptx
3. PERAN AKTIF BANGSA  INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN.pptx3. PERAN AKTIF BANGSA  INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN.pptx
3. PERAN AKTIF BANGSA INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN.pptx
 
Peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan bangsa
Peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan bangsaPeristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan bangsa
Peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan bangsa
 
SEJARAH KELAS 11 - BUDI UTOMO (ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL)
SEJARAH KELAS 11 - BUDI UTOMO (ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL)SEJARAH KELAS 11 - BUDI UTOMO (ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL)
SEJARAH KELAS 11 - BUDI UTOMO (ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL)
 

Similar to TransisiOrde

Sejarah xii ipa ( modul unit 1) pjg
Sejarah xii  ipa ( modul unit 1) pjgSejarah xii  ipa ( modul unit 1) pjg
Sejarah xii ipa ( modul unit 1) pjgAtika Fauziyyah
 
Orde baru sejarah
Orde baru sejarahOrde baru sejarah
Orde baru sejarahPuspa Ckski
 
kelas 9 ppkn bab 1.pptx
kelas 9 ppkn bab 1.pptxkelas 9 ppkn bab 1.pptx
kelas 9 ppkn bab 1.pptxSMP2018
 
masa pemerintahan orde baru
masa pemerintahan orde baru masa pemerintahan orde baru
masa pemerintahan orde baru Winda Sabrina
 
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila di Perguruan TinggiBahan Ajar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila di Perguruan TinggiSutrisno Kusuma
 
Indonesia pada masa orde baru
Indonesia pada masa orde baruIndonesia pada masa orde baru
Indonesia pada masa orde baruMembangun city
 
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)SMAN 2 Genteng
 
SUMBER HISTORIS.pdf
SUMBER HISTORIS.pdfSUMBER HISTORIS.pdf
SUMBER HISTORIS.pdfRiskaMaulaya
 
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSADINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSAfriedskoa
 
Makalah pend. islam orde baru
Makalah pend. islam orde baruMakalah pend. islam orde baru
Makalah pend. islam orde baruYuliana Aminulloh
 
ppkn 9e bab 1 kelompok 1 (2).pptx
ppkn 9e bab 1 kelompok 1 (2).pptxppkn 9e bab 1 kelompok 1 (2).pptx
ppkn 9e bab 1 kelompok 1 (2).pptxAbiNam4
 
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBACiri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBAAnisa Sari
 
Zblog131 pancasila dalam islam
Zblog131 pancasila dalam islamZblog131 pancasila dalam islam
Zblog131 pancasila dalam islampropadeus
 
Pancasila dalam sejarah indonesia
Pancasila dalam sejarah indonesiaPancasila dalam sejarah indonesia
Pancasila dalam sejarah indonesiaAninSari
 
Makalah PKN "Masalah HAM di Orde Lama"
Makalah PKN "Masalah HAM di Orde Lama"Makalah PKN "Masalah HAM di Orde Lama"
Makalah PKN "Masalah HAM di Orde Lama"bawon15505124020
 
Sistem politik di dunia
Sistem politik di duniaSistem politik di dunia
Sistem politik di duniaFyan Rachmadi
 

Similar to TransisiOrde (20)

Sejarah xii ipa ( modul unit 1) pjg
Sejarah xii  ipa ( modul unit 1) pjgSejarah xii  ipa ( modul unit 1) pjg
Sejarah xii ipa ( modul unit 1) pjg
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
 
Orde baru sejarah
Orde baru sejarahOrde baru sejarah
Orde baru sejarah
 
kelas 9 ppkn bab 1.pptx
kelas 9 ppkn bab 1.pptxkelas 9 ppkn bab 1.pptx
kelas 9 ppkn bab 1.pptx
 
masa pemerintahan orde baru
masa pemerintahan orde baru masa pemerintahan orde baru
masa pemerintahan orde baru
 
Agenda reformasi&
Agenda reformasi&Agenda reformasi&
Agenda reformasi&
 
Rangkuman PKn
Rangkuman PKnRangkuman PKn
Rangkuman PKn
 
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila di Perguruan TinggiBahan Ajar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
 
Indonesia pada masa orde baru
Indonesia pada masa orde baruIndonesia pada masa orde baru
Indonesia pada masa orde baru
 
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
 
SUMBER HISTORIS.pdf
SUMBER HISTORIS.pdfSUMBER HISTORIS.pdf
SUMBER HISTORIS.pdf
 
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSADINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
 
Makalah pend. islam orde baru
Makalah pend. islam orde baruMakalah pend. islam orde baru
Makalah pend. islam orde baru
 
ppkn 9e bab 1 kelompok 1 (2).pptx
ppkn 9e bab 1 kelompok 1 (2).pptxppkn 9e bab 1 kelompok 1 (2).pptx
ppkn 9e bab 1 kelompok 1 (2).pptx
 
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBACiri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA
Ciri-Ciri Pokok Kebijakan Pemerintahan ORBA
 
Zblog131 pancasila dalam islam
Zblog131 pancasila dalam islamZblog131 pancasila dalam islam
Zblog131 pancasila dalam islam
 
Pancasila dalam sejarah indonesia
Pancasila dalam sejarah indonesiaPancasila dalam sejarah indonesia
Pancasila dalam sejarah indonesia
 
Makalah PKN "Masalah HAM di Orde Lama"
Makalah PKN "Masalah HAM di Orde Lama"Makalah PKN "Masalah HAM di Orde Lama"
Makalah PKN "Masalah HAM di Orde Lama"
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Sistem politik di dunia
Sistem politik di duniaSistem politik di dunia
Sistem politik di dunia
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

TransisiOrde

  • 1. PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 BANGIL Jl. Bader No. 3 Bangil Pasuruan Telp. (0343)741873 Fax. (0343) 747219 Website: www.sman1bangil.sch.id E-mail: info@sman1bangil.sch.id RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMAN 1 Bangil Mata Pelajaran : Sejarah Topik : Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru Kelas/Semester : XII/Gasal Alokasi waktu : 2 x 45 menit A. Kompetensi Inti(KI) KI. 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI. 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI. 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI. 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan Metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1
  • 2. 1.2 Mengamalkan hikmah kemerdekaan sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME, dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. 2.1 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah 2.2 Menunjukan sikap peduli dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para pelaku sejarah dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara Indonesia Menyajikan hasil analisis Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru C. Indikator pencapaian 1. Indikator pada KI 1 1.1. Bersyukur dapat memahami Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru 2. Indikator pada KI 2 2.1 Belaku jujur dalam mengerjakan tugas dari pembelajaran sejarah materi Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru. 2.2 Menunjukkan sikap peduli dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para pelaku sejarah di Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara Indonesia 3. Indikator pada KD 3 3.1 Mengevaluasi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru. 4. Indikator pada KD 4 2
  • 3. 4.1 Melakukan Penelitian Sejarah tentang kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru dan menyajikannya dalam bentuk laporan tulisan. D. Tujuan Pembelajaran 1) Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2) Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 3) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 4) Melalui kegiatan pembelajaran hari ini, diharapkan peserta didik mampu: a. Menjelaskan aksi Tritura b. Menganalisis proses terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret dan pengaruhnya terhadap kepemimpinan nasional c. Menganalisis adanya dualisme kepemimpinan nasional pada masa transisi dari pemerintahan masa Demokrasi Terpimpin ke pemerintahan Orde Baru 3
  • 4. E. Materi Pelajaran Masa Transisi dari Orde Lama menuju Orde Baru 1. Pengertian Orde Baru Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dengan kata lain, Orde Baru adalah suatu orde yang mempunyai sikap dan tekad untuk mengabdi pada kepentingan rakyat dan nasional dengan dilandasi oleh semangat dan jiwa Pancasila serta UUD 1945. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Dengan demikian Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) sebagai tonggak lahirnya Orde Baru. Pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1966, presiden mengucapkan pidato di depan rakyat dari halaman Istana Merdeka yang dikenal dengan nama “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”, disingkat “Jasmerah”. Pidato yang kemudian menjadi pidato 17 Agustus Presiden Soekarno yang terakhir tersebut mendapat reaksi dari berbagai kalangan dan menjadi bahan pertentangan politik, yang di beberapa tempat menyebabkan timbulnya bentrokan- bentrokan fisik. 2. Lahirnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR) Pada tanggal 11 Maret 1966 di Istana Negara diadakan Sidang Kabinet Dwikora yang telah disempurnakan yang dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno dengan tujuan untuk mencari jalan keluar terbaik agar dapat menyelesaikan krisis yang memuncak secara bijak. 4
  • 5. Ketika sidang tengah berlangsung, ajudan presiden melaporkan bahwa di sekitar istana terdapat pasukan yang tidak dikenal. Untuk menghindari segala sesuatu yang tidak diinginkan, maka Presiden Soekarno menyerahkan pimpinan sidang kepada Waperdam II (Wakil Perdana Menteri II) Dr J. Laimena. Dengan helikopter, Presiden Soekarno didampingi Waperdam I, Dr Subandrio, dan Waperdam II Chaerul Saleh menuju Istana Bogor. Seusai sidang kabinet, Dr J. Laimena pun menyusul ke Bogor. Tiga orang perwira tinggi yaitu Mayor Jenderal Basuki Rakhmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud menghadap Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk minta izin akan menghadap presiden. Pada hari itu juga, tiga orang perwira tinggi sepakat untuk menghadap Presiden Soekarno di Istana Bogor dengan tujuan untuk meyakinkan kepada Presiden Soekarno bahwa ABRI khususnya AD tetap siap siaga mengatasi keadaan. Di Istana Bogor Presiden Soekarno didampingi Dr Subandrio, Dr J. Laimena, dan Chaerul Saleh serta ketiga perwira tinggi tersebut melaporkan situasi di ibukota Jakarta. Mereka juga memohon agar Presiden Soekarno mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan. Kemudian presiden mengeluarkan surat perintah yang ditujukan kepada Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan menjamin keamanan, ketenangan, dan kestabilan jalannya pemerintahan demi keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia. Adapun yang merumuskan surat perintah tersebut adalah ketiga perwira tinggi, yaitu Mayor Jenderal Basuki Rakhmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud bersama Brigadir Jenderal Subur, Komandan Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa. Surat itulah yang kemudian dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar. 3. Tindak Lanjut Supersemar Sebagai tindak lanjut keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Letnan Jenderal Soeharto sebagai pengemban Supersemar segera mengambil tindakan untuk menata kembali kehidupan 5
  • 6. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, yaitu sebagai berikut: a. Tanggal 12 Maret 1966, dikeluarkanlah surat keputusan yang berisi pembubaran dan larangan PKI beserta ormas-ormasnya yang bernaung dan berlindung atau senada dengannya, beraktivitas dan hidup di seluruh wilayah Indonesia. Keputusan tersebut diperkuat dengan Keputusan Presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS No.1/3/1966 tangal 12 Maret 1966. Keputusan pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya mendapat sambutan dan dukungan dari seluruh rakyat karena merupakan salah satu realisasi dari Tritura. b. Tanggal 18 Maret 1966 pengemban Supersemar mengamankan 15 orang menteri yang dinilai tersangkut dalam G 30 S/PKI dan diragukan etika baiknya yang dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 5 Tanggal 18 Maret 1966. c. Tanggal 27 Maret pengemban Supersemar membentuk Kabinet Dwikora yang disempurnakan untuk menjalankan pemerintahan. Tokoh-tokoh yang duduk di dalam kabinet ini adalah mereka yang jelas tidak terlibat dalam G 30 S/PKI. d. Membersihkan lembaga legislatif dimulai dari tokoh-tokoh pimpinan MPRS dan DPRGR yang diduga terlibat G 30 S/PKI. Sebagai tindak lanjut kemudian dibentuk pimpinan DPRGR dan MPRS yang baru. Pimpinan DPRGR baru memberhentikan 62 orang anggota DPRGR yang mewakili PKI dan ormas-ormasnya. e. Memisahkan jabatan pimpinan DPRGR dengan jabatan eksekutif sehingga pimpinan DPRGR tidak lagi diberi kedudukan sebagai menteri. MPRS dibersihkan dari unsur-unsur G 30 S/PKI. Seperti halnya dengan DPRGR, keanggotaan PKI dalam MPRS dinyatakan gugur. Sesuai dengan UUD 1945, MPRS mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada lembaga kepresidenan. Sumber: http://www.materisma.com/2014/08/pemerintahan-zaman-orde-baru.html 2. Pengayaan Pada tanggal 20 Juni hingga 5 Juli 1955, diadakanlah Sidang Umum IV MPRS dengan hasil sebagai berikut: 6
  • 7. • Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan Supersemar. • Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 mengatur Kedudukan Lembaga-Lembaga Negara Tingkat Pusat dan Daerah • Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI Bebas Aktif. • Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera. • Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali Tap. MPRS yang Bertentangan dengan UUD 1945. • Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan Perundang-undangan di Indonesia. • Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia dan Pernyataan Partai Komunis Indonesia dan Ormas-Ormasnya sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia. Hasil dari Sidang Umum IV MPRS ini menjadi landasan awal tegaknya Orde Baru dan dinilai berhasil memenuhi dua dari tiga tuntutan rakyat (tritura), yaitu pembubaran Partai Komunis Indonesia dan pembersihan kabinet dari unsur-unsur Partai Komunis Indonesia. Selain dibubarkan dan dibersihkan, kader-kader Partai Komunis Indonesia juga dibantai khususnya di wilayah pedesaan-pedesaan di pulau Jawa. Pembantaian ini tidak hanya dilakukan oleh angkatan bersenjata, namun juga oleh rakyat biasa yang dipersenjatai. Selain kader, ribuan pegawai negeri, ilmuwan, dan seniman yang dianggap terlibat juga ditangkap dan dikelompokkan berdasarkan tingkat keterlibatannya dengan Partai Komunis Indonesia. Sebagian diasingkan ke Pulau Buru, sebuah pulau kecil di wilayah Maluku. Pada tanggal 30 September setiap tahunnya, pemerintah menayangkan film yang menggambarkan Partai Komunis Indonesia sebagai organisasi yang keji. 3. Remedial Dualisme Kepemimpinan Nasional 7
  • 8. Dalam Sidang MPRS yang digelar sejak akhir bulan Juni sampai awal Juli 1966 memutuskan menjadikan Supersemar sebagai Ketetapan (Tap) MPRS. Dengan dijadikannya Supersemar sebagai Tap MPRS secara hukum Supersemar tidak lagi bisa dicabut sewaktu-waktu oleh Presiden Soekarno. Bahkan sebaliknya secara hukum Soeharto mempunyai kedudukan yang sama dengan Soekarno, yaitu Mandataris MPRS. Dalam Sidang MPRS itu juga, majelis mulai membatasi hak prerogatif Soekarno selaku Presiden. Secara eksplisit dinyatakan bahwa gelar “Pemimpin Besar Revolusi” tidak lagi mengandung kekuatan hukum. Presiden sendiri masih diizinkan untuk membacakan pidato pertanggungjawabannya yang diberi judul “Nawaksara”. Pada tanggal 22 Juni 1966, presiden Soekarno menyampaikan pidato “Nawaksara” dalam persidangan MPRS. “Nawa” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti sembilan, dan “Aksara” berarti huruf atau istilah. Pidato itu memang berisi sembilan pokok persoalan yang dianggap penting oleh presiden Soekarno selaku mandataris MPR. Isi pidato tersebut hanya sedikit menyinggung sebab-sebab meletusnya peristiwa berdarah yang terjadi pada tanggal 30 September 1965. Pengabaian peristiwa yang mengakibatkan gugurnya sejumlah jenderal angkatan darat itu tidak memuaskan anggota MPRS. Melalui Keputusan Nomor 5/MPRS/1966, MPRS memutuskan untuk minta kepada presiden agar melengkapi laporan pertanggung jawabannya, khususnya mengenai sebab-sebab terjadinya peristiwa Gerakan 30 September beserta epilognya dan masalah kemunduran ekonomi serta akhlak. Pada tanggal 10 Januari 1967 Presiden menyampaikan surat kepada pimpinan MPRS yang berisi Pelengkap Nawaksara. Dalam Pelengkap Nawaksara itu presiden mengemukakan bahwa mandataris MPRS hanya mempertanggungjawabkan pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara dan bukan hal-hal yang lain. Nawaksara baginya hanya sebagai progress report yang ia sampaikan secara sukarela. Ia juga menolak untuk seorang diri mempertanggungjawabkan terjadinya peristiwa Gerakan 30 September, kemerosotan ekonomi, dan akhlak. Sementara itu, sebuah kabinet baru telah terbentuk dan diberi nama Kabinet Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Kabinet tersebut diresmikan pada 28 Juli 1966. Kabinet ini 8
  • 9. mempunyai tugas pokok untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi. Program kabinet tersebut antara lain adalah memperbaiki kehidupan rakyat, terutama di bidang sandang dan pangan, dan melaksanakan pemilihan umum sesuai dengan Ketetapan MPR RI No. XI/MPRS/1966. Sesuai dengan UUD 1945, Presiden Soekarno adalah pemimpin Kabinet. Akan tetapi pelaksanaan pimpinan pemerintahan dan tugas harian dilakukan oleh Presidium Kabinet yang diketuai oleh Letnan Jenderal Soeharto. Sehubungan dengan permasalahan yang ditimbulkan oleh “Pelengkap Nawaksara” dan bertambah gawatnya keadaan politik pada 9 Februari 1967 DPRGR mengajukan resolusi dan memorandum kepada MPRS agar mengadakan Sidang Istimewa. Sementara itu usaha-usaha untuk menenangkan keadaan berjalan terus. Untuk itu pimpinan ABRI mengadakan pendekatan pribadi kepada Presiden Soekarno agar ia menyerahkan kekuasaan kepada pengemban ketetapan MPRS RI No. IX/MPRS/1966, yaitu Jenderal Soeharto sebelum Sidang Umum MPRS. Hal ini untuk mencegah perpecahan di kalangan rakyat dan untuk menyelamatkan lembaga kepresidenan dan pribadi Presiden Soekarno. Salah seorang sahabat Soekarno, Mr. Hardi, menemui Presiden Soekarno dan memohon agar Presiden Soekarno membuka prakarsa untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan negara, karena dualisme kepemimpinan inilah yang menjadi sumber konflik politik yang tidak kunjung berhenti. Mr. Hardi menyarankan agar Soekarno sebagai mandataris MPRS, menyatakan non aktif di depan sidang Badan Pekerja MPRS dan menyetujui pembubaran PKI. Presiden Soekarno menyetujui saran Mr. Hardi. Untuk itu disusunlah “Surat Penugasan mengenai Pimpinan Pemerintahan Sehari-hari kepada Pemegang Surat Perintah 11 Maret 1966. Kemudian, Presiden menulis nota pribadi kepada Jenderal Soeharto. Pada 7 Februari 1967, Mr. Hardi menemui Jenderal Soeharto dan menyerahkan konsep tersebut. Pada 8 Februari 1967, Soeharto membahas surat Presiden bersama keempat Panglima Angkatan. Para panglima berkesimpulan bahwa draft surat tersebut tidak dapat diterima karena bentuk surat penugasan tersebut tidak membantu menyelesaikan situasi konflik. Kesimpulan itu disampaikan Soeharto kepada Presiden Soekarno pada 10 Februari 1967. Presiden menanyakan 9
  • 10. kemungkinan mana yang terbaik. Soeharto mengajukan draft berisi pernyataan bahwa Presiden berhalangan, atau menyerahkan kekuasaan kepada Pengemban Surat Perintah 11 Maret 1966. Pada awalnya Presiden Soekarno tidak berkenan dengan usulan draft tersebut, namun kemudian sikap Presiden Soekarno melunak, ia memerintahkan agar Soeharto beserta Panglima Angkatan berkumpul di Bogor pada hari Minggu tanggal 19 Februari 1967, Presiden menyetujui draft yang dibuat, dan pada tanggal 20 Februari draft surat itu telah ditandatangani oleh Presiden. Ia meminta agar diumumkan pada hari Rabu tanggal 22 Februari 1967. Tepat pada pukul 19.30, Presiden Soekarno membacakan pengumuman resmi pengunduran dirinya. Pada tanggal 12 Maret 1967 Jenderal Soeharto dilantik menjadi pejabat Presiden Republik Indonesia oleh Ketua MPRS Jenderal Abdul Haris Nasution. Setelah setahun menjadi pejabat presiden, Soeharto dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 27 Maret 1968 dalam Sidang Umum V MPRS. Melalui Tap No. XLIV/MPRS/1968, Jenderal Soeharto dikukuhkan sebagai Presiden Republik Indonesia hingga terpilih presiden oleh MPR hasil pemilu. Pengukuhan tersebut menandai berakhirnya dualisme kepemimpinan nasional dan dimulainya pemerintahan Orde Baru. F. Kegiatan pembelajaran Kegiatan Diskripsi Kegiatan Waktu Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan memimpin doa 2. Guru mengabsen kehadiran siswa 3. Guru melakukan apersepsi terkait dengan materi yang akan disampaikan 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 10 menit Kegiatan inti Langkah Mengamati: a. Siswa mengamati Gambar yang 70 menit 10
  • 11. ditampilkan oleh guru b. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai teknis pembelajaran hari ini 2. Langkah Menanya: a. Setiap kelompok secara bergiliran menyampaikan hasil diskusinya b. siswa diberikan kesempatan memberikan komentar dan tanggapan c. sebelum menjawab siswa lain diberikan kesempatan untuk menanggapi 3. Langkah Mengeksplorasi: Siswa diminta mengumpulkan informasi terkait materi Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru 4. Langkah Mengasosiasikan / Mengolah informasi: Menganalisis hasil informasi yang didapat dari sumber tertulis dan atau internet untuk mendapatkan kesimpulan tentang materi Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru 5. Langkah Kolaborasi: Siswa membuat hasil kajian dalam bentuk menyusun gambar-gambar yang sudah disiapkan oleh guru menjadi suatu 11
  • 12. rangkaian peristiwa kronologi mengenai Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru Masing-masing siswa menuliskan pendapatnya mengenai gambar tersebut kedalam kertas yang sudah disiapkan sebelumnya Penutup 1) Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi tentang “Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru” 2) Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran dan pelajaran apa yang diperoleh setelah belajar tentang topik “Masa Transisi dari Pemerintahan Demokrasi Terpimpin ke Pemerintahan Orde Baru” 3) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. - Doa penutup F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Power Point ; 2. Model : Picture and Picture 3. LCD, White Board, Spidol, dsb 12
  • 13. 4. Sumber : a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2015. Sejarah Indonesia SMA XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI b. http://www.materisma.com/2014/08/pemerintahan-zaman-orde-baru.html 13
  • 14. G. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Tehnik penilaian Tes dan non tes 2. Insrumen Penilaian (tes) Soal dan Kunci Jawaban NAMA TIM : 1. TANGGAL : : 2. KELAS : MASA TRANSISI MENUJU ORDE BARU Susunlah Gambar sesuai dengan Urutan Peristiwa dan Analisislah Gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita yang utuh! 1. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. 2. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. 14 Gambar 1 Gambar 1
  • 15. 3. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. 4. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. 5. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. 6. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. 15 Gambar 1 Gambar 1 Gambar 1 Gambar 1
  • 16. 7. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. .................................................................................. 1) Pedoman Penskoran No Nama Kelengkapan Jawaban Jumlah Nilai Nilai = ∑ Skor Perolehan x 100 Skor max Kriteria Nilai : A = 80 – 100 Baik Sekali B = 70 – 79 Baik C = 60 – 69 Cukup D = < 60 Kurang b. Non Tes : Lembar Pengamatan Kerja Tim No Nama Aspek Pengamatan Jumlah Skor Nilai 16 Gambar 1
  • 17. Kerja sama Pendapat Toleransi Keaktifan Nilai = ∑ Skor Perolehan x 100 Skor max Kriteria Nilai : A = 80 – 100 Baik Sekali B = 70 – 79 Baik C = 60 – 69 Cukup D = < 60 Kurang Kunci Jawaban Soal: MASA TRANSISI MENUJU ORDE BARU Susunlah Gambar sesuai dengan Urutan Peristiwa dan Analisislah Gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita yang utuh! 1. Aksi Mahasiswa menuntut Tritura Peristiwa G 30 S, Serta keadaan politik dan ekonomi yang kacau menimbulkan kemarahan rakyat. Rakyat menuntut untuk pembubaran PKI, pembersihan Kabinet dari anggota PKI, serta rakyat menuntut untuk penurunan harga barang. 2. Pelantikan Kabinet 100 Menteri Untuk meredakan Emosi rakyat, Soekarno membentuk 17 Gambar 1
  • 18. Kabinet 100 Menteri namun, rakyat tetap tidak mau Menerima karena didalamnya masih ada anggota PKI 3. Surat SUPERSEMAR Karena Rakyat masih terus bergejolak, akhirnya Di Istana Bogor ketiga perwira tinggi diberikan Perintah untuk memberikan mandat berupa surat SUPERSEMAR untuk diberikan kepada Soeharto. Nantinya Supersemar akan dijadikan TAP MPRS 4. Dualisme Kepemimpinan Setelah SUPERSEMAR dilaksanakan timbul dua Sosok pemimpin Indonesia. Soekarno masih tetap Sebagai Presiden, namun yang Menjalankan tugas Pemerintahan adalah Soeharto. Sehingga Muncul Pendukung Soekarno Dan Pendukung Soeharto 5. Kesaksian Tiga Jenderal Tiga perwira Tinggi TNI AD Brigjen Amir mahmud, Brigjen M Yusuf, dan Brigjen Amir Mahmud Mereka yang membawa perintah SUPERSEMAR Kepada Soeharto 6. Pidato Pertanggungjawaban Presiden Soekarno  Berisi sembilan hal yang dianggap penting oleh 18Gambar 1
  • 19. Soekarno, namun kurang memuaskan karena hanya Menyinggung sedikit hal tentang Peristiwa G 30 S. Presiden hanya diminta untuk melengkapi kembali Oleh MPR 7. Pelantikan Soeharto menjadi Presiden RI Untuk menghindari konflik yang berkepanjangan Yang membahayakan kedaulatan RI, akhirnya Soekarno bersedia mengundurkan diri dan Dan dilantiklah Soeharto menjadi Pejabat Presiden. Pasuruan, 20 November 2015 Kepala Sekolah Guru mata Pelajaran SMAN 1 Bangil Dwi Cahyosetiono S.Pd M.Si Nuri Izzatillah S.Pd NIP 19640001 198702 1 004 NIP. - 19