SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN THALASEMIA
Kelompok II
Cut Fatma Zuhra
Cut Putri Maulidiya
Azizah
Dosen Pembimbing: Ns. Asniah Syamsuddin, S. Kep. M. Kep
Anatomi Fisiologi
Darah adalah cairan yang mempunyai fungsi
transplantasi oksigen, karbohidrat dan metabolik,
mengatur keseimbangan asam basa, mengatur suhu
tubuh dengan cara konduksi (hantaran) membawa
panas tubuh dari pusat produksi panas (hepar dan otot)
untuk didistribusikan ke seluruh tubuh, pengaturan
hormon dengan membawa dan menghantarkan dari
kelenjar sasaran.
BAGIAN- BAGIAN DARAH
1. Sel darah merah (eritrosit)
2. Hemoglobin
3. Sel darah putih (leukosit)
4. Trombosit (Keping Darah)
Thalasemia adalah suatu gangguan
darah yang diturunkan yang ditandai
oleh defisiensi produksi rantai globin
pada hemoglobin.
Thalasemia merupakan penyakit
anemia hemolitik dimana terjadi
kerusakan sel darah merah didalam
pembuluh darah sehingga umur erirosit
menjadi pendek (kurang dari 100 hari).
(Ngastiyah, 2005).
Thalasemia terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang
membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin
sebagaimana mestinya. Hemoglobin merupakan protein kaya zat besi yang
berada di dalam sel darah merah dan berfungsi sangat penting untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh yang
membutuhkannya sebagai energi.
Etiologi
Patofisiologi Thalasemia
Hemoglobin paska kelahiran yang normal terdiri dari dua rantai alpa dan beta
polipeptida. Dalam beta thalasemia ada penurunan sebagian atau keseluruhan dalam
proses sintesis molekul hemoglobin rantai beta. Konsekuensinya adanya peningkatan
compensatori dalam proses pensintesisan rantai alpa dan produksi rantai gamma tetap
aktif, dan menyebabkan ketidaksempurnaan formasi hemoglobin.
Polipeptid yang tidak seimbang ini sangat tidak stabil, mudah terpisah dan
merusak sel darah merah yang dapat menyebabkan anemia yang parah.
Untuk menanggulangi proses hemolitik, sel darah merah dibentuk dalam
jumlah yang banyak, atau setidaknya bone marrow ditekan dengan terapi
transfusi. Kelebihan fe dari penambahan RBCs dalam transfusi serta
kerusakan yang cepat dari sel defectif, disimpan dalam berbagai organ
(hemosiderosis).
Manifestasi Klinik
Secara umum, tanda dan gejala yang dapat dilihat
Letargi
Pucat
Kelemahan
Sesak napas
Anoreksia.
Tebalnya Kranial
Pembesaran Limpa
Menipisnya tulang kartilago
Penatalaksanaan Medis
1. Transfusi sel darah merah (SDM) sampai kadar Hb
sekitar 11 g/dl. Pemberian sel darah merah
sebaiknya 10 – 20 ml/kg berat badan.
2. Pemberian chelating agents (Desferal) secara
intravena atau subkutan. Desferiprone merupakan
sediaan dalam bentuk peroral. Namun manfaatnya
lebih rendah dari desferal dan memberikan bahaya
fibrosis hati.
3. Tindakan splenektomi perlu dipertimbangkan
terutama bila ada tanda-tanda hipersplenisme atau
kebutuhan transfusi meningkat atau karena sangat
besarnya limpa.
4. Transplantasi sumsum tulang biasa dilakukan pada
thalasemia beta mayor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah umumnya
didapatkan hasil :
1. Hb dan eritrosit menurun
2. Leukosit menurun
3. Trombosit menurun
4. Plasma menurun
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Keadaan umum
Anak biasanya terlihat lemah dan kurang
bergairah serta tidak selincah anak
seusianya yang normal.
b. Kepala dan bentuk muka
Anak yang belum/tidak mendapatkan
pengobatan mempunyai bentuk khas, yaitu
kepala membesar dan bentuk mukanya
adalah mongoloid, yaitu hidung pesek tanpa
pangkal hidung, jarak kedua mata lebar, dan
tulang dahi terlihat lebar.
c. Mata dan konjungtiva terlihat pucat kekuningan
d. Mulut dan bibir terlihat pucat kehitaman
e. Dada
Pada inspeksi terlihat bahwa dada sebelah kiri
menonjol akibat adanya pembesaran jantung
yang disebabkan oleh anemia kronik
f. Perut
Kelihatan membuncit dan pada perabaan
terdapat pembesaran limpa dan hati
(hepatosplemagali). Pertumbuhan fisiknya
terlalu kecil untuk umurnya dan
BB nya kurang dari normal. Ukuran fisik anak
terlihat lebih kecil bila dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya.
g. Pertumbuhan organ seks sekunder
untuk anak pada usia pubertas Ada keterlambatan
kematangan seksual, misalnya, tidak adanya
pertumbuhan rambut pada ketiak, pubis, atau kumis.
Bahkan mungkin anak tidak dapat mencapai tahap
adolesense karena adanya anemia kronik.
h. Kulit
Warna kulit pucat kekuning- kuningan. Jika anak
telah sering mendapat transfusi darah, maka warna
kulit menjadi kelabu seperti besi akibat adanya
penimbunan zat besi dalam jaringan kulit
(hemosiderosis).
1. Perfusi perifer tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
4. Resiko tinggi pendarahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN THALASEMIA PADA ANAK
N
o
Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Perfusi perifer tidak efektif.
Batasan Karakteristik :
1. Tidak ada nadi
2. Perubahan fungsi motorik
3. Perubahan karakteristik kulit (warna,
elastisitas, rambut, kelembaban, kuku,
sensasi, suhu)
4. Perubahan tekanan darah di
ekstremitas
5. Waktu pengisian kapiler >3 detik
klaudikasi
6. Penurunan nadi
7. Perestesia
8. Warna kulit pucat saat elevasi
NOC
1. Circulation status
2. Tissue perfusion : cerebral
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan status
sirkulasi yang ditandai dengan :
1) Tekanan systole dan diastole
dalam rentang yang diharapkan.
2) Tidak ada ortostatik hipertensi.
3) Tidak ada tanda-tanda
peningkatan tekanan
intracranial (tidak lebih dari 15
mmHg).
NIC
Peripheal Sensation Management (Manajemen
Sensasi Perifer)
1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul.
2. Monitor adanya peretase.
3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi atau laserasi.
4. Gunakan sarung tangan untuk proteksi.
5. Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung.
6. Kolaborasi pemberian a
7. nalgetik.
8. Monitor adanya tromboplebitis.
9. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
Dx.
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai
dengan :
1. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
2. Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi.
3. Memproses informasi.
4. Membuat keputusan dengan benar.
Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh :
1. Tingkat kesadaran membaik
2. Tidak ada gerakan-gerakan involunter.
N
o
Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
2. Pola napas tidak efektif
Batasan Karakteristik :
1. Perubahan kedalaman pernapasan
2. Perubahan ekskursi dada
3. Bradipneu
4. Penurunan tekanan ekspirasi
5. Pernapasan cuping hidung
6. Takipneu
7. Penggunaan otot aksesorius untuk
bernapas
NOC
1. Respiratory status: Ventilation
2. Respiratory status:
Airway patency
1. Vital sign status
Kriteria Hasil:
1. Mendemostrasikan batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspnea (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan
mudah, tidak ada pursed lips).
2. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama napas, frekuensi pernapasan
dalam rentang normal, tidak ada suara napas
abnormal).
3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernapasan).
NIC
Airway Management
1. Buka jalan napas, gunakan
teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu.
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan napas
buatan
4. Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
5. Keluarkan secret dengan batuk
atau section
6. Auskultasi suara napas, catat
adanya suara tambahan
7. Monitor respirasi dan status O2.
Dx.
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Oxygen Therapy
1. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
2. Pertahankan jalan napas yang paten.
3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
5. Pertahankan posisi pasien
6. Observasi adanya tanda hipoventilasi.
7. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigen.
Vital Sign Monitor
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR.
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah.
3. Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
4. Monitor kualitas dari nadi.
5. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
6. Monitor suara paru.
7. Monitor pola pernapasan abnormal.
8. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit.
9. Monitor sianosis perifer.
10. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign.
N
o
Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh.
Batasan Karakteristik :
1. Nyeri abdomen
2. Kurangnya asupan makanan
3. Penurunan berat badan dengan
makanan adekuat
4. Kelemahan otot pengunyah
5. Ketidakmampuan memakan makanan
NOC
1. Nutrition status: food and fluid
intake
2. Nutrient intake weight control
Kriteria Hasil :
1. Berat badan ideal sesuai tinggi
badan
2. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
3. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
4. Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
NIC
Nutrition Management
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat
untuk mencegah terjadinya konstipasi
4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor lingkungan selama makan
5. Monitor turgor kulit
No Dx.
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor lingkungan selama makan
5. Monitor turgor kulit
6. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
7. Monitor prtumbuhan dan perkembangan
Tujuan : (NOC)
Menurunkan resiko
pendarahan
Kriteria Hasil:
Pasien terbebas dari cedera
Pasien mampu menjelaskan
cara atau metode untuk
mencegah cidera
INTERVENSI KEPERAWATAN (NIC)
1. Ciptakan lingkungan yang aman seperti
menyingkirkan benda-benda tajam, memberikan
bantalan pada sisi keranjang bayi
2. Tekankan bahwa olahraga kontak fisik dilarang
dan akan menyebabkan pendarahan
3. Berikan tekanan setelah injeksi
4. Anjurkan orang tua memberikan pengawasan
pada saat anak bermain di luar
EVALUASI
1. Integritas jaringan baik
2. Pola pernapasan efektif
3. Tumbuh kembang pada anak
optimal
4. Keadekuatan status imun pasien
5. Status nutrisi anak baik
THANK YOU
by: Kelompok 2

More Related Content

Similar to power point thalasemia ilmu keperawatan anak

Similar to power point thalasemia ilmu keperawatan anak (20)

Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
askep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gasaskep gangguan pertukaran gas
askep gangguan pertukaran gas
 
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jgAsuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
 
sken 1 hemato naily.docx
sken 1 hemato naily.docxsken 1 hemato naily.docx
sken 1 hemato naily.docx
 
Askep anemia.doc
Askep anemia.docAskep anemia.doc
Askep anemia.doc
 
Askep anemia (repaired)
Askep anemia (repaired)Askep anemia (repaired)
Askep anemia (repaired)
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Askep leukemia
Askep leukemiaAskep leukemia
Askep leukemia
 
Bab i nefrotik
Bab i nefrotikBab i nefrotik
Bab i nefrotik
 
Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)
 
Patofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iPatofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin i
 
Patofisiologi sistem endokrin 1
Patofisiologi sistem endokrin 1Patofisiologi sistem endokrin 1
Patofisiologi sistem endokrin 1
 
Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Asuhan keperawatan anak
Asuhan keperawatan anakAsuhan keperawatan anak
Asuhan keperawatan anak
 
Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA
Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA
Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 

Recently uploaded (18)

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 

power point thalasemia ilmu keperawatan anak

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN THALASEMIA Kelompok II Cut Fatma Zuhra Cut Putri Maulidiya Azizah Dosen Pembimbing: Ns. Asniah Syamsuddin, S. Kep. M. Kep
  • 2. Anatomi Fisiologi Darah adalah cairan yang mempunyai fungsi transplantasi oksigen, karbohidrat dan metabolik, mengatur keseimbangan asam basa, mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi (hantaran) membawa panas tubuh dari pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh, pengaturan hormon dengan membawa dan menghantarkan dari kelenjar sasaran. BAGIAN- BAGIAN DARAH 1. Sel darah merah (eritrosit) 2. Hemoglobin 3. Sel darah putih (leukosit) 4. Trombosit (Keping Darah)
  • 3.
  • 4. Thalasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan yang ditandai oleh defisiensi produksi rantai globin pada hemoglobin. Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembuluh darah sehingga umur erirosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari). (Ngastiyah, 2005).
  • 5. Thalasemia terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin sebagaimana mestinya. Hemoglobin merupakan protein kaya zat besi yang berada di dalam sel darah merah dan berfungsi sangat penting untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkannya sebagai energi. Etiologi
  • 6. Patofisiologi Thalasemia Hemoglobin paska kelahiran yang normal terdiri dari dua rantai alpa dan beta polipeptida. Dalam beta thalasemia ada penurunan sebagian atau keseluruhan dalam proses sintesis molekul hemoglobin rantai beta. Konsekuensinya adanya peningkatan compensatori dalam proses pensintesisan rantai alpa dan produksi rantai gamma tetap aktif, dan menyebabkan ketidaksempurnaan formasi hemoglobin. Polipeptid yang tidak seimbang ini sangat tidak stabil, mudah terpisah dan merusak sel darah merah yang dapat menyebabkan anemia yang parah. Untuk menanggulangi proses hemolitik, sel darah merah dibentuk dalam jumlah yang banyak, atau setidaknya bone marrow ditekan dengan terapi transfusi. Kelebihan fe dari penambahan RBCs dalam transfusi serta kerusakan yang cepat dari sel defectif, disimpan dalam berbagai organ (hemosiderosis).
  • 7.
  • 8. Manifestasi Klinik Secara umum, tanda dan gejala yang dapat dilihat Letargi Pucat Kelemahan Sesak napas Anoreksia. Tebalnya Kranial Pembesaran Limpa Menipisnya tulang kartilago
  • 9. Penatalaksanaan Medis 1. Transfusi sel darah merah (SDM) sampai kadar Hb sekitar 11 g/dl. Pemberian sel darah merah sebaiknya 10 – 20 ml/kg berat badan. 2. Pemberian chelating agents (Desferal) secara intravena atau subkutan. Desferiprone merupakan sediaan dalam bentuk peroral. Namun manfaatnya lebih rendah dari desferal dan memberikan bahaya fibrosis hati. 3. Tindakan splenektomi perlu dipertimbangkan terutama bila ada tanda-tanda hipersplenisme atau kebutuhan transfusi meningkat atau karena sangat besarnya limpa. 4. Transplantasi sumsum tulang biasa dilakukan pada thalasemia beta mayor
  • 10. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan darah umumnya didapatkan hasil : 1. Hb dan eritrosit menurun 2. Leukosit menurun 3. Trombosit menurun 4. Plasma menurun
  • 11. KONSEP KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Keadaan umum Anak biasanya terlihat lemah dan kurang bergairah serta tidak selincah anak seusianya yang normal. b. Kepala dan bentuk muka Anak yang belum/tidak mendapatkan pengobatan mempunyai bentuk khas, yaitu kepala membesar dan bentuk mukanya adalah mongoloid, yaitu hidung pesek tanpa pangkal hidung, jarak kedua mata lebar, dan tulang dahi terlihat lebar.
  • 12. c. Mata dan konjungtiva terlihat pucat kekuningan d. Mulut dan bibir terlihat pucat kehitaman e. Dada Pada inspeksi terlihat bahwa dada sebelah kiri menonjol akibat adanya pembesaran jantung yang disebabkan oleh anemia kronik f. Perut Kelihatan membuncit dan pada perabaan terdapat pembesaran limpa dan hati (hepatosplemagali). Pertumbuhan fisiknya terlalu kecil untuk umurnya dan BB nya kurang dari normal. Ukuran fisik anak terlihat lebih kecil bila dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
  • 13. g. Pertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas Ada keterlambatan kematangan seksual, misalnya, tidak adanya pertumbuhan rambut pada ketiak, pubis, atau kumis. Bahkan mungkin anak tidak dapat mencapai tahap adolesense karena adanya anemia kronik. h. Kulit Warna kulit pucat kekuning- kuningan. Jika anak telah sering mendapat transfusi darah, maka warna kulit menjadi kelabu seperti besi akibat adanya penimbunan zat besi dalam jaringan kulit (hemosiderosis).
  • 14. 1. Perfusi perifer tidak efektif 2. Pola napas tidak efektif 3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 4. Resiko tinggi pendarahan DIAGNOSA KEPERAWATAN
  • 16. N o Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 1. Perfusi perifer tidak efektif. Batasan Karakteristik : 1. Tidak ada nadi 2. Perubahan fungsi motorik 3. Perubahan karakteristik kulit (warna, elastisitas, rambut, kelembaban, kuku, sensasi, suhu) 4. Perubahan tekanan darah di ekstremitas 5. Waktu pengisian kapiler >3 detik klaudikasi 6. Penurunan nadi 7. Perestesia 8. Warna kulit pucat saat elevasi NOC 1. Circulation status 2. Tissue perfusion : cerebral Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan : 1) Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan. 2) Tidak ada ortostatik hipertensi. 3) Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial (tidak lebih dari 15 mmHg). NIC Peripheal Sensation Management (Manajemen Sensasi Perifer) 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul. 2. Monitor adanya peretase. 3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi. 4. Gunakan sarung tangan untuk proteksi. 5. Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung. 6. Kolaborasi pemberian a 7. nalgetik. 8. Monitor adanya tromboplebitis. 9. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
  • 17. Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan : 1. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan. 2. Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi. 3. Memproses informasi. 4. Membuat keputusan dengan benar. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : 1. Tingkat kesadaran membaik 2. Tidak ada gerakan-gerakan involunter.
  • 18. N o Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 2. Pola napas tidak efektif Batasan Karakteristik : 1. Perubahan kedalaman pernapasan 2. Perubahan ekskursi dada 3. Bradipneu 4. Penurunan tekanan ekspirasi 5. Pernapasan cuping hidung 6. Takipneu 7. Penggunaan otot aksesorius untuk bernapas NOC 1. Respiratory status: Ventilation 2. Respiratory status: Airway patency 1. Vital sign status Kriteria Hasil: 1. Mendemostrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips). 2. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal). 3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernapasan). NIC Airway Management 1. Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu. 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan 4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 5. Keluarkan secret dengan batuk atau section 6. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan 7. Monitor respirasi dan status O2.
  • 19. Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Oxygen Therapy 1. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea 2. Pertahankan jalan napas yang paten. 3. Atur peralatan oksigenasi 4. Monitor aliran oksigen 5. Pertahankan posisi pasien 6. Observasi adanya tanda hipoventilasi. 7. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigen. Vital Sign Monitor 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR. 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah. 3. Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama, dan setelah aktivitas. 4. Monitor kualitas dari nadi. 5. Monitor frekuensi dan irama pernapasan 6. Monitor suara paru. 7. Monitor pola pernapasan abnormal. 8. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit. 9. Monitor sianosis perifer. 10. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign.
  • 20. N o Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi 3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Batasan Karakteristik : 1. Nyeri abdomen 2. Kurangnya asupan makanan 3. Penurunan berat badan dengan makanan adekuat 4. Kelemahan otot pengunyah 5. Ketidakmampuan memakan makanan NOC 1. Nutrition status: food and fluid intake 2. Nutrient intake weight control Kriteria Hasil : 1. Berat badan ideal sesuai tinggi badan 2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 3. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 4. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti NIC Nutrition Management 1. Kaji adanya alergi makanan 2. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori 3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat untuk mencegah terjadinya konstipasi 4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Nutrition Monitoring 1. BB pasien dalam batas normal 2. Monitor adanya penurunan berat badan 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan 4. Monitor lingkungan selama makan 5. Monitor turgor kulit
  • 21. No Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Nutrition Monitoring 1. BB pasien dalam batas normal 2. Monitor adanya penurunan berat badan 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan 4. Monitor lingkungan selama makan 5. Monitor turgor kulit 6. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht 7. Monitor prtumbuhan dan perkembangan
  • 22. Tujuan : (NOC) Menurunkan resiko pendarahan Kriteria Hasil: Pasien terbebas dari cedera Pasien mampu menjelaskan cara atau metode untuk mencegah cidera
  • 23. INTERVENSI KEPERAWATAN (NIC) 1. Ciptakan lingkungan yang aman seperti menyingkirkan benda-benda tajam, memberikan bantalan pada sisi keranjang bayi 2. Tekankan bahwa olahraga kontak fisik dilarang dan akan menyebabkan pendarahan 3. Berikan tekanan setelah injeksi 4. Anjurkan orang tua memberikan pengawasan pada saat anak bermain di luar
  • 24. EVALUASI 1. Integritas jaringan baik 2. Pola pernapasan efektif 3. Tumbuh kembang pada anak optimal 4. Keadekuatan status imun pasien 5. Status nutrisi anak baik