SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
1. Latar belakang
Radikal bebas dapat menyebabkan karsinogenik dan toksisitas pada kulit dan organ
reproduksi (WHO, 2005). Hadirnya radikal bebas pada organ reproduksi akan menyebabkan
perubahan histologis pada testis yang ditandai dengan rusaknya membran mitokondria sel
leydig sehingga proses spermatogenesis terganggu. Terganggunya proses spermatogenesis
akan menyebabkan kualitas sperma yang dihasilkan menurun (Zang, et al, 2007).
Allethrin merupakan salah satu golongan pyrethroid yang memiliki rumus kimia
C19H26O3. Pada pemakaian obat anti nyamuk elektrik, gangguan tidak terasa langsung. Sebab
penciuman tertipu oleh sedapnya wewangian yang dikeluarkan, juga tak menimbulkan iritasi
langsung pada mata. Jadi bisa dikatakan obat anti nyamuk jenis ini lebih berbahaya dari obat
anti nyamuk lainya.
2. Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemaparan obat
nyamuk bakar yang berbahan aktif d-allethrin terhadap kualitas sperma mencit (Mus
musculus) yaitu dalam jumlah, morfologi, dan motilitas spermatozoa.
3. Hasil penelitian
3.1 Jumlah spermatozoa
Perlakuan Sample Jumlah (juta)
Kontrol A 143 x 107
B 169 x 107
C 172 x 107
4 jam A 109 x 107
B 87 x 107
C 79 x 107
8 jam A 32 x 107
B 21 x 107
C 68 107
3.2 Morfologi
Perlakuan Sample Morfologi
Kontrol A Normal
B Normal
C Normal
4 jam A Normal
B Normal
C Abnormal
8 jam A Abnormal
B Abnormal
C Normal
3.3 Motilitas
Perlakuan Sample Motilitas Jumlah sperma
(x)
Kontrol A Motil 65
Imotil 35
B Motil 58
Imotil 42
C Motil 55
Imotil 45
4 jam A Motil 48
Imotil 52
B Motil 43
Imotil 57
C Motil 40
Imotil 60
8 jam A Motil 38
Imotil 62
B Motil 33
Imotil 67
C Motil 27
Imotil 73
4. Prosedur kerja
1. Hewan uji diaklimasi dalam kandang selama satu minggu
2. Sembilan ekor mencit dikelompokkan menjadi 3 kelompok secara acak, masing-
masing 3 ekor
3. Memberi perlakuan masing masing kelompok yakni pada kelompok A : 0 jam/hari, B
: 4 jam/hari, C : 8 jam/hari
4. Selama penelitian mencit diberi makan dan minum ad libitum. Pada akhir perlakuan,
mencit dibedah untuk diambil vas defferennya.
5. Membuat larutan stok dengan jalan meletakkan vas defferen dalam cawan yang berisi
NaCl fisiologis 0,9%, kemudian vas defferen dipelurut dalam wadah yang berisi NaCl
fisiologis 0,9%, disebut sebagai larutan stok yang digunakan.
6. Menghitung jumlah spermatozoa dengan cara menghisap larutan stok memakai
hemositometer sampai tanda 0,5 lalu hisap larutan NaCl fisiologis sampai tanda 101,
dan pipet dikocok. Buang beberapa tetes pada kertas tisu, kemudian teteskan pada bilik
hitung yang sudah ditutup dengan kaca penutup dan sudah disiapkan di mikroskop,
kemudian periksa di mikroskop. Dihitung dengan menggunakan rumus jumlah
spermatozoa terhitung (s) x 200.000 = juta/ml.
7. Menghitung motilitas dengan cara 5 lapang pandang dibawah mikrosokop dengan lensa
obyektif perbesaran 40x. Terdapat 4 kriteria penilaian morfologi spermatozoa, yaitu
kategori (a) jika sperma bergerak cepat dan lurus ke muka. Kategori (b) jika geraknya
lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus. Kategori (c) jika tidak bergerak
maju. Kategori (d) jika sperma tidak bergerak (Hermawanto 2000).
8. Menghitung morfologi spermatozoa adalah bentuk spermatozoa yang diamati dalam
100 spermatozoa dibawah mikrosokop dengan lensa obyektif perbesaran 40x
5. Analisis data dan Pembahasan
5.1 Jumlah spermatozoa
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 9 18 2 0.75
Column 2 9 8800000000.00 977777777.8 3.04E+17
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F cr
Between
Groups 4302222204622220000.00 1 4302222204622220000 28.29298 0.00007 4.4939
Within
Groups 2432955555555560000.00 16 152059722222222000
Total 6735177760177780000.00 17
Keterangan:
Jika f hitung > f tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak
Ha = ada perbedaan
H0 = tidak ada perbedaan
Apabila P < 0,05 maka hasil signifikan
Berdasarkan hasil uji menggunakan ANOVA didapatkan hasil f hitung = 28,29298 dan f
tabel = 4,493998, maka dapat disimpulkan bahwa f hitung > f tabel maka Ha diterima dan H0
ditolak. Sedangkan nilai P adalah 0,00007 yang berarti P < 0,05 yang menunjukkan hasil
signifikan.
5.2 Morfologi
Morfologi sperma mencit (Mus musculus) dari semua sample ada yang normal dan abnormal.
Bagian sperma terdiri dari kepala, leher dan ekor. Sperma abnormal yaitu double head dan ekor
sperma pendek.
5.3 Motilitas
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
1 17 26 1.529412 0.264706
65 17 835 49.11765 163.7353
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 19249.44 1 19249.44 234.7493 0,00004 4.149097
Within Groups 2624 32 82
Total 21873.44 33
Keterangan:
Jika f hitung > f tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak
Ha = ada perbedaan
H0 = tidak ada perbedaan
Apabila P < 0,05 maka hasil signifikan
Berdasarkan hasil uji menggunakan ANOVA didapatkan hasil f hitung = 234,7493 dan f
tabel = 4,149097 , maka dapat disimpulkan bahwa f hitung > f tabel maka Ha diterima dan
H0 ditolak. Sedangkan nilai P adalah 0,00004 yang berarti P < 0,05 yang menunjukkan hasil
signifikan .
6. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama pemaparan obat nyamuk bakar
yang berbahan aktif d-allethin signifikan pengaruhnya terhadap jumlah dan morfologi
sperma mencit, berpengaruh juga terhadap motilitas spermatozoa mencit (Mus
musculus).
Saran
Untuk melihat morfologi dan perbedaan jumlah sel spermatozoa sebaiknya dilakukan
perlakuan lebih dari 30 hari/1 bulan karena spermatozoa terbentuk 56 hari sebelum
perlakuan sehingga perbedaan morfologi dan jumlah sel tiap perlakuan dapat
dibedakan.

More Related Content

What's hot

Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)aufia w
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)aufia w
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing pjj_kemenkes
 
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAshiraa Mouri
 

What's hot (10)

Diagnostik helminth
Diagnostik helminthDiagnostik helminth
Diagnostik helminth
 
Laporan tlc
Laporan tlcLaporan tlc
Laporan tlc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
 
Teknik biomolekuler
Teknik biomolekulerTeknik biomolekuler
Teknik biomolekuler
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Resume
Resume Resume
Resume
 
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
 

Similar to Pamflet penelitian bahan

Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16andreei
 
pemeriksaan beta HCG dan progesteron
pemeriksaan beta HCG dan progesteronpemeriksaan beta HCG dan progesteron
pemeriksaan beta HCG dan progesterondian lisnawati
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing pjj_kemenkes
 
Sperm analysis WHO.pptx
Sperm analysis WHO.pptxSperm analysis WHO.pptx
Sperm analysis WHO.pptxGun Desmi
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatVina Widya Putri
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Rista Siti Mawarni
 
theresia sorta b1 j008065 ache
theresia sorta  b1 j008065  achetheresia sorta  b1 j008065  ache
theresia sorta b1 j008065 achetheresia sorta
 
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptxmetode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptxkepkrsuislamklaten
 
Uji praklinik obat baru
Uji praklinik  obat  baruUji praklinik  obat  baru
Uji praklinik obat baruHabib Assinjiy
 
Laboratorium klinik
Laboratorium klinikLaboratorium klinik
Laboratorium klinikdyahresmi
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasSalsabila Azzahra
 
Un bio-2014-alelopati-spesies-perhatikan
Un bio-2014-alelopati-spesies-perhatikanUn bio-2014-alelopati-spesies-perhatikan
Un bio-2014-alelopati-spesies-perhatikanSaifullah Reyniko
 

Similar to Pamflet penelitian bahan (20)

Ti2
Ti2Ti2
Ti2
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Ti7
Ti7Ti7
Ti7
 
pemeriksaan beta HCG dan progesteron
pemeriksaan beta HCG dan progesteronpemeriksaan beta HCG dan progesteron
pemeriksaan beta HCG dan progesteron
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
 
15. bab v
15. bab v15. bab v
15. bab v
 
Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
Sperm analysis WHO.pptx
Sperm analysis WHO.pptxSperm analysis WHO.pptx
Sperm analysis WHO.pptx
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Teodas (1)
Teodas (1)Teodas (1)
Teodas (1)
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
 
Apusan darah
Apusan darahApusan darah
Apusan darah
 
theresia sorta b1 j008065 ache
theresia sorta  b1 j008065  achetheresia sorta  b1 j008065  ache
theresia sorta b1 j008065 ache
 
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptxmetode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
 
Uji praklinik obat baru
Uji praklinik  obat  baruUji praklinik  obat  baru
Uji praklinik obat baru
 
Laboratorium klinik
Laboratorium klinikLaboratorium klinik
Laboratorium klinik
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi Gas
 
Un bio-2014-alelopati-spesies-perhatikan
Un bio-2014-alelopati-spesies-perhatikanUn bio-2014-alelopati-spesies-perhatikan
Un bio-2014-alelopati-spesies-perhatikan
 

Pamflet penelitian bahan

  • 1. 1. Latar belakang Radikal bebas dapat menyebabkan karsinogenik dan toksisitas pada kulit dan organ reproduksi (WHO, 2005). Hadirnya radikal bebas pada organ reproduksi akan menyebabkan perubahan histologis pada testis yang ditandai dengan rusaknya membran mitokondria sel leydig sehingga proses spermatogenesis terganggu. Terganggunya proses spermatogenesis akan menyebabkan kualitas sperma yang dihasilkan menurun (Zang, et al, 2007). Allethrin merupakan salah satu golongan pyrethroid yang memiliki rumus kimia C19H26O3. Pada pemakaian obat anti nyamuk elektrik, gangguan tidak terasa langsung. Sebab penciuman tertipu oleh sedapnya wewangian yang dikeluarkan, juga tak menimbulkan iritasi langsung pada mata. Jadi bisa dikatakan obat anti nyamuk jenis ini lebih berbahaya dari obat anti nyamuk lainya. 2. Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemaparan obat nyamuk bakar yang berbahan aktif d-allethrin terhadap kualitas sperma mencit (Mus musculus) yaitu dalam jumlah, morfologi, dan motilitas spermatozoa. 3. Hasil penelitian 3.1 Jumlah spermatozoa Perlakuan Sample Jumlah (juta) Kontrol A 143 x 107 B 169 x 107 C 172 x 107 4 jam A 109 x 107 B 87 x 107 C 79 x 107 8 jam A 32 x 107 B 21 x 107 C 68 107 3.2 Morfologi Perlakuan Sample Morfologi Kontrol A Normal B Normal C Normal 4 jam A Normal B Normal
  • 2. C Abnormal 8 jam A Abnormal B Abnormal C Normal 3.3 Motilitas Perlakuan Sample Motilitas Jumlah sperma (x) Kontrol A Motil 65 Imotil 35 B Motil 58 Imotil 42 C Motil 55 Imotil 45 4 jam A Motil 48 Imotil 52 B Motil 43 Imotil 57 C Motil 40 Imotil 60 8 jam A Motil 38 Imotil 62 B Motil 33 Imotil 67 C Motil 27 Imotil 73 4. Prosedur kerja 1. Hewan uji diaklimasi dalam kandang selama satu minggu 2. Sembilan ekor mencit dikelompokkan menjadi 3 kelompok secara acak, masing- masing 3 ekor 3. Memberi perlakuan masing masing kelompok yakni pada kelompok A : 0 jam/hari, B : 4 jam/hari, C : 8 jam/hari 4. Selama penelitian mencit diberi makan dan minum ad libitum. Pada akhir perlakuan, mencit dibedah untuk diambil vas defferennya.
  • 3. 5. Membuat larutan stok dengan jalan meletakkan vas defferen dalam cawan yang berisi NaCl fisiologis 0,9%, kemudian vas defferen dipelurut dalam wadah yang berisi NaCl fisiologis 0,9%, disebut sebagai larutan stok yang digunakan. 6. Menghitung jumlah spermatozoa dengan cara menghisap larutan stok memakai hemositometer sampai tanda 0,5 lalu hisap larutan NaCl fisiologis sampai tanda 101, dan pipet dikocok. Buang beberapa tetes pada kertas tisu, kemudian teteskan pada bilik hitung yang sudah ditutup dengan kaca penutup dan sudah disiapkan di mikroskop, kemudian periksa di mikroskop. Dihitung dengan menggunakan rumus jumlah spermatozoa terhitung (s) x 200.000 = juta/ml. 7. Menghitung motilitas dengan cara 5 lapang pandang dibawah mikrosokop dengan lensa obyektif perbesaran 40x. Terdapat 4 kriteria penilaian morfologi spermatozoa, yaitu kategori (a) jika sperma bergerak cepat dan lurus ke muka. Kategori (b) jika geraknya lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus. Kategori (c) jika tidak bergerak maju. Kategori (d) jika sperma tidak bergerak (Hermawanto 2000). 8. Menghitung morfologi spermatozoa adalah bentuk spermatozoa yang diamati dalam 100 spermatozoa dibawah mikrosokop dengan lensa obyektif perbesaran 40x 5. Analisis data dan Pembahasan 5.1 Jumlah spermatozoa SUMMARY Groups Count Sum Average Variance Column 1 9 18 2 0.75 Column 2 9 8800000000.00 977777777.8 3.04E+17 ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F cr Between Groups 4302222204622220000.00 1 4302222204622220000 28.29298 0.00007 4.4939 Within Groups 2432955555555560000.00 16 152059722222222000 Total 6735177760177780000.00 17 Keterangan: Jika f hitung > f tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak Ha = ada perbedaan H0 = tidak ada perbedaan Apabila P < 0,05 maka hasil signifikan Berdasarkan hasil uji menggunakan ANOVA didapatkan hasil f hitung = 28,29298 dan f tabel = 4,493998, maka dapat disimpulkan bahwa f hitung > f tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Sedangkan nilai P adalah 0,00007 yang berarti P < 0,05 yang menunjukkan hasil signifikan.
  • 4. 5.2 Morfologi Morfologi sperma mencit (Mus musculus) dari semua sample ada yang normal dan abnormal. Bagian sperma terdiri dari kepala, leher dan ekor. Sperma abnormal yaitu double head dan ekor sperma pendek. 5.3 Motilitas SUMMARY Groups Count Sum Average Variance 1 17 26 1.529412 0.264706 65 17 835 49.11765 163.7353 ANOVA Source of Variation SS df MS F P-value F crit Between Groups 19249.44 1 19249.44 234.7493 0,00004 4.149097 Within Groups 2624 32 82 Total 21873.44 33 Keterangan: Jika f hitung > f tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak Ha = ada perbedaan H0 = tidak ada perbedaan Apabila P < 0,05 maka hasil signifikan Berdasarkan hasil uji menggunakan ANOVA didapatkan hasil f hitung = 234,7493 dan f tabel = 4,149097 , maka dapat disimpulkan bahwa f hitung > f tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Sedangkan nilai P adalah 0,00004 yang berarti P < 0,05 yang menunjukkan hasil signifikan . 6. Kesimpulan dan saran Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama pemaparan obat nyamuk bakar yang berbahan aktif d-allethin signifikan pengaruhnya terhadap jumlah dan morfologi sperma mencit, berpengaruh juga terhadap motilitas spermatozoa mencit (Mus musculus). Saran Untuk melihat morfologi dan perbedaan jumlah sel spermatozoa sebaiknya dilakukan perlakuan lebih dari 30 hari/1 bulan karena spermatozoa terbentuk 56 hari sebelum
  • 5. perlakuan sehingga perbedaan morfologi dan jumlah sel tiap perlakuan dapat dibedakan.