Integrasi ilmu adalah penyatuan nilai-nilai agama Islam dengan ilmu pengetahuan secara utuh dan integral. Terdapat berbagai model integrasi ilmu seperti model IFIAS, ASASI, berbasis fiqh, filsafat klasik, dan lainnya. Islam tidak membedakan sains dan ilmu agama melainkan hanya ilmu semata. Upaya integrasi bertujuan menghubungkan sains dan agama tanpa harus kehilangan identitas masing-masing.
2. A.PENGERTIAN INTEGRASI ILMU
Secara etimologis, integrasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris –integrate; integration- yang
kemudian diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia menjadi integrasi yang berarti menyatu-padukan;
penggabungan atau penyatuan menjadi satu kesatuan yang utuh; pemaduan . Integrasi yaitu penyatuan untuk
menjadi satu kesatuan yang utuh atau bisa juga diartikan dengan proses memadukan nila-nilai tertentu
terhadap sebuah konsep yang lain yang berbeda sehingga menjadi kesatuan dan tidak bisa dipisahkan.
Integrasi Ilmu adalah keterpaduan secara nyata antara nilai-nilai agama (dalam hal ini Islam) dengan Ilmu
Pengetahuan Umum atau Sains. Jika dipelajari secara seksama, sesungguhnya ilmu pengetahuan di dunia ini
dapat di klafifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu ilmu alam (natural science), ilmu social (social science), dan
ilmu humaniora ( humanities).
3. 4. Struktur Pengetahuan Islam
1. Model IFIAS
3.Model Islamic Worldview
B.Model Integrasi
Ilmu
Model integrasi keilmuan IFIAS
(International Federation of Institutes
of Advance Study) muncul pertama
kali dalam sebuah seminar tentang
"Knowledge and Values", yang
diselenggarakan di Stickholm pada
September 1984.
Model ini berangkat dari pandangan
bahwa pandangan dunia Islam (Islamic
worldview) merupakan dasar bagi
epistemologi keilmuan Islam secara
menyeluruh dan integral. Dua pemikir
Muslim ini menggagas dan
mengembangkan model ini adalah
Alparslan Acikgenc, Guru Besar
Filsafat pada Fatih University,Istanbul
Turki.
Model yang dikembangkan oleh
Akademi Sains Islam Malaysia (ASASI)
muncul pertama kali pada Mei 1977
parailmuwan Muslim di Malaysia
bergabung untuk, antara lain,
menghidupkan tradisi keilmuan yang
berdasarkan pada ajaran Kitab suci al-
Dalam mengembangkan model ini,
Osman Bakar berangkat dari
kenyataan bahwa ilmu secara
sistematik telah diorganisasikan dalam
berbagai disiplin akademik. Bagi
Osman Bakar, membangun SPI
sebagai bagian dari upaya
mengembangkan hubungan yang
komprehensif antara ilmu dan agama.
2. Model Akademi Sains Islam
Malaysia (ASASI)
4. 8. Model Integrasi Keilmuan
Berbasis Fiqh
5. Model Bucaillisme
7. Model Integrasi Keilmuan
Berbasis Tasawuf
Model Integrasi Ilmu
Model ini banyak mendapat kritik,
lantaran penemuan ilmiah tidak
dapat dijamin tidak akan mengalami
perubahan di masa depan.
Menganggap Al-Qur’an sesuai
dengan sesuatu yang masih bisa
berubah berarti menganggap Al-
Qur’an juga bisa berubah.
Pemikir yang terkenal sebagai
penggagas integrasi keilmuan Islam
yang dianggap bertitik tolak dari
tasawwuf ialah Syed Muhammad
Naquib al-Attas, yang kemudian ia
istilahkan dengan konsep Islamisasi
Ilmu Pengetahuan (Islamization of
Knowledge).
Para pendukung model ini juga yakin
bahwa alam tabi'i hanyalah merupakan
tanda atau ayat bagi adanya wujud dan
kebenaran yang mutlak.Hanya Allah-
lah Kebenaran sebenar-benarnya, dan
alam tabi'i ini hanyalah merupakan
wilayah kebenaran terbawah.
Model ini digagas oleh Al-marhum
Ismail Raji al-Faruqi.model integrasi
keilmuan berbasis fiqh memang
tidak mudah, lebih-lebih karena ia
termasuk pemikir Muslim pertama
yang mencetuskan gagasan
perlunya Islamisasi Ilmu
Pengetahuan.
6. Model Integrasi Keilmuan
Berbasis Filsafat Klasik
5. 9. Model Kelompok Ijmali (Ijmali
Group)
Pendekatan Ijmali dipelopori oleh
Ziauddin Sardar yang memimpin
sebuah kelompok yang di namainya
Kumpulan Ijmali (Ijmali Group).
Menurut Ziauddin Sardar tujuan sains
Islam bukan untuk mencari kebenaran
akan tetapi melakukan penyelidikan
sains menurut kehendak masyarakat
Muslim berdasarkan etos Islam yang
digali dari Al-Qur’an.
Model ini dipelopori oleh Zaki Kirmani
yang memimpin Kelompok Aligargh
University, India. Model Kelompok
Aligargh menyatakan bahwa sains
Islam berkembang dalam suasana ‘ilm
dan tasykir untuk menghasilkan
gabungan ilmu dan etika.
10. Model Kelompok Aligargh
6. C.Konsep pengintegrasian
keilmuan
Islam memandang bahwasanya Sains dan
Ilmu tidak memiliki perbedaan, karena baik Al
Quran maupun As Sunnah tidak
membedakaan keduanya, yang ada hanyalah
Ilmu, tidak ada pemisahan antara Sains
maupun Ilmu Agama. Pembagian adanya
Sains dan Ilmu Agama merupakan hasil
kesimpulan manusia yang mengindetifikasikan
ilmu berdasarkan sumber objek kajiannya.
Dengan demikian, upaya untuk
menghubungkan dan memadukan antara
sains dan agama, tak hanya berarti
menyatukan atau bahkan mencampur
adukkan, karena identitas atau watak dari
masing-masing kedua identitas itu tak mesti
hilang, atau sebagian orang bahkan akan
berkata, harus tetap dipertahankan