SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
FILSAFAT ISLAM
ABU BAKAR AL-ROZY
Oleh :
Ikfina Himmati Alfi Baiti
Siti Fatimah Ma’ruf
Siti Mualimatus Sa’adah
BIOGARFI ABU BAKAR AL- ROZI
 Nama lengkap dari Abu Bakar Al Razi adalah Abu Bakar Muhammad Ibn
Zakariya Ibn Yahya Ar-rozi. Ia lahir di Rayy pada tanggal 1 sya’ban
251H/865 M.
 Ia cukup respek dengan ilmu kimia, sehingga tidak heran apabila kedua
matanya buta akibat eksperiment yang dilakukan.
 Ia juga belajar ilmu kedokteran sehingga dikota kelahirannya ia dikenal
sebagai dokter.
 Sebagai seorang ilmuan dan dokter ia seorang yang bermurah hati, dan
dermawan. Selain itu kemasyurannya tidak hanya di dunia timur saja,
melainkan barat juga, hingga terkadang ia mendapat julukan The Arabic
Galen.
 Al- Razi meninggal dunia pada tanggal 5 sya’ban 313 H/7 oktober 925M.
 Sampai meninggalnya ia belum dapat disembuhkan kebutaan matanya.
Sebagai filosof yang masyhur, sudah barang tentu Abu
Bakar al-Razi memiliki lawan-lawan yang tak bisa
dianggap remeh. Berikut lawan-lawan Abu Bakar al-Razi
yang patut dicatat:
1. Abu Hatim al-Razi
Menurut Abu Hatim, Abu Bakar al-Razi lebih
mengutamakan filsafat dari agama yang dianggapnya
sebagai khurafat dan membawa kebodohan dan taqlid.
2. Abu Qasim al-Balkhi
Merupakan pimpinan kaum mu’tazilah Baghdad.
Perbedaan dengan Abu Bakar al-Razi terutama mengenai
waktu yang terdapat dala buku al-’Ilm al-Ilahi
3. Ibn Tammar
Menolak tulisan Abu Bakar al-Razi dalam al-Thib al-
Ruhani
FILSAFAT ABU BAKAR AL-ROZI
a) LOGIKA
 Abu Bakar Al- Rozi termasuk seorang rasionalis murni. Ia hanya
mempercayai terhadap kekuatan akal. Bahkan dalam dalam bidang
kedokteran dan klinis, ia telah menemukan metode yang kuat dgn
berpijak pd observasi dan eksperimen.
 Pemujaan Abu Bakar al Rozi trhadap akal tampak sangat jelas pada
halaman pertama pada buku al-Tibb al-Ruhhani. Dalam bukunya
tersebut Ia mengatakan “Tuhan, segala puji baginya, yang telah
memberi kita akal agar dengannya kita dapat memperoleh sebanyak-
banyaknya manfaat, inilah karunia terbaik Tuhan kepada kita. Dengan
akal kita melihat segala yang berguna bagi kita dan yang membuat hidup
kita baik dengan akal, kita dapat mengetahuia yg gelap, yg jauh dan yg
tersembunyi dari kita, dengan alat iti pula kita dapat memperoleh
pengetahuan ttg Tuhan, suatu pengetahuan tertinggi yg kita peroleh.
Jika akal sedemekian mulia dan penting, maka kita tidak boleh
melecehkannya, kita tidak boleh menentukannya, sebab akal adalah
penentu, atau mengendalikan sebab ia adalah pengendali, atau
memerintahkan sebab ia adalah pemerintah, tapi kita harus merujuk
kepadanya dalam segaka hal dan menentukan segala masalah
dengannya, kita harus sesuai dengannya. ”
 Ungkapan Abu Bakar al-Razi di atas, dinilai telah
menyimpang dari agama. Penilaian tersebut jelas
merusak reputasi Abu Bakar al-Razi. Bahkan, Harun
Nasution mengatakan bahwa Abu Bakar al-Razi adalah
filosof muslim yang berani mengeluarkan pendapat-
pendapatnya meskipun bertentangan dengan paham yang
dianut umat islam.
 Hal tersebut membuat harun Nasution menyimpulkan
gagasan-gasan Abu Bakar al-Razi:
a. Tidak percaya pada wahyu
b. Alquran bukan mu’jizat
c. Tidak percaya pada nabi-nabi
d. Adanya hal-hal kekal selain Allah
 Tiada tempat bagi wahyu atau intuisi mistis. Hanya
akal logis yg merupakan kriteria tunggal
pengetahuan dan perilaku. Ia juga menentang
kenabian, wahyu, dan kecenderungan berpikir
rasional
 Menurut Abu bakar Al Rozi, manusia lahir dengan
kemampuan yang sama untuk meraih
pengetahuan. Hanya melalui pemupukan
kemampuan, manusia menjadi berbeda, ada yang
menggunakan akal untuk spekulasi dan belajar,
ada yang mengabaikan, atau mengarahkan untuk
kehidupan praktis.
B) METAFISIKA
Pokok pemikiran Abu Bakar Al Razi dalam pemikiran ini:
 Alam
Abu Bakar Al Razi menolak ketidakperluan membuktikan
keberadaan alam, sebab ia tak terbukti dengan sendirinya,
selain itu dia juga ingin menolak semua ajaran yang
beranggapan bahwa alam adalah prinsip gerak dan penciptaan,
dengan menunjukkan kontradiksi ajaran-ajaran itu. Ia juga
berpendapat bahwa tidak ada tempat untuk mengakui alam
sebagai prinsip aksi dan gerak
 Kekelan
Al Razi membagi kekekalan dalam 5 bentuk. Dari kelima bentuk
tersebut ada yang hidup dan bergerak; yaitu tuhan dan ruh.
Ada yang pasif dan tidak hidup; yaitu materi/ wujud. Dan terakhir
yang tidak hidup , tidak bergerak, dan tidak pasif; yaitu ruang
dan waktu
 Janin
BERIKUT 5 KEKALAN MENURUT ABU BAKAR AL-ROZI:
1) Tuhan(al-Bary Ta’ala)
Tuhan bersifat sempurna. Kehidupan berasal dari-Nya,
sebagaimana sinar datang dari matahari. Ia mempunyai
kepandaian yang sempurna dan murni. Allah Maha Pencipta
dan Pengatur seluruh alam. Alam diciptakan Allah bukan dr tidak
ada, tetapi dari bahan yang telah tersedia. Oleh karena itu,
menurutnya alam itu tidak kadim, baru, meskipun materi asalnya
kadim, sebab penciptaan dalam arti disusun dari bahan yang
sudah ada.
2) Ruh/jiwa universal(al-Nafs al-Kulliyat)
Keabadian lain adalah ruh yang hidup tetapi bodoh/ materi juga
kekal. Karena kebodohannya ruh mencintai materi dan membuat
bentuk dirinya untuk memperoleh kebahagiaan materi. Tetapi
materi menolak, sehingga Tuhan campur tangan membantu ruh.
Dengan bantuan Tuhan membuat dunia dan menciptakan di
dalamnya bentuk-bentuk yang kuat yang di dalamnya ruh dapat
memperoleh kebahagiaan jasmani. Kemudian Tuhan
menciptakan manusia guna meyadarkan ruh dan menunjukkan
kepadanya bahwa dunia ini bukanlah dunia yang sebenarnya
dalam arti hakiki.
LANJUTAN....
Manusia tidak akan mencapai dunia hakiki, kecuali
dengan filsafat. Ruh-ruh tetap akan berada di dunia
sampai mereka disadarkan oleh filsafat akan rahasia
dirinya kemudian diarahkan kepada dunia hakiki. Melalui
filsafat, manusia dapat memperoleh dunia yang
sebenarnya.
3) Materi Pertama(al-Hayula al-Ula )
Kemutlakan materi pertama terdiri dari atom-atom yang
tidak bisa dibagi lagi. Setiap atom mempunyai volume
kalau tidak maka pengumpulan atom-atom tersebut tidak
dapat terbentuk. Apabila dunia ini dihancurkan, maka ia
akan terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom. Dengan
demikian materi berasal dari kekekalan karena tidak
mungkin menyatakan sesuatu yang berasal dari ketiadaan
sesuatu.
4)Ruang Absolut(al-Makan al-Muthlaq)
Ruang adalah tempat keberadaan materi. Karena ruang
merupakan tempat bagi materi, maka ruang juga bersifat kekal.
Ruang terbagi menjadi 2, yaitu ruang universal dan ruang relatif.
Ruang universal adalah tidak terbatas dan tidak bergantung
kepada dunia dan segala yang ada di dalamnya. Sedang ruang
relatif adalah kebalikannya
5) Waktu Absolut(al-Zaman al-Muthlaq)
Waktu adalah subtansi yang mengalir, ia adalah kekal.
AbuBakar al-Razi selalu menolak bahwa waktu adalah jumlah
gerak benda, karena jika demikian, maka tidak mungkin bagi
dua benda yang bergerak untuk bergerak dalam waktu yang
sama dengan dua jumlah yang berbeda.
Al Razi membagi waktu menjadi 2, yaitu waktu mutlak dan
relatif. Waktu mutlak adalah keberlangsungan, kekal dan
bergerak. Sedang waktu relatif adalah waktu yang berlandaskan
gerak lingkungan, matahari dan bintang gemilang. Waktu ini
tidak kekal, yang ia sebut sebagai al-waqt.
C) THEOLOGI
Abu Bakar al- Rozi dikenal sebagai seorang rasionalis murni,
namun ia tetap bertuhan, hanya saja ia tidak mengakui adanya
wahyu dan kenabian. Berikut alasan Abu Bakar al-Razi
melakukan penolakan terhadap wahyu dan nabi, menurut
Badawi :
 Bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang
baik dan yang buruk, yang benar dan jahat, yang berguna dan
yang tak berguna. Melalui akal manusia dapat mengetahui
Tuhan dan mengatur kehidupan kita sebaik-baiknya.
 Tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk
membimbing semua orang, sebab setiap orang lahir dengan
kecerdasan yang sama, perbedaannya bukanlah pada
pembawaan alamiyah, tetapi karena pengembangan dan
pendidikan.
 Para nabi saling bertentangan terlebih dalam hal pembicaraan
atas nama satu Tuhan yg sama.
 Setelah menolak kenabian, Abu baka Al Rozi juga mengkritik
agama secara umum. Ia menjelaskan kontradiksi-kontradiksi
kaum yahudi, Kristen, Mani, dan Majusi. Keterikatan manusia
terhadap agama adalah karena meniru dan kebiasaan,
kekuasaan ulama yang mengabdi pd negara, dan manifestasi
lahiriah agama, upacara-upacara, serta peribadatan yg
mempengaruhi mereka yg sederhana dan naif.
 Abu baka Al Rozi juga mengkritik scr sistematik kitab wahyu
al-Quran dan Injil. Ia juga menolak terutama pd mu’jizat Al-
Quran, baik karena gayanya maupun isinya dan yg lebih
ekstrim ia juga menegaskan bahwa mungkin menulis kitab
yang lebih baik dalam gaya yang lebih baik pula.
 Ia lebih menyukai buku-buku ilmiah daripada kitab-kitab
suci, sebab buku-buku ilmiah lebih berguna bagi kehidupan
manusia daripada kitab suci. Bahkan, baginya buku-buku
kedokteran, geometri, astronomi, dan logika lebih berguna
daripada Injil dan Al-Quran.
FILSAFAT MORAL
 Adapun pemikiran Abu Bakar al-Razi tentang moral tertuang
dalam bukunya Al-Thib Al-Ruhaniyah dan Al-Sirah al-
Falsafiyyah, bahwa tingkah laku mesti berdasarkan petunjuk
rasio dan hawa nafsu harus berada di bawah kendali akal dan
agama.
 Ia memperingatkan akan bahaya khamar yang dapat merusak
akal dan melanggar ajaran agama, bahkan dapat mengakibatkan
menderita penyakit jiwa dan raga yang pada gilirannya
menghancurkan manusia.
 Berkaitan dengan jiwa, Abu Bakar al-Razi mengharuskan
seorang dokter mengetahui kedokteran jiwa dan kedokteran
tubuh secara bersama-sama.
 Faktor jiwa menjadi salah satu dasar pengobatan bagi Abu Bakar
al-Rozi. Menurutnya, terdapat hubungan yang erat antara tubuh
dan jiwa.
 Sifat hasut atau dengki akan mendatangkan marabahaya bagi
manusia secara kejiwaan dan tubuh
 Kebahagiaan, menurut Abu Bakar al-Razi adalah
kembalinya apa yang telah tersingkir karena sesuatu
yang berbahaya
 Selain itu Abu Bakar al-Razi, mengutuk cinta sebagai
suatu keberlebihan dan kelengahan, karena hal itu
menghalangi orang untuk belajar lebih banyak dan
bekerja lebih baik.
 Keirihatian merupakan perpaduan dari kekikiran dan
ketamakan. Orang yang iri hati adalah orang yang
merasa sedih bila orang lain menerima kebaikan,
meskipun ia sendiri tidak mengalami keburukan.
 Dusta adalah kebiasaan buruk. Dusta terbagi menjadi
dua: untuk kebaikan bersifat terpuji, sedangkan untuk
kejahatan bersifat tercela. Jadi, nilai dusta bergantung
pada niat.
KESIMPULAN
 Al-razi sebenarnya filsuf yang hidup pada masa
pendewaan akal secara berlebihan, sebagaimana kaum
mu’tazilah yang merupakan aliran theology dalam islam.
Pemikiran filsafatnya tidak teratur dan sistematis, namun
pada masanya ia dipandang sebagai pemikir ulung yang
tegar dan liberal didalam islam. Bahkan, dalam sejarah
dialah satu-satunya pemikir rasional murni yang sangat
mempercayai kekuatan akal, bebes dari prasangka, dan
terlalu berani mengemukakan gagasan-gagasan
filosofinya.
PERTANYAAN
 Bagaimana menurut pendapat anda (kami
sekelompok) mengenai pemikiran abu bakar ar
razi???
 Menurut kami: di satu sisi kami setuju akan
pemikirannya dari segi kepercayaan dia akan
adanya Tuhan, akan tetapi disisi lain kami kurang
setuju karena dia tidak mempercayai akan adanya
wahyu juga kenabian. Selanjutnya dia hanya
mempercayai adanya akal saja. Dan bagi kami
adanya kenabian dan wahyu itu mutlak ada.
DAFTAR PUSTAKA
Mustafa. Filsafat islam. CV. Pustaka Setia. Bandung.1997
Nasution, hasyimsyah. Filsafat Islam. Gaya Media
Pratama. Jakarta. 1999
Syarif. Para Filosof muslim. Mizan. Bandung. 1996
Zar, Sirajuddin. Filsafat Islan Filosof dan Filsafatnya.
Rajawali Pers. Jakarta. 2010

More Related Content

What's hot

Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahMahrus Ali
 
Ppt tentang akhalak
Ppt tentang akhalak Ppt tentang akhalak
Ppt tentang akhalak FarelIbnuAkil
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Ria Widia
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 
Ibnu sina (avicena)
Ibnu sina (avicena)Ibnu sina (avicena)
Ibnu sina (avicena)elmakrufi
 
Inkar as sunnah
Inkar as sunnahInkar as sunnah
Inkar as sunnahHome
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliEneng Susanti
 
Contoh qodhiyah dalam ilmu mantiq
Contoh qodhiyah dalam ilmu mantiqContoh qodhiyah dalam ilmu mantiq
Contoh qodhiyah dalam ilmu mantiqIsna Fitrotin
 
Aliran wahabi
Aliran wahabiAliran wahabi
Aliran wahabiaswajanu
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran KhawarijRatih Aini
 
Perbandingan konsep antar aliran aliran teologi islam
Perbandingan konsep antar aliran aliran teologi islamPerbandingan konsep antar aliran aliran teologi islam
Perbandingan konsep antar aliran aliran teologi islamfatimatus sholichah
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
 

What's hot (20)

Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ah
 
Ppt tentang akhalak
Ppt tentang akhalak Ppt tentang akhalak
Ppt tentang akhalak
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
Maqamat wa Ahwal
Maqamat wa AhwalMaqamat wa Ahwal
Maqamat wa Ahwal
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 
Ibnu sina (avicena)
Ibnu sina (avicena)Ibnu sina (avicena)
Ibnu sina (avicena)
 
Inkar as sunnah
Inkar as sunnahInkar as sunnah
Inkar as sunnah
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al Ghazali
 
Contoh qodhiyah dalam ilmu mantiq
Contoh qodhiyah dalam ilmu mantiqContoh qodhiyah dalam ilmu mantiq
Contoh qodhiyah dalam ilmu mantiq
 
Konsep Dasar Tasawuf
Konsep Dasar TasawufKonsep Dasar Tasawuf
Konsep Dasar Tasawuf
 
MENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMUMENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMU
 
Aliran wahabi
Aliran wahabiAliran wahabi
Aliran wahabi
 
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAWPeradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran Khawarij
 
Ppt mega
Ppt megaPpt mega
Ppt mega
 
Perbandingan konsep antar aliran aliran teologi islam
Perbandingan konsep antar aliran aliran teologi islamPerbandingan konsep antar aliran aliran teologi islam
Perbandingan konsep antar aliran aliran teologi islam
 
Ibnu sina
Ibnu sinaIbnu sina
Ibnu sina
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 

Similar to FILSAFAT AL-ROZI

Similar to FILSAFAT AL-ROZI (20)

Makalah ilmu kalam final!
Makalah ilmu kalam final!Makalah ilmu kalam final!
Makalah ilmu kalam final!
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
 
Proses keimanan
Proses keimanan Proses keimanan
Proses keimanan
 
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
 
Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu Pengetahuan
 
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptxPemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
 
agama.pptx
agama.pptxagama.pptx
agama.pptx
 
Proses mendapatkan akidah
Proses mendapatkan akidahProses mendapatkan akidah
Proses mendapatkan akidah
 
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
 
al kindi ...pptx
al kindi ...pptxal kindi ...pptx
al kindi ...pptx
 
Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)
Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)
Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)
 
Tauhid
TauhidTauhid
Tauhid
 
Perbezaan mazhab ilmu kalam
Perbezaan mazhab ilmu kalamPerbezaan mazhab ilmu kalam
Perbezaan mazhab ilmu kalam
 
Aliran Asy'ariah
Aliran Asy'ariahAliran Asy'ariah
Aliran Asy'ariah
 
Wawancara i
Wawancara iWawancara i
Wawancara i
 
E valuasi 1
E valuasi 1E valuasi 1
E valuasi 1
 
Mihnat Alquran - abrar m dawud faza
Mihnat Alquran - abrar m dawud fazaMihnat Alquran - abrar m dawud faza
Mihnat Alquran - abrar m dawud faza
 
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
Makalah "Konsep Aqidah Islamiyah"
 
Ibnu bajjah
Ibnu bajjahIbnu bajjah
Ibnu bajjah
 

More from elmakrufi

Dampak psikologis monopouse
Dampak psikologis monopouseDampak psikologis monopouse
Dampak psikologis monopouseelmakrufi
 
Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasiPrasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasielmakrufi
 
Altruisme dan perilaku pro sosial
Altruisme dan perilaku pro sosialAltruisme dan perilaku pro sosial
Altruisme dan perilaku pro sosialelmakrufi
 
Ibnu sina (avicena) kel02
Ibnu sina (avicena) kel02Ibnu sina (avicena) kel02
Ibnu sina (avicena) kel02elmakrufi
 
Psikologi gestalt
Psikologi gestaltPsikologi gestalt
Psikologi gestaltelmakrufi
 
Presentasi psikologi faal (testosteron)
Presentasi psikologi faal (testosteron)Presentasi psikologi faal (testosteron)
Presentasi psikologi faal (testosteron)elmakrufi
 
Presentasi sistem-syaraf-2
Presentasi sistem-syaraf-2Presentasi sistem-syaraf-2
Presentasi sistem-syaraf-2elmakrufi
 
Persepsi mealui telinga
Persepsi mealui telingaPersepsi mealui telinga
Persepsi mealui telingaelmakrufi
 
Persepsi indra mata
Persepsi indra mataPersepsi indra mata
Persepsi indra mataelmakrufi
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaranelmakrufi
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinanelmakrufi
 
Gerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekGerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekelmakrufi
 
Bu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhuBu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhuelmakrufi
 

More from elmakrufi (20)

Adhd
AdhdAdhd
Adhd
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Masa tua
Masa tuaMasa tua
Masa tua
 
Dampak psikologis monopouse
Dampak psikologis monopouseDampak psikologis monopouse
Dampak psikologis monopouse
 
Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasiPrasangka dan diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi
 
Konformitas
KonformitasKonformitas
Konformitas
 
Altruisme dan perilaku pro sosial
Altruisme dan perilaku pro sosialAltruisme dan perilaku pro sosial
Altruisme dan perilaku pro sosial
 
Ibnu sina (avicena) kel02
Ibnu sina (avicena) kel02Ibnu sina (avicena) kel02
Ibnu sina (avicena) kel02
 
Psikologi gestalt
Psikologi gestaltPsikologi gestalt
Psikologi gestalt
 
Presentasi psikologi faal (testosteron)
Presentasi psikologi faal (testosteron)Presentasi psikologi faal (testosteron)
Presentasi psikologi faal (testosteron)
 
Presentasi sistem-syaraf-2
Presentasi sistem-syaraf-2Presentasi sistem-syaraf-2
Presentasi sistem-syaraf-2
 
Persepsi mealui telinga
Persepsi mealui telingaPersepsi mealui telinga
Persepsi mealui telinga
 
Persepsi indra mata
Persepsi indra mataPersepsi indra mata
Persepsi indra mata
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaran
 
Neuroglia
NeurogliaNeuroglia
Neuroglia
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Gerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflekGerak biasa dan reflek
Gerak biasa dan reflek
 
Bu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhuBu ava, rasa nyeri dan suhu
Bu ava, rasa nyeri dan suhu
 
Bu ava 3 .
Bu ava 3 .Bu ava 3 .
Bu ava 3 .
 

FILSAFAT AL-ROZI

  • 1. FILSAFAT ISLAM ABU BAKAR AL-ROZY Oleh : Ikfina Himmati Alfi Baiti Siti Fatimah Ma’ruf Siti Mualimatus Sa’adah
  • 2. BIOGARFI ABU BAKAR AL- ROZI  Nama lengkap dari Abu Bakar Al Razi adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Zakariya Ibn Yahya Ar-rozi. Ia lahir di Rayy pada tanggal 1 sya’ban 251H/865 M.  Ia cukup respek dengan ilmu kimia, sehingga tidak heran apabila kedua matanya buta akibat eksperiment yang dilakukan.  Ia juga belajar ilmu kedokteran sehingga dikota kelahirannya ia dikenal sebagai dokter.  Sebagai seorang ilmuan dan dokter ia seorang yang bermurah hati, dan dermawan. Selain itu kemasyurannya tidak hanya di dunia timur saja, melainkan barat juga, hingga terkadang ia mendapat julukan The Arabic Galen.  Al- Razi meninggal dunia pada tanggal 5 sya’ban 313 H/7 oktober 925M.  Sampai meninggalnya ia belum dapat disembuhkan kebutaan matanya.
  • 3. Sebagai filosof yang masyhur, sudah barang tentu Abu Bakar al-Razi memiliki lawan-lawan yang tak bisa dianggap remeh. Berikut lawan-lawan Abu Bakar al-Razi yang patut dicatat: 1. Abu Hatim al-Razi Menurut Abu Hatim, Abu Bakar al-Razi lebih mengutamakan filsafat dari agama yang dianggapnya sebagai khurafat dan membawa kebodohan dan taqlid. 2. Abu Qasim al-Balkhi Merupakan pimpinan kaum mu’tazilah Baghdad. Perbedaan dengan Abu Bakar al-Razi terutama mengenai waktu yang terdapat dala buku al-’Ilm al-Ilahi 3. Ibn Tammar Menolak tulisan Abu Bakar al-Razi dalam al-Thib al- Ruhani
  • 4. FILSAFAT ABU BAKAR AL-ROZI a) LOGIKA  Abu Bakar Al- Rozi termasuk seorang rasionalis murni. Ia hanya mempercayai terhadap kekuatan akal. Bahkan dalam dalam bidang kedokteran dan klinis, ia telah menemukan metode yang kuat dgn berpijak pd observasi dan eksperimen.  Pemujaan Abu Bakar al Rozi trhadap akal tampak sangat jelas pada halaman pertama pada buku al-Tibb al-Ruhhani. Dalam bukunya tersebut Ia mengatakan “Tuhan, segala puji baginya, yang telah memberi kita akal agar dengannya kita dapat memperoleh sebanyak- banyaknya manfaat, inilah karunia terbaik Tuhan kepada kita. Dengan akal kita melihat segala yang berguna bagi kita dan yang membuat hidup kita baik dengan akal, kita dapat mengetahuia yg gelap, yg jauh dan yg tersembunyi dari kita, dengan alat iti pula kita dapat memperoleh pengetahuan ttg Tuhan, suatu pengetahuan tertinggi yg kita peroleh. Jika akal sedemekian mulia dan penting, maka kita tidak boleh melecehkannya, kita tidak boleh menentukannya, sebab akal adalah penentu, atau mengendalikan sebab ia adalah pengendali, atau memerintahkan sebab ia adalah pemerintah, tapi kita harus merujuk kepadanya dalam segaka hal dan menentukan segala masalah dengannya, kita harus sesuai dengannya. ”
  • 5.  Ungkapan Abu Bakar al-Razi di atas, dinilai telah menyimpang dari agama. Penilaian tersebut jelas merusak reputasi Abu Bakar al-Razi. Bahkan, Harun Nasution mengatakan bahwa Abu Bakar al-Razi adalah filosof muslim yang berani mengeluarkan pendapat- pendapatnya meskipun bertentangan dengan paham yang dianut umat islam.  Hal tersebut membuat harun Nasution menyimpulkan gagasan-gasan Abu Bakar al-Razi: a. Tidak percaya pada wahyu b. Alquran bukan mu’jizat c. Tidak percaya pada nabi-nabi d. Adanya hal-hal kekal selain Allah
  • 6.  Tiada tempat bagi wahyu atau intuisi mistis. Hanya akal logis yg merupakan kriteria tunggal pengetahuan dan perilaku. Ia juga menentang kenabian, wahyu, dan kecenderungan berpikir rasional  Menurut Abu bakar Al Rozi, manusia lahir dengan kemampuan yang sama untuk meraih pengetahuan. Hanya melalui pemupukan kemampuan, manusia menjadi berbeda, ada yang menggunakan akal untuk spekulasi dan belajar, ada yang mengabaikan, atau mengarahkan untuk kehidupan praktis.
  • 7. B) METAFISIKA Pokok pemikiran Abu Bakar Al Razi dalam pemikiran ini:  Alam Abu Bakar Al Razi menolak ketidakperluan membuktikan keberadaan alam, sebab ia tak terbukti dengan sendirinya, selain itu dia juga ingin menolak semua ajaran yang beranggapan bahwa alam adalah prinsip gerak dan penciptaan, dengan menunjukkan kontradiksi ajaran-ajaran itu. Ia juga berpendapat bahwa tidak ada tempat untuk mengakui alam sebagai prinsip aksi dan gerak  Kekelan Al Razi membagi kekekalan dalam 5 bentuk. Dari kelima bentuk tersebut ada yang hidup dan bergerak; yaitu tuhan dan ruh. Ada yang pasif dan tidak hidup; yaitu materi/ wujud. Dan terakhir yang tidak hidup , tidak bergerak, dan tidak pasif; yaitu ruang dan waktu  Janin
  • 8. BERIKUT 5 KEKALAN MENURUT ABU BAKAR AL-ROZI: 1) Tuhan(al-Bary Ta’ala) Tuhan bersifat sempurna. Kehidupan berasal dari-Nya, sebagaimana sinar datang dari matahari. Ia mempunyai kepandaian yang sempurna dan murni. Allah Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam. Alam diciptakan Allah bukan dr tidak ada, tetapi dari bahan yang telah tersedia. Oleh karena itu, menurutnya alam itu tidak kadim, baru, meskipun materi asalnya kadim, sebab penciptaan dalam arti disusun dari bahan yang sudah ada. 2) Ruh/jiwa universal(al-Nafs al-Kulliyat) Keabadian lain adalah ruh yang hidup tetapi bodoh/ materi juga kekal. Karena kebodohannya ruh mencintai materi dan membuat bentuk dirinya untuk memperoleh kebahagiaan materi. Tetapi materi menolak, sehingga Tuhan campur tangan membantu ruh. Dengan bantuan Tuhan membuat dunia dan menciptakan di dalamnya bentuk-bentuk yang kuat yang di dalamnya ruh dapat memperoleh kebahagiaan jasmani. Kemudian Tuhan menciptakan manusia guna meyadarkan ruh dan menunjukkan kepadanya bahwa dunia ini bukanlah dunia yang sebenarnya dalam arti hakiki.
  • 9. LANJUTAN.... Manusia tidak akan mencapai dunia hakiki, kecuali dengan filsafat. Ruh-ruh tetap akan berada di dunia sampai mereka disadarkan oleh filsafat akan rahasia dirinya kemudian diarahkan kepada dunia hakiki. Melalui filsafat, manusia dapat memperoleh dunia yang sebenarnya. 3) Materi Pertama(al-Hayula al-Ula ) Kemutlakan materi pertama terdiri dari atom-atom yang tidak bisa dibagi lagi. Setiap atom mempunyai volume kalau tidak maka pengumpulan atom-atom tersebut tidak dapat terbentuk. Apabila dunia ini dihancurkan, maka ia akan terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom. Dengan demikian materi berasal dari kekekalan karena tidak mungkin menyatakan sesuatu yang berasal dari ketiadaan sesuatu.
  • 10. 4)Ruang Absolut(al-Makan al-Muthlaq) Ruang adalah tempat keberadaan materi. Karena ruang merupakan tempat bagi materi, maka ruang juga bersifat kekal. Ruang terbagi menjadi 2, yaitu ruang universal dan ruang relatif. Ruang universal adalah tidak terbatas dan tidak bergantung kepada dunia dan segala yang ada di dalamnya. Sedang ruang relatif adalah kebalikannya 5) Waktu Absolut(al-Zaman al-Muthlaq) Waktu adalah subtansi yang mengalir, ia adalah kekal. AbuBakar al-Razi selalu menolak bahwa waktu adalah jumlah gerak benda, karena jika demikian, maka tidak mungkin bagi dua benda yang bergerak untuk bergerak dalam waktu yang sama dengan dua jumlah yang berbeda. Al Razi membagi waktu menjadi 2, yaitu waktu mutlak dan relatif. Waktu mutlak adalah keberlangsungan, kekal dan bergerak. Sedang waktu relatif adalah waktu yang berlandaskan gerak lingkungan, matahari dan bintang gemilang. Waktu ini tidak kekal, yang ia sebut sebagai al-waqt.
  • 11. C) THEOLOGI Abu Bakar al- Rozi dikenal sebagai seorang rasionalis murni, namun ia tetap bertuhan, hanya saja ia tidak mengakui adanya wahyu dan kenabian. Berikut alasan Abu Bakar al-Razi melakukan penolakan terhadap wahyu dan nabi, menurut Badawi :  Bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan jahat, yang berguna dan yang tak berguna. Melalui akal manusia dapat mengetahui Tuhan dan mengatur kehidupan kita sebaik-baiknya.  Tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk membimbing semua orang, sebab setiap orang lahir dengan kecerdasan yang sama, perbedaannya bukanlah pada pembawaan alamiyah, tetapi karena pengembangan dan pendidikan.  Para nabi saling bertentangan terlebih dalam hal pembicaraan atas nama satu Tuhan yg sama.
  • 12.  Setelah menolak kenabian, Abu baka Al Rozi juga mengkritik agama secara umum. Ia menjelaskan kontradiksi-kontradiksi kaum yahudi, Kristen, Mani, dan Majusi. Keterikatan manusia terhadap agama adalah karena meniru dan kebiasaan, kekuasaan ulama yang mengabdi pd negara, dan manifestasi lahiriah agama, upacara-upacara, serta peribadatan yg mempengaruhi mereka yg sederhana dan naif.  Abu baka Al Rozi juga mengkritik scr sistematik kitab wahyu al-Quran dan Injil. Ia juga menolak terutama pd mu’jizat Al- Quran, baik karena gayanya maupun isinya dan yg lebih ekstrim ia juga menegaskan bahwa mungkin menulis kitab yang lebih baik dalam gaya yang lebih baik pula.  Ia lebih menyukai buku-buku ilmiah daripada kitab-kitab suci, sebab buku-buku ilmiah lebih berguna bagi kehidupan manusia daripada kitab suci. Bahkan, baginya buku-buku kedokteran, geometri, astronomi, dan logika lebih berguna daripada Injil dan Al-Quran.
  • 13. FILSAFAT MORAL  Adapun pemikiran Abu Bakar al-Razi tentang moral tertuang dalam bukunya Al-Thib Al-Ruhaniyah dan Al-Sirah al- Falsafiyyah, bahwa tingkah laku mesti berdasarkan petunjuk rasio dan hawa nafsu harus berada di bawah kendali akal dan agama.  Ia memperingatkan akan bahaya khamar yang dapat merusak akal dan melanggar ajaran agama, bahkan dapat mengakibatkan menderita penyakit jiwa dan raga yang pada gilirannya menghancurkan manusia.  Berkaitan dengan jiwa, Abu Bakar al-Razi mengharuskan seorang dokter mengetahui kedokteran jiwa dan kedokteran tubuh secara bersama-sama.  Faktor jiwa menjadi salah satu dasar pengobatan bagi Abu Bakar al-Rozi. Menurutnya, terdapat hubungan yang erat antara tubuh dan jiwa.  Sifat hasut atau dengki akan mendatangkan marabahaya bagi manusia secara kejiwaan dan tubuh
  • 14.  Kebahagiaan, menurut Abu Bakar al-Razi adalah kembalinya apa yang telah tersingkir karena sesuatu yang berbahaya  Selain itu Abu Bakar al-Razi, mengutuk cinta sebagai suatu keberlebihan dan kelengahan, karena hal itu menghalangi orang untuk belajar lebih banyak dan bekerja lebih baik.  Keirihatian merupakan perpaduan dari kekikiran dan ketamakan. Orang yang iri hati adalah orang yang merasa sedih bila orang lain menerima kebaikan, meskipun ia sendiri tidak mengalami keburukan.  Dusta adalah kebiasaan buruk. Dusta terbagi menjadi dua: untuk kebaikan bersifat terpuji, sedangkan untuk kejahatan bersifat tercela. Jadi, nilai dusta bergantung pada niat.
  • 15. KESIMPULAN  Al-razi sebenarnya filsuf yang hidup pada masa pendewaan akal secara berlebihan, sebagaimana kaum mu’tazilah yang merupakan aliran theology dalam islam. Pemikiran filsafatnya tidak teratur dan sistematis, namun pada masanya ia dipandang sebagai pemikir ulung yang tegar dan liberal didalam islam. Bahkan, dalam sejarah dialah satu-satunya pemikir rasional murni yang sangat mempercayai kekuatan akal, bebes dari prasangka, dan terlalu berani mengemukakan gagasan-gagasan filosofinya.
  • 16. PERTANYAAN  Bagaimana menurut pendapat anda (kami sekelompok) mengenai pemikiran abu bakar ar razi???  Menurut kami: di satu sisi kami setuju akan pemikirannya dari segi kepercayaan dia akan adanya Tuhan, akan tetapi disisi lain kami kurang setuju karena dia tidak mempercayai akan adanya wahyu juga kenabian. Selanjutnya dia hanya mempercayai adanya akal saja. Dan bagi kami adanya kenabian dan wahyu itu mutlak ada.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Mustafa. Filsafat islam. CV. Pustaka Setia. Bandung.1997 Nasution, hasyimsyah. Filsafat Islam. Gaya Media Pratama. Jakarta. 1999 Syarif. Para Filosof muslim. Mizan. Bandung. 1996 Zar, Sirajuddin. Filsafat Islan Filosof dan Filsafatnya. Rajawali Pers. Jakarta. 2010