SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
PENERAPAN SQ3R DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA CEPAT SISWA DI KELAS III SD NEGERI UJUNG TEBU
               CURUG KOTA SERANG


                            LAPORAN PTK


Disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam Pengembangan karir PTK SD




                                  Oleh :

                         ERNA KURNIA, S.Pd
                      NIP. 19870917 200902 2 001




          SEKOLAH DASAR NEGERI UJUNGTEBU
          UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CURUG
                           KOTA SERANG
                                  2012
LEMBAR PERSETUJUAN PTK


                            ERNA KURNIA, S.Pd
                           19870917 200902 2 001




PENERAPAN SQ3R DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT
    SISWA DI KELAS IV SD NEGERI UJUNGTEBU CURUG KOTA SERANG

   (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kota Serang)




                    DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:



                        Kepala Sekolah SDN Ujungtebu



                        Dra. Hj. ROQAYAH, MM.Pd
                         NIP. 19630104 198412 2 003
KATA PENGANTAR


        Puji syukur ke khadirat Allah swt. Yang telah memberikan rakhmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua, sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjunan Nabi

Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat, serta kita pengikutnya hingga akhir zaman.


        Penelitian Tindakan Kelas ini disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam

Pengembangan karir PTK SD.


        Banyak kendala yang saya hadapi dalam penyusunan PTK ini, semua kendala dan

rintangan saya hadapi dengan sebaik mungkin. Tentunya, semua kendala tidak akan mampu saya

hadapi sendiri, ada satu waktu dimana sayapun membutuhkan bantuan, bimbingan, arahan dan

juga saran-saran dan dorongan dari orang lain. Untuk itu, dalam kesempatan ini, perkenankanlah

saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:


1. Dra. Hj. Roqayah, MM.Pd, selaku kepala SDN Ujungtebu.

2. Para pengawas SD di lingkungan UPT Pendidikan Kecamatan Curug Kota Serang.


        Saya sangat menyadari bahwa tiada karya manusia yang sempurna, tentunya masih

banyak kekurangan dari segi penyajian maupun isinya, untuk itu kritik dan saran yang membangun

dari seluruh pembaca sangat saya harapkan.


        Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


                                                                   Serang, Juni 2010




                                                                           Penulis
ABSTRAKSI


        Erna Kurnia. (2010). Penerapan SQ3R Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca
Cepat Siswa Di Kelas III SD Negeri Ujungtebu Curug Kota Serang.
        Latar belakang penelitian didasarkan pada hasil pengamatan bahwa guru dalam
pembelajarannya kurang tepat dalam menggunakan metode dan langkah-langkah yang sesuai
dengan topik pembelajaran.
        Penelitian ini bertujuan untuk membantu menambah wawasan dan pengetahuan guru
tentang penggunaan metode pembelajaran SQ3R.
        Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas, yang
meliputi beberapa siklus tindakan.
        Hasil penelitian ini adalah: (1) Aktifitas siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami
peningkatan. (2) Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari pra siklus sampai
dengan siklus III terjadi peningkatan.
        Hasil penelitian direkomendasikan: (1) Bagi guru SD, agar terus berusaha meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan metode SQ3R. (2) Bagi Kepala Sekolah dan
pengawas UPTD Pendidikan Kecamatan Curug agar terus meningkatkan potensi guru-guru di
Sekolah Dasar dalam bidang pengajaran dengan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca
cepat. (3) Bagi para siswa, agar lebih giat lagi dalam belajar terutama dalam membaca cepat dan
pemahamannya.
DAFTAR ISI


LEMBAR PERSETUJUAN PTK ......................................................................................                       i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................             ii
ABSTRAKSI ......................................................................................................................    iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................   iv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................................         v
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................................         vi

BAB I          PENDAHULUAN .............................................................................................            1
               A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................            1
               B. Rumusan Masalah .........................................................................................         2
               C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................      2
               D. Manfaat Penelitian ........................................................................................       2

BAB II         KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................................            4
               A. Kajian Teori .................................................................................................    4
               B. Model SQ3R dalam Pembelajaran ...............................................................                     12
               C. Kerangka Berfikir ........................................................................................        14
               D. Hipotesis Tindakan ......................................................................................         15

BAB III METODEPENELITIAN ...................................................................................                        17
        A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ......................................................                            17
        B. Subyek Penelitian .........................................................................................              17
        C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian) .......................................................                            17
        D. Instrumen Penelitian ....................................................................................                20
        E. Teknik Analisis Data ....................................................................................                20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................                                            22
       A. Deskripsi Data ..............................................................................................             22
       B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................                       27
       C. Jawaban Hipotesis ........................................................................................                30

BAB V          KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..........................................................                                31
               A. Kesimpulan ..................................................................................................     31
               B. Rekomendasi ................................................................................................      31

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL


Tabel

2.1. Bagan Langkah-langkah Pembelajaran SQ3R ...................................... 14
4.1. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus ............................... 22
4.2. Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar .............................................. 25
4.3. Observasi Guru dalam Pembelajaran .................................................... 26
4.4. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I ................................... 26
4.5. Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 28
4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa ...................................................... 102
DAFTAR GRAFIK


Grafik

4.1. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa ...................................................... 30
4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa ....................... 30
DAFTAR LAMPIRAN


1.   Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2.   Foto-foto Kegiatan
3.   Surat Keputusan (SK) Pembimbing
4.   Surat Izin Penelitian
5.   Surat Keterangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
0
BAB I
                                  PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
          Peran pendidikan sangatlah penting dalam menghasilkan sumber daya manusia
   yang berkualitas. Pada hakekatnya, pendidikan merupakan suatu upaya yang bertujuan
   untuk meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu, setiap proses pendidikan akan
   bermakna mengembangkan potensi hidup seluas-luasnya. Dalam pembelajaran Bahasa
   Indonesia memerlukan suatu pendekatan untuk mengembangkan potensi siswa dalam
   menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, mewicara, membaca dan
   menulis. Sehubungan dengan upaya meningkatkan keterampilan membaca pada siswa,
   masalah keterampilan membaca cepat perlu mendapat perhatian. Untuk itu penulis ingin
   mengetahui sejauh mana keberhasilan pengajaran Bahasa Indonesia dalam membaca
   cepat jika diterapkan dengan metode SQ3R.
          SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah yaitu, survei
   (prabaca), question (mengajukan pertanyaan), read (membaca), recite atau recall
   (berhenti sejenak atau mengingat), dan review (tinjauan atau mengulang). Dalam
   membaca cepat terkandung didalamnya pemahaman yang cepat pula. Untuk itu kita perlu
   menguasai teknik-teknik membaca cepat dan efektif. Untuk memahami bacaan perlu
   diambil langkah-langkah strategis, yaitu menggunakan metode SQ3R.
          Dalam meningkatkan keterampilan membaca, terutama membaca cepat siswa
   bukan hal yang mudah. Faktor yang mempengaruhi terwujudnya keterampilan membaca
   cepat siswa seperti halnya tersedia sarana dan prasarana, kemauan dan motivasi siswa,
   teknik membaca dan      metode yang digunakan guru. Pada dasarnya yang menjadi
   permasalahan dalam pembelajaran membaca cepat yaitu:
   1. Guru tidak sesuai dalam menerapkan pendekatan pembelajaran
   2. Siswa kurang termotivasi untuk belajar
   3. Keterbatasan guru dalam hal kemampuan menyampaikan materi pelajaran.
          Kerugian yang terjadi pada masalah ini apabila tidak diteliti yaitu kita tidak bisa
   mengetahui sejauh mana perkembangan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dan
   kita tidak bisa mengetahui bahwa dalam pengajaran pembelajaran Bahasa Indonesia
   apakah mencapai tujuan atau tidak.
          Dengan adanya penelitian ini kita bisa mengetahui sejauh mana perkembangan
   kemampuan anak dalam pembalajaran Bahasa Indonesia. Tepatnya kemampuan anak
   dalam membaca cepat. Selain itu juga kita dapat mengetahui metode atau pendekatan apa
   yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun dalam
   penelitian ini penulis menggunakan SQ3R.
          Pada dasarnya kemampuan membaca anak SD itu kurang diperhatikan. Untuk itu
   sebagai calon guru kita harus dapat menciptakan cara untuk menumbuhkan minat
                                           1
membaca siswa. Misalnya dengan cara membiasakan anak untuk membaca cerita
   dongeng. Meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa bukan hal yang mudah.
   Teknik membaca yang baik akan mengantarkan siswa untuk terampil membaca. Hal lain.
   Dengan metode yang digunakan oleh guru dalam pengajaran haruslah sesuai dengan
   karakteristik siswa baik secara individu maupun kelompok. Metode SQ3R merupakan
   salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan membaca cepat pada anak.
          Berdasarkan dari semua permasalahan di atas, penulis terinspirasi untuk
   mengadakan penelitian di Kelas III SD Negeri Ujungtebu dengan judul Penelitian
   Tindakan Kelas “Penerapan SQ3R Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat
   Siswa di Kelas III SD Negeri Ujungtebu Curug Kota Serang”.


B. Rumusan Masalah
          Berdasarkan Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dengan
   menggunakan metode SQ3R, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
   1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca
     cepat?
   2. Sejauhmana peningkatan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan
     menggunakan metode SQ3R?


C. Tujuan Penelitian
          Sejalan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang
   ingin dicapai adalah sebagai berikut:
   1. Ingin membantu kesulitan siswa dalam membaca cepat dengan menggunakan langkah-
     langkah metode SQ3R.
   2. Ingin membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan
     menggunakan metode SQ3R.


D. Manfaat Penelitian
          Bertitik tolak dari tujuan yang ingin dicapai setelah proses penelitian berlangsung,
   penulis berharap agar penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut:
   1. Kegunaan Bagi Peneliti
     a. Menambah       wawasan    mengenai     efektifitas   metode   pembelajaran    dengan
        menggunakan metode SQ3R
     b. Mampu menerapkan pembelajaran dengan metode SQ3R
     c. Dapat mensosialisasikan pembelajaran dengan metode SQ3R
     d. Menemukan rancangan PTK yang efektif untuk memecahkan masalah dalam
        kegiatan belajar




                                           2
2. Kegunaan Bagi Guru
  a. Dapat meningkatkan keterampilan dalam proses belajar mengajar dengan metode
    pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R
  b. Dapat mengetahui teknik pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan
    metode SQ3R
3. Kegunaan Bagi Siswa
  a. Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan pada pelajaran Bahasa
    Indonesia
  b. Mendapatkan pengalaman secara langsung dari hasil belajar sehingga mampu
    menerapkan konsep membaca cepat dalam kehidupan sehari-hari




                                   3
BAB II
                                         KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori
  1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
            Pembelajaran     merupakan      upaya   membelajarkan   siswa.   Isi   pembelajaran,
       menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan
       pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu,
       setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk
       setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi
       pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian
       tujuan belajar dapat terpenuhi.
            Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
       pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam
       berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa
       kompetensi belajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca,
       berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
            Secara universal, pengertian bahasa ialah suatu pelahiran yang bentuk dasarnya
       ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lain. Dengan ujaran
       inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata atau maya, yang berwujud, yang tampak
       kasat mata, yang ghoib, khayati, mendeskripsikan situasi dan konadisi masa lampau, masa
       kini, maupun masa yang akan datang. Ujaran manusia itu menjadi bahasa, tatkala dua
       orang manusia atau lebih bersepakat bahwa seperangkat bunyi memiliki makna yang
       disetujui bersama.


  2.   Teori Membaca dan Penerapannya pada Pengajaran Bahasa Indonesia
              Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca adalah
       suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperolah pesan,
       yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses
       yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam
       suatu pandanagn sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
       Kalau hal ini tidak terpenuhi pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap
       atu dBahasa Indonesiahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik
       (Hodgson 1960, dalam Henry Guntur Tarigan, 2008:7). Dan membaca merupakan proses
       yang kompleks. Proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Menurt Burns
       dkk. (1997 :7) , (dalam Farida Rahim 2007 : 12).
              Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
       pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan
       menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspekpembacaan sandi
                                                4
(decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa
lisan   (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi
bunyi yang bermakna. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 7-8).
        Istilah-istilah linguistic decoding dan encoding tersebut akan lebih mudah
dimengerti kalau kita dapat memahami bahwa bahasa (language) adalah sandi (code)
yang direncanakan untuk membawa /mengandung makna (meaning). Beberapa ahli lebih
cenderung memakai istilah recording (membaca) sebab pertama sekali lambang-lambang
tertulis (written Symbols) di ubah menjadi bunyi, kemudian barulah sandi itu dibaca (are
decoded). Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan alat
untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis berhubungan erat karena keduanya
merupakan alat untuk mengutarakan makna, mengemukakan pendapat, mengekspresikan
pesan. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 8-9).
        Membaca dapat pula di artikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu
mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.
Ada pula beberapa penulis beranggapan, bahwa “membaca” adalah suatu kemampuan
untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis
tersebut melalui fonik (phonics = suatu metode pengajaran membaca ucapan, ejaan
berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi/menuju membaca lisan
(oral reading).
        Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat
 dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.
 Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran pembaca.
 Demikianlah, makna itu akan berubah karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang
 berbeda-beda yang dia pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata
 tersebut. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 9).
        Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing meaning to and
 getting meaning from printed ar written material, memetik serta memahami atau makna
 yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finhochiaro and Bonomo 1973 dalam Henty
 Guntur Tarigan, 2008 : 9). Jelaslah bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses yang
 bersangkut paut dengan bahasa. Menyimak dan berbicara haruslah selalu mendahului
 kegiatan membaca. Oleh karena itu, sangat penting sekali diingat agar setiap kesulitan
 yang berkenaan dengan bunyi, intonasi, atau jeda haruslah dijelaskan sebelum para
 pelajar disuruh membaca dalam hati ataupun membaca lisan. (Finocchiaro and Bonomo
 1973 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 9). Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa
 “membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya” (Lado 1976
 dalam Henry Guntur Tarigan : 9).
        Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak. Ada 2 cara
 yang ditempuh pembaca dalam memperoleh makna dari barang cetak antara lain:
                                       5
a. Langsung, yakni menghubungkan ciri penanda visual bunyi dari tulisan dengan
        maknanya, biasanya digunakan oleh pembaca lanjut.
     b. Tidak langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya
        dengan makna, biasanya digunakan oleh pembaca permulaan.
     Kegiatan membaca menjadi dua tahap :
     a. Dalam tahap persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang cetak, konsep
        tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf, konsep tentang kata.
     b. Dalam tahap perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat dalam
        barang cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata yang lain.
            Pengajaran membaca sangat tepat digunakan sebagai sarana untuk membimbing
     anak menjadi pembaca yang mandiri dan menumbuhkan minat baca. Melalui pengajaran
     membaca bersuara, guru dapat menjadikan barang cetak (mati) menjadi hidup. Melalui
     kegiatan ini guru dapat memberikan contoh cara membaca dengan kecepatan, irama dan
     suara yang tepat. Selain itu, guru dapat mengajak anak dengan bahasa tulis. Cara yang
     ditempuh untuk mengajak anak mengakrabi buku adalah sebagai berikut :
     a. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
     b. Perkenalkan buku-buku baru
     c. Pilih waktu yang paling tepat
     d. Beri kesempatan untuk merespon isi buku
     e. Berikan bimbingan dalam memahami bacaan
     f. Gunakan cara dan waktu yang bervariasi.
            Untuk dapat memacu perkembangan anak dalam membaca. Clay (1966)
     mengemukakan perlunya penciptaan kondisi yang kondusif bagi kegiatan membaca.
     Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
     a. Kemahiran membaca diperoleh melalui interaksi sosial dan tingkah laku emulatif
         (kompetitif).
     b. Anak menguasai kemahiran membaca sebagai hasil dari pengalaman hidupnya.
     c. Anak akan menguasai kemahiran membaca jika ia tahu tujuan dan memerlukan
         proses.
     d. Kegiatan bermain memainkan peran dalam penguasaan bahasa.


3.   Manfaat Membaca
            Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks.
     Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Di zaman yang semakin maju dan
     modern sekarang ini, membaca adalah hal yang penting bagi kehidupan. Dengan
     membaca kita dapat melakukan apa saja dan melaksanakan kegiatan apapun. Seperti
     tanda-tanda jalan mengarahkan orang-orang yang berpergian sampai pada tujuannya,
     menginformasikan pengemudi mengenai bahaya dijalan, dan mengingat aturan-aturan lalu
     lintas. Itulah manfaatnya membaca.
                                             6
Disamping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan
     sehari-hari manusia. Jadi kemampuan membaca itu sangat penting bagi manusia untuk
     menjalani kehidupan.

4.   Tujuan Membaca
            Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
     mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan
     dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Membaca juga hendaknya
     mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung
     lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam
     kegiatan membaca dikelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan
     menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan
     membaca itu sendiri. Dalam pengajaran membaca di Sekolah Dasar (SD), tujuan
     membaca mencakup :
     a. Kesenangan
     b. Menyempurnakan membaca nyaring
     c. Menggunakan strategi tertentu
     d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic
     e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
     f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
     g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
     h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari
       suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari struktur teks
     i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk. Dan Irwin dalam burns
       dkk. 1996. Dalam Farida Rahim, 2007 : 11-12).
            Berikut beberapa hal yang penting dalam tujuan membaca:
     a. Membaca untuk menemukan atu mengetahui penemuan-penemuan yang telah
       dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada
       tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.
       Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau
       fakta-fakta (reading for details or fact).
     b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik,
       masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami oleh
       tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai
       tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama
       (reading for main ideas).
     c. Membaca untuk menemukan atau untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap
       bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya, setiap
       tahap dibuat untuk memecahkan suaatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian

                                               7
buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,
       orgnisasi cerita (reading for sequence).
     d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti
       cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca,
       mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat
       mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca
       inferensi (reading for inference).
     e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
       mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar
       atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
       mengklasifikasikan (reading to classify).
     f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran
       tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja
       seperti cara tokoh, bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca
       mengevaluasi (reading to evaluate).
     g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya
       berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan,
       dan    bagaimana     tokoh   menyerupai      pembaca.   Ini   disebut   membaca   untuk
       memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).
       (Anderson 1972, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 9-11).


5.   Aspek-aspek Membaca
             Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan
     serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua
     aspek penting dalam membaca yaitu :
     a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada
        pada urutan yang lebih rendah (lower order).
     b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap
        pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
             Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis
     (mechanical skills) tersebut, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring,
     membaca bersuara (atau reading aloud; oral reading). Untuk keterampilan pemahaman
     (comprehension skills), yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati (silent
     reading), yang dapat pula di bagi atas :
     a. Membaca ekstensif (extensive reading)
     b. Membaca intensif (intensif reading)
     Selanjutnya, membaca ekstensif ini mencakup pula :
     1. Membaca survey (survey reading)
     2. Membaca sekilas (skimming)
                                                8
3. Membaca dangkal (superficial reading).
     Sedangkan, membaca intensif dapat pula dibagi atas:
     1. Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula:
       a. Membaca teliti (close reading)
       b. Membaca pemahaman (comprehensive reading)
       c. Membaca kritis (critical reading)
       d. Membaca ide (reading for ideas).
     2. Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup pula:
       a. Membaca bahasa asing (foreign language reading)
       b. Membaca sastra (literary reading).


6.   Membaca sebagai Suatu Keterampilan
            Dalam berkomunikasi kita kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah
     kita miliki, seberapapun tingkat atau kualitas keterampilan itu. Dalam berkomunikasi,
     sipengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak
     dengan menggunakan lambang-lambang berupa bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan.
     Dengan kata lain, dalam proses encoding si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-
     bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang di ucapkan. Selanjutnya pesan yang di
     formulasikan dalam wujud bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima.
     Aktivitas tersebut biasa dikenal dengan istilah berbicara. Dipihak lain, si penerima
     melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa yang berupa
     bunyi-bunyi lisan tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas tersebut biasa disebut dengan
     istilah mendengarkan (menyimak).
           Adapula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-
     lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding si pengirim merubah pesan menjadi
     bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Aktivitas tersebut
     biasa disebut dengan istilah menulis. Kemudian, sipenerima dalam proses decoding
     berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis itu sehingga pesan dapat diterima
     secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca.
           Komunikasi sesungguhnya terjadi dalam suatu konteks kehidupan yang dinamis,
     dalam suatu konteks budaya. Dalam komunikasi yang sesungguhnya, ketika melakukan
     proses encoding si pengirim berada dalam satu konteks yang berupa riang, waktu, peran,
     serta konteks budaya yang menjadi latar belakang pengirim dan penerima. Keberhasilan
     suatu komunikasi sangat bergantung kepada proses encoding dan decoding yang sesuai
     dengan konteks komunikasi. Seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbahasa dalam
     posisi sebagai pengirim pesan, dalam proses encoding ia terampil memilih bentuk-bentuk
     bahasa yang tepat, sesuai dengan konteks komunikasi.
           Dapat di bayangkan bila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak
     dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat
                                               9
melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran,
     perasaan, gagasan, fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita (Isah Cahyani,
     Hodijah, 2008 : 3-6).
           Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca
     adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan
     serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain,
     keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu :
     a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca
     b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic yang formal
     c. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning (Broughton (et al)
        1978, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 11-12).
           Membaca adalah keterampilan reseftif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat
     dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara.
     Tetapi, pada masyarakat memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, seringkali
     keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan
     menyimak dan berbicara.
           Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca antara lain
     sebagai berikut. Pembaca harus :
     1. Mengenal system tulisan yang digunakan
     2. Mengenal kosakata
     3. Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama
     4. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata sulit, dari konteks tertulis
     5. Mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat dan sebagainya
     6. Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat seperti subjek, predikat, objek,
        preposisi, dan sebagainya
     7. Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis
     8. Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisBahasa Indonesian
     9. Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-
        kesimpulan
     10. Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal
        untuk memahami topic utama dan informasi utama
     11. Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan
     12. Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang
        berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara
        mendalam (Isah Cahyani, Hodijah 2008 : 9-10).


7.   Membaca Cepat
           Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar
     tindakan yang terpisah-pisah. Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat
                                            10
tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk
     itu.
            Dalam membaca cepat terkandung didalamnya pemahaman yang cepat pula.
     Bahkan pemahaman inilah yang menjadi pangkal tolak pembahasan, bukannya kecepatan.
     Akan tetapi, tidak berarti bahwa membaca lambat akan meningkatkan pemahaman.
     Bahkan orang yang biasa membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat
     mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat.
            Kecepatan membaca sangat tergantung pada bahan dan tujuan yang membaca, dan
     sejauh mana keakraban pembaca dengan bahan tersebut. Kecepatan membaca harus
     seiring dengan kecepatan pembaca memahami bahan bacaan itu.
            Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh seseorang dalam membaca adalah
     mereka terlalu menekuni detail sehingga kehilangan ide sentralnya. Menemukan ide
     pokok suatu paragraf atau bacaan adalah kunci untuk mengerti apa yang kita baca itu.
     Apabila ide pokok telah dikuasai, maka detailnya menjadi mudah kita kenali. Oleh karena
     itu, dalam membaca apa saja pembaca harus cepat menemukan ide pokoknya. Jangan
     membuang waktu untuk menekuni detail.
            Kegiatan membaca dilakukan bersama-sama oleh mata dan otak. Mata bekerja
     seperti kamera, yaitu memotret. Hasilnya, film negative. Selanjutnya, proses dilakukan di
     otak, hasilnya, yaitu gambar positif. mata melihat dan mata menginterpretasikan saat itu
     juga sehingga “apa yang anda lihat, itulah yang anda dapat”. Otak menyerap apa yang
     dilihat mata. Oleh karena itu, melihat adalah mengerti. Unsur utama membaca itu adalah
     otak, mata hanya alat untuk mengantarkan gambar ke otak lalu otak memberikan
     interpretasi terhadap apa yang dituju oleh mata itu.
            Skimming dan scanning adalah keterampilan membaca yang diatur secara
     sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dapat menolong kita memberikan
     keputusan yang tepat terhadap bahan-bahan itu. Kecepatan membaca pun harus fleksibel.
     Artinya, kecepatan itu tidak harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat.
     Hal itu tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca. Pada hakikatnya, membaca cepat
     itu adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita,
     yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni
     bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan (Soedarso 2006 : 1-2).


8.   Metode SQ3R
            System membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941,
     merupakan system membaca yang semakin populer yang digunakan orang. SQ3R
     merupakan proses membaca yang terdiri dari 5 langkah. Yaitu, survey, question, read,
     recite atau recall, dan review.
            Dalam system SQ3R ini, sebelum membaca terlebih dahulu kita survey bacaan
     untuk mendapat gagasan umum apa yang kita baca. Lalu dengan mengajukan berbagai
                                              11
pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan
     tersebut kita akan lebih mudah memahami bacaan.             Selanjutnya dengan mencoba
     mengutarakan kata-kata sendiri pokok-pkok pentingnya, kita akan menguasai dan
     mengingatnya lebih lama. (Soedarso 2006 : 59-60).


B. Model SQ3R dalam Pembelajaran
         SQ3R merupakan system membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu : survey.
  Question, read, recite (recall), dan review. Berikut penjelasan langkah-langkahnya.
  1. S (Survey)
        Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara
    lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca
    dengan maksud untuk :
    1. Mempercepat menangkap arti
    2. Mendapatkan abstrak
    3. Mengetahui ide-ide yang penting
    4. Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut
    5. Mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan
    6. Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
         Prabaca dilakukan hanya beberapa menit, tetapi dengan cara yang sistematis kita cepat
    menemukan ide-ide penting dan organisasi bahan. Hak itu akan sangat membantu
    mencapai tujuan kita membaca.
         Survey buku, dalam prabaca buku, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah
    memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang terkandung
    didalamnya. Lalu melihat nama penulis dan atributnya yang biasanya memberikan
    petunjuk isi tulisan. Untuk melihat aktualisasinya, lihat tahun penerbitannya. Kalau ada,
    baca juga sampul buku bagian belakang yang memnuat pesan penerbit mengenai hal
    penting dari buku. Tahap berikutnya adalah sebagai berikut :
     1. telusuri daftar isi, untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku/informasi buku.
     2. Baca pengantar, adakalanya kalau kita pergi keperpustakaan, dihadapkan pada deretan
        buku yang mengupas hal yang sama.
     3. Lihat table, grafik, dan lain-lain. Bagian buku ini dapat memperjelas dan mempercepat
        pemahaman isi buku.
     4. Apendiks, jangan dilupakan suplemen atau apendiks yang biasanya memberi tambahan
        informasi yang berharga sementara kita membaca.
     5. Telusuri indeks, dapatkan kata-kata kunci untuk mencocokkan dengan tujuan dan
        kebutuhan kita.
         Survey bab, sebelum membaca suatu bab, adakan survey terlebih dahulu, lebih teliti
     lagi dibandingkan survey secara keseluruhan tadi. Selain itu juga kita mengamati sub
     judul-sub judul dan kaitannya, amati juga alat-alat bantu visual yang ada di bab itu seperti
                                             12
grafik, peta dan lain-lain. Lalu perhatikan, paragraf pertama dan akhir ringkasan, dan sub
   judul.
2. Q (Question)
       Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi
   bacaan itu, dengan mengubah judul dan sub judul serta sub dari sub judul menjadi suatu
   pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, dimana, atau mengapa. Pada waktu
   survey buku keseluruhan pertanyaan penbaca mungkin terlalu umum, tetapi pada saat
   survey bab ke bab pertanyaan–pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat
   menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi secara lebih mendalam. Dengan
   adanya berbagai pertanyaan itu cara membaca kita menjadi lebih aktif dan lebih mudah
   menangkap gagasan yang ada darBahasa Indonesiada kalau hanya membaca asal
   membaca.
3. R (Read)
       Setelah melewati tahap survey dan timbul beberapa pertanyaan yang kita harapkan
   akan mendapat jawaban di bacaan yang kita hadapi, langkah berikutnya adalah : Read,
   membaca.
       Jadi, membaca itu baru langkah ketiga, bukan langkah pertama atau satu-satunya
   langkah untuk mennguasai bacaan. Baca tulisan itu bagian demi bagian. Sementara
   membaca bagian-bagian itu carilah jawaban atas pertanyaan yang kita bentuk berdasarkan
   judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang muncul sehubungan dengan topic bacaan itu.
        Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail yang penting,
   yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca dibagian-bagian yang penting atau
   yang dianggap sulit dan percepat kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau
   yang telah anda ketahui.
        Pada tahp membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu, yang pertama,
   jangan membuang catatan-catatan. Ini akan memperlambat anda dalam membaca. Yang
   kedua, jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu,
   bisa jadi setelah selesai membaca acapkali ternyata salah memilihnya. Pada tahap
   membaca ini, konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pekoknya serta mengetahui
   detail yang penting.
4. R (Recite atau Recall)
        Setiap selesai membaca suatu bagian, berhetilah sejenak dan cobalah menjawab
   pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Pada
   kesempatan itu, kita dapat juga membuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami
   kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi. Sebelum menginjak langkah selanjutnya,
   pastikan empat langkah ini dijalani dengan benar. Sekalipun bahan itu mudah dimengerti,
   tahap mengutarakan kembali hal-hal penting itu jangan dilewatkan agar tidak mudah kita
   lupakan.


                                           13
5. R (Review)
           Daya ingat kita terbatas. Sekalipun pada waktu membaca 85% kita menguasai
      isibacaan, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk mengingat detail yang penting
      tinggal 40%. Dan, dalam tempo dua minggu pemahaman kita tinggal 20%.
           Oleh karena itu, janganlah dilewatkan langkah terakhir ini : Review. Setelah selesai
      keseluruhan dari apa yang harus dibaca, ulangi untuk menelusuri kembali judul-judul dan
      subjudul dan bagian-bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting
      yang perlu untuk diingat kembali. Tahap ini selain membantu daya ingat dan memperjelas
      pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang barangkali kita lewati sebelum
      ini. (Soedarso 2006 : 64).


                                                Tabel 2.1
                              Bagan langkah-langkah pembelajaran SQ3R


           No                        Langkah-langkah Pembelajaran
           1.      Guru mempersiapkan materi pembelajaran
           2.      Guru menjelaskan tentang metode SQ3R
           3.      Siswa di beri materi bacaan dan melakukan survey atau Prabaca
           4.      Bersamaan pada saat survey siswa dipersilahkan untuk
                   Mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan
            5.     Siswa membaca bacaan dan mencari jawaban atas pertanyaan
                   Yang dibentuk judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang
                   Muncul sehubungan dengan topik bacaan itu.
            6.     Setiap selesai membaca suatu bagian, siswa berhenti sejenak
                   Dan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau menyebutkan
                   hal-hal penting dari bacaan itu.
            7.     Setelah selesai keseluruhan dari apa yang dibaca ulangi untuk
                   Menelisuri kembali isi bacaan dan bagian-bagian penting
                   Lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu
                   Untuk diingat kembali.


C. Kerangka Berfikir
          Banyak orang apabila menghadapi buku atau bahan lainnya langsung saja mulai
   membaca kata pertama pada kalimat pertama, paragraf pertama, dan halaman pertama.
   Dengan tekun ditelusuri kata demi kata, kalimt demi kalimat. Pada umumnya orang (yang
   belum pernah mendapat latihan khusus) membaca terlalu lambat, jauh lebih lambat dari pada
   kemampuannya. Hal itu disebabkan hal-hal berikut :
   1. Kebiasaan yang lama yang salah yang telah mendarah daging dibawa dari kecil.
   2. Tidak agresif dalam usahanya memahami arti bacaan. Tidak konsentrasi, sehingga tidak
      cepat menanggapi dan tidak cepat berusaha menyelesaikan bacaan.
   3. Persepsimya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang dibaca.


                                             14
Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar
   tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan,
   mengamati dan mengingat-ingat. Kita tidak dapat membaca tanpa menggerakan mata atau
   tanpa menggunakan pikiran kita. Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat
   tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu.
            Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata, mengejanya,
   dan membedakannya dengan kata-kata lain. Misalnya, padi dan pagi, ibu dan ubi. Anak harus
   membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui apakah
   benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari membaca secara struktural, yaitu dari
   kiri kekanan dan mengamati tiap kata dengan seksama pada susunan yang ada.
   Keterbatasannya belum memungkinkan memanipulasi arti kata dan susunan kata itu dalam
   kalimat. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan berikut :
   1. Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
   2. Menggerakan kepala dari kiri kekanan.
   3. Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata.
            Ada beberapa hambatan membaca cepat yaitu, membaca dengan bersuara (vokalisasi),
   menggerakkan bibir, menunjuk kata demi kata dengan jari, dan menggerakkan kepala dari
   kiri ke kanan, merupakan kebiasaan yang menghambat. Kebiasaan yang melibatkan fisik itu
   mudah diatasi dan dalam tempo dua minggu kebiasaan itu akan hilang, asalkan kita mau
   mempraktekan cara-cara penaggulangannya. Hambatan lain yang sulit diatasi adalah regresi
   atau mengulangi beberapa kata kebelakang dan subvokalisasi atau melafalkan kata dalam
   batin.
            Dengan menghilangkan sama sekali cara membaca dalam melafalkan dalam batin apa
   apa yang dibaca memang tidak mungkin, tetapi masih dapat diusahakan dengan cara
   melebarkan jangkauan mata sehingga satu fiksasi (pandangan mata) dapat menangkap
   beberapa    kata   sekaligus   dan   langsung    menyerap   idenya   darBahasa    Indonesiada
   melafalkannya. Kita harus sadar bahwa yang penting dalam membaca adalah menangkap ide,
   bukan mengingat-ingat atau menekuni symbol-simbol yang tercetak itu.
            Berdasarkan pengamatan penulis, kemampuan membaca siswa Kelas IV SDN
   Ujungtebu cukup baik karena pembelajaran membaca di kelas mendapat respons yang baik.
   Siswa sepertinya bosan dan jenuh dengan kegiatan membaca. Keberhasilan membaca
   didasarkan pada 2 faktor yaitu faktor linguistik atau yang berkaitan dengan ketatabahasaan
   (mengidentifikasi bunyi dan pengetahuan gramatikal) dan faktor non linguistik (penggunaan
   teknik membaca dan kemampuan mengidentifikasi tujuan yang termuat dalam isi teks).


D. Hipotesis Tindakan
            Hipotesis adalah “sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan
   pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan” Sedangkan yang dimaksud
   tindakan adalah “sesuatu yang dilakukan”.
                                               15
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hipotesis tindakan adalah jawaban
sementara meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan dengan melakukan suatu tindakan.
       Sistem membaca SQ3R merupakan sistem membaca yang semakin populer di
gunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah. Yaitu,
survey, question, read, recite atau recall, dan review.
       Sesuai dengan uraian diatas maka hipotesis tindakan ini adalah “dengan menggunakan
metode SQ3R maka kemampuan siswa dalam membaca meningkat”.




                                              16
BAB III
                           PELAKSANAAN PENELITIAN




A. Lokasi dan Waktu Penelitian
          Lokasi penelitian dilakukan di SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kota Serang.
   Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2012.
          Penelitian dilakukan karena siswa kurang memahami isi bacaan dengan membaca
   cepat. Hal ini sesuai dengan latar belakang yang menyatakan bahwa siswa kurang
   termotivasi untuk belajar. Hal tersebut mengakibatkan kemampuan siswa dalam membaca
   cepat menjadi rendah.


B. Subyek Penelitian
          Subyek penelitian pada kegiatan pembelajaran adalah siswa kelas III, SDN
   Ujungtebu, kecamatan Curug, Kota Serang, yang berjumlah 32 orang, terdiri dari 22
   orang laki-laki dan 10 orang perempuan, yang menjadi masalah Penilitian Tindakan Kelas
   (PTK) ini adalah membaca cepat dengan metode SQ3R.


C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian)
   1. Rancangan Penelitian
          Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian
   deskriptif merupakan papaparan (deskripsi) informasi tentang gejala, peristiwa, kejadian
   sebagaimana adanya (Suharsimi Arikunto, 2008:56).
          Sesuai dengan uraian di atas maka dipilihlah jenis penelitian Tindakan (Action
   Research). Penelitian tindakan adalah kegiatan kajian tentang situasi sosial dengan
   maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh pelaksanaan, telaah,
   diagnesis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan
   yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan profesional (dalam Suwarsih
   Madya, 1994:16).
          Menurut Kemmis dan Taggart (1988:15), penelitian tindakan adalah suatu
   penelitian yang bersifat reflektif diri yang dilakukan oleh peserta-peserta tindakan dalam
   situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan sosial
   mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktek-praktek itu, terhadap situasi tempat
   mereka melakukan praktek-praktek tersebut.
          Berdasarkan pada definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar
   diatas, maka dapat disimpulkan pengertian Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitain
   dalam bidang yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
   dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
   penelitian yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi, dan
                                           17
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisBahasa Indonesiatif, dengan tujuan
     untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat.


     2. Langkah-langkah Penelitian
            Penelitian ini terdiri dari pra siklus dan siklus tindakan yang terdiri dari empat
     tahap, yaitu : tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sedangkan pra iklus
     terdiri dari dua tahap yaitu : tahap observasi dan refleksi.
     1. Pra Siklus
            Proses pra siklus merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan. Pada
     kegiatan pra siklius ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar yang
     sesungguhnya. Kegiatan ini lebih dikenal juga dengan sebutan kegiatan awal untuk
     melihat kondisi dalam pembelajaran disekolah. Kegiatan pra siklus dilaksanakan dengan
     tahapan sebagai berikut :
     a. Observasi
                 Observasi dimaksudkan untuk memperoleh pembelajaran Bahasa Indonesia di
         SDN Ujungtebu sesuai dengan kondisi aslinya (belum dikenai tindakan). Pelaksanaan
         observasi terutama ditekankan kepada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
         Bahasa Indonesia yang dibuat guru.
        1) Pelaksanaan proses dan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada
            materi membaca cepat. Pengamatan dilakukan terhadap proses belajar siswa dan
            mengajar guru.
        2) Dalam tahap observasi ini diadakan tes mengenai materi membaca cepat dengan
            tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dan hasil pembelajaran selama
            kegitan belajar mengajar.
     b. Refleksi
                 Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru diskusi tentang permasalahan
         yang diperoleh pada saat observasi. Hasil tes yang dilakukan pada saat observasi
         yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca cepat
         menunjukan bahwa kemampuan siswa kurang dalam materi membaca cepat.
         Berdasarkan hasil diskusi maka peneliti mencoba menerapkan metode SQ3R untuk
         meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami membaca cepat. Selanjutnya
         peneliti merencanakan penelitian ke dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.


2.    Proses Penelitian Siklus I
            Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus, dengan langkah-
     langkah sebagai berikut :
     a. Perencanaan




                                               18
Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa perencanan, yang berkaitan
   dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dengan tahap tindakan. Perencanaan
   dalam penelitian dijabarkan sebagai berikut :
  1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai pembelajaran
      membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan dilaksanakan pada saat kegiatan
      belajar mengajar.
  2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat Kegiatan Belajar
      Mengajar (KBM).
  3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam penelitian untuk
      melihat aktivitas siswa dalam pengembangan pembelajaran membaca cepat
      dengan metode SQ3R.
  4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam Proses Belajar
      Mengajar (PBM).
  5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut.
  6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian.
b. Tindakan
          Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan apa
   yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini untuk memperbaiki
   proses pembelajaran. Adapun tindakan tahapan dijabarkan sebagai berikut :
  1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, jumlah setiap kelompok berjumlah 5
      orang
  2) Guru membagikan Lembar Keja siswa (LKS) yang berisi soal tentang membaca
      cepat kepada tiap kelompok untuk diselesaikan dalam diskusi kelompok.
  3) Melaksanakan diskusi kelas setelah siswa menyelesaikan tugas kelompoknya.
  4) Guru melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran saat siswa diskusi
      kelompok dan diskusi kelas.
  5) Melakukan tes individu untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menyelesaikan
      membaca cepat dengan metode SQ3R.
c. Observasi
          Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa dalam Proses
   Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode SQ3R. Hasil observasi akan
   dijadikan dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan
   kegiatan atau tindakan selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan
   sebagai berikut :
  1) Pengamatan terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran berlangsung yaitu
      pada saat siswa berdiskusi kelompok dalam menyelesaikan soal.
  2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R.




                                      19
d. Refleksi
                 Pada tahap ini bertujuan untuk merefleksikan hasil dari proses belajar
       mengajar yaitu dengan berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka
       keja, proses, problem, isu dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan
       pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi dalam penelitian dijabarkan pada kegiatan
       sebagai berikut :
      1) Kegiatan diskusi antara guru dan peneliti setelah tindakan dilakukan.
      2) Mereflesikan hasil diskusi untuk melaksanakan siklus selanjutnya.


D. Instrumen Penelitian
      Teknik penelitian adalah salah satu cara untuk mengumpulkan dan mengolah data.
  Teknik ini perlu ditindaklanjuti untuk mengetahui tentang kemampuan siswa dalam
  membaca cepat. Selain mengukur kemampuan siswa juga tentang proses belajar mengajar
  siswa dan kegiatan mengajar guru dalam menggunakan metode SQ3R.
      Teknik pengumpulan data merupakan suatu prosedur atau langkah-langkah yang akan
  ditempuh dalam mengumpulkan data untuk memperoleh data diperlukan alat pengumpul
  data atau instrument penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
  penelitian ini adalah sebagai berikut:
       1. Observasi langsung
      Dalam penelitian ini observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara
  melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
  berlangsung, dan juga hal-hal apa saja yang harus di perbaiki untuk pembelajaran
  selanjutnya.
       2. Tes
       Tes adalah alat yang digunakan dalam pengukuran. Tes ini dimaksudkan untuk
   mengukur ketercapaian siswa dalam setiap materi ajar yang telah disampaikan.


E. Teknik Analisis Data
      Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan
  menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok (Basrowi & Suwandi,
  2008:131).
      Data yang dipakai dalam menganalisis data ini yaitu jenis data kuantitatif. Data
  kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, bisa dengan presentase, mean, median,
  modus, grafik, table dan sebagainya.
      Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data yaitu:
   a. Mengidentifikasi apa yang ada dalam data
   b. Melihat pola-pola yang ada
   c. Membuat interprestasi


                                           20
Sedangkan tahap-tahapnya dalam analisis data ini yaitu:
a. Validasi hipotesis
b. Interpretasi dengan acuan teori
c. Tindakan untuk perbaikan lebih lanjut yang juga dimonitor dengan teknik penelitian
   kelas.




                                      21
BAB IV
                        HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A. Deskripsi Data
         Pelaksanaan penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua tahap yaitu: pra siklus, siklus 1.
   Setiap tindakan pembelajaran terdiri dari satu siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan,
   tindakan, observasi, dan refleksi.
   1. Pra Siklus
      a. Observasi
                Pada tahap pra siklus ini peneliti mengadakan penjajagan melalui kegiatan
         observasi sehingga diperoleh gambaran tentang pengelolaaan pembelajaran dan pada
         tahap ini masih merupakan pembelajaran awal dari guru kelas, jadi belum ada
         tindakan. Dalam pembelajaran, guru menggunakan metode yang kurang sesuai dengan
         materi yang diajarkan sehingga anak kurang termotivasi untuk belajar.
                Adapun data dari hasil tes belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat dari tabel
         berikut :
                                                      Table 4.1
                             Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus
          No.         Nama Siswa           L/P         Nilai Perolehan   Keterangan
           1.    Sahroni                    L                50
           2.    Asnah                      P                50
           3.    Mustapid                   L                50
           4.    Adam                       L                50
           5.    Andi                       L                60
           6.    Hafdudin                   L                60
           7.    Masyopi                    L                60
           8.    M. Abdul Kodir             L                50
           9     Saripudin                  L                60
          10.    A. Ruba Alam               L                60
          11.    Andini                     P                80
          12.    Aprianto                   L                60
          13.    Aris                       L                50
          14.    Aripa                      P                60
          15.    Asep                       L                70
          16.    Deni Triyadi               L                60
          17.    Eep Wahyudi                L                60
          18.    Fajar Saputra              L                55
          19.    Fajar                      L                55
          20.    Windi Patika Sari          P                70
          21.    Hapid                      L                60
          22.    Indriyani                  P                50
          23.    Lia Handayani              P                75
                                                 22
No.         Nama Siswa            L/P         Nilai Perolehan             Keterangan
       24.  Marinah                         P              60
       25.  Masfatmawati                    P              75
       26.  Masyuda R.                      L              75
       27.  Maulana Yusuf                   L              70
       28.  Naufal Muzaki                   L              80
       29.  Saprudin                        L              60
       30.  Siti Sartika                    P              65
       31.  Susilawati                      P              60
       32.  Ma’rup                          L              60
                      Jumlah                              1960
                     Rata-rata                            61,25
                    Prosentase                           61,25%
      Keterangan:

                              Jumlah   Nilai Perolehan          1960
      Nilai rata-rata     =                                 =              61 , 25
                                   Jumlah   Siswa                 32

                              Jumlah Nilai Perolehan                       1960
      Prosentase Kelas =                                 x 100 %       =             x 100 %   61 , 25 %
                                Jumlah Skor Ideal                           32

   b. Refleksi
              Setelah observasi dilakukan, peneliti bersama guru dan kepala sekolah
      mendiskusikan dan merefleksi hasil pengamatan dan diperoleh kesimpulan sabagai
      berikut:
      1) Perencanaan dan pembelajaran membaca cepat yang dibuat oleh guru kurang
           tepat. Apersepsi yang dilakukan guru kurang menarik perhatian siswa sehingga
           siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar.
      2) Hasil belajar siswa rendah, hal ini disebabkan karena pembelajaran kurang
           bermakna.
              Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas maka peneliti mencoba menerapkan
      pendekatan pemecahan maalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
      membaca cepat. Pembelajaran dengan metode SQ3R inilah yang akan digunakan pada
      siklus I.


2. Siklus I
              Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus, dengan langkah–
   langkah sebagai berikut.
   a. Perencanaan
              Dalam tahap inipeneliti merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan langkah-
   langkah yang dilakukan dalam tahap tindakan yaitu:




                                                23
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai pembelajaran
    membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan dilaksanakan pada saat kegiatan
    belajar mengajar.
2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat Kegiatan Belajar
    Mengajar.
3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam penelitian untuk
    melihat aktifitas siswa dalam pengembangan pembelajaran membaca cepat dengan
    metode SQ3R.
4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam Proses Belajar
    Mengajar (PBM).
5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut.
6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian.


b. Tindakan
        Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan apa
  yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksaan tindakan ini untuk memperbaiki
  proses pembelajaran. Adapun tindakan tahapan dijabarkan sebgai berikut :
  1) Guru mengkondisikan siswa dalam memberikan motivasi belajar agar siswa dapat
     belajar dengan baik.
  2) Siswa melaksanakan pra baca
  3) Siswa mengajukan pertanyaan dari bacaan yang telah disediakan.
  4) Siswa membaca bacaan dan memahaminya
  5) Siswa melakukan recite atau berhenti sejenak saat membaca.
  6) Siswa mengingat bagian-bagian penting yang telah dibaca.
  7) Guru mengukur waktu kecepatan saat siswa membaca.


c. Observasi
        Pada tahap ini peneliti mengamati aktifitas guru dan siswa dalam Proses Belajar
  Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode SQ3R. hasil observasi akan dijadikan
  dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan kegiatan atau
  tindakan selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
  1) Pengamatan terhadap aktifitas siswa pada proses pembelajaran berlangsung yaitu,
     pada saat siswa membaca teks .
  2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R.
        Hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa adalah dapat dilihat pada
  tabel di bawah ini :




                                       24
Tabel 4.2
                         Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar.


         ASPEK YANG                                             NILAI
 NO                                 INDIKATOR                               Jumlah
         DIOBSERVASI                                        1   2   3   4
  1.    Aktivitas siswa    a. Membaca teks dengan                            3
        dalam membaca         Lancar
        Cepat              b. Dapat menemukan                                3
                              Pikiran pokok dalam
                              Teks
                           c. Dapat mempercepat                              2
                              Menangkap arti                            
  2.    Aktivitas siswa    a. Dapat mengetahui                               2
        Dalam memahami        Isi bacaan
        Isi bacaan         b. Dapat menentukan                               1
                              Kalimat utama
                           c. Dapat menentukan                               1
                              Kalimat penjelas
  3.    Aktivitas siswa    a. Ketepatan dalam                                2
        dalam menjawab         menjawab soal
        soal latihan          Latihan
                         Jumlah                             2   3   2   -    14
                        Rata-rata                                             2
                    14
Nilai rata-rata =         2
                    7

Kriteria Penilaian :

          Nilai Angka                         Keterangan
          3,50 – 4,00                        Baik sekali
          3,00 – 3,49                           Baik
          2,50 – 2,99                          Cukup
          2,00 – 2,49                         Kurang
          1,00 – 1,99                       Kurang sekali


       Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh maka dapat disimpulkan aktifitas
belajar siswa tergolong ke dalam kriteria kurang.




                                       25
Tabel 4.3
                   Observasi Guru dalam Pembelajaran

                                                             Pelaksanaan
No                     Proses KBM
                                                             Ya       Tidak
1.    Perencanaan
       a. Membuat rencana pembelajaran.                      
       b. Menyiapkan materi pelajaran.                       
       c. Menyiapkan sumber belajar.                         
       d. Menyiapkan media pembelajaran                                 
       e. Menyiapkan alat pengumpul data                     
2.    Pelaksanaan
       a. Menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-
                                                             
          langkah pembelajaran.
       b. Mengadakan apersepsi dengan mengajukan                        
          pertanyan tentang cerita anak.
       c. Guru menyuruh masing-masing siswa
                                                             
          mensurvai isi bacaan.
       d. Guru menyuruh siswa mengajukan
          pertanyaan yang dapat membimbing siswa                        
          dalam kegiatan membaca.
       e. Guru menyuruh siswa membaca isi teks
                                                             
          bacaan.
       f. Guru menyuruh siswa menceritakan isi
                                                                        
          bacaan dengan kata-kata sendiri.
       g. Guru menyuruh siswa meninjau kembali isi
                                                                        
          bacaan
3.    Evaluasi
       a. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil.            
       b. Menyimpulkan materi bersama siswa.                            
       c. Melakukan penskoran perkembangan siswa                        
       d. Memberikan penugasan berupa PR                     


                               Tabel 4.4
            Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I
No.        Nama Siswa          L/P         Nilai Perolehan        Keterangan
 1.   Sahroni                   L                55
 2.   Asnah                     P                60
 3.   Mustapid                  L                55
 4.   Adam                      L                56
 5.   Andi                      L                65
 6.   Hafdudin                  L                65
 7.   Masyopi                   L                65
 8.   M. Abdul Kodir            L                55
 9    Saripudin                 L                70
10.   A. Ruba Alam              L                65
11.   Andini                    P                85

                                     26
No.         Nama Siswa              L/P          Nilai Perolehan            Keterangan
       12.  Aprianto                        L                65
       13.  Aris                            L                55
       14.  Aripa                           P                65
       15.  Asep                            L                80
       16.  Deni Triyadi                    L                65
       17.  Eep Wahyudi                     L                65
       18.  Fajar Saputra                   L                60
       19.  Fajar                           L                65
       20.  Windi Patika Sari               P                80
       21.  Hapid                           L                65
       22.  Indriyani                       P                60
       23.  Lia Handayani                   P                80
       24.  Marinah                         P                65
       25.  Masfatmawati                    P                80
       26.  Masyuda R.                      L                80
       27.  Maulana Yusuf                   L                75
       28.  Naufal Muzaki                   L                85
       29.  Saprudin                        L                65
       30.  Siti Sartika                    P                70
       31.  Susilawati                      P                75
       32.  Ma’rup                          L                65
                       Jumlah                               2161
                      Rata-rata                             67,53
                     Prosentase                            67,53%
      Keterangan:

                             Jumlah      Nilai Perolehan         2161
      Nilai rata-rata    =                                   =              67 ,53
                                   Jumlah     Siswa               32

                             Jumlah   Nilai Perolehan                       2161
    Prosentase Kelas     =                                  x 100 %     =            x 100 %   67 ,53 %
                                Jumlah     Skor Ideal                        32



   d. Refleksi
             Dari hasil diskusi dengan guru kelas terhadap pembelajaran yang sudah
      dilakukan, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki atau ditingkatkan. Hal ini dapat
      dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah dan masih belum sesuai dengan apa
      yang di harapkan. Keadaan ini segera diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.


B. Pembahasan Hasil Penelitian
             Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas dengan menggunakan
   metode SQ3R, maka hasil temuan dan pembahasan penelitian diuraikan sebagai berikut:
   1. Pra siklus



                                                 27
Data hasil penelitian pra siklus menunjukkan banyaknya kekurangan-kekurangan,
          diantaranya metode yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga hasil belajar
          siswa rendah.


       2. Siklus I
          Pada siklus ini guru sudah memperbaiki pembelajarannya dengan menggunakan
          metode SQ3R. Pengelolaan kelas meningkat, Respon siswa sudah lebih aktif dalam
          KBM walaupun ada beberapa dengan perolehan nilai yang masih kurang.

   Dapat disimpulkan, rata-rata kecepatan membaca siswa dapat dilihat dari hasil perhitungan
   sebagai berikut:

   Jumlah kpm (kata permenit) =

                                   100
                               =          x 60
                                   600

                                   6000
                               =             100   kpm
                                   600


Jadi, kecepatan rata-rata membaca siswa yaitu 100 kpm (kata per menit)

                                                    Tabel 4.5
                                   Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa
                  ASPEK YANG
           NO                                    INDIKATOR               Siklus I
                  DIOBSERVASI
            1.   Aktivitas siswa    a. Membaca teks dengan                  3
                 dalam membaca         Lancar
                 Cepat              b. Dapat menemukan                      3
                                       Pikiran pokok dalam
                                       Teks
                                    c. Dapat mempercepat                    2
                                       Menangkap arti
            2.   Aktivitas siswa    a. Dapat mengetahui                     2
                 Dalam memahami        Isi bacaan
                 Isi bacaan         b. Dapat menentukan                     1
                                       Kalimat utama
                                    c. Dapat menentukan                     1
                                       Kalimat penjelas
            3.   Aktivitas siswa    a. Ketepatan dalam                      2
                 dalam menjawab         menjawab soal
                 soal latihan          Latihan
                                  Jumlah                                   14
                                 Rata-rata                                  2




                                                   28
Tabel 4.6
                          Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa
No.        Nama Siswa                 Pra Siklus                 Siklus I
 1.   Sahroni                            50                        55
 2.   Asnah                              50                        60
 3.   Mustapid                           50                        55
 4.   Adam                               50                        56
 5.   Andi                               60                        65
 6.   Hafdudin                           60                        65
 7.   Masyopi                            60                        65
 8.   M. Abdul Kodir                     50                        55
 9    Saripudin                          60                        70
10.   A. Ruba Alam                       60                        65
11.   Andini                             80                        85
12.   Aprianto                           60                        65
13.   Aris                               50                        55
14.   Aripa                              60                        65
15.   Asep                               70                        80
16.   Deni Triyadi                       60                        65
17.   Eep Wahyudi                        60                        65
18.   Fajar Saputra                      55                        60
19.   Fajar                              55                        65
20.   Windi Patika Sari                  70                        80
21.   Hapid                              60                        65
22.   Indriyani                          50                        60
23.   Lia Handayani                      75                        80
24.   Marinah                            60                        65
25.   Masfatmawati                       75                        80
26.   Masyuda R.                         75                        80
27.   Maulana Yusuf                      70                        75
28.   Naufal Muzaki                      80                        85
29.   Saprudin                           60                        65
30.   Siti Sartika                       65                        70
31.   Susilawati                         60                        75
32.   Ma’rup                             60                        65
            Jumlah                      1960                      2161
           Rata-rata                    61,25                     67,53
          Prosentase                   61,25%                    67,53%




                                      29
2.5

                                                  2




                               Nilai Rata-rata
                                                 1.5

                                                  1                               2

                                                 0.5

                                                  0
                                                                               Siklus I


                                                                        Grafik 4.1.
                                                       Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa



 Grafik rekapitulasi hasil proses belajar siswa yang disajikan di atas menunjukkan adanya
 peningkatan yang dicapai dalam proses belajar siswa.

                               69
                               68
                               67
                               66
         Nilai Rata-rata




                               65
                               64
                               63                                                         67.53
                               62
                               61
                               60
                                                             61.25
                               59
                               58
                                                           Pra Siklus                     Siklus I


                                                                        Grafik 4.2.
                                     Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa
   Grafik rekapitulasi hasil tes belajar siswa yang disajikan di atas menunjukkan adanya
   peningkatan yang dicapai dalam hasil tes belajar siswa.

C. Jawaban Hipotesis
                           Berdasarkan pengolahan data dan analisis data di atas, maka hipotesis “dengan
   menggunakan metode SQ3R maka kemampuan siswa dalam membaca meningkat”. Oleh
   karena itu, hipotesis hasil penelitian ini dapat diterima.




                                                                          30
BAB V
                             KESIMPULAN DAN REKOMENDASI



A. Kesimpulan
         Dari data yang diperoleh selama penelitian berlangsung terhadap pembelajaran
   membaca cepat, dapat disimpulkan bahwa adanya interaksi yang baik antara guru dan siswa.
   Proses pembelajaran dilaksanakan secara baik, dan secara sistematis. Melalui proses
   pembelajaran dan latihan yang secara berkesinambungan serta menggunakan metode yang
   sesuai dalam proses pembelajaran membaca cepat.
         Dari hasil penelitian yang dilakukan dan setelah data terkumpul melalui kegiatan
   observasi dan tes, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
   1. Aktifitas siswa berdasarkan rata-rata nilai aktifitas siswa dari siklus I mengalami
      peningkatan. Maka ada peningkatan aktifitas belajar siswa dengan menggunakan metode
      SQ3R.
   2. Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari siklus I mengalami
      peningkatan. Maka dengan menggunakan metode SQ3R hasil belajar siswa meningkat.


B. Rekomendasi
         Pembelajaran membaca cepat yang biasa dilakukan guru selama ini kurang di pahami
   oleh siswa. Karena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentunya dalam belajar membaca
   cepat guru harus mempunyai strategi dalam mengajar. Belajar membaca cepat bukan berarti
   membacanya yang cepat akan tetapi pemahaman dalam membaca juga harus cepat. Dalam
   hal ini, metode SQ3R menjadi solusi untuk pngajaran dalam pembelajaran membaca cepat.
   Meskipun pada awalnya memerlukan penyesuaian Karena belum terbiasa menggunakan
   metode tersebut. Akan tetapi, perlahan terjadi perubahan yang lebih baik. Hal ini dapat
   dilihat dari hasil belajar siswa yang terus meningkat.
         Berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti merasa yakin bahwa pembelajaran
   membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R akan menjadi solusi terhadap kegiatan
   belajar mengajar. Atas dasar kesimpulan diatas, maka rekomendasi yang dapat diberikan
   yaitu sebagai berikut :
   1. Bagi guru di Sekolah Dasar
      Agar terus berupaya meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang studi Bahasa
      Indonesia khususnya pada pembelajaran membaca cepat dan pemahamannya hendaknya
      menggunakan metode SQ3R.
   2. Bagi Kepala sekolah dan Pengawas di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Curug
      Diharapkan dapat terus meningkatkan potensi guru-guru Sekolah Dasar dalam bidang
      pengajaran melalui pelatihan dan memaksimalkan KKG dimasing-masing gugus sekolah
      yang membahas metode pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R dalam

                                               31
pembelajaran    Bahasa    Indonesia   tentunya   pembelajaran   membaca   cepat   dan
  pemahamannya.
3. Bagi para siswa, khususnya siswa Kelas III
  Agar lebih giat lagi dalam belajar. Terutama dalam pembelajaran membaca cepat dan
  pemahamannya dengan menggunakan metode SQ3R.




                                          32
DAFTAR PUSTAKA




Arikunto Suharsimi, Suhardjono Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. (2008). Jakarta: Bumi
        Aksara


Cahyani Isah, Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung:
        UPI Press


Hidayat Kosadi, Burhan Jazir, Misdan Undang. (1990). Strategi Belajar Mengajar Bahasa
        Indonesia. Bandung: Bina Cipta


Indihadi Dian, Zaenudin Enuh, Gusrayani. (2006). Pembinaan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI
        Press


Rahim Farida. (2007). Jakarta: Bumi Aksara


Soedarso. (2006). Spead Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka
        Utama


Subagyo, et. al. (2006). Terampil Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Semarang:
        Bengawan Ilmu


Tarigan Guntur Henry. (2008). Membaca sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa. Bandung:
        Angkasa


Tarigan Guntur Henry. (1993). Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung:
        Angkasa
________ (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
http://konselingcentre.co.cc/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=31
http://ptkguru.wordpress.com/page/2/
http://alhafizh84.wordpress.com/2009/12/03/prosedur-penelitian-tindakan -kelas-ptk/




                                              33
34
FOTO-FOTO KEGIATAN



     PRA SIKLUS




      SIKLUS I




         35
36

More Related Content

What's hot

Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docxPerencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docxMNurulKafid
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
 
Tuton_Latihan Uji Kompetensi 3.docx
Tuton_Latihan Uji Kompetensi 3.docxTuton_Latihan Uji Kompetensi 3.docx
Tuton_Latihan Uji Kompetensi 3.docxZURISPINK
 
Lingkungan kelas III SD
Lingkungan kelas III SDLingkungan kelas III SD
Lingkungan kelas III SDDewi Shinta
 
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru juniorLampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru juniorEndin Salahudin
 
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docx
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docxANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docx
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docxmaxtollenaar1
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri Krisna Indah Puspitasari
 
Program unggulan sekolah
Program unggulan sekolahProgram unggulan sekolah
Program unggulan sekolahIsmail Bisri
 
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarKesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarTohir Haliwaza
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)Pristiadi Utomo
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
Contoh Lembar kerja siswa
Contoh Lembar kerja siswaContoh Lembar kerja siswa
Contoh Lembar kerja siswaMega Pratiwi
 
RPP Matematika kelas 5 T.A 2022/2023
RPP Matematika kelas 5 T.A 2022/2023RPP Matematika kelas 5 T.A 2022/2023
RPP Matematika kelas 5 T.A 2022/2023Aulia Rahmawati
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)yeti rachmawati
 
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxFormat Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxalfathesafiloza
 

What's hot (20)

Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docxPerencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docx
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
 
Tuton_Latihan Uji Kompetensi 3.docx
Tuton_Latihan Uji Kompetensi 3.docxTuton_Latihan Uji Kompetensi 3.docx
Tuton_Latihan Uji Kompetensi 3.docx
 
Lingkungan kelas III SD
Lingkungan kelas III SDLingkungan kelas III SD
Lingkungan kelas III SD
 
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru juniorLampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
 
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docx
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docxANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docx
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI kls 1.docx
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Ppt proposal ptk
Ppt proposal ptkPpt proposal ptk
Ppt proposal ptk
 
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
Instrumen penilaian sikap dari penilaian diri
 
Program unggulan sekolah
Program unggulan sekolahProgram unggulan sekolah
Program unggulan sekolah
 
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarKesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
Supervisi Akademik
Supervisi AkademikSupervisi Akademik
Supervisi Akademik
 
Contoh Lembar kerja siswa
Contoh Lembar kerja siswaContoh Lembar kerja siswa
Contoh Lembar kerja siswa
 
RPP Matematika kelas 5 T.A 2022/2023
RPP Matematika kelas 5 T.A 2022/2023RPP Matematika kelas 5 T.A 2022/2023
RPP Matematika kelas 5 T.A 2022/2023
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
 
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docxFormat Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
Format Hasil asesmen pembelajaran_Alfathesa Filoza.docx
 

Similar to Ptk sq3 r

Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...NASuprawoto Sunardjo
 
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdfmodel-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdfadybudiman1
 
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaPedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaNesi Anti Andini
 
2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isiEndin Salahudin
 
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPrapto Ari Perwira
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...Danis Firsha-Qie
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...Danis Firsha-Qie
 
Makalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikanMakalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikanRicky Ramadhan
 
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptkCover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptkMariz Cha Cha
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKAmin Eko Wulandari
 
Kelistrikan Mesin
Kelistrikan MesinKelistrikan Mesin
Kelistrikan MesinlombkTBK
 
Panduan Pelaksanaan Lesson Study
Panduan Pelaksanaan Lesson StudyPanduan Pelaksanaan Lesson Study
Panduan Pelaksanaan Lesson Studyhaikal
 
Laporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk totalLaporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk totalHeldy Eriston
 
Penelitian Tindakan Kelas. Yosina Hitalesy, S.P..pdf
Penelitian Tindakan Kelas. Yosina Hitalesy, S.P..pdfPenelitian Tindakan Kelas. Yosina Hitalesy, S.P..pdf
Penelitian Tindakan Kelas. Yosina Hitalesy, S.P..pdfyosinahitalesy
 

Similar to Ptk sq3 r (20)

Pts sumarso
Pts sumarsoPts sumarso
Pts sumarso
 
Cover bapak
Cover bapakCover bapak
Cover bapak
 
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
 
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdfmodel-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
model-model-pembelajaran-dalam-kurikulum.pdf
 
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaPedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
 
2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi
 
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
 
Kinerja guru
Kinerja guruKinerja guru
Kinerja guru
 
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
 
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core   danis ag...
Perangkat pembelajaran geometri sma dengan mengadaptasi model core danis ag...
 
Makalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikanMakalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikan
 
PTK Matematika SD
PTK Matematika SDPTK Matematika SD
PTK Matematika SD
 
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptkCover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptk
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMKLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA INDONESIA SMK
 
Kelistrikan Mesin
Kelistrikan MesinKelistrikan Mesin
Kelistrikan Mesin
 
Laporan PPL - Junior.pdf
Laporan PPL - Junior.pdfLaporan PPL - Junior.pdf
Laporan PPL - Junior.pdf
 
Panduan Pelaksanaan Lesson Study
Panduan Pelaksanaan Lesson StudyPanduan Pelaksanaan Lesson Study
Panduan Pelaksanaan Lesson Study
 
Laporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk totalLaporan pts & ptk total
Laporan pts & ptk total
 
Penelitian Tindakan Kelas. Yosina Hitalesy, S.P..pdf
Penelitian Tindakan Kelas. Yosina Hitalesy, S.P..pdfPenelitian Tindakan Kelas. Yosina Hitalesy, S.P..pdf
Penelitian Tindakan Kelas. Yosina Hitalesy, S.P..pdf
 

Ptk sq3 r

  • 1. PENERAPAN SQ3R DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA DI KELAS III SD NEGERI UJUNG TEBU CURUG KOTA SERANG LAPORAN PTK Disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam Pengembangan karir PTK SD Oleh : ERNA KURNIA, S.Pd NIP. 19870917 200902 2 001 SEKOLAH DASAR NEGERI UJUNGTEBU UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CURUG KOTA SERANG 2012
  • 2. LEMBAR PERSETUJUAN PTK ERNA KURNIA, S.Pd 19870917 200902 2 001 PENERAPAN SQ3R DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA DI KELAS IV SD NEGERI UJUNGTEBU CURUG KOTA SERANG (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kota Serang) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Kepala Sekolah SDN Ujungtebu Dra. Hj. ROQAYAH, MM.Pd NIP. 19630104 198412 2 003
  • 3. KATA PENGANTAR Puji syukur ke khadirat Allah swt. Yang telah memberikan rakhmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjunan Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat, serta kita pengikutnya hingga akhir zaman. Penelitian Tindakan Kelas ini disusun untuk memenuhi tugas workshop guru dalam Pengembangan karir PTK SD. Banyak kendala yang saya hadapi dalam penyusunan PTK ini, semua kendala dan rintangan saya hadapi dengan sebaik mungkin. Tentunya, semua kendala tidak akan mampu saya hadapi sendiri, ada satu waktu dimana sayapun membutuhkan bantuan, bimbingan, arahan dan juga saran-saran dan dorongan dari orang lain. Untuk itu, dalam kesempatan ini, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dra. Hj. Roqayah, MM.Pd, selaku kepala SDN Ujungtebu. 2. Para pengawas SD di lingkungan UPT Pendidikan Kecamatan Curug Kota Serang. Saya sangat menyadari bahwa tiada karya manusia yang sempurna, tentunya masih banyak kekurangan dari segi penyajian maupun isinya, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari seluruh pembaca sangat saya harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Serang, Juni 2010 Penulis
  • 4. ABSTRAKSI Erna Kurnia. (2010). Penerapan SQ3R Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa Di Kelas III SD Negeri Ujungtebu Curug Kota Serang. Latar belakang penelitian didasarkan pada hasil pengamatan bahwa guru dalam pembelajarannya kurang tepat dalam menggunakan metode dan langkah-langkah yang sesuai dengan topik pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk membantu menambah wawasan dan pengetahuan guru tentang penggunaan metode pembelajaran SQ3R. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas, yang meliputi beberapa siklus tindakan. Hasil penelitian ini adalah: (1) Aktifitas siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan. (2) Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari pra siklus sampai dengan siklus III terjadi peningkatan. Hasil penelitian direkomendasikan: (1) Bagi guru SD, agar terus berusaha meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan metode SQ3R. (2) Bagi Kepala Sekolah dan pengawas UPTD Pendidikan Kecamatan Curug agar terus meningkatkan potensi guru-guru di Sekolah Dasar dalam bidang pengajaran dengan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca cepat. (3) Bagi para siswa, agar lebih giat lagi dalam belajar terutama dalam membaca cepat dan pemahamannya.
  • 5. DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PTK ...................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii ABSTRAKSI ...................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 4 A. Kajian Teori ................................................................................................. 4 B. Model SQ3R dalam Pembelajaran ............................................................... 12 C. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 14 D. Hipotesis Tindakan ...................................................................................... 15 BAB III METODEPENELITIAN ................................................................................... 17 A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ...................................................... 17 B. Subyek Penelitian ......................................................................................... 17 C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian) ....................................................... 17 D. Instrumen Penelitian .................................................................................... 20 E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 22 A. Deskripsi Data .............................................................................................. 22 B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 27 C. Jawaban Hipotesis ........................................................................................ 30 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .......................................................... 31 A. Kesimpulan .................................................................................................. 31 B. Rekomendasi ................................................................................................ 31 LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
  • 6. DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Bagan Langkah-langkah Pembelajaran SQ3R ...................................... 14 4.1. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus ............................... 22 4.2. Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar .............................................. 25 4.3. Observasi Guru dalam Pembelajaran .................................................... 26 4.4. Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I ................................... 26 4.5. Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 28 4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa ...................................................... 102
  • 7. DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa ...................................................... 30 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa ....................... 30
  • 8. DAFTAR LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Foto-foto Kegiatan 3. Surat Keputusan (SK) Pembimbing 4. Surat Izin Penelitian 5. Surat Keterangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
  • 9. 0
  • 10. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan sangatlah penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pada hakekatnya, pendidikan merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu, setiap proses pendidikan akan bermakna mengembangkan potensi hidup seluas-luasnya. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia memerlukan suatu pendekatan untuk mengembangkan potensi siswa dalam menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, mewicara, membaca dan menulis. Sehubungan dengan upaya meningkatkan keterampilan membaca pada siswa, masalah keterampilan membaca cepat perlu mendapat perhatian. Untuk itu penulis ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan pengajaran Bahasa Indonesia dalam membaca cepat jika diterapkan dengan metode SQ3R. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah yaitu, survei (prabaca), question (mengajukan pertanyaan), read (membaca), recite atau recall (berhenti sejenak atau mengingat), dan review (tinjauan atau mengulang). Dalam membaca cepat terkandung didalamnya pemahaman yang cepat pula. Untuk itu kita perlu menguasai teknik-teknik membaca cepat dan efektif. Untuk memahami bacaan perlu diambil langkah-langkah strategis, yaitu menggunakan metode SQ3R. Dalam meningkatkan keterampilan membaca, terutama membaca cepat siswa bukan hal yang mudah. Faktor yang mempengaruhi terwujudnya keterampilan membaca cepat siswa seperti halnya tersedia sarana dan prasarana, kemauan dan motivasi siswa, teknik membaca dan metode yang digunakan guru. Pada dasarnya yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran membaca cepat yaitu: 1. Guru tidak sesuai dalam menerapkan pendekatan pembelajaran 2. Siswa kurang termotivasi untuk belajar 3. Keterbatasan guru dalam hal kemampuan menyampaikan materi pelajaran. Kerugian yang terjadi pada masalah ini apabila tidak diteliti yaitu kita tidak bisa mengetahui sejauh mana perkembangan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dan kita tidak bisa mengetahui bahwa dalam pengajaran pembelajaran Bahasa Indonesia apakah mencapai tujuan atau tidak. Dengan adanya penelitian ini kita bisa mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan anak dalam pembalajaran Bahasa Indonesia. Tepatnya kemampuan anak dalam membaca cepat. Selain itu juga kita dapat mengetahui metode atau pendekatan apa yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun dalam penelitian ini penulis menggunakan SQ3R. Pada dasarnya kemampuan membaca anak SD itu kurang diperhatikan. Untuk itu sebagai calon guru kita harus dapat menciptakan cara untuk menumbuhkan minat 1
  • 11. membaca siswa. Misalnya dengan cara membiasakan anak untuk membaca cerita dongeng. Meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa bukan hal yang mudah. Teknik membaca yang baik akan mengantarkan siswa untuk terampil membaca. Hal lain. Dengan metode yang digunakan oleh guru dalam pengajaran haruslah sesuai dengan karakteristik siswa baik secara individu maupun kelompok. Metode SQ3R merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan membaca cepat pada anak. Berdasarkan dari semua permasalahan di atas, penulis terinspirasi untuk mengadakan penelitian di Kelas III SD Negeri Ujungtebu dengan judul Penelitian Tindakan Kelas “Penerapan SQ3R Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Siswa di Kelas III SD Negeri Ujungtebu Curug Kota Serang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dengan menggunakan metode SQ3R, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca cepat? 2. Sejauhmana peningkatan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Ingin membantu kesulitan siswa dalam membaca cepat dengan menggunakan langkah- langkah metode SQ3R. 2. Ingin membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R. D. Manfaat Penelitian Bertitik tolak dari tujuan yang ingin dicapai setelah proses penelitian berlangsung, penulis berharap agar penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut: 1. Kegunaan Bagi Peneliti a. Menambah wawasan mengenai efektifitas metode pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R b. Mampu menerapkan pembelajaran dengan metode SQ3R c. Dapat mensosialisasikan pembelajaran dengan metode SQ3R d. Menemukan rancangan PTK yang efektif untuk memecahkan masalah dalam kegiatan belajar 2
  • 12. 2. Kegunaan Bagi Guru a. Dapat meningkatkan keterampilan dalam proses belajar mengajar dengan metode pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R b. Dapat mengetahui teknik pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan metode SQ3R 3. Kegunaan Bagi Siswa a. Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan pada pelajaran Bahasa Indonesia b. Mendapatkan pengalaman secara langsung dari hasil belajar sehingga mampu menerapkan konsep membaca cepat dalam kehidupan sehari-hari 3
  • 13. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi belajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Secara universal, pengertian bahasa ialah suatu pelahiran yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan mahluk lain. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata atau maya, yang berwujud, yang tampak kasat mata, yang ghoib, khayati, mendeskripsikan situasi dan konadisi masa lampau, masa kini, maupun masa yang akan datang. Ujaran manusia itu menjadi bahasa, tatkala dua orang manusia atau lebih bersepakat bahwa seperangkat bunyi memiliki makna yang disetujui bersama. 2. Teori Membaca dan Penerapannya pada Pengajaran Bahasa Indonesia Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperolah pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandanagn sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atu dBahasa Indonesiahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960, dalam Henry Guntur Tarigan, 2008:7). Dan membaca merupakan proses yang kompleks. Proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Menurt Burns dkk. (1997 :7) , (dalam Farida Rahim 2007 : 12). Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspekpembacaan sandi 4
  • 14. (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 7-8). Istilah-istilah linguistic decoding dan encoding tersebut akan lebih mudah dimengerti kalau kita dapat memahami bahwa bahasa (language) adalah sandi (code) yang direncanakan untuk membawa /mengandung makna (meaning). Beberapa ahli lebih cenderung memakai istilah recording (membaca) sebab pertama sekali lambang-lambang tertulis (written Symbols) di ubah menjadi bunyi, kemudian barulah sandi itu dibaca (are decoded). Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis berhubungan erat karena keduanya merupakan alat untuk mengutarakan makna, mengemukakan pendapat, mengekspresikan pesan. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 8-9). Membaca dapat pula di artikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Ada pula beberapa penulis beranggapan, bahwa “membaca” adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik (phonics = suatu metode pengajaran membaca ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi/menuju membaca lisan (oral reading). Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah, makna itu akan berubah karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dia pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. (Anderson 1972 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 9). Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing meaning to and getting meaning from printed ar written material, memetik serta memahami atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finhochiaro and Bonomo 1973 dalam Henty Guntur Tarigan, 2008 : 9). Jelaslah bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Menyimak dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca. Oleh karena itu, sangat penting sekali diingat agar setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, intonasi, atau jeda haruslah dijelaskan sebelum para pelajar disuruh membaca dalam hati ataupun membaca lisan. (Finocchiaro and Bonomo 1973 dalam Henry Guntur Tarigan, 2008 : 9). Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa “membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya” (Lado 1976 dalam Henry Guntur Tarigan : 9). Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak. Ada 2 cara yang ditempuh pembaca dalam memperoleh makna dari barang cetak antara lain: 5
  • 15. a. Langsung, yakni menghubungkan ciri penanda visual bunyi dari tulisan dengan maknanya, biasanya digunakan oleh pembaca lanjut. b. Tidak langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan makna, biasanya digunakan oleh pembaca permulaan. Kegiatan membaca menjadi dua tahap : a. Dalam tahap persiapan, anak mulai menyadari tentang fungsi barang cetak, konsep tentang cara kerja barang cetak, konsep tentang huruf, konsep tentang kata. b. Dalam tahap perkembangan, anak mulai memahami pola bahasa yang terdapat dalam barang cetak. Anak mulai belajar memasangkan satu kata dengan kata yang lain. Pengajaran membaca sangat tepat digunakan sebagai sarana untuk membimbing anak menjadi pembaca yang mandiri dan menumbuhkan minat baca. Melalui pengajaran membaca bersuara, guru dapat menjadikan barang cetak (mati) menjadi hidup. Melalui kegiatan ini guru dapat memberikan contoh cara membaca dengan kecepatan, irama dan suara yang tepat. Selain itu, guru dapat mengajak anak dengan bahasa tulis. Cara yang ditempuh untuk mengajak anak mengakrabi buku adalah sebagai berikut : a. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan b. Perkenalkan buku-buku baru c. Pilih waktu yang paling tepat d. Beri kesempatan untuk merespon isi buku e. Berikan bimbingan dalam memahami bacaan f. Gunakan cara dan waktu yang bervariasi. Untuk dapat memacu perkembangan anak dalam membaca. Clay (1966) mengemukakan perlunya penciptaan kondisi yang kondusif bagi kegiatan membaca. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Kemahiran membaca diperoleh melalui interaksi sosial dan tingkah laku emulatif (kompetitif). b. Anak menguasai kemahiran membaca sebagai hasil dari pengalaman hidupnya. c. Anak akan menguasai kemahiran membaca jika ia tahu tujuan dan memerlukan proses. d. Kegiatan bermain memainkan peran dalam penguasaan bahasa. 3. Manfaat Membaca Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Di zaman yang semakin maju dan modern sekarang ini, membaca adalah hal yang penting bagi kehidupan. Dengan membaca kita dapat melakukan apa saja dan melaksanakan kegiatan apapun. Seperti tanda-tanda jalan mengarahkan orang-orang yang berpergian sampai pada tujuannya, menginformasikan pengemudi mengenai bahaya dijalan, dan mengingat aturan-aturan lalu lintas. Itulah manfaatnya membaca. 6
  • 16. Disamping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari manusia. Jadi kemampuan membaca itu sangat penting bagi manusia untuk menjalani kehidupan. 4. Tujuan Membaca Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Membaca juga hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca dikelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca itu sendiri. Dalam pengajaran membaca di Sekolah Dasar (SD), tujuan membaca mencakup : a. Kesenangan b. Menyempurnakan membaca nyaring c. Menggunakan strategi tertentu d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari struktur teks i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk. Dan Irwin dalam burns dkk. 1996. Dalam Farida Rahim, 2007 : 11-12). Berikut beberapa hal yang penting dalam tujuan membaca: a. Membaca untuk menemukan atu mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or fact). b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami oleh tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). c. Membaca untuk menemukan atau untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suaatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian 7
  • 17. buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, orgnisasi cerita (reading for sequence). d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify). f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh, bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate). g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). (Anderson 1972, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 9-11). 5. Aspek-aspek Membaca Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu : a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis (mechanical skills) tersebut, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara (atau reading aloud; oral reading). Untuk keterampilan pemahaman (comprehension skills), yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati (silent reading), yang dapat pula di bagi atas : a. Membaca ekstensif (extensive reading) b. Membaca intensif (intensif reading) Selanjutnya, membaca ekstensif ini mencakup pula : 1. Membaca survey (survey reading) 2. Membaca sekilas (skimming) 8
  • 18. 3. Membaca dangkal (superficial reading). Sedangkan, membaca intensif dapat pula dibagi atas: 1. Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula: a. Membaca teliti (close reading) b. Membaca pemahaman (comprehensive reading) c. Membaca kritis (critical reading) d. Membaca ide (reading for ideas). 2. Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup pula: a. Membaca bahasa asing (foreign language reading) b. Membaca sastra (literary reading). 6. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Dalam berkomunikasi kita kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki, seberapapun tingkat atau kualitas keterampilan itu. Dalam berkomunikasi, sipengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak dengan menggunakan lambang-lambang berupa bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan. Dengan kata lain, dalam proses encoding si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk- bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang di ucapkan. Selanjutnya pesan yang di formulasikan dalam wujud bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa dikenal dengan istilah berbicara. Dipihak lain, si penerima melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi lisan tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas tersebut biasa disebut dengan istilah mendengarkan (menyimak). Adapula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang- lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding si pengirim merubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa disebut dengan istilah menulis. Kemudian, sipenerima dalam proses decoding berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis itu sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca. Komunikasi sesungguhnya terjadi dalam suatu konteks kehidupan yang dinamis, dalam suatu konteks budaya. Dalam komunikasi yang sesungguhnya, ketika melakukan proses encoding si pengirim berada dalam satu konteks yang berupa riang, waktu, peran, serta konteks budaya yang menjadi latar belakang pengirim dan penerima. Keberhasilan suatu komunikasi sangat bergantung kepada proses encoding dan decoding yang sesuai dengan konteks komunikasi. Seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbahasa dalam posisi sebagai pengirim pesan, dalam proses encoding ia terampil memilih bentuk-bentuk bahasa yang tepat, sesuai dengan konteks komunikasi. Dapat di bayangkan bila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat 9
  • 19. melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita (Isah Cahyani, Hodijah, 2008 : 3-6). Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu : a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic yang formal c. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning (Broughton (et al) 1978, dalam Henry Guntur Tarigan 2008 : 11-12). Membaca adalah keterampilan reseftif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara. Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca antara lain sebagai berikut. Pembaca harus : 1. Mengenal system tulisan yang digunakan 2. Mengenal kosakata 3. Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama 4. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata sulit, dari konteks tertulis 5. Mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat dan sebagainya 6. Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan sebagainya 7. Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis 8. Merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisBahasa Indonesian 9. Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan- kesimpulan 10. Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topic utama dan informasi utama 11. Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan 12. Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara mendalam (Isah Cahyani, Hodijah 2008 : 9-10). 7. Membaca Cepat Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat 10
  • 20. tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu. Dalam membaca cepat terkandung didalamnya pemahaman yang cepat pula. Bahkan pemahaman inilah yang menjadi pangkal tolak pembahasan, bukannya kecepatan. Akan tetapi, tidak berarti bahwa membaca lambat akan meningkatkan pemahaman. Bahkan orang yang biasa membaca lambat untuk mengerti suatu bacaan akan dapat mengambil manfaat yang besar dengan membaca cepat. Kecepatan membaca sangat tergantung pada bahan dan tujuan yang membaca, dan sejauh mana keakraban pembaca dengan bahan tersebut. Kecepatan membaca harus seiring dengan kecepatan pembaca memahami bahan bacaan itu. Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh seseorang dalam membaca adalah mereka terlalu menekuni detail sehingga kehilangan ide sentralnya. Menemukan ide pokok suatu paragraf atau bacaan adalah kunci untuk mengerti apa yang kita baca itu. Apabila ide pokok telah dikuasai, maka detailnya menjadi mudah kita kenali. Oleh karena itu, dalam membaca apa saja pembaca harus cepat menemukan ide pokoknya. Jangan membuang waktu untuk menekuni detail. Kegiatan membaca dilakukan bersama-sama oleh mata dan otak. Mata bekerja seperti kamera, yaitu memotret. Hasilnya, film negative. Selanjutnya, proses dilakukan di otak, hasilnya, yaitu gambar positif. mata melihat dan mata menginterpretasikan saat itu juga sehingga “apa yang anda lihat, itulah yang anda dapat”. Otak menyerap apa yang dilihat mata. Oleh karena itu, melihat adalah mengerti. Unsur utama membaca itu adalah otak, mata hanya alat untuk mengantarkan gambar ke otak lalu otak memberikan interpretasi terhadap apa yang dituju oleh mata itu. Skimming dan scanning adalah keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dapat menolong kita memberikan keputusan yang tepat terhadap bahan-bahan itu. Kecepatan membaca pun harus fleksibel. Artinya, kecepatan itu tidak harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat. Hal itu tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca. Pada hakikatnya, membaca cepat itu adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan (Soedarso 2006 : 1-2). 8. Metode SQ3R System membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941, merupakan system membaca yang semakin populer yang digunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari 5 langkah. Yaitu, survey, question, read, recite atau recall, dan review. Dalam system SQ3R ini, sebelum membaca terlebih dahulu kita survey bacaan untuk mendapat gagasan umum apa yang kita baca. Lalu dengan mengajukan berbagai 11
  • 21. pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut kita akan lebih mudah memahami bacaan. Selanjutnya dengan mencoba mengutarakan kata-kata sendiri pokok-pkok pentingnya, kita akan menguasai dan mengingatnya lebih lama. (Soedarso 2006 : 59-60). B. Model SQ3R dalam Pembelajaran SQ3R merupakan system membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu : survey. Question, read, recite (recall), dan review. Berikut penjelasan langkah-langkahnya. 1. S (Survey) Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk : 1. Mempercepat menangkap arti 2. Mendapatkan abstrak 3. Mengetahui ide-ide yang penting 4. Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut 5. Mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan 6. Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah. Prabaca dilakukan hanya beberapa menit, tetapi dengan cara yang sistematis kita cepat menemukan ide-ide penting dan organisasi bahan. Hak itu akan sangat membantu mencapai tujuan kita membaca. Survey buku, dalam prabaca buku, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang terkandung didalamnya. Lalu melihat nama penulis dan atributnya yang biasanya memberikan petunjuk isi tulisan. Untuk melihat aktualisasinya, lihat tahun penerbitannya. Kalau ada, baca juga sampul buku bagian belakang yang memnuat pesan penerbit mengenai hal penting dari buku. Tahap berikutnya adalah sebagai berikut : 1. telusuri daftar isi, untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku/informasi buku. 2. Baca pengantar, adakalanya kalau kita pergi keperpustakaan, dihadapkan pada deretan buku yang mengupas hal yang sama. 3. Lihat table, grafik, dan lain-lain. Bagian buku ini dapat memperjelas dan mempercepat pemahaman isi buku. 4. Apendiks, jangan dilupakan suplemen atau apendiks yang biasanya memberi tambahan informasi yang berharga sementara kita membaca. 5. Telusuri indeks, dapatkan kata-kata kunci untuk mencocokkan dengan tujuan dan kebutuhan kita. Survey bab, sebelum membaca suatu bab, adakan survey terlebih dahulu, lebih teliti lagi dibandingkan survey secara keseluruhan tadi. Selain itu juga kita mengamati sub judul-sub judul dan kaitannya, amati juga alat-alat bantu visual yang ada di bab itu seperti 12
  • 22. grafik, peta dan lain-lain. Lalu perhatikan, paragraf pertama dan akhir ringkasan, dan sub judul. 2. Q (Question) Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan sub judul serta sub dari sub judul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, dimana, atau mengapa. Pada waktu survey buku keseluruhan pertanyaan penbaca mungkin terlalu umum, tetapi pada saat survey bab ke bab pertanyaan–pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi secara lebih mendalam. Dengan adanya berbagai pertanyaan itu cara membaca kita menjadi lebih aktif dan lebih mudah menangkap gagasan yang ada darBahasa Indonesiada kalau hanya membaca asal membaca. 3. R (Read) Setelah melewati tahap survey dan timbul beberapa pertanyaan yang kita harapkan akan mendapat jawaban di bacaan yang kita hadapi, langkah berikutnya adalah : Read, membaca. Jadi, membaca itu baru langkah ketiga, bukan langkah pertama atau satu-satunya langkah untuk mennguasai bacaan. Baca tulisan itu bagian demi bagian. Sementara membaca bagian-bagian itu carilah jawaban atas pertanyaan yang kita bentuk berdasarkan judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang muncul sehubungan dengan topic bacaan itu. Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail yang penting, yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca dibagian-bagian yang penting atau yang dianggap sulit dan percepat kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah anda ketahui. Pada tahp membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu, yang pertama, jangan membuang catatan-catatan. Ini akan memperlambat anda dalam membaca. Yang kedua, jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu, bisa jadi setelah selesai membaca acapkali ternyata salah memilihnya. Pada tahap membaca ini, konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pekoknya serta mengetahui detail yang penting. 4. R (Recite atau Recall) Setiap selesai membaca suatu bagian, berhetilah sejenak dan cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Pada kesempatan itu, kita dapat juga membuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi. Sebelum menginjak langkah selanjutnya, pastikan empat langkah ini dijalani dengan benar. Sekalipun bahan itu mudah dimengerti, tahap mengutarakan kembali hal-hal penting itu jangan dilewatkan agar tidak mudah kita lupakan. 13
  • 23. 5. R (Review) Daya ingat kita terbatas. Sekalipun pada waktu membaca 85% kita menguasai isibacaan, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk mengingat detail yang penting tinggal 40%. Dan, dalam tempo dua minggu pemahaman kita tinggal 20%. Oleh karena itu, janganlah dilewatkan langkah terakhir ini : Review. Setelah selesai keseluruhan dari apa yang harus dibaca, ulangi untuk menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian-bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat kembali. Tahap ini selain membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang barangkali kita lewati sebelum ini. (Soedarso 2006 : 64). Tabel 2.1 Bagan langkah-langkah pembelajaran SQ3R No Langkah-langkah Pembelajaran 1. Guru mempersiapkan materi pembelajaran 2. Guru menjelaskan tentang metode SQ3R 3. Siswa di beri materi bacaan dan melakukan survey atau Prabaca 4. Bersamaan pada saat survey siswa dipersilahkan untuk Mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan 5. Siswa membaca bacaan dan mencari jawaban atas pertanyaan Yang dibentuk judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang Muncul sehubungan dengan topik bacaan itu. 6. Setiap selesai membaca suatu bagian, siswa berhenti sejenak Dan menjawab pertanyaan-pertanyaan atau menyebutkan hal-hal penting dari bacaan itu. 7. Setelah selesai keseluruhan dari apa yang dibaca ulangi untuk Menelisuri kembali isi bacaan dan bagian-bagian penting Lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu Untuk diingat kembali. C. Kerangka Berfikir Banyak orang apabila menghadapi buku atau bahan lainnya langsung saja mulai membaca kata pertama pada kalimat pertama, paragraf pertama, dan halaman pertama. Dengan tekun ditelusuri kata demi kata, kalimt demi kalimat. Pada umumnya orang (yang belum pernah mendapat latihan khusus) membaca terlalu lambat, jauh lebih lambat dari pada kemampuannya. Hal itu disebabkan hal-hal berikut : 1. Kebiasaan yang lama yang salah yang telah mendarah daging dibawa dari kecil. 2. Tidak agresif dalam usahanya memahami arti bacaan. Tidak konsentrasi, sehingga tidak cepat menanggapi dan tidak cepat berusaha menyelesaikan bacaan. 3. Persepsimya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang dibaca. 14
  • 24. Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Kita tidak dapat membaca tanpa menggerakan mata atau tanpa menggunakan pikiran kita. Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat tergantung pada kecakapan dalam menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu. Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Misalnya, padi dan pagi, ibu dan ubi. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari membaca secara struktural, yaitu dari kiri kekanan dan mengamati tiap kata dengan seksama pada susunan yang ada. Keterbatasannya belum memungkinkan memanipulasi arti kata dan susunan kata itu dalam kalimat. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan berikut : 1. Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca. 2. Menggerakan kepala dari kiri kekanan. 3. Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata. Ada beberapa hambatan membaca cepat yaitu, membaca dengan bersuara (vokalisasi), menggerakkan bibir, menunjuk kata demi kata dengan jari, dan menggerakkan kepala dari kiri ke kanan, merupakan kebiasaan yang menghambat. Kebiasaan yang melibatkan fisik itu mudah diatasi dan dalam tempo dua minggu kebiasaan itu akan hilang, asalkan kita mau mempraktekan cara-cara penaggulangannya. Hambatan lain yang sulit diatasi adalah regresi atau mengulangi beberapa kata kebelakang dan subvokalisasi atau melafalkan kata dalam batin. Dengan menghilangkan sama sekali cara membaca dalam melafalkan dalam batin apa apa yang dibaca memang tidak mungkin, tetapi masih dapat diusahakan dengan cara melebarkan jangkauan mata sehingga satu fiksasi (pandangan mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus dan langsung menyerap idenya darBahasa Indonesiada melafalkannya. Kita harus sadar bahwa yang penting dalam membaca adalah menangkap ide, bukan mengingat-ingat atau menekuni symbol-simbol yang tercetak itu. Berdasarkan pengamatan penulis, kemampuan membaca siswa Kelas IV SDN Ujungtebu cukup baik karena pembelajaran membaca di kelas mendapat respons yang baik. Siswa sepertinya bosan dan jenuh dengan kegiatan membaca. Keberhasilan membaca didasarkan pada 2 faktor yaitu faktor linguistik atau yang berkaitan dengan ketatabahasaan (mengidentifikasi bunyi dan pengetahuan gramatikal) dan faktor non linguistik (penggunaan teknik membaca dan kemampuan mengidentifikasi tujuan yang termuat dalam isi teks). D. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah “sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan” Sedangkan yang dimaksud tindakan adalah “sesuatu yang dilakukan”. 15
  • 25. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hipotesis tindakan adalah jawaban sementara meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan dengan melakukan suatu tindakan. Sistem membaca SQ3R merupakan sistem membaca yang semakin populer di gunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah. Yaitu, survey, question, read, recite atau recall, dan review. Sesuai dengan uraian diatas maka hipotesis tindakan ini adalah “dengan menggunakan metode SQ3R maka kemampuan siswa dalam membaca meningkat”. 16
  • 26. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kota Serang. Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2012. Penelitian dilakukan karena siswa kurang memahami isi bacaan dengan membaca cepat. Hal ini sesuai dengan latar belakang yang menyatakan bahwa siswa kurang termotivasi untuk belajar. Hal tersebut mengakibatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat menjadi rendah. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian pada kegiatan pembelajaran adalah siswa kelas III, SDN Ujungtebu, kecamatan Curug, Kota Serang, yang berjumlah 32 orang, terdiri dari 22 orang laki-laki dan 10 orang perempuan, yang menjadi masalah Penilitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah membaca cepat dengan metode SQ3R. C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian) 1. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan papaparan (deskripsi) informasi tentang gejala, peristiwa, kejadian sebagaimana adanya (Suharsimi Arikunto, 2008:56). Sesuai dengan uraian di atas maka dipilihlah jenis penelitian Tindakan (Action Research). Penelitian tindakan adalah kegiatan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh pelaksanaan, telaah, diagnesis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan profesional (dalam Suwarsih Madya, 1994:16). Menurut Kemmis dan Taggart (1988:15), penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang bersifat reflektif diri yang dilakukan oleh peserta-peserta tindakan dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktek-praktek itu, terhadap situasi tempat mereka melakukan praktek-praktek tersebut. Berdasarkan pada definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar diatas, maka dapat disimpulkan pengertian Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitain dalam bidang yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi, dan 17
  • 27. merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisBahasa Indonesiatif, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat. 2. Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini terdiri dari pra siklus dan siklus tindakan yang terdiri dari empat tahap, yaitu : tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sedangkan pra iklus terdiri dari dua tahap yaitu : tahap observasi dan refleksi. 1. Pra Siklus Proses pra siklus merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan. Pada kegiatan pra siklius ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya. Kegiatan ini lebih dikenal juga dengan sebutan kegiatan awal untuk melihat kondisi dalam pembelajaran disekolah. Kegiatan pra siklus dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : a. Observasi Observasi dimaksudkan untuk memperoleh pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN Ujungtebu sesuai dengan kondisi aslinya (belum dikenai tindakan). Pelaksanaan observasi terutama ditekankan kepada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia yang dibuat guru. 1) Pelaksanaan proses dan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca cepat. Pengamatan dilakukan terhadap proses belajar siswa dan mengajar guru. 2) Dalam tahap observasi ini diadakan tes mengenai materi membaca cepat dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dan hasil pembelajaran selama kegitan belajar mengajar. b. Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama dengan guru diskusi tentang permasalahan yang diperoleh pada saat observasi. Hasil tes yang dilakukan pada saat observasi yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca cepat menunjukan bahwa kemampuan siswa kurang dalam materi membaca cepat. Berdasarkan hasil diskusi maka peneliti mencoba menerapkan metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami membaca cepat. Selanjutnya peneliti merencanakan penelitian ke dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. 2. Proses Penelitian Siklus I Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus, dengan langkah- langkah sebagai berikut : a. Perencanaan 18
  • 28. Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa perencanan, yang berkaitan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dengan tahap tindakan. Perencanaan dalam penelitian dijabarkan sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar. 2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). 3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam penelitian untuk melihat aktivitas siswa dalam pengembangan pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R. 4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). 5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut. 6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian. b. Tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini untuk memperbaiki proses pembelajaran. Adapun tindakan tahapan dijabarkan sebagai berikut : 1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, jumlah setiap kelompok berjumlah 5 orang 2) Guru membagikan Lembar Keja siswa (LKS) yang berisi soal tentang membaca cepat kepada tiap kelompok untuk diselesaikan dalam diskusi kelompok. 3) Melaksanakan diskusi kelas setelah siswa menyelesaikan tugas kelompoknya. 4) Guru melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran saat siswa diskusi kelompok dan diskusi kelas. 5) Melakukan tes individu untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menyelesaikan membaca cepat dengan metode SQ3R. c. Observasi Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode SQ3R. Hasil observasi akan dijadikan dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan kegiatan atau tindakan selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : 1) Pengamatan terhadap aktivitas siswa pada proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa berdiskusi kelompok dalam menyelesaikan soal. 2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R. 19
  • 29. d. Refleksi Pada tahap ini bertujuan untuk merefleksikan hasil dari proses belajar mengajar yaitu dengan berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka keja, proses, problem, isu dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi dalam penelitian dijabarkan pada kegiatan sebagai berikut : 1) Kegiatan diskusi antara guru dan peneliti setelah tindakan dilakukan. 2) Mereflesikan hasil diskusi untuk melaksanakan siklus selanjutnya. D. Instrumen Penelitian Teknik penelitian adalah salah satu cara untuk mengumpulkan dan mengolah data. Teknik ini perlu ditindaklanjuti untuk mengetahui tentang kemampuan siswa dalam membaca cepat. Selain mengukur kemampuan siswa juga tentang proses belajar mengajar siswa dan kegiatan mengajar guru dalam menggunakan metode SQ3R. Teknik pengumpulan data merupakan suatu prosedur atau langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mengumpulkan data untuk memperoleh data diperlukan alat pengumpul data atau instrument penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi langsung Dalam penelitian ini observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, dan juga hal-hal apa saja yang harus di perbaiki untuk pembelajaran selanjutnya. 2. Tes Tes adalah alat yang digunakan dalam pengukuran. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian siswa dalam setiap materi ajar yang telah disampaikan. E. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok (Basrowi & Suwandi, 2008:131). Data yang dipakai dalam menganalisis data ini yaitu jenis data kuantitatif. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, bisa dengan presentase, mean, median, modus, grafik, table dan sebagainya. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data yaitu: a. Mengidentifikasi apa yang ada dalam data b. Melihat pola-pola yang ada c. Membuat interprestasi 20
  • 30. Sedangkan tahap-tahapnya dalam analisis data ini yaitu: a. Validasi hipotesis b. Interpretasi dengan acuan teori c. Tindakan untuk perbaikan lebih lanjut yang juga dimonitor dengan teknik penelitian kelas. 21
  • 31. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pelaksanaan penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua tahap yaitu: pra siklus, siklus 1. Setiap tindakan pembelajaran terdiri dari satu siklus, setiap siklus terdiri dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Pra Siklus a. Observasi Pada tahap pra siklus ini peneliti mengadakan penjajagan melalui kegiatan observasi sehingga diperoleh gambaran tentang pengelolaaan pembelajaran dan pada tahap ini masih merupakan pembelajaran awal dari guru kelas, jadi belum ada tindakan. Dalam pembelajaran, guru menggunakan metode yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga anak kurang termotivasi untuk belajar. Adapun data dari hasil tes belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat dari tabel berikut : Table 4.1 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Pra Siklus No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan 1. Sahroni L 50 2. Asnah P 50 3. Mustapid L 50 4. Adam L 50 5. Andi L 60 6. Hafdudin L 60 7. Masyopi L 60 8. M. Abdul Kodir L 50 9 Saripudin L 60 10. A. Ruba Alam L 60 11. Andini P 80 12. Aprianto L 60 13. Aris L 50 14. Aripa P 60 15. Asep L 70 16. Deni Triyadi L 60 17. Eep Wahyudi L 60 18. Fajar Saputra L 55 19. Fajar L 55 20. Windi Patika Sari P 70 21. Hapid L 60 22. Indriyani P 50 23. Lia Handayani P 75 22
  • 32. No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan 24. Marinah P 60 25. Masfatmawati P 75 26. Masyuda R. L 75 27. Maulana Yusuf L 70 28. Naufal Muzaki L 80 29. Saprudin L 60 30. Siti Sartika P 65 31. Susilawati P 60 32. Ma’rup L 60 Jumlah 1960 Rata-rata 61,25 Prosentase 61,25% Keterangan: Jumlah Nilai Perolehan 1960 Nilai rata-rata = = 61 , 25 Jumlah Siswa 32 Jumlah Nilai Perolehan 1960 Prosentase Kelas = x 100 % = x 100 % 61 , 25 % Jumlah Skor Ideal 32 b. Refleksi Setelah observasi dilakukan, peneliti bersama guru dan kepala sekolah mendiskusikan dan merefleksi hasil pengamatan dan diperoleh kesimpulan sabagai berikut: 1) Perencanaan dan pembelajaran membaca cepat yang dibuat oleh guru kurang tepat. Apersepsi yang dilakukan guru kurang menarik perhatian siswa sehingga siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar. 2) Hasil belajar siswa rendah, hal ini disebabkan karena pembelajaran kurang bermakna. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas maka peneliti mencoba menerapkan pendekatan pemecahan maalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat. Pembelajaran dengan metode SQ3R inilah yang akan digunakan pada siklus I. 2. Siklus I Siklus I dilakukan merupakan hasil refleksi dari pra siklus, dengan langkah– langkah sebagai berikut. a. Perencanaan Dalam tahap inipeneliti merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan langkah- langkah yang dilakukan dalam tahap tindakan yaitu: 23
  • 33. 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R yang akan dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar. 2) Menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada saat Kegiatan Belajar Mengajar. 3) Menyusun dan membuat alat observasi yang digunakan dalam penelitian untuk melihat aktifitas siswa dalam pengembangan pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R. 4) Menyusun penilaian (tes tertulis) yang akan digunakan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). 5) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut. 6) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian. b. Tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksaan tindakan ini untuk memperbaiki proses pembelajaran. Adapun tindakan tahapan dijabarkan sebgai berikut : 1) Guru mengkondisikan siswa dalam memberikan motivasi belajar agar siswa dapat belajar dengan baik. 2) Siswa melaksanakan pra baca 3) Siswa mengajukan pertanyaan dari bacaan yang telah disediakan. 4) Siswa membaca bacaan dan memahaminya 5) Siswa melakukan recite atau berhenti sejenak saat membaca. 6) Siswa mengingat bagian-bagian penting yang telah dibaca. 7) Guru mengukur waktu kecepatan saat siswa membaca. c. Observasi Pada tahap ini peneliti mengamati aktifitas guru dan siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan metode SQ3R. hasil observasi akan dijadikan dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan kegiatan atau tindakan selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : 1) Pengamatan terhadap aktifitas siswa pada proses pembelajaran berlangsung yaitu, pada saat siswa membaca teks . 2) Penerapan terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R. Hasil observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa adalah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 24
  • 34. Tabel 4.2 Observasi Siswa dalam Aktifitas Belajar. ASPEK YANG NILAI NO INDIKATOR Jumlah DIOBSERVASI 1 2 3 4 1. Aktivitas siswa a. Membaca teks dengan  3 dalam membaca Lancar Cepat b. Dapat menemukan  3 Pikiran pokok dalam Teks c. Dapat mempercepat  2 Menangkap arti  2. Aktivitas siswa a. Dapat mengetahui  2 Dalam memahami Isi bacaan Isi bacaan b. Dapat menentukan  1 Kalimat utama c. Dapat menentukan  1 Kalimat penjelas 3. Aktivitas siswa a. Ketepatan dalam  2 dalam menjawab menjawab soal soal latihan Latihan Jumlah 2 3 2 - 14 Rata-rata 2 14 Nilai rata-rata = 2 7 Kriteria Penilaian : Nilai Angka Keterangan 3,50 – 4,00 Baik sekali 3,00 – 3,49 Baik 2,50 – 2,99 Cukup 2,00 – 2,49 Kurang 1,00 – 1,99 Kurang sekali Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh maka dapat disimpulkan aktifitas belajar siswa tergolong ke dalam kriteria kurang. 25
  • 35. Tabel 4.3 Observasi Guru dalam Pembelajaran Pelaksanaan No Proses KBM Ya Tidak 1. Perencanaan a. Membuat rencana pembelajaran.  b. Menyiapkan materi pelajaran.  c. Menyiapkan sumber belajar.  d. Menyiapkan media pembelajaran  e. Menyiapkan alat pengumpul data  2. Pelaksanaan a. Menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-  langkah pembelajaran. b. Mengadakan apersepsi dengan mengajukan  pertanyan tentang cerita anak. c. Guru menyuruh masing-masing siswa  mensurvai isi bacaan. d. Guru menyuruh siswa mengajukan pertanyaan yang dapat membimbing siswa  dalam kegiatan membaca. e. Guru menyuruh siswa membaca isi teks  bacaan. f. Guru menyuruh siswa menceritakan isi  bacaan dengan kata-kata sendiri. g. Guru menyuruh siswa meninjau kembali isi  bacaan 3. Evaluasi a. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil.  b. Menyimpulkan materi bersama siswa.  c. Melakukan penskoran perkembangan siswa  d. Memberikan penugasan berupa PR  Tabel 4.4 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kegiatan Siklus I No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan 1. Sahroni L 55 2. Asnah P 60 3. Mustapid L 55 4. Adam L 56 5. Andi L 65 6. Hafdudin L 65 7. Masyopi L 65 8. M. Abdul Kodir L 55 9 Saripudin L 70 10. A. Ruba Alam L 65 11. Andini P 85 26
  • 36. No. Nama Siswa L/P Nilai Perolehan Keterangan 12. Aprianto L 65 13. Aris L 55 14. Aripa P 65 15. Asep L 80 16. Deni Triyadi L 65 17. Eep Wahyudi L 65 18. Fajar Saputra L 60 19. Fajar L 65 20. Windi Patika Sari P 80 21. Hapid L 65 22. Indriyani P 60 23. Lia Handayani P 80 24. Marinah P 65 25. Masfatmawati P 80 26. Masyuda R. L 80 27. Maulana Yusuf L 75 28. Naufal Muzaki L 85 29. Saprudin L 65 30. Siti Sartika P 70 31. Susilawati P 75 32. Ma’rup L 65 Jumlah 2161 Rata-rata 67,53 Prosentase 67,53% Keterangan: Jumlah Nilai Perolehan 2161 Nilai rata-rata = = 67 ,53 Jumlah Siswa 32 Jumlah Nilai Perolehan 2161 Prosentase Kelas = x 100 % = x 100 % 67 ,53 % Jumlah Skor Ideal 32 d. Refleksi Dari hasil diskusi dengan guru kelas terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki atau ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah dan masih belum sesuai dengan apa yang di harapkan. Keadaan ini segera diperbaiki pada pelaksanaan siklus II. B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas dengan menggunakan metode SQ3R, maka hasil temuan dan pembahasan penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Pra siklus 27
  • 37. Data hasil penelitian pra siklus menunjukkan banyaknya kekurangan-kekurangan, diantaranya metode yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga hasil belajar siswa rendah. 2. Siklus I Pada siklus ini guru sudah memperbaiki pembelajarannya dengan menggunakan metode SQ3R. Pengelolaan kelas meningkat, Respon siswa sudah lebih aktif dalam KBM walaupun ada beberapa dengan perolehan nilai yang masih kurang. Dapat disimpulkan, rata-rata kecepatan membaca siswa dapat dilihat dari hasil perhitungan sebagai berikut: Jumlah kpm (kata permenit) = 100 = x 60 600 6000 = 100 kpm 600 Jadi, kecepatan rata-rata membaca siswa yaitu 100 kpm (kata per menit) Tabel 4.5 Rekapitulasi Kegiatan Belajar Siswa ASPEK YANG NO INDIKATOR Siklus I DIOBSERVASI 1. Aktivitas siswa a. Membaca teks dengan 3 dalam membaca Lancar Cepat b. Dapat menemukan 3 Pikiran pokok dalam Teks c. Dapat mempercepat 2 Menangkap arti 2. Aktivitas siswa a. Dapat mengetahui 2 Dalam memahami Isi bacaan Isi bacaan b. Dapat menentukan 1 Kalimat utama c. Dapat menentukan 1 Kalimat penjelas 3. Aktivitas siswa a. Ketepatan dalam 2 dalam menjawab menjawab soal soal latihan Latihan Jumlah 14 Rata-rata 2 28
  • 38. Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I 1. Sahroni 50 55 2. Asnah 50 60 3. Mustapid 50 55 4. Adam 50 56 5. Andi 60 65 6. Hafdudin 60 65 7. Masyopi 60 65 8. M. Abdul Kodir 50 55 9 Saripudin 60 70 10. A. Ruba Alam 60 65 11. Andini 80 85 12. Aprianto 60 65 13. Aris 50 55 14. Aripa 60 65 15. Asep 70 80 16. Deni Triyadi 60 65 17. Eep Wahyudi 60 65 18. Fajar Saputra 55 60 19. Fajar 55 65 20. Windi Patika Sari 70 80 21. Hapid 60 65 22. Indriyani 50 60 23. Lia Handayani 75 80 24. Marinah 60 65 25. Masfatmawati 75 80 26. Masyuda R. 75 80 27. Maulana Yusuf 70 75 28. Naufal Muzaki 80 85 29. Saprudin 60 65 30. Siti Sartika 65 70 31. Susilawati 60 75 32. Ma’rup 60 65 Jumlah 1960 2161 Rata-rata 61,25 67,53 Prosentase 61,25% 67,53% 29
  • 39. 2.5 2 Nilai Rata-rata 1.5 1 2 0.5 0 Siklus I Grafik 4.1. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Grafik rekapitulasi hasil proses belajar siswa yang disajikan di atas menunjukkan adanya peningkatan yang dicapai dalam proses belajar siswa. 69 68 67 66 Nilai Rata-rata 65 64 63 67.53 62 61 60 61.25 59 58 Pra Siklus Siklus I Grafik 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa dari Seluruh Siswa Grafik rekapitulasi hasil tes belajar siswa yang disajikan di atas menunjukkan adanya peningkatan yang dicapai dalam hasil tes belajar siswa. C. Jawaban Hipotesis Berdasarkan pengolahan data dan analisis data di atas, maka hipotesis “dengan menggunakan metode SQ3R maka kemampuan siswa dalam membaca meningkat”. Oleh karena itu, hipotesis hasil penelitian ini dapat diterima. 30
  • 40. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari data yang diperoleh selama penelitian berlangsung terhadap pembelajaran membaca cepat, dapat disimpulkan bahwa adanya interaksi yang baik antara guru dan siswa. Proses pembelajaran dilaksanakan secara baik, dan secara sistematis. Melalui proses pembelajaran dan latihan yang secara berkesinambungan serta menggunakan metode yang sesuai dalam proses pembelajaran membaca cepat. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan setelah data terkumpul melalui kegiatan observasi dan tes, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Aktifitas siswa berdasarkan rata-rata nilai aktifitas siswa dari siklus I mengalami peningkatan. Maka ada peningkatan aktifitas belajar siswa dengan menggunakan metode SQ3R. 2. Hasil belajar siswa berdasarkan rata-rata hasil belajar dari siklus I mengalami peningkatan. Maka dengan menggunakan metode SQ3R hasil belajar siswa meningkat. B. Rekomendasi Pembelajaran membaca cepat yang biasa dilakukan guru selama ini kurang di pahami oleh siswa. Karena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentunya dalam belajar membaca cepat guru harus mempunyai strategi dalam mengajar. Belajar membaca cepat bukan berarti membacanya yang cepat akan tetapi pemahaman dalam membaca juga harus cepat. Dalam hal ini, metode SQ3R menjadi solusi untuk pngajaran dalam pembelajaran membaca cepat. Meskipun pada awalnya memerlukan penyesuaian Karena belum terbiasa menggunakan metode tersebut. Akan tetapi, perlahan terjadi perubahan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang terus meningkat. Berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti merasa yakin bahwa pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R akan menjadi solusi terhadap kegiatan belajar mengajar. Atas dasar kesimpulan diatas, maka rekomendasi yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut : 1. Bagi guru di Sekolah Dasar Agar terus berupaya meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang studi Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran membaca cepat dan pemahamannya hendaknya menggunakan metode SQ3R. 2. Bagi Kepala sekolah dan Pengawas di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Curug Diharapkan dapat terus meningkatkan potensi guru-guru Sekolah Dasar dalam bidang pengajaran melalui pelatihan dan memaksimalkan KKG dimasing-masing gugus sekolah yang membahas metode pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R dalam 31
  • 41. pembelajaran Bahasa Indonesia tentunya pembelajaran membaca cepat dan pemahamannya. 3. Bagi para siswa, khususnya siswa Kelas III Agar lebih giat lagi dalam belajar. Terutama dalam pembelajaran membaca cepat dan pemahamannya dengan menggunakan metode SQ3R. 32
  • 42. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi, Suhardjono Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. (2008). Jakarta: Bumi Aksara Cahyani Isah, Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press Hidayat Kosadi, Burhan Jazir, Misdan Undang. (1990). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta Indihadi Dian, Zaenudin Enuh, Gusrayani. (2006). Pembinaan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press Rahim Farida. (2007). Jakarta: Bumi Aksara Soedarso. (2006). Spead Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Subagyo, et. al. (2006). Terampil Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Semarang: Bengawan Ilmu Tarigan Guntur Henry. (2008). Membaca sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tarigan Guntur Henry. (1993). Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa ________ (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI http://konselingcentre.co.cc/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=31 http://ptkguru.wordpress.com/page/2/ http://alhafizh84.wordpress.com/2009/12/03/prosedur-penelitian-tindakan -kelas-ptk/ 33
  • 43. 34
  • 44. FOTO-FOTO KEGIATAN PRA SIKLUS SIKLUS I 35
  • 45. 36