SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Sejak akhir tahun 1980-an, peningkatan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian 
ibu telah menjadi isu penting dalam beberapa pertemuan internasional, termasuk pada 
Millennium Summit 2000. Satu dari delapan Millennium Development Goals (MDG) yang 
diadaptasi dari pertemuan tersebut adalah termasuk peningkatan kesehatan ibu (MDG5). Untuk 
mencapai hal ini, telah disepakati target penurunan angka kematian ibu (AKI) yaitu hingga 3/4 
kali antara tahun 1990 hingga 2015. Oleh karena itu AKI merupakan indikator kunci untuk 
menilai kemajuan pencapaian target MDG5. 
1.2 RUMUSAN MASALAH 
1.3 TUJUAN 
1.4 MANFAAT
BAB II 
ISI 
EPIDEMIOLOGI 
Menurut data yang dikeluarkan oleh UNFPA, WHO, UNICEF dan Bank Dunia 
menunjukkan bahwa satu wanita meninggal dunia tiap menitnya akibat masalah kehamilan. 
Rasio kematian ibu (jumlah kematian tiap 100,000 kelahiran hidup) telah menurun secara global 
pada laju kurang dari 1%. Jumlah kematian wanita hamil atau akibat persalinan secara 
keseluruhan juga menunjukkan penurunan yang cukup berarti antara tahun 1990-2005. Pada 
tahun 2005, 536,000 wanita hamil meninggal dunia dibandingkan dengan tahun 1990 yang 
sebanyak 576,000. 
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka 
kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau 
setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula 
angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada 
pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran hidup. Keadaan ini menempatkan upaya kesehatan ibu dan 
bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan. 
Melihat kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut dengan Safe 
Motherhood. Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference on Safe 
Motherhood, Nairobi, 1987. Program ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 
1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sektor pemerintah dan non-pemerintah, 
masyarakat, serta dukungan dari berbagai badan internasional. 
PEMBERDAYAAN PREMPUAN DALAM EMPAT PILAR SAVE 
MOTHERHOOD 
Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan 
menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin. Tujuan program Save 
Motherhood adalah menurunkan angka kematian ibu untuk pemberdayaan prempuan :
Empat pilar Save Motherhood: 
1. Keluarga Berencana 
KB dapat menurunkan angka kematian ibu karena dapat merencanakan waktu yang tepat 
untuk hamil, mengatur jarak kehamilan, menentukan jumlah anak. Sehingga tidak ada kehamilan 
yang tidak diinginkan, “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering hamil, dan terlalu 
banyak anak. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi kehamilan yang tidak diinginkan 
sehingga angka aborsi akan berkurang. 
Pelayanan KB harus menjangkau siapa saja, baik ibu/calon ibu maupun perempuan 
remaja. Dalam memberi pelayanan KB, perlu diadakan konseling yang terpusat pada kebutuhan 
ibu dan berbagai pilihan metode KB termasuk kontrasepsi darurat. 
2. Pelayanan antenatal 
Pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi lebih dini komplikasi kehamilan. 
Selain itu, juga menjadi sarana edukasi bagi perempuan tentang kehamilan. 
Komponen penting pelayanan antenatal meliputi: 
a. Skrining dan pengobatan anemia, malaria, dan penyakit menular seksual. 
b. Deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak, hipertensi, edema, dan pre-eklampsia. 
c. Penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, serta kapan dan bagaimana cara memperoleh 
pelayanan rujukan. 
3. Persalinan yang bersih dan aman 
Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong 
kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan 
pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi. 
Sebagian besar komplikasi obstetri yang berkaitan dengan kematian ibu tidak dapat 
dicegah dan diramalkan, tetapi dapat ditangani bila ada pelayanan yang memadai. Kebanyakan 
pelayanan obstetri esensial dapat diberikan pada tingkat pelayanan dasar oleh bidan atau dokter 
umum. Akan tetapi, bila komplikasi yang dialami ibu tidak dapat ditangani di tingkat pelayanan 
dasar, maka bidan atau dokter harus segera merujuk dengan terlebih dahulu melakukan 
pertolongan pertama. Dengan memperluas berbagai pelayanan kesehatan ibu sampai ke tingkat 
masyarakat dengan jalur efektif ke fasilitas rujukan, keadaan tersebut memastikan bahwa setiap
wanita yang mengalami komplikasi obstetri mendapat pelayanan gawat darurat secara cepat dan 
tepat waktu. 
4. Pelayanan obstetri esensial 
Pelayanan obstetri esensial pada hakekatnya adalah tersedianya pelayanan secara terus 
menerus dalam waktu 24 jam untuk bedah cesar, pengobatan penting (anestesi, antibiotik, dan 
cairan infus), transfusi darah, pengeluaran plasenta secara manual, dan aspirasi vakum untuk 
abortus inkomplet. 
Tanpa peran serta masyarakat, mustahil pelayanan obstetri esensial dapat menjamin 
tercapainya keselamatan ibu. Oleh karena itu, diperlukan strategi berbasis masyarakat yang 
meliputi: 
a. Melibatkan anggota masyarakat, khususnya wanita dan pelaksanaan pelayanan setempat, dalam 
upaya memperbaiki kesehatan ibu. 
b. Bekerjasama dengan masyarakat, wanita, keluarga, dan dukun untuk mengubah sikap terhadap 
keterlambatan mendapat pertolongan. 
c. Menyediakan pendidikan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang komplikasi obstetri 
serta kapan dan dimana mencari pertolongan. 
Dalam pilar pelayanan obstetri esensial, puskesmas menekankan kebijakan berupa: 
a. Memberikan pelayanan kesehatan untuk semua macam penyakit obstetri 
b. Khusus untuk obstetri harus mampu melakukan: 
1. Pelayanan obstetri esensial darurat (POED) 
- melakukan pertolongan persalinan sungsang 
- melakukan pertolongan persalinan vakum ekstraksi 
- melakukan plasenta manual
- memasang infus dan memberikan obat parenteral 
- meneruskan sistem rujukan bila fasilitas tidak memadai 
2. Pelayanan Obstetri dan Neonatus Esensial Darurat (PONED) 
merupakan pelayanan POED ditambah dengan melakukan pelayanan neonatus yang mengalami 
asfiksia ringan, sedang, dan berat. Bila tidak memungkinkan, segera melakukan rujukan. 
c. Melaksanakan konsep sayang ibu dan sayang bayi. 
Penyebab kematian langsung yaitu: 
1. setiap komplikasi persalinan disetiap fase kehamilan (kehamilan, persalinan dan pasca 
persalinan). 
2. akibat tindakan (kesalahan pengobatan atau dari kesalahan yang terjadi disetiap rangkaian 
kejadian diatas). Contohnya seperti perdarahan, pre-eklamsia/eklamsia, akibat komplikasi 
anestesi atau bedah kaisar. 
Penyebab kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang telah ada sebelumnya 
atau berkembang selama kehamilan dan yang tidak berhubungan dengan penyebab langsung 
tetapi dipicu secara fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti kematian akibat penyakit ginjal 
atau jantung. 
Kematian ibu hamil dilatarbelakangi oleh: 
• Persalinan yang ditolong dukun 
• Persalinan yang dilakukan dirumah, bila terjadi komplikasi dan memerlukan rujukan, akan 
membutuhkan waktu cukup lama. 
• Derajat kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu 50% menderita anemia, 30% 
berisiko kurang energi kronis, sekitar 65% berada dalam keadaan “4 terlalu” 
• Status perempuan masih rendah sehingga terlambat untuk mengambil keputusan ditingkat 
keluarga untuk mencari pertolongan. 
Making Pregnancy Safer 
Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) 
jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam
Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap 
untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang 
dikenal dengan sebutan "Making Pregnancy Safer (MPS)” atau “Membuat Kehamilan Lebih 
Aman”. 
Indonesia telah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi 
pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010 pada 12 Oktober 2000 
sebagai bagian dari program Safe Motherhood. Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood dan 
Making Pregnancy Safer sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan 
mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan 
persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. MPS merupakan strategi sektor kesehatan yang 
fokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan intervensi klinis 
dan pelayanan kesehatan. MPS dilaksanakan berdasarkan upaya-upaya yang telah ada dengan 
penekanan pada pentingnya kemitraan antara sektor pemerintah, lembaga pembangunan, sektor 
swasta, keluarga dan anggota masyarakat. 
Melalui MPS diharapkan seluruh pejabat yang berwenang, mitra pembangunan dan 
pihak-pihak lain yang terlibat lainnya untuk melaksanakan upaya bersama dalam meningkatkan 
kemampuan pelayanan kesehatan guna menjamin pelaksanaan dan pemanfaatan intervensi yang 
efektif berdasarkan bukti ilmiah (evidence based). Perhatian difokuskan pada kegiatan-kegiatan 
berbasis masyarakat yang menjamin agar ibu dan bayi baru lahir mempunyai akses terhadap 
pelayanan yang mereka butuhkan bilamana diperlukan, dengan penekanan khusus pada 
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terampil pada saat melahirkan serta 
pelayanan yang tepat dan berkesinambungan. 
Strategi MPS mendukung target internasional yang telah disepakati. Dengan demikian, 
tujuan global MPS adalah untuk menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir 
sebagai berikut: 
a. Menurunkan angka kematian ibu sebesar 75% pada tahun 2015 dari AKI tahun 1990. 
b. Menurunkan angka kematian bayi menjadi kurang dari 35/1.000 kelahiran hidup pada tahun 
2015. 
Berdasarkan lesson learned dari upaya Safe Motherhood, maka pesan-pesan kunci 
MPS adalah: 
a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
b. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. 
c. Setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak 
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. 
Visi 
Dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, visi MPS 
adalah:Semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman 
dan bayi dilahirkan hidup dan sehat. 
Misi 
Misi MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui 
pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap intervensi yang cost effective 
berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan perempuan, keluarga dan 
masyarakat mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu 
prioritas dalam program pembangunan nasional. 
Tujuan 
Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia. 
Target 
Target yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah sebagai berikut: 
a. Target dampak kesehatana. Menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup. 
b. Menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15/1.000 kelahiran hidup. 
c. Menurunkan anemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 20%. 
d. Menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan dari 17,1% menjadi 11%. 
Empat strategi utama tersebut adalah: 
a. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang 
cost-effective dan berdasarkan bukti. 
b. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan mitra 
lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang tersedia serta 
meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS. 
c. Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk 
menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. 
d. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan 
kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Prinsip dasar pelaksanaan strategi 
a. MPS dilaksanakan dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 
2010. 
b. MPS dilaksanakan dalam konteks pelayanan kesehatan primer melalui pemantapan sistem 
pelayanan dan rujukan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta perluasan pelayanan di berbagai 
tingkat. 
c. MPS dilaksanakan dalam konteks desentralisasi yang menjamin integrasi yang mantap dalam 
perencanaan pembangunan kesehatan serta proses alokasi anggaran. 
d. MPS difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir sesuai dengan standar, cost-effective 
dan berdasar bukti pada semua tingkat pelayanan dan rujukan kesehatan baik di sektor 
pemerintah maupun swasta. 
e. MPS difokuskan pada peningkatan sistem pelayanan kesehatan untuk menjamin ketersediaan 
akses terhadap pelayanan kesehatan. 
f. MPS difokuskan pada pendekatan yang berorientasi pada ibu sebagai sasaran pelayanan. Dengan 
demikian, perempuan akan lebih tanggap dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan. 
g. MPS bekerjasama dengan wakil masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya guna 
mengidentifikasi kegiatan di tingkat keluarga dan masyarakat yang mendukung kegiatan yang 
mempunyai dampak kesehatan. 
h. MPS bekerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam masyarakat untuk mengidentifikasi 
isu-isu sosial, budaya dan ekonomi yang perlu diatasi. 
i. MPS bekerja secara partisipatif, terkoordinasi dan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam 
mengembangkan strategi daerah milik sendiri. Pendekatan ini dapat memaksimalkan kualitas, 
pemanfaatan dan kelestarian. 
j. MPS memfasilitasi kegiatan-kegiatan lokal sambil meningkatkan kemampuan pihak-pihak yang 
terlibat dalam menentukan dan melaksanakan solusi mereka sendiri. 
k. MPS berupaya untuk mempromosikan keadilan dalam alokasi sumber daya untuk menjamin 
agar pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir dapat dijangkau oleh kaum miskin dan 
penduduk yang kurang mampu dimanapun mereka berada. 
l. MPS diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dana dan sumber daya 
kabupaten/kota yang bersangkutan.
m. MPS didasarkan pada semua kegiatan yang telah ada dan bekerjasama dengan mitra untuk 
memaksimalkan sumber daya dan mengurangi tumpang tindih kegiatan. 
n. MPS menjamin agar bidan di desa meningkatkan kerjasama dengan dukun bayi untuk memberi 
dukungan pada pelayanan ibu dan bayi baru lahir. 
o. MPS melakukan pemantauan kemajuan kegiatan dan evaluasi program setelah 2 tahun 
pelaksanaan. 
p. MPS akan menetapkan peningkatan kegiatan berdasarkan pengalaman/lessons learned. 
Kemajuan program kesehatan ibu dan anak di Indonesia dapat dilihat melalui indikator 
proses, yaitu adanya peningkatan angka kunjungan pertama (K1) dan keempat pelayanan 
antenatal (K4), dan peningkatan proporsi persalinan yang ditolong tenaga kesehatan.Faktor 
penyebab medis kematian ibu, seperti perdarahan, eklampsi, dan infeksi tidak sulit, tetapi yang 
menyangkut faktor penyebab non-medis, seperti faktor sosial budaya yang kurang mendukung, 
kemampuan sosial ekonomi yang terbatas, pendidikan yang rendah, status perempuan yang 
masih rendah, dan hambatan transportasi, tidak mudah diatasi. Hal terakhir ini menjadi persoalan 
yang secara tidak langsung bermuara kepada dua hal penting: 
a. Tiga terlambat, mencakup: keluarga terlambat mengambil keputusan mencari pelayanan 
diantaranya disebabkan status perempuan yang rendah, terlambat tiba di rumah sakit karena 
masalah transportasi, dan terlambat dilakukan tindakan medis. Keterlambatan terakhir karena 
tidak memadainya fasilitas pelayanan yang tersedia. 
b. Empat terlalu, yaitu terlalu muda hamil, terlalu tua hamil, terlalu banyak anak, dan terlalu 
pendek jarak kelahiran, lebih berkait dengan masalah sosial-budaya. Hambatan non-medis ini 
merupakan yang terberat. Teknologi kesehatan untuk mengatasi komplikasi kehamilan dan 
persalinan sebenarnya tidaklah sulit, tetapi yang sulit adalah membuat teknologi ini dekat kepada 
masyarakat, terutama masyarakat kita yang tinggal di desa-desa terpencil dengan sarana 
transportasi yang kurang.
Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan (Repost) 
dari program safe motherhood 
BERBAGAI hak, seperti hak atas ketersediaan bahan makanan dan minuman secara cukup, hak 
atas kesehatan, hak atas keselamatan, hak atas keamanan produk, hak atas perlindungan 
ekonomi, hak atas ganti rugi, dan lain-lain hak konsumen, merupakan hak-hak yang terpaut 
dengan hak asasi manusia (HAM). 
DI mana pun dan dalam keadaan apa pun, hak-hak konsumen sebagai bagian tak terpisahkan dari 
HAM harus tetap dihormati dan dijunjung tinggi. Bila dikaitkan dengan kenyataan, mayoritas 
kelompok masyarakat yang banyak terkait dengan persoalan konsumen adalah kaum perempuan. 
Merekalah yang paling berurusan dengan produsen, agen, dan penjual. 
Perlindungan konsumen merupakan kegiatan manusia yang fundamental, yakni menyangkut 
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Bila pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang manusia 
menjadi kebutuhan penting, maka tepatlah jika dikatakan bahwa perlindungan konsumen adalah 
bagian dari HAM. Pengabaian perlindungan konsumen dengan sendirinya juga bermakna 
pelanggaran terhadap hak perempuan. 
Hak-hak di bidang konsumsi berhubungan dengan Pasal 25 Deklarasi Universal HAM dan Pasal 
11 Perjanjian Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Kedua pasal ini pada 
dasarnya berisi norma tentang hak atas standar kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan 
kesejahteraan pada diri setiap orang beserta keluarganya, termasuk hak-hak yang berkenaan 
dengan makanan, pakaian, dan rumah yang memadai. 
Kasus pemusnahan sapi berpenyakit sapi gila di Inggris dan pemberantasan ayam berpenyakit flu 
burung di Hongkong yang sempat menghebohkan dunia beberapa waktu lalu, mendapat sorotan 
dan tekanan dari masyarakat internasional yang peduli agar konsumen berbagai negara tidak 
mengonsumsi daging yang tidak memenuhi syarat kesehatan. 
KASUS-kasus di atas menunjukkan bahwa perlindungan hak konsumen atas kesehatan, 
keselamatan, dan keamanan bahan makanan tetap menjadi perhatian masyarakat internasional 
dan tetap dipandang sebagai bagian upaya perlindungan HAM. Tulang punggung upaya 
menegakkan hal ini sebagian besar berada di tangan perempuan. Bagaimana dan sejauh mana 
implementasi hal ini, tentu saja memerlukan kajian lebih lanjut oleh pemerintah, lembaga 
swadaya masyarakat di bidang jender, serta pusat-pusat studi wanita yang ada di berbagai 
perguruan tinggi. 
Kasus tewasnya 28 orang di Indonesia pada bulan Oktober 1989 karena mengonsumsi biskuit 
yang mengandung bahan kimia atau sodium nitrit (Aminuddin Kasim, 1995), kasus Supermie 
yang menewaskan beberapa orang di Sumatera, kasus bakso mengandung boraks, kasus Dancow, 
kasus Ajinomoto,dan lain-lain, semua ini merupakan pelajaran mengenai pelanggaran hak 
konsumen dan sekaligus merupakan bagian dari pelanggaran hak kemanusiaan. Dalam kaitan ini,
aktivitas ekonomi warga masyarakat tidak lagi memadai hanya disandarkan pada pertimbangan 
etika bisnis, akan tetapi perlu disentuh penegakan norma hukum yang intensif dan masif serta 
tidak bias jender. 
Kerugian jiwa dan atau materi yang dialami konsumen dalam aktivitas perdagangan bukan saja 
dapat digolongkan sebagai perbuatan melawan hukum, akan tetapi juga bertentangan dengan 
nilai moral agama dan moral kemanusiaan. Bagaimanapun, hak atas kecukupan bahan makanan 
dan hak atas kesehatan bahan makanan adalah hak-hak konsumen yang behubungan dengan 
ukuran kelayakan hidup seseorang. 
Selain hak atas kesehatan produk, hak memilih, konsumen juga memiliki hak untuk 
mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar yang diberikan kepada penjual. Hak konsumen ini 
antara lain ditentukan oleh kesadaran pedagang atau penjual dalam menggunakan satuan alat 
takaran dan timbangan secara legal untuk jenis bahan makanan tertentu, serta kesungguhan 
pemerintah untuk mengefektifkan pengawasan fungsional terhadap penggunaan alat-alat 
tersebut. 
Dengan demikian, hak atas kecukupan bahan makanan (hak atas nutrisi yang cukup) adalah 
bagian dari hak kesejahteraan paling mendasar. Tanpa itu, kepentingan atas kehidupan, 
kesehatan, dan kebebasan berada dalam bahaya dan penderitaan dahsyat, terjadinya berbagai 
perbuatan melanggar hukum serta tindak kekerasan terhadap perempuan, bahkan kematian dapat 
tak terelakkan. 
Berdasarkan logika berpikir di atas, pemerintah wajib mengatur hubungan hukum antara 
konsumen dengan pihak produsen serta pedagang dan penjual dalam menciptakan ketertiban 
hubungan manusia. . 
Pemerintah juga berkewajiban mengatur penyediaan dan distribusi bahan-bahan makanan dan 
minuman sampai ke pasar, termasuk mengawasi segi kesehatan dari bahan-bahan makanan dan 
minuman pada saat proses produksi dan atau fabrikasi berlangsung. 
Kehadiran Undang-Undang ( Perlindungan Konsumen (UU Nomor 8 Tahun 1999) dapat 
dikatakan sebagai salah satu pranata hukum ekonomi yang melengkapi instrumen perlindungan 
hak asasi manusia. 
Dalam Pasal 4 undang-undang itu ditetapkan hak-hak konsumen, seperti, a) hak atas 
kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa; b) hak 
memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan 
nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c) hak atas informasi yang benar, jelas dan 
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan jasa; d) hak didengar pendapat dan keluhannya 
atas barang dan jasa yang digunakan; e) hak mendapatkan advokasi mengenai perlindungan dan 
upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; f) hak mendapat pembinaan 
dan pendidikan konsumen; g) hak diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak 
diskriminatif; h) hak mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang 
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; i) 
hak-hak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya.
PERTANYAANNYA, sudahkah masyarakat secara umum dan perempuan khususnya 
memahami hak-hak tersebut? Sejauh mana perempuan diberdayakan dalam menegakkan hak-hak 
itu? 
Eksistensi manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial, kurang mempunyai arti 
manakala hak asasinya hanya sebatas pada pengekspresian hak-hak dalam bidang politik dan 
keamanan. Manusia butuh makan dan minum, perlu sehat, berhak menikmati kesejahteraan, dan 
hak-hak lain dalam bidang ekonomi. 
Semua hak asasi manusia dalam bidang ekonomi ini ikut menentukan dalam mewujudkan 
keutuhan manusia secara umum dan perempuan secara khusus sebagai makhluk yang memiliki 
harkat dan martabat. Di mana pun dan dalam keadaan apa pun, hak-hak konsumen guna 
pemberdayaan perempuan sebagai bagian tak terpisahkan dari hak asasi manusia harus tetap 
dihormati dan dijunjung tinggi. 
BAB. III 
KESIMPULAN 
SARAN 
DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot

Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akbDr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akbOlga Divo
 
Tor orientasi germas bagi nakes
Tor orientasi germas bagi nakesTor orientasi germas bagi nakes
Tor orientasi germas bagi nakesHelenaKidi
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalSelfiNice
 
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi BaratImplementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi BaratMuh Saleh
 
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukanBuku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukannunida11novpurnamasukma
 
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARKEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARDayu Agung Dewi Sawitri
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017SittiNurIndah
 
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Hrdnt
 
Sik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasiSik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasijuwitasyafaraaa0406
 
Penyajian Data Informasi Kesehatan (Makalah)
Penyajian Data Informasi Kesehatan (Makalah)Penyajian Data Informasi Kesehatan (Makalah)
Penyajian Data Informasi Kesehatan (Makalah)SittiNurIndah
 

What's hot (15)

Angka Kematian Ibu
Angka Kematian IbuAngka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu
 
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akbDr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
 
Tor orientasi germas bagi nakes
Tor orientasi germas bagi nakesTor orientasi germas bagi nakes
Tor orientasi germas bagi nakes
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
 
PPT AKI & AKB
PPT AKI & AKBPPT AKI & AKB
PPT AKI & AKB
 
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi BaratImplementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat
 
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukanBuku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
 
Dinkes gema kibbla
Dinkes gema kibblaDinkes gema kibbla
Dinkes gema kibbla
 
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYARKEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH DINAS KESEHATAN KABUPATEN GIANYAR
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
 
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
 
Sik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasiSik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasi
 
Penyajian Data Informasi Kesehatan (Makalah)
Penyajian Data Informasi Kesehatan (Makalah)Penyajian Data Informasi Kesehatan (Makalah)
Penyajian Data Informasi Kesehatan (Makalah)
 
Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan AnakKesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan Anak
 

Similar to Meningkatkan Kesehatan Ibu

Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuKespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuNuranisah D.
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahsemoga bahagia
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruu
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruuSik penyajian data aki dan akb makalah baruu
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruujuwitasyafaraaa0406
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahArdlyansyaBan
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibuFionna Pohan
 
Askeb i (kehamilan) (1)
Askeb i (kehamilan) (1)Askeb i (kehamilan) (1)
Askeb i (kehamilan) (1)Vina W
 
Sik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasiSik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasiresna adtya
 
Sik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasiSik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasisemoga bahagia
 
Peningkatan pst kb melalui jampersal
Peningkatan pst kb melalui jampersalPeningkatan pst kb melalui jampersal
Peningkatan pst kb melalui jampersalPosdaya Solok
 
355510161-KEBIJAKAN-PELAYANAN-KEBIDANAN-ppt.ppt
355510161-KEBIJAKAN-PELAYANAN-KEBIDANAN-ppt.ppt355510161-KEBIJAKAN-PELAYANAN-KEBIDANAN-ppt.ppt
355510161-KEBIJAKAN-PELAYANAN-KEBIDANAN-ppt.pptHadadSetiawanFachrul
 
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptxppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptxMilda58
 

Similar to Meningkatkan Kesehatan Ibu (20)

EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.ppt
EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.pptEPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.ppt
EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.ppt
 
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuKespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu
 
SAFE MOTHERHOOD.pptx
SAFE MOTHERHOOD.pptxSAFE MOTHERHOOD.pptx
SAFE MOTHERHOOD.pptx
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalah
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruu
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruuSik penyajian data aki dan akb makalah baruu
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruu
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalah
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Askeb i (kehamilan) (1)
Askeb i (kehamilan) (1)Askeb i (kehamilan) (1)
Askeb i (kehamilan) (1)
 
Sik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasiSik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasi
 
Sik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasiSik makalah penyajian data informasi
Sik makalah penyajian data informasi
 
Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )
 
1. ANC.pdf
1. ANC.pdf1. ANC.pdf
1. ANC.pdf
 
Pedoman Internal KIA
Pedoman Internal KIAPedoman Internal KIA
Pedoman Internal KIA
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
I KONSEP UMUM KEHAMILAN.ppt
I KONSEP UMUM KEHAMILAN.pptI KONSEP UMUM KEHAMILAN.ppt
I KONSEP UMUM KEHAMILAN.ppt
 
Peningkatan pst kb melalui jampersal
Peningkatan pst kb melalui jampersalPeningkatan pst kb melalui jampersal
Peningkatan pst kb melalui jampersal
 
Sosbud 2
Sosbud 2Sosbud 2
Sosbud 2
 
355510161-KEBIJAKAN-PELAYANAN-KEBIDANAN-ppt.ppt
355510161-KEBIJAKAN-PELAYANAN-KEBIDANAN-ppt.ppt355510161-KEBIJAKAN-PELAYANAN-KEBIDANAN-ppt.ppt
355510161-KEBIJAKAN-PELAYANAN-KEBIDANAN-ppt.ppt
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptxppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
 

Recently uploaded

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 

Recently uploaded (18)

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 

Meningkatkan Kesehatan Ibu

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejak akhir tahun 1980-an, peningkatan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian ibu telah menjadi isu penting dalam beberapa pertemuan internasional, termasuk pada Millennium Summit 2000. Satu dari delapan Millennium Development Goals (MDG) yang diadaptasi dari pertemuan tersebut adalah termasuk peningkatan kesehatan ibu (MDG5). Untuk mencapai hal ini, telah disepakati target penurunan angka kematian ibu (AKI) yaitu hingga 3/4 kali antara tahun 1990 hingga 2015. Oleh karena itu AKI merupakan indikator kunci untuk menilai kemajuan pencapaian target MDG5. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 TUJUAN 1.4 MANFAAT
  • 2. BAB II ISI EPIDEMIOLOGI Menurut data yang dikeluarkan oleh UNFPA, WHO, UNICEF dan Bank Dunia menunjukkan bahwa satu wanita meninggal dunia tiap menitnya akibat masalah kehamilan. Rasio kematian ibu (jumlah kematian tiap 100,000 kelahiran hidup) telah menurun secara global pada laju kurang dari 1%. Jumlah kematian wanita hamil atau akibat persalinan secara keseluruhan juga menunjukkan penurunan yang cukup berarti antara tahun 1990-2005. Pada tahun 2005, 536,000 wanita hamil meninggal dunia dibandingkan dengan tahun 1990 yang sebanyak 576,000. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran hidup. Keadaan ini menempatkan upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan. Melihat kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut dengan Safe Motherhood. Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference on Safe Motherhood, Nairobi, 1987. Program ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sektor pemerintah dan non-pemerintah, masyarakat, serta dukungan dari berbagai badan internasional. PEMBERDAYAAN PREMPUAN DALAM EMPAT PILAR SAVE MOTHERHOOD Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin. Tujuan program Save Motherhood adalah menurunkan angka kematian ibu untuk pemberdayaan prempuan :
  • 3. Empat pilar Save Motherhood: 1. Keluarga Berencana KB dapat menurunkan angka kematian ibu karena dapat merencanakan waktu yang tepat untuk hamil, mengatur jarak kehamilan, menentukan jumlah anak. Sehingga tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan, “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering hamil, dan terlalu banyak anak. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi kehamilan yang tidak diinginkan sehingga angka aborsi akan berkurang. Pelayanan KB harus menjangkau siapa saja, baik ibu/calon ibu maupun perempuan remaja. Dalam memberi pelayanan KB, perlu diadakan konseling yang terpusat pada kebutuhan ibu dan berbagai pilihan metode KB termasuk kontrasepsi darurat. 2. Pelayanan antenatal Pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi lebih dini komplikasi kehamilan. Selain itu, juga menjadi sarana edukasi bagi perempuan tentang kehamilan. Komponen penting pelayanan antenatal meliputi: a. Skrining dan pengobatan anemia, malaria, dan penyakit menular seksual. b. Deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak, hipertensi, edema, dan pre-eklampsia. c. Penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, serta kapan dan bagaimana cara memperoleh pelayanan rujukan. 3. Persalinan yang bersih dan aman Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi. Sebagian besar komplikasi obstetri yang berkaitan dengan kematian ibu tidak dapat dicegah dan diramalkan, tetapi dapat ditangani bila ada pelayanan yang memadai. Kebanyakan pelayanan obstetri esensial dapat diberikan pada tingkat pelayanan dasar oleh bidan atau dokter umum. Akan tetapi, bila komplikasi yang dialami ibu tidak dapat ditangani di tingkat pelayanan dasar, maka bidan atau dokter harus segera merujuk dengan terlebih dahulu melakukan pertolongan pertama. Dengan memperluas berbagai pelayanan kesehatan ibu sampai ke tingkat masyarakat dengan jalur efektif ke fasilitas rujukan, keadaan tersebut memastikan bahwa setiap
  • 4. wanita yang mengalami komplikasi obstetri mendapat pelayanan gawat darurat secara cepat dan tepat waktu. 4. Pelayanan obstetri esensial Pelayanan obstetri esensial pada hakekatnya adalah tersedianya pelayanan secara terus menerus dalam waktu 24 jam untuk bedah cesar, pengobatan penting (anestesi, antibiotik, dan cairan infus), transfusi darah, pengeluaran plasenta secara manual, dan aspirasi vakum untuk abortus inkomplet. Tanpa peran serta masyarakat, mustahil pelayanan obstetri esensial dapat menjamin tercapainya keselamatan ibu. Oleh karena itu, diperlukan strategi berbasis masyarakat yang meliputi: a. Melibatkan anggota masyarakat, khususnya wanita dan pelaksanaan pelayanan setempat, dalam upaya memperbaiki kesehatan ibu. b. Bekerjasama dengan masyarakat, wanita, keluarga, dan dukun untuk mengubah sikap terhadap keterlambatan mendapat pertolongan. c. Menyediakan pendidikan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang komplikasi obstetri serta kapan dan dimana mencari pertolongan. Dalam pilar pelayanan obstetri esensial, puskesmas menekankan kebijakan berupa: a. Memberikan pelayanan kesehatan untuk semua macam penyakit obstetri b. Khusus untuk obstetri harus mampu melakukan: 1. Pelayanan obstetri esensial darurat (POED) - melakukan pertolongan persalinan sungsang - melakukan pertolongan persalinan vakum ekstraksi - melakukan plasenta manual
  • 5. - memasang infus dan memberikan obat parenteral - meneruskan sistem rujukan bila fasilitas tidak memadai 2. Pelayanan Obstetri dan Neonatus Esensial Darurat (PONED) merupakan pelayanan POED ditambah dengan melakukan pelayanan neonatus yang mengalami asfiksia ringan, sedang, dan berat. Bila tidak memungkinkan, segera melakukan rujukan. c. Melaksanakan konsep sayang ibu dan sayang bayi. Penyebab kematian langsung yaitu: 1. setiap komplikasi persalinan disetiap fase kehamilan (kehamilan, persalinan dan pasca persalinan). 2. akibat tindakan (kesalahan pengobatan atau dari kesalahan yang terjadi disetiap rangkaian kejadian diatas). Contohnya seperti perdarahan, pre-eklamsia/eklamsia, akibat komplikasi anestesi atau bedah kaisar. Penyebab kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang telah ada sebelumnya atau berkembang selama kehamilan dan yang tidak berhubungan dengan penyebab langsung tetapi dipicu secara fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti kematian akibat penyakit ginjal atau jantung. Kematian ibu hamil dilatarbelakangi oleh: • Persalinan yang ditolong dukun • Persalinan yang dilakukan dirumah, bila terjadi komplikasi dan memerlukan rujukan, akan membutuhkan waktu cukup lama. • Derajat kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu 50% menderita anemia, 30% berisiko kurang energi kronis, sekitar 65% berada dalam keadaan “4 terlalu” • Status perempuan masih rendah sehingga terlambat untuk mengambil keputusan ditingkat keluarga untuk mencari pertolongan. Making Pregnancy Safer Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam
  • 6. Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan "Making Pregnancy Safer (MPS)” atau “Membuat Kehamilan Lebih Aman”. Indonesia telah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010 pada 12 Oktober 2000 sebagai bagian dari program Safe Motherhood. Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. MPS merupakan strategi sektor kesehatan yang fokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan intervensi klinis dan pelayanan kesehatan. MPS dilaksanakan berdasarkan upaya-upaya yang telah ada dengan penekanan pada pentingnya kemitraan antara sektor pemerintah, lembaga pembangunan, sektor swasta, keluarga dan anggota masyarakat. Melalui MPS diharapkan seluruh pejabat yang berwenang, mitra pembangunan dan pihak-pihak lain yang terlibat lainnya untuk melaksanakan upaya bersama dalam meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan guna menjamin pelaksanaan dan pemanfaatan intervensi yang efektif berdasarkan bukti ilmiah (evidence based). Perhatian difokuskan pada kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat yang menjamin agar ibu dan bayi baru lahir mempunyai akses terhadap pelayanan yang mereka butuhkan bilamana diperlukan, dengan penekanan khusus pada pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terampil pada saat melahirkan serta pelayanan yang tepat dan berkesinambungan. Strategi MPS mendukung target internasional yang telah disepakati. Dengan demikian, tujuan global MPS adalah untuk menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir sebagai berikut: a. Menurunkan angka kematian ibu sebesar 75% pada tahun 2015 dari AKI tahun 1990. b. Menurunkan angka kematian bayi menjadi kurang dari 35/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Berdasarkan lesson learned dari upaya Safe Motherhood, maka pesan-pesan kunci MPS adalah: a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
  • 7. b. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. c. Setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Visi Dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, visi MPS adalah:Semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat. Misi Misi MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap intervensi yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan perempuan, keluarga dan masyarakat mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam program pembangunan nasional. Tujuan Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia. Target Target yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah sebagai berikut: a. Target dampak kesehatana. Menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup. b. Menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15/1.000 kelahiran hidup. c. Menurunkan anemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 20%. d. Menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan dari 17,1% menjadi 11%. Empat strategi utama tersebut adalah: a. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang cost-effective dan berdasarkan bukti. b. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS. c. Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. d. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
  • 8. Prinsip dasar pelaksanaan strategi a. MPS dilaksanakan dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. b. MPS dilaksanakan dalam konteks pelayanan kesehatan primer melalui pemantapan sistem pelayanan dan rujukan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta perluasan pelayanan di berbagai tingkat. c. MPS dilaksanakan dalam konteks desentralisasi yang menjamin integrasi yang mantap dalam perencanaan pembangunan kesehatan serta proses alokasi anggaran. d. MPS difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir sesuai dengan standar, cost-effective dan berdasar bukti pada semua tingkat pelayanan dan rujukan kesehatan baik di sektor pemerintah maupun swasta. e. MPS difokuskan pada peningkatan sistem pelayanan kesehatan untuk menjamin ketersediaan akses terhadap pelayanan kesehatan. f. MPS difokuskan pada pendekatan yang berorientasi pada ibu sebagai sasaran pelayanan. Dengan demikian, perempuan akan lebih tanggap dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan. g. MPS bekerjasama dengan wakil masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya guna mengidentifikasi kegiatan di tingkat keluarga dan masyarakat yang mendukung kegiatan yang mempunyai dampak kesehatan. h. MPS bekerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam masyarakat untuk mengidentifikasi isu-isu sosial, budaya dan ekonomi yang perlu diatasi. i. MPS bekerja secara partisipatif, terkoordinasi dan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam mengembangkan strategi daerah milik sendiri. Pendekatan ini dapat memaksimalkan kualitas, pemanfaatan dan kelestarian. j. MPS memfasilitasi kegiatan-kegiatan lokal sambil meningkatkan kemampuan pihak-pihak yang terlibat dalam menentukan dan melaksanakan solusi mereka sendiri. k. MPS berupaya untuk mempromosikan keadilan dalam alokasi sumber daya untuk menjamin agar pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir dapat dijangkau oleh kaum miskin dan penduduk yang kurang mampu dimanapun mereka berada. l. MPS diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dana dan sumber daya kabupaten/kota yang bersangkutan.
  • 9. m. MPS didasarkan pada semua kegiatan yang telah ada dan bekerjasama dengan mitra untuk memaksimalkan sumber daya dan mengurangi tumpang tindih kegiatan. n. MPS menjamin agar bidan di desa meningkatkan kerjasama dengan dukun bayi untuk memberi dukungan pada pelayanan ibu dan bayi baru lahir. o. MPS melakukan pemantauan kemajuan kegiatan dan evaluasi program setelah 2 tahun pelaksanaan. p. MPS akan menetapkan peningkatan kegiatan berdasarkan pengalaman/lessons learned. Kemajuan program kesehatan ibu dan anak di Indonesia dapat dilihat melalui indikator proses, yaitu adanya peningkatan angka kunjungan pertama (K1) dan keempat pelayanan antenatal (K4), dan peningkatan proporsi persalinan yang ditolong tenaga kesehatan.Faktor penyebab medis kematian ibu, seperti perdarahan, eklampsi, dan infeksi tidak sulit, tetapi yang menyangkut faktor penyebab non-medis, seperti faktor sosial budaya yang kurang mendukung, kemampuan sosial ekonomi yang terbatas, pendidikan yang rendah, status perempuan yang masih rendah, dan hambatan transportasi, tidak mudah diatasi. Hal terakhir ini menjadi persoalan yang secara tidak langsung bermuara kepada dua hal penting: a. Tiga terlambat, mencakup: keluarga terlambat mengambil keputusan mencari pelayanan diantaranya disebabkan status perempuan yang rendah, terlambat tiba di rumah sakit karena masalah transportasi, dan terlambat dilakukan tindakan medis. Keterlambatan terakhir karena tidak memadainya fasilitas pelayanan yang tersedia. b. Empat terlalu, yaitu terlalu muda hamil, terlalu tua hamil, terlalu banyak anak, dan terlalu pendek jarak kelahiran, lebih berkait dengan masalah sosial-budaya. Hambatan non-medis ini merupakan yang terberat. Teknologi kesehatan untuk mengatasi komplikasi kehamilan dan persalinan sebenarnya tidaklah sulit, tetapi yang sulit adalah membuat teknologi ini dekat kepada masyarakat, terutama masyarakat kita yang tinggal di desa-desa terpencil dengan sarana transportasi yang kurang.
  • 10. Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan (Repost) dari program safe motherhood BERBAGAI hak, seperti hak atas ketersediaan bahan makanan dan minuman secara cukup, hak atas kesehatan, hak atas keselamatan, hak atas keamanan produk, hak atas perlindungan ekonomi, hak atas ganti rugi, dan lain-lain hak konsumen, merupakan hak-hak yang terpaut dengan hak asasi manusia (HAM). DI mana pun dan dalam keadaan apa pun, hak-hak konsumen sebagai bagian tak terpisahkan dari HAM harus tetap dihormati dan dijunjung tinggi. Bila dikaitkan dengan kenyataan, mayoritas kelompok masyarakat yang banyak terkait dengan persoalan konsumen adalah kaum perempuan. Merekalah yang paling berurusan dengan produsen, agen, dan penjual. Perlindungan konsumen merupakan kegiatan manusia yang fundamental, yakni menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Bila pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang manusia menjadi kebutuhan penting, maka tepatlah jika dikatakan bahwa perlindungan konsumen adalah bagian dari HAM. Pengabaian perlindungan konsumen dengan sendirinya juga bermakna pelanggaran terhadap hak perempuan. Hak-hak di bidang konsumsi berhubungan dengan Pasal 25 Deklarasi Universal HAM dan Pasal 11 Perjanjian Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Kedua pasal ini pada dasarnya berisi norma tentang hak atas standar kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan pada diri setiap orang beserta keluarganya, termasuk hak-hak yang berkenaan dengan makanan, pakaian, dan rumah yang memadai. Kasus pemusnahan sapi berpenyakit sapi gila di Inggris dan pemberantasan ayam berpenyakit flu burung di Hongkong yang sempat menghebohkan dunia beberapa waktu lalu, mendapat sorotan dan tekanan dari masyarakat internasional yang peduli agar konsumen berbagai negara tidak mengonsumsi daging yang tidak memenuhi syarat kesehatan. KASUS-kasus di atas menunjukkan bahwa perlindungan hak konsumen atas kesehatan, keselamatan, dan keamanan bahan makanan tetap menjadi perhatian masyarakat internasional dan tetap dipandang sebagai bagian upaya perlindungan HAM. Tulang punggung upaya menegakkan hal ini sebagian besar berada di tangan perempuan. Bagaimana dan sejauh mana implementasi hal ini, tentu saja memerlukan kajian lebih lanjut oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat di bidang jender, serta pusat-pusat studi wanita yang ada di berbagai perguruan tinggi. Kasus tewasnya 28 orang di Indonesia pada bulan Oktober 1989 karena mengonsumsi biskuit yang mengandung bahan kimia atau sodium nitrit (Aminuddin Kasim, 1995), kasus Supermie yang menewaskan beberapa orang di Sumatera, kasus bakso mengandung boraks, kasus Dancow, kasus Ajinomoto,dan lain-lain, semua ini merupakan pelajaran mengenai pelanggaran hak konsumen dan sekaligus merupakan bagian dari pelanggaran hak kemanusiaan. Dalam kaitan ini,
  • 11. aktivitas ekonomi warga masyarakat tidak lagi memadai hanya disandarkan pada pertimbangan etika bisnis, akan tetapi perlu disentuh penegakan norma hukum yang intensif dan masif serta tidak bias jender. Kerugian jiwa dan atau materi yang dialami konsumen dalam aktivitas perdagangan bukan saja dapat digolongkan sebagai perbuatan melawan hukum, akan tetapi juga bertentangan dengan nilai moral agama dan moral kemanusiaan. Bagaimanapun, hak atas kecukupan bahan makanan dan hak atas kesehatan bahan makanan adalah hak-hak konsumen yang behubungan dengan ukuran kelayakan hidup seseorang. Selain hak atas kesehatan produk, hak memilih, konsumen juga memiliki hak untuk mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar yang diberikan kepada penjual. Hak konsumen ini antara lain ditentukan oleh kesadaran pedagang atau penjual dalam menggunakan satuan alat takaran dan timbangan secara legal untuk jenis bahan makanan tertentu, serta kesungguhan pemerintah untuk mengefektifkan pengawasan fungsional terhadap penggunaan alat-alat tersebut. Dengan demikian, hak atas kecukupan bahan makanan (hak atas nutrisi yang cukup) adalah bagian dari hak kesejahteraan paling mendasar. Tanpa itu, kepentingan atas kehidupan, kesehatan, dan kebebasan berada dalam bahaya dan penderitaan dahsyat, terjadinya berbagai perbuatan melanggar hukum serta tindak kekerasan terhadap perempuan, bahkan kematian dapat tak terelakkan. Berdasarkan logika berpikir di atas, pemerintah wajib mengatur hubungan hukum antara konsumen dengan pihak produsen serta pedagang dan penjual dalam menciptakan ketertiban hubungan manusia. . Pemerintah juga berkewajiban mengatur penyediaan dan distribusi bahan-bahan makanan dan minuman sampai ke pasar, termasuk mengawasi segi kesehatan dari bahan-bahan makanan dan minuman pada saat proses produksi dan atau fabrikasi berlangsung. Kehadiran Undang-Undang ( Perlindungan Konsumen (UU Nomor 8 Tahun 1999) dapat dikatakan sebagai salah satu pranata hukum ekonomi yang melengkapi instrumen perlindungan hak asasi manusia. Dalam Pasal 4 undang-undang itu ditetapkan hak-hak konsumen, seperti, a) hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa; b) hak memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c) hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan jasa; d) hak didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan jasa yang digunakan; e) hak mendapatkan advokasi mengenai perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; f) hak mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; g) hak diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; h) hak mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; i) hak-hak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya.
  • 12. PERTANYAANNYA, sudahkah masyarakat secara umum dan perempuan khususnya memahami hak-hak tersebut? Sejauh mana perempuan diberdayakan dalam menegakkan hak-hak itu? Eksistensi manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial, kurang mempunyai arti manakala hak asasinya hanya sebatas pada pengekspresian hak-hak dalam bidang politik dan keamanan. Manusia butuh makan dan minum, perlu sehat, berhak menikmati kesejahteraan, dan hak-hak lain dalam bidang ekonomi. Semua hak asasi manusia dalam bidang ekonomi ini ikut menentukan dalam mewujudkan keutuhan manusia secara umum dan perempuan secara khusus sebagai makhluk yang memiliki harkat dan martabat. Di mana pun dan dalam keadaan apa pun, hak-hak konsumen guna pemberdayaan perempuan sebagai bagian tak terpisahkan dari hak asasi manusia harus tetap dihormati dan dijunjung tinggi. BAB. III KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA