Dokumen tersebut membahas tentang orientasi teknis kesehatan keluarga yang diselenggarakan pada 25 April 2019 di Hotel Kartika Chandra. Orientasi ini memberikan pengenalan tentang peran dan tanggung jawab care giver dalam merawat orang tua atau pasien, serta pedoman dasar perawatan jangka panjang untuk lanjut usia seperti pemeliharaan kebersihan diri, pencegahan masalah kesehatan, dan mempertahankan tingkat kemandirian melalui aktivitas
1. SOSIALISASI PANDUAN
PRAKTIS CARE GIVER
Orientasi Teknis Kesehatan Keluarga Tahun 2019 (Angkatan II)
Hotel Kartika Chandra, 25 April 2019
2. • Care Giver adalah seseorang yang memiliki
profesi melayani (merawat) orang tua/orang
sakitmeliputi melayani kebutuhan
fisik(aktivitas mulai dari bangun tidur sampai
tidur lagi seperti kebutuhan personal
hygiene,eliminasi,mobilisasi),kebutuhan
medis seperti minum obat,terapi
fisik,kebutuhan social (menjadi teman
bicara),kebutuhan spiritual (berdoa
bersama).
3. • Disiplin
• Sabar
• Murah Senyum
• Cekatan
• Tanggung jawab
• Humor
• Motivasi
• Bermain
. Bisa beradaptasi dengan cepat
7. PERALATAN
UNTUK MENJAGA KEBERSIHAN DIRI LANSIA
Sabun yg mengandung pelembab/ sabun bayi
Shampo bayi
Krim/ losion pelembab
Sikat dan pasta gigi
Baskom : 2 buah
Washlap : 2 buah
Handuk besar : 2 buah
Kassa
Tisu basah
Sisir
Gunting kuku
Deodoran
Penutup kepala
Alas mandi anti air
Handuk kecil
Sampiran / penghalang ruangan
Sprei pengganti bila lansia mandi di k. tidur
Keranjang baju kotor
Kantong sampah
8. PERHATIKAN
- Lansia kotor segera bersihkan dan keringkan
bagian yang kotor tanpa menunggu jadwal mandi
rutin
- Selalu jaga agar baju lansia tetap kering
- Pilih baju berbahan katun, lembut dan mudah
menyerap keringat
- Gunakan air hangat untuk mandi
PHBS CAREGIVER DALAM MEMBANTU LANSIA MERAWAT
KEBERSIHAN DIRI :
- Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah membantu
lansia
- Gunakan masker/ penutup hidung dan mulut
- Gunakan ikat rambut/ penutup kepala
9. PERAWATAN
LANSIA
Pemeliharaan
kebersihan diri
Pencegahan masalah
kesehatan kulit
Pemeliharaan
kebersihan dan
keamanan lingkungan
Mempertahankan
Tingkat Kemandirian
Lansia
Pajanan Sinar
Matahari
Tehnik Komunikasi
dengan Lansia
Rekreasi
Pemantauan
penggunaan obat
Pelaksanaan ibadah
1
2
3
4
5 6
7
8
9
10. 1. Atur peralatan sesuai urutan
2. Bantu lansia menggeser badannya ke tepi tempat
tidur
3. Angkat sedikit bagian kepala tempat tidur dan
singkirkan semua bantal yang ada
4. Bersihkan muka, telinga, dan leher.
Gunakan washlap yang terpisah untuk masing-
masing mata atau bilas terlebih dahulu washlap/
sebelum digunakan untuk mengusap bagian mata
lainnya
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI
PERAWATAN KULIT Perawatan Mata Pada Lansia
1. Basahkan handuk kecil dengan air suam
kuku
2. Seka mata dari bagian dalam ke luar
3. Keringkan dengan handuk kering
4. Apabila terjadi iritasi/ infeksi konsultasi
ke nakes
Lansia dengan kacamata :
1. Bersihkan kacamata dengan air hangat
dan kain lembut
2. Bersihkan rangka kacamata
3. Keringkan kacamata dengan kain lembut
yang bersih dan lunak
11. 1. Atur peralatan sesuai urutan
2. Bantu lansia menggeser badannya ke tepi tempat
tidur
3. Angkat sedikit bagian kepala tempat tidur dan
singkirkan semua bantal yang ada
4. Bersihkan muka, telinga, dan leher.
Gunakan washlap yang terpisah untuk masing-
masing mata atau bilas terlebih dahulu washlap/
sebelum digunakan untuk mengusap bagian mata
lainnya
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI
PERAWATAN KULIT Perawatan Telinga
1. Bersihkan daun telinga dengan air hangat
2. Keringkan dengan handuk bersih dan lembut
3. Jangan membersihkan telinga dengan peniti
atau jepit rambut
4. Untuk kasus tertentu, apabila kotoran susah
dikeluarkan, hindari menggunakan alat bantu
rujuk ke tenkes
Perawatan Hidung
1. Denguskan udara keluar lubang hidung
pelan-pelan
2. Waktu mendenguskan hidung, kedua lubang
hidung harus terbuka
3. Jangan memasukkan air dan benda apapun
ke lubang hidung
4. Segera lap dengan air dan kemudian
keringkan dengan tisu wajah
12. Bersihkan gusi dan rongga mulut dengan kassa yang
sudah dibasahi oleh air
Perawatan mulut dan gigi pada
lansia dengan gigi
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI
4. Bersihkan muka, telinga, dan leher.
Gunakan washlap yang terpisah untuk masing-masing
mata atau bilas terlebih dahulu washlap/ sebelum
digunakan untuk mengusap bagian mata lainnya
Cara menyikat gigi yang benar :
a. Menyikat mulai dari bagian atas dan bawah
gigi
b. Bagian dalam dan bagian belakang gigi
c. Bagian dalam dan bagian luar gigi
d. Bagian geraham (gigi paling belakang)
e. Bagian lidah dari dalam ke luar (pangkal
ke ujung)
f. Minimal sikat gigi sehari dua kali, yaitu setelah
makan pagi dan sebelum tidur.
Pada Lansia Tanpa Gigi
13. Cara membersihkan gigi palsu :
PEMELIHARAAN
KEBERSIHAN DIRI
4. Bersihkan muka, telinga, dan leher.
Gunakan washlap yang terpisah untuk masing-masing
mata atau bilas terlebih dahulu washlap/ sebelum
digunakan untuk mengusap bagian mata lainnya
1. Cuci gigi palsu pada air mengalir atau air baskom
2. Gunakan sikat dgn pasta gigi untuk membersihkan
gigi palsu
3. Rendam dalam wadah bersih berisi air seteleh
dibersihkan
4. Bilas saat akan digunakan kembali
5. Berkumur sebelum memakai gigi palsu
6. Lepaskan gigi palsu sebelum tidur
7. Letakkan gigi palsu ditempat yg aman
14. Cara mencuci rambut di tempat tidur adalah
sebagai berikut:
PEMELIHARAAN
KEBERSIHAN DIRI
Posisikan kepala lansia berada pada sisi
atas atau pinggir tempat tidur, ganjal
bagian bawah bahu lansia dengan bantal
Gulung perlak anti air membentuk
setengah lingkaran dengan ujung
menjuntai ke ember yang telah disiapkan
di sisi tempat tidur
Tempatkan gulungan perlak dibawah
leher lansia
Sisirlah rambut terlebih dahulu,
Keramas dengan menggunakan air hangat
dan shampo bayi,
Pijit-pijit secara lembut kepala dengan jarijari
tangan pada saat meratakan shampo,
Bilas dan keringkan rambut secepat mungkin
dengan handuk kering,
Sisir rambut dengan rapi,
Jika lansia menggunakan penutup kepala,
pastikan rambut sudah kering sebelum
menggunakan penutup kepala.
Tahap mencuci rambut:
15. 5. Bersihkan dan keringkan lengan, ketiak, dan
tangan menggunakan handuk kering, dahulukan
sisi yang jauh dari caregiver
6. Bersihkan dada dan perut termasuk daerah paha,
tekuk lutut dan bersihkan tungkai bawah dengan
sabun berpelembab dan washlap basah kemudian
keringkan dengan handuk kering
7. Untuk membersihkan kaki dan sela-sela jari kaki
gunakan washlap basah atau untuk lansia yang
masih bisa duduk, kaki dimasukkan ke dalam
baskom dengan hati-hati kemudian kaki
dibersihkan dan keringkan dengan handuk kering
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI
PERAWATAN KULIT
Perawatan Kaki Pada Lansia
Hal yang perlu diperhatikan :
Jaga tingkat kekeringan pada kaki yang
suka berkeringat
Gunakan ukuran sepatu yg sesuai, sol
sepatu yg lentur dan tidak licin terutama
pada pasien Diabetes
Kaos kaki berbahan katun
Selalu gunakan alas kaki yg tertutup
terutama lansia dengan Diabetes
16. PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI
PERAWATAN KULIT
Cara memotong kuku yang baik:
Rendam kaki dan tangan dengan air hangat agar kuku lebih
lunak dan mudah dipotong,
Memotong kuku jangan terlalu pendek dan jangan terlalu
melengkung ke dalam terutama untuk penderita kencing manis
Bila kuku retak atau terkelupas oleskan krim/ losion
berpelembab.
7. Untuk membersihkan kaki dan sela-sela jari kaki
gunakan washlap basah atau untuk lansia yang
masih bisa duduk, kaki dimasukkan ke dalam baskom
dengan hati-hati kemudian kaki dibersihkan dan
keringkan dengan handuk kering
17. 8. Miringkan lansia dan geser ke tepi tempat tidur
9. Letakkan handuk di sisi punggung dan buka
selimut mandi hingga punggung terbuka,
bersihkan tengkuk, bahu, punggung, pantat
dan bagian atas paha,
10. Telentangkan kembali
11. Bersihkan daerah kemaluan. Jika lansia
dapat melakukan sendiri, sediakan air,
sabun, dan handuk di tempat yang mudah
dijangkau,
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN
DIRI
PERAWATAN KULIT
Siapkan sabun berpelembab dan air hangat,
Pasang pispot senyaman mungkin,
Siram dengan air dan cuci daerah alat kelamin dan
sekitarnya dengan sabun kemudian bilas dengan air,
Arah membersihkan alat kelamin:
• Laki-laki: dari ujung kemaluan ke arah pangkal
kemaluan hingga anus,
• Wanita: dari arah atas ke bawah, meliputi bibir dalam
dan luar kemaluan hingga anus.
Keringkan dengan handuk bersih
Apabila lansia masih mampu dan berkeinginan untuk
membersihkan alat kelamin dan sekitarnya secara
mandiri, dapat diberikan dengan air, sabun, dan
washlap basah.
Ganti celana dalam setiap selesai mandi dan setiap
kali jika terkena kotoran/basah.
Hindari penggunaan tisu basah agar tidak terjadi iritasi.
Cara membersihkan alat kelamin:
18. 12. Setelah selesai dimandikan dan dikeringkan oleskan krim/ losion
berpelembab ke seluruh tubuh.
13. Tunggu beberapa saat, kemudian bantu mengenakan pakaian kembali
14. Sisir rambut dan rapihkan tempat tidur
15 Ajaklah lansia bekerjasama pada setiap tahapan sesuai dengan
kondisinya.
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI
PERAWATAN KULIT
19. Kamar lansia : di lantai dasar dan
mudah dijangkau, ventilasi dan
sinar UV cukup baik, tidak banyak
perabotan
Tempat tidur : ketinggian tempat
tidur, pembatas di sisi tempat
tidur
Dinding : Handrail sesuai dgn
tinggi lansia
Lantai : rata, mudah dibersihkan,
tidak licin, undakan diberi warna
mencolok
Pencahayaan : terang terutama di
jalur yg sering dilewati lansia
Tangga : tersedia handrail, lansia
didampingi saat naik turun
tangga
WC : Lantai tidak licin,
tidak ada genangan, kloset
duduk, terdapat pegangan di
dinding, terdapat bel, pintu
membuka kearah luar atau pintu
geser,
ada tempat duduk
Alat yang berbahaya : kabel listrik
ditata rapi, perlengkapan dapur
disimpan di tempat tertutup
PEMELIHARAAN KEAMANAN LINGKUNGAN
20. MEMPERTAHANKAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA
MELALUI AKTIFITAS DAN LATIHAN FISIK
Yang caregiver perlu perhatikan pada latihan fisik Lansia
:
Lakukan latihan fisik 3-5 kali /minggu,
selang 1 hari istirahat
20 menit / kali latihan
Lakukan secara bertahap sesuai kemampuan Lansia
Berikan motivasi
Selalu damping lansia
Hindari aktivitas secara terburu-buru
Aktivitas fisik
ringan
Jalan
kaki
perlahan
Bermain
catur
Aktivitas fisik
sedang
Menyiram
tanaman
Menyapu
lantai
Aktivitas fisik
berat
Yang peru diperhatikan pada aktivitas fisik Lansia :
Mencatat alat dan bahan yg diperlukan Lansia
Membuat perencanaan aktivitas yg seimbang antara
aktivitas ringan dan sedang
Memasukkan periode istirahat ditengah-tengah aktivitas
Lansia mencegah kelelahan
Hindari terburu-buru
Perhatikan postur dan kenyamanan posisi saat beraktivitas
Mengatur pencahayaan dan jauhkan barang tajam
Latihan pernapasan
21. MEMPERTAHANKAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA
MELALUI AKTIFITAS FISIK
PADA LANSIA KETERGANTUNGAN BERAT DAN TOTAL
Putar lengan
dalam lingkaran;
searah jarum jam
atau berlawanan
jarum jam
CONTOH :
GERAKAN
SENDI BAHU
Hal yang perlu dilakukan dalam melakukan gerakan pasif :
Lakukan pada satu sedi dalam satu kali (8 hitungan)
Jaga persendian dgn cara sokong seluruh bagian tubuh atas dan bawah
persendian
Lakukan gerakan dengan tidak ragu-ragu, lembut dan perlahan
Perhatikan ekspresi wajah lansia
Hindari resiko lansia jatuh saat melakukan gerakan pasif
22. CONTOH : GERAKAN SENDI
SIKU DAN SENDI
PERGELANGAN TANGAN
MEMPERTAHANKAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA
MELALUI AKTIFITAS FISIK
PADA LANSIA KETERGANTUNGAN BERAT DAN TOTAL
23. CONTOH : GERAKAN JARI
TANGAN
MEMPERTAHANKAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA
MELALUI AKTIFITAS FISIK
PADA LANSIA KETERGANTUNGAN BERAT DAN TOTAL
24. CONTOH : GERAKAN
MEMBENGKOKKAN DAN
MEMBUKA SENDI TANGAN
MEMPERTAHANKAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA
MELALUI AKTIFITAS FISIK
PADA LANSIA KETERGANTUNGAN BERAT DAN TOTAL
25. CONTOH : GERAKAN SENDI
EKSTREMITAS BAWAH
MEMPERTAHANKAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA
MELALUI AKTIFITAS FISIK
PADA LANSIA KETERGANTUNGAN BERAT DAN TOTAL
27. TEHNIK KOMUNIKASI DENGAN LANSIA
Manfaat komunikasi yang baik :
Membangun hubungan dan
kepercayaan
Saling memahami
Mengurangi stress
Tehnik komunikasi dengan lansia :
Gunakan metode komunikasi yang sesuai
Bicara perlahan, jelas, nada normal
Fokus pada 1 pembicaraan, kalau perlu ulangi
pesan
Lakukan kontak mata dengan posisi sejajar
Mendengarkan dgn sabar dan fokus
Konfirmasi ulang pesan yang telah diterima
Beri dukungan agar lansia mampu menyampaikan
kebutuhan, pandangan dan keinginannya
Gunakan bahasa yang dipahami lansia (Bahasa
daerah)
28. TEHNIK KOMUNIKASI DENGAN LANSIA
YANG MENGALAMI MASALAH KOMUNIKASI
a. Periksa telinga: sumbatan, alat bantu dengar
b. Lakukan kontak mata
c. Pastikan lansia melihat gerakan bibir caregiver
d. Gunakan isyarat tubuh dan gerakan yg sesuai
e. Bicaralah dgn jelas dgn kecepatan normal
f. Gunakan papan tulis/ kertas/ kartu untuk menyampaikan
pesan
g. Gunakan tanda dan gerakkan : dengan menunjuk,
ekspresi wajah
h. Jangan perlakukan lansia yg tidak dapat bicara seolah-
olah dia seorang anak atau tidak memiliki kecerdasan
i. Penting untuk melibatkan lansia dalam percakapan, dan
berikan mereka waktu untuk berkontribusi
29. PEMANTAUAN
PENGGUNAAN OBAT
Yang perlu diperhatikan oleh Caregiver :
1. Pastikan obat yg dikonsumsi sesuai instruksi tenkes
2. Pisahkan obat yg sudah tidak digunakan
3. Buang obat yg kadaluarsa
4. Pelajari petunjuk penggunaan obat : dosis, waktu dan cara pemberian
30. REKREASI
Tugas Caregiver dalam persiapan rekreasi
lansia :
Siapkan kegiatan rekreasi yang
menyenangkan
dan bermanfaat
Buat jadwal rekreasi bersama-sama lansia
Libatkan kelompok lansia
Cari informasi tempat rekreasi : transportasi,
sarana yang nyaman untuk lansia, diskon
bagi lansia
31. PELAKSANAAN IBADAH
Melaksanakan ibadah sesuai kewajiban memberikan KETENANGAN BATIN bagi La
Caregiver memfasilitasi lansia untuk :
Mengingatkan apabila sudah masuk waktu ibadah
Menawarkan bantuan pada lansia dalam pelaksanaan
ibadah sesuai kondisinya
Memastikan lansia dalam keadaan bersih sebelum
beribadah
Meletakkan perlengkapan inadah di tempat yg mudah
dilihat dan dijangkau
Memfasilitasi lansia mendapatkan bimbingan rohani dari
pemuka/ guru agama
32. MASALAH KESEHATAN YANG SERING PADA LANSIA
DAN PERAWATAN KHUSUSNYA
Gangguan gerak
Pemenuhan gizi
Lansia
Kesulitan BAB
dan BAK
Gangguan
Perilaku dengan
Pikun/ Demensia
Stress
Gangguan Pola
Tidur
TUGAS CAREGIVER :
a. Membantu lansia mengurangi rasa sakit/ ketidaknyaman Lansia
b. Melakukan tindakan pencegahan sesuai hasil konsultasi kepada tenaga kesehatan
33. GANGGUAN GERAK DAN
PERAWATANNYA
Kondisi yang dapat menyebabkan Imobilisasi lansia :
a. Gangguan tulang dan sendi
b. Penyakit saraf
c. Penyakit jantung atau pernapasan
d. Gangguan penglihatan
e. Masa penyembuhan / recovery
Gangguan gerak menyebabkan IMOBILISASI
34. EFEK SAMPING DARI IMOBILISASI
MASALAH KESEHATAN PENCEGAHANNYA
a ISK Minum cukup banyak cairan
b Infeksi paru Menepuk dada/ punggung secara
teratur untuk mengeluarkan riak
c Susah buang air besar Konsumsi tinggi serat (sayur, buah),
minum air putih yang cukup
d Masalah sirkulasi/
aliran darah
Melakukan aktivitas fisik, latihan fisik,
35. MASALAH
KESEHATAN
PENCEGAHANNYA
e Luka akibat
tekanan :
Menghindari
luka akibat
tekanan pada
Lansia yg
bedridden
- mengubah posisi lansia setiap 2
jam
- pastikan pakaian dan alas tidur
tidak terlipat
- gunakan bantal untuk
menyokong sendi
Menghindari
luka akibat
tekanan pada
Lansia dgn
kursi roda
- menggunakan bantalan pada
kursi roda
- mengangkat bokong tiap 2 jam
selama 3-5 detik
- Bersandar ke samping setiap 2
jam selama 3-5 menit
EFEK SAMPING DARI IMOBILISASI
36. TEHNIK
MEMBANTU LANSIA BERPINDAH TEMPAT
Prinsip umum yg diterapkan saat membantu lansia berpindah tempat :
1. Jelaskan tiap langkah berpindah
2. Biarkan lansia menyelesaikan secara perlahan
3. Jangan mencengkram, menarik atau mengangkat lansia pada sendi
lengan (siku, bahu, pergelangan) cidera sendi
37. Cara membantu lansia BERGESER KE
ATAS DI TEMPAT TIDUR
1. Arahkan lansia ke posisi datar dengan melepaskan bantal
2. Minta lansia menekuk lutut, kaki menjejak terhadap kasur untuk
membantu mendorong dirinya naik
3. Caregiver berdiri di samping tempat tidur dan menempatkan satu
tangan pada bahu lansia dan yang lainnya di bawah bokong
4. Hitung "1-2-3" dan minta lansia untuk mendorong tubuhnya ke
arah kepala tempat tidur dengan bertumpu pada kaki dan
tangannya
5. Pasang kembali bantal di bawah kepala lansia
38. Cara membantu lansia dari POSISI
BERBARING KE POSISI DUDUK di tempat
tidur
1. Caregiver berdiri di sisi tempat tidur dengan kaki membuka selebar bahu, lutut
ditekuk, punggung pada posisi netral
2. Minta lansia mengangkat kepala dan bahu, dengan menjejakkan kedua siku ke
tempat tidur, untuk mendukung tubuhnya sendiri
3. Bantu lansia mengangkat bahu dengan menempatkan tangan dan lengan
caregiver di bawah tulang bahunya
4. Berikan aba-aba, angkat tubuh lansia bagian atas dengan perlahan hingga
lansia pada posisi duduk. Pada langkah ini, lutut caregiver tetap ditekuk,
punggung pada posisi netral dan lengan mengunci untuk membantu
mengangkat
5. Sesuaikan bantal untuk sandaran lansia.
39. 1. Tekuk lutut lansia pada sisi yang jauh
dari caregiver
2. Gulingkan lansia sehingga menghadap ke
arah caregiver. Usahakan menggulingkan
seluruh tubuh lansia bersamaan.
3. Masukkan satu lengan caregiver pada bahu
lengan lansia yg ada di bawah. Tempatkan
lengan lainnya di belakang lutut lansia
Cara membantu lansia berganti posisi,
dari TIDUR KE POSISI DUDUK
MENJUNTAI di sisi tempat tidur
40. 4. Posisi kaki caregiver terbuka selebar bahu,
punggung pada posisi netral
5. Hitung “1-2-3” dan geser berat badan
caregiver ke kaki belakang
6. Geser kaki lansia ke tepi tempat tidur hingga
kaki lansia menjuntai sambil menarik bahu
ke posisi duduk
7. Tetap didepan lansia sampai berada dalam
posisi stabil
Cara membantu lansia berganti posisi,
dari TIDUR KE POSISI DUDUK
MENJUNTAI di sisi tempat tidur
41. Bagi Lansia yang mampu
bergerak sendiri
Cara membantu lansia berganti posisi, dari TIDUR KE
POSISI DUDUK MENJUNTAI di sisi tempat tidur
42. Teknik memindahkan lansia dengan
cara MENGANGKAT
1. Minta lansia merangkul leher caregiver dengan
kedua tangannya atau pada lansia yang kondisinya
lebih lemah letakkan salah satu tangan lansia pada
leher caregiver agar tidak menyulitkan caregiver
dalam melakukan pemindahan.
2. Letakkan satu tangan caregiver di belakang kedua
lutut lansia dan tangan yang lain merangkul di
belakang punggung lansia hingga mencapai ketiak
lansia pada sisi yang jauh.
3. Angkat lansia secara hati-hati kemudian caregiver
berdiri perlahan-lahan dan melangkah untuk
memindahkan ke tempat yang diinginkan
1 orang caregiver
43. Teknik memindahkan lansia dengan
cara MENGANGKAT
1. 1 (satu) caregiver berdiri di belakang,
kemudian masukkan kedua tangan pada
bagian ketiak/lengan lansia untuk menopang
bagian tubuh atas.
2. 1 (satu) caregiver lainnya berdiri di depan
(menghadap ke arah kaki lansia) dan
masukkan kedua tangan kebawah kaki lansia
untuk menopang tubuh lansia bagian bawah.
3. Berikan aba-aba, angkat tubuh lansia secara
bersamaan dengan hati-hati, lalu pindahkan
ke tempat yang diinginkan.
2 orang caregiver
44. 1. Posisikan kursi roda menghadap kearah lansia,
membentuk sudut dgn tempat tidur diarah kepala
lansia
2. Bantu lansia duduk menjuntai
Tehnik memindahkan lansia dari
TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA (1)
3. Berdirikan lansia dengan cara:
Letakkan lengan caregiver disekeliling dada dan di
belakang punggung lansia.
Topang kaki lansia dengan kaki caregiver.
Pindahkan tumpuan berat badan dan angkat lansia
hingga posisi berdiri di peluk oleh caregiver
dengan erat.
Cagiver dapat menstabilkan posisi lansia dengan
menempatkan lutut caregiver berlawanan dengan
lutut lansia
45. 4. Dudukkan lansia dikursi roda dgn cara :
a. Putar arah berdiri caregiver
menghadap kursi roda sehingga posisi
lansia membelakangi kursi roda
b. Tekuk lutut caregiver dan posisikan lutut caregiver
lebih rendah dari posisi lansia. Dudukkan lansia
secara perlahan di kursi roda
Tehnik memindahkan lansia dari
TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA (2)
46. Turun undakan dengan roda kursi bagian
belakang terlebih dahulu,
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN dalam
membantu lansia dengan kursi roda
Naik undakan dengan roda kursi bagian
depan terlebih dahulu
47. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN dalam
membantu lansia dengan kursi roda
Ketika mendorong lansia dengan kursi roda :
48. Walker Tongkat 3 atau
4 kaki
Tongkat
1. Pegang tongkat di sisi tubuh yang lemah
atau terluka untuk menjaga ayunan lengan
yang baik, meningkatkan pemindahan
berat badan, dan mendukung pola berjalan
normal.
2. Saat melangkah maka tongkat dan kaki
yang sakit maju terlebih dahulu, kemudian
baru kaki yang sehat maju
3. Hal ini juga berlaku untuk penggunaan kruk
dan walker.
TONGKAT
CARA
PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN
49. 1.Berdiri tegak dan menempatkan ujung kedua kruk
di lantai, sekitar 15 cm dari sisi masing-masing
kaki.
2.Lengan dapat beristirahat dengan nyaman di sisi
tubuh lansia, sesuaikan ketinggian kruk hingga
terdapat jarak 5 cm (sekitar tiga jari) antara ketiak
lansia dan ujung atas kruk, lengan dapat ditekuk
sedikit (lihat gambar berikut)
3.Saat melangkah maka kruk dan kaki yang sakit
maju terlebih dahulu, kemudian baru kaki yang
sehat maju.
KRUK / TONGKAT KETIAK
CARA
PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN
50. Saat NAIK
TANGGA
didahului alat
bantu jalan dan
KAKI YG SEHAT
SEBAGAI
penopang tubuh
Kemudian diikuti
kaki yg lemah
Ketika TURUN
TANGGA, didahului
ALAT BANTU
JALAN sebagai
penopang tubuh
Kaki yg LEMAH
TURUN LEBIH
DULU
CARA PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN UNTUK NAIK
TURUN TANGGA
51. PEMENUHAN GIZI PADA
LANSIA
Kebutuhan energi dan zat gizi
Gizi seimbang
Bentuk dan tekstur makanan,
Diet bagi lansia sesuai kondisi kesehatan,
Keamanan pangan
Tanda-tanda awal gizi kurang
Cara pemberian makan
MATERI YANG
PENTING
DIKETAHUI
CAREGIVER
52. PEMENUHAN GIZI PADA
LANSIA
Makanan cair
Makanan yang
dihaluskan dgn
blender
Makanan yg
dihaluskan dgn
tekstur semi
padat
Makanan biasa
Bentuk dan tesktur
makanan pada Lansia
53. DIET UNTUK LANSIA DGN
MASALAH KESEHATAN
TEHNIK PEMBERIAN DIET
Diet tinggi serat Konstipasi, obesitas, penyakit
jantung
2,5 mangkok sayur/ hari dan
3 porsi buah/ hari
Diet rendah garam Hipertensi tdk terkontrol Maksimal 1 sdt garam/
natrium
Diet rendah lemak Masalah pancreas, penyakit
liver, masalah lemak darah
Diet rendah lemak
Diet tinggi energi
dan protein
Kurang gizi Diet tinggi kalori
Diet rendah energi Obesitas Diet rendah energi
Caregiver selalu
berkonsultasi
dengan nakes
dalam
menentukan
pilihan diet
sesuai kondisi
kesehatan
PEMENUHAN GIZI PADA
LANSIA
Diet bagi lansia sesuai kondisi kesehatan,
54. 1. Untuk lansia yang masih mampu
duduk, selalu ajak lansia dalam
makan posisi duduk.
2. Pada lansia yang harus makan dalam
posisi berbaring, selalu posisikan
kepala lebih tinggi dengan
menggunakan ganjalan bantal
sehingga kemiringan posisi tubuh
sekitar 30-45 derajat.
3. Beri jeda untuk suapan satu ke
suapan berikutnya, jika perlu selingi
dengan minum.
PEMENUHAN GIZI PADA LANSIA
Cara pemberian makan
4. Selama proses pemberian makanan
selalu perhatikan nafas lansia.
5. Untuk mencegah tersedak, usahakan
makanan dalam potongan kecil,
suapan dalam porsi kecil agar lebih
mudah dikunyah dan ditelan, serta
jangan mengajak bicara saat
membantu lansia makan
6. Apabila lansia tersedak segera bantu
lansia untuk memuntahkan
makanannya
55. 1. Cuci tangan dengan sabun kemudian keringkan
2. Siapkan makanan cair dan minuman hangat yang tertutup,
3. Naikkan bagian kepala tempat tidur 30 – 45 derajat pada saat memberi makan,
hingga 30 menit setelah memberi makan (sangga dengan bantal)
4. Buka tutup NGT namun dengan tetap melipat selang NGT agar udara tidak
masuk
5. Pasang spuit besar yang berfungsi sebagai corong makanan cair
6. Tuang air hangat perlahan, kemudian buka lipatan selang dan tutup kembali jika
air hampir habis
7. Lanjutkan dengan memasukkan makanan cair. Lakukan berulang-ulang sampai
makanan cair habis.
8. Kemudian bilas kembali selang dengan air hangat hingga tidak tersisa makanan
dalam selang
9. Tutup selang dan lipat kembali ketika tidak digunakan untuk memberi makan.
LANGKAH PEMBERIAN MAKANAN MELALUI NGT
(NASOGASTRIC TUBE) :
56. MEMBANTU BAK DAN BAB PADA LANSIA
Peralatan yg harus
disiapkan :
Sarung tangan
Air
Kapas dibasahi air
(kapas cebok)
Baskom
Tisue kering/ handuk
kering
Perlak / underpad
Kantung sampah
Prinsip umum Caregiver dalam membantu BAK dan
BAK pada lansia :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Gunakan sarung tangan
3. Pasang perlak dibawah bokong lansia
4. Buang kotoran (tinja/ air kencing kedalam kakus), lalu
bersihkan alat yg terkena kotoran
5. Pisahkan sampah bekas kotoran (tinja/ urine) dalam
tempat yg berbeda dgn sampah rumah tangga
6. Segera bersihkan area kulit yg terkena kotoran
7. Keringkan kulit agar tidak dingin dan lembab
57. MEMBANTU BAK DAN BAB PADA LANSIA
Membantu BAK menggunakan
KATETER
1. Siapkan pispot/bak penampung urine,
letakkan di bawah kantong urine
2. Buka tutup kantong urin lalu tampung urine
pada pispot/bak penampung
3. Catat jumlah dan perubahan warna urin.
Selain itu catat juga kapan terakhir kateter
diganti oleh petugas kesehatan
4. Kemudian buang urine ke dalam kakus
58. MEMBANTU BAK DAN BAB PADA LANSIA
Membantu BAK menggunakan PISPOT
1. Siapkan peralatan dan bahan umum, serta pispot
2. Buka celana/popok lansia. Tempatkan pispot dengan tepat agar
kotoran (tinja dan urine) tidak tercecer
3. Jika lansia pria, bantu memposisikan penis tepat pada lubang
pispot khusus pria (urinal) Jika Lansia wanita, letakkan pispot di
bawah bokong
4. Setelah lansia selesai BAK, bantu lansia untuk cebok dengan
air kemudian angkat pispot.
5. Keringkan bagian kelamin dan sekitarnya dengan handuk
bersih kering
6. Bantu lansia menggunakan celana kembali
7. Kemudian buang urine ke dalam kakus
59. MEMBANTU BAK DAN BAB PADA LANSIA
Membantu BAB menggunakan PISPOT
1. Siapkan peralatan umum dan pispot
2. Buka celana lansia. Tempatkan pispot dengan tepat di bawah
bokong dan persilahkan lansia BAB
3. Setelah lansia selesai BAB, bantu lansia untuk cebok dengan
air, bila perlu gunakan kapas cebok untuk memastikan daerah
anus dan sekitarnya telah bersih dari tinja. Kemudian angkat
pispot
4. Keringkan bagian pantat dan sekitarnya dengan handuk bersih
kering
5. Bantu gunakan celana kembali
6. Kemudian buang kotoran ke dalam kakus
60. MEMBANTU BAK DAN BAB PADA LANSIA
Membantu BAK dan BAB menggunakan POPOK SEKALI PAKAI
1. Siapkan peralatan umum dan popok sekali pakai yang baru
2. Buka popok yang dipakai lansia dengan hati-hati, tetap posisikan
bagian yang kotor ada di dalam agar tidak mengotori sekitarnya.
3. Posisikan popok bagian atas di bawah pantat lansia. Gunakan kapas
cebok untuk membersihkan daerah anus dan sekitranya hingga
benar-benar bersih dari tinja
4. Angkat popok, masukkan dalam kantong sampah yang disiapkan
5. Bantu lansia untuk cebok dengan washlap basah hingga benar-benar
bersih
6. Keringkan bagian pantat dan sekitarnya dengan handuk bersih
kering
61. MEMBANTU BAK DAN BAB PADA LANSIA
Membantu BAK dan BAB menggunakan POPOK SEKALI PAKAI
7. Pakaikan popok bersih dan bantu gunakan celana kembali
8. Sebaiknya popok sekali pakai diganti setiap 4 jam atau bila
sudah penuh walaupun kurang dari 4 jam. Selalu cek ada
tidaknya ruam popok
9. Setelah tinja dibuang ke dalam kakus, buang popok bekas
yang sudah dibungkus dalam kantong ke tempat sampah
tertutup
62. GANGGUAN PERILAKU DENGAN PIKUN/ DEMENSIA
1. Gangguan daya
ingat
2. Sulit fokus
3. Sulit melakukan
kegiatan yg biasa
dilakukan
4. Bingung
(disorientasi)
5. Kesulitan
memahami ciri dan
posisi benda
tertentu
6. Gangguan
komunikasi
7. Menaruh barang
tidak pada
tempatnya
8. Salah membuat
keputusan
9. Menarik diri dari
pergaulan
10. Perubahan
perilaku dan
kepribadian
10 Gejala
Umum
Pikun/
Demensia
63. PENANGANAN pada lansia yang pikun/ demensia
1. Membantu lansia meletakkan barang ditempat yang tetap, mudah dilihat dan
dijangkau
2. Membantu lansia menulis beberapa hal yg penting untuk diingat, lalu temple di
tempat yg mudah dilihat
3. Ajak lansia berkomunikasi agar tetap dapat mengingat, menghitung,
memutuskan sesuatu
4. Jawab berulang-ulang pertanyaan lansia dengan sabar dan jelas
5. Alihkan selalu pembicaraan kepada hal yg positif dan menyenangkan
6. Gunakan aromaterapi dan pijat untuk cegah penurunan fungsi kognitif dan
menurukan tingkat kecemasan
GANGGUAN PERILAKU DENGAN PIKUN/
DEMENSIA
64. Kegiatan
untuk
mencegah
pikun/
demensia
• Mengisi TTS, bermain catur
• Senam otak dan senam
vitalitas otak
• Mengingat dan menceritakan
kejadian masa lalu
Mengasah otak
• Kerajinan tangan
• Berkebun, menyanyi
Mengembangkan
hobi
• Bersama dengan kelompok
lansia
• Senam lansia
• Mengerjakan pekerjaan rumah
tangga
Beraktifitas fisik
• Diet rendah lemak
Makan gizi
seimbang
GANGGUAN PERILAKU DENGAN PIKUN/
DEMENSIA
65. STRESS PADA LANSIA
Penyebab kesepian :
1. Kegiatan mengasuh anak
sudah berkurang
2. Berkurangnya teman atau
relasi karena kurang aktifitas
diluar rumah
3. Waktu luang bertambah
banyak
4. Meninggalnya pasangan hidup
5. Ditinggalkan anak-anak (anak
telah dewasa dan menikah)
67. PENGELOLAAN STRESS PADA LANSIA
Mendekatkan diri pada aktifitas keagamaan (ibadah)
Meningkatkan interaksi dengan keluarga
Membaca tentang cerita yang disukai atau
mendengarkan musik yang menenangkan (musik
(musik klasik, tradisional, dll)
68. MENDUKUNG LANSIA MEMPERTAHANKAN AIKS / IADL
Cara
caregiver
mendukung
lansia
mempertaha
nkan
AIKS/IADL
Berkomunikasi menggunakan telepon
Berbelanja
Menyiapkan makanan
Mengurus Rumah
Mencuci dan mengurus pakaian
Menggunakan transportasi
Menyiapkan dan meminum obat
Mengatur keuangan
69. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEADAAN
DARURAT
1. Penurunan
Kesadaran
2. Luka Bakar 3. Patah Tulang
4. Perdarahan 5. Syok 6. Tersedak
Caregiver perlu memahami pertolongan pertama pada keadaan tersebut
70. ASUHAN MANDIRI KESEHATAN TRADISIONAL
PEMANFAATAN TOGA DAN AKUPRESUR
1. Pemanfaan TOGA
2. AKUPRESUR
•Susah Tidur
•Sakit Kepala
•Kram Otot Tungkai
•Nyeri Pinggang
72. FKTP
Puskesmas Pembantu,
Puskesmas,
Praktek dokter/ klinik swasta
INSTITUSI TK MASYARAKAT
Kelompok lansia, Posyandu
Lansia/Posbindu
FKRTL
RS Tk Kab,
RS Tk Provinsi
SISTEM RUJUKAN KESEHATAN LANSIA
Persiapan Caregiver saat merujuk
lansia :
1. Kartu Identitas Lansia
2. Kartu JKN
3. Buku Kesehatan Lansia
4. Buku catatan kesehatan lainnya
(bila ada)
5. Perlengkapan pribadi
6. Obat-obatan pribadi
Pada kasus kegawatdaruratan,
caregiver dapat memberikan tindakan pertolongan
pertama,
lalu merujuk ke FKTP 24 jam atau langsung ke FKRTL
terdekat
74. Tujuan pencatatan :
1. mendapatkan data pribadi dan data kesehatan Lansia
2. deteksi dan memantau perkembangan status kesehatan Lansia
3. memudahkan pengambilan keputusan karena data tercatat rapi
4. untuk keperluan konsultasi dgn tenaga kesehatan
1. Identitas lansia
2. Riwayat kesehatan
3. Keadaan dan keluhan kesehatan
4. Catatan perkembangan kesehatan
5. Pemantauan penggunaan obat
6. Rencana kunjungan Lansia ke faskes
7. Ketersediaan asuransi kesehatan
8. Data informasi kontak tenaga kesehatan
LEMBAR PENCATATAN KESEHATAN LANSIA
75. LEMBAR PENCATATAN KESEHATAN LANSIA
DIBACA DAN
DIMENGERTI
SELALU
DIBAWA
BUKU
HARUS
DIJAGA
SELALU
DIBAWA
Juga berisi KIE pralansia/lansia, Penyakit Tidak
Menular, Kesehatan Jiwa dan Intelegensia,
Kesehatan Haji, Kesehatan Olah Raga
76. BAGAIMANA BILA TIDAK TERSEDIA
BUKU KESEHATAN LANSIA ?
Contoh Format Check List Untuk Pemantauan
Lansia Sehari-hari oleh Caregiver
Petugas kesehatan membuatkan
lembar pencatatan yang mengacu
pada Buku Kesehatan Lansia
sehingga
perkembangan kesehatan dapat
dipantau
77. PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM
PENCATATAN DAN PELAPORAN OLEH CAREGIVER
Membimbing caregiver dalam membuat pencatatan
Membimbing caregiver cara melakukan pemantauan
menggunakan lembar pencatatan
Memantau catatan yg dibuat caregiver
Mengambil informasi yang diperlukan untuk pelaporan
81. Jawaban :
• Masih belum ada alat alat khusus untuk membantu dalam proses
asistensi pada lansia, sehingga apabila tindakan tersebut tidak dapat
dilakukan sendiri, maka minta bantuan .
• Akupresure versi 2.0
• Untuk kebersihan gigi: untuk lansia yang menggunakan gigi palsu – di
lepas dan direndam pada air hangat
• Berkumur pada lansia secukupnya