ANC penting untuk memantau kesehatan ibu hamil dan mendeteksi komplikasi dini. Laporan ini menggambarkan pelaksanaan pemeriksaan ANC pada tiga pasien berbeda yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan diagnosa.
F3 BORANG UKM PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA dr. Imam.docx
1. PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA
1. MELAKUKAN ANC (K1-3)
Judul Laporan
Kegiatan
Identitas
Pasien
Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan
PEMERIKSAAN
ANC (K1) PADA
PRIMIGRAVIDA
(G1P0A0 uk 11
Minggu)
14/6/22
Ny. H / 32
tahun
BB : 42 Kg
TB : 145 cm
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care
(ANC) merupakan asuhan yang diberikan saat
hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting
untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi
secara dini serta ditangani secara memadai.
Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau
mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi
obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan
ibu atau janinnya.
Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga
kesehatan, secara professional akan
memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu
hamil merasa pas atas pelayanan yang
diberikan. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang merasa pus atas
pelayanan di suatu tempat, seperti pengalaman
bidan selama proses pemeriksaan, fasilitas yang
lengkap, kemudahan lokasi yang mudah
dijangkau, tarif yang kompetitif, kecepatan
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif
sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama.
PELAKSANAAN
- Anamnesis:
Pasien usia 32 tahun datang dengan keluhan terlambat
haid sudah 2 bulan lebih disertai mual dan muntah
terutama dipagi hari, selama ini haid pasien teratur
dengan siklus 28-30 hari. Hari pertama haid terakhir
pasien adalah 25 Maret 2022. Keluhan lain tidak ada.
BAB biasa, BAK Baik.
Riwayat Penyakit lain tidak ada.
- Pemeriksaan Fisik:
KU: Baik
TB: 145cm
BB: 42kg
LiLA: 20,5 cm
TD: 110/70mmHg
2. dalam melakukan pemeriksaan, keramahan
bidan dalam pelayanan ANC, dan persalinan.
Dengan diadakannya ANC Terpadu diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan
balita, meningkatkan status gizi masyarakat
serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular.
N: 80x/menit
P: 20x/menit
S: 36,7C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam,
tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex
cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-),
serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1
tidak hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis
teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
3. Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis
dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : Peristaltik kesan normal.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan
Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Obstetri:
TFU: tidak teraba
Nyeri Tekan/Massa Tekan uterus: -/-
4. Fluxus: -
- Pemeriksaan Penunjang:
Plano Test: Positif (+)
Tes HIV: NR
Tes Sifilis: NR
Tes HbsAg : NR
Hb : 15,7 mg/dl
- Diagnosis:
G1P0A0 Usia Kehamilan 11 Minggu
- Tatalaksana:
Imunisasi TT
Tablet Tambah Darah Kombinasi (Ferrous Fumarat 60mg
+ Asam Folat 0,4mg) 1x1
KIE:
Kontrol Kembali pada trimester ke II
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas
normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia
harus lebih dijaga karena selama kehamilan
terjadi peningkatan sekret vagina.
5. 3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat
tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu
dengan tenaga kesehatan.
5) Hentikan dan hindari perokok atau peminum
PEMERIKSAAN
ANC (K2) PADA
PASIEN
G4P3A0 uk 21
Minggu
13/6/22
Ny. N / 36
tahun
BB : 55 Kg
TB : 154 cm
Antenatal care adalah cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal. Pelayanan antenatal atau yang sering
disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang di berikan oleh tenaga
profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter
umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu
hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan
asuhan antenatal.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil, hingga mampu menghadapi persalinan,
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali
mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan
obstetrik yang berbeda - beda dalam rentang yang cukup
luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur.
Pada trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan
1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu.
PELAKSANAAN
- Anamnesis:
Pasien usia 36 tahun datang untuk kontrol kehamilan.
Pasien saat ini mengeluhkan nyeri punggung bawah sejak
2 hari lalu. Keluhan lainnya disangkal. Saat ini, pasien
hamil anak ke 4. Pasien tidak ada Riwayat penyakit
terdahulu, maupun pada kehamilan sebelumnya.
Riwayat Suntik TT 1x di Puskesmas. Pasien rutin
mengkonsumsi Tablet tambah Darah Kombinasi sampai
usia kehamilan 12 minggu. Makan dan minum pasien
baik. BAB dan BAK baik.
Riwayat ANC 1x di Puskesmas
Riwayat USG belum pernah
6. kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada
setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau
komplikasi.
Riwayat KB ada yaitu suntik 3 bulan, dan berhenti 5
bulan yang lalu karena ingin program hamil
Riwayat obstetri:
I 2013/Laki-laki/2500gr/PPN/Aterm/Bidan/Sehat
II 2015/ Perempuan/3200gr/PPN/Aterm/Bidan/Sehat
III 2017/Laki-laki/3000gr/PPN/Aterm/Bidan/Sehat
- Pemeriksaan Fisik:
KU: Baik
TB: 154cm
BB: 55kg
LiLA: 23 cm
TD: 110/70mmHg
N: 80x/menit
P: 20x/menit
S: 36,7C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam,
tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex
cahaya +/+
7. •Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-),
serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1
tidak hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis
teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis
dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
8. •Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan normal.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan
Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Obstetri:
TFU: 21cm (Tepat di Umbilkus)
DJJ: 144x/menit
Massa Tekan/Nyeri Tekan Fundus: -/-
Fluksus: -
- Pemeriksaan Penunjang:
Protein Urin: Negatif
GDS: 110mg/dl
Tes Sifilis: NR
9. Tes HIV: NR
Tes HbsAg : NR
- Diagnosis:
G4P3A0 Usia Kehamilan 21 Minggu
- Tatalaksana:
KIE untuk USG Kontrol di RS
Rutin cek Tekanan Darah dan Gula Darah di Posyandu
PEMERIKSAAN
ANC (K1) PADA
G2P0A1 UK 8
MINGGU
20/6/22
Ny. G / 27
tahun
BB : 45 Kg
TB : 149 cm
Ilmu kebidanan atau obstetri merupakan
bagian ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari segala yang bersangkutan dengan
kehamilan dan lahirnya bayi. Dalam sejarahnya,
ilmu obstetri mulai dikenal sebagai salah satu
cabang dari ilmu kedokteran pada abad ke-16 di
Prancis, dimana para ahli bedah memberi banyak
perhatian terhadap penelitian mengenai
kesulitan-kesulitan dalam persalinan yang perlu
tindakan dengan jalan pembedahan, yang
membawa ilmu kedokteran mengenal
pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi
alat-alat kandungan, dan keadaan patologi dalam
ilmu persalinan dan kebidanan.
Objek yang ada dari ilmu ini yaitu
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif
sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan
sedini mungkin pada trimester pertama.
PELAKSANAAN
- Anamnesis:
Pasien usia 27 tahun datang dengan keluhan
terlambat haid sudah 2 bulan disertai mual dan
muntah terutama dipagi hari, selama ini haid pasien
teratur dengan siklus 28 hari. Hari pertama haid
terakhir pasien adalah 23 April 2022. dan sedang
program untuk hamil. Keluhan lain tidak ada. BAB
biasa, BAK Baik.
Riwayat Penyakit lain tidak ada.
Riwayat KB ada yaitu KB suntuk 3 bulan
Riwayat kehamilan sebelumnya:
I 2019/abortus
- Pemeriksaan Fisik:
KU: Baik
10. kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru
dilahirkan. Dewasa ini, Ilmu kebidanan atau
obstetri menjadi dasar usaha-usaha untuk
menjamin agar setiap ibu hamil dapat
memelihara kesehatannya sehingga diharapkan
dapat melahirkan bayi yang sehat tanpa
gangguan apapun dan dapat merawat bayinya
dengan baik. Usaha-usaha ini senantiasa
diwujudkan dengan penerapan Antenatal Care
(ANC) atau pemeriksaan Obstetri yang dilakukan
secara rutin oleh ibu selama hamil hingga
menjelang persalinan.
Antenatal Care (ANC) menjadi penting
karena tingginya angka Kematian maternal
maupun perinatal di dunia termasuk di
Indonesia. Menurut WHO kematian maternal
adalah kematian seorang wanita saat hamil atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan
oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk
mengakhiri kehamilan. Pada tahun 2018 angka
kematian maternal di dunia setiap harinya
sebanyak 830 ibu, khusus di Indonesia terjadi
TB: 149cm
BB: 45 kg
LiLA: 23,5 cm
TD: 110/80mmHg
N: 80x/menit
P: 20x/menit
S: 36,7C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata,
hitam, tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-,
reflex cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret
(-), serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-
T1 tidak hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus
cordis teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat
statis dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
11. rata-rata 38 kematian maternal setiap harinya.
Kematian perinatal setiap harinya adalah 7000
bayi diseluruh dunia, sedangkan di Indonesia
sebanyak 185 bayi perharinya.
Penyebab kematian maternal dan
perinatal belum berkurang hingga sekarang
diantaranya adalah ketersediaan tenaga
kesehatan yang kompeten masih kurang
sehingga faktor resiko yang dapat menjadi
penyulit dalam persalinan kadang terlambat
dideteksi dan ditangani, dan sistem rujukan yang
tidak efektif karena keterlambatan petugas
kesehatan maupun keluarga dalam mengambil
keputusan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal-hal
tersebut diatas pengetahuan mengenai
pemeriksaan obstetri oleh petugas kesehatan
khususnya dokter umum yang menjadi lini
pertama yang akan melakukan Antenatal Care
(ANC) di fasilitas pelayanan kesehatan primer
perlu untuk selalu ditingkatkan agar faktor resiko
pada ibu hamil dapat dideteksi dengan bak dan
cepat sehingga edukasi, tindakan, dan sistem
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan normal.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri
tekan Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Obstetri:
TFU: tidak teraba
Nyeri Tekan/Massa Tekan uterus: -/-
Fluxus: -
- Pemeriksaan Penunjang:
Plano Test: Positif (+)
Tes HIV: NR
Tes Sifilis: NR
Tes HbsAg : NR
- Diagnosis:
G2P0A1 Usia Kehamilan 8 Minggu
- Tatalaksana:
Imunisasi TT
Tablet Tambah Darah Kombinasi (Ferrous Fumarat
60mg + Asam Folat 0,4mg) 1x1
KIE:
Kontrol Kembali pada trimester ke II
12. rujukan yang efektif ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap dapat segera dilakukan.
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas
normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah
genitalia harus lebih dijaga karena selama
kehamilan terjadi peningkatan secret vagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi
dan serat tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan
dahulu dengan tenaga kesehatan.
5) Hentikan dan hindari perokok atau
peminum
PEMERIKSAAN
ANC (K3) PADA
G4P3A0 UK 35
MINGGU
18/6/22
Ny. K / 27
tahun
BB : 77 Kg
TB : 153 cm
Antenatal care adalah cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal. Pelayanan antenatal atau yang sering
disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang di berikan oleh tenaga
profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter
umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu
hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan
asuhan antenatal.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
adalah pemeriksaan kehamilan untuk
K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester III (Usia kehamilan 28-36
minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah
melewati K1 dan K2
PELAKSANAAN
- Anamnesis
Pasien G4P3A0 datang ingin mengontrol kehamilannya.
HPHT: 18/10/2021. Riwayat asma (-), riwayat HT (-),
riwayat DM (-), riwayat alergi (-),riwayat operasi (-).
Riwayat ANC (+) 3x di bidan dan puskesmas. Riwayat
imunisasi TT (+) 2x..
Riwayat Kehamilan
I 2014/Laki-laki/2900gr/Aterm/Bidan/Sehat
II 2017/Perempuan/2600gr/Aterm/Bidan/Sehat
III 2019/Perempuan/3000gr/Aterm/Bidan/Sehat
13. mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil, hingga mampu menghadapi persalinan,
kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine
serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Baik
TB: 153cm
BB: 77kg
LiLA: 26 cm
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,5 °C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam,
tidak mudah dicabut
•Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex
cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-),
serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak
hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis
teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
14. batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis
dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan normal.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri
tekan Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Luar
•TFU : 36 cm
•LP : 86 cm
•TBJ : 3096 gram
•HIS : Tidak ada
•DJJ : 155x/i , kesan regular
•Situs : memanjang
15. •Punggung : kiri
•Bag.Bawah : Kepala
•Perlimaan : 5/5
•Janin : Kesan tunggal
Pemeriksaan Dalam
•tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang:
HB: 12 mg/dl
Tes HIV : NR
Tes Sifilis: NR
Tes HbsAg : NR
- Diagnosis:
G4P3A0 Usia Kehamilan 35 Minggu
- Tatalaksana:
KIE untuk USG Kontrol di RS
Jika ada keluhan, tanda-tanda inpartu segera ke IGD
PEMERIKSAAN
ANC (K3) PADA
G2P0A1 USIA
KEHAMILAN
36 MINGGU
Ny. L, Usia:
29 tahun,
TB: 161cm,
BB: 61kg
HPHT:
02/09/2022
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care
(ANC) merupakan asuhan yang diberikan saat
hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting
untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi
K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester III (Usia kehamilan 28-36
minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah
melewati K1 dan K2
16. 12/5/22 secara dini serta ditangani secara memadai.
Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah
kehamilannya berjalan dengan baik atau
mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi
obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan
ibu atau janinnya.
Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga
kesehatan, secara professional akan
memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu
hamil merasa pas atas pelayanan yang
diberikan. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang merasa pus atas
pelayanan di suatu tempat, seperti pengalaman
bidan selama proses pemeriksaan, fasilitas yang
lengkap, kemudahan lokasi yang mudah
dijangkau, tarif yang kompetitif, kecepatan
dalam melakukan pemeriksaan, keramahan
bidan dalam pelayanan ANC, dan persalinan.
Dengan diadakannya ANC Terpadu diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan
balita, meningkatkan status gizi masyarakat
serta pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular.
PELAKSANAAN
- Anamnesis
Pasien G2P0A1 datang ingin mengontrol kehamilannya.
HPHT: 02/09/2021. Riwayat asma (-), riwayat HT (-),
riwayat DM (-), riwayat alergi (-),riwayat operasi (-).
Riwayat ANC (+) 3x di bidan dan puskesmas. Riwayat
imunisasi TT (+) 2x..
Riwayat Obstetri:
I 2020/Abortus
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Baik
TB: 161cm
BB: 61kg
LiLA: 25 cm
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 708x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu : 36,56°C
Status Generalis
•Kepala : normocephal, distribusi rambut merata, hitam,
tidak mudah dicabut
17. •Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, reflex
cahaya +/+
•Telinga : normotia, membran timpani utuh, sekret (-),
serumen (-)
•Hidung : normosepta, darah (-), sekret (-)
•Mulut : Bibir kering (-), Lidah kotor (-), tonsil T1-T1 tidak
hiperemis.
•Faring: Tidak Hiperemis
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus cordis
teraba.
Perkusi :
batas atas kiri ICS II LPS sinistra,
batas atas kanan ICS II LPS dekstra,
batas bawah kiri ICS V LMC sinistra,
batas bawah kanan ICS IV LPS dextra.
Auskultasi : S1-S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris saat statis
dan dinamis.
Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor.
Auskultasi: rhonkhi (-), wheezing (-)
•Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas.
Auskultasi : peristaltik kesan meningkat.
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri
tekan Epigastric (-) ,
Perkusi : timpani (+),
Extremitas :
18. akral hangat, udema (-/-), capillary refill <2 detik
Pemeriksaan Luar
•TFU : 36,5 cm
•LP : 75 cm
•TBJ : 2737,5 gram
•HIS : Tidak ada
•DJJ : 145x/i , kesan regular
•Situs : memanjang
•Punggung : kiri
•Bag.Bawah : Kepala
•Perlimaan : 5/5
•Janin : Kesan tunggal
Pemeriksaan Dalam
•tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang :
HB: 12 mg/dl
Tes HIV : NR
Tes Sifilis : NR
Tes HbsAg : NR
19. - Diagnosis:
G2P0A1 Usia Kehamilan 36 Minggu
- Tatalaksana:
KIE untuk USG Kontrol di RS
Jika ada keluhan, tanda-tanda inpartu segera ke IGD
KB
Judul Laporan
Kegiatan
Identitas
Pasien
Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan
KONSELING DAN
PEMASANGAN
KB IUD
11/6/2022
Ny. A, Usia:
30 tahun,
TB: 157cm,
BB: 59kg
P4A0
AKSEPTOR
KB IUD
Pelayanan dan informasi keluarga
berencana merupakan suatu intervensi kunci
dalam upaya meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta
merupakan hak asasi manusia.
Indonesia merupakan negara yang
dilihat dari jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia, dengan laju
pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi
tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam
hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas
agar dapat mengurangi beban pembangunan
demi terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau
dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices,
disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen
dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di
dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun
dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan
untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan
mencegah pertemuan sperma dengan sel telur
TUJUAN
A. Tujuan umum :
Memberikan pelayanan pemasangan
kontrasepsi IUD
B. Tujuan khusus :
Mengatur jarak anak / menjarangkan
kelahiran.
20. Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU
No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan
peningkatan kesejahteraan keluarga guna
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Paradigma baru Program Keluarga
Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk
mewujudkan keluarga berkualitastahun 2015.
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,
bertanggung jawab, dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan visi dan misi tersebut,
Program Keluarga Berencana Nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya
meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pemasangan KB IUD pada PUS
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Anamnese
2. Melakukan konseling.
3. Melakukan pemeriksaan fisik.
4. Melakukan pemasangan IUD
5. Memberitahu kapan harus kembali.
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan & pus
pasca keguguran
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KB
Waktu dan Lokasi
Tempat Pelaksanaan : Poli KIA
Puskesmas Pangkajene
Waktu Pelaksanaan : 11 Juni
2022
Sasaran : Ny. A
21. Program Keluarga Berencana Nasional tersebut
dapat dilihat pada pelaksanaan Program
Making Pregnancy Safer. Salah satu pesan kunci
dalam rencana strategi nasional Making
Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010
adalah bahwa setiap kehamilan harus
merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk
mewujudkan pesan kunci tersebut Keluarga
Berencana merupakan upaya pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama.
Banyak perempuan mengalami
kesulitan dalam pemilihan menentukan jenis
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena
terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga
oleh ketidaktahuan mereka tentang
persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi
tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi
pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor
pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga
yang diinginkan, pengalaman dengan metode
kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status
kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga,
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. A dan suami, mereka
setuju untuk menggunakan kontrasepsi IUD, sehingga
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih
dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor aman untuk
dilakukan pemasangan IUD, dan kebetulan pasien
sedang menstruasi saat datang untuk menggunakan KB
sehingga dapat dipastikan bahwa pasien tidak hamil,
sehingga langsung dilakukan pemasangan IUD pada saat
itu juga. Adapun efek samping yang terjadi akseptor
merasa sedikit nyeri saat pemasangan, namun tidak
terjadi efek yang membahayakan akseptor. Setelah
dilakukan pemasangan, akseptor diedukasi tentang
bagaimana melakukan pengecekan posisi IUD, dan
dianjurkan kontrol jika ada keluhan.
22. pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor
metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping,
biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan,
kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan
dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga
akan mempengaruhi keberhasilan program KB.
Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat
kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas
yang berbeda-beda.
Telah terjadi perkembangan yang
berarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya
transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi
rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert
ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel.
Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan
lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang
lebih aman dan efektif. Salah satu alat
kontrasepsi yang akan dibahas pada makalah ini
adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi
dalam rahim).
KONSELING DAN
PEMASANGAN
KB IMPLAN
Ny. ALS,
Usia: 20
tahun, TB:
Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Implant
adalah suatu alat kontrasepsi yang
Kontrasepsi implant adalah batang silastik lembut untuk
pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan
dengan jalan pembedahan minor untuk insersi
(pemasangan) dan pencabutan. Pemakaian kontrasepsi
23. 6/4/2022
155cm, BB:
60kg
P2A0
AKSEPTOR
KB IMPLAN
mengandung levonogestrel yang dibungkus
dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane)
dan di susukkan dibawah kulit. Implant adalah
metode kontrasepsi yang hanya mengandung
progestin dengan masa kerja panjang, dosis
rendah, reversible untuk Wanita.
Kontrasepsi implant adalah batang silastik
lembut untuk pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan
pembedahan minor untuk insersi
(pemasangan) dan pencabutan
Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi
berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis
progestin (progestin sintetik) yang dipasang
dibawah kulit.
Kontrasepsi implant disebut alat kontrasepsi
bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit
pada lengan atas, alat kontrasepsi ini
disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah
dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau
pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Kontrasepsi implan
implant dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi
ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum
waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Tujuan
1. Tujuan umum :
Sebagai pedoman petugas dalam
pemasangan Implan secara tepat dan
benar.
2. Tujuan khusus :
Mengatur jarak anak / menjarangkan
kelahiran.
KEGIATAN
Pemasangan KB implant pada Pasangan Usia
Subur ( PUS )
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Memanggil pasien
2. Memasukkan kedalam regester
3. Melakukan anamesa
4. Melakukan konseling tentang kontrasepsi
implant
24. dipasang seperti kipas dengan enam buah
kapsul atau tergantung jenis Kontrasepsi
implan yang akan dipakai. Di dalamnya berisi
zat aktif berupa hormon. kontrasepsi implant
tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit
demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan
menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian kontrasepsi implant dapat diganti
setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi
ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil
lagi.
5. Mengisi inform consent
6. Melakukan pemasangan sesuai prosedur
7. Anjurkan pasien untuk kontrol 7 hari setelah
pemasangan/ bila ada keluhan
8. Penulisan resep, catat dalam kartu status,
masukkan dalam buku register KB
SASARAN
Pasangan Usia Subur ( PUS ) yang ingin
menjarangkan kehamilan & PUS pasca keguguran
(dalam hal ini Ny. ALS
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
6 April 2022
Di Poli KIA Puskesmas Pangkajene
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny.ALS dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi
Implan, sehingga dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan
kondisi akseptor aman untuk dilakukan
pemasangan Implan, dan kebetulan pasien baru
25. melahirkan 1 hari yang lalu sehingga dapat
dipastikan bahwa pasien tidak hamil, sehingga
langsung dilakukan pemasangan Implan pada saat
itu juga. Adapun efek samping yang terjadi
akseptor merasa sedikit nyeri saat pemasangan,
namun tidak terjadi efek yang membahayakan
akseptor. Setelah dilakukan pemasangan,
akseptor diedukasi tentang bagaimana melakukan
pengecekan posisi Implan, dan dianjurkan kontrol
jika ada keluhan.
KONSELING
PENGGUNAAN
KB SUNTIK
UNTUK
MENJARANGKAN
KEHAMILAN
16/5/2022
Ny. S, Usia:
25 tahun,
TB: 159cm,
BB: 51kg
P1A0
AKSEPTOR
KB SUNTIK
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel
sperma.Di Indonesia sejak zaman dulu telah
dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga
berencana modren mulai dikenal pada tahun
1953. Pada waktu itu sekelompok ahli
Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang
disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu,
kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap
sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk
mencegah timbulnya kehamilan.
TUJUAN
Tujuan umum :
Memberikan suntikan obat KB pada klien .
Tujuan khusus :
Mengatur jarak anak / menjarangkan kelahiran.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
26. kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat
telah mulai membantu masyarakat
memecahkan masalah-masalah pertumbuhan
penduduk.
Secara ringkas, inovasi teknologi
kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana
seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan
akhirnya cara yang sangat mantap yaitu
kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi
dan vasektomi.Misi Program KB Nasional salah
satunya adalah meningkatkan kualitas
pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Hasil
studi pendahuluan di BPS ANISA Jakarta
terhadap 10 akseptor KB suntik, dimana 6
akseptor (60%) diantaranya tidak mengetahui
tentang KB suntik, dan 4 (40%) diantaranya
mengetahui tentang KB suntik. Ketepatan
waktu suntik kembali sangat penting bagi
akseptor KB suntik tersebut karena bila tidak
tepat untuk suntik kembali maka dapat
menyebabkan kehamilan.
Pengertian Keluarga Berencana (KB)
menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya
Pemberian suntikan pada PUS yang ikut KB
suntik
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1.Anamnese
2.Melakukan konseling.
3.Melakukan pemeriksaan fisik.
4.Melakukan penyuntikan
5.Memberitahu kapan harus kembali.
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan & pus
pasca keguguran
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KB
Waktu dan Lokasi
Tempat Pelaksanaan : Poli KIA
Puskesmas Pangkajene
Waktu Pelaksanaan : 16 Mei
2022
Sasaran : Ny. S
27. peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Program KB secara Nasional berkaitan erat
dengan program Nasional di bidang kesehatan,
karena program KB Nasional bersifat
mendukung dan mempunyai sasaran serupa
dengan program kesehatan. Program Keluarga
Berencana Nasional memberikan arahan
kebijakan untuk meningkatkan kualitas
penduduk melalui pegendalian kelahiran,
memperkecil angka kematian dan peningkatan
kualitas program KB.
Program Keluarga Berencana (KB) salah
satunya KB suntik pada dasarnya kurang
berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan,
pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, sikap,
jumlah anak, dukungan suami.
Salah satu yang mempengaruhi kurangnya
kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. S dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi
Suntik, dan sebelum ini, Ny. S memang telah
menggunakan KB suntik 3 bulan untuk
menjarangkan kehamilan, Ny. S telah
menggunakan KB suntik selama kurang lebih 1
tahun. Setelah pasien tandatangan inform
concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi
akseptor aman untuk dilakukan penyuntikan KB
3 bulan, maka dilakukan penyuntikan. Adapun
efek samping yang terjadi akseptor merasa
sedikit nyeri saat penyuntikan, namun tidak
terjadi efek yang membahayakan akseptor.
28. tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor
pendukung lainnya, dimana sikap yang positif
tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik,
demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang
maka kepatuhan menjalani program KB suntik
juga akan berkurang.
KONSELING
PENGGUNAAN
KB SUNTIK
UNTUK
MENJARANGKAN
KEHAMILAN
22/5/2022
Ny. D, Usia:
27 tahun,
TB: 160cm,
BB: 54kg
P2A0
AKSEPTOR
KB SUNTIK
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel
sperma.Di Indonesia sejak zaman dulu telah
dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga
berencana modren mulai dikenal pada tahun
1953. Pada waktu itu sekelompok ahli
kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat
telah mulai membantu masyarakat
Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang
disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu,
kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap
sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk
mencegah timbulnya kehamilan.
TUJUAN
Tujuan umum :
Memberikan suntikan obat KB pada klien .
Tujuan khusus :
Mengatur jarak anak / menjarangkan kelahiran.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pemberian suntikan pada PUS yang ikut KB
suntik
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
29. memecahkan masalah-masalah pertumbuhan
penduduk.
Secara ringkas, inovasi teknologi
kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana
seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan
akhirnya cara yang sangat mantap yaitu
kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi
dan vasektomi.Misi Program KB Nasional salah
satunya adalah meningkatkan kualitas
pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Hasil
studi pendahuluan di BPS ANISA Jakarta
terhadap 10 akseptor KB suntik, dimana 6
akseptor (60%) diantaranya tidak mengetahui
tentang KB suntik, dan 4 (40%) diantaranya
mengetahui tentang KB suntik. Ketepatan
waktu suntik kembali sangat penting bagi
akseptor KB suntik tersebut karena bila tidak
tepat untuk suntik kembali maka dapat
menyebabkan kehamilan.
Pengertian Keluarga Berencana (KB)
menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia
1.Anamnese
2.Melakukan konseling.
3.Melakukan pemeriksaan fisik.
4.Melakukan penyuntikan
5.Memberitahu kapan harus kembali.
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan & pus
pasca keguguran
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM KB
Waktu dan Lokasi
Tempat Pelaksanaan : Poli KIA
Puskesmas Pangkajene
Waktu Pelaksanaan : 22 Mei
2022
Sasaran : Ny. D
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. D dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi
Suntik, dan sebelum ini, Ny. D memang telah
30. perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Program KB secara Nasional berkaitan erat
dengan program Nasional di bidang kesehatan,
karena program KB Nasional bersifat
mendukung dan mempunyai sasaran serupa
dengan program kesehatan. Program Keluarga
Berencana Nasional memberikan arahan
kebijakan untuk meningkatkan kualitas
penduduk melalui pegendalian kelahiran,
memperkecil angka kematian dan peningkatan
kualitas program KB.
Program Keluarga Berencana (KB) salah
satunya KB suntik pada dasarnya kurang
berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan,
pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, sikap,
jumlah anak, dukungan suami.
Salah satu yang mempengaruhi kurangnya
kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya
tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor
pendukung lainnya, dimana sikap yang positif
menggunakan KB suntik 3 bulan untuk
menjarangkan kehamilan, Ny. D telah
menggunakan KB suntik selama kurang lebih 6
bulan. Setelah pasien tandatangan inform
concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi
akseptor aman untuk dilakukan penyuntikan KB
3 bulan, maka dilakukan penyuntikan. Adapun
efek samping yang terjadi akseptor merasa
sedikit nyeri saat penyuntikan, namun tidak
terjadi efek yang membahayakan akseptor.
31. tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik,
demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang
maka kepatuhan menjalani program KB suntik
juga akan berkurang.
KONSELING
PENGGUNAAN
KB PIL UNTUK
MENJARANGKAN
KEHAMILAN
17/6/2022
Ny. B, Usia:
25 tahun,
TB: 157cm,
BB: 59kg
P1A0
AKSEPTOR
KB PIL
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan, upaya itu bisa bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen.
Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variabel yang mempengaruhi fertilitas.
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah
terjadinya konsepsi dengan menggunakan alat
atau obat-obatan. Keluarga berencana adalah
suatu usaha menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi. Kontrasepsi adalah menghindari /
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang
ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : dapat
dipercaya, tidak ada efek yang mengganggu
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang
berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi
gabungan hormone estrogen dan progesterone atau
yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja.
Pil kb adalah tablet yang berisi hormone ekstrogen dan
progesterone yang berbeda-beda pula jenis dan
takarannya.
Pil kb merupakan kontrasepsi hormonal yang terdiri
atas kombinasi ekstrogen dan progesterone atau hanya
berisi progestin saja. Hormone seks ini dapat menekan
produksi gonadotropin sehingga menghambat ovulasi.
Hormone komsumsi peroral ini juga bisa menjadi pilihan
kontasepsi pasca koitus dalam kondisi darurat.
TUJUAN
Tujuan umum :
Memberikan acuan pada pemberian kontrasepsi Pil KB
pada klien
Tujuan Khusus :
32. kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut
kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan
sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan
motivasi terus menerus, mudah
pelaksanaannya, murah harganya sehingga
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat, dapat diterima penggunannya oeh
pasangan yang bersangkutan.
Kontrasepsi hormonal merupakan
kontrasepsi yang paling banyak digunakan
wanita di negara-negara maju. Para wanita
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
Kecenderungan peningkatan pasangan
menikah usia subur akan berdampak pada
peningkatan angka kelahiran dan kepadatan
penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan
mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan
kualitas hidup suatu keluarga, sehingga akan
bertolak belakang dengan program pemerintah
yaitu mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera. Tata laksana untuk mengatasi
permasalahan tersebut sangat diperlukan,
termasuk dalam penggunaan kontrasepsi
Mengatur jarak kelahiran anak/ menjarangkan kelahiran
/menunda kehamilan
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pemberian Pil KB pada pasangan usia subur (PUS) yang
ikut KB PIL
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Memanggil pasien
2. Memasukan data pasien ke dalam regester
3. Melakukan Anamnesa
4. Melakukan konseling tentang kontrasepsi Pil
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan dan PUS pasca
keguguran
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PRORAM KB
Waktu dan lokasi
Tempat pelaksanaan : Poli KIA Puskesmas Pangkajene
Waktu pelaksanaan : 17 Juni 2022
Sasaran : Ny. B
33. hormonal baik berupa estrogen saja maupun
kombinasi estrogen dan progesterone.
Akhir-akhir ini banyak wanita menggunakan
kontrasepsi hormonal kombinasi estrogen dan
progesteron karena pemberian estrogen saja
dapat meningkatkan resiko terjadinya
hyperplasia bahkan karsinoma endometrium,
sedangkan progesterone digunakan sebagai
tambahan untuk mengurangi resiko tersebut.
Dua jenis pil kontrasepsi oral yang tersedia
di pasar, kontrasepsi oral kombinasi yang
mengandung estrogen dan progesteron dan
progestin yang hanya berisi hanya progesteron.
Estrogen di sebagian besar kontrasepsi oral
kombinasi adalah senyawa yang sama, etinil
estradiol, bervariasi 20-50 mikrogram (mcg). Pil
yang diresepkan oleh penyedia Pelayanan
Kesehatan di Brown umumnya memiliki
estrogen 35 mcg atau kurang. Progestin
merupakan komponen kedua kontrasepsi oral
kombinasi ini. Perusahaan farmasitelah
menciptakan sejumlah progestin yang berbeda
dengan kualitas yang sedikit berbeda, yang
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. B dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi pil, dan
sebelum ini, Ny. B memang telah menggunakan KB
suntik pil untuk menjarangkan kehamilan, Ny. B telah
menggunakan KB suntik selama kurang lebih 3 bulan.
Setelah pasien tandatangan inform concent, dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Saat
dipastikan kondisi akseptor aman untuk menggunakan
pil KB kombinasi, maka pasien diberi Paket Pil KB
Kombinasi untuk 1 bulan.
KONSELING
PENGGUNAAN
KB PIL UNTUK
MENUNDA
KEHAMILAN
2/7/2022
Ny. Y, Usia:
23 tahun,
TB: 154cm,
BB: 55kg
P0A0
AKSEPTOR
KB PIL
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang
berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi
gabungan hormone estrogen dan progesterone atau
yang hanya terdiri dari hormon progesterone saja.
Pil kb adalah tablet yang berisi hormone ekstrogen dan
progesterone yang berbeda-beda pula jenis dan
takarannya.
Pil kb merupakan kontrasepsi hormonal yang terdiri
atas kombinasi ekstrogen dan progesterone atau hanya
berisi progestin saja. Hormone seks ini dapat menekan
produksi gonadotropin sehingga menghambat ovulasi.
34. telah memungkinkan berbagai kontrasepsi oral
kombinasi yang tersedia.
Mayoritas kontrasepsi oral kombinasi berisi
21 pil aktif ; tujuh pil pertama menghambat
ovulasi dan sisanya 14 pil mempertahankan
anovulasi. Biasanya wanita pengguna pil ini
mempunyai tujuh hari bebas pil atau meminum
tujuh tablet plasebo sebelum memulai paket pil
berikutnya. Dalam rentang waktu ini
kebanyakan wanita tersebut akan mengalami
perdarahan withdrawal.
Hormone komsumsi peroral ini juga bisa menjadi pilihan
kontasepsi pasca koitus dalam kondisi darurat.
TUJUAN
Tujuan umum :
Memberikan acuan pada pemberian kontrasepsi Pil KB
pada klien
Tujuan Khusus :
Mengatur jarak kelahiran anak/ menjarangkan kelahiran
/menunda kehamilan
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pemberian Pil KB pada pasangan usia subur (PUS) yang
ikut KB PIL
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
5. Memanggil pasien
6. Memasukan data pasien ke dalam regester
7. Melakukan Anamnesa
8. Melakukan konseling tentang kontrasepsi Pil
SASARAN
PUS yang ingin menjarangkan kehamilan dan PUS pasca
keguguran
35. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PRORAM KB
Waktu dan lokasi
Tempat pelaksanaan : Poli KIA Puskesmas Pangkajene
Waktu pelaksanaan : 2 Juli 2022
Sasaran : Ny. Y
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setelah dilakukan konseling ke Ny. Y dan suami,
mereka setuju untuk menggunakan kontrasepsi pil
untuk menunda kehamilan. Setelah pasien tandatangan
inform concent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik terlebih dahulu. Saat dipastikan kondisi akseptor
aman untuk menggunakan pil KB kombinasi, maka
pasien diberi Paket Pil KB Kombinasi untuk 1 bulan.
IMD DAN ASI EKSKLUSIF
Judul Laporan
Kegiatan
Identitas
Pasien
Latar Belakang Gambaran Pelaksanaan
KONSELING
PENTINGNYA ASI
EKSKLUSIF
UNTUK
Ny. N / 31
tahun
BB : 79,7 Kg
Kesehatan merupakan investasi dalam
mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya
Permasalahan:
Rendahnya pengetahuan mengenai pentingya
pemberian ASI pada bayi dan bagaimana menyusui yang
benar salah satunya menjadi penyebab rendahnya
36. MENINGKATKAN
IMUNITAS ANAK
13/5/22
TB : 160 cm
P4A0
PPH 0
penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai
suatuinvestasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Salah satu tujuan dari
Millenium Development Goals (MDGs)
kesehatan yaitu menurunkan kematian anak.
Berdasarkan laporan Plan Of Action Puskesmas
Rambipuji 2014, didapatkan angka kematian
bayi pada tahun 2012 sejumlah 5 bayi
sedangkan pada tahun 2013 jumlahnya
meningkat menjadi 7 bayi atau sekitar 30%.
Kematian pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Rambipuji yang meningkat ini disebabkan oleh
banyak faktor antara lain kurangnya
penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil, serta
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
asupan gizi yang baik dan kepatuhan ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilan.
Sebagaimana diketahui bahwa salah
satu masalah gizi yang paling utama pada saat
ini di Indonesia adalah kurang kalori dan
protein, hal ini banyak ditemukan pada bayi dan
anak yang masih kecil. Keadaan juga diperparah
angka pemberian ASI pada bayi di Indonesia. Bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 15,3
persen. Rendahnya pemberian ASI bisa jadi ancaman
serius bagi tumbuh kembang anak yang akan
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di
Indonesia di masa mendatang.
Perencanaan &Pemilihan Intervensi:
Pemberian pengetahuan dengan upaya untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai
pemberian ASI eksklusif. Dijelaskan cara menyusui yang
benar dan bagaimana meningkatkan produksi ASI.
Pelaksanaan:
Konseling diberikan kepada ibu hamil dalam hal ini Ny.N
dan suami serta keluarga yang hadir di ruang Bersalin
Puskesmas Pangkajene agar bayi yang baru saja
dilahirkan dapat memperoleh gizi penuh dari ASI
ibunya.
Monitoring Evaluasi:
Respon Ny. N dan keluarga sangat baik dan antusias
untuk menerapkan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi
nya yang baru lahir. Pengetahuan Ny. N dan keluarga
akan manfaat pemberian ASI eksklusif, tata cara
37. karena anak dan bayi merupakan golongan
rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi
selain disebabkan makanan yang kurang, Air
Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu
formula dengan cara dan jumlah yang tidak
memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya
perubahan sosial dan budaya yang negatif
dipandang dari segi gizi.Pertumbuhan dan
perkembangan bayi sebagian besar ditentukan
oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi
dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam
ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain
dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan
sampai usia sekitar enam bulan. Setelah itu, ASI
hanya berfungsi sebagai sumber protein,
vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang
telah mendapat makanan tambahan yang
berupa beras.
Dalam pembangunan bangsa,
peningkatan kualitas manusia harus dimulai
sedini mungkin, yaitu sejak masih bayi, salah
satu faktor yang memegang peranan penting
menyusui yang benar, maupun cara meningkatkan
produksi ASI meningkat setelah diberikan konseling.
38. dalam peningkatan kualitas manusia adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan
penting dalam pemeliharaan anak dan
persiapan generasi penerus di masa depan.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap
peningkatan penggunaan ASI termasik ASI
EKSKLUSIF telah memadai, hal ini terbukti
dengan telah dicanangkannya Gerakan
Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu
(GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu
tanggal 22 Desember 1990 yang bertemakan
"Dengan ASI, kaum ibu mempelopori
peningkatan kualitas manusia Indonesia".
Dalam pidatonya presiden menyatakan juga
bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus
diberikan sampai bayi berusia enam bulan.
Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain
ini disebut dengan menyusui secara ekslusif.
Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan
pendamping ASI kemudian pemberian ASI di
teruskan sampai anak berusia dua tahun.
39. ASI merupakan makanan yang bergizi
sehingga tidak memerlukan tambahan
komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna
oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan
80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata
mampu menghasilkan air susu dalam jumlah
yang cukup untuk keperluan bayinya secara
penuh tanpa makanan tambahan selama enam
bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang
baik pun sering dapat menghasilkan ASI cukup
tanpa makanan tambahan selama tiga bulan
pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi
bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-
akhir ini sangat disayangkan banyak diantara
ibu-ibu menyusui melupakan manfaat
menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi
terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal
hanya sedikit bayi yang sebenarnya
menggunakan susu formula. Kalau hal yang
demikian terus berlangsung, tentunya hal ini
merupakan ancaman yang serius terhadap
40. upaya pelestarian dari peningkatan
penggunaan ASI.
Menurut hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003,
didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif
pada bayi di bawah usia dua bulan hanya
mencakup 64% dari total bayi yang ada.
Persentase tersebut menurun seiring dengan
bertambahnya usia bayi yakni, 46% pada bayi
usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bulan.
Fakta yang memprihatinkan lagi bahwa 13%
bayi di bawah dua bulan telah diberi susu
formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan
telah diberi makanan tambahan.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-
ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI
secara eksklusif kepada bayinya, antara lain
adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi
dalam menghisap, keadaan puting susu ibu
yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan
untuk disebut modern dan pengaruh
iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah
pentingnya adalah anggapan bahwa semua
41. orang sudah memiliki pengetahuan tentang
manfaat ASI.
KONSELING
PENTINGNYA
INISIASI
MENYUSUI DINI
(IMD) SEGERA
SETELAH
MELAHIRKAN
14/5/2022
Ny. R / 39
tahun
TB: 155
BB : 60 Kg
G4P3A0
Gravid 38-
40 minggu
Inpartu Kala
1 Fase Laten
Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI
kepada bayi baru lahir, bayi tidak boleh
dibersihkan terlebih dahulu dan tidak
dipisahkan dari ibu. Pada inisiasi menyusu dini
ibu segera mendekap dan membiarkan
bayimenyusu dalam 1 jam pertama
kelahirannya . Peran MilleniumDevolepment
Goals(MDGs) dalam pencapaian Inisiasi
Menyusu Dini (IMD),yaitu Inisiasi Menyusu Dini
dapat meningkatkan keberhasilan ASI
eksklusifdan lama menyusui maka akan
membantu mengurangi kemiskinan,
membantumengurangi kelaparan karena ASI
dapat memenuhi kebutuhan makanan
bayisampai usia dua tahun, membantu
mengurangi angka kematian anak
balita.Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu
hal yang berpengaruh palingkuat terhadap
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
perkembangan anak.Penelitian menyatakan
Perencanaan &Pemilihan Intervensi:
Pemberian pengetahuan dengan upaya untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai
pentingnya melakukan IMD segera setelah bayi lahir.
Dijelaskan cara IMD yang benar beserta manfaat yang
dapat diberikan.
Pelaksanaan:
Konseling diberikan kepada ibu hamil dalam hal ini Ny.R
dan suami serta keluarga yang hadir di ruang Bersalin
Puskesmas Pangkajene agar bayi yang baru saja
dilahirkan dapat langsung dilakukan IMD sekaligus
meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk
pelaksanaannya setelah bayi dilahirkan.
Monitoring Evaluasi:
Respon Ny. R dan keluarga sangat baik dan antusias
untuk menerapkan IMD saat nanti bayinya telah lahir.
Pengetahuan Ny. N dan keluarga akan manfaat Inisiasi
Menyusui Dini segera setelah bayi lahir meningkat
setelah diberikan konseling.
42. bahwa inisiasi menyusu dini dalam 1 jam
pertamadapat mencegah 22% kematian bayi di
bawah umur 1 bulan di negaraberkembang
(APN, 2007). Pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif
bergantung padakeberhasilan inisiasi dalam
satu jam pertama. ASI Eksklusif selama 6
bulanpertama kehidupan, bersamaan dengan
pemberian makanan pendamping ASIdan
meneruskan ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun,
dapat mengurangisedikitnya 20% kematian
anak balita (Roesli, 2008).Pemberian ASI secara
dini tidak terlepas dari peran tenaga
kesehatankhususnya dokter dan bidan. Namun,
di Indonesia masih banyak tenagakesehatan
maupun pelayanan kesehatan (termasuk
Rumah Sakit) yang belummendukung
pemberian ASI secara dini dengan alasan
keadaan ibu masihlemah, masih banyak darah
dan lendir yang harus dibersihkan, takut
bayiterkena hipotermi, bahkan ada yang
mengatakan Inisiasi Menyusu Dinidengan
membiarkan bayi merangkak sendiri mencari
puting susu ibu adalahhal primitife yang
43. melecehkan bangsa Indonesia (padahal IMD
juga dilakukandi negara maju).
Angka kematian bayi baru lahir sebanyak
22% dalam satu bulanpertama dapat dicegah
apabila bayi menyusu pada ibu satu jam
pertama,sedangkan menyusu pada hari
pertama lahir dapat menekan angka
kematianbayi hingga 16% (Roesli, 2008). Proses
inisiasi menyusu dini menyebabkanbayi tidak
mengalamihipotermiatau kedinginan karena
dekapan ibu terhadapbayi dan suhu di dada ibu
akan naik 2oC (Roesli, 2008).Suatu hasil
penelitian di Ghana yang diterbitkan oleh jurnal
pediatriksmenunjukkan bahwa 16% kematian
bayi dapat dicegah melalui pemberianASI pada
bayi sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini
naik menjadi 22%jika pemberian ASI dimulai
dalam 1 jam pertama setelah kelahirannya. ASI
adalah asupan gizi yang terbaik untuk
melindungi dari infeksi pernafasan,diare, alergi,
sakit kulit, asma, obesitas juga membentuk
perkembanganintelegensia, rohani,
perkembangan emosional. Hasil telaah dari 42
44. negara menunjukkan bahwa ASI eksklusif
memiliki dampak terbesar terhadappenurunan
angka kematian balita, yaitu 13% dibanding
intervensi kesehatan masyarakat lainnya
(Roesli, 2008).Menyusui bayi di Indonesia
sudah menjadi budaya namun praktik
pemberian ASI masih jauh dari yang
diharapkan. Menurut Survei
DemografiKesehatan Indonesia 2007 hanya
10% bayi yang memperoleh ASI pada
haripertama, yang diberikan ASI kurang dari 2
bulan sebanyak 73%, yangdiberikan ASI 2
sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan
ASI 4 sampai 5bulan sebanyak 20% dan
menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan
sebanyak49% (WHO, 2007)Penyebab utama
rendahnya angka cakupan ASI ini
adalahkarenafaktor sosial budaya, kesadaran
akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatandan
petugas kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung serta gencarnyapromosi susu
(Depkes RI, 2003).Kesadaran akan pentingnya
ASI termasuk IMD dipengaruhi olehtingkat
45. pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi
menyusu dini yang rendahkarena dipengaruhi
oleh faktor pendidikan ibu yang rendah, tidak
adadorongan atau motivasi untuk mengetahui
perkembangan zaman, ketersediaaninformasi,
ketersediaan fasilitas kesehatan, pendapatan
perkapita yangmenyebabkan ibu melakukan
persalinan dengan dukun, dukungan dari orang
terdekat, dukungan dari tenaga kesehatan,
kebudayaan, dan adanya promosiI nsiasi
Menyusu Dini.