2. Historiografi Indonesia dari masa dulu telah
mengalami perkembangan. Bermula dari
historiografi tradisional, historiografi
kolonial, historiografi revolusi dan yang
terakhir berkembang adalah historiografi
modern.
Setiap perkembangan historiografi memiliki
karakteristik, metode, dan motivasi penulisan
yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
Situasi dan kondisi politik sangat berpengaruh
pada penulisan sejarah.
3. karakteristik yang membedakannya dengan
historiografi pada periode yang lainnya.
Historiografi kolonial ditulis oleh sejarawan atau
orang-orang pemerintah kolonial yang intinya
bahwa yang membuat adalah orang barat.
Pembuatan historiografi ini dimaksudkan untuk
dijadikan sebagai bahan laporan pada pemerintah
kerajaan Belanda, sebagai bahan evaluasi
menentukan kebijakan pada daerah kolonial.
4. ciri dari historiografi kolonial masa Hindia Belanda
adalah memiliki sifat Europa-Centrisme atau yang
lebih fokusnya adalah Neerlando-Centrsime. Boleh
dikatakan bahwa sifat ini memusatkan perhatiannya
kepada sejarah bangsa Belanda dalam
perantauannya, baik dalam pelayarannya maupun
permukimannya di benua lain. Jadi yang primer ialah
riwayat perantauan atau kolonisasi bangsa
Belanda, sedangkan peristiwa-peristiwa sekitar
bangsa Indonesia sendiri menjadi sekunder
5. CONTOH
• Indonesian Trade and Society karangan
Y.C. Van Leur.
• Indonesian Sociological Studies karangan
Schrieke.
• Indonesian Society in Transition karangan
Wertheim.
7. • 1. Valentjin (1666-1727)
Suatu ikhtisar yang besar mengenai
segala sesuatu yang dikenal tentang
kompeni dan kepulauan ini pada
permulaan abad ke 18 adalah “Oud en
Nieuw Oost Indien” karangan de F.
Valentjin. Ensiklopedia Hindia Belanda
dari masa Campagnie ini adalah suatu
karya yang sangat dalam 8 jilid buku, dan
dihias dengan gambar-gambar yang tidak
menarik.
8. • Van Dam
Karyanya lebih resmi dan kurang pribadi
sifatnya daripada karya Valentijn. Akan
tetapi karya ini kurang berarti karena Van
Dam melihatnya melalui kacamata
Campagnie dan Hindia yang hanya
dikenalnya dari surat-surat dan buku-
buku.
9. • Thomas Stamford Raffles (1781-1826)
Raffles melihat Hindia dari segi yang lain
sama sekali. Dalam buku karyanya yaitu
History of Java, dia banyak banyak
menggunakan sumber-sumber pribumi
yang dibuka oleh temannya Panembahan
dari Sumenep.
10. • De Jonge (1828-1879)
De Jonge sendiri sejak tahun 1854 bekerja
pada Arsip Kerajaan. Mulai tahun 1862 ia
menerbitkan suatu seri dokumen dalam 10
jilid yang dilengkapi dengan pengantar-
pengantar historis.
11. • J. Hageman (1817-1872) Dia adalah
orang Belanda pertamayang telah
berusaha menulis sejarah nasional pulau
Jawa.
13. Mazhab Batavia
Dalam Arsip Negara di Batavia terbentuk suatu
mazhab sejarawan-sejarawan Hindia yang
mencurahkan perhatiannya pada penerbitan
sumber. Antara lain dengan diterbitkannya N.I.
Plakkaatboek dan Dagregister (1682) oleh Mr.
J.A van der Chije yang disimpan di Kasteel di
Batavia. Kepala arsip Negara, F. de
Haan, memperkaya Hindia dengan banyak
naskah orisinil. Kita hanya tahu karyanya yaitu
“Priangan” dan “Oud Batavia” yang popular
pada saat itu.
14. Mazhab Utrecht
Mazhab Utrecht menggali masalah-
masalah kolonial lebih mendalam dari
pada yang pernah dilakukan dan mazhab
batavia memperlihatkan perhatiannya
kepada orang-orang kolonial.
Dibandingkan dengan aliran yang
sebelumnya, maka terlihat perbedaan
dalam tujuan yang hanya membahas
mengenai kegiatan-kegiatan kolonisator.
15. • KELEBIHAN HISTORIOGRAFI MASA
KOLONIAL
Terlepas dari subyektifitas yang
melekat, sejarawan kolonial
berorientasikan fakta-fakta dan kejadian-
kejadian. Kekayaan akan fakta-fakta
sungguh mencolok. Pembicaraan
mengenai perkembangan historiografi
Indonesia tidak dapat mengabaikan
literatur historiografis yang dihasilkan oleh
sejarawan kolonial.
17. • Subyektifitas Tinggi Terhadap Belanda
Subyektifitas begitu melekat
pada historiografi masa kolonial.
Sejarawan kolonial pada umumnya
deskripsinya berorientasikan pada
kejadian-kejadian yang menyangkut
orang-orang Belanda, misalnya dalam
sejarah VOC. Banyak kupasan-kupasan
yang menekankan ciri yang menonjol yaitu
Nederlandosentrime pada khususnya dan
Eropasentrisme pada umumnya.
18. • Kekurangan Kualitatif dari Sejarawan-
Sejarawan Kolonial
Kebanyakan buku tentang sejarah kolonial
mempunyai hal-hal yang kaku dan dibuat-
buat. Buku-buku yang seluruhnya ditulis
dari ruang studi di Belanda dan hampir
seluruhnya membahas Gubernemen dan
pejabat-pejabatnya dan orang-orang
pribumi yang kebetulan dijumpai.
19. • Kekurangan Kuantitatif
Setelah masa kompeni relatif sedikit
karya-karya yang diterbitkan yang
disebabkan oleh sistem kerahasian yang
fatal dan yang berlaku pada masa itu dan
pergawasan yang menurun terhadap
jajahan pada abad ke-18. Berdasarkan
jumlah bahan arsip yang banyak, hanya
sedikit saja yang merupakan sumber
terbuka.