SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
z
MENGEMBANGKAN
KERANGKA ANALISA
KEBIJAKAN
Analisis Kebijakan Pangan dan Gizi
Mei 2023
z
 270 .000.000x 2100 kal = 56.7
00.000.000=28.350.000.000=7.560.ton
 Ketersediaan= produksi +import-eksport-bibit-kebutuhan
industry
 Ekstensitifitas= ketersediaan lahan (sawah, kering, payau, tidur)
 Intensifikasi =
z
 Kebijakan apapun pasti melekat
tiga hal:
1.Substansi atau persoalan yang
hendak diatasi.
2.Proses yang perlu dilakukan untuk
mengatasinya.
3.Konteks di mana upaya untuk
mengatasi persoalan itu berlangsung
z
Modelling untuk Menganalisis Substansi
Kebijakan
 Salah satu substansi yang saat ini paling sering digunakan
adalah asumsi kebijakan berorientasi pada penyelesaian
masalah
 biang permasalahan dari seluruh permasalahan kebijakan
adalah asumsi pemerintah tentang masalah itu sendiri.
Misalnya, kemiskinan yang seringkali dipahami oleh pemerintah,
semata, sebagai masalah kelangkaan uang.
 Memahami kemiskinan dengan cara tsb mendorong orang
mengatasi masalah kemiskinan hanya dengan bagi-bagi uang
dan tidak pernah terpikir untuk mencari solusi lain.
z
Cth 2. kebijakan penurunan penyakit sosial
 Untuk kasus penyakit masyarakat itu model kausalnya adalah : penyakit sosial  karena kurang
ketrampilan  menambah ketrampilan  mengatasi dan memutus mata rantai penyakit sosial.
 Dalam model kausal berlogika implikasi seperti di atas, penyakit sosial direduksi sebagai
permasalahan kurangnya ketrampilan.
 Kurangnya ketrampilan membuat orang tidak kompetitif di dunia kerja, sehingga dengan
dorongan kebutuhan ekonomi, untuk tetap bertahan hidup sebagian orang tersebut harus
menggeluti aktivitas ekonomi yang didefinisikan sebagai gejala penyakit sosial.
 Karena itu, permasalahan penyakit sosial, dalam model ini, harus diselesaikan dengan
memberikan ketrampilan yang membuat orang-orang tersebut lebih kompetitif dalam dunia kerja
Cara pandang lain: penyakit sosial adalah permasalahan kelalaian pemerintah dalam
mengatur kompetisi dalam dunia kerja atau dalam mempersiapkan tenaga kerja 
Bagaimana kebijakannya?
z
Modelling untuk Menganalisis Proses
Kebijakan
A. Model stagist
 Proses kebijakan sebagai sebuah proses yang terdiri dari
tahapan-tahapan yang lebih kecil.
 Dengan membagi proses kebijakan dalam tahapan-tahapan
yang lebih kecil, analis, sebagaimana pembuat kebijakan, bisa
secara lebih efisien dan menghasilkan kebijakan yang lebih
efektif.
 Secara implisit lebih menekankan dimensi teknis – administratif
dari proses kebijakan
z
Modelling untuk Menganalisis Proses Kebijakan
B. Model Konflik
 Melihat proses kebijakan sebagai proses pertarungan kepentingan antar berbagai aktor
kebijakan.
 Lebih mengedepankan dimensi politik dari proses tersebut
 Analisis difokuskan pada konstelasi, sumberdaya, pola relasi dan koalisi antar aktor yang
berkepentingan dengan suatu proses kebijakan, serta konteks di mana pertarungan itu
berlangsung.
 Sehingga, analisis yang dilakukan dengan model ini biasanya melihat di balik proses
kebijakan formal yang biasa kita kenal.
 Naskah undang-undang, peraturan, ketetapan, dan sebagainya, dianggap hanya sebagai
penampilan superfisial dari proses kebijakan.
 Proses yang sesungguhnya, meliputi konflik kepentingan; tawar menawar; pembangunan
koalisi yang tidak nampak dalam semua proses formal tersebut, dan itulah yang perlu
untuk dianalisa.
 Keunggulan model ini adalah sensitifitasnya yang cukup tinggi terhadap dimensi politik
dari kebijakan, sehingga bisa memberikan gambaran yang, bagi sebagian besar orang,
lebih realistis daripada model stagist
z
Modelling untuk Analisis Konteks Kebijakan
 Sebagian analisa kebijakan dan pengembangan model analisa kebijakan yang
dilakukan selalu dalam kondisi normal.
  Artinya, sebagian besar situasi dan segala kemungkinan yang muncul sudah
terantisipasi dan bisa diproyeksikan secara konvensional.
 Namun selalu ada kemungkinan bahwa analisis kebijakan harus dilakukan dan harus
mengantisipasi situasi-situasi yang tidak memungkinkan ditangani dengan cara-cara
konvensional. Misalnya seperti dalam situasi darurat akibat bencana.
 Untuk situasi seperti itu, proses kebijakan normal tidak berlaku, sehingga perlu
dikembangkan double-track policy making  pola pembuatan kebijakan dalam
kondisi normal dan kondisi tidak normal:
 pertama, analisa yang didasarkan pada alur proses kebijakan normal dan,
 kedua, analisa yang dibangun berdasarkan alur proses kebijakan dalam situasi
abnormal
z
Modelling untuk Analisis Konteks Kebijakan
 Dengan memahami siklus
gambar disamping, analis
bisa memiliki gambaran
tentang situasi yang menjadi
konteks pembuatan kebijakan
dalam situasi abnormal dan
bisa membangun analisis
yang relevan
ANALISIS AGENDA SETTING
KEBIJAKAN PANGAN &GIZI
Agenda setting
Agenda – Setting  Dua Kata Kunci, Yaitu ‘Agenda’ Dan ‘Setting’ (Aktivitas Penyiapannya).
Agenda Berisi Berbagai Hal Atau Kegiatan Yang Dianggap Penting Dan Layak Mendapatkan Prioritas
Dari Si Pemilik Agenda.
Karena Itu Agenda – Setting Bisa Dikatakan Merupakan Proses Di Mana Si Pemilik Agenda Tersebut
Menyusun Berbagai Hal Dan Kegiatan Dalam Skala Prioritas Yang Didasarkan Pada Kepentingan Si
Pemilik Agenda
di level negara. Ada begitu banyak alternatif yang harus diprioritaskan, sementara sumberdaya dan
energi yang dimiliki oleh negara terbatas dan harus digunakan secermat mungkin dan
dipertanggungjawabkan kepada publik warga negara.
Tidak ada ukuran tunggal yang dipakai semua orang untuk menentukan secara absolut bahwa satu
hal lebih layak dijadikan prioritas daripada yang lain. Karena itu, seringkali, pertarungan berbagai
kepentingan untuk mendapatkan prioritas dalam agenda publik seringkali merupakan pertarungan
yang sengit, di mana tiap kepentingan harus diperjuangkan untuk bisa masuk dalam agenda publik.
Menyusun agenda setting
Masalah yang harus ditangani pemerintah terkait panagan dan gizi: lihat dari pilar ketahanan pangan:
ketersediaan, distribusi/akses, konsumsi, stabilitas, keberlanjutan
Bagaimana menjelaskan bahwa maaslah tersebut merupakan masalah public? Sehingga harus
ditangani pemerintah (tugas seorang analis adalah menyusun analisanya, didukung data dan
proyeksi, dalam sebuah argumen untuk meyakinkan bahwa permasalahan yang direkomendasikannya
menyangkut kepentingan publik dan untuk itu harus ditangani sebagai masalahnya pemerintah)
Dalam menyusun agenda setting, akan dihadapkan pada berbagai kepentingan politik  shg harus
dapat mengidentifikasi arus politik dan ekspresi partisipasi yang muncul di seputar isu tersebut.
Merumuskan Agenda Setting
Ringkasan Alur Proses Agenda –
Setting Menurut John w. Kingdon
Sumber: Kingdon, John W (1995).
Ada 3 hal yang membuat suatu isu diabaikan dari agenda kebijakan, yaitu:
1. Suatu isu dianggap sebagai rutinitas
2. Dianggap tidak sebagai masalah pemerintah
3. Tertumpuk dengan ISU lain
 Bila masuk salah satu kriteria diatas, maka isu tersebut memiliki potensi yang lebih
besar untuk gagal masuk dalam agenda kebijakan
SUMBER KEBUTUHAN KEBIJAKAN
1. Peraturan Perundang-undangan.
2. Program Legislasi.
3. Dokumen Perencanaan (Rencana Pembangunan Jangka Pendek,
Menengah, Panjang, Rencana Stratejik).
4. Isu-isu Aktual.
Sumber: LAN, 2012
PENGENALAN MASALAH
Isu/masalah mendapat perhatian besar:
1.menyangkut kepentingan orang banyak,
2.mencapai titik kritis untuk segera diselesaikan,
3.berdampak luas pada masyarakat,
4.berhubungan dengan nilai-nilai yang berkembang pada masyarakat, spt: demokrasi, keadilan,
keluarga,
5.memiliki implikasi pada anggaran publik.
Hubungan antara Peran Pembuat Kebijakan dengan Analis Kebijakan
dalam Menghasilkan Informasi Kebijakan (Dunn 2004)
18
19

More Related Content

Similar to 4-5. model kebijakan.pptx

Tipologi dan paradigma perencanaan
Tipologi dan paradigma perencanaanTipologi dan paradigma perencanaan
Tipologi dan paradigma perencanaanardinmarL
 
PPT- Kewajaran tugas kuliah anti korupsi..pptx
PPT- Kewajaran tugas kuliah anti korupsi..pptxPPT- Kewajaran tugas kuliah anti korupsi..pptx
PPT- Kewajaran tugas kuliah anti korupsi..pptxbelajarenglish500
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy Nur Asda
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANDadang Solihin
 
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanPerencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanDadang Solihin
 
Teknik evaluasi day 5
Teknik evaluasi day 5Teknik evaluasi day 5
Teknik evaluasi day 5Ary Ajo
 
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDadang Solihin
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spnurul khaiva
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah Assagaf
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktklailashare
 
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDadang Solihin
 
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosPerumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosTri Widodo W. UTOMO
 
Analisis Kebijakan Penguatan Kemandirian Daerah dan Akselerasi Pembangunan So...
Analisis Kebijakan Penguatan Kemandirian Daerah dan Akselerasi Pembangunan So...Analisis Kebijakan Penguatan Kemandirian Daerah dan Akselerasi Pembangunan So...
Analisis Kebijakan Penguatan Kemandirian Daerah dan Akselerasi Pembangunan So...Tri Widodo W. UTOMO
 
Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Ahmad Syarif
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docLairivRevyIwamony
 
Teori dan Penelitian Akuntansi
Teori dan Penelitian AkuntansiTeori dan Penelitian Akuntansi
Teori dan Penelitian Akuntansiasrini0607
 

Similar to 4-5. model kebijakan.pptx (20)

Tipologi dan paradigma perencanaan
Tipologi dan paradigma perencanaanTipologi dan paradigma perencanaan
Tipologi dan paradigma perencanaan
 
PPT- Kewajaran tugas kuliah anti korupsi..pptx
PPT- Kewajaran tugas kuliah anti korupsi..pptxPPT- Kewajaran tugas kuliah anti korupsi..pptx
PPT- Kewajaran tugas kuliah anti korupsi..pptx
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku PembangunanPerencanaan dan Pelaku Pembangunan
Perencanaan dan Pelaku Pembangunan
 
MI 3
MI 3MI 3
MI 3
 
Teknik evaluasi day 5
Teknik evaluasi day 5Teknik evaluasi day 5
Teknik evaluasi day 5
 
1. analisis situasi_makalah
1. analisis situasi_makalah1. analisis situasi_makalah
1. analisis situasi_makalah
 
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik sp
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
Aminullah assagaf em12 overview_microeconomics_12 juni 2021
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
 
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Dasar-dasar Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
 
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosPerumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
 
Analisis Kebijakan Penguatan Kemandirian Daerah dan Akselerasi Pembangunan So...
Analisis Kebijakan Penguatan Kemandirian Daerah dan Akselerasi Pembangunan So...Analisis Kebijakan Penguatan Kemandirian Daerah dan Akselerasi Pembangunan So...
Analisis Kebijakan Penguatan Kemandirian Daerah dan Akselerasi Pembangunan So...
 
Analisis kebijakan
Analisis kebijakan Analisis kebijakan
Analisis kebijakan
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
 
Teori dan Penelitian Akuntansi
Teori dan Penelitian AkuntansiTeori dan Penelitian Akuntansi
Teori dan Penelitian Akuntansi
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

4-5. model kebijakan.pptx

  • 2. z  270 .000.000x 2100 kal = 56.7 00.000.000=28.350.000.000=7.560.ton  Ketersediaan= produksi +import-eksport-bibit-kebutuhan industry  Ekstensitifitas= ketersediaan lahan (sawah, kering, payau, tidur)  Intensifikasi =
  • 3. z  Kebijakan apapun pasti melekat tiga hal: 1.Substansi atau persoalan yang hendak diatasi. 2.Proses yang perlu dilakukan untuk mengatasinya. 3.Konteks di mana upaya untuk mengatasi persoalan itu berlangsung
  • 4. z Modelling untuk Menganalisis Substansi Kebijakan  Salah satu substansi yang saat ini paling sering digunakan adalah asumsi kebijakan berorientasi pada penyelesaian masalah  biang permasalahan dari seluruh permasalahan kebijakan adalah asumsi pemerintah tentang masalah itu sendiri. Misalnya, kemiskinan yang seringkali dipahami oleh pemerintah, semata, sebagai masalah kelangkaan uang.  Memahami kemiskinan dengan cara tsb mendorong orang mengatasi masalah kemiskinan hanya dengan bagi-bagi uang dan tidak pernah terpikir untuk mencari solusi lain.
  • 5. z Cth 2. kebijakan penurunan penyakit sosial  Untuk kasus penyakit masyarakat itu model kausalnya adalah : penyakit sosial  karena kurang ketrampilan  menambah ketrampilan  mengatasi dan memutus mata rantai penyakit sosial.  Dalam model kausal berlogika implikasi seperti di atas, penyakit sosial direduksi sebagai permasalahan kurangnya ketrampilan.  Kurangnya ketrampilan membuat orang tidak kompetitif di dunia kerja, sehingga dengan dorongan kebutuhan ekonomi, untuk tetap bertahan hidup sebagian orang tersebut harus menggeluti aktivitas ekonomi yang didefinisikan sebagai gejala penyakit sosial.  Karena itu, permasalahan penyakit sosial, dalam model ini, harus diselesaikan dengan memberikan ketrampilan yang membuat orang-orang tersebut lebih kompetitif dalam dunia kerja Cara pandang lain: penyakit sosial adalah permasalahan kelalaian pemerintah dalam mengatur kompetisi dalam dunia kerja atau dalam mempersiapkan tenaga kerja  Bagaimana kebijakannya?
  • 6. z Modelling untuk Menganalisis Proses Kebijakan A. Model stagist  Proses kebijakan sebagai sebuah proses yang terdiri dari tahapan-tahapan yang lebih kecil.  Dengan membagi proses kebijakan dalam tahapan-tahapan yang lebih kecil, analis, sebagaimana pembuat kebijakan, bisa secara lebih efisien dan menghasilkan kebijakan yang lebih efektif.  Secara implisit lebih menekankan dimensi teknis – administratif dari proses kebijakan
  • 7. z Modelling untuk Menganalisis Proses Kebijakan B. Model Konflik  Melihat proses kebijakan sebagai proses pertarungan kepentingan antar berbagai aktor kebijakan.  Lebih mengedepankan dimensi politik dari proses tersebut  Analisis difokuskan pada konstelasi, sumberdaya, pola relasi dan koalisi antar aktor yang berkepentingan dengan suatu proses kebijakan, serta konteks di mana pertarungan itu berlangsung.  Sehingga, analisis yang dilakukan dengan model ini biasanya melihat di balik proses kebijakan formal yang biasa kita kenal.  Naskah undang-undang, peraturan, ketetapan, dan sebagainya, dianggap hanya sebagai penampilan superfisial dari proses kebijakan.  Proses yang sesungguhnya, meliputi konflik kepentingan; tawar menawar; pembangunan koalisi yang tidak nampak dalam semua proses formal tersebut, dan itulah yang perlu untuk dianalisa.  Keunggulan model ini adalah sensitifitasnya yang cukup tinggi terhadap dimensi politik dari kebijakan, sehingga bisa memberikan gambaran yang, bagi sebagian besar orang, lebih realistis daripada model stagist
  • 8. z Modelling untuk Analisis Konteks Kebijakan  Sebagian analisa kebijakan dan pengembangan model analisa kebijakan yang dilakukan selalu dalam kondisi normal.   Artinya, sebagian besar situasi dan segala kemungkinan yang muncul sudah terantisipasi dan bisa diproyeksikan secara konvensional.  Namun selalu ada kemungkinan bahwa analisis kebijakan harus dilakukan dan harus mengantisipasi situasi-situasi yang tidak memungkinkan ditangani dengan cara-cara konvensional. Misalnya seperti dalam situasi darurat akibat bencana.  Untuk situasi seperti itu, proses kebijakan normal tidak berlaku, sehingga perlu dikembangkan double-track policy making  pola pembuatan kebijakan dalam kondisi normal dan kondisi tidak normal:  pertama, analisa yang didasarkan pada alur proses kebijakan normal dan,  kedua, analisa yang dibangun berdasarkan alur proses kebijakan dalam situasi abnormal
  • 9. z Modelling untuk Analisis Konteks Kebijakan  Dengan memahami siklus gambar disamping, analis bisa memiliki gambaran tentang situasi yang menjadi konteks pembuatan kebijakan dalam situasi abnormal dan bisa membangun analisis yang relevan
  • 11. Agenda setting Agenda – Setting  Dua Kata Kunci, Yaitu ‘Agenda’ Dan ‘Setting’ (Aktivitas Penyiapannya). Agenda Berisi Berbagai Hal Atau Kegiatan Yang Dianggap Penting Dan Layak Mendapatkan Prioritas Dari Si Pemilik Agenda. Karena Itu Agenda – Setting Bisa Dikatakan Merupakan Proses Di Mana Si Pemilik Agenda Tersebut Menyusun Berbagai Hal Dan Kegiatan Dalam Skala Prioritas Yang Didasarkan Pada Kepentingan Si Pemilik Agenda di level negara. Ada begitu banyak alternatif yang harus diprioritaskan, sementara sumberdaya dan energi yang dimiliki oleh negara terbatas dan harus digunakan secermat mungkin dan dipertanggungjawabkan kepada publik warga negara. Tidak ada ukuran tunggal yang dipakai semua orang untuk menentukan secara absolut bahwa satu hal lebih layak dijadikan prioritas daripada yang lain. Karena itu, seringkali, pertarungan berbagai kepentingan untuk mendapatkan prioritas dalam agenda publik seringkali merupakan pertarungan yang sengit, di mana tiap kepentingan harus diperjuangkan untuk bisa masuk dalam agenda publik.
  • 12. Menyusun agenda setting Masalah yang harus ditangani pemerintah terkait panagan dan gizi: lihat dari pilar ketahanan pangan: ketersediaan, distribusi/akses, konsumsi, stabilitas, keberlanjutan Bagaimana menjelaskan bahwa maaslah tersebut merupakan masalah public? Sehingga harus ditangani pemerintah (tugas seorang analis adalah menyusun analisanya, didukung data dan proyeksi, dalam sebuah argumen untuk meyakinkan bahwa permasalahan yang direkomendasikannya menyangkut kepentingan publik dan untuk itu harus ditangani sebagai masalahnya pemerintah) Dalam menyusun agenda setting, akan dihadapkan pada berbagai kepentingan politik  shg harus dapat mengidentifikasi arus politik dan ekspresi partisipasi yang muncul di seputar isu tersebut.
  • 13. Merumuskan Agenda Setting Ringkasan Alur Proses Agenda – Setting Menurut John w. Kingdon Sumber: Kingdon, John W (1995).
  • 14. Ada 3 hal yang membuat suatu isu diabaikan dari agenda kebijakan, yaitu: 1. Suatu isu dianggap sebagai rutinitas 2. Dianggap tidak sebagai masalah pemerintah 3. Tertumpuk dengan ISU lain  Bila masuk salah satu kriteria diatas, maka isu tersebut memiliki potensi yang lebih besar untuk gagal masuk dalam agenda kebijakan
  • 15. SUMBER KEBUTUHAN KEBIJAKAN 1. Peraturan Perundang-undangan. 2. Program Legislasi. 3. Dokumen Perencanaan (Rencana Pembangunan Jangka Pendek, Menengah, Panjang, Rencana Stratejik). 4. Isu-isu Aktual. Sumber: LAN, 2012
  • 16. PENGENALAN MASALAH Isu/masalah mendapat perhatian besar: 1.menyangkut kepentingan orang banyak, 2.mencapai titik kritis untuk segera diselesaikan, 3.berdampak luas pada masyarakat, 4.berhubungan dengan nilai-nilai yang berkembang pada masyarakat, spt: demokrasi, keadilan, keluarga, 5.memiliki implikasi pada anggaran publik.
  • 17. Hubungan antara Peran Pembuat Kebijakan dengan Analis Kebijakan dalam Menghasilkan Informasi Kebijakan (Dunn 2004)
  • 18. 18
  • 19. 19