SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
NILAI PENTING KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI
SEBAGAI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DAN WARISAN BUDAYA DUNIA
(WORLD HERITAGE SITE)
By data: AKBP DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SIP,MH.
1. Nama : Kawasan Percandian Muarajambi
2. Nilai Penting
Kawasan Percandian Muarajambi merupakan peninggalan dari Kerajaan Melayu Kuno, dan satu-satunya
pusat peribadatan dari masa hindu buddha (abad 7-13 M) yang terluas di Indonesia. Terdiri dari 82
reruntuhan bangunan kuno, diantaranya 7 buah kompleks bangunan candi telah dibuka dan dilakukan
penanganan pelestarian secara intensif. Yakni Candi Gumpung, Candi Tinggi I,Candi Tinggi II, Candi
Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I, Candi Gedong II, dan Candi Kedaton. Tinggalan lain berupa
kanal-kanal kuno yang dibuat untuk protection system dan transportasi di dalam kawasan percandian.
Kawasan ini juga didukung lingkungan alam dan sosial yang masih terjaga dengan baik.
3. Kriteria
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, Pasal I Urutan 17 menyatakan Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan
negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan termasuk wilayah
yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Melihat peraturan pemerintah tersebut maka Kawasan Percandian
Muarajambi dapat dimasukkan dalam Kawasan Strategis Nasional. Hal ini juga sesuai dengan 6 Kriteria
Kawasan Strategis Nasional berdasarkan kepentingan sosial dan budaya, yaitu :
1. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional
2. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa
3. Merupakan aset nasional atau internasional yang dilindungi dan dilestarikan
4. Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional
5. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya
UNESCO :
(i) Kawasan Percandian Muarajambi telah masuk dalam Tentative List UNESCO Nomor : 5465
kategori budaya dalam usulan nominasi World Heritage sebagai karya adi luhung
(Outstanding Universal Value).
(ii) Menunjukkan pentingnya pertukaran nilai-nilai kemanusiaan, dalam suatu rentang waktu atau dalam
suatu kawasan budaya di dunia hubungan penting pertukaran nilai-nilai kemanusian dalam jangka
waktu tertentu, dalam pengembangan arsitektur atau teknologi, karya monumental, tata kota atau
desain lansekap;
(iii) Memiliki keunikan atau sekurang-kurangnya pengakuan luar biasa terhadap tradisi budaya atau
peradaban yang masih berlaku maupun yang telah hilang;
(iv) Memberikan contoh luar biasa tentang pemukiman tradisional manusia, tata-guna tanah, atau tata
guna kelautan yang menggambarkan interaksi budaya (atau berbagai budayaa), atau interaksi
manusia dengan lingkungan, terutama ketika pemukiman tersebut menjadi rentan karena dampak
perubahan yang menetap (irreversible).
4. Lokasi
Kawasan Percandian Muarajambi terletak lebih kurang 40 kilometer dari Kota Jambi, atau 30 kilometer dari
Ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi. Secara astronomis situs ini berada pada 103.22’ BT hingga 103.45 ” BT
dan 1 24’ LS hingga 1 33’ LS. Secara administratif daerah-daerah yang tercakup dalam kawasan
Percandian Muarajambi mencakup tujuh wilayah desa, yaitu Desa Dusun Baru, Desa Danau Lamo, Desa
Muarajambi, Desa Kemingking Luar dan Desa Kemingking Dalam, Desa Teluk Jambu, Desa Dusun Mudo,
Ketujuh desa tersebut merupakan wilayah Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi
Jambi.
5. Usulan Luas : ± 2612 hektar
6. Uraian Sejarah :
Nama Muarajambi pertamakali muncul dari laporan seorang perwira angkatan laut Kerajaan Inggris
bernama S.C. Crooke pada 1883. Crooke melaporkan bahwa ia melihat reruntuhan bangunan dan
menemukan sebuah arca yang menggambarkan arca Buddha. Keterangan Crooke ini kemudian dilengkapi
oleh T. Adam, seorang Belanda yang berkunjung ke Jambi pada 1921. Adam juga tidak menyebutkan
peninggalan-peninggalan lain di luar bangunan dan arca. Tiga belas tahun kemudian, F.M.Schnitger
mengunjungi Jambi. Ia menambahkan beberapa informasi tentang nama-nama candi baru selain Astano,
yaitu Gumpung, Tinggi, Gunung Perak, Gudang Garem, Gedong I, dan Gedong II. Schnitger sempat
melakukan ekskavasi pada bagian dalam sejumlah candi. Schnitger adalah sarjana pertama yang
menghubungkan Kawasan Muarajambi dengan kerajaan Melayu (Mo-lo-yeu) yang disebut-sebut dalam
naskah Cina abad XVII. Ia menggunakan sungai kecil bernama Melayu di sebelah barat Desa Muarajambi
sebagai dasar pemikirannya. Pada 1954, Kawasan itu diteliti oleh tim dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dibawah pimpinan R. Soekmono. Tim melakukan pengambilan foto-foto baru dan
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kawasan ini dengan kerajaan Sriwijaya. Kemudian pada 1975,
kegiatan pemugaran candi-candi yang telah runtuh mulai dilaksanakan oleh Direktorat Sejarah dan
Purbakala, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selama pembersihan hutan berlangsung, pekerja di
lapangan berhasil menampakkan kembali tujuh reruntuhan kompleks candi berukuran relatif besar:
Kotomahligai, Kedaton, Gedong I dan II, Gumpung, Tinggi, Kembarbatu, dan Astano. Pada 1985, Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional melakukan pemotretan udara kawasan ini. Tampak jelas dalam
peta bahwa Kawasan Muarajambi memiliki sistem kanal yang dibuat mengelilingi tanggul alam. Dari hasil
penelitian para ahli, bahwa Kawasan Percandian Muarajambi merupakan peninggalan kerajaan Melayu
Kuno yang berlatarbelakang kebudayaan agama Budha Mahayana yang berdiri dari abad VIII – XII Masehi.
7. Uraian Lokasi dan Kondisi Sosial :
Kawasan Percandian Muarajambi ada di wilayah 6 desa, yaitu yaitu Desa Dusun Baru, Desa
Danau Lamo, Desa Muarajambi, Desa Kemingking Luar dan Desa Kemingking Dalam, dan Desa
Dusun Mudo, namun wilayah percandian yang paling luas ada di Desa Muara Jambi. Secara
garis besar keadaan sosial budaya masyarakat di desa-desa tersebut dapat dikatakan sama,
karena dahulu merupakan satu marga dari Marga Maro Sebo. Dalam struktur pemerintahan marga
di wilayah persekutuan adat Marga Maro Sebo dipimpin oleh seorang Pasirah yang
pemerintahannya berpusat di Kampung Muara Jambi.
Dalam sejarah pemerintahan di persekutuan adat Marga Maro Sebo di Muara Jambi berlangsung
hingga masa penjajahan kolonial Belanda. Pada masa kemerdekaan terjadi peralihan dalam
sistem pemerintahan adat di daerah ini. Penamaan Pasirah untuk pemimpin pemerintahan diganti
dengan sebutan Penghulu. Penggunaan istilah penghulu ini digunakan hingga diterapkannya
kebijakan tentang sistem pemerintahan desa sebagai pemerintahan terendah di seluruh wilayah
Negara Indonesia. Dampak dari penerapan kebijakan ini adalah Pasirah/Penghulu sebagai sistem
pemerintahan adat di Jambi berganti ke bentuk pemerintahan dan terbentuklah desa-desa
tersebut. Untuk kehidupan sosial budayanya meski secara struktur pemerintahan berubah, namun
tidak mengalami perubahan. Dalam hal ini sendi kehidupan sosial budaya sampai saat ini
berlandaskan nilai-nilai Islam sebagaimana seperti pada masyarakat Melayu pada umumnya.
8. Ancaman
Industri
Lokasi pembangunan pabrik, antara lain Pabrik CPO (Crued Palm Oil), Terminal Batu Bara, dan industri
hulu lainnya. Bangunan pabrik ini telah berdiri di sepanjang tepian Batanghari, termasuk yang ada di Situs
Percandian Maurajambi.
Perkebunan Kelapa Sawit
Ancaman lain dari pembangunan perkebunan yang sedang dikembangkan pihak swasta yaitu pembukaan
kebun kelapa sawit. Untuk keperluan lahan kebun sawit dengan kapasitas ribuan hektar juga telah
berdampak pada lahan-lahan di kawasan Kawasan Percandian Muarajambi. Lahan kawasan Situs
Percandian Muara Jambi yang semula berupa hutan sekunder, yaitu tegakan vegetasi hutan bercampur
kebun rakyat baik karet maupun buah-buahan seperti durian, duku, pinang, dan jenis tanaman produksi
alam lainnya, kini sebagian telah berubah tanaman monokultur kelapa sawit. Contoh paling nyata, yaitu
tinggalan arkeologi Bukit Sengalo kondisi lingkungannya sudah terkepung kelapa sawit.
Penambangan emas dan koral di Sungai Batanghari
Aktivitas penambangan emas dan koran dengan perahu apung dan bermesin diesel (don feng) yang
banyak ditemui di sepanjang DAS Batanghari juga telah masuk dan beroperasi di Desa Muarajambi.
Keberadaan Situs Muarajambi yang berada di tepian Batanghari sepanjang 7,5 km menjadi sangat riskan
dengan adanya penambangan emas dan koral. Pengamatan aktivitas penambangan ini telah menunjukkan
banyaknya temuan benda cagar budaya. Dari hasil temuan penduduk Desa Muarajambi pada tahun 2008
adalah berupa mata uang emas sebanyak 18 keping dan sekarang tersimpan di kantor BP3 Jambi.
Temuan lain dan paling banyak adalah fragmen keramik lokal dan asing. Fakta ini memberi gambaran
aktivitas penambangan emas dan koral sangat menggangu keberadaan Situs Percandian Muarajambi yang
secara integral juga mencakup aliran Batanghari yang membelah kawasan Situs Percandian Muarajambi.
Bencana Alam
a. Situs Percandian Muarajambi pada dasarnya terletak di tanggul alam kuno (natural levee) aliran
Sungai Batanghari, Karakter Sungai Batanghari sendiri ketika musim hujan permukaan air naik dan
meluap menggenangi dataran rendah, terutama rawa-rawa di sepanjang aliran Batanghari. Meski
banjir tahunan jarang menggenangi area Percandian Muarajambi karena dataran berasal dari
bentukan tanggul alam, namun bukan berarti luput dari bahaya banjir. Perubahan ekosistem akibat
pengundulan hutan di daerah pegunungan Bukit Barisan dan daerah hulu Batanghari telah
mengakibatkan fluktuasi permukaan sungai yang cukup ekstrim, di musim kemarau permukaan sungai
surut tajam dan beberapa tempat dasar sungai muncul berupa gundukan pasir serta menyisakan aliran
setengah dari lebar sungai. Sebaliknya pada musim hujan air meluap cepat dan drastis menggenangi
daerah sepanjang aliran sungai.
b. Pada Tahun 2000 banjir Sungai Batanghari melimpah sampai Kompleks Percandian Muarajambi.
c. Hasil pengukuran dari Dinas Pekerjaan Umum rata-rata ketinggian air pada puncak musim hujan
sangat tinggi.
d. Derasnya aliran Batanghari pada musim hujan telah mengakibatkan dinding tepi sungai terkikis dan
longsor, dari perkembangan menunjukan kikisan terus berlangsung dan mengarah ke tepian Situs
Percandian Muarajambi sepanjang hampir 7,5 km.
Penduduk
a. Ancaman penduduk terhadap Situs Percandian Muarajambi adalah perluasan pemukiman sebagai
akibat dari peningkatan jumlah populasi penduduk lokal. Pemukiman yang semula terkonsentrasi
secara linier sepanjang tepian Batanghari, dalam perkembangannya mulai masuk dan tidak terpola
sepanjang tepian sungai. Perubahan pola ini mengikuti gerak pembukaan akses jalan darat
menggantikan jalur transportasi air. Perluasan pemukiman tidak hanya berupa rumah tinggal namun
juga tempat usaha seperti rumah toko (ruko) yang saat ini mulai bermunculan di jalan menuju Situs
Percandian Muarajambi.
b. Aktivitas pertanian dan perkebunan penduduk lokal dengan membuka dan merubah lanskap tata guna
lahan di area inti situs (core zone). Pengolahan dan penyingkapan lahan tanpa perencanaan sebagian
telah merusak situs.
c. Aktivitas pengunjung Situs Percandian Muarajambi kedatangan wisatawan dengan tujuan hanya
rekreasi semata dan bukan wisatawan yang tertarik kepada nilai-nilai sejarah dan budaya. Biasanya
tipe wisatawan seperti ini banyak melakukan aktivitas yang cenderung merusak tinggalan benda cagar
budaya. Seperti pengunjung yang naik ke atas bangunan candi-candi yang terbuat dari bata. Kondisi
seperti ini telah berdampak terhadap kerusakan permukaan bata-bata candi
9. Kekuatan
Perlindungan Hukum
Implementasi perlindungan terhadap Situs Percandian Muarajambi ;
1. Undang – Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1993 Tentang Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 5
Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya
3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 087/P/1993 Tentang Pendaftaran Benda
Cagar Budaya
4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 062/P/1993 Tentang Kepemilikan,
Penguasaan, Pemindahan dan Status Benda Cagar Budaya
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 063/P/1993 Tentang Perlindungan dan
Konservasi Benda Cagar Budaya khususnya untuk tujuan Pendidikan dan Jati Diri Bangsa
6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 064/P/1993 Tentang Penelitian dan
Penanganan Benda Cagar Budaya, termasuk di prosedur dalam penelitian tinggalan budaya,
perlindungan dari bahaya dan dampak dari pembangunan terhadap tinggalan budaya
7. Undang – Undang RI Nomor nomor 24 Tahun 1992 tentang tata ruang pemukiman, pertanian, daya
dukung hidup, industri, dan lainnya di bawah teritorial Republik Indonesia.
8. Undang – Undang RI Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah yang memberi kewenangan
pemerintah provinsi dalam mengelola sumber daya budaya yang ada di wilayahnya
9. Undang – Undang RI Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Tata Guna Lahan berkenaan dengan Kesehatan
Lingkungan
10. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1993 Tentang Pengelolaan Zona Khusus Konservasi
11. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1993 Tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang.
Kebijakan Pemerintah :
Pemerintah Pusat :
Melalui Unit Pelaksana Teknis Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi :
a. Registrasi dan Inventarisasi seluruh peninggalan arkeologi di dalam kawasan
b. Pemugaran bangunan candi: Candi Tinggi, Gumpung, Astano, Kembarbatu, Gedong I dan II, Tinggi I,
dan saat ini sedang berjalan pemugaran Candi Kedaton
c. Pemeliharaan rutin peninggalan bangunan kuno seperti candi, kolam kuno dan tinggalan lain yang ada
di dalam kawasan
d. Keamanan melakukan pengawasan dan perlindungan secara rutin di dalam kawasan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional :
a. Menjadikan prioritas penelitian arkeologi karena kawasan ini menyimpan sumber daya budaya yang
cukup tinggi.
Balai Arkeologi Palembang :
a. Menjadikan prioritas penelitian arkeologi dan dilaksanakan setiap tahun
Pemerintah Provinsi Jambi :
1. Pembuatan Master Plan Kawasan Percandian Muarajambi
2. Kawasan Percandian Muarajambi telah ditetapkan sebagai skala prioritas pembangunan kebudayaan
dan pariwisata. Kebijakan ini telah dilaksanakan, antara lain kegiatannya ;
a. Pembangunan jalan lintas yang menghubungkan Ibu Kota Jambi dengan Kawasan Percandian
Muarajambi
b. Adanya normalisasi kanal kuno sepanjang 25 Km, yang dilaksanakan sejak tahun 2006 hingga
sekarang
c. Normalisasi danau di kawasan percandian
d. Pembangunan fasilitas penunjang kepariwisataan seperti; Gedung Pusat Informasi, tempat parkir,
air bersih, jalan setapak.
Pemerintah Kabupaten :
1. Pembangunan fasilitas umum, seperti jalan setapak dan toilet
Dukungan Masyarakat
Telah terbentuknya organisasi pemuda yang bergerak di bidang pelestarian dan pariwisata yang telah
banyak melakukan aktivitas pelestarian, seperti sekolah alam raya, pembuatan kerajinan, guiding, dan
aktivitas lain yang sudah berjalan dengan baik. Demikian juga penduduk telah banyak membantu dalam
mendorong pekerjaan pelestarian dan pengembangan kawasan.
Kondisi Alam
Di dalam kawasan masih berupa hutan sekunder dan perkebunan buah rakyat yang kaya akan keragaman
hayati dan terjaga dengan baik.
10. Harapan :
Dengan terwujudnya Kawasan Percandian Muarajambi sebagai Kawasan Strategis Nasional, upaya
pelestarian dan pengelolaan menjadi lebih terarah dan berkesinambungan, sehingga nilai-nilai universalnya
dapat dipertahankan. Upaya tersebut akan sangat bermanfaat dan mempunyai pengaruh besar dalam
memajukan ilmu pengetahuan, budaya, sejarah dan nilai arkeologi yang terkandung dalam kawasan ini.
Selain itu, peran serta masyarakat yang mempunyai ikatan kuat baik psikologis, sosiologis dan historis
dengan kawasan, menjadi aset yang seharusnya memberikan nilai balik kepada masyarakat. Adanya
harmonisasi antara pelestarian oleh lintas sektor dan kekuatan sosial budaya dan peran serta masyarakat
sehingga terwujudnya Kawasan Strategis Nasional yang benar-benar memberikan arti strategis bagi
daerah Jambi, khususnya masyarakat sekitar. Hal ini akan menjadi dasar kuat untuk menjadikan Kawasan
Percandian Muarajambi sebagai Warisan Dunia (World Heritage) yang diakui oleh UNESCO.
11. Peta : Terlampir (Peta provinsi Jambi dan Peta Kawasan Percandian Muarajambi)
12. Literatur :
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Budi Utomo
1992 Batanghari Riwayatmu Dulu. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8
Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah
Depdikbud Propinsi Jambi.
E.EDWARDS McKINNON
1992 Interlocal and International Trade: (11th
to 13th
Centuries). Seminar
Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda
Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.
Groeneveldt, WP
1960 Notes on The Malay Archipelago and Malaca Compiled From Chinesse
Sources. Jakarta: CV. Bhratara
JG De Casparis
1992 Kerajaan Malayu dan Adityawarman. Seminar Sejarah Melayu Kuno.
Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan
Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.
Mundardjito
1995 Hubungan Situs Arkeologi dan Lingkungan Wilayah Jambi. Laporan
Hasil Penelitian Arkeologi dan Geologi Provinsi Jambi 1994-1995. Jambi
: Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jambi.
1996 Rencana Induk Arkeologi Bekas Kota Kerajaan Majapahit Trowulan.
Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan
Purbakala Jakarta. Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan
Sejarah dan Purbakala. Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan,
1988/1989 Master Plan Arkeologi Kompleks Percandian Muarajambi, Jambi. Proyek
Pelestarian dan Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan
Purbakala. Direktorat Jenderal kebudayaan, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan,
Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Jambi.
Laporan Triwulan II, Juli s.d. September 1994. Pemugaran Kompleks
1994/1995 Candi Kembar Batu.
S. Sartono
1992 Kerajaan Melayu Kuno Pra-Sriwijaya Di Sumatera. Seminar Sejarah
Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I
Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.
Schnitger, F.M.
1964 Forgotten Kingdoms In Sumatra.. Leiden: E.J. Brill
Soekmono
1955 Garis Pantai Sriwijaya. AMERTA 3, 1955-Djakarta: Dinas Purbakala.
1992 Rekonstruksi Sejarah Melayu Kuno Sesuai Tuntutan Arkeologi. Seminar
Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda
Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.
Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi
1994 Laporan Pendataan Benda-Benda Koleksi Museum Situs Muarajambi.
Jambi : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi
1999 Laporan Ekskavasi Penyelamatan Menapo-Menapo di Situs
Muarajambi. Jambi : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi
2000 Laporan Ekskavasi Penyelamatan Menapo-Menapo di Situs
Muarajambi. Jambi : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi
Sutikno, Aris Poniman, Maulana Ibrahim
1992 Tinjauan Geomorfologi-Geografis Situs Muarajambi dan Sekitarnya.
Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama
Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.
Uka Djandrasasmita
1992 Beberapa Catatan Penting Tentang Perdagangan Di DAS Batanghari
Hubungannya Dengan Jalur Perdagangan Internasional Pada Abad-
Abad Pertama Sampai Abad XVI. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi,
7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor
Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi.
T. Adam
1921 Oudheden Te Djambi I. Oudheidkundig Verslag, Vierde Kwartaal.
VALUE KEY AREAS enshrinement Muarajambi
AS THE NATIONAL STRATEGIC AREAS AND THE WORLD CULTURAL
HERITAGE
(WORLD HERITAGE SITE)
By Data: Superintendent DADANG DJOKO Karyanto, SH, SIP, MH.
1. Name: Region enshrinement Muarajambi
2. Important Values
Muarajambi enshrinement region is a relic of ancient Malay kingdom, and the only center of
worship of the Hindu period buddha (7-13 century AD) are the largest in Indonesia. Consists
of 82 ruins of ancient buildings, including 7 pieces of the temple complex was opened and
conducted intensive conservation treatment. Namely Gumpung Temple, Temple High I,
Temple High II, Stone Twin Temple, Temple Astano, Gedong I, Gedong II, and Kedaton
temple. Other remains of an ancient form of canals made for protection and transport system
in the region enshrinement. This area is also supported by the natural and social environment
that is still well preserved.
3. Criteria
Based on Government Regulation No. 26 Year 2008 on the National Spatial Plan, Article I
of Order 17 states National Strategic Areas are those areas prioritized spatial arrangement
because it has a very important influence on the national sovereignty of the state, national
defense and security, economic, social, cultural and or the environment, including areas
designated as world heritage. Looking at the government regulation, the enshrinement
Region Muarajambi can be included in the national strategic importance. It is also in
accordance with the National Strategic Area 6 Criteria based social and cultural interests,
namely:
1. It is a place of preservation and development of national or cultural mores
2. It is a priority to improve the quality of social and cultural and national identity
3. Is a national or international assets are protected and preserved
4. It is a national cultural heritage protection
5. Provide protection of cultural diversity
UNESCO:
(I) Muarajambi enshrinement area has been included in the UNESCO Tentative List
Number: 5465 category in the proposed cultural World Heritage nomination as a precious
work of noble (Outstanding Universal Value).
(Ii) Demonstrate the importance of exchange of human values, within a span of time or
within a cultural area of the world is important relationships exchange humanitarian values
within a certain time period, in the development of architecture or technology, monumental
work, urban planning or landscape design;
(Iii) Have a unique or at least exceptional recognition of the cultural tradition or civilization
that is still valid or has been lost;
(Iv) Provide an outstanding example of a traditional human settlement, land use, or the use of
marine depicting cultural interaction (or various budayaa), or human interaction with the
environment, especially when the settlement becomes vulnerable because of the impact of
the changes permanent (irreversible ).
4. Location
Muarajambi enshrinement region located approximately 40 kilometers from the city of
Jambi, or 30 kilometers from the capital city of Muaro. Astronomically this site is at 103.22
'east to 103.45 "BT and 1 24' LS up to 1 33 'LS. Administratively, the areas covered by the
enshrinement Muarajambi region include seven area villages, namely the New Hamlet,
Village Lake Lamo, Muarajambi Village, Villages and Rural Affairs Kemingking
Kemingking In, Guava Bay Village, Hamlet Village Mudo, seven of the village is the
subdistrict Maro Sebo, Muaro Jambi, Jambi Province.
5. Proposed Size: ± 2612 acres
6. Description History:
Muarajambi name first appeared on a report of a naval officer named SC United Kingdom
Crooke in 1883. Crooke reported that he saw the ruins of the building and find a statue
depicting Buddha statue. Description Crooke is then complemented by T. Adam, a
Dutchman who visited Edinburgh in 1921. Adam also did not mention other relics outside
the buildings and statues. Thirteen years later, FMSchnitger visit Jambi. He added some
information about the names of the new temple in addition to Astano, namely Gumpung,
High, Silver Mountain, Warehouse Garem, Gedong I and Gedong II. Schnitger was doing
excavation on the inside of a temple. Schnitger was the first scholar who connects with the
Malay kingdoms Muarajambi Region (Mo-lo-yeu) which was mentioned in the seventeenth
century Chinese manuscript. It uses a small river called the Malay in the west village
Muarajambi as its rationale. In 1954, the area was investigated by a team from the Ministry
of Education and Culture under the leadership of R. Soekmono. The team performed taking
new photographs and concluded that there is a relationship between this region with
Srivijaya empire. Then in 1975, restoration activities temples have collapsed being
implemented by the Directorate of History and Archaeology, Ministry of Education and
Culture. During forest clearing took place, workers in the field managed to recall the ruins of
the temple complex of seven relatively large size: Kotomahligai, Kedaton, Gedong I and II,
Gumpung, High, Kembarbatu, and Astano. In 1985, the Coordinating Agency for Surveys
and Mapping Agency conduct aerial photography of the region. Evident in the maps that
have Muarajambi Region canal system built around the natural levee. From research experts,
that the enshrinement Region Muarajambi a relic of ancient Malay kingdom Mahayana
Buddhism cultural background of the standing of the century VIII - XII AD.
7. Description Location and Social Conditions:
Regions Muarajambi enshrinement in the region of 6 villages, namely the Village New
Hamlet, Village Lake Lamo, Muarajambi Village, Villages and Rural Affairs Kemingking
Kemingking In, and Hamlet Village Mudo, but the region's most extensive enshrinement in
the village of Muara Jambi. Broadly speaking, social and cultural situation in these villages
can be said to be the same, because the former is a genus of Highways Maro Sebo. In the
structure of government in the federal territories of indigenous clan Highways Maro Sebo led
by a rule-based Pasirah the village of Muara Jambi.
In the history of government in the indigenous fellowship Highways Maro Sebo in Muara
Jambi lasted until the time of Dutch colonial rule. At the time of independence there was a
shift in the traditional system of government in this area. Naming Pasirah for government
leaders to be replaced with the title prince. Use of this prince term used to implementation of
policy on village governance system as the lowest administration in the entire territory of
Indonesia. The impact of the adoption of this policy is Pasirah / prince as customary
governance systems in Jambi change to the form of government and formed villages. For
social and cultural life albeit changing governance structures, but does not change. In this
case the joint social and cultural life to date based on the values of Islam as such in the
Malay community in general.
8. Threats
Industry
Plant construction site, among others, Factory CPO (Crued Palm Oil), Coal Terminal, and
other upstream industries. The factory building has stood along the banks of Batang,
including those in the site Maurajambi enshrinement.
Oil Palm Plantation
Another threat of plantation development is being developed private sector, namely the
opening of oil palm plantations. For the purposes of oil palm estates with a capacity of
thousands of acres also have an impact on the land in the area Muarajambi enshrinement.
Land area of Muara Jambi site enshrinement originally a secondary forest, mixed forest
vegetation which stands well smallholder rubber and fruits such as durian, Duku, nut, and
other natural production plant species, now some have changed the oil palm monocultures.
The most obvious example, the archaeological remains of the Mount Sengalo environmental
conditions already beleaguered oil palm.
Gold and coral mining in Batang Hari River
Gold mining activities and newspapers with floating boats and diesel (don feng) are mostly
found along the Batang Hari river basin has also been entered and operated in the village
Muarajambi. The existence Muarajambi site located at 7.5 km along the banks of the Batang
Hari becomes very risky with the mining of gold and coral. Observations of this mining
activity has been demonstrated many findings of objects of cultural heritage. From the
findings of the villagers Muarajambi in 2008 is in the form of gold coins as much as 18
pieces and is now kept in the office BP3 Jambi. Other findings and most are local and
foreign ceramic fragments. This fact gives an overview of gold and coral mining activities
are very disturbing presence enshrinement Muarajambi site which is integrally also include
Batang which divides the flow region enshrinement Muarajambi site.
Natural Disasters
a. Site enshrinement Muarajambi basically located in an ancient natural levees (natural
levee) stream Batang Hari River, Character Batang Hari River itself when the rainy season
the water level rises and overflows flooded lowlands, especially marshes along the Batang.
Although annual floods rarely flooded area enshrinement Muarajambi because plains derived
from natural levee formation, but by no means escape from the danger of flooding.
Ecosystem changes due to deforestation in the Bukit Barisan mountain range and the upper
reaches of the Batang Hari river level fluctuations have resulted in fairly extreme, in the dry
season the river level receded sharply and some places the river appeared in the form of a
sand dune and left half of the width of the river flow. In contrast to the rainy season the
water overflow quickly and drastically flooded areas along the river.
b. In the 2000 flood Batang Hari River overflowed Complex Muarajambi enshrinement.
c. The results of measurements of the Department of Public Works average water level at the
peak of the rainy season is very high.
d. Batang swift flow during the rainy season has resulted wall eroded river banks and
landslides, from scraping showed continued growth and lead to the enshrinement
Muarajambi site along the banks of almost 7.5 km.
Population
a. Threats of population on the site Muarajambi enshrinement is settlement expansion as a
result of an increase in the number of local population. Settlements were initially
concentrated linearly along the banks of the Batang Hari, in its development began to come
in and not patterned along the banks of the river. This pattern changes following the opening
movement of the access road displace water transport lines. Settlement expansion not only of
houses but also the business place like home store (shop) that is now occurring on the road to
the site Muarajambi enshrinement.
b. Agriculture and plantation activities with the local population and the changing landscape
of open land use in the core area of the site (core zone). Processing and disclosure of land
without planning some have damaging the site.
c. Visitor activity enshrinement Muarajambi site with tourist arrivals recreational purposes
only and is not only tourists who are interested in the values of history and culture. Usually
this type of tourists as many activities that tend to destroy the remains of cultural heritage
objects. As visitors climb to the top of the building temples made of brick. Such conditions
have an impact on surface damage the bricks temple
9. Strength
Legal Protection
Implementation of protection against enshrinement Muarajambi site;
1. Act - Act No. 5 of 1992 on Heritage Objects
2. Government Regulation No. 10 Year 1993 on the Implementation of the Law - Law No. 5
of 1992 on Heritage Objects
3. Decree of the Minister of Education and Culture No. 087 / P / 1993 About Registration
Heritage Objects
4. Decree of the Minister of Education and Culture No. 062 / P / 1993 on Ownership,
Control, Removal and Objects of Cultural Status
5. Decree of the Minister of Education and Culture No. 063 / P / 1993 on the Protection and
Conservation of Heritage Objects specifically for the purpose of Education and National
Identity
6. Decree of the Minister of Education and Culture No. 064 / P / 1993 on the Research and
Treatment of heritage objects, including the procedures in the study of cultural relics,
protection from danger and the impact of development on cultural relics
7. Act - Act No. 24 of 1992 concerning the number of spatial settlement, agriculture,
carrying life, industry, and the other under the territory of the Republic of Indonesia.
8. Act - Act No. 22 of 1999 on Regional Autonomy that authorizes the provincial
government in managing cultural resources that exist in the region
9. Law - Law No. 16 Year 2004 on Land Use with respect to Environmental Health
10. Presidential Decree No. 32 of 1993 on the management of the Special Zone Conservation
11. Presidential Decree No. 32 Year 1993 on Spatial Management Coordination.
Government Policy:
Central Government:
Through the Technical Implementation Unit Archaeological Heritage Preservation Hall
Jambi:
a. Registration and Inventory entire archaeological heritage in the region
b. The restoration of the temple: Temple High, Gumpung, Astano, Kembarbatu, Gedong I
and II, High I, and is currently running a temple restoration Kedaton
c. Routine maintenance relics of ancient buildings such as temples, ancient ponds and other
remains in the region
d. Security monitoring and protection on a regular basis in the region
Research and Development Center of the National Archaeology:
a. Making the archaeological research priorities for the region save cultural resources is high
enough.
Archaeological Center Palembang:
a. Making the archaeological research priorities and implemented every year
Jambi provincial government:
1. Preparation of Master Plan enshrinement Region Muarajambi
2. Regions Muarajambi enshrinement has been designated as a priority scale cultural and
tourism development. This policy has been implemented, among other activities;
a. Construction of the causeway that connects the capital city of Jambi with enshrinement
Region Muarajambi
b. The existence of an ancient channel normalization along 25 km, which is carried out from
2006 to now
c. Normalization of the lake in the enshrinement
d. Development of tourism supporting facilities such as; Building Information Center, park,
water, footpath.
District Government:
1. The construction of public facilities, such as footpaths and toilets
Community Support
Has been the formation of youth organizations working in the field of preservation and
tourism that has many conservation activities, such as school universe, craft-making,
guiding, and other activities that have been going well. Likewise, the population has a lot of
help in encouraging the work of preservation and development of the area.
Natural conditions
In the region is still a secondary forest and fruit plantations people rich in biodiversity and is
well maintained.
10. Hope:
With the realization Regions Muarajambi enshrinement as a National Strategic Area,
conservation and management efforts become more focused and sustainable, so that the
universal values can be maintained. Such efforts would be very beneficial and have a major
influence in advancing science, culture, history and archaeological value contained in this
region. In addition, the role of the community who have strong ties both psychological,
sociological and historical area, an asset that should give back to the community. The
harmonization between conservation by strength across sectors and socio-cultural and
community participation so that the realization of national strategic importance that actually
provide strategic significance for the region Jambi, especially the surrounding community.
This will be a good basis for making Muarajambi enshrinement Region World Heritage
(World Heritage), which is recognized by UNESCO.
11. Map: Attached (Map Jambi province and Region Maps enshrinement Muarajambi)
12. Literature:
BIBLIOGRAPHY
Bambang Budi Utomo
Used 1992 Batang Your History. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December
1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of
Education Regional Office.
E.EDWARDS McKinnon
1992 Interlocal and International Trade: (11th to 13th Centuries). Ancient Malay History
Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi
Jambi Province Department of Education Regional Office.
Groeneveldt, WP
1960 Notes on the Malay Archipelago and Malaca Compiled From Chinesse Sources.
Jakarta: CV. Bhratara
JG De Casparis
1992 Kingdom of Malay and Adityawarman. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8
December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province
Department of Education Regional Office.
Mundardjito
1995 Environmental Relations and Regional Archaeological Sites Jambi. Report of
Archaeological Research and Geological Jambi Province from 1994 to 1995. Jambi:
Regional Government of Jambi Province.
Used 1996 Archaeological Master Plan City Trowulan Majapahit Kingdom. Project
Restoration and Maintenance of Historical and Archeological Jakarta. Directorate of
Protection and Development of Historical and Archeological. Directorate General of Culture
Ministry of Education and Culture,
Archaeological Complex Master Plan 1988/1989 enshrinement Muarajambi, Jambi.
Preservation and Utilization Project and Archaeological Heritage Protection and
Development Directorate of History and Archaeology. Directorate General of culture, the
Ministry of Education and Culture,
Development Project Heritage and Antiquities Jambi.
1994/1995 Second Quarterly Report, July s.d. September 1994. The restoration of the Twin
Stone Temple Complex.
S. Sartono
1992 ancient Malay kingdom of Srivijaya in Sumatra Pre. Ancient Malay History Seminar.
Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi
Province Department of Education Regional Office.
Schnitger, F.M.
1964 Forgotten Kingdoms In Sumatra .. Leiden: E.J. Brill
Soekmono
Shorelines 1955 Sriwijaya. AMERTA 3, 1955 Djakarta: Department of Antiquities.
1992 Reconstruction of Ancient Malay History Archaeology Under demands. Ancient Malay
History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I
Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.
Asylum and Archaeological Heritage Jambi
1994 Data Collection Reports Museums Museum Collection Muarajambi site. Jambi:
Asylum and Archaeological Heritage Jambi
1999 Report Menapo-Menapo Rescue Excavations at Site Muarajambi. Jambi: Asylum and
Archaeological Heritage Jambi
2000 Report Menapo-Menapo Rescue Excavations at Site Muarajambi. Jambi: Asylum and
Archaeological Heritage Jambi
Sutikno, Aris Poniman, Maulana Ibrahim
1992 Overview of Geomorphology-Geographic Area Muarajambi site. Ancient Malay
History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I
Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.
Uka Djandrasasmita
1992 Some Important Note About Trade In Batang watershed Relation to International Trade
Line In First Ages Until Century XVI. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8
December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province
Department of Education Regional Office.
Adam T.
1921 Oudheden Te Djambi I. Oudheidkundig Verslag, Vierde Kwartaal.

More Related Content

What's hot

ringkasan Self Resilience.pptx
ringkasan Self Resilience.pptxringkasan Self Resilience.pptx
ringkasan Self Resilience.pptx
ssuser1da203
 
Ketahanan nasional dlm astagatra
Ketahanan nasional dlm astagatraKetahanan nasional dlm astagatra
Ketahanan nasional dlm astagatra
Jemi22
 
Cinta tanah air dan patriotisme power point
Cinta tanah air dan patriotisme power pointCinta tanah air dan patriotisme power point
Cinta tanah air dan patriotisme power point
hasan_dr
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukum
Potpotya Fitri
 
Ppt mahasiswa berkarakter
Ppt mahasiswa berkarakterPpt mahasiswa berkarakter
Ppt mahasiswa berkarakter
maiiaarlam
 

What's hot (20)

ringkasan Self Resilience.pptx
ringkasan Self Resilience.pptxringkasan Self Resilience.pptx
ringkasan Self Resilience.pptx
 
MAKALAH ANTROPOLOGI HUBUNGAN ANTARA MASYARAKAT,BAHASA,DAN KEBUDAYAAN
MAKALAH ANTROPOLOGI HUBUNGAN ANTARA MASYARAKAT,BAHASA,DAN KEBUDAYAAN MAKALAH ANTROPOLOGI HUBUNGAN ANTARA MASYARAKAT,BAHASA,DAN KEBUDAYAAN
MAKALAH ANTROPOLOGI HUBUNGAN ANTARA MASYARAKAT,BAHASA,DAN KEBUDAYAAN
 
Tugas pancasila sebagai etika politik
Tugas  pancasila sebagai etika politikTugas  pancasila sebagai etika politik
Tugas pancasila sebagai etika politik
 
Ketahanan nasional dlm astagatra
Ketahanan nasional dlm astagatraKetahanan nasional dlm astagatra
Ketahanan nasional dlm astagatra
 
Cinta tanah air dan patriotisme power point
Cinta tanah air dan patriotisme power pointCinta tanah air dan patriotisme power point
Cinta tanah air dan patriotisme power point
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukum
 
Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatanPembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan
 
Wawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial BudayaWawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial Budaya
 
Kewarganegaraan kelompok 6
Kewarganegaraan kelompok 6Kewarganegaraan kelompok 6
Kewarganegaraan kelompok 6
 
Pembangunan Nasional dan Ketahanan Nasional
Pembangunan Nasional dan Ketahanan NasionalPembangunan Nasional dan Ketahanan Nasional
Pembangunan Nasional dan Ketahanan Nasional
 
KESEHATAN LINGKUNGAN MENURUT PANDANGAN ISLAM
KESEHATAN LINGKUNGAN MENURUT PANDANGAN ISLAMKESEHATAN LINGKUNGAN MENURUT PANDANGAN ISLAM
KESEHATAN LINGKUNGAN MENURUT PANDANGAN ISLAM
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
Urgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakterUrgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakter
 
Ppt mahasiswa berkarakter
Ppt mahasiswa berkarakterPpt mahasiswa berkarakter
Ppt mahasiswa berkarakter
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
 
K3 Keperawatan
K3 KeperawatanK3 Keperawatan
K3 Keperawatan
 
Tanggung jawab ilmuwan dan seniman
Tanggung jawab ilmuwan dan senimanTanggung jawab ilmuwan dan seniman
Tanggung jawab ilmuwan dan seniman
 
Kelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaKelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusia
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Pembinaan kesadaran bela negara
Pembinaan kesadaran bela negaraPembinaan kesadaran bela negara
Pembinaan kesadaran bela negara
 

Similar to Nilai penting kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

Selayang pandang kota jambi
Selayang pandang kota jambiSelayang pandang kota jambi
Selayang pandang kota jambi
Helmi Setiawan
 
Kabupaten Mojokerto
Kabupaten MojokertoKabupaten Mojokerto
Kabupaten Mojokerto
Risal Fahmi
 
Jejak manusia purba di sangiran
Jejak manusia purba di sangiranJejak manusia purba di sangiran
Jejak manusia purba di sangiran
Rohman Efendi
 

Similar to Nilai penting kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI (20)

Makalah liangkabori
Makalah liangkaboriMakalah liangkabori
Makalah liangkabori
 
Makalah sejarah liangkabori dan metanduno
Makalah sejarah liangkabori dan metandunoMakalah sejarah liangkabori dan metanduno
Makalah sejarah liangkabori dan metanduno
 
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs SangiranLKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
 
Makalah liangkabori (4)
Makalah liangkabori (4)Makalah liangkabori (4)
Makalah liangkabori (4)
 
Selayang pandang kota jambi
Selayang pandang kota jambiSelayang pandang kota jambi
Selayang pandang kota jambi
 
Cultural resource management
Cultural resource managementCultural resource management
Cultural resource management
 
REPORTASE KRIMINAL POST
REPORTASE KRIMINAL POSTREPORTASE KRIMINAL POST
REPORTASE KRIMINAL POST
 
M1(1) zaman pra sejarah
M1(1) zaman pra sejarahM1(1) zaman pra sejarah
M1(1) zaman pra sejarah
 
Kabupaten Mojokerto
Kabupaten MojokertoKabupaten Mojokerto
Kabupaten Mojokerto
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Timbuktu
TimbuktuTimbuktu
Timbuktu
 
IPS kerajaan hindu budha islam.pptx
IPS  kerajaan hindu budha islam.pptxIPS  kerajaan hindu budha islam.pptx
IPS kerajaan hindu budha islam.pptx
 
TUGAS PAS KOLABORASI SEJARAH INDONESIA.pptx
TUGAS PAS KOLABORASI SEJARAH INDONESIA.pptxTUGAS PAS KOLABORASI SEJARAH INDONESIA.pptx
TUGAS PAS KOLABORASI SEJARAH INDONESIA.pptx
 
Terumbu Karang
Terumbu KarangTerumbu Karang
Terumbu Karang
 
2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf
 
M1(1) zaman pra sejarah
M1(1) zaman pra sejarahM1(1) zaman pra sejarah
M1(1) zaman pra sejarah
 
Geomagz201106
Geomagz201106Geomagz201106
Geomagz201106
 
Makalah yogyakarta
Makalah yogyakartaMakalah yogyakarta
Makalah yogyakarta
 
Jejak manusia purba di sangiran
Jejak manusia purba di sangiranJejak manusia purba di sangiran
Jejak manusia purba di sangiran
 
Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)
 

More from Dadang DjokoKaryanto

More from Dadang DjokoKaryanto (20)

Ppt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi indPpt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi ind
 
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
 
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTOKUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANISOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
 
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTOISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTOISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKANISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
 

Recently uploaded

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 

Nilai penting kawasan percandian muarajambi;PROVINSI JAMBI

  • 1. NILAI PENTING KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DAN WARISAN BUDAYA DUNIA (WORLD HERITAGE SITE) By data: AKBP DADANG DJOKO KARYANTO, SH,SIP,MH. 1. Nama : Kawasan Percandian Muarajambi 2. Nilai Penting Kawasan Percandian Muarajambi merupakan peninggalan dari Kerajaan Melayu Kuno, dan satu-satunya pusat peribadatan dari masa hindu buddha (abad 7-13 M) yang terluas di Indonesia. Terdiri dari 82 reruntuhan bangunan kuno, diantaranya 7 buah kompleks bangunan candi telah dibuka dan dilakukan penanganan pelestarian secara intensif. Yakni Candi Gumpung, Candi Tinggi I,Candi Tinggi II, Candi Kembar Batu, Candi Astano, Candi Gedong I, Candi Gedong II, dan Candi Kedaton. Tinggalan lain berupa kanal-kanal kuno yang dibuat untuk protection system dan transportasi di dalam kawasan percandian. Kawasan ini juga didukung lingkungan alam dan sosial yang masih terjaga dengan baik. 3. Kriteria Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pasal I Urutan 17 menyatakan Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Melihat peraturan pemerintah tersebut maka Kawasan Percandian Muarajambi dapat dimasukkan dalam Kawasan Strategis Nasional. Hal ini juga sesuai dengan 6 Kriteria Kawasan Strategis Nasional berdasarkan kepentingan sosial dan budaya, yaitu : 1. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional 2. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa 3. Merupakan aset nasional atau internasional yang dilindungi dan dilestarikan 4. Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional 5. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya UNESCO : (i) Kawasan Percandian Muarajambi telah masuk dalam Tentative List UNESCO Nomor : 5465 kategori budaya dalam usulan nominasi World Heritage sebagai karya adi luhung (Outstanding Universal Value). (ii) Menunjukkan pentingnya pertukaran nilai-nilai kemanusiaan, dalam suatu rentang waktu atau dalam suatu kawasan budaya di dunia hubungan penting pertukaran nilai-nilai kemanusian dalam jangka
  • 2. waktu tertentu, dalam pengembangan arsitektur atau teknologi, karya monumental, tata kota atau desain lansekap; (iii) Memiliki keunikan atau sekurang-kurangnya pengakuan luar biasa terhadap tradisi budaya atau peradaban yang masih berlaku maupun yang telah hilang; (iv) Memberikan contoh luar biasa tentang pemukiman tradisional manusia, tata-guna tanah, atau tata guna kelautan yang menggambarkan interaksi budaya (atau berbagai budayaa), atau interaksi manusia dengan lingkungan, terutama ketika pemukiman tersebut menjadi rentan karena dampak perubahan yang menetap (irreversible). 4. Lokasi Kawasan Percandian Muarajambi terletak lebih kurang 40 kilometer dari Kota Jambi, atau 30 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi. Secara astronomis situs ini berada pada 103.22’ BT hingga 103.45 ” BT dan 1 24’ LS hingga 1 33’ LS. Secara administratif daerah-daerah yang tercakup dalam kawasan Percandian Muarajambi mencakup tujuh wilayah desa, yaitu Desa Dusun Baru, Desa Danau Lamo, Desa Muarajambi, Desa Kemingking Luar dan Desa Kemingking Dalam, Desa Teluk Jambu, Desa Dusun Mudo, Ketujuh desa tersebut merupakan wilayah Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. 5. Usulan Luas : ± 2612 hektar 6. Uraian Sejarah : Nama Muarajambi pertamakali muncul dari laporan seorang perwira angkatan laut Kerajaan Inggris bernama S.C. Crooke pada 1883. Crooke melaporkan bahwa ia melihat reruntuhan bangunan dan menemukan sebuah arca yang menggambarkan arca Buddha. Keterangan Crooke ini kemudian dilengkapi oleh T. Adam, seorang Belanda yang berkunjung ke Jambi pada 1921. Adam juga tidak menyebutkan peninggalan-peninggalan lain di luar bangunan dan arca. Tiga belas tahun kemudian, F.M.Schnitger mengunjungi Jambi. Ia menambahkan beberapa informasi tentang nama-nama candi baru selain Astano, yaitu Gumpung, Tinggi, Gunung Perak, Gudang Garem, Gedong I, dan Gedong II. Schnitger sempat melakukan ekskavasi pada bagian dalam sejumlah candi. Schnitger adalah sarjana pertama yang menghubungkan Kawasan Muarajambi dengan kerajaan Melayu (Mo-lo-yeu) yang disebut-sebut dalam naskah Cina abad XVII. Ia menggunakan sungai kecil bernama Melayu di sebelah barat Desa Muarajambi sebagai dasar pemikirannya. Pada 1954, Kawasan itu diteliti oleh tim dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dibawah pimpinan R. Soekmono. Tim melakukan pengambilan foto-foto baru dan menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kawasan ini dengan kerajaan Sriwijaya. Kemudian pada 1975, kegiatan pemugaran candi-candi yang telah runtuh mulai dilaksanakan oleh Direktorat Sejarah dan Purbakala, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selama pembersihan hutan berlangsung, pekerja di lapangan berhasil menampakkan kembali tujuh reruntuhan kompleks candi berukuran relatif besar: Kotomahligai, Kedaton, Gedong I dan II, Gumpung, Tinggi, Kembarbatu, dan Astano. Pada 1985, Badan
  • 3. Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional melakukan pemotretan udara kawasan ini. Tampak jelas dalam peta bahwa Kawasan Muarajambi memiliki sistem kanal yang dibuat mengelilingi tanggul alam. Dari hasil penelitian para ahli, bahwa Kawasan Percandian Muarajambi merupakan peninggalan kerajaan Melayu Kuno yang berlatarbelakang kebudayaan agama Budha Mahayana yang berdiri dari abad VIII – XII Masehi. 7. Uraian Lokasi dan Kondisi Sosial : Kawasan Percandian Muarajambi ada di wilayah 6 desa, yaitu yaitu Desa Dusun Baru, Desa Danau Lamo, Desa Muarajambi, Desa Kemingking Luar dan Desa Kemingking Dalam, dan Desa Dusun Mudo, namun wilayah percandian yang paling luas ada di Desa Muara Jambi. Secara garis besar keadaan sosial budaya masyarakat di desa-desa tersebut dapat dikatakan sama, karena dahulu merupakan satu marga dari Marga Maro Sebo. Dalam struktur pemerintahan marga di wilayah persekutuan adat Marga Maro Sebo dipimpin oleh seorang Pasirah yang pemerintahannya berpusat di Kampung Muara Jambi. Dalam sejarah pemerintahan di persekutuan adat Marga Maro Sebo di Muara Jambi berlangsung hingga masa penjajahan kolonial Belanda. Pada masa kemerdekaan terjadi peralihan dalam sistem pemerintahan adat di daerah ini. Penamaan Pasirah untuk pemimpin pemerintahan diganti dengan sebutan Penghulu. Penggunaan istilah penghulu ini digunakan hingga diterapkannya kebijakan tentang sistem pemerintahan desa sebagai pemerintahan terendah di seluruh wilayah Negara Indonesia. Dampak dari penerapan kebijakan ini adalah Pasirah/Penghulu sebagai sistem pemerintahan adat di Jambi berganti ke bentuk pemerintahan dan terbentuklah desa-desa tersebut. Untuk kehidupan sosial budayanya meski secara struktur pemerintahan berubah, namun tidak mengalami perubahan. Dalam hal ini sendi kehidupan sosial budaya sampai saat ini berlandaskan nilai-nilai Islam sebagaimana seperti pada masyarakat Melayu pada umumnya. 8. Ancaman Industri Lokasi pembangunan pabrik, antara lain Pabrik CPO (Crued Palm Oil), Terminal Batu Bara, dan industri hulu lainnya. Bangunan pabrik ini telah berdiri di sepanjang tepian Batanghari, termasuk yang ada di Situs Percandian Maurajambi. Perkebunan Kelapa Sawit Ancaman lain dari pembangunan perkebunan yang sedang dikembangkan pihak swasta yaitu pembukaan kebun kelapa sawit. Untuk keperluan lahan kebun sawit dengan kapasitas ribuan hektar juga telah berdampak pada lahan-lahan di kawasan Kawasan Percandian Muarajambi. Lahan kawasan Situs
  • 4. Percandian Muara Jambi yang semula berupa hutan sekunder, yaitu tegakan vegetasi hutan bercampur kebun rakyat baik karet maupun buah-buahan seperti durian, duku, pinang, dan jenis tanaman produksi alam lainnya, kini sebagian telah berubah tanaman monokultur kelapa sawit. Contoh paling nyata, yaitu tinggalan arkeologi Bukit Sengalo kondisi lingkungannya sudah terkepung kelapa sawit. Penambangan emas dan koral di Sungai Batanghari Aktivitas penambangan emas dan koran dengan perahu apung dan bermesin diesel (don feng) yang banyak ditemui di sepanjang DAS Batanghari juga telah masuk dan beroperasi di Desa Muarajambi. Keberadaan Situs Muarajambi yang berada di tepian Batanghari sepanjang 7,5 km menjadi sangat riskan dengan adanya penambangan emas dan koral. Pengamatan aktivitas penambangan ini telah menunjukkan banyaknya temuan benda cagar budaya. Dari hasil temuan penduduk Desa Muarajambi pada tahun 2008 adalah berupa mata uang emas sebanyak 18 keping dan sekarang tersimpan di kantor BP3 Jambi. Temuan lain dan paling banyak adalah fragmen keramik lokal dan asing. Fakta ini memberi gambaran aktivitas penambangan emas dan koral sangat menggangu keberadaan Situs Percandian Muarajambi yang secara integral juga mencakup aliran Batanghari yang membelah kawasan Situs Percandian Muarajambi. Bencana Alam a. Situs Percandian Muarajambi pada dasarnya terletak di tanggul alam kuno (natural levee) aliran Sungai Batanghari, Karakter Sungai Batanghari sendiri ketika musim hujan permukaan air naik dan meluap menggenangi dataran rendah, terutama rawa-rawa di sepanjang aliran Batanghari. Meski banjir tahunan jarang menggenangi area Percandian Muarajambi karena dataran berasal dari bentukan tanggul alam, namun bukan berarti luput dari bahaya banjir. Perubahan ekosistem akibat pengundulan hutan di daerah pegunungan Bukit Barisan dan daerah hulu Batanghari telah mengakibatkan fluktuasi permukaan sungai yang cukup ekstrim, di musim kemarau permukaan sungai surut tajam dan beberapa tempat dasar sungai muncul berupa gundukan pasir serta menyisakan aliran setengah dari lebar sungai. Sebaliknya pada musim hujan air meluap cepat dan drastis menggenangi daerah sepanjang aliran sungai. b. Pada Tahun 2000 banjir Sungai Batanghari melimpah sampai Kompleks Percandian Muarajambi. c. Hasil pengukuran dari Dinas Pekerjaan Umum rata-rata ketinggian air pada puncak musim hujan sangat tinggi. d. Derasnya aliran Batanghari pada musim hujan telah mengakibatkan dinding tepi sungai terkikis dan longsor, dari perkembangan menunjukan kikisan terus berlangsung dan mengarah ke tepian Situs Percandian Muarajambi sepanjang hampir 7,5 km. Penduduk
  • 5. a. Ancaman penduduk terhadap Situs Percandian Muarajambi adalah perluasan pemukiman sebagai akibat dari peningkatan jumlah populasi penduduk lokal. Pemukiman yang semula terkonsentrasi secara linier sepanjang tepian Batanghari, dalam perkembangannya mulai masuk dan tidak terpola sepanjang tepian sungai. Perubahan pola ini mengikuti gerak pembukaan akses jalan darat menggantikan jalur transportasi air. Perluasan pemukiman tidak hanya berupa rumah tinggal namun juga tempat usaha seperti rumah toko (ruko) yang saat ini mulai bermunculan di jalan menuju Situs Percandian Muarajambi. b. Aktivitas pertanian dan perkebunan penduduk lokal dengan membuka dan merubah lanskap tata guna lahan di area inti situs (core zone). Pengolahan dan penyingkapan lahan tanpa perencanaan sebagian telah merusak situs. c. Aktivitas pengunjung Situs Percandian Muarajambi kedatangan wisatawan dengan tujuan hanya rekreasi semata dan bukan wisatawan yang tertarik kepada nilai-nilai sejarah dan budaya. Biasanya tipe wisatawan seperti ini banyak melakukan aktivitas yang cenderung merusak tinggalan benda cagar budaya. Seperti pengunjung yang naik ke atas bangunan candi-candi yang terbuat dari bata. Kondisi seperti ini telah berdampak terhadap kerusakan permukaan bata-bata candi 9. Kekuatan Perlindungan Hukum Implementasi perlindungan terhadap Situs Percandian Muarajambi ; 1. Undang – Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1993 Tentang Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya 3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 087/P/1993 Tentang Pendaftaran Benda Cagar Budaya 4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 062/P/1993 Tentang Kepemilikan, Penguasaan, Pemindahan dan Status Benda Cagar Budaya 5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 063/P/1993 Tentang Perlindungan dan Konservasi Benda Cagar Budaya khususnya untuk tujuan Pendidikan dan Jati Diri Bangsa 6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 064/P/1993 Tentang Penelitian dan Penanganan Benda Cagar Budaya, termasuk di prosedur dalam penelitian tinggalan budaya, perlindungan dari bahaya dan dampak dari pembangunan terhadap tinggalan budaya 7. Undang – Undang RI Nomor nomor 24 Tahun 1992 tentang tata ruang pemukiman, pertanian, daya dukung hidup, industri, dan lainnya di bawah teritorial Republik Indonesia. 8. Undang – Undang RI Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah yang memberi kewenangan pemerintah provinsi dalam mengelola sumber daya budaya yang ada di wilayahnya
  • 6. 9. Undang – Undang RI Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Tata Guna Lahan berkenaan dengan Kesehatan Lingkungan 10. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1993 Tentang Pengelolaan Zona Khusus Konservasi 11. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1993 Tentang Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang. Kebijakan Pemerintah : Pemerintah Pusat : Melalui Unit Pelaksana Teknis Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi : a. Registrasi dan Inventarisasi seluruh peninggalan arkeologi di dalam kawasan b. Pemugaran bangunan candi: Candi Tinggi, Gumpung, Astano, Kembarbatu, Gedong I dan II, Tinggi I, dan saat ini sedang berjalan pemugaran Candi Kedaton c. Pemeliharaan rutin peninggalan bangunan kuno seperti candi, kolam kuno dan tinggalan lain yang ada di dalam kawasan d. Keamanan melakukan pengawasan dan perlindungan secara rutin di dalam kawasan Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional : a. Menjadikan prioritas penelitian arkeologi karena kawasan ini menyimpan sumber daya budaya yang cukup tinggi. Balai Arkeologi Palembang : a. Menjadikan prioritas penelitian arkeologi dan dilaksanakan setiap tahun Pemerintah Provinsi Jambi : 1. Pembuatan Master Plan Kawasan Percandian Muarajambi 2. Kawasan Percandian Muarajambi telah ditetapkan sebagai skala prioritas pembangunan kebudayaan dan pariwisata. Kebijakan ini telah dilaksanakan, antara lain kegiatannya ; a. Pembangunan jalan lintas yang menghubungkan Ibu Kota Jambi dengan Kawasan Percandian Muarajambi b. Adanya normalisasi kanal kuno sepanjang 25 Km, yang dilaksanakan sejak tahun 2006 hingga sekarang c. Normalisasi danau di kawasan percandian d. Pembangunan fasilitas penunjang kepariwisataan seperti; Gedung Pusat Informasi, tempat parkir, air bersih, jalan setapak. Pemerintah Kabupaten : 1. Pembangunan fasilitas umum, seperti jalan setapak dan toilet
  • 7. Dukungan Masyarakat Telah terbentuknya organisasi pemuda yang bergerak di bidang pelestarian dan pariwisata yang telah banyak melakukan aktivitas pelestarian, seperti sekolah alam raya, pembuatan kerajinan, guiding, dan aktivitas lain yang sudah berjalan dengan baik. Demikian juga penduduk telah banyak membantu dalam mendorong pekerjaan pelestarian dan pengembangan kawasan. Kondisi Alam Di dalam kawasan masih berupa hutan sekunder dan perkebunan buah rakyat yang kaya akan keragaman hayati dan terjaga dengan baik. 10. Harapan : Dengan terwujudnya Kawasan Percandian Muarajambi sebagai Kawasan Strategis Nasional, upaya pelestarian dan pengelolaan menjadi lebih terarah dan berkesinambungan, sehingga nilai-nilai universalnya dapat dipertahankan. Upaya tersebut akan sangat bermanfaat dan mempunyai pengaruh besar dalam memajukan ilmu pengetahuan, budaya, sejarah dan nilai arkeologi yang terkandung dalam kawasan ini. Selain itu, peran serta masyarakat yang mempunyai ikatan kuat baik psikologis, sosiologis dan historis dengan kawasan, menjadi aset yang seharusnya memberikan nilai balik kepada masyarakat. Adanya harmonisasi antara pelestarian oleh lintas sektor dan kekuatan sosial budaya dan peran serta masyarakat sehingga terwujudnya Kawasan Strategis Nasional yang benar-benar memberikan arti strategis bagi daerah Jambi, khususnya masyarakat sekitar. Hal ini akan menjadi dasar kuat untuk menjadikan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai Warisan Dunia (World Heritage) yang diakui oleh UNESCO.
  • 8. 11. Peta : Terlampir (Peta provinsi Jambi dan Peta Kawasan Percandian Muarajambi) 12. Literatur : DAFTAR PUSTAKA Bambang Budi Utomo 1992 Batanghari Riwayatmu Dulu. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi. E.EDWARDS McKINNON 1992 Interlocal and International Trade: (11th to 13th Centuries). Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi. Groeneveldt, WP 1960 Notes on The Malay Archipelago and Malaca Compiled From Chinesse Sources. Jakarta: CV. Bhratara JG De Casparis 1992 Kerajaan Malayu dan Adityawarman. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi. Mundardjito 1995 Hubungan Situs Arkeologi dan Lingkungan Wilayah Jambi. Laporan Hasil Penelitian Arkeologi dan Geologi Provinsi Jambi 1994-1995. Jambi : Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jambi. 1996 Rencana Induk Arkeologi Bekas Kota Kerajaan Majapahit Trowulan. Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jakarta. Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala. Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988/1989 Master Plan Arkeologi Kompleks Percandian Muarajambi, Jambi. Proyek Pelestarian dan Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala. Direktorat Jenderal kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Jambi. Laporan Triwulan II, Juli s.d. September 1994. Pemugaran Kompleks
  • 9. 1994/1995 Candi Kembar Batu. S. Sartono 1992 Kerajaan Melayu Kuno Pra-Sriwijaya Di Sumatera. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi. Schnitger, F.M. 1964 Forgotten Kingdoms In Sumatra.. Leiden: E.J. Brill Soekmono 1955 Garis Pantai Sriwijaya. AMERTA 3, 1955-Djakarta: Dinas Purbakala. 1992 Rekonstruksi Sejarah Melayu Kuno Sesuai Tuntutan Arkeologi. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi. Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi 1994 Laporan Pendataan Benda-Benda Koleksi Museum Situs Muarajambi. Jambi : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi 1999 Laporan Ekskavasi Penyelamatan Menapo-Menapo di Situs Muarajambi. Jambi : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi 2000 Laporan Ekskavasi Penyelamatan Menapo-Menapo di Situs Muarajambi. Jambi : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi Sutikno, Aris Poniman, Maulana Ibrahim 1992 Tinjauan Geomorfologi-Geografis Situs Muarajambi dan Sekitarnya. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi. Uka Djandrasasmita 1992 Beberapa Catatan Penting Tentang Perdagangan Di DAS Batanghari Hubungannya Dengan Jalur Perdagangan Internasional Pada Abad- Abad Pertama Sampai Abad XVI. Seminar Sejarah Melayu Kuno. Jambi, 7-8 Desember 1992. Kerjasama Pemda Tingkat I Jambi dan Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jambi. T. Adam 1921 Oudheden Te Djambi I. Oudheidkundig Verslag, Vierde Kwartaal.
  • 10. VALUE KEY AREAS enshrinement Muarajambi AS THE NATIONAL STRATEGIC AREAS AND THE WORLD CULTURAL HERITAGE (WORLD HERITAGE SITE) By Data: Superintendent DADANG DJOKO Karyanto, SH, SIP, MH. 1. Name: Region enshrinement Muarajambi 2. Important Values Muarajambi enshrinement region is a relic of ancient Malay kingdom, and the only center of worship of the Hindu period buddha (7-13 century AD) are the largest in Indonesia. Consists of 82 ruins of ancient buildings, including 7 pieces of the temple complex was opened and conducted intensive conservation treatment. Namely Gumpung Temple, Temple High I, Temple High II, Stone Twin Temple, Temple Astano, Gedong I, Gedong II, and Kedaton temple. Other remains of an ancient form of canals made for protection and transport system
  • 11. in the region enshrinement. This area is also supported by the natural and social environment that is still well preserved. 3. Criteria Based on Government Regulation No. 26 Year 2008 on the National Spatial Plan, Article I of Order 17 states National Strategic Areas are those areas prioritized spatial arrangement because it has a very important influence on the national sovereignty of the state, national defense and security, economic, social, cultural and or the environment, including areas designated as world heritage. Looking at the government regulation, the enshrinement Region Muarajambi can be included in the national strategic importance. It is also in accordance with the National Strategic Area 6 Criteria based social and cultural interests, namely: 1. It is a place of preservation and development of national or cultural mores 2. It is a priority to improve the quality of social and cultural and national identity 3. Is a national or international assets are protected and preserved 4. It is a national cultural heritage protection 5. Provide protection of cultural diversity UNESCO: (I) Muarajambi enshrinement area has been included in the UNESCO Tentative List Number: 5465 category in the proposed cultural World Heritage nomination as a precious work of noble (Outstanding Universal Value). (Ii) Demonstrate the importance of exchange of human values, within a span of time or within a cultural area of the world is important relationships exchange humanitarian values within a certain time period, in the development of architecture or technology, monumental work, urban planning or landscape design; (Iii) Have a unique or at least exceptional recognition of the cultural tradition or civilization that is still valid or has been lost; (Iv) Provide an outstanding example of a traditional human settlement, land use, or the use of marine depicting cultural interaction (or various budayaa), or human interaction with the environment, especially when the settlement becomes vulnerable because of the impact of the changes permanent (irreversible ). 4. Location Muarajambi enshrinement region located approximately 40 kilometers from the city of Jambi, or 30 kilometers from the capital city of Muaro. Astronomically this site is at 103.22 'east to 103.45 "BT and 1 24' LS up to 1 33 'LS. Administratively, the areas covered by the enshrinement Muarajambi region include seven area villages, namely the New Hamlet, Village Lake Lamo, Muarajambi Village, Villages and Rural Affairs Kemingking Kemingking In, Guava Bay Village, Hamlet Village Mudo, seven of the village is the subdistrict Maro Sebo, Muaro Jambi, Jambi Province. 5. Proposed Size: ± 2612 acres 6. Description History: Muarajambi name first appeared on a report of a naval officer named SC United Kingdom Crooke in 1883. Crooke reported that he saw the ruins of the building and find a statue depicting Buddha statue. Description Crooke is then complemented by T. Adam, a Dutchman who visited Edinburgh in 1921. Adam also did not mention other relics outside the buildings and statues. Thirteen years later, FMSchnitger visit Jambi. He added some information about the names of the new temple in addition to Astano, namely Gumpung,
  • 12. High, Silver Mountain, Warehouse Garem, Gedong I and Gedong II. Schnitger was doing excavation on the inside of a temple. Schnitger was the first scholar who connects with the Malay kingdoms Muarajambi Region (Mo-lo-yeu) which was mentioned in the seventeenth century Chinese manuscript. It uses a small river called the Malay in the west village Muarajambi as its rationale. In 1954, the area was investigated by a team from the Ministry of Education and Culture under the leadership of R. Soekmono. The team performed taking new photographs and concluded that there is a relationship between this region with Srivijaya empire. Then in 1975, restoration activities temples have collapsed being implemented by the Directorate of History and Archaeology, Ministry of Education and Culture. During forest clearing took place, workers in the field managed to recall the ruins of the temple complex of seven relatively large size: Kotomahligai, Kedaton, Gedong I and II, Gumpung, High, Kembarbatu, and Astano. In 1985, the Coordinating Agency for Surveys and Mapping Agency conduct aerial photography of the region. Evident in the maps that have Muarajambi Region canal system built around the natural levee. From research experts, that the enshrinement Region Muarajambi a relic of ancient Malay kingdom Mahayana Buddhism cultural background of the standing of the century VIII - XII AD. 7. Description Location and Social Conditions: Regions Muarajambi enshrinement in the region of 6 villages, namely the Village New Hamlet, Village Lake Lamo, Muarajambi Village, Villages and Rural Affairs Kemingking Kemingking In, and Hamlet Village Mudo, but the region's most extensive enshrinement in the village of Muara Jambi. Broadly speaking, social and cultural situation in these villages can be said to be the same, because the former is a genus of Highways Maro Sebo. In the structure of government in the federal territories of indigenous clan Highways Maro Sebo led by a rule-based Pasirah the village of Muara Jambi. In the history of government in the indigenous fellowship Highways Maro Sebo in Muara Jambi lasted until the time of Dutch colonial rule. At the time of independence there was a shift in the traditional system of government in this area. Naming Pasirah for government leaders to be replaced with the title prince. Use of this prince term used to implementation of policy on village governance system as the lowest administration in the entire territory of Indonesia. The impact of the adoption of this policy is Pasirah / prince as customary governance systems in Jambi change to the form of government and formed villages. For social and cultural life albeit changing governance structures, but does not change. In this case the joint social and cultural life to date based on the values of Islam as such in the Malay community in general. 8. Threats Industry Plant construction site, among others, Factory CPO (Crued Palm Oil), Coal Terminal, and other upstream industries. The factory building has stood along the banks of Batang, including those in the site Maurajambi enshrinement. Oil Palm Plantation Another threat of plantation development is being developed private sector, namely the opening of oil palm plantations. For the purposes of oil palm estates with a capacity of thousands of acres also have an impact on the land in the area Muarajambi enshrinement. Land area of Muara Jambi site enshrinement originally a secondary forest, mixed forest vegetation which stands well smallholder rubber and fruits such as durian, Duku, nut, and other natural production plant species, now some have changed the oil palm monocultures.
  • 13. The most obvious example, the archaeological remains of the Mount Sengalo environmental conditions already beleaguered oil palm. Gold and coral mining in Batang Hari River Gold mining activities and newspapers with floating boats and diesel (don feng) are mostly found along the Batang Hari river basin has also been entered and operated in the village Muarajambi. The existence Muarajambi site located at 7.5 km along the banks of the Batang Hari becomes very risky with the mining of gold and coral. Observations of this mining activity has been demonstrated many findings of objects of cultural heritage. From the findings of the villagers Muarajambi in 2008 is in the form of gold coins as much as 18 pieces and is now kept in the office BP3 Jambi. Other findings and most are local and foreign ceramic fragments. This fact gives an overview of gold and coral mining activities are very disturbing presence enshrinement Muarajambi site which is integrally also include Batang which divides the flow region enshrinement Muarajambi site. Natural Disasters a. Site enshrinement Muarajambi basically located in an ancient natural levees (natural levee) stream Batang Hari River, Character Batang Hari River itself when the rainy season the water level rises and overflows flooded lowlands, especially marshes along the Batang. Although annual floods rarely flooded area enshrinement Muarajambi because plains derived from natural levee formation, but by no means escape from the danger of flooding. Ecosystem changes due to deforestation in the Bukit Barisan mountain range and the upper reaches of the Batang Hari river level fluctuations have resulted in fairly extreme, in the dry season the river level receded sharply and some places the river appeared in the form of a sand dune and left half of the width of the river flow. In contrast to the rainy season the water overflow quickly and drastically flooded areas along the river. b. In the 2000 flood Batang Hari River overflowed Complex Muarajambi enshrinement. c. The results of measurements of the Department of Public Works average water level at the peak of the rainy season is very high. d. Batang swift flow during the rainy season has resulted wall eroded river banks and landslides, from scraping showed continued growth and lead to the enshrinement Muarajambi site along the banks of almost 7.5 km. Population a. Threats of population on the site Muarajambi enshrinement is settlement expansion as a result of an increase in the number of local population. Settlements were initially concentrated linearly along the banks of the Batang Hari, in its development began to come in and not patterned along the banks of the river. This pattern changes following the opening movement of the access road displace water transport lines. Settlement expansion not only of houses but also the business place like home store (shop) that is now occurring on the road to the site Muarajambi enshrinement. b. Agriculture and plantation activities with the local population and the changing landscape of open land use in the core area of the site (core zone). Processing and disclosure of land without planning some have damaging the site. c. Visitor activity enshrinement Muarajambi site with tourist arrivals recreational purposes only and is not only tourists who are interested in the values of history and culture. Usually this type of tourists as many activities that tend to destroy the remains of cultural heritage objects. As visitors climb to the top of the building temples made of brick. Such conditions have an impact on surface damage the bricks temple 9. Strength
  • 14. Legal Protection Implementation of protection against enshrinement Muarajambi site; 1. Act - Act No. 5 of 1992 on Heritage Objects 2. Government Regulation No. 10 Year 1993 on the Implementation of the Law - Law No. 5 of 1992 on Heritage Objects 3. Decree of the Minister of Education and Culture No. 087 / P / 1993 About Registration Heritage Objects 4. Decree of the Minister of Education and Culture No. 062 / P / 1993 on Ownership, Control, Removal and Objects of Cultural Status 5. Decree of the Minister of Education and Culture No. 063 / P / 1993 on the Protection and Conservation of Heritage Objects specifically for the purpose of Education and National Identity 6. Decree of the Minister of Education and Culture No. 064 / P / 1993 on the Research and Treatment of heritage objects, including the procedures in the study of cultural relics, protection from danger and the impact of development on cultural relics 7. Act - Act No. 24 of 1992 concerning the number of spatial settlement, agriculture, carrying life, industry, and the other under the territory of the Republic of Indonesia. 8. Act - Act No. 22 of 1999 on Regional Autonomy that authorizes the provincial government in managing cultural resources that exist in the region 9. Law - Law No. 16 Year 2004 on Land Use with respect to Environmental Health 10. Presidential Decree No. 32 of 1993 on the management of the Special Zone Conservation 11. Presidential Decree No. 32 Year 1993 on Spatial Management Coordination. Government Policy: Central Government: Through the Technical Implementation Unit Archaeological Heritage Preservation Hall Jambi: a. Registration and Inventory entire archaeological heritage in the region b. The restoration of the temple: Temple High, Gumpung, Astano, Kembarbatu, Gedong I and II, High I, and is currently running a temple restoration Kedaton c. Routine maintenance relics of ancient buildings such as temples, ancient ponds and other remains in the region d. Security monitoring and protection on a regular basis in the region Research and Development Center of the National Archaeology: a. Making the archaeological research priorities for the region save cultural resources is high enough. Archaeological Center Palembang: a. Making the archaeological research priorities and implemented every year Jambi provincial government: 1. Preparation of Master Plan enshrinement Region Muarajambi 2. Regions Muarajambi enshrinement has been designated as a priority scale cultural and tourism development. This policy has been implemented, among other activities; a. Construction of the causeway that connects the capital city of Jambi with enshrinement Region Muarajambi b. The existence of an ancient channel normalization along 25 km, which is carried out from 2006 to now c. Normalization of the lake in the enshrinement
  • 15. d. Development of tourism supporting facilities such as; Building Information Center, park, water, footpath. District Government: 1. The construction of public facilities, such as footpaths and toilets Community Support Has been the formation of youth organizations working in the field of preservation and tourism that has many conservation activities, such as school universe, craft-making, guiding, and other activities that have been going well. Likewise, the population has a lot of help in encouraging the work of preservation and development of the area. Natural conditions In the region is still a secondary forest and fruit plantations people rich in biodiversity and is well maintained. 10. Hope: With the realization Regions Muarajambi enshrinement as a National Strategic Area, conservation and management efforts become more focused and sustainable, so that the universal values can be maintained. Such efforts would be very beneficial and have a major influence in advancing science, culture, history and archaeological value contained in this region. In addition, the role of the community who have strong ties both psychological, sociological and historical area, an asset that should give back to the community. The harmonization between conservation by strength across sectors and socio-cultural and community participation so that the realization of national strategic importance that actually provide strategic significance for the region Jambi, especially the surrounding community. This will be a good basis for making Muarajambi enshrinement Region World Heritage (World Heritage), which is recognized by UNESCO. 11. Map: Attached (Map Jambi province and Region Maps enshrinement Muarajambi) 12. Literature: BIBLIOGRAPHY Bambang Budi Utomo Used 1992 Batang Your History. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office. E.EDWARDS McKinnon 1992 Interlocal and International Trade: (11th to 13th Centuries). Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office. Groeneveldt, WP 1960 Notes on the Malay Archipelago and Malaca Compiled From Chinesse Sources. Jakarta: CV. Bhratara JG De Casparis 1992 Kingdom of Malay and Adityawarman. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office.
  • 16. Mundardjito 1995 Environmental Relations and Regional Archaeological Sites Jambi. Report of Archaeological Research and Geological Jambi Province from 1994 to 1995. Jambi: Regional Government of Jambi Province. Used 1996 Archaeological Master Plan City Trowulan Majapahit Kingdom. Project Restoration and Maintenance of Historical and Archeological Jakarta. Directorate of Protection and Development of Historical and Archeological. Directorate General of Culture Ministry of Education and Culture, Archaeological Complex Master Plan 1988/1989 enshrinement Muarajambi, Jambi. Preservation and Utilization Project and Archaeological Heritage Protection and Development Directorate of History and Archaeology. Directorate General of culture, the Ministry of Education and Culture, Development Project Heritage and Antiquities Jambi. 1994/1995 Second Quarterly Report, July s.d. September 1994. The restoration of the Twin Stone Temple Complex. S. Sartono 1992 ancient Malay kingdom of Srivijaya in Sumatra Pre. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office. Schnitger, F.M. 1964 Forgotten Kingdoms In Sumatra .. Leiden: E.J. Brill Soekmono Shorelines 1955 Sriwijaya. AMERTA 3, 1955 Djakarta: Department of Antiquities. 1992 Reconstruction of Ancient Malay History Archaeology Under demands. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office. Asylum and Archaeological Heritage Jambi 1994 Data Collection Reports Museums Museum Collection Muarajambi site. Jambi: Asylum and Archaeological Heritage Jambi 1999 Report Menapo-Menapo Rescue Excavations at Site Muarajambi. Jambi: Asylum and Archaeological Heritage Jambi 2000 Report Menapo-Menapo Rescue Excavations at Site Muarajambi. Jambi: Asylum and Archaeological Heritage Jambi Sutikno, Aris Poniman, Maulana Ibrahim 1992 Overview of Geomorphology-Geographic Area Muarajambi site. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office. Uka Djandrasasmita
  • 17. 1992 Some Important Note About Trade In Batang watershed Relation to International Trade Line In First Ages Until Century XVI. Ancient Malay History Seminar. Jambi, 7-8 December 1992. Cooperation and Local Government Level I Jambi Jambi Province Department of Education Regional Office. Adam T. 1921 Oudheden Te Djambi I. Oudheidkundig Verslag, Vierde Kwartaal.