SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
SEJARAH SISTEM POLITIK INDONESIA
Materi Perkuliahan Sistem Politik Indonesia
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya.
Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi
diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya
terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem
politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang
memiliki tantangan dan tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti
dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan
melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus
dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan
pengambilan keputusan
Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas sistem. Kapabilitas sistem adalah
kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai
keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli
politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18
dan 19 melihat prestasi politik dikuru dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern
sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar
pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan
internasional.
Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa
dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional.
Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi input
menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :
1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara
maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika
datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah
berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian
rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti sembako yang
diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak
sebagai pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah.
3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku
individu dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering
memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan maka
kemudian regulasi diperketat, hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.
4. kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat.
Semakin diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem.
5. kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana
dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif.
6. kapabilitas dalam negeri dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang
banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara
kaya atau berkuasa (superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada negara-negara berkembang.
Ada satu pendekatan lagi yang dibutuhkan dalam melihat proses politik yaitu pendekatan pembangunan, yang terdiri dari 2 hal:
a. Pembangunan politik masyarakat berupa mobilisasi, partisipasi atau pertengahan. Gaya agregasi kepentingan masyarakat ini bisa dilakukans
ecara tawaran pragmatik seperti yang digunakan di AS atau pengejaran nilai yang absolut seperti di Uni Sovyet atau tradisionalistik.
b. Pembangunan politik pemerintah berupa stabilitas politik
PROSES POLITIK DI INDONESIA
Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa berikut ini:
- Masa prakolonial
- Masa kolonial (penjajahan)
- Masa Demokrasi Liberal
- Masa Demokrasi terpimpin
- Masa Demokrasi Pancasila
- Masa Reformasi
Masing-masing masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematis dari aspek :
• Penyaluran tuntutan
• Pemeliharaan nilai
• Kapabilitas
• Integrasi vertikal
• Integrasi horizontal
• Gaya politik
• Kepemimpinan
• Partisipasi massa
• Keterlibatan militer
• Aparat negara
• Stabilitas
Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :
1. Masa prakolonial (Kerajaan)
• Penyaluran tuntutan – rendah dan terpenuhi
• Pemeliharaan nilai – disesuikan dengan penguasa atau pemenang peperangan
• Kapabilitas – SDA melimpah
• Integrasi vertikal – atas bawah
• Integrasi horizontal – nampak hanya sesama penguasa kerajaan
• Gaya politik - kerajaan
• Kepemimpinan – raja, pangeran dan keluarga kerajaan
• Partisipasi massa – sangat rendah
• Keterlibatan militer – sangat kuat karena berkaitan dengan perang
• Aparat negara – loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah
• Stabilitas – stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang
2. Masa kolonial (penjajahan)
• Penyaluran tuntutan – rendah dan tidak terpenuhi
• Pemeliharaan nilai – sering terjadi pelanggaran ham
• Kapabilitas – melimpah tapi dikeruk bagi kepentingan penjajah
• Integrasi vertikal – atas bawah tidak harmonis
• Integrasi horizontal – harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi
• Gaya politik – penjajahan, politik belah bambu (memecah belah)
• Kepemimpinan – dari penjajah dan elit pribumi yang diperalat
• Partisipasi massa – sangat rendah bahkan tidak ada
• Keterlibatan militer – sangat besar
• Aparat negara – loyal kepada penjajah
• Stabilitas – stabil tapi dalam kondisi mudah pecah
3. Masa Demokrasi Liberal
• Penyaluran tuntutan – tinggi tapi sistem belum memadani
• Pemeliharaan nilai – penghargaan HAM tinggi
• Kapabilitas – baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih potensial
• Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas
• Integrasi horizontal- disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator
• Gaya politik - ideologis
• Kepemimpinan – angkatan sumpah pemuda tahun 1928
• Partisipasi massa – sangat tinggi
• Keterlibatan militer – militer dikuasai oleh sipil
• Aparat negara – loyal kepada kepentingan kelompok atau partai
• Stabilitas - instabilitas
4. Masa Demokrasi terpimpin
• Penyaluran tuntutan – tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas
• Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM rendah
• Kapabilitas – abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju
• Integrasi vertikal – atas bawah
• Integrasi horizontal – berperan solidarity makers,
• Gaya politik – ideolog, nasakom
• Kepemimpinan – tokoh kharismatik dan paternalistik
• Partisipasi massa - dibatasi
• Keterlibatan militer – militer masuk ke pemerintahan
• Aparat negara – loyal kepada negara
• Stabilitas - stabil
5. Masa Demokrasi Pancasila
• Penyaluran tuntutan – awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi
• Pemeliharaan nilai – terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM
• Kapabilitas – sistem terbuka
• Integrasi vertikal – atas bawah
• Integrasi horizontal - nampak
• Gaya politik – intelek, pragmatik, konsep pembangunan
• Kepemimpinan – teknokrat dan ABRI
• Partisipasi massa – awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi
• Keterlibatan militer – merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI
• Aparat negara – loyal kepada pemerintah (Golkar)
• Stabilitas stabil
6. Masa Reformasi
• Penyaluran tuntutan – tinggi dan terpenuhi
• Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM tinggi
• Kapabilitas –disesuaikan dengan Otonomi daerah
• Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas
• Integrasi horizontal – nampak, muncul kebebasan (euforia)
• Gaya politik - pragmatik
• Kepemimpinan – sipil, purnawiranan, politisi
• Partisipasi massa - tinggi
• Keterlibatan militer - dibatasi
• Aparat negara – harus loyal kepada negara bukan pemerintah
• Stabilitas - instabil

More Related Content

Viewers also liked

Original_draft_file
Original_draft_fileOriginal_draft_file
Original_draft_file
SS Free
 
Mafia caravello luigi 00000002
Mafia caravello luigi 00000002Mafia caravello luigi 00000002
Mafia caravello luigi 00000002
Pino Ciampolillo
 
Scioglimento consiglio-comunale-isola-caravello-5-novembre-99-gds
Scioglimento consiglio-comunale-isola-caravello-5-novembre-99-gdsScioglimento consiglio-comunale-isola-caravello-5-novembre-99-gds
Scioglimento consiglio-comunale-isola-caravello-5-novembre-99-gds
Pino Ciampolillo
 
Kapabilitas sistem politik
Kapabilitas sistem politikKapabilitas sistem politik
Kapabilitas sistem politik
bedhess
 

Viewers also liked (20)

Presentacion a radio
Presentacion a radioPresentacion a radio
Presentacion a radio
 
Original_draft_file
Original_draft_fileOriginal_draft_file
Original_draft_file
 
Sales spitch
Sales spitchSales spitch
Sales spitch
 
la evaluacion
la evaluacionla evaluacion
la evaluacion
 
Ystav
YstavYstav
Ystav
 
Makalah permasalahan anak suwarna
Makalah permasalahan anak suwarnaMakalah permasalahan anak suwarna
Makalah permasalahan anak suwarna
 
Les élèves de 1ère s
Les élèves de 1ère sLes élèves de 1ère s
Les élèves de 1ère s
 
Souvenirs
SouvenirsSouvenirs
Souvenirs
 
10 business lessons from linkedIn
10 business lessons from linkedIn10 business lessons from linkedIn
10 business lessons from linkedIn
 
Mafia caravello luigi 00000002
Mafia caravello luigi 00000002Mafia caravello luigi 00000002
Mafia caravello luigi 00000002
 
Lien thong dai hoc chinh quy thuong mai 2015
Lien thong dai hoc chinh quy thuong mai 2015Lien thong dai hoc chinh quy thuong mai 2015
Lien thong dai hoc chinh quy thuong mai 2015
 
Scioglimento consiglio-comunale-isola-caravello-5-novembre-99-gds
Scioglimento consiglio-comunale-isola-caravello-5-novembre-99-gdsScioglimento consiglio-comunale-isola-caravello-5-novembre-99-gds
Scioglimento consiglio-comunale-isola-caravello-5-novembre-99-gds
 
Balls llatins
Balls llatinsBalls llatins
Balls llatins
 
Workshop Technical College Matei Basarab, Caracal, Romania
Workshop Technical College Matei Basarab, Caracal, RomaniaWorkshop Technical College Matei Basarab, Caracal, Romania
Workshop Technical College Matei Basarab, Caracal, Romania
 
Ocio Inclusivo - Ponencia Asociación Sinteno
Ocio Inclusivo - Ponencia Asociación SintenoOcio Inclusivo - Ponencia Asociación Sinteno
Ocio Inclusivo - Ponencia Asociación Sinteno
 
Blissouth app.docx
Blissouth app.docxBlissouth app.docx
Blissouth app.docx
 
Kapabilitas sistem politik
Kapabilitas sistem politikKapabilitas sistem politik
Kapabilitas sistem politik
 
Life insurance
Life insuranceLife insurance
Life insurance
 
TAC - Bio
TAC - BioTAC - Bio
TAC - Bio
 
12 consejos para mantener nuestra computadora segura
12 consejos para mantener nuestra computadora segura12 consejos para mantener nuestra computadora segura
12 consejos para mantener nuestra computadora segura
 

Similar to Sejarah sistem politik indonesia

Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
Syila Kartika
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
jesslynJC
 
Pendidikan kewarganegaraan kelas xi
Pendidikan kewarganegaraan kelas xiPendidikan kewarganegaraan kelas xi
Pendidikan kewarganegaraan kelas xi
apotek agam farma
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
fhnx
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
Paranody
 
Bab 9. budaya politik
Bab 9. budaya politikBab 9. budaya politik
Bab 9. budaya politik
Khairunnisa N
 
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesiaCiri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Nyak Nisa Ul Khairani
 
Pengantar Ekonomi Pembagunan
Pengantar Ekonomi Pembagunan Pengantar Ekonomi Pembagunan
Pengantar Ekonomi Pembagunan
Arief Anzarullah
 
Tugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politikTugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politik
La Mone
 

Similar to Sejarah sistem politik indonesia (20)

Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 
Pendidikan kewarganegaraan kelas xi
Pendidikan kewarganegaraan kelas xiPendidikan kewarganegaraan kelas xi
Pendidikan kewarganegaraan kelas xi
 
Budaya Politik.pptx
Budaya Politik.pptxBudaya Politik.pptx
Budaya Politik.pptx
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesia
 
Bab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xiBab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xi
 
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
2. TEORI KEBIJAKAN PUBLIK.pptx
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
 
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politikRezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
Bab 9. budaya politik
Bab 9. budaya politikBab 9. budaya politik
Bab 9. budaya politik
 
PKN
PKNPKN
PKN
 
Sistem politik
Sistem politikSistem politik
Sistem politik
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesiaCiri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
 
Pengantar Ekonomi Pembagunan
Pengantar Ekonomi Pembagunan Pengantar Ekonomi Pembagunan
Pengantar Ekonomi Pembagunan
 
Peran Negara Dan Pasar Dalam Keberhasilan Pemerintahan Di Indonesia
Peran Negara Dan Pasar Dalam Keberhasilan Pemerintahan Di IndonesiaPeran Negara Dan Pasar Dalam Keberhasilan Pemerintahan Di Indonesia
Peran Negara Dan Pasar Dalam Keberhasilan Pemerintahan Di Indonesia
 
Tugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politikTugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politik
 
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
Pembangunanpolitik 130805210239-phpapp01
 

More from bedhess

Bidadari Untuk Ihwan
Bidadari Untuk IhwanBidadari Untuk Ihwan
Bidadari Untuk Ihwan
bedhess
 
Ketika derita mengabadikan cinta
Ketika derita mengabadikan cinta  Ketika derita mengabadikan cinta
Ketika derita mengabadikan cinta
bedhess
 
Siapa bilang jadi karyawan nggak bisa kaya
Siapa bilang jadi karyawan nggak bisa kayaSiapa bilang jadi karyawan nggak bisa kaya
Siapa bilang jadi karyawan nggak bisa kaya
bedhess
 
Struktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikStruktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politik
bedhess
 
Kelompok kepentingan & partai politik
Kelompok kepentingan & partai politikKelompok kepentingan & partai politik
Kelompok kepentingan & partai politik
bedhess
 
Intervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikIntervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politik
bedhess
 
Hubungan sipil militer
Hubungan sipil militerHubungan sipil militer
Hubungan sipil militer
bedhess
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politik
bedhess
 

More from bedhess (8)

Bidadari Untuk Ihwan
Bidadari Untuk IhwanBidadari Untuk Ihwan
Bidadari Untuk Ihwan
 
Ketika derita mengabadikan cinta
Ketika derita mengabadikan cinta  Ketika derita mengabadikan cinta
Ketika derita mengabadikan cinta
 
Siapa bilang jadi karyawan nggak bisa kaya
Siapa bilang jadi karyawan nggak bisa kayaSiapa bilang jadi karyawan nggak bisa kaya
Siapa bilang jadi karyawan nggak bisa kaya
 
Struktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikStruktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politik
 
Kelompok kepentingan & partai politik
Kelompok kepentingan & partai politikKelompok kepentingan & partai politik
Kelompok kepentingan & partai politik
 
Intervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikIntervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politik
 
Hubungan sipil militer
Hubungan sipil militerHubungan sipil militer
Hubungan sipil militer
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politik
 

Sejarah sistem politik indonesia

  • 1. SEJARAH SISTEM POLITIK INDONESIA Materi Perkuliahan Sistem Politik Indonesia Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan. Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan keputusan Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas sistem. Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik dikuru dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional. Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper). Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik : 1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara. 2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. 3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku individu dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan maka kemudian regulasi diperketat, hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.
  • 2. 4. kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem. 5. kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif. 6. kapabilitas dalam negeri dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau berkuasa (superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada negara-negara berkembang. Ada satu pendekatan lagi yang dibutuhkan dalam melihat proses politik yaitu pendekatan pembangunan, yang terdiri dari 2 hal: a. Pembangunan politik masyarakat berupa mobilisasi, partisipasi atau pertengahan. Gaya agregasi kepentingan masyarakat ini bisa dilakukans ecara tawaran pragmatik seperti yang digunakan di AS atau pengejaran nilai yang absolut seperti di Uni Sovyet atau tradisionalistik. b. Pembangunan politik pemerintah berupa stabilitas politik PROSES POLITIK DI INDONESIA Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa berikut ini: - Masa prakolonial - Masa kolonial (penjajahan) - Masa Demokrasi Liberal
  • 3. - Masa Demokrasi terpimpin
  • 4. - Masa Demokrasi Pancasila - Masa Reformasi Masing-masing masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematis dari aspek : • Penyaluran tuntutan • Pemeliharaan nilai • Kapabilitas • Integrasi vertikal • Integrasi horizontal • Gaya politik • Kepemimpinan • Partisipasi massa • Keterlibatan militer • Aparat negara • Stabilitas Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut : 1. Masa prakolonial (Kerajaan) • Penyaluran tuntutan – rendah dan terpenuhi • Pemeliharaan nilai – disesuikan dengan penguasa atau pemenang peperangan • Kapabilitas – SDA melimpah • Integrasi vertikal – atas bawah • Integrasi horizontal – nampak hanya sesama penguasa kerajaan • Gaya politik - kerajaan
  • 5. • Kepemimpinan – raja, pangeran dan keluarga kerajaan • Partisipasi massa – sangat rendah • Keterlibatan militer – sangat kuat karena berkaitan dengan perang • Aparat negara – loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah • Stabilitas – stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang 2. Masa kolonial (penjajahan) • Penyaluran tuntutan – rendah dan tidak terpenuhi • Pemeliharaan nilai – sering terjadi pelanggaran ham • Kapabilitas – melimpah tapi dikeruk bagi kepentingan penjajah • Integrasi vertikal – atas bawah tidak harmonis • Integrasi horizontal – harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi • Gaya politik – penjajahan, politik belah bambu (memecah belah) • Kepemimpinan – dari penjajah dan elit pribumi yang diperalat • Partisipasi massa – sangat rendah bahkan tidak ada • Keterlibatan militer – sangat besar • Aparat negara – loyal kepada penjajah • Stabilitas – stabil tapi dalam kondisi mudah pecah 3. Masa Demokrasi Liberal • Penyaluran tuntutan – tinggi tapi sistem belum memadani • Pemeliharaan nilai – penghargaan HAM tinggi • Kapabilitas – baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih potensial • Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas • Integrasi horizontal- disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator • Gaya politik - ideologis
  • 6. • Kepemimpinan – angkatan sumpah pemuda tahun 1928 • Partisipasi massa – sangat tinggi • Keterlibatan militer – militer dikuasai oleh sipil • Aparat negara – loyal kepada kepentingan kelompok atau partai • Stabilitas - instabilitas 4. Masa Demokrasi terpimpin • Penyaluran tuntutan – tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas • Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM rendah • Kapabilitas – abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju • Integrasi vertikal – atas bawah • Integrasi horizontal – berperan solidarity makers, • Gaya politik – ideolog, nasakom • Kepemimpinan – tokoh kharismatik dan paternalistik • Partisipasi massa - dibatasi • Keterlibatan militer – militer masuk ke pemerintahan • Aparat negara – loyal kepada negara • Stabilitas - stabil 5. Masa Demokrasi Pancasila • Penyaluran tuntutan – awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi • Pemeliharaan nilai – terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM • Kapabilitas – sistem terbuka • Integrasi vertikal – atas bawah • Integrasi horizontal - nampak • Gaya politik – intelek, pragmatik, konsep pembangunan
  • 7. • Kepemimpinan – teknokrat dan ABRI • Partisipasi massa – awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi • Keterlibatan militer – merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI • Aparat negara – loyal kepada pemerintah (Golkar) • Stabilitas stabil 6. Masa Reformasi • Penyaluran tuntutan – tinggi dan terpenuhi • Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM tinggi • Kapabilitas –disesuaikan dengan Otonomi daerah • Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas • Integrasi horizontal – nampak, muncul kebebasan (euforia) • Gaya politik - pragmatik • Kepemimpinan – sipil, purnawiranan, politisi • Partisipasi massa - tinggi • Keterlibatan militer - dibatasi • Aparat negara – harus loyal kepada negara bukan pemerintah • Stabilitas - instabil