SlideShare a Scribd company logo
1 of 212
Download to read offline
i
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK SISWA
KELAS II DI SDN NANGGULAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Oka Deby Setiawan
121134140
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
ii
ii
ii
ii
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
1. Allah SWT atas limpahan rahmat, cinta, dan kasih sayang yang menyertai
segala usahaku.
2. Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang telah memberikan semangat,
perhatian, kasih sayang, serta doa.
3. Adikku Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan semangat dan doa
untuk kesuksesan Kakaknya.
4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. sebagai dosen pembimbing I yang selalu
memberikan masukan.
5. E. Desiana Mayasari, S.Psi, M.A. sebagai dosen pembimbing II yang
selalu memberikan masukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
v
MOTTO
“Untuk mencapai hal-hal besar, kita jangan hanya bertindak, tetapi juga perlu
bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga yakin dan percaya”.
-Sandiaga S. Uno-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya naskah skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
vi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya naskah skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
vi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya naskah skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Oka Deby Setiawan
Nomer Mahasiswa : 121134140
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN
Dengan demikian saya memberikan skripsi kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk
media lain, mengolahnya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa harus meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal, 07 Januari 2016
Yang menyatakan
Oka Deby Setiawan
vii
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Oka Deby Setiawan
Nomer Mahasiswa : 121134140
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN
Dengan demikian saya memberikan skripsi kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk
media lain, mengolahnya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa harus meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal, 07 Januari 2016
Yang menyatakan
Oka Deby Setiawan
vii
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Oka Deby Setiawan
Nomer Mahasiswa : 121134140
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN
Dengan demikian saya memberikan skripsi kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk
media lain, mengolahnya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa harus meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal, 07 Januari 2016
Yang menyatakan
Oka Deby Setiawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
viii
ABSTRAK
Peningkatan Sikap Gotong Royong Melalui Pelaksanaan Pembelajaran PKn
dengan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Siswa Kelas II di
SDN Nanggulan.
Oka Deby Setiawan
Universitas Sanata Dharma
2016
Rendahnya pemahaman siswa tentang makna dan manfaat bergotong
royong menjadi salah satu penyebab tidak tertariknya siswa untuk melaksanakan
gotong royong di dalam kehidupan. Pembelajaran yang bersifat biasa di kelas
kurang memberikan siswa contoh nyata manfaat gotong royong sehingga peneliti
tertarik untuk meningkatkan sikap gotong royong siswa. Penelitian ini memiliki
tujuan 1) Menggambarkan dan mengetahui gambaran pelaksanaan model
cooperative learning tipe jigsaw dalam rangka meningkatkan sikap gotong royong
melalui pelaksanaan pembelajaran PKn untuk siswa kelas II di SDN Nanggulan,
2) Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap gotong royong melalui
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw
untuk siswa kelas II di SDN Nanggulan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
II SDN Nanggulan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
selama dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Peneliti menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner skala sikap dan
didukung dengan observasi.
Berdasarkan hasil nilai rata-rata seluruh siswa yang diperoleh dari
penelitian kondisi awal adalah 65,43 (cukup) kemudian meningkat pada siklus I
menjadi 87,05 (tinggi) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 93,13 (sangat
tinggi). Persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong minimal
cukup pada kondisi awal adalah 45,16% (14 siswa) meningkat pada siklus II
menjadi 96,77% (30 siswa) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 100% (31
siswa). Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
cooperative learning tipe jigsaw mampu meningkatkan sikap gotong royong siswa
kelas II di SDN Nanggulan.
Kata Kunci : Sikap, Gotong Royong, Cooperative Learning tipe Jigsaw,
Pendidikan Kewarganegaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ix
ABSTRACT
Increased Attitude of Mutual Assistance on Civic Education Implementation
with Cooperative Learning Jigsaw Model for The Second Grade at Nanggulan
Elementary School
Oka Deby Setiawan
Sanata Dharma University
2016
Low of students understanding about meaning and benefit of mutual
assistance become one of the caused students not interested to implemented
mutual assistance in lives. Conventional learning characteristic in classroom gave
students less real example of mutual assistance benefit until researcher interested
to increased students attitude of mutual assistance. This research aim was 1)
describe and knew describtion implementation cooperative learning jigsaw model
in order to increased attitide of mutual assistance on civic education
implementation for the second grade students at Nanggulan elementary school, 2)
Increased and knew increasing attitude of mutual assistance on civic education
implementation with cooperative learning jigsaw model for the second grade
students at Nanggulan elementary school. Subject of this research was the second
students at Nanggulan elementary scholl.
This research was a classroom action research that implemented during
two cycles consisting of phases planning, action, observation, and reflection.
Researcher used cooperative learning jigsaw model. Data collecting techniques in
this research used attitude scale questionnaire dan supported by observations.
Based on the results obtained from the research all student mean score of
beginning conditions was 65,43 (enough), then increased in cycle I was 87,05
(high), and increased again in cycle II to 93,13 (very high). The percentage of
students who had minimal enough mutual assistance of beginning conditions was
45,16% (14 student), increased in cycle I become 96,77% (30 student), and
aincreased again in cycle II to 100% (31 student). From this research result, can
be concluded that implementation cooperative learning jigsaw model can
increased attitude of mutual assistance the second grade students at Nanggulan
elementary school.
Key word : Attitude, Mutual Assistance, Cooperative Learning Jigsaw, Civic
Education
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Peningkatan Sikap Gotong Royong Melalui Pelaksanaan Pembelajaran PKn
dengan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk Siswa Kelas II di SDN
Nanggulan”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Selama proses penelitian berlangsung, penulis menyadari bahwa kegiatan
pelaksanaannya tidak lepas dari kekurangan. Untuk itu izinkanlah penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing 1 yang senantiasa
memberikan masukan dan semangat kepada peneliti untuk mnyelesaikan
skripsi.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing 2
yang senantiasa memberikan masukan dan bantuan kepada peneliti.
6. Sri Rahayu, S.Pd. sebagai Kepala SD Negeri Nanggulan yang telah
bersedia memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Dra. Iswandari Sunarjati, selaku guru wali kelas II yang bersedia untuk
berkolaborasi dengan penulis, meluangkan waktu, memberikan tenaga,
pikiran, semangat, dan memberikan izin di kelas II SD Negeri Nanggulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
xi
8. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan SD Negeri Nanggulan yang
sudah banyak membantu dan membimbing serta memberikna informasi
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Kedua orangtuaku, Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang selalu
memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya.
10. Adikku satu-satunya, Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan
dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang.
11. Teman-teman seperjuangan payung penelitian Purnomo, Bravi, Johan,
Nugroho, Hilda, Yosi, Ika, Sita, dan Astrid serta semua teman
seperjuangan PGSD satu angkatan.
12. Seluruh pihak yang berkenan membantu penulis, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah dibuat masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata,
peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
xi
xi
8. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan SD Negeri Nanggulan yang
sudah banyak membantu dan membimbing serta memberikna informasi
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Kedua orangtuaku, Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang selalu
memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya.
10. Adikku satu-satunya, Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan
dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang.
11. Teman-teman seperjuangan payung penelitian Purnomo, Bravi, Johan,
Nugroho, Hilda, Yosi, Ika, Sita, dan Astrid serta semua teman
seperjuangan PGSD satu angkatan.
12. Seluruh pihak yang berkenan membantu penulis, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah dibuat masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata,
peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
xi
xi
8. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan SD Negeri Nanggulan yang
sudah banyak membantu dan membimbing serta memberikna informasi
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Kedua orangtuaku, Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang selalu
memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya.
10. Adikku satu-satunya, Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan
dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang.
11. Teman-teman seperjuangan payung penelitian Purnomo, Bravi, Johan,
Nugroho, Hilda, Yosi, Ika, Sita, dan Astrid serta semua teman
seperjuangan PGSD satu angkatan.
12. Seluruh pihak yang berkenan membantu penulis, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah dibuat masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata,
peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERSEMBAHAN............................................................................................ iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
1.6 Definisi Operasional ............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori.......................................................................................... 10
2.1.1 Sikap......................................................................................... 10
2.1.1.1 Pengertian Sikap......................................................... 10
2.1.1.2 Struktur Sikap ............................................................ 11
2.1.2 Gotong Royong ....................................................................... 12
2.1.2.1 Pengertian Gotong Royong ....................................... 12
2.1.3 Pendidikan Kewarganagaraan .................................................. 13
2.1.3.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ................. 13
2.1.3.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ....................... 13
2.1.3.3 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ........................ 14
2.1.4 Cooperative Learning tipe Jigsaw............................................ 15
2.1.4.1 Pengertian Cooperative Learning .............................. 15
2.1.4.2 Pengertian Cooperative Learning tipe Jigsaw .......... 18
2.1.4.3 Manfaat Cooperative Learning tipe Jigsaw .............. 20
2.1.4.4 Langkah Cooperative Learning tipe Jigsaw II........... 21
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................ 22
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................... 25
2.4 Hipotis Penelitian ................................................................................. 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
xiv
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 27
3.2 Setting Penelitian ................................................................................. 28
3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................... 28
3.2.2 Subjek Penelitian ..................................................................... 28
3.2.3 Objek Penelitian ...................................................................... 29
3.2.4 Waktu Penelitian ..................................................................... 29
3.3 Desain Penelitian ................................................................................. 29
3.3.1 Persiapan Pra Penelitian .......................................................... 29
3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................................. 30
3.3.2.1 Siklus I........................................................................ 30
3.3.2.2 Siklus II ..................................................................... 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 45
3.4.1 Wawancara ............................................................................... 45
3.4.2 Observasi .................................................................................. 46
3.4.3 Kuesioner ................................................................................. 46
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 48
3.5.1 Pedoman Wawancara ............................................................... 48
3.5.2 Lembar Observasi..................................................................... 48
3.5.3 Lembar Kuesioner ................................................................... 49
3.6 Teknik Pengujian Instrumen ............................................................... 52
3.6.1 Validitas Instrumen ................................................................. 52
3.6.2 Reliabilitas Instrumen .............................................................. 58
3.7 Teknik Analisa Data ............................................................................ 60
3.8 Indikator Keberhasilan ........................................................................ 69
3.9 Jadwal Penelitian ................................................................................. 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 73
4.1.1 Siklus I ..................................................................................... 73
4.1.2 Siklus II ................................................................................... 78
4.2 Pembahasan........................................................................................ 83
4.2.1 Siklus I ..................................................................................... 83
4.2.2 Siklus II .................................................................................... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 96
5.2 Keterbatasan Penelitian...................................................................... 97
5.3 Saran .................................................................................................. 98
DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 99
LAMPIRAN .................................................................................................... 101
CURRICULUM VITAE ................................................................................... 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
xvi
DAFTAR TABEL
BAB III
Tabel 3.1 Skala Likert .................................................................................. 47
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ................................................................... 48
Tabel 3.3 Lembar Observasi Sikap Gotong Royong Siswa ......................... 49
Tabel 3.4 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
II ................................................................................................... 49
Tabel 3.5 Indikator Item Pernyataan Kuesioner ........................................... 50
Tabel 3.6 Hasil Item Kuesioner Yang Valid ................................................ 55
Tabel 3.7 Taraf Kesulitan Pernyataan .......................................................... 56
Tabel 3.8 Hasil Item Kuesioner Yang Terpilih ............................................ 57
Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas .................................................................... 59
Tabel 3.10 Reliabilitas Item Soal ................................................................... 59
Tabel 3.11 Kriteria PAP tipe I ........................................................................ 61
Tabel 3.12 Kriteria Skor Per Item Kuesioner ................................................. 61
Tabel 3.13 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Secara Keseluruhan ........ 63
Tabel 3.14 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Aspek Kognitif ............... 64
Tabel 3.15 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Aspek Afektif ................. 65
Tabel 3.16 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Aspek Konatif ................ 66
Tabel 3.17 Kriteria Nilai Rata-rata Hasil Kuesioner Seluruh Siswa .............. 67
Tabel 3.18 Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki Sikap Gotong Royong
Per Aspek Sikap ........................................................................... 59
Tabel 3.19 Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki sikap Gotong Royong
Keseluruhan .................................................................................. 70
Tabel 3.20 Nilai Rata-rata Kuesioner Per Aspek Sikap ................................. 70
Tabel 3.21 Rata-rata Keberhasilan Secara Keseluruhan ................................ 70
Tabel 3.22 Jadwal Penelitian Pada Semester Ganjil ...................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
xvii
BAB IV
Tabel 4.1 Hasil Skala Sikap Siklus 1 Aspek Kognitif .................................. 74
Tabel 4.2 Hasil Skala Sikap Siklus 1 Aspek Afektif .................................... 75
Tabel 4.3 Hasil Skala Sikap Siklus 1 Aspek Konatif ................................... 76
Tabel 4.4 Rangkuman Keseluruhan Hasil Skala Sikap Siklus 1 .................. 77
Tabel 4.5 Hasil Skala Sikap Siklus 2 Aspek Kognitif .................................. 78
Tabel 4.6 Hasil Skala Sikap Siklus 2 Aspek Afektif .................................... 79
Tabel 4.7 Hasil Skala Sikap Siklus 2 Aspek Konatif ................................... 81
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Skala Sikap Siklus 2 ....................................... 82
Tabel 4.9 Peningkatan Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki Sikap
Gotong Royong Minimal Cukup .................................................. 88
Tabel 4.10 Peningkatan Nilai Rata-rata Seluruh Siswa Yang Memiliki Sikap
Gotong Royong Minimal Cukup .................................................. 91
Tabel 4.11 Rangkuman Peningkatan Sikap Melalui Kuesioner Per Aspek
Setiap Siklus ................................................................................. 94
Tabel 4.12 Rangkuman Peningkatan Keseluruhan Sikap Setiap Siklus ........ 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Penelitian yang Relevan............................................... 24
Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart ................. 28
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki
Sikap Gotong Royong Minimal Cukup ..................................... 90
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Seluruh Siswa Yang
Memiliki Sikap Gotong Royong Minimal Cukup ..................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran................................................................. 101
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Validasi..................... 106
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa .................................................................. 138
Lampiran 4 Kuesioner Sebelum Disebarkan................................................. 142
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian dan Validasi............................................. 147
Lampiran 6 Contoh Kuesioner Kondisi Awal............................................... 154
Lampiran 7 Contoh Kuesioner Siklus 1........................................................ 158
Lampiran 8 Contoh Kuesioner Siklus 2 ....................................................... 162
Lampiran 9 Rekap Hasil Kuesioner.............................................................. 166
Lampiran 10 Hasil Wawancara....................................................................... 169
Lampiran 11 Hasil Observasi.......................................................................... 171
Lampiran 12 Foto Penelitian .......................................................................... 174
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian .................................................................. 176
Lampiran 14 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan penulis akan menjelaskan enam hal penting pada
bagian ini yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain (sosial) timbul
sebuah bentuk kehidupan yang disebut dengan masyarakat. Untuk mencapai
kesejahteraan hidup suatu masyarakat terdapat berbagai cara guna
mewujudkannya, salah satunya diantaranya ialah mengerjakan pekerjaan yang
berat dengan bersama-sama anggota masyarakat atau biasa disebut dengan gotong
royong (Purna, 1996: 45). Tanpa banyak diketahui, gotong royong merupakan
sebuah nilai luhur bangsa yang sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Menurut Ir. Soekarno, sebagai Bapak proklamator kemerdekaan Negara
Indonesia mengatakan bahwa gotong royong merupakan suatu satu usaha, satu
amal, sata pekerjaan yang dikerjakan dengan membanting tulang, memeras
keringat secara bersama-sama antar manusia yang satu dengan yang lainnya guna
mencapai tujuan yang baik (Purna, 1996: 52). Gotong royong sebagai suatu usaha
bersama guna mencapai suatu tujuan yang luhur, hendaknya menjadi kegiatan
yang sangat bermanfaat bagi masyarakat baik dahulu maupun sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
Masyarakat Indonesia hendaknya menjadikan gotong royong sebagai
usaha bersama yang bertujuan luhur sehingga mampu hidup bergotong royong
secara baik. Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat khususnya siswa-
siswi sekolah dasar (SD) yang kurang memahami akan makna dan manfaat
memiliki hidup bergotong royong. Hal ini terjadi pada saat magang, ketika
peneliti mendapati ada lima siswa tidak ikut membantu temannya melaksanakan
piket kelas. Kejadian ini peneliti ketahui dari laporan salah satu teman piket
setelah selesai jam pelajaran terakhir. Peneliti sebenarnya belum memiliki cukup
bukti kuat apakah kelima siswa yang tidak mau membantu piket kelas memang
tidak mau atau mereka memiliki alasan lain.
Guna mengetahui alasan kelima siswa tersebut tidak melaksanakan piket
kelas, peneliti mencoba mewawancarai para siswa tersebut. Ketika ditanya
“mengapa kalian kemarin tidak membantu piket kelas dan langsung pulang?”
mereka menjawab “kami janjian mau main game di warnet (warung internet)
Pak”. Dari pernyataan siswa, peneliti mendapatkan bukti rendahnya pemahaman
siswa tentang manfaat bergotong royong sehingga mereka lebih mementingkan
hal-hal lain yang bersifat kurang bermanfaat. Kurangnya pemahaman siswa
tentang makna dan manfaat baik dari bergotong royong dapat menjadi salah satu
penyebab siswa tidak tertarik dan tidak memiliki kepedulian untuk melaksanakan
gotong royong di dalam kehidupannya.
Guna mencari alasan yang lebih kuat, peneliti mencoba mewawancarai
guru kelas I. Peneliti ingin tahu apakah sejak kelas I anak-anak kelas II memang
menunjukkan kurangnya sikap gotong royong atau tidak. Akhirnya peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
melakukan kegiatan wawancara kondisi awal yang dilaksanakan pada hari Selasa,
11 Agustus 2015. Guru kelas I menuturkan bahwa dahulu ada 7 siswa yang sering
pulang atau pergi ke kantin saat mendapatkan jadwal piket kelas dan bisa saja hal
itu masih terjadi sampai sekarang setelah mereka kelas II. Para siswa kebanyakan
tidak mengetahui makna dan manfaat gotong royong karena jarang sekali
mendapatkan pembelajaran secara kerja sama di kelas.
Setelah mendapatkan keterangan dari guru kelas I, akhirnya peneliti
mencoba untuk menyebarkan kuesioner skala sikap. Pada Sabtu, 01 Agustus 2015
peneliti menyebarkan kuesioner guna melihat gambaran akan tinggi rendahnya
sikap gotong royong yang dimiliki siswa kelas II di SDN Nanggulan. Setelah
dihitung, hasil persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong
minimal cukup secara keseluruhan yaitu 45,16% (hanya 14 siswa yang memiliki
sikap gotong royong minimal cukup). Selanjutnya peneliti mencoba untuk melihat
hasil persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong minimal cukup
per aspek masing-masing yaitu 38,70% pada aspek kognitif (hanya 12 siswa
memiliki sikap gotong royong minimal cukup), 45,16% pada aspek afektif (hanya
14 siswa memiliki sikap gotong royong minimal cukup), 32,35% pada aspek
konatif (hanya 10 siswa memiliki sikap gotong royong minimal cukup). Dari hasil
persentase jumlah siswa secara keseluruhan maupun per aspek, masih banyak
siswa yang belum memiliki sikap gotong royong dari total siswa yaitu 31 orang,
sehingga peneliti tergerak untuk menambah jumlah siswa yang memiliki sikap
gotong royong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
Sedangkan dari rata-rata nilai seluruh siswa minimal cukup secara
keseluruhan yaitu 65,43 atau “Cukup”. Namun, setelah dilihat dari perolehan rata-
rata nilai per aspek menunjukkan perlunya peningkatan yang signifkan yaitu pada
aspek kognitif rata-rata mendapatkan nilai 64,80 atau “Rendah”, aspek afektif
rata-rata mendapatkan nilai 69,13 atau “Cukup”, dan komponen aspek rata-rata
mendapatkan nilai 61,54 atau “Rendah”. Dari hasil rata-rata nilai, aspek kognitif
dan konatif sikap masih berada pada taraf “Rendah” dan belum mencapai nilai
minimal “Cukup” yaitu 65 sehingga peneliti perlu melakukan peningkatan supaya
siswa memiliki sikap yang utuh.
Rendahnya sikap gotong royong siswa membuat peneliti mencoba
melakukan observasi pembelajaran pada hari Senin, 10 Agustus 2015. Saat
pembelajaran berlangsung, guru menjadi sumber belajar utama dengan cara
ceramah. Siswa-siswi lebih banyak belajar secara individu. Kerjasama dalam
pembelajaran sudah terlihat, namun kurang maksimal karena guru kurang
menanamkan pengetahuan tentang makna dan manfaat gotong royong sehingga
siswa bersikap pasif dalam kelompok. Pembelajaran di kelas hendaknya tidak
hanya berfokus kepada proses individual namun juga proses kelompok, akan
tetapi dalam proses kelompok perlu adanya kerja sama yang aktif antar sesama
anggota sehingga siswa akan memahami makna dan manfaat gotong royong dan
siswa menjadi tertarik dan senang untuk melaksanakan hidup bergotong royong.
Dalam upaya meningkatkan sikap gotong royong siswa kelas II peneliti
membutuhkan mata pembelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan
sikap. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar memiliki peranan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
penting dalam pembentukan sikap gotong royong peserta didik. Pendidikan
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan utama
mengembangkan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan keterampilan
(skill) sehingga siswa menjadi warga negara yang baik (Aryani, 2010: 42). Tujuan
dari pendidikan kewarganegaraan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa PKn baik
untuk digunakan dalam upaya peningkatan sikap gotong royong siswa.
Dalam upaya menumbuhkan sikap siswa untuk bergotong royong guna
memahami makna dan manfaat gotong royong sehingga siswa akan tertarik
bahkan ingin untuk melaksanakan hidup bergotong royong di dalam kehidupan.
Akhirnya peneliti memutuskan untuk menggunakan model coopreative learning
tipe jigsaw. Model coopreative learning tipe jigsaw peneliti gunakan pada
pembelajaran PKn karena menurut Jhonson & F. Jhonson (dalam Rusman, 2013)
metode ini memiliki manfaat meningkatkan hidup bergotong royong sehingga
harapan peneliti untuk meningkatkan sikap gotong royong dapat terlaksana. Selain
itu, materi membiasakan hidup bergotong royong pada pelajaran PKn di kelas II
semester ganjil akan menambah pengetahuan siswa akan makna dan manfaat
gotong royong sehingga mereka menjadi lebih tertarik untuk melaksanakan
gotong royong sebagai suatu sikap yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
1.2 Batasan masalah
Penelitian tindakan kelas ini bertempat di SD Negeri Nanggulan.
Penelitian dilakukan di kelas II. Peneliti menggunakan RPP dengan kurikulum
KTSP 2006 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pembelajaran
dilakukan pada semester ganjil. Penelitian ini menggunakan model cooperative
learning tipe jigsaw II. Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
yang digunakan adalah :
Standar Kompetensi (SK) :
1. Membiasakan hidup bergotong royong
Kompetensi Dasar (KD) :
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah
dan di sekolah
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw dalam
rangka meningkatkan sikap gotong royong melalui pembelajaran PKn
untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan ?
2. Apakah pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw
untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan mampu meningkatkan sikap
gotong royong ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menggambarkan dan mengetahui gambaran pelaksanaan model
cooperative learning tipe jigsaw dalam rangka meningkatkan sikap gotong
royong melalui pembelajaran PKn untuk siswa kelas II di SD Negeri
Nanggulan.
2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap gotong royong melalui
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe
jigsaw untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Siswa mampu memahami makna dan manfaat dari membiasakan
hidup bergotong royong.
b. Siswa menjadi tertarik dan senang untuk bergotong royong.
c. Siswa mampu melaksanakan sikap gotong royong dalam
kehidupan sehari-hari
2. Bagi Guru
a. Guru mampu memperbaiki model pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw yang lebih sempurna pada mata pelajaran
yang lainnya.
b. Guru mampu meningkatkan profesionalitasnya dalam
pembelajaran menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran yang interaktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah mampu mengetahui dan selanjutnya
mengimplementasikan pentingnya sikap gotong royong dalam
kehidupan.
b. Sekolah mampu meningkatkan mutu pendidikan dengan
pelaksanaan metode pembelajaran yang interaktif.
4. Bagi Dunia Pendidikan
a. Pendidikan Kewarganegaraan dalam dunia pendidikan di
Indonesia ternyata masih perlu beberapa perbaikan dalam segi
pelaksanaan pembelajarannya karena kebanyakan masih berhenti
pada taraf pengetahuan siswa saja.
b. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan secara universal supaya
setiap warga negara mampu mengembangkan sikap gotong
royong sehingga mampu bertahan dari pengaruh negatif era
globalisasi.
1.6 Definisi Operasional
1. Sikap adalah suatu sistem berbentuk kaitan antara kognisi, afeksi, dan
konasi seseorang saat merespon rangsangan/stimulus dari objek tertentu.
2. Gotong royong adalah suatu kegiatan dalam bentuk kerjasama antar
individu atau kelompok di dalam kehidupan untuk mencapai tujuan yang
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
3. Model cooperative learning tipe jigsaw adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa melakukan kegiatan
belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai
tujuan yang sama seperti asas gotong royong.
4. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mengingatkan
akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara dan
setiap hal yang dikerjakan harus dengan tujuan dan cita-cita bangsa yaitu
Pancasila dan UUD 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Sikap
2.1.1.1 Pengertian Sikap
Menurut Gerungan (dalam Mintosih, 1997: 56) Sikap selalu berkenaan
dengan objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap
perasaan, dan itu memberi kecenderungan kepada seseorang untuk
bertindak/berbuat sesuai dengan sikapnya terhadap suatu objek sikap
Pendapat lain mengatakan, sikap adalah suatu respons/reaksi individual
yang timbul apabila individu dihadapkan pada suatu rangsangan/stimulus (Azwar,
2005:15).
Sedangkan Krech (1996: 6) mengatakan manakala seseorang berkembang,
maka kognisinya, perasaannya, dan kecenderungan tindakannya dalam kaitannya
dengan berbagai objek dalam dunianya akan terus menjadi sistem-sistem yang
terus ada (kekal) atau disebut sikap.
Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah sebuah sistem yang terdiri dari
aspek kognitif, perasaan, dan tindakan seseorang sebagai respon yang timbul
apabila dihadapkan pada suatu rangsangan/stimulus objek tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
2.1.1.2 Struktur Sikap
Breckler, Kats, Stotland, dan Rajecki (dalam Azwar, 2005: 24)
menyatakan sikap merupakan suatu reaksi komponen kognitif, afektif, dan konatif
individu terhadap suatu objek sikap dan Azwar menjabarkannya sebagai berikut :
1. Aspek Kognitif
Komponen kognitif merupakan keadaan sikap yang diwakili oleh
kepercayaan individu pemilik sikap terhadap suatu objek sikap.
2. Aspek Afektif
Komponen afektif merupakan keadaan sikap yang menyangkut masalah
emosional subjektif individu terhadap suatu objek sikap.
3. Aspek Konatif
Komponen konatif merupakan keadaan sikap yang menunjukkan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
seseorang terhadap objek sikap.
Terdapat pendapat lain dari Krech (1996: 6) yang menyatakan bahwa
sikap sebagai suatu sistem yang menekankan adanya antar-kaitan dari tiga
komponen sikap antara lain :
1. Aspek Kognitif dalam suatu sikap terdiri dari keyakinan seseorang mengenai
objek sikap.
2. Aspek Perasaan dalam suatu sikap berkenaan dengan emosi yang berkaitan
dengan objek sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
3. Aspek Kecenderungan Tindakan dalam suatu sikap mencakup semua
kesiapan perilaku yang berkaitan dengan sikap.
Dari pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa sikap memiliki tiga aspek
penting sebagai penyusunnya yaitu pemahaman dan perasaan yang akan
dicerminkan lewat tindakan seseorang.
2.1.2 Gotong Royong
2.1.2.1 Pengertian Gotong Royong
Menurut Purna (1996: 53) gotong royong merupakan suatu bentuk kerja
sama guna mencapai tujuan tertentu dengan asas timbal balik yang menciptakan
adanya ketentuan sosial dalam masyarakat.
Menurut Subadi (2009: 18) gotong royong (cooperation) dikatakan
sebagai suatu interaksi (hubungan timbal balik) dari dan oleh dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan yang sama.
Dari pendapat tersebut, mampu disimpulkan bahwa gotong royong adalah
suatu bentuk interaksi (hubungan timbal balik) sosial melalui kegiatan kerjasama
yang dilakukan oleh individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok guna mencapai suatu tujuan atau cita-cita yang ingin
dicapai bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan
2.1.3.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (dalam Winarno, 2013:18)
Pendidikan Kewarganegaraan diartikan sebagai mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Menurut Aryani (2010: 42) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memiliki tujuan utama mengembangkan pengetahuan (knowledge),
sikap (attitude), dan keterampilan (skill) sehingga siswa menjadi warga negara
yang baik, melalui pengalaman belajar yang dipilih dan diorganisasikan atas dasa
konsep-konsep ilmu politik.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD)
yang berfungsi sebagai wahana pembentukan warga negara yang baik dengan cara
berfokus pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik
sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.
2.1.3.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Aryani (2010: 52) tujuan dari materi pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2006 adalah peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Mampu berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta anti-korupsi.
3. Mampu berkembang secara positif dan demokratis guna membentuk
pribadi berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Mampu berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
2.1.3.3 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan
Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu sebagai wahana atau sarana
untuk membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter, yang setia
kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.
(Aryani, 2010: 116).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
2.1.4 Cooperative Learning tipe Jigsaw
2.1.4.1 Pengertian Cooperative Learning
Cooperative learning menurut Parker adalah suasana aktivitas
pembelajaran di mana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok
untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. (dalam Huda,
2012: 29)
Slavin (dalam Isjoni, 2013: 23) menyebutkan bahwa pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning merupakan model pembelajaran dimana
sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6
orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam
belajar.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Di dalam model cooperative learning, menurut Bennet (dalam Isjoni,
2013: 60) terdapat lima unsur dasar yang tidak mampu dipisahkan satu dengan
yang lainnya karena sangat mempengaruhi kesuksesan dari cooperative learning
itu sendiri. Unsur-unsur dasar ini membedakan cooperative learning dari kerja
kelompok biasa :
1. Positive interdependence
Hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang
sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan
seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
2. Interaction face to face
Terjadinya interaksi antar siswa secara langsung tanpa adanya
perantara sehingga terjadi hubungan timbal balik yang bersifat positif.
3. Adanya tanggung jawab pribadi
Dengan setiap siswa bertanggung jawab atas materi yang
didapatkannya maka siswa termotivasi untuk membantu teman
kelompoknya.
4. Membutuhkan keluwesan
Menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan
kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.
5. Proses kelompok
Siswa belajar keterampilan bekerja sama karena merupakan
keterampilan yang penting.
Sedangkan, Huda (2012: 46) menyatakan bahwa ada lima elemen dasar
yang membuat pembelajaran kooperatif lebih produktif dibandingkan dengan
pembelajaran kopetitid dan individual yaitu :
1. Interpedensi positif (positive interpedence)
Muncul ketika siswa merasa bahwa mereka terhubung dengan
semua anggota kelompoknya, bahwa mereka tidak akan sukses
mengerjakan tugas tertentu jika ada anggota lain yang tidak berhasil
mengerjakannya (begitu pula sebaliknya).
2. Interaksi promotif (promotive interraction)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
Suatu interaksi dalam kelompok di mana setiap anggota saling
mendorong dan membantu anggota lain dalam usaha bersama untuk
mencapai, menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan
bersama.
3. Akuntabilitas individu (individual accountability)
Setiap orang memang harus mengerjakan setiap tugas yang
menjadi tanggung jawabnya. Performa setiap anggota dinilai dan hasilnya
diberikan kembali kepada mereka dan kelompoknya. Dari hasil inilah,
setiap siswa dapat berefkelsi untuk meningkatkan performanya supaya
mampu berkontribusi maksimal untuk kelompoknya masing-masing.
4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil (interpersonal and small-
group skill)
Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil tidak bisa begitu
saja muncul ketika dibutuhkan, namun siswa harus diajari keterampilan
sosial untuk bekerjasama secara efektif dalam kelompok sehingga
terwujud suasana pembelajaran yang produktif.
5. Pemrosesan kelompok (group processing)
Kerja kelompok yang efektif biasanya dipengaruhi oleh sejauh
mana kelompok tersebut merefleksikan proses kerja sama mereka.
Dari pendapat tersebut, disimpulkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
terdapat lima elemen penting yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
lainnya karena merupakan suatu kesatuan pembelajaran kooperatif itu sendiri
yaitu (1) bergotong royong/hubungan timbal balik, (2) interaksi antar individu, (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
tanggung jawab pribadi, (4) menciptakan hubungan yang baik serta kerukunan
antar pribadi, dan (5) peningkatan keterampilan bekerja sama (gotong royong).
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai macam model seperti
STAD (Student Team-Achievement Divisions), TGT (Teams-Games-
Tournaments), Jigsaw, dan masih banyak lagi. Peneliti memutuskan untuk
menggunakan Jigsaw dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan alasan
bahwa metode Jigsaw mampu meningkatkan keterampilan hidup bergotong
royong menurut Jhonson & F. Jhonson (dalam Rusman, 2013: 219).
2.1.4.2 Pengertian Cooperative Learning tipe Jigsaw
Model cooperative learning tipe jigsaw dikembangkan pertama kali oleh
Aronson (1975). Metode ini selanjutnya diadopsi dan dimodifikasi kembali
sehingga memiliki dua versi tambahan yaitu Jigsaw II yang dikembangkan oleh
Slavin pada tahun 1989 dan Jigsaw III yang dikembangkan oleh Kagan pada
tahun 1990. (Huda, 2012: 120)
Rusman (2013: 218) mengatakan bahwa model cooperative learning tipe
jigsaw adalah sebuah model pembelajaran yang menitik beratkan pada kerja
kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.
Sedangkan Johnson (dalam Hosnan, 2014: 249) menyatakan bahwa
cooperative learning tipe jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil,
siswa belajar dan bekerja sama sampai pada pengalaman belajar yang maksimal,
baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model cooperative
learning tipe jigsaw adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa berada dalam
kelompok-kelompok kecil dan mereka saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
kelompok.
Perbedaan antara tipe Jigsaw 1 (Aronson, 1975), Jigsaw II (Slavin, 1989),
dan Jigsaw III (Kagan, 1990) menurut Huda (2012: 118-122) adalah :
1. Pada Jigsaw I tidak ada reward (penghargaan) bagi kelompok dengan
nilai tertinggi dalam hasil tugas yang diberikan guru. Tidak ada sistem
kelompok asal dan kelompok ahli.
2. Pada Jigsaw II diberikan reward (penghargaan) bagi kelompok dan
anggotanya yang unggul. Menerapkan sistem kelompok asal dan
kelompok ahli.
3. Jigsaw III khusus digunakan pada kelas bilingual (kelas dua bahasa) yaitu
bahasa nasional dan bahasa Inggris. Langkah-langkah pembelajarannya
sama dengan Jigsaw I dan II, namun siswa harus mahir berbahasa Inggris.
Peneliti menggunakan tipe Jigsaw II karena dengan adanya reward
(penghargaan) kepada anggota dan kelompok, maka mereka akan merasa
diapresiasi dan dihormati atas usahanya selama ini. Peneliti juga berharap mereka
untuk berkomitmen dalam belajar, antusiasme untuk bekerja dalam kelompok
kooperatif, dan rasa kebersamaan mereka untuk bekerja sama dapat meningkat
secara berkelanjutan. Menurut Slavin (2005: 245) menambahkan kelebihan
Jigsaw II yaitu semua siswa membaca semua materi, yang akan membuat konsep-
konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah untuk dipahami karena subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
penelitian masih termasuk siswa kelas bawah sehingga Jigsaw II sangat tepat
digunakan di kelas II. Ditambah lagi dengan adanya sistem kelompok asal dan
kelompok ahli pada Jigsaw II, maka siswa kan lebih bertanggung jawab akan
materi yang didapatkannya. Peneliti tidak memilih Jigsaw III karena kelas yang
digunakan dalam penelitian ini bukanlah kelas bilingual.
2.1.4.3 Manfaat Cooperative Learning tipe Jigsaw
Jhonson & F. Jhonson (dalam Rusman, 2013: 219) melakukan studi
penelitian tentang manfaat pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan
memperoleh hasil positif dari penerapan Jigsaw dalam pembelajaran terhadap
perkembangan siswa. Manfaat positif tersebut antara lain :
1. Meningkatkan hasil balajar siswa.
2. Meningkatkan daya ingat.
3. Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi.
4. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu).
5. Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen.
6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah.
7. Meningkatkan sikap positif tehadap guru.
8. Meningkatkan harga diri anak.
9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif.
10. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
2.1.4.4 Langkah Cooperative Learning tipe Jigsaw II
Peneliti menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw II dengan
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut (Hosnan, 2014) :
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
2. Siswa dikelompokkan ke dalam 4-6 anggota tim (kelompok asal).
3. Guru memberikan informasi materi yang sama.
4. Setiap orang di dalam tim diberikan bagian materi tugas yang berbeda.
5. Setiap orang di dalam tim diberikan bagian materi yang ditugaskan.
6. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ subbab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan subbab mereka.
7. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh.
8. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
9. Guru memberikan evaluasi.
10. Guru memberikan penghargaan
Langkah-langkah Jigsaw II juga dideskripsikan oleh Huda (2012: 118)
yang dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Siswa masuk ke dalam kelompok asal.
2. Setiap kelompok asal disajikan informasi yang sama.
3. Salah satu siswa ditunjuk untuk masuk ke dalam kelompok ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
4. Dalam kelompok ahli, setiap anggota saling berdiskusi untuk memahami
lebih detail tentang informasi tersebut.
5. Setelah itu, siswa kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan topik
yang lebih spesifik dari informasi tersebut kepada anggota kelompoknya.
6. Adanya uji secara individu maupun kelompok untuk menilai skor per
kelompok.
7. Pemberian penghargaan (reward) pada kelompok yang nilainya tinggi
untuk memotivasi dalam belajar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa langkah pembelajaran Jigsaw II berfokus
pengembangan gotong royong karena ketikga indikator gotong royong yaitu (1)
tolong menolong, (2) saling berbagi, dan (3) hidup rukun terlihat pada sistem
kelompok asal dan kelompok ahli dimana siswa belajar bekerja sama pada
kelompok ahli, belajar saling berbagi pengetahuan dalam kelompok asal, dan
belajar rukun saat berada di kelompok asal maupun kelompok ahli.
2.2 Penelitian-Penelitian yang Relevan
1. Abidin (2013) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Jigsaw
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dalam Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas
IV SDN 03 Bangsri Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013”. Kesimpulan
penelitian ini bahwa penerapan strategi Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV SDN 03 Bangsri
tahun pelajaran 2012/2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
23
2. Frenni, Abdussamad & Sabri (2014) melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran PPKn
Menggunakan Model Kooperatif Di Kelas IV SD”. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa penggunaan model kooperatif dapat meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik kelas IV SD dalam pembelajaran PPKn.
3. Herniwati (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Menanamkan Nilai
Nasionalisme melalui pembelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan PTK
pada Siswa Kelas VI SDN 88 Perumnas UNIB Bentiring”. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa melalui pelaksanaan pembelajaran PKn PTK dapat
menanamkan nilai Nasionalisme pada siswa kelas VI SDN 88 Perumnas
UNIB Bentiring.
4. Erviana, Suwarto, & Daryanto (2013) melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar PKn Tentang Kebebasan Berorganisasi Melalui
Model Problem Based Learning”. Dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn
tentang kebebasan berorganisasi pada kelas V SDN II Lumbungkerep,
Wonosari, Klaten tahun ajaran 2011/2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
Gambar 2.2 Diagram Penelitian yang Relevan
Dari keempat contoh penelitian relevan di atas, peneliti melakukan
penelitian yang berjudul “Peningkatan Sikap Gotong Royong melalui Pelaksanaan
modelcoopertive learning tipe jigsaw untuk Siswa Kelas II di SD Negeri
Nanggulan”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya
karena memiliki kekhususan guna meningkatkan sikap gotong royong peserta
didik.
Nila Erviana,
Suwarto, & Joko
Daryanto (2013)
“Peningkatan
Hasil Belajar
PKn Tentang
Kebebasan
Berorganisasi
Melalui Model
Problem Based
Learning”
Herniwati (2011)
“Menanamkan Nilai
Nasionalisme melalui
Pembelajaran Pendidikan dan
Kewarganegaraan PTK pada
Siswa Kelas VI SDN 88
Perumnas UNIB Bentiring”.
N. Zaenal Abidin
(2013)
“Penerapan
Strategi Jigsaw
Untuk
Meningkatkan
Aktivitas Dalam
Pembelajaran PKn
Pada Siswa Kelas
IV SDN 03
Bangsri
Karangpandan
Tahun Pelajaran
2012/2013”
Filipus Frenni, Abdussamad
& Tahmid Sabri (2014)
“Peningkatan Aktivitas
Peserta Didik Dalam
Pembelajaran PPKn
Menggunakan Model
Kooperatif Di Kelas IV SD”.
MODELPEMBELAJARAN
BERKELOMPOK
PEMBELAJARANPKN
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG
MELALUI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE
LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK SISWA KELAS
II DI SD NEGERI NANGGULAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
2.3 Kerangka Berpikir
Sikap gotong royong siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran
PKn karena tujuan utama PKn salah satunya guna mengembangkan sikap
(attitude). Pengembangan pemahaman siswa akan makna dan manfaat bergotong
royong melalui pembelajaran PKn akan membuat siswa tertarik, senang, dan
peduli untuk melaksanakan hidup bergotong royong. Ditambah lagi dengan materi
Membiasakan Hidup Bergotong Royong yang digunakan untuk Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada semester ganjil PKn akan membantu
proses pemahaman siswa akan makna dan manfaat bergotong royong sehingga
pembelajaran lebih efektif.
Penggunaan model cooperative learning tipe jigsaw akan
mengembangkan keterampilan hidup bergotong royong siswa melalui praktik
nyata dalam proses pembelajaran PKn sehingga harapkan mampu menjadi media
penyampaian materi gotong royong yang akan diajarkan dan tidak hanya akan
berfokus pada pemberian ilmu pengetahuan taraf kognitif saja, namun juga dapat
membuat siswa tertarik untuk melaksanakan gotong royong.
2.4 Hipotesis Tindakan
1. Pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw di SDN Nanggulan
dilakukan dengan tahap-tahap menyampaikan tujuan, memotivasi
siswa, menyajikan informasi ,mengorganisasikan dalam kelompok,
membimbing, mengevaluasi dan memberikan penghargaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
2. Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe
jigsaw di SDN Nanggulan mampu meningkatan sikap gotong royong
siswa kelas II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas
(PTK). Menurut Kemmis (dalam Sanjaya, 2011: 24) penelitian tindakan kelas
adalah suatu bentukpenelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti
dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.
Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat
reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan sistem pembelajaran, metode pembelajaran, proses
pembelajaran, isi pembelajaran, kompetensi pembelajaran, dan situasi
pembelajaran yang lebih baik (Arikunto, 2014:104).
Sedangkan menurut Aqib (2007: 13) penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di
dalam sebuah kelas.
Tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan
dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar
mengajar. Manfaat yang dapat dirah dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
antara lain mencakup inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum ditingkat
regional/nasional, dan peningkatan profesionalisme pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart (Muslich, 2012)
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester (ganjil) satu T.A.
2015/2016. Di SD Negeri Nanggulan yang beralamat di Nanggulan,
Maguwoharjo, Depok, Sleman, D. I. Yogyakarta. Kode pos 55282.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas II B SD N Nanggulan yang
berjumlah 31 siswa. Siswa laki-laki di kelas sebanyak 18 orang, sedangkan
siswa perempuan sebanyak 13 siswa.
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Observasi
Perbaikan
Perencanaan
Tindakan
ObservasiRefleksi
SIKLUS 1
SIKLUS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.2.3 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah peningkatan sikap gotong royong melalui
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe
jigsaw.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015 dan 24
Agustus 2015. Sedangkan siklus II dilakukan pada tanggal 31 Agustus
2015 dan 07 September 2015.
3.3 Desain Penelitian
3.3.1 Persiapan Pra Penelitian
Langkah awal sebelum melaksanakan PTK adalah melakukan persiapan
terlebih dahulu antara lain :
1. Peneliti memohon izin kepada kepala SDN Nanggulan untuk melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut.
2. Peneliti melakukan observasi ke kelas II pada minggu pertama semester
ganjil untuk memperoleh gambaran awal pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas khususnya mengenai pembelajaran PKn beserta karakteristik
siswanya.
3. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas I untuk mengetahui
karakteristik siswa dalam sikap gotong royong yang dimilikinya sebagai
gambaran awal untuk melakukan penelitian di kelas II supaya lebih mudah.
4. Peneliti mengumpulkan dokumen berupa daftar nama siswa kelas II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5. Peneliti mewawancarai guru kelas II untuk mengetahui karakteristik dan
sikap gotong royong siswa pada awal sebelum pembelajaran.
6. Peneliti mengidentifikasi masalah yang terdapat di kelas II.
7. Peneliti membuat rumusan masalah dari hasil identifikasi masalah.
8. Peneliti menyususn rencana penelitian yang akan dilakukan pada setiap
siklus.
9. Peneliti membuat gambaran awal mengenai sikap gotong royong siswa
kelas II SDN Nanggulan.
10. Karena penelitian ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) maka kita perlu untuk mempelajari Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), dan materi pokok
11. Peneliti membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
kerja siswa (LKS), dan instrument penelitian.
12. Peneliti menyiapkan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang akan
digunakan dalam pembelajaran di kelas II.
3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus
3.3.2.1 Siklus I
Siklus pertama dilakukan setelah peneliti mengetahui sejauh mana tingkat
sikap gotong royong siswa melalui hasil kondisi awal, observasi, dan wawancara.
Siklus pertama dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung
selama 2 JP, 1 JP berlangsung selama 35 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sebeleum melaksanakan penelitian meliputi :
a. Menentukan SK dan KD terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu pada :
Standar Kompetensi (SK) :
1. Membiasakan hidup bergotong royong
Kompetensi Dasar (KD) :
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di
rumah dan di sekolah
b. Mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP
yang sesuai dengan model Cooperative Learning tipe Jigsaw.
c. Membuat soal evaluasi beserta kunci jawaban dan membuat pedoman
penilaian.
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan model
Cooperative Learning tipe Jigsaw.
e. Menyusun lembar observasi pembelajaran.
Pada siklus 1 pertemuan pertama pembelajaran akan difokuskan pada
materi mengenal pengertian dan pentingnya gotong royong beserta kegiatan yang
ada di dalam gotong royong yaitu hidup rukun, saling berbagi dan tolong
menolong. Pertemuan kedua pembelajaran akan difokuskan pada contoh kegiatan
yang mencerminkan gotong royong beserta manfaat apabila dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Tindakan
a. Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberi salam kepada siswa
b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
c) Guru melakukan presensi siswa
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
e) Guru memotivasi siswa
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama lagu “Oh Ibu dan
Ayah”
b) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan video
pembelajaran tentang tolong menolong, hidup rukun, dan saling
berbagi.
c) Guru menjelaskan pengertian tolong menolong, hidup rukun, dan
saling berbagi.
d) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan
ataupun PPT.
e) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompok asal), setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen.
f) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama.
g) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
h) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab
yang mereka dapatkan.
i) Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari
kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari
campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari
campuran 5 kelompok asal.
j) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota
kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu
kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
k) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal,
setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
l) Presentasi dilakukan di depan kelas dengan pengawasan dari guru,
para siswa kelompok ahli saling membantu dalam proses presentasi.
m)Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan
evaluasi.
n) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk
tangan.
o) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
p) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
q) Guru mengumpulkan jawaban siswa.
3) Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah
mereka pelajari
b) Guru meminta siswa membuat refleksi tentang pembelajaran yang
telah mereka laksanakan
c) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
b. Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberi salam kepada siswa
b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
c) Guru melakukan presensi siswa
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
e) Guru memotivasi siswa
2) Kegiatan Inti
a) Guru bertanya kepada siswa, “apakah kalian pernah menolong teman
sekelas kalian?”
b) Siswa menjawab pertanyaan guru dengan berbaga jawaban yang
berbeda-beda
c) Guru bertanya kepada siswa tentang apa saja yang merupakan
kegiatan yang baik dan mencerminkan hidup rukun, saling berbagi,
dan tolong menolong dalam kehidupan.
d) Guru memberikan contoh kegiatan yang baik dan mencerminkan
hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong dalam kehidupan
lewat video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
e) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan
ataupun PPT.
f) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompo asal), setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen dan kelompok ini
berbeda dengan kelompok pada pertemuan pertama (diacak lagi).
g) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama.
h) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya.
i) Setiap 2 siswa yang memperoleh materi sama pada setiap tim
berkumpul ke dalam kelompok baru (kelompok ahli) yang sesuai
dengan bidang/materi yang didapat untuk mendiskusikan subbab
mereka.
j) Dalam setiap kelompok ahli, guru membagikan 9 buah gambar pada
setiap kelompok ahli berupa :
k) Setiap setiap kelompok ahli memasukkan gambar pada kotak yang
sesuai.
l) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab
yang mereka dapatkan.
m)Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari
kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari
campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari
campuran 5 kelompok asal.
n) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota
kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
o) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal,
setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
p) Presentasi dilakukan di depan kelas dengan pengawasan dari guru,
para siswa kelompok ahli saling membantu dalam proses presentasi.
q) Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan
evaluasi.
r) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk
tangan.
s) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
t) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
u) Guru mengumpulkan jawaban siswa.
3) Penutup
a) Guru melakukan evaluasi kepada siswa secara individu maupun
kelompok.
b) Guru memberikan penghargaan kepada setiap individu dan kelompok.
c) Guru dan siswa merangkum dan meringkas materi pembelajaran
d) Berdoa bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Observasi
Peneliti akan dibantu oleh satu orang mahasiswa yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung dan mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama
proses belajar mengajar berlangsung. Penyebaran kuesioner dilakukan setelah
pertemuan kedua selesai siklus I.
4. Refleksi
Peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau
hambatan dan kejadian khusus yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung di dalam kelas. Refleksi ini akan dijadikan acuan untuk perbaikan
proses pembelajaran pada siklus II agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan
baik dan memperoleh kompetensi yang diinginkan nantinya.
3.3.2.2 Siklus II
Siklus kedua dilakukan setelah peneliti mengetahui sejauh mana tingkat
sikap gotong royong siswa melalui hasil siklus 1, kondisi awal, observasi, dan
wawancara. Siklus kedua dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan
berlangsung selama 2 JP, 1 JP berlangsung selama 35 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sebeleum melaksanakan penelitian meliputi :
a. Menentukan SK dan KD terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu pada :
Standar Kompetensi (SK) :
2. Membiasakan hidup bergotong royong
Kompetensi Dasar (KD) :
2.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong
menolong
2.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di
rumah dan di sekolah
b. Mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran seperti silabus dan
RPP yang sesuai dengan model cooperative learning tipe jigsaw.
c. Membuat soal evaluasi beserta kunci jawaban dan membuat pedoman
penilaian.
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan model
cooperative learning tipe jigsaw.
e. Menyususn lembar observasi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada siklus 2 pertemuan pertama pembelajaran akan difokuskan pada
materi contoh kegiatan yang tidak mencerminkan gotong royong beserta
akibatnya. Pertemuan kedua pembelajaran akan difokuskan pada pembahasan
ulang materi sebelumnya dan membuat jadwal pelaksanaan kegiatan gotong
royong oleh siswa untuk dilaksanakan.
3. Tindakan
a. Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
a) Doa dan salam pembuka
b) Guru memberi salam kepada siswa
c) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
d) Guru mengabsensi siswa
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f) Guru memotivasi siswa
2) Kegiatan Inti
a) Guru bertanya kepada siswa tentang apa saja yang merupakan
kegiatan yang mencerminkan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong
menolong dalam kehidupan.
b) Guru memberikan contoh kegiatan hidup rukun, saling berbagi, dan
tolong menolong dalam kehidupan lewat video dan contoh yang tidak
mencerminkan (hal negatif) hidup rukun, saling berbagi, dan tolong
menolong dalam kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
c) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan
ataupun PPT.
d) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompo asal), setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen dan kelompok ini
berbeda dengan kelompok pada pertemuan kedua (diacak lagi).
e) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama.
g) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya.
h) Setiap 2 siswa yang memperoleh materi sama pada setiap tim
berkumpul ke dalam kelompok baru (kelompok ahli) yang sesuai
dengan bidang/materi yang didapat untuk mendiskusikan subbab
mereka.
i) Dalam setiap kelompok ahli, guru membagikan 6 buah gambar
kegiatan sesuai subbab yang didapatkan.
j) Guru menyiapkan 2 kotak pada setiap kelompok ahli :
k) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab
yang mereka dapatkan.
l) Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari
kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari
campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari
campuran 5 kelompok asal.
m)Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota
kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
n) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal,
setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
o) Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan
evaluasi.
p) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk
tangan.
q) Guru menjelaskan akibat dari kegiatan yang tidak mencerminkan
hidup rukun, tolong menolong, dan saling berbagi.
r) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
s) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
t) Guru mengumpulkan jawaban siswa.
3) Penutup
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah
mereka pelajari
b) Guru meminta siswa membuat refleksi tentang pembelajaran yang
telah mereka laksanakan
c) Guru menutup pembelajaran dengan salam
b. Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
a) Doa dan salam pembuka
b) Guru memberi salam kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
c) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
d) Guru melakukan presensi siswa
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f) Guru memotivasi siswa
2) Kegiatan Inti
a) Guru bertanya kepada siswa, “siapa yang tadi pagi membantu
keluarga mengerjakan pekerjaan rumah ?”.
b) Siswa menjawab dengan berbagai jawaban
c) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan video
pembelajaran tentang pelaksanaan perilaku yang mencerminkan
tolong menolong, hidup rukun, dan saling berbagi.
d) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan
ataupun PPT.
e) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompok asal), setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen dan kelompok ini
berbeda dengan kelompok pada pertemuan ketiga (diacak lagi).
f) Di dalam kelompok asal, siswa mendapatkan materi tentang
pelaksanaan saling berbagi, hidup rukun, dan tolong menolong
melalui gambar dan video.
g) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok asal diberikan materi yang sama.
h) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompok subbabnya.
i) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab
yang mereka dapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
j) Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari
kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari
campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari
campuran 5 kelompok asal.
k) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota
kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu
kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
l) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal,
setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
m)Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan
evaluasi.
n) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk
tangan.
o) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
p) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
q) Guru mengumpulkan jawaban siswa.
3) Penutup
a) Guru melakukan evaluasi kepada siswa secara individu maupun
kelompok.
b) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah
mereka pelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
c) Guru meminta siswa membuat refleksi tentang pembelajaran yang
telah mereka laksanakan
d) Guru menutup pembelajaran dengan salam
4. Observasi
Peneliti akan dibantu oleh satu orang mahasiswa yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung dan mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama
proses belajaran kemudian melaksanakan evaluasi untuk siklus II.
5. Refleksi
a. Peneliti bersama dengan observer melakukan identifikasi kesulitan atau
hambatan dari kejadian khusus yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung di kelas.
b. Membandingkan analisis di siklus I dan siklus II serta mampu mengambil
kesimpulan tentang ada atau tidaknya peningkatan sikap gotong royong
siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran PKn menggunakan model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Wawancara
Menurut Denzin (dalam Wiriaatmadja, 2005: 117) wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang
dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang
perlu.
Sedangkan menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005: 117) wawancara
merupakan suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari
sudut pandang yang lain.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara
terstruktur. Menurut Wiriaatmadja (2005: 118) dalam wawancara terstruktur,
peneliti sebagai pewawancara menyusun pertanyaan terlebih dahulu sesuai dengan
topik yang akan ditanyakan kepada narasumber.
Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada narasumber yaitu guru kelas I dan siswa kelas II. Pertanyaan
yang dibuat peneliti mengacu pada pertanyaan tentang sikap gotong royong yang
dimiliki olah siswa kelas II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.4.2 Observasi
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja: 2005: 104) obsevasi adalah
tindakan yang merupakan penafsiran dari teori.
Pada penelitian ini digunakan teknik observasi terstruktur. Menurut
Wiriaatmadja (2005: 114) observasi terstruktur adalah observasi yang dilakukan
dengan membuat kriteria apa yang akan diobservasi sehingga hanya kriteria
tersebutlah yang akan diobservasi. Selanjutnya hasil peneliti hanya tinggal
menghitung hasil observasi.
Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung dan
melihat sikap positif siswa terhadap gotong royong dengan mengacu pada
indikator sikap gotong royong yaitu hidup rukun, saling berbagi, dan tolong
menolong sebagai tolak ukur sikap positif gotong royong yang dimiliki siswa
kelas II.
3.4.3 Kuesioner (Angket)
Menurut Masidjo (1995: 70) kuesioner/angket adalah suatu daftar
pertanyaan tertulis dan terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden
tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Kuesioner pada penelitian ini
menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disusun sedemikian rupa,
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang disediakan menurut (Masidjo,
1995). Pada penelitian ini yang diukur adalah tinggi atau rendahnya sikap gotong
royong sehingga pilihan jawaban menggunakan skala likert sebagai teknik
pengukuran sikap gotong royong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Menurut Sukardi (2003: 146) Skala Likert adalah skala yang telah banyak
digunakan para peneliti untuk mengukur persepsi atau sikap seseorang. Kuesioner
skala sikap diisi oleh siswa kelas II sebanyak 3 kali yaitu pada saat sebelum
dilakukan tindakan guna mendapatkan data tinggi rendahnya sikap siswa pada
kondisi awal dan setelah dilakukannya tindakan siklus 1 dan siklus 2. Responden
dihadapkan pada pilihan jawaban skala likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) pada setiap pernyataan baik
favourable maupun unfavourable disamping pernyataan untuk dipilih responden
sebagai bentuk sikap mereka.
Tabel 3.1 Skala Likert
Alternatif
Jawaban
Skor
Favourable Unfavourable
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tudak Setuju (STS) 1 5
Untuk pilihan jawaban cukup setuju (CS) dalam penelitian ini tidak
diikutsertakan karena responden akan cenderung memilih pilihan jawaban
tersebut sehingga hasil skala sikap menjadi kurang variatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru kelas I untuk mengetahui kondisi awal
siswa dan ke guru II untuk mengetahui kondisi akhir siswa. Berikut adalah
pendoman wawancara guru terkait sikap gotong royong siswa kelas II :
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
Indikator Deskriptor Jawaban
Sikap gotong
royong melalui
hidup rukun
Apakah siswa selalu terlihat rukun di
kelas ?
Sikap gotong
royong melalui
saling berbagi
Apakah para siswa selalu berbagi
dengan teman ?
Sikap gotong
royong melalui
tolong
menolong
Apakah siswa selalu menolong teman
sekelas mereka saat tugas piket kelas ?
3.5.2 Lembar Observasi
Peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap sikap gotong
royong siswa saat pembelajaran berlangsung dan lembar pengamatan terhadap
pelaksanaan cooperative learning tipe jigsaw II yang dilaksanakan yang nantinya
akan digabung menjadi 1 lembar observasi keseluruhan. lembar observasinya
seperti berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.3 Lembar Observasi Sikap Gotong Royong Siswa
No.
Indikator Gotong
Royong
Aspek yang diamati
Deskripsi Hasil
Pengamatan
1.
Tolong menolong
(melihat indikator
materi gotong royong
PKN kelas II)
Siswa bekerjasama dan
saling tolong menolong di
dalam kelompok saat
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
2.
Saling berbagi
(melihat indikator
materi gotong royong
PKN kelas II)
Siswa saling berbagi
pengetahuan yang didapatkan
saat berada di dalam
kelompok.
3.
Hidup rukun (melihat
indikator materi
gotong royong PKN
kelas II)
Siswa terlihat rukun dengan
teman satu kelompok saat
mengerjakan tugas dari guru.
Tabel 3.4 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II
No. Indikator Jigsaw II Aspek yang diamati
Deskripsi Hasil
Pengamatan
2.
Langkah-langkah
Jigsaw II menurut
Hosnan (2014: 240)
Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah metode
pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw II
3.5.3 Lembar Kuesioner
Lembar kuesioner dalam penelitian ini berupa cheklist. Pernyataan dalam
kuesioner dibedakan menjadi dua jenis yaitu pernyataan favourable (yang
diharapkan disetujui oleh siswa) dan pernyataan unfavourable (pernyataan yang
diharapkan tidak disetujui oleh siswa) Kisi-kisi kuesioner dikembangkan
berdasarkan tiga komponen sikap berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.5 Indikator Aitem Pernyataan Kuesioner
Komponen
Sikap
No
aitem
Favorable
No
aitem
Unfavorable
Kognitif
(pemahaman)
17.
Saya tahu bahwa
mengambil buah milik
tetangga tanpa izin itu
tidak baik
18.
Saya menganggap jika
kerja bakti itu
membuang waktu dan
tenaga
21.
Saya menganggap semua
teman-temanku baik
25.
Saya tahu bahwa
keluargaku sayang pada
anak-anaknya
9.
Saya menyadari bahwa
membantu
membersihkan rumah
itu merepotkan
46.
Saya menganggap semua
anggota keluarga saya
adalah orang yang baik
47.
Saya harus menghormati
bapak dan ibu guru
32.
Saya tahu jika
menolong tetangga
yang terkena musibah
itu merepotkan
5.
Saya berpikir jika
membagi bekal makanan
pada teman adalah hal
yang baik dilakukan
10.
Saya tahu bahwa
membantu mencuci
piring dapat
meringankan pekerjaan
31.
Saya berpikir bahwa
memberikan baju bekas
kepada korban bencana
adalah perbuatan
merugikan
36.
Saya tahu jika menolong
tetangga yang
mengalami musibah itu
baik
38.
Saya tahu jika menolong
teman yang kesulitan
dalam belajar itu baik 43.
Saya tahu jika
menolong teman yang
kesulitan belajar itu
merepotkan
Komponen
Sikap
No
aitem
Favorable
No
aitem
Unfavorable
Afektif
(penghayatan)
15.
Saya senang memiliki
banyak teman
16.
Saya hanya memilih
teman yang agamanya
sama dengan saya19.
Saya senang berbagi
makanan dengan
tetangga saya
24.
Saya selalu bahagia jika
berkumpul bersama
seluruh keluarga
6.
Saya akan
menghabiskan permen
kesukaan yang saya
miliki sendirian
7.
Saya ingin meminjamkan
pompa sepeda kepada
tetangga yang
membutuhkan
8.
Saya ingin memberikan
baju bekas kepada
korban bencana alam
40.
Saya merasa rugi
ketika meminjamkan
alat tulis pada teman
29. Saya merasa senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ketika menonton televisi
bersama-sama dengan
keluarga
1.
Saya senang
meminjamkan alat tulis
pada teman
11.
Saya ingin menolong
teman yang kesulitan
mencontek saat
ulangan
2.
Saya harus menolong
anggota keluarga yang
membutuhkan bantuan.
42.
Saya merasa senang jika
bisa menolong keluarga
mencuci piring saat
kerepotan
27.
Saya ingin mengajak
tetangga bermain di
luar rumah supaya
tidak mengotori rumah
44.
Saya tertarik mengikuti
kerja bakti di masyarakat
dengan sukarela
12.
Saya ingin untuk
menolong guru
menghapuskan papan
tulis 30.
Saya suka
menghabiskan kue
sendiri, tanpa
membaginya dengan
keluarga
23.
Saya harus menolong
teman yang sedang sakit.
33.
Saya senang jika bisa
mengikuti kerja bakti di
masyarakat
49.
Saya senang jika bisa
ikut membantu warga
tawuran
Komponen
Sikap
No
aitem
Favorable
No
aitem
Unfavorable
Konatif
(pelaksanaan)
13.
Saya mau membantu
keluargaku memberi
makan hewan
14.
Saya selalu marah
kepada orang tua jika
tidak diberi uang jajan
20.
Saya bersedia berteman
dengan siapapun di kelas
41.
Saya mau membagi
permen yang saya milik
i dengan keluarga
28.
Saya mau
menghabiskan bekal
sendiri dan tidak
membaginya dengan
teman4.
Saya selalu ikut
membantu kerja bakti di
masyarakat
48.
Saya lebih memilih
membantu warga kerja
bakti daripada bermain
sendiri 35.
Saya selalu menolong
teman yang saya sukai
saja
50.
Saya mau menolong
teman yang terjatuh
22.
Saya mau menolong
warga yang terkena
musibah
45.
Saya lebih memilih
menolong teman yang
seagama dari pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
34.
Saya bersedia untuk
membantu guru yang
kesulitan membawa
banyak buku
yang beda agama
37.
Saya mau membantu
keluarga membersihkan
halaman rumah yang
kotor
39.
Saya berniat menolong
keluarga menyapu
rumah jika diberi
imbalan
26.
Saya berniat hidup
rukun dengan teman-
teman yang saya sukai
saja
3.
Saya mau membantu
tetangga jika diberi
imbalan
3.6 Teknik Pengujian Instrumen
3.6.1 Validitas Instrumen
Menurut Masidjo (1995: 242) validitas adalah taraf sampai di mana suatu
tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Penelitian ini menggunakan tiga jenis validitas yaitu validitas isi, validitas
konstruk, dan validitas kriteria.
1. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi merupakan suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana
isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau
diteskan menurut Masidjo (1995).
Validitas isi pada penelitian ini diuji dengan menyebarkan kuesioner
kepada siswa kelas III yang telah mendapatkan materi gotong royong di kelas II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Selanjutnya, hasil uji validasi aitem soal ini akan menjadi dasar pengukuran sikap
gotong royong siswa kelas II.
2. Validitas Konstruk atau konsep (Concept or Construct Validity)
Menurut Masidjo (1995: 242) validitas konstruk adalah suatu validitas
yang menunjukkan sampai di manakah isi suatu tes atau alat pengukur tersebut
atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur
tersebut.
Validasi konstruk pada penelitian ini dilakukan dengan cara berkonsultasi
kepada yang lebih ahli (expert judgement) yaitu dosen pembimbing skripsi dan
wali kelas II dengan menanyakan pendapat terkait instrumen yang telah dibuat
peneliti apakah sudah sesuai indikator sikap gotong royong atau belum.
Konsultasi ini bertujuan agar instrumen yang dibuat peneliti sesuai dengan
indikator dan taraf kemampuan siswa kelas II di SD tempat penelitian guna
memaksimalkan pengelolaan waktu.
3. Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity)
Menurut Masidjo (1995: 242) validitas kriteria adalah suatu validitas yang
memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan
pengukur lainnya yang berfungi sebagai kriteria atau bahan pembanding.
Validitas kriteria pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat ukur
pembanding selain kuesioner. Peneliti menambahkan wawancara dan juga
observasi guna memperkuat teknik pengumpulan data penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Untuk mengukur validitas item kuesioner, peneliti menggunakan aplikasi
SPSS supaya pengukuran yang dilakukan lebih efektif dan mantap. Hasil validasi
kuesioner skala sikap gotong royong yang valid selanjutnya akan digunakan untuk
mengukur sikap gotong royong yang dimiliki siswa kelas II. Peneliti
menggunakan program IBM SPSS 21 dengan uji koefisien korelasi Pearson
(Pearson Correlation), dengan kriteria item soal dikatakan valid jika harga
probabilitas yang terungkapkan dalam taraf signifikan tabel Sig. (2-tailed) berada
di bawah angka 0,05.
Diketahui dari 50 item soal terdapat 36 yang valid. Perhitungan validitas
item pernyataan dengan menggunakan IBM SPSS 21 tidak hanya dapat diketahui
melalui tabel Sig. (2-tailed), tetapi peneliti melihat tabel hasil pearson correlation.
Jika pada nomor item soal hasil perhitungan pada tabel pearson correlation
terdapat tanda asterix (*) maka dapat dikatakan bahwa item tersebut valid dengan
taraf kevalidan 95%, sedangkan jika terdapat tanda asterix (**) maka dapat
dikatakan item tersebut sangat valid dengan taraf kevalidan 99%. Hasil item soal
yang valid bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 3.6 Hasil Item Kuesioner Yang Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Namun, pada saat berkonsultasi dengan guru kelas peneliti mendapatkan
saran untuk mengurangi jumlah item soal yang valid. Pengurangan jumlah item
soal ini harus mengacu pada alasan yang kuat sehingga pemilihan item soal untuk
proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Pertama, peneliti memilih item soal yang memiliki tanda asterix (**) pada
tabel Pearson Correlation dengan alasan taraf kebenarannya mencapai 99%
dibandingkan dengan item yang memiliki tanda asterix (*). Dari proses pemilihan
ini terdapat 29 item soal yang memiliki tanda asterix (**), selanjutnya peneliti
mencoba untuk memilah 29 item soal tersebut berdasarkan taraf kesulitan isi
pernyataan dari yang mudah, sedang, hingga sulit.
Tabel 3.7 Taraf Kesulitan Pernyataan
Dari hasil pemilahan item soal di atas, maka dipilihlah 16 aitem soal dari
29 item yang akan digunakan dalam penelitian guna disebarkan sebagai alat
pengumpulan data.
Taraf Kesulitan
Pernyataan
Item soal nomor
Mudah
1, 5, 8, 16, 18, 20, 22, 25,
26, 28, 31, 39, 40, 42, 43, 44
Sedang 47, 7, 33, 19, 34, 48
Sulit 11, 12, 30, 23, 29, 4, 35, 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 3.8 Hasil Item Kuesioner Yang Terpilih
Komponen
Sikap Gotong
Royong
No
soal
Pearson
Correlation
Sig (2-
tailed)
Keterangan
Kognitif
5 .654** .000 Valid
18 .747** .000 Valid
25 .488** .003 Valid
31 .683** .000 Valid
43 .741** .000 Valid
Afektif
1 .626** .000 Valid
8 .502** .003 Valid
16 .575** .000 Valid
40 .626** .000 Valid
42 .379** .027 Valid
44 .578** .000 Valid
Konatif
20 .568** .000 Valid
22 .730** .000 Valid
26 .574** .006 Valid
28 .394** .021 Valid
39 .446** .008 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3.6.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di manakah suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995: 209).
Menurut Margono (1999: 181) reliabilitas instrumen lebih mudah
dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur yaitu
kemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen dikatakan mantap
apabila dalam mengukur sesuatu berulangkali, dengan syarat bahwa kondisi saat
pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama.
Ketepaan, menunjuk kepada instrumen yang tepat/benar dalam mengukur dari
sesuatu yang diukur. Homogenitas, menunjuk kepada instrumen yang mempunyai
kaitan erat satu sama lain dalam unsur-unsur dasarnya.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas suatu tes yang
dinyatakan dalam suatu bentuk koefisien yang disebut koefisien reliabilitas yang
dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00 atau
disebut dengan koefisien reliabilitas. Peneliti menguji reliabilitas instrumen
menggunakan program IBM SPSS 21 dengan uji Alpha Cronbach. Dari hasil uji
Alpha Cronbach dapat diketahui besar suatu bilangan koefisien korelasi item soal
yang valid sehingga dapat digunakan untuk melihat seberapa tinggi kategori
reliabilitas item soal yang peneliti buat dalam tabel koefisien reliabilitas menurut
Masidjo (1995) di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kategori
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Peneliti melakukan perhitungan koefisien reliabilitas dengan
menggunakan program IBM SPSS 21. Hasil reliabilitas dari 16 item soal dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.10 Reliabilitas Item Soal
Dari hasil uji Alpha Cronbach dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS
21 didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,759 pada tabel Cronbach’s Alpha
atau dapat dikatakan memiliki kategori “Tinggi” karena berada pada interval
0,71- 0,90.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Kategori N of Items
0,759 Tinggi 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3.7 Teknik Analisa Data
Dalam suatu penitian tentunya memerlukan suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Dalam proses pertanggung jawaban ini, maka penelitian
diolah dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Jenis statistik yang peneliti
gunakan adalah statistik deskriptif.
Statistik Deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan data,
penyajian, penentuan nilai-nilai statistika, pembuatan diagram atau gambar
mengenai sesuatu hal, di sini data akan disajikan dalam bentuk yang lebih mudah
dipahami atau dibaca (Subagyo, 2003: 1).
Pada penelitian ini digunakan statistik deskriptif untuk mengetahui
peningkatan sikap gotong royong siswa kelas II melalui pembelajaran PKn
dengan model cooperative learning tipe jigsaw dengan cara menggambarkan hasil
penelitian berupa data statistika dalam bentuk diagram, tabel, dan sebagainya
dengan ditambah keterangan atau deskripsi dari media statistik tersebut. Untuk
menghitung persentase peningkatan sikap gotong royong siswa kelas II dari
kondisi awal sampai dengan pelaksanaan siklus ke-2 secara keseluruhan maupun
perkomponen dilakukan dengan menggunakan acuan kriteria Penilaian Acuan
Patokan (PAP).
Menurut Masidjo (1995: 151) penilaian acuan patokan berorientasi pada
suatu patokan keberhasilan atau batas lulus penguasaan bahan yang sifatnya pasti
atau absolut. Peneliti menggunakan PAP tipe I dengan batas kompetensi minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
lulus pada angka 65% sampai dengan 100% dengan batas minimal lulus pada
interval 65%-79% atau diberi nilai cukup.
Tabel 3.11 Kriteria PAP tipe I
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap gotong
royong jika memperoleh nilai minimal cukup atau berada pada interval 65% -
79%. Tabel kriteria PAP tipe I akan digunakan oleh peneliti sebagai acuan
pembuatan kriteria (1) rata-rata skor seluruh siswa secara keseluruhan, (2) rata-
rata skor seluruh siswa per aspek sikap, (3) nilai rata-rata seluruh siswa secara
keseluruhan , dan (4) nilai rata-rata seluruh siswa per aspek sikap.
1. Pemberian Skor Per Item Kuesioner
Pemberian skor item kuesioner mengacu pada tabel skala Likert di bawah ini :
Tabel 3.12 Kriteria Skor Per Item Kuesioner
Alternatif
Jawaban
Skor
Favourable Unfavourable
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tudak Setuju (STS) 1 5
Tingkat
Penguasaan
Kompetensi
Nilai Huruf Keterangan
90% - 100% A Sangat Tinggi
80% - 89% B Tinggi
65% - 79% C Cukup
55% - 64% D Rendah
Di bawah 55% E Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Jika siswa menjawab pernyataan favourable dengan memberikan tanda
silang pada pilihan jawaban (SS) maka nilainya 5, (S) maka nilainya 4, (TS)
makanilainya 2, (STS) makanilainya 1. Untuk pernyataan unfavourable, jika siswa
memberikan tanda silang pada pilihan jawaban (SS) maka nilainya 1, (S) maka
nilainya 2, (TS) maka nilainya 3, (STS) maka nilainya 5.
2. Menghitung Skor Seluruh Siswa Secara Keseluruhan dan Per Aspek Sikap
a. Cara menghitung total skor seluruh siswa secara keseluruhan yaitu dengan
menjumlahkan skor seluruh siswa yang didapatkan dari hasil total
pemberian skor 16 item kuesioner.
b. Cara menghitung total skor seluruh siswa per aspek sikap yaitu dengan
menjumlahkan skor seluruh siswa yang didapatkan dari hasil total
pemberian skor masing-masing aspek yaitu 5 item soal kognitif, 6 item
soal afektif, dan 5 item soal konatif.
3. Menghitung Rata-rata Skor Seluruh Siswa Secara Keseluruhan dan Per Aspek
Sikap
Sebelum, menghitung rata-rata skor hasil kuesioner seluruh siswa
secara keseluruhan, pertama-tama harus ditentukan dahulu skor maksimal yang
dapat diperoleh siswa dengan menggunakan perhitungan di bawah ini :
Skor maksimal siswa = total item x nilai maksimal pilihan jawaban
Skor maksimal siswa = 16 item x sangat setuju (5)
= 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW
JIGSAW

More Related Content

What's hot

Skenario pembelajaran menggunakan pendekatan scientific hibdi
Skenario pembelajaran menggunakan pendekatan scientific hibdiSkenario pembelajaran menggunakan pendekatan scientific hibdi
Skenario pembelajaran menggunakan pendekatan scientific hibdiina85
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmajamartinrusmaja
 
1.1 kolaborasi nur aiman - kerangka pembelajaran
1.1 kolaborasi   nur aiman - kerangka pembelajaran1.1 kolaborasi   nur aiman - kerangka pembelajaran
1.1 kolaborasi nur aiman - kerangka pembelajaranDian Sari
 
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJARBIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJARmiftakhulkhabibi
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisNur Arifaizal Basri
 
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...SMPN 4 Kerinci
 
Vipassana bhavana, lingkungan belajar, konsep diri
Vipassana bhavana, lingkungan belajar, konsep diriVipassana bhavana, lingkungan belajar, konsep diri
Vipassana bhavana, lingkungan belajar, konsep diriSuharno M.Pd.B
 
Draf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiDraf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiAbdul Majid
 
Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012
Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012
Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012Eniphh Abah Muniph
 
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdMakalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdAde Rifai Kolot
 

What's hot (15)

Skenario pembelajaran menggunakan pendekatan scientific hibdi
Skenario pembelajaran menggunakan pendekatan scientific hibdiSkenario pembelajaran menggunakan pendekatan scientific hibdi
Skenario pembelajaran menggunakan pendekatan scientific hibdi
 
Proposal kuu
Proposal kuuProposal kuu
Proposal kuu
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
 
1.1 kolaborasi nur aiman - kerangka pembelajaran
1.1 kolaborasi   nur aiman - kerangka pembelajaran1.1 kolaborasi   nur aiman - kerangka pembelajaran
1.1 kolaborasi nur aiman - kerangka pembelajaran
 
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJARBIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
 
Makalah psikopend kel 7
Makalah psikopend kel 7Makalah psikopend kel 7
Makalah psikopend kel 7
 
Ppt ptk
Ppt ptkPpt ptk
Ppt ptk
 
Model inquiry
Model inquiryModel inquiry
Model inquiry
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
 
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
Upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa t...
 
Vipassana bhavana, lingkungan belajar, konsep diri
Vipassana bhavana, lingkungan belajar, konsep diriVipassana bhavana, lingkungan belajar, konsep diri
Vipassana bhavana, lingkungan belajar, konsep diri
 
Draf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiDraf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budi
 
Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012
Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012
Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012
 
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Kelompok
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling KelompokKonsep Dasar Bimbingan dan Konseling Kelompok
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Kelompok
 
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdMakalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
 

Similar to JIGSAW

Bab i%2 cv%2c daftar pustaka
Bab i%2 cv%2c daftar pustakaBab i%2 cv%2c daftar pustaka
Bab i%2 cv%2c daftar pustakaAndana Putra
 
Literature of Quantum teaching
Literature of Quantum teachingLiterature of Quantum teaching
Literature of Quantum teachingpagardewa
 
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfSKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfEvyFitriaCahyaN
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfMyData19
 
Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ipsayu suciati
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Kornea Situraja
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Kornea Situraja
 
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Kornea Situraja
 
120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf
120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf
120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdfNirdaUmmaAninAfwa
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...guest533a419
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tesanggadiyan
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...Emir Harahap
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-smMas Rudi
 

Similar to JIGSAW (20)

PBL.pdf
PBL.pdfPBL.pdf
PBL.pdf
 
Bab i%2 cv%2c daftar pustaka
Bab i%2 cv%2c daftar pustakaBab i%2 cv%2c daftar pustaka
Bab i%2 cv%2c daftar pustaka
 
Literature of Quantum teaching
Literature of Quantum teachingLiterature of Quantum teaching
Literature of Quantum teaching
 
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfSKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
 
SKRIPSI PGSD
SKRIPSI PGSDSKRIPSI PGSD
SKRIPSI PGSD
 
Ipi22489
Ipi22489Ipi22489
Ipi22489
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
 
Ptk ade wahyudin
Ptk ade wahyudinPtk ade wahyudin
Ptk ade wahyudin
 
Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ips
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
 
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
 
120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf
120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf
120-Article Text-595-2-10-20211220 (1).pdf
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
 
Gaya apung
Gaya apung Gaya apung
Gaya apung
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
Materi H-2.pdf
Materi H-2.pdfMateri H-2.pdf
Materi H-2.pdf
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-sm
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

JIGSAW

  • 1. i PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Oka Deby Setiawan 121134140 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 4. iv iv PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT atas limpahan rahmat, cinta, dan kasih sayang yang menyertai segala usahaku. 2. Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang telah memberikan semangat, perhatian, kasih sayang, serta doa. 3. Adikku Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan semangat dan doa untuk kesuksesan Kakaknya. 4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. sebagai dosen pembimbing I yang selalu memberikan masukan. 5. E. Desiana Mayasari, S.Psi, M.A. sebagai dosen pembimbing II yang selalu memberikan masukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 5. v v MOTTO “Untuk mencapai hal-hal besar, kita jangan hanya bertindak, tetapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga yakin dan percaya”. -Sandiaga S. Uno- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 6. vi vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan bahwa sesungguhnya naskah skripsi yang saya tulis ini tidak memuat bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 07 Januari 2016 Penulis, Oka Deby Setiawan vi vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan bahwa sesungguhnya naskah skripsi yang saya tulis ini tidak memuat bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 07 Januari 2016 Penulis, Oka Deby Setiawan vi vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan bahwa sesungguhnya naskah skripsi yang saya tulis ini tidak memuat bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 07 Januari 2016 Penulis, Oka Deby Setiawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 7. vii vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Oka Deby Setiawan Nomer Mahasiswa : 121134140 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN Dengan demikian saya memberikan skripsi kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta pada tanggal, 07 Januari 2016 Yang menyatakan Oka Deby Setiawan vii vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Oka Deby Setiawan Nomer Mahasiswa : 121134140 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN Dengan demikian saya memberikan skripsi kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta pada tanggal, 07 Januari 2016 Yang menyatakan Oka Deby Setiawan vii vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Oka Deby Setiawan Nomer Mahasiswa : 121134140 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN Dengan demikian saya memberikan skripsi kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta pada tanggal, 07 Januari 2016 Yang menyatakan Oka Deby Setiawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 8. viii viii ABSTRAK Peningkatan Sikap Gotong Royong Melalui Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Siswa Kelas II di SDN Nanggulan. Oka Deby Setiawan Universitas Sanata Dharma 2016 Rendahnya pemahaman siswa tentang makna dan manfaat bergotong royong menjadi salah satu penyebab tidak tertariknya siswa untuk melaksanakan gotong royong di dalam kehidupan. Pembelajaran yang bersifat biasa di kelas kurang memberikan siswa contoh nyata manfaat gotong royong sehingga peneliti tertarik untuk meningkatkan sikap gotong royong siswa. Penelitian ini memiliki tujuan 1) Menggambarkan dan mengetahui gambaran pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw dalam rangka meningkatkan sikap gotong royong melalui pelaksanaan pembelajaran PKn untuk siswa kelas II di SDN Nanggulan, 2) Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap gotong royong melalui pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw untuk siswa kelas II di SDN Nanggulan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Nanggulan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan selama dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Peneliti menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner skala sikap dan didukung dengan observasi. Berdasarkan hasil nilai rata-rata seluruh siswa yang diperoleh dari penelitian kondisi awal adalah 65,43 (cukup) kemudian meningkat pada siklus I menjadi 87,05 (tinggi) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 93,13 (sangat tinggi). Persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong minimal cukup pada kondisi awal adalah 45,16% (14 siswa) meningkat pada siklus II menjadi 96,77% (30 siswa) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 100% (31 siswa). Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe jigsaw mampu meningkatkan sikap gotong royong siswa kelas II di SDN Nanggulan. Kata Kunci : Sikap, Gotong Royong, Cooperative Learning tipe Jigsaw, Pendidikan Kewarganegaraan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 9. ix ix ABSTRACT Increased Attitude of Mutual Assistance on Civic Education Implementation with Cooperative Learning Jigsaw Model for The Second Grade at Nanggulan Elementary School Oka Deby Setiawan Sanata Dharma University 2016 Low of students understanding about meaning and benefit of mutual assistance become one of the caused students not interested to implemented mutual assistance in lives. Conventional learning characteristic in classroom gave students less real example of mutual assistance benefit until researcher interested to increased students attitude of mutual assistance. This research aim was 1) describe and knew describtion implementation cooperative learning jigsaw model in order to increased attitide of mutual assistance on civic education implementation for the second grade students at Nanggulan elementary school, 2) Increased and knew increasing attitude of mutual assistance on civic education implementation with cooperative learning jigsaw model for the second grade students at Nanggulan elementary school. Subject of this research was the second students at Nanggulan elementary scholl. This research was a classroom action research that implemented during two cycles consisting of phases planning, action, observation, and reflection. Researcher used cooperative learning jigsaw model. Data collecting techniques in this research used attitude scale questionnaire dan supported by observations. Based on the results obtained from the research all student mean score of beginning conditions was 65,43 (enough), then increased in cycle I was 87,05 (high), and increased again in cycle II to 93,13 (very high). The percentage of students who had minimal enough mutual assistance of beginning conditions was 45,16% (14 student), increased in cycle I become 96,77% (30 student), and aincreased again in cycle II to 100% (31 student). From this research result, can be concluded that implementation cooperative learning jigsaw model can increased attitude of mutual assistance the second grade students at Nanggulan elementary school. Key word : Attitude, Mutual Assistance, Cooperative Learning Jigsaw, Civic Education PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 10. x x KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Sikap Gotong Royong Melalui Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk Siswa Kelas II di SDN Nanggulan”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Selama proses penelitian berlangsung, penulis menyadari bahwa kegiatan pelaksanaannya tidak lepas dari kekurangan. Untuk itu izinkanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Rohandi, Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing 1 yang senantiasa memberikan masukan dan semangat kepada peneliti untuk mnyelesaikan skripsi. 5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing 2 yang senantiasa memberikan masukan dan bantuan kepada peneliti. 6. Sri Rahayu, S.Pd. sebagai Kepala SD Negeri Nanggulan yang telah bersedia memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 7. Dra. Iswandari Sunarjati, selaku guru wali kelas II yang bersedia untuk berkolaborasi dengan penulis, meluangkan waktu, memberikan tenaga, pikiran, semangat, dan memberikan izin di kelas II SD Negeri Nanggulan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 11. xi xi 8. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan SD Negeri Nanggulan yang sudah banyak membantu dan membimbing serta memberikna informasi yang bermanfaat bagi penulis. 9. Kedua orangtuaku, Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang selalu memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya. 10. Adikku satu-satunya, Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang. 11. Teman-teman seperjuangan payung penelitian Purnomo, Bravi, Johan, Nugroho, Hilda, Yosi, Ika, Sita, dan Astrid serta semua teman seperjuangan PGSD satu angkatan. 12. Seluruh pihak yang berkenan membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah dibuat masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca. Yogyakarta, 07 Januari 2016 Penulis, Oka Deby Setiawan xi xi 8. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan SD Negeri Nanggulan yang sudah banyak membantu dan membimbing serta memberikna informasi yang bermanfaat bagi penulis. 9. Kedua orangtuaku, Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang selalu memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya. 10. Adikku satu-satunya, Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang. 11. Teman-teman seperjuangan payung penelitian Purnomo, Bravi, Johan, Nugroho, Hilda, Yosi, Ika, Sita, dan Astrid serta semua teman seperjuangan PGSD satu angkatan. 12. Seluruh pihak yang berkenan membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah dibuat masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca. Yogyakarta, 07 Januari 2016 Penulis, Oka Deby Setiawan xi xi 8. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan SD Negeri Nanggulan yang sudah banyak membantu dan membimbing serta memberikna informasi yang bermanfaat bagi penulis. 9. Kedua orangtuaku, Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang selalu memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya. 10. Adikku satu-satunya, Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang. 11. Teman-teman seperjuangan payung penelitian Purnomo, Bravi, Johan, Nugroho, Hilda, Yosi, Ika, Sita, dan Astrid serta semua teman seperjuangan PGSD satu angkatan. 12. Seluruh pihak yang berkenan membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah dibuat masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca. Yogyakarta, 07 Januari 2016 Penulis, Oka Deby Setiawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 12. xii xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii PERSEMBAHAN............................................................................................ iv MOTTO ........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii ABSTRAK....................................................................................................... viii ABSTRACT....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 13. xiii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Batasan Masalah .................................................................................. 5 1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 6 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7 1.6 Definisi Operasional ............................................................................ 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori.......................................................................................... 10 2.1.1 Sikap......................................................................................... 10 2.1.1.1 Pengertian Sikap......................................................... 10 2.1.1.2 Struktur Sikap ............................................................ 11 2.1.2 Gotong Royong ....................................................................... 12 2.1.2.1 Pengertian Gotong Royong ....................................... 12 2.1.3 Pendidikan Kewarganagaraan .................................................. 13 2.1.3.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ................. 13 2.1.3.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ....................... 13 2.1.3.3 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ........................ 14 2.1.4 Cooperative Learning tipe Jigsaw............................................ 15 2.1.4.1 Pengertian Cooperative Learning .............................. 15 2.1.4.2 Pengertian Cooperative Learning tipe Jigsaw .......... 18 2.1.4.3 Manfaat Cooperative Learning tipe Jigsaw .............. 20 2.1.4.4 Langkah Cooperative Learning tipe Jigsaw II........... 21 2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................ 22 2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................... 25 2.4 Hipotis Penelitian ................................................................................. 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 14. xiv xiv BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 27 3.2 Setting Penelitian ................................................................................. 28 3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................... 28 3.2.2 Subjek Penelitian ..................................................................... 28 3.2.3 Objek Penelitian ...................................................................... 29 3.2.4 Waktu Penelitian ..................................................................... 29 3.3 Desain Penelitian ................................................................................. 29 3.3.1 Persiapan Pra Penelitian .......................................................... 29 3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................................. 30 3.3.2.1 Siklus I........................................................................ 30 3.3.2.2 Siklus II ..................................................................... 37 3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 45 3.4.1 Wawancara ............................................................................... 45 3.4.2 Observasi .................................................................................. 46 3.4.3 Kuesioner ................................................................................. 46 3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 48 3.5.1 Pedoman Wawancara ............................................................... 48 3.5.2 Lembar Observasi..................................................................... 48 3.5.3 Lembar Kuesioner ................................................................... 49 3.6 Teknik Pengujian Instrumen ............................................................... 52 3.6.1 Validitas Instrumen ................................................................. 52 3.6.2 Reliabilitas Instrumen .............................................................. 58 3.7 Teknik Analisa Data ............................................................................ 60 3.8 Indikator Keberhasilan ........................................................................ 69 3.9 Jadwal Penelitian ................................................................................. 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 15. xv xv BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 73 4.1.1 Siklus I ..................................................................................... 73 4.1.2 Siklus II ................................................................................... 78 4.2 Pembahasan........................................................................................ 83 4.2.1 Siklus I ..................................................................................... 83 4.2.2 Siklus II .................................................................................... 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 96 5.2 Keterbatasan Penelitian...................................................................... 97 5.3 Saran .................................................................................................. 98 DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 99 LAMPIRAN .................................................................................................... 101 CURRICULUM VITAE ................................................................................... 178 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 16. xvi xvi DAFTAR TABEL BAB III Tabel 3.1 Skala Likert .................................................................................. 47 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ................................................................... 48 Tabel 3.3 Lembar Observasi Sikap Gotong Royong Siswa ......................... 49 Tabel 3.4 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II ................................................................................................... 49 Tabel 3.5 Indikator Item Pernyataan Kuesioner ........................................... 50 Tabel 3.6 Hasil Item Kuesioner Yang Valid ................................................ 55 Tabel 3.7 Taraf Kesulitan Pernyataan .......................................................... 56 Tabel 3.8 Hasil Item Kuesioner Yang Terpilih ............................................ 57 Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas .................................................................... 59 Tabel 3.10 Reliabilitas Item Soal ................................................................... 59 Tabel 3.11 Kriteria PAP tipe I ........................................................................ 61 Tabel 3.12 Kriteria Skor Per Item Kuesioner ................................................. 61 Tabel 3.13 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Secara Keseluruhan ........ 63 Tabel 3.14 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Aspek Kognitif ............... 64 Tabel 3.15 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Aspek Afektif ................. 65 Tabel 3.16 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Aspek Konatif ................ 66 Tabel 3.17 Kriteria Nilai Rata-rata Hasil Kuesioner Seluruh Siswa .............. 67 Tabel 3.18 Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki Sikap Gotong Royong Per Aspek Sikap ........................................................................... 59 Tabel 3.19 Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki sikap Gotong Royong Keseluruhan .................................................................................. 70 Tabel 3.20 Nilai Rata-rata Kuesioner Per Aspek Sikap ................................. 70 Tabel 3.21 Rata-rata Keberhasilan Secara Keseluruhan ................................ 70 Tabel 3.22 Jadwal Penelitian Pada Semester Ganjil ...................................... 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 17. xvii xvii BAB IV Tabel 4.1 Hasil Skala Sikap Siklus 1 Aspek Kognitif .................................. 74 Tabel 4.2 Hasil Skala Sikap Siklus 1 Aspek Afektif .................................... 75 Tabel 4.3 Hasil Skala Sikap Siklus 1 Aspek Konatif ................................... 76 Tabel 4.4 Rangkuman Keseluruhan Hasil Skala Sikap Siklus 1 .................. 77 Tabel 4.5 Hasil Skala Sikap Siklus 2 Aspek Kognitif .................................. 78 Tabel 4.6 Hasil Skala Sikap Siklus 2 Aspek Afektif .................................... 79 Tabel 4.7 Hasil Skala Sikap Siklus 2 Aspek Konatif ................................... 81 Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Skala Sikap Siklus 2 ....................................... 82 Tabel 4.9 Peningkatan Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki Sikap Gotong Royong Minimal Cukup .................................................. 88 Tabel 4.10 Peningkatan Nilai Rata-rata Seluruh Siswa Yang Memiliki Sikap Gotong Royong Minimal Cukup .................................................. 91 Tabel 4.11 Rangkuman Peningkatan Sikap Melalui Kuesioner Per Aspek Setiap Siklus ................................................................................. 94 Tabel 4.12 Rangkuman Peningkatan Keseluruhan Sikap Setiap Siklus ........ 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 18. xviii xviii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Penelitian yang Relevan............................................... 24 Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart ................. 28 Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki Sikap Gotong Royong Minimal Cukup ..................................... 90 Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Seluruh Siswa Yang Memiliki Sikap Gotong Royong Minimal Cukup ..................... 92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 19. xix xix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Silabus Pembelajaran................................................................. 101 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Validasi..................... 106 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa .................................................................. 138 Lampiran 4 Kuesioner Sebelum Disebarkan................................................. 142 Lampiran 5 Kuesioner Penelitian dan Validasi............................................. 147 Lampiran 6 Contoh Kuesioner Kondisi Awal............................................... 154 Lampiran 7 Contoh Kuesioner Siklus 1........................................................ 158 Lampiran 8 Contoh Kuesioner Siklus 2 ....................................................... 162 Lampiran 9 Rekap Hasil Kuesioner.............................................................. 166 Lampiran 10 Hasil Wawancara....................................................................... 169 Lampiran 11 Hasil Observasi.......................................................................... 171 Lampiran 12 Foto Penelitian .......................................................................... 174 Lampiran 13 Surat Izin Penelitian .................................................................. 176 Lampiran 14 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 177 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 20. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan penulis akan menjelaskan enam hal penting pada bagian ini yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain (sosial) timbul sebuah bentuk kehidupan yang disebut dengan masyarakat. Untuk mencapai kesejahteraan hidup suatu masyarakat terdapat berbagai cara guna mewujudkannya, salah satunya diantaranya ialah mengerjakan pekerjaan yang berat dengan bersama-sama anggota masyarakat atau biasa disebut dengan gotong royong (Purna, 1996: 45). Tanpa banyak diketahui, gotong royong merupakan sebuah nilai luhur bangsa yang sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Menurut Ir. Soekarno, sebagai Bapak proklamator kemerdekaan Negara Indonesia mengatakan bahwa gotong royong merupakan suatu satu usaha, satu amal, sata pekerjaan yang dikerjakan dengan membanting tulang, memeras keringat secara bersama-sama antar manusia yang satu dengan yang lainnya guna mencapai tujuan yang baik (Purna, 1996: 52). Gotong royong sebagai suatu usaha bersama guna mencapai suatu tujuan yang luhur, hendaknya menjadi kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat baik dahulu maupun sekarang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 21. 2 2 Masyarakat Indonesia hendaknya menjadikan gotong royong sebagai usaha bersama yang bertujuan luhur sehingga mampu hidup bergotong royong secara baik. Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat khususnya siswa- siswi sekolah dasar (SD) yang kurang memahami akan makna dan manfaat memiliki hidup bergotong royong. Hal ini terjadi pada saat magang, ketika peneliti mendapati ada lima siswa tidak ikut membantu temannya melaksanakan piket kelas. Kejadian ini peneliti ketahui dari laporan salah satu teman piket setelah selesai jam pelajaran terakhir. Peneliti sebenarnya belum memiliki cukup bukti kuat apakah kelima siswa yang tidak mau membantu piket kelas memang tidak mau atau mereka memiliki alasan lain. Guna mengetahui alasan kelima siswa tersebut tidak melaksanakan piket kelas, peneliti mencoba mewawancarai para siswa tersebut. Ketika ditanya “mengapa kalian kemarin tidak membantu piket kelas dan langsung pulang?” mereka menjawab “kami janjian mau main game di warnet (warung internet) Pak”. Dari pernyataan siswa, peneliti mendapatkan bukti rendahnya pemahaman siswa tentang manfaat bergotong royong sehingga mereka lebih mementingkan hal-hal lain yang bersifat kurang bermanfaat. Kurangnya pemahaman siswa tentang makna dan manfaat baik dari bergotong royong dapat menjadi salah satu penyebab siswa tidak tertarik dan tidak memiliki kepedulian untuk melaksanakan gotong royong di dalam kehidupannya. Guna mencari alasan yang lebih kuat, peneliti mencoba mewawancarai guru kelas I. Peneliti ingin tahu apakah sejak kelas I anak-anak kelas II memang menunjukkan kurangnya sikap gotong royong atau tidak. Akhirnya peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 22. 3 3 melakukan kegiatan wawancara kondisi awal yang dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2015. Guru kelas I menuturkan bahwa dahulu ada 7 siswa yang sering pulang atau pergi ke kantin saat mendapatkan jadwal piket kelas dan bisa saja hal itu masih terjadi sampai sekarang setelah mereka kelas II. Para siswa kebanyakan tidak mengetahui makna dan manfaat gotong royong karena jarang sekali mendapatkan pembelajaran secara kerja sama di kelas. Setelah mendapatkan keterangan dari guru kelas I, akhirnya peneliti mencoba untuk menyebarkan kuesioner skala sikap. Pada Sabtu, 01 Agustus 2015 peneliti menyebarkan kuesioner guna melihat gambaran akan tinggi rendahnya sikap gotong royong yang dimiliki siswa kelas II di SDN Nanggulan. Setelah dihitung, hasil persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong minimal cukup secara keseluruhan yaitu 45,16% (hanya 14 siswa yang memiliki sikap gotong royong minimal cukup). Selanjutnya peneliti mencoba untuk melihat hasil persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong minimal cukup per aspek masing-masing yaitu 38,70% pada aspek kognitif (hanya 12 siswa memiliki sikap gotong royong minimal cukup), 45,16% pada aspek afektif (hanya 14 siswa memiliki sikap gotong royong minimal cukup), 32,35% pada aspek konatif (hanya 10 siswa memiliki sikap gotong royong minimal cukup). Dari hasil persentase jumlah siswa secara keseluruhan maupun per aspek, masih banyak siswa yang belum memiliki sikap gotong royong dari total siswa yaitu 31 orang, sehingga peneliti tergerak untuk menambah jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 23. 4 4 Sedangkan dari rata-rata nilai seluruh siswa minimal cukup secara keseluruhan yaitu 65,43 atau “Cukup”. Namun, setelah dilihat dari perolehan rata- rata nilai per aspek menunjukkan perlunya peningkatan yang signifkan yaitu pada aspek kognitif rata-rata mendapatkan nilai 64,80 atau “Rendah”, aspek afektif rata-rata mendapatkan nilai 69,13 atau “Cukup”, dan komponen aspek rata-rata mendapatkan nilai 61,54 atau “Rendah”. Dari hasil rata-rata nilai, aspek kognitif dan konatif sikap masih berada pada taraf “Rendah” dan belum mencapai nilai minimal “Cukup” yaitu 65 sehingga peneliti perlu melakukan peningkatan supaya siswa memiliki sikap yang utuh. Rendahnya sikap gotong royong siswa membuat peneliti mencoba melakukan observasi pembelajaran pada hari Senin, 10 Agustus 2015. Saat pembelajaran berlangsung, guru menjadi sumber belajar utama dengan cara ceramah. Siswa-siswi lebih banyak belajar secara individu. Kerjasama dalam pembelajaran sudah terlihat, namun kurang maksimal karena guru kurang menanamkan pengetahuan tentang makna dan manfaat gotong royong sehingga siswa bersikap pasif dalam kelompok. Pembelajaran di kelas hendaknya tidak hanya berfokus kepada proses individual namun juga proses kelompok, akan tetapi dalam proses kelompok perlu adanya kerja sama yang aktif antar sesama anggota sehingga siswa akan memahami makna dan manfaat gotong royong dan siswa menjadi tertarik dan senang untuk melaksanakan hidup bergotong royong. Dalam upaya meningkatkan sikap gotong royong siswa kelas II peneliti membutuhkan mata pembelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan sikap. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar memiliki peranan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 24. 5 5 penting dalam pembentukan sikap gotong royong peserta didik. Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan utama mengembangkan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan keterampilan (skill) sehingga siswa menjadi warga negara yang baik (Aryani, 2010: 42). Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa PKn baik untuk digunakan dalam upaya peningkatan sikap gotong royong siswa. Dalam upaya menumbuhkan sikap siswa untuk bergotong royong guna memahami makna dan manfaat gotong royong sehingga siswa akan tertarik bahkan ingin untuk melaksanakan hidup bergotong royong di dalam kehidupan. Akhirnya peneliti memutuskan untuk menggunakan model coopreative learning tipe jigsaw. Model coopreative learning tipe jigsaw peneliti gunakan pada pembelajaran PKn karena menurut Jhonson & F. Jhonson (dalam Rusman, 2013) metode ini memiliki manfaat meningkatkan hidup bergotong royong sehingga harapan peneliti untuk meningkatkan sikap gotong royong dapat terlaksana. Selain itu, materi membiasakan hidup bergotong royong pada pelajaran PKn di kelas II semester ganjil akan menambah pengetahuan siswa akan makna dan manfaat gotong royong sehingga mereka menjadi lebih tertarik untuk melaksanakan gotong royong sebagai suatu sikap yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 25. 6 6 1.2 Batasan masalah Penelitian tindakan kelas ini bertempat di SD Negeri Nanggulan. Penelitian dilakukan di kelas II. Peneliti menggunakan RPP dengan kurikulum KTSP 2006 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pembelajaran dilakukan pada semester ganjil. Penelitian ini menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw II. Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang digunakan adalah : Standar Kompetensi (SK) : 1. Membiasakan hidup bergotong royong Kompetensi Dasar (KD) : 1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong 1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw dalam rangka meningkatkan sikap gotong royong melalui pembelajaran PKn untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan ? 2. Apakah pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan mampu meningkatkan sikap gotong royong ? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 26. 7 7 1.4 Tujuan Penelitian 1. Menggambarkan dan mengetahui gambaran pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw dalam rangka meningkatkan sikap gotong royong melalui pembelajaran PKn untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan. 2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap gotong royong melalui pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa a. Siswa mampu memahami makna dan manfaat dari membiasakan hidup bergotong royong. b. Siswa menjadi tertarik dan senang untuk bergotong royong. c. Siswa mampu melaksanakan sikap gotong royong dalam kehidupan sehari-hari 2. Bagi Guru a. Guru mampu memperbaiki model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw yang lebih sempurna pada mata pelajaran yang lainnya. b. Guru mampu meningkatkan profesionalitasnya dalam pembelajaran menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang interaktif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 27. 8 8 3. Bagi Sekolah a. Sekolah mampu mengetahui dan selanjutnya mengimplementasikan pentingnya sikap gotong royong dalam kehidupan. b. Sekolah mampu meningkatkan mutu pendidikan dengan pelaksanaan metode pembelajaran yang interaktif. 4. Bagi Dunia Pendidikan a. Pendidikan Kewarganegaraan dalam dunia pendidikan di Indonesia ternyata masih perlu beberapa perbaikan dalam segi pelaksanaan pembelajarannya karena kebanyakan masih berhenti pada taraf pengetahuan siswa saja. b. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan secara universal supaya setiap warga negara mampu mengembangkan sikap gotong royong sehingga mampu bertahan dari pengaruh negatif era globalisasi. 1.6 Definisi Operasional 1. Sikap adalah suatu sistem berbentuk kaitan antara kognisi, afeksi, dan konasi seseorang saat merespon rangsangan/stimulus dari objek tertentu. 2. Gotong royong adalah suatu kegiatan dalam bentuk kerjasama antar individu atau kelompok di dalam kehidupan untuk mencapai tujuan yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 28. 9 9 3. Model cooperative learning tipe jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa melakukan kegiatan belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan yang sama seperti asas gotong royong. 4. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara dan setiap hal yang dikerjakan harus dengan tujuan dan cita-cita bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 29. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Sikap 2.1.1.1 Pengertian Sikap Menurut Gerungan (dalam Mintosih, 1997: 56) Sikap selalu berkenaan dengan objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, dan itu memberi kecenderungan kepada seseorang untuk bertindak/berbuat sesuai dengan sikapnya terhadap suatu objek sikap Pendapat lain mengatakan, sikap adalah suatu respons/reaksi individual yang timbul apabila individu dihadapkan pada suatu rangsangan/stimulus (Azwar, 2005:15). Sedangkan Krech (1996: 6) mengatakan manakala seseorang berkembang, maka kognisinya, perasaannya, dan kecenderungan tindakannya dalam kaitannya dengan berbagai objek dalam dunianya akan terus menjadi sistem-sistem yang terus ada (kekal) atau disebut sikap. Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah sebuah sistem yang terdiri dari aspek kognitif, perasaan, dan tindakan seseorang sebagai respon yang timbul apabila dihadapkan pada suatu rangsangan/stimulus objek tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 30. 11 11 2.1.1.2 Struktur Sikap Breckler, Kats, Stotland, dan Rajecki (dalam Azwar, 2005: 24) menyatakan sikap merupakan suatu reaksi komponen kognitif, afektif, dan konatif individu terhadap suatu objek sikap dan Azwar menjabarkannya sebagai berikut : 1. Aspek Kognitif Komponen kognitif merupakan keadaan sikap yang diwakili oleh kepercayaan individu pemilik sikap terhadap suatu objek sikap. 2. Aspek Afektif Komponen afektif merupakan keadaan sikap yang menyangkut masalah emosional subjektif individu terhadap suatu objek sikap. 3. Aspek Konatif Komponen konatif merupakan keadaan sikap yang menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang terhadap objek sikap. Terdapat pendapat lain dari Krech (1996: 6) yang menyatakan bahwa sikap sebagai suatu sistem yang menekankan adanya antar-kaitan dari tiga komponen sikap antara lain : 1. Aspek Kognitif dalam suatu sikap terdiri dari keyakinan seseorang mengenai objek sikap. 2. Aspek Perasaan dalam suatu sikap berkenaan dengan emosi yang berkaitan dengan objek sikap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 31. 12 12 3. Aspek Kecenderungan Tindakan dalam suatu sikap mencakup semua kesiapan perilaku yang berkaitan dengan sikap. Dari pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa sikap memiliki tiga aspek penting sebagai penyusunnya yaitu pemahaman dan perasaan yang akan dicerminkan lewat tindakan seseorang. 2.1.2 Gotong Royong 2.1.2.1 Pengertian Gotong Royong Menurut Purna (1996: 53) gotong royong merupakan suatu bentuk kerja sama guna mencapai tujuan tertentu dengan asas timbal balik yang menciptakan adanya ketentuan sosial dalam masyarakat. Menurut Subadi (2009: 18) gotong royong (cooperation) dikatakan sebagai suatu interaksi (hubungan timbal balik) dari dan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. Dari pendapat tersebut, mampu disimpulkan bahwa gotong royong adalah suatu bentuk interaksi (hubungan timbal balik) sosial melalui kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mencapai suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai bersama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 32. 13 13 2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan 2.1.3.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (dalam Winarno, 2013:18) Pendidikan Kewarganegaraan diartikan sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Menurut Aryani (2010: 42) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan utama mengembangkan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan keterampilan (skill) sehingga siswa menjadi warga negara yang baik, melalui pengalaman belajar yang dipilih dan diorganisasikan atas dasa konsep-konsep ilmu politik. Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang berfungsi sebagai wahana pembentukan warga negara yang baik dengan cara berfokus pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. 2.1.3.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Aryani (2010: 52) tujuan dari materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2006 adalah peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 33. 14 14 1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Mampu berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi. 3. Mampu berkembang secara positif dan demokratis guna membentuk pribadi berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Mampu berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 2.1.3.3 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu sebagai wahana atau sarana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter, yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. (Aryani, 2010: 116). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 34. 15 15 2.1.4 Cooperative Learning tipe Jigsaw 2.1.4.1 Pengertian Cooperative Learning Cooperative learning menurut Parker adalah suasana aktivitas pembelajaran di mana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. (dalam Huda, 2012: 29) Slavin (dalam Isjoni, 2013: 23) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam model cooperative learning, menurut Bennet (dalam Isjoni, 2013: 60) terdapat lima unsur dasar yang tidak mampu dipisahkan satu dengan yang lainnya karena sangat mempengaruhi kesuksesan dari cooperative learning itu sendiri. Unsur-unsur dasar ini membedakan cooperative learning dari kerja kelompok biasa : 1. Positive interdependence Hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 35. 16 16 2. Interaction face to face Terjadinya interaksi antar siswa secara langsung tanpa adanya perantara sehingga terjadi hubungan timbal balik yang bersifat positif. 3. Adanya tanggung jawab pribadi Dengan setiap siswa bertanggung jawab atas materi yang didapatkannya maka siswa termotivasi untuk membantu teman kelompoknya. 4. Membutuhkan keluwesan Menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif. 5. Proses kelompok Siswa belajar keterampilan bekerja sama karena merupakan keterampilan yang penting. Sedangkan, Huda (2012: 46) menyatakan bahwa ada lima elemen dasar yang membuat pembelajaran kooperatif lebih produktif dibandingkan dengan pembelajaran kopetitid dan individual yaitu : 1. Interpedensi positif (positive interpedence) Muncul ketika siswa merasa bahwa mereka terhubung dengan semua anggota kelompoknya, bahwa mereka tidak akan sukses mengerjakan tugas tertentu jika ada anggota lain yang tidak berhasil mengerjakannya (begitu pula sebaliknya). 2. Interaksi promotif (promotive interraction) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 36. 17 17 Suatu interaksi dalam kelompok di mana setiap anggota saling mendorong dan membantu anggota lain dalam usaha bersama untuk mencapai, menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan bersama. 3. Akuntabilitas individu (individual accountability) Setiap orang memang harus mengerjakan setiap tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Performa setiap anggota dinilai dan hasilnya diberikan kembali kepada mereka dan kelompoknya. Dari hasil inilah, setiap siswa dapat berefkelsi untuk meningkatkan performanya supaya mampu berkontribusi maksimal untuk kelompoknya masing-masing. 4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil (interpersonal and small- group skill) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil tidak bisa begitu saja muncul ketika dibutuhkan, namun siswa harus diajari keterampilan sosial untuk bekerjasama secara efektif dalam kelompok sehingga terwujud suasana pembelajaran yang produktif. 5. Pemrosesan kelompok (group processing) Kerja kelompok yang efektif biasanya dipengaruhi oleh sejauh mana kelompok tersebut merefleksikan proses kerja sama mereka. Dari pendapat tersebut, disimpulkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima elemen penting yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya karena merupakan suatu kesatuan pembelajaran kooperatif itu sendiri yaitu (1) bergotong royong/hubungan timbal balik, (2) interaksi antar individu, (3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 37. 18 18 tanggung jawab pribadi, (4) menciptakan hubungan yang baik serta kerukunan antar pribadi, dan (5) peningkatan keterampilan bekerja sama (gotong royong). Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai macam model seperti STAD (Student Team-Achievement Divisions), TGT (Teams-Games- Tournaments), Jigsaw, dan masih banyak lagi. Peneliti memutuskan untuk menggunakan Jigsaw dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan alasan bahwa metode Jigsaw mampu meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong menurut Jhonson & F. Jhonson (dalam Rusman, 2013: 219). 2.1.4.2 Pengertian Cooperative Learning tipe Jigsaw Model cooperative learning tipe jigsaw dikembangkan pertama kali oleh Aronson (1975). Metode ini selanjutnya diadopsi dan dimodifikasi kembali sehingga memiliki dua versi tambahan yaitu Jigsaw II yang dikembangkan oleh Slavin pada tahun 1989 dan Jigsaw III yang dikembangkan oleh Kagan pada tahun 1990. (Huda, 2012: 120) Rusman (2013: 218) mengatakan bahwa model cooperative learning tipe jigsaw adalah sebuah model pembelajaran yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Sedangkan Johnson (dalam Hosnan, 2014: 249) menyatakan bahwa cooperative learning tipe jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai pada pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 38. 19 19 Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning tipe jigsaw adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa berada dalam kelompok-kelompok kecil dan mereka saling bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok. Perbedaan antara tipe Jigsaw 1 (Aronson, 1975), Jigsaw II (Slavin, 1989), dan Jigsaw III (Kagan, 1990) menurut Huda (2012: 118-122) adalah : 1. Pada Jigsaw I tidak ada reward (penghargaan) bagi kelompok dengan nilai tertinggi dalam hasil tugas yang diberikan guru. Tidak ada sistem kelompok asal dan kelompok ahli. 2. Pada Jigsaw II diberikan reward (penghargaan) bagi kelompok dan anggotanya yang unggul. Menerapkan sistem kelompok asal dan kelompok ahli. 3. Jigsaw III khusus digunakan pada kelas bilingual (kelas dua bahasa) yaitu bahasa nasional dan bahasa Inggris. Langkah-langkah pembelajarannya sama dengan Jigsaw I dan II, namun siswa harus mahir berbahasa Inggris. Peneliti menggunakan tipe Jigsaw II karena dengan adanya reward (penghargaan) kepada anggota dan kelompok, maka mereka akan merasa diapresiasi dan dihormati atas usahanya selama ini. Peneliti juga berharap mereka untuk berkomitmen dalam belajar, antusiasme untuk bekerja dalam kelompok kooperatif, dan rasa kebersamaan mereka untuk bekerja sama dapat meningkat secara berkelanjutan. Menurut Slavin (2005: 245) menambahkan kelebihan Jigsaw II yaitu semua siswa membaca semua materi, yang akan membuat konsep- konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah untuk dipahami karena subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 39. 20 20 penelitian masih termasuk siswa kelas bawah sehingga Jigsaw II sangat tepat digunakan di kelas II. Ditambah lagi dengan adanya sistem kelompok asal dan kelompok ahli pada Jigsaw II, maka siswa kan lebih bertanggung jawab akan materi yang didapatkannya. Peneliti tidak memilih Jigsaw III karena kelas yang digunakan dalam penelitian ini bukanlah kelas bilingual. 2.1.4.3 Manfaat Cooperative Learning tipe Jigsaw Jhonson & F. Jhonson (dalam Rusman, 2013: 219) melakukan studi penelitian tentang manfaat pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan memperoleh hasil positif dari penerapan Jigsaw dalam pembelajaran terhadap perkembangan siswa. Manfaat positif tersebut antara lain : 1. Meningkatkan hasil balajar siswa. 2. Meningkatkan daya ingat. 3. Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi. 4. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu). 5. Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen. 6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah. 7. Meningkatkan sikap positif tehadap guru. 8. Meningkatkan harga diri anak. 9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif. 10. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 40. 21 21 2.1.4.4 Langkah Cooperative Learning tipe Jigsaw II Peneliti menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw II dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut (Hosnan, 2014) : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 2. Siswa dikelompokkan ke dalam 4-6 anggota tim (kelompok asal). 3. Guru memberikan informasi materi yang sama. 4. Setiap orang di dalam tim diberikan bagian materi tugas yang berbeda. 5. Setiap orang di dalam tim diberikan bagian materi yang ditugaskan. 6. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka. 7. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh- sungguh. 8. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 9. Guru memberikan evaluasi. 10. Guru memberikan penghargaan Langkah-langkah Jigsaw II juga dideskripsikan oleh Huda (2012: 118) yang dapat diurutkan sebagai berikut : 1. Siswa masuk ke dalam kelompok asal. 2. Setiap kelompok asal disajikan informasi yang sama. 3. Salah satu siswa ditunjuk untuk masuk ke dalam kelompok ahli. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 41. 22 22 4. Dalam kelompok ahli, setiap anggota saling berdiskusi untuk memahami lebih detail tentang informasi tersebut. 5. Setelah itu, siswa kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan topik yang lebih spesifik dari informasi tersebut kepada anggota kelompoknya. 6. Adanya uji secara individu maupun kelompok untuk menilai skor per kelompok. 7. Pemberian penghargaan (reward) pada kelompok yang nilainya tinggi untuk memotivasi dalam belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa langkah pembelajaran Jigsaw II berfokus pengembangan gotong royong karena ketikga indikator gotong royong yaitu (1) tolong menolong, (2) saling berbagi, dan (3) hidup rukun terlihat pada sistem kelompok asal dan kelompok ahli dimana siswa belajar bekerja sama pada kelompok ahli, belajar saling berbagi pengetahuan dalam kelompok asal, dan belajar rukun saat berada di kelompok asal maupun kelompok ahli. 2.2 Penelitian-Penelitian yang Relevan 1. Abidin (2013) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Dalam Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Bangsri Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013”. Kesimpulan penelitian ini bahwa penerapan strategi Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV SDN 03 Bangsri tahun pelajaran 2012/2013. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 42. 23 23 2. Frenni, Abdussamad & Sabri (2014) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran PPKn Menggunakan Model Kooperatif Di Kelas IV SD”. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penggunaan model kooperatif dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas IV SD dalam pembelajaran PPKn. 3. Herniwati (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Menanamkan Nilai Nasionalisme melalui pembelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan PTK pada Siswa Kelas VI SDN 88 Perumnas UNIB Bentiring”. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa melalui pelaksanaan pembelajaran PKn PTK dapat menanamkan nilai Nasionalisme pada siswa kelas VI SDN 88 Perumnas UNIB Bentiring. 4. Erviana, Suwarto, & Daryanto (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PKn Tentang Kebebasan Berorganisasi Melalui Model Problem Based Learning”. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang kebebasan berorganisasi pada kelas V SDN II Lumbungkerep, Wonosari, Klaten tahun ajaran 2011/2012. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 43. 24 24 Gambar 2.2 Diagram Penelitian yang Relevan Dari keempat contoh penelitian relevan di atas, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Sikap Gotong Royong melalui Pelaksanaan modelcoopertive learning tipe jigsaw untuk Siswa Kelas II di SD Negeri Nanggulan”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena memiliki kekhususan guna meningkatkan sikap gotong royong peserta didik. Nila Erviana, Suwarto, & Joko Daryanto (2013) “Peningkatan Hasil Belajar PKn Tentang Kebebasan Berorganisasi Melalui Model Problem Based Learning” Herniwati (2011) “Menanamkan Nilai Nasionalisme melalui Pembelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan PTK pada Siswa Kelas VI SDN 88 Perumnas UNIB Bentiring”. N. Zaenal Abidin (2013) “Penerapan Strategi Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Dalam Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Bangsri Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013” Filipus Frenni, Abdussamad & Tahmid Sabri (2014) “Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran PPKn Menggunakan Model Kooperatif Di Kelas IV SD”. MODELPEMBELAJARAN BERKELOMPOK PEMBELAJARANPKN PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SD NEGERI NANGGULAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 44. 25 25 2.3 Kerangka Berpikir Sikap gotong royong siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran PKn karena tujuan utama PKn salah satunya guna mengembangkan sikap (attitude). Pengembangan pemahaman siswa akan makna dan manfaat bergotong royong melalui pembelajaran PKn akan membuat siswa tertarik, senang, dan peduli untuk melaksanakan hidup bergotong royong. Ditambah lagi dengan materi Membiasakan Hidup Bergotong Royong yang digunakan untuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada semester ganjil PKn akan membantu proses pemahaman siswa akan makna dan manfaat bergotong royong sehingga pembelajaran lebih efektif. Penggunaan model cooperative learning tipe jigsaw akan mengembangkan keterampilan hidup bergotong royong siswa melalui praktik nyata dalam proses pembelajaran PKn sehingga harapkan mampu menjadi media penyampaian materi gotong royong yang akan diajarkan dan tidak hanya akan berfokus pada pemberian ilmu pengetahuan taraf kognitif saja, namun juga dapat membuat siswa tertarik untuk melaksanakan gotong royong. 2.4 Hipotesis Tindakan 1. Pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw di SDN Nanggulan dilakukan dengan tahap-tahap menyampaikan tujuan, memotivasi siswa, menyajikan informasi ,mengorganisasikan dalam kelompok, membimbing, mengevaluasi dan memberikan penghargaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 45. 26 26 2. Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw di SDN Nanggulan mampu meningkatan sikap gotong royong siswa kelas II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 46. 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kemmis (dalam Sanjaya, 2011: 24) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentukpenelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem pembelajaran, metode pembelajaran, proses pembelajaran, isi pembelajaran, kompetensi pembelajaran, dan situasi pembelajaran yang lebih baik (Arikunto, 2014:104). Sedangkan menurut Aqib (2007: 13) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di dalam sebuah kelas. Tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Manfaat yang dapat dirah dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas antara lain mencakup inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum ditingkat regional/nasional, dan peningkatan profesionalisme pendidikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 47. 28 Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart (Muslich, 2012) 3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester (ganjil) satu T.A. 2015/2016. Di SD Negeri Nanggulan yang beralamat di Nanggulan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, D. I. Yogyakarta. Kode pos 55282. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas II B SD N Nanggulan yang berjumlah 31 siswa. Siswa laki-laki di kelas sebanyak 18 orang, sedangkan siswa perempuan sebanyak 13 siswa. Perencanaan Refleksi Tindakan Observasi Perbaikan Perencanaan Tindakan ObservasiRefleksi SIKLUS 1 SIKLUS 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 48. 29 3.2.3 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah peningkatan sikap gotong royong melalui pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015 dan 24 Agustus 2015. Sedangkan siklus II dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2015 dan 07 September 2015. 3.3 Desain Penelitian 3.3.1 Persiapan Pra Penelitian Langkah awal sebelum melaksanakan PTK adalah melakukan persiapan terlebih dahulu antara lain : 1. Peneliti memohon izin kepada kepala SDN Nanggulan untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. 2. Peneliti melakukan observasi ke kelas II pada minggu pertama semester ganjil untuk memperoleh gambaran awal pembelajaran yang terjadi di dalam kelas khususnya mengenai pembelajaran PKn beserta karakteristik siswanya. 3. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas I untuk mengetahui karakteristik siswa dalam sikap gotong royong yang dimilikinya sebagai gambaran awal untuk melakukan penelitian di kelas II supaya lebih mudah. 4. Peneliti mengumpulkan dokumen berupa daftar nama siswa kelas II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 49. 30 5. Peneliti mewawancarai guru kelas II untuk mengetahui karakteristik dan sikap gotong royong siswa pada awal sebelum pembelajaran. 6. Peneliti mengidentifikasi masalah yang terdapat di kelas II. 7. Peneliti membuat rumusan masalah dari hasil identifikasi masalah. 8. Peneliti menyususn rencana penelitian yang akan dilakukan pada setiap siklus. 9. Peneliti membuat gambaran awal mengenai sikap gotong royong siswa kelas II SDN Nanggulan. 10. Karena penelitian ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka kita perlu untuk mempelajari Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan materi pokok 11. Peneliti membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan instrument penelitian. 12. Peneliti menyiapkan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas II. 3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus 3.3.2.1 Siklus I Siklus pertama dilakukan setelah peneliti mengetahui sejauh mana tingkat sikap gotong royong siswa melalui hasil kondisi awal, observasi, dan wawancara. Siklus pertama dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 JP, 1 JP berlangsung selama 35 menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 50. 31 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan sebeleum melaksanakan penelitian meliputi : a. Menentukan SK dan KD terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu pada : Standar Kompetensi (SK) : 1. Membiasakan hidup bergotong royong Kompetensi Dasar (KD) : 1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong 1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah b. Mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP yang sesuai dengan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. c. Membuat soal evaluasi beserta kunci jawaban dan membuat pedoman penilaian. d. Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. e. Menyusun lembar observasi pembelajaran. Pada siklus 1 pertemuan pertama pembelajaran akan difokuskan pada materi mengenal pengertian dan pentingnya gotong royong beserta kegiatan yang ada di dalam gotong royong yaitu hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong. Pertemuan kedua pembelajaran akan difokuskan pada contoh kegiatan yang mencerminkan gotong royong beserta manfaat apabila dilaksanakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 51. 32 2. Tindakan a. Pertemuan I 1) Kegiatan Awal a) Guru memberi salam kepada siswa b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa c) Guru melakukan presensi siswa d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran e) Guru memotivasi siswa 2) Kegiatan Inti a) Guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama lagu “Oh Ibu dan Ayah” b) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran tentang tolong menolong, hidup rukun, dan saling berbagi. c) Guru menjelaskan pengertian tolong menolong, hidup rukun, dan saling berbagi. d) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan ataupun PPT. e) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompok asal), setiap kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen. f) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama. g) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 52. 33 h) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab yang mereka dapatkan. i) Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari campuran 5 kelompok asal. j) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. k) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal, setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya. l) Presentasi dilakukan di depan kelas dengan pengawasan dari guru, para siswa kelompok ahli saling membantu dalam proses presentasi. m)Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan evaluasi. n) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk tangan. o) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. p) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru. q) Guru mengumpulkan jawaban siswa. 3) Penutup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 53. 34 a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah mereka pelajari b) Guru meminta siswa membuat refleksi tentang pembelajaran yang telah mereka laksanakan c) Guru menutup pembelajaran dengan salam. b. Pertemuan II 1) Kegiatan Awal a) Guru memberi salam kepada siswa b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa c) Guru melakukan presensi siswa d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran e) Guru memotivasi siswa 2) Kegiatan Inti a) Guru bertanya kepada siswa, “apakah kalian pernah menolong teman sekelas kalian?” b) Siswa menjawab pertanyaan guru dengan berbaga jawaban yang berbeda-beda c) Guru bertanya kepada siswa tentang apa saja yang merupakan kegiatan yang baik dan mencerminkan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong dalam kehidupan. d) Guru memberikan contoh kegiatan yang baik dan mencerminkan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong dalam kehidupan lewat video PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 54. 35 e) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan ataupun PPT. f) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompo asal), setiap kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen dan kelompok ini berbeda dengan kelompok pada pertemuan pertama (diacak lagi). g) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama. h) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya. i) Setiap 2 siswa yang memperoleh materi sama pada setiap tim berkumpul ke dalam kelompok baru (kelompok ahli) yang sesuai dengan bidang/materi yang didapat untuk mendiskusikan subbab mereka. j) Dalam setiap kelompok ahli, guru membagikan 9 buah gambar pada setiap kelompok ahli berupa : k) Setiap setiap kelompok ahli memasukkan gambar pada kotak yang sesuai. l) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab yang mereka dapatkan. m)Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari campuran 5 kelompok asal. n) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 55. 36 kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. o) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal, setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya. p) Presentasi dilakukan di depan kelas dengan pengawasan dari guru, para siswa kelompok ahli saling membantu dalam proses presentasi. q) Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan evaluasi. r) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk tangan. s) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. t) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru. u) Guru mengumpulkan jawaban siswa. 3) Penutup a) Guru melakukan evaluasi kepada siswa secara individu maupun kelompok. b) Guru memberikan penghargaan kepada setiap individu dan kelompok. c) Guru dan siswa merangkum dan meringkas materi pembelajaran d) Berdoa bersama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 56. 37 3. Observasi Peneliti akan dibantu oleh satu orang mahasiswa yang bertindak sebagai pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Penyebaran kuesioner dilakukan setelah pertemuan kedua selesai siklus I. 4. Refleksi Peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau hambatan dan kejadian khusus yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Refleksi ini akan dijadikan acuan untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus II agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan memperoleh kompetensi yang diinginkan nantinya. 3.3.2.2 Siklus II Siklus kedua dilakukan setelah peneliti mengetahui sejauh mana tingkat sikap gotong royong siswa melalui hasil siklus 1, kondisi awal, observasi, dan wawancara. Siklus kedua dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 JP, 1 JP berlangsung selama 35 menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 57. 38 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan sebeleum melaksanakan penelitian meliputi : a. Menentukan SK dan KD terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu pada : Standar Kompetensi (SK) : 2. Membiasakan hidup bergotong royong Kompetensi Dasar (KD) : 2.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong 2.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah b. Mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP yang sesuai dengan model cooperative learning tipe jigsaw. c. Membuat soal evaluasi beserta kunci jawaban dan membuat pedoman penilaian. d. Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan model cooperative learning tipe jigsaw. e. Menyususn lembar observasi pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 58. 39 Pada siklus 2 pertemuan pertama pembelajaran akan difokuskan pada materi contoh kegiatan yang tidak mencerminkan gotong royong beserta akibatnya. Pertemuan kedua pembelajaran akan difokuskan pada pembahasan ulang materi sebelumnya dan membuat jadwal pelaksanaan kegiatan gotong royong oleh siswa untuk dilaksanakan. 3. Tindakan a. Pertemuan I 1) Kegiatan Awal a) Doa dan salam pembuka b) Guru memberi salam kepada siswa c) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa d) Guru mengabsensi siswa e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran f) Guru memotivasi siswa 2) Kegiatan Inti a) Guru bertanya kepada siswa tentang apa saja yang merupakan kegiatan yang mencerminkan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong dalam kehidupan. b) Guru memberikan contoh kegiatan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong dalam kehidupan lewat video dan contoh yang tidak mencerminkan (hal negatif) hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong dalam kehidupan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 59. 40 c) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan ataupun PPT. d) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompo asal), setiap kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen dan kelompok ini berbeda dengan kelompok pada pertemuan kedua (diacak lagi). e) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama. g) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya. h) Setiap 2 siswa yang memperoleh materi sama pada setiap tim berkumpul ke dalam kelompok baru (kelompok ahli) yang sesuai dengan bidang/materi yang didapat untuk mendiskusikan subbab mereka. i) Dalam setiap kelompok ahli, guru membagikan 6 buah gambar kegiatan sesuai subbab yang didapatkan. j) Guru menyiapkan 2 kotak pada setiap kelompok ahli : k) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab yang mereka dapatkan. l) Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari campuran 5 kelompok asal. m)Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 60. 41 kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. n) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal, setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya. o) Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan evaluasi. p) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk tangan. q) Guru menjelaskan akibat dari kegiatan yang tidak mencerminkan hidup rukun, tolong menolong, dan saling berbagi. r) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. s) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru. t) Guru mengumpulkan jawaban siswa. 3) Penutup a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah mereka pelajari b) Guru meminta siswa membuat refleksi tentang pembelajaran yang telah mereka laksanakan c) Guru menutup pembelajaran dengan salam b. Pertemuan II 1) Kegiatan Awal a) Doa dan salam pembuka b) Guru memberi salam kepada siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 61. 42 c) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa d) Guru melakukan presensi siswa e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran f) Guru memotivasi siswa 2) Kegiatan Inti a) Guru bertanya kepada siswa, “siapa yang tadi pagi membantu keluarga mengerjakan pekerjaan rumah ?”. b) Siswa menjawab dengan berbagai jawaban c) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran tentang pelaksanaan perilaku yang mencerminkan tolong menolong, hidup rukun, dan saling berbagi. d) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan ataupun PPT. e) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompok asal), setiap kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen dan kelompok ini berbeda dengan kelompok pada pertemuan ketiga (diacak lagi). f) Di dalam kelompok asal, siswa mendapatkan materi tentang pelaksanaan saling berbagi, hidup rukun, dan tolong menolong melalui gambar dan video. g) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok asal diberikan materi yang sama. h) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompok subbabnya. i) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab yang mereka dapatkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 62. 43 j) Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari campuran 5 kelompok asal. k) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. l) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal, setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya. m)Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan evaluasi. n) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk tangan. o) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. p) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru. q) Guru mengumpulkan jawaban siswa. 3) Penutup a) Guru melakukan evaluasi kepada siswa secara individu maupun kelompok. b) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah mereka pelajari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 63. 44 c) Guru meminta siswa membuat refleksi tentang pembelajaran yang telah mereka laksanakan d) Guru menutup pembelajaran dengan salam 4. Observasi Peneliti akan dibantu oleh satu orang mahasiswa yang bertindak sebagai pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses belajaran kemudian melaksanakan evaluasi untuk siklus II. 5. Refleksi a. Peneliti bersama dengan observer melakukan identifikasi kesulitan atau hambatan dari kejadian khusus yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. b. Membandingkan analisis di siklus I dan siklus II serta mampu mengambil kesimpulan tentang ada atau tidaknya peningkatan sikap gotong royong siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 64. 45 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Wawancara Menurut Denzin (dalam Wiriaatmadja, 2005: 117) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Sedangkan menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005: 117) wawancara merupakan suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara terstruktur. Menurut Wiriaatmadja (2005: 118) dalam wawancara terstruktur, peneliti sebagai pewawancara menyusun pertanyaan terlebih dahulu sesuai dengan topik yang akan ditanyakan kepada narasumber. Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber yaitu guru kelas I dan siswa kelas II. Pertanyaan yang dibuat peneliti mengacu pada pertanyaan tentang sikap gotong royong yang dimiliki olah siswa kelas II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 65. 46 3.4.2 Observasi Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja: 2005: 104) obsevasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori. Pada penelitian ini digunakan teknik observasi terstruktur. Menurut Wiriaatmadja (2005: 114) observasi terstruktur adalah observasi yang dilakukan dengan membuat kriteria apa yang akan diobservasi sehingga hanya kriteria tersebutlah yang akan diobservasi. Selanjutnya hasil peneliti hanya tinggal menghitung hasil observasi. Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung dan melihat sikap positif siswa terhadap gotong royong dengan mengacu pada indikator sikap gotong royong yaitu hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong sebagai tolak ukur sikap positif gotong royong yang dimiliki siswa kelas II. 3.4.3 Kuesioner (Angket) Menurut Masidjo (1995: 70) kuesioner/angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis dan terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Kuesioner pada penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disusun sedemikian rupa, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang disediakan menurut (Masidjo, 1995). Pada penelitian ini yang diukur adalah tinggi atau rendahnya sikap gotong royong sehingga pilihan jawaban menggunakan skala likert sebagai teknik pengukuran sikap gotong royong. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 66. 47 Menurut Sukardi (2003: 146) Skala Likert adalah skala yang telah banyak digunakan para peneliti untuk mengukur persepsi atau sikap seseorang. Kuesioner skala sikap diisi oleh siswa kelas II sebanyak 3 kali yaitu pada saat sebelum dilakukan tindakan guna mendapatkan data tinggi rendahnya sikap siswa pada kondisi awal dan setelah dilakukannya tindakan siklus 1 dan siklus 2. Responden dihadapkan pada pilihan jawaban skala likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) pada setiap pernyataan baik favourable maupun unfavourable disamping pernyataan untuk dipilih responden sebagai bentuk sikap mereka. Tabel 3.1 Skala Likert Alternatif Jawaban Skor Favourable Unfavourable Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tudak Setuju (STS) 1 5 Untuk pilihan jawaban cukup setuju (CS) dalam penelitian ini tidak diikutsertakan karena responden akan cenderung memilih pilihan jawaban tersebut sehingga hasil skala sikap menjadi kurang variatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 67. 48 3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru kelas I untuk mengetahui kondisi awal siswa dan ke guru II untuk mengetahui kondisi akhir siswa. Berikut adalah pendoman wawancara guru terkait sikap gotong royong siswa kelas II : Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Indikator Deskriptor Jawaban Sikap gotong royong melalui hidup rukun Apakah siswa selalu terlihat rukun di kelas ? Sikap gotong royong melalui saling berbagi Apakah para siswa selalu berbagi dengan teman ? Sikap gotong royong melalui tolong menolong Apakah siswa selalu menolong teman sekelas mereka saat tugas piket kelas ? 3.5.2 Lembar Observasi Peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap sikap gotong royong siswa saat pembelajaran berlangsung dan lembar pengamatan terhadap pelaksanaan cooperative learning tipe jigsaw II yang dilaksanakan yang nantinya akan digabung menjadi 1 lembar observasi keseluruhan. lembar observasinya seperti berikut ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 68. 49 Tabel 3.3 Lembar Observasi Sikap Gotong Royong Siswa No. Indikator Gotong Royong Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan 1. Tolong menolong (melihat indikator materi gotong royong PKN kelas II) Siswa bekerjasama dan saling tolong menolong di dalam kelompok saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 2. Saling berbagi (melihat indikator materi gotong royong PKN kelas II) Siswa saling berbagi pengetahuan yang didapatkan saat berada di dalam kelompok. 3. Hidup rukun (melihat indikator materi gotong royong PKN kelas II) Siswa terlihat rukun dengan teman satu kelompok saat mengerjakan tugas dari guru. Tabel 3.4 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II No. Indikator Jigsaw II Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan 2. Langkah-langkah Jigsaw II menurut Hosnan (2014: 240) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw II 3.5.3 Lembar Kuesioner Lembar kuesioner dalam penelitian ini berupa cheklist. Pernyataan dalam kuesioner dibedakan menjadi dua jenis yaitu pernyataan favourable (yang diharapkan disetujui oleh siswa) dan pernyataan unfavourable (pernyataan yang diharapkan tidak disetujui oleh siswa) Kisi-kisi kuesioner dikembangkan berdasarkan tiga komponen sikap berikut ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 69. 50 Tabel 3.5 Indikator Aitem Pernyataan Kuesioner Komponen Sikap No aitem Favorable No aitem Unfavorable Kognitif (pemahaman) 17. Saya tahu bahwa mengambil buah milik tetangga tanpa izin itu tidak baik 18. Saya menganggap jika kerja bakti itu membuang waktu dan tenaga 21. Saya menganggap semua teman-temanku baik 25. Saya tahu bahwa keluargaku sayang pada anak-anaknya 9. Saya menyadari bahwa membantu membersihkan rumah itu merepotkan 46. Saya menganggap semua anggota keluarga saya adalah orang yang baik 47. Saya harus menghormati bapak dan ibu guru 32. Saya tahu jika menolong tetangga yang terkena musibah itu merepotkan 5. Saya berpikir jika membagi bekal makanan pada teman adalah hal yang baik dilakukan 10. Saya tahu bahwa membantu mencuci piring dapat meringankan pekerjaan 31. Saya berpikir bahwa memberikan baju bekas kepada korban bencana adalah perbuatan merugikan 36. Saya tahu jika menolong tetangga yang mengalami musibah itu baik 38. Saya tahu jika menolong teman yang kesulitan dalam belajar itu baik 43. Saya tahu jika menolong teman yang kesulitan belajar itu merepotkan Komponen Sikap No aitem Favorable No aitem Unfavorable Afektif (penghayatan) 15. Saya senang memiliki banyak teman 16. Saya hanya memilih teman yang agamanya sama dengan saya19. Saya senang berbagi makanan dengan tetangga saya 24. Saya selalu bahagia jika berkumpul bersama seluruh keluarga 6. Saya akan menghabiskan permen kesukaan yang saya miliki sendirian 7. Saya ingin meminjamkan pompa sepeda kepada tetangga yang membutuhkan 8. Saya ingin memberikan baju bekas kepada korban bencana alam 40. Saya merasa rugi ketika meminjamkan alat tulis pada teman 29. Saya merasa senang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 70. 51 ketika menonton televisi bersama-sama dengan keluarga 1. Saya senang meminjamkan alat tulis pada teman 11. Saya ingin menolong teman yang kesulitan mencontek saat ulangan 2. Saya harus menolong anggota keluarga yang membutuhkan bantuan. 42. Saya merasa senang jika bisa menolong keluarga mencuci piring saat kerepotan 27. Saya ingin mengajak tetangga bermain di luar rumah supaya tidak mengotori rumah 44. Saya tertarik mengikuti kerja bakti di masyarakat dengan sukarela 12. Saya ingin untuk menolong guru menghapuskan papan tulis 30. Saya suka menghabiskan kue sendiri, tanpa membaginya dengan keluarga 23. Saya harus menolong teman yang sedang sakit. 33. Saya senang jika bisa mengikuti kerja bakti di masyarakat 49. Saya senang jika bisa ikut membantu warga tawuran Komponen Sikap No aitem Favorable No aitem Unfavorable Konatif (pelaksanaan) 13. Saya mau membantu keluargaku memberi makan hewan 14. Saya selalu marah kepada orang tua jika tidak diberi uang jajan 20. Saya bersedia berteman dengan siapapun di kelas 41. Saya mau membagi permen yang saya milik i dengan keluarga 28. Saya mau menghabiskan bekal sendiri dan tidak membaginya dengan teman4. Saya selalu ikut membantu kerja bakti di masyarakat 48. Saya lebih memilih membantu warga kerja bakti daripada bermain sendiri 35. Saya selalu menolong teman yang saya sukai saja 50. Saya mau menolong teman yang terjatuh 22. Saya mau menolong warga yang terkena musibah 45. Saya lebih memilih menolong teman yang seagama dari pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 71. 52 34. Saya bersedia untuk membantu guru yang kesulitan membawa banyak buku yang beda agama 37. Saya mau membantu keluarga membersihkan halaman rumah yang kotor 39. Saya berniat menolong keluarga menyapu rumah jika diberi imbalan 26. Saya berniat hidup rukun dengan teman- teman yang saya sukai saja 3. Saya mau membantu tetangga jika diberi imbalan 3.6 Teknik Pengujian Instrumen 3.6.1 Validitas Instrumen Menurut Masidjo (1995: 242) validitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini menggunakan tiga jenis validitas yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria. 1. Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi merupakan suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan menurut Masidjo (1995). Validitas isi pada penelitian ini diuji dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas III yang telah mendapatkan materi gotong royong di kelas II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 72. 53 Selanjutnya, hasil uji validasi aitem soal ini akan menjadi dasar pengukuran sikap gotong royong siswa kelas II. 2. Validitas Konstruk atau konsep (Concept or Construct Validity) Menurut Masidjo (1995: 242) validitas konstruk adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di manakah isi suatu tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut. Validasi konstruk pada penelitian ini dilakukan dengan cara berkonsultasi kepada yang lebih ahli (expert judgement) yaitu dosen pembimbing skripsi dan wali kelas II dengan menanyakan pendapat terkait instrumen yang telah dibuat peneliti apakah sudah sesuai indikator sikap gotong royong atau belum. Konsultasi ini bertujuan agar instrumen yang dibuat peneliti sesuai dengan indikator dan taraf kemampuan siswa kelas II di SD tempat penelitian guna memaksimalkan pengelolaan waktu. 3. Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity) Menurut Masidjo (1995: 242) validitas kriteria adalah suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan pengukur lainnya yang berfungi sebagai kriteria atau bahan pembanding. Validitas kriteria pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat ukur pembanding selain kuesioner. Peneliti menambahkan wawancara dan juga observasi guna memperkuat teknik pengumpulan data penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 73. 54 Untuk mengukur validitas item kuesioner, peneliti menggunakan aplikasi SPSS supaya pengukuran yang dilakukan lebih efektif dan mantap. Hasil validasi kuesioner skala sikap gotong royong yang valid selanjutnya akan digunakan untuk mengukur sikap gotong royong yang dimiliki siswa kelas II. Peneliti menggunakan program IBM SPSS 21 dengan uji koefisien korelasi Pearson (Pearson Correlation), dengan kriteria item soal dikatakan valid jika harga probabilitas yang terungkapkan dalam taraf signifikan tabel Sig. (2-tailed) berada di bawah angka 0,05. Diketahui dari 50 item soal terdapat 36 yang valid. Perhitungan validitas item pernyataan dengan menggunakan IBM SPSS 21 tidak hanya dapat diketahui melalui tabel Sig. (2-tailed), tetapi peneliti melihat tabel hasil pearson correlation. Jika pada nomor item soal hasil perhitungan pada tabel pearson correlation terdapat tanda asterix (*) maka dapat dikatakan bahwa item tersebut valid dengan taraf kevalidan 95%, sedangkan jika terdapat tanda asterix (**) maka dapat dikatakan item tersebut sangat valid dengan taraf kevalidan 99%. Hasil item soal yang valid bisa dilihat pada tabel di bawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 74. 55 Tabel 3.6 Hasil Item Kuesioner Yang Valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 75. 56 Namun, pada saat berkonsultasi dengan guru kelas peneliti mendapatkan saran untuk mengurangi jumlah item soal yang valid. Pengurangan jumlah item soal ini harus mengacu pada alasan yang kuat sehingga pemilihan item soal untuk proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Pertama, peneliti memilih item soal yang memiliki tanda asterix (**) pada tabel Pearson Correlation dengan alasan taraf kebenarannya mencapai 99% dibandingkan dengan item yang memiliki tanda asterix (*). Dari proses pemilihan ini terdapat 29 item soal yang memiliki tanda asterix (**), selanjutnya peneliti mencoba untuk memilah 29 item soal tersebut berdasarkan taraf kesulitan isi pernyataan dari yang mudah, sedang, hingga sulit. Tabel 3.7 Taraf Kesulitan Pernyataan Dari hasil pemilahan item soal di atas, maka dipilihlah 16 aitem soal dari 29 item yang akan digunakan dalam penelitian guna disebarkan sebagai alat pengumpulan data. Taraf Kesulitan Pernyataan Item soal nomor Mudah 1, 5, 8, 16, 18, 20, 22, 25, 26, 28, 31, 39, 40, 42, 43, 44 Sedang 47, 7, 33, 19, 34, 48 Sulit 11, 12, 30, 23, 29, 4, 35, 45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 76. 57 Tabel 3.8 Hasil Item Kuesioner Yang Terpilih Komponen Sikap Gotong Royong No soal Pearson Correlation Sig (2- tailed) Keterangan Kognitif 5 .654** .000 Valid 18 .747** .000 Valid 25 .488** .003 Valid 31 .683** .000 Valid 43 .741** .000 Valid Afektif 1 .626** .000 Valid 8 .502** .003 Valid 16 .575** .000 Valid 40 .626** .000 Valid 42 .379** .027 Valid 44 .578** .000 Valid Konatif 20 .568** .000 Valid 22 .730** .000 Valid 26 .574** .006 Valid 28 .394** .021 Valid 39 .446** .008 Valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 77. 58 3.6.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di manakah suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995: 209). Menurut Margono (1999: 181) reliabilitas instrumen lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur yaitu kemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu berulangkali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama. Ketepaan, menunjuk kepada instrumen yang tepat/benar dalam mengukur dari sesuatu yang diukur. Homogenitas, menunjuk kepada instrumen yang mempunyai kaitan erat satu sama lain dalam unsur-unsur dasarnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas suatu tes yang dinyatakan dalam suatu bentuk koefisien yang disebut koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00 atau disebut dengan koefisien reliabilitas. Peneliti menguji reliabilitas instrumen menggunakan program IBM SPSS 21 dengan uji Alpha Cronbach. Dari hasil uji Alpha Cronbach dapat diketahui besar suatu bilangan koefisien korelasi item soal yang valid sehingga dapat digunakan untuk melihat seberapa tinggi kategori reliabilitas item soal yang peneliti buat dalam tabel koefisien reliabilitas menurut Masidjo (1995) di bawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 78. 59 Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Kategori 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat Rendah Peneliti melakukan perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan program IBM SPSS 21. Hasil reliabilitas dari 16 item soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.10 Reliabilitas Item Soal Dari hasil uji Alpha Cronbach dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS 21 didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,759 pada tabel Cronbach’s Alpha atau dapat dikatakan memiliki kategori “Tinggi” karena berada pada interval 0,71- 0,90. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Kategori N of Items 0,759 Tinggi 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 79. 60 3.7 Teknik Analisa Data Dalam suatu penitian tentunya memerlukan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam proses pertanggung jawaban ini, maka penelitian diolah dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Jenis statistik yang peneliti gunakan adalah statistik deskriptif. Statistik Deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-nilai statistika, pembuatan diagram atau gambar mengenai sesuatu hal, di sini data akan disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca (Subagyo, 2003: 1). Pada penelitian ini digunakan statistik deskriptif untuk mengetahui peningkatan sikap gotong royong siswa kelas II melalui pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw dengan cara menggambarkan hasil penelitian berupa data statistika dalam bentuk diagram, tabel, dan sebagainya dengan ditambah keterangan atau deskripsi dari media statistik tersebut. Untuk menghitung persentase peningkatan sikap gotong royong siswa kelas II dari kondisi awal sampai dengan pelaksanaan siklus ke-2 secara keseluruhan maupun perkomponen dilakukan dengan menggunakan acuan kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP). Menurut Masidjo (1995: 151) penilaian acuan patokan berorientasi pada suatu patokan keberhasilan atau batas lulus penguasaan bahan yang sifatnya pasti atau absolut. Peneliti menggunakan PAP tipe I dengan batas kompetensi minimal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 80. 61 lulus pada angka 65% sampai dengan 100% dengan batas minimal lulus pada interval 65%-79% atau diberi nilai cukup. Tabel 3.11 Kriteria PAP tipe I Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap gotong royong jika memperoleh nilai minimal cukup atau berada pada interval 65% - 79%. Tabel kriteria PAP tipe I akan digunakan oleh peneliti sebagai acuan pembuatan kriteria (1) rata-rata skor seluruh siswa secara keseluruhan, (2) rata- rata skor seluruh siswa per aspek sikap, (3) nilai rata-rata seluruh siswa secara keseluruhan , dan (4) nilai rata-rata seluruh siswa per aspek sikap. 1. Pemberian Skor Per Item Kuesioner Pemberian skor item kuesioner mengacu pada tabel skala Likert di bawah ini : Tabel 3.12 Kriteria Skor Per Item Kuesioner Alternatif Jawaban Skor Favourable Unfavourable Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tudak Setuju (STS) 1 5 Tingkat Penguasaan Kompetensi Nilai Huruf Keterangan 90% - 100% A Sangat Tinggi 80% - 89% B Tinggi 65% - 79% C Cukup 55% - 64% D Rendah Di bawah 55% E Sangat Rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
  • 81. 62 Jika siswa menjawab pernyataan favourable dengan memberikan tanda silang pada pilihan jawaban (SS) maka nilainya 5, (S) maka nilainya 4, (TS) makanilainya 2, (STS) makanilainya 1. Untuk pernyataan unfavourable, jika siswa memberikan tanda silang pada pilihan jawaban (SS) maka nilainya 1, (S) maka nilainya 2, (TS) maka nilainya 3, (STS) maka nilainya 5. 2. Menghitung Skor Seluruh Siswa Secara Keseluruhan dan Per Aspek Sikap a. Cara menghitung total skor seluruh siswa secara keseluruhan yaitu dengan menjumlahkan skor seluruh siswa yang didapatkan dari hasil total pemberian skor 16 item kuesioner. b. Cara menghitung total skor seluruh siswa per aspek sikap yaitu dengan menjumlahkan skor seluruh siswa yang didapatkan dari hasil total pemberian skor masing-masing aspek yaitu 5 item soal kognitif, 6 item soal afektif, dan 5 item soal konatif. 3. Menghitung Rata-rata Skor Seluruh Siswa Secara Keseluruhan dan Per Aspek Sikap Sebelum, menghitung rata-rata skor hasil kuesioner seluruh siswa secara keseluruhan, pertama-tama harus ditentukan dahulu skor maksimal yang dapat diperoleh siswa dengan menggunakan perhitungan di bawah ini : Skor maksimal siswa = total item x nilai maksimal pilihan jawaban Skor maksimal siswa = 16 item x sangat setuju (5) = 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI