training basic k3 potensi bahaya dan pengendalian risiko.pptx
1. Potensi Bahaya di Tempat Kerja
dan Hierarki Pengendalian Risiko Bahaya
2. ILO 2016
“1 worker dies every 15 second due to work accident
and 160 workers are suffering from occupational
disease”
3. Undang Undang No 1 Tahun 1970
• bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional;
• bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya;
• bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
effisien;
• bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk membina norma-
norma perlindungan kerja;
• bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang
memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi;
4. LATAR BELAKANG
• Salah satu tujuan keselamatan kerja adalah mencegah
terjadinya kecelakaan kerja
• Setiap kecelakaan di tempat kerja dapat dicegah dengan
melakukan pengendalian terhadap potensi bahaya yang
ada, baik unsafe act maupun unsafe condition
• “Hirarki pengendalian risiko” merupakan salah satu metode
pengendalian bahaya/ risiko di tempat kerja untuk
menurunkan tingkat resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang
aman.
5. Pengertian
• Potensi bahaya (Hazard) adalah kondisi yang
dapat mengantarkan/mengakibat kecelakaan,
yang pada akhirnya menimbulkan kerugian
bagi pekerja. Kondisi kecelakaan tersebut
seperti luka, cidera, ketidakmampuan
melakukan fungsi yang telah ditetapkan.
10. Identifikasi Bahaya
• Mendiagnosa dan menemukan sumber bahaya
• Mengenal proses atau urutan aktivitasnya
• Memperhatikan kemungkinan sebab-sebab dan
akibatnya
11. Manfaat Identifikasi Bahaya :
• Mengetahui bahaya-bahaya yang ada
• Mengetahui potensi bahaya tersebut, baik akibat maupun
frekuensi terjadinya
• Mengetahui lokasi bahaya
• Menunjukkan bahwa bahaya-bahaya tertentu telah diberikan
perlindungan
• Menunjukkan bahwa bahaya-bahaya tertentu tidak akan
menimbulkan akibat kecelakaan, sehingga tidak perlu
diberikan perlindungan
• Analisis lebih lanjut
12. Tanda-Tanda Adanya Bahaya
Riwayat insiden/kecelakaan
• Human Error, kerusakan alat, kesalahan prosedur, lingkungan, dll.
Gejala adanya bahaya
• Berupa : Insiden berulang, operasi terputus, biaya yang berlebihan,
pemakaian tenaga yang berlebihan, banyak bahan yang terbuang, keluhan
karyawan, keluhan masyarakat, prosedur tak karuan (interperence),
catatan rumah sakit, keterlambatan atau penundaan-penundaan.
Langsung diketahui potensinya
• Peralatan/sistem yang memang sudah jelas potensi bahayanya, walaupun
bahaya itu tak pernah mengalami kecelakaan
13. Prinsip Pengendalian Bahaya
Prinsip pengendalian bahaya
adalah segera dan
berkelanjutan. Hal ini
mengingat bahaya
merupakan resiko murni
dari setiap kegiatan
manusia. Supaya resiko
bahaya tidak terjadi, maka
perusahaan berusaha untuk
mengendalikan melalui
poster atau gambar-gambar
yang menunjukkan bahwa
tempat kerja harus aman
14. Faktor pribadi dari manusianya,
yang terpangaruh dari kebiasaan salah
(membenarkan kebiasaan) tanpa pelatihan
secara benar dari ahli dan atau regulasi :
1. Sifat Manusia
(Pemarah, Tidak Sabar, Gugup, dll);
2. Tidak Peduli / Memperingatkan;
3. Tidak Terampil / Tidak Ahli
(sertifikasi, internal training, dll);
Tindakan
Tidak
Aman
(Unsafe
Act)
Kondisi
Tidak
Aman
(Unsafe
Condition)
Bisa disebabkan dari faktor pekerjaan dan area
kerja yang tidak mendukung K3L
A. Faktor Pekerjaan
- Tidak ada panduan kerja;
- Tidak ada alat perlengkapan K3L : APD;
- Tidak ada program pelatihan.
B. Kondisi Pekerjaan
- Tidak tertata, tidak standar ;
- Tidak sesuai standar lingkungan kerja K3
(Kebisingan, Pencahayaan, dll
Apa Risikonya?
19. ENGINEERING CONTROL
• Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk
memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk
mencegah terjadinya kesalahan manusia
20. ADMINISTRASI
• Pengendalian bahaya dengan menggunakan Prosedur
administrarif, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja, Tanda
Bahaya, Rambu, Poster, Label
21. ALAT PELINDUNG DIRI
• Penggunaan alat
pelindung diri pada
tenaga kerja untuk
mencegah/mengurangi
dampak terjadinya
kecelakaan
23. CONTOH KASUS
• Di Perusahaan X ditemukan kasus intensitas
kebisingan sebesar 90 dB melebihi nilai ambang
batas (NAB) yang dipersyaratkan yaitu 85 Db. Petugas
yang beresiko terpapar kebisingan tersebut berada di
ruang genset. Bagaimanakah hirarki pengendalian
risiko yang tepat untuk kasus di atas?
24. PENERAPAN HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
ELIMINASI
Mengganti suply
listrik dari genset
menjadi suply
listrik dari PLN
SUBTITUSI
Mengganti genset
model baru yang
lebih rendah
intensitas
kebisingannya
ENG CONTROL
Memberikan
rumah genset dan
peredam suara
25.
26. POST TEST
1. Buatlah laporan bahaya dari gambar berikut:
2. Sebutkan potensi bahaya biologi yang ada di tempat kerja!
3. Sebutkan hierarki pengendalian risiko secara urut!
4. Apa yang Anda ketahui tentang tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman?
5. APD apa yang diperlukan dalam pekerjaan Anda sehari-hari?