Filsafat pendidikan progresivisme menekankan pembelajaran berbasis pengalaman siswa dan fleksibilitas kurikulum. Guru berperan sebagai pendamping yang membimbing siswa dalam menemukan pengetahuan melalui eksperimen dan pemecahan masalah secara kelompok. Pendekatan ini bertujuan membantu siswa mempersiapkan diri menghadapi perubahan zaman dengan cara yang kreatif dan dinamis.
2. Progresivisme merupakan aliran filsafat yang lahir di Amerika
Serikat pada tahun 1918. John S. Brubaeher mengatakan bahwa
filsafat progresivisme bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang
diperkenalkan oleh William James dan John Dewey. Progresivisme secara
bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan
kemajuan secara cepat.
Progresivisme dianggap sebagai The Liberal Road of Culture ( kebebasan
mutlak menuju arah kebudayaan), maksudnya nilai - nilai yang dianut
bersifat fleksibel terhadap perubahan, toleran, dan terbuka
3. Filsafat progresivisme merupakan aliran filsafat yang menuntut
untuk selalu maju, aktif, inovatif, dan dinamis.
Tujuan pendidikan Bagi penganut progresivisme, pendidikan
bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan memecahkan berbagai
masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial, atau
dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses
perubahan. Selain itu, pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik
untuk menjadi warga negara yang demokratis seperti pada Undang-
Undang No. 20, Tahun 2003 ).
4. Disini guru sebagai pendidik bertanggung jawab akan tugas
pendidikannya. Peran guru tidak langsung, melainkan memberi petunjuk
kepada siswa. Kebutuhan dan minat siswa akan menentukan apa yang mereka
pelajari. Anak harus diizinkan untuk merencanakan perkembangan diri
mereka sendiri, dan guru harus membimbing kegiatan belajar.
Progresivisme menuntut guru untuk sabar, fleksibel, kreatif, dan
cerdas. Yang harus diperhatikan oleh guru adalah anak bukan miniatur orang
dewasa yang dapat diperlakukan seperti orang dewasa. Guru harus
mengetahui tahap – tahap perkembangan anak didik. Pendidikan
dilaksanakan selangkah demi selangkah sesuai dengan tingkat dan
perkembangan anak.
5. Filsafat progresivisme tidak menyetujui pendidikan yang
mengekang anak didik, yaitu pendidikan yang memaksa siswa menerima
apapun yang dikatakan oleh gurunya, tanpa diberi kebebasan sama sekali
untuk bersikap dan berbuat. Pendidikan seperti itu hanya membuat daya
kreasi anak didik tidak berkembang.
Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus memberikan
kebebasan kepada peserta didik, kebebasan disini, peserta didik diberi
kebebasan baik fisiknya maupun cara berfikirnya, agar dapat
mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya,
tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain.
Jadi, progresivisme tidak menyutujui pendidikan yang otoriter,
sebab pendidikan yang demikian itu akan mematikan daya kreasi baik
secara fisik mapupun psikis peserta didik.
6. Metode pendidikan yang biasanya
dipergunakan oleh aliran progresivisme
diantaranya adalah :
Metode
Pendidikan Aktif
Metode
Memonitori Ilmiah
Metode Penelitian
Ilmiah
Pemerintahan
Pelajar
7. Jika kita lihat dan hubungkan maka metode
yang biasaanya digunakan oleh aliran progressivisme
sama halnya dengan metode-metode sebagian guru
yang yang menerapkan metode pembelajaran
Learning by Doing (belajar sambil berbuat)
Problem Solving (pemecahan masalah) serta metode
penyelidikan dan penemuan (inquiry and discovery
method). Metode tersebut cocok untuk diterapkan
kepada peserta didik, karena disini anak diajak untuk
ikut terlibat dalam proses belajar.
8. Menurut aliran Progresivisme, Kurikulum hendaknya :
• Tidak universal melainkan berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang
ada
• Disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan
kebutuhan setiap peserta didik) atau chil centered.
• Berbasis pada masyarakat.
• Bersifat fleksibel dan dapat berubah atau direvisi.
9. Kurikulum yang digunakan adalah sejenis kurikulum
yang program pengajarannya dapat mempengaruhi anak belajar
secara edukatif baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan luar sekolah.
Aliran progresivisme menghendaki kurikulum yang
fleksibel & terbuka. Jadi kurikulum itu bisa diubah dan
dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum dipusatkan
pada pengalaman.
10. Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Filsafat pendidikan
progresivisme ini diharapkan guru dapat berperan dalam membimbing
siswanya dan menjadi sumber yang memiliki tanggung jawab dalam
memfasilitasi pembelajaran siswa. Dengan memberikan pengalaman -
pengalaman baru kepada siswanya melalui suatu eksperimen dalam
tugas kelompok untuk memecahkan suatu permasalaan serta guru
harus memiliki perilaku yang sabar, fleksibel, kreatif, dan cerdas dan
tidak otoriter. Hal ini dapat menambah pengalaman bagi siswa dan
membuat siswa dapat menghadapi perkembangan zaman yang kian
maju.