Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan seksual pada masa remaja. Remaja didefinisikan sebagai masa transisi antara anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, dan sosial-emosional. Terdapat beberapa fase perkembangan remaja yaitu pra-pubertas, pubertas, akhir pubertas, dan remaja akhir. Dokumen juga membahas mengenai ciri, kebutuhan, permasalahan,
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Perkembangan seksual remaja
1. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
DISUSUN OLEH
FANNY ARIZA
GURU PEMBIMBING
JUNIERISSA MARPAUNG, M.Psi.
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM
BIMBINGAN KONSELING
2020/2021
2. PERKEMBANGAN SEKSUAL PADA REMAJA
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah masa peralihan diri anak menuju dewasa, pada masa ini
terjadi berbagai macam perubahan yang cukup bermakna baik secara fisik, biologis,
mental dan emosional serta psikososial.
Pengertian remaja menurut beberapa para ahli:
• Menurut Siti Sundari
Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita
dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
• Menurut Zakiah Darajat
Bahwa remaja “adolescene” diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-
emosional.
• Menurut Hurlock
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.
3. 2. Ciri remaja
Terdapat beberapa perubahan atau ciri-ciri yang terjadi selama masa
remaja yaitu:
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat.
Perbahan yang cepat secara fisik yang juga disertai dengan kematangan seksual.
Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang
lain.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-
kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang
terjadi.
3. Kebutuhan Remaja
Kebutuhan akan pengendalian diri
Kebutuhan akan kebebasan
Kebutuhan akan rasa kekeluargaan
Kebutuhan akan penerimaan social
Kebutuhan akan penyesuaian diri
Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai sosial
4. 4. Fase Pertumbuhan Remaja
Berikut ini terdapat beberapa fase pertumbuhan remaja, terdiri atas:
• Masa pra-pubertas (12 – 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja.
Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya
hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ
reproduksi remaja.
• Masa pubertas (14 – 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu
menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa
hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi
remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya
yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini.
• Masa akhir pubertas (17 – 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan
dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga
bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini
berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat
daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai
dibandingkan remaja pria.
5. • Periode remaja Adolesen (19 – 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik
segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal
yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran
mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada
menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya,
minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol
akan terlihat jelas pada fase ini.
5. Permasalahan dalam Remaja
Berikut ini terdapat beberapa permasalahan dalam remaja, terdiri atas:
• Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dan
keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasehat-nasehat bagus yang
tinggal hanya kata-kata indah
• Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang
bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam
ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda
yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu
kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
6. • Ketidakmampuan untuk melibatkan diri
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis,
membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam
hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan
untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai
gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau
menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk berpikir tentang
keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan
pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai
baik atau ijazah
• Pemujaan akan pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-
obatan dan seks pada mulanya berawal dan hanya mencoba-coba. Lingkungan
pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang
pengalaman.
7. 6. Alasan-Alasan Yang Umum Untuk Berpacaran Selama Masa Remaja
1. Hiburan
Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar pasanganya
mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh kelompok
sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan
2. Sosialisasi
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka
laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi anggota
kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok
3. Status
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan tetap,
memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan dalam kondisi demikian
merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok sebaya.
4. Masa Pacaran
Dalam pola pacaran, berkencan berperan penting karena remaja jatuh cinta dan
berharap serta merencanakan perkawinan, ia sendiri harus memikirkan Sungguh-
sungguh masalah keserasian pasangan kencan sebagai teman hidup.
5. Pemilihan Teman Hidup
Banyak remaja yang bermaksud cepat menikahi memandang kencan sebagai cara
percobaan atau usaha untuk mendapatkan teman hidup.