SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA
1. MELAKUKAN ANC (K1-3)
Judul Laporan
Kegiatan
Identitas
Pasien
Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan
PEMERIKSAAN
ANC (K1) PADA
PRIMIGRAVIDA
(G1P0A0 uk 11
Minggu)
14/6/22
Ny. H / 32
tahun
BB : 42 Kg
TB : 145 cm
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care
(ANC) merupakan asuhan yang diberikan saat
hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting
untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi
secara dini serta ditangani secara memadai.
Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau
mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi
obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan
ibu atau janinnya.
Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga
kesehatan, secara professional akan
memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu
hamil merasa pas atas pelayanan yang
diberikan. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang merasa pus atas
pelayanan di suatu tempat, seperti pengalaman
bidan selama proses pemeriksaan, fasilitas yang
lengkap, kemudahan lokasi yang mudah
dijangkau, tarif yang kompetitif, kecepatan
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif
sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama.
PELAKSANAAN
- Anamnesis:
Pasien usia 32 tahun datang dengan keluhan terlambat
haid sudah 2 bulan lebih disertai mual dan muntah
terutama dipagi hari, selama ini haid pasien teratur
dengan siklus 28-30 hari. Hari pertama haid terakhir
pasien adalah 25 Maret 2022. Keluhan lain tidak ada.
BAB biasa, BAK Baik.
Riwayat Penyakit lain tidak ada.
- Pemeriksaan Fisik:
KU: Baik
TB: 145cm
BB: 42kg
LiLA: 20,5 cm
TD: 110/70mmHg
dalam melakukan pemeriksaan, keramahan
bidan dalam pelayanan ANC, dan persalinan.
Dengan diadakannya ANC Terpadu diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan
balita, meningkatkan status gizi masyarakat
serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular.
N: 80x/menit
P: 20x/menit
S: 36,7C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam,
tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex
cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-),
serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1
tidak hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis
teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis
dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : Peristaltik kesan normal.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan
Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Obstetri:
TFU: tidak teraba
Nyeri Tekan/Massa Tekan uterus: -/-
Fluxus: -
- Pemeriksaan Penunjang:
Plano Test: Positif (+)
Tes HIV: NR
Tes Sifilis: NR
Tes HbsAg : NR
Hb : 15,7 mg/dl
- Diagnosis:
G1P0A0 Usia Kehamilan 11 Minggu
- Tatalaksana:
Imunisasi TT
Tablet Tambah Darah Kombinasi (Ferrous Fumarat 60mg
+ Asam Folat 0,4mg) 1x1
KIE:
Kontrol Kembali pada trimester ke II
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas
normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia
harus lebih dijaga karena selama kehamilan
terjadi peningkatan sekret vagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat
tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu
dengan tenaga kesehatan.
5) Hentikan dan hindari perokok atau peminum
PEMERIKSAAN
ANC (K2) PADA
PASIEN
G4P3A0 uk 21
Minggu
13/6/22
Ny. N / 36
tahun
BB : 55 Kg
TB : 154 cm
Antenatal care adalah cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal. Pelayanan antenatal atau yang sering
disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang di berikan oleh tenaga
profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter
umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu
hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan
asuhan antenatal.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil, hingga mampu menghadapi persalinan,
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali
mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan
obstetrik yang berbeda - beda dalam rentang yang cukup
luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur.
Pada trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan
1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu.
PELAKSANAAN
- Anamnesis:
Pasien usia 36 tahun datang untuk kontrol kehamilan.
Pasien saat ini mengeluhkan nyeri punggung bawah sejak
2 hari lalu. Keluhan lainnya disangkal. Saat ini, pasien
hamil anak ke 4. Pasien tidak ada Riwayat penyakit
terdahulu, maupun pada kehamilan sebelumnya.
Riwayat Suntik TT 1x di Puskesmas. Pasien rutin
mengkonsumsi Tablet tambah Darah Kombinasi sampai
usia kehamilan 12 minggu. Makan dan minum pasien
baik. BAB dan BAK baik.
Riwayat ANC 1x di Puskesmas
Riwayat USG belum pernah
kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada
setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau
komplikasi.
Riwayat KB ada yaitu suntik 3 bulan, dan berhenti 5
bulan yang lalu karena ingin program hamil
Riwayat obstetri:
I 2013/Laki-laki/2500gr/PPN/Aterm/Bidan/Sehat
II 2015/ Perempuan/3200gr/PPN/Aterm/Bidan/Sehat
III 2017/Laki-laki/3000gr/PPN/Aterm/Bidan/Sehat
- Pemeriksaan Fisik:
KU: Baik
TB: 154cm
BB: 55kg
LiLA: 23 cm
TD: 110/70mmHg
N: 80x/menit
P: 20x/menit
S: 36,7C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam,
tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex
cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-),
serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1
tidak hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis
teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis
dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan normal.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan
Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Obstetri:
TFU: 21cm (Tepat di Umbilkus)
DJJ: 144x/menit
Massa Tekan/Nyeri Tekan Fundus: -/-
Fluksus: -
- Pemeriksaan Penunjang:
Protein Urin: Negatif
GDS: 110mg/dl
Tes Sifilis: NR
Tes HIV: NR
Tes HbsAg : NR
- Diagnosis:
G4P3A0 Usia Kehamilan 21 Minggu
- Tatalaksana:
KIE untuk USG Kontrol di RS
Rutin cek Tekanan Darah dan Gula Darah di Posyandu
PEMERIKSAAN
ANC (K1) PADA
G2P0A1 UK 8
MINGGU
20/6/22
Ny. G / 27
tahun
BB : 45 Kg
TB : 149 cm
Ilmu kebidanan atau obstetri merupakan
bagian ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari segala yang bersangkutan dengan
kehamilan dan lahirnya bayi. Dalam sejarahnya,
ilmu obstetri mulai dikenal sebagai salah satu
cabang dari ilmu kedokteran pada abad ke-16 di
Prancis, dimana para ahli bedah memberi banyak
perhatian terhadap penelitian mengenai
kesulitan-kesulitan dalam persalinan yang perlu
tindakan dengan jalan pembedahan, yang
membawa ilmu kedokteran mengenal
pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi
alat-alat kandungan, dan keadaan patologi dalam
ilmu persalinan dan kebidanan.
Objek yang ada dari ilmu ini yaitu
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif
sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan
sedini mungkin pada trimester pertama.
PELAKSANAAN
- Anamnesis:
Pasien usia 27 tahun datang dengan keluhan
terlambat haid sudah 2 bulan disertai mual dan
muntah terutama dipagi hari, selama ini haid pasien
teratur dengan siklus 28 hari. Hari pertama haid
terakhir pasien adalah 23 April 2022. dan sedang
program untuk hamil. Keluhan lain tidak ada. BAB
biasa, BAK Baik.
Riwayat Penyakit lain tidak ada.
Riwayat KB ada yaitu KB suntuk 3 bulan
Riwayat kehamilan sebelumnya:
I 2019/abortus
- Pemeriksaan Fisik:
KU: Baik
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru
dilahirkan. Dewasa ini, Ilmu kebidanan atau
obstetri menjadi dasar usaha-usaha untuk
menjamin agar setiap ibu hamil dapat
memelihara kesehatannya sehingga diharapkan
dapat melahirkan bayi yang sehat tanpa
gangguan apapun dan dapat merawat bayinya
dengan baik. Usaha-usaha ini senantiasa
diwujudkan dengan penerapan Antenatal Care
(ANC) atau pemeriksaan Obstetri yang dilakukan
secara rutin oleh ibu selama hamil hingga
menjelang persalinan.
Antenatal Care (ANC) menjadi penting
karena tingginya angka Kematian maternal
maupun perinatal di dunia termasuk di
Indonesia. Menurut WHO kematian maternal
adalah kematian seorang wanita saat hamil atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan
oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk
mengakhiri kehamilan. Pada tahun 2018 angka
kematian maternal di dunia setiap harinya
sebanyak 830 ibu, khusus di Indonesia terjadi
TB: 149cm
BB: 45 kg
LiLA: 23,5 cm
TD: 110/80mmHg
N: 80x/menit
P: 20x/menit
S: 36,7C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata,
hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-,
reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret
(-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-
T1 tidak hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus
cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat
statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
rata-rata 38 kematian maternal setiap harinya.
Kematian perinatal setiap harinya adalah 7000
bayi diseluruh dunia, sedangkan di Indonesia
sebanyak 185 bayi perharinya.
Penyebab kematian maternal dan
perinatal belum berkurang hingga sekarang
diantaranya adalah ketersediaan tenaga
kesehatan yang kompeten masih kurang
sehingga faktor resiko yang dapat menjadi
penyulit dalam persalinan kadang terlambat
dideteksi dan ditangani, dan sistem rujukan yang
tidak efektif karena keterlambatan petugas
kesehatan maupun keluarga dalam mengambil
keputusan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal-hal
tersebut diatas pengetahuan mengenai
pemeriksaan obstetri oleh petugas kesehatan
khususnya dokter umum yang menjadi lini
pertama yang akan melakukan Antenatal Care
(ANC) di fasilitas pelayanan kesehatan primer
perlu untuk selalu ditingkatkan agar faktor resiko
pada ibu hamil dapat dideteksi dengan bak dan
cepat sehingga edukasi, tindakan, dan sistem
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan normal.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri
tekan Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Obstetri:
TFU: tidak teraba
Nyeri Tekan/Massa Tekan uterus: -/-
Fluxus: -
- Pemeriksaan Penunjang:
Plano Test: Positif (+)
Tes HIV: NR
Tes Sifilis: NR
Tes HbsAg : NR
- Diagnosis:
G2P0A1 Usia Kehamilan 8 Minggu
- Tatalaksana:
Imunisasi TT
Tablet Tambah Darah Kombinasi (Ferrous Fumarat
60mg + Asam Folat 0,4mg) 1x1
KIE:
Kontrol Kembali pada trimester ke II
rujukan yang efektif ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap dapat segera dilakukan.
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas
normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah
genitalia harus lebih dijaga karena selama
kehamilan terjadi peningkatan secret vagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi
dan serat tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan
dahulu dengan tenaga kesehatan.
5) Hentikan dan hindari perokok atau
peminum
PEMERIKSAAN
ANC (K3) PADA
G4P3A0 UK 35
MINGGU
18/6/22
Ny. K / 27
tahun
BB : 77 Kg
TB : 153 cm
Antenatal care adalah cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal. Pelayanan antenatal atau yang sering
disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang di berikan oleh tenaga
profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter
umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu
hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan
asuhan antenatal.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
adalah pemeriksaan kehamilan untuk
K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester III (Usia kehamilan 28-36
minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah
melewati K1 dan K2
PELAKSANAAN
- Anamnesis
Pasien G4P3A0 datang ingin mengontrol kehamilannya.
HPHT: 18/10/2021. Riwayat asma (-), riwayat HT (-),
riwayat DM (-), riwayat alergi (-),riwayat operasi (-).
Riwayat ANC (+) 3x di bidan dan puskesmas. Riwayat
imunisasi TT (+) 2x..
Riwayat Kehamilan
I 2014/Laki-laki/2900gr/Aterm/Bidan/Sehat
II 2017/Perempuan/2600gr/Aterm/Bidan/Sehat
III 2019/Perempuan/3000gr/Aterm/Bidan/Sehat
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil, hingga mampu menghadapi persalinan,
kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine
serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Baik
TB: 153cm
BB: 77kg
LiLA: 26 cm
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam,
tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex
cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-),
serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak
hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis
teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis
dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan normal.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri
tekan Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Luar
•TFU : 36 cm
•LP : 86 cm
•TBJ : 3096 gram
•HIS : Tidak ada
•DJJ : 155x/i , kesan regular
•Situs : memanjang
•Punggung : kiri
•Bag.Bawah : Kepala
•Perlimaan : 5/5
•Janin : Kesan tunggal
Pemeriksaan Dalam
•tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang:
HB: 12 mg/dl
Tes HIV : NR
Tes Sifilis: NR
Tes HbsAg : NR
- Diagnosis:
G4P3A0 Usia Kehamilan 35 Minggu
- Tatalaksana:
KIE untuk USG Kontrol di RS
Jika ada keluhan, tanda-tanda inpartu segera ke IGD
PEMERIKSAAN
ANC (K3) PADA
G2P0A1 USIA
KEHAMILAN
36 MINGGU
Ny. L, Usia:
29 tahun,
TB: 161cm,
BB: 61kg
HPHT:
02/09/2022
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care
(ANC) merupakan asuhan yang diberikan saat
hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting
untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi
K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester III (Usia kehamilan 28-36
minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah
melewati K1 dan K2
12/5/22 secara dini serta ditangani secara memadai.
Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau
mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi
obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan
ibu atau janinnya.
Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga
kesehatan, secara professional akan
memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu
hamil merasa pas atas pelayanan yang
diberikan. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang merasa pus atas
pelayanan di suatu tempat, seperti pengalaman
bidan selama proses pemeriksaan, fasilitas yang
lengkap, kemudahan lokasi yang mudah
dijangkau, tarif yang kompetitif, kecepatan
dalam melakukan pemeriksaan, keramahan
bidan dalam pelayanan ANC, dan persalinan.
Dengan diadakannya ANC Terpadu diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan
balita, meningkatkan status gizi masyarakat
serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular.
PELAKSANAAN
- Anamnesis
Pasien G2P0A1 datang ingin mengontrol kehamilannya.
HPHT: 02/09/2021. Riwayat asma (-), riwayat HT (-),
riwayat DM (-), riwayat alergi (-),riwayat operasi (-).
Riwayat ANC (+) 3x di bidan dan puskesmas. Riwayat
imunisasi TT (+) 2x..
Riwayat Obstetri:
I 2020/Abortus
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Baik
TB: 161cm
BB: 61kg
LiLA: 25 cm
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 708x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,56°C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam,
tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex
cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-),
serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak
hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis
teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis
dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan meningkat.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri
tekan Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Luar
•TFU : 36,5 cm
•LP : 75 cm
•TBJ : 2737,5 gram
•HIS : Tidak ada
•DJJ : 145x/i , kesan regular
•Situs : memanjang
•Punggung : kiri
•Bag.Bawah : Kepala
•Perlimaan : 5/5
•Janin : Kesan tunggal
Pemeriksaan Dalam
•tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang :
HB: 12 mg/dl
Tes HIV : NR
Tes Sifilis : NR
Tes HbsAg : NR
- Diagnosis:
G2P0A1 Usia Kehamilan 36 Minggu
- Tatalaksana:
KIE untuk USG Kontrol di RS
Jika ada keluhan, tanda-tanda inpartu segera ke IGD
KB
Judul Laporan
Kegiatan
Identitas
Pasien
Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan
KONSELING DAN
PEMASANGAN
KB IUD
11/6/2022
Ny. A, Usia:
30 tahun,
TB: 157cm,
BB: 59kg
P4A0
AKSEPTOR
KB IUD
Pelayanan dan informasi keluarga
berencana merupakan suatu intervensi kunci
dalam upaya meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta
merupakan hak asasi manusia.
Indonesia merupakan negara yang
dilihat dari jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia, dengan laju
pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi
tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam
hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas
agar dapat mengurangi beban pembangunan
demi terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau
dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices,
disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen
dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di
dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun
dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan
untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan
mencegah pertemuan sperma dengan sel telur
TUJUAN
A. Tujuan umum :
Memberikan pelayanan pemasangan
kontrasepsi IUD
B. Tujuan khusus :
Mengatur jarak anak / menjarangkan
kelahiran.
Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU
No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan
peningkatan kesejahteraan keluarga guna
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Paradigma baru Program Keluarga
Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk
mewujudkan keluarga berkualitastahun 2015.
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,
bertanggung jawab, dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan visi dan misi tersebut,
Program Keluarga Berencana Nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya
meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pemasangan KB IUD pada PUS
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Anamnese
2. Melakukan konseling.
3. Melakukan pemeriksaan fisik.
4. Melakukan pemasangan IUD
5. Memberitahu kapan harus kembali.
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan & pus
pasca keguguran
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KB
Waktu dan Lokasi
 Tempat Pelaksanaan : Poli KIA
Puskesmas Pangkajene
 Waktu Pelaksanaan : 11 Juni
2022
 Sasaran : Ny. A
Program Keluarga Berencana Nasional tersebut
dapat dilihat pada pelaksanaan Program
Making Pregnancy Safer. Salah satu pesan kunci
dalam rencana strategi nasional Making
Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010
adalah bahwa setiap kehamilan harus
merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk
mewujudkan pesan kunci tersebut Keluarga
Berencana merupakan upaya pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama.
Banyak perempuan mengalami
kesulitan dalam pemilihan menentukan jenis
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena
terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga
oleh ketidaktahuan mereka tentang
persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi
tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi
pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor
pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga
yang diinginkan, pengalaman dengan metode
kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status
kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga,
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. A dan suami, mereka
setuju untuk menggunakan kontrasepsi IUD, sehingga
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih
dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor aman untuk
dilakukan pemasangan IUD, dan kebetulan pasien
sedang menstruasi saat datang untuk menggunakan KB
sehingga dapat dipastikan bahwa pasien tidak hamil,
sehingga langsung dilakukan pemasangan IUD pada saat
itu juga. Adapun efek samping yang terjadi akseptor
merasa sedikit nyeri saat pemasangan, namun tidak
terjadi efek yang membahayakan akseptor. Setelah
dilakukan pemasangan, akseptor diedukasi tentang
bagaimana melakukan pengecekan posisi IUD, dan
dianjurkan kontrol jika ada keluhan.
pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor
metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping,
biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan,
kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan
dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga
akan mempengaruhi keberhasilan program KB.
Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat
kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas
yang berbeda-beda.
Telah terjadi perkembangan yang
berarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya
transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi
rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert
ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel.
Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan
lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang
lebih aman dan efektif. Salah satu alat
kontrasepsi yang akan dibahas pada makalah ini
adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi
dalam rahim).
KONSELING DAN
PEMASANGAN
KB IMPLAN
Ny. ALS,
Usia: 20
tahun, TB:
Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Implant
adalah suatu alat kontrasepsi yang
Kontrasepsi implant adalah batang silastik lembut untuk
pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan
dengan jalan pembedahan minor untuk insersi
(pemasangan) dan pencabutan. Pemakaian kontrasepsi
6/4/2022
155cm, BB:
60kg
P2A0
AKSEPTOR
KB IMPLAN
mengandung levonogestrel yang dibungkus
dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane)
dan di susukkan dibawah kulit. Implant adalah
metode kontrasepsi yang hanya mengandung
progestin dengan masa kerja panjang, dosis
rendah, reversible untuk Wanita.
Kontrasepsi implant adalah batang silastik
lembut untuk pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan
pembedahan minor untuk insersi
(pemasangan) dan pencabutan
Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi
berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis
progestin (progestin sintetik) yang dipasang
dibawah kulit.
Kontrasepsi implant disebut alat kontrasepsi
bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit
pada lengan atas, alat kontrasepsi ini
disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah
dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau
pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Kontrasepsi implan
implant dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi
ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Tujuan
1. Tujuan umum :
Sebagai pedoman petugas dalam
pemasangan Implan secara tepat dan
benar.
2. Tujuan khusus :
Mengatur jarak anak / menjarangkan
kelahiran.
KEGIATAN
Pemasangan KB implant pada Pasangan Usia
Subur ( PUS )
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Memanggil pasien
2. Memasukkan kedalam regester
3. Melakukan anamesa
4. Melakukan konseling tentang kontrasepsi
implant
dipasang seperti kipas dengan enam buah
kapsul atau tergantung jenis Kontrasepsi
implan yang akan dipakai. Di dalamnya berisi
zat aktif berupa hormon. kontrasepsi implant
tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit
demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan
menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian kontrasepsi implant dapat diganti
setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi
ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil
lagi.
5. Mengisi inform consent
6. Melakukan pemasangan sesuai prosedur
7. Anjurkan pasien untuk kontrol 7 hari setelah
pemasangan/ bila ada keluhan
8. Penulisan resep, catat dalam kartu status,
masukkan dalam buku register KB
SASARAN
Pasangan Usia Subur ( PUS ) yang ingin
menjarangkan kehamilan & PUS pasca keguguran
(dalam hal ini Ny. ALS
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
6 April 2022
Di Poli KIA Puskesmas Pangkajene
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny.ALS dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi
Implan, sehingga dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan
kondisi akseptor aman untuk dilakukan
pemasangan Implan, dan kebetulan pasien baru
melahirkan 1 hari yang lalu sehingga dapat
dipastikan bahwa pasien tidak hamil, sehingga
langsung dilakukan pemasangan Implan pada saat
itu juga. Adapun efek samping yang terjadi
akseptor merasa sedikit nyeri saat pemasangan,
namun tidak terjadi efek yang membahayakan
akseptor. Setelah dilakukan pemasangan,
akseptor diedukasi tentang bagaimana melakukan
pengecekan posisi Implan, dan dianjurkan kontrol
jika ada keluhan.
KONSELING
PENGGUNAAN
KB SUNTIK
UNTUK
MENJARANGKAN
KEHAMILAN
16/5/2022
Ny. S, Usia:
25 tahun,
TB: 159cm,
BB: 51kg
P1A0
AKSEPTOR
KB SUNTIK
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel
sperma.Di Indonesia sejak zaman dulu telah
dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga
berencana modren mulai dikenal pada tahun
1953. Pada waktu itu sekelompok ahli
Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang
disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu,
kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap
sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk
mencegah timbulnya kehamilan.
TUJUAN
Tujuan umum :
Memberikan suntikan obat KB pada klien .
Tujuan khusus :
Mengatur jarak anak / menjarangkan kelahiran.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat
telah mulai membantu masyarakat
memecahkan masalah-masalah pertumbuhan
penduduk.
Secara ringkas, inovasi teknologi
kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana
seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan
akhirnya cara yang sangat mantap yaitu
kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi
dan vasektomi.Misi Program KB Nasional salah
satunya adalah meningkatkan kualitas
pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Hasil
studi pendahuluan di BPS ANISA Jakarta
terhadap 10 akseptor KB suntik, dimana 6
akseptor (60%) diantaranya tidak mengetahui
tentang KB suntik, dan 4 (40%) diantaranya
mengetahui tentang KB suntik. Ketepatan
waktu suntik kembali sangat penting bagi
akseptor KB suntik tersebut karena bila tidak
tepat untuk suntik kembali maka dapat
menyebabkan kehamilan.
Pengertian Keluarga Berencana (KB)
menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya
Pemberian suntikan pada PUS yang ikut KB
suntik
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1.Anamnese
2.Melakukan konseling.
3.Melakukan pemeriksaan fisik.
4.Melakukan penyuntikan
5.Memberitahu kapan harus kembali.
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan & pus
pasca keguguran
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KB
Waktu dan Lokasi
 Tempat Pelaksanaan : Poli KIA
Puskesmas Pangkajene
 Waktu Pelaksanaan : 16 Mei
2022
 Sasaran : Ny. S
peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Program KB secara Nasional berkaitan erat
dengan program Nasional di bidang kesehatan,
karena program KB Nasional bersifat
mendukung dan mempunyai sasaran serupa
dengan program kesehatan. Program Keluarga
Berencana Nasional memberikan arahan
kebijakan untuk meningkatkan kualitas
penduduk melalui pegendalian kelahiran,
memperkecil angka kematian dan peningkatan
kualitas program KB.
Program Keluarga Berencana (KB) salah
satunya KB suntik pada dasarnya kurang
berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan,
pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, sikap,
jumlah anak, dukungan suami.
Salah satu yang mempengaruhi kurangnya
kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. S dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi
Suntik, dan sebelum ini, Ny. S memang telah
menggunakan KB suntik 3 bulan untuk
menjarangkan kehamilan, Ny. S telah
menggunakan KB suntik selama kurang lebih 1
tahun. Setelah pasien tandatangan inform
concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi
akseptor aman untuk dilakukan penyuntikan KB
3 bulan, maka dilakukan penyuntikan. Adapun
efek samping yang terjadi akseptor merasa
sedikit nyeri saat penyuntikan, namun tidak
terjadi efek yang membahayakan akseptor.
tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor
pendukung lainnya, dimana sikap yang positif
tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik,
demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang
maka kepatuhan menjalani program KB suntik
juga akan berkurang.
KONSELING
PENGGUNAAN
KB SUNTIK
UNTUK
MENJARANGKAN
KEHAMILAN
22/5/2022
Ny. D, Usia:
27 tahun,
TB: 160cm,
BB: 54kg
P2A0
AKSEPTOR
KB SUNTIK
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel
sperma.Di Indonesia sejak zaman dulu telah
dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga
berencana modren mulai dikenal pada tahun
1953. Pada waktu itu sekelompok ahli
kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat
telah mulai membantu masyarakat
Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang
disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu,
kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap
sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk
mencegah timbulnya kehamilan.
TUJUAN
Tujuan umum :
Memberikan suntikan obat KB pada klien .
Tujuan khusus :
Mengatur jarak anak / menjarangkan kelahiran.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pemberian suntikan pada PUS yang ikut KB
suntik
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
memecahkan masalah-masalah pertumbuhan
penduduk.
Secara ringkas, inovasi teknologi
kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana
seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan
akhirnya cara yang sangat mantap yaitu
kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi
dan vasektomi.Misi Program KB Nasional salah
satunya adalah meningkatkan kualitas
pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Hasil
studi pendahuluan di BPS ANISA Jakarta
terhadap 10 akseptor KB suntik, dimana 6
akseptor (60%) diantaranya tidak mengetahui
tentang KB suntik, dan 4 (40%) diantaranya
mengetahui tentang KB suntik. Ketepatan
waktu suntik kembali sangat penting bagi
akseptor KB suntik tersebut karena bila tidak
tepat untuk suntik kembali maka dapat
menyebabkan kehamilan.
Pengertian Keluarga Berencana (KB)
menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia
1.Anamnese
2.Melakukan konseling.
3.Melakukan pemeriksaan fisik.
4.Melakukan penyuntikan
5.Memberitahu kapan harus kembali.
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan & pus
pasca keguguran
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KB
Waktu dan Lokasi
 Tempat Pelaksanaan : Poli KIA
Puskesmas Pangkajene
 Waktu Pelaksanaan : 22 Mei
2022
 Sasaran : Ny. D
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. D dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi
Suntik, dan sebelum ini, Ny. D memang telah
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Program KB secara Nasional berkaitan erat
dengan program Nasional di bidang kesehatan,
karena program KB Nasional bersifat
mendukung dan mempunyai sasaran serupa
dengan program kesehatan. Program Keluarga
Berencana Nasional memberikan arahan
kebijakan untuk meningkatkan kualitas
penduduk melalui pegendalian kelahiran,
memperkecil angka kematian dan peningkatan
kualitas program KB.
Program Keluarga Berencana (KB) salah
satunya KB suntik pada dasarnya kurang
berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan,
pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, sikap,
jumlah anak, dukungan suami.
Salah satu yang mempengaruhi kurangnya
kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya
tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor
pendukung lainnya, dimana sikap yang positif
menggunakan KB suntik 3 bulan untuk
menjarangkan kehamilan, Ny. D telah
menggunakan KB suntik selama kurang lebih 6
bulan. Setelah pasien tandatangan inform
concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi
akseptor aman untuk dilakukan penyuntikan KB
3 bulan, maka dilakukan penyuntikan. Adapun
efek samping yang terjadi akseptor merasa
sedikit nyeri saat penyuntikan, namun tidak
terjadi efek yang membahayakan akseptor.
tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik,
demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang
maka kepatuhan menjalani program KB suntik
juga akan berkurang.
KONSELING
PENGGUNAAN
KB PIL UNTUK
MENJARANGKAN
KEHAMILAN
17/6/2022
Ny. B, Usia:
25 tahun,
TB: 157cm,
BB: 59kg
P1A0
AKSEPTOR
KB PIL
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan, upaya itu bisa bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen.
Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variabel yang mempengaruhi fertilitas.
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah
terjadinya konsepsi dengan menggunakan alat
atau obat-obatan. Keluarga berencana adalah
suatu usaha menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi. Kontrasepsi adalah menghindari /
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang
ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : dapat
dipercaya, tidak ada efek yang mengganggu
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang
berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi
gabungan hormone estrogen dan progesterone atau
yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja.
Pil kb adalah tablet yang berisi hormone ekstrogen dan
progesterone yang berbeda-beda pula jenis dan
takarannya.
Pil kb merupakan kontrasepsi hormonal yang terdiri
atas kombinasi ekstrogen dan progesterone atau hanya
berisi progestin saja. Hormone seks ini dapat menekan
produksi gonadotropin sehingga menghambat ovulasi.
Hormone komsumsi peroral ini juga bisa menjadi pilihan
kontasepsi pasca koitus dalam kondisi darurat.
TUJUAN
Tujuan umum :
Memberikan acuan pada pemberian kontrasepsi Pil KB
pada klien
Tujuan Khusus :
kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut
kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan
sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan
motivasi terus menerus, mudah
pelaksanaannya, murah harganya sehingga
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat, dapat diterima penggunannya oeh
pasangan yang bersangkutan.
Kontrasepsi hormonal merupakan
kontrasepsi yang paling banyak digunakan
wanita di negara-negara maju. Para wanita
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
Kecenderungan peningkatan pasangan
menikah usia subur akan berdampak pada
peningkatan angka kelahiran dan kepadatan
penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan
mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan
kualitas hidup suatu keluarga, sehingga akan
bertolak belakang dengan program pemerintah
yaitu mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera. Tata laksana untuk mengatasi
permasalahan tersebut sangat diperlukan,
termasuk dalam penggunaan kontrasepsi
Mengatur jarak kelahiran anak/ menjarangkan kelahiran
/menunda kehamilan
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pemberian Pil KB pada pasangan usia subur (PUS) yang
ikut KB PIL
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Memanggil pasien
2. Memasukan data pasien ke dalam regester
3. Melakukan Anamnesa
4. Melakukan konseling tentang kontrasepsi Pil
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan dan PUS pasca
keguguran
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PRORAM KB
Waktu dan lokasi
 Tempat pelaksanaan : Poli KIA Puskesmas Pangkajene
 Waktu pelaksanaan : 17 Juni 2022
 Sasaran : Ny. B
hormonal baik berupa estrogen saja maupun
kombinasi estrogen dan progesterone.
Akhir-akhir ini banyak wanita menggunakan
kontrasepsi hormonal kombinasi estrogen dan
progesteron karena pemberian estrogen saja
dapat meningkatkan resiko terjadinya
hyperplasia bahkan karsinoma endometrium,
sedangkan progesterone digunakan sebagai
tambahan untuk mengurangi resiko tersebut.
Dua jenis pil kontrasepsi oral yang tersedia
di pasar, kontrasepsi oral kombinasi yang
mengandung estrogen dan progesteron dan
progestin yang hanya berisi hanya progesteron.
Estrogen di sebagian besar kontrasepsi oral
kombinasi adalah senyawa yang sama, etinil
estradiol, bervariasi 20-50 mikrogram (mcg). Pil
yang diresepkan oleh penyedia Pelayanan
Kesehatan di Brown umumnya memiliki
estrogen 35 mcg atau kurang. Progestin
merupakan komponen kedua kontrasepsi oral
kombinasi ini. Perusahaan farmasitelah
menciptakan sejumlah progestin yang berbeda
dengan kualitas yang sedikit berbeda, yang
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. B dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi pil, dan
sebelum ini, Ny. B memang telah menggunakan KB
suntik pil untuk menjarangkan kehamilan, Ny. B telah
menggunakan KB suntik selama kurang lebih 3 bulan.
Setelah pasien tandatangan inform concent, dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat
dipastikan kondisi akseptor aman untuk menggunakan
pil KB kombinasi, maka pasien diberi Paket Pil KB
Kombinasi untuk 1 bulan.
KONSELING
PENGGUNAAN
KB PIL UNTUK
MENUNDA
KEHAMILAN
2/7/2022
Ny. Y, Usia:
23 tahun,
TB: 154cm,
BB: 55kg
P0A0
AKSEPTOR
KB PIL
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang
berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi
gabungan hormone estrogen dan progesterone atau
yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja.
Pil kb adalah tablet yang berisi hormone ekstrogen dan
progesterone yang berbeda-beda pula jenis dan
takarannya.
Pil kb merupakan kontrasepsi hormonal yang terdiri
atas kombinasi ekstrogen dan progesterone atau hanya
berisi progestin saja. Hormone seks ini dapat menekan
produksi gonadotropin sehingga menghambat ovulasi.
telah memungkinkan berbagai kontrasepsi oral
kombinasi yang tersedia.
Mayoritas kontrasepsi oral kombinasi berisi
21 pil aktif ; tujuh pil pertama menghambat
ovulasi dan sisanya 14 pil mempertahankan
anovulasi. Biasanya wanita pengguna pil ini
mempunyai tujuh hari bebas pil atau meminum
tujuh tablet plasebo sebelum memulai paket pil
berikutnya. Dalam rentang waktu ini
kebanyakan wanita tersebut akan mengalami
perdarahan withdrawal.
Hormone komsumsi peroral ini juga bisa menjadi pilihan
kontasepsi pasca koitus dalam kondisi darurat.
TUJUAN
Tujuan umum :
Memberikan acuan pada pemberian kontrasepsi Pil KB
pada klien
Tujuan Khusus :
Mengatur jarak kelahiran anak/ menjarangkan kelahiran
/menunda kehamilan
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pemberian Pil KB pada pasangan usia subur (PUS) yang
ikut KB PIL
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
5. Memanggil pasien
6. Memasukan data pasien ke dalam regester
7. Melakukan Anamnesa
8. Melakukan konseling tentang kontrasepsi Pil
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan dan PUS pasca
keguguran
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PRORAM KB
Waktu dan lokasi
 Tempat pelaksanaan : Poli KIA Puskesmas Pangkajene
 Waktu pelaksanaan : 2 Juli 2022
 Sasaran : Ny. Y
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. Y dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi pil
untuk menunda kehamilan. Setelah pasien tandatangan
inform concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor
aman untuk menggunakan pil KB kombinasi, maka
pasien diberi Paket Pil KB Kombinasi untuk 1 bulan.
IMD DAN ASI EKSKLUSIF
Judul Laporan
Kegiatan
Identitas
Pasien
Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan
KONSELING
PENTINGNYA ASI
EKSKLUSIF
UNTUK
Ny. N / 31
tahun
BB : 79,7 Kg
Kesehatan merupakan investasi dalam
mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya
Permasalahan:
Rendahnya pengetahuan mengenai pentingya
pemberian ASI pada bayi dan bagaimana menyusui yang
benar salah satunya menjadi penyebab rendahnya
MENINGKATKAN
IMUNITAS ANAK
13/5/22
TB : 160 cm
P4A0
PPH 0
penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai
suatuinvestasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Salah satu tujuan dari
Millenium Development Goals (MDGs)
kesehatan yaitu menurunkan kematian anak.
Berdasarkan laporan Plan Of Action Puskesmas
Rambipuji 2014, didapatkan angka kematian
bayi pada tahun 2012 sejumlah 5 bayi
sedangkan pada tahun 2013 jumlahnya
meningkat menjadi 7 bayi atau sekitar 30%.
Kematian pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Rambipuji yang meningkat ini disebabkan oleh
banyak faktor antara lain kurangnya
penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil, serta
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
asupan gizi yang baik dan kepatuhan ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilan.
Sebagaimana diketahui bahwa salah
satu masalah gizi yang paling utama pada saat
ini di Indonesia adalah kurang kalori dan
protein, hal ini banyak ditemukan pada bayi dan
anak yang masih kecil. Keadaan juga diperparah
angka pemberian ASI pada bayi di Indonesia. Bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 15,3
persen. Rendahnya pemberian ASI bisa jadi ancaman
serius bagi tumbuh kembang anak yang akan
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di
Indonesia di masa mendatang.
Perencanaan &Pemilihan Intervensi:
Pemberian pengetahuan dengan upaya untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai
pemberian ASI eksklusif. Dijelaskan cara menyusui yang
benar dan bagaimana meningkatkan produksi ASI.
Pelaksanaan:
Konseling diberikan kepada ibu hamil dalam hal ini Ny.N
dan suami serta keluarga yang hadir di ruang Bersalin
Puskesmas Pangkajene agar bayi yang baru saja
dilahirkan dapat memperoleh gizi penuh dari ASI
ibunya.
Monitoring Evaluasi:
Respon Ny. N dan keluarga sangat baik dan antusias
untuk menerapkan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi
nya yang baru lahir. Pengetahuan Ny. N dan keluarga
akan manfaat pemberian ASI eksklusif, tata cara
karena anak dan bayi merupakan golongan
rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi
selain disebabkan makanan yang kurang, Air
Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu
formula dengan cara dan jumlah yang tidak
memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya
perubahan sosial dan budaya yang negatif
dipandang dari segi gizi.Pertumbuhan dan
perkembangan bayi sebagian besar ditentukan
oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi
dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam
ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain
dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan
sampai usia sekitar enam bulan. Setelah itu, ASI
hanya berfungsi sebagai sumber protein,
vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang
telah mendapat makanan tambahan yang
berupa beras.
Dalam pembangunan bangsa,
peningkatan kualitas manusia harus dimulai
sedini mungkin, yaitu sejak masih bayi, salah
satu faktor yang memegang peranan penting
menyusui yang benar, maupun cara meningkatkan
produksi ASI meningkat setelah diberikan konseling.
dalam peningkatan kualitas manusia adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan
penting dalam pemeliharaan anak dan
persiapan generasi penerus di masa depan.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap
peningkatan penggunaan ASI termasik ASI
EKSKLUSIF telah memadai, hal ini terbukti
dengan telah dicanangkannya Gerakan
Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu
(GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu
tanggal 22 Desember 1990 yang bertemakan
"Dengan ASI, kaum ibu mempelopori
peningkatan kualitas manusia Indonesia".
Dalam pidatonya presiden menyatakan juga
bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus
diberikan sampai bayi berusia enam bulan.
Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain
ini disebut dengan menyusui secara ekslusif.
Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan
pendamping ASI kemudian pemberian ASI di
teruskan sampai anak berusia dua tahun.
ASI merupakan makanan yang bergizi
sehingga tidak memerlukan tambahan
komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna
oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan
80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata
mampu menghasilkan air susu dalam jumlah
yang cukup untuk keperluan bayinya secara
penuh tanpa makanan tambahan selama enam
bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang
baik pun sering dapat menghasilkan ASI cukup
tanpa makanan tambahan selama tiga bulan
pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi
bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-
akhir ini sangat disayangkan banyak diantara
ibu-ibu menyusui melupakan manfaat
menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi
terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal
hanya sedikit bayi yang sebenarnya
menggunakan susu formula. Kalau hal yang
demikian terus berlangsung, tentunya hal ini
merupakan ancaman yang serius terhadap
upaya pelestarian dari peningkatan
penggunaan ASI.
Menurut hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003,
didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif
pada bayi di bawah usia dua bulan hanya
mencakup 64% dari total bayi yang ada.
Persentase tersebut menurun seiring dengan
bertambahnya usia bayi yakni, 46% pada bayi
usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bulan.
Fakta yang memprihatinkan lagi bahwa 13%
bayi di bawah dua bulan telah diberi susu
formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan
telah diberi makanan tambahan.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-
ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI
secara eksklusif kepada bayinya, antara lain
adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi
dalam menghisap, keadaan puting susu ibu
yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan
untuk disebut modern dan pengaruh
iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah
pentingnya adalah anggapan bahwa semua
orang sudah memiliki pengetahuan tentang
manfaat ASI.
KONSELING
PENTINGNYA
INISIASI
MENYUSUI DINI
(IMD) SEGERA
SETELAH
MELAHIRKAN
14/5/2022
Ny. R / 39
tahun
TB: 155
BB : 60 Kg
G4P3A0
Gravid 38-
40 minggu
Inpartu Kala
1 Fase Laten
Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI
kepada bayi baru lahir, bayi tidak boleh
dibersihkan terlebih dahulu dan tidak
dipisahkan dari ibu. Pada inisiasi menyusu dini
ibu segera mendekap dan membiarkan
bayimenyusu dalam 1 jam pertama
kelahirannya . Peran MilleniumDevolepment
Goals(MDGs) dalam pencapaian Inisiasi
Menyusu Dini (IMD),yaitu Inisiasi Menyusu Dini
dapat meningkatkan keberhasilan ASI
eksklusifdan lama menyusui maka akan
membantu mengurangi kemiskinan,
membantumengurangi kelaparan karena ASI
dapat memenuhi kebutuhan makanan
bayisampai usia dua tahun, membantu
mengurangi angka kematian anak
balita.Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu
hal yang berpengaruh palingkuat terhadap
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
perkembangan anak.Penelitian menyatakan
Perencanaan &Pemilihan Intervensi:
Pemberian pengetahuan dengan upaya untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai
pentingnya melakukan IMD segera setelah bayi lahir.
Dijelaskan cara IMD yang benar beserta manfaat yang
dapat diberikan.
Pelaksanaan:
Konseling diberikan kepada ibu hamil dalam hal ini Ny.R
dan suami serta keluarga yang hadir di ruang Bersalin
Puskesmas Pangkajene agar bayi yang baru saja
dilahirkan dapat langsung dilakukan IMD sekaligus
meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk
pelaksanaannya setelah bayi dilahirkan.
Monitoring Evaluasi:
Respon Ny. R dan keluarga sangat baik dan antusias
untuk menerapkan IMD saat nanti bayinya telah lahir.
Pengetahuan Ny. N dan keluarga akan manfaat Inisiasi
Menyusui Dini segera setelah bayi lahir meningkat
setelah diberikan konseling.
bahwa inisiasi menyusu dini dalam 1 jam
pertamadapat mencegah 22% kematian bayi di
bawah umur 1 bulan di negaraberkembang
(APN, 2007). Pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif
bergantung padakeberhasilan inisiasi dalam
satu jam pertama. ASI Eksklusif selama 6
bulanpertama kehidupan, bersamaan dengan
pemberian makanan pendamping ASIdan
meneruskan ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun,
dapat mengurangisedikitnya 20% kematian
anak balita (Roesli, 2008).Pemberian ASI secara
dini tidak terlepas dari peran tenaga
kesehatankhususnya dokter dan bidan. Namun,
di Indonesia masih banyak tenagakesehatan
maupun pelayanan kesehatan (termasuk
Rumah Sakit) yang belummendukung
pemberian ASI secara dini dengan alasan
keadaan ibu masihlemah, masih banyak darah
dan lendir yang harus dibersihkan, takut
bayiterkena hipotermi, bahkan ada yang
mengatakan Inisiasi Menyusu Dinidengan
membiarkan bayi merangkak sendiri mencari
puting susu ibu adalahhal primitife yang
melecehkan bangsa Indonesia (padahal IMD
juga dilakukandi negara maju).
Angka kematian bayi baru lahir sebanyak
22% dalam satu bulanpertama dapat dicegah
apabila bayi menyusu pada ibu satu jam
pertama,sedangkan menyusu pada hari
pertama lahir dapat menekan angka
kematianbayi hingga 16% (Roesli, 2008). Proses
inisiasi menyusu dini menyebabkanbayi tidak
mengalamihipotermiatau kedinginan karena
dekapan ibu terhadapbayi dan suhu di dada ibu
akan naik 2oC (Roesli, 2008).Suatu hasil
penelitian di Ghana yang diterbitkan oleh jurnal
pediatriksmenunjukkan bahwa 16% kematian
bayi dapat dicegah melalui pemberianASI pada
bayi sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini
naik menjadi 22%jika pemberian ASI dimulai
dalam 1 jam pertama setelah kelahirannya. ASI
adalah asupan gizi yang terbaik untuk
melindungi dari infeksi pernafasan,diare, alergi,
sakit kulit, asma, obesitas juga membentuk
perkembanganintelegensia, rohani,
perkembangan emosional. Hasil telaah dari 42
negara menunjukkan bahwa ASI eksklusif
memiliki dampak terbesar terhadappenurunan
angka kematian balita, yaitu 13% dibanding
intervensi kesehatan masyarakat lainnya
(Roesli, 2008).Menyusui bayi di Indonesia
sudah menjadi budaya namun praktik
pemberian ASI masih jauh dari yang
diharapkan. Menurut Survei
DemografiKesehatan Indonesia 2007 hanya
10% bayi yang memperoleh ASI pada
haripertama, yang diberikan ASI kurang dari 2
bulan sebanyak 73%, yangdiberikan ASI 2
sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan
ASI 4 sampai 5bulan sebanyak 20% dan
menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan
sebanyak49% (WHO, 2007)Penyebab utama
rendahnya angka cakupan ASI ini
adalahkarenafaktor sosial budaya, kesadaran
akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatandan
petugas kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung serta gencarnyapromosi susu
(Depkes RI, 2003).Kesadaran akan pentingnya
ASI termasuk IMD dipengaruhi olehtingkat
pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi
menyusu dini yang rendahkarena dipengaruhi
oleh faktor pendidikan ibu yang rendah, tidak
adadorongan atau motivasi untuk mengetahui
perkembangan zaman, ketersediaaninformasi,
ketersediaan fasilitas kesehatan, pendapatan
perkapita yangmenyebabkan ibu melakukan
persalinan dengan dukun, dukungan dari orang
terdekat, dukungan dari tenaga kesehatan,
kebudayaan, dan adanya promosiI nsiasi
Menyusu Dini.

More Related Content

What's hot

10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
Joni Iswanto
 
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanModul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Uwes Chaeruman
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Joni Iswanto
 

What's hot (20)

Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
 
207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Panduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANISPanduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANIS
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Skabies
Skabies Skabies
Skabies
 
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanModul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviks
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 
Bedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavusBedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavus
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 

Similar to F3 BORANG UKM PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA dr. Imam.docx

Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Adeline Dlin
 
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptxPPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
EvaYulia23
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Adeline Dlin
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Operator Warnet Vast Raha
 
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
DiegoNelciano
 

Similar to F3 BORANG UKM PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA dr. Imam.docx (20)

Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
 
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
Induksi persalinan (pembimbing : dr. Arie Widayasa, spOG)
 
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptxPPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
 
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
 
Anc linda charlie
Anc linda charlieAnc linda charlie
Anc linda charlie
 
Anc linda charlie
Anc linda charlieAnc linda charlie
Anc linda charlie
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
CephaloPelvicDisporportion (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
CephaloPelvicDisporportion (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)CephaloPelvicDisporportion (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
CephaloPelvicDisporportion (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Anc hasriani
Anc  hasrianiAnc  hasriani
Anc hasriani
 
Anc hasriani
Anc  hasrianiAnc  hasriani
Anc hasriani
 
Inc hikmat 2
Inc hikmat 2Inc hikmat 2
Inc hikmat 2
 
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
 
Aaaaaaaaaaasssssssskb
AaaaaaaaaaasssssssskbAaaaaaaaaaasssssssskb
Aaaaaaaaaaasssssssskb
 
Aaaaaaaaaaasssssssskb
AaaaaaaaaaasssssssskbAaaaaaaaaaasssssssskb
Aaaaaaaaaaasssssssskb
 
Antenatal fisiologi hikmat
Antenatal fisiologi hikmatAntenatal fisiologi hikmat
Antenatal fisiologi hikmat
 

Recently uploaded

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 

Recently uploaded (20)

Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 

F3 BORANG UKM PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA dr. Imam.docx

  • 1. PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA 1. MELAKUKAN ANC (K1-3) Judul Laporan Kegiatan Identitas Pasien Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan PEMERIKSAAN ANC (K1) PADA PRIMIGRAVIDA (G1P0A0 uk 11 Minggu) 14/6/22 Ny. H / 32 tahun BB : 42 Kg TB : 145 cm Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan yang diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara memadai. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu atau janinnya. Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga kesehatan, secara professional akan memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil merasa pas atas pelayanan yang diberikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang merasa pus atas pelayanan di suatu tempat, seperti pengalaman bidan selama proses pemeriksaan, fasilitas yang lengkap, kemudahan lokasi yang mudah dijangkau, tarif yang kompetitif, kecepatan K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama. PELAKSANAAN - Anamnesis: Pasien usia 32 tahun datang dengan keluhan terlambat haid sudah 2 bulan lebih disertai mual dan muntah terutama dipagi hari, selama ini haid pasien teratur dengan siklus 28-30 hari. Hari pertama haid terakhir pasien adalah 25 Maret 2022. Keluhan lain tidak ada. BAB biasa, BAK Baik. Riwayat Penyakit lain tidak ada. - Pemeriksaan Fisik: KU: Baik TB: 145cm BB: 42kg LiLA: 20,5 cm TD: 110/70mmHg
  • 2. dalam melakukan pemeriksaan, keramahan bidan dalam pelayanan ANC, dan persalinan. Dengan diadakannya ANC Terpadu diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan balita, meningkatkan status gizi masyarakat serta pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. N: 80x/menit P: 20x/menit S: 36,7C Status Generalis •Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut •Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+ •Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-) •Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-) •Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis. •Faring: Tidak Hiperemis Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba. Perkusi : batas atas kiri ICS II LPS sinistra, batas atas kanan ICS II LPS dekstra, batas bawah kiri ICS V LMC sinistra, batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
  • 3. Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-) Paru Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis. Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor. Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-) •Abdomen Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas. Auskultasi : Peristaltik kesan normal. Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan Epigastric (-) , Perkusi : timpani (+), Extremitas : akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik Pemeriksaan Obstetri: TFU: tidak teraba Nyeri Tekan/Massa Tekan uterus: -/-
  • 4. Fluxus: - - Pemeriksaan Penunjang: Plano Test: Positif (+) Tes HIV: NR Tes Sifilis: NR Tes HbsAg : NR Hb : 15,7 mg/dl - Diagnosis: G1P0A0 Usia Kehamilan 11 Minggu - Tatalaksana: Imunisasi TT Tablet Tambah Darah Kombinasi (Ferrous Fumarat 60mg + Asam Folat 0,4mg) 1x1 KIE: Kontrol Kembali pada trimester ke II 1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal. 2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
  • 5. 3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi. 4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan. 5) Hentikan dan hindari perokok atau peminum PEMERIKSAAN ANC (K2) PADA PASIEN G4P3A0 uk 21 Minggu 13/6/22 Ny. N / 36 tahun BB : 55 Kg TB : 154 cm Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan obstetrik yang berbeda - beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. PELAKSANAAN - Anamnesis: Pasien usia 36 tahun datang untuk kontrol kehamilan. Pasien saat ini mengeluhkan nyeri punggung bawah sejak 2 hari lalu. Keluhan lainnya disangkal. Saat ini, pasien hamil anak ke 4. Pasien tidak ada Riwayat penyakit terdahulu, maupun pada kehamilan sebelumnya. Riwayat Suntik TT 1x di Puskesmas. Pasien rutin mengkonsumsi Tablet tambah Darah Kombinasi sampai usia kehamilan 12 minggu. Makan dan minum pasien baik. BAB dan BAK baik. Riwayat ANC 1x di Puskesmas Riwayat USG belum pernah
  • 6. kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi. Riwayat KB ada yaitu suntik 3 bulan, dan berhenti 5 bulan yang lalu karena ingin program hamil Riwayat obstetri: I 2013/Laki-laki/2500gr/PPN/Aterm/Bidan/Sehat II 2015/ Perempuan/3200gr/PPN/Aterm/Bidan/Sehat III 2017/Laki-laki/3000gr/PPN/Aterm/Bidan/Sehat - Pemeriksaan Fisik: KU: Baik TB: 154cm BB: 55kg LiLA: 23 cm TD: 110/70mmHg N: 80x/menit P: 20x/menit S: 36,7C Status Generalis •Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut •Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+
  • 7. •Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-) •Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-) •Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis. •Faring: Tidak Hiperemis Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba. Perkusi : batas atas kiri ICS II LPS sinistra, batas atas kanan ICS II LPS dekstra, batas bawah kiri ICS V LMC sinistra, batas bawah kanan ICS IV LPS dextra. Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-) Paru Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis. Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor. Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
  • 8. •Abdomen Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas. Auskultasi : peristaltik kesan normal. Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan Epigastric (-) , Perkusi : timpani (+), Extremitas : akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik Pemeriksaan Obstetri: TFU: 21cm (Tepat di Umbilkus) DJJ: 144x/menit Massa Tekan/Nyeri Tekan Fundus: -/- Fluksus: - - Pemeriksaan Penunjang: Protein Urin: Negatif GDS: 110mg/dl Tes Sifilis: NR
  • 9. Tes HIV: NR Tes HbsAg : NR - Diagnosis: G4P3A0 Usia Kehamilan 21 Minggu - Tatalaksana: KIE untuk USG Kontrol di RS Rutin cek Tekanan Darah dan Gula Darah di Posyandu PEMERIKSAAN ANC (K1) PADA G2P0A1 UK 8 MINGGU 20/6/22 Ny. G / 27 tahun BB : 45 Kg TB : 149 cm Ilmu kebidanan atau obstetri merupakan bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari segala yang bersangkutan dengan kehamilan dan lahirnya bayi. Dalam sejarahnya, ilmu obstetri mulai dikenal sebagai salah satu cabang dari ilmu kedokteran pada abad ke-16 di Prancis, dimana para ahli bedah memberi banyak perhatian terhadap penelitian mengenai kesulitan-kesulitan dalam persalinan yang perlu tindakan dengan jalan pembedahan, yang membawa ilmu kedokteran mengenal pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi alat-alat kandungan, dan keadaan patologi dalam ilmu persalinan dan kebidanan. Objek yang ada dari ilmu ini yaitu K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama. PELAKSANAAN - Anamnesis: Pasien usia 27 tahun datang dengan keluhan terlambat haid sudah 2 bulan disertai mual dan muntah terutama dipagi hari, selama ini haid pasien teratur dengan siklus 28 hari. Hari pertama haid terakhir pasien adalah 23 April 2022. dan sedang program untuk hamil. Keluhan lain tidak ada. BAB biasa, BAK Baik. Riwayat Penyakit lain tidak ada. Riwayat KB ada yaitu KB suntuk 3 bulan Riwayat kehamilan sebelumnya: I 2019/abortus - Pemeriksaan Fisik: KU: Baik
  • 10. kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru dilahirkan. Dewasa ini, Ilmu kebidanan atau obstetri menjadi dasar usaha-usaha untuk menjamin agar setiap ibu hamil dapat memelihara kesehatannya sehingga diharapkan dapat melahirkan bayi yang sehat tanpa gangguan apapun dan dapat merawat bayinya dengan baik. Usaha-usaha ini senantiasa diwujudkan dengan penerapan Antenatal Care (ANC) atau pemeriksaan Obstetri yang dilakukan secara rutin oleh ibu selama hamil hingga menjelang persalinan. Antenatal Care (ANC) menjadi penting karena tingginya angka Kematian maternal maupun perinatal di dunia termasuk di Indonesia. Menurut WHO kematian maternal adalah kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Pada tahun 2018 angka kematian maternal di dunia setiap harinya sebanyak 830 ibu, khusus di Indonesia terjadi TB: 149cm BB: 45 kg LiLA: 23,5 cm TD: 110/80mmHg N: 80x/menit P: 20x/menit S: 36,7C Status Generalis •Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut •Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+ •Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-) •Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-) •Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1- T1 tidak hiperemis. •Faring: Tidak Hiperemis Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba. Perkusi : batas atas kiri ICS II LPS sinistra, batas atas kanan ICS II LPS dekstra, batas bawah kiri ICS V LMC sinistra, batas bawah kanan ICS IV LPS dextra. Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-) Paru Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis. Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
  • 11. rata-rata 38 kematian maternal setiap harinya. Kematian perinatal setiap harinya adalah 7000 bayi diseluruh dunia, sedangkan di Indonesia sebanyak 185 bayi perharinya. Penyebab kematian maternal dan perinatal belum berkurang hingga sekarang diantaranya adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten masih kurang sehingga faktor resiko yang dapat menjadi penyulit dalam persalinan kadang terlambat dideteksi dan ditangani, dan sistem rujukan yang tidak efektif karena keterlambatan petugas kesehatan maupun keluarga dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas pengetahuan mengenai pemeriksaan obstetri oleh petugas kesehatan khususnya dokter umum yang menjadi lini pertama yang akan melakukan Antenatal Care (ANC) di fasilitas pelayanan kesehatan primer perlu untuk selalu ditingkatkan agar faktor resiko pada ibu hamil dapat dideteksi dengan bak dan cepat sehingga edukasi, tindakan, dan sistem Perkusi : Sonor. Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-) •Abdomen Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas. Auskultasi : peristaltik kesan normal. Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan Epigastric (-) , Perkusi : timpani (+), Extremitas : akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik Pemeriksaan Obstetri: TFU: tidak teraba Nyeri Tekan/Massa Tekan uterus: -/- Fluxus: - - Pemeriksaan Penunjang: Plano Test: Positif (+) Tes HIV: NR Tes Sifilis: NR Tes HbsAg : NR - Diagnosis: G2P0A1 Usia Kehamilan 8 Minggu - Tatalaksana: Imunisasi TT Tablet Tambah Darah Kombinasi (Ferrous Fumarat 60mg + Asam Folat 0,4mg) 1x1 KIE: Kontrol Kembali pada trimester ke II
  • 12. rujukan yang efektif ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dapat segera dilakukan. 1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal. 2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan secret vagina. 3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi. 4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan. 5) Hentikan dan hindari perokok atau peminum PEMERIKSAAN ANC (K3) PADA G4P3A0 UK 35 MINGGU 18/6/22 Ny. K / 27 tahun BB : 77 Kg TB : 153 cm Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III (Usia kehamilan 28-36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2 PELAKSANAAN - Anamnesis Pasien G4P3A0 datang ingin mengontrol kehamilannya. HPHT: 18/10/2021. Riwayat asma (-), riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat alergi (-),riwayat operasi (-). Riwayat ANC (+) 3x di bidan dan puskesmas. Riwayat imunisasi TT (+) 2x.. Riwayat Kehamilan I 2014/Laki-laki/2900gr/Aterm/Bidan/Sehat II 2017/Perempuan/2600gr/Aterm/Bidan/Sehat III 2019/Perempuan/3000gr/Aterm/Bidan/Sehat
  • 13. mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi. Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum : Baik TB: 153cm BB: 77kg LiLA: 26 cm Kesadaran : compos mentis Tanda Vital • TD : 110/70 mmHg • Nadi : 80 x/menit • RR: 20 x/menit • Suhu : 36,5 °C Status Generalis •Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut •Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+ •Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-) •Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-) •Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis. •Faring: Tidak Hiperemis Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba. Perkusi : batas atas kiri ICS II LPS sinistra, batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
  • 14. batas bawah kiri ICS V LMC sinistra, batas bawah kanan ICS IV LPS dextra. Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-) Paru Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis. Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor. Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-) •Abdomen Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas. Auskultasi : peristaltik kesan normal. Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan Epigastric (-) , Perkusi : timpani (+), Extremitas : akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik Pemeriksaan Luar •TFU : 36 cm •LP : 86 cm •TBJ : 3096 gram •HIS : Tidak ada •DJJ : 155x/i , kesan regular •Situs : memanjang
  • 15. •Punggung : kiri •Bag.Bawah : Kepala •Perlimaan : 5/5 •Janin : Kesan tunggal Pemeriksaan Dalam •tidak dilakukan Pemeriksaan Penunjang: HB: 12 mg/dl Tes HIV : NR Tes Sifilis: NR Tes HbsAg : NR - Diagnosis: G4P3A0 Usia Kehamilan 35 Minggu - Tatalaksana: KIE untuk USG Kontrol di RS Jika ada keluhan, tanda-tanda inpartu segera ke IGD PEMERIKSAAN ANC (K3) PADA G2P0A1 USIA KEHAMILAN 36 MINGGU Ny. L, Usia: 29 tahun, TB: 161cm, BB: 61kg HPHT: 02/09/2022 Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan yang diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III (Usia kehamilan 28-36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2
  • 16. 12/5/22 secara dini serta ditangani secara memadai. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu atau janinnya. Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga kesehatan, secara professional akan memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil merasa pas atas pelayanan yang diberikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang merasa pus atas pelayanan di suatu tempat, seperti pengalaman bidan selama proses pemeriksaan, fasilitas yang lengkap, kemudahan lokasi yang mudah dijangkau, tarif yang kompetitif, kecepatan dalam melakukan pemeriksaan, keramahan bidan dalam pelayanan ANC, dan persalinan. Dengan diadakannya ANC Terpadu diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan balita, meningkatkan status gizi masyarakat serta pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. PELAKSANAAN - Anamnesis Pasien G2P0A1 datang ingin mengontrol kehamilannya. HPHT: 02/09/2021. Riwayat asma (-), riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat alergi (-),riwayat operasi (-). Riwayat ANC (+) 3x di bidan dan puskesmas. Riwayat imunisasi TT (+) 2x.. Riwayat Obstetri: I 2020/Abortus Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum : Baik TB: 161cm BB: 61kg LiLA: 25 cm Kesadaran : compos mentis Tanda Vital • TD : 120/80 mmHg • Nadi : 708x/menit • RR: 20 x/menit • Suhu : 36,56°C Status Generalis •Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam, tidak mudah dicabut
  • 17. •Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+ •Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-), serumen (-) •Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-) •Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis. •Faring: Tidak Hiperemis Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis teraba. Perkusi : batas atas kiri ICS II LPS sinistra, batas atas kanan ICS II LPS dekstra, batas bawah kiri ICS V LMC sinistra, batas bawah kanan ICS IV LPS dextra. Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-) Paru Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis dan dinamis. Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi : Sonor. Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-) •Abdomen Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas. Auskultasi : peristaltik kesan meningkat. Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan Epigastric (-) , Perkusi : timpani (+), Extremitas :
  • 18. akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik Pemeriksaan Luar •TFU : 36,5 cm •LP : 75 cm •TBJ : 2737,5 gram •HIS : Tidak ada •DJJ : 145x/i , kesan regular •Situs : memanjang •Punggung : kiri •Bag.Bawah : Kepala •Perlimaan : 5/5 •Janin : Kesan tunggal Pemeriksaan Dalam •tidak dilakukan Pemeriksaan Penunjang : HB: 12 mg/dl Tes HIV : NR Tes Sifilis : NR Tes HbsAg : NR
  • 19. - Diagnosis: G2P0A1 Usia Kehamilan 36 Minggu - Tatalaksana: KIE untuk USG Kontrol di RS Jika ada keluhan, tanda-tanda inpartu segera ke IGD KB Judul Laporan Kegiatan Identitas Pasien Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan KONSELING DAN PEMASANGAN KB IUD 11/6/2022 Ny. A, Usia: 30 tahun, TB: 157cm, BB: 59kg P4A0 AKSEPTOR KB IUD Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia. Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur TUJUAN A. Tujuan umum : Memberikan pelayanan pemasangan kontrasepsi IUD B. Tujuan khusus : Mengatur jarak anak / menjarangkan kelahiran.
  • 20. Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitastahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan visi dan misi tersebut, Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Pemasangan KB IUD pada PUS CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Anamnese 2. Melakukan konseling. 3. Melakukan pemeriksaan fisik. 4. Melakukan pemasangan IUD 5. Memberitahu kapan harus kembali. SASARAN PUS yang ingin menjarangkan kehamilan & pus pasca keguguran JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KB Waktu dan Lokasi  Tempat Pelaksanaan : Poli KIA Puskesmas Pangkajene  Waktu Pelaksanaan : 11 Juni 2022  Sasaran : Ny. A
  • 21. Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making Pregnancy Safer. Salah satu pesan kunci dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam pemilihan menentukan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Setelah dilakukan konseling ke Ny. A dan suami, mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi IUD, sehingga dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor aman untuk dilakukan pemasangan IUD, dan kebetulan pasien sedang menstruasi saat datang untuk menggunakan KB sehingga dapat dipastikan bahwa pasien tidak hamil, sehingga langsung dilakukan pemasangan IUD pada saat itu juga. Adapun efek samping yang terjadi akseptor merasa sedikit nyeri saat pemasangan, namun tidak terjadi efek yang membahayakan akseptor. Setelah dilakukan pemasangan, akseptor diedukasi tentang bagaimana melakukan pengecekan posisi IUD, dan dianjurkan kontrol jika ada keluhan.
  • 22. pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda. Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan efektif. Salah satu alat kontrasepsi yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). KONSELING DAN PEMASANGAN KB IMPLAN Ny. ALS, Usia: 20 tahun, TB: Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang Kontrasepsi implant adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan. Pemakaian kontrasepsi
  • 23. 6/4/2022 155cm, BB: 60kg P2A0 AKSEPTOR KB IMPLAN mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit. Implant adalah metode kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, reversible untuk Wanita. Kontrasepsi implant adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit. Kontrasepsi implant disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Kontrasepsi implan implant dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Tujuan 1. Tujuan umum : Sebagai pedoman petugas dalam pemasangan Implan secara tepat dan benar. 2. Tujuan khusus : Mengatur jarak anak / menjarangkan kelahiran. KEGIATAN Pemasangan KB implant pada Pasangan Usia Subur ( PUS ) PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Memanggil pasien 2. Memasukkan kedalam regester 3. Melakukan anamesa 4. Melakukan konseling tentang kontrasepsi implant
  • 24. dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis Kontrasepsi implan yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. kontrasepsi implant tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian kontrasepsi implant dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. 5. Mengisi inform consent 6. Melakukan pemasangan sesuai prosedur 7. Anjurkan pasien untuk kontrol 7 hari setelah pemasangan/ bila ada keluhan 8. Penulisan resep, catat dalam kartu status, masukkan dalam buku register KB SASARAN Pasangan Usia Subur ( PUS ) yang ingin menjarangkan kehamilan & PUS pasca keguguran (dalam hal ini Ny. ALS JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 6 April 2022 Di Poli KIA Puskesmas Pangkajene EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Setelah dilakukan konseling ke Ny.ALS dan suami, mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi Implan, sehingga dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor aman untuk dilakukan pemasangan Implan, dan kebetulan pasien baru
  • 25. melahirkan 1 hari yang lalu sehingga dapat dipastikan bahwa pasien tidak hamil, sehingga langsung dilakukan pemasangan Implan pada saat itu juga. Adapun efek samping yang terjadi akseptor merasa sedikit nyeri saat pemasangan, namun tidak terjadi efek yang membahayakan akseptor. Setelah dilakukan pemasangan, akseptor diedukasi tentang bagaimana melakukan pengecekan posisi Implan, dan dianjurkan kontrol jika ada keluhan. KONSELING PENGGUNAAN KB SUNTIK UNTUK MENJARANGKAN KEHAMILAN 16/5/2022 Ny. S, Usia: 25 tahun, TB: 159cm, BB: 51kg P1A0 AKSEPTOR KB SUNTIK Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga berencana modren mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. TUJUAN Tujuan umum : Memberikan suntikan obat KB pada klien . Tujuan khusus : Mengatur jarak anak / menjarangkan kelahiran. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
  • 26. kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah pertumbuhan penduduk. Secara ringkas, inovasi teknologi kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan akhirnya cara yang sangat mantap yaitu kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi dan vasektomi.Misi Program KB Nasional salah satunya adalah meningkatkan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Hasil studi pendahuluan di BPS ANISA Jakarta terhadap 10 akseptor KB suntik, dimana 6 akseptor (60%) diantaranya tidak mengetahui tentang KB suntik, dan 4 (40%) diantaranya mengetahui tentang KB suntik. Ketepatan waktu suntik kembali sangat penting bagi akseptor KB suntik tersebut karena bila tidak tepat untuk suntik kembali maka dapat menyebabkan kehamilan. Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya Pemberian suntikan pada PUS yang ikut KB suntik CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1.Anamnese 2.Melakukan konseling. 3.Melakukan pemeriksaan fisik. 4.Melakukan penyuntikan 5.Memberitahu kapan harus kembali. SASARAN PUS yang ingin menjarangkan kehamilan & pus pasca keguguran JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KB Waktu dan Lokasi  Tempat Pelaksanaan : Poli KIA Puskesmas Pangkajene  Waktu Pelaksanaan : 16 Mei 2022  Sasaran : Ny. S
  • 27. peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program KB secara Nasional berkaitan erat dengan program Nasional di bidang kesehatan, karena program KB Nasional bersifat mendukung dan mempunyai sasaran serupa dengan program kesehatan. Program Keluarga Berencana Nasional memberikan arahan kebijakan untuk meningkatkan kualitas penduduk melalui pegendalian kelahiran, memperkecil angka kematian dan peningkatan kualitas program KB. Program Keluarga Berencana (KB) salah satunya KB suntik pada dasarnya kurang berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, sikap, jumlah anak, dukungan suami. Salah satu yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Setelah dilakukan konseling ke Ny. S dan suami, mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi Suntik, dan sebelum ini, Ny. S memang telah menggunakan KB suntik 3 bulan untuk menjarangkan kehamilan, Ny. S telah menggunakan KB suntik selama kurang lebih 1 tahun. Setelah pasien tandatangan inform concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor aman untuk dilakukan penyuntikan KB 3 bulan, maka dilakukan penyuntikan. Adapun efek samping yang terjadi akseptor merasa sedikit nyeri saat penyuntikan, namun tidak terjadi efek yang membahayakan akseptor.
  • 28. tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor pendukung lainnya, dimana sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB suntik juga akan berkurang. KONSELING PENGGUNAAN KB SUNTIK UNTUK MENJARANGKAN KEHAMILAN 22/5/2022 Ny. D, Usia: 27 tahun, TB: 160cm, BB: 54kg P2A0 AKSEPTOR KB SUNTIK Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga berencana modren mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. TUJUAN Tujuan umum : Memberikan suntikan obat KB pada klien . Tujuan khusus : Mengatur jarak anak / menjarangkan kelahiran. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Pemberian suntikan pada PUS yang ikut KB suntik CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
  • 29. memecahkan masalah-masalah pertumbuhan penduduk. Secara ringkas, inovasi teknologi kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan akhirnya cara yang sangat mantap yaitu kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi dan vasektomi.Misi Program KB Nasional salah satunya adalah meningkatkan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Hasil studi pendahuluan di BPS ANISA Jakarta terhadap 10 akseptor KB suntik, dimana 6 akseptor (60%) diantaranya tidak mengetahui tentang KB suntik, dan 4 (40%) diantaranya mengetahui tentang KB suntik. Ketepatan waktu suntik kembali sangat penting bagi akseptor KB suntik tersebut karena bila tidak tepat untuk suntik kembali maka dapat menyebabkan kehamilan. Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia 1.Anamnese 2.Melakukan konseling. 3.Melakukan pemeriksaan fisik. 4.Melakukan penyuntikan 5.Memberitahu kapan harus kembali. SASARAN PUS yang ingin menjarangkan kehamilan & pus pasca keguguran JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KB Waktu dan Lokasi  Tempat Pelaksanaan : Poli KIA Puskesmas Pangkajene  Waktu Pelaksanaan : 22 Mei 2022  Sasaran : Ny. D EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Setelah dilakukan konseling ke Ny. D dan suami, mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi Suntik, dan sebelum ini, Ny. D memang telah
  • 30. perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program KB secara Nasional berkaitan erat dengan program Nasional di bidang kesehatan, karena program KB Nasional bersifat mendukung dan mempunyai sasaran serupa dengan program kesehatan. Program Keluarga Berencana Nasional memberikan arahan kebijakan untuk meningkatkan kualitas penduduk melalui pegendalian kelahiran, memperkecil angka kematian dan peningkatan kualitas program KB. Program Keluarga Berencana (KB) salah satunya KB suntik pada dasarnya kurang berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, sikap, jumlah anak, dukungan suami. Salah satu yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor pendukung lainnya, dimana sikap yang positif menggunakan KB suntik 3 bulan untuk menjarangkan kehamilan, Ny. D telah menggunakan KB suntik selama kurang lebih 6 bulan. Setelah pasien tandatangan inform concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor aman untuk dilakukan penyuntikan KB 3 bulan, maka dilakukan penyuntikan. Adapun efek samping yang terjadi akseptor merasa sedikit nyeri saat penyuntikan, namun tidak terjadi efek yang membahayakan akseptor.
  • 31. tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB suntik juga akan berkurang. KONSELING PENGGUNAAN KB PIL UNTUK MENJARANGKAN KEHAMILAN 17/6/2022 Ny. B, Usia: 25 tahun, TB: 157cm, BB: 59kg P1A0 AKSEPTOR KB PIL Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu bisa bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan alat atau obat-obatan. Keluarga berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : dapat dipercaya, tidak ada efek yang mengganggu Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormone estrogen dan progesterone atau yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja. Pil kb adalah tablet yang berisi hormone ekstrogen dan progesterone yang berbeda-beda pula jenis dan takarannya. Pil kb merupakan kontrasepsi hormonal yang terdiri atas kombinasi ekstrogen dan progesterone atau hanya berisi progestin saja. Hormone seks ini dapat menekan produksi gonadotropin sehingga menghambat ovulasi. Hormone komsumsi peroral ini juga bisa menjadi pilihan kontasepsi pasca koitus dalam kondisi darurat. TUJUAN Tujuan umum : Memberikan acuan pada pemberian kontrasepsi Pil KB pada klien Tujuan Khusus :
  • 32. kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dapat diterima penggunannya oeh pasangan yang bersangkutan. Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan wanita di negara-negara maju. Para wanita menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Kecenderungan peningkatan pasangan menikah usia subur akan berdampak pada peningkatan angka kelahiran dan kepadatan penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga, sehingga akan bertolak belakang dengan program pemerintah yaitu mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana untuk mengatasi permasalahan tersebut sangat diperlukan, termasuk dalam penggunaan kontrasepsi Mengatur jarak kelahiran anak/ menjarangkan kelahiran /menunda kehamilan KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Pemberian Pil KB pada pasangan usia subur (PUS) yang ikut KB PIL CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Memanggil pasien 2. Memasukan data pasien ke dalam regester 3. Melakukan Anamnesa 4. Melakukan konseling tentang kontrasepsi Pil SASARAN PUS yang ingin menjarangkan kehamilan dan PUS pasca keguguran JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PRORAM KB Waktu dan lokasi  Tempat pelaksanaan : Poli KIA Puskesmas Pangkajene  Waktu pelaksanaan : 17 Juni 2022  Sasaran : Ny. B
  • 33. hormonal baik berupa estrogen saja maupun kombinasi estrogen dan progesterone. Akhir-akhir ini banyak wanita menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi estrogen dan progesteron karena pemberian estrogen saja dapat meningkatkan resiko terjadinya hyperplasia bahkan karsinoma endometrium, sedangkan progesterone digunakan sebagai tambahan untuk mengurangi resiko tersebut. Dua jenis pil kontrasepsi oral yang tersedia di pasar, kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron dan progestin yang hanya berisi hanya progesteron. Estrogen di sebagian besar kontrasepsi oral kombinasi adalah senyawa yang sama, etinil estradiol, bervariasi 20-50 mikrogram (mcg). Pil yang diresepkan oleh penyedia Pelayanan Kesehatan di Brown umumnya memiliki estrogen 35 mcg atau kurang. Progestin merupakan komponen kedua kontrasepsi oral kombinasi ini. Perusahaan farmasitelah menciptakan sejumlah progestin yang berbeda dengan kualitas yang sedikit berbeda, yang EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Setelah dilakukan konseling ke Ny. B dan suami, mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi pil, dan sebelum ini, Ny. B memang telah menggunakan KB suntik pil untuk menjarangkan kehamilan, Ny. B telah menggunakan KB suntik selama kurang lebih 3 bulan. Setelah pasien tandatangan inform concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor aman untuk menggunakan pil KB kombinasi, maka pasien diberi Paket Pil KB Kombinasi untuk 1 bulan. KONSELING PENGGUNAAN KB PIL UNTUK MENUNDA KEHAMILAN 2/7/2022 Ny. Y, Usia: 23 tahun, TB: 154cm, BB: 55kg P0A0 AKSEPTOR KB PIL Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormone estrogen dan progesterone atau yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja. Pil kb adalah tablet yang berisi hormone ekstrogen dan progesterone yang berbeda-beda pula jenis dan takarannya. Pil kb merupakan kontrasepsi hormonal yang terdiri atas kombinasi ekstrogen dan progesterone atau hanya berisi progestin saja. Hormone seks ini dapat menekan produksi gonadotropin sehingga menghambat ovulasi.
  • 34. telah memungkinkan berbagai kontrasepsi oral kombinasi yang tersedia. Mayoritas kontrasepsi oral kombinasi berisi 21 pil aktif ; tujuh pil pertama menghambat ovulasi dan sisanya 14 pil mempertahankan anovulasi. Biasanya wanita pengguna pil ini mempunyai tujuh hari bebas pil atau meminum tujuh tablet plasebo sebelum memulai paket pil berikutnya. Dalam rentang waktu ini kebanyakan wanita tersebut akan mengalami perdarahan withdrawal. Hormone komsumsi peroral ini juga bisa menjadi pilihan kontasepsi pasca koitus dalam kondisi darurat. TUJUAN Tujuan umum : Memberikan acuan pada pemberian kontrasepsi Pil KB pada klien Tujuan Khusus : Mengatur jarak kelahiran anak/ menjarangkan kelahiran /menunda kehamilan KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Pemberian Pil KB pada pasangan usia subur (PUS) yang ikut KB PIL CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 5. Memanggil pasien 6. Memasukan data pasien ke dalam regester 7. Melakukan Anamnesa 8. Melakukan konseling tentang kontrasepsi Pil SASARAN PUS yang ingin menjarangkan kehamilan dan PUS pasca keguguran
  • 35. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PRORAM KB Waktu dan lokasi  Tempat pelaksanaan : Poli KIA Puskesmas Pangkajene  Waktu pelaksanaan : 2 Juli 2022  Sasaran : Ny. Y EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Setelah dilakukan konseling ke Ny. Y dan suami, mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi pil untuk menunda kehamilan. Setelah pasien tandatangan inform concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor aman untuk menggunakan pil KB kombinasi, maka pasien diberi Paket Pil KB Kombinasi untuk 1 bulan. IMD DAN ASI EKSKLUSIF Judul Laporan Kegiatan Identitas Pasien Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan KONSELING PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF UNTUK Ny. N / 31 tahun BB : 79,7 Kg Kesehatan merupakan investasi dalam mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya Permasalahan: Rendahnya pengetahuan mengenai pentingya pemberian ASI pada bayi dan bagaimana menyusui yang benar salah satunya menjadi penyebab rendahnya
  • 36. MENINGKATKAN IMUNITAS ANAK 13/5/22 TB : 160 cm P4A0 PPH 0 penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatuinvestasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) kesehatan yaitu menurunkan kematian anak. Berdasarkan laporan Plan Of Action Puskesmas Rambipuji 2014, didapatkan angka kematian bayi pada tahun 2012 sejumlah 5 bayi sedangkan pada tahun 2013 jumlahnya meningkat menjadi 7 bayi atau sekitar 30%. Kematian pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji yang meningkat ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain kurangnya penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil, serta kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi yang baik dan kepatuhan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori dan protein, hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan juga diperparah angka pemberian ASI pada bayi di Indonesia. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 15,3 persen. Rendahnya pemberian ASI bisa jadi ancaman serius bagi tumbuh kembang anak yang akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia di masa mendatang. Perencanaan &Pemilihan Intervensi: Pemberian pengetahuan dengan upaya untuk meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai pemberian ASI eksklusif. Dijelaskan cara menyusui yang benar dan bagaimana meningkatkan produksi ASI. Pelaksanaan: Konseling diberikan kepada ibu hamil dalam hal ini Ny.N dan suami serta keluarga yang hadir di ruang Bersalin Puskesmas Pangkajene agar bayi yang baru saja dilahirkan dapat memperoleh gizi penuh dari ASI ibunya. Monitoring Evaluasi: Respon Ny. N dan keluarga sangat baik dan antusias untuk menerapkan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi nya yang baru lahir. Pengetahuan Ny. N dan keluarga akan manfaat pemberian ASI eksklusif, tata cara
  • 37. karena anak dan bayi merupakan golongan rentan. Terjadinya kerawanan gizi pada bayi selain disebabkan makanan yang kurang, Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu formula dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan. Setelah itu, ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang telah mendapat makanan tambahan yang berupa beras. Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin, yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting menyusui yang benar, maupun cara meningkatkan produksi ASI meningkat setelah diberikan konseling.
  • 38. dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI termasik ASI EKSKLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang bertemakan "Dengan ASI, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia". Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia enam bulan. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun.
  • 39. ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baik pun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama. ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir- akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu menyusui melupakan manfaat menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap
  • 40. upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bulan. Fakta yang memprihatinkan lagi bahwa 13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan. Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu- ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua
  • 41. orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI. KONSELING PENTINGNYA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) SEGERA SETELAH MELAHIRKAN 14/5/2022 Ny. R / 39 tahun TB: 155 BB : 60 Kg G4P3A0 Gravid 38- 40 minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI kepada bayi baru lahir, bayi tidak boleh dibersihkan terlebih dahulu dan tidak dipisahkan dari ibu. Pada inisiasi menyusu dini ibu segera mendekap dan membiarkan bayimenyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya . Peran MilleniumDevolepment Goals(MDGs) dalam pencapaian Inisiasi Menyusu Dini (IMD),yaitu Inisiasi Menyusu Dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusifdan lama menyusui maka akan membantu mengurangi kemiskinan, membantumengurangi kelaparan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan makanan bayisampai usia dua tahun, membantu mengurangi angka kematian anak balita.Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu hal yang berpengaruh palingkuat terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak.Penelitian menyatakan Perencanaan &Pemilihan Intervensi: Pemberian pengetahuan dengan upaya untuk meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai pentingnya melakukan IMD segera setelah bayi lahir. Dijelaskan cara IMD yang benar beserta manfaat yang dapat diberikan. Pelaksanaan: Konseling diberikan kepada ibu hamil dalam hal ini Ny.R dan suami serta keluarga yang hadir di ruang Bersalin Puskesmas Pangkajene agar bayi yang baru saja dilahirkan dapat langsung dilakukan IMD sekaligus meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk pelaksanaannya setelah bayi dilahirkan. Monitoring Evaluasi: Respon Ny. R dan keluarga sangat baik dan antusias untuk menerapkan IMD saat nanti bayinya telah lahir. Pengetahuan Ny. N dan keluarga akan manfaat Inisiasi Menyusui Dini segera setelah bayi lahir meningkat setelah diberikan konseling.
  • 42. bahwa inisiasi menyusu dini dalam 1 jam pertamadapat mencegah 22% kematian bayi di bawah umur 1 bulan di negaraberkembang (APN, 2007). Pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif bergantung padakeberhasilan inisiasi dalam satu jam pertama. ASI Eksklusif selama 6 bulanpertama kehidupan, bersamaan dengan pemberian makanan pendamping ASIdan meneruskan ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun, dapat mengurangisedikitnya 20% kematian anak balita (Roesli, 2008).Pemberian ASI secara dini tidak terlepas dari peran tenaga kesehatankhususnya dokter dan bidan. Namun, di Indonesia masih banyak tenagakesehatan maupun pelayanan kesehatan (termasuk Rumah Sakit) yang belummendukung pemberian ASI secara dini dengan alasan keadaan ibu masihlemah, masih banyak darah dan lendir yang harus dibersihkan, takut bayiterkena hipotermi, bahkan ada yang mengatakan Inisiasi Menyusu Dinidengan membiarkan bayi merangkak sendiri mencari puting susu ibu adalahhal primitife yang
  • 43. melecehkan bangsa Indonesia (padahal IMD juga dilakukandi negara maju). Angka kematian bayi baru lahir sebanyak 22% dalam satu bulanpertama dapat dicegah apabila bayi menyusu pada ibu satu jam pertama,sedangkan menyusu pada hari pertama lahir dapat menekan angka kematianbayi hingga 16% (Roesli, 2008). Proses inisiasi menyusu dini menyebabkanbayi tidak mengalamihipotermiatau kedinginan karena dekapan ibu terhadapbayi dan suhu di dada ibu akan naik 2oC (Roesli, 2008).Suatu hasil penelitian di Ghana yang diterbitkan oleh jurnal pediatriksmenunjukkan bahwa 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberianASI pada bayi sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik menjadi 22%jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah kelahirannya. ASI adalah asupan gizi yang terbaik untuk melindungi dari infeksi pernafasan,diare, alergi, sakit kulit, asma, obesitas juga membentuk perkembanganintelegensia, rohani, perkembangan emosional. Hasil telaah dari 42
  • 44. negara menunjukkan bahwa ASI eksklusif memiliki dampak terbesar terhadappenurunan angka kematian balita, yaitu 13% dibanding intervensi kesehatan masyarakat lainnya (Roesli, 2008).Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian ASI masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei DemografiKesehatan Indonesia 2007 hanya 10% bayi yang memperoleh ASI pada haripertama, yang diberikan ASI kurang dari 2 bulan sebanyak 73%, yangdiberikan ASI 2 sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan ASI 4 sampai 5bulan sebanyak 20% dan menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan sebanyak49% (WHO, 2007)Penyebab utama rendahnya angka cakupan ASI ini adalahkarenafaktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatandan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung serta gencarnyapromosi susu (Depkes RI, 2003).Kesadaran akan pentingnya ASI termasuk IMD dipengaruhi olehtingkat
  • 45. pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini yang rendahkarena dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu yang rendah, tidak adadorongan atau motivasi untuk mengetahui perkembangan zaman, ketersediaaninformasi, ketersediaan fasilitas kesehatan, pendapatan perkapita yangmenyebabkan ibu melakukan persalinan dengan dukun, dukungan dari orang terdekat, dukungan dari tenaga kesehatan, kebudayaan, dan adanya promosiI nsiasi Menyusu Dini.