SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
Menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
PEMAHAMAN DASAR-
DASAR
KESELAMATAN
DAN
KESEHATAN KERJA
PENGERTIAN UMUM
1. KESELAMATAN KERJA adalah daya upaya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja, hasil karya dan budayanya.
2. KESEHATAN KERJA adalah kesehatan yang khusus meliputi upaya
untuk mengatur kebersihan, peredaman udara/ suhu, penerangan
dll. disemua tempat kerja guna melindungi kesehatan jasmani
maupun rohani tenaga kerja.
3. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA merupakan upaya
yang ditujukan untuk menjamin / menjaga / melindungi
keselamatan dan kesehatan badan, jiwa manusia sesuai dengan
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diberlakukan.
DASAR HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 : Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
UU No. 14 tahun 1969
UU No. 1 tahun 1970 tentang
K3
Peraturan Menteri No.
04/1987 tentang P2K3
Peraturan Menteri No.
05/1996 tentang SMK3
(Sistim ManajemenK3)
Peraturan Menteri No.
02/1992 tentang AK3
(Asosiasi Ahli K3 )
Pasal 10, Pemerintah membina perlindungan kerja
yang mencakup : Norma Keselamatan Kerja, Norma
Kesehatan kerja & Hygiene perusahaan, Norma kerja
dan Pemberian ganti kerugian pera- watan dan
rehabilitasi dalam hal keselamatan kerja.
Pasal 9, Setiap warga negara berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan sesuai
dengan harkat martabat manusia dan moral agama.
Pedoman Dasar pelaksanaan K3 di PT. PLN (Persero)
•UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
•U No. 3 tahun 1969 tentang Hygiene.
•Surat Kolektif Direksi PLN tanggal 10 Mei 1976 perihal pedoman
dan petunjuk Keselamatan Kerja.
•Peraturan bangunan nasional tahun 1978 yang diterbitkan oleh
Pemerintah c.q Departemen Pekerjaan Umum.
•Surat Keputusan Direksi PLN No. 06/DIR/81 tanggal 7 - 12 - 1981
•Instruksi Direksi PLN No. 002/84 tanggal 8 Mei 1984 tentang
membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan PLN..
Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Hyegiene diantaranya berisikan
pokok-pokok pikiran untuk :
• Menetapkan ketentuan-ketentuan dasar dibidang Hygiene dalam rangka pelaksanaan
undang-undang tentang pokok-pokok kesehatan.
• Menetapkan usaha-usaha untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat umum maupun perorangan.
• Usaha-usaha pemerintah mengenai hygiene untuk mencapai keadaan kesehatan
masyarakat, antara lain menyelenggarakan : Pendidikan dan penerangan secara terus
menerus, tindakan-tindakan nyata demi kepentingan hygiene, bimbingan, pencegahan
gangguan-gangguan kesehatan yang dapat merugikan kesejahteraan jiwa masyarakat dan
memperkembangkan perlengkapan masyarakat agar dapat menjamin tingkat hidup
anggota masyarakat yang sebaik-baiknya.
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
antara lain berisikan pokok-pokok tentang :
• Syarat - syarat keselamatan kerja.
• Kewajiban dan hak-hak tenaga kerja.
• Kewajiban manajemen ( pengurus ).
Syarat-syarat Keselamatan Kerja antara lain tentang bagaimana :
• Mencegah dan mengurangi : kecelakaan, bahaya peledakan.
• Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
• Memberikan : pertolongan pada kecelakaan, alat-alat perlindungan diri pada pekerja, kesempatan/ jalan
menyelamatkan diri waktu terjadi kebakaran atau kejadian-kejadian berbahaya lainnya.
• Mencegah dan mengendalikan timbulnya : penyakit akibat kerja, penyebarluasan radiasi/ suara/ getaran/ sinar/
gas/ kotoran/ debu/ asap/ kelembaban udara/ hembusan angin dll.
• Menyelenggarakan : penerangan yang sesuai, penyegaran / suhu udara yang cukup.
• Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban lingkungan.
• Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
• Mengamankan dan memperlancar pekerjaan : pengangkutan, bongkar muat, perlakuan/penyimpanan barang.
• Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
• Mencegah terkena sengatan aliran listrik.
• Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang potensi bahaya kecelakaannya menjadi
bertambah tinggi.
Kewajiban dan hak-hak tenaga kerja, a.l :
• Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pengawas / ahli
keselamatan dan kesehatan kerja.
• Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan.
• Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja.
• Meminta kepada manajemen agar dilaksanakan semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
• Menyatakan keberatan kerja pada situasi pekerjaan dimana syarat-
syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat pelindung diri
yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus akan
ditentukan lain.
Kembali UU No. 1
Manajemen (pengurus) sesuai petunjuk pegawai
pengawas dan atau ahli keselamatan kerja,
berkewajiban :
• Dalam tempat kerja dan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
mudah terbaca menempatkan secara tertulis a.l : semua syarat-
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, undang-undang serta
peraturan-peraturan yang berlaku pada tempat / jenis kerja yang
bersangkutan.
• Memasang gambar-gambar keselamatan kerja yang diwajibkan.
• Menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat pelindung diri yang
diwajibkan pada tenaga kerjanya, termasuk menyediakan pula bagi
orang lain yang akan memasuki tempat kerja tersebut.
Kembali UU No. 1
KECELAKAAN
Adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
dapat mengganggu suatu proses dari aktivitas yang telah ditentukan serta
dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda.
Dapat terjadi karena :
• ada sebab musababnya yaitu karena kerja(perbuatan) dan keadaan/kondisi tidak aman.
• kerja(perbuatan) dan keadaan/kondisi tidak aman itu ditimbulkan oleh kesalahan manusia
itu sendiri atau dapat dikatakan dalam hal ini oleh tenaga kerja atau manajemen.
• Kesalahan manusia disebabkan oleh berbagai faktor antara lain oleh lingkungan, kondisi
sosial ekonomi, tingkat pengetahuan dan ketrampilan serta adat budayanya.
Secara umum prosentase terjadinya kecelakaan sesuai hasil survey ILO adalah :
• 88 % karena manusia ( tindakan tidak aman ).
• 10 % karena peralatan ( keadaan tidak aman ).
• 2 % karena alam ( lingkungan ).
Lanjut
KECELAKAAN.
terjadi disebabkan karena SEGALA SITUASI DAN KONDISI YANG BER-
POTENSI BAHAYA MAUPUN AKTIVITASNYA TIDAK MENDAPAT
PERHATIAN.
Terjadinya kecelakaan perlu diketahui dan dipahami dengan serius,
mengingat KECELAKAAN :
• Tidak bisa diperkirakan.
• Dapat terjadi setiap saat.
• Dapat terjadi dimana saja.
• Dapat menimpa siapa saja.
• Dapat mengakibatkan permasalahan yang serius.
POTENSI BAHAYA
Adalah : Suatu keadaan yang memungkinkan atau yang
dapat menimbulkan : kecelakaan/cedera, penyakit,
kerusakan, kerugian atau menurunnya fungsi/unjuk
kerja dari suatu standart yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Ada 2 (dua) faktor utama yang dapat menimbulkan potensi bahaya,
antara lain :
1. Tingkah laku berbahaya ( unsafe act ).
2. Keadaan berbahaya ( unsafe condition ).
TINGKAH LAKU BERBAHAYA (UNSAFE ACTION).
Yaitu perbuatan berbahaya dari manusia (pekerja) yang dalam beberapa hal
dilatar belakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
• Melaksanakan pekerjaan yang bukan tugasnya.
• Mengoperasikan (peralatan) dalam kecepatan berbahaya.
• Tidak memanfaatkan alat pengaman atau alat pelindung diri.
• Salah dalam penggunaan alat pengaman atau alat pelindung diri.
• Pemuatan, penempatan barang / material secara tidak aman.
• Mengambil sikap dalam posisi yang tidak aman.
• Mengganggu, mengejek, mengejutkan orang lain yang sedang bekerja.
• Cara kerja yang gegabah / sembrono.
• Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan.
KEADAAN BERBAHAYA (UNSAFE CONDITION).
Yaitu suatu keadaan / kondisi tidak aman dari :
• Alat pengaman / alat pelindung diri yang kurang memadai.
• Tidak mempergunakan alat pengaman / alat pelindung diri.
• Sifat pekerjaan, cara kerja, lingkungan kerja dan proses kerja.
• Peralatan / instalasi
• Kondisi tidak baik seperti : dari ketinggian, licin, kasar, tajam, longgar dsb.
• Rancangan / konstruksi yang tidak aman / tidak baik.
• Penyimpanan, penimbunan barang/material yang tidak pada tempatnya.
• Keadaan penerangan yang kurang memadai / kurang baik.
• Peredaran udara yang kurang baik dsb.
PENGARUH DAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA.
Kerugian yang timbul akibat kecelakaan kerja, yaitu :
1. KERUGIAN YANG BERSIFAT NON EKONOMI.
Berupa penderitaan sikorban baik berupa kematian, luka, cidera berat / ringan maupun
penderitaan keluarga bila korban menderita cacat atau meninggal.
2. KERUGIAN YANG BERSIFAT EKONOMI.
• Kerusakan peralatan, instalasi, mesin, bahan maupun bangunan.
• Biaya perawatan dan pengobatan si korban.
• Tunjangan kecelakaan.
• Hilangnya waktu kerja.
• Menurunnya jumlah maupun mutu produksi, (dalam hal ini pelayanan
terhadap pelanggan ).
PENGARUH DAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA.
Akibat kecelakaan dapat berdampak / mempengaruhi terhadap :
1. YANG BERSANGKUTAN ( KORBAN ).
2. KELUARGA KORBAN.
3. PERUSAHAAN.
4. MASYARAKAT UMUM.
PENGARUH KECELAKAAN KERJA TERHADAP KORBAN.
• Penderitaan, sakit, meninggal.
• Cacat badan / kehilangan sebagian anggota badan.
• Tidak mampu mengerjakan pekerjaan semula.
• Tidak mampu bekerja untuk selamanya.
• Effek psychologis ( karena adanya cacat badan ).
• Kehilangan pendapatan.
• Tidak dapat / susah mengikuti kehidupan sosial yang baik.
PENGARUH KECELAKAAN KERJA TERHADAP KELUARGA
KORBAN.
• Kehilangan seorang pencari nafkah.
• Kehilangan seseorang yang dicintai.
PENGARUH KECELAKAAN KERJA TERHADAP
PERUSAHAAN.
• Kehilangan pegawai yang terampil dan Kekurangan tenaga terampil.
• Turunnya produksi / kualitas.
• Kehilangan jam kerja.
• Kerja lembur mengejar kehilangan / turunnya produksi.
• Penggantian / perbaikan peralatan yang rusak.
• Rehabilitasi pegawai yang mengalami kecelakaan.
• Timbulnya biaya ganti rugi.
• Membayar upah si korban selama korban tidak masuk kerja.
• Mengeluarkan biaya pelatihan pegawai / pekerja yang baru.
• Turunnya moral kerja pegawai.
PENGARUH KECELAKAAN KERJA TERHADAP
MASYARAKAT UMUM.
• Dapat menimbulkan korban jiwa atau
cacat pada masyarakat disekitarnya.
• Dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan disekitarnya.
• Dapat mengakibatkan kerugian harta
benda masyarakat disekitarnya.
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
Dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja perlu dilakukan hal-
hal antara lain :
• Melatih ketrampilan pegawai secara tepat.
• Belajar untuk mengantisipasi kecelakaan.
• Turunnya produksi / kualitas.
• Bekerja sama apabila tidak dapat melakukannya sendiri.
• Inspeksi peralatan-peralatan.
• Jangan paksakan bekerja apabila kondisi tidak memungkinkan.
•Mengadakan investigasi kecelakaan secara teliti agar tidak terulang
lagi.
•Membuat/ menentukan standar-standar peralatan dan SOP
(Standing Operation Prosedure ).
Lanjut
MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA
Salah satu kendala dalam proses kerja adalah penyakit.
Tidak masuk kerja karena urusan pribadi dapat diatasi dengan relatif
mudah. Akan tetapi tidak masuk kerja karena penyakit akan
membawa dua kali lipat kerugian bagi perusahaan karena :
•Perusahaan akan kehilangan waktu kerja.
•Perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk mengatasi penyakit
tersebut.
Dengan demikian pencegahan suatu penyakit akan jauh lebih
menguntungkan daripada pengobatannya.
Lanjut
DUA KATAGORI PENYAKIT PEKERJA.
Manajemen harus menyadari bahwa peningkatan produktivitas erat kaitannya
dengan efisiensi dan prestasi kerja, efisiensi dan prestasi kerja tidak bisa
terlepas dari kondisi tenaga kerja yang sehat, selamat dan sejahtera. Jadi
peningkatan kesejahteraan dan keselamatan kerja harus dilengkapi dengan
lingkungan yang sehat pula.
Ada 2 (dua) kategori penyakit yang diderita tenaga kerja :
Penyakit Umum, adalah :
Semua penyakit yang mungkin dapat diderita oleh setiap orang.
Penyakit Akibat kerja, adalah :
Penyakit yang timbul setelah seorang pegawai yang semula terbukti
sehat saat memulai pekerjaannya, dan menderita penyakit setelah lama
melaksanakan pekerjaan tersebut.
Langkah Pencegahan
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Yaitu suatu penyakit / keadaan kesehatan yang diakibatkan oleh rutinitas
pekerjaan dan beberapa faktor penyebab yang khusus antara lain dari :
⇒ Faktor phisyk / pisik.
⇒ Faktor chemish / kimia.
⇒ Faktor biologis.
⇒ Faktor yang berhubungan dengan fisiologis.
⇒ Faktor yang berhubungan dengan hal yang fatal, psyk
.
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Yang disebabkan oleh faktor physik / pisik antara lain dari :
• Bunyi, getaran. Kebisingan.
• Suhu ruang kerja
• Radiasi Sinar ( sinar rongsen / sinar X dsb.).
• Tekanan udara yang tinggi.
• Penerangan yang kurang baik,
• kelembaban udara ruang kerja.
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Yang disebabkan oleh faktor chemish / kimia antara lain dari :
• Debu ( batubara, batu kapur dsb.).
• Kabut ( hasil penyemprotan pestisida dsb.).
• Gas ( karbon oksida, hidrogen sulfide dsb. )
• Uap ( amonia dsb.).
• Cairan beracun ( pestisida dsb.).
Yang disebabkan oleh faktor biologis antara lain dari :
• Tumbuh-tumbuhan yang menimbulkan alergi ( jamur dsb.).
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Yang disebabkan oleh faktor fisiologis (anatomi tubuh) a.l dari :
• Konstruksi mesin / peralatan yang tidak sesuai dengan mekanisme tubuh
manusia.
• Sikap kerja yang menyebabkan keletihan dan kelainan pisik.
• Cara kerja yang membosankan atau meletihkan.
Yang disebabkan oleh faktor psikologis ( jiwa ) a.l dari :
• Proses kerja yang rutin dan membosankan.
• Hubungan kerja yang terlalu menekan atau sangat menuntut.
• Hubungan kerja yang serba kurang aman, dsb.
DUA LANGKAH PENCEGAHAN PENYAKIT.
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk pencegahan dan
pengamanan penyakit akibat kerja antara lain dengan adanya :

Kesadaran manajemen untuk mencegah penyakit akibat

Pengaturan tata cara pencegahan penyakit akibat kerja.
Untuk itu manajemen harus tetap menyadari bahwa peningkatan
produktivitas sangat erat kaitannya dengan efisiensi dan prestasi
kerja, maka peningkatan kesejahteraan dan keselamatan kerja
harus dilengkapi pula dengan lingkungan kerja yang sehat.
LANGKAH PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Kesadaran manajemen untuk mencegah penyakit
akibat kerja.
Partisipasi aktif manajemen sangat menentukan keberhasilan
usaha-usaha pencegahan penyakit akibat kerja, karena manajemen
harus memahami tugas operasional dan mampu untuk :
• Memahami program pencegahan.
• Memahami standar dan pencapaian standar.
• Membina, mengukur dan mengevaluasi kinerja bawahannya.
LANGKAH PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Sebab yang paling mendasar terhadap terjadinya penyakit akibat kerja, meliputi :
⇒ Kebijakan dan keputusan manajemen.
⇒ Faktor manusia.
• Kurang pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman.
• Tidak adanya motivasi.
• Masalah pisik dan mental.
⇒ Faktor lingkungan.
• Kurang atau tidak adanya standar.
• Desain dan pemeliharaan yang kurang memadai.
• Pemakaian yang abnormal.
•Pengaturan tata cara pencegahan penyakit akibat kerja.
TATA CARA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Beberapa tata cara pencegahan antara lain dengan selalu memperhatikan :
⇒ Substitusi yaitu mengganti pemakaian bahan-bahan berbahaya atau yang terbukti dapat
menyebabkan penyakit secara cepat atau lambat dengan bahan yang lebih aman.
⇒ Isolasi yaitu melakukan pengisolasian terhadap tempat / proses yang bising maupun
dalam pencampuran bahan / larutan yang dapat menimbulkan gas berbahaya.
⇒ Ventilasi penyedotan yaitu memasang kipas penghisap pada tertentu, agar gas
berbahaya yang timbul cepat terhisap keluar atau ditukar dengan udara yang bersih.
⇒ Ventilasi Umum untuk memudahkan peredaran udara.
⇒ Alat pelindung yaitu pemakaian alat-alat pelindung tubuh atau sebagian dari tubuh
yang harus dan wajib dipakai.
TATA CARA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Beberapa tata cara pencegahan antara lain dengan selalu memperhatikan :
⇒Pemeriksaan kesehatan pra-karya yaitu pemeriksaan kesehatan umum dan khusus dari para
pekerja/pegawai untuk mengidentifikasi kelemahan masing-masing pekerja sebelum ditempatkan pada
tempat tugas selanjutnya.
⇒ Pemeriksaan kesehatan berkala yaitu pemeriksaan untuk mengidentifikasi sedini mungkin apakah
faktor-faktor penyebab penyakit sudah menimbulkan gangguan atau kelainan terhadap pekerja.
⇒ Pemeriksaan kesehatan khusus yaitu pemeriksaan yang dilakukan apabila pekerja sudah
menunjukan gejala-gejala yang dicurigai ada kaitannya dengan lingkungan kerjanya, agar dapat cepat
ditangani lebih lanjut.
⇒ Penerangan pra-karya yaitu memperkenalkan kepada lingkungan pekerjaannya termasuk semua
peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang diberlakukan.
⇒ Pendidikan K3 yaitu kewajiban pegawai supervisor / senior untuk menjalani pendidikan K3 secara
berkala untuk meningkatkan kemampuannya dibidang K3, selanjutnya mendidik bawahannya dalam
praktek sehari-hari.
Menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
Melaksanakan prosedur K3
PROSEDUR KESELAMATAN KERJA ini mempunyai :
• RUANG LINGKUP, pada semua pekerjaan di instalasi / peralatan
tegangan tinggi maupun ekstra tinggi yang sudah tidak bertegangan.
• Dengan TUJUAN untuk menghindari kesalahan akibat kelalaian
para pekerja, pengawas, penanggung jawab pekerjaan maupun orang
lain yang dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia maupun
kerusakan peralatan / instalasi.
• HARAPAN dapat terciptanya “ZERO ACCIDENT” dan “SAFETY
PRODUCT” dalam setiap pelaksanaan pekerjaan instalasi / peralatan
tegangan tinggi maupun ekstra tinggi.
Dalam penerapan prosedur keselamatan kerja pada instalasi tegangan tinggi /
ektra tinggi perlu adanya penunjukan seorang Penanggung Jawab Pekerjaan
dan para pengawasnya dengan peran, tugas serta tanggung jawabnya masing-
masing.
Sesuai BUKU BIRU Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi TT / TET
No. P3B/PRO/TIMSOP/B01/P3B edisi 01 pada BAB 2 halaman 5 pada :
• Ayat 2.1 Pengorganisasian Kerja, dan tugas pengawasan tidak
boleh dirangkap.
• Ayat 2.4 Pedelegasian Tugas dapat diberikan kepada personil
lainnya antara lain untuk Penanggung Jawab Pekerjaan,
Pengawas Manuver, Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3
PENERAPAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA
( WORKING PERMIT )
PERAN PENANGGUNG JAWAB DAN PARA PENGAWAS PADA
PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA.
PENGAWAS MANUVER ( PM )
PENGAWAS PEKERJAAN ( PK )
PENGAWAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( PK3 )
PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN
TAHAPAN PROSEDUR KE
WEWENANG PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN
PERAN PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN antara lain :
Bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian pekerjaan yang akan dan
sedang dilaksanakan pada instalasi listrik TT/TET.
Penanggung Jawab Pekerjaan adalah kuasa pemilik asset yaitu Manager Unit
Pelayanan Transmisi ( UPT ).
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB
PEKERJAAN antara lain sebagai berikut :
Mengelola seluruh kegiatan pekerjaan yang meliputi Personil, Peralatan
Kerja, Perlengkapan K3 dan material Pekerjaan.
Melakukan Koordinasi dengan Unit lain yang terkait.
WEWENANG PENGAWAS MANUVER
PERAN PENGAWAS MANUVER a.l : bertugas sebagai pengawas
terhadap proses manuver (pembebasan / pengisian tegangan) pada instalasi
listrik TT/TET, sehingga keselamatan peralatan dan operasi sistim terjamin.
Personil yang ditunjuk harus memiliki kualifikasi keahlian setingkat Operator
Utama.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS MANUVER a.l : menjaga
keamanan instalasi dan menghindari kesalahan manuver yang mungkin
dilakukan oleh Operator GI / pelaksana manuver dengan cara sebagai berikut :
 Mengawasi pelaksanaan manuver.
 Mengawasi pemasangan dan pelepasan tagging di panel kontrol serta
rambu-rambu pengaman / gembok di switch yard.
 Mengawasi pemasangan dan pelepasan sistim pentanahan.
WEWENANG PENGAWAS PEKERJAAN
PERAN PENGAWAS PEKERJAAN antara lain : bertugas sebagai pengawas terhadap
proses pekerjaan pada instalasi listrik TT/TET. Personil yang ditunjuk harus memiliki
kualifikasi keahlian minimal setingkat Juru Utama Pemeliharaan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS PEKERJAAN antara lain mengawasi
pelaksanaan pekerjaan instalasi litrik yang meliputi :
Pemasangan dan pelepasan pentanahan lokal.
Pemasangan dan pelepasan tagging, gembok dan rambu-rambu pengaman di switch
yard.
Menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan.
Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Menunjuk personil pelaksana pekerjaan sebagai pelaksanan pengamanan instalasi
listrik untuk memasang dan melepas taging, gembok dan rambu-rambu pengaman.
WEWENANG PENGAWAS K3.
PERAN PENGAWAS K3 antara lain : bertugas sebagai pengawas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pada pekerjaan instalasi listrik TT / TET, sehingga keselamatan
manusia dan keselamatan instalasi listrik terjamin. Personil yang ditunjuk harus memiliki
kualifikasi Pengawas K3.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS K3 antara lain : mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dengan cara sebagai berikut :
Memeriksa kondisi personil sebelum bekerja.
Mengawasi kondisi / tempat-tempat yang berbahaya.
Pemasangan dan pelepasan tagging, gembok dan rambu-rambu pengaman.
Mengawasi tingkah laku / sikap personil yang membahayakan diri sendiri atau orang
lain.
Mengawasi penggunaan perlengkapan Keselamatan Kerja.
TAHAPAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PADA
INSTALASI TEGANGAN TINGGI / EKTRA TINGGI.
PERSIAPAN
PEMBEBASAN TEGANGAN 
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN SELESAI 
PEMBERIAN TEGANGAN
TAHAP KESATU
TAHAP KEDUA
TAHAP KETIGA
AKTIVITAS PENGAWAS MANUVER PADA
TAHAP PERSIAPAN
•Mempersiapkan dan mengisi Formulir No. 4, perihal
MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN , termasuk
didalamnya menggambar diagram satu garis berikut urutan
manuvernya.
•Mempersiapkan dan mengisi Formulir No. 7, perihal
MANUVER PEMBERIAN TEGANGAN , termasuk
didalamnya menggambar diagram satu garis berikut urutan
manuvernya.
Kembali ke Tahapan
Formulir
No. 4
PENGAWAS
K3
PT PLN ( Persero) UBS P3B
REGION JAWA TIMUR DAN BALI
UNIT ………………..
LOKASI PEKERJAAN :
NAMA PERALATAN :
MACAM PEKERJAAN :
HARI / TANGGAL :
WAKTU : WIB.
NO JAM Status
( Bila diperlukan, tambahkan lampiran single line diagram )
…………………………………..
URUTAN MANUVER
Nama Peralatan
DIAGRAM SATU GARIS
PMT
Pelaksana ManuverPengawas manuver
PMS Line
PMS Bus
PMS Ground
1
………………………. ……………………………
Penanggung Jawab Pekerjaan
2
3
4
FORMULIR No. 4
A
B
1
2
4
3
MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN
INSTALASI TEGANGAN TINGGI
PENGAWAS K3
Formulir
No. 7
Kembali ke Aktivitas PM
PENGAWAS K3
PT PLN ( Persero) UBS P3B
REGION JAWA TIMUR DAN BALI
UNIT ………………..
LOKASI PEKERJAAN :
NAMA PERALATAN :
MACAM PEKERJAAN :
HARI / TANGGAL :
WAKTU : WIB.
NO JAM Status
( Bila diperlukan, tambahkan lampiran single line diagram )
Penanggung Jawab Pekerjaan
1
2
3
4
4
PMS Ground
PMS Line
Pelaksana ManuverPengawas manuver
PMS Bus
PMT
…………………………………..
URUTAN MANUVER
Nama Peralatan
DIAGRAM SATU GARIS
………………………. ……………………………
FORMULIR. 7
4
3
A
B
2
1
MANUVER PEMBERIAN TEGANGAN
INSTALASI TEGANGAN TINGGI
PENGAWAS K3
AKTIVITAS PENGAWAS MANUVER PADA TAHAP PEMBEBASAN
TEGANGAN  PELAKSANAAN PEKERJAAN
• Mengadakan komunikasi dengan Dispactcher
• Mengawasi pelaksanaan manuver.
• Mengawasi pemasangan taging di panel kontrol serta rambu
pengaman / gembok di switch yard.
• Mengawasi pemasangan sistim pentanahan.
• Mengisi dan menanda tangani Formulir No. 4, perihal
“MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN”.
• Mengisi dan menanda tangani Formulir No. 5, perihal
“PERNYATAAN BEBAS TEGANGAN”.
Formulir
No. 4
Pada tahapan pembebasan
tegangan, pelaksanaan
eksekusi oleh Operator
Pelaksana Manuver harus
mengikuti urutan manuver
pada Form. No.4 yang sudah
direncanakan oleh Pengawas
Manuver.
PT PLN ( Persero) UBS P3B
REGION JAWA TIMUR DAN BALI
UNIT ………………..
LOKASI PEKERJAAN :
NAMA PERALATAN :
MACAM PEKERJAAN :
HARI / TANGGAL :
WAKTU : WIB.
NO JAM Status
( Bila diperlukan, tambahkan lampiran single line diagram )
…………………………………..
URUTAN MANUVER
Nama Peralatan
DIAGRAM SATU GARIS
PMT
Pelaksana ManuverPengawas manuver
PMS Line
PMS Bus
PMS Ground
1
………………………. ……………………………
Penanggung Jawab Pekerjaan
2
3
4
FORMULIR No. 4
A
B
1
2
4
3
MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN
INSTALASI TEGANGAN TINGGI
PENGAWAS K3
AKTIVITAS PENGAWAS MANUVER PADA
TAHAP PEMBERIAN TEGANGAN
• Mengadakan komunikasi dengan Dispactcher.
• Mengawasi pelepasan sistim pentanahan.
• Mengawasi pelepasan taging di panel kontrol serta rambu pengaman /
gembok di switch yard.
• Mengawasi pelaksanaan manuver.
• Menanda tangani Formulir No. 6, perihal “PERNYATAAN
PEKERJAAN SELESAI”
• Menanda tangani dan mengisi Formulir No. 7, perihal “MANUVER
PEMBERIAN TEGANGAN”.
Kembali ke Tahapan
PT PLN ( Persero) UBS P3B
REGION JAWA TIMUR DAN BALI
UNIT ………………..
LOKASI PEKERJAAN :
NAMA PERALATAN :
MACAM PEKERJAAN :
HARI / TANGGAL :
WAKTU : WIB.
NO JAM Status
( Bila diperlukan, tambahkan lampiran single line diagram )
Penanggung Jawab Pekerjaan
1
2
3
4
4
PMS Ground
PMS Line
Pelaksana ManuverPengawas manuver
PMS Bus
PMT
…………………………………..
URUTAN MANUVER
Nama Peralatan
DIAGRAM SATU GARIS
………………………. ……………………………
FORMULIR. 7
4
3
A
B
2
1
MANUVER PEMBERIAN TEGANGAN
INSTALASI TEGANGAN TINGGI
Formulir
No. 7
•Pada tahapan pemberian
tegangan, pelaksanaan eksekusi
oleh Operator Pelaksana Manuver
harus mengikuti urutan manuver
pada Form. No.7 yang sudah
direncanakan oleh Pengawas
Manuver.
Ke Aktivitas PM pemberian
PENGAWAS K3
PENDELEGASIAN TUGAS PENANGGUNG JAWAB
PEKERJAAN
PENDELEGASIAN TUGAS dapat diberikan kepada pejabat atau personil yang
mempunyai kemampuan, dalam hal :
1. Personil yang ditunjuk berhalangan melaksanakan tugasnya.
2. Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa pengawas.
UNTUK TUGAS PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN dapat
didelegasikan / diberikan kepada :
Asisten Manager Pemeliharaan ( ASMANHAR ).
Ahli Muda ( AM ) bidang terkait dengan catatan kedua pejabat tersebut
tidak sedang menjadi pengawas lainnya ( tidak merangkap).
PENDELEGASIAN TUGAS PENGAWAS MANUVER
PENDELEGASIAN TUGAS dapat diberikan kepada pejabat atau personil yang
mempunyai kemampuan, dalam hal :
1. Personil yang ditunjuk berhalangan melaksanakan tugasnya.
2. Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa pengawas.
UNTUK TUGAS PENGAWAS MANUVER dapat didelegasikan /
diberikan kepada :
 Operator Utama.
 Personil yang mempunyai pengalaman dan keahlian dalam bidang
manuver.
PENDELEGASIAN TUGAS PENGAWAS
PEKERJAAN
PENDELEGASIAN TUGAS dapat diberikan kepada pejabat atau personil yang
mempunyai kemampuan, dalam hal :
1. Personil yang ditunjuk berhalangan melaksanakan tugasnya.
2. Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa pengawas.
UNTUK TUGAS PENGAWAS PEKERJAAN dapat didelegasikan /
diberikan kepada :
Personil yang mempunyai ketrampilan, pengalaman dan keahlian dalam
bidang Pemeliharaan.
PENDELEGASIAN TUGAS PENGAWAS
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )
PENDELEGASIAN TUGAS dapat diberikan kepada pejabat atau personil yang
mempunyai kemampuan, dalam hal :
1. Personil yang ditunjuk berhalangan melaksanakan tugasnya.
2. Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa pengawas.
UNTUK TUGAS PENGAWAS KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA ( K3 ) dapat didelegasikan / diberikan kepada :
Personil yang mempunyai pengalaman dan keahlian dalam bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ).
Formulir
No. 5
PT PLN ( PERSERO) UBS P3B
REGION JAWA TIMUR DAN BALI
UNIT …..
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Jabatan :
sebagai Pengawas Manuver pada instalasi tegangan tinggi
Unit :
Lokasi GI :
Menyatakan bahwa pada hari ini :
Hari / Tanggal :
Waktu Pelaksanaan :
Peralatan tersebut dibawah ini sesuai dengan rencana sudah dibebaskan dari
tegangan dan sudah diperiksa serta dilaksanakan dengan baik.
Peralatan / Instalasi yang aman untuk dikerjakan adalah sebagai berikut :
1 Diisi nama-nama peralatan yang dibebaskan
2
3
4
5
6 dan seterusnya
Catatan :
Pengawas Manuver dan Pengawas Pekerjaan agar menjalin komunikasi audio
( a.l, : handy talky, transceiver, telepon ) apabila pelaksanaan pekerjaan berada
diluar jangkauan pengamatan operator Gardu Induk.
D:DATAWORKINGPERMIT.EX
Yang menerima pernyataan :
Untuk keselamatan kerja pasanglah pentanahan lokal
( ……………………………….. ) ( ……………………………….. )
Yang memberi pernyataan :
Pengawas Pekerjaan Pengawas Manuver
PERALATAN SELAIN TERSEBUT DIATAS MASIH BERBAHAYA.
Formuli No. 5
PERNYATAAN BEBAS TEGANGAN
YANG MENERIMA
PERNYATAAN
(…………………..)
PENGAWAS
PEKERJAAN
YANG MEMBERI
PERNYATAAN
(…………………..)
PENGAWAS
MANUVER
YANG
MENYAKSIKAN
PERNYATAAN
(…………………..)
PENGAWAS K3

More Related Content

What's hot

K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambanganIpung Noor
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Duwi susilo wibowo
 
Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3ridho0chir
 
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerjaIndra Findra
 
201605 10-manajemen risiko
201605 10-manajemen risiko201605 10-manajemen risiko
201605 10-manajemen risikoahmad fuadi
 
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Dony Bagus Kharisma Putra
 
Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3Al Marson
 
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekanPengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekanAl Marson
 
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJAPengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJAJohan19931106
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3Ainur
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaJoko Isnanto
 
Kepmen Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sa...
Kepmen Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sa...Kepmen Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sa...
Kepmen Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sa...infosanitasi
 
Makalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifahMakalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifahE Fitriawan
 
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia BerbahayaPengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia BerbahayaAliHafid3
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaDeby Andriany
 

What's hot (20)

K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambangan
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
 
Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
Dasar K3
Dasar K3Dasar K3
Dasar K3
 
Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3
 
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 
201605 10-manajemen risiko
201605 10-manajemen risiko201605 10-manajemen risiko
201605 10-manajemen risiko
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
 
Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3
 
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekanPengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
 
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJAPengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3
 
Sanitasi industri
Sanitasi industriSanitasi industri
Sanitasi industri
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
 
Kepmen Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sa...
Kepmen Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sa...Kepmen Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sa...
Kepmen Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sa...
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
Makalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifahMakalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifah
 
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia BerbahayaPengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
Pengawasan Norma K3 Bahan Kimia Berbahaya
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerja
 

Viewers also liked

Dkk03 menafsirkan gambar teknik listrik
Dkk03 menafsirkan gambar teknik listrikDkk03 menafsirkan gambar teknik listrik
Dkk03 menafsirkan gambar teknik listrikEko Supriyadi
 
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikDkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikEko Supriyadi
 
Bahan isolasi penghantar listrik
Bahan isolasi penghantar listrikBahan isolasi penghantar listrik
Bahan isolasi penghantar listrikBenny Yusuf
 
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahpemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahtesha saputra
 
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanKesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanFarida Sihotang
 
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMKESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMBetacarotene
 
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT  2014  1577PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT  2014  1577
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577sujatno angga
 
Daftar sk dan sop bab i sampai dengan bab iii
Daftar sk dan sop bab i sampai dengan bab iiiDaftar sk dan sop bab i sampai dengan bab iii
Daftar sk dan sop bab i sampai dengan bab iiiAddy Citoz
 
Panduan alat pelindung diri
Panduan alat pelindung diriPanduan alat pelindung diri
Panduan alat pelindung diriYudhaafrizal
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertamaPedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertamaFendy dc
 
Perencanaan Puskesmas Dalam Standar Akreditasi
Perencanaan Puskesmas Dalam Standar AkreditasiPerencanaan Puskesmas Dalam Standar Akreditasi
Perencanaan Puskesmas Dalam Standar Akreditasinug nugroho
 
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...Adelina Hutauruk
 
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmasRangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmasZakiah dr
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)Herry Prakoso
 

Viewers also liked (16)

Dkk03 menafsirkan gambar teknik listrik
Dkk03 menafsirkan gambar teknik listrikDkk03 menafsirkan gambar teknik listrik
Dkk03 menafsirkan gambar teknik listrik
 
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrikDkk01 menganalisis rangkaian listrik
Dkk01 menganalisis rangkaian listrik
 
Bahan isolasi penghantar listrik
Bahan isolasi penghantar listrikBahan isolasi penghantar listrik
Bahan isolasi penghantar listrik
 
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahpemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
 
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatanKesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium kesehatan
 
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMKESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
 
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT  2014  1577PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT  2014  1577
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577
 
Akreditasi Puskesmas
Akreditasi PuskesmasAkreditasi Puskesmas
Akreditasi Puskesmas
 
Daftar sk dan sop bab i sampai dengan bab iii
Daftar sk dan sop bab i sampai dengan bab iiiDaftar sk dan sop bab i sampai dengan bab iii
Daftar sk dan sop bab i sampai dengan bab iii
 
Panduan alat pelindung diri
Panduan alat pelindung diriPanduan alat pelindung diri
Panduan alat pelindung diri
 
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertamaPedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama
 
Perencanaan Puskesmas Dalam Standar Akreditasi
Perencanaan Puskesmas Dalam Standar AkreditasiPerencanaan Puskesmas Dalam Standar Akreditasi
Perencanaan Puskesmas Dalam Standar Akreditasi
 
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
 
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmasRangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
 
Kerangka acuan
Kerangka acuan Kerangka acuan
Kerangka acuan
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 

Similar to KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdfRinaAgustina57
 
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdfBahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdfafri7
 
201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3ahmad fuadi
 
Dasar dasar K3.pdf
Dasar dasar K3.pdfDasar dasar K3.pdf
Dasar dasar K3.pdfrhamset
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxaldamay
 
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptxM. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptxKetutSujane1
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjairvankhoirul
 
Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970Rifki Fadli
 
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxMAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxnazarudinsip1979
 
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaPenerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaZulfahmi Jantan
 
Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3YERRIPANAMUAN
 
Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3YERRIPANAMUAN
 
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdfBST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdfriyandharma1
 
Menerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lhMenerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lhSitiFauriah
 

Similar to KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (20)

01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
01. Presentasi Pelatihan Manajemen Risiko.pdf
 
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdfBahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
Bahan-Bacaan-1-Dasar-dasar-K3.pdf
 
sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs
 
Modul k3 lh
Modul k3 lhModul k3 lh
Modul k3 lh
 
201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3
 
Dasar dasar K3.pdf
Dasar dasar K3.pdfDasar dasar K3.pdf
Dasar dasar K3.pdf
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
 
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptxPERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
 
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptxM. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerja
 
Uu k3 daru
Uu k3 daruUu k3 daru
Uu k3 daru
 
Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970
 
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxMAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
 
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaPenerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
 
Dasar_dasar_K3.ppt
Dasar_dasar_K3.pptDasar_dasar_K3.ppt
Dasar_dasar_K3.ppt
 
Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3
 
Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3Peraturan tentang.docx marsi k3
Peraturan tentang.docx marsi k3
 
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdfBST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
BST SMK3 for Safety in work place industrial and manufacturing.pdf
 
Menerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lhMenerapkan k3 lh
Menerapkan k3 lh
 
b. KJD BAB 1 K3LH.pptx
b. KJD BAB 1 K3LH.pptxb. KJD BAB 1 K3LH.pptx
b. KJD BAB 1 K3LH.pptx
 

More from Eko Supriyadi

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Eko Supriyadi
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2Eko Supriyadi
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalEko Supriyadi
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Eko Supriyadi
 
Volume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokVolume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokEko Supriyadi
 
Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Eko Supriyadi
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airEko Supriyadi
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Eko Supriyadi
 
2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkapEko Supriyadi
 
2. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 20172. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 2017Eko Supriyadi
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019Eko Supriyadi
 
Ppt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viPpt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viEko Supriyadi
 
Ppt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viPpt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viEko Supriyadi
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapEko Supriyadi
 
Soal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabSoal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabEko Supriyadi
 
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatPola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
 
Volume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokVolume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan Balok
 
Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit air
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
 
Penilaian hots sd
Penilaian hots sdPenilaian hots sd
Penilaian hots sd
 
2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap
 
2. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 20172. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 2017
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019
 
Ppt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viPpt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas vi
 
Ppt darah kelas vi
Ppt darah kelas viPpt darah kelas vi
Ppt darah kelas vi
 
Ppt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viPpt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas vi
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkap
 
Soal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabSoal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi Prajab
 
Soal pretest revisi
Soal pretest revisiSoal pretest revisi
Soal pretest revisi
 
Pre tes prajab
Pre tes prajabPre tes prajab
Pre tes prajab
 
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatPola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
 

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

  • 1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
  • 3.
  • 4. PENGERTIAN UMUM 1. KESELAMATAN KERJA adalah daya upaya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja, hasil karya dan budayanya. 2. KESEHATAN KERJA adalah kesehatan yang khusus meliputi upaya untuk mengatur kebersihan, peredaman udara/ suhu, penerangan dll. disemua tempat kerja guna melindungi kesehatan jasmani maupun rohani tenaga kerja. 3. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA merupakan upaya yang ditujukan untuk menjamin / menjaga / melindungi keselamatan dan kesehatan badan, jiwa manusia sesuai dengan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diberlakukan.
  • 5. DASAR HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 : Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan UU No. 14 tahun 1969 UU No. 1 tahun 1970 tentang K3 Peraturan Menteri No. 04/1987 tentang P2K3 Peraturan Menteri No. 05/1996 tentang SMK3 (Sistim ManajemenK3) Peraturan Menteri No. 02/1992 tentang AK3 (Asosiasi Ahli K3 ) Pasal 10, Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup : Norma Keselamatan Kerja, Norma Kesehatan kerja & Hygiene perusahaan, Norma kerja dan Pemberian ganti kerugian pera- watan dan rehabilitasi dalam hal keselamatan kerja. Pasal 9, Setiap warga negara berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan sesuai dengan harkat martabat manusia dan moral agama.
  • 6. Pedoman Dasar pelaksanaan K3 di PT. PLN (Persero) •UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. •U No. 3 tahun 1969 tentang Hygiene. •Surat Kolektif Direksi PLN tanggal 10 Mei 1976 perihal pedoman dan petunjuk Keselamatan Kerja. •Peraturan bangunan nasional tahun 1978 yang diterbitkan oleh Pemerintah c.q Departemen Pekerjaan Umum. •Surat Keputusan Direksi PLN No. 06/DIR/81 tanggal 7 - 12 - 1981 •Instruksi Direksi PLN No. 002/84 tanggal 8 Mei 1984 tentang membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan PLN..
  • 7. Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Hyegiene diantaranya berisikan pokok-pokok pikiran untuk : • Menetapkan ketentuan-ketentuan dasar dibidang Hygiene dalam rangka pelaksanaan undang-undang tentang pokok-pokok kesehatan. • Menetapkan usaha-usaha untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat umum maupun perorangan. • Usaha-usaha pemerintah mengenai hygiene untuk mencapai keadaan kesehatan masyarakat, antara lain menyelenggarakan : Pendidikan dan penerangan secara terus menerus, tindakan-tindakan nyata demi kepentingan hygiene, bimbingan, pencegahan gangguan-gangguan kesehatan yang dapat merugikan kesejahteraan jiwa masyarakat dan memperkembangkan perlengkapan masyarakat agar dapat menjamin tingkat hidup anggota masyarakat yang sebaik-baiknya.
  • 8. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja antara lain berisikan pokok-pokok tentang : • Syarat - syarat keselamatan kerja. • Kewajiban dan hak-hak tenaga kerja. • Kewajiban manajemen ( pengurus ).
  • 9. Syarat-syarat Keselamatan Kerja antara lain tentang bagaimana : • Mencegah dan mengurangi : kecelakaan, bahaya peledakan. • Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. • Memberikan : pertolongan pada kecelakaan, alat-alat perlindungan diri pada pekerja, kesempatan/ jalan menyelamatkan diri waktu terjadi kebakaran atau kejadian-kejadian berbahaya lainnya. • Mencegah dan mengendalikan timbulnya : penyakit akibat kerja, penyebarluasan radiasi/ suara/ getaran/ sinar/ gas/ kotoran/ debu/ asap/ kelembaban udara/ hembusan angin dll. • Menyelenggarakan : penerangan yang sesuai, penyegaran / suhu udara yang cukup. • Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban lingkungan. • Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. • Mengamankan dan memperlancar pekerjaan : pengangkutan, bongkar muat, perlakuan/penyimpanan barang. • Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. • Mencegah terkena sengatan aliran listrik. • Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang potensi bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
  • 10. Kewajiban dan hak-hak tenaga kerja, a.l : • Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pengawas / ahli keselamatan dan kesehatan kerja. • Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan. • Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja. • Meminta kepada manajemen agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. • Menyatakan keberatan kerja pada situasi pekerjaan dimana syarat- syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus akan ditentukan lain. Kembali UU No. 1
  • 11. Manajemen (pengurus) sesuai petunjuk pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja, berkewajiban : • Dalam tempat kerja dan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan mudah terbaca menempatkan secara tertulis a.l : semua syarat- syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, undang-undang serta peraturan-peraturan yang berlaku pada tempat / jenis kerja yang bersangkutan. • Memasang gambar-gambar keselamatan kerja yang diwajibkan. • Menyediakan dalam jumlah yang cukup alat-alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerjanya, termasuk menyediakan pula bagi orang lain yang akan memasuki tempat kerja tersebut. Kembali UU No. 1
  • 12. KECELAKAAN Adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang dapat mengganggu suatu proses dari aktivitas yang telah ditentukan serta dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Dapat terjadi karena : • ada sebab musababnya yaitu karena kerja(perbuatan) dan keadaan/kondisi tidak aman. • kerja(perbuatan) dan keadaan/kondisi tidak aman itu ditimbulkan oleh kesalahan manusia itu sendiri atau dapat dikatakan dalam hal ini oleh tenaga kerja atau manajemen. • Kesalahan manusia disebabkan oleh berbagai faktor antara lain oleh lingkungan, kondisi sosial ekonomi, tingkat pengetahuan dan ketrampilan serta adat budayanya. Secara umum prosentase terjadinya kecelakaan sesuai hasil survey ILO adalah : • 88 % karena manusia ( tindakan tidak aman ). • 10 % karena peralatan ( keadaan tidak aman ). • 2 % karena alam ( lingkungan ). Lanjut
  • 13. KECELAKAAN. terjadi disebabkan karena SEGALA SITUASI DAN KONDISI YANG BER- POTENSI BAHAYA MAUPUN AKTIVITASNYA TIDAK MENDAPAT PERHATIAN. Terjadinya kecelakaan perlu diketahui dan dipahami dengan serius, mengingat KECELAKAAN : • Tidak bisa diperkirakan. • Dapat terjadi setiap saat. • Dapat terjadi dimana saja. • Dapat menimpa siapa saja. • Dapat mengakibatkan permasalahan yang serius.
  • 14. POTENSI BAHAYA Adalah : Suatu keadaan yang memungkinkan atau yang dapat menimbulkan : kecelakaan/cedera, penyakit, kerusakan, kerugian atau menurunnya fungsi/unjuk kerja dari suatu standart yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada 2 (dua) faktor utama yang dapat menimbulkan potensi bahaya, antara lain : 1. Tingkah laku berbahaya ( unsafe act ). 2. Keadaan berbahaya ( unsafe condition ).
  • 15. TINGKAH LAKU BERBAHAYA (UNSAFE ACTION). Yaitu perbuatan berbahaya dari manusia (pekerja) yang dalam beberapa hal dilatar belakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut : • Melaksanakan pekerjaan yang bukan tugasnya. • Mengoperasikan (peralatan) dalam kecepatan berbahaya. • Tidak memanfaatkan alat pengaman atau alat pelindung diri. • Salah dalam penggunaan alat pengaman atau alat pelindung diri. • Pemuatan, penempatan barang / material secara tidak aman. • Mengambil sikap dalam posisi yang tidak aman. • Mengganggu, mengejek, mengejutkan orang lain yang sedang bekerja. • Cara kerja yang gegabah / sembrono. • Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan.
  • 16. KEADAAN BERBAHAYA (UNSAFE CONDITION). Yaitu suatu keadaan / kondisi tidak aman dari : • Alat pengaman / alat pelindung diri yang kurang memadai. • Tidak mempergunakan alat pengaman / alat pelindung diri. • Sifat pekerjaan, cara kerja, lingkungan kerja dan proses kerja. • Peralatan / instalasi • Kondisi tidak baik seperti : dari ketinggian, licin, kasar, tajam, longgar dsb. • Rancangan / konstruksi yang tidak aman / tidak baik. • Penyimpanan, penimbunan barang/material yang tidak pada tempatnya. • Keadaan penerangan yang kurang memadai / kurang baik. • Peredaran udara yang kurang baik dsb.
  • 17. PENGARUH DAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA. Kerugian yang timbul akibat kecelakaan kerja, yaitu : 1. KERUGIAN YANG BERSIFAT NON EKONOMI. Berupa penderitaan sikorban baik berupa kematian, luka, cidera berat / ringan maupun penderitaan keluarga bila korban menderita cacat atau meninggal. 2. KERUGIAN YANG BERSIFAT EKONOMI. • Kerusakan peralatan, instalasi, mesin, bahan maupun bangunan. • Biaya perawatan dan pengobatan si korban. • Tunjangan kecelakaan. • Hilangnya waktu kerja. • Menurunnya jumlah maupun mutu produksi, (dalam hal ini pelayanan terhadap pelanggan ).
  • 18. PENGARUH DAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA. Akibat kecelakaan dapat berdampak / mempengaruhi terhadap : 1. YANG BERSANGKUTAN ( KORBAN ). 2. KELUARGA KORBAN. 3. PERUSAHAAN. 4. MASYARAKAT UMUM.
  • 19. PENGARUH KECELAKAAN KERJA TERHADAP KORBAN. • Penderitaan, sakit, meninggal. • Cacat badan / kehilangan sebagian anggota badan. • Tidak mampu mengerjakan pekerjaan semula. • Tidak mampu bekerja untuk selamanya. • Effek psychologis ( karena adanya cacat badan ). • Kehilangan pendapatan. • Tidak dapat / susah mengikuti kehidupan sosial yang baik.
  • 20. PENGARUH KECELAKAAN KERJA TERHADAP KELUARGA KORBAN. • Kehilangan seorang pencari nafkah. • Kehilangan seseorang yang dicintai.
  • 21. PENGARUH KECELAKAAN KERJA TERHADAP PERUSAHAAN. • Kehilangan pegawai yang terampil dan Kekurangan tenaga terampil. • Turunnya produksi / kualitas. • Kehilangan jam kerja. • Kerja lembur mengejar kehilangan / turunnya produksi. • Penggantian / perbaikan peralatan yang rusak. • Rehabilitasi pegawai yang mengalami kecelakaan. • Timbulnya biaya ganti rugi. • Membayar upah si korban selama korban tidak masuk kerja. • Mengeluarkan biaya pelatihan pegawai / pekerja yang baru. • Turunnya moral kerja pegawai.
  • 22. PENGARUH KECELAKAAN KERJA TERHADAP MASYARAKAT UMUM. • Dapat menimbulkan korban jiwa atau cacat pada masyarakat disekitarnya. • Dapat menimbulkan kerusakan lingkungan disekitarnya. • Dapat mengakibatkan kerugian harta benda masyarakat disekitarnya.
  • 23. PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja perlu dilakukan hal- hal antara lain : • Melatih ketrampilan pegawai secara tepat. • Belajar untuk mengantisipasi kecelakaan. • Turunnya produksi / kualitas. • Bekerja sama apabila tidak dapat melakukannya sendiri. • Inspeksi peralatan-peralatan. • Jangan paksakan bekerja apabila kondisi tidak memungkinkan. •Mengadakan investigasi kecelakaan secara teliti agar tidak terulang lagi. •Membuat/ menentukan standar-standar peralatan dan SOP (Standing Operation Prosedure ). Lanjut
  • 24. MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA Salah satu kendala dalam proses kerja adalah penyakit. Tidak masuk kerja karena urusan pribadi dapat diatasi dengan relatif mudah. Akan tetapi tidak masuk kerja karena penyakit akan membawa dua kali lipat kerugian bagi perusahaan karena : •Perusahaan akan kehilangan waktu kerja. •Perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk mengatasi penyakit tersebut. Dengan demikian pencegahan suatu penyakit akan jauh lebih menguntungkan daripada pengobatannya. Lanjut
  • 25. DUA KATAGORI PENYAKIT PEKERJA. Manajemen harus menyadari bahwa peningkatan produktivitas erat kaitannya dengan efisiensi dan prestasi kerja, efisiensi dan prestasi kerja tidak bisa terlepas dari kondisi tenaga kerja yang sehat, selamat dan sejahtera. Jadi peningkatan kesejahteraan dan keselamatan kerja harus dilengkapi dengan lingkungan yang sehat pula. Ada 2 (dua) kategori penyakit yang diderita tenaga kerja : Penyakit Umum, adalah : Semua penyakit yang mungkin dapat diderita oleh setiap orang. Penyakit Akibat kerja, adalah : Penyakit yang timbul setelah seorang pegawai yang semula terbukti sehat saat memulai pekerjaannya, dan menderita penyakit setelah lama melaksanakan pekerjaan tersebut. Langkah Pencegahan
  • 26. PENYAKIT AKIBAT KERJA. Yaitu suatu penyakit / keadaan kesehatan yang diakibatkan oleh rutinitas pekerjaan dan beberapa faktor penyebab yang khusus antara lain dari : ⇒ Faktor phisyk / pisik. ⇒ Faktor chemish / kimia. ⇒ Faktor biologis. ⇒ Faktor yang berhubungan dengan fisiologis. ⇒ Faktor yang berhubungan dengan hal yang fatal, psyk .
  • 27. PENYAKIT AKIBAT KERJA. Yang disebabkan oleh faktor physik / pisik antara lain dari : • Bunyi, getaran. Kebisingan. • Suhu ruang kerja • Radiasi Sinar ( sinar rongsen / sinar X dsb.). • Tekanan udara yang tinggi. • Penerangan yang kurang baik, • kelembaban udara ruang kerja.
  • 28. PENYAKIT AKIBAT KERJA. Yang disebabkan oleh faktor chemish / kimia antara lain dari : • Debu ( batubara, batu kapur dsb.). • Kabut ( hasil penyemprotan pestisida dsb.). • Gas ( karbon oksida, hidrogen sulfide dsb. ) • Uap ( amonia dsb.). • Cairan beracun ( pestisida dsb.). Yang disebabkan oleh faktor biologis antara lain dari : • Tumbuh-tumbuhan yang menimbulkan alergi ( jamur dsb.).
  • 29. PENYAKIT AKIBAT KERJA. Yang disebabkan oleh faktor fisiologis (anatomi tubuh) a.l dari : • Konstruksi mesin / peralatan yang tidak sesuai dengan mekanisme tubuh manusia. • Sikap kerja yang menyebabkan keletihan dan kelainan pisik. • Cara kerja yang membosankan atau meletihkan. Yang disebabkan oleh faktor psikologis ( jiwa ) a.l dari : • Proses kerja yang rutin dan membosankan. • Hubungan kerja yang terlalu menekan atau sangat menuntut. • Hubungan kerja yang serba kurang aman, dsb.
  • 30. DUA LANGKAH PENCEGAHAN PENYAKIT. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk pencegahan dan pengamanan penyakit akibat kerja antara lain dengan adanya :  Kesadaran manajemen untuk mencegah penyakit akibat  Pengaturan tata cara pencegahan penyakit akibat kerja. Untuk itu manajemen harus tetap menyadari bahwa peningkatan produktivitas sangat erat kaitannya dengan efisiensi dan prestasi kerja, maka peningkatan kesejahteraan dan keselamatan kerja harus dilengkapi pula dengan lingkungan kerja yang sehat.
  • 31. LANGKAH PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA. Kesadaran manajemen untuk mencegah penyakit akibat kerja. Partisipasi aktif manajemen sangat menentukan keberhasilan usaha-usaha pencegahan penyakit akibat kerja, karena manajemen harus memahami tugas operasional dan mampu untuk : • Memahami program pencegahan. • Memahami standar dan pencapaian standar. • Membina, mengukur dan mengevaluasi kinerja bawahannya.
  • 32. LANGKAH PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA. Sebab yang paling mendasar terhadap terjadinya penyakit akibat kerja, meliputi : ⇒ Kebijakan dan keputusan manajemen. ⇒ Faktor manusia. • Kurang pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman. • Tidak adanya motivasi. • Masalah pisik dan mental. ⇒ Faktor lingkungan. • Kurang atau tidak adanya standar. • Desain dan pemeliharaan yang kurang memadai. • Pemakaian yang abnormal. •Pengaturan tata cara pencegahan penyakit akibat kerja.
  • 33. TATA CARA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA. Beberapa tata cara pencegahan antara lain dengan selalu memperhatikan : ⇒ Substitusi yaitu mengganti pemakaian bahan-bahan berbahaya atau yang terbukti dapat menyebabkan penyakit secara cepat atau lambat dengan bahan yang lebih aman. ⇒ Isolasi yaitu melakukan pengisolasian terhadap tempat / proses yang bising maupun dalam pencampuran bahan / larutan yang dapat menimbulkan gas berbahaya. ⇒ Ventilasi penyedotan yaitu memasang kipas penghisap pada tertentu, agar gas berbahaya yang timbul cepat terhisap keluar atau ditukar dengan udara yang bersih. ⇒ Ventilasi Umum untuk memudahkan peredaran udara. ⇒ Alat pelindung yaitu pemakaian alat-alat pelindung tubuh atau sebagian dari tubuh yang harus dan wajib dipakai.
  • 34. TATA CARA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA. Beberapa tata cara pencegahan antara lain dengan selalu memperhatikan : ⇒Pemeriksaan kesehatan pra-karya yaitu pemeriksaan kesehatan umum dan khusus dari para pekerja/pegawai untuk mengidentifikasi kelemahan masing-masing pekerja sebelum ditempatkan pada tempat tugas selanjutnya. ⇒ Pemeriksaan kesehatan berkala yaitu pemeriksaan untuk mengidentifikasi sedini mungkin apakah faktor-faktor penyebab penyakit sudah menimbulkan gangguan atau kelainan terhadap pekerja. ⇒ Pemeriksaan kesehatan khusus yaitu pemeriksaan yang dilakukan apabila pekerja sudah menunjukan gejala-gejala yang dicurigai ada kaitannya dengan lingkungan kerjanya, agar dapat cepat ditangani lebih lanjut. ⇒ Penerangan pra-karya yaitu memperkenalkan kepada lingkungan pekerjaannya termasuk semua peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang diberlakukan. ⇒ Pendidikan K3 yaitu kewajiban pegawai supervisor / senior untuk menjalani pendidikan K3 secara berkala untuk meningkatkan kemampuannya dibidang K3, selanjutnya mendidik bawahannya dalam praktek sehari-hari.
  • 35. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Melaksanakan prosedur K3
  • 36. PROSEDUR KESELAMATAN KERJA ini mempunyai : • RUANG LINGKUP, pada semua pekerjaan di instalasi / peralatan tegangan tinggi maupun ekstra tinggi yang sudah tidak bertegangan. • Dengan TUJUAN untuk menghindari kesalahan akibat kelalaian para pekerja, pengawas, penanggung jawab pekerjaan maupun orang lain yang dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia maupun kerusakan peralatan / instalasi. • HARAPAN dapat terciptanya “ZERO ACCIDENT” dan “SAFETY PRODUCT” dalam setiap pelaksanaan pekerjaan instalasi / peralatan tegangan tinggi maupun ekstra tinggi.
  • 37. Dalam penerapan prosedur keselamatan kerja pada instalasi tegangan tinggi / ektra tinggi perlu adanya penunjukan seorang Penanggung Jawab Pekerjaan dan para pengawasnya dengan peran, tugas serta tanggung jawabnya masing- masing. Sesuai BUKU BIRU Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi TT / TET No. P3B/PRO/TIMSOP/B01/P3B edisi 01 pada BAB 2 halaman 5 pada : • Ayat 2.1 Pengorganisasian Kerja, dan tugas pengawasan tidak boleh dirangkap. • Ayat 2.4 Pedelegasian Tugas dapat diberikan kepada personil lainnya antara lain untuk Penanggung Jawab Pekerjaan, Pengawas Manuver, Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3 PENERAPAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA ( WORKING PERMIT )
  • 38. PERAN PENANGGUNG JAWAB DAN PARA PENGAWAS PADA PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA. PENGAWAS MANUVER ( PM ) PENGAWAS PEKERJAAN ( PK ) PENGAWAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( PK3 ) PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN TAHAPAN PROSEDUR KE
  • 39. WEWENANG PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN PERAN PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN antara lain : Bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian pekerjaan yang akan dan sedang dilaksanakan pada instalasi listrik TT/TET. Penanggung Jawab Pekerjaan adalah kuasa pemilik asset yaitu Manager Unit Pelayanan Transmisi ( UPT ). TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN antara lain sebagai berikut : Mengelola seluruh kegiatan pekerjaan yang meliputi Personil, Peralatan Kerja, Perlengkapan K3 dan material Pekerjaan. Melakukan Koordinasi dengan Unit lain yang terkait.
  • 40. WEWENANG PENGAWAS MANUVER PERAN PENGAWAS MANUVER a.l : bertugas sebagai pengawas terhadap proses manuver (pembebasan / pengisian tegangan) pada instalasi listrik TT/TET, sehingga keselamatan peralatan dan operasi sistim terjamin. Personil yang ditunjuk harus memiliki kualifikasi keahlian setingkat Operator Utama. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS MANUVER a.l : menjaga keamanan instalasi dan menghindari kesalahan manuver yang mungkin dilakukan oleh Operator GI / pelaksana manuver dengan cara sebagai berikut : Mengawasi pelaksanaan manuver. Mengawasi pemasangan dan pelepasan tagging di panel kontrol serta rambu-rambu pengaman / gembok di switch yard. Mengawasi pemasangan dan pelepasan sistim pentanahan.
  • 41. WEWENANG PENGAWAS PEKERJAAN PERAN PENGAWAS PEKERJAAN antara lain : bertugas sebagai pengawas terhadap proses pekerjaan pada instalasi listrik TT/TET. Personil yang ditunjuk harus memiliki kualifikasi keahlian minimal setingkat Juru Utama Pemeliharaan TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS PEKERJAAN antara lain mengawasi pelaksanaan pekerjaan instalasi litrik yang meliputi : Pemasangan dan pelepasan pentanahan lokal. Pemasangan dan pelepasan tagging, gembok dan rambu-rambu pengaman di switch yard. Menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan. Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan. Menunjuk personil pelaksana pekerjaan sebagai pelaksanan pengamanan instalasi listrik untuk memasang dan melepas taging, gembok dan rambu-rambu pengaman.
  • 42. WEWENANG PENGAWAS K3. PERAN PENGAWAS K3 antara lain : bertugas sebagai pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada pekerjaan instalasi listrik TT / TET, sehingga keselamatan manusia dan keselamatan instalasi listrik terjamin. Personil yang ditunjuk harus memiliki kualifikasi Pengawas K3. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS K3 antara lain : mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan cara sebagai berikut : Memeriksa kondisi personil sebelum bekerja. Mengawasi kondisi / tempat-tempat yang berbahaya. Pemasangan dan pelepasan tagging, gembok dan rambu-rambu pengaman. Mengawasi tingkah laku / sikap personil yang membahayakan diri sendiri atau orang lain. Mengawasi penggunaan perlengkapan Keselamatan Kerja.
  • 43. TAHAPAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PADA INSTALASI TEGANGAN TINGGI / EKTRA TINGGI. PERSIAPAN PEMBEBASAN TEGANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEKERJAAN SELESAI PEMBERIAN TEGANGAN TAHAP KESATU TAHAP KEDUA TAHAP KETIGA
  • 44. AKTIVITAS PENGAWAS MANUVER PADA TAHAP PERSIAPAN •Mempersiapkan dan mengisi Formulir No. 4, perihal MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN , termasuk didalamnya menggambar diagram satu garis berikut urutan manuvernya. •Mempersiapkan dan mengisi Formulir No. 7, perihal MANUVER PEMBERIAN TEGANGAN , termasuk didalamnya menggambar diagram satu garis berikut urutan manuvernya. Kembali ke Tahapan
  • 45. Formulir No. 4 PENGAWAS K3 PT PLN ( Persero) UBS P3B REGION JAWA TIMUR DAN BALI UNIT ……………….. LOKASI PEKERJAAN : NAMA PERALATAN : MACAM PEKERJAAN : HARI / TANGGAL : WAKTU : WIB. NO JAM Status ( Bila diperlukan, tambahkan lampiran single line diagram ) ………………………………….. URUTAN MANUVER Nama Peralatan DIAGRAM SATU GARIS PMT Pelaksana ManuverPengawas manuver PMS Line PMS Bus PMS Ground 1 ………………………. …………………………… Penanggung Jawab Pekerjaan 2 3 4 FORMULIR No. 4 A B 1 2 4 3 MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN INSTALASI TEGANGAN TINGGI PENGAWAS K3
  • 46. Formulir No. 7 Kembali ke Aktivitas PM PENGAWAS K3 PT PLN ( Persero) UBS P3B REGION JAWA TIMUR DAN BALI UNIT ……………….. LOKASI PEKERJAAN : NAMA PERALATAN : MACAM PEKERJAAN : HARI / TANGGAL : WAKTU : WIB. NO JAM Status ( Bila diperlukan, tambahkan lampiran single line diagram ) Penanggung Jawab Pekerjaan 1 2 3 4 4 PMS Ground PMS Line Pelaksana ManuverPengawas manuver PMS Bus PMT ………………………………….. URUTAN MANUVER Nama Peralatan DIAGRAM SATU GARIS ………………………. …………………………… FORMULIR. 7 4 3 A B 2 1 MANUVER PEMBERIAN TEGANGAN INSTALASI TEGANGAN TINGGI PENGAWAS K3
  • 47. AKTIVITAS PENGAWAS MANUVER PADA TAHAP PEMBEBASAN TEGANGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN • Mengadakan komunikasi dengan Dispactcher • Mengawasi pelaksanaan manuver. • Mengawasi pemasangan taging di panel kontrol serta rambu pengaman / gembok di switch yard. • Mengawasi pemasangan sistim pentanahan. • Mengisi dan menanda tangani Formulir No. 4, perihal “MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN”. • Mengisi dan menanda tangani Formulir No. 5, perihal “PERNYATAAN BEBAS TEGANGAN”.
  • 48. Formulir No. 4 Pada tahapan pembebasan tegangan, pelaksanaan eksekusi oleh Operator Pelaksana Manuver harus mengikuti urutan manuver pada Form. No.4 yang sudah direncanakan oleh Pengawas Manuver. PT PLN ( Persero) UBS P3B REGION JAWA TIMUR DAN BALI UNIT ……………….. LOKASI PEKERJAAN : NAMA PERALATAN : MACAM PEKERJAAN : HARI / TANGGAL : WAKTU : WIB. NO JAM Status ( Bila diperlukan, tambahkan lampiran single line diagram ) ………………………………….. URUTAN MANUVER Nama Peralatan DIAGRAM SATU GARIS PMT Pelaksana ManuverPengawas manuver PMS Line PMS Bus PMS Ground 1 ………………………. …………………………… Penanggung Jawab Pekerjaan 2 3 4 FORMULIR No. 4 A B 1 2 4 3 MANUVER PEMBEBASAN TEGANGAN INSTALASI TEGANGAN TINGGI PENGAWAS K3
  • 49. AKTIVITAS PENGAWAS MANUVER PADA TAHAP PEMBERIAN TEGANGAN • Mengadakan komunikasi dengan Dispactcher. • Mengawasi pelepasan sistim pentanahan. • Mengawasi pelepasan taging di panel kontrol serta rambu pengaman / gembok di switch yard. • Mengawasi pelaksanaan manuver. • Menanda tangani Formulir No. 6, perihal “PERNYATAAN PEKERJAAN SELESAI” • Menanda tangani dan mengisi Formulir No. 7, perihal “MANUVER PEMBERIAN TEGANGAN”. Kembali ke Tahapan
  • 50. PT PLN ( Persero) UBS P3B REGION JAWA TIMUR DAN BALI UNIT ……………….. LOKASI PEKERJAAN : NAMA PERALATAN : MACAM PEKERJAAN : HARI / TANGGAL : WAKTU : WIB. NO JAM Status ( Bila diperlukan, tambahkan lampiran single line diagram ) Penanggung Jawab Pekerjaan 1 2 3 4 4 PMS Ground PMS Line Pelaksana ManuverPengawas manuver PMS Bus PMT ………………………………….. URUTAN MANUVER Nama Peralatan DIAGRAM SATU GARIS ………………………. …………………………… FORMULIR. 7 4 3 A B 2 1 MANUVER PEMBERIAN TEGANGAN INSTALASI TEGANGAN TINGGI Formulir No. 7 •Pada tahapan pemberian tegangan, pelaksanaan eksekusi oleh Operator Pelaksana Manuver harus mengikuti urutan manuver pada Form. No.7 yang sudah direncanakan oleh Pengawas Manuver. Ke Aktivitas PM pemberian PENGAWAS K3
  • 51. PENDELEGASIAN TUGAS PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN PENDELEGASIAN TUGAS dapat diberikan kepada pejabat atau personil yang mempunyai kemampuan, dalam hal : 1. Personil yang ditunjuk berhalangan melaksanakan tugasnya. 2. Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa pengawas. UNTUK TUGAS PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN dapat didelegasikan / diberikan kepada : Asisten Manager Pemeliharaan ( ASMANHAR ). Ahli Muda ( AM ) bidang terkait dengan catatan kedua pejabat tersebut tidak sedang menjadi pengawas lainnya ( tidak merangkap).
  • 52. PENDELEGASIAN TUGAS PENGAWAS MANUVER PENDELEGASIAN TUGAS dapat diberikan kepada pejabat atau personil yang mempunyai kemampuan, dalam hal : 1. Personil yang ditunjuk berhalangan melaksanakan tugasnya. 2. Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa pengawas. UNTUK TUGAS PENGAWAS MANUVER dapat didelegasikan / diberikan kepada : Operator Utama. Personil yang mempunyai pengalaman dan keahlian dalam bidang manuver.
  • 53. PENDELEGASIAN TUGAS PENGAWAS PEKERJAAN PENDELEGASIAN TUGAS dapat diberikan kepada pejabat atau personil yang mempunyai kemampuan, dalam hal : 1. Personil yang ditunjuk berhalangan melaksanakan tugasnya. 2. Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa pengawas. UNTUK TUGAS PENGAWAS PEKERJAAN dapat didelegasikan / diberikan kepada : Personil yang mempunyai ketrampilan, pengalaman dan keahlian dalam bidang Pemeliharaan.
  • 54. PENDELEGASIAN TUGAS PENGAWAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) PENDELEGASIAN TUGAS dapat diberikan kepada pejabat atau personil yang mempunyai kemampuan, dalam hal : 1. Personil yang ditunjuk berhalangan melaksanakan tugasnya. 2. Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa pengawas. UNTUK TUGAS PENGAWAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) dapat didelegasikan / diberikan kepada : Personil yang mempunyai pengalaman dan keahlian dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ).
  • 55. Formulir No. 5 PT PLN ( PERSERO) UBS P3B REGION JAWA TIMUR DAN BALI UNIT ….. Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Jabatan : sebagai Pengawas Manuver pada instalasi tegangan tinggi Unit : Lokasi GI : Menyatakan bahwa pada hari ini : Hari / Tanggal : Waktu Pelaksanaan : Peralatan tersebut dibawah ini sesuai dengan rencana sudah dibebaskan dari tegangan dan sudah diperiksa serta dilaksanakan dengan baik. Peralatan / Instalasi yang aman untuk dikerjakan adalah sebagai berikut : 1 Diisi nama-nama peralatan yang dibebaskan 2 3 4 5 6 dan seterusnya Catatan : Pengawas Manuver dan Pengawas Pekerjaan agar menjalin komunikasi audio ( a.l, : handy talky, transceiver, telepon ) apabila pelaksanaan pekerjaan berada diluar jangkauan pengamatan operator Gardu Induk. D:DATAWORKINGPERMIT.EX Yang menerima pernyataan : Untuk keselamatan kerja pasanglah pentanahan lokal ( ……………………………….. ) ( ……………………………….. ) Yang memberi pernyataan : Pengawas Pekerjaan Pengawas Manuver PERALATAN SELAIN TERSEBUT DIATAS MASIH BERBAHAYA. Formuli No. 5 PERNYATAAN BEBAS TEGANGAN YANG MENERIMA PERNYATAAN (…………………..) PENGAWAS PEKERJAAN YANG MEMBERI PERNYATAAN (…………………..) PENGAWAS MANUVER YANG MENYAKSIKAN PERNYATAAN (…………………..) PENGAWAS K3