Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013. Pendidikan kepramukaan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui penanaman nilai-nilai kepramukaan dan peningkatan keterampilan. Terdapat tiga model pelaksanaan kegiatan kepramukaan yaitu model blok, model aktualisasi, dan model reguler di gugus depan. Pendidikan kepramukaan dievalu
6. 1. Pengembangan potensi peserta didik dapat
diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang merupakan salah satu kegiatan dalam
program kurikuler.
2. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program
kurikuler yang alokasi waktunya tidak
ditetapkan dalam kurikulum.
3. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan
perangkat operasional (supplement dan
complements) kurikulum, yang perlu disusun
dan dituangkan dalam rencana kerja
tahunan/kalender pendidikan satuan
pendidikan
LATAR BELAKANG
7. DEFINISI OPERASIONAL
Ekstrakurikuler adalah kegiatan
pendidikan yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam
belajar kurikulum standar
sebagai perluasan dari kegiatan
kurikulum dan dilakukan di
bawah bimbingan sekolah
dengan tujuan untuk
mengembangkan
kepribadian, bakat, minat,
dan kemampuan peserta
didik yang lebih luas atau di
luar minat yang dikembangkan
oleh kurikulum.
9. PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
Ekstrakurikuler wajib merupakan
program ekstrakurikuler yang harus
diikuti oleh seluruh peserta didik,
terkecuali bagi peserta didik dengan
kondisi tertentu yang tidak
memungkinkannya untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut
Pendidikan Kepramukaan
mengajarkan banyak nilai-nilai, mulai
dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan,
kepemimpinan, kebersamaan, sosial,
kecintaan alam, hingga kemandirian.
11. KONSEPTUAL PEND. KEPRAMUKAAN
Lokus normatif Eks. Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam Kurikulum 2013,
berada pada irisan konseptual-normatif Undang-Undang No. 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Undang-Undang No. 12 tahun 2010
Tentang Gerakan Pramuka.
12. KONSEPTUAL PEND. KEPRAMUKAAN
Secara substantif-pedagogis, irisan menunjukkan bahwa filosofi dan tujuan
Pendidikan Nasional memiliki koherensi dengan tujuan Gerakan Pramuka,
keduanya mengusung komitmen kuat terhadap penumbuh-kembangan sikap
spiritual, sikap sosial, dan keterampilan/ kecakapan sebagai insan dan warga
negara Indonesia dalam konteks nilai dan moral Pancasila.
13. Disain Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan dalam
konteks Kurikulum 2013 :
proses aktualisasi dan
penguatan capaian
pembelajaran Kurikulum 2013,
ranah sikap dalam bingkai KI-
1, KI-2, dan ranah
keterampilan dalam KI-4,
sepanjang yang bersifat
konsisten dan koheren dengan
sikap dan kecakapan
Kepramukaan.
terjadi proses saling interaktif
dan saling menguatkan
(mutually interactive and
reinforcing.)
KONTEKS KURIKULUM 2013
14. PROGRAMATIK EKSTRAKURIKULER WAJIB
No Nama Model Sifat
Pegorganisasian
Kegiatan
1. Model Blok
Wajib, setahun sekali,
berlaku bagi seluruh
peserta didik, terjadwal,
penilaian umum
Kolaboratif
Bersifat intramural atau
ekstramural (di luar
dan/atau didalam
lingkungan satuan
pendidikan)
2.
Model
Aktualisasi
Wajib, rutin, terjadwal,
berlaku untuk seluruh
peserta didik dalam
setiap kelas,
penjadwalan, dan
penilaian formal
Pembina Pramuka
Bersifat intramural
(dalam lingkungan
satuan pendidikan)
3.
Reguler di
Gugus Depan
Sukarela, berbasis minat Sepenuhnya dikelola oleh
Gugus Depan Pramuka pada
satuan pendidikan.
15. KARAKTERISTIK MODEL BLOK
1 • Diikuti oleh seluruh siswa
2 • Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran
3
• Untuk kelas I, kelas VII dan kelas X diintegrasikan di dalam Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
4
• Untuk SD/MI dilaksanakan selama 18 Jam, SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam
5
• Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua
Mabigus.
6 • Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku
Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu
oleh Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka)
16. KARAKTERISTIK MODEL AKTUALISASI
Diikuti oleh seluruh siswa
Dilaksanakan setiap satu
minggu satu kali
Setiap satu kali kegiatan
dilaksanakan selama 120 menit
1
2
3
18. MUATAN NILAI SIKAP DAN KETERAMPILAN
1. Beriman
2. Kebhinneka-
tunggalikaan
3. Toleransi
4. Kebersamaan
5. Syukur
6. Disiplin
7. Tanggung-jawab
8. Percaya diri
9. Berani
10. Cinta tanah air
11. Pemaaf
12. Jujur
13. Ksatria
14. Rela berkorban
15. Teladan
16. Sadar kewajiban dan
hak
17. Demokratis
18. Cakap
19. Peduli
20. Santun Kritis
21. Sopan
22. Cekatan
23. Peka
24. Tanggap
25. Komunikatif
26. Mandiri
27. Cermat
28. Taat aturan
29. Rasa ingin tahu
30. Pantang
menyerah
31. Berpikir logis
32. Kreatif
33. Inovatif
34. Produktif
35. Menghargai
36. Ilmiah
37. Tekun
38. Hati-hati
39. Terbuka
40. Bijaksana
41. Bersahaja
42. Rasa kebangsaan
43. Estetis
44. Gotong-royong
45. Partisipatif
46. Imajinatif
47. Citra diri
48. Sadar bahaya
49. Kerjasama
50. Sadar
51. Berbagi
52. Sportif
53. Cinta tradisi
19. MUATAN NILAI SIKAP DAN KECAKAPAN
1. Keimanan kepada Tuhan YME
2. Ketakwaan kepada Tuhan YME
3. Kecintaan pada alam
4. Kecintaan kepada sesama
manusia
5. Kecintaan kepada tanah air
Indonesia
6. Kecintaan kepada bangsa
Indonesia
7. Kedisiplinan
8. Keberanian
9. Kesetiaan
10.Tolong menolong
11.Bertanggungjawab
12.Dapat dipercaya
13.Jernih dalam
berpikir
14.Jernih dalam
berkata
15.Jernih dalam
berbuat
16.Hemat
17.Cermat
18.Bersahaja
19.Rajin
20.Terampil
20. POLA DAN RINCIAN KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
C
21. POLA KEGIATAN
Upacara Pembukaan dan
Penutupan Kegiatan
Perindukan Siaga
Pasukan Penggalang
Ambalan Penegak
Keterampilan
Kepramukaan (Scouting
Skill)
Simpul dan Ikatan (Pioneering)
Mendaki Gunung (Mountenering)
Peta dan Kompas (Orientering)
Berkemah (Camping)
Wirausaha
Belanegara
Teknologi
Komunikasi
1
2
22. RINCIAN KEGIATAN
Berbaris
Memimpin
Berdoa
Janji
Memberi hormat
Pengarahan
Refleksi
Dinamika kelompok
Permainan
Menghargai teman
Berkomunikasi
Menolong
Berempati
Bersikap adil
Cakap berbicara
Cakap motorik
Kepemimpinan
Konsentrasi
Sportivitas
Simpul dan ikatan
tanda jejak,
sandi dan isyarat,
jelajah
kompas
23. RINCIAN KEGIATAN
peta
memasak
tenda
PPGD
KIM
menaksir
halang rintang
Teknologi Tepat Guna
bakti
lomba
hastakarya
25. METODE PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
a. Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan
Pramuka
b. Belajar sambil melakukan (Learning by Doing)
c. Sistem kelompok (beregu)
d. Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan
yang sesuai dengan perkembangan rohani dan
jasmani peserta didik.
e. Kemitraan dengan anggota Dewasa
f. Sistem tanda kecakapan
g. Sistem satuan terpisah putra dan putri
h. Kiasan dasar
28. MODEL BLOK
Peserta Didik dibagi dalam beberapa
kelompok, setiap kelompok didampingi oleh
seorang Pembina Pramuka dan atau
Pembantu Pembina
Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan
Orientasi Pendidikan Kepramukaan.
Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan
Pembina Pramuka membantu pelaksanaan
kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan.
1
2
3
29. MODEL AKTUALISASI
Guru kelas/Guru Mata Pelajaran
mengidentifikasi muatan-muatan pembelajaran
yang dapat diaktualisasikan di dalam kegiatan
Kepramukaan
Guru menyerahkan hasil identifikasi muatan-
muatan pembe-lajaran kepada Pembina
Pramuka untuk dapat diaktualisasikan dalam
kegiatan Kepramukaan
Setelah pelaksanaan kegiatan Kepramukaan,
Pembina Pramuka menyampaikan hasil kegiatan
kepada Guru kelas/Guru Mata Pelajaran.
1
2
3
31. CAKUPAN PENILAIAN
Penilaian dilakukan secara kualitatif
Kriteria keberhasilan ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan
Peserta didik diwajibkan mendapatkan nilai
minimal baik pada setiap semester
Nilai yang diperoleh pada kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib Pen-didikan Kepramukaan berpengaruh
terhadap kenaikan kelas peserta didik
Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai
minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus
untuk mencapai nilai baik
33. PROSES PENILAIAN
dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam proses
pembelajaran
menitikberatkan pada ranah nilai sikap, Keterampilan kepramukaan
merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan kepramukaan
itu sendiri.
penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan Kompetensi
Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran sebagai
penguatan yang bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam
Kurikulum 2013
Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru Matapelajaran,
pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka
Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru Matapelajaran
selaku Pembina Pramuka.
35. PRAMUKA
adalah warga negara Indonesia
yang aktif dalam pendidikan
kepramukaan serta mengamalkan
Satya Pramuka dan Darma
Pramuka;
36. Golongan Pramuka
• Pramuka Siaga adalah anggota Gerakan
Pramuka rentang usia 7 sampai 10 tahun;
• Pramuka Penggalang adalah anggota Gerakan
Pramuka rentang usia 11 sampai 15 tahun;
• Pramuka Penegak adalah anggota Gerakan
Pramuka rentang usia 16 sampai 20 tahun;
• Pramuka Pandega adalah anggota Gerakan
Pramuka rentang usia 21 sampai 25 tahun;
37. KEPRAMUKAAAN
Adalah proses pendidikan di luar lingkungan
sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam
bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam
terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya
pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur
(SK. Kwarnas No. 231 Thn 2007)).
41. Tunggal di atas plural di bawah berarti bahwa secara nasional
(kwartir) hanya ada satu organisasi gerakan pramuka,
sedangkan di tingkat gugus depan (berbasis sekolah dan
berbasis komunitas) mengakomodasi semua aspirasi, baik
meliputi kewilayahan, agama, profesi maupun kesamaan hobi.
BENTUK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
43. Lanjutan
• Kegiatannya dilaksanakan melalui Gugus Depan (Gudep)
• Gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah dan
merupakan upaya pembinaan melalui proses kegiatan
belajar dan mengajar di sekolah. Melalui pendidikan
kepramukaan ini dapat dilakukan pembinaan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan
bernegara berdasarkan Pancasila, pendidikan pendahuluan
bela negara, kepribadian dan budi pekerti luhur,
berorganisasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegaran
jasmani dan daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni,
tenggang rasa dan kerjasama.
• Pembina Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan
Pramuka. Pembina bertugas merencanakan,
melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan
kepramukaan di tingkat Gugus Depan.
44. Pengertian (Lanjutan)
• Gugus Depan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi
terdepan penyelenggara pendidikan kepramukaan;
• Kwartir adalah satuan organisasi pengelola Gerakan Pramuka
yang dipimpin secara kolektif pada setiap tingkatan wilayah;
• Regu adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia
antara 11-15 tahun yang disebut Pramuka Penggalang;
• Pasukan adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka
Penggalang yang menghimpun regu dan dipimpin oleh
Pembina Pasukan;
• Ambalan adalah satuan gerak untuk golongan Pramuka
Penegak, yang menghimpun sangga dan dipimpin oleh
Pradana dengan pendamping Pembina Ambalan;
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”.
Dalam memenuhi harapan berdasarkan philosophi, maka sekolah dan lingkungannya dibina dan dikembangkan antara lain melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan Umum UKS Meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui Peningkatan derajat Kesehatan, melalui tiga program pokok UKS, yaitu (1) Pendidikan Kesehatan (2) Pelayanan Kesehatan (3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
Dalam memenuhi harapan berdasarkan philosophi, maka sekolah dan lingkungannya dibina dan dikembangkan antara lain melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan Umum UKS Meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui Peningkatan derajat Kesehatan, melalui tiga program pokok UKS, yaitu (1) Pendidikan Kesehatan (2) Pelayanan Kesehatan (3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”.
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”.
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”.
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”.
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”.
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”.