SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
LAPORAN KEBUTUHAN HIGIENE dan INTEGRITAS KULIT

    Struktur dan Fungsi Sistem Integumen



                         Disusun Oleh

       Gloria Seraphine Ratna Utari- 22020111130033

            Bunga Anggraini-22020111130027

              Fransisca Ayu-22020111130039

                       2011/A11.2




          PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

      FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIONEGORO

                          2011
STRUKTUR SISTEM INTEGUMEN
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling
luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,
kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli
perubahan internal atau lingkungan eksternal). Berikut ini adalah bagian-bagian
dari sistem integumen :

   1. EPIDERMIS
       Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan
       lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda :
       400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-
       150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki
       rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:

           Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
           melanogenesis.

           Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit
           menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap
           rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit
           (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel
           khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen
           melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin,
           semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap
           dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit
           cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang
           lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan
           bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit
           sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit
           akan tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin
           diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian akan
           melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam
           sinar matahari yang berbahaya.

       •   Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
           tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan
           merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian,
           sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun
           yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel
           Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk
           ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans
mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit
    displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan
    dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan
    antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau
    mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel
    Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis.           Radiasi
    ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya
    mencegah kanker.

•   Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris
    dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.

•   Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga
    paling dalam sebagai berikut:

    1. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti
       dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan
       lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang
       tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya
       lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.

    2. Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa
       lapisan tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak
       terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin.

    3. Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal gepeng
       yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran
       sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat
       antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap
       masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada
       kulit.

    4. Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum
       basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti
       bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan
       sehingga tampak seperti duri yang disebut spina dan terlihat saling
       berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai intercellular
       bridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini
       memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan)
       antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel
       spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami
       gesekan seperti telapak kaki.

    5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah
       pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal ,
berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin.
         Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.


2. DERMIS
          Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah
  epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk
  bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit,
  memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
  mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung.
          Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu
  stratum papilare dan stratum reticular.
  1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
      terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast,
      sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh
      (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah
      epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
      menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari
      jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe,
      serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu
      bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan
      ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi
      elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai
      pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel
      rambut, serta kelenjar keringat dan palit.
  2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun
      atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I)

3. RAMBUT DAN KULIT
          Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, muIai dari
  0,5 mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m² dan berat
  sekitar 4 kg. Kulit dalam bahasa Latin dinamakan cutis dan di bagian
  bawahnya terdapat lapis an bemama subcutis.Jika kulit dicubit dan
  diangkat, kulit itu terasa longgar terhadap lapisan subcutis di bawahnya.
  Lapisan subcutis ini sering menjadi temp at untuk suntikan obat tertentu.
  Lapisan kulit sendiri terdiri dari dermis di sebelah dalam dan lapisan
  epidermis di sebelah luar.
          Dokter ahli penyakit kulit disebut dermatolog. Lapisan paling luar
  dibentuk oleh zat tanduk (keratin) pada lapisan cornium yang dibentuk
  oleh sel kulit yang sudah tua. Pada orang tertentu bagian kulit ini memberi
  gambaran seperti sisik tipis. Lapisan ini akan terlepas pada saat digosok
  waktu mandi dan lapisan di bawahnya akan mengisi lapisan yang lepas.
Lapisan paling dalam dari epidermis dinamakan lapisan basal atau stratum
germinativum. Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan
membentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser ke lapisan lebih atas
sehingga suatu saat menjadi lapisan cornium. Pigmen melanin yang
memberi wama pada kulit terdapat di lapisan ini. Untuk mencapai lapisan
paling atas, sel-sel ini membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan
demikian, setiap 4-5 minggu manusia sebenamya mengalami pergantian
kulit.ltu berarti juga bahwa obat jamur yang dimakan, yang akan melekat
pada lapisan basal barn akan membunuh semua jamur setelah sekitar 5
minggu, sesudah lapisan itu menjadi lapisan corneum. Berikut adalah
penjelasan tentang kulit berkaitan dengan struktur, derivat, dan rambut :
    Kulit Tebal dan Kulit Tipis
         Kulit tebal, distribusinya terutama pada telapak tangan, dan pada
    umumnya daerah ini tidak berambut. Lapisan epidermisnya sangat
    tebal tebal, terutama stratum korneum. Kulit tebal, apabila dilihat
    dengan kaca pembesar tampak lekukan dan penonjolan dengan pola
    khas membentuk cap jari/sidik jari yang akan menetap seumur hidup
    dan dapat untuk menentukan identitas seseorang.
         Kulit tipis, distribusinya pada lapisan tubuh yang dibungkus kulit
    kecuali kulit telapak. Kulit tipis pada umumnya berambut dan
    epidermisnya tipis. Kulit paling tipis terdapat pada kelopak mata yang
    ketebalannya kurang dari 0.5 mm dan kulit paling tebal terletak pada
    punggung dan bahu yang ketebalannya lebih dari 5 mm. Pada bagian
    extensor lebih tebal daripada fleksor. Kulit ini mempunyai kelompok
    sudorifera, folikel rambut dan kelenjar sebasea. Penonjolan dan
    lekukan tidak seperti pada kulit tebal. Lapisan epidermis dari kulit tipis
    lebih tipis dibanding kulit tebal, dengan stratum basale yang sama
    tebalnya dengan kulit tebal, stratum spinosum lebih tipis, lapisan
    granulosum tidak jelas membentuk lapisan kontinyu, terdiri dari
    selapis sel-sel dan granula keratohialin, stratum lusidum tidak ada dan
    stratum korneum relatif tipis. Lapisan dermis pada kulit tipis tidak
    mengikuti permukaan kulit, relatif datar dan stratum papillare yang
    teratur. Serabut elastis pada dermis di stratum papilare membentuk
    anyaman sangat halus dibawah epitel dan pada stratum retikulare kasar
    dan tidak teratur di antara sel kolagen di sekitar folikel rambut dan
    kelenjar sudorifera. Jumlah serabut elastis tidak begitu banyak tapi
    lebih berperan dalam menentukan elastisitas kulit.
    Derivat-Derivat Kulit
         Derivat kulit atau disebut Skin Appendages/adnexa kulit
    merupakan struktur tambahan kulit. Derivat kulit berasal dari
    epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut
dan folikel rambut serta kuku. Nama lainnya appendages kulit /
adneksa kulit / struktur tambahan kulit.
    Menurut cara pengeluaran hasil sekresinya kelenjar kulit dibagi
dalam kelenjar merokrin, apokrin, holokrin. Kelenjar keringat tipe
merokrin didapatkan pada hampir seluruh permukaan kulit terutama
pada telapak tangan dan kaki. Kelenjar keringat tipe apokrin
didapatkan pada aksila dan areola mamma dan kelenjar tipe holokrin
pada ternak.
    a) Kelenjar Sudorifera
           Kelenjar sudorifera merupakan kelenjar tubulus sederhana
        berselubung-selubung yang terletak pada bagian dalam
        dermis. Kelenjar sudorifera ini terutama terdapat pada kulit
        tebal (telapak tangan kurang lebih 3000/mm), terdiri dari
        bagian sekretorikdan bagian exretorik.
           Bagian sekretorik merupakan bagian yang letaknya
        langsung dibawah dermis dalam jaringan subkutan, bentuk
        bergulung-gulung dan berkelok-kelok terdiri atas sel-sel
        kollumner selapis, susunan tak teratur. Disini inti relatif kecil,
        sitoplasma berisi pigmen dan vakuola, lumen lebih besar
        dibanding tebal dinding. Pada kelenjar kecil epitel langsung
        menempel pada membrana basalis, sedangkan pada kelenjar
        yang besar di luar epitel ada mioepitel kemudian menempel
        membrana basalis. Sel mioepitel berbentuk fusiform seperti
        sel otot berasal dari ektoderm berjalan spiral / longitudinal. Sel
        ini dapat berkontraksi untuk pengeluaran keringat.
           Bagian exkretorik berperan dalam mengalirkan keringat.
        Tubulus berjalan agak spiral pada dermis kemudian melalui
        ujung interpapillary pegs menuju ke epidermis. Dindingnya,
        pada dermis terdiri dari 2 lapis sel kuboid yang tercat lebih
        gelap, sedangkan pada epidermis terdiri dari sel-sel epidermis
        yang tersusun konsentris. Lumen exkretorik lebih kecil dari
        lumen sekretorik. Kelenjar keringat tidak di dapatkan pada
        dasar kuku, preputium penis dan glans penis.
    b) Kelenjar Sebasea (lemak)
           Kelenjar sebasea terdapat pada seluruh permukaan tubuh,
        kecuali telapak tangan dan kaki. Kelenjar sebasea ini hampir
        selalu berhubungan dengan folikel rambut kecuali pada papila
        mama, labila minora, bibir, sudut mulut dan kelenjar
        meiboom. Pada kulit hidung lebih banyak kelenjar sebasea
        dari folikel rambut. Bentuknya alveoler sederhana atau
        bercabang, tipe holokrin. Sel-selnya terdiri dari beberapa lapis
sel diatas membrana basalis dan diluarnya diliputi jaringan
     ikat halus.

        Sekresi dari kelenjar ini disebut sebum yang
     pembentukannya diawali dari proliferasi sel-sel basal,
     pendorongan sel-sel hasil poliferasi kearah lumen, akumulasi
     tetesan-tetesan lemak dalam sitoplasma, sehingga sel-sel
     membesar, nekrosis sel-sel yang jauh dari basal : inti piknotik
     atau hilang. Beberapa sel mengandung keratohialin. Kearah
     bagian leher kelenjar (saluran keluarnya), sel-sel kelenjar
     hancur, membentuk sekret sebum. Sebum terdiri dari lemak,
     butir-butir keratohialin, keratin dan sisa-sisa sel. Fungsi sebum
     untuk meminyaki rambut dan permukaan kulit. Untuk setiap
     lembar rambut terdapat sebuah kelenjar sebasea yang
     sekretnya akan melumasi rambut dan membuat rambut
     menjadi lunak, serta lentur. Kelenjar sebasea banyak terdapat
     di wajah, dada, dan punggung. Testosteron meningkatkan
     ukuran kelenjar sebasea dan pembentukan sebum. Kadar
     testosteron meningkat pada pria dan wanita selama pubertas.

c)   Rambut dan folikel rambut
       Rambut terdiri dari :
       - Batang : diatas permukaan kulit
       - Akar         : bagian rambut di dalam kulit

       Folikel rambut : merupakan jaringan yang meliputi akar
     rambut

        Pertumbuhan rambut dimulai pada bulan ke 3 masa janin.
     Mula-mula epidermis mengalami invasi ke dermis.
     Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pada daerah : alis,
     dagu, bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di
     tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan menjadi folikel
     rambut yang nantinya akan tumbuh menjadi rambut.

        Pada bulan ke 5 sampai ke 6 janin mempunyai rambut
     yang sangat halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo
     rontok, kecuali pada daerah : alis, kelopak mata dan kulit
     kepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut-rambut ini
     rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Pada
     masa puber : tumbuh rambut di sekitas axila dan pubes. Pada
     pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain.
Rambut kasar terdapat pada : kepala, alis dan tumbuh pada
        masa puber, disebut sebagai “Terminal Hairs”.

Keratin Rambut
Ada 2 macam keratin rambut, yaitu :
    1) Keratin Lunak : terdapat pada seluruh permukaan kulit,
       terutama kulit tebal, yaitu pada bagian Medula rambut. Secara
       Histologis : terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula
       sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel
       jernih (Str. Lusidum), dan selanjutnya sel-sel mengalami
       keratinisasi kemudian desquamasi.
    2) Keratin keras : terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut.
       Pembentukannya tidak melalui butir-butir keratohialin, Str.
       Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan dari sel-
       sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras
       bersifat keras, tidak mengalami desquamasi dan lebih banyak
       mengandung sullfur.
Struktur
    1) Struktur Rambut
       Rambut terdiri dari : medula yang terdiri dari keratin lunak dan
       kortex serta kutikula yang terdiri dari keratin keras.
       Medula : Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-
                   sel yang mengalami           keratinisasi. Sel-selnya
                   terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-
                   kadang terdapat udara / cairan. Bagian ini tak
                   terdapat pada rambut tipis / halus.
       Kortex      : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari
                   sel-sel berbentuk runcing, yang mengalami
                   keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
       Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel
                   pipih/gepeng      yang     mengalami       keratinisasi,
                   transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti
                   genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian
                   mengalami keratinisasi.
    2) Struktur Folikel Rambut
           Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis.
       Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol,
       disebut papila yang terdiri dari : jaringan ikat, pembuluh darah
       dan sel-sel saraf.
           Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut
       germinal matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar.
Sel-sel germinal matrik (puncak papila) berproliferasi
      membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
          - Bagian sentral Germinal Matrik (puncak papila)
             membentuk bagian medula rambut dan kortex.
          - Bagian perifer membentuk selubung akar rambut :
                 Selubung akar dalam
                 Selubung akar luar

          Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel
          terdiri dari 3 lapisan :

          1. Kutikula, merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari
          kortek rambut dan terdiri dari sel-sel pipih.

          2. Lapisan Husley, merupakan lapisan tengah.

          3. Lapisan Henle, yaitu lapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel
          yang seluruhnya mengalami keratinisasi.

          Sel-sel selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang
          bersifat asidofil dan disebut granula trichohyalin, yang
          dengan H.E. tampak kemerahan.

          Selubung akar luar terletak pada dasar folikel, lanjutan
          dari Germinal Matrix, hanya terdiri dari 1 lapis sel-sel
          sesuai stratum basale epidermis. Lebih ke atas, sel-sel
          terdiri dari beberapa lapis, sesuai lapisan epidermis.

          Selubung Jaringan Ikat merupakan dermis yang langsung
          berhubungan / menyelubungi folikel rambut. Dipisahkan
          dari selubung akar luar oleh membran basales.

          Musculus Erector Pili merupakan otot polos yang melekat
          pada pertengahan selubung jaringan ikat, ujung lainnya
          berakhir pada stratum papillare dermis, dengan arah miring
          ke atas. Kontraksi otot ini menyebabkan : rambut berdiri
          tegak, kulit melekuk, dan sekret kelenjar sebasea keluar.
          Inervasinya berasal dari serabut saraf simpatis.

Warna rambut
    Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks.
Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan
berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam
disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix
folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian
           akan terdorong ke atas.
           Vaskularisasi Kulit
               Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah
           dermis. Arteri membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu
           anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah dermis.
           Cabang-cabang berjalan ke superficial dan ke dalam. Fungsi
           vaskularisasi yang ke dalam ini adalah untuk memelihara jaringan
           lemak dan folikel rambut.
               Cabang yang menembus stratum reticulare, memberi cabang ke :
           folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
               Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman
           ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang
           lebih kecil. Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan ke arah
           epidermis dan berubah menjadi anyaman kapiler (capilary beds).
           Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar
           matrik folikel rambut, papila folikel rambut, sekitar kelenjar keringat
           dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum retikulare
           terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus papilaris.
               Pada keadaan temperatur udara lebih rendah dari tubuh maka
           kapiler venulae di stratum papilare dan subpapilare menyempit
           sehingga temperatur tubuh tidak banyak yang hilang. Bila udara panas
           kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae
           dilatasi penguapan keringat.


 HIPODERMIS ATAU SUBKUTAN
       Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling
dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan
antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan
kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan
mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh
(Holbrook,1991). Lemak atau gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut jenis
kelamin seseorang, dan secara parsial menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki-
laki dengan perempuan. Makan yang berlebihan akan meningkatkan penimbunan
lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang tertimbun
merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh. Tidak seperti epidermis
dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak jelas.
Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada
bagian yan melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat.
Pada area tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat
lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan
dalam pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita.


FUNGSI SISTEM INTEGUMEN
       Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi,
ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan
vitamin D.

1. Fungsi proteksi
   Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu
   berikut:
           Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat
           kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi
           dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
           Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit
           dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan
           luar tubuh melalui kulit.
           Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
           rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang
           berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini,
           bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam
           dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan
           mikroba.
           Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya.
           Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke
           sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik
           dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan
           baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat
           timbul keganasan.
           Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif.
           Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen
           terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas
           memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel
           Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
   Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
   Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air
   memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu
   beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri.
   Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga
   mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat
   peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
   hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat
   berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi
   lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara
   kelenjar.
3. Fungsi ekskresi
   Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
   eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
   -    Kelenjar sebasea
        Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut
        dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum
        dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar
        sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan
        kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol,
        protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan
        bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
   -    Kelenjar keringat
        Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat
        keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang
        yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat
        tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain
        mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
        mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil
        pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar
        keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
   -    Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis,
        serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan
        bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari
        sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling
        kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya
        kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke
        permukaan luar.
   -    Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan
        kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah
        metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar
        keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing
        dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan
        dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
4. Fungsi persepsi
   Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
   Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis
   dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang
   terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan
   terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di
   epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di
   epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah
   yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
   Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui
   dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh
   kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam
   jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga
   panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah,
   tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh
   darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
   Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
   kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
   memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang
   aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium
   makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.
   Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum
   memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D
   sistemik masih tetap diperlukan.
   Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya
   pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.



          STRUKTUR KULIT BAYI
Kulit bayi yang strukturnya masih sangat halus dan lembut, memiliki fungsi yang
sama dengan kulit orang dewasa. Kulit bayi melindungi organ-organ sensitif di
dalam tubuh, menjaga agar bayi berada pada suhu yang tepat - dengan
mengeluarkan keringat untuk mendinginkan suhu tubuh, bulu-bulu halus di
permukaan kulit berfungsi menghangatkan, dan ribuan ujung syaraf sensitif pada
kulit, adalah penghubung antara tubuh bayi dengan dunia luar.
Kulitnya Saat Lahir. Di awal kelahirannya, kulit bayi belum sesempurna yang
kita bayangkan. Justru terlihat seram, sebab:

       Permukaannya berselaput vernix caseosa - berfungsi sebagai pelindung
       kulit di dalam rahim. Lapisan itu bertahan pada minggu pertama, setelah
       itu mengelupas, seolah-olah bayi berganti kulit. Setelah lapisan itu luruh,
       barulah muncul kulit bayi yang sebenarnya.
       Terkadang ditumbuhi bulu-bulu halus yang disebut lanugo, yang dibawa
       sejak di dalam rahim.
       Kulit tampak keriput, permukaannya lebih tipis sehingga pembuluh darah
       dapat membayang.
       Berwarna kemerahan, kemudian berubah menjadi kuning akibat produksi
       bilirubin di dalam darah - warna kuning akan hilang dalam 2X 24 jam.
       Pada beberapa bayi, kulit baru lahir berwarna sangat merah, biru atau
       pucat, yang menandakan adanya gangguan kesehatan, misalnya kurang
       pasokan oksigen.

Meski struktur dan komponen kulit bayi baru lahir sudah lengkap, sebagaimana
organ tubuh bayi yang lain, kulit tersebut belum berfungsi sempurna, misalnya:

       Produksi kelenjar keringat lebih sedikit, sehingga bayi jarang berkeringat.
       Itu sebabnya, kita harus mengupayakan suhu tubuhnya stabil dengan
       memastikan bayi tidak kedinginan atau kepanasan.
       Kulitnya masih rentan terhadap iritasi, infeksi dan alergi, karena zat
       imunitas pada kulit belum kuat dan struktur kulit lebih renggang serta
       tipis.
       Kulit masih sedikit memroduksi melanin (pigmen yang berfungsi
       melindungi kulit dari sinar matahari) sehingga kandungan air pada kulit
       lebih cepat menguap dan lebih mudah terbakar sinar ultraviolet.

Seiring pertumbuhannya, kulit bayi mengalami pekembangan, yaitu lapisan
pelindung vernix casiosa sedikit demi sedikit terlepas, lapisan kulit menebal
meski tetap halus dan lembut, kulit berwarna kemerahan, kelenjar keringat mulai
berproduksi normal dan zat imunitas pada kulit semakin kuat.

Struktur kulit bayi dengan orang dewasa berbeda. Bila dilihat menggunakan
mikroskop, perbedaan tersebut akan terlihat, yaitu: struktur kulit bayi lebih
renggang, lebih tipis, ikatan antar sel lebih longgar, produksi kelenjar keringat dan
kelenjar minyak lebih sedikit. Jika dianalogikan, struktur kulit bayi tampak bak
susunan batu bata yang renggang.

       STRUKTUR KULIT REMAJA HINGGA
       DEWASA
Remaja
Di masa kanak-kanak, hampir semua memiliki kulit yang sangat sempurna sehingga
hampir berkilau dalam kegelapan. Pubertas menandakan transisi besar dalam kulit,
menjadikannya berminyak sehingga pori-pori cenderung tersumbat. Akan tetapi, terlepas
dari jerawat, perubahan tersebut positif karena minyak melindungi kulit dari dehidrasi,
menjaganya tetap lembut dan lembab. Sementara itu sel kulit mengalami regenerasi
secara cepat, berjalan dari lapisan basal ke epidermis hanya dalam 28 hari.

Kulit remaja juga memiliki kemampuan mengganti kerusakan berupa bintik-bintik yang
muncul dipermukaan kulit.Kolagen dan elastin dalam jaringan ikat pada remaja masih
masih membentuk mata rantai menyatu yang sempurna, menjadikan kulit kenyal dan
kencang. Meskipun paparan sinar matahari mungkin telah merusak lapisan bawah kulit
yang sangat halus, kerusakan tersebut belum sampai ke permukaan.

Dua Puluhan

Garis-garis ekspresi mulai terbentuk, khususnya di antara alis, sudut luar mata dan dahi.
Pergantian sel menurun secara bertahap, menjadi setengah kali lebih lambat pada usia
25-30 tahun. Stratum korneum menjadi lebih tebal dan kurang fleksibel. Jaringan ikat
muli kehilangan daya pegasnya, terutama mereka yang gemar berlibur di bawah sinar
matahari. Akan tetapi, kulit wajah masih terlihat segar, lembab dan kenyal

Tiga Puluhan

Epidermis mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan karena dampak kumulatif matahari,
polusi, stress, dan gizi yang tidak sempurna. Perubahan tidak terlihat melalui permukaan
yang tidak rata, kusam, dan cairan yang tertahan. Penebalan straktum korneum dan
penuruan pergantian sel menjadi lebih jelas. Ekspresi wajah berulang mendorong lemak
pada lapisan subcutis menjadi garis sehingga mengurangi kekenyalan. Kerutan terlihat
jelas dan dampak komulatif gravitasi mulai kelihatan. Inilah saatnya orang-orang mulai
mengunjungi gerai-gerai kecantikan mencari obat mujarab antipenuaan.

Empat Puluhan

Perjalanan dari lapisan basal ke epidermis saat ini memakan waktu 40 hari. Lapisan luar
yang merata dari masa muda memudar seiring dengan tidak meratanya pigmentasi.
Untuk sebagian orang akan mengakibatkan bercak gelap. Lapisan basal perlahan-lahan
menipis, menjadikan sel kulit sulit menjaga kelembabannya, sementara straktum korneum
terus menebal. Produksi sebum yang sangat tinggi saat remaja sekarang menurun tajam.
Oleh karena itu, banyak sel mati yang menumpuk karena pergantian sel menurun. Alur
urat mulai tampak, terutama pada kulit sensitive. Garis ekspresi yang semakin dalam
memberikan kejelasan sejarah emosional seseorang.

Lima Puluhan

Bagi wanita, inilah perubahan terbesar sejak masa remaja. Menopause, yang biasanya
terjadi saat seseorang berusia di awal lima puluhan, membawa penurunan tajam dalam
produksi estrogen seiring dengan penurunan produksi sebum. Hal ini mempermudah
penguapan air, sehingga kulit menjadi kering dan kadang bersisik.
Saat ini, epidermis akan terus mengalami penipisan hingga 20 % dibandingkan saat
remaja. Selain itu, distribusi sel lemak menjadi tidak merata. Jumlah jaringan bagian
bawah tidak proporsional mengakibatkan lemak dibawah dagu jatuh dan lebih berat. Efek
kumulatif dari paparan sinar matahari nampak dalam bercak gelap tidak berbahaya yang
disebut solar keratoses.




STRUKTUR KULIT LANSIA
Pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut. Kulit akan
kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bebercak. Kekeringan kulit disebabkan
atrofi glandula sebasea dan glandula sudorifera. Menipisnya kulit ini tidak terjadi pada
epidermisnya, tetapi pada dermisnya karena terdapat perubahan pada jaringan kolagen
serta jaringan elastisnya. Bagian kecil pada kulit menjadi mudah retak dan mudah
menyebabkan cechymosen. Timbul pigmen berwarna coklat pada kulit, dikenal dengan
liver spot. Perubahan kulit banyak dipengaruhi oleh factor lingkungan antara lain, angin,
dan sinar matahari terutama sinar ultraviolet.



LAMPRAN GAMBAR




         struktur kulit                                          Stratum germinatum
Stratum lusidum
Stratum Soinusum




                                       stratum corneum




Stratum granulosum




DERMIS
Fungsi Struktrur kulit


1). Fungsi Epidermis
    1. Sebagai perlindungan tubuh dari bakteri dari luar
    2. Mampu membentuk sel-sel baru
    3. Menggantikan sel-sel yang sudah mati
    4. Sintesa vitamin D dan sitoksin
    5. Pembelahan dan mobilitas sel
    6. Pigmentasi (melanosit)
    7. Pengenalan alergen (sel Langerhans)




2). Fungsi Dermis
   1. Sebagai struktur penunjang
   2. Mechanical strenght
   3. Suplai nutrisi
   4. Respon terhadap proses peradanagan atau inflamasi
3). Fungsi Hipodermis
   1. Melekat ke struktu dasar
   2. Isolasi panas
   3. Cadangan kalori
   4. Kontrol benuk tubuh dan penahan terhadap benturan mekanik (mechanical
      shock absorber)
DAFTAR PUSTAKA


Mutaqqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta: Salemba Medika.

Finn Geneser. Buku teks Histologi. Jilid 2, terjemahan Arifin Gunawijaya. Jakarta:
Binarupa Aksara, 1994 : 1-32.

Cormark DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jam Tambojang, Jakarta:
Binarupa Aksara, 1987 : 100-135.

More Related Content

What's hot

Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fulldewisetiyana52
 
Sistem Reproduksi Pria ppt
Sistem Reproduksi Pria pptSistem Reproduksi Pria ppt
Sistem Reproduksi Pria pptHany Khairunnisa
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariakristanto djuwahir
 
Manusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatManusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatfeggyernes
 
Konsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis fKonsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis fharry christama
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineSulistia Rini
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMeisin Rahman
 
Struktur, fungsi, histologi sistem integumen
Struktur, fungsi, histologi sistem integumenStruktur, fungsi, histologi sistem integumen
Struktur, fungsi, histologi sistem integumenocto zulkarnain
 
Registrasi tenaga kesehatan
Registrasi tenaga kesehatanRegistrasi tenaga kesehatan
Registrasi tenaga kesehatanmay cece
 
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusiaPower point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusiasiakadurban
 
Konsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaKonsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaValny Majid
 
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab ManusiaHakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusiapjj_kemenkes
 
Presentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumenPresentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumenRozyainun
 

What's hot (20)

Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
Sistem Reproduksi Pria ppt
Sistem Reproduksi Pria pptSistem Reproduksi Pria ppt
Sistem Reproduksi Pria ppt
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
 
Manusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatManusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakat
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
 
Konsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis fKonsep dasar anatomi dan fisiologis f
Konsep dasar anatomi dan fisiologis f
 
ppt Kulit
ppt Kulitppt Kulit
ppt Kulit
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Makalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatanMakalah hukum kesehatan
Makalah hukum kesehatan
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Struktur, fungsi, histologi sistem integumen
Struktur, fungsi, histologi sistem integumenStruktur, fungsi, histologi sistem integumen
Struktur, fungsi, histologi sistem integumen
 
Registrasi tenaga kesehatan
Registrasi tenaga kesehatanRegistrasi tenaga kesehatan
Registrasi tenaga kesehatan
 
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusiaPower point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
 
Konsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaKonsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusia
 
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab ManusiaHakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 
Presentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumenPresentasi sistem integumen
Presentasi sistem integumen
 
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 INFEKSI ALAT KANDUNGAN INFEKSI ALAT KANDUNGAN
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 

Similar to STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM INTEGUMEN

Similar to STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM INTEGUMEN (20)

Sph
SphSph
Sph
 
INDERA_PERABA.pptx.pdfgevsxvgvz xnknKNXSNvg
INDERA_PERABA.pptx.pdfgevsxvgvz xnknKNXSNvgINDERA_PERABA.pptx.pdfgevsxvgvz xnknKNXSNvg
INDERA_PERABA.pptx.pdfgevsxvgvz xnknKNXSNvg
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docxanatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
anatomi, histologi, dan fisiologi manusia..docx
 
ANFIS Integument.ppt
ANFIS Integument.pptANFIS Integument.ppt
ANFIS Integument.ppt
 
Anatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNAAnatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNA
Anatomi dan fisiologi kulit AKPER PEMKAB MUNA
 
dbc2e1e8eaaae8dfa6e0a79cafba5129.PPTX
dbc2e1e8eaaae8dfa6e0a79cafba5129.PPTXdbc2e1e8eaaae8dfa6e0a79cafba5129.PPTX
dbc2e1e8eaaae8dfa6e0a79cafba5129.PPTX
 
Anatomi fisiologi integumen akper
Anatomi fisiologi integumen akperAnatomi fisiologi integumen akper
Anatomi fisiologi integumen akper
 
Anatomi Integumen
Anatomi IntegumenAnatomi Integumen
Anatomi Integumen
 
Integumen
IntegumenIntegumen
Integumen
 
Integumen
IntegumenIntegumen
Integumen
 
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Sistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah kulit
Makalah kulitMakalah kulit
Makalah kulit
 
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.pptANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN Budi Antoro.ppt
 
Sistem integumen manusia
Sistem integumen manusiaSistem integumen manusia
Sistem integumen manusia
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Integumentary system
Integumentary systemIntegumentary system
Integumentary system
 

More from f' yagami

Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianf' yagami
 
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkapf' yagami
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenikf' yagami
 
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)f' yagami
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsf' yagami
 
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungif' yagami
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingf' yagami
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisf' yagami
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thoraxf' yagami
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritisf' yagami
 
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoidf' yagami
 
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerakf' yagami
 
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspf' yagami
 
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitf' yagami
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataf' yagami
 
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayf' yagami
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataf' yagami
 

More from f' yagami (20)

Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenik
 
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
 
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungi
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
 
Askep tbc
Askep tbcAskep tbc
Askep tbc
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoid
 
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerak
 
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
 
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
 
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM INTEGUMEN

  • 1. LAPORAN KEBUTUHAN HIGIENE dan INTEGRITAS KULIT Struktur dan Fungsi Sistem Integumen Disusun Oleh Gloria Seraphine Ratna Utari- 22020111130033 Bunga Anggraini-22020111130027 Fransisca Ayu-22020111130039 2011/A11.2 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIONEGORO 2011
  • 2. STRUKTUR SISTEM INTEGUMEN Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Berikut ini adalah bagian-bagian dari sistem integumen : 1. EPIDERMIS Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75- 150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan: Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis. Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya. • Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans
  • 3. mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker. • Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus. • Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut: 1. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat erat. 2. Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin. 3. Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit. 4. Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spina dan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai intercellular bridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki. 5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal ,
  • 4. berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis. 2. DERMIS Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular. 1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit. 2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I) 3. RAMBUT DAN KULIT Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, muIai dari 0,5 mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m² dan berat sekitar 4 kg. Kulit dalam bahasa Latin dinamakan cutis dan di bagian bawahnya terdapat lapis an bemama subcutis.Jika kulit dicubit dan diangkat, kulit itu terasa longgar terhadap lapisan subcutis di bawahnya. Lapisan subcutis ini sering menjadi temp at untuk suntikan obat tertentu. Lapisan kulit sendiri terdiri dari dermis di sebelah dalam dan lapisan epidermis di sebelah luar. Dokter ahli penyakit kulit disebut dermatolog. Lapisan paling luar dibentuk oleh zat tanduk (keratin) pada lapisan cornium yang dibentuk oleh sel kulit yang sudah tua. Pada orang tertentu bagian kulit ini memberi gambaran seperti sisik tipis. Lapisan ini akan terlepas pada saat digosok waktu mandi dan lapisan di bawahnya akan mengisi lapisan yang lepas.
  • 5. Lapisan paling dalam dari epidermis dinamakan lapisan basal atau stratum germinativum. Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan membentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser ke lapisan lebih atas sehingga suatu saat menjadi lapisan cornium. Pigmen melanin yang memberi wama pada kulit terdapat di lapisan ini. Untuk mencapai lapisan paling atas, sel-sel ini membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan demikian, setiap 4-5 minggu manusia sebenamya mengalami pergantian kulit.ltu berarti juga bahwa obat jamur yang dimakan, yang akan melekat pada lapisan basal barn akan membunuh semua jamur setelah sekitar 5 minggu, sesudah lapisan itu menjadi lapisan corneum. Berikut adalah penjelasan tentang kulit berkaitan dengan struktur, derivat, dan rambut : Kulit Tebal dan Kulit Tipis Kulit tebal, distribusinya terutama pada telapak tangan, dan pada umumnya daerah ini tidak berambut. Lapisan epidermisnya sangat tebal tebal, terutama stratum korneum. Kulit tebal, apabila dilihat dengan kaca pembesar tampak lekukan dan penonjolan dengan pola khas membentuk cap jari/sidik jari yang akan menetap seumur hidup dan dapat untuk menentukan identitas seseorang. Kulit tipis, distribusinya pada lapisan tubuh yang dibungkus kulit kecuali kulit telapak. Kulit tipis pada umumnya berambut dan epidermisnya tipis. Kulit paling tipis terdapat pada kelopak mata yang ketebalannya kurang dari 0.5 mm dan kulit paling tebal terletak pada punggung dan bahu yang ketebalannya lebih dari 5 mm. Pada bagian extensor lebih tebal daripada fleksor. Kulit ini mempunyai kelompok sudorifera, folikel rambut dan kelenjar sebasea. Penonjolan dan lekukan tidak seperti pada kulit tebal. Lapisan epidermis dari kulit tipis lebih tipis dibanding kulit tebal, dengan stratum basale yang sama tebalnya dengan kulit tebal, stratum spinosum lebih tipis, lapisan granulosum tidak jelas membentuk lapisan kontinyu, terdiri dari selapis sel-sel dan granula keratohialin, stratum lusidum tidak ada dan stratum korneum relatif tipis. Lapisan dermis pada kulit tipis tidak mengikuti permukaan kulit, relatif datar dan stratum papillare yang teratur. Serabut elastis pada dermis di stratum papilare membentuk anyaman sangat halus dibawah epitel dan pada stratum retikulare kasar dan tidak teratur di antara sel kolagen di sekitar folikel rambut dan kelenjar sudorifera. Jumlah serabut elastis tidak begitu banyak tapi lebih berperan dalam menentukan elastisitas kulit. Derivat-Derivat Kulit Derivat kulit atau disebut Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan kulit. Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut
  • 6. dan folikel rambut serta kuku. Nama lainnya appendages kulit / adneksa kulit / struktur tambahan kulit. Menurut cara pengeluaran hasil sekresinya kelenjar kulit dibagi dalam kelenjar merokrin, apokrin, holokrin. Kelenjar keringat tipe merokrin didapatkan pada hampir seluruh permukaan kulit terutama pada telapak tangan dan kaki. Kelenjar keringat tipe apokrin didapatkan pada aksila dan areola mamma dan kelenjar tipe holokrin pada ternak. a) Kelenjar Sudorifera Kelenjar sudorifera merupakan kelenjar tubulus sederhana berselubung-selubung yang terletak pada bagian dalam dermis. Kelenjar sudorifera ini terutama terdapat pada kulit tebal (telapak tangan kurang lebih 3000/mm), terdiri dari bagian sekretorikdan bagian exretorik. Bagian sekretorik merupakan bagian yang letaknya langsung dibawah dermis dalam jaringan subkutan, bentuk bergulung-gulung dan berkelok-kelok terdiri atas sel-sel kollumner selapis, susunan tak teratur. Disini inti relatif kecil, sitoplasma berisi pigmen dan vakuola, lumen lebih besar dibanding tebal dinding. Pada kelenjar kecil epitel langsung menempel pada membrana basalis, sedangkan pada kelenjar yang besar di luar epitel ada mioepitel kemudian menempel membrana basalis. Sel mioepitel berbentuk fusiform seperti sel otot berasal dari ektoderm berjalan spiral / longitudinal. Sel ini dapat berkontraksi untuk pengeluaran keringat. Bagian exkretorik berperan dalam mengalirkan keringat. Tubulus berjalan agak spiral pada dermis kemudian melalui ujung interpapillary pegs menuju ke epidermis. Dindingnya, pada dermis terdiri dari 2 lapis sel kuboid yang tercat lebih gelap, sedangkan pada epidermis terdiri dari sel-sel epidermis yang tersusun konsentris. Lumen exkretorik lebih kecil dari lumen sekretorik. Kelenjar keringat tidak di dapatkan pada dasar kuku, preputium penis dan glans penis. b) Kelenjar Sebasea (lemak) Kelenjar sebasea terdapat pada seluruh permukaan tubuh, kecuali telapak tangan dan kaki. Kelenjar sebasea ini hampir selalu berhubungan dengan folikel rambut kecuali pada papila mama, labila minora, bibir, sudut mulut dan kelenjar meiboom. Pada kulit hidung lebih banyak kelenjar sebasea dari folikel rambut. Bentuknya alveoler sederhana atau bercabang, tipe holokrin. Sel-selnya terdiri dari beberapa lapis
  • 7. sel diatas membrana basalis dan diluarnya diliputi jaringan ikat halus. Sekresi dari kelenjar ini disebut sebum yang pembentukannya diawali dari proliferasi sel-sel basal, pendorongan sel-sel hasil poliferasi kearah lumen, akumulasi tetesan-tetesan lemak dalam sitoplasma, sehingga sel-sel membesar, nekrosis sel-sel yang jauh dari basal : inti piknotik atau hilang. Beberapa sel mengandung keratohialin. Kearah bagian leher kelenjar (saluran keluarnya), sel-sel kelenjar hancur, membentuk sekret sebum. Sebum terdiri dari lemak, butir-butir keratohialin, keratin dan sisa-sisa sel. Fungsi sebum untuk meminyaki rambut dan permukaan kulit. Untuk setiap lembar rambut terdapat sebuah kelenjar sebasea yang sekretnya akan melumasi rambut dan membuat rambut menjadi lunak, serta lentur. Kelenjar sebasea banyak terdapat di wajah, dada, dan punggung. Testosteron meningkatkan ukuran kelenjar sebasea dan pembentukan sebum. Kadar testosteron meningkat pada pria dan wanita selama pubertas. c) Rambut dan folikel rambut Rambut terdiri dari : - Batang : diatas permukaan kulit - Akar : bagian rambut di dalam kulit Folikel rambut : merupakan jaringan yang meliputi akar rambut Pertumbuhan rambut dimulai pada bulan ke 3 masa janin. Mula-mula epidermis mengalami invasi ke dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pada daerah : alis, dagu, bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadi rambut. Pada bulan ke 5 sampai ke 6 janin mempunyai rambut yang sangat halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok, kecuali pada daerah : alis, kelopak mata dan kulit kepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut-rambut ini rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Pada masa puber : tumbuh rambut di sekitas axila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain.
  • 8. Rambut kasar terdapat pada : kepala, alis dan tumbuh pada masa puber, disebut sebagai “Terminal Hairs”. Keratin Rambut Ada 2 macam keratin rambut, yaitu : 1) Keratin Lunak : terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada bagian Medula rambut. Secara Histologis : terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi. 2) Keratin keras : terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya tidak melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan dari sel- sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur. Struktur 1) Struktur Rambut Rambut terdiri dari : medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri dari keratin keras. Medula : Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel- sel yang mengalami keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang- kadang terdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus. Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen. Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi. 2) Struktur Folikel Rambut Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar.
  • 9. Sel-sel germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus. - Bagian sentral Germinal Matrik (puncak papila) membentuk bagian medula rambut dan kortex. - Bagian perifer membentuk selubung akar rambut :  Selubung akar dalam  Selubung akar luar Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel terdiri dari 3 lapisan : 1. Kutikula, merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari kortek rambut dan terdiri dari sel-sel pipih. 2. Lapisan Husley, merupakan lapisan tengah. 3. Lapisan Henle, yaitu lapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi. Sel-sel selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat asidofil dan disebut granula trichohyalin, yang dengan H.E. tampak kemerahan. Selubung akar luar terletak pada dasar folikel, lanjutan dari Germinal Matrix, hanya terdiri dari 1 lapis sel-sel sesuai stratum basale epidermis. Lebih ke atas, sel-sel terdiri dari beberapa lapis, sesuai lapisan epidermis. Selubung Jaringan Ikat merupakan dermis yang langsung berhubungan / menyelubungi folikel rambut. Dipisahkan dari selubung akar luar oleh membran basales. Musculus Erector Pili merupakan otot polos yang melekat pada pertengahan selubung jaringan ikat, ujung lainnya berakhir pada stratum papillare dermis, dengan arah miring ke atas. Kontraksi otot ini menyebabkan : rambut berdiri tegak, kulit melekuk, dan sekret kelenjar sebasea keluar. Inervasinya berasal dari serabut saraf simpatis. Warna rambut Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix
  • 10. folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong ke atas. Vaskularisasi Kulit Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan ke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut. Cabang yang menembus stratum reticulare, memberi cabang ke : folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan ke arah epidermis dan berubah menjadi anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papila folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus papilaris. Pada keadaan temperatur udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperatur tubuh tidak banyak yang hilang. Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan keringat. HIPODERMIS ATAU SUBKUTAN Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh (Holbrook,1991). Lemak atau gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang, dan secara parsial menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki- laki dengan perempuan. Makan yang berlebihan akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak jelas.
  • 11. Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yan melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita. FUNGSI SISTEM INTEGUMEN Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D. 1. Fungsi proteksi Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut: Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans. 2. Fungsi absorpsi Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
  • 12. vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar. 3. Fungsi ekskresi Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat: - Kelenjar sebasea Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin. - Kelenjar keringat Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin. - Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar. - Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
  • 13. mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik. 4. Fungsi persepsi Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik. 5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh. 6. Fungsi pembentukan vitamin D Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit. STRUKTUR KULIT BAYI Kulit bayi yang strukturnya masih sangat halus dan lembut, memiliki fungsi yang sama dengan kulit orang dewasa. Kulit bayi melindungi organ-organ sensitif di dalam tubuh, menjaga agar bayi berada pada suhu yang tepat - dengan mengeluarkan keringat untuk mendinginkan suhu tubuh, bulu-bulu halus di permukaan kulit berfungsi menghangatkan, dan ribuan ujung syaraf sensitif pada kulit, adalah penghubung antara tubuh bayi dengan dunia luar.
  • 14. Kulitnya Saat Lahir. Di awal kelahirannya, kulit bayi belum sesempurna yang kita bayangkan. Justru terlihat seram, sebab: Permukaannya berselaput vernix caseosa - berfungsi sebagai pelindung kulit di dalam rahim. Lapisan itu bertahan pada minggu pertama, setelah itu mengelupas, seolah-olah bayi berganti kulit. Setelah lapisan itu luruh, barulah muncul kulit bayi yang sebenarnya. Terkadang ditumbuhi bulu-bulu halus yang disebut lanugo, yang dibawa sejak di dalam rahim. Kulit tampak keriput, permukaannya lebih tipis sehingga pembuluh darah dapat membayang. Berwarna kemerahan, kemudian berubah menjadi kuning akibat produksi bilirubin di dalam darah - warna kuning akan hilang dalam 2X 24 jam. Pada beberapa bayi, kulit baru lahir berwarna sangat merah, biru atau pucat, yang menandakan adanya gangguan kesehatan, misalnya kurang pasokan oksigen. Meski struktur dan komponen kulit bayi baru lahir sudah lengkap, sebagaimana organ tubuh bayi yang lain, kulit tersebut belum berfungsi sempurna, misalnya: Produksi kelenjar keringat lebih sedikit, sehingga bayi jarang berkeringat. Itu sebabnya, kita harus mengupayakan suhu tubuhnya stabil dengan memastikan bayi tidak kedinginan atau kepanasan. Kulitnya masih rentan terhadap iritasi, infeksi dan alergi, karena zat imunitas pada kulit belum kuat dan struktur kulit lebih renggang serta tipis. Kulit masih sedikit memroduksi melanin (pigmen yang berfungsi melindungi kulit dari sinar matahari) sehingga kandungan air pada kulit lebih cepat menguap dan lebih mudah terbakar sinar ultraviolet. Seiring pertumbuhannya, kulit bayi mengalami pekembangan, yaitu lapisan pelindung vernix casiosa sedikit demi sedikit terlepas, lapisan kulit menebal meski tetap halus dan lembut, kulit berwarna kemerahan, kelenjar keringat mulai berproduksi normal dan zat imunitas pada kulit semakin kuat. Struktur kulit bayi dengan orang dewasa berbeda. Bila dilihat menggunakan mikroskop, perbedaan tersebut akan terlihat, yaitu: struktur kulit bayi lebih renggang, lebih tipis, ikatan antar sel lebih longgar, produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak lebih sedikit. Jika dianalogikan, struktur kulit bayi tampak bak susunan batu bata yang renggang. STRUKTUR KULIT REMAJA HINGGA DEWASA Remaja
  • 15. Di masa kanak-kanak, hampir semua memiliki kulit yang sangat sempurna sehingga hampir berkilau dalam kegelapan. Pubertas menandakan transisi besar dalam kulit, menjadikannya berminyak sehingga pori-pori cenderung tersumbat. Akan tetapi, terlepas dari jerawat, perubahan tersebut positif karena minyak melindungi kulit dari dehidrasi, menjaganya tetap lembut dan lembab. Sementara itu sel kulit mengalami regenerasi secara cepat, berjalan dari lapisan basal ke epidermis hanya dalam 28 hari. Kulit remaja juga memiliki kemampuan mengganti kerusakan berupa bintik-bintik yang muncul dipermukaan kulit.Kolagen dan elastin dalam jaringan ikat pada remaja masih masih membentuk mata rantai menyatu yang sempurna, menjadikan kulit kenyal dan kencang. Meskipun paparan sinar matahari mungkin telah merusak lapisan bawah kulit yang sangat halus, kerusakan tersebut belum sampai ke permukaan. Dua Puluhan Garis-garis ekspresi mulai terbentuk, khususnya di antara alis, sudut luar mata dan dahi. Pergantian sel menurun secara bertahap, menjadi setengah kali lebih lambat pada usia 25-30 tahun. Stratum korneum menjadi lebih tebal dan kurang fleksibel. Jaringan ikat muli kehilangan daya pegasnya, terutama mereka yang gemar berlibur di bawah sinar matahari. Akan tetapi, kulit wajah masih terlihat segar, lembab dan kenyal Tiga Puluhan Epidermis mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan karena dampak kumulatif matahari, polusi, stress, dan gizi yang tidak sempurna. Perubahan tidak terlihat melalui permukaan yang tidak rata, kusam, dan cairan yang tertahan. Penebalan straktum korneum dan penuruan pergantian sel menjadi lebih jelas. Ekspresi wajah berulang mendorong lemak pada lapisan subcutis menjadi garis sehingga mengurangi kekenyalan. Kerutan terlihat jelas dan dampak komulatif gravitasi mulai kelihatan. Inilah saatnya orang-orang mulai mengunjungi gerai-gerai kecantikan mencari obat mujarab antipenuaan. Empat Puluhan Perjalanan dari lapisan basal ke epidermis saat ini memakan waktu 40 hari. Lapisan luar yang merata dari masa muda memudar seiring dengan tidak meratanya pigmentasi. Untuk sebagian orang akan mengakibatkan bercak gelap. Lapisan basal perlahan-lahan menipis, menjadikan sel kulit sulit menjaga kelembabannya, sementara straktum korneum terus menebal. Produksi sebum yang sangat tinggi saat remaja sekarang menurun tajam. Oleh karena itu, banyak sel mati yang menumpuk karena pergantian sel menurun. Alur urat mulai tampak, terutama pada kulit sensitive. Garis ekspresi yang semakin dalam memberikan kejelasan sejarah emosional seseorang. Lima Puluhan Bagi wanita, inilah perubahan terbesar sejak masa remaja. Menopause, yang biasanya terjadi saat seseorang berusia di awal lima puluhan, membawa penurunan tajam dalam produksi estrogen seiring dengan penurunan produksi sebum. Hal ini mempermudah penguapan air, sehingga kulit menjadi kering dan kadang bersisik.
  • 16. Saat ini, epidermis akan terus mengalami penipisan hingga 20 % dibandingkan saat remaja. Selain itu, distribusi sel lemak menjadi tidak merata. Jumlah jaringan bagian bawah tidak proporsional mengakibatkan lemak dibawah dagu jatuh dan lebih berat. Efek kumulatif dari paparan sinar matahari nampak dalam bercak gelap tidak berbahaya yang disebut solar keratoses. STRUKTUR KULIT LANSIA Pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bebercak. Kekeringan kulit disebabkan atrofi glandula sebasea dan glandula sudorifera. Menipisnya kulit ini tidak terjadi pada epidermisnya, tetapi pada dermisnya karena terdapat perubahan pada jaringan kolagen serta jaringan elastisnya. Bagian kecil pada kulit menjadi mudah retak dan mudah menyebabkan cechymosen. Timbul pigmen berwarna coklat pada kulit, dikenal dengan liver spot. Perubahan kulit banyak dipengaruhi oleh factor lingkungan antara lain, angin, dan sinar matahari terutama sinar ultraviolet. LAMPRAN GAMBAR struktur kulit Stratum germinatum
  • 17. Stratum lusidum Stratum Soinusum stratum corneum Stratum granulosum DERMIS
  • 18. Fungsi Struktrur kulit 1). Fungsi Epidermis 1. Sebagai perlindungan tubuh dari bakteri dari luar 2. Mampu membentuk sel-sel baru 3. Menggantikan sel-sel yang sudah mati 4. Sintesa vitamin D dan sitoksin 5. Pembelahan dan mobilitas sel 6. Pigmentasi (melanosit) 7. Pengenalan alergen (sel Langerhans) 2). Fungsi Dermis 1. Sebagai struktur penunjang 2. Mechanical strenght 3. Suplai nutrisi 4. Respon terhadap proses peradanagan atau inflamasi
  • 19. 3). Fungsi Hipodermis 1. Melekat ke struktu dasar 2. Isolasi panas 3. Cadangan kalori 4. Kontrol benuk tubuh dan penahan terhadap benturan mekanik (mechanical shock absorber)
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Mutaqqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika. Finn Geneser. Buku teks Histologi. Jilid 2, terjemahan Arifin Gunawijaya. Jakarta: Binarupa Aksara, 1994 : 1-32. Cormark DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jam Tambojang, Jakarta: Binarupa Aksara, 1987 : 100-135.