hama dan penyakit tanaman anggur. bagi yang ingin mencoba untuk menajalankan atau memulai membudidayakan tanaman anggur, tulisan ini layak untuk di dibaca.
1. HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN ANGGUR
SERTA CARA PENGENDALIANNYA
PENDAHULUAN
Tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis yang sudah beradaptasi di
Indonesia sejak tahun 1880. Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang banyak
disukai konsumen baik dalam bentuk segar maupun olahan. Tanaman anggur sudah
cukup lama diusahakan oleh petani Indonesia terutama di daerah Jawa Timur sejak tahun
1882 (Winarno, 1991), Bali dan Sulawesi Tengah. Walaupun tanaman anggur
merupakan tanaman sub tropis namun tanaman ini dapat tumbuh di Indonesia khususnya
spesifik lokasi seperti di daerah Jawa Timur.
Jumlah tanaman anggur di Jawa Timur pada awalnya meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 1988 jumlah tanaman anggur adalah 270.249 pohon dengan produksi
sebesar 2.060 ton, meningkat pada tahun 1989 menjadi 345.761 pohon dengan produksi
sebesar 2.451 ton (Diperta Dati I Jatim, 1989). Namun nampaknya terjadi penurunan
jumlah tanaman di sentra anggur utama dan pertama yaitu di Probolinggo, dengan
banyaknya tanaman yang ditebangi karena tanaman anggur padat karya dan padat
modal.
Perkembangan tanaman anggur yang cukup pesat pada beberapa kurun waktu
terakhir ini karena adanya penanaman dalam jumlah yang cukup banyak di kota Kediri
dengan varietas anggur Belgia (Kediri Kuning). Dengan keberhasilan daerah Kediri
mengembangkan tanaman anggur terutama di pekarangan penduduk kota di kecamatan
Pesantren dan Sukomoro serta beberapa kecamatan lainnya menyebabkan Kota dan
Kabupaten sekitarnya juga ingin mencoba berusahatani anggur di pekarangan
Perkembangan selanjutnya mengarah ke wilayah Madiun, Ngawi dan Magetan dengan
trend sebagai tanaman pekarangan dan tanaman penaung di gang atau
perkampungan. Data terakhir menunjukkan jumlah tanaman berkisar 12.000 pohon yang
telah berproduksi. Untuk saat ini jumlah tanaman anggur terbanyak berada di Kediri
dengan jumlah tanaman yang sudah berproduksi 5.547 pohon dan di Madiun sekitar
3000 pohon. (Diperta Dati I Jatim, 1998).
Tanaman anggur termasuk salah satu komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai
ekonomis cukup tinggi dan menguntungkan usahataninya. Walaupun usahatani anggur
2. membutuhkan modal awal yang cukup tinggi serta padat kerja mulai dari pemangkasan,
pemupukan, penjarangan buah, pemanenan namun bila dilakukan dengan intensif dan
menggunakan teknologi budidaya yang tepat maka usahatani atau agribisnis anggur
cukup menguntungkan Produktivitas per pohon berkisar 10-20 kg , dengan 2-3 kali
panen per tahun (Soemarsono et al, 1995).
Sampai saat ini dalam hal pemasaran buah anggur tidak menjadi masalah
karena pembeli buah anggur umumnya datang langsung ke lahan pekarangan pemilik
tanaman. . Rata-rata pemilik tanaman anggur di pekarangan merasakan adanya
tambahan penghasilan maupun tambahan gizi keluarga walaupun mereka hanya
memiliki satu atau dua tanaman anggur di pekarangannya . Selain dapat menjual
buahnya maka pemilik tanaman anggur dapat juga membuat bibit dari stek berasal
dari cabang-cabang hasil pangkasan . Sehingga menanam tanaman anggur di
pekarangan yang dianggap sebagai sambilan ternyata mampu menambah penghasilan
keluarga (Baswarsiati et al, 2001, 2002).
PERMASALAHAN
Beberapa permasalahan yang berkembang dalam usahatani anggur terletak pada
hal-hal berikut ini (Baswarsiati et al, 1999) : 1) kesesuaian lahan , terutama kaitannya
dengan persyaratan tumbuh tanaman anggur, belum semua petani melaksanakan usaha
tani anggur pada lahan yang sesuai sehingga hasil tidak optimal , 2) Varietas yang
ditanam belum semuanya bermutu baik sehingga produktivitas dan kualitas buah yang
dihasilkan beragam, 3) Pemupukan belum dilakukan secara efisien sehingga
mempengaruhi produksi dan biaya produksi, 4) Tingginya intensitas serangan penyakit
downy mildew (Plasmopara viticola) terutama pada musim hujan sehingga
mempengaruhi terhadap produksi, 5) Penanganan pasca panen belum dikuasai oleh
petani terutama hasil olahan, 6) Belum dikuasainya teknologi budidaya anggur secara
tepat oleh petani, 7) Butir buah anggur mudah rontok bila musim hujan terutama pada
anggur varietas Kediri Kuning (Belgia).
Untuk memecahkan permasalahan secara umum maka perlu
memperhatikan agroekologi yang sesuai untuk tanaman anggur yaitu tanah lempung
berpasir, sarang, komposisi 30-50 % lempung, 30-50 % pasir, 7-12 % liat, pH 7 dan
3. cukup zat hara. Tinggi tempat10-300 m dpl (Vitis vinifera),10- > 800 m dpl (Vitis
labrusca). Curah hujan optimum 800 mm/tahun, sinar matahari sebanyak-banyaknya, 4
bln kering/tahun (Soegito, 1991).
Selain agroekologi maka varietas yang ditanam umumnya dari spesies Vitis
vinifera yang merupakan buah meja (buah segar) dan umumnya kurang tahan terhadap
serangan OPT. Hingga saat ini belum terdapat varietas anggur yg dibudidayakan di
Indonesia yang tahan terhadap penyakit downy mildew kecuali spesies Vitis labrusca
yaitu Isabella, Delaware dan Tegal Hitam yang rasanya masam dan untuk olahan.
Varietas yg telah dilepas sebagai varietas unggul yaitu Bali, Probolinggo Biru,
Probolinggo Super, Kediri Kuning. Ke empat varietas unggul tersebut kurang tahan
terhadap downy mildew (Kusumo, 1991).
Agar usahatani anggur berhasil dan menguntungkan maka petani anggur diharapkan
menerapkan teknologi anjuran sehingga produktivitas tanaman anggur meningkat sekitar
40% dan pendapatan per pohon akan meningkat. Teknologi anjuran yang dapat
diterapkan untuk tanaman produktif (3-5 tahun) (Baswarsiati et al, 2001, Suyamto et al,
2003), yaitu :
Pemupukan dengan Urea 600g + KCl 450 g + SP 36 375 g per pohon
diberikan 10 hari sebelum pangkas, dan pupuk kandang 30 kg/pohon
diberikan 2 minggu sebelum pangkas
Pemangkasan dilakukan setiap 4 bulan sekali dan dapat diatur waktunya
sesuai keinginan waktu panen, diharapkan panen tidak pada musim hujan
Pewiwilan tunas yang tidak bermanfaat dilakukan intensif
Penjarangan buah dilakukan 2 kali saat buah sebesar mrica dan sebesar
jagung masing-masing 20% dari buah dalam tandan
Pengendalian OPT dilakukan bilamana diperlukan karena tanaman umumnya
berdekatan dengan lingkungan rumah
Panen dilakukan pada umur optimal (105 hari setelah pangkas)
Selain itu terdapat beberapa varietas unggul anggur selain Kediri Kuning yang
belum dikenal oleh sebagian petani anggur dan memiliki kualitas buah lebih unggul
seperti Probolinggo Super, Bs 60, Bs 45 dan BS 39. Untuk mempercepat pengembangan
varietas unggul dan substitusi varietas dapat dilakukan dengan menyambung
pada tanaman dewasa dengan teknik sambung celah. Tanaman dewasa yang sudah
4. dimiliki petani digunakan sebagai batang bawah sedangkan varietas unggul sebagai
batang atas sehingga pada satu tanaman anggur dapat disambung dengan beberapa
macam varietas. Keberhasilan penyambungan anggur pada tanaman dewasa sekitar 85%
asalkan tanaman dewasa yang digunakan mempunyai pertumbuhan baik, terawat,
ketrampilan petani dalam menyambung, saat penyambungan tepat yaitu pada akhir
musim hujan serta kesesuaian ukuran entris dengan batang bawah (Rahmawati et al,
2002).
ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN ANGGUR
Salah satu masalah dalam usaha peningkatan mutu dan produksi anggur adalah
serangan hama dan penyakit pada daun, tunas, sulur dan buah anggur. Pada tanaman
anggur terdapat beberapa penyakit yang masing-masing menyerang bagian tanaman
tertentu dengan gejala dan cara serangan yang berbeda-beda, tergantung jenis
penyebabnya. Penyakit utama yang sering menyerang pertanaman anggur yaitu downy
mildew yang muncul pada musim hujan (Dwiastuti dan Nurhadi, 1986). Sedangkan
penyakit lainnya antara lain powdery mildew, karat daun, antraknose, busuk buah,
mozaik dan virus van leaf. Hama yang sering menyerang tanaman anggur yaitu rayap,
burung, tikus, tupai, kelelawar, musang,ulat kantung, belalang, ulat daun, kumbang daun,
tungau, penggerek batang dan nematoda (Soegito dan Sidik, 1991).
Pengetahuan tentang sifat masing-masing penyakit sangat dibutuhkan untuk
pengambilan tindakan pengendalian yang efektif dan efisien. Sejalan dengan
perkembangan usaha-tani anggur, tentunya diperlukan informasi tentang jenis dan
karakter penyakit pada tanaman anggur serta cara pengendaliannya. Cara pengendalian
OPT pada anggur perlu memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan karena
umumnya tanaman anggur ditanam di pekarangan, serta pengaruh residu pestisida
terhadap kesehatan konsumen.
Semakin meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan terhadap
konsumsi makanan serta kelestarian lingkungan hidup dengan kesejahteraan manusia ,
telah mendorong masuknya aspek kelestarian lingkungan dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Sesuai dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang no 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman, yang telah dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No 6 Tahun
5. 1995 tentang Perlindungan Tanaman maupun Keputusan Menteri Pertanian No
887/Kpts/OT.210/9/97 tentang Pedoman Pengendalian OPT, maka penggunaan pestisida
dalam pengendalian OPT merupakan alternatif terakhir. Pengertian alternatif terakhir
adalah apabila semua teknik/cara pengendalian yang lain (misal cara budidaya tanaman,
secara biologis, fisik, mekanis, genetis dan karantina) dinilai tidak memadai (Direktur
Perlindungan Hortikultura, 2003).
PENYAKIT TANAMAN ANGGUR DAN CARA PENGENDALIANNYA
1. Penyakit Tepung Palsu/Embun Berbulu (downy mildew)
Merupakan penyakit yang merugikan pada tanaman anggur karena dapat
menurunkan produksi buah sampai 70 % . Penyakit ini menyerang pada musim hujan
dan cepat meluas, terutama setelah hujan malam hari. Penyakit disebabkan oleh
Plasmopara viticola.
Gejala Serangan
Pada sisi atas daun timbul bercak-bercak kuning kehijauan yang berbatas tidak
jelas, kemudian bercak meluas dan berubah menjadi coklat. Dalam cuaca lembab pada
sisi bawah bercak terjadi lapisan putih bertepung. Akhirnya daun menjadi kering dan
rontok. Gejala juga dapat timbul pada batang muda, sulur, tangkai bunga dan buah
(Roesmiyanto et al, 1989)
Serangan pada tangkai buah atau buah yang ukurannya sebesar lada menyebabkan buah
busuk berwarna coklat kehitaman, kering dan rontok. Sedangkan serangan pada buah
yang lebih besar akan menyebabkan terjadinya bercak berwarna coklat dan seperti
berkerak, bahkan sering seluruh buah berwarna coklat sehingga dapat mengurangi mutu
buah
Pengendalian
Mengurangi kelembaban kebun
Memangkas ranting yang terkena penyakit (mengurangi sumber infeksi)
Daun yang sakit dan rontok dikumpulkan dan kemudian dibakar
Pemakaian atap plastik di atas para-para pada musim penghujan (Roesmiyanto et
al, 1989)
6. Menggunakan fungisida bubur bordo (bahan dasar terusi/CuSO4 dan kapur
tohor), atau menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb + karbendazim 0,2
%
Menanam varietas tahan Isabella, Delaware, Tegal Hitam spesies Vitis labrusca
2. Penyakit Embun Tepung (Powdery Mildew)
Penyakit powdery mildew atau embun tepung terjadi pada saat peralihan dari
musim kemarau ke musim penghujan. Jamur ini menyerang daun dan buah anggur.
Gejala Serangan
Pada daun gejala yang tampak adalah pada permukaan atas terdapat tepung
berwarna putih yang meluas (massa spora), kemudian berwarna coklat dan selanjutnya
daun gugur. Serangan pada buah mula-mula berwarna putih dan bekas serangan
menjadi berwarna coklat berkutil atau berkerut-kerut sehingga menyebabkan buah cacat.
Pengendalian
Memangkas daun-daun sakit dan dibakar (mengurangi sumber infeksi)
Menggunakan fungisida bubur california (bahan dasar dari belerang dan kapur
tohor)
Menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb + karbendazim
3. Karat Daun (Phakospora vitis)
Penyakit karat daun banyak terjadi pada daun-daun tua.
Gejala Serangan
Pada sisi bawah daun terdapat tepung berwarna merah jingga hingga merah sawo
yang berisi spora jamur. Jika dilihat dari sisi atas tampak berwarna hijau kekuningan.
Pada serangan yang berat seluruh permukaan bawah daun tertutup oleh lapisan spora dan
daun akan segera rontok. Tanaman yang sakit hanya mempunyai sedikit daun sehingga
produksi buahnya menjadi berkurang.
7. Pengendalian
Memangkas dan membakar daun tanaman yang sakit
Eradikasi tanaman inang lainnya
Menggunakan pestisida alami bubur California dan fungisida berbahan aktif
Mankozeb, Benomyl
4. Antraknose (Gloeosporium sp)
Penyakit ini banyak menyerang buah yang hampir masak, tunas dan cabangcabang muda.
Gejala serangan
Pada buah mula-mula menunjukkan gejala berupa bintik-bintik coklat yang
meluas dan mengendap ke bawah. Selanjutnya pada bagian tengah bercak timbul massa
berwarna jingga (spora).
Pengendalian
Membuang buah yang busuk
Sanitasi kebun
Menggunakan pestisida alami bubur California
Menggunakan pestisida nabati serbuk biji mimba dengan takaran 30 g/l air
Menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb + karbendazim
5. Busuk Buah (Gray mold)
Gejala penyakit tampak pada daerah pertanaman yang buahnya masak. Stadia
awal serangan ditandai dengan merekahnya jaringan bagian dalam kulit. Buah yang
terinfeksi menjadi mengkerut dan berubah menjadi coklat tua.
Pengendalian
Sanitasi kebun
Buah yang busuk dibuang
Menggunakan pestisida alami bubur bordo
Menggunakan fungisida berbahan aktif Maneb dan Zineb.
8. 6. Penyakit Gulung Daun (Virus van leaf))
Bentuk daun yang terserang penyakit ini menjadi tidak simetris. Bagian daun
yang terkena infeksi menjadi lebih kecil daripada bagian yang normal.
Pengendalian
Membinasakan tanaman yang terkena infeksi
Menanam anggur yang bebas virus
Menjaga kandungan kalium dalam tanah agar meningkat berdasarkan kesuburan
tanah
HAMA TANAMAN ANGGUR DAN CARA PENGENDALIANNYA
1. Rayap
Terutama menyerang stek yang belum atau baru saja tumbuh dan pohon yang
kurang sehat. Rayap ini seringkali muncul bila pupuk kandang yang digunakan kurang
masak.
Pengendalian :
Penanaman stek anggur dalam media pasir
Menggunakan pestisida nabati serbuk biji mimba , disemprot dengan takaran 30
g/l air, atau ditaburkan di sekitar tanaman sebanyak 100 gram per tanaman
Menggunakan insektisida kontak sesuai anjuran yaitu 1-2 g/l atau 1-2 cc/l
2. Burung, tikus, tupai, kelelawar dan musang
Hama ini menyerang buah, khusunya pada waktu menjelang buah masak
Pengendalian
Membungkus buah dengan kertas menjelang buah masak
Memasang lampu di dekat tanaman
Memasang jaring-jaring di bawah para-para
Memasang bunyi-bunyian
9. 3. Ulat kantung
Ulat kantung sering mengganggu daun anggur, yaitu dengan membuat lubang-
lubang pada lembaran daun. Hama ini tinggal dalam kepompong seperti kerucut.
Pengendalian
Menggunakan pestisida nabati serbuk biji mimba 30 g/l air, disemprotkan pada
daun
Menggunakan pestisida sistemik pada daun
4. Kumbang Daun (Apogonia sp)
Kumbang ini menyerang daun, membuat lubang-lubang pada lembaran daunnya.
Kumbang berwarna hitam atau coklat. Menyerang pada malam hari , sejak matahari
terbenam sampai menjelang fajar. Pada siang hari kumbang bersembunyi dalam tanah..
Pengendalian
Dengan cara menangkap dengan lampu atau alat penerang (trap). Jumlahnya
terkadang banyak sekali sehingga sulit dikendalikan dengan pestisida yang ada
5. Tungau atau Gurem Putih ( Mite )
Tungau dapat menyebabkan tanaman kerdil pertumbuhannya. Terdapat gurem
warna merah dan warna putih. Gurem putih lebih ganas daripada gurem merah.
Pengendalian
Menaburkan Bubur Bordo atau Bubur California pada daun
Menggunakan insektisida sistemik berbahan aktif belerang
6. Penggerek Batang
Hama ini menyerang batang dan cabang yang kurang sekat. Bagian yang
diserang sering mengeluarkan lendir dan akan mati.
Pengendalian
Dikendalikan dengan memangkas bagian tanaman terserang kemudian dibakar
Menyumbat bekas lubang dengan serbuk biji mimba atau insektisida sistemik