Perbandingan ortogonal digunakan untuk menganalisis sumber variasi dalam suatu percobaan. Metode ini membagi jumlah kuadrat perlakuan menjadi komponen-komponen yang sesuai dengan koefisien kontrast masing-masing perlakuan. Hipotesis nol yang diuji adalah pengaruh kelompok perlakuan sama. Statistik uji F dan t digunakan untuk menguji hipotesis. Contoh kasus menunjukkan analisis perbandingan ortogonal kontrast untuk dua kel
2. Perbandingan Ortogonal
Perbandingan ortogonal ini dikaitkan dengan
penguraian Jumlah Kuadrat perlakuan ke dalam
komponen-komponen yang sesuai. Banyaknya
komponen yang mungkin dari p buah adalah (p-1)
buah perlakuan yaitu sama dengan derajat
bebasnya. Dengan demikian akan diperoleh JK-JK
berderajat tunggal sebanyak p-1 buah, meskipun
tidak harus semua komponen yang mungkin
diperhitungkan. Apabila komponen-komponen
tersebut merupakan komponen yang saling
ortogonal sesamanya, maka pembandingan
tersebut dinamakan perbandingan ortogonal
3. Apa yang dimaksud Ortogonal Kontras?
• Seandainya ada 2 buah persamaan linear
L1=b1X1+b2X2+b3X3
L2=c1X1+c2X2+c3X3
Jika bj=b1+b2+b3=0 maka b1,b2,b3 disebut kontras
Demikian pula
Jika cj=c1+c2+c3=0 maka c1,c2,c3 disebut kontras
L1 dan L2 dinamakan ortogonal sesamanya (saling ortogonal satu
dengan yang lain) jika dan hanya jika
bjcj=b1c1+b2c2+b3c3=0
Selanjutnya X1,X2,...,Xp merupakan hasil n kali penjumlahan
misalnya X1=X11+X12+...+X1n; X2=X21+X22+...+X2n; dan
seterusnya sampai Xp=Xp1+Xp2+...+Xpn
4. Kontras
Q
ci X i
ci
Koefisien
ci
0 bila ulangan sama
nici
Xi
masing - masing perlakuan,
dengan syarat
0 bila ulangan ti dak sama
merupakan
total perlakuan,
bila yang dicari JKQ
merupakan
rata - rata perlakuan
bila yang dicari interval
5. Hipotesis
yang diuji
H0 :
c iμ i
Q 0 (merupakan
H1 :
c iμ i
besaran tertentu)
Q0
Statistik Uji :
a. Uji F, apabila Q 0
FQ
Ulangan/ Perlakuan
0
JK Q
~ Fv1, v2
KT Galat
sama :
JK Q
Q
n
2
ci
2
di mana Q
c iX i
2
di mana Q
n ic i X i
Ulangan/ perlakuan berbeda :
Q
JK Q
b. Uji t, apabila Q 0
tQ
2
n ic i
0
Q
Q0
~t
SQ
Q
ciXi
2
Var(Q)
KT g
ci
n
, bila ulangan/pe
rlakuan sama
, bila ulangan/pe
rlakuan sama
, bila ulangan/pe
rlakuan berbeda
2
Var(Q)
KT g
ci
n
2
Var(Q)
sQ
KT g
ci
ni
Var(Q)
Pengujian
Perbandingan
Ortogonal
6. Pengujian Perbandingan Ortogonal
Interval Konfidensi (1-α) 100% bagi Q
Q±tα/2(v)(SQ)
Perbandingan ortogonal kontras sering
digunakan untuk perbandingan faktor
kualitatif.
Sedangkan untuk faktor kuantitatif digunakan
perbandingan ortogonal polinomial
7. Contoh kasus (Ulangan Sama)
Suatu penelitian dilakukan dengan 7 perlakuan (Varietas kacang hijau)
dan ulangan 4 menghasilkan KTgalat=145,84.
Perlakuan tersebut meliputi
Varietas Lokal: Siwalik(A), Bhakti (B)dan Artoijo (C)
Varietas Unggul:No 7/1 (D), No. 123(E), No. 129 (F) dan No 8/1 (G)
Berdasarkan informasi tambahan tersebut apakah varietas lokal
mampu bersaing dengan varietas unggul?
Apakah varietas Lokal memberikan pengaruh 7,5 kwintal lebih tinggi
dibanding varietas Unggul?
Berikut hasil total masing-masing perlakuan.
Perlakuan
A
B
C
D
E
F
G
n
4
4
4
4
4
4
4
Total
384,6 353
301,6 273,8 339,6 315,6 280,6
96,2
88,3
75,4
68,5
84,9
78,9
70,2
Rata-rata
8. Koefisien Kontras
Banyaknya perlakuan 7, maka db perlakuan = 6. hipotesis nol (H0) yang di berikan :
1 . var ietas lokal Vs Varietas
H0 :
(
A
B
C
)
(
unggul
D
4 .Varietas Unggul D, E Vs Varietas
E
3
F
G
)
H0 :
4
atau
D
E
(
)
2
F
G
)
2
atau
H0 :4
A
4
4
B
3
C
D
2 .Varietas lokal A Vs Varietas
H0 :
(
(
)
A
E
3
lokal B, C
F
3
G
0
H0 :
H0 :
2
H0 :2
A
B
C
0
3 . var ietas lokal B vs vaietas lokal C
(
B
)
(
1
C
)
1
H0 :
B
C
0
E
F
G
0
(
D
)
(
1
E
)
1
atau
H0 :
D
0
E
6 . var ietas unggul F vs varietas unggul G
H0 :
atau
D
5 . var ietas unggul D vs varietas unggul E
)
C
B
1
3
atau
H0 :
(
Unggul F, G
(
F
)
(
1
G
)
1
atau
H0 :
F
G
0
9. Matriks koefisien kontras
kontras
A,B,C VS D,E,F,G
A VS BC
B vs C
D,E vs F,G
D vs E
F vs G
A
4
2
0
0
0
0
B
4
-1
1
0
0
0
C
4
-1
-1
0
0
0
D
-3
0
0
1
1
0
E
-3
0
0
1
-1
0
F
-3
0
0
-1
0
1
G
-3
0
0
-1
0
-1
10. Contoh perhitungan
1.
Kontras: ABC versus DEFG
Perhitunga n koefisien
a
H0 :
b
Perlakuan
d
c
e
3
f
:
g
ci
ˆ
Perlakuan
B
C
Koefisien
ni
A
1/3
4
1/3
4
1/3
4
0
D
4
E
F
G
-1/4 -1/4 -1/4 -1/4
-3
-3
-3
-3
Ci 2
Perlakuan
Total
Koefisien
CiXi
A
384,6
4
1538
16
B
353
4
1412
16
C
301,6
4
1206
16
D
273,8
-3
-821,4
9
E
339,6
-3
-1019
9
F
315,6
-3
-946,8
9
G
280,6
-3
-841,8
9
11. JK Q
FQ
(
ci X i )
n
c
2
2
i
JK Q
829 , 7
KT g
Q
n
2
( 528 )
c
2
i
2
829 , 7
4 ( 84 )
145 ,84
F0 , 05 (1 , 21 )
5 , 69
4 , 32
Kesimpulan: Pengaruh kelompok ABC (Lokal) berbeda dengan pengaruh
perlakuan DEFG.
Dengan cara perhitungan yang sama untuk mmengetahui pengaruh A vc BC ;
B vs C; D,E vs F,G ; D vs E, F VS G
SK
Db
JK
KT F
perlakuan
(7-1) = 6
ABC VS DEFG 1
A VS BC
1
B vc C
1
DE vs FG
1
D vs E
1
F vs G
1
12. Ortogonal Kontras
Kontras saling ortogonal bila:
c1 c 2
n i c1 c 2
0 bila ulangan
sama
0 bila ulangan ti dak sama
Contoh : Q1=ABC Vs DEFG Q2=AB Vs C dan Q3=AB Vs CDE
Perlakuan Q1
A
4
B
4
C
4
D
-3
E
-3
F
-3
G
-3
Total
0
Q2
1
1
-2
0
0
0
0
0
Q3
3
3
-2
-2
-2
0
0
0
c1c2
4
4
-8
0
0
0
0
0
c1c3
12
12
-8
6
6
0
0
28
c2c3
3
3
4
0
0
0
0
10
Q1: ABC vs DEFG ortogonal terhadap Q2: AB vs C
Q3: AB vs CDE tidak ortogonal terhadap Q1 dan Q2
13. Kasus lain
Apabila di tentukan ABC mempunyai penaruh 7,5 lebih tinggi dibanding
DEFG?
Perlakuan
A
B
C
D
E
F
G
Rata-rata
Koefisien
96,2
88,3
75,4
68,5
84,9
78,9
70,2
4
4
4
-3
-3
-3
-3
CiXi
385
353
302
-205
-255
-237
-210
Ci2
16
16
16
9
9
9
9
14. Hipotesis
yang diuji
H0 :
c iμ i
7 ,5
H1 :
c iμ i
perhitungan
7,5
2
Var(Q)
ci
KT g
145,84(84)
n
sQ
Var(Q)
Q
ciX i
4
tQ
Q
55 , 34
132
Q0
SQ
t 0 , 025 ( 21 )
3062 , 64
3062 , 64
132
7 ,5
2 , 25
55 , 34
2 , 08
Kesimpulan: ABC tidak mempunyai pengaruh 7,5 tinggi dibanding DEFG
15. Contoh kasus (Ulangan Beda)
A
B
C
D
Total
287
387
163
95
Ulangan
4
71,8
4
96,8
5
32,6
2
47,5
Rata-rata
KTGalat= 413,29
Misalnya A: Tanpa pupuk
B,C,D: Diberi pupuk
16. Koefisien Kontras
Banyaknya perlakuan 4, maka db perlakuan = 3.
hipotesis nol (H0) yang di berikan :
1 . tanpa pupuk A Vs pupuk B, C, D
H0 :
(
A
(
)
B
C
1
D
3
)
;
(T A ) / 4
(T B / 4
TC / 5
1
3
2 pupuk B Vs pupuk C, D
H0 :
(
B
(
)
C
D
1
2
)
;
(T B / 4 )
(T C / 5
1
2
3 . pupuk C pupuk D
H0 :
(
C
1
)
(
D
1
)
;
TD / 2)
(T C / 5 )
(T D / 2 )
1
1
TD / 2)
18. Contoh perhitungan
Misalnya A: Tanpa pupuk
B,C,D: Diberi pupuk
Kontras A Versus BCD
Perhitunga n koefisien
ˆ
Perlakuan
:
i
ni
H0 :
a
b
1
c
d
3
Ta
Tb
Tc
Td
4
1
4
5
3
2
*60
Perlakuan
A
B
C
D
Koefisien
1/4
-1/12
-1/15
-1/6
15
-5
-4
-10
ni
4
4
5
2
nici
60
-20
-20
-20
19. Contoh kasus (Ulangan Beda)
Perlakuan Total ci
A
B
C
D
287
387
163
95
Total
n ic i X i
JK Q
FQ
n ic i
2
JK Q
460 ,8
KT g
ni
15
-5
-4
-10
Q
2
n ic i
ci*Total ci2*ni
4
4
5
2
( 768 )
2
4305 900
-1935 100
-652
80
-950 200
768 1280
2
460 ,8
1280
413 , 29
F0 , 05 (1 ,11 )
1,11
4 ,84
Kesimpulan: Pemberian pupuk tidak memberikan pengaruh yang berbeda
dengan tanpa pemupukan
Langkah yang sama untuk mendapatkan kesimpulan B vs CD, dan C vs D