Skripsi ini membahas tentang peningkatan sikap gotong royong siswa kelas II SDN Nanggulan melalui pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw dan meningkatkan sikap gotong royong siswa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan sikap gotong royong siswa setelah diterapkannya model pembelajaran tersebut.
1. i
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK SISWA
KELAS II DI SDN NANGGULAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Oka Deby Setiawan
121134140
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. iv
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
1. Allah SWT atas limpahan rahmat, cinta, dan kasih sayang yang menyertai
segala usahaku.
2. Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang telah memberikan semangat,
perhatian, kasih sayang, serta doa.
3. Adikku Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan semangat dan doa
untuk kesuksesan Kakaknya.
4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. sebagai dosen pembimbing I yang selalu
memberikan masukan.
5. E. Desiana Mayasari, S.Psi, M.A. sebagai dosen pembimbing II yang
selalu memberikan masukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. v
v
MOTTO
“Untuk mencapai hal-hal besar, kita jangan hanya bertindak, tetapi juga perlu
bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga yakin dan percaya”.
-Sandiaga S. Uno-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. vi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya naskah skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
vi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya naskah skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
vi
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya naskah skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. vii
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Oka Deby Setiawan
Nomer Mahasiswa : 121134140
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN
Dengan demikian saya memberikan skripsi kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk
media lain, mengolahnya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa harus meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal, 07 Januari 2016
Yang menyatakan
Oka Deby Setiawan
vii
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Oka Deby Setiawan
Nomer Mahasiswa : 121134140
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN
Dengan demikian saya memberikan skripsi kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk
media lain, mengolahnya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa harus meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal, 07 Januari 2016
Yang menyatakan
Oka Deby Setiawan
vii
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Oka Deby Setiawan
Nomer Mahasiswa : 121134140
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG MELALUI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
JIGSAW UNTUK SISWA KELAS II DI SDN NANGGULAN
Dengan demikian saya memberikan skripsi kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk
media lain, mengolahnya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa harus meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal, 07 Januari 2016
Yang menyatakan
Oka Deby Setiawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. viii
viii
ABSTRAK
Peningkatan Sikap Gotong Royong Melalui Pelaksanaan Pembelajaran PKn
dengan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Siswa Kelas II di
SDN Nanggulan.
Oka Deby Setiawan
Universitas Sanata Dharma
2016
Rendahnya pemahaman siswa tentang makna dan manfaat bergotong
royong menjadi salah satu penyebab tidak tertariknya siswa untuk melaksanakan
gotong royong di dalam kehidupan. Pembelajaran yang bersifat biasa di kelas
kurang memberikan siswa contoh nyata manfaat gotong royong sehingga peneliti
tertarik untuk meningkatkan sikap gotong royong siswa. Penelitian ini memiliki
tujuan 1) Menggambarkan dan mengetahui gambaran pelaksanaan model
cooperative learning tipe jigsaw dalam rangka meningkatkan sikap gotong royong
melalui pelaksanaan pembelajaran PKn untuk siswa kelas II di SDN Nanggulan,
2) Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap gotong royong melalui
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw
untuk siswa kelas II di SDN Nanggulan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
II SDN Nanggulan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
selama dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Peneliti menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner skala sikap dan
didukung dengan observasi.
Berdasarkan hasil nilai rata-rata seluruh siswa yang diperoleh dari
penelitian kondisi awal adalah 65,43 (cukup) kemudian meningkat pada siklus I
menjadi 87,05 (tinggi) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 93,13 (sangat
tinggi). Persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong minimal
cukup pada kondisi awal adalah 45,16% (14 siswa) meningkat pada siklus II
menjadi 96,77% (30 siswa) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 100% (31
siswa). Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
cooperative learning tipe jigsaw mampu meningkatkan sikap gotong royong siswa
kelas II di SDN Nanggulan.
Kata Kunci : Sikap, Gotong Royong, Cooperative Learning tipe Jigsaw,
Pendidikan Kewarganegaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. ix
ix
ABSTRACT
Increased Attitude of Mutual Assistance on Civic Education Implementation
with Cooperative Learning Jigsaw Model for The Second Grade at Nanggulan
Elementary School
Oka Deby Setiawan
Sanata Dharma University
2016
Low of students understanding about meaning and benefit of mutual
assistance become one of the caused students not interested to implemented
mutual assistance in lives. Conventional learning characteristic in classroom gave
students less real example of mutual assistance benefit until researcher interested
to increased students attitude of mutual assistance. This research aim was 1)
describe and knew describtion implementation cooperative learning jigsaw model
in order to increased attitide of mutual assistance on civic education
implementation for the second grade students at Nanggulan elementary school, 2)
Increased and knew increasing attitude of mutual assistance on civic education
implementation with cooperative learning jigsaw model for the second grade
students at Nanggulan elementary school. Subject of this research was the second
students at Nanggulan elementary scholl.
This research was a classroom action research that implemented during
two cycles consisting of phases planning, action, observation, and reflection.
Researcher used cooperative learning jigsaw model. Data collecting techniques in
this research used attitude scale questionnaire dan supported by observations.
Based on the results obtained from the research all student mean score of
beginning conditions was 65,43 (enough), then increased in cycle I was 87,05
(high), and increased again in cycle II to 93,13 (very high). The percentage of
students who had minimal enough mutual assistance of beginning conditions was
45,16% (14 student), increased in cycle I become 96,77% (30 student), and
aincreased again in cycle II to 100% (31 student). From this research result, can
be concluded that implementation cooperative learning jigsaw model can
increased attitude of mutual assistance the second grade students at Nanggulan
elementary school.
Key word : Attitude, Mutual Assistance, Cooperative Learning Jigsaw, Civic
Education
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. x
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Peningkatan Sikap Gotong Royong Melalui Pelaksanaan Pembelajaran PKn
dengan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk Siswa Kelas II di SDN
Nanggulan”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Selama proses penelitian berlangsung, penulis menyadari bahwa kegiatan
pelaksanaannya tidak lepas dari kekurangan. Untuk itu izinkanlah penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing 1 yang senantiasa
memberikan masukan dan semangat kepada peneliti untuk mnyelesaikan
skripsi.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing 2
yang senantiasa memberikan masukan dan bantuan kepada peneliti.
6. Sri Rahayu, S.Pd. sebagai Kepala SD Negeri Nanggulan yang telah
bersedia memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Dra. Iswandari Sunarjati, selaku guru wali kelas II yang bersedia untuk
berkolaborasi dengan penulis, meluangkan waktu, memberikan tenaga,
pikiran, semangat, dan memberikan izin di kelas II SD Negeri Nanggulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. xi
xi
8. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan SD Negeri Nanggulan yang
sudah banyak membantu dan membimbing serta memberikna informasi
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Kedua orangtuaku, Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang selalu
memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya.
10. Adikku satu-satunya, Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan
dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang.
11. Teman-teman seperjuangan payung penelitian Purnomo, Bravi, Johan,
Nugroho, Hilda, Yosi, Ika, Sita, dan Astrid serta semua teman
seperjuangan PGSD satu angkatan.
12. Seluruh pihak yang berkenan membantu penulis, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah dibuat masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata,
peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
xi
xi
8. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan SD Negeri Nanggulan yang
sudah banyak membantu dan membimbing serta memberikna informasi
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Kedua orangtuaku, Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang selalu
memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya.
10. Adikku satu-satunya, Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan
dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang.
11. Teman-teman seperjuangan payung penelitian Purnomo, Bravi, Johan,
Nugroho, Hilda, Yosi, Ika, Sita, dan Astrid serta semua teman
seperjuangan PGSD satu angkatan.
12. Seluruh pihak yang berkenan membantu penulis, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah dibuat masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata,
peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
xi
xi
8. Bapak dan Ibu guru beserta staf karyawan SD Negeri Nanggulan yang
sudah banyak membantu dan membimbing serta memberikna informasi
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Kedua orangtuaku, Bapak Maryadi dan Ibu Wantinem yang selalu
memberikan doa, semangat, dan kasih sayangnya.
10. Adikku satu-satunya, Anti Kuncarri Defi yang telah memberikan
dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang.
11. Teman-teman seperjuangan payung penelitian Purnomo, Bravi, Johan,
Nugroho, Hilda, Yosi, Ika, Sita, dan Astrid serta semua teman
seperjuangan PGSD satu angkatan.
12. Seluruh pihak yang berkenan membantu penulis, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah yang telah dibuat masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata,
peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Penulis,
Oka Deby Setiawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. xii
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERSEMBAHAN............................................................................................ iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. xiii
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
1.6 Definisi Operasional ............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori.......................................................................................... 10
2.1.1 Sikap......................................................................................... 10
2.1.1.1 Pengertian Sikap......................................................... 10
2.1.1.2 Struktur Sikap ............................................................ 11
2.1.2 Gotong Royong ....................................................................... 12
2.1.2.1 Pengertian Gotong Royong ....................................... 12
2.1.3 Pendidikan Kewarganagaraan .................................................. 13
2.1.3.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ................. 13
2.1.3.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ....................... 13
2.1.3.3 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ........................ 14
2.1.4 Cooperative Learning tipe Jigsaw............................................ 15
2.1.4.1 Pengertian Cooperative Learning .............................. 15
2.1.4.2 Pengertian Cooperative Learning tipe Jigsaw .......... 18
2.1.4.3 Manfaat Cooperative Learning tipe Jigsaw .............. 20
2.1.4.4 Langkah Cooperative Learning tipe Jigsaw II........... 21
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................ 22
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................... 25
2.4 Hipotis Penelitian ................................................................................. 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. xiv
xiv
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 27
3.2 Setting Penelitian ................................................................................. 28
3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................... 28
3.2.2 Subjek Penelitian ..................................................................... 28
3.2.3 Objek Penelitian ...................................................................... 29
3.2.4 Waktu Penelitian ..................................................................... 29
3.3 Desain Penelitian ................................................................................. 29
3.3.1 Persiapan Pra Penelitian .......................................................... 29
3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................................. 30
3.3.2.1 Siklus I........................................................................ 30
3.3.2.2 Siklus II ..................................................................... 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 45
3.4.1 Wawancara ............................................................................... 45
3.4.2 Observasi .................................................................................. 46
3.4.3 Kuesioner ................................................................................. 46
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 48
3.5.1 Pedoman Wawancara ............................................................... 48
3.5.2 Lembar Observasi..................................................................... 48
3.5.3 Lembar Kuesioner ................................................................... 49
3.6 Teknik Pengujian Instrumen ............................................................... 52
3.6.1 Validitas Instrumen ................................................................. 52
3.6.2 Reliabilitas Instrumen .............................................................. 58
3.7 Teknik Analisa Data ............................................................................ 60
3.8 Indikator Keberhasilan ........................................................................ 69
3.9 Jadwal Penelitian ................................................................................. 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. xv
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 73
4.1.1 Siklus I ..................................................................................... 73
4.1.2 Siklus II ................................................................................... 78
4.2 Pembahasan........................................................................................ 83
4.2.1 Siklus I ..................................................................................... 83
4.2.2 Siklus II .................................................................................... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 96
5.2 Keterbatasan Penelitian...................................................................... 97
5.3 Saran .................................................................................................. 98
DAFTAR REFERENSI .................................................................................. 99
LAMPIRAN .................................................................................................... 101
CURRICULUM VITAE ................................................................................... 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. xvi
xvi
DAFTAR TABEL
BAB III
Tabel 3.1 Skala Likert .................................................................................. 47
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ................................................................... 48
Tabel 3.3 Lembar Observasi Sikap Gotong Royong Siswa ......................... 49
Tabel 3.4 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
II ................................................................................................... 49
Tabel 3.5 Indikator Item Pernyataan Kuesioner ........................................... 50
Tabel 3.6 Hasil Item Kuesioner Yang Valid ................................................ 55
Tabel 3.7 Taraf Kesulitan Pernyataan .......................................................... 56
Tabel 3.8 Hasil Item Kuesioner Yang Terpilih ............................................ 57
Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas .................................................................... 59
Tabel 3.10 Reliabilitas Item Soal ................................................................... 59
Tabel 3.11 Kriteria PAP tipe I ........................................................................ 61
Tabel 3.12 Kriteria Skor Per Item Kuesioner ................................................. 61
Tabel 3.13 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Secara Keseluruhan ........ 63
Tabel 3.14 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Aspek Kognitif ............... 64
Tabel 3.15 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Aspek Afektif ................. 65
Tabel 3.16 Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Aspek Konatif ................ 66
Tabel 3.17 Kriteria Nilai Rata-rata Hasil Kuesioner Seluruh Siswa .............. 67
Tabel 3.18 Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki Sikap Gotong Royong
Per Aspek Sikap ........................................................................... 59
Tabel 3.19 Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki sikap Gotong Royong
Keseluruhan .................................................................................. 70
Tabel 3.20 Nilai Rata-rata Kuesioner Per Aspek Sikap ................................. 70
Tabel 3.21 Rata-rata Keberhasilan Secara Keseluruhan ................................ 70
Tabel 3.22 Jadwal Penelitian Pada Semester Ganjil ...................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. xvii
xvii
BAB IV
Tabel 4.1 Hasil Skala Sikap Siklus 1 Aspek Kognitif .................................. 74
Tabel 4.2 Hasil Skala Sikap Siklus 1 Aspek Afektif .................................... 75
Tabel 4.3 Hasil Skala Sikap Siklus 1 Aspek Konatif ................................... 76
Tabel 4.4 Rangkuman Keseluruhan Hasil Skala Sikap Siklus 1 .................. 77
Tabel 4.5 Hasil Skala Sikap Siklus 2 Aspek Kognitif .................................. 78
Tabel 4.6 Hasil Skala Sikap Siklus 2 Aspek Afektif .................................... 79
Tabel 4.7 Hasil Skala Sikap Siklus 2 Aspek Konatif ................................... 81
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Skala Sikap Siklus 2 ....................................... 82
Tabel 4.9 Peningkatan Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki Sikap
Gotong Royong Minimal Cukup .................................................. 88
Tabel 4.10 Peningkatan Nilai Rata-rata Seluruh Siswa Yang Memiliki Sikap
Gotong Royong Minimal Cukup .................................................. 91
Tabel 4.11 Rangkuman Peningkatan Sikap Melalui Kuesioner Per Aspek
Setiap Siklus ................................................................................. 94
Tabel 4.12 Rangkuman Peningkatan Keseluruhan Sikap Setiap Siklus ........ 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. xviii
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Penelitian yang Relevan............................................... 24
Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart ................. 28
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Persentase Jumlah Siswa Yang Memiliki
Sikap Gotong Royong Minimal Cukup ..................................... 90
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Seluruh Siswa Yang
Memiliki Sikap Gotong Royong Minimal Cukup ..................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19. xix
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran................................................................. 101
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Validasi..................... 106
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa .................................................................. 138
Lampiran 4 Kuesioner Sebelum Disebarkan................................................. 142
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian dan Validasi............................................. 147
Lampiran 6 Contoh Kuesioner Kondisi Awal............................................... 154
Lampiran 7 Contoh Kuesioner Siklus 1........................................................ 158
Lampiran 8 Contoh Kuesioner Siklus 2 ....................................................... 162
Lampiran 9 Rekap Hasil Kuesioner.............................................................. 166
Lampiran 10 Hasil Wawancara....................................................................... 169
Lampiran 11 Hasil Observasi.......................................................................... 171
Lampiran 12 Foto Penelitian .......................................................................... 174
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian .................................................................. 176
Lampiran 14 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan penulis akan menjelaskan enam hal penting pada
bagian ini yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain (sosial) timbul
sebuah bentuk kehidupan yang disebut dengan masyarakat. Untuk mencapai
kesejahteraan hidup suatu masyarakat terdapat berbagai cara guna
mewujudkannya, salah satunya diantaranya ialah mengerjakan pekerjaan yang
berat dengan bersama-sama anggota masyarakat atau biasa disebut dengan gotong
royong (Purna, 1996: 45). Tanpa banyak diketahui, gotong royong merupakan
sebuah nilai luhur bangsa yang sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Menurut Ir. Soekarno, sebagai Bapak proklamator kemerdekaan Negara
Indonesia mengatakan bahwa gotong royong merupakan suatu satu usaha, satu
amal, sata pekerjaan yang dikerjakan dengan membanting tulang, memeras
keringat secara bersama-sama antar manusia yang satu dengan yang lainnya guna
mencapai tujuan yang baik (Purna, 1996: 52). Gotong royong sebagai suatu usaha
bersama guna mencapai suatu tujuan yang luhur, hendaknya menjadi kegiatan
yang sangat bermanfaat bagi masyarakat baik dahulu maupun sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. 2
2
Masyarakat Indonesia hendaknya menjadikan gotong royong sebagai
usaha bersama yang bertujuan luhur sehingga mampu hidup bergotong royong
secara baik. Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat khususnya siswa-
siswi sekolah dasar (SD) yang kurang memahami akan makna dan manfaat
memiliki hidup bergotong royong. Hal ini terjadi pada saat magang, ketika
peneliti mendapati ada lima siswa tidak ikut membantu temannya melaksanakan
piket kelas. Kejadian ini peneliti ketahui dari laporan salah satu teman piket
setelah selesai jam pelajaran terakhir. Peneliti sebenarnya belum memiliki cukup
bukti kuat apakah kelima siswa yang tidak mau membantu piket kelas memang
tidak mau atau mereka memiliki alasan lain.
Guna mengetahui alasan kelima siswa tersebut tidak melaksanakan piket
kelas, peneliti mencoba mewawancarai para siswa tersebut. Ketika ditanya
“mengapa kalian kemarin tidak membantu piket kelas dan langsung pulang?”
mereka menjawab “kami janjian mau main game di warnet (warung internet)
Pak”. Dari pernyataan siswa, peneliti mendapatkan bukti rendahnya pemahaman
siswa tentang manfaat bergotong royong sehingga mereka lebih mementingkan
hal-hal lain yang bersifat kurang bermanfaat. Kurangnya pemahaman siswa
tentang makna dan manfaat baik dari bergotong royong dapat menjadi salah satu
penyebab siswa tidak tertarik dan tidak memiliki kepedulian untuk melaksanakan
gotong royong di dalam kehidupannya.
Guna mencari alasan yang lebih kuat, peneliti mencoba mewawancarai
guru kelas I. Peneliti ingin tahu apakah sejak kelas I anak-anak kelas II memang
menunjukkan kurangnya sikap gotong royong atau tidak. Akhirnya peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22. 3
3
melakukan kegiatan wawancara kondisi awal yang dilaksanakan pada hari Selasa,
11 Agustus 2015. Guru kelas I menuturkan bahwa dahulu ada 7 siswa yang sering
pulang atau pergi ke kantin saat mendapatkan jadwal piket kelas dan bisa saja hal
itu masih terjadi sampai sekarang setelah mereka kelas II. Para siswa kebanyakan
tidak mengetahui makna dan manfaat gotong royong karena jarang sekali
mendapatkan pembelajaran secara kerja sama di kelas.
Setelah mendapatkan keterangan dari guru kelas I, akhirnya peneliti
mencoba untuk menyebarkan kuesioner skala sikap. Pada Sabtu, 01 Agustus 2015
peneliti menyebarkan kuesioner guna melihat gambaran akan tinggi rendahnya
sikap gotong royong yang dimiliki siswa kelas II di SDN Nanggulan. Setelah
dihitung, hasil persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong
minimal cukup secara keseluruhan yaitu 45,16% (hanya 14 siswa yang memiliki
sikap gotong royong minimal cukup). Selanjutnya peneliti mencoba untuk melihat
hasil persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong minimal cukup
per aspek masing-masing yaitu 38,70% pada aspek kognitif (hanya 12 siswa
memiliki sikap gotong royong minimal cukup), 45,16% pada aspek afektif (hanya
14 siswa memiliki sikap gotong royong minimal cukup), 32,35% pada aspek
konatif (hanya 10 siswa memiliki sikap gotong royong minimal cukup). Dari hasil
persentase jumlah siswa secara keseluruhan maupun per aspek, masih banyak
siswa yang belum memiliki sikap gotong royong dari total siswa yaitu 31 orang,
sehingga peneliti tergerak untuk menambah jumlah siswa yang memiliki sikap
gotong royong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23. 4
4
Sedangkan dari rata-rata nilai seluruh siswa minimal cukup secara
keseluruhan yaitu 65,43 atau “Cukup”. Namun, setelah dilihat dari perolehan rata-
rata nilai per aspek menunjukkan perlunya peningkatan yang signifkan yaitu pada
aspek kognitif rata-rata mendapatkan nilai 64,80 atau “Rendah”, aspek afektif
rata-rata mendapatkan nilai 69,13 atau “Cukup”, dan komponen aspek rata-rata
mendapatkan nilai 61,54 atau “Rendah”. Dari hasil rata-rata nilai, aspek kognitif
dan konatif sikap masih berada pada taraf “Rendah” dan belum mencapai nilai
minimal “Cukup” yaitu 65 sehingga peneliti perlu melakukan peningkatan supaya
siswa memiliki sikap yang utuh.
Rendahnya sikap gotong royong siswa membuat peneliti mencoba
melakukan observasi pembelajaran pada hari Senin, 10 Agustus 2015. Saat
pembelajaran berlangsung, guru menjadi sumber belajar utama dengan cara
ceramah. Siswa-siswi lebih banyak belajar secara individu. Kerjasama dalam
pembelajaran sudah terlihat, namun kurang maksimal karena guru kurang
menanamkan pengetahuan tentang makna dan manfaat gotong royong sehingga
siswa bersikap pasif dalam kelompok. Pembelajaran di kelas hendaknya tidak
hanya berfokus kepada proses individual namun juga proses kelompok, akan
tetapi dalam proses kelompok perlu adanya kerja sama yang aktif antar sesama
anggota sehingga siswa akan memahami makna dan manfaat gotong royong dan
siswa menjadi tertarik dan senang untuk melaksanakan hidup bergotong royong.
Dalam upaya meningkatkan sikap gotong royong siswa kelas II peneliti
membutuhkan mata pembelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan
sikap. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar memiliki peranan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24. 5
5
penting dalam pembentukan sikap gotong royong peserta didik. Pendidikan
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan utama
mengembangkan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan keterampilan
(skill) sehingga siswa menjadi warga negara yang baik (Aryani, 2010: 42). Tujuan
dari pendidikan kewarganegaraan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa PKn baik
untuk digunakan dalam upaya peningkatan sikap gotong royong siswa.
Dalam upaya menumbuhkan sikap siswa untuk bergotong royong guna
memahami makna dan manfaat gotong royong sehingga siswa akan tertarik
bahkan ingin untuk melaksanakan hidup bergotong royong di dalam kehidupan.
Akhirnya peneliti memutuskan untuk menggunakan model coopreative learning
tipe jigsaw. Model coopreative learning tipe jigsaw peneliti gunakan pada
pembelajaran PKn karena menurut Jhonson & F. Jhonson (dalam Rusman, 2013)
metode ini memiliki manfaat meningkatkan hidup bergotong royong sehingga
harapan peneliti untuk meningkatkan sikap gotong royong dapat terlaksana. Selain
itu, materi membiasakan hidup bergotong royong pada pelajaran PKn di kelas II
semester ganjil akan menambah pengetahuan siswa akan makna dan manfaat
gotong royong sehingga mereka menjadi lebih tertarik untuk melaksanakan
gotong royong sebagai suatu sikap yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. 6
6
1.2 Batasan masalah
Penelitian tindakan kelas ini bertempat di SD Negeri Nanggulan.
Penelitian dilakukan di kelas II. Peneliti menggunakan RPP dengan kurikulum
KTSP 2006 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pembelajaran
dilakukan pada semester ganjil. Penelitian ini menggunakan model cooperative
learning tipe jigsaw II. Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
yang digunakan adalah :
Standar Kompetensi (SK) :
1. Membiasakan hidup bergotong royong
Kompetensi Dasar (KD) :
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah
dan di sekolah
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw dalam
rangka meningkatkan sikap gotong royong melalui pembelajaran PKn
untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan ?
2. Apakah pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe jigsaw
untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan mampu meningkatkan sikap
gotong royong ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26. 7
7
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menggambarkan dan mengetahui gambaran pelaksanaan model
cooperative learning tipe jigsaw dalam rangka meningkatkan sikap gotong
royong melalui pembelajaran PKn untuk siswa kelas II di SD Negeri
Nanggulan.
2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap gotong royong melalui
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe
jigsaw untuk siswa kelas II di SD Negeri Nanggulan.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Siswa mampu memahami makna dan manfaat dari membiasakan
hidup bergotong royong.
b. Siswa menjadi tertarik dan senang untuk bergotong royong.
c. Siswa mampu melaksanakan sikap gotong royong dalam
kehidupan sehari-hari
2. Bagi Guru
a. Guru mampu memperbaiki model pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw yang lebih sempurna pada mata pelajaran
yang lainnya.
b. Guru mampu meningkatkan profesionalitasnya dalam
pembelajaran menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran yang interaktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27. 8
8
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah mampu mengetahui dan selanjutnya
mengimplementasikan pentingnya sikap gotong royong dalam
kehidupan.
b. Sekolah mampu meningkatkan mutu pendidikan dengan
pelaksanaan metode pembelajaran yang interaktif.
4. Bagi Dunia Pendidikan
a. Pendidikan Kewarganegaraan dalam dunia pendidikan di
Indonesia ternyata masih perlu beberapa perbaikan dalam segi
pelaksanaan pembelajarannya karena kebanyakan masih berhenti
pada taraf pengetahuan siswa saja.
b. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan secara universal supaya
setiap warga negara mampu mengembangkan sikap gotong
royong sehingga mampu bertahan dari pengaruh negatif era
globalisasi.
1.6 Definisi Operasional
1. Sikap adalah suatu sistem berbentuk kaitan antara kognisi, afeksi, dan
konasi seseorang saat merespon rangsangan/stimulus dari objek tertentu.
2. Gotong royong adalah suatu kegiatan dalam bentuk kerjasama antar
individu atau kelompok di dalam kehidupan untuk mencapai tujuan yang
sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28. 9
9
3. Model cooperative learning tipe jigsaw adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa melakukan kegiatan
belajar dengan cara bekerjasama dengan siswa lain untuk mencapai
tujuan yang sama seperti asas gotong royong.
4. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mengingatkan
akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara dan
setiap hal yang dikerjakan harus dengan tujuan dan cita-cita bangsa yaitu
Pancasila dan UUD 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29. 10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Sikap
2.1.1.1 Pengertian Sikap
Menurut Gerungan (dalam Mintosih, 1997: 56) Sikap selalu berkenaan
dengan objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap
perasaan, dan itu memberi kecenderungan kepada seseorang untuk
bertindak/berbuat sesuai dengan sikapnya terhadap suatu objek sikap
Pendapat lain mengatakan, sikap adalah suatu respons/reaksi individual
yang timbul apabila individu dihadapkan pada suatu rangsangan/stimulus (Azwar,
2005:15).
Sedangkan Krech (1996: 6) mengatakan manakala seseorang berkembang,
maka kognisinya, perasaannya, dan kecenderungan tindakannya dalam kaitannya
dengan berbagai objek dalam dunianya akan terus menjadi sistem-sistem yang
terus ada (kekal) atau disebut sikap.
Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah sebuah sistem yang terdiri dari
aspek kognitif, perasaan, dan tindakan seseorang sebagai respon yang timbul
apabila dihadapkan pada suatu rangsangan/stimulus objek tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30. 11
11
2.1.1.2 Struktur Sikap
Breckler, Kats, Stotland, dan Rajecki (dalam Azwar, 2005: 24)
menyatakan sikap merupakan suatu reaksi komponen kognitif, afektif, dan konatif
individu terhadap suatu objek sikap dan Azwar menjabarkannya sebagai berikut :
1. Aspek Kognitif
Komponen kognitif merupakan keadaan sikap yang diwakili oleh
kepercayaan individu pemilik sikap terhadap suatu objek sikap.
2. Aspek Afektif
Komponen afektif merupakan keadaan sikap yang menyangkut masalah
emosional subjektif individu terhadap suatu objek sikap.
3. Aspek Konatif
Komponen konatif merupakan keadaan sikap yang menunjukkan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
seseorang terhadap objek sikap.
Terdapat pendapat lain dari Krech (1996: 6) yang menyatakan bahwa
sikap sebagai suatu sistem yang menekankan adanya antar-kaitan dari tiga
komponen sikap antara lain :
1. Aspek Kognitif dalam suatu sikap terdiri dari keyakinan seseorang mengenai
objek sikap.
2. Aspek Perasaan dalam suatu sikap berkenaan dengan emosi yang berkaitan
dengan objek sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31. 12
12
3. Aspek Kecenderungan Tindakan dalam suatu sikap mencakup semua
kesiapan perilaku yang berkaitan dengan sikap.
Dari pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa sikap memiliki tiga aspek
penting sebagai penyusunnya yaitu pemahaman dan perasaan yang akan
dicerminkan lewat tindakan seseorang.
2.1.2 Gotong Royong
2.1.2.1 Pengertian Gotong Royong
Menurut Purna (1996: 53) gotong royong merupakan suatu bentuk kerja
sama guna mencapai tujuan tertentu dengan asas timbal balik yang menciptakan
adanya ketentuan sosial dalam masyarakat.
Menurut Subadi (2009: 18) gotong royong (cooperation) dikatakan
sebagai suatu interaksi (hubungan timbal balik) dari dan oleh dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan yang sama.
Dari pendapat tersebut, mampu disimpulkan bahwa gotong royong adalah
suatu bentuk interaksi (hubungan timbal balik) sosial melalui kegiatan kerjasama
yang dilakukan oleh individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok guna mencapai suatu tujuan atau cita-cita yang ingin
dicapai bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32. 13
13
2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan
2.1.3.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (dalam Winarno, 2013:18)
Pendidikan Kewarganegaraan diartikan sebagai mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Menurut Aryani (2010: 42) Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memiliki tujuan utama mengembangkan pengetahuan (knowledge),
sikap (attitude), dan keterampilan (skill) sehingga siswa menjadi warga negara
yang baik, melalui pengalaman belajar yang dipilih dan diorganisasikan atas dasa
konsep-konsep ilmu politik.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD)
yang berfungsi sebagai wahana pembentukan warga negara yang baik dengan cara
berfokus pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik
sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.
2.1.3.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Aryani (2010: 52) tujuan dari materi pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2006 adalah peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33. 14
14
1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Mampu berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta anti-korupsi.
3. Mampu berkembang secara positif dan demokratis guna membentuk
pribadi berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Mampu berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
2.1.3.3 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan
Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu sebagai wahana atau sarana
untuk membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter, yang setia
kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.
(Aryani, 2010: 116).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34. 15
15
2.1.4 Cooperative Learning tipe Jigsaw
2.1.4.1 Pengertian Cooperative Learning
Cooperative learning menurut Parker adalah suasana aktivitas
pembelajaran di mana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok
untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. (dalam Huda,
2012: 29)
Slavin (dalam Isjoni, 2013: 23) menyebutkan bahwa pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning merupakan model pembelajaran dimana
sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6
orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam
belajar.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Di dalam model cooperative learning, menurut Bennet (dalam Isjoni,
2013: 60) terdapat lima unsur dasar yang tidak mampu dipisahkan satu dengan
yang lainnya karena sangat mempengaruhi kesuksesan dari cooperative learning
itu sendiri. Unsur-unsur dasar ini membedakan cooperative learning dari kerja
kelompok biasa :
1. Positive interdependence
Hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang
sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan
seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35. 16
16
2. Interaction face to face
Terjadinya interaksi antar siswa secara langsung tanpa adanya
perantara sehingga terjadi hubungan timbal balik yang bersifat positif.
3. Adanya tanggung jawab pribadi
Dengan setiap siswa bertanggung jawab atas materi yang
didapatkannya maka siswa termotivasi untuk membantu teman
kelompoknya.
4. Membutuhkan keluwesan
Menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan
kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.
5. Proses kelompok
Siswa belajar keterampilan bekerja sama karena merupakan
keterampilan yang penting.
Sedangkan, Huda (2012: 46) menyatakan bahwa ada lima elemen dasar
yang membuat pembelajaran kooperatif lebih produktif dibandingkan dengan
pembelajaran kopetitid dan individual yaitu :
1. Interpedensi positif (positive interpedence)
Muncul ketika siswa merasa bahwa mereka terhubung dengan
semua anggota kelompoknya, bahwa mereka tidak akan sukses
mengerjakan tugas tertentu jika ada anggota lain yang tidak berhasil
mengerjakannya (begitu pula sebaliknya).
2. Interaksi promotif (promotive interraction)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36. 17
17
Suatu interaksi dalam kelompok di mana setiap anggota saling
mendorong dan membantu anggota lain dalam usaha bersama untuk
mencapai, menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan
bersama.
3. Akuntabilitas individu (individual accountability)
Setiap orang memang harus mengerjakan setiap tugas yang
menjadi tanggung jawabnya. Performa setiap anggota dinilai dan hasilnya
diberikan kembali kepada mereka dan kelompoknya. Dari hasil inilah,
setiap siswa dapat berefkelsi untuk meningkatkan performanya supaya
mampu berkontribusi maksimal untuk kelompoknya masing-masing.
4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil (interpersonal and small-
group skill)
Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil tidak bisa begitu
saja muncul ketika dibutuhkan, namun siswa harus diajari keterampilan
sosial untuk bekerjasama secara efektif dalam kelompok sehingga
terwujud suasana pembelajaran yang produktif.
5. Pemrosesan kelompok (group processing)
Kerja kelompok yang efektif biasanya dipengaruhi oleh sejauh
mana kelompok tersebut merefleksikan proses kerja sama mereka.
Dari pendapat tersebut, disimpulkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
terdapat lima elemen penting yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
lainnya karena merupakan suatu kesatuan pembelajaran kooperatif itu sendiri
yaitu (1) bergotong royong/hubungan timbal balik, (2) interaksi antar individu, (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37. 18
18
tanggung jawab pribadi, (4) menciptakan hubungan yang baik serta kerukunan
antar pribadi, dan (5) peningkatan keterampilan bekerja sama (gotong royong).
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai macam model seperti
STAD (Student Team-Achievement Divisions), TGT (Teams-Games-
Tournaments), Jigsaw, dan masih banyak lagi. Peneliti memutuskan untuk
menggunakan Jigsaw dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan alasan
bahwa metode Jigsaw mampu meningkatkan keterampilan hidup bergotong
royong menurut Jhonson & F. Jhonson (dalam Rusman, 2013: 219).
2.1.4.2 Pengertian Cooperative Learning tipe Jigsaw
Model cooperative learning tipe jigsaw dikembangkan pertama kali oleh
Aronson (1975). Metode ini selanjutnya diadopsi dan dimodifikasi kembali
sehingga memiliki dua versi tambahan yaitu Jigsaw II yang dikembangkan oleh
Slavin pada tahun 1989 dan Jigsaw III yang dikembangkan oleh Kagan pada
tahun 1990. (Huda, 2012: 120)
Rusman (2013: 218) mengatakan bahwa model cooperative learning tipe
jigsaw adalah sebuah model pembelajaran yang menitik beratkan pada kerja
kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.
Sedangkan Johnson (dalam Hosnan, 2014: 249) menyatakan bahwa
cooperative learning tipe jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil,
siswa belajar dan bekerja sama sampai pada pengalaman belajar yang maksimal,
baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38. 19
19
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model cooperative
learning tipe jigsaw adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa berada dalam
kelompok-kelompok kecil dan mereka saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
kelompok.
Perbedaan antara tipe Jigsaw 1 (Aronson, 1975), Jigsaw II (Slavin, 1989),
dan Jigsaw III (Kagan, 1990) menurut Huda (2012: 118-122) adalah :
1. Pada Jigsaw I tidak ada reward (penghargaan) bagi kelompok dengan
nilai tertinggi dalam hasil tugas yang diberikan guru. Tidak ada sistem
kelompok asal dan kelompok ahli.
2. Pada Jigsaw II diberikan reward (penghargaan) bagi kelompok dan
anggotanya yang unggul. Menerapkan sistem kelompok asal dan
kelompok ahli.
3. Jigsaw III khusus digunakan pada kelas bilingual (kelas dua bahasa) yaitu
bahasa nasional dan bahasa Inggris. Langkah-langkah pembelajarannya
sama dengan Jigsaw I dan II, namun siswa harus mahir berbahasa Inggris.
Peneliti menggunakan tipe Jigsaw II karena dengan adanya reward
(penghargaan) kepada anggota dan kelompok, maka mereka akan merasa
diapresiasi dan dihormati atas usahanya selama ini. Peneliti juga berharap mereka
untuk berkomitmen dalam belajar, antusiasme untuk bekerja dalam kelompok
kooperatif, dan rasa kebersamaan mereka untuk bekerja sama dapat meningkat
secara berkelanjutan. Menurut Slavin (2005: 245) menambahkan kelebihan
Jigsaw II yaitu semua siswa membaca semua materi, yang akan membuat konsep-
konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah untuk dipahami karena subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39. 20
20
penelitian masih termasuk siswa kelas bawah sehingga Jigsaw II sangat tepat
digunakan di kelas II. Ditambah lagi dengan adanya sistem kelompok asal dan
kelompok ahli pada Jigsaw II, maka siswa kan lebih bertanggung jawab akan
materi yang didapatkannya. Peneliti tidak memilih Jigsaw III karena kelas yang
digunakan dalam penelitian ini bukanlah kelas bilingual.
2.1.4.3 Manfaat Cooperative Learning tipe Jigsaw
Jhonson & F. Jhonson (dalam Rusman, 2013: 219) melakukan studi
penelitian tentang manfaat pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan
memperoleh hasil positif dari penerapan Jigsaw dalam pembelajaran terhadap
perkembangan siswa. Manfaat positif tersebut antara lain :
1. Meningkatkan hasil balajar siswa.
2. Meningkatkan daya ingat.
3. Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi.
4. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu).
5. Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen.
6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah.
7. Meningkatkan sikap positif tehadap guru.
8. Meningkatkan harga diri anak.
9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif.
10. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40. 21
21
2.1.4.4 Langkah Cooperative Learning tipe Jigsaw II
Peneliti menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw II dengan
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut (Hosnan, 2014) :
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
2. Siswa dikelompokkan ke dalam 4-6 anggota tim (kelompok asal).
3. Guru memberikan informasi materi yang sama.
4. Setiap orang di dalam tim diberikan bagian materi tugas yang berbeda.
5. Setiap orang di dalam tim diberikan bagian materi yang ditugaskan.
6. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ subbab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan subbab mereka.
7. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh.
8. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
9. Guru memberikan evaluasi.
10. Guru memberikan penghargaan
Langkah-langkah Jigsaw II juga dideskripsikan oleh Huda (2012: 118)
yang dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Siswa masuk ke dalam kelompok asal.
2. Setiap kelompok asal disajikan informasi yang sama.
3. Salah satu siswa ditunjuk untuk masuk ke dalam kelompok ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41. 22
22
4. Dalam kelompok ahli, setiap anggota saling berdiskusi untuk memahami
lebih detail tentang informasi tersebut.
5. Setelah itu, siswa kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan topik
yang lebih spesifik dari informasi tersebut kepada anggota kelompoknya.
6. Adanya uji secara individu maupun kelompok untuk menilai skor per
kelompok.
7. Pemberian penghargaan (reward) pada kelompok yang nilainya tinggi
untuk memotivasi dalam belajar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa langkah pembelajaran Jigsaw II berfokus
pengembangan gotong royong karena ketikga indikator gotong royong yaitu (1)
tolong menolong, (2) saling berbagi, dan (3) hidup rukun terlihat pada sistem
kelompok asal dan kelompok ahli dimana siswa belajar bekerja sama pada
kelompok ahli, belajar saling berbagi pengetahuan dalam kelompok asal, dan
belajar rukun saat berada di kelompok asal maupun kelompok ahli.
2.2 Penelitian-Penelitian yang Relevan
1. Abidin (2013) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Jigsaw
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dalam Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas
IV SDN 03 Bangsri Karangpandan Tahun Pelajaran 2012/2013”. Kesimpulan
penelitian ini bahwa penerapan strategi Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV SDN 03 Bangsri
tahun pelajaran 2012/2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42. 23
23
2. Frenni, Abdussamad & Sabri (2014) melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran PPKn
Menggunakan Model Kooperatif Di Kelas IV SD”. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa penggunaan model kooperatif dapat meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik kelas IV SD dalam pembelajaran PPKn.
3. Herniwati (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Menanamkan Nilai
Nasionalisme melalui pembelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan PTK
pada Siswa Kelas VI SDN 88 Perumnas UNIB Bentiring”. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa melalui pelaksanaan pembelajaran PKn PTK dapat
menanamkan nilai Nasionalisme pada siswa kelas VI SDN 88 Perumnas
UNIB Bentiring.
4. Erviana, Suwarto, & Daryanto (2013) melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar PKn Tentang Kebebasan Berorganisasi Melalui
Model Problem Based Learning”. Dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn
tentang kebebasan berorganisasi pada kelas V SDN II Lumbungkerep,
Wonosari, Klaten tahun ajaran 2011/2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43. 24
24
Gambar 2.2 Diagram Penelitian yang Relevan
Dari keempat contoh penelitian relevan di atas, peneliti melakukan
penelitian yang berjudul “Peningkatan Sikap Gotong Royong melalui Pelaksanaan
modelcoopertive learning tipe jigsaw untuk Siswa Kelas II di SD Negeri
Nanggulan”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya
karena memiliki kekhususan guna meningkatkan sikap gotong royong peserta
didik.
Nila Erviana,
Suwarto, & Joko
Daryanto (2013)
“Peningkatan
Hasil Belajar
PKn Tentang
Kebebasan
Berorganisasi
Melalui Model
Problem Based
Learning”
Herniwati (2011)
“Menanamkan Nilai
Nasionalisme melalui
Pembelajaran Pendidikan dan
Kewarganegaraan PTK pada
Siswa Kelas VI SDN 88
Perumnas UNIB Bentiring”.
N. Zaenal Abidin
(2013)
“Penerapan
Strategi Jigsaw
Untuk
Meningkatkan
Aktivitas Dalam
Pembelajaran PKn
Pada Siswa Kelas
IV SDN 03
Bangsri
Karangpandan
Tahun Pelajaran
2012/2013”
Filipus Frenni, Abdussamad
& Tahmid Sabri (2014)
“Peningkatan Aktivitas
Peserta Didik Dalam
Pembelajaran PPKn
Menggunakan Model
Kooperatif Di Kelas IV SD”.
MODELPEMBELAJARAN
BERKELOMPOK
PEMBELAJARANPKN
PENINGKATAN SIKAP GOTONG ROYONG
MELALUI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PKn DENGAN MODEL COOPERATIVE
LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK SISWA KELAS
II DI SD NEGERI NANGGULAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44. 25
25
2.3 Kerangka Berpikir
Sikap gotong royong siswa dapat dikembangkan melalui pembelajaran
PKn karena tujuan utama PKn salah satunya guna mengembangkan sikap
(attitude). Pengembangan pemahaman siswa akan makna dan manfaat bergotong
royong melalui pembelajaran PKn akan membuat siswa tertarik, senang, dan
peduli untuk melaksanakan hidup bergotong royong. Ditambah lagi dengan materi
Membiasakan Hidup Bergotong Royong yang digunakan untuk Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada semester ganjil PKn akan membantu
proses pemahaman siswa akan makna dan manfaat bergotong royong sehingga
pembelajaran lebih efektif.
Penggunaan model cooperative learning tipe jigsaw akan
mengembangkan keterampilan hidup bergotong royong siswa melalui praktik
nyata dalam proses pembelajaran PKn sehingga harapkan mampu menjadi media
penyampaian materi gotong royong yang akan diajarkan dan tidak hanya akan
berfokus pada pemberian ilmu pengetahuan taraf kognitif saja, namun juga dapat
membuat siswa tertarik untuk melaksanakan gotong royong.
2.4 Hipotesis Tindakan
1. Pelaksanaan model cooperative learning tipe jigsaw di SDN Nanggulan
dilakukan dengan tahap-tahap menyampaikan tujuan, memotivasi
siswa, menyajikan informasi ,mengorganisasikan dalam kelompok,
membimbing, mengevaluasi dan memberikan penghargaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45. 26
26
2. Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe
jigsaw di SDN Nanggulan mampu meningkatan sikap gotong royong
siswa kelas II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46. 27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas
(PTK). Menurut Kemmis (dalam Sanjaya, 2011: 24) penelitian tindakan kelas
adalah suatu bentukpenelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti
dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.
Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat
reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan sistem pembelajaran, metode pembelajaran, proses
pembelajaran, isi pembelajaran, kompetensi pembelajaran, dan situasi
pembelajaran yang lebih baik (Arikunto, 2014:104).
Sedangkan menurut Aqib (2007: 13) penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di
dalam sebuah kelas.
Tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan
dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar
mengajar. Manfaat yang dapat dirah dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
antara lain mencakup inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum ditingkat
regional/nasional, dan peningkatan profesionalisme pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47. 28
Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart (Muslich, 2012)
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester (ganjil) satu T.A.
2015/2016. Di SD Negeri Nanggulan yang beralamat di Nanggulan,
Maguwoharjo, Depok, Sleman, D. I. Yogyakarta. Kode pos 55282.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas II B SD N Nanggulan yang
berjumlah 31 siswa. Siswa laki-laki di kelas sebanyak 18 orang, sedangkan
siswa perempuan sebanyak 13 siswa.
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Observasi
Perbaikan
Perencanaan
Tindakan
ObservasiRefleksi
SIKLUS 1
SIKLUS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48. 29
3.2.3 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah peningkatan sikap gotong royong melalui
pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model cooperative learning tipe
jigsaw.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015 dan 24
Agustus 2015. Sedangkan siklus II dilakukan pada tanggal 31 Agustus
2015 dan 07 September 2015.
3.3 Desain Penelitian
3.3.1 Persiapan Pra Penelitian
Langkah awal sebelum melaksanakan PTK adalah melakukan persiapan
terlebih dahulu antara lain :
1. Peneliti memohon izin kepada kepala SDN Nanggulan untuk melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut.
2. Peneliti melakukan observasi ke kelas II pada minggu pertama semester
ganjil untuk memperoleh gambaran awal pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas khususnya mengenai pembelajaran PKn beserta karakteristik
siswanya.
3. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas I untuk mengetahui
karakteristik siswa dalam sikap gotong royong yang dimilikinya sebagai
gambaran awal untuk melakukan penelitian di kelas II supaya lebih mudah.
4. Peneliti mengumpulkan dokumen berupa daftar nama siswa kelas II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49. 30
5. Peneliti mewawancarai guru kelas II untuk mengetahui karakteristik dan
sikap gotong royong siswa pada awal sebelum pembelajaran.
6. Peneliti mengidentifikasi masalah yang terdapat di kelas II.
7. Peneliti membuat rumusan masalah dari hasil identifikasi masalah.
8. Peneliti menyususn rencana penelitian yang akan dilakukan pada setiap
siklus.
9. Peneliti membuat gambaran awal mengenai sikap gotong royong siswa
kelas II SDN Nanggulan.
10. Karena penelitian ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) maka kita perlu untuk mempelajari Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), dan materi pokok
11. Peneliti membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
kerja siswa (LKS), dan instrument penelitian.
12. Peneliti menyiapkan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang akan
digunakan dalam pembelajaran di kelas II.
3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus
3.3.2.1 Siklus I
Siklus pertama dilakukan setelah peneliti mengetahui sejauh mana tingkat
sikap gotong royong siswa melalui hasil kondisi awal, observasi, dan wawancara.
Siklus pertama dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung
selama 2 JP, 1 JP berlangsung selama 35 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50. 31
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sebeleum melaksanakan penelitian meliputi :
a. Menentukan SK dan KD terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu pada :
Standar Kompetensi (SK) :
1. Membiasakan hidup bergotong royong
Kompetensi Dasar (KD) :
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di
rumah dan di sekolah
b. Mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP
yang sesuai dengan model Cooperative Learning tipe Jigsaw.
c. Membuat soal evaluasi beserta kunci jawaban dan membuat pedoman
penilaian.
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan model
Cooperative Learning tipe Jigsaw.
e. Menyusun lembar observasi pembelajaran.
Pada siklus 1 pertemuan pertama pembelajaran akan difokuskan pada
materi mengenal pengertian dan pentingnya gotong royong beserta kegiatan yang
ada di dalam gotong royong yaitu hidup rukun, saling berbagi dan tolong
menolong. Pertemuan kedua pembelajaran akan difokuskan pada contoh kegiatan
yang mencerminkan gotong royong beserta manfaat apabila dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51. 32
2. Tindakan
a. Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberi salam kepada siswa
b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
c) Guru melakukan presensi siswa
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
e) Guru memotivasi siswa
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama lagu “Oh Ibu dan
Ayah”
b) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan video
pembelajaran tentang tolong menolong, hidup rukun, dan saling
berbagi.
c) Guru menjelaskan pengertian tolong menolong, hidup rukun, dan
saling berbagi.
d) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan
ataupun PPT.
e) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompok asal), setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen.
f) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama.
g) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52. 33
h) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab
yang mereka dapatkan.
i) Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari
kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari
campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari
campuran 5 kelompok asal.
j) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota
kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu
kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
k) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal,
setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
l) Presentasi dilakukan di depan kelas dengan pengawasan dari guru,
para siswa kelompok ahli saling membantu dalam proses presentasi.
m)Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan
evaluasi.
n) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk
tangan.
o) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
p) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
q) Guru mengumpulkan jawaban siswa.
3) Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53. 34
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah
mereka pelajari
b) Guru meminta siswa membuat refleksi tentang pembelajaran yang
telah mereka laksanakan
c) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
b. Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberi salam kepada siswa
b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
c) Guru melakukan presensi siswa
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
e) Guru memotivasi siswa
2) Kegiatan Inti
a) Guru bertanya kepada siswa, “apakah kalian pernah menolong teman
sekelas kalian?”
b) Siswa menjawab pertanyaan guru dengan berbaga jawaban yang
berbeda-beda
c) Guru bertanya kepada siswa tentang apa saja yang merupakan
kegiatan yang baik dan mencerminkan hidup rukun, saling berbagi,
dan tolong menolong dalam kehidupan.
d) Guru memberikan contoh kegiatan yang baik dan mencerminkan
hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong dalam kehidupan
lewat video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54. 35
e) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan
ataupun PPT.
f) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompo asal), setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen dan kelompok ini
berbeda dengan kelompok pada pertemuan pertama (diacak lagi).
g) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama.
h) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya.
i) Setiap 2 siswa yang memperoleh materi sama pada setiap tim
berkumpul ke dalam kelompok baru (kelompok ahli) yang sesuai
dengan bidang/materi yang didapat untuk mendiskusikan subbab
mereka.
j) Dalam setiap kelompok ahli, guru membagikan 9 buah gambar pada
setiap kelompok ahli berupa :
k) Setiap setiap kelompok ahli memasukkan gambar pada kotak yang
sesuai.
l) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab
yang mereka dapatkan.
m)Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari
kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari
campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari
campuran 5 kelompok asal.
n) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota
kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55. 36
kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
o) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal,
setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
p) Presentasi dilakukan di depan kelas dengan pengawasan dari guru,
para siswa kelompok ahli saling membantu dalam proses presentasi.
q) Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan
evaluasi.
r) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk
tangan.
s) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
t) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
u) Guru mengumpulkan jawaban siswa.
3) Penutup
a) Guru melakukan evaluasi kepada siswa secara individu maupun
kelompok.
b) Guru memberikan penghargaan kepada setiap individu dan kelompok.
c) Guru dan siswa merangkum dan meringkas materi pembelajaran
d) Berdoa bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56. 37
3. Observasi
Peneliti akan dibantu oleh satu orang mahasiswa yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung dan mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama
proses belajar mengajar berlangsung. Penyebaran kuesioner dilakukan setelah
pertemuan kedua selesai siklus I.
4. Refleksi
Peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau
hambatan dan kejadian khusus yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung di dalam kelas. Refleksi ini akan dijadikan acuan untuk perbaikan
proses pembelajaran pada siklus II agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan
baik dan memperoleh kompetensi yang diinginkan nantinya.
3.3.2.2 Siklus II
Siklus kedua dilakukan setelah peneliti mengetahui sejauh mana tingkat
sikap gotong royong siswa melalui hasil siklus 1, kondisi awal, observasi, dan
wawancara. Siklus kedua dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan
berlangsung selama 2 JP, 1 JP berlangsung selama 35 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57. 38
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sebeleum melaksanakan penelitian meliputi :
a. Menentukan SK dan KD terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu pada :
Standar Kompetensi (SK) :
2. Membiasakan hidup bergotong royong
Kompetensi Dasar (KD) :
2.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong
menolong
2.2 Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di
rumah dan di sekolah
b. Mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran seperti silabus dan
RPP yang sesuai dengan model cooperative learning tipe jigsaw.
c. Membuat soal evaluasi beserta kunci jawaban dan membuat pedoman
penilaian.
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan model
cooperative learning tipe jigsaw.
e. Menyususn lembar observasi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58. 39
Pada siklus 2 pertemuan pertama pembelajaran akan difokuskan pada
materi contoh kegiatan yang tidak mencerminkan gotong royong beserta
akibatnya. Pertemuan kedua pembelajaran akan difokuskan pada pembahasan
ulang materi sebelumnya dan membuat jadwal pelaksanaan kegiatan gotong
royong oleh siswa untuk dilaksanakan.
3. Tindakan
a. Pertemuan I
1) Kegiatan Awal
a) Doa dan salam pembuka
b) Guru memberi salam kepada siswa
c) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
d) Guru mengabsensi siswa
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f) Guru memotivasi siswa
2) Kegiatan Inti
a) Guru bertanya kepada siswa tentang apa saja yang merupakan
kegiatan yang mencerminkan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong
menolong dalam kehidupan.
b) Guru memberikan contoh kegiatan hidup rukun, saling berbagi, dan
tolong menolong dalam kehidupan lewat video dan contoh yang tidak
mencerminkan (hal negatif) hidup rukun, saling berbagi, dan tolong
menolong dalam kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59. 40
c) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan
ataupun PPT.
d) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompo asal), setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen dan kelompok ini
berbeda dengan kelompok pada pertemuan kedua (diacak lagi).
e) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok diberikan materi yang sama.
g) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompoknya.
h) Setiap 2 siswa yang memperoleh materi sama pada setiap tim
berkumpul ke dalam kelompok baru (kelompok ahli) yang sesuai
dengan bidang/materi yang didapat untuk mendiskusikan subbab
mereka.
i) Dalam setiap kelompok ahli, guru membagikan 6 buah gambar
kegiatan sesuai subbab yang didapatkan.
j) Guru menyiapkan 2 kotak pada setiap kelompok ahli :
k) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab
yang mereka dapatkan.
l) Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari
kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari
campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari
campuran 5 kelompok asal.
m)Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota
kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60. 41
kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
n) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal,
setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
o) Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan
evaluasi.
p) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk
tangan.
q) Guru menjelaskan akibat dari kegiatan yang tidak mencerminkan
hidup rukun, tolong menolong, dan saling berbagi.
r) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
s) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
t) Guru mengumpulkan jawaban siswa.
3) Penutup
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah
mereka pelajari
b) Guru meminta siswa membuat refleksi tentang pembelajaran yang
telah mereka laksanakan
c) Guru menutup pembelajaran dengan salam
b. Pertemuan II
1) Kegiatan Awal
a) Doa dan salam pembuka
b) Guru memberi salam kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61. 42
c) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa
d) Guru melakukan presensi siswa
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f) Guru memotivasi siswa
2) Kegiatan Inti
a) Guru bertanya kepada siswa, “siapa yang tadi pagi membantu
keluarga mengerjakan pekerjaan rumah ?”.
b) Siswa menjawab dengan berbagai jawaban
c) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan video
pembelajaran tentang pelaksanaan perilaku yang mencerminkan
tolong menolong, hidup rukun, dan saling berbagi.
d) Guru mengajak siswa mendalami materi tersebut lewat teks bacaan
ataupun PPT.
e) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok (kelompok asal), setiap
kelompok terdiri dari 6 siswa yang heterogen dan kelompok ini
berbeda dengan kelompok pada pertemuan ketiga (diacak lagi).
f) Di dalam kelompok asal, siswa mendapatkan materi tentang
pelaksanaan saling berbagi, hidup rukun, dan tolong menolong
melalui gambar dan video.
g) Setiap 2 siswa dalam 1 kelompok asal diberikan materi yang sama.
h) Setiap siswa memakai name tag sesuai dengan kelompok subbabnya.
i) Siswa masuk ke dalam kelompok ahli dan berdiskusi sesuai susbbab
yang mereka dapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62. 43
j) Ada kelompok hidup rukun yang terdiri dari 6 siswa campuran 5 dari
kelompok asal, ada kelompok saling berbagi sebanyak 6 siswa dari
campuran 5 kelompok asal, dan kelompok tolong menolong dari
campuran 5 kelompok asal.
k) Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, setiap anggota
kembali ke kelompok asal untuk bergantian mengajar teman satu
kelompok mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
l) Setelah kelompok siswa ahli selesai saling mengajar di kelompok asal,
setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.
m)Setelah sesuai dengan petunjuk selanjutnya guru memberikan
evaluasi.
n) Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja para siswa dengan tepuk
tangan.
o) Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
p) Siswa mengerjakan soal akhir yang diberikan oleh guru.
q) Guru mengumpulkan jawaban siswa.
3) Penutup
a) Guru melakukan evaluasi kepada siswa secara individu maupun
kelompok.
b) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah
mereka pelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63. 44
c) Guru meminta siswa membuat refleksi tentang pembelajaran yang
telah mereka laksanakan
d) Guru menutup pembelajaran dengan salam
4. Observasi
Peneliti akan dibantu oleh satu orang mahasiswa yang bertindak sebagai
pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung dan mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama
proses belajaran kemudian melaksanakan evaluasi untuk siklus II.
5. Refleksi
a. Peneliti bersama dengan observer melakukan identifikasi kesulitan atau
hambatan dari kejadian khusus yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung di kelas.
b. Membandingkan analisis di siklus I dan siklus II serta mampu mengambil
kesimpulan tentang ada atau tidaknya peningkatan sikap gotong royong
siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran PKn menggunakan model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64. 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Wawancara
Menurut Denzin (dalam Wiriaatmadja, 2005: 117) wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang
dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang
perlu.
Sedangkan menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005: 117) wawancara
merupakan suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari
sudut pandang yang lain.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara
terstruktur. Menurut Wiriaatmadja (2005: 118) dalam wawancara terstruktur,
peneliti sebagai pewawancara menyusun pertanyaan terlebih dahulu sesuai dengan
topik yang akan ditanyakan kepada narasumber.
Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada narasumber yaitu guru kelas I dan siswa kelas II. Pertanyaan
yang dibuat peneliti mengacu pada pertanyaan tentang sikap gotong royong yang
dimiliki olah siswa kelas II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65. 46
3.4.2 Observasi
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja: 2005: 104) obsevasi adalah
tindakan yang merupakan penafsiran dari teori.
Pada penelitian ini digunakan teknik observasi terstruktur. Menurut
Wiriaatmadja (2005: 114) observasi terstruktur adalah observasi yang dilakukan
dengan membuat kriteria apa yang akan diobservasi sehingga hanya kriteria
tersebutlah yang akan diobservasi. Selanjutnya hasil peneliti hanya tinggal
menghitung hasil observasi.
Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung dan
melihat sikap positif siswa terhadap gotong royong dengan mengacu pada
indikator sikap gotong royong yaitu hidup rukun, saling berbagi, dan tolong
menolong sebagai tolak ukur sikap positif gotong royong yang dimiliki siswa
kelas II.
3.4.3 Kuesioner (Angket)
Menurut Masidjo (1995: 70) kuesioner/angket adalah suatu daftar
pertanyaan tertulis dan terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden
tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Kuesioner pada penelitian ini
menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disusun sedemikian rupa,
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang disediakan menurut (Masidjo,
1995). Pada penelitian ini yang diukur adalah tinggi atau rendahnya sikap gotong
royong sehingga pilihan jawaban menggunakan skala likert sebagai teknik
pengukuran sikap gotong royong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66. 47
Menurut Sukardi (2003: 146) Skala Likert adalah skala yang telah banyak
digunakan para peneliti untuk mengukur persepsi atau sikap seseorang. Kuesioner
skala sikap diisi oleh siswa kelas II sebanyak 3 kali yaitu pada saat sebelum
dilakukan tindakan guna mendapatkan data tinggi rendahnya sikap siswa pada
kondisi awal dan setelah dilakukannya tindakan siklus 1 dan siklus 2. Responden
dihadapkan pada pilihan jawaban skala likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) pada setiap pernyataan baik
favourable maupun unfavourable disamping pernyataan untuk dipilih responden
sebagai bentuk sikap mereka.
Tabel 3.1 Skala Likert
Alternatif
Jawaban
Skor
Favourable Unfavourable
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tudak Setuju (STS) 1 5
Untuk pilihan jawaban cukup setuju (CS) dalam penelitian ini tidak
diikutsertakan karena responden akan cenderung memilih pilihan jawaban
tersebut sehingga hasil skala sikap menjadi kurang variatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67. 48
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru kelas I untuk mengetahui kondisi awal
siswa dan ke guru II untuk mengetahui kondisi akhir siswa. Berikut adalah
pendoman wawancara guru terkait sikap gotong royong siswa kelas II :
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
Indikator Deskriptor Jawaban
Sikap gotong
royong melalui
hidup rukun
Apakah siswa selalu terlihat rukun di
kelas ?
Sikap gotong
royong melalui
saling berbagi
Apakah para siswa selalu berbagi
dengan teman ?
Sikap gotong
royong melalui
tolong
menolong
Apakah siswa selalu menolong teman
sekelas mereka saat tugas piket kelas ?
3.5.2 Lembar Observasi
Peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap sikap gotong
royong siswa saat pembelajaran berlangsung dan lembar pengamatan terhadap
pelaksanaan cooperative learning tipe jigsaw II yang dilaksanakan yang nantinya
akan digabung menjadi 1 lembar observasi keseluruhan. lembar observasinya
seperti berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68. 49
Tabel 3.3 Lembar Observasi Sikap Gotong Royong Siswa
No.
Indikator Gotong
Royong
Aspek yang diamati
Deskripsi Hasil
Pengamatan
1.
Tolong menolong
(melihat indikator
materi gotong royong
PKN kelas II)
Siswa bekerjasama dan
saling tolong menolong di
dalam kelompok saat
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
2.
Saling berbagi
(melihat indikator
materi gotong royong
PKN kelas II)
Siswa saling berbagi
pengetahuan yang didapatkan
saat berada di dalam
kelompok.
3.
Hidup rukun (melihat
indikator materi
gotong royong PKN
kelas II)
Siswa terlihat rukun dengan
teman satu kelompok saat
mengerjakan tugas dari guru.
Tabel 3.4 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II
No. Indikator Jigsaw II Aspek yang diamati
Deskripsi Hasil
Pengamatan
2.
Langkah-langkah
Jigsaw II menurut
Hosnan (2014: 240)
Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah metode
pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw II
3.5.3 Lembar Kuesioner
Lembar kuesioner dalam penelitian ini berupa cheklist. Pernyataan dalam
kuesioner dibedakan menjadi dua jenis yaitu pernyataan favourable (yang
diharapkan disetujui oleh siswa) dan pernyataan unfavourable (pernyataan yang
diharapkan tidak disetujui oleh siswa) Kisi-kisi kuesioner dikembangkan
berdasarkan tiga komponen sikap berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69. 50
Tabel 3.5 Indikator Aitem Pernyataan Kuesioner
Komponen
Sikap
No
aitem
Favorable
No
aitem
Unfavorable
Kognitif
(pemahaman)
17.
Saya tahu bahwa
mengambil buah milik
tetangga tanpa izin itu
tidak baik
18.
Saya menganggap jika
kerja bakti itu
membuang waktu dan
tenaga
21.
Saya menganggap semua
teman-temanku baik
25.
Saya tahu bahwa
keluargaku sayang pada
anak-anaknya
9.
Saya menyadari bahwa
membantu
membersihkan rumah
itu merepotkan
46.
Saya menganggap semua
anggota keluarga saya
adalah orang yang baik
47.
Saya harus menghormati
bapak dan ibu guru
32.
Saya tahu jika
menolong tetangga
yang terkena musibah
itu merepotkan
5.
Saya berpikir jika
membagi bekal makanan
pada teman adalah hal
yang baik dilakukan
10.
Saya tahu bahwa
membantu mencuci
piring dapat
meringankan pekerjaan
31.
Saya berpikir bahwa
memberikan baju bekas
kepada korban bencana
adalah perbuatan
merugikan
36.
Saya tahu jika menolong
tetangga yang
mengalami musibah itu
baik
38.
Saya tahu jika menolong
teman yang kesulitan
dalam belajar itu baik 43.
Saya tahu jika
menolong teman yang
kesulitan belajar itu
merepotkan
Komponen
Sikap
No
aitem
Favorable
No
aitem
Unfavorable
Afektif
(penghayatan)
15.
Saya senang memiliki
banyak teman
16.
Saya hanya memilih
teman yang agamanya
sama dengan saya19.
Saya senang berbagi
makanan dengan
tetangga saya
24.
Saya selalu bahagia jika
berkumpul bersama
seluruh keluarga
6.
Saya akan
menghabiskan permen
kesukaan yang saya
miliki sendirian
7.
Saya ingin meminjamkan
pompa sepeda kepada
tetangga yang
membutuhkan
8.
Saya ingin memberikan
baju bekas kepada
korban bencana alam
40.
Saya merasa rugi
ketika meminjamkan
alat tulis pada teman
29. Saya merasa senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70. 51
ketika menonton televisi
bersama-sama dengan
keluarga
1.
Saya senang
meminjamkan alat tulis
pada teman
11.
Saya ingin menolong
teman yang kesulitan
mencontek saat
ulangan
2.
Saya harus menolong
anggota keluarga yang
membutuhkan bantuan.
42.
Saya merasa senang jika
bisa menolong keluarga
mencuci piring saat
kerepotan
27.
Saya ingin mengajak
tetangga bermain di
luar rumah supaya
tidak mengotori rumah
44.
Saya tertarik mengikuti
kerja bakti di masyarakat
dengan sukarela
12.
Saya ingin untuk
menolong guru
menghapuskan papan
tulis 30.
Saya suka
menghabiskan kue
sendiri, tanpa
membaginya dengan
keluarga
23.
Saya harus menolong
teman yang sedang sakit.
33.
Saya senang jika bisa
mengikuti kerja bakti di
masyarakat
49.
Saya senang jika bisa
ikut membantu warga
tawuran
Komponen
Sikap
No
aitem
Favorable
No
aitem
Unfavorable
Konatif
(pelaksanaan)
13.
Saya mau membantu
keluargaku memberi
makan hewan
14.
Saya selalu marah
kepada orang tua jika
tidak diberi uang jajan
20.
Saya bersedia berteman
dengan siapapun di kelas
41.
Saya mau membagi
permen yang saya milik
i dengan keluarga
28.
Saya mau
menghabiskan bekal
sendiri dan tidak
membaginya dengan
teman4.
Saya selalu ikut
membantu kerja bakti di
masyarakat
48.
Saya lebih memilih
membantu warga kerja
bakti daripada bermain
sendiri 35.
Saya selalu menolong
teman yang saya sukai
saja
50.
Saya mau menolong
teman yang terjatuh
22.
Saya mau menolong
warga yang terkena
musibah
45.
Saya lebih memilih
menolong teman yang
seagama dari pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71. 52
34.
Saya bersedia untuk
membantu guru yang
kesulitan membawa
banyak buku
yang beda agama
37.
Saya mau membantu
keluarga membersihkan
halaman rumah yang
kotor
39.
Saya berniat menolong
keluarga menyapu
rumah jika diberi
imbalan
26.
Saya berniat hidup
rukun dengan teman-
teman yang saya sukai
saja
3.
Saya mau membantu
tetangga jika diberi
imbalan
3.6 Teknik Pengujian Instrumen
3.6.1 Validitas Instrumen
Menurut Masidjo (1995: 242) validitas adalah taraf sampai di mana suatu
tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Penelitian ini menggunakan tiga jenis validitas yaitu validitas isi, validitas
konstruk, dan validitas kriteria.
1. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi merupakan suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana
isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau
diteskan menurut Masidjo (1995).
Validitas isi pada penelitian ini diuji dengan menyebarkan kuesioner
kepada siswa kelas III yang telah mendapatkan materi gotong royong di kelas II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72. 53
Selanjutnya, hasil uji validasi aitem soal ini akan menjadi dasar pengukuran sikap
gotong royong siswa kelas II.
2. Validitas Konstruk atau konsep (Concept or Construct Validity)
Menurut Masidjo (1995: 242) validitas konstruk adalah suatu validitas
yang menunjukkan sampai di manakah isi suatu tes atau alat pengukur tersebut
atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur
tersebut.
Validasi konstruk pada penelitian ini dilakukan dengan cara berkonsultasi
kepada yang lebih ahli (expert judgement) yaitu dosen pembimbing skripsi dan
wali kelas II dengan menanyakan pendapat terkait instrumen yang telah dibuat
peneliti apakah sudah sesuai indikator sikap gotong royong atau belum.
Konsultasi ini bertujuan agar instrumen yang dibuat peneliti sesuai dengan
indikator dan taraf kemampuan siswa kelas II di SD tempat penelitian guna
memaksimalkan pengelolaan waktu.
3. Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity)
Menurut Masidjo (1995: 242) validitas kriteria adalah suatu validitas yang
memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan
pengukur lainnya yang berfungi sebagai kriteria atau bahan pembanding.
Validitas kriteria pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat ukur
pembanding selain kuesioner. Peneliti menambahkan wawancara dan juga
observasi guna memperkuat teknik pengumpulan data penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73. 54
Untuk mengukur validitas item kuesioner, peneliti menggunakan aplikasi
SPSS supaya pengukuran yang dilakukan lebih efektif dan mantap. Hasil validasi
kuesioner skala sikap gotong royong yang valid selanjutnya akan digunakan untuk
mengukur sikap gotong royong yang dimiliki siswa kelas II. Peneliti
menggunakan program IBM SPSS 21 dengan uji koefisien korelasi Pearson
(Pearson Correlation), dengan kriteria item soal dikatakan valid jika harga
probabilitas yang terungkapkan dalam taraf signifikan tabel Sig. (2-tailed) berada
di bawah angka 0,05.
Diketahui dari 50 item soal terdapat 36 yang valid. Perhitungan validitas
item pernyataan dengan menggunakan IBM SPSS 21 tidak hanya dapat diketahui
melalui tabel Sig. (2-tailed), tetapi peneliti melihat tabel hasil pearson correlation.
Jika pada nomor item soal hasil perhitungan pada tabel pearson correlation
terdapat tanda asterix (*) maka dapat dikatakan bahwa item tersebut valid dengan
taraf kevalidan 95%, sedangkan jika terdapat tanda asterix (**) maka dapat
dikatakan item tersebut sangat valid dengan taraf kevalidan 99%. Hasil item soal
yang valid bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74. 55
Tabel 3.6 Hasil Item Kuesioner Yang Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75. 56
Namun, pada saat berkonsultasi dengan guru kelas peneliti mendapatkan
saran untuk mengurangi jumlah item soal yang valid. Pengurangan jumlah item
soal ini harus mengacu pada alasan yang kuat sehingga pemilihan item soal untuk
proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Pertama, peneliti memilih item soal yang memiliki tanda asterix (**) pada
tabel Pearson Correlation dengan alasan taraf kebenarannya mencapai 99%
dibandingkan dengan item yang memiliki tanda asterix (*). Dari proses pemilihan
ini terdapat 29 item soal yang memiliki tanda asterix (**), selanjutnya peneliti
mencoba untuk memilah 29 item soal tersebut berdasarkan taraf kesulitan isi
pernyataan dari yang mudah, sedang, hingga sulit.
Tabel 3.7 Taraf Kesulitan Pernyataan
Dari hasil pemilahan item soal di atas, maka dipilihlah 16 aitem soal dari
29 item yang akan digunakan dalam penelitian guna disebarkan sebagai alat
pengumpulan data.
Taraf Kesulitan
Pernyataan
Item soal nomor
Mudah
1, 5, 8, 16, 18, 20, 22, 25,
26, 28, 31, 39, 40, 42, 43, 44
Sedang 47, 7, 33, 19, 34, 48
Sulit 11, 12, 30, 23, 29, 4, 35, 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77. 58
3.6.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di manakah suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995: 209).
Menurut Margono (1999: 181) reliabilitas instrumen lebih mudah
dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur yaitu
kemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen dikatakan mantap
apabila dalam mengukur sesuatu berulangkali, dengan syarat bahwa kondisi saat
pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama.
Ketepaan, menunjuk kepada instrumen yang tepat/benar dalam mengukur dari
sesuatu yang diukur. Homogenitas, menunjuk kepada instrumen yang mempunyai
kaitan erat satu sama lain dalam unsur-unsur dasarnya.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas suatu tes yang
dinyatakan dalam suatu bentuk koefisien yang disebut koefisien reliabilitas yang
dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00 atau
disebut dengan koefisien reliabilitas. Peneliti menguji reliabilitas instrumen
menggunakan program IBM SPSS 21 dengan uji Alpha Cronbach. Dari hasil uji
Alpha Cronbach dapat diketahui besar suatu bilangan koefisien korelasi item soal
yang valid sehingga dapat digunakan untuk melihat seberapa tinggi kategori
reliabilitas item soal yang peneliti buat dalam tabel koefisien reliabilitas menurut
Masidjo (1995) di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78. 59
Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kategori
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Peneliti melakukan perhitungan koefisien reliabilitas dengan
menggunakan program IBM SPSS 21. Hasil reliabilitas dari 16 item soal dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.10 Reliabilitas Item Soal
Dari hasil uji Alpha Cronbach dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS
21 didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,759 pada tabel Cronbach’s Alpha
atau dapat dikatakan memiliki kategori “Tinggi” karena berada pada interval
0,71- 0,90.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Kategori N of Items
0,759 Tinggi 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79. 60
3.7 Teknik Analisa Data
Dalam suatu penitian tentunya memerlukan suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Dalam proses pertanggung jawaban ini, maka penelitian
diolah dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Jenis statistik yang peneliti
gunakan adalah statistik deskriptif.
Statistik Deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan data,
penyajian, penentuan nilai-nilai statistika, pembuatan diagram atau gambar
mengenai sesuatu hal, di sini data akan disajikan dalam bentuk yang lebih mudah
dipahami atau dibaca (Subagyo, 2003: 1).
Pada penelitian ini digunakan statistik deskriptif untuk mengetahui
peningkatan sikap gotong royong siswa kelas II melalui pembelajaran PKn
dengan model cooperative learning tipe jigsaw dengan cara menggambarkan hasil
penelitian berupa data statistika dalam bentuk diagram, tabel, dan sebagainya
dengan ditambah keterangan atau deskripsi dari media statistik tersebut. Untuk
menghitung persentase peningkatan sikap gotong royong siswa kelas II dari
kondisi awal sampai dengan pelaksanaan siklus ke-2 secara keseluruhan maupun
perkomponen dilakukan dengan menggunakan acuan kriteria Penilaian Acuan
Patokan (PAP).
Menurut Masidjo (1995: 151) penilaian acuan patokan berorientasi pada
suatu patokan keberhasilan atau batas lulus penguasaan bahan yang sifatnya pasti
atau absolut. Peneliti menggunakan PAP tipe I dengan batas kompetensi minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80. 61
lulus pada angka 65% sampai dengan 100% dengan batas minimal lulus pada
interval 65%-79% atau diberi nilai cukup.
Tabel 3.11 Kriteria PAP tipe I
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap gotong
royong jika memperoleh nilai minimal cukup atau berada pada interval 65% -
79%. Tabel kriteria PAP tipe I akan digunakan oleh peneliti sebagai acuan
pembuatan kriteria (1) rata-rata skor seluruh siswa secara keseluruhan, (2) rata-
rata skor seluruh siswa per aspek sikap, (3) nilai rata-rata seluruh siswa secara
keseluruhan , dan (4) nilai rata-rata seluruh siswa per aspek sikap.
1. Pemberian Skor Per Item Kuesioner
Pemberian skor item kuesioner mengacu pada tabel skala Likert di bawah ini :
Tabel 3.12 Kriteria Skor Per Item Kuesioner
Alternatif
Jawaban
Skor
Favourable Unfavourable
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tudak Setuju (STS) 1 5
Tingkat
Penguasaan
Kompetensi
Nilai Huruf Keterangan
90% - 100% A Sangat Tinggi
80% - 89% B Tinggi
65% - 79% C Cukup
55% - 64% D Rendah
Di bawah 55% E Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81. 62
Jika siswa menjawab pernyataan favourable dengan memberikan tanda
silang pada pilihan jawaban (SS) maka nilainya 5, (S) maka nilainya 4, (TS)
makanilainya 2, (STS) makanilainya 1. Untuk pernyataan unfavourable, jika siswa
memberikan tanda silang pada pilihan jawaban (SS) maka nilainya 1, (S) maka
nilainya 2, (TS) maka nilainya 3, (STS) maka nilainya 5.
2. Menghitung Skor Seluruh Siswa Secara Keseluruhan dan Per Aspek Sikap
a. Cara menghitung total skor seluruh siswa secara keseluruhan yaitu dengan
menjumlahkan skor seluruh siswa yang didapatkan dari hasil total
pemberian skor 16 item kuesioner.
b. Cara menghitung total skor seluruh siswa per aspek sikap yaitu dengan
menjumlahkan skor seluruh siswa yang didapatkan dari hasil total
pemberian skor masing-masing aspek yaitu 5 item soal kognitif, 6 item
soal afektif, dan 5 item soal konatif.
3. Menghitung Rata-rata Skor Seluruh Siswa Secara Keseluruhan dan Per Aspek
Sikap
Sebelum, menghitung rata-rata skor hasil kuesioner seluruh siswa
secara keseluruhan, pertama-tama harus ditentukan dahulu skor maksimal yang
dapat diperoleh siswa dengan menggunakan perhitungan di bawah ini :
Skor maksimal siswa = total item x nilai maksimal pilihan jawaban
Skor maksimal siswa = 16 item x sangat setuju (5)
= 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI