4. A. Definisi
Diabetes melitus merupakan kelainan
metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin
atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya
keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan
glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan
sindroma klinis yang ditandai dengan
hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein sehubungan
dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut
/ relatif dan atau adanya gangguan fungsi insulin.
5. >> Diabetes terutama
prevalen diantara kaum
lanjut usia. Diantara
individu yang berusia lebih
dari 65 tahun, 8,6%
menderita diabetes tipe II.
Angka ini mencakup 15%
populasi pada panti lansia.
7. D. Klasifikasi
• Diabetes melitus tipe I : • DM tipe II :
a. Mudah terjadi a. Sukar terjadi ketoasidosis
ketoasidosis b. Pengobatan tidak harus
b. Pengobatan harus dengan insulin
dengan insulin
c. Onset lambat
c. Onset akut
d. Gemuk atau tidak gemuk
d. Biasanya kurus
e. Biasanya terjadi pada e. Biasanya terjadi pada umur >
umur yang masih muda 45 tahun
f. Berhubungan dengan f. Tidak berhubungan dengan
HLA-DR3 dan DR4 HLA
g. Didapatkan antibodi sel g. Tidak ada antibodi sel islet
islet h. 30%nya ada riwayat diabetes
h. 10%nya ada riwayat pada keluarga
diabetes pada keluarga
i. ± 100% kembar identik
terkena
8. Pada DM lansia terdapat perubahan
patofisiologi akibat proses menua,
sehingga gambaran klinisnya bervariasi
dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan
yang sering muncul adalah adanya
gangguan penglihatan karena katarak,
rasa kesemutan pada tungkai serta
kelemahan otot (neuropati perifer) dan
luka pada tungkai yang sukar sembuh
dengan pengobatan lazim.
9. F. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting
yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan
sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon
yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin tidak ada
maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa
akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar
glukosa di dalam darah meningkat.
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan
genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan
autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun dipacu oleh
aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan
terhadap insulin itu sendiri.
Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada
lansia, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin
yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga
glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam
darah menjadi meningkat.
12. H. Penatalaksanaan
Diet Latihan Pemantauan Terapi Pendidikan
Apakah pada pasien diabetes
dianjurkan untuk olahraga?
13. Karena, olahraga dapat secara
langsung meningkatkan fungsi
fisiologis dengan mengurangi
kadar glukosa
darah, meningkatkan stamina dan
kesejahteraan emosional, dan
meningkatkan sirkulasi, serta
membantu menurunkan berat
badan.
14. Karena bagaimanapun
olahraga merupakan
salah satu aktivitas dari
proses latihan yang ada
dalam 5 komponen
penatalaksanaan
penyakit DM
17. T
P R N
Hipertensi merupakan komplikasi dari
penyakit DM, termasuk kedalam
golongan komlikasi manakah
hipertensi itu??
Komplikasi Komplikasi
Akut Kronis
18.
19. Kamu
BENAR
Yang termasuk dalam komplikasi kronis adalah
retinopati diabetic, nefropati
diabetic, neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.
20. T
P R N
>> Apakah anak dapat mewarisi DM??
Ya Tidak
21. Kemungkinan besar anak akan mewarisi
DM, karena memiliki gaya hidup yang
sama dengan orang tuanya yang
mempunyai DM, dari pola makan yang
tidak teratur, dan kurang selektif
memilih makanan yang sehat sehingga
menjadi kebiasaan, perilaku tersebut di
tiru oleh anak2nya.
22. Salah . . .
Faktor DM
a. Faktor keturunan
b. Kegemukan / obesitas biasanya terjadi
pada usia 40 tahun
c. Tekanan darah tinggi
d. Angka Triglycerid (salah satu jenis
molekul lemak) yang tinggi
e. Level kolesterol yang tinggi
f. Gaya hidup modern yang cenderung
mengkonsumsi makanan instan
g. Merokok dan Stress
h. Terlalu banyak mengkonsumsi
karbohidrat
i. Kerusakan pada sel pankreas
25. A. Identitas Pasien
2) Penanggung jawab :
Nama : Ny. R
Umur : 47 tahun
Data Umum Jenis kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
1) Identitas Pasien Agama : Islam
Nama : Tn. X Pendidikan : SMP
Umur : 52 tahun Pekerjaan : IRT
Jenis kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Alamat : Jl Pasar I Barabai
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl Pasar I Barabai
26. B. Keluhan Utama Tn. X
Tn. X
Mengatakan
ada luka Pada
ibu jari kaki
kanan..
28. T
P R N
Pada Riwayat Kesehatan Tn. X
sekarang, ia tidak napsu
makan, apakah Tn. X beserta para Boleh
penderita DM masih boleh makan
makanan yang
berkarbohidrat, berlemak, manis,
dan berprotein. Yang berkaitan
dengan diet nya? Tidak
Boleh
29. Standar makanan yang dianjurkan adalah
makanan dengan komposisi: karbohdrat 60%-70%,
protein 10% – 15% dan lemak 20% – 25% dari total
kalori sehari.
Makanan dengan komposisi karbohidrat
sampai 70-75 persen masih memberikan hasil yang
baik. Jumlah kandungan kolesterol disarankan
kurang dari 300mg/hari. Jumlah serat sebaiknya
memenuhi setidaknya 25 gram/hari. Penyandang
diabetes dengan hipertensi perlu mengurangi
asupan garam. Bagi yang suka makanan manis,
pemanis buatan dapat digunakan.
30. Orang yang punya penyakit DM masih boleh makan
makanan yang yang
berkarbohidrat, berlemak,manis, dan berprotein.
31. D. Pemeriksaan Fisik
Status kesehatan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 170/100 Mmhg
Temperatur : 37,05
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 17 x/menit
Tinggi badan : 171 cm
Berat badan : 67 kg
32. Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada
kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
Integritas Ego
Stress, ansietas
Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia, gangguan
penglihatan.
Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
34. Anda salah ...
»Karena
makanan
tersebut
mengandung
banyak gula.
35. Anda benarr ...
• orang yang DM tidak di anjurkan untuk
makan yang banyak mengandung gula
karena insulin nya sudah tidak mampu untuk
menampung kadar gula darah yang berlebih
lagi .
37. berhubungan dengan penurunan penglihatan.
berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer) ditandai dengan
gangren pada extremitas.
berhubungan dengan osmotik diuresis
ditandai dengan tugor kulit menurun dan
membran mukasa kering.
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme
protein, lemak.
38.
39.
40.
41.
42. berhubungan dengan osmotik diuresis
ditandai dengan tugor kulit menurun dan
membran mukasa kering.
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme
protein, lemak.
berhubungan dengan kondisi fisik yang
kurang.
berhubungan dengan glukosa darah yang
tinggi.
47. berhubungan dengan penurunan
penglihatan.
berhubungan dengan osmotik diuresis
ditandai dengan tugor kulit menurun dan
membran mukasa kering.
berhubungan dengan kondisi fisik yang
kurang.
berhubungan dengan glukosa darah yang
tinggi.
48.
49.
50.
51.
52. berhubungan dengan perubahan status metabolik
(neuropati perifer) ditandai dengan gangren pada
extremitas.
berhubungan dengan osmotik diuresis ditandai dengan
tugor kulit menurun dan membran mukasa kering.
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme protein, lemak.
berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi.
57. berhubungan dengan penurunan
penglihatan.
berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer) ditandai dengan
gangren pada extremitas.
berhubungan dengan osmotik diuresis
ditandai dengan tugor kulit menurun dan
membran mukasa kering.
berhubungan dengan glukosa darah yang
tinggi.
62. berhubungan dengan penurunan
penglihatan.
berhubungan dengan osmotik diuresis
ditandai dengan tugor kulit menurun dan
membran mukasa kering.
berhubungan dengan kondisi fisik yang
kurang.
berhubungan dengan glukosa darah yang
tinggi.
68. Intervensi
Mandiri Kolaborasi
Timbang berat badan sesuai indikasi. Berikan larutan glukosa ( destroksa,
setengah salin normal).
Tentukan program diet, pola makan, dan Konsultasi dengan ahli gizi.
bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan klien.
Auskultrasi bising usus, catat nyeri Berikan pengobatan insulin secara teratur
abdomen atau perut kembung, mual, melalui iv
muntah dan pertahankan keadaan puasa
sesuai inndikasi.
Berikan makanan cair yang mengandung
nutrisi dan elektrolit. Selanjutnya
memberikan makanan yang lebih padat.
Identifikasi makanan yang disukai.
69. T
P R N
Apakah pemberian
Perlu insulin perlu untuk
penyakit diabetes
militus ?
Tidak
70. Benar, PERLU . .
Menyuntik insulin adalah
memberikan insulin ke
dalam tubuh untuk
mengendalikan gula
darah. Penggunaan
insulin umumnya diberikan
sebagai terapi
penyandang diabetes tipe
1, atau penyandang
diabet yang disertai
penyulit
(infeksi, kehamilan, dan
lain-lain)
72. Intervensi
MANDIRI KALABORASI
• Kaji riwayat klien sehubungan dengan lamanya
atau intensitas dari gejala seperti muntah dan • Berikan terapi cairan
pengeluaran urine yang berlebihan.
sesuai indikasi:
• Pantau tanda – tanda vital, catat adanya
perubahan tekanan darah ortostatik. 1. Normal salin atau
• Pantau pola napas seperti adanya pernapasan
Kussmaul atau pernapasan yang berbau keton.
setengah normal
• Pantau frekuensi dan kualitas pernapasan, salin dengan atau
penggunaan otot bantu napas, adanya periode
apnea dan sianosi.
tanpa dekstrosa.
• Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, 2. Albumin, plasma, ata
dan membrane mukosa.
• Pantau masukan dan pengeluaran.
u dekstran.
• Ukur berat badan setiap hari. • Pasang kateter urine.
• Pertahankan pemberian cairan minimal 2500
ml/hari.
73. Intervensi
MANDIRI
• Inspeksi kulit terhadap perubahan
warna,turgor,vaskuler,perhatikan kemerahan.
• Ubah posisi setiap 2 jam beri bantalan pada
tonjolan tulang
• Pertahankan alas kering dan bebas lipatan
• Beri perawatan kulit seperti penggunaan lotion
• Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
• Anjurkan pasien untuk menjaga agar kuku tetap
pendek
• Motivasi klien untuk makan makanan TKTP
74. Intervensi
mandiri
• Diskusikan kebutuhan akan aktivitas. Buat jadwal
perencanaan dan identifikasi aktivitas yang
menimbulkan kelelahan.
• Diskusikan penyebab keletihan seperti nyeri
sendi, penurunan efisiensi tidur, peningkatan
upaya yang diperlukan untuk ADL.
• Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat
yang cukup/ tanpa diganggu.
• Pantau nadi , frekuensi nafas, serta tekanan darah
sebelum dan seudah melakukan aktivitas.
• Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan.
75. Intervensi
MANDIRI KALABORASI
• Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan • Lakukan
sperti demam, kemerahan, adanya pus pada pemeriks
luka, sputum purulen, urine warna keruh atau
berkabut.
aan
• Tingkatkan upaya pencegahan dengan
kultur
melakukan cuci tangan yang baik pada semua dan
orang yang berhubungan dengan pasien sensitifita
termasuk pasiennya sendiri. s sesuai
• Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif. dengan
• Berikan perawatan kulit dengan teratur dan indikasi.
sungguh-sungguh, masase daerah tulang yang
tertekan, jaga kulit tetap kering, linen kering dan • Berikan
tetap kencang. obat
• Berikan tisue dan tempat sputum pada tempat antibiotik
yang mudah dijangkau untuk penampungan yang
sputum atau secret yang lainnya. sesuai
76. Intervensi
mandiri
• Hindarkan lantai yang licin.
• Gunakan bed yang rendah.
• Orientasikan klien dengan
ruangan.
• Bantu klien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
• Bantu pasien dalam ambulasi
atau perubahan posisi
77. Evaluasi
a. Kebutuhan pemenuhan nutrisi terpenuhi dari
kebutuhan tubuh.
b. Volume cairan terpenuhi atau hidrasi adekuat.
c. Tidak terjadi infeksi ( sepsis ).
d. Tidak terjadi perubahan pada sensori –
perseptual.
e. Kelelahan pada klien dapat teratasi.
f. Klien dapat mandiri dalam kebutuhan rutinitas /
ketidakberdayaan tidak terjadi.
g. Klien dan keluarga dapat mengetahui tentang
penyakit, prognosis, dan pengobatan klien
selama dirawat.
80. Salahhhh ...
• Tidak dapat di cegah karena luka
nya mungkin akan dengan
cepatmenyebar jadi tindakan
amputasi akan segera di lakukan
.
81. Pertanyaan . . .
• BAGAIMANA CARA PENCEGAHAN
TERHADAP PENYAKIT DIABETES ?
A. Mempertahankan Berat Badan yang Sehat
B. Tetap Aktif Secara Fisik
C. Meningkatkan Konsumsi Buah dan Sayur
D. Makan makanan yang banyak
mengandung gula
82. BENAR . . .
•Sebagian besar masyarakat
yang didiagnosis diabetes
(biasanya tipe 2) memiliki
berat badan lebih, Kelebihan
berat badan dan lemak tubuh
akan meningkatkan risiko
terkena diabetes
83. BENAR . . .
• Olahraga teratur bisa membantu
mencegah diabetes karena
dengan mengontrol berat badan
dan meningkatkan aliran darah.
Olahraga sangat penting
terutama jika secara genetik
seseorang termasuk kelompok
dengan faktor risiko tinggi
84. BENAR . . .
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bioflavonoid, zat warna dalam buah-
buahan dan tanaman, akan
merangsang produksi insulin dan
menghambat glikasi atau proses
pemecahan ikatan molekul glukosa
dengan protein sehingga
merangsang pembentukan
advenced glycation end products
(AGE)
85. SALAH . . .
• Karena makanan ang banyak
mengandung gula merupakan
makanan yang harus di hindari oleh
pasien penyakit DM