1. Orang tua perlu memahami makna sebenarnya dari pendidikan agar dapat mendidik anak dengan baik.
2. Lima tahun pertama kehidupan anak sangat penting bagi perkembangan kepribadiannya.
3. Peran orang tua dalam pendidikan anak meliputi pemahaman makna mendidik, hindari mengancam atau membujuk, serta menciptakan komunikasi yang efektif.
1. http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=23988
Orang Tua Perlu Pahami Makna Pendidikan Anak
Oleh: PUJI RAHAYU
I. PENDAHULUAN.
Keluargamerupakansuatuinstitusi awal bagi setiap individu manusia belajar dan berinteraksi dengan
sesamanya. Sebagai suatu institusi tentunya dalam sebuah keluarga disepakati adanya aturan-aturan
yang harus dipatuhi dan dikembangka Keluarga yang dimaksud disini, adalah keluarga inti yang terdiri
dari Ayah, Ibu dan anak. Sebagaimana budaya ke-Timuran yang menganut asas patriakal, bahwa yang
menjadi nahkoda (kepala) dalam sebuah keluarga inti adalah seorang Ayah. Karena dialah yang
bertanggung jawab untuk menafkahi seluruh anggota keluarga dan juga bertanggung jawab atas
kelangsungan hidup keluarga secara utuh, termasuk mendidik anak. Dalam menjalankan perannya
sebagai kepala keluarga, khususnya sebagai pendidik anak, seorang Ayah akan bekerja sama dengan
istrinya, yang dalam hal ini adalah ibu dari anak-anaknya.
SelanjutnyaAyahdanIbu disebut dengan orang tua yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap
tumbuhkembangbuahhatinyahinggamengantarnyake gerbangkedewasaandengan mampu berpikir,
bertindak dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat/lingkungannya dan terhadap
Tuhan Penciptanya.
Bukan suatu yang berlebihan jika semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Semuaorang tua mengharapkankebahagiaanbagi anak-anaknya,baikuntukkehidupannyasaat ini, dan
kelakketikasi anaksudahdewasa.Bagaimanapara orangtua dapat mewujudkanharapannya ini? Tidak
mudah untuk menjawab pertanyaan ini, mengingat masih banyaknya kasus yang menunjukkan
kegagalan orang tua dalam mendidik anaknya.
Untuk itulah kehadiran tulisan ini kiranya dapat dijadikan bahan renungan oleh para orang tua guna
mencari model dalam mendidik anak-anaknya, demi terwujudnya harapan membentuk generasi
penerus bangsa yang berkualitas secara utuh, yaitu memiliki iman dan taqwa, etika, rasa tanggung
jawab serta menguasai pengetahuan dan teknologi.
II. MAKNA PENDIDIKAN KELUARGA
Kita ketahui bersama bahwa ada 3 (tiga) faktor determinan dalam proses pendidikan, yakni keluarga,
sekolahdanmasyarakat.Keluarga menjadi faktorutamadanpertama sertasangat pentingdalamproses
pendidikananak.Jikapadaprosesawal pendidikan anak ini terdapat kesalahan, maka akan berdampak
pada proses pendidikan berikutnya baik di sekolah maupun di masyarakat.
Kondisi faktual, bahwa di sekitar kita terdapat banyaknya anak-anak yang terlibat pada perilaku yang
menyimpang. Ada kehidupan berkelompok dengan menamakan diri “Geng” tertentu yang
mengakibatkan terjadinya tawuran antar pemuda atau pelajar/siswa, ada pula kelompok anak-anak
yang melakukan vandalisme terhadap lingkungan sekitarnya atau ada juga kelompok anak-anak yang
2. http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=23988
yang bersifat asosial dan selalu membuat keonaran di masyarakat baik dengan motor racing nya atau
dengansikap kriminalnya yang mabuk-mabukan dan melakukan sesuatu yang melanggar etika, norma
atau hukum yang berlaku.
Banyaknyapulaanak-anak yang membolos dari sekolah dan hanya duduk-duduk/nongkrong di pinggir
jalan, atau jalan-jalan ke mall, diskotik dan lain sebagainya. Pertanyaannya : mengapa mereka
melakukan demikian ?
Secara filosofis mengatakan bahwa perilaku menyimpang anak-anak itu lebih dominan didorong oleh
kurangnya didikan orang tua. Apabila orang tua si anak memberikan didikan dan pengajaran yang baik
semenjakbayi tentunyaberdampak positif dengan perkembangan anak termasuk berpengaruh positif
terhadapprestasi belajardi sekolahmaupuninteraksi dengan masyarakat sekitarnya. Keluargalah yang
menjadi dasar perkembangan kepribadian anak ke depan.
Dalam keluargalah dimulainya proses internalisasi terhadap lingkungan sekitarnya dan dimulainya
prosespematanganuntukmenjadi orangdewasa.Yakni orangyangmampuhidupsecarabaikdan benar
sesuai norma yang berlaku dan memiliki hati nurani serta pedoman hidup yang jelas. Sebagaimana
dikatakan oleh Sigmund Freud, bahwa lima tahun pertama kehidupan anak sejak lahir sangat
menentukan perkembangan kepribadian pada umur selanjutnya. Pada lima tahun pertama anak
mengalami perkembangan mulai dari fase oral ( 0-1 tahun ), fase anal ( 1-3 tahun ) dan fase falik ( 3-5
tahun ).
Fase oral yakni seorang anak mulai melakukan relasi dengan ibunya melalui menyusu. Kontak yang
terjadi ini terjadi secara timbal balik, seorang anak menyusu pada ibunya dan ibunya membelai,
menyanyi atau mengucapkan kata-kata penuh kasih yang secara langsung akan menciptakan rasa
nyaman dan aman pada si anak dan akan mengembangkan minat si anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya serta juga akan mengembangkan intelengensia si anak.
Fase anal yakni anak mulai berlatih menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, dengan aturan
yang mengatur seperti kebersihan diri dan lingkungan. Peranan Ayah sangat penting pada fase ini
karena ayah mempunyai kemampuan untuk memecahkan berbagai persoalan sehingga akan
mendukung pula perkembangan ego anak. Ego merupakan pusat kesadaran sehingga mampu
berhadapan dengan tantangan hidup yang dihadapi.
Fase falik( phallus= penis) yaitufase disaatterjadi Oedipus Complex, karena terjadi persaingan antara
anak dengan ayah dalam memperoleh kasih sayang ibu. Ketika ayah akrab dengan anak laki-laki maka
fase ini dapat dselesaikan dengan baik. Selain sumber kekuatan kemauan dan kesadaran (ego), ayah
jugamenjadi simbol hidupatasdasarhati nurani ( superego) yang mana super ego sangat penting bagi
kehidupan manusia karena memberikan pedoman hidup dan mengarahkan anak pada cita-cita
hidupnya.
Anak yang lemah super ego nya memiliki watak yang kurang kuat dan mudah goyah oleh keinginan
hawa nafsu, sebaliknya anak yang kuat super ego nya sangat mungkin akan diliputi kecemasan moral
atau kurang toleran terhadap lingkungan.
3. http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=23988
Mencermati fase perkembangan anak pada lima tahun pertama tentunya memberikan makna bahwa
pentingnya Orang tua memahami dengan baik dan benar cara mendidik anak yang berkualitas agar
dapat mengemban perandalammendidiksecaratepatsehinggalangsung maupun tidak langsung telah
membantu perkembangan kepribadian anak untuk berinteraksi dengan kelompok masyarakat
sekitarnya.
Keberhasilan-keberhasilanyangdicapai seorang anak baik di sekolah maupun berkarier bukanlah satu-
satunyaindikatorkeberhasilanmendidik yang diperankan orang tua melainkan harus ditunjukkan pula
oleh indikator lainnya, seperti indikator kecakapan hidup secara personal, yaitu: kemampuan si anak
untukberiman kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berpikir rasional, memahami diri sendiri, percaya
diri, bertanggung jawab, menghargai dan menilai diri.
Juga tidakkalahpentingadanyaindikatorkecakapansosial,yaitu:bekerja sama, mengendalikan emosi,
berinteraksi dalambudayalokal dan global, meningkatkan potensi fisik, membudayakan sikap sportif,
membudayakan sikap disiplin dan membudayakan sikap hidup sehat.
Inilah makna pentingnya pendidikan keluarga bagi perkembangan anak dan masa depan anak dalam
menggumuli kehidupannya.
III. PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK
Dalamsebuahkeluarga,tentunyayangsangatberperanadalahayahdan ibu(orangtua) dalam mendidik
anak. Apa saja yang harus dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai sebuah keluarga yang ideal dalam
mendidik dan mengembangkan potensi/kemampuan anak-anak :
1. Memahami makna mendidik.
Sebagai orangtua harus memahami benarapamaknadari mendidiksehinggatidakberpendapat bahwa
mendidik adalah melarang, menasehat atau memerintah si anak. Tetapi harus dipahami bahwa
mendidik adalah proses memberi pengertian atau pemaknaan kepada si anak agar si anak dapat
memahami lingkungan sekitarnya dan dapat mengembangkan dirinya secara bertanggung jawab.
Prosesmemberi pengertian atau pemaknaan ini dapat melalui komunikasi maupun teladan/tindakan,
contoh: jikainginanakdisiplinmakaorangtua dapat memberi teladankepadasi anakakanhal-hal yang
baik dan beretika atau orang tua menciptakan komunikasi dengan si anak yang dialogis dengan penuh
keterbukaan,kejujurandanketulusan.Apabila kitamengedepankansikapmemerintah,menasehat atau
melarangmakalangsungataupuntidakakan berdampakpadasikapanakyang bergayaotoriterdanmau
menang sendiri. Kiranya orang tua dapat mengambil pesan moral dari sajak yang ditulis oleh Dorothy
Law Nolte dengan judul “Anak Belajar dari Kehidupannya”:
Jikaanak dibesarkandengancelaan,iaakanbelajarmemaki /Jikaanakdibesarkandengancemoohan,ia
akan belajarrendahdiri /Jikaanak dibesarkandengantoleransi,iaakanbelajarmenahandiri / Jika anak
dibesarkan dengan pujian, ia akan belajar menghargai / Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya
perlakuan, ia akan belajar keadilan / Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia akan belajar menaruh
4. http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=23988
kepercayaan / Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia akan belajar menghargai dirinya / Jika anak
dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia akan belajar menemukan cinta dalam
kehidupan.
Ada hubungankausal antarabagaimanaorang tua mendidikanakdenganapayangdiperbuatanak.Atau
ibaratnyaapa yang orangtua tabur itulahyangnanti akan dituai. Peran orang tua dalam mendidik anak
tidakdapat tergantikansecaratotal oleh lembaga-lembaga persekolahan atau institusi formal lainnya.
Karena bagaimanapun juga tanggung jawab mendidik anak ada pada pundak orang tua.
2. Hindari mengancam, membujuk atau menjanjikan hadiah
Dalammendidikanakjangan memakai cara membujuk dengan menjanjikan hadiah karena hal ini akan
melahirkan ketergantungan anak terhadap sesuatu hal baru dia melakuka sesuatu. Hal ini akan
mematikanmotivasi,kreatifitas,insiatifdanpengertiansertakemandirianmerekaterhadaphal-halyang
harus dia kerjakan. Contoh : menjanjikan hadiah kalau nilai sekolahnya baik, atau mengancam tidak
memberi hadiah bila nilainya rendah.
3. Hindari sikap otoriter, acuh tak acuh, memanjakan dan selalu khawatir
Seorang anak akan dapat mandiri apabila dia punya ruang dan waktu baginya untuk berkreasi sesuai
dengankemampuandanrasa percayadiri yangdimilikinya.Ini harusmenjadi perhatian bersama karena
hal tersebutdapatmuncul dari sikaporang tuanyasendiri yangsadar atau tidaksadar ditampakkanpada
saat interaksi terjadi antara ayah dan ibu dengan anak. Sehingga anak-anak akan termotivasi untuk
mengaktualisasika potensi yang ada pada dirinya tanpa adanya tekanan atau ketakutan.
4. Memahami bahasa non verbal
Memarahi anak yang melakukan kesalahan adalah sesuatu yang tidak efektif melainkan kita harus
mendalami apapenyebab si anak melakukan kesalahan dan memahami perasaan si anak. Oleh karena
ituperludikembangkan bahasa non verbal sebagai suatu upaya efektif untuk memahami masalah dan
perasaan si anak. Bahasa non verbal adalah dengan memberi sentuhan, pelukan, menatap, memberi
senyumanmanisataumeletakkantangandi bahuuntukmenenangkansi anak, sehingga si anak merasa
nyaman untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan atau perasaannya.
5. Membantu anak memecahkan persoalan secara bersama.
Pada kondisi tertentudibutuhkanketerlibatankitasebagai orang tua untuk memecahkan masalah yang
dihadapi si anak. Dalam hal membantu anak memecahkan persoalan anak, kita harus melakukannya
dengan tetap menjunjung tinggi kemandiriannya.
5. http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=23988
6. Menjaga keharmonisan dalam keluarga.
Ayah dan Ibu sering bertengkar dan berselisih bahkan melakukan kekerasan di depan anak-anak,
sehinggaanak-anakmencontohdenganbertindak tidak menghargai teman sebayanya atau melakukan
kekerasan pula pada temannya.
Demikian beberapa hal yang mestinya dijadi perhatian oleh para orang tua dalam mendidik anak-
anaknya.Diakui bahwahal tersebutdi atasdapat ditambahkandenganhal lainyangpositif agarmenjadi
perbendaharaanpengetahuandalammendidik, namun yang terutama dari semua itu adalah orang tua
harus “bagaimanamenciptakandanmembangunkomunikasi yang efektif” dengan anak. Karena hal ini
akan secaralangsungmenjagadanmemelihara kedekatan secara emosional dengan anaknya sehingga
dapat mencegah perilaku menyimpang dari si anak. Dalam komunikasi juga perlu ditanamkan sikap
optimisme pada anak, mengembangkan sikap keterbukaan pada anak dan perlu mengajarkan tata
krama pada anak.
IV. HUBUNGAN LOGIS PENDIDIKAN KELUARGA DENGAN MASA DEPAN ANAK.
Memahami pentingnya pendidikan keluarga tersebut di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa
keberhasilan seorang anak dalam sekolah atau berkarier adalah sangat bergantung pada sejauhmana
keterlibatan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Dapat digambarkan hubungan logisnya sebagai
berikut:
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan keluarga sangat penting bagi masa depan anak.
Masa depan yang diharapkan oleh setiap orang tua terhadap anak-anaknya adalah: memiliki
pengetahuanyangmemadai dankemandirian hidup, bertanggung jawab, beretika dan bermoral, serta
yang pastinya adalah dicapainya kebahagiaan hidup anak saat ini dan kelak ketika dewasa.
Demikianpencerahanyangdituangkandalamtulisanini,kiranyamenjadi motivasi bagi setiap orang tua
untuklebihbertanggungjawabterhadapmasadepananak.Keberhasilananakdalampendidikan formal
atau dalamberkariertidaktergantunghanyapada institusi sekolahdanlingkunanmasyarakatmelainkan
sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang diberikan dalam lembaga keluarga yang dibangun.
Akhirnya saya mengajak Bapak/Ibu para pembaca yang budiman kiranya dalam mengemban tugas
sebagai orang tua agar jadilah pendidik yang berkualitas dengan tetap menjunjung kemerdekaan
berpendapat dan kemandirian si anak, maka niscaya kita memiliki generasi penerus bangsa yang
berkualitas dan kompetitif dalam membangun Provinsi Nusa Tenggara Timur tercinta khususnya dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya.
Penulis GURU PADA SMA NEGERI 4 KUPANG