Dokumen tersebut membahas tentang bintang, mulai dari definisi, sejarah pengamatan oleh para ahli, proses fisis yang terjadi pada bintang seperti reaksi fusi, gerak bintang, klasifikasi bintang berdasarkan spektrum dan luminositas, evolusi bintang, dan pengukuran jarak bintang.
3. Bintang Benda langit yang
memancarkan cahaya
Bintang
Semu
Bintang
Nyata
Bintang yang
tidak
menghasilkan
cahaya sendiri
Bintang yang
menghaslkan
cahaya sendiri
4. Secara Umum
Bintang adalah objek luar angkasa
yang menghasilkan cahaya sendiri
(bintang nyata)
Menurut Ilmu
Astronomi
Bintang adalah semua benda massif
(bermassa antara 0,08 hingga massa
matahari) yang sedang dan pernah
melangsungkan pembangkitan
energi melalui reaksi fusi nuklir
5. Geminiano Montanari (1667) astronom Italia, merekam adanya
perubahan luminositas pada bintang Algol
Giordano Bruno (1584) mengusulkan bahwa bintang-bintang
adalah matahari-matahari lain, dan mungkin saja memiliki
banyak planet seperti bumi dalam orbitnya.
Tycho Brahe (ilmuwan pertama yang mengamati bintang)
berhasil mengenali bintang-bintang baru di langit (dinamakan
novae)
SEJARAH PENGAMATAN BINTANG OLEH PARA
AHLI
6. Friedrich Bessel (1838) melakukan pengukuran langsung jarak
bintang 61 Cygni menggunakan teknik paralaks.
John Herschel (putra William Herschel) mengulangi
pekerjaaan yang sama dengan ayahnya di hemisfer langit
sebelah selatan dan menemukan hasil yang sama .
William Herscel (1780-an) mencoba menentukan distribusi
bintang di langit. Selain itu Ia juga menemukan bahwa
beberapa pasangan bintang memang secara fisik berpasangan
membentuk sistem bintang ganda.
LANJUTAN….
7. PROSES FISIS YANG TERJADI PADA BINTANG
Reaksi Fusi
pada
Bintang
Fusi nuklir (termonuklir) adalah proses saat
dua inti atom bergabung, membentuk inti
atom yang lebih besar dan melepaskan
energi. Fusi nuklir adalah yang menyebabkan
bintang bersinar, dan bom hidrogen meledak.
Meskipun tidak melibatkan reaksi kimia, tetapi reaksi
termonuklir di dalam bintang ini disebut sebagai proses
pembakaran. Pada pembakaran hidrogen, bahan bakar
nettonya adalah empat proton, dengan hasil netto satu
partikel alpha, pelepasan dua positron dan dua neutrino
(yang mengubah dua proton menjadi dua netron) dan
energi.
9. Gerak Bintang
• Gerak Semu Bintang (Proper Motion)
• Kecepatan Radial
• Kecepatan Tangensial
• Kecepatan Ruang
• Standar Diam lokal (Local Standard of
Rest)
10. 1. Gerak Semu bintang (Paper motion)
Merupakan sudut yang sangat kecil bila dihitung
dalam satu tahun, karena sering dinyatakan
dalam interval 20-50 tahun.
11. 2. Kecepatan Radial
Adalah kecepataan bintang mendekati atau
menjauhi matahari dapat ditentukan melalui
pergeseran doppler pada spektrum yang
dipancarkannya.
Kecepatan radial dinyatakan dalam Km/detik.
12. 3. Kecepatan Tangensial
Merupakan gerak bintang sepanjang garis penglihatan
sementara proper motion dihasilkan oleh gerak
bintang melintasi penglihatan.
13. 4. Kecepatan Ruang
Merupakan resultan dari kecepatan radial dan
kecepatan tangensial. Karena proper motion
sangat kecil (jarak bintang sangat jauh) maka
berlaku hubungan
Secara geometri digambarkan
14. Bintang yang terletak pada bidang ekliptika bila diamati
satu tahun penuh maka lintasannya berbentuk garis
lurus .
15. Bintang yang terletak pada kutub eliptik dan terletak
antara kutub bidang eliptika diamati satu tahun
penuh, lintasannya akan berbentuk lingkaran.
16. 5. Standar Diam Lokal (local Standart
of Rest)
Suatu titik dalam ruang dekat matahari,
dimana bintang-bintang disekitar titik
tersebut terdistribusi secara seragam,
dan jumlah kecepataannya dalam titik
tersebut nol.
17. KLASIFIKASI BINTANG BERDASARKAN
SPEKTRUM GARISNYA
Kelas : O
Warna : Biru
Temperatur : >30.000 K
Ciri Utama : Garis absorbsi tampak sedikit, garis He terionisasi,
garis N terionisasi dua kali, garis Si terionisasi
tiga kali, garis atom lain yang terionisasi beberapa
kali tampak lemah, garis H tampak tapi lemah.
Contoh : Bintang 10 Lacerta, Alnitak
18. Kelas : B
Warna : Biru
Temperatur : 11.000-30.000 K
Ciri Utama : Garis He netral, garis Si terionisasi satu
kali dan dua kali serta garis O2
terionisasi terlihat. Garis H lebih jelas
daripada kelas O.
Contoh : Rigel, Spica
19. Kelas : A
Warna : Biru
Temperatur : 7.500-11.000 K
Ciri Utama : Garis H tampak kuat, garis Mg Si Fe dan Ca
terionisasi satu kali mulai tampak, garis logam
netral tampak lemah.
Contoh : Sirius, Vega
20. Kelas : F
Warna : Biru keputih-putihan
Temperatur : 6.000-7.000 K
Ciri Utama : Garis H lebih lemah dari kelas A (tapi masih
jelas), garis Ca Fe dan Cr terionisasi satu kali
dan garis Fe dan Cr netral serta garis logam
lainnya mulai terlihat.
Contoh : Canopus, Proycon
21. Kelas : G
Warna : Putih kekuning-kuningan
Temperatur : 5.000-6.000 K
Ciri Utama : Garis H lebih lemah daripada kelas F, garis Ca
terionisasi terlihat, garis-garis logam trioonisasi
dan logam netral tampak, pita molekul CH (G-
Band) tampak sangat kuat.
Contoh : Matahari, Capella
22. Kelas : K
Warna : Jingga Kemerah-merahan
Temperatur : 3.500-5.000 K
Ciri Utama : Garis Logam netral tampak mendominasi,
garis H lemah sekali, pita molekul
Titanium Oksida mulai tampak.
Contoh : Arcturus, Aldebaran
23. Kelas : M
Warna : Merah
Temperatur : 2.500-3.000 K
Ciri Utama :Pita molekul TiO terlihat mendominasi, garis
logam netral juga tampak dengan jelas.
Contoh : Betelgeues, Antares
24. KLASIFIKASI BINTANG BERDASARKAN
LUMINOSITAS BINTANG
Kelas Ia : bintang maharaksasa yang sangat terang
Kelas Ib : bintang maharaksasa yang kurang terang
Kelas II : bintang raksasa yang terang
Kelas III : bintang raksasa
Kelas IV : bintang subraksasa
Kelas V : bintang deret utama
25. SEPULUH BINTANG PALING TERANG DI
LANGIT MALAM
1. Bintang Sirius
2. Bintang Canopus
3. Bintang Rigil Kentaurus
4. Bintang Arcturus
5. Bintang Vega
6. Bintang Capella
7. Bintang Rigel
8. Bintang Proycon
9. Bintang Achemar
10.Bintang Betelgeuse
27. Evolusi Bintang
yaitu proses lahir, berkembang, hingga
matinya sebuah bintang dan memerlukan
jutaan bahkan miliaran tahun.
28. Nebula Deret
Utama
Massa
Besar
M > 1,4
Massa Kecil
M < 1,4
Katai
Kuning
Bintang
Biru
Maha Raksasa
Biru
Red Giant Katai Putih Katai Merah
Katai Hitam
Maha Raksasa
Merah
Supernova
Neutron Black Hole
30. Ketika proses pengerutan berhenti, bintang-
bintang yang terbentuk menempati deret
utama. Lokasi bintang dalam deret utama
bergantung pada massa awalnya.
31. Hidrogen Habis -
Helium
Radiasi Padam,
Bintang Mendingin
dan Mengerut
Bintang Mengalami
Kontraksi (Memuai)
Mengeluarkan
Energi Gravitasi
Suhu Bintang
Muncul lagi
32.
33. Hidrogen Habis -
Helium
Bintang Maha
Raksasa Biru
Bintang Maha
Raksasa Merah
Bintang
Mengalami
Keruntuhan
Terjadi
Supernova
Bintang
Neutron
Lubang
Hitam
34. Bintang ini tersusun dari kira-kira
99 persen neutron. Mengapa
bintang ini hanya tersusun dari
partikel neutron saja?
35. Bila massa bintang runtuh 3 kali massa
matahari, maka tekanan balik neutron tidak
mampu menghentikan keruntuhan gravitasi
bintang. Bintang menjadi mampat sampai
menjadi suatu titik massa yang kerapatannya
tak terhingga disebut singularitas.
36. Singularitas dikitari oleh permukaan yang
tidak dilihat yang disebut sebagai horizon
peristiwa. Ruang antara singularitas dan
horizon peristiwa disebut lubang hitam. Jarak
antara singularitas dan horizon peristiwa
disebut jari-jari Schwarzschild, R.
2
2
c
GM
R
37. Medan gravitasi lubang hitam sangat kuat
sehingga tak satupun yang dapat melepaskan
diri darinya. Cahaya dan materi dapat masuk
tetapi tak satupun yang dapat keluar. Itulah
sebabnya kita tak bisa melihat lubang hitam
(black hole).
38.
39. 1 tahun cahaya = (3 x 108 m/s) x (3,154x 107 s)
1 tahun cahaya = 9,46 x 1015 m = 9,46 x 1012 km
1 parsek = 3,26 tahun cahaya
1 parsek = 206.265 astronomical unit
40. dʘ = jarak Bumi-Matahari =
1,50 x 1013cm = 1AU
d* = jarak Matahari-Bintang
p = sudut palakas bintang
41. Apabila p dinyatakan dalam detik busur dan karena 1
radian = 206.265” (sekon busur), maka
Jika jarak dinyatakan dalam satuan astronomi (AU),
maka sehingga
Apabila paralaks dinyatakan dalam detik busur dan
jarak dinyatakan dalam pc, maka
42. Bintang Paralas (“) Jarak (pc) Jarak (ly)
Proxima
Centauri 0,76 1,31 4,27
Alpha Centauri 0,74 1,35 4,40
Barnard 0,55 1,81 5,90
Wolf 359 0,43 2,35 7,66
Lalande 21185 0,40 2,52 8,22