SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
Download to read offline
ETIKA PEMERINTAHAN
disampaikan dalam
TOT Diklat Pimpemdagri di BPSDM Provinsi Sulsel
Oleh :
Bambang Hendarsyah
Widyaiswara Ahli Muda pada BPSDM
Kementerian Dalam Negeri
Makassar, 18 Mei 2019
Kontak :
0813-927-12345
bambanghendarsyah@gmail.com
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Sistematika Pembahasan
Penjelasan konten Etika Pemerintahan
Kontekstualisasi Etika Pemerintahan
Simulasi Etika Pemerintahan
1. Konten Etika Pemerintahan
Konten Etika Pemerintahan
Dasar
Filosofi
Peta Fungsi Kompetensi
Pemaketan Standar Kompetensi
Dasar
Dasar Penyelenggaraan
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
10.Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Pedoman Sistem Pengembangan Sumber
Daya Manusia Aparatur Berbasis Kompetensi Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan
Daerah;
12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 85 Tahun 2017 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Pemerintahan Dalam Negeri;
13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2017 Tentang Kompetensi Pemerintahan;
15.Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 893.2 -218 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat
Pimpemdagri;
16.Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 100/3771/SJ Tentang Pedoman Umum Penyusunan Pedoman
Umum Penyusunan Standar Perangkat Pembelajaran Pemerintahan Dalam Negeri (SP2PDN)
KOMPETENSI
Sosial Kultural
TeknisManajerial
Pemerintahan
Kompetensi ASN
Dasar: 1. UU 23/2014; PP 12/2017; PP 18/2016
2. Permendagri 108 tentang Kompetensi Pemerintahan
Dasar: 1. UU 5/2014; PP 11/2017
2. Permenpan RB 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan ASN
Kompetensi Pemerintahan
(Dasar: UU 23/2014 Pasal 233)
1. Kebijakan Desentralisasi;
2. Hubungan Pemerintah Pusat dengan Daerah;
3. Pemerintahan Umum;
4. Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Daerah;
6. Hubungan Pemerintah Daerah dengan DPRD;
7. Etika Pemerintahan
Unsur-Unsur Kompetensi
Knowledge
SkillAttitude
KOMPETEN
Lingkungan
Kerja
Pengalaman
Kerja
Pendidikan
Pelatihan
Filosofi
1. ARGUMEN HISTORIS
2. ARGUMEN FILOSOFIS-KONSEPTUAL
3. ARGUMEN YURIDIS
4. ARGUMEN SOSIOLOGIS
5. ARGUMEN PSIKOPOLITIK
ARGUMEN UTAMA PENYELENGGARAAN
PIMPEMDAGRI
2.Kontekstualisasi Etika Pemerintahan
FUNGSI PEMERINTAHAN
PELAYANAN KEADILAN
PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN
PEMBERDAYAAN KEMANDIRIAN
PELINDUNGAN KENYAMANAN
Sumber: UU Nomor 30/2014-Pasal 1 (2), diolah.
PENGATURAN KETERTIBAN
Etika Pelayanan Publik
Profesionalitas
Proporsionalitas
Keterbukaan
Kepentingan Umum
Tertib Penyelenggaraan Negara
AZAS-AZASUMUM
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Kepastian Hukum
Akuntabilitas
UU 28/1999
Asas-asas Penyelenggaraan
Kebijakan dan Manajemen ASN
Kepastian Hukum
Profesionalitas
Proporsionalitas
Keterpaduan
Delegasi
Netralitas
Akuntabilitas
Efektif dan efisien
Keterbukaan
Tidak Diskriminatif
Persatuan dan Kesatuan
Keadilan dan Kesetaraan
Kesejahteraan
Peta Fungsi Etika Pemerintahan
FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR
ETIKA
PEMERINTAHAN
Pelaksanaan
Etika
Individu
1. Mengelola Hubungan Dengan Unsur Media Informasi
2. Membuat Strategi Peningkatan Kepercayaan Publik
3. Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik
4. Melakukan Pengawasan Penerapan Nilai Pelayanan
Publik
5. Menerapkan Nilai Pelayanan Publik Dalam Perilaku Kerja
6. Menerapkan Etika Pelayanan Publik Dalam Perilaku Kerja
Pelaksanaan
Etika Organisasi
7. Melaksanakan Manajemen Pengetahuan Dalam
Organisasi
8. Melakukan Diplomasi Organisasi
9. Merumuskan Dokumen Informasi Organisasi
10. Melakukan Kajian Informasi Organisasi
11. Menangani Permintaan Informasi
Pencegahan
Tindak Pidana
Korupsi
12. Melakukan Program Pencegahan Tindak Pidana Korupsi
13. Mengidentifikasi Potensi Korupsi Dalam Organisasi
14. Mengimplementasikan Kegiatan Pencegahan Korupsi
Dalam Organisasi
15. Melakukan Pendataan Kasus Korupsi
PEMETAAN FUNGSI KOMPETENSI PEMERINTAHAN
Standar Kompetensi Etika Pemerintahan
pada Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
untuk Diklat Pimpemdagri
JUDUL UNIT MENGELOLA HUBUNGAN DENGAN UNSUR MEDIA INFORMASI
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menetapkan
ruang lingkup
pemberitaan
1. Tingkat aktualitas peristiwa sesuai kebutuhan dianalisis;
2. Minat masyarakat terhadap peristiwa dirumuskan;
3. Kebutuhan jangkauan berita ditetapkan;
4. Pokok-pokok bahan berita ditetapkan;
5. Pesan khusus untuk memperluas dampak berita dirumuskan.
2. Melakukan
klarifikasi
pemberitaan
1. Kontak media informasi tingkat lokal, regional dan nasional diinventarisir;
2. Proses dan prosedur dalam menjalin kerja sama dengan media informasi ditetapkan;
3. Model publikasi ditetapkan dengan mengacu kepada prosedur pelaksanaan informasi publik;
4. Substansi informasi diformulasikan;
5. Strategi pemberitaan ditentukan.
3. Melakukan
klarifikasi
pemberitaan
1. Ketidaksesuaian berita dievaluasi;
2. Sumber ketidaksesuaian berita ditelusur;
3. Dampak ketidaksesuaian berita dianalisis berdasarkan skala kepentingan;
4. Strategi klarifikasi ditetapkan ;
5. Perkembangan berita klarifikasi dimonitor.
4. Menjadi juru
bicara dalam
proses
pemberitaan
1. Teknik komunikasi publik ditetapkan sesuai dengan karakteristik media dan pola pemberitaan;
2. Karakteristik audien diidentifikasi;
3. Arah tanggapan diprediksi;
4. Teknik menanggapi dilakukan secara efektif untuk membuat berita dipahami sesuai pesan yang diinginkan;
5. Pencapaian tujuan pemberitaan dievaluasi;
6. Dalam situasi krisis, isi pesan disampaikan dengan daya simpati dan empati serta memuat pesan mengacu kepada kondidi
peristiwa;
7. Dalam wawancara tak terencana, pesan disampaikan dengan mengacu kepada informasi yang sudah diketahui dengan pasti;
8. Etika pegawai ditampilkan dalam ucapan dan tindakan ketika menyampaikan pemberitaan untuk menampilkan citra positif
organisasi dan profesi.
5. Mengevaluasi
berita di
media
1. Berita terkait organisasi dibawahi kewenangannya dimonitor secara periodik;
2. Klasifikasi berita positif dan berita negatif dianalisis;
3. Metode monitoring berita ditetapkan;
4. Tingkat kualitas berita disimpulkan;
5. Langkah tindak lanjut hasil evaluasi ditetapkan.
Kompetensi Dasar
Etika Pemerintahan untuk JPT Madya:
Mengelola Hubungan Dengan Unsur Media Informasi
1. Menetapkan ruang lingkup pemberitaan Antisipatif.
2. Melakukan kerja sama publikasi Ramah.
3. Melakukan klarifikasi pemberitaan
4. Menjadi juru bicara dalam proses pemberitaan
5. Mengevaluasi berita di media
Sikap Kerja
Etika Pemerintahan untuk JPT Madya:
Mengelola Hubungan Dengan Unsur Media Informasi
1. Diplomatis.
2. Antisipatif.
3. Investigatif.
4. Ramah.
5. Cermat
Keterampilan Kerja
Etika Pemerintahan untuk JPT Madya:
Mengelola Hubungan Dengan Unsur Media Informasi
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti
pengetahuan sebagai berikut: a. visi dan misi organisasi;
b. pelayanan publik; c. sistem pemerintahan; d. komunikasi masa;
e. media komunikasi; f. komunikasi lintas budaya; g. manajemen
konflik; h. manajemen resiko; i. tindak pidana korupsi; j. kode etik
pemerintahan dan kode etik perilaku; k. prinsip kesetaraan dan
keragaman; dan l. kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan kerja.
2. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti
keterampilan sebagai berikut: a. membaca dan
menginterpretasikan data pada berbagai jenis media data;
b. diplomasi; c. dialog; d. memberikan konsultasi kepada orang
lain; e. literasi; f. komputer; g. komunikasi; h. mengelola emosi;
dan i. menerapkan tata kelola informasi, kerahasiaan, dan privasi .
Standar Kompetensi Etika Pemerintahan
pada Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
untuk Diklat Pimpemdagri
JUDUL UNIT MEMBUAT STRATEGI PENINGKATAN KEPERCAYAAN PUBLIK
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengembangkan
model penerapan
nilai-nilai dalam
etika pelayanan
publik
1. Nilai-nilai yang mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik diidentifikasi
2. Profesionalisme yang diperlukan dalam pelayanan publik dikomunikasikan kepada pegawai
lain
3. Pegawai dilatih untuk menyelesaikan pekerjaan dengan mendahulukan yang utama
4. Kapasitas kompetensi pegawai dipetakan
5. Komitmen terhadap kepentingan organisasi ditampilkan dengan menghindari prioritas
kepentingan pribadi
6. Strategi penyelesaian masalah etika yang terjadi dalam lingkungan organisasi ditetapkan
7. Prosedur pengaduan pelanggaran etika ditetapkan
2. Menyelesaikan
konflik kepentingan
1. Fakta, data, dan informasi konflik dianalisa secara komprehensif
2. Bobot kepentingan dalam konflik dirumuskan
3. Strategi penyelesaian konflik ditetapkan
3. Merancang
implementasi etika
dalam budaya
organisasi
1. Kekuatan, kelemahan dan ancaman untuk melaksanakan etika dalam organisasi
diidentifikasi
2. Unsur manajemen dalam organisasi dianalisis
3. Respon terhadap kebijakan organisasi dianalisis untuk menghasilkan rekomendasi
perbaikan
4. Budaya organisasi ditetapkan
4. Mengimplementasi-
kan etika dalam
pengambilan
keputusan
1. Dialog berkenaan dengan penerapan nilai-nilai budaya dilakukan untuk mengembangkan
komitmen dalam implementasi etika
2. Bimbingan diberikan terkait dengan pemberdayaan pegawai dalam membangun komitmen
implementasi etika
3. Tuntutan perubahan dan isu aktual yang membutuhkan pertimbangan etis dianalisis
4. Model pengambilan keputusan berbasis etika ditetapkan
Kompetensi Dasar
Etika Pemerintahan untuk JPT Pratama:
Membuat Strategi Peningkatan Kepercayaan Publik
1. Mengembangkan model penerapan nilai-nilai dalam
etika pelayanan publik.
2. Menyelesaikan konflik kepentingan.
3. Merancang implementasi etika dalam budaya
organisasi.
4. Mengimplementa sikan etika dalam pengambilan
keputusan.
5. Melakukan evaluasi penerapan etika pelayanan publik
pada kinerja organisasi.
Sikap Kerja
Etika Pemerintahan untuk JPT Pratama:
Membuat Strategi Peningkatan Kepercayaan Publik
1. Tegas;
2. Investigatif;
3. Rasa Ingin Tahu;
4. Ansipatif;
5. Koordinatif;
6. Penuh pertimbangan;
7. Teliti.
Keterampilan Kerja
Etika Pemerintahan untuk JPT Pratama:
Membuat Strategi Peningkatan Kepercayaan Publik
1.Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti
pengetahuan sebagai berikut: a. visi dan misi organisasi; b. nilai-
nilai histori setempat; c. pelayanan publik; d. manajemen sumber
daya manusia; e. memimpin; f. sistem pemerintahan; g. tata kelola
perubahan; h. manajemen konflik; i. manajemen resiko; j.
manajemen perubahan; k. tindak pidana korupsi; l. kode etik
pemerintahan dan kode etik perilaku; m. prinsip kesetaraan dan
keragaman; dan n. kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan kerja.
2. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti
keterampilan sebagai berikut: a. membaca dan
menginterpretasikan data pada berbagai media data; b. diplomasi
organisasi; c. dialog; d. memberikan konsultasi kepada orang lain;
e. literasi; f. komputer; g. komunikasi; dan h. menerapkan tata
kelola informasi, kerahasiaan, dan privasi
Standar Kompetensi Etika Pemerintahan
pada Administrator
untuk Diklat Pimpemdagri
JUDUL UNIT MENERAPKAN ETOS KERJA PELAYANAN PUBLIK
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menerapkan
standar etika
1. Interpretasi standar etika didiskusikan dengan pimpinan organisasi untuk memastikan dukungan dan
kesamaan pemahaman
2. Historis penerapan etika diinventarisir untuk digunakan sebagai pembelajaran di masa yang akan datang
3. Standar etika ditetapkan
2. Melaksanakan
standar etika
1. Etika pelayanan publik dan konsekuensi pelanggaran etika dijelaskan kepada pegawai lain sesuai dengan
tingkat pemahaman, pengalaman dan kebutuhan khusus mereka
2. Perilaku kerja pegawai lain dinilai dengan merujuk kepada standar etika
3. Konsultasi hasil penilaian diberikan secara tepat waktu, konstruktif, dan konsisten
4. Penyelesaian pelanggaran etika ditetapkan dengan mempertimbangkan unsur kerahasiaan dan netralitas
3. Melakukan
pendampingan
pada situasi
konflik
kepentingan
1. Kebutuhan penyelesaian konflik kepentingan yang dihadapi oleh pegawai lain, diinventarisir sesuai dengan
kebutuhan dan situasi yang akan dihadapi
2. Sumber konflik kepentingan diidentifikasi
3. Langkah-langkah penyelesaian konflik ditetapkan
4. Mengembangkan
model etos kerja
1. Penjabaran operasional perilaku yang diharapkan ditetapkan melalui hasil konsultasi dengan pimpinan
2. Konsistensi perilaku kerja personal diinventarisir untuk memberikan model perilaku yang diharapkan
3. Petunjuk pelaksanaan perilaku kerja yang sesuai standar etika disusun sebagai rujukan pengembangan
pegawai dan dasar penerapan penilaian pelanggaran etika
4. Petunjuk pelaksanaan dijelaskan kepada pegawai lain dengan menggunakan konteks penjelasan yang sesuai
dengan tingkat kewenangan dan kebutuhan khusus mereka
5. Model pengambilan keputusan berbasis standar etika digunakan
6. Resiko pelanggaran etika diprediksi terkait dengan perubahan situasi dalam pelaksanaan tugas kerja
7. Usulan perbaikan peraturan kerja organisasi disusun untuk menyesuaikan dengan model etos kerja
organisasi
8. Laporan pelanggaran ditangani secara tertutup dan segera, serta merujuk kepada pedoman standar etika
9. Aplikasi teknologi yang menunjang penerapan etos kerja diidentifikasi
Kompetensi Dasar
Etika Pemerintahan untuk Administrator:
Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik
1. Menerapkan standar etika;
2. Melaksanakan standar etika;
3. Melakukan pendampingan pada situasi konflik
kepentingan;
4. Mengembangkan model etos kerja.
Sikap Kerja
Etika Pemerintahan untuk Administrator:
Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik
1. Tegas;
2. Investigatif;
3. Rasa Ingin Tahu;
4. Ansipatif;
5. Koordinatif;
6. Penuh pertimbangan;
7. Teliti.
Keterampilan Kerja
Etika Pemerintahan untuk Administrator:
Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti
pengetahuan sebagai berikut: a. visi dan misi organisasi;
b. pelayanan publik; c. manajemen sumber daya manusia;
d. memimpin; e. tindak pidana korupsi; f. sistem pemerintahan;
g. tata kelola perubahan; h. manajemen konflik; i. kode etik
pemerintahan dan kode etik perilaku; j. prinsip kesetaraan dan
keragaman; dan k. kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan kerja.
2. Untuk mendemonstrasikan kompetensi,diperlukan bukti
keterampilan sebagai berikut: a. membaca dan
menginterpretasikan data padaberbagai jenis media data;
b. menafsirkan regulasi; c. mentoring; d. memberikan konsultasi
kepada orang lain; e. literasi; f. mencari referensi;
g. komputer; h. komunikasi; dan i. menerapkan tata kelola
informasi, kerahasiaan, dan privasi.
Standar Kompetensi Etika Pemerintahan
pada Pengawas
untuk Diklat Pimpemdagri
JUDUL UNIT MELAKUKAN PENGAWASAN PENERAPAN NILAI PELAYANAN PUBLIK
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengawasi
penerapan nilai
pelayanan publik
dalam
pelaksanaan tugas
1. Pengetahuan tentang etika pelayanan publik ditafsirkan
2. Pemahaman etika pelayanan publik diterapkan
3. Penafsiran regulasi pelayanan publik dan pemerintahan dalam pelaksanaan tugas
diinformasikan kepada pegawai lain
4. Penerapan etika dalam pelaksanaan tugas dikonsultasikan dengan pimpinan
5. Pegawai lain dipandu untuk menerapkan etika pelayanan publik dalam perilaku kerja
6. Perbedaan etika pelayanan publik dengan etika sektor lain dijelaskan kepada pegawai lain
untuk mendorong kepatuhan
7. Dugaan pelanggaran etika diidentifikasi
8. Dugaan pelanggaran etika dikonsultasikan dengan pihak yang relevan, dalam rangka
pelaksanaan tugas pengawasan
2. Menerapkan etika
pelayanan publik
dalam
pengambilan
keputusan
1. Potensi pelanggaran etika dalam pengambilan keputusan diidentifikasi
2. Informasi terkini terkait etika pelayanan publik ditelusuri
3. Model pelaksanaan tugas disesuaikan dengan regulasi terkini
4. Diskusi dengan pegawai lain terkait perbaikan penerapan etika pelayanan publik dilakukan
5. Pemahaman pegawai lain terhadap penerapan etika pelayanan publik dikonfirmasi
6. Konflik kepentingan kerja diselesaikan dengan merujuk kepada etika pelayanan publik
7. Pencegahan pelanggaran etika oleh pegawai lain di bawah kewenangannya dilaksanakan
Kompetensi Dasar
Etika Pemerintahan untuk Pengawas:
Melakukan Pengawasan Penerapan Nilai Pelayanan Publik
1. Mengawasi penerapan nilai pelayanan publik dalam
pelaksanaan tugas.
2. Menerapkan etika pelayanan publik dalam pengambilan
keputusan.
Sikap Kerja
Etika Pemerintahan untuk Pengawas:
Melakukan Pengawasan Penerapan Nilai Pelayanan
Publik
1. Ramah.
2. Rasa ingin tahu.
3. Proaktif.
4. Tekun.
5. Teliti.
Keterampilan Kerja
Etika Pemerintahan untuk Pengawas:
Melakukan Pengawasan Penerapan Nilai Pelayanan Publik
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti
pengetahuan sebagai berikut: a. visi dan misi organisasi; b.
pelayanan publik; c. manajemen; d. memimpin; e. hubungan antar
manusia; f. tindak pidana korupsi; g. urusan pemerintahan; h. kode
etik pemerintahan dan kode etik perilaku; i. prinsip kesetaraan dan
keragaman; dan j. kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan kerja.
2. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti
keterampilan sebagai berikut: a. membaca dan
menginterpretasikan data pada berbagai jenis media data;
b. menafsirkan regulasi; c. melatih; d. memberikan konsultasi
kepada orang lain; e. komunikasi; dan f. menerapkan tata kelola
informasi, kerahasiaan, dan privasi.
Standar Perangkat Pembelajaran
Pemerintahan Dalam Negeri (SP2PDN)
Standar Perangkat Pembelajaran
Pemerintahan Dalam Negeri
Konfigurasi Standar Kompetensi
Konstekstualisasi Standar Kompetensi ke
dalam Standar Perangkat Pembelajaran
Komposisi Standar Perangkat
Pembelajaran
Contoh
Konfigurasi Standar Kompetensi
PANDUAN PENILAIAN
BATASAN VARIABEL
1.1 K, S, A
1.2
1.3
2.1
2.2
1.
2.
3
4.
KRITERIA
UNJUK KERJA
ELEMEN
KOMPETENSI
DESKRIPSI UNIT
JUDUL UNIT KOMPETENSI
KODE UNIT
KODE UNIT diisi dengan
sejumlah huruf dan angka
sesuai dengan kategori
fungsi utama pekerjaan.
Satu pekerjaan yang diakui,
terukur & terobservasi
Penjelasan lebih lanjut
tentang judul unit dan dapat
berisi informasi tambahan
tentang unit tersebut
ELEMEN
KOMPETENSI (EK)
merupakan
Kompetensi Dasar
yang merupakan tugas-
tugas yang membentuk
rangkaian proses
tercapainya pekerjaan
sesuai judul unit
kompetensi
Memberi konteks serta
kondisi untuk
memenuhi indikator unjuk
kerja ditempat dimana
pekerjaan
dilaksanakan
Pada kolom ini berisi:
Peraturan perundang-
undangan, SOP, Kebijakan
Perusahaan, Manual,
Peralatan dan bahan yang
dibutuhkan
Panduan Penilaian berisi tentang panduan
pelaksanaan pengujian dan unit kompetensi
yang mungkin dipersyaratkan.
Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan
Keterampilan pendukung yang dibutuhkan
Level kompetensi Kunci
KONFIGURASI UNIT KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK
KERJA (KUK)
merupakan Indikator
Keberhasilan yang
merupakan rumusan
tentang tindakan -
tindakan yang
menjadi patokan
untuk menilai
pelaksanaan suatu
pekerjaan oleh
seseorang/individu
Kontekstualisasi Standar Kompetensi
ke dalam Standar Perangkat Pembelajaran
Penerapan SKKNI
Telusur & Ekivalensi dengan Sistem Diklat, Sertifikasi & SOP Organisasi
SKKNI
PENERAPAN DALAM
DIKLAT
SERTIFIKASI
PENERAPAN PADA
ORGANISASI
Judul Unit
Judul Learning material/
Judul Mata Diklat
Skema sertifikasi
unit kompetensi
Judul SOP
Deskripsi
unit
Ruang lingkup diklat
Ruang lingkup
asesmen
Ruang lingkup SOP
Elemen
Pencapaian hasil
pembelajaran/
Judul Bab
Elemen asesmen
Langkah-langkah
proses
KUK
Kriteria evaluasi belajar/
Indikator keberhasilan
Kriteria pencapaian
Kompetensi
Instruksi kerja
Batasan
Veriabel
Kontektualisasi diklat
Kontektualisas
asesmen &
spesifikasi
Spesifikasi sesuai
dengan konteks
Panduan
Penilaian
Evaluasi Penduan asesmen
Pengawasan &
pengendalian
Kriteria Penyusunan SP2PDN
Judul Unit Kompetensi=Judul Mata Diklat
Setiap Bab menjelaskan:
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap Kerja
KUK = Indikator Keberhasilan = Sub Pokok
Bahasan
Elemen Kompetensi=Kompetensi Dasar=Pokok
Bahasan
Kompetensi Pemerintahan: Etika Pemerintahan
Pengetahuan Kerja
Sasaran Intervensi Etika
Keteladanan
Pemimpin
Budaya Kerja
Organisasi
FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR
UNIT
KOMPETENSI
(UK)
Etika
Pemerintahan
Pelaksanaan
Etika Individu
Menerapkan
Etos Kerja
Pelayanan
Publik
Menerapkan
Etos Kerja
Pelayanan
Publik
Pemetaan Fungsi:
Etika Pemerintahan
METODE DEDUKTIF
Susunan Buku Informasi
Judul Unit Kompetensi=Judul Mata Diklat
Setiap Bab dapat menjelaskan:
Pengetahuan, Keterampilan & Sikap Kerja
KUK = Indikator Keberhasilan = Sub Bab
Elemen Kompetensi=Kompetensi Dasar=Bab
Informasi Kunci
• Etika diartikan sebagai moral,
• Etiket berarti sopan santun.
• Etik diartikan sebagai prinsip-prinsip yang berhubungan
dengan perbuatan benar atau salah.
• Etis adalah perbuatan yang beretika baik.
• Etos diartikan sebagai sifat atau adat.
• Standar Etika mencakup: peraturan perundang-
undangan, kode etik, aturan organisasi, visi dan misi
organisasi, pedoman pelaksanaan tugas, kebijakan
pemerintah, perintah pimpinan, dan norma hukum dan
norma sosial.
• Konsekuensi Pelanggaran Etika terdiri atas: (1) Sanksi
Administratif; (2) Sanksi Perdata; dan (3) Sanksi Pidana.
Nilai-Nilai Dasar Pegawai ASN
Dasar: UU ASN pasal 5
a. Memegang teguh ideologi Pancasila
b.Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah
c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
d.Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
h.Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
m.Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
n.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
o.Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier
Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai ASN
Dasar: UU ASN pasal 5
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
b.Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d.Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
h.Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
Disiplin ilmu yang
mempelajari ttg nilai
nilai yang dianut
manusia beserta
pembenarannya. Nilai nilai
hidup
dan hak hak
yang
mengatur
tingkah
laku manusia.Ilmu ttg apa yg
baik dan apa yg
Buruk dan ttg hak
dan kewajiban
moral
Kumpulan asas atau
nilai yg berkenaan
dengan ahlak
Nilai
mengenai
Benar dan
salah
Yg dianut
suatu
Golongan
atau
masyarakat
Kebiasaan,
Adat atau Ahlak
dan Watak
Etika
Bertens,
2000
Solomon,
1987
DepDikBud,
1988
(Nana Rukmana DW – Standar etika Publik)
Fungsi Etika
Manusia
menentukan
apa yang
baik dan
buruk
berdasar
penalaran
atau logika
Manusia
secara
naluriah atau
otomatis
mampu
membedakan
hal yang baik
dan buruk
Etika diambil
dari
pengalaman
dan
dirumuskan
sebagai
kesepakatan
Ketentuan
baik dan
buruk
datang
dari Yang
Maha
Kuasa
Aliran Pemikiran Etika
55
Agama
ETIKA
FilsafatTradisi
Politik
Administrasi
Hukum
SUMBER
ETIKA
PENERAPAN
ETIKA
Kontekstualisasi Etika
PERBUATAN NILAI
MELAKUKANNYA LAGI
KEBIASAAN
S I F A T
KARAKTER
Proses Aktualisasi Nilai Menjadi Karakter
NILAI YANG DIHIDUPI
Perilaku yang dilakukan
terus-menerus membentuk
kebiasaan (habit)
Kebiasaan yang sangat
menonjol, diulangi pada
berbagai kondisi dan situasi.
Sifat yang sangat
menonjol, melekat
pada diri (pola
pikir, pola rasa,
pola laku)
Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
(Zeithaml et.al, 1990)
TANGIBLES: Appearance of physical facilities, equipment,
personnel, and communication materials;
RELIABILITY: Ability to perform the promised service
dependably and accurately;
RESPONSIVENESS : Willingness to help customers and
provide prompt service;
ASSURANCE: Knowledge and courtesy of employees and
their ability to convey trust and confidence; and
EMPATHY: Caring, individualized attention the firm provides
its customers.
3. Simulasi Etika Pemerintahan
Contoh Latihan untuk Administrator
JUDUL UNIT MENERAPKAN ETOS KERJA PELAYANAN PUBLIK
ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menerapkan
standar etika
1. Interpretasi standar etika didiskusikan dengan pimpinan organisasi untuk memastikan dukungan dan kesamaan
pemahaman
2. Historis penerapan etika diinventarisir untuk digunakan sebagai pembelajaran di masa yang akan datang
3. Standar etika ditetapkan
2. Melaksanakan
standar etika
1. Etika pelayanan publik dan konsekuensi pelanggaran etika dijelaskan kepada pegawai lain sesuai dengan tingkat
pemahaman, pengalaman dan kebutuhan khusus mereka
2. Perilaku kerja pegawai lain dinilai dengan merujuk kepada standar etika
3. Konsultasi hasil penilaian diberikan secara tepat waktu, konstruktif, dan konsisten
4. Penyelesaian pelanggaran etika ditetapkan dengan mempertimbangkan unsur kerahasiaan dan netralitas
3. Melakukan
pendampingan
pada situasi
konflik
kepentingan
1. Kebutuhan penyelesaian konflik kepentingan yang dihadapi oleh pegawai lain, diinventarisir sesuai dengan kebutuhan
dan situasi yang akan dihadapi
2. Sumber konflik kepentingan diidentifikasi
3. Langkah-langkah penyelesaian konflik ditetapkan
4. Mengembangkan
model etos kerja
1. Penjabaran operasional perilaku yang diharapkan ditetapkan melalui hasil konsultasi dengan pimpinan
2. Konsistensi perilaku kerja personal diinventarisir untuk memberikan model perilaku yang diharapkan
3. Petunjuk pelaksanaan perilaku kerja yang sesuai standar etika disusun sebagai rujukan pengembangan pegawai dan
dasar penerapan penilaian pelanggaran etika
4. Petunjuk pelaksanaan dijelaskan kepada pegawai lain dengan menggunakan konteks penjelasan yang sesuai dengan
tingkat kewenangan dan kebutuhan khusus mereka
5. Model pengambilan keputusan berbasis standar etika digunakan
6. Resiko pelanggaran etika diprediksi terkait dengan perubahan situasi dalam pelaksanaan tugas kerja
7. Usulan perbaikan peraturan kerja organisasi disusun untuk menyesuaikan dengan model etos kerja organisasi
8. Laporan pelanggaran ditangani secara tertutup dan segera, serta merujuk kepada pedoman standar etika
9. Aplikasi teknologi yang menunjang penerapan etos kerja diidentifikasi
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Menerapkan Standar Etika
Bab III. Melaksanakan Standar Etika
Bab IV. Melakukan Pendampingan Pada
Situasi Konflik Kepentingan
Bab V. Mengembangkan Model Etos Kerja
Bab VI. Penutup
Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik
TUJUAN
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI
Peserta mampu
menerapkan etos kerja
pelayanan publik dengan
baik.
Tujuan Umum:
TUJUAN
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI
Peserta dapat:
1.Menerapkan standar etika;
2.Melaksanakan standar etika;
3.Melakukan pendampingan
pada situasi konflik
kepentingan;
4.Mengembangkan model
etos kerja.
Tujuan Khusus:
LATAR BELAKANG
TUJUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PENGGUNAAN BUKU INFORMASI
BAB I. Pendahuluan
A
B
C
MENDISKUSIKAN INTERPRETASI STANDAR ETIKA
MENGINVENTARISIR HISTORIS PENERAPAN
ETIKA
MENETAPKAN STANDAR ETIKA
BAB II. Menerapkan Standar Etika
A
B
C
MENJELASKAN ETIKA PELAYANAN PUBLIK DAN KONSEKUENSI
PELANGGARAN ETIKA
MENILAI PERILAKU KERJA PEGAWAI LAIN
MEMBERIKAN KONSULTASI HASIL PENILAIAN
MENETAPKAN PENYELESAIAN PELANGGARAN ETIKA
BAB III. Melaksanakan Standar Etika
A
B
C
D
MENGINVENTARISIR KEBUTUHAN PENYELESAIAN KONFLIK
KEPENTINGAN YANG DIHADAPI OLEH PEGAWAI LAIN
MENGIDENTIFIKASI SUMBER KONFLIK KEPENTINGAN
MENETAPKAN LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KONFLIK
A
B
C
BAB IV. Melakukan Pendampingan Pada
Situasi Konflik Kepentingan
BAB V. MENGEMBANGKAN MODEL ETOS KERJA
A. MENETAPKAN PENJABARAN OPERASIONAL PERILAKU YANG DIHARAPKAN
B. MENGINVENTARISIR KONSISTENSI PERILAKU KERJA PERSONAL
C. MENYUSUN PETUNJUK PELAKSANAAN PERILAKU KERJA YANG SESUAI
D. MENJELASKAN PETUNJUK PELAKSANAAN
E. MENGGUNAKAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS STANDAR ETIKA
F. MEMPREDIKSI RESIKO PELANGGARAN ETIKA
G. MENYUSUN USULAN PERBAIKAN PERATURAN KERJA ORGANISASI
H. MENANGANI LAPORAN PELANGGARAN
I. MENGIDENTIFIKASI APLIKASI TEKNOLOGI YANG MENUNJANG PENERAPAN ETOS
KERJA
KESIMPULAN
REKOMENDASI
BAB VI. Penutup
A
B
RBPUPK
RP
Metode Uji Kompetensi
DOMAIN
KOMPETENSI
METODE
UJI
PENJELASAN CONTOH
Pengetahuan
(Knowledge)
Tes
tertulis
Menggunakan sejumlah pertanyaan
tertulis untuk menggali jawaban dari
peserta penilaian.
Pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang membutuhkan jawaban
singkat, essay, pilihan ganda, atau
melengkapi kalimat.
Tes lisan Menggunakan pertanyaan-pertanyaan
lisan untuk memperoleh jawaban lisan
dari peserta penilaian, yang menunjukan
kemampuan peserta penilaian dalam hal
mendengarkan, menginterpretasi, dan
mengkomunikasikan gagasan yang dia
miliki.
Pertanyaan-pertanyaan lisan
terbuka ataupun tertutup yang
diajukan oleh penilai kepada
peserta penilaian.
Keterampilan
(Skill)
Observasi Mengamati peserta penilaian ketika
melakukan kegiatan yang menunjukan
kompetensi yang dia miliki.
Mengamati peserta penilaian
ketika membuat suatu produk.
Simulasi,
bermain
peran,
studi
kasus
Menciptakan situasi yang menyerupai
kondisi tempat peserta penilaian bekerja.
● Simulator penerbangan.
● Interaksi bermain peran dengan
pelanggan.
● Studi kasus yang berkaitan
dengan kasus-kasus yang
biasanya muncul atapun kasus
baru yang harus dipecahkan oleh
peserta penilaian.
Sikap
/Perilaku
(Attitude)
Portofolio Peserta penilaian menunjukan berbagai
bukti yang mendukung kompetensi yang
dia miliki.
Sertifikat pelatihan, piagam
penghargaan, laporan pihak
ketiga.
Prosedur Interpretasi
Terhadap Standar Kompetensi
STANDAR
KOMPETENSI
METODE UJI
PERANGKAT
UJI
JENIS BUKTI
DIMENSI
KOMPETENSI
Agenda ToT
AGENDA 1
Core Competency Pemerintahan
Kebijakan Desentralisasi:
JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas
Hubungan Pemerintah Pusat dengan Daerah:
JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas
Pemerintahan Umum:
JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas
Pengelolaan Keuangan Daerah:
JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah:
JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas
Hubungan Pemerintah Daerah dengan DPRD:
JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas
Etika Pemerintahan:
JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
• Mengidentifikasi
akar penyebab
masalah yang
terjadi di lingkup
organisasi peserta
diklat sesuai
dengan lingkup
jabatannya
Define A
Problem
• Menggali solusi
dan inovasi dari
organisasi lain
untuk kemudian
bisa direplikasi
sesuai kebutuhan
organisasi asal
peserta
Studi
Lapangan • Simulasi aplikasi
pemecahan
masalah
kepemimpinan
dan pemerintahan
berdasarkan kasus
yang terpilih
Geladi
• Rumusan strategi
yang akan
diterapkan di
organisasi asal
peserta sesuai
tahapan kerja
dalam Standar
Kompetensi
Back Home
Action Plan
AGENDA 2
Tahapan Pembelajaran
REHEARSAL & BHAP
Output TOT
80
KONTEN BAHAN TAYANG
1. Cover diupayakan seragam;
2. Memuat Dasar Penyelenggaraan Diklat;
3. Menampilkan Model Penyelenggaraan Diklat;
4. Menampilkan Kompetensi Pemerintahan yang
hendak dibangun & Pemilihan Minat
Kompetensi;
5. Menampilkan Tahapan Pembelajaran &
Pemilihan Minat Tahapan;
6. Menampilkan substansi sesuai kebutuhan.
terimakasih
83
SUMATERA
KALIMANTAN
JAVA
IRIAN JAYA
Salam Kebangsaan
INDONESIA RAYA

More Related Content

What's hot

Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaPemdes Seboro Sadang
 
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdfBahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdfmuzakir tombolotutu
 
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asnUu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asnParja Negara
 
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)Massaputro Delly TP
 
1. Tugas Pokok Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
1. Tugas Pokok  Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx1. Tugas Pokok  Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
1. Tugas Pokok Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptxwahyu120222
 
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptxIrwin Sopyanudin
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiAshep Ramdhan
 
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPDImplementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPDStenly Mandagi
 
Good Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikGood Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikDian Herdiana
 
Surat kunjungan industri
Surat kunjungan industriSurat kunjungan industri
Surat kunjungan industriIfan Ifan
 
Orientasi dprd kota batam
Orientasi dprd kota batamOrientasi dprd kota batam
Orientasi dprd kota batamhoyin rizmu
 
Proposal sponsorship
Proposal sponsorshipProposal sponsorship
Proposal sponsorshipAlby Alyubi
 
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPDKebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPDDadang Solihin
 
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal Frans Dione
 
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiArdi Susanto
 
01A.Kebijakan Dana BOS 2023.pptx
01A.Kebijakan Dana BOS 2023.pptx01A.Kebijakan Dana BOS 2023.pptx
01A.Kebijakan Dana BOS 2023.pptxmumuh1
 

What's hot (20)

Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Surat pengantar
Surat pengantarSurat pengantar
Surat pengantar
 
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdfBahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
Bahan Pegangan Kemiskinan Ekstrem.pdf
 
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asnUu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
 
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun DesaBuku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
 
Profesionalisme ASN
Profesionalisme ASNProfesionalisme ASN
Profesionalisme ASN
 
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
 
1. Tugas Pokok Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
1. Tugas Pokok  Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx1. Tugas Pokok  Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
1. Tugas Pokok Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
 
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
4 Paparan Musrenbang RKPD Tahun 2023_KOTA SERANG.pptx.pptx
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi Birokrasi
 
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPDImplementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
Implementasi UU No. 23 Tahun 2014 - OKKPD
 
Good Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikGood Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan Publik
 
Surat kunjungan industri
Surat kunjungan industriSurat kunjungan industri
Surat kunjungan industri
 
Orientasi dprd kota batam
Orientasi dprd kota batamOrientasi dprd kota batam
Orientasi dprd kota batam
 
Proposal sponsorship
Proposal sponsorshipProposal sponsorship
Proposal sponsorship
 
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPDKebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
Kebijakan Penyusunan Renstra K/L dan SKPD
 
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
 
Notulen rapat
Notulen rapatNotulen rapat
Notulen rapat
 
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupati
 
01A.Kebijakan Dana BOS 2023.pptx
01A.Kebijakan Dana BOS 2023.pptx01A.Kebijakan Dana BOS 2023.pptx
01A.Kebijakan Dana BOS 2023.pptx
 

Similar to ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriKompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagrib hendarsyah
 
AGENDA IV 2022.pptx
AGENDA IV 2022.pptxAGENDA IV 2022.pptx
AGENDA IV 2022.pptxneliherawati
 
kebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
kebijakan-pemda-dalam-pkk.pptkebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
kebijakan-pemda-dalam-pkk.pptssuser305239
 
3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatan3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatanAmir Uddin
 
TATA KELOLA KEHUMASAN DALAM PEMERINTAH INDONESIA
TATA KELOLA KEHUMASAN DALAM PEMERINTAH INDONESIATATA KELOLA KEHUMASAN DALAM PEMERINTAH INDONESIA
TATA KELOLA KEHUMASAN DALAM PEMERINTAH INDONESIAFauzanSyamiel1
 
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...BADAR_HAMID
 
ANEKA, Strategi Membangun ASN Berintegritas Tinggi
ANEKA, Strategi Membangun ASN Berintegritas TinggiANEKA, Strategi Membangun ASN Berintegritas Tinggi
ANEKA, Strategi Membangun ASN Berintegritas TinggiTri Widodo W. UTOMO
 
Bahan presentasi leljab.
Bahan presentasi leljab.Bahan presentasi leljab.
Bahan presentasi leljab.BiroPAP
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056Uni Asgar
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdfTugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdfNisaQurrotulAini
 
Pembinaan sikap dan perilaku 2 Cirebon 13 okt 2022.pptx
Pembinaan sikap dan perilaku 2 Cirebon 13 okt 2022.pptxPembinaan sikap dan perilaku 2 Cirebon 13 okt 2022.pptx
Pembinaan sikap dan perilaku 2 Cirebon 13 okt 2022.pptxPWKRUVIBALONGAN
 
Bahan tayang materi akuntabilitas
Bahan tayang materi akuntabilitasBahan tayang materi akuntabilitas
Bahan tayang materi akuntabilitasYe Si
 
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart Government
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart GovernmentOptimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart Government
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart GovernmentDadang Solihin
 

Similar to ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN (20)

Kebijakan Kehumasan Instansi Pemerintah
Kebijakan Kehumasan Instansi PemerintahKebijakan Kehumasan Instansi Pemerintah
Kebijakan Kehumasan Instansi Pemerintah
 
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriKompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 
AGENDA IV 2022.pptx
AGENDA IV 2022.pptxAGENDA IV 2022.pptx
AGENDA IV 2022.pptx
 
kebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
kebijakan-pemda-dalam-pkk.pptkebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
kebijakan-pemda-dalam-pkk.ppt
 
Whole of Government (WoG)
Whole of Government (WoG)Whole of Government (WoG)
Whole of Government (WoG)
 
3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatan3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatan
 
TATA KELOLA KEHUMASAN DALAM PEMERINTAH INDONESIA
TATA KELOLA KEHUMASAN DALAM PEMERINTAH INDONESIATATA KELOLA KEHUMASAN DALAM PEMERINTAH INDONESIA
TATA KELOLA KEHUMASAN DALAM PEMERINTAH INDONESIA
 
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
 
ANEKA, Strategi Membangun ASN Berintegritas Tinggi
ANEKA, Strategi Membangun ASN Berintegritas TinggiANEKA, Strategi Membangun ASN Berintegritas Tinggi
ANEKA, Strategi Membangun ASN Berintegritas Tinggi
 
Bahan presentasi leljab.
Bahan presentasi leljab.Bahan presentasi leljab.
Bahan presentasi leljab.
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
 
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
Penerapan prinsipprinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah-4056
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan DaerahPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pembangunan Daerah
 
4 sop hubungan antar pihak pid
4 sop hubungan antar pihak pid4 sop hubungan antar pihak pid
4 sop hubungan antar pihak pid
 
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdfTugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
 
Pembinaan sikap dan perilaku 2 Cirebon 13 okt 2022.pptx
Pembinaan sikap dan perilaku 2 Cirebon 13 okt 2022.pptxPembinaan sikap dan perilaku 2 Cirebon 13 okt 2022.pptx
Pembinaan sikap dan perilaku 2 Cirebon 13 okt 2022.pptx
 
Bahan tayang materi akuntabilitas
Bahan tayang materi akuntabilitasBahan tayang materi akuntabilitas
Bahan tayang materi akuntabilitas
 
Info Jadwal Bimtek Nasional
Info Jadwal Bimtek NasionalInfo Jadwal Bimtek Nasional
Info Jadwal Bimtek Nasional
 
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart Government
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart GovernmentOptimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart Government
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart Government
 
Management Talenta ASN Nasional
Management Talenta ASN NasionalManagement Talenta ASN Nasional
Management Talenta ASN Nasional
 

More from b hendarsyah

Proses Bisnis Analisis Isu Strategis
Proses Bisnis Analisis Isu StrategisProses Bisnis Analisis Isu Strategis
Proses Bisnis Analisis Isu Strategisb hendarsyah
 
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...b hendarsyah
 
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriWawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagrib hendarsyah
 
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM KemendagriKti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagrib hendarsyah
 
Bisnis Proses Pembuatan Makalah-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Bisnis Proses Pembuatan Makalah-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriBisnis Proses Pembuatan Makalah-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Bisnis Proses Pembuatan Makalah-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagrib hendarsyah
 
Budaya Kerja Dalam Efektivitas Kepemimpinan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Budaya Kerja Dalam Efektivitas Kepemimpinan-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriBudaya Kerja Dalam Efektivitas Kepemimpinan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Budaya Kerja Dalam Efektivitas Kepemimpinan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagrib hendarsyah
 

More from b hendarsyah (6)

Proses Bisnis Analisis Isu Strategis
Proses Bisnis Analisis Isu StrategisProses Bisnis Analisis Isu Strategis
Proses Bisnis Analisis Isu Strategis
 
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
 
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriWawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM KemendagriKti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 
Bisnis Proses Pembuatan Makalah-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Bisnis Proses Pembuatan Makalah-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriBisnis Proses Pembuatan Makalah-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Bisnis Proses Pembuatan Makalah-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 
Budaya Kerja Dalam Efektivitas Kepemimpinan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Budaya Kerja Dalam Efektivitas Kepemimpinan-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriBudaya Kerja Dalam Efektivitas Kepemimpinan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Budaya Kerja Dalam Efektivitas Kepemimpinan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 

Recently uploaded

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (9)

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 

ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

  • 1. ETIKA PEMERINTAHAN disampaikan dalam TOT Diklat Pimpemdagri di BPSDM Provinsi Sulsel Oleh : Bambang Hendarsyah Widyaiswara Ahli Muda pada BPSDM Kementerian Dalam Negeri Makassar, 18 Mei 2019 Kontak : 0813-927-12345 bambanghendarsyah@gmail.com KEMENTERIAN DALAM NEGERI
  • 2. Sistematika Pembahasan Penjelasan konten Etika Pemerintahan Kontekstualisasi Etika Pemerintahan Simulasi Etika Pemerintahan
  • 3. 1. Konten Etika Pemerintahan
  • 4. Konten Etika Pemerintahan Dasar Filosofi Peta Fungsi Kompetensi Pemaketan Standar Kompetensi
  • 6. Dasar Penyelenggaraan 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 10.Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia; 11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Pedoman Sistem Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Berbasis Kompetensi Di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah; 12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 85 Tahun 2017 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri; 13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah; 14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2017 Tentang Kompetensi Pemerintahan; 15.Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 893.2 -218 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Pimpemdagri; 16.Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 100/3771/SJ Tentang Pedoman Umum Penyusunan Pedoman Umum Penyusunan Standar Perangkat Pembelajaran Pemerintahan Dalam Negeri (SP2PDN)
  • 7. KOMPETENSI Sosial Kultural TeknisManajerial Pemerintahan Kompetensi ASN Dasar: 1. UU 23/2014; PP 12/2017; PP 18/2016 2. Permendagri 108 tentang Kompetensi Pemerintahan Dasar: 1. UU 5/2014; PP 11/2017 2. Permenpan RB 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan ASN
  • 8. Kompetensi Pemerintahan (Dasar: UU 23/2014 Pasal 233) 1. Kebijakan Desentralisasi; 2. Hubungan Pemerintah Pusat dengan Daerah; 3. Pemerintahan Umum; 4. Pengelolaan Keuangan Daerah; 5. Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Daerah; 6. Hubungan Pemerintah Daerah dengan DPRD; 7. Etika Pemerintahan
  • 11. 1. ARGUMEN HISTORIS 2. ARGUMEN FILOSOFIS-KONSEPTUAL 3. ARGUMEN YURIDIS 4. ARGUMEN SOSIOLOGIS 5. ARGUMEN PSIKOPOLITIK ARGUMEN UTAMA PENYELENGGARAAN PIMPEMDAGRI
  • 13. FUNGSI PEMERINTAHAN PELAYANAN KEADILAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN PEMBERDAYAAN KEMANDIRIAN PELINDUNGAN KENYAMANAN Sumber: UU Nomor 30/2014-Pasal 1 (2), diolah. PENGATURAN KETERTIBAN
  • 14. Etika Pelayanan Publik Profesionalitas Proporsionalitas Keterbukaan Kepentingan Umum Tertib Penyelenggaraan Negara AZAS-AZASUMUM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Kepastian Hukum Akuntabilitas UU 28/1999
  • 15. Asas-asas Penyelenggaraan Kebijakan dan Manajemen ASN Kepastian Hukum Profesionalitas Proporsionalitas Keterpaduan Delegasi Netralitas Akuntabilitas Efektif dan efisien Keterbukaan Tidak Diskriminatif Persatuan dan Kesatuan Keadilan dan Kesetaraan Kesejahteraan
  • 16. Peta Fungsi Etika Pemerintahan
  • 17. FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR ETIKA PEMERINTAHAN Pelaksanaan Etika Individu 1. Mengelola Hubungan Dengan Unsur Media Informasi 2. Membuat Strategi Peningkatan Kepercayaan Publik 3. Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik 4. Melakukan Pengawasan Penerapan Nilai Pelayanan Publik 5. Menerapkan Nilai Pelayanan Publik Dalam Perilaku Kerja 6. Menerapkan Etika Pelayanan Publik Dalam Perilaku Kerja Pelaksanaan Etika Organisasi 7. Melaksanakan Manajemen Pengetahuan Dalam Organisasi 8. Melakukan Diplomasi Organisasi 9. Merumuskan Dokumen Informasi Organisasi 10. Melakukan Kajian Informasi Organisasi 11. Menangani Permintaan Informasi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi 12. Melakukan Program Pencegahan Tindak Pidana Korupsi 13. Mengidentifikasi Potensi Korupsi Dalam Organisasi 14. Mengimplementasikan Kegiatan Pencegahan Korupsi Dalam Organisasi 15. Melakukan Pendataan Kasus Korupsi PEMETAAN FUNGSI KOMPETENSI PEMERINTAHAN
  • 18. Standar Kompetensi Etika Pemerintahan pada Jabatan Pimpinan Tinggi Madya untuk Diklat Pimpemdagri
  • 19. JUDUL UNIT MENGELOLA HUBUNGAN DENGAN UNSUR MEDIA INFORMASI ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menetapkan ruang lingkup pemberitaan 1. Tingkat aktualitas peristiwa sesuai kebutuhan dianalisis; 2. Minat masyarakat terhadap peristiwa dirumuskan; 3. Kebutuhan jangkauan berita ditetapkan; 4. Pokok-pokok bahan berita ditetapkan; 5. Pesan khusus untuk memperluas dampak berita dirumuskan. 2. Melakukan klarifikasi pemberitaan 1. Kontak media informasi tingkat lokal, regional dan nasional diinventarisir; 2. Proses dan prosedur dalam menjalin kerja sama dengan media informasi ditetapkan; 3. Model publikasi ditetapkan dengan mengacu kepada prosedur pelaksanaan informasi publik; 4. Substansi informasi diformulasikan; 5. Strategi pemberitaan ditentukan. 3. Melakukan klarifikasi pemberitaan 1. Ketidaksesuaian berita dievaluasi; 2. Sumber ketidaksesuaian berita ditelusur; 3. Dampak ketidaksesuaian berita dianalisis berdasarkan skala kepentingan; 4. Strategi klarifikasi ditetapkan ; 5. Perkembangan berita klarifikasi dimonitor. 4. Menjadi juru bicara dalam proses pemberitaan 1. Teknik komunikasi publik ditetapkan sesuai dengan karakteristik media dan pola pemberitaan; 2. Karakteristik audien diidentifikasi; 3. Arah tanggapan diprediksi; 4. Teknik menanggapi dilakukan secara efektif untuk membuat berita dipahami sesuai pesan yang diinginkan; 5. Pencapaian tujuan pemberitaan dievaluasi; 6. Dalam situasi krisis, isi pesan disampaikan dengan daya simpati dan empati serta memuat pesan mengacu kepada kondidi peristiwa; 7. Dalam wawancara tak terencana, pesan disampaikan dengan mengacu kepada informasi yang sudah diketahui dengan pasti; 8. Etika pegawai ditampilkan dalam ucapan dan tindakan ketika menyampaikan pemberitaan untuk menampilkan citra positif organisasi dan profesi. 5. Mengevaluasi berita di media 1. Berita terkait organisasi dibawahi kewenangannya dimonitor secara periodik; 2. Klasifikasi berita positif dan berita negatif dianalisis; 3. Metode monitoring berita ditetapkan; 4. Tingkat kualitas berita disimpulkan; 5. Langkah tindak lanjut hasil evaluasi ditetapkan.
  • 20. Kompetensi Dasar Etika Pemerintahan untuk JPT Madya: Mengelola Hubungan Dengan Unsur Media Informasi 1. Menetapkan ruang lingkup pemberitaan Antisipatif. 2. Melakukan kerja sama publikasi Ramah. 3. Melakukan klarifikasi pemberitaan 4. Menjadi juru bicara dalam proses pemberitaan 5. Mengevaluasi berita di media
  • 21. Sikap Kerja Etika Pemerintahan untuk JPT Madya: Mengelola Hubungan Dengan Unsur Media Informasi 1. Diplomatis. 2. Antisipatif. 3. Investigatif. 4. Ramah. 5. Cermat
  • 22. Keterampilan Kerja Etika Pemerintahan untuk JPT Madya: Mengelola Hubungan Dengan Unsur Media Informasi 1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan sebagai berikut: a. visi dan misi organisasi; b. pelayanan publik; c. sistem pemerintahan; d. komunikasi masa; e. media komunikasi; f. komunikasi lintas budaya; g. manajemen konflik; h. manajemen resiko; i. tindak pidana korupsi; j. kode etik pemerintahan dan kode etik perilaku; k. prinsip kesetaraan dan keragaman; dan l. kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan kerja. 2. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan sebagai berikut: a. membaca dan menginterpretasikan data pada berbagai jenis media data; b. diplomasi; c. dialog; d. memberikan konsultasi kepada orang lain; e. literasi; f. komputer; g. komunikasi; h. mengelola emosi; dan i. menerapkan tata kelola informasi, kerahasiaan, dan privasi .
  • 23. Standar Kompetensi Etika Pemerintahan pada Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama untuk Diklat Pimpemdagri
  • 24. JUDUL UNIT MEMBUAT STRATEGI PENINGKATAN KEPERCAYAAN PUBLIK ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA 1. Mengembangkan model penerapan nilai-nilai dalam etika pelayanan publik 1. Nilai-nilai yang mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik diidentifikasi 2. Profesionalisme yang diperlukan dalam pelayanan publik dikomunikasikan kepada pegawai lain 3. Pegawai dilatih untuk menyelesaikan pekerjaan dengan mendahulukan yang utama 4. Kapasitas kompetensi pegawai dipetakan 5. Komitmen terhadap kepentingan organisasi ditampilkan dengan menghindari prioritas kepentingan pribadi 6. Strategi penyelesaian masalah etika yang terjadi dalam lingkungan organisasi ditetapkan 7. Prosedur pengaduan pelanggaran etika ditetapkan 2. Menyelesaikan konflik kepentingan 1. Fakta, data, dan informasi konflik dianalisa secara komprehensif 2. Bobot kepentingan dalam konflik dirumuskan 3. Strategi penyelesaian konflik ditetapkan 3. Merancang implementasi etika dalam budaya organisasi 1. Kekuatan, kelemahan dan ancaman untuk melaksanakan etika dalam organisasi diidentifikasi 2. Unsur manajemen dalam organisasi dianalisis 3. Respon terhadap kebijakan organisasi dianalisis untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan 4. Budaya organisasi ditetapkan 4. Mengimplementasi- kan etika dalam pengambilan keputusan 1. Dialog berkenaan dengan penerapan nilai-nilai budaya dilakukan untuk mengembangkan komitmen dalam implementasi etika 2. Bimbingan diberikan terkait dengan pemberdayaan pegawai dalam membangun komitmen implementasi etika 3. Tuntutan perubahan dan isu aktual yang membutuhkan pertimbangan etis dianalisis 4. Model pengambilan keputusan berbasis etika ditetapkan
  • 25. Kompetensi Dasar Etika Pemerintahan untuk JPT Pratama: Membuat Strategi Peningkatan Kepercayaan Publik 1. Mengembangkan model penerapan nilai-nilai dalam etika pelayanan publik. 2. Menyelesaikan konflik kepentingan. 3. Merancang implementasi etika dalam budaya organisasi. 4. Mengimplementa sikan etika dalam pengambilan keputusan. 5. Melakukan evaluasi penerapan etika pelayanan publik pada kinerja organisasi.
  • 26. Sikap Kerja Etika Pemerintahan untuk JPT Pratama: Membuat Strategi Peningkatan Kepercayaan Publik 1. Tegas; 2. Investigatif; 3. Rasa Ingin Tahu; 4. Ansipatif; 5. Koordinatif; 6. Penuh pertimbangan; 7. Teliti.
  • 27. Keterampilan Kerja Etika Pemerintahan untuk JPT Pratama: Membuat Strategi Peningkatan Kepercayaan Publik 1.Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan sebagai berikut: a. visi dan misi organisasi; b. nilai- nilai histori setempat; c. pelayanan publik; d. manajemen sumber daya manusia; e. memimpin; f. sistem pemerintahan; g. tata kelola perubahan; h. manajemen konflik; i. manajemen resiko; j. manajemen perubahan; k. tindak pidana korupsi; l. kode etik pemerintahan dan kode etik perilaku; m. prinsip kesetaraan dan keragaman; dan n. kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan kerja. 2. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan sebagai berikut: a. membaca dan menginterpretasikan data pada berbagai media data; b. diplomasi organisasi; c. dialog; d. memberikan konsultasi kepada orang lain; e. literasi; f. komputer; g. komunikasi; dan h. menerapkan tata kelola informasi, kerahasiaan, dan privasi
  • 28. Standar Kompetensi Etika Pemerintahan pada Administrator untuk Diklat Pimpemdagri
  • 29. JUDUL UNIT MENERAPKAN ETOS KERJA PELAYANAN PUBLIK ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menerapkan standar etika 1. Interpretasi standar etika didiskusikan dengan pimpinan organisasi untuk memastikan dukungan dan kesamaan pemahaman 2. Historis penerapan etika diinventarisir untuk digunakan sebagai pembelajaran di masa yang akan datang 3. Standar etika ditetapkan 2. Melaksanakan standar etika 1. Etika pelayanan publik dan konsekuensi pelanggaran etika dijelaskan kepada pegawai lain sesuai dengan tingkat pemahaman, pengalaman dan kebutuhan khusus mereka 2. Perilaku kerja pegawai lain dinilai dengan merujuk kepada standar etika 3. Konsultasi hasil penilaian diberikan secara tepat waktu, konstruktif, dan konsisten 4. Penyelesaian pelanggaran etika ditetapkan dengan mempertimbangkan unsur kerahasiaan dan netralitas 3. Melakukan pendampingan pada situasi konflik kepentingan 1. Kebutuhan penyelesaian konflik kepentingan yang dihadapi oleh pegawai lain, diinventarisir sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang akan dihadapi 2. Sumber konflik kepentingan diidentifikasi 3. Langkah-langkah penyelesaian konflik ditetapkan 4. Mengembangkan model etos kerja 1. Penjabaran operasional perilaku yang diharapkan ditetapkan melalui hasil konsultasi dengan pimpinan 2. Konsistensi perilaku kerja personal diinventarisir untuk memberikan model perilaku yang diharapkan 3. Petunjuk pelaksanaan perilaku kerja yang sesuai standar etika disusun sebagai rujukan pengembangan pegawai dan dasar penerapan penilaian pelanggaran etika 4. Petunjuk pelaksanaan dijelaskan kepada pegawai lain dengan menggunakan konteks penjelasan yang sesuai dengan tingkat kewenangan dan kebutuhan khusus mereka 5. Model pengambilan keputusan berbasis standar etika digunakan 6. Resiko pelanggaran etika diprediksi terkait dengan perubahan situasi dalam pelaksanaan tugas kerja 7. Usulan perbaikan peraturan kerja organisasi disusun untuk menyesuaikan dengan model etos kerja organisasi 8. Laporan pelanggaran ditangani secara tertutup dan segera, serta merujuk kepada pedoman standar etika 9. Aplikasi teknologi yang menunjang penerapan etos kerja diidentifikasi
  • 30. Kompetensi Dasar Etika Pemerintahan untuk Administrator: Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik 1. Menerapkan standar etika; 2. Melaksanakan standar etika; 3. Melakukan pendampingan pada situasi konflik kepentingan; 4. Mengembangkan model etos kerja.
  • 31. Sikap Kerja Etika Pemerintahan untuk Administrator: Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik 1. Tegas; 2. Investigatif; 3. Rasa Ingin Tahu; 4. Ansipatif; 5. Koordinatif; 6. Penuh pertimbangan; 7. Teliti.
  • 32. Keterampilan Kerja Etika Pemerintahan untuk Administrator: Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik 1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan sebagai berikut: a. visi dan misi organisasi; b. pelayanan publik; c. manajemen sumber daya manusia; d. memimpin; e. tindak pidana korupsi; f. sistem pemerintahan; g. tata kelola perubahan; h. manajemen konflik; i. kode etik pemerintahan dan kode etik perilaku; j. prinsip kesetaraan dan keragaman; dan k. kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan kerja. 2. Untuk mendemonstrasikan kompetensi,diperlukan bukti keterampilan sebagai berikut: a. membaca dan menginterpretasikan data padaberbagai jenis media data; b. menafsirkan regulasi; c. mentoring; d. memberikan konsultasi kepada orang lain; e. literasi; f. mencari referensi; g. komputer; h. komunikasi; dan i. menerapkan tata kelola informasi, kerahasiaan, dan privasi.
  • 33. Standar Kompetensi Etika Pemerintahan pada Pengawas untuk Diklat Pimpemdagri
  • 34. JUDUL UNIT MELAKUKAN PENGAWASAN PENERAPAN NILAI PELAYANAN PUBLIK ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA 1. Mengawasi penerapan nilai pelayanan publik dalam pelaksanaan tugas 1. Pengetahuan tentang etika pelayanan publik ditafsirkan 2. Pemahaman etika pelayanan publik diterapkan 3. Penafsiran regulasi pelayanan publik dan pemerintahan dalam pelaksanaan tugas diinformasikan kepada pegawai lain 4. Penerapan etika dalam pelaksanaan tugas dikonsultasikan dengan pimpinan 5. Pegawai lain dipandu untuk menerapkan etika pelayanan publik dalam perilaku kerja 6. Perbedaan etika pelayanan publik dengan etika sektor lain dijelaskan kepada pegawai lain untuk mendorong kepatuhan 7. Dugaan pelanggaran etika diidentifikasi 8. Dugaan pelanggaran etika dikonsultasikan dengan pihak yang relevan, dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan 2. Menerapkan etika pelayanan publik dalam pengambilan keputusan 1. Potensi pelanggaran etika dalam pengambilan keputusan diidentifikasi 2. Informasi terkini terkait etika pelayanan publik ditelusuri 3. Model pelaksanaan tugas disesuaikan dengan regulasi terkini 4. Diskusi dengan pegawai lain terkait perbaikan penerapan etika pelayanan publik dilakukan 5. Pemahaman pegawai lain terhadap penerapan etika pelayanan publik dikonfirmasi 6. Konflik kepentingan kerja diselesaikan dengan merujuk kepada etika pelayanan publik 7. Pencegahan pelanggaran etika oleh pegawai lain di bawah kewenangannya dilaksanakan
  • 35. Kompetensi Dasar Etika Pemerintahan untuk Pengawas: Melakukan Pengawasan Penerapan Nilai Pelayanan Publik 1. Mengawasi penerapan nilai pelayanan publik dalam pelaksanaan tugas. 2. Menerapkan etika pelayanan publik dalam pengambilan keputusan.
  • 36. Sikap Kerja Etika Pemerintahan untuk Pengawas: Melakukan Pengawasan Penerapan Nilai Pelayanan Publik 1. Ramah. 2. Rasa ingin tahu. 3. Proaktif. 4. Tekun. 5. Teliti.
  • 37. Keterampilan Kerja Etika Pemerintahan untuk Pengawas: Melakukan Pengawasan Penerapan Nilai Pelayanan Publik 1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan sebagai berikut: a. visi dan misi organisasi; b. pelayanan publik; c. manajemen; d. memimpin; e. hubungan antar manusia; f. tindak pidana korupsi; g. urusan pemerintahan; h. kode etik pemerintahan dan kode etik perilaku; i. prinsip kesetaraan dan keragaman; dan j. kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan kerja. 2. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan sebagai berikut: a. membaca dan menginterpretasikan data pada berbagai jenis media data; b. menafsirkan regulasi; c. melatih; d. memberikan konsultasi kepada orang lain; e. komunikasi; dan f. menerapkan tata kelola informasi, kerahasiaan, dan privasi.
  • 39. Standar Perangkat Pembelajaran Pemerintahan Dalam Negeri Konfigurasi Standar Kompetensi Konstekstualisasi Standar Kompetensi ke dalam Standar Perangkat Pembelajaran Komposisi Standar Perangkat Pembelajaran Contoh
  • 41. PANDUAN PENILAIAN BATASAN VARIABEL 1.1 K, S, A 1.2 1.3 2.1 2.2 1. 2. 3 4. KRITERIA UNJUK KERJA ELEMEN KOMPETENSI DESKRIPSI UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI KODE UNIT KODE UNIT diisi dengan sejumlah huruf dan angka sesuai dengan kategori fungsi utama pekerjaan. Satu pekerjaan yang diakui, terukur & terobservasi Penjelasan lebih lanjut tentang judul unit dan dapat berisi informasi tambahan tentang unit tersebut ELEMEN KOMPETENSI (EK) merupakan Kompetensi Dasar yang merupakan tugas- tugas yang membentuk rangkaian proses tercapainya pekerjaan sesuai judul unit kompetensi Memberi konteks serta kondisi untuk memenuhi indikator unjuk kerja ditempat dimana pekerjaan dilaksanakan Pada kolom ini berisi: Peraturan perundang- undangan, SOP, Kebijakan Perusahaan, Manual, Peralatan dan bahan yang dibutuhkan Panduan Penilaian berisi tentang panduan pelaksanaan pengujian dan unit kompetensi yang mungkin dipersyaratkan. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan Keterampilan pendukung yang dibutuhkan Level kompetensi Kunci KONFIGURASI UNIT KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) merupakan Indikator Keberhasilan yang merupakan rumusan tentang tindakan - tindakan yang menjadi patokan untuk menilai pelaksanaan suatu pekerjaan oleh seseorang/individu
  • 42. Kontekstualisasi Standar Kompetensi ke dalam Standar Perangkat Pembelajaran
  • 43. Penerapan SKKNI Telusur & Ekivalensi dengan Sistem Diklat, Sertifikasi & SOP Organisasi SKKNI PENERAPAN DALAM DIKLAT SERTIFIKASI PENERAPAN PADA ORGANISASI Judul Unit Judul Learning material/ Judul Mata Diklat Skema sertifikasi unit kompetensi Judul SOP Deskripsi unit Ruang lingkup diklat Ruang lingkup asesmen Ruang lingkup SOP Elemen Pencapaian hasil pembelajaran/ Judul Bab Elemen asesmen Langkah-langkah proses KUK Kriteria evaluasi belajar/ Indikator keberhasilan Kriteria pencapaian Kompetensi Instruksi kerja Batasan Veriabel Kontektualisasi diklat Kontektualisas asesmen & spesifikasi Spesifikasi sesuai dengan konteks Panduan Penilaian Evaluasi Penduan asesmen Pengawasan & pengendalian
  • 44. Kriteria Penyusunan SP2PDN Judul Unit Kompetensi=Judul Mata Diklat Setiap Bab menjelaskan: Pengetahuan, Keterampilan & Sikap Kerja KUK = Indikator Keberhasilan = Sub Pokok Bahasan Elemen Kompetensi=Kompetensi Dasar=Pokok Bahasan
  • 45. Kompetensi Pemerintahan: Etika Pemerintahan Pengetahuan Kerja
  • 47. FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR UNIT KOMPETENSI (UK) Etika Pemerintahan Pelaksanaan Etika Individu Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik Pemetaan Fungsi: Etika Pemerintahan METODE DEDUKTIF
  • 48. Susunan Buku Informasi Judul Unit Kompetensi=Judul Mata Diklat Setiap Bab dapat menjelaskan: Pengetahuan, Keterampilan & Sikap Kerja KUK = Indikator Keberhasilan = Sub Bab Elemen Kompetensi=Kompetensi Dasar=Bab
  • 49. Informasi Kunci • Etika diartikan sebagai moral, • Etiket berarti sopan santun. • Etik diartikan sebagai prinsip-prinsip yang berhubungan dengan perbuatan benar atau salah. • Etis adalah perbuatan yang beretika baik. • Etos diartikan sebagai sifat atau adat. • Standar Etika mencakup: peraturan perundang- undangan, kode etik, aturan organisasi, visi dan misi organisasi, pedoman pelaksanaan tugas, kebijakan pemerintah, perintah pimpinan, dan norma hukum dan norma sosial. • Konsekuensi Pelanggaran Etika terdiri atas: (1) Sanksi Administratif; (2) Sanksi Perdata; dan (3) Sanksi Pidana.
  • 50. Nilai-Nilai Dasar Pegawai ASN Dasar: UU ASN pasal 5 a. Memegang teguh ideologi Pancasila b.Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia d.Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian f. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur h.Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama m.Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai n.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan o.Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier
  • 51. Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai ASN Dasar: UU ASN pasal 5 a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi b.Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan d.Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika pemerintahan f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien h.Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
  • 52. Disiplin ilmu yang mempelajari ttg nilai nilai yang dianut manusia beserta pembenarannya. Nilai nilai hidup dan hak hak yang mengatur tingkah laku manusia.Ilmu ttg apa yg baik dan apa yg Buruk dan ttg hak dan kewajiban moral Kumpulan asas atau nilai yg berkenaan dengan ahlak Nilai mengenai Benar dan salah Yg dianut suatu Golongan atau masyarakat Kebiasaan, Adat atau Ahlak dan Watak Etika Bertens, 2000 Solomon, 1987 DepDikBud, 1988
  • 53. (Nana Rukmana DW – Standar etika Publik) Fungsi Etika
  • 54. Manusia menentukan apa yang baik dan buruk berdasar penalaran atau logika Manusia secara naluriah atau otomatis mampu membedakan hal yang baik dan buruk Etika diambil dari pengalaman dan dirumuskan sebagai kesepakatan Ketentuan baik dan buruk datang dari Yang Maha Kuasa Aliran Pemikiran Etika
  • 56. PERBUATAN NILAI MELAKUKANNYA LAGI KEBIASAAN S I F A T KARAKTER Proses Aktualisasi Nilai Menjadi Karakter NILAI YANG DIHIDUPI Perilaku yang dilakukan terus-menerus membentuk kebiasaan (habit) Kebiasaan yang sangat menonjol, diulangi pada berbagai kondisi dan situasi. Sifat yang sangat menonjol, melekat pada diri (pola pikir, pola rasa, pola laku)
  • 57. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik (Zeithaml et.al, 1990) TANGIBLES: Appearance of physical facilities, equipment, personnel, and communication materials; RELIABILITY: Ability to perform the promised service dependably and accurately; RESPONSIVENESS : Willingness to help customers and provide prompt service; ASSURANCE: Knowledge and courtesy of employees and their ability to convey trust and confidence; and EMPATHY: Caring, individualized attention the firm provides its customers.
  • 58. 3. Simulasi Etika Pemerintahan
  • 59. Contoh Latihan untuk Administrator
  • 60. JUDUL UNIT MENERAPKAN ETOS KERJA PELAYANAN PUBLIK ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menerapkan standar etika 1. Interpretasi standar etika didiskusikan dengan pimpinan organisasi untuk memastikan dukungan dan kesamaan pemahaman 2. Historis penerapan etika diinventarisir untuk digunakan sebagai pembelajaran di masa yang akan datang 3. Standar etika ditetapkan 2. Melaksanakan standar etika 1. Etika pelayanan publik dan konsekuensi pelanggaran etika dijelaskan kepada pegawai lain sesuai dengan tingkat pemahaman, pengalaman dan kebutuhan khusus mereka 2. Perilaku kerja pegawai lain dinilai dengan merujuk kepada standar etika 3. Konsultasi hasil penilaian diberikan secara tepat waktu, konstruktif, dan konsisten 4. Penyelesaian pelanggaran etika ditetapkan dengan mempertimbangkan unsur kerahasiaan dan netralitas 3. Melakukan pendampingan pada situasi konflik kepentingan 1. Kebutuhan penyelesaian konflik kepentingan yang dihadapi oleh pegawai lain, diinventarisir sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang akan dihadapi 2. Sumber konflik kepentingan diidentifikasi 3. Langkah-langkah penyelesaian konflik ditetapkan 4. Mengembangkan model etos kerja 1. Penjabaran operasional perilaku yang diharapkan ditetapkan melalui hasil konsultasi dengan pimpinan 2. Konsistensi perilaku kerja personal diinventarisir untuk memberikan model perilaku yang diharapkan 3. Petunjuk pelaksanaan perilaku kerja yang sesuai standar etika disusun sebagai rujukan pengembangan pegawai dan dasar penerapan penilaian pelanggaran etika 4. Petunjuk pelaksanaan dijelaskan kepada pegawai lain dengan menggunakan konteks penjelasan yang sesuai dengan tingkat kewenangan dan kebutuhan khusus mereka 5. Model pengambilan keputusan berbasis standar etika digunakan 6. Resiko pelanggaran etika diprediksi terkait dengan perubahan situasi dalam pelaksanaan tugas kerja 7. Usulan perbaikan peraturan kerja organisasi disusun untuk menyesuaikan dengan model etos kerja organisasi 8. Laporan pelanggaran ditangani secara tertutup dan segera, serta merujuk kepada pedoman standar etika 9. Aplikasi teknologi yang menunjang penerapan etos kerja diidentifikasi
  • 61. Bab I. Pendahuluan Bab II. Menerapkan Standar Etika Bab III. Melaksanakan Standar Etika Bab IV. Melakukan Pendampingan Pada Situasi Konflik Kepentingan Bab V. Mengembangkan Model Etos Kerja Bab VI. Penutup Menerapkan Etos Kerja Pelayanan Publik
  • 62. TUJUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI Peserta mampu menerapkan etos kerja pelayanan publik dengan baik. Tujuan Umum:
  • 63. TUJUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI Peserta dapat: 1.Menerapkan standar etika; 2.Melaksanakan standar etika; 3.Melakukan pendampingan pada situasi konflik kepentingan; 4.Mengembangkan model etos kerja. Tujuan Khusus:
  • 64. LATAR BELAKANG TUJUAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENGGUNAAN BUKU INFORMASI BAB I. Pendahuluan A B C
  • 65. MENDISKUSIKAN INTERPRETASI STANDAR ETIKA MENGINVENTARISIR HISTORIS PENERAPAN ETIKA MENETAPKAN STANDAR ETIKA BAB II. Menerapkan Standar Etika A B C
  • 66. MENJELASKAN ETIKA PELAYANAN PUBLIK DAN KONSEKUENSI PELANGGARAN ETIKA MENILAI PERILAKU KERJA PEGAWAI LAIN MEMBERIKAN KONSULTASI HASIL PENILAIAN MENETAPKAN PENYELESAIAN PELANGGARAN ETIKA BAB III. Melaksanakan Standar Etika A B C D
  • 67. MENGINVENTARISIR KEBUTUHAN PENYELESAIAN KONFLIK KEPENTINGAN YANG DIHADAPI OLEH PEGAWAI LAIN MENGIDENTIFIKASI SUMBER KONFLIK KEPENTINGAN MENETAPKAN LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KONFLIK A B C BAB IV. Melakukan Pendampingan Pada Situasi Konflik Kepentingan
  • 68. BAB V. MENGEMBANGKAN MODEL ETOS KERJA A. MENETAPKAN PENJABARAN OPERASIONAL PERILAKU YANG DIHARAPKAN B. MENGINVENTARISIR KONSISTENSI PERILAKU KERJA PERSONAL C. MENYUSUN PETUNJUK PELAKSANAAN PERILAKU KERJA YANG SESUAI D. MENJELASKAN PETUNJUK PELAKSANAAN E. MENGGUNAKAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS STANDAR ETIKA F. MEMPREDIKSI RESIKO PELANGGARAN ETIKA G. MENYUSUN USULAN PERBAIKAN PERATURAN KERJA ORGANISASI H. MENANGANI LAPORAN PELANGGARAN I. MENGIDENTIFIKASI APLIKASI TEKNOLOGI YANG MENUNJANG PENERAPAN ETOS KERJA
  • 71.
  • 72. RP
  • 73.
  • 75. DOMAIN KOMPETENSI METODE UJI PENJELASAN CONTOH Pengetahuan (Knowledge) Tes tertulis Menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menggali jawaban dari peserta penilaian. Pertanyaan-pertanyaan tertulis yang membutuhkan jawaban singkat, essay, pilihan ganda, atau melengkapi kalimat. Tes lisan Menggunakan pertanyaan-pertanyaan lisan untuk memperoleh jawaban lisan dari peserta penilaian, yang menunjukan kemampuan peserta penilaian dalam hal mendengarkan, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan gagasan yang dia miliki. Pertanyaan-pertanyaan lisan terbuka ataupun tertutup yang diajukan oleh penilai kepada peserta penilaian. Keterampilan (Skill) Observasi Mengamati peserta penilaian ketika melakukan kegiatan yang menunjukan kompetensi yang dia miliki. Mengamati peserta penilaian ketika membuat suatu produk. Simulasi, bermain peran, studi kasus Menciptakan situasi yang menyerupai kondisi tempat peserta penilaian bekerja. ● Simulator penerbangan. ● Interaksi bermain peran dengan pelanggan. ● Studi kasus yang berkaitan dengan kasus-kasus yang biasanya muncul atapun kasus baru yang harus dipecahkan oleh peserta penilaian. Sikap /Perilaku (Attitude) Portofolio Peserta penilaian menunjukan berbagai bukti yang mendukung kompetensi yang dia miliki. Sertifikat pelatihan, piagam penghargaan, laporan pihak ketiga.
  • 76. Prosedur Interpretasi Terhadap Standar Kompetensi STANDAR KOMPETENSI METODE UJI PERANGKAT UJI JENIS BUKTI DIMENSI KOMPETENSI
  • 78. AGENDA 1 Core Competency Pemerintahan Kebijakan Desentralisasi: JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas Hubungan Pemerintah Pusat dengan Daerah: JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas Pemerintahan Umum: JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas Pengelolaan Keuangan Daerah: JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah: JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas Hubungan Pemerintah Daerah dengan DPRD: JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas Etika Pemerintahan: JPT Madya, JPT Pratama, Administrator & Pengawas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
  • 79. • Mengidentifikasi akar penyebab masalah yang terjadi di lingkup organisasi peserta diklat sesuai dengan lingkup jabatannya Define A Problem • Menggali solusi dan inovasi dari organisasi lain untuk kemudian bisa direplikasi sesuai kebutuhan organisasi asal peserta Studi Lapangan • Simulasi aplikasi pemecahan masalah kepemimpinan dan pemerintahan berdasarkan kasus yang terpilih Geladi • Rumusan strategi yang akan diterapkan di organisasi asal peserta sesuai tahapan kerja dalam Standar Kompetensi Back Home Action Plan AGENDA 2 Tahapan Pembelajaran REHEARSAL & BHAP
  • 81. KONTEN BAHAN TAYANG 1. Cover diupayakan seragam; 2. Memuat Dasar Penyelenggaraan Diklat; 3. Menampilkan Model Penyelenggaraan Diklat; 4. Menampilkan Kompetensi Pemerintahan yang hendak dibangun & Pemilihan Minat Kompetensi; 5. Menampilkan Tahapan Pembelajaran & Pemilihan Minat Tahapan; 6. Menampilkan substansi sesuai kebutuhan.