SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Suara Karya 
Sabtu, 14 Juli 2007 
Pilkada 
Cerpen: Adek Alwi 
JUSTRU setelah ditempeleng ayah mataku terbuka lebar. Pandangku mulanya memang 
berkunangkunang. Kepalaku nanar. Dada berdebar-debar. Dan, hatiku sakit. Sudah setua ini 
masih kena tempeleng. Namun, beberapa waktu berselang, semuanya berubah drastis. 
Siasat ayah malah seperti buku terbuka di depanku. Mudah dibaca, gampang dicerna. 
Termasuk jalan pikiran serta perilaku ayah selama ini. 
Padahal, sebelumnya, semua itu begitu rumit. Pelik. Dan, selalu menjadi bahan pertikaian 
atau paling tidak ketidakserasianku dengan ayah. Ibaratnya, ayah ke selatan aku ke utara. 
Ayah bicara menggebu-gebu, aku justru ingin beliau kalem saja. Tatkala ayah bersikap 
tenang, justru aku yang mendesak beliau membeberkan semua rencana. "Ini saatnya, Ayah! 
Ini waktunya yang tepat!" kataku menggebu-gebu. 
"Tenang kau!" bentak ayah. "Jangan pula aku diatur-atur!" 
"Bukan diatur, Ayah!" Aku tidak henti mendesak; maju terus pantang mundur. "Tetapi 
memang harus seperti itu!" 
"Siapa yang mengharuskan?" 
"Tentu saja warga desa. Calon pemilih!" kataku. 
"Mana mungkin mereka pilih calon kepala desa yang tidak punya program. Tak punya 
rencana kerja konkret. Jelas, masuk akal, dan tidak bermanfaat untuk mereka." 
"Siapa bilang aku tidak punya program!" ayah menyentak. 
"Jadi, sudah ada? Ayo, cepat Ayah sampaikan kepada warga. Cepat, Ayah!" 
"Ala, gampang itu," balas ayah. "Sekarang pun seribu program dapat aku buat dan 
sebutkan. Sejak membangun jembatan, jalan, masjid, sekolah, sampai bikin pasar, serta 
balai desa. Sejak pembebasan biaya sekolah, santunan orang jompo, yatim-piatu, hingga 
memberi bibit dan pupuk gratis buat petani. Gampang itu. Mudah!" 
Aku terperangah. Hampir-hampir habis kata dan napas. "Itu bukan" 
"Ya. Bukan itu yang penting, tahu kau!" sela ayah. 
"Yang penting, yang utama sekarang memenangkan pemilihan kepala desa. Jika bukan aku, 
salah seorang anggota keluarga kita harus jadi kepala desa!" 
Aku menggeleng-geleng, benar-benar kehabisan kata. Ayah pun geleng-geleng kepala, 
menatapku lekat-lekat. Aku tahu kenapa dia menggeleng-geleng. Sebelumnya, kami pun 
sudah berbantahan. Aku ingin, pada musim pemilihan kepala desa (pilkada) sekarang ayah 
dan ibu berduet saja sebagai bakal calon dan wakilnya. Namun, ayah menghendaki masing-masing 
maju sebagai balon kepala desa. "Buat apa?" kubilang. "Lebih baik Ayah dan ibu 
berpasangan." 
"Tolol itu namanya! Menaruh telur saja orang tidak mau dalam satu keranjang. Apalagi jadi 
calon kepala desa. Percuma kau sekolah tinggi!" 
Mukaku panas, merah karena tersinggung. Tetapi, kucoba bertahan. "Dengan begitu Ayah 
dan ibu saling dukung," kataku menjelaskan. "Karena belum tentu warga yang menyukai 
ibu pun suka Ayah, atau sebaliknya. Nah, dengan berduet semua suara bisa diharapkan 
mengalir." 
"Lalu, jika tak terpilih, keduanya ambruk. Begitu maksud kau?" 
"Malah peluang terpilih makin besar. Sebab, ada dua kekuatan besar, kekuatan Ayah dan
ibu yang berkoalisi." 
"Ala, tak perlu kau pakai istilah-istilah gagah," ujar ayah. "Tahu kau, kalaupun kami 
terpilih, tapi sekali salah jalan, kita sekeluarga akan dikeroyok orang sedesa. Tak ada warga 
di luar keluarga yang akan membela!" 
"Karena itu, sebagai pasangan kepala desa serta wakilnya nanti, Ayah dan ibu harus 
meminimalkan kesalahan. Bilapun terjadi kekeliruan, hanya benar-benar karena 
ketaksengajaan, kelemahan manusia. Untuk itu harus berani" 
"Eh yang berani itu adikmu, si Pajatu!" sela ayah kesal. "Berani kawin. Berani punya anak. 
Kini, dia berani pula mencalonan diri sebagai kepala desa. Jadi, tahu kau, sekarang tiga 
calon kepala desa dari keluarga kita. Aku, ibumu, Pajatu. Bagaimana? Berani tidak kau 
mencalonkan diri?" 
Aku menghindar. Tidak muncul-muncul, sampai kemarin. Kemarin, begitu muncul kami 
berbantahan kembali. 
"Kalau Ayah khawatir dijatuhkan setelah terpilih dengan ibu sebagai kepala desa dan 
wakilnya, kuncinya ialah program. Program yang baik dan jitu tak saja mengundang warga 
memilih Ayah dan ibu, juga membuat warga tidak berpeluang" 
"He, sudah kubilang berkali-kali. Seribu program pun bisa kubuat, tahu!" 
"Harus dibuktikan dan diuji, Yah. Harus disampaikan dulu kepada warga." 
"Bukan itu yang penting!" Wajah ayah merah-padam. 
"Tetapi, memenangkan pemilihan. Bagaimana supaya kepala desa tetap di tangan keluarga 
kita. Karena itu, sebanyak mungkin anggota keluarga harus mencalonkan diri, kecuali yang 
pengecut!" Rahang ayah mengeras. Matanya menyambar-nyambar. 
Tapi aku tetap mendesak. "Banyak pun tak akan menang jika tidak becus bikin program!" 
Tangan ayah pun melayang, plak! Mataku langsung berkunang-kunang dan kepalaku nanar 
bukan kepalang. 
* * * 
"BAGAIMANA sekarang?" Ayah bertanya setelah beberapa lama. 
Aku tiba-tiba terdorong mengangguk-angguk. Mataku memang tak berkunang lagi. 
Kepalaku juga sudah tak nanar. Sakit hatiku perlahan-lahan hilang. Pandanganku malah 
terbuka lebar. Dan di hadapanku seolah terhampar jalan pikiran, perilaku, siasat juga 
keinginan-keinginan ayah. Semua begitu mudah dibaca, justru setelah kepalaku kena 
tempeleng. 
Rupanya, sesudah jadi kepala desa periode lalu, di musim pemilihan sekarang ayah 
menerapkan strategi para pemancing; karena tidak yakin benar akan terpilih lagi. Maka, 
pasang saja pancing banyak-banyak dengan mendorong anggota keluarga maju sebagai 
balon kepala desa. Bukan balon wakil. Dari sekian banyak, mustahil tidak ada yang kena 
untuk melanjutkan kekuasaan ayah, jika dia tidak terpilih kembali. 
Dengan begitu, program memang tak penting dijajakan kepada calon pemilih. Lebih 
penting mencari dan menyebar dana sembako, kaos, transpor, plus uang saku untuk calon 
pemilih; agar pilihan mereka tak meleset. Dan juga, mencari pasangan atau balon wakil 
kepala desa. Tentu dari kalangan berpengaruh serta kaya. 
"Bagaimana, paham kau sekarang?" ayah mengulang pertanyaannya. 
"Paham, Ayah. Mengerti."
Ayah tersenyum. "Kalau begitu, segera persiapkan diri. Eh, kau akan maju jadi balon 
kepala desa bukan?" 
"Tentu saja." 
"Nah, persiapkan dirimu. Cari balon wakil sekarang!" 
"Beres," kataku. Di kepalaku melintas bayangan Inyo dan Galadia, dua kawan yang cukup 
berpengaruh. 
"Ayah bagaimana? Sudah ada pasangan?" 
"Belum. Agak sulit mencari sekarang, tapi jangan pikirkan. Nanti pasti dapat." 
"Calon wakil untuk ibu?" 
"Juga belum. Tapi pasti dapat nanti. Adikmu Pajatu sudah punya," sahut ayah. "Kini, 
pergilah. Cari balon wakil untuk mendampingimu." 
Sore itu juga kucari Galadia ke lepau kopi. Tidak jumpa. Dan tadi aku ulangi. Tetap tak 
bertemu. Inyo juga tidak. Hanya beberapa kawan, penganggur dan preman di lepau kopi, 
main domino. 
"Susah bertemu Inyo sekarang," kata mereka. 
"Sibuk!" 
"Sibuk?" 
"Ah, kau benar-benar ketinggalan kereta." Mereka ketawa. "Inyo maju sebagai balon kepala 
desa. Kini sibuk cari balon wakil!" 
Aku kembali terkejut waktu mendengar Galadia melakukan hal yang sama. 
"Jangankan Inyo dan Galadia, si Turiak saja jadi balon!" 
"Si Empa juga!" balas yang lain. 
"Pokoknya seru pilkada sekarang. Banyak calon. Eh, kau mencari Galadia dan Inyo mau 
apa?" 
"Menurut kalian?" 
"Mudah-mudahan tak melamar jadi balon wakil Inyo atau Galadia. Bukan apa-apa. Tahu 
kita, siapa Galadia dan Inyo bukan? Pengaruh memang besar. Sama dengan nafsunya!" 
Mereka tertawa lagi. Kali ini aku ikut ketawa. 
"Syukur kalian bilang begitu," kataku. "Tadinya, salah seorang mau kujadikan balon 
wakil!" 
Ketawa mereka terhenti. "Jadi, kau" 
"Kalian tahu, pengaruhku sama besar dengan Galadia dan Inyo," kataku. "Tapi nafsu kami 
kan beda. Nah, sampai ketemu di hari pemilihan!" Lalu, kulempar pembeli rokok mereka 
ke meja lepau. Aku percaya mereka akan memilihku. 
* * * 
AYAH mertuaku sudah menunggu setiba aku di rumah. 
"Sejak magrib Bapak menanti," bisik istriku. 
"Ada apa?" 
"Mau bicara." 
"Soal apa?" 
Istriku tersenyum. 
Setelah bicara kian kemari, ayah mertuaku menyampaikan niat. Untuk sekian kalinya aku 
terkejut. Ayah mertuaku, pedagang tembakau itu, rupanya berminat maju jadi balon kepala 
desa. "Bapak merasa terpanggil, Nak," ujar beliau. 
Aku terdiam. Galau. Tak seperti menghadapi ayah sebelum dia tempeleng, ada rasa segan
berbantah dengan ayah mertuaku, lelaki uzur itu. 
"Sebab itu Bapak kemari," sambung ayah mertuaku. "Bapak ingin melamarmu jadi 
pasangan, sebagai balon wakil kepala desa, mendampingi Bapak." 
Kerongkonganku kering. Aku berpeluh dingin. Aku benar-benar dalam situasi, dan waktu 
yang sulit. Tetapi, apa pun risikonya tawaran itu harus ditolak. Sejak kena tempeleng, 
rencana dan siasat ayah sudah jelas benar bagiku. 
"Maaf, Pak. Saya juga mencalonkan diri." 
Seketika ayah mertuaku bangkit berdiri. Hatiku berdebar. Namun, tiba-tiba dia maju dan 
dia tepuk-tepuk bahuku. Mukanya pun berubah cerah. "Tidak apa-apa, tidak mengapa," ia 
bilang. "Bagus! Sebaiknya begitu, kita tak maju berpasangan. Jadi kalau Bapak gagal, kita 
masih ada harapan. Ya, itu namanya kita tidak menaruh telur di satu keranjang. Tadi, Bapak 
juga sudah ragu-ragu. Sudahlah. Bapak pergi saja sekarang. Si Karengkang saja Bapak 
lamar jadi balon wakil!" 
Aku terlongo. Banyak pikiran berkelebat. Kalau mataku terbuka ditempeleng ayah, siapa 
menempeleng ayah mertuaku sehingga dia maju jadi balon kepala desa? 
"Eh, tetap mau maju kan?" istriku bertanya melihatku termenung. 
"Tentu!" 
"Sudah ada balon wakilnya?" 
Aku kaget lagi. "Ah, akan kucari sekarang!" Aku loncat ke luar rumah. Istriku mungkin 
tercengang. Tapi mungkin juga tidak. Karena, ia sendiri tahu betapa sulitnya mencari balon 
wakil untuk dirinya. ***

More Related Content

What's hot

You Are Not My Destiny @Wahyudimanda @memeyartika
You Are Not My Destiny @Wahyudimanda @memeyartikaYou Are Not My Destiny @Wahyudimanda @memeyartika
You Are Not My Destiny @Wahyudimanda @memeyartikaMakmun Rasyid
 
Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"
Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"
Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"Aulia Dina Wulandani
 
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulitCerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulitdaniasasqia
 
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaGhina Siti Ramadhanty
 
Koran sindo literasi demi masyarakat yang mandiri
Koran sindo literasi demi masyarakat yang mandiriKoran sindo literasi demi masyarakat yang mandiri
Koran sindo literasi demi masyarakat yang mandiriJamaluddin Dg Abu
 
Mentari dan hujan di kiat bisnis, di cerpen bisnis (9)
Mentari dan hujan di kiat bisnis, di cerpen bisnis (9)Mentari dan hujan di kiat bisnis, di cerpen bisnis (9)
Mentari dan hujan di kiat bisnis, di cerpen bisnis (9)sofianomics
 
Cerpen tema Kewirausahaan
Cerpen tema KewirausahaanCerpen tema Kewirausahaan
Cerpen tema KewirausahaanNandha Zulyana
 
Cerpen warkah daripada ibu
Cerpen warkah daripada ibuCerpen warkah daripada ibu
Cerpen warkah daripada iburezaharlina
 
Teks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademikTeks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademikNaeniSaqiya
 
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)Iwan Sumantri
 

What's hot (16)

You Are Not My Destiny @Wahyudimanda @memeyartika
You Are Not My Destiny @Wahyudimanda @memeyartikaYou Are Not My Destiny @Wahyudimanda @memeyartika
You Are Not My Destiny @Wahyudimanda @memeyartika
 
Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"
Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"
Kelompok Cerpen "Robohnya Surau Kami"
 
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulitCerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
 
Cerpen "Namaku farida"
 Cerpen "Namaku farida" Cerpen "Namaku farida"
Cerpen "Namaku farida"
 
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
 
Koran sindo literasi demi masyarakat yang mandiri
Koran sindo literasi demi masyarakat yang mandiriKoran sindo literasi demi masyarakat yang mandiri
Koran sindo literasi demi masyarakat yang mandiri
 
Mentari dan hujan di kiat bisnis, di cerpen bisnis (9)
Mentari dan hujan di kiat bisnis, di cerpen bisnis (9)Mentari dan hujan di kiat bisnis, di cerpen bisnis (9)
Mentari dan hujan di kiat bisnis, di cerpen bisnis (9)
 
Ayah dan aku
Ayah dan akuAyah dan aku
Ayah dan aku
 
Cerpen tema Kewirausahaan
Cerpen tema KewirausahaanCerpen tema Kewirausahaan
Cerpen tema Kewirausahaan
 
Cerpen warkah daripada ibu
Cerpen warkah daripada ibuCerpen warkah daripada ibu
Cerpen warkah daripada ibu
 
Toga i'm coming
Toga i'm comingToga i'm coming
Toga i'm coming
 
Teks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademikTeks ulasan buku non akademik
Teks ulasan buku non akademik
 
Siti nurbaya
Siti nurbayaSiti nurbaya
Siti nurbaya
 
Pasangan muda (ni komang ariani)
Pasangan muda (ni komang ariani)Pasangan muda (ni komang ariani)
Pasangan muda (ni komang ariani)
 
Blog faizal
Blog faizalBlog faizal
Blog faizal
 
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
Cerpen panggil namaku aisyah p. nuraeni (ponnoer)
 

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Yang liu van keukenhof (veven sp. wardhana)
Yang liu van keukenhof (veven sp. wardhana)Yang liu van keukenhof (veven sp. wardhana)
Yang liu van keukenhof (veven sp. wardhana)
 
Uang jemputan (farizal sikumbang)
Uang jemputan (farizal sikumbang)Uang jemputan (farizal sikumbang)
Uang jemputan (farizal sikumbang)
 
Sebatang pohon (yetti a ka)
Sebatang pohon (yetti a ka)Sebatang pohon (yetti a ka)
Sebatang pohon (yetti a ka)
 
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
 
Ini anak aku, bukan anak kau (hang kafrawi)
Ini anak aku, bukan anak kau (hang kafrawi)Ini anak aku, bukan anak kau (hang kafrawi)
Ini anak aku, bukan anak kau (hang kafrawi)
 
Gerimis yang sederhana (eka kurniawan)
Gerimis yang sederhana (eka kurniawan)Gerimis yang sederhana (eka kurniawan)
Gerimis yang sederhana (eka kurniawan)
 
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
 
Eppak (mahwi air tawar)
Eppak (mahwi air tawar)Eppak (mahwi air tawar)
Eppak (mahwi air tawar)
 

Similar to Pilkada (adek alwi)

cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiriNovi Indah
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Poetra Chebhungsu
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasiHendryPutrihijau
 
Kisah pokok epal
Kisah pokok epalKisah pokok epal
Kisah pokok epalTaip Maknon
 
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Izhan Nassuha
 
Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)Mungkin AndaKenal
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Arvinoor Siregar SH MH
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Arvinoor Siregar SH MH
 
Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)Andri Goodwood
 
Menyambung cerita
Menyambung ceritaMenyambung cerita
Menyambung ceritasairee
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupkuHeni Handayani
 
Mungkinkah itu mungkin
Mungkinkah itu mungkinMungkinkah itu mungkin
Mungkinkah itu mungkinFatihah Fiqri
 

Similar to Pilkada (adek alwi) (20)

cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
 
Kelompok borobudur
Kelompok  borobudurKelompok  borobudur
Kelompok borobudur
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
 
Kisah pokok epal
Kisah pokok epalKisah pokok epal
Kisah pokok epal
 
Post 1
Post 1Post 1
Post 1
 
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
 
Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)Memandang lebih dalam (sendiri)
Memandang lebih dalam (sendiri)
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
 
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
Perempuan dan puisi tuhan (restoe prawironegoro ibrahim)
 
Cerpen "Rahasia ayah"
 Cerpen "Rahasia ayah" Cerpen "Rahasia ayah"
Cerpen "Rahasia ayah"
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)Ibu meninggal (hudan hidayat)
Ibu meninggal (hudan hidayat)
 
Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)Dua tanjung (farizal sikumbang)
Dua tanjung (farizal sikumbang)
 
Dhukun
DhukunDhukun
Dhukun
 
Kereta malam
Kereta malamKereta malam
Kereta malam
 
Menyambung cerita
Menyambung ceritaMenyambung cerita
Menyambung cerita
 
Kehidupanku di sekolah
Kehidupanku di sekolahKehidupanku di sekolah
Kehidupanku di sekolah
 
Terjalnya jalan hidupku
Terjalnya  jalan hidupkuTerjalnya  jalan hidupku
Terjalnya jalan hidupku
 
Mungkinkah itu mungkin
Mungkinkah itu mungkinMungkinkah itu mungkin
Mungkinkah itu mungkin
 

More from Arvinoor Siregar SH MH (20)

Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212
 
Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223
 
Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501
 
Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225
 
Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572
 
Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223
 
Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184
 
Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223
 
Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433
 
Thurgood marshall
Thurgood marshallThurgood marshall
Thurgood marshall
 
The rainbow coalition
The rainbow coalitionThe rainbow coalition
The rainbow coalition
 
The halls of power
The halls of powerThe halls of power
The halls of power
 
The dred scott decision
The dred scott decisionThe dred scott decision
The dred scott decision
 
Slavery
SlaverySlavery
Slavery
 
Rosa parks
Rosa parksRosa parks
Rosa parks
 
Martin luther king's dream
Martin luther king's dreamMartin luther king's dream
Martin luther king's dream
 
Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.
 
Jordon and ali
Jordon and aliJordon and ali
Jordon and ali
 
Jackie robinson
Jackie robinsonJackie robinson
Jackie robinson
 
Harriet tubman
Harriet tubmanHarriet tubman
Harriet tubman
 

Recently uploaded

Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...Neta
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docEnaNorazlina
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024idmpo grup
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfDannahadiantyaflah
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdfTikaCahyaningrum1
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 

Recently uploaded (15)

Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
 
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 

Pilkada (adek alwi)

  • 1. Suara Karya Sabtu, 14 Juli 2007 Pilkada Cerpen: Adek Alwi JUSTRU setelah ditempeleng ayah mataku terbuka lebar. Pandangku mulanya memang berkunangkunang. Kepalaku nanar. Dada berdebar-debar. Dan, hatiku sakit. Sudah setua ini masih kena tempeleng. Namun, beberapa waktu berselang, semuanya berubah drastis. Siasat ayah malah seperti buku terbuka di depanku. Mudah dibaca, gampang dicerna. Termasuk jalan pikiran serta perilaku ayah selama ini. Padahal, sebelumnya, semua itu begitu rumit. Pelik. Dan, selalu menjadi bahan pertikaian atau paling tidak ketidakserasianku dengan ayah. Ibaratnya, ayah ke selatan aku ke utara. Ayah bicara menggebu-gebu, aku justru ingin beliau kalem saja. Tatkala ayah bersikap tenang, justru aku yang mendesak beliau membeberkan semua rencana. "Ini saatnya, Ayah! Ini waktunya yang tepat!" kataku menggebu-gebu. "Tenang kau!" bentak ayah. "Jangan pula aku diatur-atur!" "Bukan diatur, Ayah!" Aku tidak henti mendesak; maju terus pantang mundur. "Tetapi memang harus seperti itu!" "Siapa yang mengharuskan?" "Tentu saja warga desa. Calon pemilih!" kataku. "Mana mungkin mereka pilih calon kepala desa yang tidak punya program. Tak punya rencana kerja konkret. Jelas, masuk akal, dan tidak bermanfaat untuk mereka." "Siapa bilang aku tidak punya program!" ayah menyentak. "Jadi, sudah ada? Ayo, cepat Ayah sampaikan kepada warga. Cepat, Ayah!" "Ala, gampang itu," balas ayah. "Sekarang pun seribu program dapat aku buat dan sebutkan. Sejak membangun jembatan, jalan, masjid, sekolah, sampai bikin pasar, serta balai desa. Sejak pembebasan biaya sekolah, santunan orang jompo, yatim-piatu, hingga memberi bibit dan pupuk gratis buat petani. Gampang itu. Mudah!" Aku terperangah. Hampir-hampir habis kata dan napas. "Itu bukan" "Ya. Bukan itu yang penting, tahu kau!" sela ayah. "Yang penting, yang utama sekarang memenangkan pemilihan kepala desa. Jika bukan aku, salah seorang anggota keluarga kita harus jadi kepala desa!" Aku menggeleng-geleng, benar-benar kehabisan kata. Ayah pun geleng-geleng kepala, menatapku lekat-lekat. Aku tahu kenapa dia menggeleng-geleng. Sebelumnya, kami pun sudah berbantahan. Aku ingin, pada musim pemilihan kepala desa (pilkada) sekarang ayah dan ibu berduet saja sebagai bakal calon dan wakilnya. Namun, ayah menghendaki masing-masing maju sebagai balon kepala desa. "Buat apa?" kubilang. "Lebih baik Ayah dan ibu berpasangan." "Tolol itu namanya! Menaruh telur saja orang tidak mau dalam satu keranjang. Apalagi jadi calon kepala desa. Percuma kau sekolah tinggi!" Mukaku panas, merah karena tersinggung. Tetapi, kucoba bertahan. "Dengan begitu Ayah dan ibu saling dukung," kataku menjelaskan. "Karena belum tentu warga yang menyukai ibu pun suka Ayah, atau sebaliknya. Nah, dengan berduet semua suara bisa diharapkan mengalir." "Lalu, jika tak terpilih, keduanya ambruk. Begitu maksud kau?" "Malah peluang terpilih makin besar. Sebab, ada dua kekuatan besar, kekuatan Ayah dan
  • 2. ibu yang berkoalisi." "Ala, tak perlu kau pakai istilah-istilah gagah," ujar ayah. "Tahu kau, kalaupun kami terpilih, tapi sekali salah jalan, kita sekeluarga akan dikeroyok orang sedesa. Tak ada warga di luar keluarga yang akan membela!" "Karena itu, sebagai pasangan kepala desa serta wakilnya nanti, Ayah dan ibu harus meminimalkan kesalahan. Bilapun terjadi kekeliruan, hanya benar-benar karena ketaksengajaan, kelemahan manusia. Untuk itu harus berani" "Eh yang berani itu adikmu, si Pajatu!" sela ayah kesal. "Berani kawin. Berani punya anak. Kini, dia berani pula mencalonan diri sebagai kepala desa. Jadi, tahu kau, sekarang tiga calon kepala desa dari keluarga kita. Aku, ibumu, Pajatu. Bagaimana? Berani tidak kau mencalonkan diri?" Aku menghindar. Tidak muncul-muncul, sampai kemarin. Kemarin, begitu muncul kami berbantahan kembali. "Kalau Ayah khawatir dijatuhkan setelah terpilih dengan ibu sebagai kepala desa dan wakilnya, kuncinya ialah program. Program yang baik dan jitu tak saja mengundang warga memilih Ayah dan ibu, juga membuat warga tidak berpeluang" "He, sudah kubilang berkali-kali. Seribu program pun bisa kubuat, tahu!" "Harus dibuktikan dan diuji, Yah. Harus disampaikan dulu kepada warga." "Bukan itu yang penting!" Wajah ayah merah-padam. "Tetapi, memenangkan pemilihan. Bagaimana supaya kepala desa tetap di tangan keluarga kita. Karena itu, sebanyak mungkin anggota keluarga harus mencalonkan diri, kecuali yang pengecut!" Rahang ayah mengeras. Matanya menyambar-nyambar. Tapi aku tetap mendesak. "Banyak pun tak akan menang jika tidak becus bikin program!" Tangan ayah pun melayang, plak! Mataku langsung berkunang-kunang dan kepalaku nanar bukan kepalang. * * * "BAGAIMANA sekarang?" Ayah bertanya setelah beberapa lama. Aku tiba-tiba terdorong mengangguk-angguk. Mataku memang tak berkunang lagi. Kepalaku juga sudah tak nanar. Sakit hatiku perlahan-lahan hilang. Pandanganku malah terbuka lebar. Dan di hadapanku seolah terhampar jalan pikiran, perilaku, siasat juga keinginan-keinginan ayah. Semua begitu mudah dibaca, justru setelah kepalaku kena tempeleng. Rupanya, sesudah jadi kepala desa periode lalu, di musim pemilihan sekarang ayah menerapkan strategi para pemancing; karena tidak yakin benar akan terpilih lagi. Maka, pasang saja pancing banyak-banyak dengan mendorong anggota keluarga maju sebagai balon kepala desa. Bukan balon wakil. Dari sekian banyak, mustahil tidak ada yang kena untuk melanjutkan kekuasaan ayah, jika dia tidak terpilih kembali. Dengan begitu, program memang tak penting dijajakan kepada calon pemilih. Lebih penting mencari dan menyebar dana sembako, kaos, transpor, plus uang saku untuk calon pemilih; agar pilihan mereka tak meleset. Dan juga, mencari pasangan atau balon wakil kepala desa. Tentu dari kalangan berpengaruh serta kaya. "Bagaimana, paham kau sekarang?" ayah mengulang pertanyaannya. "Paham, Ayah. Mengerti."
  • 3. Ayah tersenyum. "Kalau begitu, segera persiapkan diri. Eh, kau akan maju jadi balon kepala desa bukan?" "Tentu saja." "Nah, persiapkan dirimu. Cari balon wakil sekarang!" "Beres," kataku. Di kepalaku melintas bayangan Inyo dan Galadia, dua kawan yang cukup berpengaruh. "Ayah bagaimana? Sudah ada pasangan?" "Belum. Agak sulit mencari sekarang, tapi jangan pikirkan. Nanti pasti dapat." "Calon wakil untuk ibu?" "Juga belum. Tapi pasti dapat nanti. Adikmu Pajatu sudah punya," sahut ayah. "Kini, pergilah. Cari balon wakil untuk mendampingimu." Sore itu juga kucari Galadia ke lepau kopi. Tidak jumpa. Dan tadi aku ulangi. Tetap tak bertemu. Inyo juga tidak. Hanya beberapa kawan, penganggur dan preman di lepau kopi, main domino. "Susah bertemu Inyo sekarang," kata mereka. "Sibuk!" "Sibuk?" "Ah, kau benar-benar ketinggalan kereta." Mereka ketawa. "Inyo maju sebagai balon kepala desa. Kini sibuk cari balon wakil!" Aku kembali terkejut waktu mendengar Galadia melakukan hal yang sama. "Jangankan Inyo dan Galadia, si Turiak saja jadi balon!" "Si Empa juga!" balas yang lain. "Pokoknya seru pilkada sekarang. Banyak calon. Eh, kau mencari Galadia dan Inyo mau apa?" "Menurut kalian?" "Mudah-mudahan tak melamar jadi balon wakil Inyo atau Galadia. Bukan apa-apa. Tahu kita, siapa Galadia dan Inyo bukan? Pengaruh memang besar. Sama dengan nafsunya!" Mereka tertawa lagi. Kali ini aku ikut ketawa. "Syukur kalian bilang begitu," kataku. "Tadinya, salah seorang mau kujadikan balon wakil!" Ketawa mereka terhenti. "Jadi, kau" "Kalian tahu, pengaruhku sama besar dengan Galadia dan Inyo," kataku. "Tapi nafsu kami kan beda. Nah, sampai ketemu di hari pemilihan!" Lalu, kulempar pembeli rokok mereka ke meja lepau. Aku percaya mereka akan memilihku. * * * AYAH mertuaku sudah menunggu setiba aku di rumah. "Sejak magrib Bapak menanti," bisik istriku. "Ada apa?" "Mau bicara." "Soal apa?" Istriku tersenyum. Setelah bicara kian kemari, ayah mertuaku menyampaikan niat. Untuk sekian kalinya aku terkejut. Ayah mertuaku, pedagang tembakau itu, rupanya berminat maju jadi balon kepala desa. "Bapak merasa terpanggil, Nak," ujar beliau. Aku terdiam. Galau. Tak seperti menghadapi ayah sebelum dia tempeleng, ada rasa segan
  • 4. berbantah dengan ayah mertuaku, lelaki uzur itu. "Sebab itu Bapak kemari," sambung ayah mertuaku. "Bapak ingin melamarmu jadi pasangan, sebagai balon wakil kepala desa, mendampingi Bapak." Kerongkonganku kering. Aku berpeluh dingin. Aku benar-benar dalam situasi, dan waktu yang sulit. Tetapi, apa pun risikonya tawaran itu harus ditolak. Sejak kena tempeleng, rencana dan siasat ayah sudah jelas benar bagiku. "Maaf, Pak. Saya juga mencalonkan diri." Seketika ayah mertuaku bangkit berdiri. Hatiku berdebar. Namun, tiba-tiba dia maju dan dia tepuk-tepuk bahuku. Mukanya pun berubah cerah. "Tidak apa-apa, tidak mengapa," ia bilang. "Bagus! Sebaiknya begitu, kita tak maju berpasangan. Jadi kalau Bapak gagal, kita masih ada harapan. Ya, itu namanya kita tidak menaruh telur di satu keranjang. Tadi, Bapak juga sudah ragu-ragu. Sudahlah. Bapak pergi saja sekarang. Si Karengkang saja Bapak lamar jadi balon wakil!" Aku terlongo. Banyak pikiran berkelebat. Kalau mataku terbuka ditempeleng ayah, siapa menempeleng ayah mertuaku sehingga dia maju jadi balon kepala desa? "Eh, tetap mau maju kan?" istriku bertanya melihatku termenung. "Tentu!" "Sudah ada balon wakilnya?" Aku kaget lagi. "Ah, akan kucari sekarang!" Aku loncat ke luar rumah. Istriku mungkin tercengang. Tapi mungkin juga tidak. Karena, ia sendiri tahu betapa sulitnya mencari balon wakil untuk dirinya. ***