SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
Dialog Berfikir Sistem dan Kebijakan Publik #1:
Ambisi Persetujuan Paris 2.00/1.50 C:
mungkinkah dicapai?
Farhan Helmy
Thamrin School of Climate Change and Sustainability/
Advanced Systems Computing, Design and Innovation Laboratory
(ASCODI Lab), Green Voice Indonesia
OUTLINE PRESENTASI
Memahami Krisis Iklim secara Sistem
­ Melihat Krisis Iklim sebagai Persoalan Sistem
­ Dinamika Ruang, Siklus Hidrologis dan Perubahan Iklim
­ Sains Keterbatasan Planet dan Tiping Points
­ Kompleksitas pada Level Mikro: Lanskap Fisik dan Institusi
Tata Kelola Perubahan Iklim: Arsitektur, Aktor (Negara, non-Negara), Proses
• Konvensi, Arsitektur, Milestone dan Mekanisme
• Kelompok Negosiasi Kepentingan
• Nationally Determined Contributions (NDC)
• Kesepakatan Global, Respon Nasional dan Isu Terkait
Mungkinkah Ambisi 2.00/1.50 dicapai? Tiga Catatan Reflektif soal Komitmen, Kebijakan Publik dan Keadilan
­ Dimensi Persoalan dan Dinamikanya
­ Paradigma Kebijakan Publik: Relasi Ekonomi dan Lingkungan
­ Dilema Kebijakan dan Aksi Kolektif
­ Inovasi dan Gerakan Sosial berbasis Kerumunan (crowd)
­ Simulasi En-ROADS: energi, carbon pricing dan tata guna lahan/deforestasi
Rujukan Online
Lampiran: EnROADS
A GREEN "EVANGELIST", A COMMONER, A PODCASTER, A
MEMBER OF CLIMATE REALITY LEADER CORPS, A PROMOTOR
OF SYSTEM THINKING AND COMPLEXITY THEORY, EN-ROADS
CLIMATE AMBASSADOR, A SCIENTIFICALLY-TRAINED
INDEPENDENT PROFESSIONAL OF NATURAL RESOURCE,
ENVIRONMENTAL AND CLIMATE CHANGE POLICY ANALYSIS
AND AN ENTHUSIAST IN PROMOTING SOCIAL INNOVATION
AND MOVEMENT FOR BETTER SOCIETY.
farhanhelmy.carrd.co
MEMAHAMI KRISIS IKLIM SECARA SISTEM 01
DINAMIKA RUANG, SIKLUS HIDROLOGIS & PERUBAHAN IKLIM
• Iklim sebagai suatu sistem merupakan sistem interaktif terdiri dari lima
komponen utama: atmosfer, hidrosfer, cryosphere, permukaan tanah dan
biosfer, yang dipengaruhi oleh berbagai mekanisme eksternal, baik matahari
maupun berbagai aktivitas manusia (antropogenik)
• Atmosfer adalah bagian sistem yang paling tidak stabil dan cepat berubah.
Komposisinya, yang telah berubah seiring evolusi Bumi. Atmosfer bumi terutama
terdiri dari nitrogen (N2, rasio pencampuran volume 78,1%), oksigen (O2, rasio
pencampuran volume 20,9%, dan argon (Ar, rasio pencampuran volume 0,93%).
• Hidrosfer (hydrosphere) adalah komponen yang terdiri dari semua permukaan
cair dan air bawah tanah, baik air tawar, termasuk sungai, danau dan akuifer,
dan air garam dari lautan dan lautan.
• Cryosphere, termasuk lapisan es Greenland dan Antartika, gletser benua dan
ladang salju, es laut, dan permafrost, memperoleh pentingnya sistem iklim dari
reflektivitas tinggi (albedo) untuk radiasi matahari, konduktivitas termal yang
rendah, inersia termal yang besar dan, terutama, perannya yang penting dalam
mendorong sirkulasi air laut dalam.
• Vegetasi dan tanah (soil) di permukaan tanah mengendalikan bagaimana
energi yang diterima dari matahari dikembalikan ke atmosfer.
• Biosfer laut dan darat memiliki dampak besar pada komposisi atmosfer. Biota
mempengaruhi penyerapan dan pelepasan gas rumah kaca. Melalui proses
fotosintesis, baik tanaman laut dan darat (terutama hutan) menyimpan sejumlah
besar karbon dari karbon dioksida.
•
Source: https://www.ipcc.ch/sr15/
MELIHAT KRISIS IKLIM SEBAGAI SEBUAH SISTEM
•Antisipasi Efek Samping. Pemikiran sistem bertanya 'apa lagi' yang mungkin
terjadi jika intervensi kita berhasil? Siapa yang akan membayar? Siapa yang
diuntungkan? Apa yang mungkin dirugikan?
•Pembelajaran. Dari simulasi komputer yang menguji skenario kebijakan hingga
permainan bermain peran, alat berpikir sistem dirancang untuk pembelajaran
seumur hidup.
•Amplifikasi Dampak. Bagaimana sebuah organisasi dapat melipatgandakan
anggotanya? Bagaimana teknologi bersih dapat berkembang sesuai skala?
Pemikiran sistem membantu mengidentifikasi umpan balik yang memperkuat
yang mendorong proses tersebut.
•Visi. Dunia apa yang benar-benar ingin Anda lihat, bukan yang menurut Anda
harus Anda terima? Visi adalah tujuan jauh yang menginformasikan tindakan
Anda pada saat peluang di tengah kompleksitas dan perubahan yang cepat.
•Temukan Leverage. Titik leverage (point of leverage) adalah tempat di mana
perubahan kecil menciptakan hasil besar. dari sistem kepercayaan bersama
hingga opsi kebijakan utama, pemikiran sistem membantu Anda fokus di
tempat yang paling berdampak dapat ditemukan.
•Berkolaborasi. Bekerja sama dalam perspektif yang berbeda tidak selalu
mudah. Pemikiran sistem menyediakan alat untuk membangun pemahaman
berbagi dan kolaborasi lintas sektoral yang efektif.
SAINS KETERBATASAN PLANET & TIPPING POINT (2009)
(https://www.nature.com/articles/461472a)
SAINS KETERBATASAN PLANET & TIPPING POINT – 10 TAHUN KEMUDIAN (2020)
•Relasi manusia dan alam terus terdegradasi, terjadi diskoneksi dalam
kegiatan ekonomi. Rochstorm walaupun tetap optimis terhadap
berbagai upaya dan komitmen oleh berbagai aktor non-negara,
terutama korporasi, tetap menaruh kehati-hatian. Yang dibutuhkan suatu
perubahan sistemik dan masif, terutama terhadap apa yang sudah
diyakinkan oleh sains.(IPCC, https://bit.ly/3mupEfW)
•Pemulihan melalui naratif "build back better" harusnya bukan sekedar
naratif politik karena kebingungan ditengah krisis. Krisis yang
sebenarnya sudah bisa diduga dari waktu ke waktu. Buah dari rezim
neoliberalisme yang terus dikembangbiakan dan dilembagakan sebagai
suatu keniscayaan pilihan di bumi ini sejak lebih dari empat dekade lalu.
•Saat ini, momentum yang tepat untuk memulihkan trust untuk merestorasi
relasi alam dan manusia sebagai dua entitas yang tak terpisahkan.
Bukan "trade off" kerangka pikirnya, tapi pembangunan yang berbasis
prinsip-prinsip keberlanjutan, Inklusivitas dan keadilan. dan bukan
sekedar penyesuaian (adjustment)
https://www.nature.com/articles/d41586-019-03595-0
KOMPLEKSITAS PADA LEVEL MIKRO: LANSKAP FISIK & INSTITUSI
• Relasi manusia dan alam terus terdegradasi, terjadi diskoneksi dalam kegiatan
ekonomi. Rochstorm (2020) walaupun tetap optimis terhadap berbagai upaya
dan komitmen oleh berbagai aktor non-negara, terutama korporasi, tetap
menaruh kehati-hatian. Yang dibutuhkan suatu perubahan sistemik dan masif,
terutama terhadap apa yang sudah diyakinkan oleh sains.(IPCC,
https://bit.ly/3mupEfW)
• Lanskap kelembagaan, mencakup aturan dan organisasi yang mengarahkan
dan mempengaruhi dalam pengelolaan sumberdaya termasuk relasi sosial
antara manusia dan sumberdaya alam dan lingkungan di kawasan itu.
Kompleksitas kelembagaan terlihat pada berbagai aras baik antar berabagai
lembaga di tingkat nasional, maupun sub-national (provinsi/kabupaten/ kota).
• Berbagai setting kelembagaan yang kompleks ini seringkali tidak mampu
menjawab persoalan secara komprehensif dan tuntas. Bahkan seringkali
memunculkan persoalsan baru karena pendekatan masing-masing lembaga tidak
berada dalam suatu kesatuan yang koheren yang basisnya ekosistem. Interaksi
ini kedua lanskap ini tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu
sama lain yang seringkali.
• Dinamika interaksinya selalu dibayang-banyangi bukan saja data dan
informasi yang kita miliki tidak memadai, akan tetapi juga dihadapkan pada
keterbatasan pengetahuan akan interaksi antar berbagai faktor yang seringkali
memunculkan akibat yang tak terduga.
•
TATA KELOLA PERUBAHAN IKLIM:
ARSITEKTUR, AKTOR & PROSES 02
TATAKELOLA PI: KONVENSI, ARSITEKTUR, MILESTONE & MEKANISME (1)
Definisi
1. “Adverse effects of climate change” means changes in the physical environment
or biota resulting from climate change which have significant deleterious effects on the
composition, resilience or productivity of natural and managed ecosystems or on the
operation of socio-economic systems or on human health and welfare.
2. “Climate change” means a change of climate which is attributed directly or
indirectly to human activity that alters the composition of the global atmosphere and
which is in addition to natural climate variability observed over comparable time
periods.
Sasaran:
The ultimate objective of this Convention and any related legal instruments that the
Conference of the Parties may adopt is to achieve, in accordance with the relevant
provisions of the Convention, stabilization of greenhouse gas concentrations in the
atmosphere at a level that would prevent dangerous anthropogenic interference
with the climate system. Such a level should be achieved within a time frame
sufficient to allow ecosystems to adapt naturally to climate change, to ensure that
food production is not threatened and to enable economic development to proceed in
a sustainable manner.
La Franchophonie (2019), Twenty-fifth session of the Conference
of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change: Summary for Policy Makers
TATAKELOLA PI: KONVENSI, ARSITEKTUR, MILESTONE & MEKANISME (2)
• Party Driven yang diwakili oleh focal point yang merepresentasikan
masing-masing negara, untuk Indonesia: Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK, 2014- kini), Dewan Nasional Perubahan Iklim
(DNPI, 2008-2014), Kementrian Lingkungan Hidup (KLH, ... -2008)
• Lingkup perundingan: adaptasi, mitigasi dan means of implementation
(teknologi, peningkatan kapasitas dan pendanaan)
• GHG yang diatur: CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6, NF3
• Kelembagaan negosiasi dan operasionalisasi:
• Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang menjadi
rujukan sains, dibentuk oleh World Meterorological Organization
(WMO) dan UNEP
• Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA) dan
Subsidiary Body for Implementation (SBI)
• Lembaga lainnya (constituted body)yang dibentuk sesuai dengan
urgensi dan hasil keputusan negosiasi yang lebih operasional , misalnya
Climate Technology Center and Network (CTCN), Green Climate Fund
(GCF)
• Kelompok Negosiasi Kepentingan: state actors (formal dan informal),
non-state actors (sub-national, asosiasi, LSM, etc.)
LaFranchophonie(2019),Twenty-fifthsessionoftheConference
ofthePartiestotheUnitedNationsFrameworkConventiononClimateChange:SummaryforPolicyMakers
TATAKELOLA PI: KELOMPOK NEGOSIASI KEPENTINGAN
Aktor Negara (State Actors):
• Formal: African Group of Negotiators40 (AGN), The Group of Small Island
Developing States (SIDS), The Least Developed Countries41 (LDC), The Group
of 77 + China (G-77 + China), The European Union (EU), The Umbrella Group,
The Environmental Integrity
• Informal: The Independent Alliance of Latin America and the Caribbean
(AILAC), The Alliance of Small Island States (AOSIS), The Coalition for
Rainforest Nations, The BASIC group is formed by Brazil, South Africa, India and
China, The Group of Countries of Central Asia and the Caucus, Albania and
Moldova (CACAM), The Bolivarian Alliance for the Peoples of our America
(ALBA) The Like Minded Group of States (LMDC), The Arab Group. The Climate
Vulnerability Forum
•Aktor non-Negara (Non-State Actors/NSA):
• Komitmen iklim terkuantifikasi oleh lebih dari 6.000 kota dan wilayah dan
1.500 perusahaan di sepuluh negara penghasil emisi utama dunia dapat
mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1,2-2 GtCO2e per tahun
pada tahun 2030 atau sekitar 4% emisi global saat ini
Photo credit: enb.iisd.org
TATAKELOLA PI: NATIONALLY DITERMINED CONTRIBUTIONS (NDC)
• Setiap negara mengajukan komitmennya melalui submisi Nationally
Ditermined Contributions (NDCs) yang diperbaharui setiap lima tahun
mulai tahun 2020 yang akan diinventarisasi melalui global stock take
(2023) untuk menilai kemajuan kolektif dibandingkan dengan tujuan
jangka panjang Paris Agreement.
• Agregat komitmen negara-negara masih jauh dari harapan tujuan
jangka panjang Paris Agreement, perlu aksi yang lebih ambisus dan
progresif yang tidak hanya mengandalkan negara/parties akan tetapi
actor non-negara yang memiliki sekitar 80% sumberdaya yang bisa
dimobilisasi
• Pemerintah Indonesia mensubmisi NDC dengan komitmen penurunan
emisi/Mitigasi: 29% (sumberdaya domestik), 41% (dukungan
internasional) dari BAU 2030. Lima kategori sektor: kehutanan (17.2%),
energi (11%), pertanian (0.32%), industri (0.10%), dan limbah (0.38%).
Adaptasi: peningkatan ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan sumber
penghidupan, serta ketahanan ekosistem dan lansekap selain juga
pengkondisian untuk ketahanan iklim.
Source: La Franchophonie (2019), Twenty-fifth session of the Conference
of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change: Summary for Policy Makers
MUNGKINKAH AMBISI 2.00/1.00 C DICAPAI?:
3 CATATAN REFLEKTIF SOAL KOMITMEN,
KEBIJAKAN PUBLIK & KEADILAN
03
“Acknowledging that climate change is a common concern of
humankind, Parties should, when taking action to address climate change,
respect, promote and consider their respective obligations on human rights, the
right to health, the rights of indigenous peoples, local communities,
migrants, children, persons with disabilities and people in vulnerable
situations and the right to development, as well as gender equality,
empowerment of women and intergenerational equity”.
Paris Agreement, 2015
EKONOMI & PI: KOMITMEN, KEBIJAKAN PUBLIK, KEADILAN (1)
Stern Review (2005):
• carbon pricing, innovation technology, removal to barrier to behavioural change
Johan Rockstrom (2009, 2020):
• Alokasikan 2 Triliun USD untuk mentransformasikan ekonomi dan sosial ke arah green yang diinvestasikan
pada pembangunan rendah emisi karbon, circular economy, rehabilitasi/restorasi sumberdaya alam dan
lingkungan.
• Rumuskan target berdasarkan sains pada skenario kebijakan atau intervensi. Menjaga suhu bumi 1.5
derajat atau dibawahnya dalam periode sampai tahun 2100. Tak ada pilihan lain dalam waktu satu
dekade kedepan (2020-2030) sebelum kita kehilangan momentum membalikkan keadaan.
Special Report of 1.50 Global Warming (IPCC, 2018)
• Limiting global warming to 1.5°C would require “rapid and far-reaching” transitions in land, energy,
industry, buildings, transport, and cities. Global net human-caused emissions of carbon dioxide (CO2) would
need to fall by about 45 percent from 2010 levels by 2030, reaching ‘net zero’ around 2050. This means
that any remaining emissions would need to be balanced by removing CO2 from the air.
Emission Gap Report (UNEP, 2020):
• The levels of ambition in the Paris Agreement must be roughly tripled for the 2°C pathway and increased at
least fivefold for the 1.5°C pathway
• Measures to prioritize under a green recovery include: (1). direct support for zero-emissions technologies
and infrastructure: reducing fossil fuel subsidies; (2). backing nature-based solutions – including large-scale
landscape restoration and reforestation during the UN Decade on Ecosystem Restoration (3) investing in
actions to enable lower-carbon consumption – such as replacing domestic short haul flights with rail (4).
incentives and infrastructure to enable cycling and car-sharing and policies to reduce food waste.
Carbon Budget 2020
­ The global carbon budget averaged over the historical period (1850–2019): For the more recent 1959–
2019 period where direct atmospheric CO2 measurements are available, 81% of the total emissions (EFOS
CELUC) were caused by fossil CO2 emissions, and 19% by landuse change. The total emissions were
partitioned among the atmosphere (45 %), ocean (24 %), and land (32 %), with a near-zero unattributed
budget imbalance (0 %).
EKONOMI & PI: KOMITMEN, KEBIJAKAN PUBLIK, KEADILAN (1)
?
TATAKELOLA PI: KESEPAKATAN GLOBAL & RESPON NASIONAL, ISU TERKAIT
Konfirmasi Sains
•1.5 degree Synthesis Report (IPCC, 2018), Planetary
Boundary (John Rocktrom, et.al, 2009, 2019), Mora
Report on Climate Departure(2013)
Kesepakatan Global:
•Sustainable Development Goals (SDGs, 2015), Paris
Agreement (UNFCCC, 2015), Adis Ababa Action
Agenda (2015), Sendai Framework on Disaster Risk
Reduction (UNDRR, 2015)
Respon Nasional
•Nationally Determined Contribution (NDC), 29% and
41% CO2 emission target, Low Carbon Development
Scenarios (Bappenas, 2018- ..), Means of
Implementation (finance, technology, capacity building)
TIGA CATATAN REFLEKTIF UNTUK DISKUSI
• Paradigma Kebijakan Publik. Paradigma yang bersandarkan
pemikiran antroposentik dimana masusi sebagai aktor dominan
telah memeperosokan kita kedalam banyak krisis dan jauh dari
relatis sebenarnya bahwa ekonomi dan ekologi sebagai suatu
kesatuan sistem yang saling bergantung dan mempengaruhi.
• Tata Kelola: Dilema Kebijakan dan Aksi Kolektif. Relasi negara,
pasar, komunitas dalam kerangka kelembagaan dan
pelembagaan tata kelola di semua tingkat tata kelola
(monocentric, polycentric) dan penerjemahan aksi kolektif global
ke nasional dan sub-nasional/lokal dan alur sebaliknya
(intrapolasi, ekstrapolasi)
• Inovasi dan Gerakan Sosial berbasis Kerumunan (crowd). Peran
aktor negara dan pemangku kepentingan utama sangatlah
terbatas tanpa didukung oleh keterlibatan public secara luas
dalam membangun aksi kolektif oleh komitmen dan konsistensi
sikap jangka panjang.
CR-1: PARADIGMA KEBIJAKAN PUBLIK: EKONOMI & LINGKUNGAN
Evolusi Pemikiran Ekonomi
• efisiensi, optimalitas dan keberlanjutan
Relasi Ekonomi dan Lingkungan
• Kenneth Boulding, Spaceship Earth (1966)
• Club of Rome, Limited to Growth (1972)
• Paul Erlich, Population Bomb (1986) -> IPAT (Impact =
Population x Affluence x Technology)
• Schumacker, Small is Beautiful (1973)
• Odum, Energy System (2001)
• Murray Bookchin, Localization (1997)
• Hezel Henderson (2006)
Dominasi Pemikiran Neo-Klasik
• Mekanisme pasar
• Mewarnai pengajaran maupun kebijakan public
• Krisis Iklim menunjukan gagalnya berbagai kebijakan yang
diturunkan
Source:Cato,MollyScott(2021),EnvironmentandEconomy,Routledge
CR-1: PARADIGMA KEBIJAKAN PUBLIK: EKONOMI & LINGKUNGAN
Source:Cato,MollyScott(2021),EnvironmentandEconomy,Routledge
CR-2: DILEMMA KEBIJAKAN DAN AKSI KOLEKTIF
UN Agencies, International Conventions, Multi-lateral Agreements
Regional Networks and associations
Donor Agencies and Multilateral institutions
National and local Governments
Private sector- business and industry
Universities and Research Institutions
Professional associations
Financial Institutions
NGOs/NPOs and Community Groups
Source:Srinivas(2019),KwanseiGakuenUniversity
LOCAL
GLOBAL
CR-3: INOVASI & GERAKAN SOCIAL, AKSI KOLEKTIF BERBASIS KERUMUNAN (1)
• Data dan informasi melimpah dari berbagai sumber dan
komunitas nasional dan kredibel tersedia secara luas dan dapat
diakses, termasuk: Global Forest Watch, globalforestwatch.org,
Trase, insights.trase.earth, Google Earth Engine, pasar berbasis
kerumunan, eofactory.ai, Satelit mengabdikan resolusi tinggi
untuk sumber daya alam dan pemantauan lingkungan
(Norwegia, Jepang)
• Pentingnya menjaga keterbukaan platform untuk transparansi
dan akuntabilitas tidak hanya terbatas pada institusi
pemerintah tetapi juga untuk keterlibatan berbagai aktor non-
negara.
• Proof of Concept saat ini sedang melatih untuk skenario
kebijakan inklusif (En-ROADS) dan Demokratisasi Data
(EOfactory)
Source:ESRI,2018
CR-3: INOVASI & GERAKAN SOCIAL, AKSI KOLEKTIF BERBASIS KERUMUNAN (2)
• Tantangan tata kelola untuk mendorong aksi ambisius berbasis parties/negara masih penuh tantangan yang
tergantung dinamika ekonomi-politik domestik maupun tata kelola yang mengatur peran aktor non-negara
yang transparan dan dapat diperbandingkan (transparent and comparable)
• Atmosfir adalah ‘global commons” (barang publik), ada hak dan tanggung-jawab individu didalamnya
yang harus diperlakukan secara adil, mekanisme tatakelola berbasis negara/pasar
• Tantangan kebijakan: Upstream & Downstream pada level produsen dan konsumen yang menghasilkan
CO2 pada suatu rantai pasok yang memungkinkan ada suatu transfer sumberdaya yang adil baik antar
wilayah, generasi maupun sosial-ekonomi
• Gagasan David Fleming (1940-2010), Cato, 2020.
• Kuota emisi yang dapat diperdagangkan (Tradable Emission Quotas, TEQ) beroperasi seperti jatah karbon, jadi Anda perlu
membelanjakan sebagian dari jatah serta uang Anda jika Anda akan membeli sesuatu yang mengandung karbon di dalamnya.
• Cap-and-Share, akan mengalokasikan izin yang mewakili hak untuk menghasilkan bagian CO2 untuk setiap orang. Dia kemudian dapat
memutuskan apakah akan menggunakannya untuk membakar bahan bakar fosil, menjualnya kepada orang lain, atau menghancurkannya.
• Perkembangan lebih jauh dikaitkan dengan mendefinisikan ulang “well being” termasuk soal “growth”
EN-ROADS SEBAGAI PLATFORM UJI SKENARIO & INKLUSIVITAS PARTISIPASI
•En-ROADS (Energy Rapid Overview and Decision-Support)
adalah model simulasi kebijakan yang transparan dan
tersedia secara gratis dan online untuk memahami krisis iklim
dan solusinya. Model ini dikembangkan oleh Climate
Interactive, Ventana Systems, dan MIT Sloan.
•Didasarkan pada sains terbaikyang ada dan telah dikalibrasi
terhadap berbagai model Integrated Assessment and
Modelling(IAM) yang saat ini dipakai sebagai rujukan yang
kredibel dalam kajian perubahan iklim, dampaknya maupun
berbagai elaborasi kebijakan untuk mengatasinya.
•MIT membuat simulasi yang menarik tentang berbagai
kemungkinan skenario yang dilakukan melalui berbagai
simulasi dari 18 faktor yang berpengaruh secara dinamik
(minyak, batubara, energi terbarukan, nuklir, bangunan,
teknologi, carbon pricing, bioenergy, deforestasi/aforestasi,…)
•Demonstrasi En-ROADS,
https://en-roads.climateinteractive.org/scenario.html?v=2.7.29
climateinteractive.org
RUJUKAN UNTUK PENDALAMAN LEBIH LANJUT 04
SUMBER RUJUKAN ONLINE
• United Nations Framework on Climate Change Convention, https://www.unfccc.int
• IPCC Special Report on Global Warming1.5 degrees, https://www.ipcc.ch/sr15/.
• IPCC Special Report on Climate Change and Land, https://www.ipcc.ch/srccl/
• IPCC Special Report on the Ocean and Cryrosphere in Changing Climate, https://www.ipcc.ch/srocc/
• IISD Reporting Service, https://enb.iisd.org
• FEASTA, Foundation for the Economic of Sustainability, https://www.feasta.org
• Indonesia Nationally Determined Contributions (NDCs) to UNFCCC,
https://www4.unfccc.int/sites/ndcstaging/PublishedDocuments/Indonesia%20First/First%20NDC%20Indones
ia_submitted%20to%20UNFCCC%20Set_November%20%202016.pdf
• Emission Gap Report 2020, https://www.unenvironment.org/emissions-gap-report-2020
• En-ROADS, https://www.climateinteractive.org/tools/en-roads/
• En-ROADS User Guide, https://docs.climateinteractive.org/projects/en-roads/en/latest/
• En-ROADS Simulator Reference Guide, https://www.climateinteractive.org/wp-
content/uploads/2020/07/En-ROADS_Reference_Guide_120220.pdf
LAMPIRAN: ENROADS 04
RINGKASAN EN-ROADS – DEC 2020
• Krisis iklim merupakan persoalan sistemik yang menggambarkan
interaksi dinamik antara lanskap fisik (nature) dan kegiatan manusia
melalui konstruksi sosial yang melembaga atau dilembagakan (institusi)
• En-ROADS merupakan suatu platform untuk mengkomunikasikan
berbagai pilihan yang layak dari suatu scenario kebijakan pilihan
intervensi dari 18 parameter yang berpengaruh pada perubahan iklim
dengan menunjukkan saling ketergantungan dan pengaruh, perilaku
non-linier yang digerakan oleh stock-flow (umpan balik, delay)
• Rumusan kebijakan publik merupakan hasil dari proses pertarungan
nilai (value), trade-off dan prioritas
• Uji coba yang dilakukan telah menunjukan dinamika utama (key
dynamic), potensi co-benefit dalam mendorong (encouraging) dan
menahan (discouraging) suatu intervensi, pertimbangan equity dan
struktur intervensi dengan leverage yang tinggi maupun rendah.
• Proses “negosiasi” antar pemangku kepentingan merupakan hal yang
penting dilakukan untuk membangun suatu kredibilitas, transparansi,
akuntabilitas, kepercayaan dan komitmen keterlibatan sebagai suatu
kesepakatan kolektif dalam menjalankan suatu kebijakan.
PEMBAHASAN & PENDALAMAN
Energi, Carbon Pricing dan Climate Financing
• Batubara, Minyak Bumi, Gas Alam, Bioenergi, Energi
terbaruka, nuklir, New Zero Carbon
• Efisiensi energi dan elektrifikasi: Transportasi dan
Bangunan
• Carbon Pricing
Tataguna Lahan dan Kehutanan
• Deforestasi, Aforestasi, Pertanian, Carbon Removal
Decrease or
increase the loss of
forests for
agricultural and
wood product uses.
Plant new
forests and
restore old
forests.
Pull carbon dioxide out of the air with
new technologies that enhance natural
removals or manually sequester and
store carbon.
Discourage or
encourage the use
of trees, forest
waste and
agricultural crops
to create energy.
Set a global carbon
price that makes coal,
oil, and gas more
expensive depending
on how much carbon
dioxide they release.
Discourage or
encourage
drilling and
burning natural
gas for energy.
Discover a brand new, cheap
source of electricity that does
not emit greenhouse gases.
Assume higher or
lower growth in
goods produced
and services
provided.
Discourage
or encourage
mining coal
and burning
it in power
plants.
Coal
Encourage or
discourage building
solar panels,
geothermal, and
wind turbines.
Renewables
Discourage or
encourage
drilling,
refining, and
consuming oil
for energy.
Oil
Encourage or
discourage
building
nuclear power
plants.
Nuclear
Increase or decrease the
energy efficiency of
vehicles, shipping, air travel,
and transportation systems.
Transport Energy
Efficiency
Increase or decrease
purchases of new electric
cars, trucks, buses, trains,
and ships.
Transport
Electrification
Increase or decrease the
energy efficiency of buildings,
factories, appliances, and
other machines.
Buildings & Industry
Energy Efficiency
Decrease or increase
greenhouse gas emissions
from methane, nitrous oxide,
and the f-gases.
Methane & Other
Gases
DeforestationNatural Gas
Bioenergy
New
Technology
Carbon Price
Increase or decrease the use of
electricity in buildings, appliances,
motors, and other machines,
instead of fuels like oil or gas.
Buildings & Industry
Electrification
Assume higher
or lower
population
growth.
Population
Afforestation
Technological Carbon
Removal
Economic Growth
En-ROADS Control Panel climateinteractive.org
MENU
A. Pilih grafik - Saat pertama kali membuka En-ROADS, Anda akan melihat dua grafik default. Anda dapat memilih dari yang lengkap daftar grafik
dengan mengklik judul grafik kiri atau kanan. Anda juga dapat memilih dari menu Grafik dari toolbar atas.
B. Info selengkapnya - Untuk informasi lebih lanjut tentang grafik dan apa yang ditampilkannya, pilih ikon segitiga di sebelah kiri
judul grafik.
C. Salin data grafik - Salin data grafik ke papan klip Anda menggunakan ikon salin di sisi kanan atas grafik.
D. Pintasan ke grafik populer - Anda dapat dengan cepat beralih ke pilihan grafik yang paling umum digunakan dari
Ikon "Tampilkan grafik miniatur" di toolbar atas. Anda dapat mengklik salah satu grafik miniatur ini untuk beralih ke grafik itu grafik dalam tampilan
grafik utama.
E. Lihat grafik yang lebih besar - Jika Anda ingin memperluas salah satu grafik ke jendela terpisah, Anda dapat mengakses kami Fitur “Large Left
Graph” atau “Large Right Graph” dari menu View di toolbar atas.
MENU
Ada 18 slider yang mewakili tindakan yang dapat Anda uji di simulator En-ROADS. Klik tiga titik di sebelah kanan setiap
slider untuk mengakses pengaturan slider rinci. Inilah yang akan Anda temukan di tampilan penggeser mendetail:
A. Deskripsi slider
B. Di panel kiri, di atas Anda dapat lebih mengontrol penggeser utama. Anda dapat melihat nilai numerik yang terkait
dengan titik pada slider dan langsung memasukkan nilai numerik untuk mengatur level slider. Gulir ke bawah untuk mengubah dan
jelajahi slider terkait. Klik pada segitiga di sebelah kiri setiap judul slider untuk melihat deskripsi singkat dari slider.
C. Pada panel kanan, Anda dapat melihat grafik yang relevan dengan slider utama untuk grup dan dipilih di antara Yang Terkait lainnya
Grafik. Ini berguna sebagai referensi untuk memeriksa perubahan yang terjadi dari pergerakan slider ini melihat. Pilih dari daftar
dropdown Grafik Terkait di atas.
D. Anda dapat mengakses informasi lebih rinci tentang slider melalui tombol informasi. Ini sama saja informasi yang ditemukan untuk topik
ini di sini di Panduan Pengguna En-ROADS.
ENROADS DYNAMICS: PENGGERAK BASELINE
­ Tantangan untuk membatasi pemanasan global di masa depan adalah pertumbuhan yang tinggi PDB global,
yaitu populasi dikalikan dengan PDB per orang. Efisiensi energi dan perubahan pada bauran bahan bakar
dapat membantu mengurangi emisi energi, tetapi keberhasilan mereka diredam oleh pertumbuhan PDB yang
stabil.
­ Menyadari fakta ini menuntun untuk mengeksplorasi masa depan yang berbeda untuk populasi, misalnya: (1).
dengan memberdayakan perempuan di negara berkembang, yang bisa lebih rendah pertumbuhan penduduk
dan (2). pertumbuhan ekonomi diukur dalam PDB per orang, dengan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi kebutuhan tanpa meningkatkan konsumsi.
­ Grafik Kaya di bawah untuk skenario emisi rendah dengan peningkatan efisiensi energi dan transisi ke sumber
energi rendah karbon. Meskipun Intensitas Energi dari PDB meningkat, dan Intensitas Karbon dari Energi
(Carbon Intensity of Energy) juga menurun, Emisi CO2 dari Energi tidak terlihat penurunan drastis seperti yang
diharapkan karena pertumbuhan berkelanjutan dalam Populasi Global dan PDB per orang.
­ Batasan jangka panjang untuk bahan bakar fosil. Kenaikan biaya akibat kelangkaan pasokan minyak dan
gas membatasi laju pertumbuhan sumber energi tersebut. Ini menciptakan efek penyeimbangan yang terbukti di
tahun 2060-an-2080-an untuk minyak dan gas dalam skenario Baseline ketika mereka mulai naik level mati.
Minyak naik dan turun, sementara laju pertumbuhan gas alam mulai menurun
­ Emisi Non-CO2 mempengaruhi suhu secara signifikan. Metana, N2O, dan F-gas dikontrol oleh slider Metana
& Lainnya. Menyesuaikan ini berdampak besar pada suhu. Ini menyiratkan perubahan signifikan dalam
pengelolaan dan konsumsi ternak, pengelolaan limbah, pupukpenggunaan, dan industri. Emisi ini menghasilkan
sekitar 26% dari total emisi gas rumah kaca.
ENROADS DYNAMICS: SKALA EKONOMI & PEMBELAJARAN
• Skala Ekonomi dan Pembelajaran. Peningkatan kapasitas dan
pemasangan sumber energi baru menyebabkan penurunan harga, dan
bahkan lebih besar lagi kapasitas dan instalasi. Biaya pasokan energi
seperti energi terbarukan turun karena pengalaman kumulatif
diperoleh loop umpan balik pembelajaran, juga dikenal sebagai
"skala ekonomi". Setiap penggandaan kapasitas terpasang kumulatif
energi terbarukan mengurangi biaya sekitar 20%, menciptakan
lingkaran penguat (ini dikenal sebagai "rasio kemajuan”)
• Putaran umpan balik penguat ini menjelaskan dinamika. Karena harga
energi terbarukan turun relatif terhadap sumber energi lainnya, daya
tarik energi terbarukan tumbuh. Ini mengarah pada persentase yang
lebih besar dari kapasitas baru yang dipenuhi oleh energi
terbarukan,lebih banyak instalasi energi terbarukan, pembelajaran
lebih lanjut, dan harga jatuh lebih jauh.
ENROADS DYNAMICS: DELAY & SLOW CAPITAL STOCK TURNOVER
• Putaran umpan balik penguat ini menjelaskan dinamika. Karena harga energi
terbarukan turun relatif terhadap sumber energi lainnya, daya tarik energi
terbarukan tumbuh. Ini mengarah pada persentase yang lebih besar dari
kapasitas baru yang dipenuhi oleh energi terbarukan, lebih banyak instalasi
energi terbarukan, pembelajaran lebih lanjut, dan harga jatuh lebih jauh.
• Sumber energi baru (misalnya, energi terbarukan dan teknologi nol karbon baru)
membutuhkan waktu puluhan tahun (bukan tahun) untuk meningkatkannya secara
memadai bersaing dengan batu bara, minyak, dan gas secara global. Salah satu
sumber utama penundaan ini adalah infrastruktur energi baru hanya dibangun
ketika infrastruktur lama dihentikan atau ada kebutuhan untuk memenuhi
permintaan energi yang meningkat.
• Hanya 6% dari semua infrastruktur energi dunia berubah setiap tahun, karena
infrastruktur seperti pembangkit listrik tenaga batu bara dan minyak kilang dapat
digunakan selama 30 tahun atau lebih. Jadi, sementara sumber energi nol karbon
baru mungkin menjadi mayoritas pangsa pasar modal energi baru, dibutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk modal lama untuk perputaran dan pensiun. Iklimnya
adalah hanya membantu ketika batu bara, minyak, dan gas dihilangkan, dan jika
tidak ada intervensi lain, jumlah itu relative kecil, sekitar 3% per tahun.
ENROADS DYNAMICS: DELAY & SLOW CAPITAL STOCK TURNOVER (LANJUTAN)
• Dinamika ini juga relevan dengan peningkatan efisiensi energi, namun demikian,
modal yang menggunakan energi seperti kendaraan, gedung, dan industri,
memiliki umur rata-rata yang jauh lebih pendek (10-15 tahun). Seseorang dapat
meningkatkan efisiensi energi mobil baru segera, misalnya, tetapi efisiensi energi
rata-rata semua mobil membutuhkan waktu puluhan tahun untuk meningkatkannya
semua mobil tua yang tidak efisien membutuhkan waktu untuk dibawa keluar dari
jalan raya.
• Kebijakan yang hanya mempromosikan alternatif bahan bakar fosil membutuhkan
waktu beberapa dekade untuk dikurangi emisi karbon dioksida - infrastruktur
yang ada membutuhkan waktu lama untuk pensiun. Dengan demikian, memenuhi
tujuan iklim juga membutuhkan disinsentif langsung untuk membangun dan
menggunakan infrastruktur bahan bakar fosil.
ENROADS DYNAMICS: DELAY & SLOW CAPITAL STOCK TURNOVER (LANJUTAN)
• Dinamika ini juga relevan dengan peningkatan efisiensi energi, namun demikian,
modal yang menggunakan energi seperti kendaraan, gedung, dan industri,
memiliki umur rata-rata yang jauh lebih pendek (10-15 tahun). Seseorang dapat
meningkatkan efisiensi energi mobil baru segera, misalnya, tetapi efisiensi energi
rata-rata semua mobil membutuhkan waktu puluhan tahun untuk meningkatkannya
semua mobil tua yang tidak efisien membutuhkan waktu untuk dibawa keluar dari
jalan raya.
• Kebijakan yang hanya mempromosikan alternatif bahan bakar fosil membutuhkan
waktu beberapa dekade untuk dikurangi emisi karbon dioksida - infrastruktur
yang ada membutuhkan waktu lama untuk pensiun. Dengan demikian, memenuhi
tujuan iklim juga membutuhkan disinsentif langsung untuk membangun dan
menggunakan infrastruktur bahan bakar fosil.
ENROADS DYNAMICS: EFEK HARGA, PERMINTAAN, KOMPETISI
• Permintaan energi turun jika harga energi naik, dan permintaan meningkat
jika harga turun. Dinamika pertama terbukti ketika harga karbon
meningkat. Kedua, yang dikenal sebagai efek rebound, adalah ketika
energi karbon nol seperti energi terbarukan atau teknologi baru disubsidi
atau mengalami terobosan dalam peningkatan biaya.
• Subsidi pasokan energi rendah karbon seperti Energi Terbarukan,
perhatikan peningkatan Konsumsi Energi Final. Energi angin dan matahari
yang murah menyebar ke seluruh dunia menurunkan harga energi secara
keseluruhan dan meningkatkan permintaan energi.
• Sambil menaikkan harga karbon, perhatikan penurunan Konsumsi Energi
Final.
• Banyak yang beranggapan bahwa jika dunia mempromosikan beberapa
sumber energi nol karbon jangka panjang seperti nuklir, angin, dan tenaga
surya, kontribusinya terhadap mitigasi karbon akan menjadi tambahan.
Sebaliknya, mereka akan bersaing.
ENROADS DYNAMICS: CARBON PRICE
• Produsen energi sering membebankan biaya tambahan kepada
pelanggan mereka, sehingga kebijakan harus dirancang untuk itu
meminimalkan dampak pada yang termiskin.
• Penetapan harga karbon adalah strategi leverage tinggi. Keduanya
mengurangi intensitas karbon dari pasokan energi dan juga
mengurangi kebutuhan energi secara keseluruhan.
• Manfaat Bersama Potentisi dari Harga Karbon (1). Energi terbarukan
menjadi relatif lebih murah, yang dapat mendorong penciptaan
lapangan kerja di sektor tersebut. (2). Mengurangi penggunaan bahan
bakar fosil meningkatkan kualitas udara, meningkatkan penghematan
perawatan kesehatan dan produktivitas pekerja. (3). Pendapatan dari
penetapan harga karbon dapat dialokasikan untuk program sosial
yang dapat dibagikan kepada semua orang.
• Pertimbangan Ekuitas
ENROADS DYNAMICS: TATAGUNA LAHAN/DEFORESTASI
• Mengurangi atau meningkatkan hilangnya hutan untuk pertanian dan
penggunaan produk kayu. Deforestasi sering kali membutuhkan
pembakaran dan menebang hutan untuk membuka lahan untuk tanaman
seperti kedelai, jagung, atau minyak sawit. Upaya perlindungan hutan
meningkat keanekaragaman hayati dan dapat mendukung ketahanan
masyarakat.
• Upaya pengurangan deforestasi relatif rendah daya ungkitnya bagi
iklim, karena pengaruh dari energi emisi CO2 begitu dominan, tetapi
menghentikan deforestasi masih merupakan bagian dari upaya multifungsi
untuk mengatasi perubahan iklim iklim. Melindungi hutan bermanfaat untuk
berbagai alasan selain aksi iklim, termasuk konservasi keanekaragaman
hayati dan perlindungan tanah masyarakat adat.
• Co-benefit: (1). Hutan melindungi keanekaragaman hayati dan
menyediakan jasa ekosistem dan sumber makanan (2). Pelestarian hutan
mengurangi erosi dan mencegah hilangnya tanah. (3). Hutan menyediakan
mata pencaharian bagi orang-orang (misalnya, pengumpulan sumber
daya skala kecil dan kehutanan berkelanjutan) yang bisa
• Equity: Upaya pelestarian hutan terkadang membatasi akses lahan
masyarakat adat yang hidup lestaridi tanah selama beberapa generasi.
Kebijakan harus dibuat dengan keterlibatan pemangku kepentingan lokal
ENROADS DYNAMICS: SAINS DINAMIKA IKLIM
• Momentum dalam siklus karbon dan iklim menyebabkan
penundaan yang lama antara emisi dan suhu.
• Grafik “Emisi dan Serapan CO2” dan “Konsentrasi CO2”
dalam skenario di mana emisi CO2 menjadi stabil.
Meskipun emisi CO2 (warna merah di bawah) telah
mendatar, konsentrasi CO2 (warna biru menyala
• tepat di bawah) terus meningkat:

More Related Content

What's hot

Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alamAlen Pepa
 
Pembangunan
PembangunanPembangunan
Pembangunanfebry777
 
Makalah ilmu ekomomi syariah
Makalah ilmu ekomomi syariahMakalah ilmu ekomomi syariah
Makalah ilmu ekomomi syariahjamal din
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Nurul Afdal Haris
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganhendricksonsagala
 
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyaPengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyapratista20
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaYanels Garsione
 
Hukum lingkungan
Hukum lingkunganHukum lingkungan
Hukum lingkunganSigit Riono
 
Masalah lingkungan hidup
Masalah lingkungan hidupMasalah lingkungan hidup
Masalah lingkungan hidupasroatulhasanah
 
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017Felicity5
 
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemenTeknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemenfikrul islamy
 
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Farhan Helmy
 
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...Markus T Lasut
 
Question and answer tentang keadilan iklim yayasan satu dunia
Question and answer tentang keadilan iklim yayasan satu duniaQuestion and answer tentang keadilan iklim yayasan satu dunia
Question and answer tentang keadilan iklim yayasan satu duniaSatuDunia Foundation
 
Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahhukum_lingkungan
 

What's hot (19)

Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Pembangunan
PembangunanPembangunan
Pembangunan
 
Makalah ilmu ekomomi syariah
Makalah ilmu ekomomi syariahMakalah ilmu ekomomi syariah
Makalah ilmu ekomomi syariah
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
 
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyaPengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
 
Pengertian lingkungan
Pengertian lingkunganPengertian lingkungan
Pengertian lingkungan
 
Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1
 
Hukum lingkungan
Hukum lingkunganHukum lingkungan
Hukum lingkungan
 
Masalah lingkungan hidup
Masalah lingkungan hidupMasalah lingkungan hidup
Masalah lingkungan hidup
 
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
Presentasi CDM_Ilmu Lingkungan_DEC 2017
 
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemenTeknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
Teknologi gis dan analisis spasial di zona pesisir manajemen
 
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
Krisis Iklim: perubahan sosial, inovasi dan tata kelola (Climate Crisis: soci...
 
Tugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkunganTugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkungan
 
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Tomohon Menuju Pembangunan Yang...
 
Question and answer tentang keadilan iklim yayasan satu dunia
Question and answer tentang keadilan iklim yayasan satu duniaQuestion and answer tentang keadilan iklim yayasan satu dunia
Question and answer tentang keadilan iklim yayasan satu dunia
 
Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliah
 
8.1.+global+warming
8.1.+global+warming8.1.+global+warming
8.1.+global+warming
 

Similar to Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?

Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...Farhan Helmy
 
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Farhan Helmy
 
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013Farhan Helmy
 
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa CatatanGreen Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa CatatanFarhan Helmy
 
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptxKerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptxevelinesilitonga2
 
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan IklimPeran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan IklimAnton Sri Probiyantono
 
Bisnis Internasional, 4, Anissa Nur Safitri, Hapzi Ali, Kekuatan Kompetitif S...
Bisnis Internasional, 4, Anissa Nur Safitri, Hapzi Ali, Kekuatan Kompetitif S...Bisnis Internasional, 4, Anissa Nur Safitri, Hapzi Ali, Kekuatan Kompetitif S...
Bisnis Internasional, 4, Anissa Nur Safitri, Hapzi Ali, Kekuatan Kompetitif S...AnissaNurSafitri
 
geos2-ekonomidanlingkunganhidup.ppt
geos2-ekonomidanlingkunganhidup.pptgeos2-ekonomidanlingkunganhidup.ppt
geos2-ekonomidanlingkunganhidup.pptMc Keteqman
 
S2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionS2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionswirawan
 
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMPERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMWahyudinata Halim
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...INSISTPress
 
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)Universitas PGRI
 
sumber daya alam 1
sumber daya alam 1sumber daya alam 1
sumber daya alam 1Mia Mancani
 
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF Yuyun Ismawati Drwiega
 
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklimSampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklimVika Sarastya Prastiwi
 
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan IklimRUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan IklimFarhan Helmy
 
Sustainable development fd-revised
Sustainable development fd-revisedSustainable development fd-revised
Sustainable development fd-revisedFrans Dione
 

Similar to Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai? (20)

Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
Sesi -1: Memahami Krisis iklim secara Sistem (Understanding Climate Crisis: A...
 
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
Memahami Krisis Iklim dan Potensi Solusinya berdarkan En-ROADS Simulation
 
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
 
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa CatatanGreen Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
Green Recovery, Teknologi dan UUCK: Beberapa Catatan
 
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptxKerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
Kerangka Global dan Nasional API-PRB.pptx
 
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan IklimPeran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
Peran UNDP Dalam Menghadapi Isu Perubahan Iklim
 
75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan
 
75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan
 
Tugas3
Tugas3Tugas3
Tugas3
 
Bisnis Internasional, 4, Anissa Nur Safitri, Hapzi Ali, Kekuatan Kompetitif S...
Bisnis Internasional, 4, Anissa Nur Safitri, Hapzi Ali, Kekuatan Kompetitif S...Bisnis Internasional, 4, Anissa Nur Safitri, Hapzi Ali, Kekuatan Kompetitif S...
Bisnis Internasional, 4, Anissa Nur Safitri, Hapzi Ali, Kekuatan Kompetitif S...
 
geos2-ekonomidanlingkunganhidup.ppt
geos2-ekonomidanlingkunganhidup.pptgeos2-ekonomidanlingkunganhidup.ppt
geos2-ekonomidanlingkunganhidup.ppt
 
S2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionS2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introduction
 
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMPERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
 
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
 
sumber daya alam 1
sumber daya alam 1sumber daya alam 1
sumber daya alam 1
 
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
Isu-isu Utama terkait Waste to Energy/PLTSa/RDF
 
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklimSampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
 
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan IklimRUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
 
Sustainable development fd-revised
Sustainable development fd-revisedSustainable development fd-revised
Sustainable development fd-revised
 

More from Farhan Helmy

Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiEtika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiFarhan Helmy
 
Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013Farhan Helmy
 
Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013Farhan Helmy
 
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...Farhan Helmy
 
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...Farhan Helmy
 
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)Farhan Helmy
 
EOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligenceEOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligenceFarhan Helmy
 
Change Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory PlatformChange Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory PlatformFarhan Helmy
 
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic EngagementCrowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic EngagementFarhan Helmy
 
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory PlatformCivic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory PlatformFarhan Helmy
 
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and OpportunitiesASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and OpportunitiesFarhan Helmy
 
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into RealityPromoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into RealityFarhan Helmy
 
Perubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan TantanganyaPerubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan TantanganyaFarhan Helmy
 
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014Farhan Helmy
 
Flood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in JakartaFlood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in JakartaFarhan Helmy
 
Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013Farhan Helmy
 
Ghg assessment from forest fires - indonesia case study
Ghg assessment from forest fires  - indonesia case studyGhg assessment from forest fires  - indonesia case study
Ghg assessment from forest fires - indonesia case studyFarhan Helmy
 
Cases of NAMAs and Registry: Indonesia
Cases of NAMAs and Registry: IndonesiaCases of NAMAs and Registry: Indonesia
Cases of NAMAs and Registry: IndonesiaFarhan Helmy
 
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaNational Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaFarhan Helmy
 
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaNational Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaFarhan Helmy
 

More from Farhan Helmy (20)

Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiEtika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
 
Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013Green investment magazine vol 01 01/2013
Green investment magazine vol 01 01/2013
 
Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013Green investment magazine vol 02 06/2013
Green investment magazine vol 02 06/2013
 
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
Sesi 4 - Simulasi En-ROADS: Tata Guna Lahan dan Kehutanan (En-ROADS Simulatio...
 
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
Sesi 3 - Simulasi En-ROADS: Energi dan Carbon Pricing (En-ROADS Simulation: E...
 
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)Sesi-2 Pengantar En-ROADS  (Introduction to En-ROADS)
Sesi-2 Pengantar En-ROADS (Introduction to En-ROADS)
 
EOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligenceEOfactory: from pixel to intelligence
EOfactory: from pixel to intelligence
 
Change Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory PlatformChange Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
Change Detection in Kalimantan using EOfactory Platform
 
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic EngagementCrowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
Crowd based Geospatial Technology: State of the Art of Civic Engagement
 
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory PlatformCivic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
Civic Engagement via En-ROADS Simulation/Game and EOfactory Platform
 
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and OpportunitiesASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
ASEAN and Climate Change Issues: Challenges and Opportunities
 
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into RealityPromoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
Promoting Sustainability Agenda at Micro Level: Translating Ideas into Reality
 
Perubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan TantanganyaPerubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
Perubahan Iklim: Peluang dan Tantanganya
 
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
Green Investment, Innovation and Productivity Vol. 2/2014
 
Flood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in JakartaFlood and Water Scarcity in Jakarta
Flood and Water Scarcity in Jakarta
 
Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013Green Investment Magazine Volume 1/2013
Green Investment Magazine Volume 1/2013
 
Ghg assessment from forest fires - indonesia case study
Ghg assessment from forest fires  - indonesia case studyGhg assessment from forest fires  - indonesia case study
Ghg assessment from forest fires - indonesia case study
 
Cases of NAMAs and Registry: Indonesia
Cases of NAMAs and Registry: IndonesiaCases of NAMAs and Registry: Indonesia
Cases of NAMAs and Registry: Indonesia
 
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaNational Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
 
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: IndonesiaNational Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
National Context and Arrangement for Implementation of NAMAs: Indonesia
 

Ambisi Persetujuan Paris 2.0/1.5 C: mungkinkah dicapai?

  • 1. Dialog Berfikir Sistem dan Kebijakan Publik #1: Ambisi Persetujuan Paris 2.00/1.50 C: mungkinkah dicapai? Farhan Helmy Thamrin School of Climate Change and Sustainability/ Advanced Systems Computing, Design and Innovation Laboratory (ASCODI Lab), Green Voice Indonesia
  • 2. OUTLINE PRESENTASI Memahami Krisis Iklim secara Sistem ­ Melihat Krisis Iklim sebagai Persoalan Sistem ­ Dinamika Ruang, Siklus Hidrologis dan Perubahan Iklim ­ Sains Keterbatasan Planet dan Tiping Points ­ Kompleksitas pada Level Mikro: Lanskap Fisik dan Institusi Tata Kelola Perubahan Iklim: Arsitektur, Aktor (Negara, non-Negara), Proses • Konvensi, Arsitektur, Milestone dan Mekanisme • Kelompok Negosiasi Kepentingan • Nationally Determined Contributions (NDC) • Kesepakatan Global, Respon Nasional dan Isu Terkait Mungkinkah Ambisi 2.00/1.50 dicapai? Tiga Catatan Reflektif soal Komitmen, Kebijakan Publik dan Keadilan ­ Dimensi Persoalan dan Dinamikanya ­ Paradigma Kebijakan Publik: Relasi Ekonomi dan Lingkungan ­ Dilema Kebijakan dan Aksi Kolektif ­ Inovasi dan Gerakan Sosial berbasis Kerumunan (crowd) ­ Simulasi En-ROADS: energi, carbon pricing dan tata guna lahan/deforestasi Rujukan Online Lampiran: EnROADS
  • 3. A GREEN "EVANGELIST", A COMMONER, A PODCASTER, A MEMBER OF CLIMATE REALITY LEADER CORPS, A PROMOTOR OF SYSTEM THINKING AND COMPLEXITY THEORY, EN-ROADS CLIMATE AMBASSADOR, A SCIENTIFICALLY-TRAINED INDEPENDENT PROFESSIONAL OF NATURAL RESOURCE, ENVIRONMENTAL AND CLIMATE CHANGE POLICY ANALYSIS AND AN ENTHUSIAST IN PROMOTING SOCIAL INNOVATION AND MOVEMENT FOR BETTER SOCIETY. farhanhelmy.carrd.co
  • 4. MEMAHAMI KRISIS IKLIM SECARA SISTEM 01
  • 5. DINAMIKA RUANG, SIKLUS HIDROLOGIS & PERUBAHAN IKLIM • Iklim sebagai suatu sistem merupakan sistem interaktif terdiri dari lima komponen utama: atmosfer, hidrosfer, cryosphere, permukaan tanah dan biosfer, yang dipengaruhi oleh berbagai mekanisme eksternal, baik matahari maupun berbagai aktivitas manusia (antropogenik) • Atmosfer adalah bagian sistem yang paling tidak stabil dan cepat berubah. Komposisinya, yang telah berubah seiring evolusi Bumi. Atmosfer bumi terutama terdiri dari nitrogen (N2, rasio pencampuran volume 78,1%), oksigen (O2, rasio pencampuran volume 20,9%, dan argon (Ar, rasio pencampuran volume 0,93%). • Hidrosfer (hydrosphere) adalah komponen yang terdiri dari semua permukaan cair dan air bawah tanah, baik air tawar, termasuk sungai, danau dan akuifer, dan air garam dari lautan dan lautan. • Cryosphere, termasuk lapisan es Greenland dan Antartika, gletser benua dan ladang salju, es laut, dan permafrost, memperoleh pentingnya sistem iklim dari reflektivitas tinggi (albedo) untuk radiasi matahari, konduktivitas termal yang rendah, inersia termal yang besar dan, terutama, perannya yang penting dalam mendorong sirkulasi air laut dalam. • Vegetasi dan tanah (soil) di permukaan tanah mengendalikan bagaimana energi yang diterima dari matahari dikembalikan ke atmosfer. • Biosfer laut dan darat memiliki dampak besar pada komposisi atmosfer. Biota mempengaruhi penyerapan dan pelepasan gas rumah kaca. Melalui proses fotosintesis, baik tanaman laut dan darat (terutama hutan) menyimpan sejumlah besar karbon dari karbon dioksida. • Source: https://www.ipcc.ch/sr15/
  • 6. MELIHAT KRISIS IKLIM SEBAGAI SEBUAH SISTEM •Antisipasi Efek Samping. Pemikiran sistem bertanya 'apa lagi' yang mungkin terjadi jika intervensi kita berhasil? Siapa yang akan membayar? Siapa yang diuntungkan? Apa yang mungkin dirugikan? •Pembelajaran. Dari simulasi komputer yang menguji skenario kebijakan hingga permainan bermain peran, alat berpikir sistem dirancang untuk pembelajaran seumur hidup. •Amplifikasi Dampak. Bagaimana sebuah organisasi dapat melipatgandakan anggotanya? Bagaimana teknologi bersih dapat berkembang sesuai skala? Pemikiran sistem membantu mengidentifikasi umpan balik yang memperkuat yang mendorong proses tersebut. •Visi. Dunia apa yang benar-benar ingin Anda lihat, bukan yang menurut Anda harus Anda terima? Visi adalah tujuan jauh yang menginformasikan tindakan Anda pada saat peluang di tengah kompleksitas dan perubahan yang cepat. •Temukan Leverage. Titik leverage (point of leverage) adalah tempat di mana perubahan kecil menciptakan hasil besar. dari sistem kepercayaan bersama hingga opsi kebijakan utama, pemikiran sistem membantu Anda fokus di tempat yang paling berdampak dapat ditemukan. •Berkolaborasi. Bekerja sama dalam perspektif yang berbeda tidak selalu mudah. Pemikiran sistem menyediakan alat untuk membangun pemahaman berbagi dan kolaborasi lintas sektoral yang efektif.
  • 7. SAINS KETERBATASAN PLANET & TIPPING POINT (2009) (https://www.nature.com/articles/461472a)
  • 8. SAINS KETERBATASAN PLANET & TIPPING POINT – 10 TAHUN KEMUDIAN (2020) •Relasi manusia dan alam terus terdegradasi, terjadi diskoneksi dalam kegiatan ekonomi. Rochstorm walaupun tetap optimis terhadap berbagai upaya dan komitmen oleh berbagai aktor non-negara, terutama korporasi, tetap menaruh kehati-hatian. Yang dibutuhkan suatu perubahan sistemik dan masif, terutama terhadap apa yang sudah diyakinkan oleh sains.(IPCC, https://bit.ly/3mupEfW) •Pemulihan melalui naratif "build back better" harusnya bukan sekedar naratif politik karena kebingungan ditengah krisis. Krisis yang sebenarnya sudah bisa diduga dari waktu ke waktu. Buah dari rezim neoliberalisme yang terus dikembangbiakan dan dilembagakan sebagai suatu keniscayaan pilihan di bumi ini sejak lebih dari empat dekade lalu. •Saat ini, momentum yang tepat untuk memulihkan trust untuk merestorasi relasi alam dan manusia sebagai dua entitas yang tak terpisahkan. Bukan "trade off" kerangka pikirnya, tapi pembangunan yang berbasis prinsip-prinsip keberlanjutan, Inklusivitas dan keadilan. dan bukan sekedar penyesuaian (adjustment) https://www.nature.com/articles/d41586-019-03595-0
  • 9. KOMPLEKSITAS PADA LEVEL MIKRO: LANSKAP FISIK & INSTITUSI • Relasi manusia dan alam terus terdegradasi, terjadi diskoneksi dalam kegiatan ekonomi. Rochstorm (2020) walaupun tetap optimis terhadap berbagai upaya dan komitmen oleh berbagai aktor non-negara, terutama korporasi, tetap menaruh kehati-hatian. Yang dibutuhkan suatu perubahan sistemik dan masif, terutama terhadap apa yang sudah diyakinkan oleh sains.(IPCC, https://bit.ly/3mupEfW) • Lanskap kelembagaan, mencakup aturan dan organisasi yang mengarahkan dan mempengaruhi dalam pengelolaan sumberdaya termasuk relasi sosial antara manusia dan sumberdaya alam dan lingkungan di kawasan itu. Kompleksitas kelembagaan terlihat pada berbagai aras baik antar berabagai lembaga di tingkat nasional, maupun sub-national (provinsi/kabupaten/ kota). • Berbagai setting kelembagaan yang kompleks ini seringkali tidak mampu menjawab persoalan secara komprehensif dan tuntas. Bahkan seringkali memunculkan persoalsan baru karena pendekatan masing-masing lembaga tidak berada dalam suatu kesatuan yang koheren yang basisnya ekosistem. Interaksi ini kedua lanskap ini tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain yang seringkali. • Dinamika interaksinya selalu dibayang-banyangi bukan saja data dan informasi yang kita miliki tidak memadai, akan tetapi juga dihadapkan pada keterbatasan pengetahuan akan interaksi antar berbagai faktor yang seringkali memunculkan akibat yang tak terduga. •
  • 10. TATA KELOLA PERUBAHAN IKLIM: ARSITEKTUR, AKTOR & PROSES 02
  • 11. TATAKELOLA PI: KONVENSI, ARSITEKTUR, MILESTONE & MEKANISME (1) Definisi 1. “Adverse effects of climate change” means changes in the physical environment or biota resulting from climate change which have significant deleterious effects on the composition, resilience or productivity of natural and managed ecosystems or on the operation of socio-economic systems or on human health and welfare. 2. “Climate change” means a change of climate which is attributed directly or indirectly to human activity that alters the composition of the global atmosphere and which is in addition to natural climate variability observed over comparable time periods. Sasaran: The ultimate objective of this Convention and any related legal instruments that the Conference of the Parties may adopt is to achieve, in accordance with the relevant provisions of the Convention, stabilization of greenhouse gas concentrations in the atmosphere at a level that would prevent dangerous anthropogenic interference with the climate system. Such a level should be achieved within a time frame sufficient to allow ecosystems to adapt naturally to climate change, to ensure that food production is not threatened and to enable economic development to proceed in a sustainable manner. La Franchophonie (2019), Twenty-fifth session of the Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change: Summary for Policy Makers
  • 12. TATAKELOLA PI: KONVENSI, ARSITEKTUR, MILESTONE & MEKANISME (2) • Party Driven yang diwakili oleh focal point yang merepresentasikan masing-masing negara, untuk Indonesia: Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2014- kini), Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI, 2008-2014), Kementrian Lingkungan Hidup (KLH, ... -2008) • Lingkup perundingan: adaptasi, mitigasi dan means of implementation (teknologi, peningkatan kapasitas dan pendanaan) • GHG yang diatur: CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6, NF3 • Kelembagaan negosiasi dan operasionalisasi: • Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang menjadi rujukan sains, dibentuk oleh World Meterorological Organization (WMO) dan UNEP • Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA) dan Subsidiary Body for Implementation (SBI) • Lembaga lainnya (constituted body)yang dibentuk sesuai dengan urgensi dan hasil keputusan negosiasi yang lebih operasional , misalnya Climate Technology Center and Network (CTCN), Green Climate Fund (GCF) • Kelompok Negosiasi Kepentingan: state actors (formal dan informal), non-state actors (sub-national, asosiasi, LSM, etc.) LaFranchophonie(2019),Twenty-fifthsessionoftheConference ofthePartiestotheUnitedNationsFrameworkConventiononClimateChange:SummaryforPolicyMakers
  • 13. TATAKELOLA PI: KELOMPOK NEGOSIASI KEPENTINGAN Aktor Negara (State Actors): • Formal: African Group of Negotiators40 (AGN), The Group of Small Island Developing States (SIDS), The Least Developed Countries41 (LDC), The Group of 77 + China (G-77 + China), The European Union (EU), The Umbrella Group, The Environmental Integrity • Informal: The Independent Alliance of Latin America and the Caribbean (AILAC), The Alliance of Small Island States (AOSIS), The Coalition for Rainforest Nations, The BASIC group is formed by Brazil, South Africa, India and China, The Group of Countries of Central Asia and the Caucus, Albania and Moldova (CACAM), The Bolivarian Alliance for the Peoples of our America (ALBA) The Like Minded Group of States (LMDC), The Arab Group. The Climate Vulnerability Forum •Aktor non-Negara (Non-State Actors/NSA): • Komitmen iklim terkuantifikasi oleh lebih dari 6.000 kota dan wilayah dan 1.500 perusahaan di sepuluh negara penghasil emisi utama dunia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1,2-2 GtCO2e per tahun pada tahun 2030 atau sekitar 4% emisi global saat ini Photo credit: enb.iisd.org
  • 14. TATAKELOLA PI: NATIONALLY DITERMINED CONTRIBUTIONS (NDC) • Setiap negara mengajukan komitmennya melalui submisi Nationally Ditermined Contributions (NDCs) yang diperbaharui setiap lima tahun mulai tahun 2020 yang akan diinventarisasi melalui global stock take (2023) untuk menilai kemajuan kolektif dibandingkan dengan tujuan jangka panjang Paris Agreement. • Agregat komitmen negara-negara masih jauh dari harapan tujuan jangka panjang Paris Agreement, perlu aksi yang lebih ambisus dan progresif yang tidak hanya mengandalkan negara/parties akan tetapi actor non-negara yang memiliki sekitar 80% sumberdaya yang bisa dimobilisasi • Pemerintah Indonesia mensubmisi NDC dengan komitmen penurunan emisi/Mitigasi: 29% (sumberdaya domestik), 41% (dukungan internasional) dari BAU 2030. Lima kategori sektor: kehutanan (17.2%), energi (11%), pertanian (0.32%), industri (0.10%), dan limbah (0.38%). Adaptasi: peningkatan ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan sumber penghidupan, serta ketahanan ekosistem dan lansekap selain juga pengkondisian untuk ketahanan iklim. Source: La Franchophonie (2019), Twenty-fifth session of the Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change: Summary for Policy Makers
  • 15. MUNGKINKAH AMBISI 2.00/1.00 C DICAPAI?: 3 CATATAN REFLEKTIF SOAL KOMITMEN, KEBIJAKAN PUBLIK & KEADILAN 03
  • 16. “Acknowledging that climate change is a common concern of humankind, Parties should, when taking action to address climate change, respect, promote and consider their respective obligations on human rights, the right to health, the rights of indigenous peoples, local communities, migrants, children, persons with disabilities and people in vulnerable situations and the right to development, as well as gender equality, empowerment of women and intergenerational equity”. Paris Agreement, 2015
  • 17. EKONOMI & PI: KOMITMEN, KEBIJAKAN PUBLIK, KEADILAN (1) Stern Review (2005): • carbon pricing, innovation technology, removal to barrier to behavioural change Johan Rockstrom (2009, 2020): • Alokasikan 2 Triliun USD untuk mentransformasikan ekonomi dan sosial ke arah green yang diinvestasikan pada pembangunan rendah emisi karbon, circular economy, rehabilitasi/restorasi sumberdaya alam dan lingkungan. • Rumuskan target berdasarkan sains pada skenario kebijakan atau intervensi. Menjaga suhu bumi 1.5 derajat atau dibawahnya dalam periode sampai tahun 2100. Tak ada pilihan lain dalam waktu satu dekade kedepan (2020-2030) sebelum kita kehilangan momentum membalikkan keadaan. Special Report of 1.50 Global Warming (IPCC, 2018) • Limiting global warming to 1.5°C would require “rapid and far-reaching” transitions in land, energy, industry, buildings, transport, and cities. Global net human-caused emissions of carbon dioxide (CO2) would need to fall by about 45 percent from 2010 levels by 2030, reaching ‘net zero’ around 2050. This means that any remaining emissions would need to be balanced by removing CO2 from the air. Emission Gap Report (UNEP, 2020): • The levels of ambition in the Paris Agreement must be roughly tripled for the 2°C pathway and increased at least fivefold for the 1.5°C pathway • Measures to prioritize under a green recovery include: (1). direct support for zero-emissions technologies and infrastructure: reducing fossil fuel subsidies; (2). backing nature-based solutions – including large-scale landscape restoration and reforestation during the UN Decade on Ecosystem Restoration (3) investing in actions to enable lower-carbon consumption – such as replacing domestic short haul flights with rail (4). incentives and infrastructure to enable cycling and car-sharing and policies to reduce food waste. Carbon Budget 2020 ­ The global carbon budget averaged over the historical period (1850–2019): For the more recent 1959– 2019 period where direct atmospheric CO2 measurements are available, 81% of the total emissions (EFOS CELUC) were caused by fossil CO2 emissions, and 19% by landuse change. The total emissions were partitioned among the atmosphere (45 %), ocean (24 %), and land (32 %), with a near-zero unattributed budget imbalance (0 %).
  • 18. EKONOMI & PI: KOMITMEN, KEBIJAKAN PUBLIK, KEADILAN (1) ?
  • 19. TATAKELOLA PI: KESEPAKATAN GLOBAL & RESPON NASIONAL, ISU TERKAIT Konfirmasi Sains •1.5 degree Synthesis Report (IPCC, 2018), Planetary Boundary (John Rocktrom, et.al, 2009, 2019), Mora Report on Climate Departure(2013) Kesepakatan Global: •Sustainable Development Goals (SDGs, 2015), Paris Agreement (UNFCCC, 2015), Adis Ababa Action Agenda (2015), Sendai Framework on Disaster Risk Reduction (UNDRR, 2015) Respon Nasional •Nationally Determined Contribution (NDC), 29% and 41% CO2 emission target, Low Carbon Development Scenarios (Bappenas, 2018- ..), Means of Implementation (finance, technology, capacity building)
  • 20. TIGA CATATAN REFLEKTIF UNTUK DISKUSI • Paradigma Kebijakan Publik. Paradigma yang bersandarkan pemikiran antroposentik dimana masusi sebagai aktor dominan telah memeperosokan kita kedalam banyak krisis dan jauh dari relatis sebenarnya bahwa ekonomi dan ekologi sebagai suatu kesatuan sistem yang saling bergantung dan mempengaruhi. • Tata Kelola: Dilema Kebijakan dan Aksi Kolektif. Relasi negara, pasar, komunitas dalam kerangka kelembagaan dan pelembagaan tata kelola di semua tingkat tata kelola (monocentric, polycentric) dan penerjemahan aksi kolektif global ke nasional dan sub-nasional/lokal dan alur sebaliknya (intrapolasi, ekstrapolasi) • Inovasi dan Gerakan Sosial berbasis Kerumunan (crowd). Peran aktor negara dan pemangku kepentingan utama sangatlah terbatas tanpa didukung oleh keterlibatan public secara luas dalam membangun aksi kolektif oleh komitmen dan konsistensi sikap jangka panjang.
  • 21. CR-1: PARADIGMA KEBIJAKAN PUBLIK: EKONOMI & LINGKUNGAN Evolusi Pemikiran Ekonomi • efisiensi, optimalitas dan keberlanjutan Relasi Ekonomi dan Lingkungan • Kenneth Boulding, Spaceship Earth (1966) • Club of Rome, Limited to Growth (1972) • Paul Erlich, Population Bomb (1986) -> IPAT (Impact = Population x Affluence x Technology) • Schumacker, Small is Beautiful (1973) • Odum, Energy System (2001) • Murray Bookchin, Localization (1997) • Hezel Henderson (2006) Dominasi Pemikiran Neo-Klasik • Mekanisme pasar • Mewarnai pengajaran maupun kebijakan public • Krisis Iklim menunjukan gagalnya berbagai kebijakan yang diturunkan Source:Cato,MollyScott(2021),EnvironmentandEconomy,Routledge
  • 22. CR-1: PARADIGMA KEBIJAKAN PUBLIK: EKONOMI & LINGKUNGAN Source:Cato,MollyScott(2021),EnvironmentandEconomy,Routledge
  • 23. CR-2: DILEMMA KEBIJAKAN DAN AKSI KOLEKTIF UN Agencies, International Conventions, Multi-lateral Agreements Regional Networks and associations Donor Agencies and Multilateral institutions National and local Governments Private sector- business and industry Universities and Research Institutions Professional associations Financial Institutions NGOs/NPOs and Community Groups Source:Srinivas(2019),KwanseiGakuenUniversity LOCAL GLOBAL
  • 24. CR-3: INOVASI & GERAKAN SOCIAL, AKSI KOLEKTIF BERBASIS KERUMUNAN (1) • Data dan informasi melimpah dari berbagai sumber dan komunitas nasional dan kredibel tersedia secara luas dan dapat diakses, termasuk: Global Forest Watch, globalforestwatch.org, Trase, insights.trase.earth, Google Earth Engine, pasar berbasis kerumunan, eofactory.ai, Satelit mengabdikan resolusi tinggi untuk sumber daya alam dan pemantauan lingkungan (Norwegia, Jepang) • Pentingnya menjaga keterbukaan platform untuk transparansi dan akuntabilitas tidak hanya terbatas pada institusi pemerintah tetapi juga untuk keterlibatan berbagai aktor non- negara. • Proof of Concept saat ini sedang melatih untuk skenario kebijakan inklusif (En-ROADS) dan Demokratisasi Data (EOfactory) Source:ESRI,2018
  • 25. CR-3: INOVASI & GERAKAN SOCIAL, AKSI KOLEKTIF BERBASIS KERUMUNAN (2) • Tantangan tata kelola untuk mendorong aksi ambisius berbasis parties/negara masih penuh tantangan yang tergantung dinamika ekonomi-politik domestik maupun tata kelola yang mengatur peran aktor non-negara yang transparan dan dapat diperbandingkan (transparent and comparable) • Atmosfir adalah ‘global commons” (barang publik), ada hak dan tanggung-jawab individu didalamnya yang harus diperlakukan secara adil, mekanisme tatakelola berbasis negara/pasar • Tantangan kebijakan: Upstream & Downstream pada level produsen dan konsumen yang menghasilkan CO2 pada suatu rantai pasok yang memungkinkan ada suatu transfer sumberdaya yang adil baik antar wilayah, generasi maupun sosial-ekonomi • Gagasan David Fleming (1940-2010), Cato, 2020. • Kuota emisi yang dapat diperdagangkan (Tradable Emission Quotas, TEQ) beroperasi seperti jatah karbon, jadi Anda perlu membelanjakan sebagian dari jatah serta uang Anda jika Anda akan membeli sesuatu yang mengandung karbon di dalamnya. • Cap-and-Share, akan mengalokasikan izin yang mewakili hak untuk menghasilkan bagian CO2 untuk setiap orang. Dia kemudian dapat memutuskan apakah akan menggunakannya untuk membakar bahan bakar fosil, menjualnya kepada orang lain, atau menghancurkannya. • Perkembangan lebih jauh dikaitkan dengan mendefinisikan ulang “well being” termasuk soal “growth”
  • 26. EN-ROADS SEBAGAI PLATFORM UJI SKENARIO & INKLUSIVITAS PARTISIPASI •En-ROADS (Energy Rapid Overview and Decision-Support) adalah model simulasi kebijakan yang transparan dan tersedia secara gratis dan online untuk memahami krisis iklim dan solusinya. Model ini dikembangkan oleh Climate Interactive, Ventana Systems, dan MIT Sloan. •Didasarkan pada sains terbaikyang ada dan telah dikalibrasi terhadap berbagai model Integrated Assessment and Modelling(IAM) yang saat ini dipakai sebagai rujukan yang kredibel dalam kajian perubahan iklim, dampaknya maupun berbagai elaborasi kebijakan untuk mengatasinya. •MIT membuat simulasi yang menarik tentang berbagai kemungkinan skenario yang dilakukan melalui berbagai simulasi dari 18 faktor yang berpengaruh secara dinamik (minyak, batubara, energi terbarukan, nuklir, bangunan, teknologi, carbon pricing, bioenergy, deforestasi/aforestasi,…) •Demonstrasi En-ROADS, https://en-roads.climateinteractive.org/scenario.html?v=2.7.29 climateinteractive.org
  • 27. RUJUKAN UNTUK PENDALAMAN LEBIH LANJUT 04
  • 28. SUMBER RUJUKAN ONLINE • United Nations Framework on Climate Change Convention, https://www.unfccc.int • IPCC Special Report on Global Warming1.5 degrees, https://www.ipcc.ch/sr15/. • IPCC Special Report on Climate Change and Land, https://www.ipcc.ch/srccl/ • IPCC Special Report on the Ocean and Cryrosphere in Changing Climate, https://www.ipcc.ch/srocc/ • IISD Reporting Service, https://enb.iisd.org • FEASTA, Foundation for the Economic of Sustainability, https://www.feasta.org • Indonesia Nationally Determined Contributions (NDCs) to UNFCCC, https://www4.unfccc.int/sites/ndcstaging/PublishedDocuments/Indonesia%20First/First%20NDC%20Indones ia_submitted%20to%20UNFCCC%20Set_November%20%202016.pdf • Emission Gap Report 2020, https://www.unenvironment.org/emissions-gap-report-2020 • En-ROADS, https://www.climateinteractive.org/tools/en-roads/ • En-ROADS User Guide, https://docs.climateinteractive.org/projects/en-roads/en/latest/ • En-ROADS Simulator Reference Guide, https://www.climateinteractive.org/wp- content/uploads/2020/07/En-ROADS_Reference_Guide_120220.pdf
  • 30. RINGKASAN EN-ROADS – DEC 2020 • Krisis iklim merupakan persoalan sistemik yang menggambarkan interaksi dinamik antara lanskap fisik (nature) dan kegiatan manusia melalui konstruksi sosial yang melembaga atau dilembagakan (institusi) • En-ROADS merupakan suatu platform untuk mengkomunikasikan berbagai pilihan yang layak dari suatu scenario kebijakan pilihan intervensi dari 18 parameter yang berpengaruh pada perubahan iklim dengan menunjukkan saling ketergantungan dan pengaruh, perilaku non-linier yang digerakan oleh stock-flow (umpan balik, delay) • Rumusan kebijakan publik merupakan hasil dari proses pertarungan nilai (value), trade-off dan prioritas • Uji coba yang dilakukan telah menunjukan dinamika utama (key dynamic), potensi co-benefit dalam mendorong (encouraging) dan menahan (discouraging) suatu intervensi, pertimbangan equity dan struktur intervensi dengan leverage yang tinggi maupun rendah. • Proses “negosiasi” antar pemangku kepentingan merupakan hal yang penting dilakukan untuk membangun suatu kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, kepercayaan dan komitmen keterlibatan sebagai suatu kesepakatan kolektif dalam menjalankan suatu kebijakan.
  • 31. PEMBAHASAN & PENDALAMAN Energi, Carbon Pricing dan Climate Financing • Batubara, Minyak Bumi, Gas Alam, Bioenergi, Energi terbaruka, nuklir, New Zero Carbon • Efisiensi energi dan elektrifikasi: Transportasi dan Bangunan • Carbon Pricing Tataguna Lahan dan Kehutanan • Deforestasi, Aforestasi, Pertanian, Carbon Removal Decrease or increase the loss of forests for agricultural and wood product uses. Plant new forests and restore old forests. Pull carbon dioxide out of the air with new technologies that enhance natural removals or manually sequester and store carbon. Discourage or encourage the use of trees, forest waste and agricultural crops to create energy. Set a global carbon price that makes coal, oil, and gas more expensive depending on how much carbon dioxide they release. Discourage or encourage drilling and burning natural gas for energy. Discover a brand new, cheap source of electricity that does not emit greenhouse gases. Assume higher or lower growth in goods produced and services provided. Discourage or encourage mining coal and burning it in power plants. Coal Encourage or discourage building solar panels, geothermal, and wind turbines. Renewables Discourage or encourage drilling, refining, and consuming oil for energy. Oil Encourage or discourage building nuclear power plants. Nuclear Increase or decrease the energy efficiency of vehicles, shipping, air travel, and transportation systems. Transport Energy Efficiency Increase or decrease purchases of new electric cars, trucks, buses, trains, and ships. Transport Electrification Increase or decrease the energy efficiency of buildings, factories, appliances, and other machines. Buildings & Industry Energy Efficiency Decrease or increase greenhouse gas emissions from methane, nitrous oxide, and the f-gases. Methane & Other Gases DeforestationNatural Gas Bioenergy New Technology Carbon Price Increase or decrease the use of electricity in buildings, appliances, motors, and other machines, instead of fuels like oil or gas. Buildings & Industry Electrification Assume higher or lower population growth. Population Afforestation Technological Carbon Removal Economic Growth En-ROADS Control Panel climateinteractive.org
  • 32. MENU A. Pilih grafik - Saat pertama kali membuka En-ROADS, Anda akan melihat dua grafik default. Anda dapat memilih dari yang lengkap daftar grafik dengan mengklik judul grafik kiri atau kanan. Anda juga dapat memilih dari menu Grafik dari toolbar atas. B. Info selengkapnya - Untuk informasi lebih lanjut tentang grafik dan apa yang ditampilkannya, pilih ikon segitiga di sebelah kiri judul grafik. C. Salin data grafik - Salin data grafik ke papan klip Anda menggunakan ikon salin di sisi kanan atas grafik. D. Pintasan ke grafik populer - Anda dapat dengan cepat beralih ke pilihan grafik yang paling umum digunakan dari Ikon "Tampilkan grafik miniatur" di toolbar atas. Anda dapat mengklik salah satu grafik miniatur ini untuk beralih ke grafik itu grafik dalam tampilan grafik utama. E. Lihat grafik yang lebih besar - Jika Anda ingin memperluas salah satu grafik ke jendela terpisah, Anda dapat mengakses kami Fitur “Large Left Graph” atau “Large Right Graph” dari menu View di toolbar atas.
  • 33. MENU Ada 18 slider yang mewakili tindakan yang dapat Anda uji di simulator En-ROADS. Klik tiga titik di sebelah kanan setiap slider untuk mengakses pengaturan slider rinci. Inilah yang akan Anda temukan di tampilan penggeser mendetail: A. Deskripsi slider B. Di panel kiri, di atas Anda dapat lebih mengontrol penggeser utama. Anda dapat melihat nilai numerik yang terkait dengan titik pada slider dan langsung memasukkan nilai numerik untuk mengatur level slider. Gulir ke bawah untuk mengubah dan jelajahi slider terkait. Klik pada segitiga di sebelah kiri setiap judul slider untuk melihat deskripsi singkat dari slider. C. Pada panel kanan, Anda dapat melihat grafik yang relevan dengan slider utama untuk grup dan dipilih di antara Yang Terkait lainnya Grafik. Ini berguna sebagai referensi untuk memeriksa perubahan yang terjadi dari pergerakan slider ini melihat. Pilih dari daftar dropdown Grafik Terkait di atas. D. Anda dapat mengakses informasi lebih rinci tentang slider melalui tombol informasi. Ini sama saja informasi yang ditemukan untuk topik ini di sini di Panduan Pengguna En-ROADS.
  • 34. ENROADS DYNAMICS: PENGGERAK BASELINE ­ Tantangan untuk membatasi pemanasan global di masa depan adalah pertumbuhan yang tinggi PDB global, yaitu populasi dikalikan dengan PDB per orang. Efisiensi energi dan perubahan pada bauran bahan bakar dapat membantu mengurangi emisi energi, tetapi keberhasilan mereka diredam oleh pertumbuhan PDB yang stabil. ­ Menyadari fakta ini menuntun untuk mengeksplorasi masa depan yang berbeda untuk populasi, misalnya: (1). dengan memberdayakan perempuan di negara berkembang, yang bisa lebih rendah pertumbuhan penduduk dan (2). pertumbuhan ekonomi diukur dalam PDB per orang, dengan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan ekonomi kebutuhan tanpa meningkatkan konsumsi. ­ Grafik Kaya di bawah untuk skenario emisi rendah dengan peningkatan efisiensi energi dan transisi ke sumber energi rendah karbon. Meskipun Intensitas Energi dari PDB meningkat, dan Intensitas Karbon dari Energi (Carbon Intensity of Energy) juga menurun, Emisi CO2 dari Energi tidak terlihat penurunan drastis seperti yang diharapkan karena pertumbuhan berkelanjutan dalam Populasi Global dan PDB per orang. ­ Batasan jangka panjang untuk bahan bakar fosil. Kenaikan biaya akibat kelangkaan pasokan minyak dan gas membatasi laju pertumbuhan sumber energi tersebut. Ini menciptakan efek penyeimbangan yang terbukti di tahun 2060-an-2080-an untuk minyak dan gas dalam skenario Baseline ketika mereka mulai naik level mati. Minyak naik dan turun, sementara laju pertumbuhan gas alam mulai menurun ­ Emisi Non-CO2 mempengaruhi suhu secara signifikan. Metana, N2O, dan F-gas dikontrol oleh slider Metana & Lainnya. Menyesuaikan ini berdampak besar pada suhu. Ini menyiratkan perubahan signifikan dalam pengelolaan dan konsumsi ternak, pengelolaan limbah, pupukpenggunaan, dan industri. Emisi ini menghasilkan sekitar 26% dari total emisi gas rumah kaca.
  • 35. ENROADS DYNAMICS: SKALA EKONOMI & PEMBELAJARAN • Skala Ekonomi dan Pembelajaran. Peningkatan kapasitas dan pemasangan sumber energi baru menyebabkan penurunan harga, dan bahkan lebih besar lagi kapasitas dan instalasi. Biaya pasokan energi seperti energi terbarukan turun karena pengalaman kumulatif diperoleh loop umpan balik pembelajaran, juga dikenal sebagai "skala ekonomi". Setiap penggandaan kapasitas terpasang kumulatif energi terbarukan mengurangi biaya sekitar 20%, menciptakan lingkaran penguat (ini dikenal sebagai "rasio kemajuan”) • Putaran umpan balik penguat ini menjelaskan dinamika. Karena harga energi terbarukan turun relatif terhadap sumber energi lainnya, daya tarik energi terbarukan tumbuh. Ini mengarah pada persentase yang lebih besar dari kapasitas baru yang dipenuhi oleh energi terbarukan,lebih banyak instalasi energi terbarukan, pembelajaran lebih lanjut, dan harga jatuh lebih jauh.
  • 36. ENROADS DYNAMICS: DELAY & SLOW CAPITAL STOCK TURNOVER • Putaran umpan balik penguat ini menjelaskan dinamika. Karena harga energi terbarukan turun relatif terhadap sumber energi lainnya, daya tarik energi terbarukan tumbuh. Ini mengarah pada persentase yang lebih besar dari kapasitas baru yang dipenuhi oleh energi terbarukan, lebih banyak instalasi energi terbarukan, pembelajaran lebih lanjut, dan harga jatuh lebih jauh. • Sumber energi baru (misalnya, energi terbarukan dan teknologi nol karbon baru) membutuhkan waktu puluhan tahun (bukan tahun) untuk meningkatkannya secara memadai bersaing dengan batu bara, minyak, dan gas secara global. Salah satu sumber utama penundaan ini adalah infrastruktur energi baru hanya dibangun ketika infrastruktur lama dihentikan atau ada kebutuhan untuk memenuhi permintaan energi yang meningkat. • Hanya 6% dari semua infrastruktur energi dunia berubah setiap tahun, karena infrastruktur seperti pembangkit listrik tenaga batu bara dan minyak kilang dapat digunakan selama 30 tahun atau lebih. Jadi, sementara sumber energi nol karbon baru mungkin menjadi mayoritas pangsa pasar modal energi baru, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk modal lama untuk perputaran dan pensiun. Iklimnya adalah hanya membantu ketika batu bara, minyak, dan gas dihilangkan, dan jika tidak ada intervensi lain, jumlah itu relative kecil, sekitar 3% per tahun.
  • 37. ENROADS DYNAMICS: DELAY & SLOW CAPITAL STOCK TURNOVER (LANJUTAN) • Dinamika ini juga relevan dengan peningkatan efisiensi energi, namun demikian, modal yang menggunakan energi seperti kendaraan, gedung, dan industri, memiliki umur rata-rata yang jauh lebih pendek (10-15 tahun). Seseorang dapat meningkatkan efisiensi energi mobil baru segera, misalnya, tetapi efisiensi energi rata-rata semua mobil membutuhkan waktu puluhan tahun untuk meningkatkannya semua mobil tua yang tidak efisien membutuhkan waktu untuk dibawa keluar dari jalan raya. • Kebijakan yang hanya mempromosikan alternatif bahan bakar fosil membutuhkan waktu beberapa dekade untuk dikurangi emisi karbon dioksida - infrastruktur yang ada membutuhkan waktu lama untuk pensiun. Dengan demikian, memenuhi tujuan iklim juga membutuhkan disinsentif langsung untuk membangun dan menggunakan infrastruktur bahan bakar fosil.
  • 38. ENROADS DYNAMICS: DELAY & SLOW CAPITAL STOCK TURNOVER (LANJUTAN) • Dinamika ini juga relevan dengan peningkatan efisiensi energi, namun demikian, modal yang menggunakan energi seperti kendaraan, gedung, dan industri, memiliki umur rata-rata yang jauh lebih pendek (10-15 tahun). Seseorang dapat meningkatkan efisiensi energi mobil baru segera, misalnya, tetapi efisiensi energi rata-rata semua mobil membutuhkan waktu puluhan tahun untuk meningkatkannya semua mobil tua yang tidak efisien membutuhkan waktu untuk dibawa keluar dari jalan raya. • Kebijakan yang hanya mempromosikan alternatif bahan bakar fosil membutuhkan waktu beberapa dekade untuk dikurangi emisi karbon dioksida - infrastruktur yang ada membutuhkan waktu lama untuk pensiun. Dengan demikian, memenuhi tujuan iklim juga membutuhkan disinsentif langsung untuk membangun dan menggunakan infrastruktur bahan bakar fosil.
  • 39. ENROADS DYNAMICS: EFEK HARGA, PERMINTAAN, KOMPETISI • Permintaan energi turun jika harga energi naik, dan permintaan meningkat jika harga turun. Dinamika pertama terbukti ketika harga karbon meningkat. Kedua, yang dikenal sebagai efek rebound, adalah ketika energi karbon nol seperti energi terbarukan atau teknologi baru disubsidi atau mengalami terobosan dalam peningkatan biaya. • Subsidi pasokan energi rendah karbon seperti Energi Terbarukan, perhatikan peningkatan Konsumsi Energi Final. Energi angin dan matahari yang murah menyebar ke seluruh dunia menurunkan harga energi secara keseluruhan dan meningkatkan permintaan energi. • Sambil menaikkan harga karbon, perhatikan penurunan Konsumsi Energi Final. • Banyak yang beranggapan bahwa jika dunia mempromosikan beberapa sumber energi nol karbon jangka panjang seperti nuklir, angin, dan tenaga surya, kontribusinya terhadap mitigasi karbon akan menjadi tambahan. Sebaliknya, mereka akan bersaing.
  • 40. ENROADS DYNAMICS: CARBON PRICE • Produsen energi sering membebankan biaya tambahan kepada pelanggan mereka, sehingga kebijakan harus dirancang untuk itu meminimalkan dampak pada yang termiskin. • Penetapan harga karbon adalah strategi leverage tinggi. Keduanya mengurangi intensitas karbon dari pasokan energi dan juga mengurangi kebutuhan energi secara keseluruhan. • Manfaat Bersama Potentisi dari Harga Karbon (1). Energi terbarukan menjadi relatif lebih murah, yang dapat mendorong penciptaan lapangan kerja di sektor tersebut. (2). Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil meningkatkan kualitas udara, meningkatkan penghematan perawatan kesehatan dan produktivitas pekerja. (3). Pendapatan dari penetapan harga karbon dapat dialokasikan untuk program sosial yang dapat dibagikan kepada semua orang. • Pertimbangan Ekuitas
  • 41. ENROADS DYNAMICS: TATAGUNA LAHAN/DEFORESTASI • Mengurangi atau meningkatkan hilangnya hutan untuk pertanian dan penggunaan produk kayu. Deforestasi sering kali membutuhkan pembakaran dan menebang hutan untuk membuka lahan untuk tanaman seperti kedelai, jagung, atau minyak sawit. Upaya perlindungan hutan meningkat keanekaragaman hayati dan dapat mendukung ketahanan masyarakat. • Upaya pengurangan deforestasi relatif rendah daya ungkitnya bagi iklim, karena pengaruh dari energi emisi CO2 begitu dominan, tetapi menghentikan deforestasi masih merupakan bagian dari upaya multifungsi untuk mengatasi perubahan iklim iklim. Melindungi hutan bermanfaat untuk berbagai alasan selain aksi iklim, termasuk konservasi keanekaragaman hayati dan perlindungan tanah masyarakat adat. • Co-benefit: (1). Hutan melindungi keanekaragaman hayati dan menyediakan jasa ekosistem dan sumber makanan (2). Pelestarian hutan mengurangi erosi dan mencegah hilangnya tanah. (3). Hutan menyediakan mata pencaharian bagi orang-orang (misalnya, pengumpulan sumber daya skala kecil dan kehutanan berkelanjutan) yang bisa • Equity: Upaya pelestarian hutan terkadang membatasi akses lahan masyarakat adat yang hidup lestaridi tanah selama beberapa generasi. Kebijakan harus dibuat dengan keterlibatan pemangku kepentingan lokal
  • 42. ENROADS DYNAMICS: SAINS DINAMIKA IKLIM • Momentum dalam siklus karbon dan iklim menyebabkan penundaan yang lama antara emisi dan suhu. • Grafik “Emisi dan Serapan CO2” dan “Konsentrasi CO2” dalam skenario di mana emisi CO2 menjadi stabil. Meskipun emisi CO2 (warna merah di bawah) telah mendatar, konsentrasi CO2 (warna biru menyala • tepat di bawah) terus meningkat: