Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang enzim dan pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap aktivitas enzim seperti suhu, pH, dan kadar enzim
2. Beberapa percobaan dilakukan untuk membuktikan pengaruh faktor-faktor tersebut, seperti menguji aktivitas enzim amilase pada berbagai suhu dan pH
3. Dokumen juga menjelaskan kerja beberapa enzim seperti enzim
1. KELOMPOK 1
ABDUL AZIZ FAISAL MUH. AKSA SYAM
CICIH NURCHOLISA NUR ALDA FADILLAH
RAHMAYANTI S DZAKIYYAH ANWAR
NADHIRAH ANANDA IDRIS IZDIHAR HAFIZHAH AZ-ZAHRAH
RISKY AWALIA H DINDA ASARI ZULKARNAIN
CANI HASIM
3. ENZIM
Merupakan suatu biokatalisator yang mempercepat terjadinya
perubahan kimia. Enzim yang mengkatalisis beberapa reaksi
yang menghasilkan energi secara aerob terletak di dalam
mitokondria. Enzim yang berhubungan dengan biosintesis
protein berada bersama ribosom.
Enzim bekerja dengan sangat spesifik. Suatu enzim dapat
mengkatalisis satu atau beberapa enzim saja.
Enzim digolongkan :
1. Oksireduktase
2. Transferase
3. Hidrolase
4. Liase
5. Isomerase
6. ligase
5. TUJUAN PERCOBAAN
Membuktikan bahwa kecepatan reaksi
enzimatik sampai suhu tertentu sebanding
dengan kenaikan suhu, dan reaksi paling
cepat berlangsung pada suhu optimum.
6. DASAR PERCOBAAN
Suhu yang sangat rendah akan menyebabkan terhentinya kerja
enzim secara reversible, karena dalam keadaan tersebut tidak
terjadi benturan antara partikel enzim dan substrat. Setiap enzim
mempunyai suhu optimum, yaitu suhu dimana enzim memiliki
aktivitas maksimal. Enzim didalam tubuh manusia mempunyai
suhu optimal sekitar 37ºC. di bawah atau di atas suhu optimum,
aktivitas enzim menurun. Suhu mendekati titik beku tidak merusak
enzim, tetapi enzim tidak aktif. Jika suhu dinaikkan, maka
aktivitas enzim meningkat. Namun, kenaikan enzim yang cukup
besar dapat menyebabkan enzim mengalami denaturasi dan
mematikan aktivitas katalisnya. enzim mengalami denaturasi pada
suhu di atas 60ºC.
7. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Tabung reaksi
2. Makropipet
3. Mikropipet
4. Penutup tabung
5. Rak tabung
6. Gelas ukur
7. Penangas air
BAHAN DAN PEREAKSI
1. Liur sebagai sumber
amylase
2. Liur 100x sebanyak 50 ml
(pipet 0,5 ml liur + 49,5 ml
aquadest)
3. Larutan pati 0,4 mg/ml
4. Larutan iodium
5. Air suling
8. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih
• Tabung pertama ditempatkan dalam bejana berisi es (0oC)
• Tabung kedua ditempatkan dalam bejana berisi air yang
suhunya dipertahankan 25oC
• Tabung ketiga ditempatkan pada rak tabung pada suhu
ruangan
• Tabung keempat ditempatkan dalam penangas air yang
suhunya dipertahankan tetap 37oC
• Tabung kelima ditempatkan dalam penangas air yang
suhunya dipertahankan 60oC
• Tabung keenam ditempatkan dalam penangas air
mendidih 100oC
9. 2. Pipetkan pada tiap-tiap tabung :
LARUTAN TABUNG UJI
Larutan pati 0,4 mg/ml 1 ml
Keram tabung dari tiap suhu minimal selama 5 menit
Liur (diencerkan 100x) 200 ɥl
Camputkan baik-baik, keram lagi selama tepat 1 menit
Larutan iodium (untuk suhu 60ºC dan
100ºC penambahan diluar penangas)
1 ml
Air suling 8 ml
3. Amatilah perubahan warna pada tiap-tiap suhu.
4. Gambarkan hasil percobaan dari tiap-tiap tabung tersebut.
10. HASIL PERCOBAAN
Dari hasil pengamatan didapatkan pembahasan bahwa pada tabung reaksi
yang diberi perlakuan ditempatkan pada suhu es batu (0oC), mengandung
banyak polisakarida dan sedikit monosakarida ataupun oligosakarida. Hal
ini dikarenakan enzim dalam keadaan inaktif sehingga hanya sedikit
terjadi ataupun bahkan tidak terjadi reaksi enzimatis antara enzim
amilase dengan amilum. Pada tabung yang diberi perlakuan ditempatkan
pada suhu ruangan dan 37oC, mengandung sedikit polisakarida dan sedikit
monosakarida ataupun oligosakarida. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi
hidrolisis amilum (polisakarida) menjadi oligosakarida maupun
monosakarida dengan bantuan enzim amilase. Pada tabung reaksi pada
suhu 60 oC dan yang diberi perlakuan ditempatkan pada suhu air
mendidih (100oC) mengandung polisakarida yang sangat banyak dan
kandungan monosakarida maupun oligosakarida yang sangat sedikit. Hal
ini disebabkan karena pada suhu tersebut, struktur protein dalam enzim
mengalami denaturasi dan kehilangan sifat enzimatisnya sehingga reaksi
hidrolisis amilum terjadi sangat sedikit ataupun bahkan tidak terjadi
sama sekali.
12. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa
pada uji pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
menunjukkan suhu berpengaruh terhadap aktivitas
enzim. Pada suhu rendah (0oC) sifat katalis enzim
menjadi inaktif, sedangkan pada suhu tinggi (100oC)
enzim menjadi terdenaturasi sehingga kehilangan fungsi
enzimatisnya. Pada suhu ruangan dan 37 oC terjadi
aktivitas enzimatis yang optimal.
15. BAHAN DAN PEREAKSI
Liur, sebagai sumber amilase
Tampunglah 2 ml air liur dalam gelas kimia/tabung reaksi
bersih dan kering
Liur 100x sebanyak 50 ml (pipet 0,5 ml liur + 49,5 ml
aquadest)
Larutan pati 0,4 mg/ml dilarutkan dalam berbagai pH (
1,5,7,9 )
Larutan iodium
16. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan 6 tabung reaksi bersih. Tiap tabung
diberi tanda
2. Pipetkan kedalam tiap-tiap tabung :
LARUTAN TABUNG
Larutan pati 0.4mg/ml dengan
berbagai pH (1,5,7,9)
1 ml
Keram tabung pada suhu 37 derajat celcius selama minimal 5 menit
Liur (diencerkan 100x) 200 ɥl
Campurkan baik-baik, keram lagi pada suhu 37 derajat celcius selama tepat
1 menit
Larutan iodium 1 ml
Air suling 8 ml
17. PROSEDUR KERJA
3. Amatilah perubahan yang terjadi pada
percobaan
4. Catatlah hasil yang anda temukan!
5. Gambarkan hasil percobaan dari tiap-tiap
tabung tersebut
19. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka
akan di dapatkan bahwa pH optimum enzim amilase
adalah 7. Jika pH terlalu asam atau terlalu basa maka
enzim akan terdenaturasi atau terganggunya sisi aktif
dari enzim. pH yang terlalu asam endapannya sangat
sedikit jika di bandingkan dengan pH 7 yang optimal.
Sedangkan pH yang terlalu basa endapannya banyak
dari pH yang optimum. pH optimum (pH7) memiliki
endapan yang normal dan warnanya lebih pucat. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan percobaan ini
tidak berjalan secara optimal yaitu suhu, konsentrasi
enzim dan lain-lain.
22. DASAR PERCOBAAN
Pada konsentrasi substrat tertentu, penambahan enzim
dengan konsentrasi bertingkat akan meningkatkan
pembentukan kompleks enzim-substrat, sehingga jumlah
produk yang terbentuk akan meningkat
23. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Tabung Reaksi
2. Mikropipet
3. Gelas kimia
4. Makropipet
5. Penangas
6. Penutup tabung
7. Rak tabung
BAHAN DAN PEREAKSI
1. Liur, sebagai sumber amylase
2. Tampung 2 ml air liur dalam gelas kimia
3. Liur 100x sebanyak 50 ml (pipet 0,5 ml
liur + 49,5 ml aquadest)
4. Liur 200x sebanyak 1 ml (pipet 0,5 ml
liur 100x + 0,5 ml aquadest)
5. Liur 300x sebanyak 3 ml (pipet 1 ml liur
100x + 2 ml aquadest)
6. Liur 400x sebanyak 2 ml (pipet 0,5 ml
liur 100x + 1,5 ml aquadest)
7. Liur 500x sebanyak 5 ml (pipet 1 ml liur
100x + 4 ml aquadest)
8. Larutan pati 0,4 mg/ml dan larutan
iodium
24. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan 6 tabung reaksi bersih. Tiap tabung diberi tanda
2. Pipetkan kedalam tiap-tiap tabung :
3. Amatilah perubahan yang terjadi
4. Catat dan gambar hasil percobaan tiap tabung
LARUTAN TABUNG UJI
Larutan pati 0,4 mg/ml 1 ml
Keram tabung pada suhu 37ºC minimal 5 menit
Liur dengan pengeran 100x, 200x,
300x, 400x, dan 500x
200 ɥl
Campurkan baik-baik, keram lagi pada suhu 37ºC selama tepat 1 menit
Larutan iodium 1 ml
Air suling 8 ml
26. KESIMPULAN
Pada percobaan ini pengaruh konsentrasi enzim amilase dari air
liur yang berbeda didapatkan dari pengenceran larutan air liur.
Semakin tinggi konsentrasi enzim maka semakin cepat laju
reaksi sehingga warna yang seharusnya terbentuk pada
konsentrasi liur tiap tabung berbeda-beda. Tetapi pewarnaan
tiap tabung pada praktikum kami sama semua warnanya. Jadi
kemungkinan ada beberapa faktor yang membuat percobaan
kami gagal, yaitu:
1. Ketidaktelitian dalam pengenceran yaitu ketika mengencerkan
air liur dari 100x menjadi 200x dan seterusnya.
2. Ketidaktelitian dalam pencampuran air liur dengan larutan pati
dalam segi banyaknya.
3. Terlalu lama didiamkan pada suhu yang tidak stabil
28. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Tabung Reaksi
2. Penjepit tabung
3. Pipet
4. Rak tabung
BAHAN
1. Larutan ureum
2. Larutan sublimat
3. Fenoftalein
4. Tepung kedelai
5. Aquadest
6. Larutan urease
29. ENZIM UREASE
Pada percobaan ini, sebagai enzim digunakan urease yang
terdapat dalam kacang kedelai. Urease merubah uream menjadi
CO2 dan NH 3 terbentuknya NH3 dapat dilihat dengan perubahan
warna dari fenolftalein.
Prosedur kerja :
1. Campurkan 1 gram tepung kedelai dengan 100 ml aquadest dan dikocok
selama 10 menit, lalu disaring dengan kain kasa.
2. Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering.
3. Masukkan 5 ml larutan ureum 1 % tambahkan 1 tetes fenolftalein 1%.
4. Kemudian tambahkan 1 ml larutan urease dan ditutup setelah
beberapa menit,cairan yang tadinya, tidak berwarna akan berwarna
merah oleh karena terbentuknya amoniak.
PROSEDUR KERJA
30. PROSEDUR KERJA
Percobaan di atas kita kerjakan lagi dengan larutan urease yang
telah dipanaskan hingga mendidih dan didinginkan kembali.
Prosedur kerja :
1. Siapkan tabung reaksi yang berisi tabung urease 3 ml, panaskan
hingga mendidih dan didinginkan
2. Siapkan lagi tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml
larutan ureum 1 %.
3. Tambahkan 1 tetes fenolftalein 1%.
4. Kemudian, masukkan 1 ml larutan urease yang telah
dipanaskan dan didinginkan diatas dan ditutup. Disini tidak
akan timbul warna merah karena pada pemanasan urease
tadi menyebabkan enzim menjadi tidak aktif.
31. PROSEDUR KERJA
Percobaan diatas kita kerjakan lagi dengan larutan urease
yang ditetesi larutan sublimat(HgCl2 1%).
Prosuder kerja :
1. Siapkan tabung reaksi yang berisi 2 ml urease dan
tambahkan 1 tetes larutan sublimat (HgCl2 1%)
2. Siapkan lagi tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan
5 ml larutan ureum 1%.
3. Tambahkan 1 tetes fenolftalein 1%. Lalu masukkan 1
ml larutan urease yang telah ditetesi sublimat
4. Disini tidak akan timbul warna mera karena logam-
logam berat menyebabkan denaturasi enzim.
32. Enzim Peroksidase Susu
susu mengandung suatu enzim peroksidase yaitu enzim
yang mengkatalisis reaksi
H2o2 H2O + On
untuk menujukkan adanya enzim ini dapat dipakai
benzidin yang bila teroksidasi akan menimbulkan warna
biru atau guaiak yang bila teroksidasi akan berwarna
merah.
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 3 ml susu ditambah 1
ml guaiak dan 1 ml larutan H202 3%. Setelah dikocok akan
timbul warna merah.
35. KESIMPULAN
Enzim Urease
Pada percobaan ke 2 tidak timbul warna merah karena enzim
dipanaskan pada suhu 100⁰C sehingga enzim terdenaturasi
Pada percobaan 3 tidak timbul warna merah karena adanya
logam berat sehingga enzim terdenaturasi
Enzim peroksidase susu
Percobaan yang kami lakukan tidak teroksidasi dengan baik
akibatnya, tidak mengalami perubahan warna pada larutan
37. Penambahan basa ; pH turun
*konsentrasi OH+ meningkat.
Penambahan asam ; pH turun
*konsentrasi H+ meningkat
Penambahan air mengubah pH larutan
namun ada larutan yang bila ditambah
ASAM,BASA,AIR tidak mengubah pH inilah
yang dinamakan LARUTAN PENYANGGA
39. PENYANGGA STANDAR
ASETAT
Alat dan Bahan :
1. pH Meter
2. Tabung Reaksi
3. Asam Asetat 0,1 N
4. Natrium Asetat 0,1 N
Cara Kerja :
1. Siapkan 4 tabung dan berikan label
masing-masing tabung
2. Masukkan asam asetat 0,1 N ke
dalam setiap tabung dengan
jumlah sesuai dengan tabel
41. KESIMPULAN
Larutan Penyangga terdiri dari asam lemah (HA)
dan garam atau basa konjugasi. Larutan Penyangga
asetat dapat dibuat dari asam asetat dan garam
natrium asetat sebagai basa konjugasinya.Adapun
jenis penyangga yang dibuat pada larutan ini
adalah penyangga standar asetat.