4. Kebiasaan akan membentuk Seseorang.
Ane pikir inilah dasar pemikiran pada kegiatan Safety Riding Clinic yang diprakarsai oleh JDDC (Jakarta Defensive
Driving Consulting) dan Komunitas Motor Besar Indonesian Biker Society (IBS-88). Sudah sejak dua minggu yang
lalu ane menerima message via Facebook bahwa JDDC akan mengadakan kegiatan ini di North Parking EX Plaza.
Dengan “hanya” Rp 600,000 para peserta dapat mendapatkan pengalaman dan pelajaran penting dalam
berkendara sepeda motor yang dibawakan langsung oleh boss JDDC yaitu bro Jusri Pulubuhu.
5. SRC JDDC
Apa saja yang diajarkan oleh bro Jusri? Berikut saya bagikan ilmunya.
Clinic dimulai dengan bahasan mengenai reflex pada saat berkendara. Reflex
adalah tindakan manusia yang diambil tanpa pertimbangan. Secara medis
aliran syaraf tidak melalui otak. Reflex dalam berkendara dapat
membahayakan atau menyelamatkan, tergantung pada habit atau kebiasaan
yang secara terus-menerus diulangi. Reflex adalah bentuk respon pengendara
sebagai tanggap terhadap keadaan mendesak saat berkendara yang terjadi
dalam orde hitungan detik.
Untuk menghasilkan gerakan reflex yang tepat (baca: menyelamatkan) maka
perlu dibiasakan dan dilatih cara dan metode berkendara yang tepat. Untuk
itulah Safety Riding Clinic ini diadakan, yaitu untuk membentuk respon
pengendara secara tepat pada saat gerakan reflex dibutuhkan. Juga untuk
mengarahkan pengendara bagaimana berkendara motor dengan benar dari
sebelum, selama dan sesudah berkendara.
Berikut ulasan materi pelatihannya, penekanan pada kata BIASAKAN
menunjukkan bahwa kesalahan sering terjadi pada cara berkendara tersebut:
7. 1. Riding Posture
Mari kita naik ke atas motor. Selalu naiki motor dari sebelah
kanan pada saat standar miring dengan melipat kaki (agar tidak
menyenggol box), dan turun dari sebelah kiri. Jika motor berada
pada standar tengah, tidak masalah untuk menaiki motor dari
kedua sisi. Posisi berkendara yang benar adalah tidak
membungkuk dan tidak menyandar, pastikan tulang punggung
tegak dan seluruh tubuh senyaman mungkin.
a. Palm & Hand Position
Genggam stang dengan jari yang terhubung ke otot trisep yaitu
jari tengah, jari manis dan kelingking karena kekuatan
dibutuhkan untuk mengendalikan stang. Sementara itu jari
telunjuk disiagakan di tuas rem depan.
Posisi lengan tidak boleh terlalu lemas, angkat sedikit siku,
jangan biarkan tertekuk ke bawah. Posisikan tuas rem dan
kopling tidak terlalu datar tapi membentuk sudut dengan posisi
ke bawah.
8.
9. Riding Posture
b. Foot & Knee
Bro Jusri mengatakan terdapat tiga posisi telapak kaki di foot
step, depan, tengah dan belakang. Pada kegiatan riding normal, posisikan
telapak tangan sedemikian rupa sehingga mampu menjangkau tuas rem dan
transmisi.
Posisi lutut tidak boleh terbuka, usahakan mengimpit tangki secara
relax, untuk pengendara matic dan bebek, usahakan kedua lutut bertemu
untuk keseimbangan.
c. Visibility
Pandangan menentukan keseimbangan pada saat berkendara. Untuk
membuktikan hal ini bro Jusri meminta salah seorang peserta untuk berdiri
tegak sementara bro Jusri siap memberikan dorongan kuat dari belakang. Pada
saat posisi mata lurus ke depan, badan akan lebih kuat ketimbang ketika posisi
mata ke bawah.
Demikian halnya pada saat berkendara membelok, mata yang mengarah ke
arah belokan akan membuat pengendara lebih stabil dan tidak merasa
paranoid untuk jatuh.
Pada saat berkendara pandangan tidak boleh difokuskan pada satu titik, tapi
12. Pandangan Mempengaruhi Keseimbangan Tubuh
2. Initial Rolls
Sekarang ente sudah di atas motor dan akan bergerak. Apa saja yang harus
dilakukan dan diperhatikan?
a. Left Foot One Step Ahead (2-4) & Up
Pada saat torsi diberikan dan motor mulai bergerak perlahan, biasakan tidak
langsung mengangkat kedua kaki, Tengok sekeliling dan spion, pastikan kondisi
aman untuk mulai berkendara. Berjalanlah perlahan seiring gerakan motor
dimulai dengan urutan berikut: kiri – kanan – kiri – kanan (UP), pada posisi
kanan terakhir ini, kaki kanan diangkat ke footstep, disusul dengan kaki kiri.
Biasakanlah hal ini setiap mulai berkendara.
b. In Case of Stop Do Not Use Front Brake
Pada saat awal berkendara dan ente berada pada kecepatan “walking speed” di
bawah 20 km/jam gunakanlah rem belakang untuk menghentikan laju
motor, dan bukan rem depan.
c. During Initial Rolls, Straight Forward Your Front Wheel
Biasakan meluruskan roda depan ketika motor mulai melaju, jangan sekali-kali
start motor dengan posisi roda depan membelok!
14. 3. Braking
Pengereman yang baik akan menghentikan motor dengan jarak henti sependek
mungkin.
a. Threshold
Kenali jarak pengereman motor ente, ujilah dengan mengukur jarak henti ketika
menggunakan pengereman dengan rem depan dan belakang maupun dengan kedua
rem secara terpisah.
b. Squeeze
Biasakan meremas tuas rem secara perlahan, bukan langsung menarik sekuat tenaga.
Hal ini untuk mencegah roda slip alias kehilangan daya cengkeram (traksi) dengan
jalan.
c. Stopping Position
Ketika menyelesaikan proses pengereman dan motor sudah berhenti, Biasakan
menurunkan kaki kiri terlebih dahulu dan jangan lepaskan kaki kanan dari pedal
rem sampai motor benar-benar berhenti sempurna. Pada kebanyakan
pengendara, kaki kanan akan turun terlebih dahulu. Ini sangat membahayakan
karena proses pengereman belum selesai yang berpotensi menyebabkan roda
belakang slip.
d. Walking Speed, Use Rear Brake
Seperti telah dibahas sebelumnya, biasakan menggunakan rem belakang ketika
15. e. Slippery, Don’t place Your Finger On Brake Lever
Jika motor slip, jangan posisikan jari pada tuas rem. Kebanyakan
pengendara akan reflex menarik tuas rem pada saat mendesak, dan hal
ini membahayakan.
i. Walking Speed –> Rear Brake
Sudah dibahas sebelumnya.
ii. Steady Speed –> Both – Threshold (Don’t Squeeze)
Ketika berkendara dalam kecepatan konstan (steady) dan ente hendak
mengerem, maka biasakan menarik tuas rem dan sepersekian detik
kemudian menginjak pedal rem. Gunakan kekuatanpada rem depan
sebesar 70% dan rem belakang sebesar 30%. Prinsip ini juga diadopsi
pada teknologi ABS (Anti-lock Brake System) untuk mencegah roda
slip.
18. 4. Single Riding
Mari kita berkendara tunggal, tanpa penumpang. Apa saja yang perlu
diperhatikan?
a. Aim : “RIDE & FUN”
Ingat tujuan awal. Berkendara untuk bersenang-senang dan menikmati
perjalanan, oleh karena itu pastikan motor dan diri ente layak untuk
berkendara.
i. T-CLOCS & Emergency Contact
T-CLOCS adalah metode pemeriksaan motor yang meliputi elemen Tires,
Chain, Lamp, Oil, Chassis dan Kick Stand, sebelum mulai berkendara,
biasakan melakukan pemeriksaan motor ini.
ii. Ride With Emphaty
Bro Jusri mengingatkan bahwa ketika berkendara berkelompok, baik itu motor
besar maupun motr kecil sekalipun arogansi akan berpotensi timbul, oleh
karena itu gunakan empati ketika berkendara. Bayangkan jika ente menjadi
pengendara lain di sekitar ente. Apa yang akan mereka pikirkan tentang ente?
19. iii. What a First?
Apa saja yang harus dilakukan dan diutamakan?
1. Slow Down
Saat panca indra ente menangkap sesuatu yang tak lazim, perlambatkan laju motor,
namun ingat bahwa respon yang tepat tidak selalu harus dengan mengerem. Jika setelah
ente melambat kondisi berubah segera ambil keputusan untuk terus melaju atau
mengerem dan berhenti.
2. Intersection
Pada setiap persimpangan, dahulukan lalu lintas dari arah kanan, UU no.22 tahun 2009
tidak mengizinkan pengendara untuk belok kiri langsung kecuali ada rambu lain yang
mengizinkan. Biasakan amati keadaan di arah belokan setiap kali ente membelok.
3. Changing Lane
Berpindah lajur dengan memotong garis marka putus-putus kadang perlu dilakukan.
Biasakan menyalakan sein, lihat spion, lihat ke samping dan belokkan motor secara
perlahan. Jangan lakukan manuver mendadak selama berkendara.
21. b. Group Riding
Berkendara berkelompok memang menyenangkan, namun keamanan berkendara tetap
nomor satu.
i. Pre-ride briefing
Biasakan mengadakan briefing singkat sebelum berkendara, berapa kecepatan
maksimum, dimana harus berhenti, berapa frekuensi radio komunikasi dan lain-lain.
ii. RC, Voor Rider, Sweeper & Officer
Tentukan siapa pengendara yang tepat untuk bertanggung jawab pada posisi tersebut.
iii. Indication, Overtake, Trouble Rules
Jelaskan isyarat tangan dan kaki yang akan diambil, bagaimana menyalip kendaraan lain
dengan aman dan apa yang harus dilakukan seandainya terjadi hal terburuk.
iv. Rest Period
Biasakan berkendara tidak lebih dari dua jam. Kelelahan akan memicu kecelakaan. Pada
saat darurat, ketuk helm ente dan menepilah segera. Biarkan rekan terdekat membantu
ente.
Sebagai materi tambahan bro Jusri juga memberikan selembar kertas mengenai
sosialisasi Undang-Undang Lalu-Lintas no.22 tahun 2009 yang lebih tegas dari Undang-
Undang sebelumnya. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama, ditraktir oleh bro
Jusri.
24. Overall, seluruh materi baik praktek maupun teori
sudah ane ketahui dan ane pelajari di beberapa
kegiatan Safety Riding Course sebelumnya. Hal yang
dapat ane ambil pada kegiatan ini yang barangkali
menyebabkan biaya Clinic ini relatif mahal adalah
peragaan metode membelok dengan counter weight
dan metode pengereman yang diperagakan langsung
oleh bro Jusri, juga pelajaran berharga bahwa gerakan
reflex kita dalam waktu sepersekian detik ditentukan
oleh cara berkendara kita yang dilakukan berulang-
ulang selama sekian ribu jam. Oleh karena
itu, pastikan cara berkendara ente sudah benar.
30. Thanks to :
Allah Swt
JDDC
Bro Jusri
IBS – 88
CRV Indonesia
YSC – Yogyakarta
All Media
Keep Safety Riding In The Street
And
Keep on Spirit BrotherHood
Semoga bermanfaat untuk kita semua.. Salam BrotherHood