2. Tanggal 17 Agustus 1950 menjadi momentum
penting bagi bangsa Indonesia. Mengapa?
Karena pada tanggal ini Indonesia resmi
kembali ke bentuk negara kesatuan. Setelah
kembali ke negara kesatuan, Indonesia
menerapkan sistem Demokrasi Liberal atau
Demokrasi Parlementer.
3. Setelah kembali ke bentuk negara persatuan
pada 1950, Indonesia menganut sistem
pemerintahan parlementer. Sistem
pemerintahan parlementer ini mewarnai
kehidupan Demokrasi Liberal pada 1950-1959.
Selain itu, konstitusi RIS diganti dengan UUD
sementara 1950 (UUDS 1950).
4. Dalam Demokrasi Liberal kedudukan presiden
hanya sebagai kepala negara. Adapun kepala
pemerintahan dipegang oleh perdana menteri
yang sekaligus memimpin kabinet. Pada masa
Demokrasi Liberal serring terjadi pergantian
kabinet. Kondisi ini terjadi karena kabinet
dibangun dari kekuatan koalisi partai-partai
peserta pemilu. Seharysnya, kabinet kukuh
dalam menjalankan roda pemerintahan.
Kenyataannya, kabinet jatuh karena masih
tidak percaya dari parlemen.
5. 1) Kabinet Natsir (September 1950-Maret 1951)
2) Kabinet Sukiman (April 1951-Februari 1952)
3) Kabinet Wilopo (April 1952-Juni 1953)
4) Kabinet Ali Sastoamidjojo I (Juli 1953-
Agustus 1955)
5) Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus
1955-Maret 1956)
6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II (Maret 1956-
Maret 1957)
7) Kabinet Djuanda (Maret 1957-Juli 1959)
6. Sistem kepartaian yang dianut pada masa ini
adalah sistem multi partai, yaitu suatu sistem
kepartaian yang memiliki banyak partai politik.
Nama Partai Pimpinan Tanggal Berdiri
Majelis Syuro Muslimin
Indonesia (Masyumi)
Dr. Sukiman 7 November 1945
Partai Nasional
Indonesia (PNI)
Sidik Joyosukarto 29 Januari 1945
Partai Sosialis
Indonesia(PSI)
Amir Syarifuddin 20 November 1945
Partai Komunitas
Indonesia (PKI)
Mr. Moh. Yusuf 7 November 1945
7. Nama Partai Pimpinan Tanggal Berdiri
Partai Buruh Indonesia
(PBI)
Nyono 8 November 1945
Partai Rakyat Jelata (PRJ) Sutan Dewanis 8 November 1945
Partai Kristen Indonesia
(Parkindo)
Ds. Probowinoto 10 November 1945
Partai Rakyat Sosialis
(PRS)
Sutan Syahrir 20 November 1945
Persatuan Marhaen
Indonesia (Permai)
JB Assa 17 Desember 1945
Partai Katolik Republik
Indonesia (PKRI)
IJ Kassimo 8 Desember 1945
8. Konferensi Asia-Afrika (KAA) merupakan
konferensi antara negara-negara di kawasan
Asia dan Afrika. Sebagian besar negara peserta
konferensi Asia-Afrika merupakan negara
yang baru memperoleh kemerdekaan. KAA
berlangsung pada 18-24 April 1955 di
Bandung, Indonesia, dan dihadiri 29 negara.
9. Pelaksanaan KAA berpengaruh terhadap
dunia internasional. Beberapa negara di
kawasan Asia dan Afrika mulai
memperjuangkan kemerdekaannya setelah
berakhirnya KAA. KAA juga menjadi awal
lahirnya organisasi Gerakan Non-Blok (GNB).
Selain itu, penyelenggaraan KAA memberikan
keuntungan bagi Indonesia. Keberhasilan
Indonesia menyelenggarakan KAA
menyebabkan Indonesia mendapatkan respons
positif di dunia internasional. Selain itu,
Indonesia memperoleh dukungan bagi
pembebasan Irian Barat yang saat itu masih di
duduki Belanda.
10. Sebelum Deklarasi Djuanda, wolayah negara
Republik Indonesia mengacu pada Ordonansi
Hindia Belanda 1939 (Ordonantie 1939). Dalam
peraturan tersebut disebutkan laut teritorial
Indonesia lebarnya tiga mil dari garis pantai.