1. Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah keputihan pada siswi di Pondok Pesantren Darul Hasanah Kalikondang Demak. Terdapat beberapa faktor risiko keputihan seperti ketidaktahuan tentang merawat organ genitalia dan budaya saling tukar pakaian.
2. Rumusan masalah yang diteliti adalah hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dengan penanganan keputihan pada siswi pondok terse
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan
bagi kaum wanita. Keputihan adalah keluarnya sekret atau cairan dari vagina.
Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna dan bau. Keputihan
dapat diartikan sebagai semacam lendir yang keluar terlalu banyak, warnanya
putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan, jika slim atau lendir ini
tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan. Umumnya wanita yang
menderita keputihan mengeluarkan lendir tersebut terlalu banyak dan
menimbulkan bau yang tidak enak. Ini disebabkan karena terjadinya
peradangan dan infeksi pada liang vagina. Jika keputihan sudah berlarut-larut
dan menjadi berat, maka kemungkinan wanita yang bersangkutan akan
menjadi mandul (Wijayanti, 2009:59).
Keputihan yang dialami remaja saat ini akibat faktor keinginan remaja
putri untuk melakukan hubungan intim, 56% remaja putri berusia 13-16 tahun
sudah pernah berhubungan intim. Keputihan yang dialami remaja dalam 3
bulan berturut-turut dan tidak diobati dengan benar akan menyebabkan
terjadinya kanker servik (Octaviyani, 2006).
2. 2
Jumlah wanita di Dunia yang permah mengalami keputihan 75%,
sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%
(Zubier,2002). Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami
keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa
mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN, 2009).
Berdasarkan data statistik Inonesia tahun 2008 dari 43,3 juta jiwa
remaja berusia 15-24 tahun di Indonesia berperilaku tidak sehat. Remaja putri
Indonesia dari 23 juta jiwa berusia 15-24 tahun 83,3% pernah berhubungan
seksual, yang merupakan salah satu penyebab terjadinya keputihan.
Berdasarkan data statistik tahun 2009 jumlah remaja putri Jawa
Tengah yaitu 2,9 juta jiwa berusia 15-24 tahun 45% pernah mengalami
keputihan. Menurut Mirza (2008), data RS Dr.Kariadi menyebutkan jumlah
penderita kanker mulut rahim (serviks) di Jawa Tengah (kecuali Solo dan
Yogyakarta) tahun 2006 bertambah menjadi 761 jiwa dari 530 jiwa pada
tahun 2005, dan lebih dari 70% kasus ditemukan penderita yang datang ke
rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut. Awal gejala kanker mulut rahim
ini 90% ditandai denngan keputihan yang lama dan tidak diobati.
Menurut Wiwit (2008) di salah satu SMA Negeri Semarang
didapatkan dari 50 siswi yang diwawancarai terdapat 48 (96%) siswi yang
mengalami keputihan. Sebanyak 23 (47,9%) siswi yang mengalami keputihan
karena ketidaktahuan tentang merawat organ genetalia eksterna dan 25
(52,1%) siswi karena ketidak seimbangan hormon.
3. 3
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak tahun 2009,
jumlah remaja yang dilayani dalam program kesehatan reproduksi terdapat
89815 jiwa, remaja yang terinfeksi PMS sebanyak 0,013% (12 jiwa) dan
angka kejadian keputihan termasuk ke dalam lain-lain yaitu 29,8% (26797
jiwa). Menurut Mikaz (2008) di salah satu SMAN Demak dari 109 siswi
terdapat 75 (68,8%) siswi yang mengalami keputihan dan yang tidak
mengalami keputihan sebanyak 34 (31,19%) siswi.
Pondok Pesantren Darul Hasanah merupakan yayasan Pondok
Pesantren khatam Al – Quran yang terdiri dari asrama putra dan putri. Dimana
lokasi pondok tersebut jauh dari perkotaan, lingkungan yang kurang bersih,
dan persediaan air bersih yang kurang. Kehidupan di asrama sangat beragam,
bukan hanya siswa dari daerah Demak saja, tetapi dari berbagai kota di
Indonesia. Kebersamaan dan rasa kekeluargaan sangat kental, sehingga disana
terdapat kebiasaan saling bergantian handuk maupun pakaian. Hal ini
merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan terjadinya keputihan.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Ponpes Darul Hasanah
Kalikondang Demak terhadap 10 siswi yang mengalami keputihan,
didapatkan 6 siswi diantaranya mengeluh sering keputihan dan segera
menindaklanjuti dengan cara mengganti celana dalam sejumlah 4 orang (40%)
dan membersihkan vagina dengan sabun sirih sejumlah 2 orang (20%),
sedangkan 4 siswa yang lain tidak memperdulikan keadaannya.
4. 4
Banyaknya siswa yang belum mengetahui tentang cara penanganan
keputihan yang benar, serta masih adanya budaya saling tukar pakaian, maka
peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ada tidaknya kaitan
antara pengetahuan tentang keputihan dengan penanganan keputihan di
Pondok Pesantren Darul Hasanah Kalikondang Demak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan masalahnya yaitu “Apakah ada hubungan antara pengetahuan
tentang keputihan dengan penanganan keputihan pada siswi Pondok Pesantren
Darul Hasanah Kalikondang Demak.”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang keputihan dengan
penanganan keputihan pada siswi pondok pesantren Darul Hasanah
Kalikondang Demak.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan tentang keputihan pada siswa Pondok
Pesantren Darul Hasanah Kalikondang Demak.
b. Mendeskripsikan penanganan tentang keputihan pada siswi Pondok
Pesantren Darul Hasanah Kalikondang Demak.
5. 5
c. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang keputihan dengan
penanganan keputihan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah referensi ilmu pengetahuan khususnya ilmu
kebidanan yaitu tentang kesehatan reproduksi remaja.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap
kesehatan reproduksi remaja, serta dapat mensosialisasikan pada
masyarakat secara luas
3. Bagi Pengguna
a. Bagi Responden
Sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan
reproduksi dalam hal pengetahuan tentang keputihan.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai upaya untuk menerapkan pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi untuk mencegah adanya suatu penyakit.
6. 6
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No Judul Penelitian Nama Tahun dan
tempat
penelitian
Rancangan
penelitian
Variabel
penelitian
Hasil
1. Hubungan
antara tingkat
pengetahuan
dan perilaku
merawat organ
genetalia
eksterna wanita
dengan
keputihan yang
dialami siswi
SMU Negeri 2
Semarang
Wiwit Putri
Noviati
2008 SMU
Negeri 2
Semarang
Metode
survey
analitik
dengan
cross
sectional
Variabel
bebas yaitu
tingkat
pengetahuan
dan perilaku
merawat
organ
genetalia
eksterna
variabel
terikat yaitu
keputihan
Siswi SMUN 2
Semarang yang
mengalami
keputihan
sebanyak
(47,14%),
pengetahuan
tentang merawat
organ genetalia
mayoritas baik
(57,14%) dan
perilaku merawat
organ genetalia
mayoritas baik
(58,57%).
Tidak ada
hubungan antara
tingkat
pengetahuan
tentang merawat
organ genetalia
eksterna dengan
keputihan yang
dialami siswi
SMUN 2
Semarang.
Ada hubungan
antara perilaku
merawat organ
genetalia eksterna
dengan keputihan
yang dialami siswi
SMUN 2
Semarang.
7. 7
No Judul
Penelitian
Nama Tahun dan
tempat
penelitian
Rancangan
penelitian
Variabel
penelitian
Hasil
2. Studi
deskriptif
tingkat
pengetahuan
remaja putri
tentang
keputihan di
SMUN 3
Demak
Mikaz
Yunita
2008
SMUN 3
Demak
Metode
penelitian
deskriptif
Variabel
tunggal
yaitu tingkat
pengetahuan
keputihan
Tingkat
pengetahuan
siswi
tentang
keputihan
meliputi
pengertian
keputihan,
klasifikasi
keputihan,
infeksi
keputihan
dan
pencegahan
keputihan
mayoritas
masih
kurang
(58,7%).
3 Tingkat
Pengetahuan
Siswi SMU
tentang
keputihan di
SMU
Negeri 2
Kebumen
Handayani 2004 SMU
Negeri 2
Kebumen
Metode
penelitian
deskriptif
dengan
cross
sectional
Variabel
tunggal
yaitu tingkat
pengetahuan
tentang
keputihan
Tingkat
pengetahuan
siswi
tentang
keputihan
meliputi
pengertian,
tanda dan
gejala,
perawatan
keputihan
mayoritas
baik yaitu
(78,6%)
Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, terdapat perbedaan antara lain:
1) Tahun dan tempat penelitian
2) Rancangan penelitian
8. 8
Peneliti pertama menggunakan metode analitik dengan cross sectional
peneliti kedua dan ketiga menggunakan metode deskriptif dengan cross
sectional.
3) Variabel penelitian
Peneliti pertama menggunakan variabel bebas yaitu tingkat
pengetahuan dan perilaku merawat organ genetalia eksterna tentang
keputihan berdasarkan tingkat pendidikan, faktor keluarga dan sumber
informasi. Peneliti kedua dan ketiga variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan tentang keputihan berdasarkan faktor umur, pengalaman dan
sumber informasi.
Pada penelitian ini meneliti tentang hubungan pengetahuan tentang
keputihan dengan penanganan keputihan. Dengan variabel bebas yaitu
pengetahuan tentang keputihan dan variabel terikat yaitu penanganan
keputihan.