SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Suara Karya 
Sabtu, 28 Juli 2007 
Sayap Malaikat 
Cerpen: Hamzah Puadi Ilyas 
Saya memberi nama anak laki-laki itu Izan, sebab ia lahir saat azan berkumandang setelah 
petang tak lagi datang. Saat itu terdengar jeritan ibunya yang menyumpah-nyumpah nama 
seorang pria. Ia bilang pria itu bajingan, binatang, setan dan segala macam. 
Jelas sekali saya mendengar sumpah serapah itu. Kontrakan kami hanya berbatas dinding 
tua yang mungkin akan runtuh dengan sekali hentakan keras kaki lelaki kekar. Saya tak 
tahan mendengar caci maki seperti itu. Akhirnya saya pergi, meninggalkan jahitan yang 
sebenarnya sebentar lagi selesai. Setelah balik puluhan menit kemudian, saya mendengar 
suara tangisan bayi. 
Ketika saya datang menjenguk sambil membawa pakaian bayi yang saya jahit sendiri, 
ibunya berkata, "Dia tidak punya nama sebab dia bukan anak manusia. Dia anak setan yang 
berwujud lelaki jalang." 
"Anak Setan?" 
Wanita itu mengangguk. Rambutnya yang terurai panjang seolah berubah menjadi tambang 
ijuk yang melilit-lilit tak karuan. Ia tidak mengucapkan terimakasih atas pemberian saya, 
malah menatap wajah saya dengan sorot menakutkan. Cahaya matanya seolah menjelma 
makhluk buas yang siap menerkam. Saya tiba-tiba merasa ngeri. Apakah ia benar-benar 
setan yang telah melahirkan seorang anak? 
Malam-malam berikutnya sering terdengar suara tangisan Izan yang menyayat hati. Sebagai 
seorang wanita yang telah melahirkan, saya tahu Izan lapar. Ingin rasanya saya keluar, 
mengetuk pintu rumah wanita itu, dan memberi Izan susu. Tapi lagi-lagi saya ngeri dengan 
tatapan ibunya yang bagai memancarkan api. 
Ternyata ketakutan itu bukan cuma saya yang merasakan. Tetangga-tetangga lain juga 
bilang bahwa mereka tidak berani berbicara dengan wanita itu karena bila diberi saran ia 
akan berteriak-teriak seperti orang kesurupan dan berkata bahwa anak setan tak perlu 
dikasihani. Orang-orang menjadi malas dan tak mau ambil peduli. 
Pernah sekali saya tak mendengar suara tangisan Izan pada puncak malam ketika kamar 
kecil memanggil saya. Itu membuat saya sedikit penasaran. Keluar dari kamar kecil, saya 
tak langsung ke tempat tidur, tapi menuju ke tembok yang berbatasan dengan rumah wanita 
itu. Pelan-pelan saya tempelkan telinga ke tembok yang terasa sangat dingin. 
Saya mulai mendengar suara tangisan wanita. Saya berpikir bahwa itu pasti suara ibu Izan. 
Tangisan itu lambat laun makin keras terdengar dan menyayat. Tiba-tiba jantung saya 
meledak saat ada teriakan yang mengutuk seseorang. Wanita itu kembali mengucapkan 
kata-kata paling kasar yang pernah saya dengar. Puncaknya, saya mendengar suara 
lemparan -yang menurut saya adalah gelas dan piring- membentur dinding tepat di tempat 
saya menguping. Pecahannya seperti menembus ke gendang telinga. 
"Dasar setan. Buaya! Enyah kau! Kamu hanya mau menikmati tubuhku. Penipu. Bajingan. 
Anjiiing." 
Daun telinga saya sontak kaku, pori-pori kulit membesar dan membuat bulu-bulu halus di 
sekujur tubuh berdiri. Mata wanita itu terbayang, dengan rambut ijuknya yang berubah
menjadi ular berbisa yang menjulurkan lidah bercabang dua. Langsung saya menuju kamar 
tidur dan memeluk anak saya yang sedang pulas di balik selimut. 
* * * 
Seorang wanita muda saya perhatikan sedang melihat-lihat kontrakan sebelah. Rambutnya 
hitam, lurus, dan ujungnya yang rata hampir menyentuh ikat pinggang. Celana putih 
ketatnya mencetak garis tepian celana dalam dengan jelas. Dan saya bisa menebak jika 
warnanya merah muda. Tiba-tiba ada ketukan di pintu setelah saya masuk ke dalam. Saya 
terkejut melihat wanita tadi telah berada di depan saya. Saya mematung sesaat melihat 
matanya yang gelap, bulu matanya yang panjang, bibirnya yang ungu, dan tulang pipinya 
yang menonjol dengan sinar kemerahan. 
"Permisi." Katanya. "Siapa yang memiliki kontrakan di sini?" 
"Ini kontrakan haji Jamil." Kata saya. "Rumahnya tepat di pinggir jalan dengan cat biru 
muda, dan ada warung di depannya." 
Ia mengucapkan terimakasih dengan suara datar, lalu cepat-cepat pergi, menunjukkan 
punggungnya yang mulus. Dan keesokan harinya saya lihat beberapa lelaki mengangkut 
barang-barang ke rumah itu. 
Hari-hari berikutnya saya jarang bertemu dia. Sebagai tetangga, sebetulnya saya ingin 
mengenal dirinya. Tapi kesempatan itu tak pernah saya dapatkan. Pernah saya sengaja 
datang ke rumahnya dengan membawa semangkuk kolak pisang. Maksudnya agar saya bisa 
berbincang-bincang dan menjalin persahabatan dengannya. Tetapi ia mengatakan sedang 
sakit perut sehingga menolak pemberian saya. 
Wanita itu selalu keluar rumah saat langit telah hitam dan selalu dengan dandanan yang 
sama. Menor. Sebagai wanita, saya akui jika saya iri melihat bentuk tubuhnya. Tapi saya 
tak tahu kapan jam pulangnya. Cuma siangnya saya sering melihat dia membeli sayuran. 
Anehnya, ia memanggil tukang sayur saat ibu-ibu yang lain selesai berbelanja. 
Saya mencoba tak ambil pusing dengan keberadaannya, toh ia tak pernah mengganggu 
saya. Pernah beberapa kali saya mendengar suara cekikikan dua orang dari rumahnya. Lagi-lagi 
saat tengah malam ketika saya harus ke kamar kecil. Pada awalnya saya kira itu hanya 
perasaan saja. Tapi ketika saya tempelkan telinga ke tembok, saya mendengar suara 
erangan yang mendesah. Salah satunya adalah suara laki-laki. Memang ada perasaan kaget, 
namun cepat-cepat saya kembali tidur. 
Lalu para tetangga mulai membicarakannya. Terutama ibu-ibu yang datang untuk menjahit 
baju kepada saya atau saat berbelanja sayuran. Ada yang mengatakan bahwa ia wanita 
simpanan, wanita panggilan, atau apalah. Saya diam saja karena takut menyebar fitnah. 
Akhirnya saya mendengar bahwa ada yang melapor kepada haji Jamil agar mengusir wanita 
itu. Tapi lelaki tua itu mengatakan bahwa ia tak bisa melakukannya mengingat wanita itu 
tak pernah membuat masalah dan telah membayar kontrakan untuk tiga tahun. 
* * * 
Subuh tiba. Saya cepat bangun karena sulit memejamkan mata akibat suara Izan yang tak 
berhenti menangis. Suara tangis itu mengiris hati saya. Saya jadi bingung apa yang akan 
saya lakukan karena tangis itu seolah memanggil-manggil saya untuk segera datang ke 
sana. Walau berat, akhirnya saya membuat keputusan. 
Saya keluar. Rumah sebelah terlihat gelap. Tangis Izan masih terdengar. Lalu saya 
membuka pagar, ke jalan setapak yang hanya bisa dilalui dua motor, dan kemudian masuk
ke halaman rumah wanita itu. Dengan perasaan ragu saya ketuk pintunya. Tidak ada 
jawaban. Lalu saya ketuk beberapa kali dengan lebih keras, tetap tak ada jawaban. Saya 
dorong pintu itu. Keras. Suara tangis Izan makin jelas terdengar. Saya merasakan detak 
jantung yang memukul dada tak karuan. 
Saya menoleh ke berbagai arah. Sisa-sisa malam belum menghilang, dan masih dipagut 
sepi. Tembok tinggi bercat hitam di depan rumah kami juga belum menampakkan coretan-coretannya. 
Namun tiba-tiba muncul beberapa lelaki yang pulang dari Mushola. 
"Ada apa, Mbak Nurul?" 
Mereka berhenti dan berkumpul di depan pagar. Saya cerita tentang suara tangis Izan yang 
telah berlangsung beberapa jam. Awalnya mereka tampak ragu, tapi ketika tangisan Izan 
terdengar mereka masuk ke halaman satu-persatu. Lalu salah seorang mengetuk pintu 
setelah menempelkan telinganya beberapa detik dan mencari-cari celah untuk melihat ke 
dalam. Mula-mula pelan, lambat laun keras. Yang lain juga ikut-ikutan mengetuk pintu. 
Tapi tetap tak ada jawaban. 
Salah seorang kemudian berinisiatif untuk memanggil haji Jamil. Tak lama kemudian haji 
Jamil datang dengan membawa kunci duplikat. Jalannya tergopoh-gopoh, sehingga suara 
kain sarung yang melilit di pinggangnya terdengar. 
Pintu dibuka. Gelap. Suara Izan kini terdengar bagai orang kecegukan. Saya tahu suara itu 
berasal dari kamar. Setelah lampu dinyalakan oleh haji Jamil, saya segera menuju ke kamar 
dan menemukan tubuh Izan yang telah membiru. Tak ada lagi tangis. Matanya terpejam, 
namun mulutnya menyerupai ikan mujair. 
Tiba-tiba suara haji Jamil terdengar keras sambil membaca istigfar, diikuti oleh beberapa 
lelaki lain. Saya segera keluar kamar sambil mendekap Izan. Saat berjalan beberapa 
langkah ke pintu kamar mandi badan saya gemetar, jantung saya berhenti berdetak, dan 
tengkuk saya seperti disiram air es. Bila tak ada tembok, mungkin saya telah jatuh 
terduduk. Saya melihat seorang wanita tergantung dengan lidah menjulur dan mata 
mendelik. Ada wajah setan. 
* * * 
"Kamu sedang menggambar apa, Izan?" Tanya Saya. 
"Sayap malaikat." 
Ucapan Izan sulit dimengerti. Mulanya saya juga mengalami kesulitan. Tapi karena setiap 
saat berhubungan dengannya, lambat-laun saya bisa menangkap artinya. Yang paling 
mengherankan adalah matanya yang tak pernah menatap saya bila diajak bicara. Tapi jika 
diperhatikan, mata itu seperti menatap sesuatu. 
"Kamu pernah melihat malaikat?" 
"Pernah." Kata Izan. Tangannya terus saja menggambar. "Di rumah sebelah." 
Saya teringat rumah itu yang kini kosong. Tak ada orang yang mau menempati meskipun 
haji Jamil telah menurunkan biaya sewanya hingga setengah. Banyak yang bilang telah 
mendengar suara-suara aneh dari rumah itu bila lewat di depannya. Entah benar atau tidak, 
katanya ada yang pernah melihat wanita berambut panjang dari balik kaca sedang 
menjulurkan lidah. Matanya bagai mata kucing dalam gelap, namun berwarna seperti api. 
Lalu katanya lagi ada bau darah, terkadang bangkai. Tapi untungnya saya tak pernah 
mendengar apa-apa dan tidak ada perasaan takut sedikit pun. 
Yang saya takutkan hanya Izan. Gurunya di sekolah bilang ia berbeda dengan anak-anak
lainnya. Fisiknya agak lemah dan kecerdasannya sangat kurang. Akhirnya Izan tak lagi 
sekolah. Untuk menyekolahkannya di tempat khusus saya tidak punya uang. Berapalah 
pendapatan seorang penjahit yang tak memiliki suami seperti saya dan harus menghidupi 
dua anak. 
"Kok sayapnya cuma satu?" Saya bertanya lagi. 
"Sebentar lagi dua." 
Saya menatap Izan. Matanya yang berbentuk aneh kini tampak layu. Muncul rasa bersalah 
yang tak mampu saya ungkapkan. Yang saya mampu lakukan hanya memberinya makan 
dan menceritakan kisah-kisah malaikat sebelum tidur bersama anak kandung saya. 
Untungnya anak kandung saya juga baik pada Izan. 
Izan sangat menyukai cerita itu, terutama cerita malaikat yang sebenarnya saya karang 
sendiri. Saya katakan bahwa malaikat itu memiliki dua sayap, bisa terbang, dan suka 
menemui anak-anak yang berperilaku baik. Tapi mereka akan menyamar menjadi manusia 
bila bertemu anak-anak. Kadang Izan bertanya walaupun kata-kata yang keluar terasa sulit 
sekali. 
"Izan mau ketemu malaikat lagi." 
Kata-kata itu lagi yang diucapkan. Sudah beberapa hari ini. Mulanya saya tidak 
menanggapi. 
"Dimana, Izan?" Akhirnya saya bertanya. 
"Di rumah sebelah." 
Saya menarik napas. Saya pikir izan mungkin terlalu serius dengan cerita saya selama ini. 
Lalu saya biarkan ia melanjutkan menggambar, sedangkan perhatian saya tercurah pada 
jahitan. 
Sore itu tiba-tiba langit gelap. Hujan turun dengan deras selama hampir satu jam. Saya terus 
saja menjahit, karena besok akan diambil. Setelah itu saya membantu anak kandung saya 
menyelesaikan PR. Saya melupakan Izan sama sekali. Saya baru sadar Izan tak ada saat 
azan Magrib terdengar dan hujan telah berhenti. 
Saya memanggil-manggil Izan. Karena tak ada jawaban saya keluar. Dari sana saya melihat 
seorang anak kecil terbaring di rumah sebelah di atas bale bambu. Langsung saya menuju 
ke sana. Jantung saya berdegup sangat keras saat saya tahu itu adalah Izan. 
Anak itu diam dengan wajah tersenyum sambil memegang selembar kertas. Putih dan 
pucat. Matanya tertutup. Saya membungkuk. Dengan gemetar saya sentuh dia sambil 
menyebut namanya. Ia diam. Telapak tangan saya merasakan dingin. Lalu saya guncangkan 
badannya perlahan. Tapi tubuh itu kaku. 
"Izaaan." Saya berteriak. Ia tetap diam. 
Tiba-tiba ada angin yang menggerakkan ujung kertas yang tertindih tangannya. Saya tarik 
kertas itu pelan-pelan dari dekapan Izan. Mata saya tak mampu berkedip. Terlihat gambar 
menyerupai sosok manusia yang kini telah memiliki dua sayap berwarna biru. Izan telah 
menggambar sayap malaikat. ***

More Related Content

What's hot (18)

Ceritaku
CeritakuCeritaku
Ceritaku
 
Doa emak untuk asa
Doa emak untuk asaDoa emak untuk asa
Doa emak untuk asa
 
Cerpen Pencuri Cahaya
Cerpen Pencuri CahayaCerpen Pencuri Cahaya
Cerpen Pencuri Cahaya
 
Serial Oliv Buku 3 Bab 4 : Pesta tengah malam
Serial Oliv Buku 3 Bab 4 : Pesta tengah malamSerial Oliv Buku 3 Bab 4 : Pesta tengah malam
Serial Oliv Buku 3 Bab 4 : Pesta tengah malam
 
Lost One Love
Lost One LoveLost One Love
Lost One Love
 
Cerita rakyat daerah muna
Cerita rakyat daerah munaCerita rakyat daerah muna
Cerita rakyat daerah muna
 
Timbunan sampah (edi supardi emon)
Timbunan sampah (edi supardi emon)Timbunan sampah (edi supardi emon)
Timbunan sampah (edi supardi emon)
 
Aulia
AuliaAulia
Aulia
 
Teruntuk dikau
Teruntuk dikauTeruntuk dikau
Teruntuk dikau
 
Cerpen akhir sebuah penantian
Cerpen akhir sebuah penantianCerpen akhir sebuah penantian
Cerpen akhir sebuah penantian
 
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainalAnalisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
 
Para jin unjuk rasa (ahmad syam)
Para jin unjuk rasa (ahmad syam)Para jin unjuk rasa (ahmad syam)
Para jin unjuk rasa (ahmad syam)
 
Abu bakar al miski
Abu bakar al miskiAbu bakar al miski
Abu bakar al miski
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Karangan cerpen sendiri
Karangan cerpen sendiriKarangan cerpen sendiri
Karangan cerpen sendiri
 
Cerpen kasih salina
Cerpen  kasih salinaCerpen  kasih salina
Cerpen kasih salina
 
Rumah jahe
Rumah jaheRumah jahe
Rumah jahe
 
Ustad yusuf mansur
Ustad yusuf mansurUstad yusuf mansur
Ustad yusuf mansur
 

Similar to Sayap malaikat (hamzah puadi ilyas)

Similar to Sayap malaikat (hamzah puadi ilyas) (20)

Teror via email part 1
Teror via email part 1Teror via email part 1
Teror via email part 1
 
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
Di kampung, tak ada kunang kunang (indrian koto)
 
Bibik
BibikBibik
Bibik
 
Kunti merah kos kosan
Kunti merah kos kosanKunti merah kos kosan
Kunti merah kos kosan
 
Pintu yang terkunci (azizah hefni)
Pintu yang terkunci (azizah hefni)Pintu yang terkunci (azizah hefni)
Pintu yang terkunci (azizah hefni)
 
Kereta malam
Kereta malamKereta malam
Kereta malam
 
Presentasi teknik penulisan-cerpen3
Presentasi teknik penulisan-cerpen3Presentasi teknik penulisan-cerpen3
Presentasi teknik penulisan-cerpen3
 
Teror via email part 2
Teror via email part 2Teror via email part 2
Teror via email part 2
 
Kisah pendekar bongkok kho ping hoo
Kisah pendekar bongkok kho ping hooKisah pendekar bongkok kho ping hoo
Kisah pendekar bongkok kho ping hoo
 
Cerita versi ku
Cerita versi kuCerita versi ku
Cerita versi ku
 
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
 
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
 
Sepasang kaos-kaki-hitam
Sepasang kaos-kaki-hitamSepasang kaos-kaki-hitam
Sepasang kaos-kaki-hitam
 
Paman Don.docx
Paman Don.docxPaman Don.docx
Paman Don.docx
 
Teror via email part 4
Teror via email part 4Teror via email part 4
Teror via email part 4
 
Sh mintardja-tembang tantanganz
Sh mintardja-tembang tantanganzSh mintardja-tembang tantanganz
Sh mintardja-tembang tantanganz
 
Midnight Sun indo vers
Midnight Sun indo versMidnight Sun indo vers
Midnight Sun indo vers
 
Akibat tidak sholat
Akibat tidak sholatAkibat tidak sholat
Akibat tidak sholat
 
Perempuan kedua (labibah zain)
Perempuan kedua (labibah zain)Perempuan kedua (labibah zain)
Perempuan kedua (labibah zain)
 
Perempuan kedua (labibah zain)
Perempuan kedua (labibah zain)Perempuan kedua (labibah zain)
Perempuan kedua (labibah zain)
 

More from Arvinoor Siregar SH MH (20)

Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212
 
Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223
 
Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501
 
Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225
 
Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572
 
Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223
 
Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184
 
Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223
 
Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433
 
Thurgood marshall
Thurgood marshallThurgood marshall
Thurgood marshall
 
The rainbow coalition
The rainbow coalitionThe rainbow coalition
The rainbow coalition
 
The halls of power
The halls of powerThe halls of power
The halls of power
 
The dred scott decision
The dred scott decisionThe dred scott decision
The dred scott decision
 
Slavery
SlaverySlavery
Slavery
 
Rosa parks
Rosa parksRosa parks
Rosa parks
 
Martin luther king's dream
Martin luther king's dreamMartin luther king's dream
Martin luther king's dream
 
Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.
 
Jordon and ali
Jordon and aliJordon and ali
Jordon and ali
 
Jackie robinson
Jackie robinsonJackie robinson
Jackie robinson
 
Harriet tubman
Harriet tubmanHarriet tubman
Harriet tubman
 

Recently uploaded

Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 

Recently uploaded (11)

Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 

Sayap malaikat (hamzah puadi ilyas)

  • 1. Suara Karya Sabtu, 28 Juli 2007 Sayap Malaikat Cerpen: Hamzah Puadi Ilyas Saya memberi nama anak laki-laki itu Izan, sebab ia lahir saat azan berkumandang setelah petang tak lagi datang. Saat itu terdengar jeritan ibunya yang menyumpah-nyumpah nama seorang pria. Ia bilang pria itu bajingan, binatang, setan dan segala macam. Jelas sekali saya mendengar sumpah serapah itu. Kontrakan kami hanya berbatas dinding tua yang mungkin akan runtuh dengan sekali hentakan keras kaki lelaki kekar. Saya tak tahan mendengar caci maki seperti itu. Akhirnya saya pergi, meninggalkan jahitan yang sebenarnya sebentar lagi selesai. Setelah balik puluhan menit kemudian, saya mendengar suara tangisan bayi. Ketika saya datang menjenguk sambil membawa pakaian bayi yang saya jahit sendiri, ibunya berkata, "Dia tidak punya nama sebab dia bukan anak manusia. Dia anak setan yang berwujud lelaki jalang." "Anak Setan?" Wanita itu mengangguk. Rambutnya yang terurai panjang seolah berubah menjadi tambang ijuk yang melilit-lilit tak karuan. Ia tidak mengucapkan terimakasih atas pemberian saya, malah menatap wajah saya dengan sorot menakutkan. Cahaya matanya seolah menjelma makhluk buas yang siap menerkam. Saya tiba-tiba merasa ngeri. Apakah ia benar-benar setan yang telah melahirkan seorang anak? Malam-malam berikutnya sering terdengar suara tangisan Izan yang menyayat hati. Sebagai seorang wanita yang telah melahirkan, saya tahu Izan lapar. Ingin rasanya saya keluar, mengetuk pintu rumah wanita itu, dan memberi Izan susu. Tapi lagi-lagi saya ngeri dengan tatapan ibunya yang bagai memancarkan api. Ternyata ketakutan itu bukan cuma saya yang merasakan. Tetangga-tetangga lain juga bilang bahwa mereka tidak berani berbicara dengan wanita itu karena bila diberi saran ia akan berteriak-teriak seperti orang kesurupan dan berkata bahwa anak setan tak perlu dikasihani. Orang-orang menjadi malas dan tak mau ambil peduli. Pernah sekali saya tak mendengar suara tangisan Izan pada puncak malam ketika kamar kecil memanggil saya. Itu membuat saya sedikit penasaran. Keluar dari kamar kecil, saya tak langsung ke tempat tidur, tapi menuju ke tembok yang berbatasan dengan rumah wanita itu. Pelan-pelan saya tempelkan telinga ke tembok yang terasa sangat dingin. Saya mulai mendengar suara tangisan wanita. Saya berpikir bahwa itu pasti suara ibu Izan. Tangisan itu lambat laun makin keras terdengar dan menyayat. Tiba-tiba jantung saya meledak saat ada teriakan yang mengutuk seseorang. Wanita itu kembali mengucapkan kata-kata paling kasar yang pernah saya dengar. Puncaknya, saya mendengar suara lemparan -yang menurut saya adalah gelas dan piring- membentur dinding tepat di tempat saya menguping. Pecahannya seperti menembus ke gendang telinga. "Dasar setan. Buaya! Enyah kau! Kamu hanya mau menikmati tubuhku. Penipu. Bajingan. Anjiiing." Daun telinga saya sontak kaku, pori-pori kulit membesar dan membuat bulu-bulu halus di sekujur tubuh berdiri. Mata wanita itu terbayang, dengan rambut ijuknya yang berubah
  • 2. menjadi ular berbisa yang menjulurkan lidah bercabang dua. Langsung saya menuju kamar tidur dan memeluk anak saya yang sedang pulas di balik selimut. * * * Seorang wanita muda saya perhatikan sedang melihat-lihat kontrakan sebelah. Rambutnya hitam, lurus, dan ujungnya yang rata hampir menyentuh ikat pinggang. Celana putih ketatnya mencetak garis tepian celana dalam dengan jelas. Dan saya bisa menebak jika warnanya merah muda. Tiba-tiba ada ketukan di pintu setelah saya masuk ke dalam. Saya terkejut melihat wanita tadi telah berada di depan saya. Saya mematung sesaat melihat matanya yang gelap, bulu matanya yang panjang, bibirnya yang ungu, dan tulang pipinya yang menonjol dengan sinar kemerahan. "Permisi." Katanya. "Siapa yang memiliki kontrakan di sini?" "Ini kontrakan haji Jamil." Kata saya. "Rumahnya tepat di pinggir jalan dengan cat biru muda, dan ada warung di depannya." Ia mengucapkan terimakasih dengan suara datar, lalu cepat-cepat pergi, menunjukkan punggungnya yang mulus. Dan keesokan harinya saya lihat beberapa lelaki mengangkut barang-barang ke rumah itu. Hari-hari berikutnya saya jarang bertemu dia. Sebagai tetangga, sebetulnya saya ingin mengenal dirinya. Tapi kesempatan itu tak pernah saya dapatkan. Pernah saya sengaja datang ke rumahnya dengan membawa semangkuk kolak pisang. Maksudnya agar saya bisa berbincang-bincang dan menjalin persahabatan dengannya. Tetapi ia mengatakan sedang sakit perut sehingga menolak pemberian saya. Wanita itu selalu keluar rumah saat langit telah hitam dan selalu dengan dandanan yang sama. Menor. Sebagai wanita, saya akui jika saya iri melihat bentuk tubuhnya. Tapi saya tak tahu kapan jam pulangnya. Cuma siangnya saya sering melihat dia membeli sayuran. Anehnya, ia memanggil tukang sayur saat ibu-ibu yang lain selesai berbelanja. Saya mencoba tak ambil pusing dengan keberadaannya, toh ia tak pernah mengganggu saya. Pernah beberapa kali saya mendengar suara cekikikan dua orang dari rumahnya. Lagi-lagi saat tengah malam ketika saya harus ke kamar kecil. Pada awalnya saya kira itu hanya perasaan saja. Tapi ketika saya tempelkan telinga ke tembok, saya mendengar suara erangan yang mendesah. Salah satunya adalah suara laki-laki. Memang ada perasaan kaget, namun cepat-cepat saya kembali tidur. Lalu para tetangga mulai membicarakannya. Terutama ibu-ibu yang datang untuk menjahit baju kepada saya atau saat berbelanja sayuran. Ada yang mengatakan bahwa ia wanita simpanan, wanita panggilan, atau apalah. Saya diam saja karena takut menyebar fitnah. Akhirnya saya mendengar bahwa ada yang melapor kepada haji Jamil agar mengusir wanita itu. Tapi lelaki tua itu mengatakan bahwa ia tak bisa melakukannya mengingat wanita itu tak pernah membuat masalah dan telah membayar kontrakan untuk tiga tahun. * * * Subuh tiba. Saya cepat bangun karena sulit memejamkan mata akibat suara Izan yang tak berhenti menangis. Suara tangis itu mengiris hati saya. Saya jadi bingung apa yang akan saya lakukan karena tangis itu seolah memanggil-manggil saya untuk segera datang ke sana. Walau berat, akhirnya saya membuat keputusan. Saya keluar. Rumah sebelah terlihat gelap. Tangis Izan masih terdengar. Lalu saya membuka pagar, ke jalan setapak yang hanya bisa dilalui dua motor, dan kemudian masuk
  • 3. ke halaman rumah wanita itu. Dengan perasaan ragu saya ketuk pintunya. Tidak ada jawaban. Lalu saya ketuk beberapa kali dengan lebih keras, tetap tak ada jawaban. Saya dorong pintu itu. Keras. Suara tangis Izan makin jelas terdengar. Saya merasakan detak jantung yang memukul dada tak karuan. Saya menoleh ke berbagai arah. Sisa-sisa malam belum menghilang, dan masih dipagut sepi. Tembok tinggi bercat hitam di depan rumah kami juga belum menampakkan coretan-coretannya. Namun tiba-tiba muncul beberapa lelaki yang pulang dari Mushola. "Ada apa, Mbak Nurul?" Mereka berhenti dan berkumpul di depan pagar. Saya cerita tentang suara tangis Izan yang telah berlangsung beberapa jam. Awalnya mereka tampak ragu, tapi ketika tangisan Izan terdengar mereka masuk ke halaman satu-persatu. Lalu salah seorang mengetuk pintu setelah menempelkan telinganya beberapa detik dan mencari-cari celah untuk melihat ke dalam. Mula-mula pelan, lambat laun keras. Yang lain juga ikut-ikutan mengetuk pintu. Tapi tetap tak ada jawaban. Salah seorang kemudian berinisiatif untuk memanggil haji Jamil. Tak lama kemudian haji Jamil datang dengan membawa kunci duplikat. Jalannya tergopoh-gopoh, sehingga suara kain sarung yang melilit di pinggangnya terdengar. Pintu dibuka. Gelap. Suara Izan kini terdengar bagai orang kecegukan. Saya tahu suara itu berasal dari kamar. Setelah lampu dinyalakan oleh haji Jamil, saya segera menuju ke kamar dan menemukan tubuh Izan yang telah membiru. Tak ada lagi tangis. Matanya terpejam, namun mulutnya menyerupai ikan mujair. Tiba-tiba suara haji Jamil terdengar keras sambil membaca istigfar, diikuti oleh beberapa lelaki lain. Saya segera keluar kamar sambil mendekap Izan. Saat berjalan beberapa langkah ke pintu kamar mandi badan saya gemetar, jantung saya berhenti berdetak, dan tengkuk saya seperti disiram air es. Bila tak ada tembok, mungkin saya telah jatuh terduduk. Saya melihat seorang wanita tergantung dengan lidah menjulur dan mata mendelik. Ada wajah setan. * * * "Kamu sedang menggambar apa, Izan?" Tanya Saya. "Sayap malaikat." Ucapan Izan sulit dimengerti. Mulanya saya juga mengalami kesulitan. Tapi karena setiap saat berhubungan dengannya, lambat-laun saya bisa menangkap artinya. Yang paling mengherankan adalah matanya yang tak pernah menatap saya bila diajak bicara. Tapi jika diperhatikan, mata itu seperti menatap sesuatu. "Kamu pernah melihat malaikat?" "Pernah." Kata Izan. Tangannya terus saja menggambar. "Di rumah sebelah." Saya teringat rumah itu yang kini kosong. Tak ada orang yang mau menempati meskipun haji Jamil telah menurunkan biaya sewanya hingga setengah. Banyak yang bilang telah mendengar suara-suara aneh dari rumah itu bila lewat di depannya. Entah benar atau tidak, katanya ada yang pernah melihat wanita berambut panjang dari balik kaca sedang menjulurkan lidah. Matanya bagai mata kucing dalam gelap, namun berwarna seperti api. Lalu katanya lagi ada bau darah, terkadang bangkai. Tapi untungnya saya tak pernah mendengar apa-apa dan tidak ada perasaan takut sedikit pun. Yang saya takutkan hanya Izan. Gurunya di sekolah bilang ia berbeda dengan anak-anak
  • 4. lainnya. Fisiknya agak lemah dan kecerdasannya sangat kurang. Akhirnya Izan tak lagi sekolah. Untuk menyekolahkannya di tempat khusus saya tidak punya uang. Berapalah pendapatan seorang penjahit yang tak memiliki suami seperti saya dan harus menghidupi dua anak. "Kok sayapnya cuma satu?" Saya bertanya lagi. "Sebentar lagi dua." Saya menatap Izan. Matanya yang berbentuk aneh kini tampak layu. Muncul rasa bersalah yang tak mampu saya ungkapkan. Yang saya mampu lakukan hanya memberinya makan dan menceritakan kisah-kisah malaikat sebelum tidur bersama anak kandung saya. Untungnya anak kandung saya juga baik pada Izan. Izan sangat menyukai cerita itu, terutama cerita malaikat yang sebenarnya saya karang sendiri. Saya katakan bahwa malaikat itu memiliki dua sayap, bisa terbang, dan suka menemui anak-anak yang berperilaku baik. Tapi mereka akan menyamar menjadi manusia bila bertemu anak-anak. Kadang Izan bertanya walaupun kata-kata yang keluar terasa sulit sekali. "Izan mau ketemu malaikat lagi." Kata-kata itu lagi yang diucapkan. Sudah beberapa hari ini. Mulanya saya tidak menanggapi. "Dimana, Izan?" Akhirnya saya bertanya. "Di rumah sebelah." Saya menarik napas. Saya pikir izan mungkin terlalu serius dengan cerita saya selama ini. Lalu saya biarkan ia melanjutkan menggambar, sedangkan perhatian saya tercurah pada jahitan. Sore itu tiba-tiba langit gelap. Hujan turun dengan deras selama hampir satu jam. Saya terus saja menjahit, karena besok akan diambil. Setelah itu saya membantu anak kandung saya menyelesaikan PR. Saya melupakan Izan sama sekali. Saya baru sadar Izan tak ada saat azan Magrib terdengar dan hujan telah berhenti. Saya memanggil-manggil Izan. Karena tak ada jawaban saya keluar. Dari sana saya melihat seorang anak kecil terbaring di rumah sebelah di atas bale bambu. Langsung saya menuju ke sana. Jantung saya berdegup sangat keras saat saya tahu itu adalah Izan. Anak itu diam dengan wajah tersenyum sambil memegang selembar kertas. Putih dan pucat. Matanya tertutup. Saya membungkuk. Dengan gemetar saya sentuh dia sambil menyebut namanya. Ia diam. Telapak tangan saya merasakan dingin. Lalu saya guncangkan badannya perlahan. Tapi tubuh itu kaku. "Izaaan." Saya berteriak. Ia tetap diam. Tiba-tiba ada angin yang menggerakkan ujung kertas yang tertindih tangannya. Saya tarik kertas itu pelan-pelan dari dekapan Izan. Mata saya tak mampu berkedip. Terlihat gambar menyerupai sosok manusia yang kini telah memiliki dua sayap berwarna biru. Izan telah menggambar sayap malaikat. ***