SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
KREATIVITAS INTEGRASI KURIKULUM SCIENCE ISLAM DI SMA TRENSAINS
MUHAMMADIYAH SRAGEN
Silmi Kap Nur Hapiz1 Dr. Irawan, M. Hum2
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email: silmikapnurhapiz@gmail.com 1 irawan@uinsgd.ac.id 2
ABSTRAK
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk menganalisis pengelolaan science di
SMA Trensains Muhammadiyah Sragen dengan menggunakan metode kurikulum sains Islam.
Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan metode pendekatan pembahasan yaitu filsafat
ilmu. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode di SMA Trensains Sragen mengacu pada
kekuatan normatif (Al-Qur'an dan Sunnah), kekuatan filosofis, penguatan penguasaan ilmu
pengetahuan, dan kekuatan penguasaan bahasa kedepan. Dengan metode di SMA Trensains
Muhammadiyah Sragen ini diharapkan bisa dijadikan alat transformasi integratif dalam
memahami ide, tindakan, dan kesadaran untuk mereduksi sekularisme pada masyarakat.
Kata Kunci: Integrasi, Kurikulum, Science Islam.
ABSTRACT
The purpose of this paper is to analyze the management of science in SMA Trensains
Muhammadiyah Sragen by using the Islamic science curriculum method. This research method
is a case study with a discussion approach method, namely the philosophy of science. The
results showed that the method in SMA Trensains Sragen refers to normative strength (Al-
Qur'an and Sunnah), philosophical strength, strengthening mastery of science, and strength of
future language mastery. With the method at SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, it is
hoped that it can be used as an integrative transformation tool in understanding ideas, actions,
and awareness to reduce secularism in society.
Keywords: Integration, Curriculum, Islamic Science.
PENDAHULUAN
Masalah Teori Pembahasan
Dalam proses pembelajaran, kualitas atau mutu menjadi suatu hal yang mutlak harus
ada. Oleh karenanya, dalam perkembambangan banyak model yang ditawarkan oleh beberapa
pakar pendidikan, salah satunya adalah integrasi sains dan agama dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran pendidikan agama Islam harus mampu mengubah sesuatu yang masih bersifat
kognitif menjadi makna dan nilai serta harus di internalisasikan dalam diri perserta didik. Sains
dan agama dalam perspektif Islam yaitu memiliki dasar metafisik yang sama, dengan tujuan
pengetahuan yang diwahyukan maupun diupayakan adalah mengungkapkan ayat-ayat Tuhan,
motivasi dibalik pencarian kealaman matematis-upaya mengetahui ayat-ayat Tuhan di alam
semesta.(Chanifudin & Nuriyati, 2020)
Pengelolaan lembaga pendidikan Islam. Menurut Mujamil Qomar adalah suatu proses
pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber
belajar dan hal-hal yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan
efisien. Begitu juga Ramayulis yang berpandangan bahwa manajemen pendidikan Islam adalah
proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki umat Islam, lembaga pendidikan atau
lainnya baik perangkat keras (hard ware) maupun perangkat lunak (soft ware). Pemanfaatan
sumber daya tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan
produktif. Dengan demikian pengelolaan pendidikan pada dasarnya untuk meraih tujuan
pendidikan yang dikehendaki. Yaitu meraih kualitas pendidikan sebagai hasil proses
pendidikan yang dilaksanakan oleh sebuah lembaga pendidikan. hal ini pula yang menjadi isu
yang belum tuntas diupayakan oleh setiap stakeholder pendidikan. Dikemukakan oleh Dzaujak
Ahmad, bahwa mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara
operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah,
sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang
berlaku.1 Mutu atau kualitas pendidikan yang diinginkan merupakan terpenuinya kriteria-
kriteria suatu produk terhadap standar atau rujukan tertentu. Mutu atau kualitas pendidikan
dalam penulisan ini ukurannya adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, yang kemudian dijabarkan oleh Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Bahwa Standar nasional pendidikan adalah kriteria mimimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia,
regulasi tersebut merupakan upaya pemerintah menghasilkan pendidikan yang
bermutu.(Saepudin, Asep. Jahari, Jaja. Sulhan, 2020)
Dalam konteks pendidikan islam, secara praktis, lembaga pendidikan Islam bisa
memanfaatkan sejumlah teori manajemen yang baru agar pengelolaan lembaga pendidikan
Islam bisa lebih efektif dan efesien. Secara ideologis, nilai-nilai pedagogis, yakni
memanusiakan manusia berdasarkan ajaran Islam (Al-Qur’an dan Sunnah), bagaimanapun juga
harus menjadi inti dalam praktik manajemen Islam. Harapannya agar secara teoritis maupun
praktis berbeda dengan teori dan praktik manajemen pendidikan di lembaga pendidikan pada
umum nya.(Irawan, 2019a)
Pendidikan merupakan proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai Islam pada peserta didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya
untuk mencapai keseimbangan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. Nilai-nilai
Islam, maksudnya adalah nilai-nilai yang terkandung dalam praktek pendi- dikan harus
mengandung nilai Insaniah dan Ilahiyah. Yaitu: a) nilai-nilai yang berdasarkan dari sifat-sifat
Allah Asmaul Husna yakni nama-nama yang indah yakni idealitas manusia yang disebut fitrah,
yang harus dikembangkan. b) Nilai yang bersumber pada hukum-hukum Allah, yang
selanjutnya di dialogkan pada nilai insaniah. Nilai ini merupakan nilai yang terpancar dari daya
cipta, rasa dan karsa manusia yang tumbuh sesuai dengan kebutuhan manusia.(Riyuzen, 2017)
Wacana Islamisasi ilmu menjadi enam bagian, yaitu pertama Wacana:
Mengartikulasikan Paradigma Pengetahuan Islam (Tawhidi Episteme), Wacana Kedua:
Mengembangkan Metodologi AlQur'an, Ketiga Wacana: Metodologi Menghadapi Al-Qur'an,
Keempat Wacana: Metodologi Menghadapi Sunnah, Wacana Kelima: Menelaah Kembali
Warisan Islam, Wacana Keenam: Menghadapi Warisan Intelektual Barat. Keenam wacana
tersebut menunjukkan bahwa wacana Islamisasi meliputi: mengartikulasikan paradigma
pengetahuan Islam (Tawhidi Episteme), mengembangkan metodologi Al-Qur'an, metodologi
berurusan dengan Al-Qur'an, metodologi berurusan dengan Sunnah, meneliti kembali warisan
Islam, dan wacana terakhir berurusan dengan warisan intelektual Barat.(Furlow, 2005)
Banyak cendekiawan muslim yang mengkaji tentang Islamisasi ilmu, misalnya: Ismail
Raji al-Faruqi, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Fazlur Rahman, Ziauddin Sardar, M. Quraish
Shihab, Kuntowijoyo, dan masih banyak lagi. Semuanya mencari wacana tentang Islamisasi
sains dalam perspektif yang berbeda. Kreativitas penting bagi sains, karena penelitian yang
biasa-biasa saja tidak menghasilkan pengetahuan baru, tidak ada penemuan ilmiah baru. Namun
dalam penelitian, kreativitas dan administrasi tidak serta merta berselisih. Pertama, kreativitas
harus ditangkap secara administratif dalam proposal penelitian. Kreativitas juga harus
ditangkap secara administratif dengan evaluasi yang tepat terhadap kualitas penelitian yang
diusulkan. Dan kreativitas harus ditangkap secara administratif dalam keberhasilan kinerja dan
publikasi hasil penelitian. Dengan menggunakan ide "manajemen" dan "kreativitas ” bersama-
sama untuk menunjukkan "kualitas" dari proses penelitian. Pengelolaan sains dengan
memusatkan perhatian pada dua aspek kreativitas dalam pengelolaan penelitian: (1) interaksi
antara metode dan organisasi dalam penelitian dan (2) interaksi antara pendanaan sains tingkat
makro dan tingkat mikro. kinerja sains.(Betz, 2011)
Badarussyamsi (2015), Spiritualitas Sains dalam Islam: Mengungkap Teologi Saintifik
Islam, MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. Artikel ini membahas pemikiran Islam tentang
teologi saintifik yang menurut Badarussyamsi (2015), sering menjadi perdebatan para ilmuwan.
Menurutnya, sebagian pakar berpendapat bahwa Al-Qur’an memotivasi umatnya untuk
mencintai sains, sedangkan pakar lain berpandangan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an memberikan
sinyal-sinyal sains. Penelitian ini menegaskan bahwa pada perkembangan terakhir menguat
geliat umat Islam tentang perlunya Islamisasi sains. Melalui pendekatan teologi sains yang
mengupas visi dan relasi sains dan Islam, artikel ini mengungkapkan bahwa Islam bukan hanya
mendorong umatnya untuk mencintai sains, melainkan memberikan sinyal sains yang bila
diungkap akan menghasilkan karya sains yang memberikan kontribusi bagi peradaban manusia.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa eksistensi sains memperoleh dukungan signifikan dalam
ajaran Islam hingga menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistem teologi Islam
(Badarussyamsi, 2015). Sebelum ini juga terbit buku karya Syukur, M. A. (2003), Teologi Islam
Terapan: Upaya Antisipatif terhadap Hedonisme Kehidupan Modern, Tiga Serangkai. Buku ini
menegaskan urgensi teologi Islam terapan.(Syukur, 2003)
Sayangnya, pada kenyataannya mereka yang melakukan kajian tentang Islam dan sains
di UIN hanya bekerja lebih pada satu bidang; wacana. Tidak banyak orang yang
mengembangkan resensi baik dalam wacana maupun praktik secara keseluruhan.
Pengembangan sinergi antara wacana dan praktik di jenjang pendidikan menengah di pesantren
yang diselenggarakan di SMA di Tebuireng dan Sragen. Ini diprakarsai oleh Agus Purwanto.
Kedua jenis pendidikan ini diberi nama Pesantren Sains (Trensain), yang menyelenggarakan
pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Posisi Karya Tulis Penelitian
Pembanding penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya
lebih memfokuskan kepada bagaimana cara pengelolaan science dengan konsep science dengan
penggunaan integrasi Science di lembaga tersebut. Sedangkan penelitian yang telah di lakukan
sebelumnya seperti dalam jurnal Studi Islam (Cakrawala) karya Hermawan hanya
memfokuskan pada bagaimana dan melihat saja scince dan islam itu berinteraksi di lembaga
tersebut. Selain itu tulisan ini berbeda dengan tulisan M. Yasin Yusuf yang membahas tentang
epistemologi wilayah SMA Trensain. Pengembangan epistemologi Islam untuk sains di SMA
Trensain akan menciptakan generasi muslim yang saleh dalam agama dan ahli dalam sains dan
teknologi. Nantinya, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kejayaan peradaban Islam
di masa depan. Penulisan ini akan mengulas implementasi pengintegrasian ilmu ke dalam
kurikulum praktik baik di pesantren IPA di Sragen.
Metode Penelitian dan Pembahasan
Metode penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan metode pendekatan
pembahasan yaitu filsafat ilmu. Data yang digunakan dalam analisis pengelolaan science
sekolah ini merupakan data studi pustaka yang diperoleh dari hasil analisis data statistik
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lembaga lain di SMA Trensains
Muhammadiyah Sragen.
Berdasar Alias (2019), Teleological Analysis of Scientific Research Based on
Masterpiece’s Prefaces of al-Khawarizmi, Ibn al-Haytham and al-Biruni, Jurnal Hadhari: An
International Journal. Penelitian ini menunjukan bahwa saintis muslim di masa lalu mempunyai
keimanan yang mendalam dengan menegaskan bahwa semua ilmu milik Allah Swt. Penelitian
ini menelaah mukadimah karya al-Khawarizmi, Ibn al-Haytham dan al-Biruni dengan
pendekatan teologi sains. Penelitian ini menemukan keinginan para saintis muslim untuk
memperoleh kebenaran dan keberkahan dalam penelitian dengan pemahaman teologi sains
dalam Islam.(Alias, 2019)
Secara epistemologis ilmu-ilmu tentang wahyu/ayat-ayat yang terangkum dalam al
Qur’an dan al Hadis secara historis tersistematisasi dalam ilmu-ilmu agama Islam (Islamic
Studies/Sciences) terutama ‘ulūm al Qur’ān dan ‘ulūm al Hadis, sedangkan wahyu/ayat-ayat
yang berupa di alam semesta terangkum dalam ilmu-ilmu non agama Islam/umum (non Islamic
Studies/Sciences). Berarti epistemologi wahyu memandu ilmu bermakna Islamic studies
memayungi non Islamic studies dan sebaliknya non Islamic Studies dipayungi oleh Islamic
Studies. Sementara, dalam tradisi akademik dan penelitian ada yang disebut payung penelitian.
Berarti, secara epistemologis, isi wahyu memandu ilmu itu bagaimana menempatkan Islamic
studies sebagai payung ilmu dan penelitian bagi (memayungi) ilmu-ilmu non islamic studies
dan sebaliknya ilmu-ilmu non Islamic Studies dipayungi oleh Islamic studies. Pendeknya,
dalam epistemologi WMI, ilmu-ilmu keagamaan Islam harus menjadi core bagi atau dalam
ilmu-ilmu umum.(Irawan, 2019b)
Rekayasa epistemologi suatu bidang atau disiplin ilmu pengetahuan tertentu oleh spirit
keilmuan wahyu memandu ilmu bisa berdimensi atributif (menempelkan simbol-simbol Islam
secara empiris; metode yang digunakan biasanya doktriner), normatif (menempelkan ayat-ayat
al Qur’an tertentu tanpa menggunakan ulum al qur’an dan ilmu tafsir yang memadai; penalaran
yang digunakan biasanya deduktif) dan substantif (membongkar dan membangun kembali
sejarah ilmu pengetahuan pada masa Islam klasik, abad 7-12 M; sambil dilakukan uji ulang
secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan ilmiah kontemporer; metode yang digunakan adalah
ilmiah).(Irawan, n.d.)
Di dalam ilmu manajemen, tindakan yang memperhitungkan kualitas suatu ilmu disebut
dengan manajemen ilmu (knowledge management). Bidang ini bertujuan mengkaji kreativitas,
inovasi dan proses bagaimana publik mengklaim keabsahan sebuah ilmu (context of
justification). Oleh karena itu manajemen ilmu memerlukan ilmu tentang ilmu, agar ia memiliki
sebuah keyakinan tentang ilmu yang diklaimnya. Seorang konsultan manajemen mengklaim
bahwa ia telah menghadirkan kesadaran tentang chaos pada sebuah organisasi. Maka
kehadirannya harus dipandang penting, misalnya, karena ia telah menstimulasi organisasi
tersebut agar senantiasa mengembangkan dan mencipta ilmu baru yang berhubungan dengan
tindakan mengelola organisasi yang dapat mengantisipasi perubahan zaman yang cepat,
kompleks dan tidak teratur. Dalam konteks filsafat sains, pernyataan di atas terdengar atraktif
karena alih-alih objektif justru ilmu manajemen sepertinya dituntut untuk melibatkan emosi,
perasaan, imajinasi dan persepsi atas kenyataan yang ada. Di sini kreativitas, inovasi dan
kesungguhan dalam mengonseptualisasi semua peristiwa yang hadir dihadapannya menjadi
faktor menentukan, apakah tindakan yang dimaksud masuk ke dalam kosa kata epistemologi
atau hanya mitos bahkan dogma semata.(I. I. Irawan, 2018)
Kata sains harus dipahami secara generik. Dalam Al-Quran demikian, istilah ilmu tidak
merujuk secara esklusif kepada studi-studi agama.10 Menurut Kuntowijoyo, ilmu tidak hanya
dua, qauliyah dan kauniyah, tetapi harus disempurnakan menjadi qauliyah, kauniyah dan
nafsiyah. Tanpa humaniora, ilmu tidak akan dapat menyentuh seni, filsafat, sejarah,
antropologi, ilmu politik dan sebagainya. Dengan lengkapnya ilmu, diharapkan bahwa
pengilmuan Islam menjadi gerakan intelektual yang terhormat, dihargai sebagai paradigma baru
dalam jajaran ilmu.11 Hal senada juga disampaikan oleh Maksudin bahwa sains secara garis
besar dibagi menjadi dua, yaitu (1) natural sciences technology dan (2) social sciences
humanities.(Maksudin, 2015)
Perlu dipertanyakan mengapa sains pada peradaban Islam umumnya adalah sains alam
dan matematika sementara ilmu-ilmu sosial hampir tak pernah disebut. Ada dua alasan utama.
Pertama, ilmu-ilmu sosial dan humaniora banyak dirintis dan dikembangkan oleh sarjana-
sarjana muslim sendiri. Al-Biruni adalah sarjana pertama yang menulis lengkap tentang sejarah
dan kebudayaan Hindu India yang menjadi referensi utama hingga awal abad ke-20, yaitu kitab
Tarikh Al-Hind. Ibnu Khaldun dengan Muqaddimah-Nya diakui sebagai peletak dasar ilmu
sosiologi Sedangkan ilmu sejarah dan hukum tentu dengan sendirinya harus telah dikuasai oleh
sarjana muslim ketika menekuni ilmu hadis dan fiqih, sebagaimana yang telah kita bahas
sebelumnya. Alasan kedua, peradabanperadaban pra-Islam itu sendiri memang tidak
mewariskan ilmu-ilmu sosial.
Sedang untuk science islam pada abad 8-12 M seperti menurut Sayyed Hossein Nasr
yang dikutip oleh Husain Heriyanto mengatakan bahwa salah satu tradisi di kalangan sarjana
muslim yaitu menyusun klasifikasi ilmu. Klasifikasi Islam atas ilmu-ilmu didasarkan pada
hierarki dan kesalinghubungan antar disiplin ilmu yang memungkinkan realisasi ketunggalan
dalam kemajemukan. Osman Bakar juga mencoba menguraikan dasar penyusunan klasifikasi
ilmu dari tiga tokoh pemikir Muslim, yaitu al-Farabi (870-950), al-Ghazali (1058-1111), dan
Quthb al-Din al-Syrazi (1236-1311). Menurutnya, Al-Farabi menggunakan tiga basis
fundamental dalam menyusun hierarki ilmu-ilmu, yaitu metodologis, ontologis, dan etis.
Sedangkan klasifikasi al-Ghazali didasarkan pada pembagian ilmu keagamaan (syar’iyah) dan
ilmu rasional (‘aqliyah). Sementara Quthb al-Din al-Syirazi membagi ilmu menjadi ilmu- ilmu
hikmah (filosofis) dan ilmu-ilmu ghair hikmah (nonfilosofis).
Tradisi klasifikasi ilmu itu semakin jauh dari sarjana modern, di Barat ataupun di Timur
dan Islam. Ketiadaan klasifikasi ilmu seperti itu yang menciptakan terjadinya fragmented
knowledge dan ketidakseimbangan ilmu-ilmu. Sejumlah disiplin ilmu tertentu seperti sains
alam dan matematika dikembangkan, sementara disiplin ilmu sains sosial dan humaniora harus
ditundukkan dan disubordinasikan di bawah metode empirisme sains alam. Akibatnya,
muncullah aliran-aliran ilmu sosial dan humaniora yang asing dengan esensi kemanusiaan itu
sendiri, misalnya aliran behaviorisme dalam psikologi yang tidak mengakui eksistensi jiwa
manusia dan memandang manusia tak lebih seperti hewan yang lebih kompleks daripada kucing
dan monyet.
Tujuan Penulisan Artikel
Upaya mengintegrasikan antara Islam dan sains sudah banyak dijumpai di beberapa
lembaga pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
misalnya, sejak perubahan dari IAIN menjadi UIN menggagas pendekatan integrasi dan
interkoneksi antara Islam dan ilmu umum. Pada tingkat lembaga formal Sekolah Menengah
Atas (SMA), Agus Purwanto, dosen Fisika ITS, mengaplikasikan gagasannya di beberapa SMA
Trensains. Istilah trensains adalah akronim dari pesantren sains. Saat ini tercatat ada tiga
lembaga yang menerapkan gagasan Agus Purwanto, yaitu SMA Trensains Tebuireng Jombang,
SMA Trensains Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen dan Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta. Tentu masih banyak lembaga maupun sekolah lain yang
memadukan pembelajaran Islam dan sains dengan coraknya masing-masing.
Dari beberapa pengamatan dan observasi, integrasi sains dan Islam dalam lembaga-
lembaga tersebut masih perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan konteksnya. Beberapa
lembaga hanya fokus pada kajian sains kealaman. Padahal, istilah sains yang berasal dari kata
science, bukan hanya ilmu pengetahuan kealaman tetapi juga sosial-humaniora. Di samping itu,
kebutuhan kepada ilmu sosial-humaniora tak dapat dipungkiri. Hal lain yang perlu diketahui
bahwa pengajaran sains Islam yang selama ini diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan
formal, tidak secara sistematis mengarahkan pengkajian dan penelitian serta pengembangan
dengan melihat konteks realitas kebutuhan bangsa Indonesia. Maka perlu merumuskan sebuah
kurikulum yang mengintegrasikan Islam, sains kealaman, sains sosial-humaniora dalam
konteks keindonesiaan. Tulisan ini akan menjawab bagaimana konstruk kurikulum sains Islam
konteks keindonesiaan serta bagaimana penerapan kurikulum ini pada lembaga pendidikan
formal. Untuk penerapan kurikulum akan diaplikasikan di tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) yang berada di bawah naungan pesantren.
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan integrasi Islam dan sains masih menarik hingga saat ini. Ada perdebatan
tentang mengintegrasikan Islam dan sains di antara para sarjana muslim. Sebagian dari mereka
menganggap tidak ada hubungan yang jelas antara sains dan agama (Islam). Sebaliknya, bagi
yang lain, ada hubungan erat antara sains dan Islam.
Bahkan di Indonesia, diskusi panjang tentang masalah itu masih terjadi. Namun diskusi-
diskusi tersebut menjadi kurang menarik karena seringkali ulasannya absurd dan terkesan lebih
dominan dalam memvisualisasikan model integrasi Islam dan sains dalam bentuk gambar,
seperti yang terjadi di hampir semua Perguruan Tinggi Islam Negeri (UIN). Terkadang
pembahasannya tidak menyentuh akar permasalahan pendidikan yang didasarkan pada
pandangan manusia – baik sebagai siswa, maupun sebagai guru – dan juga jenjang pendidikan
yang seringkali mengarah langsung pada integrasi Islam dan sains di perguruan tinggi. Sering
ditemukan tinjauan sekuler ilmu (bidang studi, konsentrasi, program studi, dan juga jurusan) di
UIN yang tidak menunjukkan perbedaan yang jelas dengan universitas lain di bawah
Kementerian Teknologi, Riset, dan Pendidikan Tinggi.1 implementasi integrasi ilmu
pengetahuan, teknologi, dan agama harus dilihat dalam empat aspek: konseptual, kelembagaan,
operasional, dan arsitektur. Akan kurang berarti jika kita hanya mengandalkan integrasi Islam
dan sains di jenjang pendidikan tinggi. Integrasi Islam dan sains harus dimulai dari semua jalur
pendidikan (pendidikan di rumah, masyarakat, kemudian dilanjutkan ke sekolah, ragam dan
jenjang pendidikan). Tanpa mengintegrasikan ketiga jalur tersebut secara bersamaan dan
bersamaan, upaya tersebut tidak akan menyentuh akar permasalahan. Selain itu, integrasi Islam
dan sains harus dimulai sejak pendidikan pra sekolah hingga pendidikan tinggi agar dapat
berkelanjutan. Jika praktik tersebut hanya diterapkan pada jenjang pendidikan tinggi,
sedangkan suasana sekularisme masih terjadi sejak jenjang terendah pendidikan, maka tidak
akan membawa manfaat bagi pengembangan pendidikan tinggi yang mengintegrasikan Islam
dan ilmu pengetahuan.
M. Quraisy Shihabi membahas hubungan antara Al-Qur'an dan ilmu, bukan dilihat dari
seberapa banyak cabang ilmu yang tersimpul di dalamnya, bukan pula dengan menunjukkan
kebenaran teori-teori ilmiah. Namun pembahasan harus diletakkan pada proporsi yang lebih
tepat yang sesuai dengan kemurnian dan kesucian al-Qur'an dan sesuai dengan logika ilmu itu
sendiri. Tidak perlu melihat apakah ada matematika, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu komputer
dll di dalam Al-Qur'an. Yang lebih penting, menurut M. Quraish Shihab adalah untuk melihat
apakah ada ruh ayat yang menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan atau sebaliknya. Dan
apakah ada satu ayat Al-Qur'an yang bertentangan dengan hasil penemuan-penemuan ilmiah
yang telah ditetapkan? Pernyataan berbeda namun hampir sama disampaikan Kuntowijoyo. Ia
mengatakan bahwa memang, al-Qur'an memberikan kemungkinan yang sangat besar untuk
dijadikan sebagai cara berpikir. Cara berpikir ini disebut paradigma al-qur'an, paradigma Islam.
Pengembangan eksperimen sains berdasarkan paradigma al-qur'an jelas akan memperkaya
cakrawala sains. Kegiatan-kegiatan tersebut mungkin mendorong munculnya ilmu- ilmu
alternatif. Jelas bahwa premis-premis normatif al-Qur'an dapat dirumuskan menjadi teori
empiris dan rasional. Struktur transendental alQur'an merupakan gagasan normatif dan filosofis
yang dapat dirumuskan menjadi paradigma teoritis. Ini akan memberikan kerangka bagi
pertumbuhan ilmu pengetahuan yang orisinal, empiris dan rasional, yang sesuai dengan
kebutuhan pragmatis umat manusia sebagai khalifah di muka bumi. Oleh karena itu,
pengembangan teori-teori pengetahuan Islam dimaksudkan untuk kemaslahatan umat Islam.
menyatakan bahwa inti dari integrasi adalah upaya untuk menyatukan (bukan hanya
menggabungkan) wahyu Tuhan dan temuan.(Shihab, 1992)
Munculnya 'gerakan Pendidikan Islam' merupakan respon terhadap Pendidikan 'Sekuler'
yang dihadapi ummat (umat Islam) di seluruh dunia. Dalam arti bahwa pengetahuan Islam
'tradisional' yang berakar pada sumber-sumber Islam yaitu Al-Qur'an (Kitab Suci) dan as-
Sunnah (tradisi kenabian) telah terpinggirkan. Lebih lanjut, para ulama Islam telah berupaya
secara serius untuk mendefinisikan konsep pendidikan Islam dan kemudian mengembangkan
model pendidikan Islam yang benar berdasarkan 'prinsip-prinsip dasar keyakinan attauhid'
(prinsip-prinsip iman). Reformasi pendidikan ini telah dibayangkan untuk menghasilkan
generasi baru umat Islam, yang mampu memenuhi peran sebagai khalifatullah (Khalifah Allah)
misalnya, bertanggung jawab untuk pengembangan dan pemeliharaan peradaban dan sumber
daya. Dengan kata lain, Pendidikan Islam berkewajiban menangani keseluruhan perkembangan
individu, yaitu imajinatif, intelektual, spiritual, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individu
maupun kolektif. Pendek kata, tujuan akhir pendidikan Islam akan diwujudkan dengan
kepasrahan total kepada Tuhan Yang Maha Esa pada tingkat individu, masyarakat dan
kemanusiaan pada umumnya.(Yaacob & Embong, 2008)
Salah satu konsep yang ideal adalah WMI. WMI merupakan sebuah konsep yang ideal
dan proyek membangun peradaban baru yang berkemajuan, pengaktualisasian WMI
membutuhkan waktu yang sangat panjang. Akan tetapi tahapan pelaksanaanya harus dimulai
dari sejak sekarang. Perumusan kebijakan dan pedoman penerapan WMI yang reaistis
merupakan langkah awal mewujudkan WMI yang ideal. Secara umum, spirit keilmuan Islam
WMI dibagi ke dalam tiga wilayah utama yaitu: 1. Kegiatan pengembangan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sebagai sarana untuk mencari, menemukan dan
memaknai nilai-nilai ilahiyah. Allah swt menggambarkan Diri-Nya di alam semesta melalui
sains dan oleh karena itu sedemikian rupa sains harus menemukan bahwa dirinya digambar oleh
Allah swt (Sains Tauhidullah). 34 Wilayah ini berada dalam koridor ontologismetafisis.
Pendeknya, para ulama dituntut untuk berbicara tentang hubungan Allah swt sebagai Sang
Pencipta dengan dunia tetapi bukan dengan caracara seperti yang dikerjakan pada Abad
Pertengahan Barat atau zaman Saintisme-Modern-Abad 19, melainkan dengan cara-cara yang
non dikotomis dan ensiklopedis seperti yang telah dikerjakan oleh para ilmuwan muslim pada
masa klasik (Abad ke 7- 13 M) dan dideskrispsikan dalam cakrawala keluasan (vastness),
kesatuan (unity) dan kecerahan (lightness) alam semesta yang berosilasi (the oscillating
universe) oleh sains postmodern. 2. Kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang secara epistemologis dipayungi oleh ilmu-ilmu agama Islam (Islamic Studies) yang
dibangun di atas sepuluh pilar (mabādi’ al ‘asyr) dan epistemologi Islam klasik (Abad 7-13)
untuk melahirkan khasanah ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu baru yang karakter objek
formal dan materialnya (context of justification) juga relatif baru. Inilah pendekatan ilmu
berdasarkan sejarah ilmu, yang berperan besar dalam mendorong berkembangnya ilmu- ilmu
baru yang lebih berkemajuan. 3. Kegiatan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dari hasil penelitian dan pengembangan para ilmuwan dan komunitasnya yang dibingkai oleh
akhlak al karīmah sehingga temuannya (context of discovery) menjadi rahmat bagi seluruh alam
(rahmatan lil ‘ālamīn). Pemanfaatan komunitas berbasis riset dapat mempercepat proses literasi
sains kepada umat Islam Indonesia dan dunia.(D. Irawan, n.d.)
Latar Belakang SMA Trensains Muhammadiyah Sragen
Rentetan acara launching tersebut dimeriahkan oleh atraksi Tapak Suci dan Tari Saman
khas santriwati Dimsa, dilanjutkan dengan orasi-orasi ilmiah dari Agus Purwanto, D.Sc sebagai
Kreator Trensains dan Dr. Abdul Mu’thi, M.Ed sebagai utusan PP Muhammadiyah. Dr. Abdul
Mu’thi, M.Ed. mengatakan bahwa dirinya bersama PP Muhammadiyah memberikan dukungan
penuh akan berdirinya SMA Trensains. Lebih dari itu beliau berharap agar dengan program ini,
umat Islam keseluruhan bisa mengulang kembali sejarah emas dimana seluruh keilmuan saling
terkoneksi dan terintegrasi, tidak lagi terdikotomi dalam kotak-kotak yang justru akan membuat
umat Islam mundur. “Dengan adanya Trensains kita berharap bisa melahirkan kembali sosok
Ibnu Sina yang ahli agama tapi disaat yang sama juga ahli dalam bidang ilmu kedokteran dan
filsafat. Begitu juga Ibnu Rusyd yang mahir akan keintelektualan ilmu fikih tapi tidak buta akan
filsafat dan ilmu-ilmu lainnya. Penemuan angka nol, pemetaan geografi bumi, optik,
kedokteran, itu semua mempunyai rahim dari keintelektualan kaum muslim yang harus kita
raih kembali.” Ujar Bapak Mu’thi bersemangat. Akhirnya acara ditutup dengan peresmian
SMA Trensains oleh beliau yang membubuhkan tanda tangan di atas marmer bertuliskan
“Dengan Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala SMA Trensains Telah Diresmikan”, tertanda,
Dr. Abdul Mu’thi, M.Ed. Disaksikan langsung oleh Kreator Trensains Agus Purwanto, D.Sc.
dan segenap peserta yang dengan semangat menggemakan takbir dan tahmid kepada Allah Swt.
Salah satu SMA Trensains yang paling terkenal adalah SMA Trensains Muhammad iyah
Sragen. Pesantren IPA Sragen didirikan oleh Agus Purwanto, D.Sc (Ilmuwan Fisika, alumnus
Hirosima University, Jepang) dan dosen Fisika ITS Surabaya bersama Muhammadiyah.
Diresmikan pada 1 Muharram 1435 H/5 November 2013. SMA Trensains adalah lembaga
keagamaan Muhammadiyah terbesar di Indonesia. Fenomena ini menarik karena model
pesantren ilmu (trensain) mencairkan kategorisasi tipologi pesantren yang selama ini terbentuk.
Tipologinya salaf, modern dan mandiri. Tipe Trensain menggabungkan ketiga tipologi tersebut
secara bersamaan dengan keunggulannya dengan menjadikan al-Qur'an dan al-Hadits sebagai
dasar pengembangan ilmu alam, sehingga dapat dihasilkan siswa yang berkualitas dalam sains
dan kompeten dalam agama.
Visi Misi dan Tujuan
Visi utama SMA Trensains Muhammadiyah Sragen yaitu Lahirnya generasi yang
memegang teguh Al-Qur'an dan As-Sunnah, mencintai dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, serta memiliki kedalaman filosofis dan keluhuran akhlak. Sedangkan Misi dari
SMA Trensains Muhammadiyah yaitu 1. Menyelenggarakan proses pendidikan 1. yang
menanamkan pemahaman dan kecintaan terhadap Al-Qur'an dan AsSunnah 2. Menyediakan
lingkungan untuk pengembangan sikap ilmiah, pemikiran filosofis dan logis, responsif dan
pemahaman alam baik material maupun immaterial dengan berbagai fenomena with 3.
Mengantarkan mahasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi di bidang sains. Tujuan profil
kurikulum lembaga meliputi 1). Kurikulum interaksi penyatuan 2). Mata pelajaran kurikulum
dengan santri dalam kegiatan 24 jam di pesantren.
Sistem Pembelajaran dan Kurikulum Integrasi Science Islam di SMA Trensains Sragen
Daftar pelajaran yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa eksperimen
mengintegrasikan Islam dan sains sangat mendasar. Kajian tersebut berisi tentang falsafah dan
kaidah Tauhid (Al-Qur'an dan As-Sunnah) juga. Hal ini dapat dilihat dari pelajaran dasar yang
berkaitan dengan kerangka ilmu filsafat, alqur'an dan ilmu pengetahuan, serta hadis dan ilmu
pengetahuan, didukung oleh materi bahasa asing. Pelajaran lembaga di SMA Trensains Sragen
tersebut menunjukkan keseriusan untuk mengintegrasikan Islam dan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu alam. Pihak sekolah yang ditinjau berusaha untuk menciptakan lulusan yang
memiliki profil sebagai berikut:
1. Fasih berbahasa asing (Inggris dan Arab)
2. Pandai dalam sains
3. Matematika
4. Fisika
5. Kimia
6. Biologi
7. Memahami interaksi antara agama dan
sains
8. Al-Qur'an (khususnya jenis tafsir, tafsir
bil ilmiy, tafsir ilmiy)
9. Sains (pengantar sains, sejarah, biografi
ilmuwan)
10. Filsafat (Pengantar Filsafat, Pengertian,
Ciri, dan Fungsi, Sejarah Filsafat)
11. Filsafat ilmu
12. Ilmu dan masalah Tuhan (materialisme
ilmiah, ilmu lama, ilmu baru)
13. Agama dan sains (tren review, ind of
relationship)
14. Islam dan Sains (Ilmu Islamisasi, Ilmiah
Islam, Sains Islam)
15. Wolframmath Profil lulusan
diorientasikan untuk menjadi generasi
muslim yang memiliki pemahaman yang
kuat tentang Islam dan sains.
Hal itu dilaksanakan melalui unifikasi kurikulum (integrasi Islam dan sains) yang
mengelaborasi tiga unsur: agama, sains, dan keterampilan. Dalam pelaksanaannya, semua
materi diintegrasikan dengan kegiatan 24 jam. Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,
siswa dibekali dengan dua bahasa utama yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris. Mereka tetap
tinggal di pesantren selama 24 jam. Hal ini untuk memudahkan perkembangan ilmu
pengetahuan baik secara pasif maupun aktif. Kurikulum di atas menunjukkan bahwa ilmu
pesantren (Trensain) berbeda dengan hasil kajian Lukens-Bull, bahwa kurikulum pesantren
telah menjadi titik fokus dalam strategi masyarakat tradisionalis untuk menghadapi globalisasi.
Sebaliknya, kurikulum Trensain sejalan dengan arus globalisasi dan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan yang selama ini kurang dipelajari oleh umat Islam.(Lukens-
Bull, 1998)
Anggaran/Dana Program integrasi Science Islam di SMA Trensains Muhammadiyah
Sragen
Garis besar dan tujuan acara adalah publikasi dan pengenalan SMA Trensains ke ranah
publik, penggalangan dana sekaligus peresmian oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah. If you
are not the best, be the first – alfadhlu lil mubtadi wa in ahsanal muqtadi. Mungkin itulah
jargon yang selama ini mengilhami pondok pesantren Darul Ihsan sebagai lembaga pendidikan
pertama di Indonesia yang menjadi rahim lahirnya gagasan Trensains secara institusional. Oleh
karena itu gaung akan adanya dinamika baru keilmuan indonesia harus disampaikan seluas-
luasnya.
Adapun penggalangan dana, karena memang set-plan jangka panjang ke depan, Dimsa
akan mengembangkan sayapnya ke luar komplek yang sudah ada, oleh karena itu dibutuhkan
kolaborasi bersama antara penyelenggara dan masyarakat dalam lingkup Nasional, anggota
persyarikatan khususnya. Besar anggaran tersebut tidak main-main, ratusan milyar untuk
pembelian tanah dan pembangunan gedung, hal itu sangat wajar mengingat beberapa banner
yang tertempel di aula pertemuan dan bisa dilihat langsung oleh peserta yang menghadiri acara
tersebut.
SMA dengan kurikulum penggabungan antara al-Quran dan sains ini tergolong baru,
belum ada padanannya di Indonesia. Berbeda dengan sekolah lainnya yang sekadar
menghubungkan antara keduanya dengan garis persamaan atau sekedar pencocok-
cocokan. Trensains di sini lebih dari itu, karena menuntut lahirnya sains dari pemahaman ayat
kauniyah dari al-Quran, menuntut adanya instrumen keilmuan alam yang terinspirasi langsung
dari pemahaman struktur al-Quran, per-kosakata, munâsabah , dan semua dimensi
kemukjizatan al-Quran. Inti dari acara launching ini adalah pengenalan tren ke ranah publik,
penggalangan dana sekaligus peresmian oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. "Jika kamu
bukan yang terbaik, jadilah yang pertama" - alfadhlu lil mubtadi wa in ahsanal
muqtadi. Mungkin itulah jargon yang selama ini mengilhami pondok pesantren Darul Ihsan
sebagai lembaga pendidikan pertama di Indonesia yang menjadi rahim lahirnya gagasan Tren
secara institusional. Oleh karena itu gaung akan adanya dinamika baru keilmuan indonesia
harus disampaikan pada luasnya. Adapun penggalangan dana, karena memang set-plan
bangunan gedung Trensains dirancang di atas lahan 4 hektar. Tentu dana yang dibutuhkan
sangat besar. Oleh karena itu dibutuhkan sinergi dan kolaborasi masyarakat dalam nasional
untuk memenuhi dana yang fantastis ini.
SIMPULAN
Desain madrasah sains integratif diterapkan pada perangkat dan pelaksanaan
pembelajaran. Pada komponen perangkat pembelajaran aspek yang diamati adalah konten
agama dan konten karakter dalam perangkat pembelajaran, pada kedua aspek tersebut
didapatkan hasil pendekatan yang dominan adalah pendekatan dialog. Sedangkan pada
komponen pelaksanaan pembelajaran aspek yang diamati adalah materi ajar dan pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Pada komponen tersebut, didapatkan adanya integrasi sains dan agama.
Hal tersebut disebabkan guru sudah mulai untuk memberikan materi agama dalam
pembelajaran sains melalui penyebutan ayat dan beberapa guru sudah mulai untuk
menghubungkan ayat-ayat tersebut dengan fenomena-fenomena alam. Implementasi integrasi
yang nampak adalah pada tataran operasional. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu, (1) Kurikulum sains harus tetap berupaya mengintegrasikan antara Al-
Quran, sains kealaman dan sains sosial-humaniora, (2) Konteks realitas bangsa Indonesia harus
menjadi perhatian dalam melaksanakan pendidikan berparadigma kontekstual, (3) Kurikulum
sains Islam harus tetap disinergikan dengan kurikulum dinas dengan menggunakan sistem SKS,
(4) Diperlukan upaya pelembagaan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum ini semisal
membuat sekolah khusus sains Islam, bekerja sama dengan pihak universitas, laboratorium
penelitian dan sebagainya, (5) Perlu upaya perumusan kurikulum sains Islam yang berjenjang
dari sejak dini yaitu tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas
dan sampai perguruan tinggi. Penyesuaian kurikulum dari mulai tingkat dasar sampai tinggi
akan menghasilkan output yang lebih terarah dan mampu menciptakan serjana muslim yang
memiliki wawasan sains keislaman yang lebih komprehensif dan mendalam. Pendidikan di
pesantren sains (Trensain) di Sragen merupakan bentuk kreativitas dalam rangka
mengintegrasikan Islam dan sains serta memadukan model antara sekolah dan pesantren.
Kerangka integrasi mengacu pada kekuatan normatif (Al-Qur'an dan Sunnah), kekuatan
filosofis, penguatan penguasaan ilmu pengetahuan, dan kekuatan penguasaan bahasa kedepan.
Ini adalah cara transformasi integratif dalam memahami ide, tindakan, dan kesadaran untuk
mereduksi sekularisme.
DAFTAR PUSTAKA
Alias, M. S. (2019). ANALISIS TELEOLOGI PENYELIDIKAN SAINS BERDASARKAN
MUKADIMAH ADIKARYA AL-KHAWARIZMI, IBN AL-HAYTHAM DAN AL-BIRUNI.
11(2), 179–194.
Betz, F. (2011). Managing Science Methodology and Organization of Research. Springer.
Chanifudin, C., & Nuriyati, T. (2020). Integrasi Sains dan Islam dalam Pembelajaran.
ASATIZA: Jurnal Pendidikan, 1(2), 212–229. https://doi.org/10.46963/asatiza.v1i2.77
Furlow, C. A. (2005). Islam, Science, And Modernity: From Northern Virginia Lumpur, To
Kuala. Dissertation of The University Of Florida.
http://etd.fcla.edu/UF/UFE0012881/furlow_c.pdf.
Irawan. (n.d.). Buku pengantar wahyu memandu ilmu. 23.
Irawan. (2019a). Filsafat Manajemen Pendidikan Islam. PT. Remaja Rosdakarya.
Irawan. (2019b). Trilogi wahyu memandu ilmu (Irawan (Ed.)). Rajagrafindo.
Irawan, D. (n.d.). Buku Kebijakan dan Pedoman WMI.
Irawan, I. I. (2018). Paradigma Keilmuan Manajemen Pendidikan Islam. November 2016.
https://doi.org/10.14421/manageria.2016.12-07
Lukens-Bull, R. A. (1998). Teaching Morality: Javanese Islamic Education In A Globalizing
Era. http://web.ff.cuni.cz/ustavy/usj/jais/v003/lukens1.pdf.
Maksudin. (2015). Desain Pengembangan Berpikir Dialektik, Integratif Interkonektif
Pendekatan. Pustaka Pelajar.
Riyuzen. (2017). STRATEGI PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 147.
Saepudin, Asep. Jahari, Jaja. Sulhan, M. (2020). Manajemen Strategi Pengelolaan SMP Al-
Azhar Syifa Budi Parahyangan Kabupten Bandung Barat. Dirāsāt: Jurnal Manajemen
Dan Pendidikan Islam, 6(1), 34–51. https://doi.org/10.15240/tul/001/2014-1-004
Shihab, M. Q. (1992). Membumikan Alquran. Mizan.
Syukur, M. A. (2003). Teologi Islam terapan: upaya antisipatif terhadap hedonisme
kehidupan modern. Tiga Serangkai.
https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=_eqWwjSVFYAC&oi=fnd&pg=PA3&d
q=Syukur,+M.+A.+(2003).+Teologi+Islam+terapan:+upaya+antisipatif+terhadap+hedon
isme+kehidupan+modern.++Tiga+Serangkai.&ots=x_ERLNsvWB&sig=czDXJkImnoE
2ZFUUKhjjAMNWBmg
Yaacob, S. H., & Embong, R. (2008). The Concept of an Integrated Islamic Curriculum and
Its Implications for Contemporary Islamic Schools. International Conferences in Islamic
Republic of Iran, 0–18.

More Related Content

What's hot

Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )Maulana Arief
 
Falsafah pendidikan shalmisyam bt shahuddin
Falsafah pendidikan   shalmisyam bt shahuddinFalsafah pendidikan   shalmisyam bt shahuddin
Falsafah pendidikan shalmisyam bt shahuddinSha Amran
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanAdhi Panjie Gumilang
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuAbuy Thea
 
SAP PENGANTAR STUDI ISLAM byhq PERBAIKAN
SAP PENGANTAR STUDI ISLAM byhq PERBAIKANSAP PENGANTAR STUDI ISLAM byhq PERBAIKAN
SAP PENGANTAR STUDI ISLAM byhq PERBAIKANByhq Haque
 
Hakikat metode pendidikan islam
Hakikat metode pendidikan islamHakikat metode pendidikan islam
Hakikat metode pendidikan islamMiftahul Fikriyah
 
Pendekatan integrasi interkoneksi
Pendekatan integrasi interkoneksiPendekatan integrasi interkoneksi
Pendekatan integrasi interkoneksiMuhsin Hariyanto
 
Falsafah pendidikan
Falsafah pendidikanFalsafah pendidikan
Falsafah pendidikan-
 
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqikonsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqiLtfltf
 
Ahli falsafah pendidikan timur - Confucius
Ahli falsafah pendidikan timur - ConfuciusAhli falsafah pendidikan timur - Confucius
Ahli falsafah pendidikan timur - ConfuciusTanKS6
 
Sejarah pemikiran pendidikan islam
Sejarah pemikiran pendidikan islamSejarah pemikiran pendidikan islam
Sejarah pemikiran pendidikan islamMawardah Jannah
 
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)Erta Erta
 
REKOMENDASI GAGASAN NEO-SUTARTO UNTUK UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Respon Terhadap ...
REKOMENDASI GAGASAN NEO-SUTARTO UNTUK UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Respon Terhadap ...REKOMENDASI GAGASAN NEO-SUTARTO UNTUK UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Respon Terhadap ...
REKOMENDASI GAGASAN NEO-SUTARTO UNTUK UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Respon Terhadap ...Arafah Pramasto, S.Pd.
 

What's hot (20)

Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
Pengertian Psi ( pengantar studi islam )
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Falsafah pendidikan shalmisyam bt shahuddin
Falsafah pendidikan   shalmisyam bt shahuddinFalsafah pendidikan   shalmisyam bt shahuddin
Falsafah pendidikan shalmisyam bt shahuddin
 
Kpf 4013 kuliah 1
Kpf 4013   kuliah 1Kpf 4013   kuliah 1
Kpf 4013 kuliah 1
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmu
 
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan IslamFilsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan Islam
 
Pembentangan falsafah:)
Pembentangan falsafah:)Pembentangan falsafah:)
Pembentangan falsafah:)
 
siskom
siskomsiskom
siskom
 
SAP PENGANTAR STUDI ISLAM byhq PERBAIKAN
SAP PENGANTAR STUDI ISLAM byhq PERBAIKANSAP PENGANTAR STUDI ISLAM byhq PERBAIKAN
SAP PENGANTAR STUDI ISLAM byhq PERBAIKAN
 
Hakikat metode pendidikan islam
Hakikat metode pendidikan islamHakikat metode pendidikan islam
Hakikat metode pendidikan islam
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Pendekatan integrasi interkoneksi
Pendekatan integrasi interkoneksiPendekatan integrasi interkoneksi
Pendekatan integrasi interkoneksi
 
Falsafah pendidikan
Falsafah pendidikanFalsafah pendidikan
Falsafah pendidikan
 
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqikonsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
 
Ahli falsafah pendidikan timur - Confucius
Ahli falsafah pendidikan timur - ConfuciusAhli falsafah pendidikan timur - Confucius
Ahli falsafah pendidikan timur - Confucius
 
Sejarah pemikiran pendidikan islam
Sejarah pemikiran pendidikan islamSejarah pemikiran pendidikan islam
Sejarah pemikiran pendidikan islam
 
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
 
REKOMENDASI GAGASAN NEO-SUTARTO UNTUK UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Respon Terhadap ...
REKOMENDASI GAGASAN NEO-SUTARTO UNTUK UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Respon Terhadap ...REKOMENDASI GAGASAN NEO-SUTARTO UNTUK UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Respon Terhadap ...
REKOMENDASI GAGASAN NEO-SUTARTO UNTUK UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Respon Terhadap ...
 
Landasan kurikulum
Landasan kurikulumLandasan kurikulum
Landasan kurikulum
 

Similar to Silmi kap nur hapiz 1192010170 uas filsafat_mpi-4_d

Resume pengertian filsafat pendidikan.docx
Resume pengertian filsafat pendidikan.docxResume pengertian filsafat pendidikan.docx
Resume pengertian filsafat pendidikan.docxnazliyahfitri
 
tugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docxtugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docxHimmatulfata
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMNurul Safiqa
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docxFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docxAnnisaFajri3
 
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...AuliaAnnisa45
 
tugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docxtugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docxRaihanFahira2
 
tugas filsafat hakikat kurikulum pendidikan islam
tugas filsafat  hakikat kurikulum pendidikan islamtugas filsafat  hakikat kurikulum pendidikan islam
tugas filsafat hakikat kurikulum pendidikan islamShafaraFaiza
 
Konsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islamKonsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islamASIMAH SAAT
 
Resume Filsafat Pendidikan Kel6.docx
Resume Filsafat Pendidikan Kel6.docxResume Filsafat Pendidikan Kel6.docx
Resume Filsafat Pendidikan Kel6.docxDhindaVadyaizmi
 
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdfTaufikRahman392594
 
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaRekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaAveroez Averoez
 
hakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islamhakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islamShafaraFaiza
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAMHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAMMuksal Mina
 
_PPT Konsep dan Prinsip Sains dalam Islam.pdf
_PPT Konsep dan Prinsip Sains dalam Islam.pdf_PPT Konsep dan Prinsip Sains dalam Islam.pdf
_PPT Konsep dan Prinsip Sains dalam Islam.pdfDamarErlangga2
 
Resume paper 5.docx
Resume paper 5.docxResume paper 5.docx
Resume paper 5.docxWildatlZuhra
 
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam Ikram ishadila (202127050)
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docxpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docxALABDALI2
 

Similar to Silmi kap nur hapiz 1192010170 uas filsafat_mpi-4_d (20)

Resume pengertian filsafat pendidikan.docx
Resume pengertian filsafat pendidikan.docxResume pengertian filsafat pendidikan.docx
Resume pengertian filsafat pendidikan.docx
 
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islamTugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
 
tugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docxtugas filsafat (.docx
tugas filsafat (.docx
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docxFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
 
Bab ii2
Bab ii2Bab ii2
Bab ii2
 
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
PEMIKIRAN QURAISH SHIHAB TENTANG MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN RELEVANSIN...
 
tugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docxtugas filsafat (1).docx
tugas filsafat (1).docx
 
tugas filsafat hakikat kurikulum pendidikan islam
tugas filsafat  hakikat kurikulum pendidikan islamtugas filsafat  hakikat kurikulum pendidikan islam
tugas filsafat hakikat kurikulum pendidikan islam
 
Konsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islamKonsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islam
 
Resume Filsafat Pendidikan Kel6.docx
Resume Filsafat Pendidikan Kel6.docxResume Filsafat Pendidikan Kel6.docx
Resume Filsafat Pendidikan Kel6.docx
 
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
 
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaRekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
 
hakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islamhakikat kurikulum dalam islam
hakikat kurikulum dalam islam
 
Ipi
IpiIpi
Ipi
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAMHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM
 
_PPT Konsep dan Prinsip Sains dalam Islam.pdf
_PPT Konsep dan Prinsip Sains dalam Islam.pdf_PPT Konsep dan Prinsip Sains dalam Islam.pdf
_PPT Konsep dan Prinsip Sains dalam Islam.pdf
 
Resume paper 5.docx
Resume paper 5.docxResume paper 5.docx
Resume paper 5.docx
 
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup  filsafat pendidikan Islam
Pengertian Tujuan dan Ruang Lingkup filsafat pendidikan Islam
 
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docxpaper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
paper mk filsafat pendidikan kelompok 1.docx
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

Silmi kap nur hapiz 1192010170 uas filsafat_mpi-4_d

  • 1. KREATIVITAS INTEGRASI KURIKULUM SCIENCE ISLAM DI SMA TRENSAINS MUHAMMADIYAH SRAGEN Silmi Kap Nur Hapiz1 Dr. Irawan, M. Hum2 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Email: silmikapnurhapiz@gmail.com 1 irawan@uinsgd.ac.id 2 ABSTRAK Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk menganalisis pengelolaan science di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen dengan menggunakan metode kurikulum sains Islam. Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan metode pendekatan pembahasan yaitu filsafat ilmu. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode di SMA Trensains Sragen mengacu pada kekuatan normatif (Al-Qur'an dan Sunnah), kekuatan filosofis, penguatan penguasaan ilmu pengetahuan, dan kekuatan penguasaan bahasa kedepan. Dengan metode di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen ini diharapkan bisa dijadikan alat transformasi integratif dalam memahami ide, tindakan, dan kesadaran untuk mereduksi sekularisme pada masyarakat. Kata Kunci: Integrasi, Kurikulum, Science Islam. ABSTRACT The purpose of this paper is to analyze the management of science in SMA Trensains Muhammadiyah Sragen by using the Islamic science curriculum method. This research method is a case study with a discussion approach method, namely the philosophy of science. The results showed that the method in SMA Trensains Sragen refers to normative strength (Al- Qur'an and Sunnah), philosophical strength, strengthening mastery of science, and strength of future language mastery. With the method at SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, it is hoped that it can be used as an integrative transformation tool in understanding ideas, actions, and awareness to reduce secularism in society. Keywords: Integration, Curriculum, Islamic Science. PENDAHULUAN Masalah Teori Pembahasan Dalam proses pembelajaran, kualitas atau mutu menjadi suatu hal yang mutlak harus ada. Oleh karenanya, dalam perkembambangan banyak model yang ditawarkan oleh beberapa pakar pendidikan, salah satunya adalah integrasi sains dan agama dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pendidikan agama Islam harus mampu mengubah sesuatu yang masih bersifat kognitif menjadi makna dan nilai serta harus di internalisasikan dalam diri perserta didik. Sains dan agama dalam perspektif Islam yaitu memiliki dasar metafisik yang sama, dengan tujuan pengetahuan yang diwahyukan maupun diupayakan adalah mengungkapkan ayat-ayat Tuhan, motivasi dibalik pencarian kealaman matematis-upaya mengetahui ayat-ayat Tuhan di alam semesta.(Chanifudin & Nuriyati, 2020)
  • 2. Pengelolaan lembaga pendidikan Islam. Menurut Mujamil Qomar adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Begitu juga Ramayulis yang berpandangan bahwa manajemen pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki umat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya baik perangkat keras (hard ware) maupun perangkat lunak (soft ware). Pemanfaatan sumber daya tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif. Dengan demikian pengelolaan pendidikan pada dasarnya untuk meraih tujuan pendidikan yang dikehendaki. Yaitu meraih kualitas pendidikan sebagai hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh sebuah lembaga pendidikan. hal ini pula yang menjadi isu yang belum tuntas diupayakan oleh setiap stakeholder pendidikan. Dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad, bahwa mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.1 Mutu atau kualitas pendidikan yang diinginkan merupakan terpenuinya kriteria- kriteria suatu produk terhadap standar atau rujukan tertentu. Mutu atau kualitas pendidikan dalam penulisan ini ukurannya adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang kemudian dijabarkan oleh Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Bahwa Standar nasional pendidikan adalah kriteria mimimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, regulasi tersebut merupakan upaya pemerintah menghasilkan pendidikan yang bermutu.(Saepudin, Asep. Jahari, Jaja. Sulhan, 2020) Dalam konteks pendidikan islam, secara praktis, lembaga pendidikan Islam bisa memanfaatkan sejumlah teori manajemen yang baru agar pengelolaan lembaga pendidikan Islam bisa lebih efektif dan efesien. Secara ideologis, nilai-nilai pedagogis, yakni memanusiakan manusia berdasarkan ajaran Islam (Al-Qur’an dan Sunnah), bagaimanapun juga harus menjadi inti dalam praktik manajemen Islam. Harapannya agar secara teoritis maupun praktis berbeda dengan teori dan praktik manajemen pendidikan di lembaga pendidikan pada umum nya.(Irawan, 2019a) Pendidikan merupakan proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam pada peserta didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya untuk mencapai keseimbangan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. Nilai-nilai Islam, maksudnya adalah nilai-nilai yang terkandung dalam praktek pendi- dikan harus mengandung nilai Insaniah dan Ilahiyah. Yaitu: a) nilai-nilai yang berdasarkan dari sifat-sifat Allah Asmaul Husna yakni nama-nama yang indah yakni idealitas manusia yang disebut fitrah, yang harus dikembangkan. b) Nilai yang bersumber pada hukum-hukum Allah, yang selanjutnya di dialogkan pada nilai insaniah. Nilai ini merupakan nilai yang terpancar dari daya cipta, rasa dan karsa manusia yang tumbuh sesuai dengan kebutuhan manusia.(Riyuzen, 2017) Wacana Islamisasi ilmu menjadi enam bagian, yaitu pertama Wacana: Mengartikulasikan Paradigma Pengetahuan Islam (Tawhidi Episteme), Wacana Kedua: Mengembangkan Metodologi AlQur'an, Ketiga Wacana: Metodologi Menghadapi Al-Qur'an, Keempat Wacana: Metodologi Menghadapi Sunnah, Wacana Kelima: Menelaah Kembali Warisan Islam, Wacana Keenam: Menghadapi Warisan Intelektual Barat. Keenam wacana tersebut menunjukkan bahwa wacana Islamisasi meliputi: mengartikulasikan paradigma pengetahuan Islam (Tawhidi Episteme), mengembangkan metodologi Al-Qur'an, metodologi berurusan dengan Al-Qur'an, metodologi berurusan dengan Sunnah, meneliti kembali warisan Islam, dan wacana terakhir berurusan dengan warisan intelektual Barat.(Furlow, 2005)
  • 3. Banyak cendekiawan muslim yang mengkaji tentang Islamisasi ilmu, misalnya: Ismail Raji al-Faruqi, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Fazlur Rahman, Ziauddin Sardar, M. Quraish Shihab, Kuntowijoyo, dan masih banyak lagi. Semuanya mencari wacana tentang Islamisasi sains dalam perspektif yang berbeda. Kreativitas penting bagi sains, karena penelitian yang biasa-biasa saja tidak menghasilkan pengetahuan baru, tidak ada penemuan ilmiah baru. Namun dalam penelitian, kreativitas dan administrasi tidak serta merta berselisih. Pertama, kreativitas harus ditangkap secara administratif dalam proposal penelitian. Kreativitas juga harus ditangkap secara administratif dengan evaluasi yang tepat terhadap kualitas penelitian yang diusulkan. Dan kreativitas harus ditangkap secara administratif dalam keberhasilan kinerja dan publikasi hasil penelitian. Dengan menggunakan ide "manajemen" dan "kreativitas ” bersama- sama untuk menunjukkan "kualitas" dari proses penelitian. Pengelolaan sains dengan memusatkan perhatian pada dua aspek kreativitas dalam pengelolaan penelitian: (1) interaksi antara metode dan organisasi dalam penelitian dan (2) interaksi antara pendanaan sains tingkat makro dan tingkat mikro. kinerja sains.(Betz, 2011) Badarussyamsi (2015), Spiritualitas Sains dalam Islam: Mengungkap Teologi Saintifik Islam, MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. Artikel ini membahas pemikiran Islam tentang teologi saintifik yang menurut Badarussyamsi (2015), sering menjadi perdebatan para ilmuwan. Menurutnya, sebagian pakar berpendapat bahwa Al-Qur’an memotivasi umatnya untuk mencintai sains, sedangkan pakar lain berpandangan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an memberikan sinyal-sinyal sains. Penelitian ini menegaskan bahwa pada perkembangan terakhir menguat geliat umat Islam tentang perlunya Islamisasi sains. Melalui pendekatan teologi sains yang mengupas visi dan relasi sains dan Islam, artikel ini mengungkapkan bahwa Islam bukan hanya mendorong umatnya untuk mencintai sains, melainkan memberikan sinyal sains yang bila diungkap akan menghasilkan karya sains yang memberikan kontribusi bagi peradaban manusia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa eksistensi sains memperoleh dukungan signifikan dalam ajaran Islam hingga menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistem teologi Islam (Badarussyamsi, 2015). Sebelum ini juga terbit buku karya Syukur, M. A. (2003), Teologi Islam Terapan: Upaya Antisipatif terhadap Hedonisme Kehidupan Modern, Tiga Serangkai. Buku ini menegaskan urgensi teologi Islam terapan.(Syukur, 2003) Sayangnya, pada kenyataannya mereka yang melakukan kajian tentang Islam dan sains di UIN hanya bekerja lebih pada satu bidang; wacana. Tidak banyak orang yang mengembangkan resensi baik dalam wacana maupun praktik secara keseluruhan. Pengembangan sinergi antara wacana dan praktik di jenjang pendidikan menengah di pesantren yang diselenggarakan di SMA di Tebuireng dan Sragen. Ini diprakarsai oleh Agus Purwanto. Kedua jenis pendidikan ini diberi nama Pesantren Sains (Trensain), yang menyelenggarakan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Posisi Karya Tulis Penelitian Pembanding penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya lebih memfokuskan kepada bagaimana cara pengelolaan science dengan konsep science dengan penggunaan integrasi Science di lembaga tersebut. Sedangkan penelitian yang telah di lakukan sebelumnya seperti dalam jurnal Studi Islam (Cakrawala) karya Hermawan hanya memfokuskan pada bagaimana dan melihat saja scince dan islam itu berinteraksi di lembaga tersebut. Selain itu tulisan ini berbeda dengan tulisan M. Yasin Yusuf yang membahas tentang epistemologi wilayah SMA Trensain. Pengembangan epistemologi Islam untuk sains di SMA Trensain akan menciptakan generasi muslim yang saleh dalam agama dan ahli dalam sains dan teknologi. Nantinya, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kejayaan peradaban Islam
  • 4. di masa depan. Penulisan ini akan mengulas implementasi pengintegrasian ilmu ke dalam kurikulum praktik baik di pesantren IPA di Sragen. Metode Penelitian dan Pembahasan Metode penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan metode pendekatan pembahasan yaitu filsafat ilmu. Data yang digunakan dalam analisis pengelolaan science sekolah ini merupakan data studi pustaka yang diperoleh dari hasil analisis data statistik penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lembaga lain di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen. Berdasar Alias (2019), Teleological Analysis of Scientific Research Based on Masterpiece’s Prefaces of al-Khawarizmi, Ibn al-Haytham and al-Biruni, Jurnal Hadhari: An International Journal. Penelitian ini menunjukan bahwa saintis muslim di masa lalu mempunyai keimanan yang mendalam dengan menegaskan bahwa semua ilmu milik Allah Swt. Penelitian ini menelaah mukadimah karya al-Khawarizmi, Ibn al-Haytham dan al-Biruni dengan pendekatan teologi sains. Penelitian ini menemukan keinginan para saintis muslim untuk memperoleh kebenaran dan keberkahan dalam penelitian dengan pemahaman teologi sains dalam Islam.(Alias, 2019) Secara epistemologis ilmu-ilmu tentang wahyu/ayat-ayat yang terangkum dalam al Qur’an dan al Hadis secara historis tersistematisasi dalam ilmu-ilmu agama Islam (Islamic Studies/Sciences) terutama ‘ulūm al Qur’ān dan ‘ulūm al Hadis, sedangkan wahyu/ayat-ayat yang berupa di alam semesta terangkum dalam ilmu-ilmu non agama Islam/umum (non Islamic Studies/Sciences). Berarti epistemologi wahyu memandu ilmu bermakna Islamic studies memayungi non Islamic studies dan sebaliknya non Islamic Studies dipayungi oleh Islamic Studies. Sementara, dalam tradisi akademik dan penelitian ada yang disebut payung penelitian. Berarti, secara epistemologis, isi wahyu memandu ilmu itu bagaimana menempatkan Islamic studies sebagai payung ilmu dan penelitian bagi (memayungi) ilmu-ilmu non islamic studies dan sebaliknya ilmu-ilmu non Islamic Studies dipayungi oleh Islamic studies. Pendeknya, dalam epistemologi WMI, ilmu-ilmu keagamaan Islam harus menjadi core bagi atau dalam ilmu-ilmu umum.(Irawan, 2019b) Rekayasa epistemologi suatu bidang atau disiplin ilmu pengetahuan tertentu oleh spirit keilmuan wahyu memandu ilmu bisa berdimensi atributif (menempelkan simbol-simbol Islam secara empiris; metode yang digunakan biasanya doktriner), normatif (menempelkan ayat-ayat al Qur’an tertentu tanpa menggunakan ulum al qur’an dan ilmu tafsir yang memadai; penalaran yang digunakan biasanya deduktif) dan substantif (membongkar dan membangun kembali sejarah ilmu pengetahuan pada masa Islam klasik, abad 7-12 M; sambil dilakukan uji ulang secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan ilmiah kontemporer; metode yang digunakan adalah ilmiah).(Irawan, n.d.) Di dalam ilmu manajemen, tindakan yang memperhitungkan kualitas suatu ilmu disebut dengan manajemen ilmu (knowledge management). Bidang ini bertujuan mengkaji kreativitas, inovasi dan proses bagaimana publik mengklaim keabsahan sebuah ilmu (context of justification). Oleh karena itu manajemen ilmu memerlukan ilmu tentang ilmu, agar ia memiliki sebuah keyakinan tentang ilmu yang diklaimnya. Seorang konsultan manajemen mengklaim bahwa ia telah menghadirkan kesadaran tentang chaos pada sebuah organisasi. Maka kehadirannya harus dipandang penting, misalnya, karena ia telah menstimulasi organisasi tersebut agar senantiasa mengembangkan dan mencipta ilmu baru yang berhubungan dengan tindakan mengelola organisasi yang dapat mengantisipasi perubahan zaman yang cepat, kompleks dan tidak teratur. Dalam konteks filsafat sains, pernyataan di atas terdengar atraktif
  • 5. karena alih-alih objektif justru ilmu manajemen sepertinya dituntut untuk melibatkan emosi, perasaan, imajinasi dan persepsi atas kenyataan yang ada. Di sini kreativitas, inovasi dan kesungguhan dalam mengonseptualisasi semua peristiwa yang hadir dihadapannya menjadi faktor menentukan, apakah tindakan yang dimaksud masuk ke dalam kosa kata epistemologi atau hanya mitos bahkan dogma semata.(I. I. Irawan, 2018) Kata sains harus dipahami secara generik. Dalam Al-Quran demikian, istilah ilmu tidak merujuk secara esklusif kepada studi-studi agama.10 Menurut Kuntowijoyo, ilmu tidak hanya dua, qauliyah dan kauniyah, tetapi harus disempurnakan menjadi qauliyah, kauniyah dan nafsiyah. Tanpa humaniora, ilmu tidak akan dapat menyentuh seni, filsafat, sejarah, antropologi, ilmu politik dan sebagainya. Dengan lengkapnya ilmu, diharapkan bahwa pengilmuan Islam menjadi gerakan intelektual yang terhormat, dihargai sebagai paradigma baru dalam jajaran ilmu.11 Hal senada juga disampaikan oleh Maksudin bahwa sains secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu (1) natural sciences technology dan (2) social sciences humanities.(Maksudin, 2015) Perlu dipertanyakan mengapa sains pada peradaban Islam umumnya adalah sains alam dan matematika sementara ilmu-ilmu sosial hampir tak pernah disebut. Ada dua alasan utama. Pertama, ilmu-ilmu sosial dan humaniora banyak dirintis dan dikembangkan oleh sarjana- sarjana muslim sendiri. Al-Biruni adalah sarjana pertama yang menulis lengkap tentang sejarah dan kebudayaan Hindu India yang menjadi referensi utama hingga awal abad ke-20, yaitu kitab Tarikh Al-Hind. Ibnu Khaldun dengan Muqaddimah-Nya diakui sebagai peletak dasar ilmu sosiologi Sedangkan ilmu sejarah dan hukum tentu dengan sendirinya harus telah dikuasai oleh sarjana muslim ketika menekuni ilmu hadis dan fiqih, sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya. Alasan kedua, peradabanperadaban pra-Islam itu sendiri memang tidak mewariskan ilmu-ilmu sosial. Sedang untuk science islam pada abad 8-12 M seperti menurut Sayyed Hossein Nasr yang dikutip oleh Husain Heriyanto mengatakan bahwa salah satu tradisi di kalangan sarjana muslim yaitu menyusun klasifikasi ilmu. Klasifikasi Islam atas ilmu-ilmu didasarkan pada hierarki dan kesalinghubungan antar disiplin ilmu yang memungkinkan realisasi ketunggalan dalam kemajemukan. Osman Bakar juga mencoba menguraikan dasar penyusunan klasifikasi ilmu dari tiga tokoh pemikir Muslim, yaitu al-Farabi (870-950), al-Ghazali (1058-1111), dan Quthb al-Din al-Syrazi (1236-1311). Menurutnya, Al-Farabi menggunakan tiga basis fundamental dalam menyusun hierarki ilmu-ilmu, yaitu metodologis, ontologis, dan etis. Sedangkan klasifikasi al-Ghazali didasarkan pada pembagian ilmu keagamaan (syar’iyah) dan ilmu rasional (‘aqliyah). Sementara Quthb al-Din al-Syirazi membagi ilmu menjadi ilmu- ilmu hikmah (filosofis) dan ilmu-ilmu ghair hikmah (nonfilosofis). Tradisi klasifikasi ilmu itu semakin jauh dari sarjana modern, di Barat ataupun di Timur dan Islam. Ketiadaan klasifikasi ilmu seperti itu yang menciptakan terjadinya fragmented knowledge dan ketidakseimbangan ilmu-ilmu. Sejumlah disiplin ilmu tertentu seperti sains alam dan matematika dikembangkan, sementara disiplin ilmu sains sosial dan humaniora harus ditundukkan dan disubordinasikan di bawah metode empirisme sains alam. Akibatnya, muncullah aliran-aliran ilmu sosial dan humaniora yang asing dengan esensi kemanusiaan itu sendiri, misalnya aliran behaviorisme dalam psikologi yang tidak mengakui eksistensi jiwa manusia dan memandang manusia tak lebih seperti hewan yang lebih kompleks daripada kucing dan monyet. Tujuan Penulisan Artikel
  • 6. Upaya mengintegrasikan antara Islam dan sains sudah banyak dijumpai di beberapa lembaga pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga misalnya, sejak perubahan dari IAIN menjadi UIN menggagas pendekatan integrasi dan interkoneksi antara Islam dan ilmu umum. Pada tingkat lembaga formal Sekolah Menengah Atas (SMA), Agus Purwanto, dosen Fisika ITS, mengaplikasikan gagasannya di beberapa SMA Trensains. Istilah trensains adalah akronim dari pesantren sains. Saat ini tercatat ada tiga lembaga yang menerapkan gagasan Agus Purwanto, yaitu SMA Trensains Tebuireng Jombang, SMA Trensains Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen dan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Tentu masih banyak lembaga maupun sekolah lain yang memadukan pembelajaran Islam dan sains dengan coraknya masing-masing. Dari beberapa pengamatan dan observasi, integrasi sains dan Islam dalam lembaga- lembaga tersebut masih perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan konteksnya. Beberapa lembaga hanya fokus pada kajian sains kealaman. Padahal, istilah sains yang berasal dari kata science, bukan hanya ilmu pengetahuan kealaman tetapi juga sosial-humaniora. Di samping itu, kebutuhan kepada ilmu sosial-humaniora tak dapat dipungkiri. Hal lain yang perlu diketahui bahwa pengajaran sains Islam yang selama ini diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan formal, tidak secara sistematis mengarahkan pengkajian dan penelitian serta pengembangan dengan melihat konteks realitas kebutuhan bangsa Indonesia. Maka perlu merumuskan sebuah kurikulum yang mengintegrasikan Islam, sains kealaman, sains sosial-humaniora dalam konteks keindonesiaan. Tulisan ini akan menjawab bagaimana konstruk kurikulum sains Islam konteks keindonesiaan serta bagaimana penerapan kurikulum ini pada lembaga pendidikan formal. Untuk penerapan kurikulum akan diaplikasikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di bawah naungan pesantren. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan integrasi Islam dan sains masih menarik hingga saat ini. Ada perdebatan tentang mengintegrasikan Islam dan sains di antara para sarjana muslim. Sebagian dari mereka menganggap tidak ada hubungan yang jelas antara sains dan agama (Islam). Sebaliknya, bagi yang lain, ada hubungan erat antara sains dan Islam. Bahkan di Indonesia, diskusi panjang tentang masalah itu masih terjadi. Namun diskusi- diskusi tersebut menjadi kurang menarik karena seringkali ulasannya absurd dan terkesan lebih dominan dalam memvisualisasikan model integrasi Islam dan sains dalam bentuk gambar, seperti yang terjadi di hampir semua Perguruan Tinggi Islam Negeri (UIN). Terkadang pembahasannya tidak menyentuh akar permasalahan pendidikan yang didasarkan pada pandangan manusia – baik sebagai siswa, maupun sebagai guru – dan juga jenjang pendidikan yang seringkali mengarah langsung pada integrasi Islam dan sains di perguruan tinggi. Sering ditemukan tinjauan sekuler ilmu (bidang studi, konsentrasi, program studi, dan juga jurusan) di UIN yang tidak menunjukkan perbedaan yang jelas dengan universitas lain di bawah Kementerian Teknologi, Riset, dan Pendidikan Tinggi.1 implementasi integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan agama harus dilihat dalam empat aspek: konseptual, kelembagaan, operasional, dan arsitektur. Akan kurang berarti jika kita hanya mengandalkan integrasi Islam dan sains di jenjang pendidikan tinggi. Integrasi Islam dan sains harus dimulai dari semua jalur pendidikan (pendidikan di rumah, masyarakat, kemudian dilanjutkan ke sekolah, ragam dan jenjang pendidikan). Tanpa mengintegrasikan ketiga jalur tersebut secara bersamaan dan bersamaan, upaya tersebut tidak akan menyentuh akar permasalahan. Selain itu, integrasi Islam dan sains harus dimulai sejak pendidikan pra sekolah hingga pendidikan tinggi agar dapat berkelanjutan. Jika praktik tersebut hanya diterapkan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan suasana sekularisme masih terjadi sejak jenjang terendah pendidikan, maka tidak
  • 7. akan membawa manfaat bagi pengembangan pendidikan tinggi yang mengintegrasikan Islam dan ilmu pengetahuan. M. Quraisy Shihabi membahas hubungan antara Al-Qur'an dan ilmu, bukan dilihat dari seberapa banyak cabang ilmu yang tersimpul di dalamnya, bukan pula dengan menunjukkan kebenaran teori-teori ilmiah. Namun pembahasan harus diletakkan pada proporsi yang lebih tepat yang sesuai dengan kemurnian dan kesucian al-Qur'an dan sesuai dengan logika ilmu itu sendiri. Tidak perlu melihat apakah ada matematika, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu komputer dll di dalam Al-Qur'an. Yang lebih penting, menurut M. Quraish Shihab adalah untuk melihat apakah ada ruh ayat yang menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan atau sebaliknya. Dan apakah ada satu ayat Al-Qur'an yang bertentangan dengan hasil penemuan-penemuan ilmiah yang telah ditetapkan? Pernyataan berbeda namun hampir sama disampaikan Kuntowijoyo. Ia mengatakan bahwa memang, al-Qur'an memberikan kemungkinan yang sangat besar untuk dijadikan sebagai cara berpikir. Cara berpikir ini disebut paradigma al-qur'an, paradigma Islam. Pengembangan eksperimen sains berdasarkan paradigma al-qur'an jelas akan memperkaya cakrawala sains. Kegiatan-kegiatan tersebut mungkin mendorong munculnya ilmu- ilmu alternatif. Jelas bahwa premis-premis normatif al-Qur'an dapat dirumuskan menjadi teori empiris dan rasional. Struktur transendental alQur'an merupakan gagasan normatif dan filosofis yang dapat dirumuskan menjadi paradigma teoritis. Ini akan memberikan kerangka bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan yang orisinal, empiris dan rasional, yang sesuai dengan kebutuhan pragmatis umat manusia sebagai khalifah di muka bumi. Oleh karena itu, pengembangan teori-teori pengetahuan Islam dimaksudkan untuk kemaslahatan umat Islam. menyatakan bahwa inti dari integrasi adalah upaya untuk menyatukan (bukan hanya menggabungkan) wahyu Tuhan dan temuan.(Shihab, 1992) Munculnya 'gerakan Pendidikan Islam' merupakan respon terhadap Pendidikan 'Sekuler' yang dihadapi ummat (umat Islam) di seluruh dunia. Dalam arti bahwa pengetahuan Islam 'tradisional' yang berakar pada sumber-sumber Islam yaitu Al-Qur'an (Kitab Suci) dan as- Sunnah (tradisi kenabian) telah terpinggirkan. Lebih lanjut, para ulama Islam telah berupaya secara serius untuk mendefinisikan konsep pendidikan Islam dan kemudian mengembangkan model pendidikan Islam yang benar berdasarkan 'prinsip-prinsip dasar keyakinan attauhid' (prinsip-prinsip iman). Reformasi pendidikan ini telah dibayangkan untuk menghasilkan generasi baru umat Islam, yang mampu memenuhi peran sebagai khalifatullah (Khalifah Allah) misalnya, bertanggung jawab untuk pengembangan dan pemeliharaan peradaban dan sumber daya. Dengan kata lain, Pendidikan Islam berkewajiban menangani keseluruhan perkembangan individu, yaitu imajinatif, intelektual, spiritual, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individu maupun kolektif. Pendek kata, tujuan akhir pendidikan Islam akan diwujudkan dengan kepasrahan total kepada Tuhan Yang Maha Esa pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya.(Yaacob & Embong, 2008) Salah satu konsep yang ideal adalah WMI. WMI merupakan sebuah konsep yang ideal dan proyek membangun peradaban baru yang berkemajuan, pengaktualisasian WMI membutuhkan waktu yang sangat panjang. Akan tetapi tahapan pelaksanaanya harus dimulai dari sejak sekarang. Perumusan kebijakan dan pedoman penerapan WMI yang reaistis merupakan langkah awal mewujudkan WMI yang ideal. Secara umum, spirit keilmuan Islam WMI dibagi ke dalam tiga wilayah utama yaitu: 1. Kegiatan pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sebagai sarana untuk mencari, menemukan dan memaknai nilai-nilai ilahiyah. Allah swt menggambarkan Diri-Nya di alam semesta melalui sains dan oleh karena itu sedemikian rupa sains harus menemukan bahwa dirinya digambar oleh Allah swt (Sains Tauhidullah). 34 Wilayah ini berada dalam koridor ontologismetafisis.
  • 8. Pendeknya, para ulama dituntut untuk berbicara tentang hubungan Allah swt sebagai Sang Pencipta dengan dunia tetapi bukan dengan caracara seperti yang dikerjakan pada Abad Pertengahan Barat atau zaman Saintisme-Modern-Abad 19, melainkan dengan cara-cara yang non dikotomis dan ensiklopedis seperti yang telah dikerjakan oleh para ilmuwan muslim pada masa klasik (Abad ke 7- 13 M) dan dideskrispsikan dalam cakrawala keluasan (vastness), kesatuan (unity) dan kecerahan (lightness) alam semesta yang berosilasi (the oscillating universe) oleh sains postmodern. 2. Kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang secara epistemologis dipayungi oleh ilmu-ilmu agama Islam (Islamic Studies) yang dibangun di atas sepuluh pilar (mabādi’ al ‘asyr) dan epistemologi Islam klasik (Abad 7-13) untuk melahirkan khasanah ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu baru yang karakter objek formal dan materialnya (context of justification) juga relatif baru. Inilah pendekatan ilmu berdasarkan sejarah ilmu, yang berperan besar dalam mendorong berkembangnya ilmu- ilmu baru yang lebih berkemajuan. 3. Kegiatan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dari hasil penelitian dan pengembangan para ilmuwan dan komunitasnya yang dibingkai oleh akhlak al karīmah sehingga temuannya (context of discovery) menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘ālamīn). Pemanfaatan komunitas berbasis riset dapat mempercepat proses literasi sains kepada umat Islam Indonesia dan dunia.(D. Irawan, n.d.) Latar Belakang SMA Trensains Muhammadiyah Sragen Rentetan acara launching tersebut dimeriahkan oleh atraksi Tapak Suci dan Tari Saman khas santriwati Dimsa, dilanjutkan dengan orasi-orasi ilmiah dari Agus Purwanto, D.Sc sebagai Kreator Trensains dan Dr. Abdul Mu’thi, M.Ed sebagai utusan PP Muhammadiyah. Dr. Abdul Mu’thi, M.Ed. mengatakan bahwa dirinya bersama PP Muhammadiyah memberikan dukungan penuh akan berdirinya SMA Trensains. Lebih dari itu beliau berharap agar dengan program ini, umat Islam keseluruhan bisa mengulang kembali sejarah emas dimana seluruh keilmuan saling terkoneksi dan terintegrasi, tidak lagi terdikotomi dalam kotak-kotak yang justru akan membuat umat Islam mundur. “Dengan adanya Trensains kita berharap bisa melahirkan kembali sosok Ibnu Sina yang ahli agama tapi disaat yang sama juga ahli dalam bidang ilmu kedokteran dan filsafat. Begitu juga Ibnu Rusyd yang mahir akan keintelektualan ilmu fikih tapi tidak buta akan filsafat dan ilmu-ilmu lainnya. Penemuan angka nol, pemetaan geografi bumi, optik, kedokteran, itu semua mempunyai rahim dari keintelektualan kaum muslim yang harus kita raih kembali.” Ujar Bapak Mu’thi bersemangat. Akhirnya acara ditutup dengan peresmian SMA Trensains oleh beliau yang membubuhkan tanda tangan di atas marmer bertuliskan “Dengan Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala SMA Trensains Telah Diresmikan”, tertanda, Dr. Abdul Mu’thi, M.Ed. Disaksikan langsung oleh Kreator Trensains Agus Purwanto, D.Sc. dan segenap peserta yang dengan semangat menggemakan takbir dan tahmid kepada Allah Swt. Salah satu SMA Trensains yang paling terkenal adalah SMA Trensains Muhammad iyah Sragen. Pesantren IPA Sragen didirikan oleh Agus Purwanto, D.Sc (Ilmuwan Fisika, alumnus Hirosima University, Jepang) dan dosen Fisika ITS Surabaya bersama Muhammadiyah. Diresmikan pada 1 Muharram 1435 H/5 November 2013. SMA Trensains adalah lembaga keagamaan Muhammadiyah terbesar di Indonesia. Fenomena ini menarik karena model pesantren ilmu (trensain) mencairkan kategorisasi tipologi pesantren yang selama ini terbentuk. Tipologinya salaf, modern dan mandiri. Tipe Trensain menggabungkan ketiga tipologi tersebut secara bersamaan dengan keunggulannya dengan menjadikan al-Qur'an dan al-Hadits sebagai dasar pengembangan ilmu alam, sehingga dapat dihasilkan siswa yang berkualitas dalam sains dan kompeten dalam agama. Visi Misi dan Tujuan
  • 9. Visi utama SMA Trensains Muhammadiyah Sragen yaitu Lahirnya generasi yang memegang teguh Al-Qur'an dan As-Sunnah, mencintai dan mengembangkan ilmu pengetahuan, serta memiliki kedalaman filosofis dan keluhuran akhlak. Sedangkan Misi dari SMA Trensains Muhammadiyah yaitu 1. Menyelenggarakan proses pendidikan 1. yang menanamkan pemahaman dan kecintaan terhadap Al-Qur'an dan AsSunnah 2. Menyediakan lingkungan untuk pengembangan sikap ilmiah, pemikiran filosofis dan logis, responsif dan pemahaman alam baik material maupun immaterial dengan berbagai fenomena with 3. Mengantarkan mahasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi di bidang sains. Tujuan profil kurikulum lembaga meliputi 1). Kurikulum interaksi penyatuan 2). Mata pelajaran kurikulum dengan santri dalam kegiatan 24 jam di pesantren. Sistem Pembelajaran dan Kurikulum Integrasi Science Islam di SMA Trensains Sragen Daftar pelajaran yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa eksperimen mengintegrasikan Islam dan sains sangat mendasar. Kajian tersebut berisi tentang falsafah dan kaidah Tauhid (Al-Qur'an dan As-Sunnah) juga. Hal ini dapat dilihat dari pelajaran dasar yang berkaitan dengan kerangka ilmu filsafat, alqur'an dan ilmu pengetahuan, serta hadis dan ilmu pengetahuan, didukung oleh materi bahasa asing. Pelajaran lembaga di SMA Trensains Sragen tersebut menunjukkan keseriusan untuk mengintegrasikan Islam dan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu alam. Pihak sekolah yang ditinjau berusaha untuk menciptakan lulusan yang memiliki profil sebagai berikut: 1. Fasih berbahasa asing (Inggris dan Arab) 2. Pandai dalam sains 3. Matematika 4. Fisika 5. Kimia 6. Biologi 7. Memahami interaksi antara agama dan sains 8. Al-Qur'an (khususnya jenis tafsir, tafsir bil ilmiy, tafsir ilmiy) 9. Sains (pengantar sains, sejarah, biografi ilmuwan) 10. Filsafat (Pengantar Filsafat, Pengertian, Ciri, dan Fungsi, Sejarah Filsafat) 11. Filsafat ilmu 12. Ilmu dan masalah Tuhan (materialisme ilmiah, ilmu lama, ilmu baru) 13. Agama dan sains (tren review, ind of relationship) 14. Islam dan Sains (Ilmu Islamisasi, Ilmiah Islam, Sains Islam) 15. Wolframmath Profil lulusan diorientasikan untuk menjadi generasi muslim yang memiliki pemahaman yang kuat tentang Islam dan sains. Hal itu dilaksanakan melalui unifikasi kurikulum (integrasi Islam dan sains) yang mengelaborasi tiga unsur: agama, sains, dan keterampilan. Dalam pelaksanaannya, semua materi diintegrasikan dengan kegiatan 24 jam. Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, siswa dibekali dengan dua bahasa utama yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris. Mereka tetap tinggal di pesantren selama 24 jam. Hal ini untuk memudahkan perkembangan ilmu pengetahuan baik secara pasif maupun aktif. Kurikulum di atas menunjukkan bahwa ilmu pesantren (Trensain) berbeda dengan hasil kajian Lukens-Bull, bahwa kurikulum pesantren telah menjadi titik fokus dalam strategi masyarakat tradisionalis untuk menghadapi globalisasi. Sebaliknya, kurikulum Trensain sejalan dengan arus globalisasi dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang selama ini kurang dipelajari oleh umat Islam.(Lukens- Bull, 1998)
  • 10. Anggaran/Dana Program integrasi Science Islam di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen Garis besar dan tujuan acara adalah publikasi dan pengenalan SMA Trensains ke ranah publik, penggalangan dana sekaligus peresmian oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah. If you are not the best, be the first – alfadhlu lil mubtadi wa in ahsanal muqtadi. Mungkin itulah jargon yang selama ini mengilhami pondok pesantren Darul Ihsan sebagai lembaga pendidikan pertama di Indonesia yang menjadi rahim lahirnya gagasan Trensains secara institusional. Oleh karena itu gaung akan adanya dinamika baru keilmuan indonesia harus disampaikan seluas- luasnya. Adapun penggalangan dana, karena memang set-plan jangka panjang ke depan, Dimsa akan mengembangkan sayapnya ke luar komplek yang sudah ada, oleh karena itu dibutuhkan kolaborasi bersama antara penyelenggara dan masyarakat dalam lingkup Nasional, anggota persyarikatan khususnya. Besar anggaran tersebut tidak main-main, ratusan milyar untuk pembelian tanah dan pembangunan gedung, hal itu sangat wajar mengingat beberapa banner yang tertempel di aula pertemuan dan bisa dilihat langsung oleh peserta yang menghadiri acara tersebut. SMA dengan kurikulum penggabungan antara al-Quran dan sains ini tergolong baru, belum ada padanannya di Indonesia. Berbeda dengan sekolah lainnya yang sekadar menghubungkan antara keduanya dengan garis persamaan atau sekedar pencocok- cocokan. Trensains di sini lebih dari itu, karena menuntut lahirnya sains dari pemahaman ayat kauniyah dari al-Quran, menuntut adanya instrumen keilmuan alam yang terinspirasi langsung dari pemahaman struktur al-Quran, per-kosakata, munâsabah , dan semua dimensi kemukjizatan al-Quran. Inti dari acara launching ini adalah pengenalan tren ke ranah publik, penggalangan dana sekaligus peresmian oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. "Jika kamu bukan yang terbaik, jadilah yang pertama" - alfadhlu lil mubtadi wa in ahsanal muqtadi. Mungkin itulah jargon yang selama ini mengilhami pondok pesantren Darul Ihsan sebagai lembaga pendidikan pertama di Indonesia yang menjadi rahim lahirnya gagasan Tren secara institusional. Oleh karena itu gaung akan adanya dinamika baru keilmuan indonesia harus disampaikan pada luasnya. Adapun penggalangan dana, karena memang set-plan bangunan gedung Trensains dirancang di atas lahan 4 hektar. Tentu dana yang dibutuhkan sangat besar. Oleh karena itu dibutuhkan sinergi dan kolaborasi masyarakat dalam nasional untuk memenuhi dana yang fantastis ini. SIMPULAN Desain madrasah sains integratif diterapkan pada perangkat dan pelaksanaan pembelajaran. Pada komponen perangkat pembelajaran aspek yang diamati adalah konten agama dan konten karakter dalam perangkat pembelajaran, pada kedua aspek tersebut didapatkan hasil pendekatan yang dominan adalah pendekatan dialog. Sedangkan pada komponen pelaksanaan pembelajaran aspek yang diamati adalah materi ajar dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pada komponen tersebut, didapatkan adanya integrasi sains dan agama. Hal tersebut disebabkan guru sudah mulai untuk memberikan materi agama dalam pembelajaran sains melalui penyebutan ayat dan beberapa guru sudah mulai untuk menghubungkan ayat-ayat tersebut dengan fenomena-fenomena alam. Implementasi integrasi yang nampak adalah pada tataran operasional. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu, (1) Kurikulum sains harus tetap berupaya mengintegrasikan antara Al- Quran, sains kealaman dan sains sosial-humaniora, (2) Konteks realitas bangsa Indonesia harus menjadi perhatian dalam melaksanakan pendidikan berparadigma kontekstual, (3) Kurikulum
  • 11. sains Islam harus tetap disinergikan dengan kurikulum dinas dengan menggunakan sistem SKS, (4) Diperlukan upaya pelembagaan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum ini semisal membuat sekolah khusus sains Islam, bekerja sama dengan pihak universitas, laboratorium penelitian dan sebagainya, (5) Perlu upaya perumusan kurikulum sains Islam yang berjenjang dari sejak dini yaitu tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan sampai perguruan tinggi. Penyesuaian kurikulum dari mulai tingkat dasar sampai tinggi akan menghasilkan output yang lebih terarah dan mampu menciptakan serjana muslim yang memiliki wawasan sains keislaman yang lebih komprehensif dan mendalam. Pendidikan di pesantren sains (Trensain) di Sragen merupakan bentuk kreativitas dalam rangka mengintegrasikan Islam dan sains serta memadukan model antara sekolah dan pesantren. Kerangka integrasi mengacu pada kekuatan normatif (Al-Qur'an dan Sunnah), kekuatan filosofis, penguatan penguasaan ilmu pengetahuan, dan kekuatan penguasaan bahasa kedepan. Ini adalah cara transformasi integratif dalam memahami ide, tindakan, dan kesadaran untuk mereduksi sekularisme. DAFTAR PUSTAKA Alias, M. S. (2019). ANALISIS TELEOLOGI PENYELIDIKAN SAINS BERDASARKAN MUKADIMAH ADIKARYA AL-KHAWARIZMI, IBN AL-HAYTHAM DAN AL-BIRUNI. 11(2), 179–194. Betz, F. (2011). Managing Science Methodology and Organization of Research. Springer. Chanifudin, C., & Nuriyati, T. (2020). Integrasi Sains dan Islam dalam Pembelajaran. ASATIZA: Jurnal Pendidikan, 1(2), 212–229. https://doi.org/10.46963/asatiza.v1i2.77 Furlow, C. A. (2005). Islam, Science, And Modernity: From Northern Virginia Lumpur, To Kuala. Dissertation of The University Of Florida. http://etd.fcla.edu/UF/UFE0012881/furlow_c.pdf. Irawan. (n.d.). Buku pengantar wahyu memandu ilmu. 23. Irawan. (2019a). Filsafat Manajemen Pendidikan Islam. PT. Remaja Rosdakarya. Irawan. (2019b). Trilogi wahyu memandu ilmu (Irawan (Ed.)). Rajagrafindo. Irawan, D. (n.d.). Buku Kebijakan dan Pedoman WMI. Irawan, I. I. (2018). Paradigma Keilmuan Manajemen Pendidikan Islam. November 2016. https://doi.org/10.14421/manageria.2016.12-07 Lukens-Bull, R. A. (1998). Teaching Morality: Javanese Islamic Education In A Globalizing Era. http://web.ff.cuni.cz/ustavy/usj/jais/v003/lukens1.pdf. Maksudin. (2015). Desain Pengembangan Berpikir Dialektik, Integratif Interkonektif Pendekatan. Pustaka Pelajar. Riyuzen. (2017). STRATEGI PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM. Al- Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 147. Saepudin, Asep. Jahari, Jaja. Sulhan, M. (2020). Manajemen Strategi Pengelolaan SMP Al- Azhar Syifa Budi Parahyangan Kabupten Bandung Barat. Dirāsāt: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 6(1), 34–51. https://doi.org/10.15240/tul/001/2014-1-004 Shihab, M. Q. (1992). Membumikan Alquran. Mizan.
  • 12. Syukur, M. A. (2003). Teologi Islam terapan: upaya antisipatif terhadap hedonisme kehidupan modern. Tiga Serangkai. https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=_eqWwjSVFYAC&oi=fnd&pg=PA3&d q=Syukur,+M.+A.+(2003).+Teologi+Islam+terapan:+upaya+antisipatif+terhadap+hedon isme+kehidupan+modern.++Tiga+Serangkai.&ots=x_ERLNsvWB&sig=czDXJkImnoE 2ZFUUKhjjAMNWBmg Yaacob, S. H., & Embong, R. (2008). The Concept of an Integrated Islamic Curriculum and Its Implications for Contemporary Islamic Schools. International Conferences in Islamic Republic of Iran, 0–18.