SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
SMA ALI MAKSUM| 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang telah
menjadikan kita semua dengan berbagai macam suku bangsa dengan aneka ragam
budaya dan bahasa. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan
kita, Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada
kita semua.
Makalah ini kami buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
bapak/ibu guru di sekolah, dan agar makalah ini dapat menjadi petunjuk bagi
teman-teman.
Namun dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan guna perbaikan makalah berikutnya.
SMA ALI MAKSUM| 2
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................
B. Permasalahan ...........................................................................
C. Tujuan ......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perjanjian Iternasional ...........................................
B. Macam-macam Perjanjian Internasional .................................
C. Tahap-tahap Dalam Membuat Perjanjian Internasional ..........
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
SMA ALI MAKSUM| 3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kerjasama antarnegara saat ini sudah tidak dapat lagi dihindarkan.
Bentuk kehidupan yang kompleks sangat rentan untuk tejadi perselisihan.
Untuk menghindari agar perselisihan tidak terjadi maka masyarakat
internasional harus senantiasa bertumpu pada norma atau aturan. Aturan
tersebut tidak hanya dibuat untuk menghindari perselisihan, akan tetapi
juga untuk menertibkan, mengatur dan memelihara hubungan
antarnegara. Perwujudan kerjasama tersebut dituangkan dalam bentuk
perjanjian.
Tidak dapat dinafikan betapa batas-batas teritorial suatu negara
nasional kini tidak lagi menjadi penghalang bagi berbagai aktivitas
ekonomi yang semakin pesat. Demikian pula lahan beroperasinya
pekerjaan hukum yang semakin mendunia. Fenomena di atas, nyata sekali
dengan berkembangnya penggunaan istilah yang mengindikasikan
dilampauinya batas-batas tradisional dan teritorial nasional suatu negara,
seperti istilah transnational corporation, transnational capitalist class,
transnational practices, transnational information exchange, the
international managerial bourgoisie, trans-state norms,3 dan lain-lain.
Dalam perkembangan kehidupan bersama manusia yang cenderung
semakin tidak mengenal batas negara ini, boleh jadi kesepakatan antar
negaranegara dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dituangkan
dalam bentuk perjanjian internasional merupakan sumber hukum yang
semakin penting. Persoalannya, karena semakin banyak masalah
transnasional yang memerlukan pengaturan yang jangkauannya hanya
mungkin dilakukan dengan instrumen perjanjian internasional. Hal itu
disebabkan perjanjian internasional sudah berhasil menciptakan norma-
norma hukum baru yang diperlukan untuk mengatur hubungan antar
negara dan antar masyarakat negara-negara yang volumenya semakin
besar, intensitasnya semakin kuat, dan materinya semakin kompleks.
Perjanjian Internasional adalah hasil kesepakatan yang dibuat oleh
subyek hukum internasional baik yang berbentuk bilateral, reginal maupun
multilateral.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perjanjian internasional?
2. Jelaskan macam-macam perjanjian internasional!
3. Bagaimana tahapan dalam membuat perjanjian internasional?
4. Menguraikan Beberapa Istilah-istilah Penting Dalam Perjanjian ?
5. Menuliskan Proses Pengesahan Perjanjian Internasional Di Indonesia ?
6. Menjelaskan kapan Berlaku dan Berakhirnya Perjanjian Internasional ?
SMA ALI MAKSUM| 4
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
Dari permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa makalah ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan internasional yang terjadi antara beberapa negara, dan
dapat mengetahui jenis-jenis dari perjanjian internasional serta tahapan dalam
pembuatannya. Selain itu :
1. Untuk mengetahui apa pengertin hubungan internasional,
2. Untuk mengetahui istilah-istilah apa sajakah yang digunakan dalam
perjnjian intrnasonal,
3. Untuk mengetahui bagamanakah tahap-tahap dalam pembutan
hubugan internasional,
4. Untuk mengetahui Bagamanakah tahap-tahap dalam pembutan
hubugan internasional,
5. Untuk mengetahui hal-hal penting dalam proses pembuatan
perjanjian internasional,
6. Untuk mengetahui Berlaku dan Berakhirnya perjanjian
internasional.
Manfaat :
1. Memahami secara luas dan mendalam tentang apa pengertin
hubungan internasional;
2. Memahami secara luas dan mendalam tentang istilah-istilah apa
sajakah yang digunakan dalam perjnjian intrnasonal;
3. Memahami secara luas dan mendalam tentang bagamanakah tahap-
tahap dalam pembutan hubugan internasional;
4. Memahami secara luas dan mendalam tentang tahap-tahap dalam
pembutan hubugan internasional;
5. Memahami secara luas dan mendalam tentang hal-hal penting
dalam proses pembuatan perjanjian internasional;
6. Memahami secara luas dan mendalam tentang Berlaku dan
Berakhirnya perjanjian internasional; dan
7. Memahami secara luas dan mendalam tentang Jenis-jenis perjanjian
internasional;
SMA ALI MAKSUM| 5
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Perjanjian Internasional
Secara umum, Perjanjian Internasional adalah sebuah perjanjian yang dibuat di
bawah hukum internasional oleh beberapa pihak yang berupa negara atau organisasi
internasional. Sebuah perjanjian multilateral dibuat oleh beberapa pihak yang
mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak. Perjanjian bilateral dibuat antara
dua negara. Sedangkan, perjanjian multilateral adalah perjanjian yang dibuat oleh
lebih dari dua negara.
Perjanjian Internasional menurut para ahli:
1. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M
Perjanjian internasional sebagai perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat
bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu.
2. Konferensi Wina 1969
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih
yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu yang harus dipatuhi
oleh setiap negara berdasarkan hukum internasional yang berlaku.
3. Oppenheimer
Dalam bukunya yang berjudul International Law, Oppenheimes mendefinisikan
perjanjian internasional sebagai “international treaties are states, creating legal
rights and obligations between the parties” atau perjanjian internasional melibatkan
negara-negara yang menciptakan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang
membuat perjanjian tersebut.
Syarat – syarat untuk membuat perjanjian Internasional:
1) Negara – negara yang tergabung dalam organisasi
2) Bersedia mengadakan ikatan hukum tertentu
3) Kata sepakat untuk melakukan sesuatu
4) Bersedia menanggung akibat – akibat hukum yang terjadi.
B. Macam – Macam Perjanjian Internasional
1. Perjanjian Internasional ditinjau dari jumlah pesertanya
2. Perjanjian Internasional Bilateral, yaitu Perjanjian Internasional yang jumlah
peserta atau pihak-pihak yang terikat di dalamnya terdiri atas dua subjek hukum
internasional saja (negara dan / atau organisasi internasional, dsb). Kaidah hukum
yang lahir dari perjanjian bilateral bersifat khusus dan bercorak perjanjian tertutup
(closed treaty), artinya kedua pihak harus tunduk secara penuh atau secara
keseluruhan terhadap semua isi atau pasal dari perjanjian tersebut atau sama sekali
tidak mau tunduk sehingga perjanjian tersebut tidak akan pernah mengikat dan
berlaku sebagai hukum positif, serta melahirkan kaidah-kaidah hukum yang berlaku
hanyalah bagi kedua pihak yang bersangkutan.
SMA ALI MAKSUM| 6
3. Perjanjian Internasional Multilateral, yaitu Perjanjian Internasional yang
peserta atau pihak-pihak yang terikat di dalam perjanjian itu lebih dari dua subjek
hukum internasional. Sifat kaidah hukum yang dilahirkan perjanjian multilateral bisa
bersifat khusus dan ada pula yang bersifat umum, bergantung pada corak perjanjian
multilateral itu sendiri. Corak perjanjian multilateral yang bersifat khusus adalah
tertutup, mengatur hal-hal yang berkenaan dengan masalah yang khusus menyangkut
kepentingan pihak-pihak yang mengadakan atau yang terikat dalam perjanjian
tersebut. Sedangkan perjanjian multilateral yang bersifat umum, memiliki corak
terbuka. Maksudnya, isi atau pokok masalah yang diatur dalam perjanjian itu tidak saja
bersangkut-paut dengan kepentingan para pihak atau subjek hukum internasional
yang ikut serta dalam merumuskan naskah perjanjian tersebut, tetapi juga
kepentingan dari pihak lain atau pihak ketiga.
4. Perjanjian Internasional ditinjau dari kaidah hukum yang dilahirkannya
5. Treaty Contract. Sebagai perjanjian khusus atau perjanjian tertutup,
merupakan perjanjian yang hanya melahirkan kaidah hukum atau hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang hanya berlaku antara pihak-pihak yang bersangkutan saja.
Perjanjian ini bisa saja berbentuk perjanjian bilateral maupun perjanjian multilateral.
6. Law Making Treaty. Sebagai perjanjian umum atau perjanjian terbuka,
merupakan perjanjian- perjanjian yang ditinjau dari isi atau kaidah hukum yang
dilahirkannya dapat diikuti oleh subjek hukum internasional lain yang semula tidak ikut
serta dalam proses pembuatan perjanjian tersebut. Dengan demikian perjanjian itu,
ditinjau dari segi isi atau materinya maupun kaidah hukum yang dilahirkannya tidak
saja berkenaan dengan kepentingan subjek-subjek hukum yang dari awal terlibat
secara aktif dalam proses pembuatan perjanjian tersebut, melainkan juga dapat
merupakan kepentingan pihak-pihak lainnya.
7. Perjanjian Internasional ditinjau dari prosedur atau tahap pembentukannya
8. Perjanjian Internasional yang melalui dua tahap. Perjanjian melalui dua tahap
ini hanyalah sesuai untuk masalah-masalah yang menuntut pelaksanaannya sesegera
mungkin diselesaikan. Kedua tahap tersebut meliputi tahap perundingan (negotiation)
dan tahap penandatanganan (signature).
9. Perjanjian Internasional yang melalui tiga tahap. Pada Perjanjian Internasional
yang melalui tiga tahap, sama dengan proses Perjanjian Internasionl yang melalui dua
tahap, namun pada tahap ketiga ada proses pengesahan (ratification). Pada perjanjian
ini penandatangan itu bukanlah merupakan pengikatan diri negara penandatangan
pada perjanjian, melainkan hanya berarti bahwa wakil-wakil para pihak yang
bersangkutan telah berhasil mencapai kata sepakat mengenai masalah yang dibahas
dalam perundingan yang telah dituangkan dalam bentuk naskah perjanjian.
C. Tahap – tahap dalam membuat perjanjian internasional
Perjanjian internasional biasanya dituangkan dalam bentuk struktur perjanjian
internasional yang lengkap dan dibuat melalui tiga tahap, yaitu tahap perundingan,
tahap penandatanganan, dan tahap ratifikasi.
SMA ALI MAKSUM| 7
1) Perundingan (Negotiation)
Tahapan ini merupakan suatu penjajakan atau pembicaraan pendahuluan oleh
masing-masing pihak yang berkepentingan. Dalam perundingan internasional ini
negara dapat diwakili oleh pejabat negara dengan membawa surat kuasa penuh (full
powers/credentials), kecuali apabila dari semula peserta perundingan sudah
menentukan bahwa full power tidak diperlukan. Pejabat negara yang dapat mewakili
negaranya dalam suatu perundingan tanpa membawa full power adalah kepala
negara, kepala pemerintahan (perdana menteri), menteri luar negeri, dan duta
besar. Keempat pejabat tersebut dianggap sudah sah mewakili negaranya karena
jabatan yang disandangnya.
Hukum internasional dalam tahap perundingan atau negosiasi, memberi peluang
kepada seseorang tanpa full powers untuk dapat mewakili negaranya dalam suatu
perundingan internasional. Seseorang tanpa full powers yang ikut dalam
perundingan internasional ini akan dianggap sah, apabila tindakan orang tersebut
disahkan oleh pihak yang berwenang pada negara yang bersangkutan. Pihak yang
berwenang tersebut adalah kepala negara dan/atau kepala pemerintahan (presiden,
raja/perdana menteri).
2) Tahap Penandatanganan (Signature)
Tahap penandatanganan merupakan proses lebih lanjut dari tahap perundingan.
Tahap ini diakhiri dengan penerimaan naskah (adoption of the text) dan pengesahan
bunyi naskah (authentication of the text). Penerimaan naskah (adoption of the text)
yaitu tindakan perwakilan negara dalam perundingan internasional untuk menerima
isi dari perjanjian nasional. Dalam perjanjian bilateral, kedua perwakilan negara
harus menyetujui penerimaan naskah perjanjian. Sedangkan dalam perjanjian
multilateral, bila diatur secara khusus dalam isi perjanjian, maka berlaku ketentuan
menurut konferensi Vienna tahun 1968 mengenai hukum internasional. Penerimaan
naskah ini dapat dilakukan apabila disetujui sekurang-kurangnya dua pertiga peserta
konferensi.
Pengesahan bunyi naskah (authentication of the text) dilakukan oleh para perwakilan
negara yang turut serta dalam perjanjian tersebut. Dalam perjanjian bilateral
maupun multilateral pengesahan naskah dapat dilakukan para perwakilan negara
dengan cara melakukan penandatanganan ad referendum (sementara) atau dengan
pembubuhan paraf (initial). Pengesahan bunyi naskah adalah tindakan formal untuk
menerima bunyi naskah perjanjian.
SMA ALI MAKSUM| 8
3) Tahap Ratifikasi (Ratification)
Pengesahan atau ratifikasi adalah persetujuan terhadap rencana perjanjian
internasional agar menjadi suatu perjanjian yang berlaku bagi masing-masing negara
tersebut. Pengesahan perjanjian internasional oleh pemerintah dilakukan sepanjang
dipersyaratkan oleh perjanjian internasional tersebut. Pengesahan suatu perjanjian
internasional dilakukan berdasarkan ketetapan yang telah disepakati oleh para pihak.
Setelah penandatanganan naskah perjanjian internasional dilakukan oleh para wakil
negara peserta perundingan, maka selanjutnya naskah perjanjian tersebut dibawa
pulang ke negaranya masing-masing untuk dipelajari dengan seksama untuk
menjawab pertanyaan, yaitu apakah isi perjanjian internasional tersebut sudah
sesuai dengan kepentingan nasional atau belum dan apakah utusan yang telah diberi
kuasa penuh melampaui batas wewenangnya atau tidak. Apabila memang ternyata
isi dalam perjanjian tersebut sudah sesuai, maka negara yang bersangkutan tersebut
akan meratifikasi untuk menguatkan atau mengesahkan perjanjian yang
ditandatangani oleh wakil-wakil yang berkuasa tersebut.
Setelah melewati tiga tahap tersebut diatas, perjanjian internasional dapat disahkan
oleh presiden. Dalam megesahkan suatu perjanjian internasional, lembaga
pemrakarsa yang terdiri atas lembaga negara dan lembaga pemerintah, baik
departemen maupun nondepartemen, menyiapkan salinan naskah perjanjian,
terjemahan, rancangan undang–undang, atau rancangan keputusan presiden tentang
pengesahan perjanjian internasional yang dimaksud serta dokumen – dokumen lain
yang diperlukan. Lembaga pemrakarsa mengkoordinasikan pembahasan rancangan
dan/atau materi permasalahan bersama dengan pihak – pihak terkait. Prosedur
pengajuan pengesahan perjanjian internasional dilakukan melalui materi untuk
disampaikan kepada presiden. Setiap undang–undang atau keputusan presiden
tentang pengesahan perjanjian internasional ditempatkan dalam lembaran negara
Republik Indonesia.
SMA ALI MAKSUM| 9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari makalah ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Perjanjian
Internasional adalah sebuah perjanjian yang dibuat di bawah hukum
internasional oleh beberapa pihak yang berupa negara atau organisasi internasional.
Ditinjau dari berbagai segi, Perjanjian Internasional dapat digolongkan ke dalam 4
(empat) segi, yaitu:
1) Perjanjian Internasional ditinjau dari jumlah pesertanya
2) Perjanjian Internasional ditinjau dari kaidah hukum yang dilahirkannya
3) Perjanjian Internasional ditinjau dari prosedur atau tahap pembentukannya
4) Perjanjian Internasional ditinjau dari jangka waktu berlakunya
B. Saran
Dalam perjanjian internasional ada banyak hal yang dapat kita ketahui, oleh
karena itu jika kita ingin menambah pengetahuan kita tentang perjanjian
internasional maka sebaiknya kita tidak hanya membaca satu buku melainkan buku-
buku yang lain juga agar pengetahuan kita tidak terhenti pada satu hal saja.
SMA ALI MAKSUM| 10
DAFTAR PUSTAKA
Ghafur Abdul. 2004. Kewarganegaraan. Surakarta : Mediatama.
Iskandar Encang. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Kusmiaty. 2000. Tata Negara. Jakarta : Bumi Aksara.
Sujianto Muhlisin. 2007. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Jakarta : Ganeca Exact.
Winata Ngadimin. 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Bumi
Aksara.
http://dimasmusik.blogspot.co.id/2016/11/makalah-perjanjian-
internasional.html#ixzz4bPjHB51x
https://nebulasmansa.wordpress.com/2015/05/29/makalah-perjanjian-
internasional/
https://budinh.blogspot.co.id/2013/03/makalah-perjanjian-internasional-
lengkap.html

More Related Content

What's hot

Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGDian Oktavia
 
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Fenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaIca Diennissa
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Fenti Anita Sari
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Skenario pengadilan semu11
Skenario pengadilan semu11Skenario pengadilan semu11
Skenario pengadilan semu11irfan11333
 
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGHUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGFair Nurfachrizi
 
Hukum laut internasional
Hukum laut internasionalHukum laut internasional
Hukum laut internasionalpuput riana
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3Adi Nugraha
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaSigit Riono
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Contoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasionalContoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasionalJohanez Diaz
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataTopan Erlando
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 

What's hot (20)

Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
MATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANGMATERI HUKUM DAGANG
MATERI HUKUM DAGANG
 
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Skenario pengadilan semu11
Skenario pengadilan semu11Skenario pengadilan semu11
Skenario pengadilan semu11
 
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGHUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
 
Hukum laut internasional
Hukum laut internasionalHukum laut internasional
Hukum laut internasional
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Contoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasionalContoh analisis perjanjian internasional
Contoh analisis perjanjian internasional
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdata
 
Teori biologi kriminal
Teori biologi kriminalTeori biologi kriminal
Teori biologi kriminal
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 

Viewers also liked

Viewers also liked (17)

Las festividades de carnaval llegaron con la cultura del colonizador español
Las festividades de carnaval llegaron con la cultura del colonizador españolLas festividades de carnaval llegaron con la cultura del colonizador español
Las festividades de carnaval llegaron con la cultura del colonizador español
 
Condiciones de estudio necesarias
Condiciones de estudio necesariasCondiciones de estudio necesarias
Condiciones de estudio necesarias
 
Das Buch "Sabor andalusia"
Das Buch "Sabor andalusia"Das Buch "Sabor andalusia"
Das Buch "Sabor andalusia"
 
Entrada 4
Entrada 4Entrada 4
Entrada 4
 
Federal Laws and Our Stakeholders
Federal Laws and Our Stakeholders Federal Laws and Our Stakeholders
Federal Laws and Our Stakeholders
 
O que desejamos fazer do espiritismo, Hermínio Miranda
O que desejamos fazer do espiritismo, Hermínio MirandaO que desejamos fazer do espiritismo, Hermínio Miranda
O que desejamos fazer do espiritismo, Hermínio Miranda
 
Edu 103 the communication cycle lesson
Edu 103   the communication cycle lessonEdu 103   the communication cycle lesson
Edu 103 the communication cycle lesson
 
Presentación3
Presentación3Presentación3
Presentación3
 
Força elétrica
Força elétricaForça elétrica
Força elétrica
 
Tecnica de aprendizaje
Tecnica de aprendizajeTecnica de aprendizaje
Tecnica de aprendizaje
 
Criminalidad y Estadísticas Judiciales
Criminalidad y Estadísticas JudicialesCriminalidad y Estadísticas Judiciales
Criminalidad y Estadísticas Judiciales
 
Desarrollo
DesarrolloDesarrollo
Desarrollo
 
Lacteos leonel
Lacteos leonelLacteos leonel
Lacteos leonel
 
Polinomios interpolantes
Polinomios interpolantesPolinomios interpolantes
Polinomios interpolantes
 
I chronicles 10 commentary
I chronicles 10 commentaryI chronicles 10 commentary
I chronicles 10 commentary
 
Trabajo en clase 16 03-2017
Trabajo en  clase 16 03-2017Trabajo en  clase 16 03-2017
Trabajo en clase 16 03-2017
 
Lácteos
LácteosLácteos
Lácteos
 

Similar to Makalah Perjanjian Internasional

Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lHendrastuti Retno
 
Bab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalBab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalWijayanti Oktavia
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Aziza Zea
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalDarin Dindi
 
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lhendrasretno
 
hukum internasional
hukum internasionalhukum internasional
hukum internasionalNova Rizky
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Aziza Zea
 
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas  Hukum Internasional Fenti Anita SariTugas  Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Tugas pkn meri maartapia power piont
Tugas pkn meri maartapia power piontTugas pkn meri maartapia power piont
Tugas pkn meri maartapia power piontAsmadi Asmadi
 
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalSri Rahayu
 
Hubungan Internasional.ppt
Hubungan Internasional.pptHubungan Internasional.ppt
Hubungan Internasional.pptEhsanPutra
 
Hubungan Internasional.ppt
Hubungan Internasional.pptHubungan Internasional.ppt
Hubungan Internasional.pptEhsanPutra
 
Tugas pkn hub. internasional
Tugas pkn hub. internasional Tugas pkn hub. internasional
Tugas pkn hub. internasional Yuuto Backboners
 
bab-iv-hubungan-internasional kelas xi.ppt
bab-iv-hubungan-internasional kelas xi.pptbab-iv-hubungan-internasional kelas xi.ppt
bab-iv-hubungan-internasional kelas xi.pptmariosimbolon1
 
Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian InternasionalProses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian InternasionalNidya Milano
 
Bab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalBab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalLalu Zhoulma'än
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalDimebag Darrell
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAdam Hecc
 

Similar to Makalah Perjanjian Internasional (20)

Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
 
Bab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalBab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasional
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasional
 
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
 
hukum internasional
hukum internasionalhukum internasional
hukum internasional
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
 
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas  Hukum Internasional Fenti Anita SariTugas  Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
 
Tugas pkn meri maartapia power piont
Tugas pkn meri maartapia power piontTugas pkn meri maartapia power piont
Tugas pkn meri maartapia power piont
 
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
 
Hubungan Internasional.ppt
Hubungan Internasional.pptHubungan Internasional.ppt
Hubungan Internasional.ppt
 
Hubungan Internasional.ppt
Hubungan Internasional.pptHubungan Internasional.ppt
Hubungan Internasional.ppt
 
Tugas pkn hub. internasional
Tugas pkn hub. internasional Tugas pkn hub. internasional
Tugas pkn hub. internasional
 
bab-iv-hubungan-internasional kelas xi.ppt
bab-iv-hubungan-internasional kelas xi.pptbab-iv-hubungan-internasional kelas xi.ppt
bab-iv-hubungan-internasional kelas xi.ppt
 
Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian InternasionalProses Pembuatan Perjanjian Internasional
Proses Pembuatan Perjanjian Internasional
 
Hub internasional
Hub internasionalHub internasional
Hub internasional
 
Bab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasionalBab iv hubungan internasional
Bab iv hubungan internasional
 
Hubungan internasional
Hubungan internasionalHubungan internasional
Hubungan internasional
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

Makalah Perjanjian Internasional

  • 1. SMA ALI MAKSUM| 1 KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang telah menjadikan kita semua dengan berbagai macam suku bangsa dengan aneka ragam budaya dan bahasa. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada kita semua. Makalah ini kami buat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru di sekolah, dan agar makalah ini dapat menjadi petunjuk bagi teman-teman. Namun dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat kami harapkan guna perbaikan makalah berikutnya.
  • 2. SMA ALI MAKSUM| 2 Daftar Isi HALAMAN JUDUL ..................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... B. Permasalahan ........................................................................... C. Tujuan ...................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Perjanjian Iternasional ........................................... B. Macam-macam Perjanjian Internasional ................................. C. Tahap-tahap Dalam Membuat Perjanjian Internasional .......... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. B. Saran ........................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
  • 3. SMA ALI MAKSUM| 3 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kerjasama antarnegara saat ini sudah tidak dapat lagi dihindarkan. Bentuk kehidupan yang kompleks sangat rentan untuk tejadi perselisihan. Untuk menghindari agar perselisihan tidak terjadi maka masyarakat internasional harus senantiasa bertumpu pada norma atau aturan. Aturan tersebut tidak hanya dibuat untuk menghindari perselisihan, akan tetapi juga untuk menertibkan, mengatur dan memelihara hubungan antarnegara. Perwujudan kerjasama tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian. Tidak dapat dinafikan betapa batas-batas teritorial suatu negara nasional kini tidak lagi menjadi penghalang bagi berbagai aktivitas ekonomi yang semakin pesat. Demikian pula lahan beroperasinya pekerjaan hukum yang semakin mendunia. Fenomena di atas, nyata sekali dengan berkembangnya penggunaan istilah yang mengindikasikan dilampauinya batas-batas tradisional dan teritorial nasional suatu negara, seperti istilah transnational corporation, transnational capitalist class, transnational practices, transnational information exchange, the international managerial bourgoisie, trans-state norms,3 dan lain-lain. Dalam perkembangan kehidupan bersama manusia yang cenderung semakin tidak mengenal batas negara ini, boleh jadi kesepakatan antar negaranegara dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dituangkan dalam bentuk perjanjian internasional merupakan sumber hukum yang semakin penting. Persoalannya, karena semakin banyak masalah transnasional yang memerlukan pengaturan yang jangkauannya hanya mungkin dilakukan dengan instrumen perjanjian internasional. Hal itu disebabkan perjanjian internasional sudah berhasil menciptakan norma- norma hukum baru yang diperlukan untuk mengatur hubungan antar negara dan antar masyarakat negara-negara yang volumenya semakin besar, intensitasnya semakin kuat, dan materinya semakin kompleks. Perjanjian Internasional adalah hasil kesepakatan yang dibuat oleh subyek hukum internasional baik yang berbentuk bilateral, reginal maupun multilateral. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan perjanjian internasional? 2. Jelaskan macam-macam perjanjian internasional! 3. Bagaimana tahapan dalam membuat perjanjian internasional? 4. Menguraikan Beberapa Istilah-istilah Penting Dalam Perjanjian ? 5. Menuliskan Proses Pengesahan Perjanjian Internasional Di Indonesia ? 6. Menjelaskan kapan Berlaku dan Berakhirnya Perjanjian Internasional ?
  • 4. SMA ALI MAKSUM| 4 C. Tujuan dan Manfaat Tujuan : Dari permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa makalah ini bertujuan untuk mengetahui hubungan internasional yang terjadi antara beberapa negara, dan dapat mengetahui jenis-jenis dari perjanjian internasional serta tahapan dalam pembuatannya. Selain itu : 1. Untuk mengetahui apa pengertin hubungan internasional, 2. Untuk mengetahui istilah-istilah apa sajakah yang digunakan dalam perjnjian intrnasonal, 3. Untuk mengetahui bagamanakah tahap-tahap dalam pembutan hubugan internasional, 4. Untuk mengetahui Bagamanakah tahap-tahap dalam pembutan hubugan internasional, 5. Untuk mengetahui hal-hal penting dalam proses pembuatan perjanjian internasional, 6. Untuk mengetahui Berlaku dan Berakhirnya perjanjian internasional. Manfaat : 1. Memahami secara luas dan mendalam tentang apa pengertin hubungan internasional; 2. Memahami secara luas dan mendalam tentang istilah-istilah apa sajakah yang digunakan dalam perjnjian intrnasonal; 3. Memahami secara luas dan mendalam tentang bagamanakah tahap- tahap dalam pembutan hubugan internasional; 4. Memahami secara luas dan mendalam tentang tahap-tahap dalam pembutan hubugan internasional; 5. Memahami secara luas dan mendalam tentang hal-hal penting dalam proses pembuatan perjanjian internasional; 6. Memahami secara luas dan mendalam tentang Berlaku dan Berakhirnya perjanjian internasional; dan 7. Memahami secara luas dan mendalam tentang Jenis-jenis perjanjian internasional;
  • 5. SMA ALI MAKSUM| 5 BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian Perjanjian Internasional Secara umum, Perjanjian Internasional adalah sebuah perjanjian yang dibuat di bawah hukum internasional oleh beberapa pihak yang berupa negara atau organisasi internasional. Sebuah perjanjian multilateral dibuat oleh beberapa pihak yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak. Perjanjian bilateral dibuat antara dua negara. Sedangkan, perjanjian multilateral adalah perjanjian yang dibuat oleh lebih dari dua negara. Perjanjian Internasional menurut para ahli: 1. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M Perjanjian internasional sebagai perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu. 2. Konferensi Wina 1969 Perjanjian internasional adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu yang harus dipatuhi oleh setiap negara berdasarkan hukum internasional yang berlaku. 3. Oppenheimer Dalam bukunya yang berjudul International Law, Oppenheimes mendefinisikan perjanjian internasional sebagai “international treaties are states, creating legal rights and obligations between the parties” atau perjanjian internasional melibatkan negara-negara yang menciptakan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut. Syarat – syarat untuk membuat perjanjian Internasional: 1) Negara – negara yang tergabung dalam organisasi 2) Bersedia mengadakan ikatan hukum tertentu 3) Kata sepakat untuk melakukan sesuatu 4) Bersedia menanggung akibat – akibat hukum yang terjadi. B. Macam – Macam Perjanjian Internasional 1. Perjanjian Internasional ditinjau dari jumlah pesertanya 2. Perjanjian Internasional Bilateral, yaitu Perjanjian Internasional yang jumlah peserta atau pihak-pihak yang terikat di dalamnya terdiri atas dua subjek hukum internasional saja (negara dan / atau organisasi internasional, dsb). Kaidah hukum yang lahir dari perjanjian bilateral bersifat khusus dan bercorak perjanjian tertutup (closed treaty), artinya kedua pihak harus tunduk secara penuh atau secara keseluruhan terhadap semua isi atau pasal dari perjanjian tersebut atau sama sekali tidak mau tunduk sehingga perjanjian tersebut tidak akan pernah mengikat dan berlaku sebagai hukum positif, serta melahirkan kaidah-kaidah hukum yang berlaku hanyalah bagi kedua pihak yang bersangkutan.
  • 6. SMA ALI MAKSUM| 6 3. Perjanjian Internasional Multilateral, yaitu Perjanjian Internasional yang peserta atau pihak-pihak yang terikat di dalam perjanjian itu lebih dari dua subjek hukum internasional. Sifat kaidah hukum yang dilahirkan perjanjian multilateral bisa bersifat khusus dan ada pula yang bersifat umum, bergantung pada corak perjanjian multilateral itu sendiri. Corak perjanjian multilateral yang bersifat khusus adalah tertutup, mengatur hal-hal yang berkenaan dengan masalah yang khusus menyangkut kepentingan pihak-pihak yang mengadakan atau yang terikat dalam perjanjian tersebut. Sedangkan perjanjian multilateral yang bersifat umum, memiliki corak terbuka. Maksudnya, isi atau pokok masalah yang diatur dalam perjanjian itu tidak saja bersangkut-paut dengan kepentingan para pihak atau subjek hukum internasional yang ikut serta dalam merumuskan naskah perjanjian tersebut, tetapi juga kepentingan dari pihak lain atau pihak ketiga. 4. Perjanjian Internasional ditinjau dari kaidah hukum yang dilahirkannya 5. Treaty Contract. Sebagai perjanjian khusus atau perjanjian tertutup, merupakan perjanjian yang hanya melahirkan kaidah hukum atau hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang hanya berlaku antara pihak-pihak yang bersangkutan saja. Perjanjian ini bisa saja berbentuk perjanjian bilateral maupun perjanjian multilateral. 6. Law Making Treaty. Sebagai perjanjian umum atau perjanjian terbuka, merupakan perjanjian- perjanjian yang ditinjau dari isi atau kaidah hukum yang dilahirkannya dapat diikuti oleh subjek hukum internasional lain yang semula tidak ikut serta dalam proses pembuatan perjanjian tersebut. Dengan demikian perjanjian itu, ditinjau dari segi isi atau materinya maupun kaidah hukum yang dilahirkannya tidak saja berkenaan dengan kepentingan subjek-subjek hukum yang dari awal terlibat secara aktif dalam proses pembuatan perjanjian tersebut, melainkan juga dapat merupakan kepentingan pihak-pihak lainnya. 7. Perjanjian Internasional ditinjau dari prosedur atau tahap pembentukannya 8. Perjanjian Internasional yang melalui dua tahap. Perjanjian melalui dua tahap ini hanyalah sesuai untuk masalah-masalah yang menuntut pelaksanaannya sesegera mungkin diselesaikan. Kedua tahap tersebut meliputi tahap perundingan (negotiation) dan tahap penandatanganan (signature). 9. Perjanjian Internasional yang melalui tiga tahap. Pada Perjanjian Internasional yang melalui tiga tahap, sama dengan proses Perjanjian Internasionl yang melalui dua tahap, namun pada tahap ketiga ada proses pengesahan (ratification). Pada perjanjian ini penandatangan itu bukanlah merupakan pengikatan diri negara penandatangan pada perjanjian, melainkan hanya berarti bahwa wakil-wakil para pihak yang bersangkutan telah berhasil mencapai kata sepakat mengenai masalah yang dibahas dalam perundingan yang telah dituangkan dalam bentuk naskah perjanjian. C. Tahap – tahap dalam membuat perjanjian internasional Perjanjian internasional biasanya dituangkan dalam bentuk struktur perjanjian internasional yang lengkap dan dibuat melalui tiga tahap, yaitu tahap perundingan, tahap penandatanganan, dan tahap ratifikasi.
  • 7. SMA ALI MAKSUM| 7 1) Perundingan (Negotiation) Tahapan ini merupakan suatu penjajakan atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. Dalam perundingan internasional ini negara dapat diwakili oleh pejabat negara dengan membawa surat kuasa penuh (full powers/credentials), kecuali apabila dari semula peserta perundingan sudah menentukan bahwa full power tidak diperlukan. Pejabat negara yang dapat mewakili negaranya dalam suatu perundingan tanpa membawa full power adalah kepala negara, kepala pemerintahan (perdana menteri), menteri luar negeri, dan duta besar. Keempat pejabat tersebut dianggap sudah sah mewakili negaranya karena jabatan yang disandangnya. Hukum internasional dalam tahap perundingan atau negosiasi, memberi peluang kepada seseorang tanpa full powers untuk dapat mewakili negaranya dalam suatu perundingan internasional. Seseorang tanpa full powers yang ikut dalam perundingan internasional ini akan dianggap sah, apabila tindakan orang tersebut disahkan oleh pihak yang berwenang pada negara yang bersangkutan. Pihak yang berwenang tersebut adalah kepala negara dan/atau kepala pemerintahan (presiden, raja/perdana menteri). 2) Tahap Penandatanganan (Signature) Tahap penandatanganan merupakan proses lebih lanjut dari tahap perundingan. Tahap ini diakhiri dengan penerimaan naskah (adoption of the text) dan pengesahan bunyi naskah (authentication of the text). Penerimaan naskah (adoption of the text) yaitu tindakan perwakilan negara dalam perundingan internasional untuk menerima isi dari perjanjian nasional. Dalam perjanjian bilateral, kedua perwakilan negara harus menyetujui penerimaan naskah perjanjian. Sedangkan dalam perjanjian multilateral, bila diatur secara khusus dalam isi perjanjian, maka berlaku ketentuan menurut konferensi Vienna tahun 1968 mengenai hukum internasional. Penerimaan naskah ini dapat dilakukan apabila disetujui sekurang-kurangnya dua pertiga peserta konferensi. Pengesahan bunyi naskah (authentication of the text) dilakukan oleh para perwakilan negara yang turut serta dalam perjanjian tersebut. Dalam perjanjian bilateral maupun multilateral pengesahan naskah dapat dilakukan para perwakilan negara dengan cara melakukan penandatanganan ad referendum (sementara) atau dengan pembubuhan paraf (initial). Pengesahan bunyi naskah adalah tindakan formal untuk menerima bunyi naskah perjanjian.
  • 8. SMA ALI MAKSUM| 8 3) Tahap Ratifikasi (Ratification) Pengesahan atau ratifikasi adalah persetujuan terhadap rencana perjanjian internasional agar menjadi suatu perjanjian yang berlaku bagi masing-masing negara tersebut. Pengesahan perjanjian internasional oleh pemerintah dilakukan sepanjang dipersyaratkan oleh perjanjian internasional tersebut. Pengesahan suatu perjanjian internasional dilakukan berdasarkan ketetapan yang telah disepakati oleh para pihak. Setelah penandatanganan naskah perjanjian internasional dilakukan oleh para wakil negara peserta perundingan, maka selanjutnya naskah perjanjian tersebut dibawa pulang ke negaranya masing-masing untuk dipelajari dengan seksama untuk menjawab pertanyaan, yaitu apakah isi perjanjian internasional tersebut sudah sesuai dengan kepentingan nasional atau belum dan apakah utusan yang telah diberi kuasa penuh melampaui batas wewenangnya atau tidak. Apabila memang ternyata isi dalam perjanjian tersebut sudah sesuai, maka negara yang bersangkutan tersebut akan meratifikasi untuk menguatkan atau mengesahkan perjanjian yang ditandatangani oleh wakil-wakil yang berkuasa tersebut. Setelah melewati tiga tahap tersebut diatas, perjanjian internasional dapat disahkan oleh presiden. Dalam megesahkan suatu perjanjian internasional, lembaga pemrakarsa yang terdiri atas lembaga negara dan lembaga pemerintah, baik departemen maupun nondepartemen, menyiapkan salinan naskah perjanjian, terjemahan, rancangan undang–undang, atau rancangan keputusan presiden tentang pengesahan perjanjian internasional yang dimaksud serta dokumen – dokumen lain yang diperlukan. Lembaga pemrakarsa mengkoordinasikan pembahasan rancangan dan/atau materi permasalahan bersama dengan pihak – pihak terkait. Prosedur pengajuan pengesahan perjanjian internasional dilakukan melalui materi untuk disampaikan kepada presiden. Setiap undang–undang atau keputusan presiden tentang pengesahan perjanjian internasional ditempatkan dalam lembaran negara Republik Indonesia.
  • 9. SMA ALI MAKSUM| 9 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Dari makalah ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Perjanjian Internasional adalah sebuah perjanjian yang dibuat di bawah hukum internasional oleh beberapa pihak yang berupa negara atau organisasi internasional. Ditinjau dari berbagai segi, Perjanjian Internasional dapat digolongkan ke dalam 4 (empat) segi, yaitu: 1) Perjanjian Internasional ditinjau dari jumlah pesertanya 2) Perjanjian Internasional ditinjau dari kaidah hukum yang dilahirkannya 3) Perjanjian Internasional ditinjau dari prosedur atau tahap pembentukannya 4) Perjanjian Internasional ditinjau dari jangka waktu berlakunya B. Saran Dalam perjanjian internasional ada banyak hal yang dapat kita ketahui, oleh karena itu jika kita ingin menambah pengetahuan kita tentang perjanjian internasional maka sebaiknya kita tidak hanya membaca satu buku melainkan buku- buku yang lain juga agar pengetahuan kita tidak terhenti pada satu hal saja.
  • 10. SMA ALI MAKSUM| 10 DAFTAR PUSTAKA Ghafur Abdul. 2004. Kewarganegaraan. Surakarta : Mediatama. Iskandar Encang. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Kusmiaty. 2000. Tata Negara. Jakarta : Bumi Aksara. Sujianto Muhlisin. 2007. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Jakarta : Ganeca Exact. Winata Ngadimin. 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Bumi Aksara. http://dimasmusik.blogspot.co.id/2016/11/makalah-perjanjian- internasional.html#ixzz4bPjHB51x https://nebulasmansa.wordpress.com/2015/05/29/makalah-perjanjian- internasional/ https://budinh.blogspot.co.id/2013/03/makalah-perjanjian-internasional- lengkap.html