Mengendara kendaraan bermotor dalam keadaan mengantuk sangat berbahaya. Tujuan penelitian kami adalah menemukan tips yang paling efektif dalam mengatasi rasa kantuk ketika berkendara. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan melakukan survei menggunakan angket. Sample yang berhasil dihimpun berjumlah 30 orang yang diperoleh secara acak (random sampling). Dalam penelitian uji efektivitas, kami meminta para responden untuk mencoba selama satu pekan membandingkan antara upaya mengendalikan rasa kantuk dengan melafalkan hafalan Al-Qur’an dan menyanyi. Hasil survei menunjukkan bahwa melafalkan hafalan Al-Qur’an dinilai paling efektif oleh 73,3 % responden untuk mengendalikan rasa kantuk saat berkendara.Hal ini dikarenakan membaca Al- Qur’an dengan hafalan suratan pendek merupakan kegiatan berpikir ringan yang dapat menimbulkan ketenangan bagi hati pembacanya
Apakah anda perokok berat inilah 23 cara mudah untuk membersihkan paru paru...
Mengatasi Resiko Mengantuk Saat Berkendara Dengan Melafalkan Al-Qur'an
1. Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 1 Sampang Kab. Cilacap 1
Latar Belakang
Mengantuk saat berkendara sangat berbahaya,
sama saja apakah kendaraan darat, laut
maupun udara. Bahkan potensi bahaya yang
ditimbulkan tidak hanya mengancam
pengendara dan penumpangnya, tetapi termasuk
pengguna jalan yang lain.
Menurut Dokter spesialis kesehatan tidur
Rumah Sakit Mitra Kemayoran dr. Andreas
Prasadja, mengemudi dalam kondisi mengantuk
sama bahayanya seperti seseorang yang
berkendara dalam keadaan mabuk. Karena, saat
orang tersebut mengantuk, semua hal yang
berhubungan dengan otak akan hilang.
Sebuah survei juga menunjukkan bahwa
kondisi mengantuk saat mengemudi banyak
dialami oleh pengemudi berusia muda, karena
kaum muda memerlukan tidur yang lebih
banyak dibandingkan orang tua. Kondisi
pekerjaan dan kebiasaan seringkali
membentuk pola tidur para dewasa muda
menjadi tidak sehat, kurang dari kebutuhan
tidur yang seharusnya.
Rumusan Masalah
Kebutuhan masyarakat akan waktu membuat
mereka harus mengendarai kendaraan dengan
cepat, namun kendala rasa kantuk sering kali
dialami para pengendara pada saat
berkendara. Pertanyaan penelitian yang kami
rumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana masyarakat pengguna jalan
mengatasi rasa kantuk saat berkendara ?
2. Bagaimana cara yang dinilai paling
efektif dalam menghilangkan rasa kantuk
saat berkendara ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui cara masyarakat mengatasi
rasa kantuk saat berkendara.
2. Meneliti cara yang paling efektif dalam
mengatasi rasa kantuk saat berkendara.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Menumbuhkan budaya membaca Al-
Qur’an di tengah-tengah masyarakat.
2. Memahamkan masyarakat tentang
manfaat membaca Al-Qur’an dan
berdzikir pada saat berkendara.
KAJIAN PUSTAKA
Bahaya Mengantuk Saat Berkendara
Selama ini banyak yang menganggap bahwa
faktor penyebab kecelakaan tertinggi adalah
karena si pengemudi mengebut atau dalam
keadaan mabuk, tetapi hasil survey dari
SAAQ (Société de l’ assurance du Québec)
mengatakan bahwa kondisi kelelahan
MENGATASI RESIKO MENGANTUK SAAT BERKENDARA
DENGAN MELAFALKAN AL-QUR’AN
[ Jurnal Penelitian Siswa SMA Negeri 1 Sampang Kabupaten Cilacap ]
Okti Nurhidayah dan Enjela Nofi Saputri
ABSTRAK
Mengendara kendaraan bermotor dalam keadaan mengantuk sangat berbahaya. Tujuan penelitian kami adalah
menemukan tips yang paling efektif dalam mengatasi rasa kantuk ketika berkendara. Metode yang digunakan
adalah kuantitatif dengan melakukan survei menggunakan angket. Sample yang berhasil dihimpun berjumlah
30 orang yang diperoleh secara acak (random sampling). Dalam penelitian uji efektivitas, kami meminta para
responden untuk mencoba selama satu pekan membandingkan antara upaya mengendalikan rasa kantuk
dengan melafalkan hafalan Al-Qur’an dan menyanyi. Hasil survei menunjukkan bahwa melafalkan hafalan
Al-Qur’an dinilai paling efektif oleh 73,3 % responden untuk mengendalikan rasa kantuk saat berkendara.Hal
ini dikarenakan membaca Al- Qur’an dengan hafalan suratan pendek merupakan kegiatan berpikir ringan yang
dapat menimbulkan ketenangan bagi hati pembacanya.
Kata Kunci : Al-Qur’an, berkendara, kendaraan bermotor, mengantuk
2. Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 1 Sampang Kab. Cilacap 2
pengemudi adalah penyebab tertinggi yang
mengakibatkan kematian.
Sebuah survei juga menunjukkan bahwa
kondisi mengantuk saat mengemudi banyak
dialami oleh pengemudi berusia muda, karena
kaum muda memerlukan tidur yang lebih
banyak dibandingkan orang tua. Kondisi
pekerjaan dan kebiasaan seringkali
membentuk pola tidur para dewasa muda
menjadi tidak sehat, kurang dari kebutuhan
tidur yang seharusnya.
Kelelahan saat mengemudi membuat
kemampuan refleks tubuh menurun, daya visi
berkurang, dan kemampuan bereaksi terhadap
bahaya merosot drastis. Sebenarnya ada
alasan mengapa orang yang berada di bawah
pengaruh alkohol tidak diperbolehkan untuk
mengemudi, karena kondisi alkohol membuat
seseorang mudah tertidur. Kecelakaan akibat
mengantuk pada umumnya terjadi di jam
makan siang ketika tubuh secara otomatis
memperlambat metabolismenya.
Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah
berhenti sejenak dan pejamkan mata, jangan
paksa diri untuk tetap mengemudi dalam
keadaan mengantuk. Tidur adalah satu-
satunya obat untuk masalah ini, bukan kopi
atau energy drink yang selama ini dianggap
bisa menghilangkan rasa kantuk. Selain
minum kopi, hal lain yang biasa dicoba untuk
hilangkan rasa kantuk adalah membuka
jendela mobil, menyalakan radio atau
berbicara dengan penumpang lain di dalam
mobil. Namun semua ini bukanlah solusi
untuk keselamatan nyawa saat mengemudi.
(Dokita, 2015)
Resiko Mengantuk Saat Berkendara
Mengantuk merupakan tanda alam yang
mengingatkan kita untuk beristirahat atau
tidur karena kondisi tubuh yang sudah lelah.
Beberapa tips mencegah kantuk sebelum
berkendara kebanyakan dilakukan dengan
cara banyak istirahat sebelum memulai
berkendara. Sehingga solusinya adalah
istirahat atau tidur.
Mengantuk atau alarm tanda bahwa tubuh kita
butuh istirahat atau tidur saat berkendara
menjadi berbahaya karena :
a. Pandangan terganggu.
Dalam proses berkendara, melihat merupakan
langkah pertama untuk menganalisa situasi.
Jika pandangan terganggu karena kantuk,
maka informasi yang di terima juga akan
salah. Semisal kita tidak mengetahui adanya
kendaraan lain yang ada di sekitar kita atau
kita salah memperkirakan jarak antara
kendaraan kita dengan kendaraan di depan.
b. Konsentrasi terganggu.
Kondisi mengantuk akan membuat kita
menjadi susah untuk berkonsentrasi, padahal
berkendara membutuhkan konsentrasi tinggi
untuk menganalisa situasi dan menentukan
tindakan yang akan diambil. Seperti bingung
dalam pengambilan keputusan, padahal waktu
untuk berpikir dan mengambil keputusan
sangat terbatas.
c. Reaksi terganggu.
Mengantuk akan membuat reaksi kita menjadi
lambat. Hal ini terjadi karena sebenarnya
tubuh ingin istirahat sehingga ketika diajak
untuk begerak, tubuh merespon dengan
lambat.
d. Sibuk sendiri.
Terkadang untuk mengobati kantuk, beberapa
pengendara mensiasati dengan berbagai cara
supaya mereka tidak perlu berhenti untuk
“sekedar istirahat”. Mereka melakukan
banyak gerak di dalam mobil agar jangan
sampai mengantuk. Tetapi yang terjadi
3. Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 1 Sampang Kab. Cilacap 3
adalah, pengendara menjadi tidak konsentrasi
dengan proses berkendara. Pengendara lebih
memilih untuk konsentrasi bagaimana
caranya supaya dapat mengobati kantuknya.
Terkadang mereka memilih untuk makan
cemilan sebanyak mungkin, sehingga aktifitas
tangan untuk memegang kemudi juga menjadi
terganggu. Tentu akan sangat kesulitan untuk
merespon kemudi secara cepat, jika tangan
masih sibuk memegang cemilan.
e. Tertidur.
Tertidur saat berkendara menjadi bahaya
besar yang mengancam bagi pengendara dan
pengguna jalan di sekitarnya. Tertidur saat
mengantuk berat, biasanya tidak disadari oleh
pengendara. Mereka berpikir hanya
kehilangan waktu sebentar saat tertidur.
Dampak selanjutnya, dapat kita bayangkan
apa yang terjadi ketika kita berkendara
dengan mata terpejam.
Dengan melihat potensi bahaya yang
ditimbulkan akibat mengantuk saat
berkendara maka kita dapat menyimpulkan
bahwa mengantuk saat berkendara adalah
berbahaya. (Matberkendara, 2014)
Berbagai Tips Atasi Kantuk
Ada berbagai tips dalam mengatasi kantuk
saat berkendara. Berikut di antara tips
tersebut:
a. Jangan mengemudi lebih dari tiga jam
Mengemudikan mobil selama tiga jam terus
menerus tanpa henti menyebabkan saraf
sensorik dan motorik seseorang seperti
keadaan orang yang menenggak minuman
beralkohol dengan kandungan 40 %. Hal itu
bisa terjadi karena kedua saraf tersebut
mengalami ketegangan karena orang yang
bersangkutan dituntut untuk konsentrasi
memperhatikan jalan dan kondisi mobil.
b. Istirahat sejenak dan olah raga ringan
Cara lain menghilangkan kelelahan dan
mengantuk adalah beristirahat. Bila dalam
perjalanan seseorang sudah mulai merasakan
tanda-tanda kelelahan dan kantuk sebaiknya
menghentikan kendaraan dan beristirahat.
Berbaring atau tidurlah selama 30 menit atau
minimal 20 menit. Setelah itu, sempatkan
untuk berolah raga ringan sekitar 5 menit
dengan urutan bagian tubuh paling atas yaitu
kepala, bahu, lengan tangan, bahu, lutut, dan
tungkai.
c. Jangan banyak konsumsi karbohidrat
Selain beristirahat setelah mengemudi selama
tiga jam, hal lain yang patut dihindari adalah
mengkonsumsi karbohidrat terutama nasi dan
roti gandum. Sebab, zat tersebut berpotensi
memicu rasa kantuk.
Hal itu bisa terjadi karena L-Tryptophan atau
asam amino esensial di karbohidrat akan
diubah menjadi niacin dan vitamin B.
Sementara niacin memproduksi serotonin.
Serotinin akan merangsang otak untuk
menimbulkan rasa nyaman di tubuh,
kemudian memicu rasa kantuk.
Terlebih pada saat yang bersamaan, asam
amino lainnya juga masuk ke dalam darah.
Pada saat itulah, kandungan L-Tryptophan
semakin besar sehingga rasa kantuk pun
menjadi-jadi.
Sebagai ganti karbohidrat selama perjalanan,
makanlah buah atau coklat. Vitamin dalam
buah tidak saja menyegarkan otot-otot dan
menguatkan syarat motorik tetapi juga baik
untuk menguatkan syaraf sensorik di tubuh.
Adapun cokelat mengandung zat fenol
antioksidan. Zat tersebut selain menangkal
racun di dalam tubuh yang terbawa di
makanan yang dikonsumsi, juga menjaga sel-
sel otot tubuh termasuk syaraf motorik dan
sensorik.
a. Minumlah kopi bila terpaksa
Namun satu hal yang patut dicatat adalah,
kafein yang ada di kopi bukanlah
menyehatkan atau membuat sel-sel tubuh kita
bugar atau sehat. Zat tersebut sejatinya justru
menimbulkan zat yang tidak bersahabat bagi
tubuh dan zat dan hormon yang ada di tubuh
bereaksi melawannya.
Hal itu bisa terjadi karena kafein yang ada di
kopi merangsang produksi asam lambung.
4. Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 1 Sampang Kab. Cilacap 4
Sementara, zat asam tersebut menjadi media
yang subur bagi tumbuhnya beberapa bakteri
racun.
Oleh karena itu, pada saat itulah tubuh
melakukan perlawanan secara otomatis.
Beberapa zat anti racun di dalam tubuh
bekerja ekstra keras. Pada saat itulah orang
yang minum kopi merasa tubuhnya kembali
bugar. ( Arianto, 2011 )
METODE PENELITIAN
Penelitian yang kami lakukan menggunakan
metode kuantitatif dengan melakukan survei
dengan menggunakan angket.
Indikator Penelitian
Dari kajian pustaka di atas, dapat diturunkan
menjadi beberapa indikator. Indikator ini
merupakan landasan kami menyusun
kuesioner. Data yang akan kami kumpulkan
adalah :
1. Cara masyarakat mengatasi rasa kantuk
saat berkendara.
Indikator yang kami tetapkan adalah
sebagai berikut :
a. Penyebab kantuk, di antaranya adalah
kelelahan, kurang tidur dan
sebagainya.
b. Jarak berkendara yang memicu
kantuk.
c. Tips mengatasi rasa kantuk
berdasarkan pengalaman empiris
masih-masing orang.
2. Cara yang paling efektif dalam mengatasi
kantuk.
Indikator yang kami tetapkan adalah
sebagai berikut :
a. Cara yang paling sering dilakukan,
seperti bernyanyi dan melafalkan Al-
Qur’an.
b. Perbandingan, yaitu membandingkan
menyanyi dengan melafalkan Al-
Qur’an.
c. Cara melafalkan Al-Qur’an yaitu
dengan bentuk hafalan surat-surat
pendek.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian kami adalah Kabupaten
Cilacap dan sekitarnya.
Teknik Penarikan Sample
Penarikan sample menggunakan metode
random sampling, yaitu warga masyarakat
yang berada di wilayah kabupaten Cilacap
dan sekitarnya. Pengambilan sample mengacu
kepada pendapat Roscoe dalam Sekaran
(1975) bahwa sample penelitian antara 30 –
500 adalah cocok untuk kebanyakan
penelitian.
Metode Analisis Data
Metode pengolahan data menggunakan
program SPSS dengan menggunakan tabulasi
silang. Sedangkan proses analisa data
menggunakan model statistik deskriptif.
Hipotesis
Melafalkan Al-Qur’an dengan bentuk
mengucapkan secara hafalan akan surat-surat
pendek lebih efektif dalam mengatasi rasa
kantuk selama berkendara karena ada proses
berpikir ringan yang dilakukan dengan santai
yang membuahkan ketenangan hati.
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Identitas Responen
Hasil survei yang kami lakukan berhasil
mendapatkan 30 orang responden yang
diperoleh secara acak dari beberapa titik di
wilayah kabupaten Cilacap.
Rincian identitas responden tersebut kami
tampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1.1. Identitas usia responden
No. Usia Angka Prosentase
1. < 20 tahun 18 orang 60,0 %
2. 21 – 30 thn 6 orang 20,0 %
3. 31– 40 thn 2 orang 6,7 %
4. 41 – 50 thn 4 orang 13,3 %
5. > 50 tahun 0 orang 0,0 %
TOTAL 30 orang 100 %
Sumber : Kuesioner no. 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa usia
responden yang paling dominan adalah
remaja berusia < 20 tahun ( 60,0 % ).
Fenomena ini lebih disebabkan karena
kalangan remaja menjadikan perilaku menaiki
kendaraan bermotor sebagai trend gaya hidup.
5. Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 1 Sampang Kab. Cilacap 5
Tabel 4.1.2. Identitas jenis kelamin responden
No. Jenis Kelamin Angka Prosentase
1. Laki-laki 14 orng 46,7 %
2. Perempuan 16 orng 53,3 %
TOTAL 30 orng 100 %
Sumber : Kuesioner no. 2
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden
perempuan lebih banyak daripada responden
laki-laki. Hal ini menunjukkan jumlah
pengendara perempuan di kabupaten Cilacap
cenderung mengalami peningkatan.
Tabel 4.1.3. Identitas pendidikan responden
No. Pendidikan Angka Prosentase
1. Tidak sekolah 0 orng 0,0 %
2. SD / MI 6 orng 20,0 %
3. SMP / MTs 4 orng 13,3 %
4. SMA / SMK 20 orng 66,7 %
5. > SLTA 0 orng 0,0 %
TOTAL 30 orng 100 %
Sumber : Kuesioner no. 3
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden berpendidikan SMA dan sederajat
hal ini menunjukkan keberhasilan program
rintisan wajib belajar 12 tahun.
Tabel 4.1.4. Identitas penghasilan responden
No. Penghasilan Angka Prosentase
1. Tidak punya 17 orng 56,7 %
2. < UMR 9 orng 30,0 %
3. > UMR 4 orng 13,3 %
TOTAL 30 orng 100 %
Sumber : Kuesioner no. 4.
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden
terbanyak adalah yang tidak memiliki
penghasilan karena kebanyakan pemakai
kendaraan bermotor adalah kalangan remaja.
Pengalaman Sebelum Pengujian
Sebelum mengadakan pengujian efektivitas,
setiap responden memiliki tips tersendiri
dalam mengatasi rasa kantuk saat berkendara.
Tabel 4.2.1. Pengalaman tips atasi kantuk
No. Pengalaman atasi
mengantuk
Angka Prosentase
1. Makan 0 org 0,0 %
2. Minum 3 org 10,0 %
3. Beristirahat 12 org 40,0 %
4. Lafalkan Quran 9 org 30,0 %
5. Menyanyi 6 org 20,0 %
6. Tidur 0 org 0,0 %
TOTAL 30 org 100 %
Sumber : Kuesioner no. 5.
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden yang tetap berkendaraan (yaitu
tidak beristirahat), mengatasi kantuknya
dengan cara membaca hafalan suratan pendek
atau bernyanyi.
Cara Paling Efektif
Setelah melakukan penelitian dengan
melibatkan 30 responden untuk
membandingkan antara membaca kalimat
dzikir dengan menyanyi untuk mengatasi
kantuk, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3.1. Perbandingan cara paling efektif
No. Cara paling
efektif
Angka Prosentase
1. Lafalkan Quran 22 org 73,3 %
2. Menyanyi 8 org 26,7 %
TOTAL 33 org 100 %
Sumber : Kuesioner no. 6.
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden menilai bahwa membaca hafalan
suratan pendek lebih efektif dalam mengatasi
kantuk daripada menyanyi.
Grafik 4.3.2. Usia dan cara paling efektif
Sumber Kuesioner no. 1 dan 6.
Grafik di atas menunjukkan mayoritas
responden memiliki kecenderungan menilai
bahwa membaca suratan pendek lebih efektif
mengatasi kantuk. Hanya pada komposisi usia
21 – 30 tahun yang memiliki kecenderungan
sebaliknya meski tidak terlalu signifikan.
Pembahasan
Mengantuk merupakan ancaman yang selalu
menghantui para pengendara. Kejenuhan dan
kelelahan berpotensi menyebabkan rasa
kantuk saat berkendara, namun kebutuhan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
< 20 21-30 31-40 41-50
Al-Qur'an
Menyanyi
6
6. Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 1 Sampang Kab. Cilacap 6
akan waktu menuntut pengendara tetap
menjalankan kendaraannya walaupun rasa
kantuk terus membayanginya sepanjang
perjalanan. Hal ini menjadi penyebab utama
melonjaknya kasus kecelakaan di jalan raya.
Responden yang kami wawancarai
menyatakan bahwa rasa kantuk biasanya
mulai terasa ketika perjalanan sudah lebih
dari 20 km. Walaupun demikian, kondisi
stamina tubuh dan situasi lalu lintas di jalan
sangat menentukan timbulnya rasa kantuk
pada saat berkendara.
Sebelum penelitian uji efektivitas dilakukan,
responden memiliki cara yang beragam dalam
mengatasi rasa kantuk. Cara paling efektif
yang direkomendasikan oleh para ahli untuk
menghilangkan rasa kantuk adalah
beristirahat sejenak. Namun kebutuhan
mengejar waktu sering menjadi alasan bagi
pengendara untuk tetap memacu
kendaraannya meskipun rasa kantuk telah
meliputi dirinya.
Dalam penelitian uji efektivitas, kami
meminta para responden untuk mencoba
selama satu pekan membandingkan antara
upaya mengendalikan rasa kantuk dengan
melafalkan Al-Qur’an berupa hafalan suratan
pendek dan menyanyi. Hasil survei
menunjukkan bahwa membaca hafalan
suratan pendek Al-Qur’an dinilai paling
efektif bagi para pengendara dalam
mengendalikan rasa kantuk pada saat
berkendara.
Melafalkan Al-Qur’an berupa hafalan suratan
pendek dinilai memiliki kemampuan
menghilangkan rasa kantuk ketika berkendara
dikarenakan terkumpul pada kegiatan
membaca suratan pendek antara berpikir
ringan dan rileksasi ringan. Kegiatan berpikir
berat akan mengacaukan pengendara,
demikian pula dengan rileksasi berlebihan
akan menimbulkan rasa kantuk. Namun
berpikir ringan yang menimbulkan rileksasi
ringan berupa ketenangan hati menjadi
penggugah otak agar tidak mengantuk,
pengendara pun bisa tetap tenang dalam
menjalankan kendaraannya.
KESIMPULAN
Para pengendara yang diliputi rasa kantuk
dalam perjalanan melakukan beberapa cara
guna menghilangkan rasa kantuknya, seperti
bernyanyi, makan, minum dan melafalkan Al-
Qur’an (hafalan suratan pendek). Hasil
pengujian efektifitas yang melibatkan 30
responden menemukan data bahwa
melafalkan Al-Qur’an (hafalan suratan
pendek) dinilai sebagai cara yang paling
efektif oleh 73,3 % responden untuk
mengendalikan rasa kantuk selama
berkendara.
Saran
Hendaklah pengendara baik darat, laut dan
udara membudayakan berdzikir dan membaca
Al-Qur’an untuk meraup pahala yang besar di
sisi Allah SWT sekaligus sebagai upaya yang
efektif dalam menghindari kantuk.
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, Arif. 2011. “Cara Mudah Mengatasi Lelah dan
Kantuk Saat Mengemudi.”
https://otomotif.tempo.co/read/news/2011/04/07/
123325780/cara-mudah-mengatasi-lelah-dan-
kantuk-saat-mengemudi
Candra, Asep. 2012. “Banyak Pilot Sering Tidur di Kokpit,
Kenapa ?”
http://health.kompas.com/read/2012/11/22/08310
596/banyak.pilot.sering.tertidur.di.kokpit.kenapa
Dokita. “Mengantuk Saat Mengemudi”.
http://dokita.co/blog/mengantuk-saat-
mengemudi/
Matberkendara. 2014. “Mengapa Mengantuk Saat
Berkendara Berbahaya ?”
http://selamatberkendara.com/mengapa-
mengantuk-saat-berkendara-berbahaya.html
Maulana, Aditya. 2015. “Bahaya Mengemudi Dalam Kondisi
Mengantuk.”
http://otomotif.kompas.com/read/2015/10/27/082
700215/Bahaya.Mengemudi.dalam.Kondisi.Men
gantuk
8