SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
PESANTREN SALAF DALAM SISTEM DAN 
KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL 
(BAHAN DISKUSI DI BALAI LITBANG 
KEMENTERIAN AGAMA JAKARTA) 
Oleh Ahmad Baso
KARAKTER PESANTREN 
SALAF 
Pesantren bukan semata “pendidikan Islam’. 
Tapi pendidikan karakter yang hidup dalam 
konteks berbangsa, yang bergumul dan saling 
mengisi dengan hakikat dan jatidiri bangsa ini, 
serta berproses ke dalam satu cara beragama 
dimana yang dipromosikan adalah “Amrih 
mashlahate kawulanίng Allah sedaya sarta 
amrίh karaharjane negari lestarίne agamί 
Islam” (Berjuang untuk kepentingan 
kemaslahatan para hamba Allah semua, untuk 
kesejahteraan negeri, serta untuk kepentingan 
kelestarian agama Islam) [kutipan dari Kiai 
Maja]
TUJUAN 
PESANTREN : 
CHARACTER BUILDING DAN 
NATION BUILDING 
Karena mengarah pada kesinambungan memori bangsa dan 
pemeliharaan sumber-sumber kekuatan bangsa ini, maka 
pesantren menjadi alat dan mekanisme efektif dan satu-satunya 
(perhatikan: satu-satunya dan tidak tertandingi oleh sistem 
manapun) untuk mengembangkan segenap kekuatan dan 
potensi sumber daya bangsa ini di masa depan, yang nanti akan 
dituangkan dalam berbagai displin pengetahuan dan dalam unit-unit 
pengajaran 
Pesantren adalah sarana untuk membentuk kemampuan bekerja 
penduduk negeri ini, dan juga sebagai sarana yang utama untuk 
memahami pengalaman bangsa-bangsa di dunia ini, untuk 
menguji berbagai kecenderungan (paham, aliran, ideologi, 
politik) di dunia ini, serta untuk memahami dan membentuk 
karakter khusus bangsa kita dengan sebuah pandangan untuk 
membangkitkan segenap kekuatan mereka ke depan dengan 
sebuah pandangan yang optimis dan kritis
PESANTREN SALAF ADALAH 
PERGURUAN ASLI BANGSA 
INDONESIA 
“Lihatlah buah dari perguruan asli kita [pesantren] itu, coba bercakap 
dengan kiai-kiai itu, sungguh mengherankan pada siapa yang berdekatan 
dengan mereka, logic mereka, pengetahuan mereka yang didapati dari 
buku-buku yang dipelajari mereka, pengetahuan yang sungguh ‘hidup’. 
Janganlah orang memandang ‘cara mengaji’ saja yang oleh beberapa 
debaters dipandang buruk itu. Timbanglah juga semua keuntungan dan 
kerugian yang didapati secara perguruan pesantren itu dan yang didapati 
secara Barat dan lazim pada waktu ini, barulah orang mendapat 
bandingan yang sepadan. Bandingkan kegembiraan orang-orang yang 
hanya keluaran pesantren dengan orang didikan cara yang lazim 
sekarang. Orang akan heran bahwa mereka yang disebut pertama itu 
biasa memasuki semua lapangan pekerjaan, bisa menduduki pekerjaan-pekerjaan 
yang seakan-akan bersifat merdeka, sedang angan-angan 
anak-anak kita zaman sekarang hanya akan mencari pemburuhan [yakni 
sebagai pegawai adminsitrasi atau kuli yang digaji – AB], kebanyakan. 
--- Dr. Soetomo, pendiri Boedi Oetomo, dalam Polemik Kebudayaan (tahun 
1930-an).
“SYSTEEM PONDOK DAN ASRAMA ITULAH 
SYSTEEM NASIONAL” (KI HAJAR DEWANTARA DAN 
DR SOETOMO MEMAKNAI HAKIKAT PESANTREN) 
dokterSoetomo menyebut sejumlah karakter yang hidup 
pada sistem pesantren, sehingga layak mengisi ideologi 
kebangsaan-keindonesiaan. Karakter pertama, 
“pengetahoean pada moerid-moeridnja”; Karakter kedua, 
“memberi ala-alat goena berdjoeang di doenia ini”; 
Karakter ketiga, “pendidikan jang bersemangat 
kebangsa’an, tjinta kasih pada Noesa dan Bangsa 
choesoesnya, dan pada doenia dan sesama oematnja 
oemoemnja”; Karakter keempat, “moerid-moerid akan 
menjediakan diri oentoek menoendjang keperloean 
oemoem”; Karakter kelima, “kekoeatan batin dididik; 
ketjerdasan roh diperhatikan dengan sesoenggoeh-soenggoehnja, 
sehingga pengetahoean jang diterima 
olehnja itoe akan dapat dipergoenakan dan disediakan 
oentoek melajani keperloean oemoem teroetamanja”.
PANDANGAN KI HAJAR DEWANTARA 
“Mulai jaman dahulu hingga sekarang rakyat kita mempunyai rumah 
pengajaran yang juga menjadi rumah pendidikan, yaitu kalau 
sekarang “pondok pesantren”, kalau di jaman kabudan [Hindu- 
Budha] dinamakan “pawiyatan’ atau “asrama”. Adapun sifatnya 
pesantren atau pondok dan asrama yaitu rumahnya kiai guru (ki 
Hajar) yang dipakai buat pondokan santri-santri (cantrik-cantrik) dan 
buat pengajaran juga. Di situ karena guru dan murid tiap-tiap hari, 
siang malam berkumpul jadi satu, maka pengajaran dengan sendiri 
selalu berhubungan dengan pendidikan. 
Pada jaman sekarang pondok itu hanya terpakai buat pengajaran agama 
saja, tetapi pada jaman asrama rumah guru itu tidak cuma rumah 
pengajaran agama saja, tetapi juga jadi rumah pengajaran rupa-rupa 
ilmu, yaitu: agama, ilmu alam, falakia, ilmu hukum, bahasa, filsafat, 
seni, keprajuritan, dan lain-lain pengetahuan yang dulu sudah 
dipelajari oleh kaum terpelajar (para sarjana sujana)” [“Systeem 
Pondok dan Asrama itulah Systeem Nasional”. Wasita, vol. 1, no. 2, 
November 1928. Dimuat kembali dalam Ki Hadjar Dewantara, Karja Ki 
Hadjar Dewantara(Bagian Pertama: Pendidikan) (Yogyakarta: Madjelis 
Luhur Persatuan Taman Siswa, 1962), hal. 370-2.]
MADRASAH ADALAH BAGIAN DARI PESANTREN 
SALAF, BUKAN ANTAGONISME TERHADAP 
PESANTREN SALAF, TAPI PELENGKAP 
TERHADAP SISTEM SALAF 
1. Adalah sesuatu yang menyesatkan kalau pembentukan 
madrasah dibaca sebagai “pembaruan pesantren” 
2. KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim mendirikan 
madrasah salafiyah dan madrasah nizhamiyah di tahun 
1916 dan tahun 1930-an untuk melengkapi sistem 
pesantren salaf 
3. KH Saifuddin Zuhri menulis dalam Guruku Orang-orang 
dari Pesantren (1974) bahwa madrasah di tahun 1930-an 
didirikan oleh para kiai di Banyumas untuk tujuan-tujuan 
khusus: madrasah arabiyah (pendalaman bahasa Arab), 
al-Huda school (pendalaman ilmu-ilmu umum) dan 
islamitisch westerse school (pendalaman ilmu-ilmu 
umum dengan pengantar bahasa Belanda)
KEBIJAKAN PEMERINTAH 
TENTANG PESANTREN 1945-1972 
1. Polarisasi antara pendidikan formal dan non-formal 
2. Hatta dan Jend Nasution memberlakukan ijazah kertas untuk mencabut 
hak para kiai menjadi komandan pasukan dalam TNI 
3. SK Menteri Dalam Negeri 1946 tentang pencabutan tanah-tanah perdikan 
(yang sebagian besar menopang kehidupan pesantren) 
4. Dualisme kelembagaan pendidikan nasional antara Departemen Agama 
dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dimana pesantren 
menjadi subordinat dari sistem besar pendidikan nasional) [mengikuti 
pola dualisme politik, ekonomi dan kebudayaan yang diperkenalkan 
kolonialisme Belanda kepada Indonesia; di satu sisi ada pembaratan 
atau westernisasi; di sisi lain ada pemeliharaan kebudayaan nasional, 
dengan menjadikan yang kedua ini melayani kepentingan yang pertama 
dan tidak mengganggunya] 
5. Seminar Pesantren di Yogyakarta awal tahun 1965: menempatkan 
madrasah dalam pesantren dengan tetap mengakui dan 
mempertahankan eksistensi pesantren dan rekomendasi pentingnya 
negara melindungi tanah-tanah waqaf pesantren 
6. Seminar Pesantren di Tugu, Bogor, tahun 1970: Mukti Ali muncul dengan 
ide pembaruan pesantren
KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG 
PESANTREN PASCA 1972 (ERA MUKTI ALI 
DENGAN IDE PEMBARUAN PESANTREN ) 
1. Mempertanyakan kepemimpinan kiai dan mengarahkan 
kepemimpinan pesantren dalam bentuk yayasan 
2. Pengenalan ijazah (kertas) 
3. Standarisasi kurikulum pesantren: memasukkan ilmu-ilmu 
umum untuk mencapai tujuan standarisasi, bukan sebagai 
penguatan materi pendidikan keilmuan pesantren dari dalam 
(matematika misalnya wajib diajarkan dalam semua jenjang 
untuk menentukan kualitas pengajaran dan ouput, padahal 
matematika sudah diajarkan kepada kaum santri untuk 
mendalami ilmu falak, ilmu hisab dan fiqih mawartits (hukum 
waris). 
4. Penyederhanaan materi kurikulum: materi pengajaran 
bahasa Arab disederhanakan menjadi lebih simpel dan 
ringan (tidak lagi menganjurkan ngaji kitab Alfiyah dan 
syarahnya)
PESANTREN DALAM REZIM 
UU SISDIKNAS 2003 
1. Problem sistem: melanjutkan polarisasi pendidikan 
formal dan non-formal 
2. Problem standarisasi mutu dan kualitas ouput: sistem 
formal sebagai ukuran terhadap yang non-formal 
3. Problem kurikulum: materi diseragamkan
PESANTREN DALAM KEBIJAKAN 
MENTERI AGAMA 
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM (yang 
dibatalkan) 
1. Pengertian pesantren: “4. Pesantren adalah lembaga pendidikan 
keagamaan Islam berbasis masyarakat baik sebagai satuan pendidikan 
dan/atau sebagai wadah penyelenggara pendidikan” (ada pembedaan antara 
pesantren sebagai satuan pendidikan dan pesantren sebagai wadah 
penyelenggara pendidikan ... Dan pesantren salafiyah dikategorikan masuk 
yang pertama) 
2. Pengertian pesantren salafiyah: “5.Pesantren salafiyah adalah pesantren 
yang menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan kitab kuning dan 
sistem pengajaran yang ditetapkan oleh kyai atau pengasuh” 
3. Pengertian kitab kuning: “6. Kitab kuning adalah kitab klasik berbahasa 
Arab (kutub al-turats) yang memiliki akar tradisi keilmuan di pondok 
pesantren dan sesuai dengan nilai-nilai Islam keindonesiaan” 
4. Pesantren salafiyah masuk kategori “pendidikan diniyah nonformal” tanpa 
gelar akademik
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK 
INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG 
PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM (YANG BERLAKU 
KINI) 
1. Tidak ada lagi pengertian “pesantren salafiyah”. Pesantren sebagai 
satuan pendidikan dibedakan antara pesantren yang 
menyelenggarakan pengajian kitab kuning (masuk kategori 
salafiyah) dan dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan 
mu’allimin (masuk kelompok pesantren modern seperti Gontor) 
2. “3. kitab kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab yang 
menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren” 
3. Ada pengakuan terhadap kekahsan masing-masing pesantren, tapi 
ada juga pagar-pagar standarisasi mutu dan output yang harus 
tunduk pada sistem pendidikan formal 
4. Pesantren salafiyah masuk kategori pendidikan non-formal dan 
output-nya harus distandarisasi kalau ingin disetarakan atau di-muadalah- 
kan: Pasal 18 “Hasil pendidikan pesantren sebagai 
satuan pendidikan dapat dihargai sederajat dengan pendidikan 
formal setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan 
pendidikan yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Direktur jenderal”
USULAN SOLUTIF BAGI PEMBARUAN SISTEM DAN 
KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL MENUJU 
PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN PESANTREN 
SEBAGAI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (PENDEKATAN 
SISTEMIK DAN REVOLUSIONER) 
1. SOAL SISTEM= PESANTREN ADALAH SEBUAH SISTEM NASIONAL 
(PERGURUAN BANGSA YG ASLI) YANG TIDAK TERGANTIKAN OLEH 
SISTEM MANAPUN (KARENA ITU HARUS MENGHAPUS DUALISME 
PENDIDIKAN NASIONAL YANG ADA SELAMA INI ANTARA DEPAG DAN 
DIKNAS) 
2. SOAL KEBIJAKAN (1) = PESANTREN ADALAH ROH PENDIDIKAN 
MODERN (berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada 
anak-anak bangsa ini 
3. SOAL KEBIJAKAN (2) = PESANTREN ADALAH MODEL PENDIDIKAN 
KEBANGSAAN (karena itu PPKN atau pendidikan kewarganegaraan 
tidak berlaku kalau tidak menggunakan model pesantren, karena 
pesantren lah yang teruji mengawal dan mengisi pemaknaan 
kebangsaan kita) 
4. Perubahan UU Sisdiknas dengan UU pendidikan baru 
5. Mengakui kembali dan melindungi hak-hak pesantren atas tanah-tanah 
perdikan dan tanah-tanah waqaf
USULAN SOLUTIF (PENDEKATAN PARSIAL DAN 
GRADUAL) = SOAL STANDARISASI MUTU, 
OUTPUT DAN MATERI KURIKULUM 
1. STANDARISASI MUTU (prinsipnya: pakai standarisasi 
yang diberlakukan oleh orang-orang pesantren sendiri, 
bukan dari luar) 
2. MISALNYA: (lihat bagan berikut)
KEMENAG: 
REGULASI, PENGANGGARAN, LEGALISASI 
DEWAN KEPESANTRENAN NASIONAL 
(PARA ULAMA PESANTREN) 
TUPOKSI: 
STANDARISASI KEILMUAN PESANTREN (KUALITAS/KUANTITAS) 
(mirip fungsi IDI untuk para lulusan fakultas kedokteran) 
REGULASI 
PROGRAM 
MEWAKILI KOMUNITAS PESANTREN DALAM PEMBAHASAN TTG 
KEPENTINGAN PESANTREN DI DPR/PEMERINTAH 
PESANTREN UNGGULAN SEBAGAI CENTER OF EXCELLENCE 
PROGRAM UNGGULAN (BEA SISWA, PEMBIBITAN KADER 
MUFTI/ULAMA TAKHASSUS 
REKRUTMEN/KADERISASI/SANTRI KELANA
SEKIAN, WAL’AFWU MINKUM

More Related Content

What's hot

KD 5 - Komponen Pendidikan Islam
KD 5 - Komponen Pendidikan IslamKD 5 - Komponen Pendidikan Islam
KD 5 - Komponen Pendidikan IslamSyarifatul Marwiyah
 
KD 10 Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional
KD 10 Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan NasionalKD 10 Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional
KD 10 Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan NasionalSyarifatul Marwiyah
 
Makalah pesantren madrasah sekolah
Makalah pesantren madrasah sekolahMakalah pesantren madrasah sekolah
Makalah pesantren madrasah sekolahsyaifulanam27
 
Kebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamKebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamHaubibBro
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruHaubibBro
 
Pengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islamPengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islamYusuf Hasyim Addakhil
 
Sejarah pendidikan islam 8
Sejarah pendidikan islam 8Sejarah pendidikan islam 8
Sejarah pendidikan islam 8trisvo
 
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan IslamTugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan IslamSoga Biliyan Jaya
 
Kurikulum berbasis kompetensi di pesantren
Kurikulum berbasis kompetensi di pesantrenKurikulum berbasis kompetensi di pesantren
Kurikulum berbasis kompetensi di pesantrenOmay Komarudin
 
Buku fiqih guru_kelas_11_-_ma
Buku fiqih guru_kelas_11_-_maBuku fiqih guru_kelas_11_-_ma
Buku fiqih guru_kelas_11_-_maaamridwan
 
Silabus KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAM
Silabus KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAMSilabus KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAM
Silabus KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAMaisyaszuhriyah
 
Kerjaya guru menurut perspektif agama
Kerjaya guru menurut perspektif agamaKerjaya guru menurut perspektif agama
Kerjaya guru menurut perspektif agamaAisyah Zainudin
 
2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyono2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyononugrohodwic7
 
Modernisasi pesantren
Modernisasi pesantrenModernisasi pesantren
Modernisasi pesantreniwan Alit
 

What's hot (20)

Makalah rara
Makalah raraMakalah rara
Makalah rara
 
KD 5 - Komponen Pendidikan Islam
KD 5 - Komponen Pendidikan IslamKD 5 - Komponen Pendidikan Islam
KD 5 - Komponen Pendidikan Islam
 
Pend Lam
Pend LamPend Lam
Pend Lam
 
KD 10 Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional
KD 10 Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan NasionalKD 10 Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional
KD 10 Hubungan Pendidikan Islam dengan Pendidikan Nasional
 
Makalah pesantren madrasah sekolah
Makalah pesantren madrasah sekolahMakalah pesantren madrasah sekolah
Makalah pesantren madrasah sekolah
 
Kebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamKebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islam
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guru
 
Pemikiran Pendidikan Islam
Pemikiran Pendidikan IslamPemikiran Pendidikan Islam
Pemikiran Pendidikan Islam
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islamPengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islam
 
Sejarah pendidikan islam 8
Sejarah pendidikan islam 8Sejarah pendidikan islam 8
Sejarah pendidikan islam 8
 
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islamTugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
 
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan IslamTugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
 
Kurikulum berbasis kompetensi di pesantren
Kurikulum berbasis kompetensi di pesantrenKurikulum berbasis kompetensi di pesantren
Kurikulum berbasis kompetensi di pesantren
 
Buku fiqih guru_kelas_11_-_ma
Buku fiqih guru_kelas_11_-_maBuku fiqih guru_kelas_11_-_ma
Buku fiqih guru_kelas_11_-_ma
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Silabus KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAM
Silabus KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAMSilabus KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAM
Silabus KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAM
 
Kerjaya guru menurut perspektif agama
Kerjaya guru menurut perspektif agamaKerjaya guru menurut perspektif agama
Kerjaya guru menurut perspektif agama
 
2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyono2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyono
 
Modernisasi pesantren
Modernisasi pesantrenModernisasi pesantren
Modernisasi pesantren
 

Similar to PESANTREN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Pemikiran Naquib Alatas.pptx
Pemikiran Naquib Alatas.pptxPemikiran Naquib Alatas.pptx
Pemikiran Naquib Alatas.pptxSamsudinSalim
 
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Najmoel Mochammad
 
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Afad93
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILASatria Manggala
 
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docxPeran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docxZukét Printing
 
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdfPeran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdfZukét Printing
 
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Zukét Printing
 
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Zukét Printing
 
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan di pondok pe...
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan   di pondok pe...Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan   di pondok pe...
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan di pondok pe...FAI Unmuh Ponorogo
 
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)Bams Bams
 
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk NegeriKH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk NegeriRidho Fitrah Hyzkia
 
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Ady Setiawan
 
Bukukyaihajihasyimasyari 190119060928
Bukukyaihajihasyimasyari 190119060928Bukukyaihajihasyimasyari 190119060928
Bukukyaihajihasyimasyari 190119060928muhammad tarmizi
 

Similar to PESANTREN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (20)

Tugas persentasi ( pkn )
Tugas persentasi ( pkn )Tugas persentasi ( pkn )
Tugas persentasi ( pkn )
 
Pemikiran Naquib Alatas.pptx
Pemikiran Naquib Alatas.pptxPemikiran Naquib Alatas.pptx
Pemikiran Naquib Alatas.pptx
 
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
 
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
Pondok kreatif sebagai wahana pengembangan akademik berwawasan islami dan pen...
 
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILALandasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
Landasan dan tujuan pendidikan PANCASILA
 
Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02
 
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docxPeran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.docx
 
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdfPeran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa dan Bernegara.pdf
 
Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02Pkn 131009184717-phpapp02
Pkn 131009184717-phpapp02
 
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
 
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
Filsafat Pesantren Peran dan Kontribusi Masyarakat Pesantren dalam Berbangsa ...
 
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan di pondok pe...
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan   di pondok pe...Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan   di pondok pe...
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan di pondok pe...
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
 
Makalah problematika madrasah
Makalah problematika madrasahMakalah problematika madrasah
Makalah problematika madrasah
 
Pancasila kelompok VII
Pancasila kelompok VII Pancasila kelompok VII
Pancasila kelompok VII
 
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk NegeriKH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
KH. Hasyim Asyari - Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri
 
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
 
Bukukyaihajihasyimasyari 190119060928
Bukukyaihajihasyimasyari 190119060928Bukukyaihajihasyimasyari 190119060928
Bukukyaihajihasyimasyari 190119060928
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

PESANTREN DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

  • 1. PESANTREN SALAF DALAM SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL (BAHAN DISKUSI DI BALAI LITBANG KEMENTERIAN AGAMA JAKARTA) Oleh Ahmad Baso
  • 2. KARAKTER PESANTREN SALAF Pesantren bukan semata “pendidikan Islam’. Tapi pendidikan karakter yang hidup dalam konteks berbangsa, yang bergumul dan saling mengisi dengan hakikat dan jatidiri bangsa ini, serta berproses ke dalam satu cara beragama dimana yang dipromosikan adalah “Amrih mashlahate kawulanίng Allah sedaya sarta amrίh karaharjane negari lestarίne agamί Islam” (Berjuang untuk kepentingan kemaslahatan para hamba Allah semua, untuk kesejahteraan negeri, serta untuk kepentingan kelestarian agama Islam) [kutipan dari Kiai Maja]
  • 3. TUJUAN PESANTREN : CHARACTER BUILDING DAN NATION BUILDING Karena mengarah pada kesinambungan memori bangsa dan pemeliharaan sumber-sumber kekuatan bangsa ini, maka pesantren menjadi alat dan mekanisme efektif dan satu-satunya (perhatikan: satu-satunya dan tidak tertandingi oleh sistem manapun) untuk mengembangkan segenap kekuatan dan potensi sumber daya bangsa ini di masa depan, yang nanti akan dituangkan dalam berbagai displin pengetahuan dan dalam unit-unit pengajaran Pesantren adalah sarana untuk membentuk kemampuan bekerja penduduk negeri ini, dan juga sebagai sarana yang utama untuk memahami pengalaman bangsa-bangsa di dunia ini, untuk menguji berbagai kecenderungan (paham, aliran, ideologi, politik) di dunia ini, serta untuk memahami dan membentuk karakter khusus bangsa kita dengan sebuah pandangan untuk membangkitkan segenap kekuatan mereka ke depan dengan sebuah pandangan yang optimis dan kritis
  • 4. PESANTREN SALAF ADALAH PERGURUAN ASLI BANGSA INDONESIA “Lihatlah buah dari perguruan asli kita [pesantren] itu, coba bercakap dengan kiai-kiai itu, sungguh mengherankan pada siapa yang berdekatan dengan mereka, logic mereka, pengetahuan mereka yang didapati dari buku-buku yang dipelajari mereka, pengetahuan yang sungguh ‘hidup’. Janganlah orang memandang ‘cara mengaji’ saja yang oleh beberapa debaters dipandang buruk itu. Timbanglah juga semua keuntungan dan kerugian yang didapati secara perguruan pesantren itu dan yang didapati secara Barat dan lazim pada waktu ini, barulah orang mendapat bandingan yang sepadan. Bandingkan kegembiraan orang-orang yang hanya keluaran pesantren dengan orang didikan cara yang lazim sekarang. Orang akan heran bahwa mereka yang disebut pertama itu biasa memasuki semua lapangan pekerjaan, bisa menduduki pekerjaan-pekerjaan yang seakan-akan bersifat merdeka, sedang angan-angan anak-anak kita zaman sekarang hanya akan mencari pemburuhan [yakni sebagai pegawai adminsitrasi atau kuli yang digaji – AB], kebanyakan. --- Dr. Soetomo, pendiri Boedi Oetomo, dalam Polemik Kebudayaan (tahun 1930-an).
  • 5. “SYSTEEM PONDOK DAN ASRAMA ITULAH SYSTEEM NASIONAL” (KI HAJAR DEWANTARA DAN DR SOETOMO MEMAKNAI HAKIKAT PESANTREN) dokterSoetomo menyebut sejumlah karakter yang hidup pada sistem pesantren, sehingga layak mengisi ideologi kebangsaan-keindonesiaan. Karakter pertama, “pengetahoean pada moerid-moeridnja”; Karakter kedua, “memberi ala-alat goena berdjoeang di doenia ini”; Karakter ketiga, “pendidikan jang bersemangat kebangsa’an, tjinta kasih pada Noesa dan Bangsa choesoesnya, dan pada doenia dan sesama oematnja oemoemnja”; Karakter keempat, “moerid-moerid akan menjediakan diri oentoek menoendjang keperloean oemoem”; Karakter kelima, “kekoeatan batin dididik; ketjerdasan roh diperhatikan dengan sesoenggoeh-soenggoehnja, sehingga pengetahoean jang diterima olehnja itoe akan dapat dipergoenakan dan disediakan oentoek melajani keperloean oemoem teroetamanja”.
  • 6. PANDANGAN KI HAJAR DEWANTARA “Mulai jaman dahulu hingga sekarang rakyat kita mempunyai rumah pengajaran yang juga menjadi rumah pendidikan, yaitu kalau sekarang “pondok pesantren”, kalau di jaman kabudan [Hindu- Budha] dinamakan “pawiyatan’ atau “asrama”. Adapun sifatnya pesantren atau pondok dan asrama yaitu rumahnya kiai guru (ki Hajar) yang dipakai buat pondokan santri-santri (cantrik-cantrik) dan buat pengajaran juga. Di situ karena guru dan murid tiap-tiap hari, siang malam berkumpul jadi satu, maka pengajaran dengan sendiri selalu berhubungan dengan pendidikan. Pada jaman sekarang pondok itu hanya terpakai buat pengajaran agama saja, tetapi pada jaman asrama rumah guru itu tidak cuma rumah pengajaran agama saja, tetapi juga jadi rumah pengajaran rupa-rupa ilmu, yaitu: agama, ilmu alam, falakia, ilmu hukum, bahasa, filsafat, seni, keprajuritan, dan lain-lain pengetahuan yang dulu sudah dipelajari oleh kaum terpelajar (para sarjana sujana)” [“Systeem Pondok dan Asrama itulah Systeem Nasional”. Wasita, vol. 1, no. 2, November 1928. Dimuat kembali dalam Ki Hadjar Dewantara, Karja Ki Hadjar Dewantara(Bagian Pertama: Pendidikan) (Yogyakarta: Madjelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1962), hal. 370-2.]
  • 7. MADRASAH ADALAH BAGIAN DARI PESANTREN SALAF, BUKAN ANTAGONISME TERHADAP PESANTREN SALAF, TAPI PELENGKAP TERHADAP SISTEM SALAF 1. Adalah sesuatu yang menyesatkan kalau pembentukan madrasah dibaca sebagai “pembaruan pesantren” 2. KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim mendirikan madrasah salafiyah dan madrasah nizhamiyah di tahun 1916 dan tahun 1930-an untuk melengkapi sistem pesantren salaf 3. KH Saifuddin Zuhri menulis dalam Guruku Orang-orang dari Pesantren (1974) bahwa madrasah di tahun 1930-an didirikan oleh para kiai di Banyumas untuk tujuan-tujuan khusus: madrasah arabiyah (pendalaman bahasa Arab), al-Huda school (pendalaman ilmu-ilmu umum) dan islamitisch westerse school (pendalaman ilmu-ilmu umum dengan pengantar bahasa Belanda)
  • 8. KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PESANTREN 1945-1972 1. Polarisasi antara pendidikan formal dan non-formal 2. Hatta dan Jend Nasution memberlakukan ijazah kertas untuk mencabut hak para kiai menjadi komandan pasukan dalam TNI 3. SK Menteri Dalam Negeri 1946 tentang pencabutan tanah-tanah perdikan (yang sebagian besar menopang kehidupan pesantren) 4. Dualisme kelembagaan pendidikan nasional antara Departemen Agama dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dimana pesantren menjadi subordinat dari sistem besar pendidikan nasional) [mengikuti pola dualisme politik, ekonomi dan kebudayaan yang diperkenalkan kolonialisme Belanda kepada Indonesia; di satu sisi ada pembaratan atau westernisasi; di sisi lain ada pemeliharaan kebudayaan nasional, dengan menjadikan yang kedua ini melayani kepentingan yang pertama dan tidak mengganggunya] 5. Seminar Pesantren di Yogyakarta awal tahun 1965: menempatkan madrasah dalam pesantren dengan tetap mengakui dan mempertahankan eksistensi pesantren dan rekomendasi pentingnya negara melindungi tanah-tanah waqaf pesantren 6. Seminar Pesantren di Tugu, Bogor, tahun 1970: Mukti Ali muncul dengan ide pembaruan pesantren
  • 9. KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PESANTREN PASCA 1972 (ERA MUKTI ALI DENGAN IDE PEMBARUAN PESANTREN ) 1. Mempertanyakan kepemimpinan kiai dan mengarahkan kepemimpinan pesantren dalam bentuk yayasan 2. Pengenalan ijazah (kertas) 3. Standarisasi kurikulum pesantren: memasukkan ilmu-ilmu umum untuk mencapai tujuan standarisasi, bukan sebagai penguatan materi pendidikan keilmuan pesantren dari dalam (matematika misalnya wajib diajarkan dalam semua jenjang untuk menentukan kualitas pengajaran dan ouput, padahal matematika sudah diajarkan kepada kaum santri untuk mendalami ilmu falak, ilmu hisab dan fiqih mawartits (hukum waris). 4. Penyederhanaan materi kurikulum: materi pengajaran bahasa Arab disederhanakan menjadi lebih simpel dan ringan (tidak lagi menganjurkan ngaji kitab Alfiyah dan syarahnya)
  • 10. PESANTREN DALAM REZIM UU SISDIKNAS 2003 1. Problem sistem: melanjutkan polarisasi pendidikan formal dan non-formal 2. Problem standarisasi mutu dan kualitas ouput: sistem formal sebagai ukuran terhadap yang non-formal 3. Problem kurikulum: materi diseragamkan
  • 11. PESANTREN DALAM KEBIJAKAN MENTERI AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM (yang dibatalkan) 1. Pengertian pesantren: “4. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam berbasis masyarakat baik sebagai satuan pendidikan dan/atau sebagai wadah penyelenggara pendidikan” (ada pembedaan antara pesantren sebagai satuan pendidikan dan pesantren sebagai wadah penyelenggara pendidikan ... Dan pesantren salafiyah dikategorikan masuk yang pertama) 2. Pengertian pesantren salafiyah: “5.Pesantren salafiyah adalah pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan kitab kuning dan sistem pengajaran yang ditetapkan oleh kyai atau pengasuh” 3. Pengertian kitab kuning: “6. Kitab kuning adalah kitab klasik berbahasa Arab (kutub al-turats) yang memiliki akar tradisi keilmuan di pondok pesantren dan sesuai dengan nilai-nilai Islam keindonesiaan” 4. Pesantren salafiyah masuk kategori “pendidikan diniyah nonformal” tanpa gelar akademik
  • 12. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM (YANG BERLAKU KINI) 1. Tidak ada lagi pengertian “pesantren salafiyah”. Pesantren sebagai satuan pendidikan dibedakan antara pesantren yang menyelenggarakan pengajian kitab kuning (masuk kategori salafiyah) dan dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan mu’allimin (masuk kelompok pesantren modern seperti Gontor) 2. “3. kitab kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren” 3. Ada pengakuan terhadap kekahsan masing-masing pesantren, tapi ada juga pagar-pagar standarisasi mutu dan output yang harus tunduk pada sistem pendidikan formal 4. Pesantren salafiyah masuk kategori pendidikan non-formal dan output-nya harus distandarisasi kalau ingin disetarakan atau di-muadalah- kan: Pasal 18 “Hasil pendidikan pesantren sebagai satuan pendidikan dapat dihargai sederajat dengan pendidikan formal setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Direktur jenderal”
  • 13. USULAN SOLUTIF BAGI PEMBARUAN SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL MENUJU PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN PESANTREN SEBAGAI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (PENDEKATAN SISTEMIK DAN REVOLUSIONER) 1. SOAL SISTEM= PESANTREN ADALAH SEBUAH SISTEM NASIONAL (PERGURUAN BANGSA YG ASLI) YANG TIDAK TERGANTIKAN OLEH SISTEM MANAPUN (KARENA ITU HARUS MENGHAPUS DUALISME PENDIDIKAN NASIONAL YANG ADA SELAMA INI ANTARA DEPAG DAN DIKNAS) 2. SOAL KEBIJAKAN (1) = PESANTREN ADALAH ROH PENDIDIKAN MODERN (berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada anak-anak bangsa ini 3. SOAL KEBIJAKAN (2) = PESANTREN ADALAH MODEL PENDIDIKAN KEBANGSAAN (karena itu PPKN atau pendidikan kewarganegaraan tidak berlaku kalau tidak menggunakan model pesantren, karena pesantren lah yang teruji mengawal dan mengisi pemaknaan kebangsaan kita) 4. Perubahan UU Sisdiknas dengan UU pendidikan baru 5. Mengakui kembali dan melindungi hak-hak pesantren atas tanah-tanah perdikan dan tanah-tanah waqaf
  • 14. USULAN SOLUTIF (PENDEKATAN PARSIAL DAN GRADUAL) = SOAL STANDARISASI MUTU, OUTPUT DAN MATERI KURIKULUM 1. STANDARISASI MUTU (prinsipnya: pakai standarisasi yang diberlakukan oleh orang-orang pesantren sendiri, bukan dari luar) 2. MISALNYA: (lihat bagan berikut)
  • 15. KEMENAG: REGULASI, PENGANGGARAN, LEGALISASI DEWAN KEPESANTRENAN NASIONAL (PARA ULAMA PESANTREN) TUPOKSI: STANDARISASI KEILMUAN PESANTREN (KUALITAS/KUANTITAS) (mirip fungsi IDI untuk para lulusan fakultas kedokteran) REGULASI PROGRAM MEWAKILI KOMUNITAS PESANTREN DALAM PEMBAHASAN TTG KEPENTINGAN PESANTREN DI DPR/PEMERINTAH PESANTREN UNGGULAN SEBAGAI CENTER OF EXCELLENCE PROGRAM UNGGULAN (BEA SISWA, PEMBIBITAN KADER MUFTI/ULAMA TAKHASSUS REKRUTMEN/KADERISASI/SANTRI KELANA