1. Sub Pokok Bahasan 1
Persiapan Pendataan Keluarga dan Definisi Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dimulai dengan integrasi ke
dalam Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan. Integrasi ini dengan sendirinya akan
mendorong manajemen aspek-aspek lain untuk mendukung pelaksanaan PIS-PK.
Manajemen Program/Pelayanan Kesehatan Puskesmasdilaksanakan melaluitigatahapan,yaitu
Perencanaan(P1),Penggerakan-Pelaksanaan(P2),danPengawasan-Pengendalian-Penilaian (P3).
Perencanaan (P1) adalah tahap menyusun rencana usulan kegiatan (RUK) dan rencana
pelaksanaankegiatan (RPK) yangdidasari olehfakta dan data. Penggerakan-Pelaksanaan(P2)
adalah tahap melaksanakan hal-hal yang sudah tercantum dalam RPK dan mendorong
pencapaiannya melalui lokakarya mini (lokmin) secara berkala. Pengawasan-Pengendalian-
Penilaian (P3) adalah tahap memantauperkembanganpencapaian(yangjugadilakukanmelalui
lokmin berkala), melakukan koreksi pelaksanaan kegiatan, dan menilai pencapaian kegiatan
pada pertengahan dan akhir tahun. Penguatan manajemen Puskesmas melalui pendekatan
keluarga akan terjadi baik dalam tahap P1, tahap P2, maupun tahap P3.
Gambar 1. Tahapan kegiatan PIS-PK
Pada gambar 1 dijelaskanterkaittahapankegiatanPIS-PKdi Puskesmas.Dimanaprosestersebut
akan terus berulang dari satu tahapan ke tahapan berikutnya. Pada materi ini akan dibahas
bagaimana melakukan persiapan pendataan keluarga.
1. Alur pelaksanaan
2. Keberhasilan pendataan tentunya tidak lepas dari persiapan yang baik. Tahap persiapan
merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai tahapan pengumpulan data dan
pengolahannya.Padatahappersiapaninidisusunhal-hal pentingyangharussegeradilakukan
dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Sosialisasi
Keberhasilanpelaksanaanpendekatankeluarga olehPuskesmasdalam rangka Program
Indonesia Sehat memerlukanpemahamandan komitmen yang kuat dari seluruh tenaga
kesehatan di Puskesmas. Selain itu, diperlukan dukungan yang kuat dari para pengambil
keputusan dan kerjasama dari berbagai sektor di luar kesehatan di tingkat kecamatan.
Puskesmas perlu melakukan sosialisasi tentang Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga secara terencana dan tepat sasaran. Sosialiasi penguatan
puskemas dengan pendekatan keluarga dilaksanakan pada dua bagian yaitu sosialisasi
internal dan sosialisasi eksternal.
Pada internal puskesmas Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab pelaksanaan
pendekatan keluarga di Puskesmas wajib mensosialisasikan PIS-PK kepada semua
tenaga kesehatan di Puskesmas, termasuk yang ada di jejaring seperti Puskesmas
pembantu (Pustu), Puskesmas keliling (Pusling), bidan di desa, dan lain-lain. Mereka
diberikan pengetahuan dan persamaan persepsi terkait indikator-indikator yang ada di
PIS-PK.Selainitujugadiberikanpembekalanbagaimanamelakukanpendataanyangbaik
di lapangan.
Untuk eksternal sosialisasi dilakukan kepada camat, Ketua RT/RW, Lurah/Kepala Desa,
ketua-ketua organisasi kemasyarakatan seperti PKK, dan pemuka-pemuka masyarakat
agar pelak- sanaan pendekatankeluargamendapat dukungandari masyarakat.Dengan
sosialisasi ini diharapkan para apparat pemerintah tersebut bisa meneruskannya ke
masyarakatagar merekadapatmenerimaketikaadapetugasyangdatangkerumahuntuk
melakukan pendataan.
b. Pengadaan sarana dan Prasarana
Dalamrangkamendukungpelaksanaanpendataanmakadiperlukanbeberapasaranadan
prasarana yang harus disiapkan:
1. SK TIMsebagai dasar hukum tim melakukan tugas
2. Android untuk melakukan inputasi data
3. Stiker untuk penanda bahwa rumah tangga tersebut telah dilakukan pendataan dan
tanda status keluarga (sehat, pra-sehat, sehat)
4. Name tag sebagai identitas saat pendataan di masyarakat
5. Kuesioner
6. PINKESGA (Paket Informasi Kesehatan Keluarga)
Pelaksanaan pendekatan keluarga ini dapat dibiayai dari beberapa sumber
pembiayaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
3. 1. Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD)
2. Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN)
a. Dana Dekonsentrasi
Dana dekonsentrasi diberikan kepada provinsi. Dana tersebut dapat dimanfaat-
kan untuk menunjang pelaksanaan program di Puskesmas.
b. Dana alokasi khusus (DAK) fisik dan non fisik (BOK)
c. Dana dari pemanfaatan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional. Mengacu
pada PeraturanMenteri Kesehatan tentang Penggunaan DanaKapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional pada FasilitasKesehatan Tingkat Pertama(FKTP) Milik Pemerintah
Daerah.
d. Alokasi dana desa (ADD)
3. Dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
seperti: Sumber dana lainnya yang berasal dari masyarakat seperti donator,
Corporate Social Responsibility (CSR).
c. Kegiatan pendataan PIS-PK
Pada tahap ini Ketua tim membuat matriks kegiatan dan time tabelnya. Jadi Puskesmas
memiliki target kapan pendataan akan selesai dilaksanakan. Selain itu melakukan
inventarisasi data jumlah keluarga di wilayah kerja Puskesmas berkoordinasi dengan
kelurahan,kecamatan, sertadatakependudukandancatatansipil.Hal ini dilakukanguna
memudahkan petugasagar memiliki bekal rumah tangga mana saja yang akan didatangi
dan perbekalanlogistikyangcukup.Walaupunnantinyaharusdilakukankonfirmasiulang
terhadap seluruh keluarga yang didata.
Pembagian wilayah pendataan, SDM yang bertanggungjawab per wilayah, dan jadwal
kunjungan perlu dibuat sehingga tidak mengganggu kegiatan pelayanan di Puskesmas.
Monitoringdanevaluasi olehKetuatimdi setiappekanataubulansangatdiperlukanagar
pendataan dapat dilakukan lebih baik dan efisien dikemudian hari.
d. Manajemen Data
Setelah melakukan pendataan bisa dilakukan penjadwalan untuk entry data ke dalam
aplikasi PIS-PK. Hal ini menyesuaikan dengan kemudahan sinyal internet di Puskesmas,
apakah bisa dilakukan dimana saja atau harus dipusatkan di Puskesmas. Jika seluruh
keluarga sudah diambil datanya maka bisa dilanjutkan dengananalisis per indikator dan
penghitungannilai IKSdari masing-masingkeluargadanwilayah.Datatersebutkemudian
diberikanke pemegangprogramagar dapat dibuat perencanaan dan prioritas kegiatan.
Sebagai gambaran, bahwa kegiatan pendataan ini meliputi wawancara, observasi dan
pengukurantensi dengansasaran seluruhkeluargayangadadi setiapwilayahkerjaPuskesmas.
Sehinggadiharapkanpetugasbetul-betulmendatangirumah respondenagarbisamendapatkan
informasi langsung dan valid kondisi keluarga tersebut. Bangunan yang tidak didata adalah
asrama (tangsi), penjara/lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan, panti asuhan dan
sejenisnya.Seluruhanggotakeluargawajibdiwawancarakecualianakkecil ataulansiayangbisa
diwakiliolehorangtuanya. Waktupelaksanaankunjungankeluargajugaperludiperhatikanagar
petugas bisa mewawancarai seluruh keluarga dalam satu kali kunjungan. Sebagai contoh
4. misalnya mayoritas penduduk adalah petani maka pendataan bisa dilakukan sebelum mereka
berangkatke lading/kebun/sawahataupadasore/malamhari saatmerekasudahada dirumah.
Untuk kuesioner terbagi menjadi 5 bagian : Pengenalan tempat yang berisi karakteristik
responden, Keterangan keluarga (pertanyaan terkait indikator yang ada pada keluarga),
keterangan pengumpul data, keterangan anggota keluarga (nama, usia, jenis kelamin,
pendidikandll),keteranganindividu(pertanyaan-pertanyaanyangditanyakanke masing-masing
individu dengan berbagai kriteria. Lebih lanjut mengenai kuesioner akan dibahas pada sub
bahasan berikutnya.
Petugas yang melakukan pendataan adalah pegawai puskesmas seperti Bidan, Perawat,
Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Tenaga Kesmas/Kesling, Tenaga Gizi, dan Analis Kesehatan.
Petugastersebutakanmempunyaibinawilayah(binwil) sehinggamemudahkannantinyadalam
pengorganisasiandi lapangan,komunikasi dengan lintas sektor dan tanggungjawab kegiatan.
2. Definisi Keluarga
Mengacu pada Pedoman Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Litbangkes Tahun 2013.
Keluargaadalahunitterkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluargadan beberapa
orangyangberkumpul sertatinggaldi suatutempat,dibawahsatuatapdalamkeadaansaling
bergantung. Pada pendataanini,keluargadikategorikanmen- jadi duajenis,yaitukeluarga
inti (nuclear family) dan keluarga besar (extended family).
a. keluarga inti, adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yangterdiri dari suami,istri,dananak- anakbaikkarenakelahiran(natural)
maupun adopsi.
b. keluarga besar, adalah keluarga inti ditambah orang lain yang memiliki hubungan
darah (misalnyakakek,nenek,bibi,paman, dan lain-lain) danjugayang tidakmemiliki
hubungandarah tetapi ikuttinggal atau bermaksudtinggal selamaminimal 6bulandan
makan dalam keluarga tersebut (pem- bantu, supir, dan lain-lain). keluarga besar
dapat terdiri atas beberapa keluarga inti.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada saat melakukan pendataan terdapat beberapa hal
yang perlu dicermati, yakni:
a. Jikadalam satubangunan rumahterdiridari satuatau lebihkeluargainti/keluargabesar,
makanama kepala keluargatidaksecara langsungdiambil dari kartukeluargamelainkan
diambil berdasarkan status kepala keluarga di setiap keluarga inti/keluarga besar.
b. Anggota keluarga (AK) adalah semua orang yang menjadi bagian dari keluarga dan
tinggal di keluarga tersebut, yang dijumpai pada waktu periode pendataandi setiap
wilayah. Kepala keluarga sekaligus adalah juga AK. Orang yang telah tinggal di suatu
keluargaselama6bulanataulebih,atauyangtelahtinggaldi keluargakurangdari 6bulan
tetapi berniat tinggal di keluarga tersebut selama 6 bulan atau lebih, dianggap sebagai
AK. Anggota keluarga yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih dan AK yang
bepergiankurangdari 6 bulantetapi dengan tujuanpindah/akanmeninggalkankeluarga
selama 6 bulan atau lebih, dianggap bukan AK.
c. Pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun yang tinggal dan atau makan di rumah
majikannyadianggapsebagai AKmajikannya.Tetapijikahanyamakansaja(tidaktinggal),
dianggap bukan AK majikannya.
5. d. Bangunan sensus atau rumah tangga yang bukan rumah tangga biasa (RS, lembaga
pemasyarakatan, panti sosial, asrama, pasar, dan lain-lain sesuai definisi BPS), tidak
diambil datanya.
e. Penghuni rumahkostyang≤ 15 orang (termasukAKpemilik kost),dimasukkanke dalam
satu Prokesga.
f. Dalam kasuspemilikkosttinggaldi bangunan yang sama dengan peng- hunikost,maka
apabila satu kamar diisi lebih dari satu orang dengan hubungan keluarga baik
suami/isteri/anak/sepupu/kakak/adik, semuanya dimasukkan ke dalam satu Prokesga.
g. Apabilapenghunikosttinggal di bangunan yangterpisahdari pemilikkost,makamereka
didata sebagai keluarga tersendiri.
Sebagai contohbiladalamsatu rumahterdiri dari Kakek,Nenek,Ayah,Ibu,Anak,Keponakan
(umur 10 tahun) dan Pembantu.Maka di dalam rumah ini akan didata menjadi keluargainti
yaitu: Keluarga inti pertama terdiri dari Kakek dan Nenek, Keluarga inti kedua terdiri dari
Ayah,Ibu dan Anak, bagaimana dengan keponakan dan pembantu???
Keponakan dan pembantu bisa menjadi anggota keluarga pertama atau keluarga kedua
tergantung menjadi tanggungan keluarga yang mana.