Gen Copy-an adalah fenomena mengikuti perilaku orang lain tanpa memiliki sikap tersebut sebelumnya. Mengikuti perilaku baik dari orang lain dapat diterima, namun sering kurang baik karena menunjukkan ketidakmampuan diri dan ketidaksyukuran terhadap karunia yang dimiliki. Lebih baik bersyukur dengan apa yang dimiliki dan berusaha menjadi lebih baik tanpa meniru secara detail orang lain.
1. GEN COPY-AN ! BAIK ATAU BURUK ?
Belakangan ini, sudah muncul fenomena-fenomena yang anehnya bisa terjadi.
Mungkin bagi orang yang berilmu menganggap hal ini sebuah kebodohan, dan bagi
orang yang beragama menganggap hal ini sebagai bentuk ketidaksyukuran. Mengenai
hal ini yaitu Gen Copy-an. Penulis memberikan nama fenomena ini sebgai Gen Copy-an
dalam artian, seseorang terkena fenomena ini apabila sebenarnya ia tidak memiliki
sikap atau perilaku itu sebelumnya. Dimana, ia mendapatkan perilaku itu hanya untuk
mencontoh atau dengan kata lain hanya ikut-ikutan dengan orang lain. Dengan hal
ini, apakah hal tersebut merupakan tindakan yang baik atau sesuatu yang buruk.
Masalah baik dan buruknya tergantung dari sikap atau perilaku apa yang kita
tiru. Banyak orang mengatakan melakukan Gen Copy-an bukanlah sebuah masalah.
Justru hal ini merupakan sebuah perilaku yang cukup baik. Dimana kita dapat
mengikuti hal-hal yang baik dari suatu sikap atau perilaku orang lain. Tapi apakah
kita tidak pernah berpikir dengan mengiktui sikap dan perilaku orang lain, adalah hal
yang sedikit memalukan. Dimana, kita memperlihatkan ketidakmampuan kita
terhadap suatu hal, dimana kita tidak memiliki ciri khas tersendiri sehingga kita
mengikuti sikap dan perilaku orang lain untuk mendapatkan ke-specialan dari diri
kita. Bagi orang yang beragama, melakukan Gen Copy-an merupakan tindak
ketidaksyukuran kita terhadap anugrah yang kita dapatkan. Dimana kita tidak
memiliki rasa puas terhadap apa yang kita miliki. Namun memiliki rasa tidak puas
memang baik, karena mengarahkan kita untuk terus melakukan suatu perubahan
kearah yang baik. Namun apabila rasa ketidakpuasaan ini dibarengi olah rasa iri hati.
Hal tersebut bisa merupakan sebuah perilaku yang kurang baik. Mengenai rasa
ketidaksyukuran terhadap apa yang kita miliki, yaitu kita sengaja mengubah-ubah apa
yang kita miliki dimana adanya kemungkinan kita memilika suatu sikap dan perilaku
yang baik, namun justru kita mengikuti sikap orang lain yang belum tentu lebih baik
dari sikap kita sebelumnya. Mengikuti kebiasaan orang lain ? kebiasaan merupakan
suatu tindakan yang dilakukan tanpa kesengajaan, dimana kebiasaan ini sudah
melekat dalam diri kita, sudah mendarah daging dalam tubuh kita. Kebiasaan ini lah
yang merupakan gen alami dari kita. Namun kebiasaan kebiasaan bisa kita dapatkan
dengan menggunakan teknik Gen Copy-an, biasanya hal ini berhasil apabila kita
mengikuti kebiasaan orang-orang yang benar-benar kita perhatikan.
Jadi, melakukan Gen Copy-an bukanlah hal yang terlalu buruk namun kadang
juga bukan hal yang baik untuk melakukan hal tersebut. Kita diciptakan oleh Yang
Maha Menciptakan dengan tubuh dan sikap yang berbeda-beda. Kita diciptakan
berbeda-beda untuk saling belajar bagaimana cara mempersatukan hal yang berbeda
untuk menjadi suatu kesatuan. Bukan untuk belajar bagaimana membuat sesuatu hal
yang berbeda menjadi suatu yang sama. Apabila di dunia ini hanya ada satu macam
perilaku, sungguh “aneh”-lah dunia ini. Syukurilah apa yang kita miliki, tidak usah
memiliki rasa iri hati terhadap apa yang mereka bisa lakukuan. Tapi berusahalah
untuk berada diatas mereka, namun tanpa mengkuti sedetail mungkin cara mereka.
Lakukan sebuah perubahan yang dibarengin dengan perbedaan menuju arah yang
baik.
NURUL AFDAL HARIS