SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Evolusi Bintang GandaEvolusi Bintang Ganda
• Evolusi bintang ganda berdekatan berbedaEvolusi bintang ganda berdekatan berbeda
dengan evolusi bintang tunggaldengan evolusi bintang tunggal
Ada interaksi antara kedua bintangAda interaksi antara kedua bintang
Komponen yang
massanya besarKomponen yang
massanya kecil
Mana yang evolusinya lebih lanjut, komponen
yang massanya besar atau yang massanya
kecil?
Pada bintang ganda berdekatan, komponen
yang massanya kecil evolusinya lebih lanjut
daripada komponen yang massanya besar
Paradoks Algol
Menurut Crawford dan Kopal (1955)
Paradoks Algol terjadi karena:
Ada perpindahan massa antara kedua bintang
Mengapa terjadi perpindahan massa?
Permukaan ekipotensial
Tempat kedudukan yang
potensial gravitasinya sama
Permukaan ekipotensial
Bintang yang tidak berputar dan jauh dari
bintang lain, potensial gravitasi pada jarak
r dari pusat adalah:
ψ =
GM(r)
r
Untuk r yang sama ψ sama
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
M(r) = massa yang dilingkungi oleh radius r
Permukaan ekipotensial berbentuk bola sempurna
Bola yang berputar:
Permukaan ekipotensial tidak berbentuk
bola, tetapi berbentuk sferoida.
Pada bintang ganda berdekatan
Bintang yang satu akan terpengaruh gravitasi
bintang yang lain
Bentuk permukaan ekipotensialnya akan
lebih rumit
Sekumpulan permukaan ekipotensial di sekitar
bintang ganda berdekatan
Inner Lagrange
point(L1)
Roche
Lobes
Disekitar pusat,
permukaan ekipotensial
masih berbentuk bola
sempurna, makin jauh
dari pusat bentuknya
makin rumit
Pada suatu harga potensial, permukaan
ekipotensial kedua bintang akan bersinggungan
dititik L1 : Titik Lagrange pertama
Di L1 gaya total berharga nol (jumlah gaya gravitasi
kedua bintang dan gaya sentrifugal akibat pputaran
pada orbit) Permukaan ekipotensial dengan
gaya total = 0 disebut permukaan
Roche
Bentuk bintang akan selalu mengikuti permukaan
ekipotensialnya
Dalam sistem bintang ganda, bintang yang
awalnya bermassa besar disebut bintang primer,
dan yang massanya kecil disebut bintang sekunder
Bintang primer Bintang
sekunder
Bintang primer, lebih dahulu meninggalkan deret
utama menuju tahap raksasa atau maharaksasa
Bintang mengembang. Radiusnya makin besar
sehingga permukaan bintang mencapai
ekipotensial Roche.
Bintang berusaha mengembang terus tetapi tidak
akan melampaui potensial Roche-nya.
Materi akan “tumpah” melalui titik L1 dan masuk
dalam wilayah gravitasi bintang sekunder,
sehingga tertarik oleh bintang tersebut
Terjadilah aliran materi dari bintang primer
ke bintang sekunder melalui titik L1
Titik L1
Massa bintang primer
semakin kecil, massa bintang
sekunder semakin besar
Walaupun massanya menjadi
lebih kecil, bintang yang
evolusinya lebih lanjut tetap
disebut bintang primer.
Apabila dalam sistem bintang ganda massa total
dianggap tidak berubah, yaitu:
M= M1 + M2 = tetap
Massa bintang primer
Massa bintang sekunder
dan momentum sudut orbit juga tetap, yaitu :
f 2
= G a = tetap
(M1 M2)2
M1 + M2
Jarak kedua bintang
maka jarak kedua bintang akan berubah sebagai
fungsi M1 dan M2 dengan mengikuti rumus,
. . . . . . . . . . . . . . (2)
. . . . . . . . . . (3)
M1
o
M2
o
M1 M2
a
ao
=
2
dengan M1 + M2 = M1
o
+ M2
o
Massa awal M1
Massa awal M2
. . . . . . . . . . . . . . . . (4)
. . . . . . . . . . . . . . (5)
Dari persamaan (4) dapat dihitung jarak sebagai
fungsi M
Ternyata kedua bintang mendekat pada saat
perpindahan massa mulai berlangsung sampai
massa kedua bintang sama, setelah itu jarak
kedua bintang menjauh kembali.
Pada awalnya perpindahan massa berlangsung dengan
deras, karena pengaruh yang saling memperkuat
Kedua bintang mendekat, dan radius bintang yang
kehilangan massa bertambah besar. Setelah
perbandingan massa berbalik (aliran massa
berlangsung dari bintang brmassa kecil ke bintang
bermassa besar) proses aliran massa bertambah
lambat
Menurut Kippenhan dan Weigert
 Apabila massa bintang primer kurang dari 3 M, maka
setelah perpindahan massa selesai, bintang primer
akan menjadi bintang katai putih.
 Apabila massa bintang primer lebih besar dari 3 M,
perpindahan massa akan berakhir apabila pembakaran
helium di pusat bintang primer mulai berlangsung
karena pada saat itu bintang mengkerut sehingga
permukaannya lepas dari ekipotensial Roche-nya.
Perhitungan teori menunjukkan bahwa pada saat itu
bintang sudah kehilangan sebagian besar massanya,
yang tinggal hanyalah pusat heliumnya. Bintang ini
disebut bintang helium.
Menurut van den Heuveul:
 Apabila massa bintang helium lebih dari 3 M (berarti
massa bintang primer >> 12 M), bintang akan
menempuh semua tahap pembakaran inti sampai
terbentuk pusat besi di dalamnya
 Pusat besi tersebut selanjutnya akan mengalami
keruntuhan gravitasi akibat penguraian inti besi
menjadi helium
Bintang akan meledak sebagai supernova
akibat keruntuhan gravitasi bintang dan bintang
menjadi bintang kompak seperti bintang
neutron atau lubang hitam
Setelah terjadi ledakan supernova, sistem bintang ganda
dekat akan terdiri dari sebuah bintang kompak yang
berpasangan dengan bintang bermassa besar.
Bintang bermassa besar (bintang sekunder) melontarkan
materi, hal ini tampak dari profil garis spektrumnya yang
berbentuk profil P-Cygni. Lontaran materi ini disebut
angin bintang yang kecepatannya mencapai 10-6
M
pertahun (untuk bintang maharaksasa kelas O)
Semburan angin bintang ini apabila cukup dekat
dengan bintang kompak, maka materinya akan
terperangkap dalam medan gravitasi bintang
kompak tersebut
Materi yang terperangkap membebaskan energi
potensial gravitasinya dengan laju sebesar,
2GM
R
dE
dt
=
dM
dt
. . . . . . . . . . . . . . . . (6)
M = massa bintang kompak, R jarak dari pusat
ke tempat energi dibebaskan (untuk bintang
neutron di dekat permukaan, sedangkan untuk
lubang hitam sekitar 1,5 kali radius
Schwarzchild),
Karena M besar dan R kecil (~ 10 km), maka akan
dihasilkan laju pancaran energi yang besar walaupun
dM/dt kecil.
Dari perhitungan untuk laju penyedotan materi sekitar
10-9
M akan dihasilkan laju pancaran energi sekitar
1037
erg/detik (≈ 10 000 kali lebih kuat daripada
luminositas matahari)
Dari hukum Stefan-Boltzmann L = 4π R2
σTef
4
L besar dan R kecil maka T akan besar
Jadi temperatur di sekitar bintang kompak sangat
tinggi  dapat mencapai beberapa puluh juta
derajat.
Pada temperatur setinggi ini, sebagian besar
energi dipancarkan dalam bentuk sinar-X. Jadi
bintang neutron dan lubang hitam dalam sistem
bintang ganda dekat dapat diamati sebagai
pemancar sinar-X yang kuat
Supernova dan NovaSupernova dan Nova
 Supernova yang terbentuk dari bintang tunggal
seperti yang telah kita bicarakan disebut
Supernova Tipe II
 Selain supernova tipe II ada juga yang disebut
Supernova tipe I. Menurut Whelan dan Iben,
Supernova Tipe I terjadi apabila sebuah bintang
katai putih yang massanya hampir sama dengan
batas Chandrasekhar (1,44 M) berpasangan
dengan bintang lain dalam sistem bintang ganda
berdekatan
 Apabila terjadi aliran materi ke bintang katai
putih, maka massa bintang akan melampaui batas
Chandrasekhar.
 Akibatnya bintang akan runtuh (mengkerut
dengan cepat) dengan disertai pembebasan energi
potensial gravitasi yang besar.
 Energi yang dibebaskan ini akan mampu
melontarkan bagian luar bintang
 Supernova Tipe I
 Supernova Tipe I sering dijumpai dalam galaksi
berbentuk elips yang penghuninya tergolong
populasi II, yaitu bintang generasi tua. Dengan
kata lain Supernova Tipe I merupakan ledakan
bintang bermassa kecil (karena bintang
bermassa besar tidak akan mencapai umur setua
itu).
 Supernova Tipe II umunya dijumpai dalam
galaksi spiral yang mengandung banyak bintang
muda. Jadi Supernova Tipe II merupakan
ledakan bintang bermassa besar.
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/2004/09/
Supernova1987A, yang ditemukan pada bulan
Februari 1987. Terang supernova ini mencapai 100
000 000 kali matahari (Gambar diabadikan oleh
Teleskop Hubble.
 Ledakan bintang yang lebih kecil daripada supernova
disebut nova.
 Salah satu teori mengatakan bahwa nova adalah
bintang katai putih yang terdapat dalam bintang
ganda berdekatan. Pasangannya adalah bintang
raksasa merah yang radiusnya telah mengembang
sedemikian besar hingga terjadi aliran materi dari
bintang ini ke bintang katai putih pasangannya.
 Temperatur pada timbunan hidrogen akan
menjadi tinggi karena medan gravitasi di
permukaan bintang katai putih sangat besar.
 Akibatnya terjadi reaksi proton-proton di
permukaan bintang yang mengakibatkan
terlontarnya sejumlah materi.
 Materi yang masih kaya dengan hidrogen ini akan
menumpuk dipermukaan katai putih.
Nova Cygni 1992 yang diamati oleh teleskop ruang
angkasa Hubble. Nova ini meledak pada tanggal
19 Februari 1992.
http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1993/21/

More Related Content

What's hot (20)

59511353 solusi-osn-astro-2010
59511353 solusi-osn-astro-201059511353 solusi-osn-astro-2010
59511353 solusi-osn-astro-2010
 
Astronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i vaAstronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i va
 
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
 
Materi astronomi
Materi astronomiMateri astronomi
Materi astronomi
 
Bola langit
Bola langitBola langit
Bola langit
 
Fotometri bintang1
Fotometri bintang1Fotometri bintang1
Fotometri bintang1
 
Sistem koordinat-benda-langit
Sistem koordinat-benda-langitSistem koordinat-benda-langit
Sistem koordinat-benda-langit
 
PPT TATA SURYA KELOMPOK 6
PPT TATA SURYA KELOMPOK 6PPT TATA SURYA KELOMPOK 6
PPT TATA SURYA KELOMPOK 6
 
Bab 7. gugus dan populasi bintang
Bab 7. gugus dan populasi bintangBab 7. gugus dan populasi bintang
Bab 7. gugus dan populasi bintang
 
TATA SURYA KLS 6
TATA SURYA KLS 6TATA SURYA KLS 6
TATA SURYA KLS 6
 
Makalah Konsep Dasar IPA II
Makalah Konsep Dasar IPA IIMakalah Konsep Dasar IPA II
Makalah Konsep Dasar IPA II
 
Mekanika Benda Langit (TPOA 2013).ppt
Mekanika Benda Langit (TPOA 2013).pptMekanika Benda Langit (TPOA 2013).ppt
Mekanika Benda Langit (TPOA 2013).ppt
 
LKS Fisika : Praktikum Lensa Cembung
LKS Fisika : Praktikum Lensa CembungLKS Fisika : Praktikum Lensa Cembung
LKS Fisika : Praktikum Lensa Cembung
 
Bintang Ganda
Bintang GandaBintang Ganda
Bintang Ganda
 
Solusi osk astro 2012 kode s3
Solusi osk astro 2012   kode s3Solusi osk astro 2012   kode s3
Solusi osk astro 2012 kode s3
 
Astronomi fisika bab vii
Astronomi fisika bab viiAstronomi fisika bab vii
Astronomi fisika bab vii
 
Tata Surya Mata Kuliah Astronomi
Tata Surya Mata Kuliah AstronomiTata Surya Mata Kuliah Astronomi
Tata Surya Mata Kuliah Astronomi
 
85154197 solusi-osp-astronomi-2009
85154197 solusi-osp-astronomi-200985154197 solusi-osp-astronomi-2009
85154197 solusi-osp-astronomi-2009
 
Hukum pancaran
Hukum pancaranHukum pancaran
Hukum pancaran
 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
 

Similar to Bab 6. evolusi bintang ganda

Presentasi.pptx
Presentasi.pptxPresentasi.pptx
Presentasi.pptxRahmatWF
 
Evolusi Bintang
Evolusi BintangEvolusi Bintang
Evolusi Bintangmarnitukan
 
Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)
Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)
Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)Rifki Ristiovan
 
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata SuryaMengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata SuryaArin Anggita
 
Presentasi evolusi bintang
Presentasi evolusi bintangPresentasi evolusi bintang
Presentasi evolusi bintangDhiah Febri
 
Kelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaKelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaNanda Reda
 
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Jagat Raya)
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Jagat Raya)Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Jagat Raya)
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Jagat Raya)Dhea Yulia Ningsih
 
Geografi - pembentukkan jagad raya
Geografi - pembentukkan jagad rayaGeografi - pembentukkan jagad raya
Geografi - pembentukkan jagad rayaAthia Nabila Faqiha
 
Fisika inti makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
Fisika inti   makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)Fisika inti   makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
Fisika inti makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)Kevin Maulana
 
Fisika inti makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
Fisika inti   makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)Fisika inti   makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
Fisika inti makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)Kevin Maulana
 
Tata surya
Tata suryaTata surya
Tata suryaphygo
 
Bintang dan Evolusinya
Bintang dan EvolusinyaBintang dan Evolusinya
Bintang dan EvolusinyaFita Permata
 

Similar to Bab 6. evolusi bintang ganda (20)

AKHIR KEHIDUPAN BINTANG.pptx
AKHIR KEHIDUPAN BINTANG.pptxAKHIR KEHIDUPAN BINTANG.pptx
AKHIR KEHIDUPAN BINTANG.pptx
 
Presentasi.pptx
Presentasi.pptxPresentasi.pptx
Presentasi.pptx
 
evolusi bintang
evolusi bintangevolusi bintang
evolusi bintang
 
Anggota tata surya
Anggota tata suryaAnggota tata surya
Anggota tata surya
 
Evolusi Bintang
Evolusi BintangEvolusi Bintang
Evolusi Bintang
 
Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)
Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)
Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)
 
Bab 3. evolusi bintang awal
Bab 3. evolusi bintang awalBab 3. evolusi bintang awal
Bab 3. evolusi bintang awal
 
TATA SURYA
TATA SURYATATA SURYA
TATA SURYA
 
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata SuryaMengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
Mengenal Dinamika Planet Bumi dan Tata Surya
 
Jagad raya
Jagad rayaJagad raya
Jagad raya
 
Presentasi evolusi bintang
Presentasi evolusi bintangPresentasi evolusi bintang
Presentasi evolusi bintang
 
Jagat Raya
Jagat RayaJagat Raya
Jagat Raya
 
Kelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaKelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipba
 
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Jagat Raya)
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Jagat Raya)Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Jagat Raya)
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (Jagat Raya)
 
Geografi - pembentukkan jagad raya
Geografi - pembentukkan jagad rayaGeografi - pembentukkan jagad raya
Geografi - pembentukkan jagad raya
 
Fisika inti makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
Fisika inti   makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)Fisika inti   makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
Fisika inti makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
 
Fisika inti makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
Fisika inti   makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)Fisika inti   makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
Fisika inti makalah kosmologi (partikel dalam alam semesta)
 
Tata surya
Tata suryaTata surya
Tata surya
 
Tata surya
Tata suryaTata surya
Tata surya
 
Bintang dan Evolusinya
Bintang dan EvolusinyaBintang dan Evolusinya
Bintang dan Evolusinya
 

More from eli priyatna laidan

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1eli priyatna laidan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)eli priyatna laidan
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017eli priyatna laidan
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2eli priyatna laidan
 

More from eli priyatna laidan (20)

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
 
Soal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.netSoal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.net
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
 
Soal up akmal
Soal up akmalSoal up akmal
Soal up akmal
 
Soal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannyaSoal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannya
 
Soal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaanSoal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
 
Rekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogiRekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogi
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
 
Bank soal ppg
Bank soal ppgBank soal ppg
Bank soal ppg
 
Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17
 
Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14
 
Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13
 
Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Bab 6. evolusi bintang ganda

  • 2. • Evolusi bintang ganda berdekatan berbedaEvolusi bintang ganda berdekatan berbeda dengan evolusi bintang tunggaldengan evolusi bintang tunggal Ada interaksi antara kedua bintangAda interaksi antara kedua bintang Komponen yang massanya besarKomponen yang massanya kecil Mana yang evolusinya lebih lanjut, komponen yang massanya besar atau yang massanya kecil?
  • 3. Pada bintang ganda berdekatan, komponen yang massanya kecil evolusinya lebih lanjut daripada komponen yang massanya besar Paradoks Algol Menurut Crawford dan Kopal (1955) Paradoks Algol terjadi karena: Ada perpindahan massa antara kedua bintang
  • 4. Mengapa terjadi perpindahan massa? Permukaan ekipotensial Tempat kedudukan yang potensial gravitasinya sama Permukaan ekipotensial Bintang yang tidak berputar dan jauh dari bintang lain, potensial gravitasi pada jarak r dari pusat adalah: ψ = GM(r) r Untuk r yang sama ψ sama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1) M(r) = massa yang dilingkungi oleh radius r Permukaan ekipotensial berbentuk bola sempurna
  • 5. Bola yang berputar: Permukaan ekipotensial tidak berbentuk bola, tetapi berbentuk sferoida. Pada bintang ganda berdekatan Bintang yang satu akan terpengaruh gravitasi bintang yang lain Bentuk permukaan ekipotensialnya akan lebih rumit
  • 6. Sekumpulan permukaan ekipotensial di sekitar bintang ganda berdekatan Inner Lagrange point(L1) Roche Lobes Disekitar pusat, permukaan ekipotensial masih berbentuk bola sempurna, makin jauh dari pusat bentuknya makin rumit Pada suatu harga potensial, permukaan ekipotensial kedua bintang akan bersinggungan dititik L1 : Titik Lagrange pertama Di L1 gaya total berharga nol (jumlah gaya gravitasi kedua bintang dan gaya sentrifugal akibat pputaran pada orbit) Permukaan ekipotensial dengan gaya total = 0 disebut permukaan Roche
  • 7. Bentuk bintang akan selalu mengikuti permukaan ekipotensialnya Dalam sistem bintang ganda, bintang yang awalnya bermassa besar disebut bintang primer, dan yang massanya kecil disebut bintang sekunder Bintang primer Bintang sekunder Bintang primer, lebih dahulu meninggalkan deret utama menuju tahap raksasa atau maharaksasa Bintang mengembang. Radiusnya makin besar sehingga permukaan bintang mencapai ekipotensial Roche.
  • 8. Bintang berusaha mengembang terus tetapi tidak akan melampaui potensial Roche-nya. Materi akan “tumpah” melalui titik L1 dan masuk dalam wilayah gravitasi bintang sekunder, sehingga tertarik oleh bintang tersebut Terjadilah aliran materi dari bintang primer ke bintang sekunder melalui titik L1 Titik L1 Massa bintang primer semakin kecil, massa bintang sekunder semakin besar Walaupun massanya menjadi lebih kecil, bintang yang evolusinya lebih lanjut tetap disebut bintang primer.
  • 9. Apabila dalam sistem bintang ganda massa total dianggap tidak berubah, yaitu: M= M1 + M2 = tetap Massa bintang primer Massa bintang sekunder dan momentum sudut orbit juga tetap, yaitu : f 2 = G a = tetap (M1 M2)2 M1 + M2 Jarak kedua bintang maka jarak kedua bintang akan berubah sebagai fungsi M1 dan M2 dengan mengikuti rumus, . . . . . . . . . . . . . . (2) . . . . . . . . . . (3)
  • 10. M1 o M2 o M1 M2 a ao = 2 dengan M1 + M2 = M1 o + M2 o Massa awal M1 Massa awal M2 . . . . . . . . . . . . . . . . (4) . . . . . . . . . . . . . . (5) Dari persamaan (4) dapat dihitung jarak sebagai fungsi M Ternyata kedua bintang mendekat pada saat perpindahan massa mulai berlangsung sampai massa kedua bintang sama, setelah itu jarak kedua bintang menjauh kembali.
  • 11. Pada awalnya perpindahan massa berlangsung dengan deras, karena pengaruh yang saling memperkuat Kedua bintang mendekat, dan radius bintang yang kehilangan massa bertambah besar. Setelah perbandingan massa berbalik (aliran massa berlangsung dari bintang brmassa kecil ke bintang bermassa besar) proses aliran massa bertambah lambat
  • 12. Menurut Kippenhan dan Weigert  Apabila massa bintang primer kurang dari 3 M, maka setelah perpindahan massa selesai, bintang primer akan menjadi bintang katai putih.  Apabila massa bintang primer lebih besar dari 3 M, perpindahan massa akan berakhir apabila pembakaran helium di pusat bintang primer mulai berlangsung karena pada saat itu bintang mengkerut sehingga permukaannya lepas dari ekipotensial Roche-nya. Perhitungan teori menunjukkan bahwa pada saat itu bintang sudah kehilangan sebagian besar massanya, yang tinggal hanyalah pusat heliumnya. Bintang ini disebut bintang helium.
  • 13. Menurut van den Heuveul:  Apabila massa bintang helium lebih dari 3 M (berarti massa bintang primer >> 12 M), bintang akan menempuh semua tahap pembakaran inti sampai terbentuk pusat besi di dalamnya  Pusat besi tersebut selanjutnya akan mengalami keruntuhan gravitasi akibat penguraian inti besi menjadi helium Bintang akan meledak sebagai supernova akibat keruntuhan gravitasi bintang dan bintang menjadi bintang kompak seperti bintang neutron atau lubang hitam
  • 14. Setelah terjadi ledakan supernova, sistem bintang ganda dekat akan terdiri dari sebuah bintang kompak yang berpasangan dengan bintang bermassa besar. Bintang bermassa besar (bintang sekunder) melontarkan materi, hal ini tampak dari profil garis spektrumnya yang berbentuk profil P-Cygni. Lontaran materi ini disebut angin bintang yang kecepatannya mencapai 10-6 M pertahun (untuk bintang maharaksasa kelas O) Semburan angin bintang ini apabila cukup dekat dengan bintang kompak, maka materinya akan terperangkap dalam medan gravitasi bintang kompak tersebut
  • 15. Materi yang terperangkap membebaskan energi potensial gravitasinya dengan laju sebesar, 2GM R dE dt = dM dt . . . . . . . . . . . . . . . . (6) M = massa bintang kompak, R jarak dari pusat ke tempat energi dibebaskan (untuk bintang neutron di dekat permukaan, sedangkan untuk lubang hitam sekitar 1,5 kali radius Schwarzchild), Karena M besar dan R kecil (~ 10 km), maka akan dihasilkan laju pancaran energi yang besar walaupun dM/dt kecil.
  • 16. Dari perhitungan untuk laju penyedotan materi sekitar 10-9 M akan dihasilkan laju pancaran energi sekitar 1037 erg/detik (≈ 10 000 kali lebih kuat daripada luminositas matahari) Dari hukum Stefan-Boltzmann L = 4π R2 σTef 4 L besar dan R kecil maka T akan besar Jadi temperatur di sekitar bintang kompak sangat tinggi  dapat mencapai beberapa puluh juta derajat. Pada temperatur setinggi ini, sebagian besar energi dipancarkan dalam bentuk sinar-X. Jadi bintang neutron dan lubang hitam dalam sistem bintang ganda dekat dapat diamati sebagai pemancar sinar-X yang kuat
  • 17.
  • 19.  Supernova yang terbentuk dari bintang tunggal seperti yang telah kita bicarakan disebut Supernova Tipe II  Selain supernova tipe II ada juga yang disebut Supernova tipe I. Menurut Whelan dan Iben, Supernova Tipe I terjadi apabila sebuah bintang katai putih yang massanya hampir sama dengan batas Chandrasekhar (1,44 M) berpasangan dengan bintang lain dalam sistem bintang ganda berdekatan
  • 20.  Apabila terjadi aliran materi ke bintang katai putih, maka massa bintang akan melampaui batas Chandrasekhar.  Akibatnya bintang akan runtuh (mengkerut dengan cepat) dengan disertai pembebasan energi potensial gravitasi yang besar.  Energi yang dibebaskan ini akan mampu melontarkan bagian luar bintang  Supernova Tipe I
  • 21.  Supernova Tipe I sering dijumpai dalam galaksi berbentuk elips yang penghuninya tergolong populasi II, yaitu bintang generasi tua. Dengan kata lain Supernova Tipe I merupakan ledakan bintang bermassa kecil (karena bintang bermassa besar tidak akan mencapai umur setua itu).  Supernova Tipe II umunya dijumpai dalam galaksi spiral yang mengandung banyak bintang muda. Jadi Supernova Tipe II merupakan ledakan bintang bermassa besar.
  • 22. http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/2004/09/ Supernova1987A, yang ditemukan pada bulan Februari 1987. Terang supernova ini mencapai 100 000 000 kali matahari (Gambar diabadikan oleh Teleskop Hubble.
  • 23.  Ledakan bintang yang lebih kecil daripada supernova disebut nova.  Salah satu teori mengatakan bahwa nova adalah bintang katai putih yang terdapat dalam bintang ganda berdekatan. Pasangannya adalah bintang raksasa merah yang radiusnya telah mengembang sedemikian besar hingga terjadi aliran materi dari bintang ini ke bintang katai putih pasangannya.
  • 24.  Temperatur pada timbunan hidrogen akan menjadi tinggi karena medan gravitasi di permukaan bintang katai putih sangat besar.  Akibatnya terjadi reaksi proton-proton di permukaan bintang yang mengakibatkan terlontarnya sejumlah materi.  Materi yang masih kaya dengan hidrogen ini akan menumpuk dipermukaan katai putih.
  • 25. Nova Cygni 1992 yang diamati oleh teleskop ruang angkasa Hubble. Nova ini meledak pada tanggal 19 Februari 1992. http://hubblesite.org/newscenter/newsdesk/archive/releases/1993/21/