1. Menurut para ahli, radio pertama di Indonesia (waktu itu
bernama Hindia Belanda)
dimiliki oleh Angakatan Laut Hindia Belanda pada tahun
1911. Sebagai
media informasi bagi pelayaran yang melewati selat
Malaka, yang pada saat itu
sangat sibuk dan rawan pembajakan.
2. Semasa Perang Dunia I, di Hindia Belanda
dilarang untuk mendengarkan radio. Namun setelah Perang
Dunia I usai, aturan tersebut menjadi longgar. Maka muncul
kemudian radio pertama di Hindia Belanda yang tercatat
sejarah bernama Batavia Radiovereniging (BRV)
pada tahun 1925.
Radio ini didirikan di Hotel Des Indes Batavia. Namun
radio ini masih amatir.
3. Pada tahun 1934 Hindia Belanda membuat radio resmi
pemerintah yang diberi nama Netherlandsche-Indische Radio
Omroep Maataschappij (NIROM).
Selain sebagai radio milik pemerintah, NIROM juga membantu
membuat radio di beberapa daerah. Setiap pendirian radio,
NIROM mendapatkan uang subsidi dari pemerintah.
4. Karena jasa NIROM,
kemudian banyak
radio bermunculan
di daerah, seperti
SRV Solo, MAVRO
Jogja, VORL
Bandung,
CIRVO Surabaya.
Mayoritas radio
tersebut
adalah radio pribumi.
NIROM dapat
melakukan relay dan
siaran langsung
dengan radio
tersebut, sekaligus
mendapatkan bahan
siaran dari radio
tersebut.
5. Lahirnya Pergerakan Nasional membuat NIROM merasa
khawatir terhadap perkumpulan-perkumpulan radio yang
nantinya membahayakan wibawa pemerintah.
Maka pada tahun 1937 NIROM mengurangi subsidi dan
mengurangi relay secara drastis.
6. pengurangan subsidi sangat
berpengaruh dengan pendapatan
harian radio di daerah.
Maka radio-radio pribumi
berkumpul, yang kemudian
menghasilkan kesepakatan
mendirikan perkumpulan bernama
Perikatan Perkumpulan Radio
Ketimuran (PPRK).
yang diketuai oleh Sutardjo
Kartohadikusumo.
Tujuan didirikan perkumpulan ini
bersifat kultural, yakni memajukan
kesenian dan kebudayaan, demi
memajukan masyarakat.Sutardjo
Kartohadikusumo
7. 7 Mei 1937 disepakati bersama pemerintah pada saat itu,
bahwa PPRK melakukan siaran khusus ketimuran, sedangkan
NIROM sebagai pelaksana teknis.
8.
9. Pada masa Jepang, PPRK dihapus, Jepang menggantinya
dengan mendirikan badan penyiaran radio baru bernama
Hoso Kanri Kyoku, yang berpusat di Jakarta. Sedangkan
cabang-cabang radio dinamakan dengan Hoso Kyoku.
10. Selain stasiun radio, bengkel perbaikan radio juga
dipantau oleh Pemerintah Jepang. Nama kantor perbaikan
tersebut adalah Shodanso, frekuensinya pun khusus dan
disegel untuk frekuensi yang lain. Jadi masyarakat hanya bisa
mendengarkan radio milik Jepang, dan tidak bisa
mendengarkan radio luar.
11. Setelah Jepang kalah
Perang, tak kemudian
radio milik Jepang
menjadi milik Indonesia.
Jepang menolak
memberikan radio yang
sebelumnya milik
Belanda tersebut.
Tak habis akal, pejuang
kemerdekaan kemudian
menyebarkan semangat
kemerdekaan melalui
radio gelap yang tersebar
dipenjuru Indonesia.
station call-nya Radio
Indonesia Merdeka.
12. pada 11 September 1945. Radio-radio daerah kemudian
berkumpul untuk kemudian mendirikan
Radio Republik Indonesia (RRI),
Kantornya berada di Jl. Merdeka no.4.
Sedangkan Belanda mendirikan radio dengan nama hampir sama,
yakni Radio Resmi Indonesia (RRI), yang berkantor
di Jl. Merdeka no.5.
Kantornya bersebalahan, dan hanya dibatasi oleh taman.
13. Belanda tidak patah arang, dengan politik divide et
impera Belanda membentuk radio tandingan yang
didirikan di negara-negara bonekanya bernama ROIO
(Stichting Radio Omroep in Overgangstijd).
Namun akhirnya pada tahun 1950, ROIO bergabung
dengan RRI dan mulai saat itu station call berubah
menjadi “disini radio Republik Indonesia”
14.
15. Radio mulai berkembang pada masa era Orde Baru.
.
Radio swasta wajib merelay RRI sebanyak 14 kali dalam satu hari.
Berdasar pada UU. No. 5/tahun 1964. Soeharto membuat
Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 1970 tentang “radio
non pemerintah”
Isinya bahwa radio non pemerintah harus berfungsi sebagai
pendidikan, penerangan dan hiburan, bukan sebagai alat politik.
16. Pada era yang sama, perkumpulan radio swasta membentuk
perkumpulan radio swasta bernama PRSSNI (Persatuan Radio
Siaran Swasta Nasional Indonesia).
Tugas perkumpulan ini adalah sebagai medium perizinan radio
yang diperbaharui setiap 1 tahun sekali, pengelolaan pajak iklan,
dan pemberlakukan UU Hak Cipta yang disiarkan di radio.
17.
18. Hal yang sangat terlihat dalam perkembangan penyiaran
radio di era Reformasi adalah masuknya era sindikasi
penyiaran.
Era Reformasi memunculkan banyak media berjaringan,
seperti CCP radionet, MNC, Jaringan Radio Sonora, dan
sebagainya.
Hal yang paling berpengaruh adalah berkurangnya relay
dengan RRI dari 14 kali menjadi 3 kali sehari. hal ini
termaktub dalam SK menteri Penerangan
No.134/SK/Menpen/1998, tentang perubahan
wajib relay siaran RRI.
19.
20. Sebagai bentuk dari proyek ambisius Soekarno pada waktu itu,
yakni pekan Asian Games IV 1962. Indonesia membangun
televisi, yakni TVRI pada 19 Agustus 1962.
21. Awalkali TVRI masih memakai SDM dari RRI. karena minim
pengalaman (karena SDM dari radio), maka kualitas yang
didapat jauh dari harapan.
TVRI lebih sering disebut dengan radio bergambar.
22. Dibanding dengan Eropa ataupun Amerika, Indonesia jauh
tertinggal dalam perkembangan televisi. Namun di Asia,
Indonesia termasuk sebagai pelopor negara yang
mempunyai televisi, setelah Jepang, Thailand, dan Filipina
23. Pada tahun 1965, TVRI membuat stasiun baru
yang berlokasi di Yogyakarta.
25. Keppres No.218 tahun 1963, setiap orang yang
mempunyai televisi wajib mendaftarkan diri ke TVRI
sebesar Rp 300
Keputusan Menteri no. 121 / Kep/ Menpen/1969
Jika terjadi pelanggaran terhadap iuran televisi, akan
didenda 25% dari total iuran.
jika terjadi penunggakan sampai 3 bulan berturut-turut,
maka televisi akan disegel, atau disita oleh pihak yang
berwenang.
28. Departemen Penerangan
Departemen Penerangan
SK Menpen No.55B tahun 1975
TVRI sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Departemen Penerangan
SK Menpen No.230A tahun 1984
Direktorat Televisi dibawah Dirjen RTF
29. di era Reformasi TVRI sempat tidak jelas posisinya.
Pada era Reformasi, Departemen Penerangan dihapus. bak
anak kehilangan induknya, TVRI seperti hidup segan, mati
tak mampu.
Muncul PP No.36 tahun 2000 yang menjadikan TVRI
Perusahan Jawatan
tahun 2003 TVRI berpindah menjadi perseroan.
dengan manajemen SDM birokrasi perkantoran, TVRI tentu saja
tidak akan mampu bersaing dengan televisi siaran swasta
30. UU No.32 tahun 2002, memposisikan TVRI
sebagai televisi publik
Prinsip penyiaran publik adalah independen, netral,
mandiri dan program siarannya senantiasa berorientasi
kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata
mencari keuntungan.
31. Televisi pertama didirikan oleh Bimantara Group (Keluarga
Cendana) pada tahun 1988.
RCTI mendapatkan izin siaran dari direktur yayasan TVRI
tanggal 28 Oktober 1987 di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
32. RCTI pada masa itu hanya mengudara 12 jam. dengan
program acara lokal hanya 12 %.
Pada tahun 1990, RCTI resmi menjadi televisi swasta.
pada tahun 1991 RCTI diizinkan untuk memancarkan siarannya
menggunakan parabola dengan jangkauan domestik.
33. Setelah kemunculan RCTI, muncul juga televisi swasta lain.
namun uniknya tetap dalam lingkup trah Cendana.
tahun 1993 lahir SCTV yang dimiliki oleh Hendri Pribadi.
Saham SCTV juga diberikan kepada Sudwikatmono sebagai
penghargaan untuk orang yang dekat dengan Cendana.
34. Siti Hardianti Rukmana anak sulung dari Keluarga Cendana
juga mendirikan TPI pada tahun 1990. Berbeda dengan
adiknya, TPI tidak dipersiapkan secara matang. Awalnya
TPI menggunakan SDM dari TVRI, pemancarnya pun
menggunakan pemancar TVRI. Memanfaatkan spot waktu
yang lowong di TVRI pada jam 06.00 hingga pukul 11.00,
TPI diberikan kesempatan mengisi program-program
pendidikan dan sedikit hiburan. Hingga akhirnya TPI bisa
mendirikan stasiun televisinya sendiri di kompleks TMII.
35. Anteve (1993), Sama halnya dengan SCTV, Bakrie dengan
ikhlas memberikan beberapa sahamnya kepada Agung
Laskono sebagai bentuk penghargaan atas kedekatannya
dengan Keluarga Cendana.
36. Indosiar muncul pada tahun 1995, didirikan oleh Salim
Goup. Sebuah konglomerasi Lim Sioe Liong
merupakan sahabat dari Presiden Soeharto pada masa
itu. Selain Indosiar, Salim Group juga menguasai
usaha otomotif, manufaktur, dan makanan.
37. Bambang Trihatmodjo pernah masuk dalam jajaran
40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2006.
diperkirakan harta Bambang Trihatmodjo mulai merangkak naik
setelah mendirikan RCTI.
karena pada waktu itu belum ada pesaing televisi swasta, maka
iklan penyiaran televisi masuk seluruhnya ke RCTI.
Menurut beberapa sumber, RCTI menyumbang 34% bersih
pendapatan Bimantara Group.