SlideShare a Scribd company logo
Pengertian Budaya Politik 
Budaya politik adalah orientasi masyarakat terhadap suatu sistem politik. 
Dalam setiap masyarakat, terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan 
mereka mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya sendiri. Tingkat 
kesadaran dan partisipasi mereka biasanya menjadi hal penting untuk mengukur 
kemajuan budaya politik yang berkembang. 
Perbedaan pandangan masyarakat dalam menyikapi masalah politik dalam 
hubungannya dengan pemerintah merupakan bagian kajian tentang budaya politik 
suatu masyarakat. 
Gejala budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia sebagai contoh 
adalah sejak reformasi tahun 1998. kesadaran politik masyarakat Indonesia 
meningkat cukup tajam. Berbagai hal yang sebelumnya dianggap tabu atau aneh kini 
menjadi hal yang sangat biasa. Contohnya adalah demonstrasi mahasiswa, buruh, 
atau masyarakat sipil. Pada masa kepemimpinan Soeharto atau era Orde Baru, 
demonstrasi tidak diperbolehkan karena dianggap mengganggu stabilitas keamanan. 
Tetapi saat ini, demonstrasi tidak dilarang karena merupakan hak rakyat untuk 
menyampaikan aspirasinya kepada pemimpin. 
Menurut Almond dan Verba, budaya politik yang sering disebut pula kebudayaan 
politik merupakan dimensi psikologis (bukan lagi sebuah sistem normatif yang ada di 
luar masyarakat) dari sistem politik. “Budaya politik merupakan kultur politik yang 
berkembang dan dipraktikan oleh suatu masyarakat tertentu.” 
PENGERTIAN BUDAYA POLITIK : 
1. Samuel Beer, budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi 
tentang bagaiman pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang 
harus dilakukan oleh pemerintah.
2. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik adalah suatu sikap 
orientasi yang khas dari warga negara terhadap sistem politik dengan aneka ragam 
bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada dalam sistem itu. 
3. Rusdi Sumintapura, budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan 
orientasinya terhadap kehidupan plitik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem 
politik. 
4. Mochtar Masud dan Colin McAndrews, budaya politik adalah sikap dan orientasi 
warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya. 
5. Larry Diamond, budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, 
dan evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik negara mereka dan peran 
masing-masing individu dalam sistem itu. 
Perbedaan budaya politik (tingkat kesadaran dan partisipasi politik) masyarakat 
pedesaan dan masyarakat perkotaan: 
- Masyarakat pedesaan : Tergantung pada pilihan politik pemimpinnya, baik 
pemimpin adat, suku, maupun agama. 
- Masyarakat perkotaan : Tidak bergantung pada pilihan orang lain. 
Budaya politik diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yng 
memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan 
penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya. 
Secara umum, budaya politik terbagi atas: 
1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, pasif); 
2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi); dan 
3. Budaya politik partisipatif (aktif).
Faktor-faktor yang mempengaruhi model kebudayaan politik yang berkembang 
dalam masyarakat: 
1. Tingkat pendidikan warga negara (faktor kunci) 
2. Tingkat ekonomi (semakin sejahtera rakyat maka semakin tinggi partisipasi 
politiknya). 
3. Reformasi politik/political will (semangat merevisi dan mengadopsi sistem politik 
sistem politik yang lebih baik). 
4. Supremasi hukum (adanya penegakan hukum yang adil, independen, dan bebas). 
5. Media komunikasi yang independen (berfungsi sebagai kontrol sosial, bebas, dan 
mandiri). 
Budaya politik lebih merupakan sifat atau karakter berpolitik yang berkembang 
dalam masyarakat dengan seperangkat objek dan proses sosial yang bersifat 
khusus. 
Almond dan Verba membagi orientasi politik menjadi 3 bagian: 
1. Orientasi kognitif, merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, 
peran, dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan 
mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. 
2. Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan 
perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja 
merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan 
yang dibuat. 
3. Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang 
objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam 
masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki. 
Almond dan Verba mengidentifikasi tiga objek yang dituju dalam orientasi politik. 
1. Peran atau struktur dari sebuah institusi politik. 
2. Para pemegang jabatan atau aktor dari sebuah institusi negara seperti pemimpin 
monarki, legislator dan administrator. (Aktor/orangnya) 
3. Kebijakan, keputusan, dan penguatan keputusan yang dibuat oleh para aktor di 
dalam negara. (Produk) 
B. Tipe-Tipe Budaya Politik 
AS dan Inggris adalah negara yang paling mendekati model kebudayaan
kewarganegaraan. AS cenderung peserta aktif dan khawatir terhadap pemerintahan 
yang kuat. Sedangkan di Inggris cenderung pada penghargaan terhadap subjek dan 
mendorong perkembangan yang kuat dan efektif serta struktur administrasi yang 
efektif dan bebas akibat mapannya orientasi penghargaan dan orientasi subjek. 
Dimensi-dimensi yang menjadi ukuran dalam menentukan budaya politik suatu 
masyarakat. 
1. Tingkat pengetahuan umum masyarakat mengenai sistem politik negaranya, 
seperti pengetahuan tentang sejarah, letak geografis, dan konstitusi negara. 
2. Pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah dalam membuat 
kebijakan. 
3. Pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari 
masyarakat dan media massa kepada pemerintah. 
4. Sejauh mana pertisipasi masyarakat dalam berpolitik dan bernegara, serta 
sejauh mana pemahamannya mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga negara. 
Tiga tipe kebudayaan menurut Almond dan Verba: 
1. Budaya politik parokial. Memiliki ciri: 
- Frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik 
mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali. 
- Tidak ada peran-peran politik yang bersifat khusus. 
- Peran-peran pemimpin masyarakatnya sangat berperan baik dalam bidang politik, 
ekonomi, dan religius. 
- Partisipasi masyarakat sangat bergantung pada pemimpinnya 
- Dianut oleh masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman Indonesia. 
2. Budaya politik subjek. Memiliki ciri: 
- Frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum 
dan objek output atau pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang dibuat oleh 
pemerintah. 
- Pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. 
- Masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang sistem politik. 
3. Budaya politik partisipan. Memiliki cirri: 
- Anggota masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi 
penentu budaya politik. 
- Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum
tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan. 
- Berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. 
- Masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan. 
C. Tipe-Tipe Budaya Politik Yang Berkembang di Indonesia 
Berikut adalah pembagian tipe-tipe politik yang lebih didasarkan pada gaya berplitik 
yang berkembang di Indonesia. 
1. Budaya politik tradisional 
Budaya politik tradisional merupakan budaya politik yang memprioritaskan satu 
budaya dari etnis tertentu. Sebagai contoh, ketika Soeharto memimpin negeri kita 
selama lebih dari 3 dekade, masyarakat etnis Jawa cukup mendominasi pusat-pusat 
kekuasaan penting, seperti kekuasaan yang ada dalam tubuh ABRI (TNI). 
2. Budaya politik Islam 
Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada 
keyakinan dan nilai agama Islam. Biasanya kelompok santri mempelopori budaya 
politik ini. 
3. Budaya politik modern 
Budaya politik modern adalah budaya politik yang lebih bersifat netral tanpa 
mendasarkan pada budaya atau agama tertentu. Budaya politik ini dikembangkan 
pada masa pemerintahan Orde Baru yang bertujuan untuk stabilitas keamanan dan 
kemajuan. 
Harold Laswell mengemukakan beberapa hal yang dapat dijadikan ciri-ciri 
masyarakat yang demokratis. 
1. Open ego (sifat keakuan yang terbuka). Artinya, tingkah laku yang terbuka 
terhadap keberadaan orang lain. 
2. Kapasitas untuk membentuk sejumlah nilai dengan orang lain. 
3. Lebih berprientasi pada nilai-nilai yang beragam. 
4. Percaya dan yakin terhadap lingkungan sosialnya. 
5. Relatif lebih memiliki kebebasan daripada rasa cemas.
D. Pembagian Tipe Budaya Politik Menurut Geertz 
Tiga budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia menurut Geertz: 
1. Budaya politik abangan 
Budaya politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek animisme atau 
kepercayaan terhadap adanya roh halus yang mempengaruhi hidup manusia. 
Ciri khasnya adalah diadakan upacara selamatan untuk mengusir roh halus. 
2. Budaya politik santri 
Budaya politik masyarakat yang menekankan pada aspek-aspek keagamaan, 
khususnya Islam. 
3. Budaya politik priyayi 
Budaya politik masyarakat yang menekankan keluhuran tradisi. 
Priayi adalah masyarakat kelas atas atau kelompok masyarakat aristokrat dan 
bekerja sebagai birokrat (pegawai pemerintah). Yang dulunya berafiliasi 
(berhubungan, berpautan) dengan partai PNI, kini berinfiliasi pada partai golkar. 
Afan Gaffar, budaya politik indonesia memiliki 3 ciri dominan : 
1. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) 
dengan 
Rakyat kebanyakan ( wong cilik). 
2. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan rakyat biasa) 
seperti majikan majikan dengan buruh. 
3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara masih memperlihatkan 
tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.
E. Perkembangan Tipe Budaya Politik Sejalan Dengan Perkembangan Sistem 
Politik yang Berlaku 
Pada negara-negara demokratis umumnya, partisipasi politik warga negaranya dapat 
mempengaruhi pembuatan suatu kebijakan. 
Menurut Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, “Partisipasi politik adalah kegiatan 
warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk 
mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat 
individual dan atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara 
damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.” 
Menurut Herbert McClosky, partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela 
dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses 
pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses 
pembentukan kebijakan umum. 
Peran dan political will elit yang berkuasa sangat mempengaruhi perluasan dan 
pembatasan, sedangkan elit politik yang tidak berkuasa cenderung meluaskan 
partisipasi politik dan mengubah serta mengembangkannya ke bentuk partisipasi 
yang baru. 
Setiap insan politik harus dapat menunjukan partisipannya dalam kegiatan yang 
berkaitan dengan hak warga negara, yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi 
pengambilan keputusan oleh pemerintah. 
Berikut adalah kegiatan-kegiatan waraga negara dalam bentuk partisipasi politik. 
1. Terbentuknya organisasi-organisasi politik dan organisasi masyarakat. 
2. Lahirnya kelompok-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok penekan, dan LSM. 
3. Pelaksanaan pemilu berupa berkampanye, menjadi pemilih aktif atau menjadi 
anggota parlemen. 
4. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem 
input dan output kepada pemerintah.
F. Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik 
Menurut Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari 
budaya politik partisipan, subjek, dan paroikal. 
Menurut Samuel P. Huntington, modernisasi budaya politik ditandai oleh tiga hal 
yaitu sebagai berikut. 
1. Sikap politik yang rasional dan otonom di dalam masyarakat. (Tidak memilih satu 
pilihan politik berdasarkan pemimpinnya) 
2. Diferensiasi struktur. (Sudah ada spesifikasi atau tugas yang harus dilakukan) 
3. Perluasan peran serta politik di dalam masyarakat. 
G. Peran Serta Politik Partisipan 
Budaya politik demokratis adalah budaya politik yang menempatkan rakyat sebagai 
pemegang kedaulatan tertinggi. 
Dalam peran serta politik partisipan, masyarakat diarahkan untuk berperan aktif 
dalam proses politik yang berlangsung di lingkungannya. 
Tipe-tipe partisipan adalah sebagai berikut. 
1. Partisipan terbuka : para responden yang tidak acuh terhadap perkawinan 
antarpartai dan menjelaskan dirinya sendiri secara emosional dalam pemilihan. 
2. Partisipan apatis : para responden yang memilih salah satu partai besar dan 
menyatakan ketidakacuhannya terhadap perkawinan antarpartai serta mengingkari 
perasaan pemilihan. 
3. Partisipan bersemangat : para responden yang prihatin terhadap perkawinan 
antarpartai dan secara emosional terlibat dalam pemilihan. 
SOSIALISASI POLITIK
1. Pengertian sosialisasi politik : 
a. Kenneth P. Langton, Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat 
meneruskan kebudayaan politiknya. 
b. Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik 
dan pola – pola tingkah laku diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi 
generasi muda untuk menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik. 
c. Richard E. Dawson, sosialisasi politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan 
pandangan politik darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga 
baru dan yang beranjak dewasa. 
d. Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses 
dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik. 
e. Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan 
orientasi politik anggota masyarakatnya. 
f. Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi 
politik masyarakat, sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang 
terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun. 
Sosialisasi politik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: 
1). Dalam Lingkungan Keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada anak-anak 
beberapa cara tingkah laku politik tertentu. Melalui obrolan politik ringan sehingga 
tak disadarai telah menanamkan nilai-nilai politik kepada anak-anaknya. 
2). Di Lingkungan Sekolah,dengan memasukkan pendidikan kewarganegaraan. Siswa 
dan guru bertukar informasdi dan berinteraksi dalam membahas topik tentang 
politik.
3). Di lIngkungan Negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan menanamkan 
ideologi-ideologi resminya. 
4). Di Lingkungan Partai politik, Salah satu fungsi partai politik adalah dapat 
memainkan perannya sebagai sosioalisasi politik. Artinya parpol itu telah merekrut 
anggota atau kader danpartisipannya secara periodik. Partai politik harus mampu 
menciptakan kesan atau image memperjuangkan kepentingan umum. 
Menurut Ramlan Surbakti ada dua macam sosialisasi politik dilihat dari metode 
penyampaian pesan : 
a. Pendidikan Politik Yaitu proses dialogis diantara pemberi dan penerima pesan. 
Dari sini anggota masyarakat mempelajari simbol politik negaranya, norma maupun 
nilai politik. 
b. Indoktrinasi Politik, yaitu proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan 
memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai , norma dan simbol yang 
dianggap pihak berkuasa sebagai ideal dan baik. 
Dalam upaya pengembangan budaya politik, sosialisasi politik sangant penting 
karena dapat membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa, 
serta dapat memelihara kebudayaan politik suatu bangsa, penyampaian dari 
generasi tua ke generasi muda, dapat pula sosialisasi politik dapat mengubah 
kebudayaan politik.
Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk dan 
mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa dan mememlihara kebudayaan 
politik suatu bangsa dengan bentuk penyampaian dari generasi tua kepada generasi 
muda. Terdapat 6 sarana atau agen sosialisasi politik menurut Mochtar Masoed 
dan Colin MacAndrews, adalah : 
a. Keluarga yaitu lembaga pertama yang dijumpai sesorang individu saat lahir. 
Dalam keluarga anak ditanamkan sikap patuh dan hormat yang mungkin dapat 
mempengaruhi sikap seseorang dalam sistem politik setelah dewasa. 
b. Sekolah yaitu sekolah sebagai agen sosialisasi politik memberi pengetahuan 
bagi kaum muda tentang dunia politik dan peranan mereka di dalamnya. Disekolah 
memberi kesadaran pada anak tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan 
bernegara, cinta tanah air. 
c. Kelompk bermain yaitu kelompok bermain masa anak-anak yang dapat 
membentuk sikap politik seseorang, kelompok bermain saling memiliki ikatan erat 
antar anggota bermain. Seseorang dapat melakukan tindakan tertentu karena 
temannya melakukan hal itu. 
d. Tempat kerja yaitu organisasi formal maupun nonformal yang dibentuk atas 
dasar pekerjaan seperti serikat kerja, sderikat buruh. Organisasi seperti ini dapat 
berfungsi sebagai penyuluh di bidang politik. 
e. Media massa yaitu informasi tentang peristiwa yang terjadi dimana saja 
dengan cepat diketahui masyarakat sehingga dapat memberi pengetahuan dan 
informasi tentang politik. 
f. Kontak-kontak politik langsung yaitu pengalaman nyata yang dirasakan oleh 
seseorang dapat berpengaruh terhadap sikap dan keputusan politik seseorang. 
Seperti diabaikan partainya, ditipu, rasa tidak aman,dll. 
BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
1. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik partisipatif atau disebut 
juga budaya politik demokrasi adalah suatu kumpulan sistem keyakinan, sikap, 
norma, persepsi dan sejenisnya, yang menopang terwujudnya partisipasi. Untuk 
terwujudnya partisipasi itu warga negara harus yakin akan kompetensinya 
untukterlibat dalam proses politik dan pemerintah memperhatikan kepentingan 
rakyat agar rakyat tidak kecewa dan apatis terhadap pemerintah. 
2. Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa 
dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi 
hidupnya. Ciri-cirinya adalah : 
a. Perilaku warga negara yang bisa diamati bukan batiniah (sikap dan orientasi). 
b. Perilaku atau kegiatan itu mem,pengaruhi pemerintah (pemegang kebijakan) 
c. Kegiatan atau prilaku yang gagal ataupun berhasil termasuk partisipasi politik. 
d. Kedgiatan mempengaruhui pemerintah dapat dilakukan secara : 
· Langsung yaitu individu tidak menggunakan perantara dalam memepengaruhi 
pemerintah. 
· Tak langsung yaitu menggunakan pihak lain yang dapat meyakinkan pemerintah. 
e. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan dengan prosedur wajar 
(konvensional) tidak berupa kekerasan (nonviolence) seperti : ikut memeilih dalam 
pemilihan umum,mengajukan petisi, melakukan kontak tatap muka, menulis surat, 
dll,dan ada yang melalui cara –cara diluar prosedur yang wajar (tidak Konvensional) 
dan berupa kekerasan (violence), seperti : demonstrasi (unjuk rasa), pembangkangan 
halus (golput),hura-hura, mogok, serangan senjata, gerakan-gerakan politik, dan 
revolusi, kudeta, makar,dll
3. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partisipasi politik adalah kegiatan seseorang 
dalampartai plitik yang mencakup semua kegiatamnnsukarela dimana seseorang 
turut dalam proses pemilihan pemimpin plitik dan turut langsung atau tidak 
lanmgsung dalam pembentukan kebijakan umum. 
PARTAI POLITIK 
1. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partai plitik adalah organisasi atau golongan yang 
berusaha untuk memperoleh dan menggunakan kekuasaan. 
2. Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi tempat kegiatan politik yang 
berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat 
atas dasar persaingan melawan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang 
tidak sepaham. 
3. Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir 
secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap 
pemerintah bagi pimpinan partainya sehingga penguasaan itu memberikan mamfaat 
kepada anggota partainya baik bersifat ideal maupun material. 
FUNGSI PARTAI POLITIK 
1. Sarana komunikasi politik, yaitu penyalur aspirasi pendapat rakyat, 
menggabungkan berbagai macam kepentingan dan merumuskan kepentingan yang 
menjadi dasar kebijaksanaannya. Upaya Partai politik dalah mencapai fungsi ini 
adalah :
· Memperjuangkan aspirasi rakyat agar menjadi kebijaksanaan umum oleh 
pemerintah 
· Menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijaksanaan pemerintah 
· Perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide 
· Bagi pemerintah bertindak sebagai alat pendengar, sedangkan bagi warga 
masyarakat sebagai pengeras suara. 
2. Sarana Sosialisasi Politik, yaitusarana untuk memmberikan penanaman nilai-nilai, 
norma, dan sikap serta orientasi terhadap fenomena politik tertentu. Upaya yang 
dilakukan untuk mencapai fungsi ini adalah : 
· Penguasaan pemerintah dengan memenangkan setiap pemilu 
· Menciptakan image bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum 
· Menanamkan solidaritas dan tanggung jawab terhadap para anggotanya 
maupun anggota lain 
3. Sarana Rekrutmen Politik, yaitu mencari dan mengajakorang berbakat untuk 
turut aktif dalam kegiatan plitik. Dengan demikian memperluas partisipasi politik. 
Upaya yang dilakukan parpol adalah : 
· Melalui kontak pribadi maupun persuasi 
· Menarik golongan muda untuk didddik menjadi kader di masa depan 
4. Sarana Pengatur Konplik, yaitu mengatasi berbagai macam konplik yang muncul 
sebagai konsekuensi dari negara demokrasi yang di dalamnya terdapat ersaingan dan 
perbedaan pendapat. Biasanya masalah tersebut cukup mengganggu stabilitas
nasional. Hal ini mungkin saja dimunculkan oleh kelompok tertentu 
untukkepentingan ppularitasnya. Upaya yang dilakukan partai politik adalah : 
· Bilaanggta partai plitikyang memberikan informasi justru menimbulkan 
kegelisahan dan perpecahan masyarakat,pimpinan partai politik harus segera 
klarifikasi atau diselesaikan dengan baik. 
· Adanya kemungkinsn anggota partai plitik lebih mengejar kepentingan 
pribadi/golongannya, sehingga berakibat terjadi pengkotakan politik atau konplik 
yangbharus segera diselesaikan dengan tuntas.

More Related Content

What's hot

Pendidikan kewarganegaraan kelas xi
Pendidikan kewarganegaraan kelas xiPendidikan kewarganegaraan kelas xi
Pendidikan kewarganegaraan kelas xi
apotek agam farma
 
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesiaCiri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Nyak Nisa Ul Khairani
 
BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIABUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
dina suci
 
Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3
Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3
Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3
Ega Saputra
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
fhnx
 

What's hot (20)

Budaya Politik di Indonesia Kelas XI SMA
Budaya Politik di Indonesia Kelas XI SMABudaya Politik di Indonesia Kelas XI SMA
Budaya Politik di Indonesia Kelas XI SMA
 
Pendidikan kewarganegaraan kelas xi
Pendidikan kewarganegaraan kelas xiPendidikan kewarganegaraan kelas xi
Pendidikan kewarganegaraan kelas xi
 
PKN BAB 1 Kelas XI
PKN BAB 1 Kelas XIPKN BAB 1 Kelas XI
PKN BAB 1 Kelas XI
 
Potret Budaya Politik Masyarakat
Potret Budaya Politik MasyarakatPotret Budaya Politik Masyarakat
Potret Budaya Politik Masyarakat
 
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesiaCiri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
Ciri ciri budaya politik yang berkembang di indonesia
 
Bab 1 kelas xi budaya politik
Bab 1 kelas xi budaya politikBab 1 kelas xi budaya politik
Bab 1 kelas xi budaya politik
 
Tipe tipe bud pol kd 9. 2
Tipe tipe bud pol kd 9. 2Tipe tipe bud pol kd 9. 2
Tipe tipe bud pol kd 9. 2
 
PKN - Budaya politik di indonesia
PKN - Budaya politik di indonesiaPKN - Budaya politik di indonesia
PKN - Budaya politik di indonesia
 
BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIABUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
 
Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3
Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3
Sosialisasi Budaya Politik dan Partai Politik di Indonesia kwn group 3
 
PKN Budaya Politik
PKN Budaya PolitikPKN Budaya Politik
PKN Budaya Politik
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
 
Politik
PolitikPolitik
Politik
 
PKN - budaya politik
PKN - budaya politikPKN - budaya politik
PKN - budaya politik
 
Makalah budaya politik
Makalah budaya politikMakalah budaya politik
Makalah budaya politik
 
Pkn sosialisasi politik
Pkn sosialisasi politik Pkn sosialisasi politik
Pkn sosialisasi politik
 
Makalah budaya politik
Makalah budaya politikMakalah budaya politik
Makalah budaya politik
 
Tipe Tipe Budaya Politik - Kelompok 1 - XI IPS C
Tipe Tipe Budaya Politik - Kelompok 1 - XI IPS CTipe Tipe Budaya Politik - Kelompok 1 - XI IPS C
Tipe Tipe Budaya Politik - Kelompok 1 - XI IPS C
 
MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI
MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XIMAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI
MAKALAH BUDAYA POLITIK DI INDONESIA - PPKN KELAS XI
 
Budaya politik indonesia
Budaya politik indonesiaBudaya politik indonesia
Budaya politik indonesia
 

Similar to Bab 1 kelas xi (20)

Budaya Politik.pptx
Budaya Politik.pptxBudaya Politik.pptx
Budaya Politik.pptx
 
Modul p kn kelas xi
Modul p kn kelas xiModul p kn kelas xi
Modul p kn kelas xi
 
Makalah budaya politik
Makalah budaya politikMakalah budaya politik
Makalah budaya politik
 
Makalah budaya politik
Makalah budaya politikMakalah budaya politik
Makalah budaya politik
 
Makalah budaya politik
Makalah budaya politikMakalah budaya politik
Makalah budaya politik
 
Bab 1 budaya_politik
Bab 1 budaya_politikBab 1 budaya_politik
Bab 1 budaya_politik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Budaya
BudayaBudaya
Budaya
 
Pkn budaya politik
Pkn budaya politikPkn budaya politik
Pkn budaya politik
 
Makalah budaya politik
Makalah budaya politikMakalah budaya politik
Makalah budaya politik
 
Makalah budaya politik
Makalah budaya politikMakalah budaya politik
Makalah budaya politik
 
8.Bab II Materi
8.Bab II Materi8.Bab II Materi
8.Bab II Materi
 
Budaya Politik XI IPS
Budaya Politik XI IPSBudaya Politik XI IPS
Budaya Politik XI IPS
 
Tm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikTm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politik
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
Makalah budaya politik
Makalah budaya politikMakalah budaya politik
Makalah budaya politik
 
Budaya politik-utk-print
Budaya politik-utk-printBudaya politik-utk-print
Budaya politik-utk-print
 
Budaya Politik dan sosialisasi politik.ppt
Budaya Politik dan sosialisasi politik.pptBudaya Politik dan sosialisasi politik.ppt
Budaya Politik dan sosialisasi politik.ppt
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
Menganalisis kebudayaan politik di indonesia asli
Menganalisis kebudayaan politik di indonesia asliMenganalisis kebudayaan politik di indonesia asli
Menganalisis kebudayaan politik di indonesia asli
 

More from fatimaharyenfa

More from fatimaharyenfa (14)

Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3
 
Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3
 
Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3
 
Bab 2 kelas 3
Bab 2 kelas 3Bab 2 kelas 3
Bab 2 kelas 3
 
Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3
 
Kels xi bab5
Kels xi bab5Kels xi bab5
Kels xi bab5
 
Bab 4 kelas xi
Bab 4 kelas xiBab 4 kelas xi
Bab 4 kelas xi
 
Bab 3 kelas xi
Bab 3 kelas xiBab 3 kelas xi
Bab 3 kelas xi
 
Bab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xiBab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xi
 
Hukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas xHukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas x
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
 
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
 
Bab 2 kelas x
Bab 2 kelas xBab 2 kelas x
Bab 2 kelas x
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 

Bab 1 kelas xi

  • 1. Pengertian Budaya Politik Budaya politik adalah orientasi masyarakat terhadap suatu sistem politik. Dalam setiap masyarakat, terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan mereka mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya sendiri. Tingkat kesadaran dan partisipasi mereka biasanya menjadi hal penting untuk mengukur kemajuan budaya politik yang berkembang. Perbedaan pandangan masyarakat dalam menyikapi masalah politik dalam hubungannya dengan pemerintah merupakan bagian kajian tentang budaya politik suatu masyarakat. Gejala budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia sebagai contoh adalah sejak reformasi tahun 1998. kesadaran politik masyarakat Indonesia meningkat cukup tajam. Berbagai hal yang sebelumnya dianggap tabu atau aneh kini menjadi hal yang sangat biasa. Contohnya adalah demonstrasi mahasiswa, buruh, atau masyarakat sipil. Pada masa kepemimpinan Soeharto atau era Orde Baru, demonstrasi tidak diperbolehkan karena dianggap mengganggu stabilitas keamanan. Tetapi saat ini, demonstrasi tidak dilarang karena merupakan hak rakyat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemimpin. Menurut Almond dan Verba, budaya politik yang sering disebut pula kebudayaan politik merupakan dimensi psikologis (bukan lagi sebuah sistem normatif yang ada di luar masyarakat) dari sistem politik. “Budaya politik merupakan kultur politik yang berkembang dan dipraktikan oleh suatu masyarakat tertentu.” PENGERTIAN BUDAYA POLITIK : 1. Samuel Beer, budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah.
  • 2. 2. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara terhadap sistem politik dengan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada dalam sistem itu. 3. Rusdi Sumintapura, budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan plitik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik. 4. Mochtar Masud dan Colin McAndrews, budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya. 5. Larry Diamond, budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, dan evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing individu dalam sistem itu. Perbedaan budaya politik (tingkat kesadaran dan partisipasi politik) masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan: - Masyarakat pedesaan : Tergantung pada pilihan politik pemimpinnya, baik pemimpin adat, suku, maupun agama. - Masyarakat perkotaan : Tidak bergantung pada pilihan orang lain. Budaya politik diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yng memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya. Secara umum, budaya politik terbagi atas: 1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, pasif); 2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi); dan 3. Budaya politik partisipatif (aktif).
  • 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi model kebudayaan politik yang berkembang dalam masyarakat: 1. Tingkat pendidikan warga negara (faktor kunci) 2. Tingkat ekonomi (semakin sejahtera rakyat maka semakin tinggi partisipasi politiknya). 3. Reformasi politik/political will (semangat merevisi dan mengadopsi sistem politik sistem politik yang lebih baik). 4. Supremasi hukum (adanya penegakan hukum yang adil, independen, dan bebas). 5. Media komunikasi yang independen (berfungsi sebagai kontrol sosial, bebas, dan mandiri). Budaya politik lebih merupakan sifat atau karakter berpolitik yang berkembang dalam masyarakat dengan seperangkat objek dan proses sosial yang bersifat khusus. Almond dan Verba membagi orientasi politik menjadi 3 bagian: 1. Orientasi kognitif, merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, peran, dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. 2. Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan yang dibuat. 3. Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki. Almond dan Verba mengidentifikasi tiga objek yang dituju dalam orientasi politik. 1. Peran atau struktur dari sebuah institusi politik. 2. Para pemegang jabatan atau aktor dari sebuah institusi negara seperti pemimpin monarki, legislator dan administrator. (Aktor/orangnya) 3. Kebijakan, keputusan, dan penguatan keputusan yang dibuat oleh para aktor di dalam negara. (Produk) B. Tipe-Tipe Budaya Politik AS dan Inggris adalah negara yang paling mendekati model kebudayaan
  • 4. kewarganegaraan. AS cenderung peserta aktif dan khawatir terhadap pemerintahan yang kuat. Sedangkan di Inggris cenderung pada penghargaan terhadap subjek dan mendorong perkembangan yang kuat dan efektif serta struktur administrasi yang efektif dan bebas akibat mapannya orientasi penghargaan dan orientasi subjek. Dimensi-dimensi yang menjadi ukuran dalam menentukan budaya politik suatu masyarakat. 1. Tingkat pengetahuan umum masyarakat mengenai sistem politik negaranya, seperti pengetahuan tentang sejarah, letak geografis, dan konstitusi negara. 2. Pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan. 3. Pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari masyarakat dan media massa kepada pemerintah. 4. Sejauh mana pertisipasi masyarakat dalam berpolitik dan bernegara, serta sejauh mana pemahamannya mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Tiga tipe kebudayaan menurut Almond dan Verba: 1. Budaya politik parokial. Memiliki ciri: - Frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali. - Tidak ada peran-peran politik yang bersifat khusus. - Peran-peran pemimpin masyarakatnya sangat berperan baik dalam bidang politik, ekonomi, dan religius. - Partisipasi masyarakat sangat bergantung pada pemimpinnya - Dianut oleh masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman Indonesia. 2. Budaya politik subjek. Memiliki ciri: - Frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. - Pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. - Masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang sistem politik. 3. Budaya politik partisipan. Memiliki cirri: - Anggota masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. - Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum
  • 5. tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan. - Berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. - Masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan. C. Tipe-Tipe Budaya Politik Yang Berkembang di Indonesia Berikut adalah pembagian tipe-tipe politik yang lebih didasarkan pada gaya berplitik yang berkembang di Indonesia. 1. Budaya politik tradisional Budaya politik tradisional merupakan budaya politik yang memprioritaskan satu budaya dari etnis tertentu. Sebagai contoh, ketika Soeharto memimpin negeri kita selama lebih dari 3 dekade, masyarakat etnis Jawa cukup mendominasi pusat-pusat kekuasaan penting, seperti kekuasaan yang ada dalam tubuh ABRI (TNI). 2. Budaya politik Islam Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada keyakinan dan nilai agama Islam. Biasanya kelompok santri mempelopori budaya politik ini. 3. Budaya politik modern Budaya politik modern adalah budaya politik yang lebih bersifat netral tanpa mendasarkan pada budaya atau agama tertentu. Budaya politik ini dikembangkan pada masa pemerintahan Orde Baru yang bertujuan untuk stabilitas keamanan dan kemajuan. Harold Laswell mengemukakan beberapa hal yang dapat dijadikan ciri-ciri masyarakat yang demokratis. 1. Open ego (sifat keakuan yang terbuka). Artinya, tingkah laku yang terbuka terhadap keberadaan orang lain. 2. Kapasitas untuk membentuk sejumlah nilai dengan orang lain. 3. Lebih berprientasi pada nilai-nilai yang beragam. 4. Percaya dan yakin terhadap lingkungan sosialnya. 5. Relatif lebih memiliki kebebasan daripada rasa cemas.
  • 6. D. Pembagian Tipe Budaya Politik Menurut Geertz Tiga budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia menurut Geertz: 1. Budaya politik abangan Budaya politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek animisme atau kepercayaan terhadap adanya roh halus yang mempengaruhi hidup manusia. Ciri khasnya adalah diadakan upacara selamatan untuk mengusir roh halus. 2. Budaya politik santri Budaya politik masyarakat yang menekankan pada aspek-aspek keagamaan, khususnya Islam. 3. Budaya politik priyayi Budaya politik masyarakat yang menekankan keluhuran tradisi. Priayi adalah masyarakat kelas atas atau kelompok masyarakat aristokrat dan bekerja sebagai birokrat (pegawai pemerintah). Yang dulunya berafiliasi (berhubungan, berpautan) dengan partai PNI, kini berinfiliasi pada partai golkar. Afan Gaffar, budaya politik indonesia memiliki 3 ciri dominan : 1. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan Rakyat kebanyakan ( wong cilik). 2. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan rakyat biasa) seperti majikan majikan dengan buruh. 3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.
  • 7. E. Perkembangan Tipe Budaya Politik Sejalan Dengan Perkembangan Sistem Politik yang Berlaku Pada negara-negara demokratis umumnya, partisipasi politik warga negaranya dapat mempengaruhi pembuatan suatu kebijakan. Menurut Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, “Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual dan atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.” Menurut Herbert McClosky, partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum. Peran dan political will elit yang berkuasa sangat mempengaruhi perluasan dan pembatasan, sedangkan elit politik yang tidak berkuasa cenderung meluaskan partisipasi politik dan mengubah serta mengembangkannya ke bentuk partisipasi yang baru. Setiap insan politik harus dapat menunjukan partisipannya dalam kegiatan yang berkaitan dengan hak warga negara, yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Berikut adalah kegiatan-kegiatan waraga negara dalam bentuk partisipasi politik. 1. Terbentuknya organisasi-organisasi politik dan organisasi masyarakat. 2. Lahirnya kelompok-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok penekan, dan LSM. 3. Pelaksanaan pemilu berupa berkampanye, menjadi pemilih aktif atau menjadi anggota parlemen. 4. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem input dan output kepada pemerintah.
  • 8. F. Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik Menurut Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari budaya politik partisipan, subjek, dan paroikal. Menurut Samuel P. Huntington, modernisasi budaya politik ditandai oleh tiga hal yaitu sebagai berikut. 1. Sikap politik yang rasional dan otonom di dalam masyarakat. (Tidak memilih satu pilihan politik berdasarkan pemimpinnya) 2. Diferensiasi struktur. (Sudah ada spesifikasi atau tugas yang harus dilakukan) 3. Perluasan peran serta politik di dalam masyarakat. G. Peran Serta Politik Partisipan Budaya politik demokratis adalah budaya politik yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Dalam peran serta politik partisipan, masyarakat diarahkan untuk berperan aktif dalam proses politik yang berlangsung di lingkungannya. Tipe-tipe partisipan adalah sebagai berikut. 1. Partisipan terbuka : para responden yang tidak acuh terhadap perkawinan antarpartai dan menjelaskan dirinya sendiri secara emosional dalam pemilihan. 2. Partisipan apatis : para responden yang memilih salah satu partai besar dan menyatakan ketidakacuhannya terhadap perkawinan antarpartai serta mengingkari perasaan pemilihan. 3. Partisipan bersemangat : para responden yang prihatin terhadap perkawinan antarpartai dan secara emosional terlibat dalam pemilihan. SOSIALISASI POLITIK
  • 9. 1. Pengertian sosialisasi politik : a. Kenneth P. Langton, Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya. b. Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola – pola tingkah laku diperoleh atau dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk menyampaikan patokan politik dan keyakinan politik. c. Richard E. Dawson, sosialisasi politik adalah pewarisan pengetahuan , nilai dan pandangan politik darimorang tua, guru dan sarana sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang beranjak dewasa. d. Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah istilah untuk mengganbarkan proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik. e. Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakatnya. f. Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat, sehingga mereka mengalami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun. Sosialisasi politik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: 1). Dalam Lingkungan Keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada anak-anak beberapa cara tingkah laku politik tertentu. Melalui obrolan politik ringan sehingga tak disadarai telah menanamkan nilai-nilai politik kepada anak-anaknya. 2). Di Lingkungan Sekolah,dengan memasukkan pendidikan kewarganegaraan. Siswa dan guru bertukar informasdi dan berinteraksi dalam membahas topik tentang politik.
  • 10. 3). Di lIngkungan Negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan menanamkan ideologi-ideologi resminya. 4). Di Lingkungan Partai politik, Salah satu fungsi partai politik adalah dapat memainkan perannya sebagai sosioalisasi politik. Artinya parpol itu telah merekrut anggota atau kader danpartisipannya secara periodik. Partai politik harus mampu menciptakan kesan atau image memperjuangkan kepentingan umum. Menurut Ramlan Surbakti ada dua macam sosialisasi politik dilihat dari metode penyampaian pesan : a. Pendidikan Politik Yaitu proses dialogis diantara pemberi dan penerima pesan. Dari sini anggota masyarakat mempelajari simbol politik negaranya, norma maupun nilai politik. b. Indoktrinasi Politik, yaitu proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai , norma dan simbol yang dianggap pihak berkuasa sebagai ideal dan baik. Dalam upaya pengembangan budaya politik, sosialisasi politik sangant penting karena dapat membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa, serta dapat memelihara kebudayaan politik suatu bangsa, penyampaian dari generasi tua ke generasi muda, dapat pula sosialisasi politik dapat mengubah kebudayaan politik.
  • 11. Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa dan mememlihara kebudayaan politik suatu bangsa dengan bentuk penyampaian dari generasi tua kepada generasi muda. Terdapat 6 sarana atau agen sosialisasi politik menurut Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews, adalah : a. Keluarga yaitu lembaga pertama yang dijumpai sesorang individu saat lahir. Dalam keluarga anak ditanamkan sikap patuh dan hormat yang mungkin dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam sistem politik setelah dewasa. b. Sekolah yaitu sekolah sebagai agen sosialisasi politik memberi pengetahuan bagi kaum muda tentang dunia politik dan peranan mereka di dalamnya. Disekolah memberi kesadaran pada anak tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara, cinta tanah air. c. Kelompk bermain yaitu kelompok bermain masa anak-anak yang dapat membentuk sikap politik seseorang, kelompok bermain saling memiliki ikatan erat antar anggota bermain. Seseorang dapat melakukan tindakan tertentu karena temannya melakukan hal itu. d. Tempat kerja yaitu organisasi formal maupun nonformal yang dibentuk atas dasar pekerjaan seperti serikat kerja, sderikat buruh. Organisasi seperti ini dapat berfungsi sebagai penyuluh di bidang politik. e. Media massa yaitu informasi tentang peristiwa yang terjadi dimana saja dengan cepat diketahui masyarakat sehingga dapat memberi pengetahuan dan informasi tentang politik. f. Kontak-kontak politik langsung yaitu pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap sikap dan keputusan politik seseorang. Seperti diabaikan partainya, ditipu, rasa tidak aman,dll. BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
  • 12. 1. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik partisipatif atau disebut juga budaya politik demokrasi adalah suatu kumpulan sistem keyakinan, sikap, norma, persepsi dan sejenisnya, yang menopang terwujudnya partisipasi. Untuk terwujudnya partisipasi itu warga negara harus yakin akan kompetensinya untukterlibat dalam proses politik dan pemerintah memperhatikan kepentingan rakyat agar rakyat tidak kecewa dan apatis terhadap pemerintah. 2. Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya. Ciri-cirinya adalah : a. Perilaku warga negara yang bisa diamati bukan batiniah (sikap dan orientasi). b. Perilaku atau kegiatan itu mem,pengaruhi pemerintah (pemegang kebijakan) c. Kegiatan atau prilaku yang gagal ataupun berhasil termasuk partisipasi politik. d. Kedgiatan mempengaruhui pemerintah dapat dilakukan secara : · Langsung yaitu individu tidak menggunakan perantara dalam memepengaruhi pemerintah. · Tak langsung yaitu menggunakan pihak lain yang dapat meyakinkan pemerintah. e. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan dengan prosedur wajar (konvensional) tidak berupa kekerasan (nonviolence) seperti : ikut memeilih dalam pemilihan umum,mengajukan petisi, melakukan kontak tatap muka, menulis surat, dll,dan ada yang melalui cara –cara diluar prosedur yang wajar (tidak Konvensional) dan berupa kekerasan (violence), seperti : demonstrasi (unjuk rasa), pembangkangan halus (golput),hura-hura, mogok, serangan senjata, gerakan-gerakan politik, dan revolusi, kudeta, makar,dll
  • 13. 3. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partisipasi politik adalah kegiatan seseorang dalampartai plitik yang mencakup semua kegiatamnnsukarela dimana seseorang turut dalam proses pemilihan pemimpin plitik dan turut langsung atau tidak lanmgsung dalam pembentukan kebijakan umum. PARTAI POLITIK 1. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partai plitik adalah organisasi atau golongan yang berusaha untuk memperoleh dan menggunakan kekuasaan. 2. Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi tempat kegiatan politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang tidak sepaham. 3. Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pimpinan partainya sehingga penguasaan itu memberikan mamfaat kepada anggota partainya baik bersifat ideal maupun material. FUNGSI PARTAI POLITIK 1. Sarana komunikasi politik, yaitu penyalur aspirasi pendapat rakyat, menggabungkan berbagai macam kepentingan dan merumuskan kepentingan yang menjadi dasar kebijaksanaannya. Upaya Partai politik dalah mencapai fungsi ini adalah :
  • 14. · Memperjuangkan aspirasi rakyat agar menjadi kebijaksanaan umum oleh pemerintah · Menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijaksanaan pemerintah · Perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide · Bagi pemerintah bertindak sebagai alat pendengar, sedangkan bagi warga masyarakat sebagai pengeras suara. 2. Sarana Sosialisasi Politik, yaitusarana untuk memmberikan penanaman nilai-nilai, norma, dan sikap serta orientasi terhadap fenomena politik tertentu. Upaya yang dilakukan untuk mencapai fungsi ini adalah : · Penguasaan pemerintah dengan memenangkan setiap pemilu · Menciptakan image bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum · Menanamkan solidaritas dan tanggung jawab terhadap para anggotanya maupun anggota lain 3. Sarana Rekrutmen Politik, yaitu mencari dan mengajakorang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan plitik. Dengan demikian memperluas partisipasi politik. Upaya yang dilakukan parpol adalah : · Melalui kontak pribadi maupun persuasi · Menarik golongan muda untuk didddik menjadi kader di masa depan 4. Sarana Pengatur Konplik, yaitu mengatasi berbagai macam konplik yang muncul sebagai konsekuensi dari negara demokrasi yang di dalamnya terdapat ersaingan dan perbedaan pendapat. Biasanya masalah tersebut cukup mengganggu stabilitas
  • 15. nasional. Hal ini mungkin saja dimunculkan oleh kelompok tertentu untukkepentingan ppularitasnya. Upaya yang dilakukan partai politik adalah : · Bilaanggta partai plitikyang memberikan informasi justru menimbulkan kegelisahan dan perpecahan masyarakat,pimpinan partai politik harus segera klarifikasi atau diselesaikan dengan baik. · Adanya kemungkinsn anggota partai plitik lebih mengejar kepentingan pribadi/golongannya, sehingga berakibat terjadi pengkotakan politik atau konplik yangbharus segera diselesaikan dengan tuntas.