KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
PPT SeminarHasil.pptx
1. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN
TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG
KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI SAAT
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMP
MUHAMMADIYAH 1 PADANG
Oleh:
RESHA JASRA GUSTI
18101050041
2. LATAR BELAKANG
Permasalahan remaja merupakan permasalahan yang sangat komplek
dari jumlahnya yang cukup besar dan terus meningkat hingga
permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Menurut Imron
(2012) menjelaskan bahwa masalah yang sering dialami remaja adalah
masalah yang berkaitan dengan seksualitas atau kesehatan
reproduksi.
Sinaga (2017) mengatakan bahwa salah satu kesehatan reproduksi
adalah kesehatan saat menstruasi pada seorang perempuan, yang
tidak hanya meliputi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental,
spiritual maupun sosial.
3. Banyak remaja putri tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kebersihan saat menstruasi.
Fasilitas untuk mempromosikan kebersihan saat menstruasi pun masih kurang di beberapa sekolah.
Pengetahuan yang rendah tentang kesehatan reproduksi akan memungkinkan perempuan tidak
berprilaku higienis pada saat menstruasi dan personal hygiene yang kurang pada remaja akan
menimbulkan masalah kesehatan reproduksi (Sinaga, 2017).
Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2014 pasal 11 dan 12 secara khusus mengatur dan
mendukung kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan kepada remaja dalam
rangka menjaga kesehatan reproduksi melalui pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) yang didalamnya meliputi materi salah satunya pendidikan kesehatan.
Hasil studi yang terkait tentang praktek kebersihan saat menstruasi yang dilaksanakan di Sub-
Sahara Afrika, Asia, dan Amerika Selatan tentang pengetahuan serta pengalaman pertama
saat mengalami menstruasi menunjukkan adanya indikasi bahwa remaja putri tidak
mendapatkan bimbingan yang cukup saat mengalami menstruasi (Marni et al., 2016). Survey
yang dilakukan di 4 wilayah di Indonesia yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur,
Papua, dan Sulawesi Selatan tentang kebersihan saat menstruasi menyebutkan bahwa
didapatkan 67% remaja dikota dan 41% remaja di desa yang mengganti pembalutnya 4
sampai 8 jam (Quillet, 2015).
4. Penelitian oleh Dewi (2019) di Pondok Pesantren As-Salam Riau
mengenai pengetahuan menstrual hygiene di dapatkan 65,8 %
responden memiliki pengetahuan hygiene yang kurang, 61,7% kurang
terpapar sumber informasi.
Menurut penelitian Izatti (2015) menunjukan kurang dari separoh
42,9% siswi kelas VIII SMP Negeri 4 Bukittinggi yang memiliki
pengetahuan yang kurang terhadap pelaksanaan personal hygiene
genitalia saat menstruasi.
Menjaga kebersihan tubuh pada saat menstruasi, dengan
menganti pembalut sesering mungkin dan membersihkan vagina
dan sekitarnya dari darah, akan mencegah perempuan dari
penyakit infeksi saluran reproduksi, iritasi kulit dan Reproduktive
Tract Infection (RTI) (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2017).
RTI yang dianggap paling relevan dengan manajemen kebersihan
menstruasi adalah infeksi endogen Bacterial Vaginosis (BV) dan
Vulvovaginal Candidiasis (VVC). Ketidakseimbangan vagina ini terutama
ditularkan secara non-seksual dan bisa masuk ke saluran reproduksi
melalui bahan yang digunakan untuk menyerap darah menstruasi atau
dengan kebersihan pribadi yang buruk selama periode menstruasi
(Sumpter dan Torondel, 2013).
5. Setiap tahunnya ada sekitar 10% wanita diseluruh dunia terpapar infeksi genital
termasuk infeksi saluran kemih dan bacterial vaginitis dan 75% wanita memiliki
riwayat infeksi genital (Geethu, 2016).
Departemen Kesehatan RI tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah penderita
penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) mencapai 90-100 kasus per 100.000
penduduk per tahun
Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2018, didapatkan jumlah
penderita infeksi saluran kemih terbanyak adalah diwilayah kerja Puskesmas
Andalas Kecamatan Padang Timur yaitu 177 orang (Data DKK, 2018). Angka
kejadian ISK terbanyak pada umur 15-19 tahun 38 orang dan umur 20-44 tahun 61
orang
Berdasarkan keterangan dari pihak Puskesmas dan rekomendasi dari kepala
Puskesmas bahwa SMP Muhammadiyah 1 Padang merupakan salah satu sekolah
binaan puskesmas andalas dan merupakan sekolah yang program PIK-R (Pusat
Informasi Konseling Remaja) nya belum berjalan optimal seperti sekolah-sekolah
lainnya.
6. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitiannya adalah
bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan
tentang kebersihan organ reproduksi saat menstruasi pada remaja putri di
SMP Muhammadiyah 1 Padang
Umum
Khusus
Tujuan
Penelitian
7. Pengetahuan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
a. Umur
b. Intelegensi
c. Sosial budaya
d. Lingkungan
e. Pendidikan
kesehatan
f. Informasi
g. pengalaman
Tahap
Perkembangan
Remaja
a. Remaja Awal
(10-14 tahun)
b. Remaja
pertengahan
(15-16 tahun)
c. Remaja Akhir
(17-19 tahun)
Penyuluhan
Kesehatan
a. Metode
• Wawancara
• Ceramah
• Seminar
• Role play
• Diskusi
kelompok
• Curah
pendapat
• Simulasi
b. Media
• Booklet
• Leaflet
• Power point
• Pointer
• Video
• Phantom
Tingkat pengetahuan Remaja
tentang Praktek Kebersihan
Organ Reproduksi Saat
Menstruasi :
• Definisi menstruasi
• Siklus menstruasi
• Definisi kebersihan organ
reproduksi
• Tujuan menjaga organ
reproduksi saat menstruasi
• Praktek perawatan organ
reproduksi saat menstruasi
• Akibat kurang menjaga
kebersihan organ reproduksi
saat menstruasi
• Dampak jika kebersihan saat
menstruasi tidak dikelola dengan
baik
Kerangka
Teori
10. METODE PENELITIAN
DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan
one group pretest-posttest yang memungkinkan peneliti dapat menguji
perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan dengan sebelumnya
telah dilakukan observasi pertama (Notoadmodjo, 2012)
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Padang yang dilakukan
pada bulan Desember – Februari 2020
11. POPULASI DAN
SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswi kelas VII dan VIII SMP
Muhammadiyah 1 Padang yaitu
sebanyak 95 orang.
Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan teknik non
probability sampling yaitu purposive
sampling dengan menggunakan
rumus Slovin yaitu sebanyak 49
orang siswi
12. TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA
PRIMER
• Data dikumpulkan melalui wawancara
kepada responden berupa kuesioner
SEKUNDER
• Data yang diperoleh dari SMP
Muhammadiyah 1 Padang berupa jumlah
siswi kelas VII dan VIII
• Dan mencatat data-data yang diperlukan
terkait penelitian